Analisis Perbandingan Metode Activity Based Costing dengan Metode Tradisional Dalam Menentukan Harga Pokok Produk yang Lebih Akurat pada PT.Caprifarmindo Laboratories.

(1)

ABSTRACT

Every company has a goal to maintain his business life in the long run. This led to companies competing to attract consumers in order to survive. To deal with this, companies need a cost accounting system in order to better achieve more effective management in all areas of corporate activity.

PT Caprifarmindo Laboratories is a company engaged in the pharmaceutical field. The company is the object of the authors. The author uses descriptive analytical as a research method. The data obtained is the result observartion, interviews with management and production staff. The study was conducted through field research and literature research.

From the results of research, PT Caprifarmindo Laboratories is not apply Activity-Based Costing. Results of the cost by using the Activity-Activity-Based Costing for product ETH Rp 25.461,13 and Rp 75.661,13 for VET products.

To help companies calculate the cost of products that are more accurate, the authors suggest to apply the method of Activity-Based Costing. By using these methods, the production costs and the indirect costs can be explored to help improve the accuracy of loading costs. Will also determine how much the cost of production is not directly consumed by each activity group. With the accuracy of the calculation of the cost of the product will affect the accuracy of the selling price.

Keywords: Activity based costing, traditional costing, product cost, the cost of production


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat mempertahankan kehidupan bisnisnya dalam jangka panjang. Hal ini menyebabkan perusahaan saling bersaing untuk menarik konsumen sebanyak mungkin agar mampu bertahan. Untuk menghadapi hal tersebut, perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang lebih baik dan memadai guna mencapai pengelolaan yang lebih efektif dalam semua bidang kegiatan perusahaan.

PT Caprifarmindo Laboratories yang bergerak dalam bidang farmasi ini merupakan objek penelitian penulis. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis sebagai metode penelitian. Data yang diperoleh merupakan hasil observarsi, wawancara dengan pihak manajemen dan staf bagian produksi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Caprifarmindo Laboratories belum menerapkan Activity-Based Costing dalam perhitungan harga pokok produk. Hasil perhitungan harga pokok dengan menggunakan Activity-Based Costing untuk produk ETH sebesar Rp 25.461,13 dan Rp 75.661,13 untuk produk VET

Untuk membantu perusahaan melakukan perhitungan harga pokok produk yang akurat, penulis menyarankan untuk menerapkan metode Activity-Based Costing. Dengan menggunakan metode tersebut, dapat diketahui seberapa besar biaya produksi tidak langsung yang dikonsumsi oleh masing-masing kelompok aktivitas. Dengan adanya ketepatan perhitungan harga pokok produk maka akan mempengaruhi ketepatan harga jual.

Kata-kata kunci : Activity based costing, biaya tradisional, harga pokok produk, biaya produksi.


(3)

DAFTAR ISI

Halamn

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN RERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Akuntansi Manajemen... 8

2.1.2 Biaya... 9


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Klasifikasi Biaya ... 11

2.2 Metode Penghitungan Biaya Tradisional (Traditional Costing) ... 14

2.2.1 Definisi Traditional Costing ... 14

2.2.2 Tujuan Traditional Costing ... 15

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Traditional Costing ... 16

2.3 Activity Based Costing ... 16

2.3.1 Definisi Activity Based Costing... 16

2.3.2 Pengertian Cost Driver ... 19

2.3.3 Struktur Sistem ABC ... 20

2.3.4 Cost Hierarchies pada Activity Based Costing ... 21

2.3.5 Langkah-langkah Penerapan Activity Based Costing ... 22

2.3.6 Prosedur Pembebanan Menurut Sistem Activity Based Costing ... 22

2.3.7 Kelebihan dan Kekurangan Activity Based Costing ... 24

2.3.8 Manfaat Penerapan Sistem ABC ... 25

2.3.9 Perbedaan antara ABC dan Traditional Costing ... 26

2.4 Harga Pokok Produk ... 27

2.4.1 Pengertian dan Definisi Harga Pokok Produk ... 27

2.4.2 Sistem Penetapan Harga Pokok Produk ... 28

2.4.3 Hubungan Activity Based Costing dengan Harga Pokok Produk ... 30


(5)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Objek Penelitian ... 33

3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 33

3.1.2 Struktur Organisasi, Kualifikasi dan Uraian Tugas ... 35

3.1.3 Proses Produksi Obat Ethical pada PT Caprifarmindo Laboratories ... 37

3.1.4 Proses Produksi Obat Veterinary Vaccine pada PT Caprifarmindo Laboratories ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4 Langkah-langkah Penelitian ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Proses Produksi Obat Ethical pada PT Caprifarmindo Laboratories ... 46

4.1.1 Bahan Awal ... 47

4.1.2 Proses Produksi Obat Veterinary Vaccine pada PT Caprifarmindo Laboratories ... 51

4.2 Perhitungan Harga Pokok Produk ... 53

4.2.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Traditional Costing ... 53

4.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan metode ABC ... 55

4.2.3 Perbandingan Harga Pokok Sistem Biaya Tradisional Dengan Sistem Activity Based Costing ... 62


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha 4.3 Peranan Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok

Produk yang Lebih Akurat ... 63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Simpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 69 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ...


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Model Activity Based Costing... 20 Gambar 2 Activity Based Costing ... 23


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Klasifikasi Biaya-Biaya PT Caprifarmindo Laboratories

November 2012... 52

Tabel II Alokasi Biaya Overhead pada Produk ... 54

Tabel III Pengelompokan Aktivitas Menurut Kelompok Biaya ... 56

Tabel IV Hubungan antara Biaya Overhead, Kelompok Biaya, dan Pemicu Biaya ... 57

Tabel V Dasar Alokasi Biaya Overhead Berdasarkan Pemicu Biaya ... 58

Tabel VI Perhitungan Tarif Biaya Overhead Dengan Sistem ABC ... 58

Tabel VII Perhitungan Biaya Overhead Dengan Sistem ABC ... 61

Tabel VIII Perhitungan Harga Pokok Produk Menurut Sistem ABC ... 62

Tabel IX Perbandingan Harga Pokok Produk Antara Sistem Tradisional Dengan Sistem ABC ... 63


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Surat Pernyataan Perusahaan ... 69


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menarik konsumen untuk memakai produk-produk yang ditawarkan dengan harga yang terjangkau namun memiliki kualitas yang baik.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem informasi biaya telah membuka wawasan baru mengenai pengelolaan informasi operasi, yaitu informasi yang berkaitan dengan aktivitas yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan. Teknologi informasi telah memungkinkan semua bagian manajerial perusahaan mendapatkan informasi biaya secara utuh, sehingga mendorong semua bagian manajerial perusahaan untuk bersama-sama meningkatkan kinerja perusahaan.

Selain itu, lingkungan bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan untuk dapat menemukan sistem informasi biaya yang akurat sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan manajemen menentukan harga jual yang sesuai pada masing-masing produk.

Harga pokok produksi sebagai dasar penentuan harga jual produk memegang peranan yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan beberapa hal, yaitu penentuan harga jual dan perencanaan laba. Penetapan harga merupakan sesuatu yang tidak mudah karena banyak faktor yang mempengaruhi, contohnya seperti persaingan dan


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

desakan konsumen yang menginginkan harga yang lebih murah, sedangkan perusahaan harus tetap mempertahankan laba sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu perusahaan harus memiliki competitive advantage dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Competitive advantage dapat berupa kualitas produk yang melebihi pesaing, inovasi produk yang ditawarkan, dan harga yang lebih rendah dibandingkan pesaing, untuk dapat memiliki harga jual yang lebih rendah, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk berbiaya rendah dengan kualitas yang baik agar dapat mempertahankan eksistensinya.

Sebelum harga jual produk ditetapkan, perusahaan harus merumuskan suatu pricing strategy (strategi harga). Dalam perumusan ini, perusahaan memerlukan berbagai informasi yang relevan dan akurat, berupa informasi kuantitatif atau informasi kualitatif. Salah satu informasi kuantitatif yang diperlukan adalah harga pokok produk yaitu total biaya yang dibebankan atau masing-masing produk memegang peranan yang sangat signifikan dalam strategi penetapan harga jual.

Saat ini perusahaan yang bergerak di bidang industri lebih banyak yang menggunakan metode sistem biaya tradisional dalam menghitung harga produksinya. Biaya produksi yang dihasilkan oleh metode tradisional memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakaturan dalam pembenanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan,dan pengendaliaan. Distorsi tersebut juga mengakibatkan overcost atau undercost terhadap produk (Hansen and Mowen, terjemahan Fitriani dan Kwary, 2005), sehingga metode tradisional gagal membantu manajemen memperbaiki operasi. Pada metode tradisional, manajer dipaksa untuk menggunakan informasi


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha yang terdistorsi dan tidak mendorong menggunakan tingkat persediaan, memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, serta membuat produk yang lebih baik.

Sistem penentuan harga pokok produksi dengan metode traditional costing dirasakan sudah tidak relevan lagi. Sistem akuntansi tradisional gagal untuk menyediakan informasi yang tepat dan relevan dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. Sistem ini juga dianggap gagal dalam mengendalikan jumlah biaya kenaikan overhead di dalam perusahaan dengan pengalokasian biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan proporsi tenaga kerja atau jam kerja langsung. Secara garis besar, sistem akuntansi tradisional merupakan alokasi per unit yang diproduksi sehingga naik turunnya alokasi per unit produk akan bergantung pada unit produksi. Penelitian yang dilakukan oleh Tunggal (1995) menjelaskan bahwa metode tradisional mempunyai beberapa kelemahan yang dapat berakibat fatal bagi perusahaan. Menurut mereka, metode tradisional hanya baik untuk pelaporan jangka pendek saja dan kurang mementingkan strategi jangka panjang perusahaan dan penentuan harga pokok seringkali tidak mencerminkan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang baik dan memadai guna mencapai pengelolaan yang lebih efektif, sehingga diperlukan suatu alat bantu manajemen dalam mengukur harga pokok produksi yaitu

Activity Based Costing (ABC). ABC merupakan pendekatan perhitungan biaya yang

membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya (Blocher, Chen, dan Lin, terjemahan Wijaya, 2010)


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

Pemicu dari sistem pembiayaan yang baru ini adalah karena adanya kebutuhan perusahaan terhadap informasi yang akurat, relevan, dan jelas. Sistem

Activity Based Costing ini merupakan suatu sistem pembiayaan baru yang dipandang

mampu memenuhi kebutuhan pihak manajemen sekarang ini. Sistem ini memberikan solusi atas masalah-masalah yang ditimbulkan oleh sistem tradisional dengan cara objek yang memperoleh manfaat dari pelaksanaan suatu aktivitas tersebut.

Analisis Activity Based Costing membantu perusahaan untuk mengidentifikasi produk, harga, maupun unsur-unsur lain yang menguntungkan

(profitable) dan yang tidak menguntungkan (unprofitable). Kebijakan selanjutnya

perusahaan dapat memutuskan apakah akan melanjutkan atau menghentikan unsur-unsur yang tidak menguntungkan tersebut. Lebih jauh dikatakan bahwa Activity

Based Costing mendorong perusahaan untuk menghasilkan produk yang mempunyai

keunggulan kompetitif. Alasan yang mendasari adalah selain dapat mengatasi pemborosan yang selama ini melekat pada produk, Activity Based Costing memungkinkan perusahaan untuk membuat produk dalam jumlah unit dan kualifikasi yang diharapkan (Mulyadi, 2001). Dalam konteks ini, Activity Based Costing juga membantu perusahaan untuk melakukan diversifikasi produk.

Selain itu, secara internal pemanfaatan Activity Based Costing juga mendorong efektivitas pengendalian internal. Penganggaran biaya produk akan lebih tepat karena perusahaan mampu mendeteksi adanya pemborosan sehingga penganggaran yang berlebihan (over budget) dapat dihindari. Kemampuan untuk menghindari pemborosan ini mendorong perusahaan untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

Keterangan tersebut menunjukkan bahwa implementasi activity based costing secara positif mendorong tercapainya keunggulan kompetitif perusahaan. Activity

based costing mampu memberikan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu

mengenai aktivitas yang dilakukan dan obyek dari aktivitas tersebut, yaitu produk dan biaya. Activity based costing mendorong perusahaan untuk melakukan penyempurnaan proses secara terus menerus baik dari segi biaya, waktu, skala, maupun mutu produk (Tunggal, 1995).

Pada penelitian ini penulis akan membandingkan perhitungan antara harga pokok produk metode tradisional dengan metode activity based costing. Perusahaan yang dipilih oleh penulis sebagai objek penelitian adalah PT Caprifarmindo Laboratories. PT Caprifarmindo sebagai salah satu anak dari PT Sanbe Farma, perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang berfokus pada pembuatan produk kesehatan yang dapat digunakan baik untuk manusia maupun untuk hewan. PT Caprifarmindo memiliki arus sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Untuk Obat & Makanan Pengendalian Republik Indonesia (BPOM RI). PT Caprifarmindo berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menyediakan produk-produk berkualitas dan solusi kesehatan dengan harga yang terjangkau.

Karena PT Caprifarmindo Laboratories ini merupakan perusahaan farmasi yang cukup besar, maka perusahaan ini tentu saja juga merasakan tantangan dari para pesaing. Sebagai perusahaan besar dengan banyak pesaing, PT Caprifarmindo Laboratories memerlukan konsep-konsep manajemen yang tepat guna. Sebagaimana kita ketahui, kegiatan operasional suatu badan usaha pada umumya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan perolehan laba tersebut perusahaan akan mampu mempertahankan kontinuitas dan perkembangan usahanya. Ada permasalahan


(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

mendasar ketika PT Caprifarmindo masih menggunakan metode Traditional Costing dalam menentukan biaya produknya, yaitu belum tepatnya harga pokok produksi suatu produk untuk menciptakan laba kotor yang optimal, akibat penetapan biaya produk yang tidak sesuai dengan penggunaan sumber dayanya. Oleh karena itu, sistem ABC (Activity Based Costing) diharapkan dapat menjadi solusi dari masalah ini.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan Activity Based Costing pada PT Caprifarmindo Laboratories dikaitkan dengan keakuratan pembebanan biaya, dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DENGAN METODE TRADISIONAL DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUK YANG LEBIH AKURAT PADA PT. CAPRIFARMINDO LABORATORIES.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pokok produksi berdasarkan metode tradisional dengan metode activity based costing.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk membahas mengenai perbandingan laba kotor menggunakan metode tradisional dengan metode activity based costing.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 1. Mengetahui harga pokok produk melalui metode tradisional dengan metode

activity based costing yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara laba kotor berdasarkan metode tradisional dengan metode activity based costing.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis sangat diharapkan untuk dapat memberikan banyak manfaat bagi beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti untuk dapat melakukan perbandingan atas teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan penerapannya di dunia nyata.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menggunakan sistem pembebanan yang lebih akurat sehingga perusahaan tidak salah dalam melakukan pembebanan biaya.


(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Caprifarmindo Laboratoris dan didukung oleh teori-teori yang ada, dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Activity Based Costing menghasilkan informasi biaya produk yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan Traditional Costing.

2. Membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Karena data-data yang dihitung dengan menggunakan sistem Activity Based Costing memberikan hasil yang lebih akurat.

3. Membantu aktivitas-aktivitas perbaikan kinerja yang berkesinambungan dalam rangka mengurangi biaya-biaya overhead. Dalam sistem biaya tradisional, biaya overhead pabrik seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak lagnsung, dan beban pabrik lainnya yang secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan atau produk.

4. Dengan menggunakan Activity Based Costing pembebanan Harga Pokok Produk akan lebih akurat, karena dengan Activity Based Costing dapat mengidentifikasikan jenis dan jumlah aktivitas yang digunakan oleh setiap produk, atau biaya produk yang didasarkan pada biaya dari setiap aktivitas yang digunakan.


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 67

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Pada bagian akhir penelitian ini, penulis bermaksud mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan pembahasan sebelumnya.

a. Saran untuk pihak perusahaan

Disarankan agar perusahaan menggunakan metode ABC karena metode ABC terbukti lebih akurat dalam menghitung harga pokok, yang sekaligus mempengaruhi harga jual suatu produk.

b. Saran untuk penelitian selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah faktor-faktor lain, seperti menggunakan metode kuantitatif untuk meneliti pengaruh penggunaan metode pengalokasian biaya (baik itu traditional costing, activity based costing, maupun metode lainnya) terhadap harga pokok dalam jangka waktu yang lebih lama.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Chen, Kung H,. Lin, Thomas W. Diterjemahkan oleh David Wijaya. (2010). Cost Management: A Strategic Emphasis edisi 5. New York : McGraw – Hill Companies, Inc.

Blocher, Edward J., Chen, Kung H,. Lin, Thomas W. (2011). Cost Management: A Strategic Emphasis Fifth Edition. New York : McGraw – Hill Companies, Inc.

Cooper, Robin and Robert S. Kaplan. (2003). Edisi 4. The Design of Cost Management System: Text and cases. New Jersey : Prentice – Hall.Inc.

Garisson, Ray H. and Eric W. Noreen. Diterjemahkan oleh A. Totok Budisantoso. (2000). Akuntansi Manajerial. Jakarta : Salemba Empat

Garisson, Ray H. and Eric W. Noreen. (2003). Managerial Accounting. International Edition. New York : Mc Graw Hill International.

Hammer, L.H., William K. Carter, and Miton F. Usry. Diterjemahkan oleh Krista (2002). Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat.

Hammer, L.H., William K. Carter, and Miton F. Usry. (2002). Thirteenth Edition. Cost Managemennt : Accounting. Ohio : South – Western College Publishing. Hansen, Don R, and Maryanne M. Mowen. Diterjemahkan oleh Dewi Fitriani &

Deny Arnos Kwary. (2006). Edisi 7. Management Accounting, Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat

Hansen, Don R, and Maryanne M. Mowen. (2007). Managerial Accounting. Mason, Ohio : Thomson South – Western.

Hicks. (1999). Management Accounting. Western Publishing.

Hilton and Selto. (2008). Cost Management : Strategies for Business Decisions. Fourth Edition. USA : Mc. Graw Hill Book Company.

Hongren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. Diterjemahkan oleh Desi Adharyani. (2000). Akuntansi Biaya. Jilid 2. Jakarta : PT. Index

Hongren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. (2006). Eleventh Edition Cost Accounting : A Managerial Emphasis. New Jersey : Pearson Prentice – Hall.

Kaplan, Robert S., and Anthony A. Atkinson. (2001). Third Edition. Advanced Management Accounting. USA : Prentice – Hall, Inc.


(20)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 69

Universitas Kristen Maranatha Mulyadi. (2001). Akuntansi Biaya. Edisi 5

Rayburn, L. Gayle. (2000). Cost Accounting : Using a Cost Management Approach. Sixth Edition. Richard D. Irwin. Inc.

Tunggal, Amin Widjaja. (1995) Activity Based Costing : Untuk Manufakturing dan Pemasaran. Jakarta : Harvarindo.


(1)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

mendasar ketika PT Caprifarmindo masih menggunakan metode Traditional Costing dalam menentukan biaya produknya, yaitu belum tepatnya harga pokok produksi suatu produk untuk menciptakan laba kotor yang optimal, akibat penetapan biaya produk yang tidak sesuai dengan penggunaan sumber dayanya. Oleh karena itu, sistem ABC (Activity Based Costing) diharapkan dapat menjadi solusi dari masalah ini.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan Activity Based Costing pada PT Caprifarmindo Laboratories dikaitkan dengan keakuratan pembebanan biaya, dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

DENGAN METODE TRADISIONAL DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUK YANG LEBIH AKURAT PADA PT. CAPRIFARMINDO LABORATORIES.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pokok produksi berdasarkan metode tradisional dengan metode activity based costing.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk membahas mengenai perbandingan laba kotor menggunakan metode tradisional dengan metode activity based costing.


(2)

BAB I PENDAHULUAN 7

1. Mengetahui harga pokok produk melalui metode tradisional dengan metode activity based costing yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara laba kotor berdasarkan metode tradisional dengan metode activity based costing.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis sangat diharapkan untuk dapat memberikan banyak manfaat bagi beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti untuk dapat melakukan perbandingan atas teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan penerapannya di dunia nyata.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menggunakan sistem pembebanan yang lebih akurat sehingga perusahaan tidak salah dalam melakukan pembebanan biaya.


(3)

66

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Caprifarmindo Laboratoris dan didukung oleh teori-teori yang ada, dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Activity Based Costing menghasilkan informasi biaya produk yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan Traditional Costing.

2. Membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Karena data-data yang dihitung dengan menggunakan sistem Activity Based Costing memberikan hasil yang lebih akurat.

3. Membantu aktivitas-aktivitas perbaikan kinerja yang berkesinambungan dalam rangka mengurangi biaya-biaya overhead. Dalam sistem biaya tradisional, biaya overhead pabrik seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak lagnsung, dan beban pabrik lainnya yang secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan atau produk.

4. Dengan menggunakan Activity Based Costing pembebanan Harga Pokok Produk akan lebih akurat, karena dengan Activity Based Costing dapat mengidentifikasikan jenis dan jumlah aktivitas yang digunakan oleh setiap produk, atau biaya produk yang didasarkan pada biaya dari setiap aktivitas yang digunakan.


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 67

5.2 Saran

Pada bagian akhir penelitian ini, penulis bermaksud mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan pembahasan sebelumnya.

a. Saran untuk pihak perusahaan

Disarankan agar perusahaan menggunakan metode ABC karena metode ABC terbukti lebih akurat dalam menghitung harga pokok, yang sekaligus mempengaruhi harga jual suatu produk.

b. Saran untuk penelitian selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah faktor-faktor lain, seperti menggunakan metode kuantitatif untuk meneliti pengaruh penggunaan metode pengalokasian biaya (baik itu traditional costing, activity based costing, maupun metode lainnya) terhadap harga pokok dalam jangka waktu yang lebih lama.


(5)

68

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Chen, Kung H,. Lin, Thomas W. Diterjemahkan oleh David Wijaya. (2010). Cost Management: A Strategic Emphasis edisi 5. New York : McGraw – Hill Companies, Inc.

Blocher, Edward J., Chen, Kung H,. Lin, Thomas W. (2011). Cost Management: A Strategic Emphasis Fifth Edition. New York : McGraw – Hill Companies, Inc.

Cooper, Robin and Robert S. Kaplan. (2003). Edisi 4. The Design of Cost Management System: Text and cases. New Jersey : Prentice – Hall.Inc.

Garisson, Ray H. and Eric W. Noreen. Diterjemahkan oleh A. Totok Budisantoso. (2000). Akuntansi Manajerial. Jakarta : Salemba Empat

Garisson, Ray H. and Eric W. Noreen. (2003). Managerial Accounting. International Edition. New York : Mc Graw Hill International.

Hammer, L.H., William K. Carter, and Miton F. Usry. Diterjemahkan oleh Krista (2002). Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat.

Hammer, L.H., William K. Carter, and Miton F. Usry. (2002). Thirteenth Edition. Cost Managemennt : Accounting. Ohio : South – Western College Publishing. Hansen, Don R, and Maryanne M. Mowen. Diterjemahkan oleh Dewi Fitriani &

Deny Arnos Kwary. (2006). Edisi 7. Management Accounting, Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat

Hansen, Don R, and Maryanne M. Mowen. (2007). Managerial Accounting. Mason, Ohio : Thomson South – Western.

Hicks. (1999). Management Accounting. Western Publishing.

Hilton and Selto. (2008). Cost Management : Strategies for Business Decisions. Fourth Edition. USA : Mc. Graw Hill Book Company.

Hongren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. Diterjemahkan oleh Desi Adharyani. (2000). Akuntansi Biaya. Jilid 2. Jakarta : PT. Index

Hongren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. (2006). Eleventh Edition Cost Accounting : A Managerial Emphasis. New Jersey : Pearson Prentice – Hall.

Kaplan, Robert S., and Anthony A. Atkinson. (2001). Third Edition. Advanced Management Accounting. USA : Prentice – Hall, Inc.


(6)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 69

Mulyadi. (2001). Akuntansi Biaya. Edisi 5

Rayburn, L. Gayle. (2000). Cost Accounting : Using a Cost Management Approach. Sixth Edition. Richard D. Irwin. Inc.

Tunggal, Amin Widjaja. (1995) Activity Based Costing : Untuk Manufakturing dan Pemasaran. Jakarta : Harvarindo.