Peranan Activity Based Costing Sebagai ALat Bantu Manajemen dalam Menentukan Harga Pokok Produk yang Lebih Akurat pda CV. Kharisma Advertising.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Each company aims to sustain the lives of its business in the long run. Today, companies are competing to attract consumers as much as possible in order to survive. From the standpoint of consumers as users, consumers will likely want to have a product based on a function at a low price but still in a good quality.

The sale price is an important factor to attract consumers. Determination of the selling price can not be separated from the precision calculation of the cost of the product. Accuracy in the calculation of the cost of these products depends on the accuracy of a charge. Companies need a good cost accounting system and adequate to achieve a more effective management in all areas of corporate activity.

CV Kharisma Advertising is one of company that is engaged in convection. The company is an object of research the author. The author uses descriptive analytical method as a method of research. The data obtained are the result observation, interviews with management and production staff. The study was conducted through field and literature research.

From the results of research and discussion by the author concluded that CV has not been implemented Kharisma Advertising Activity-Based Costing in the calculation of the cost of the product. The results of cost calculation of using Activity-Based Costing for T-shirt is Rp 44,775 and for shirt is Rp 44,810.

With Activity-Based Costing the relation between production costs and the indirect object of the cost can be further explored to help improve the accuracy of a charge. Unlike the traditional costing related charge based on volume, Activity-Based Costing method of charging indirect costs based on activities related to these costs, it is this which makes the reason for Activity-Based Costing method of calculation produces a more accurate charging.

To help companies calculate the cost of products that are more accurate, the authors suggest to apply the method of Activity-Based Coting to charge indirect costs to products. By using these methods it will be known how much the cost of production is not directly consumed by each activity group. With the precision of the calculation of the cost of the product it will affect the accuracy of the sales price and is expected to provide a competitive advantage to the company.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Setiap perusahaan bertujuan dapat melangsungkan kehidupan bisnisnya dalam jangka panjang. Saat ini, perusahaan berlomba-lomba untuk menarik konsumen sebanyak mungkin agar mampu bertahan. Dari sudut pandang konsumen sebagai pengguna, konsumen akan cenderung ingin memiliki produk berdasarkan fungsi dengan harga murah tetapi dengan kualitas baik.

Harga jual merupakan suatu faktor yang penting untuk menarik konsumen. Penetapan harga jual tidak terlepas dari ketepatan perhitungan harga pokok produk. Ketepatan dalam perhitungan harga pokok produk tersebut tergantung pada ketepatan pembebanan biaya. Perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang baik dan memadai guna mencapai pengelolaan yang lebih efektif dalam semua bidang kegiatan perusahaan.

CV Kharisma Advertising merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi. Perusahaan ini merupakan objek penelitian penulis. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis sebagai metode penelitian. Data yang diperoleh merupakan hasil observasi, wawancara dengan pihak manajemen dan staf bagian produksi. Penelitian dilakukan melalui penelitian lapangan dan penelitian literature.

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa CV Kharisma Advertising belum menerapkan Activity-Based Costing dalam perhitungan harga pokok produk. Hasil perhitungna harga pokok dengan menggunakan Activity-Based Costing untuk produk baju kaos adalah sebesar Rp 44.775 dan untuk produk kemeja adalah sebesar Rp 44.810

Dengan Activity-Based Costing hubungan antara biaya produksi tidak langsung dan objek dari biaya tersebut dapat lebih digali untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Tidak seperti traditional costing yang membebankan biaya berdasarkan volume related, metode Activity-Based Costing membebankan biaya produksi tidak langsung berdasarkan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan biaya tersebut, hal inilah yang menjadikan alasan metode Activity-Based Costing menghasilkan perhitungan pembebanan biaya yang lebih akurat.

Untuk membantu perusahaan melakukan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat, penulis menyarankan untuk menerapkan metode Activity-Based Coting untuk membebankan biaya produksi tidak langsung pada produk. Dengan menggunakan metode tersebut maka akan diketahui seberapa besar biaya produksi tidak langsung yang dikonsumsi oleh masing-masing kelompok aktivitas. Dengan adanya ketepatan perhitungan harga pokok produk maka akan mempengaruhi ketepatan harga jual dan diharapkan akan memberikan keunggulan kompetitif terhadap perusahaan.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika pembahasan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Akuntansi Manajemen ... 8

2.1.1 Tujuan Akuntansi Manajemen ... 8

2.2 Biaya ... 9


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.2.2 Klasifikasi Biaya ... 10

2.3 Traditional Costing13 2.3.1 Pengertian Traditional Costing ... 13

2.3.2 Prosedur Pembebanan Dua Tahap Traditional Costing ... 14

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Traditional Costing ... 15

2.4 Activity-Based Costing ... 16

2.4.1 Pengertian Activity-Based Costing ... 16

2.4.2 Cost Hierarchies pada Activity-Based Costing ... 18

2.4.3 Prosedur Pembebanan Menurut Sistem Activity-BasedCosting . 20 2.4.4 Kelebihan dan Kelemahan Activity-Based Costing ... 22

2.5 Cost Driver... 24

2.5.1 Klasifikasi Activity Cost Driver ... 25

2.6 Harga Pokok Produk ... 26

2.6.1 Pengertian dan Tujuan Harga Pokok ... 27

2.6.2 Unsur-unsur Harga Pokok Produk ... 28

2.6.3 Sistem Penetapan Harga Pokok Produk ... 31

2.7 Hubungan Activity-Based Costing dengan Harga Pokok Produk ... 33

2.8 Kerangka Berpikir ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 38

3.1 Pemilihan Objek Penelitian... 38

3.1.1 GambaranUmum Perusahaan ... 38

3.1.2 Struktur Organisai dan Uraian Tugas ... 39


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.1.4 Uraian Tugas ... 41

3.1.5 Proses Produksi pada CV Kharisma Advertising ... 41

3.2 Jenis Penelitian... 44

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 45

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.5 Langkah-langkah Penelitian... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Mengidentifikasi Aktivitas-aktivitas dan Activity Cost Pools pada CV Kharisma Advertising ... 48

4.1.1 Mengidentifikasi Aktivitas-aktivitas pada CV Kharisma Advertising ... 48

4.1.2 Activity Cost Pools ... 49

4.2 Biaya yang Terjadi pada CV Kharisma Advertising ... 51

4.3 Pembebanan Biaya Produksi Tidak Langsung ke Kelompok Aktivitas ... 54

4.3.1 Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung ke Kelompok Aktivitas ... 54

4.3.2 Pembebanan Biaya Penyusutan Aktivia Produksi ke Kelompok Aktivitas ... 55

4.3.3 Pembebanan Biaya Perlengkapan Produksi ke Kelompok Aktivitas ... 56

4.3.4 Pembebanan Biaya Umum-Reparasi dan Pemeliharaan Bangunan ke Kelompok Aktivitas ... 56


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.3.5 Pembebanan Biaya Umum-Reparasi dan Pemeliharaan Kendaraan

ke Kelompok Aktivitas ... 57

4.3.6 Pembebanan Biaya Umum-Reparasi dan Pemeliharaan Alat Produksi ke Kelompok Aktivitas ... 57

4.3.7 Pembebanan Biaya Umum Kesehatan ke Kelompok Aktivitas .. 58

4.3.8 Pembebanan Biaya Umum Bahan Bakar Minyak ke Kelompok Aktivitas ... 58

4.3.9 Pembebanan Biaya Umum-Alat Tulis Kantor dan Alat Kantor ke Kelompok Aktivitas ... 59

4.3.10 Pembebanan Biaya Umum-Listrik dan Air ke Kelompok Aktivitas ... 60

4.3.11 Pembebanan Biaya Umum-Telepon ke Kelompok Aktivitas .... 60

4.3.12 Pembebanan Biaya Umum-Sumbangan/Iuran, Ijin dan Jasa ke Kelompok Aktivitas ... 61

4.3.13 Pembebanan Biaya Umum-Pajak dan Surat Kendaraan ke Kelompok Aktivitas ... 61

4.3.14 Pembebanan Biaya Umum-Air Limbah ke Kelompok Aktivitas ... 62

4.3.15 Total Pembebanan Biaya Tidak Langsung ke Kelompok Aktivitas ... 62

4.4 Pembebanan Biaya Aktivitas kepada Produk ... 64

4.4.1 Perhitungan Activity Rates ... 66


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.5 Peranan Activity-Based Costing Dalam Menentukan Produk yang

Lebih Akurat ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 78


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Hierarchy of Activities ... 19

Gambar 2 Activity-Based Costing ... 21

Gambar 3 Kerangka Berpikir... 37

Gambar 4 Struktur Organisasi ... 40


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Biaya-biaya yang Terjadi pada CV Kharisma Advertising

tahun 2009 ... 52

Tabel II Total Pembebanan Biaya Tidak Langsung ... 63

Tabel III Cost Hierarchy dan Dasar Alokasi ... 65

Tabel IV Activity Rates ... 66

Tabel V Perhitungan Biaya Produksi Tidak Langsung per Unit Produk Baju Kaos ... 68

Tabel VI Perhitungan Biaya Produksi Tidak Langsung per Unit Produk Kemeja ... 69

Tabel VII Perhitungan Harga Pokok Produk Baju Katun ... 70


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil maupun skala besar tidak beroperasi lagi. Setelah itu perekonomian di Indonesia berangsur-angsur membaik dan mengalami kemajuan. Berbagai macam bidang industri kembali muncul lagi dan meramaikan perdagangan di Indonesia. Salah satu bidang industri itu adalah industri pakaian. Industri pakaian merupakan industri yang terus-menerus berubah mengikuti perkembangan mode dunia. Hal ini mengakibatkan tingkat persaingan dalam industri pakaian semakin ketat. Pada industri pakaian di Indonesia masuknya produk-produk luar negeri dengan harga yang bersaing menambah ketatnya persaingan yang ada, sehingga para produsen saling bersaing dalam memproduksi berbagai macam barang atau produk baru yang diharapkan dapat terjual di pasaran sehingga pendapatan perusahaan semakin meningkat. Pada era modernisasi tahun 2011 ini, perusahaan berlomba-lomba untuk menarik konsumen sebagai pengguna, konsumen akan cenderung memiliki produk berdasarkan fungsi dengan harga murah tetapi dengan kualitas baik.

Dari sudut pandang perusahaan, perusahaan harus tetap mempertahankan laba sebagai tujuan utamanya. Untuk itu perusahaan harus memiliki competitive advantage dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Competitive advantage dapat berupa kualitas produk yang melebihi pesaing, inovasi produk yang ditawarkan, dan harga yang lebih rendah dibandingkan pesaing. Untuk dapat memiliki harga jual


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha yang lebih rendah dibandingkan pesaing, faktor biaya memiliki pengaruh yang cukup besar. Dengan kata lain, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk berbiaya rendah dengan kualitas yang baik agar dapat mempertahankan eksistensinya.

Harga jual merupakan suatu faktor yang penting untuk menarik konsumen. Harga jual tidak boleh terlalu rendah agar dapat menutupi biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan dan memberikan keuntungan sesuai target yang diinginkan perusahaan. Harga jual juga tidak boleh tertalu tinggi agar perusahaan dapat bertahan dari para pesaingnya. Penetapan harga jual tidak terlepas dari ketepatan penetapan harga pokok produksi.

Ketepatan perhitungan harga pokok produksi tergantung pada ketepatan pembebanan biaya. Perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang baik dan memadai guna mencapai pengelolaan yang lebih efektif dalam semua bidang kegiatan perusahaan. Untuk itulah diperlukan suatu alat bantu manajemen dalam mengukur harga pokok produksi yaitu Activity Based Costing (ABC). ABC merupakan pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya (Blocher, Stout, dan Cokins 2010:206)

Suatu perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang baik dan memadai guna mencapai pengelolaan yang lebih efektif dalam semua bidang kegiatan perusahaan. Dengan digunakannnya teknologi sebagai faktor utama dalam proses produksi, telah membuat fokus perhatian akan biaya bergeser dari biaya tenaga kerja langsung kearah biaya overhead. Biaya overhead menjadi elemen yang penting untuk diperhatikan lebih serius dibandingkan pada masa-masa sebelum diterapkannya modernisasi teknologi dalam produksi. Dengan modernisasi pada


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha produksi, berarti semakin banyak alat-alat bantu otomatis yang digunakan untuk memproses produk serta hanya diperlukan sedikit tenaga kerja manusia. Alat-alat canggih tersebut akan memerlukan biaya yang lebih besar untuk operasionalnya. Dengan demikian pendekatan biaya konvensional yang didasarkan pada volume akan memiliki distorsi yang bisa saja membuat keputusan jadi tidak tepat. Oleh karena itu diperlukan sistem pembebanan biaya yang tepat agar dihasilkan perhitungan yang akurat.

Tradisional Costing merupakan suatu metode untuk memberikan informasi biaya khususnya untuk pembebanan biaya terhadap cost object berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan. Kaplan, Cooper, Johnson, Turney dan Goldratt mengembangkan pendekatan baru untuk informasi biaya, melalui organisasi-organisasi seperti Consortium for Advanced Manufacturing International (CAM-I), Institute of Management Accountants (IMA), dan Society of Management Accountants of Canada (SMAC) mengembangkan sistem biaya konveksional atau tradisional menjadi Activity Based Costing. Dalam sistem Activity Based Costing ini, fokus bukan lagi pada volume melainkan pada aktivitas.

Pemicu adanya suatu sistem pembiayaan yang baru ini adalah karena adanya kebutuhan perusahaan terhadap informasi yang akurat, relevan, dan jelas. Sistem Activity Based Costing ini merupakan suatu sistem pembiayaan baru yang dipandang mampu memenuhi kebutuhan pihak manajemen sekarang ini. Sistem ini memberikan solusi atas masalah-masalah yang ditimbulkan oleh sistem tradisional dengan cara objek yang memperoleh manfaat dari pelaksanaan suatu aktivitas tersebut.

Dengan Activity Based Costing hubungan antara biaya dan objek dari biaya tersebut dapat lebih digali untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha biaya. Activity Based Costing inipun menghubungkan antara akuntansi manajemen dengan pemasaran, research & development, produksi, distribusi, keuangan dan fungsi-fungsi bisnis lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya suatu pendekatan yakni value chain, di mana dapat dilihat bahwa fungsi-fungsi tersebut saling berkaitan dan keputusan yang satu akan mempengaruhi keputusan yang lain.

CV Kharisma Advertising, Bandung merupakan objek penelitian yang akan dipilih penulis. Perusahaan ini bergerak di bidang bidang industri manufaktur pembuatan pakaian. Dalam menjalankan kegiatan produksinya CV Kharisma Advertising banyak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pembuatan produk dan dalam melakukan perhitungan harga pokoknya pun CV Kharisma Avertising ini belum menggunakan Activity Based Costing Method, sehingga CV Kharisma Advertising ini cocok untuk menjadi objek penelitian.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan Activity Based Costing pada CV Kharisma Advertising dikaitkan dengan keakuratan pembebanan biaya, dengan judul “PERANAN ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUK YANG LEBIH AKURAT DALAM CV. KHARISMA ADVERTISING”

1.2 Perumusan Masalah

Banyak perusahaan masih menggunakan metode traditional costing dalam sistem pembebanan biaya karena sistem ini sudah cukup memenuhi kebutuhan pelaporan pada pihak eksternal serta penerapannya yang mudah dan murah. Akan tetapi untuk tujuan keakuratan maka terdapat metode lainnya yakni Activity-Based Costing, yang


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

membebankan biaya tidak langsung bukan hanya berdasarkan volume produk yang dihasilkan saja tetapi ada cara lain yang lebih akurat.

Berdasarkan hasil uraian yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membebankan biaya produksi tidak langsung ke kelompok aktivitas?

2. Bagaimana perhitungan biaya produksi tidak langsung untuk setiap aktivitas? 3. Bagaimana cara untuk menghitung biaya produksi tidak langsung untuk produk

baju kaos?

4. Bagaimana cara untuk menghitung biaya produksi tidak langsung untuk produk kemeja?

5. Bagaimana perhitungan harga pokok pada produk baju kaos dan kemeja dengan menggunakan Activity-Based Costing?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk:

1. Mengetahui bagaimana cara membebankan biaya produksi tidak langsung ke kelompok aktivitas.

2. Mengetahui bagaimana perhitungan biaya produksi tidak langsung untuk setiap aktivitas.

3. Mengetahui bagaimana cara untuk menghitung biaya produksi tidak langsung untuk produk baju kaos.

4. Mengetahui bagaimana cara untuk menghitung biaya produksi tidak langsung untuk produk kemeja.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

5. Mengetahui bagaimanana perhitungan harga pokok pada produk baju kaos dan kemeja dengan menggunakan Activity-Based Costing.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis sangat diharapkan untuk dapat memberikan banyak manfaat bagi beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Bagi Penulis

a. Penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat membantu penulis untuk dapat melakukan perbandingan atas teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengna penerapannya di dunia nyata.

2. Bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk menggunakan sistem pembebanan yang lebih akurat sehingga perusahaan tidak salah dalam melakukan pembebanan biaya.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajer dalam pengambilan keputusan manajer secara umum dan keputusan biaya secara khusus.

1.5 Sistematika Pembahasan Bab I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha Bab II : LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai akuntansi manajemen, biaya, sistem pembebanan biaya, traditional costing, activity based costing.

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, yang memuat tentang pemilihan objek dan gambaran umum dari objek penelitian seperti sejarah perusahaan serta informasi-informasi lain yang berhubungan dengan perusahaan, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.

Bab IV : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang dampak pemakaian perhitungan Activity Based Costing dalam perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi. Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini dibahas mengenai kesimpulan atau hasil analisis dan pembahasan serta saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja perusahaan.


(17)

74 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tertuang pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan Activity-Based Costing, perusahaan dapat menentukan biaya pada tiap-tiap aktivitas dan dapat mempermudah dalam mengalokasikan biaya produksi tidak langsung untuk tiap-tiap aktivitas. Hal yang harus dilakukan untuk membebankan biaya produksi tidak langsung ke kelompok aktivitas adalah dengan cara mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi pada CV Kharisma Advertising. Setelah mengetahui aktivitas-aktivitas yang terjadi, maka selanjutnya akan dibentuklah activity cost pools, yakni sekelompok aktivitas yang memiliki karakteristik yang sama, dalam hal ini aktivitas yang mempunyai cost driver yang homogen. Aktivitas diatas akan dikelompokkan kepada 5 activity cost pools. Pengelompokkan pada tiap-tiap activity cost pools berdasarkan dari cost driver masing-masing aktivitas yang bersifat homogen.

2. Untuk mendapatkan tarif biaya tidak langsung untuk setiap aktivitas, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah membebankan biaya produksi tidak langsung ke kelompok aktivitas, yang kedua melakukan pembebanan biaya aktivitas kepada produk. Tahap selanjutnya adalah penentuan cost hierarchy yang berguna untuk memudahkan dalam menentukan activity cost driver dan yang tahapan terakhir


(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 75

Universitas Kristen Maranatha adalah menggunakan activity rates untuk mendapatkan tarif biaya produksi tidak langsung untuk setiap aktivitas.

3. Perhitungan biaya produksi tidak langsung pada produk baju kaos didapat dari perkalian tarif biaya produksi tidak langsung dengan jumlah aktivitas yang terjadi untuk menghasilkan produk baju kaos, yakni sebesar Rp 66.044.892.

4. Perhitungan biaya produksi tidak langsung pada produk baju kaos didapat dari perkalian tarif biaya produksi tidak langsung dengan jumlah aktivitas yang terjadi untuk menghasilkan produk kemeja, yakni sebesar Rp 35.753.751.

5. Metode Activity-Based Costing memberikan peranan sebagai alat bantu manajemen untuk menghasilkan harga pokok produk yang lebih akurat untuk produk baju kaos sebesar Rp 44.775 dan untuk produk kemeja sebesar Rp 44.810. Dengan metode ini dapat ditelusuri pembebanan biaya produksi tidak langsung pada produk, sehingga perusahaan dapat mengetahui seberapa besar biaya yang dikonsumsi oleh masing-masing kelompok aktivitas yang berhubungan dengan biaya produk tidak langsung.

5.2 Saran

Berikut ini merupakan beberapa saran yang diajukan peneliti berdasarkan dari kesimpulan diatas yang diharapkan dapat membantu CV Kharisma Advertising untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, yakni:

1. Sebaiknya perusahaan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi berhubungan dengan kegiatan produksi sehingga dapat diketahui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing aktivitas tersebut. Setelah melakukan


(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76

Universitas Kristen Maranatha

identifikasi, perusahaan sebaiknya mengelompokkan masing-masing aktivitas tersebut berdasarkan cost driver yang sejenis. Dengan melakukan identifikasi dan pengelompokkan aktivitas tersebut maka diperoleh informasi mengenai aktivitas-aktivitas apa saja yang memberikan nilai tambah bagi produk dan aktivitas-aktivitas apa saja yang perlu diperbaiki yang pada akhirnya akan menciptakan efisiensi pada kegiatan produksi.

2. Sebaiknya perusahaan menerapkan Activity-Based Costing untuk membebankan biaya produksi tidak langsung pada produk. Dengan menggunakan metode tersebut maka akan diketahui seberapa besar biaya produksi tidak langsung yang di konsumsi oleh masing-masing kelompok aktivitas yang pada akhirnya akan dibebankan terhadap produk baju katun sehingga akan dihasilkan harga pokok produk yang lebih akutar pula. Dengan adanya ketepatan perhitungan harga pokok produk maka akan mempengaruhi ketepatan harga jual dan diharapkan akan memberikan keunggulan kompetitif terhadap perusahaan.


(20)

77 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Stout, Cokins, Chen. (2010). Cost Management: A Strategic

Emphasis. 5 edition. New York : McGraw – Hill Companies, Inc.

Cooper, Robin and Robert S. Kaplan. (2009). Edisi 4. The Design of Cost

Management System: Text and cases. New Jersey : Prentice – Hall.Inc.

Garisson, Ray H. and Eric W. Noreen. (2006). Managerial Accounting. Edisi 11.New York : Mc Graw Hill International.

Hammer, L.H., William K. Carter, and Miton F. Usry. (2006). Edisi 5. Cost

Managemennt : Accounting. Cincinnati. Ohio : South – Western Publishing. Hansen, Don R, and Maryanne M. Mowen. (2006). Edisi 5. Cost Management :

Accounting & Control. Mason, Ohio : Thomson South – Western.

Hongren, Charles T., Stratton. (2002). Cost Accounting. Thirteenth Edition. Cincinnati Ohio : South Western Publishing.

Hongren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. (2006). Edisi 12. Cost

Accounting : A Managerial Emphasis. New Jersey : Pearson Prentice – Hall. Kaplan, Robert S., and Anthony A. Atkinson. (2007). Edisi 5. Advanced

Management Accounting. USA : Prentice – Hall, Inc.

Sekaran, Uma. (2003). Edisi 4. Research Methods for Business. John Willey and Sons, Inc.


(1)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha 5. Mengetahui bagaimanana perhitungan harga pokok pada produk baju kaos dan

kemeja dengan menggunakan Activity-Based Costing.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis sangat diharapkan untuk dapat memberikan banyak manfaat bagi beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Bagi Penulis

a. Penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat membantu penulis untuk dapat melakukan perbandingan atas teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengna penerapannya di dunia nyata.

2. Bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk menggunakan sistem pembebanan yang lebih akurat sehingga perusahaan tidak salah dalam melakukan pembebanan biaya.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajer dalam pengambilan keputusan manajer secara umum dan keputusan biaya secara khusus.

1.5 Sistematika Pembahasan

Bab I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.


(2)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha Bab II : LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai akuntansi manajemen, biaya, sistem pembebanan biaya, traditional costing, activity based costing.

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, yang memuat tentang pemilihan objek dan gambaran umum dari objek penelitian seperti sejarah perusahaan serta informasi-informasi lain yang berhubungan dengan perusahaan, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.

Bab IV : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang dampak pemakaian perhitungan Activity Based Costing dalam perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi. Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini dibahas mengenai kesimpulan atau hasil analisis dan pembahasan serta saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja perusahaan.


(3)

74 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tertuang pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan Activity-Based Costing, perusahaan dapat menentukan biaya pada tiap-tiap aktivitas dan dapat mempermudah dalam mengalokasikan biaya produksi tidak langsung untuk tiap-tiap aktivitas. Hal yang harus dilakukan untuk membebankan biaya produksi tidak langsung ke kelompok aktivitas adalah dengan cara mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi pada CV Kharisma Advertising. Setelah mengetahui aktivitas-aktivitas yang terjadi, maka selanjutnya akan dibentuklah activity cost pools, yakni sekelompok aktivitas yang memiliki karakteristik yang sama, dalam hal ini aktivitas yang mempunyai cost driver yang homogen. Aktivitas diatas akan dikelompokkan kepada 5 activity cost pools. Pengelompokkan pada tiap-tiap activity cost pools berdasarkan dari cost driver masing-masing aktivitas yang bersifat homogen.

2. Untuk mendapatkan tarif biaya tidak langsung untuk setiap aktivitas, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah membebankan biaya produksi tidak langsung ke kelompok aktivitas, yang kedua melakukan pembebanan biaya aktivitas kepada produk. Tahap selanjutnya adalah penentuan cost hierarchy yang berguna untuk memudahkan dalam menentukan activity cost driver dan yang tahapan terakhir


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 75

Universitas Kristen Maranatha adalah menggunakan activity rates untuk mendapatkan tarif biaya produksi tidak langsung untuk setiap aktivitas.

3. Perhitungan biaya produksi tidak langsung pada produk baju kaos didapat dari perkalian tarif biaya produksi tidak langsung dengan jumlah aktivitas yang terjadi untuk menghasilkan produk baju kaos, yakni sebesar Rp 66.044.892.

4. Perhitungan biaya produksi tidak langsung pada produk baju kaos didapat dari perkalian tarif biaya produksi tidak langsung dengan jumlah aktivitas yang terjadi untuk menghasilkan produk kemeja, yakni sebesar Rp 35.753.751.

5. Metode Activity-Based Costing memberikan peranan sebagai alat bantu

manajemen untuk menghasilkan harga pokok produk yang lebih akurat untuk produk baju kaos sebesar Rp 44.775 dan untuk produk kemeja sebesar Rp 44.810. Dengan metode ini dapat ditelusuri pembebanan biaya produksi tidak langsung pada produk, sehingga perusahaan dapat mengetahui seberapa besar biaya yang dikonsumsi oleh masing-masing kelompok aktivitas yang berhubungan dengan biaya produk tidak langsung.

5.2 Saran

Berikut ini merupakan beberapa saran yang diajukan peneliti berdasarkan dari kesimpulan diatas yang diharapkan dapat membantu CV Kharisma Advertising untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, yakni:

1. Sebaiknya perusahaan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi berhubungan dengan kegiatan produksi sehingga dapat diketahui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing aktivitas tersebut. Setelah melakukan


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76

Universitas Kristen Maranatha identifikasi, perusahaan sebaiknya mengelompokkan masing-masing aktivitas tersebut berdasarkan cost driver yang sejenis. Dengan melakukan identifikasi dan pengelompokkan aktivitas tersebut maka diperoleh informasi mengenai aktivitas-aktivitas apa saja yang memberikan nilai tambah bagi produk dan aktivitas-aktivitas apa saja yang perlu diperbaiki yang pada akhirnya akan menciptakan efisiensi pada kegiatan produksi.

2. Sebaiknya perusahaan menerapkan Activity-Based Costing untuk membebankan biaya produksi tidak langsung pada produk. Dengan menggunakan metode tersebut maka akan diketahui seberapa besar biaya produksi tidak langsung yang di konsumsi oleh masing-masing kelompok aktivitas yang pada akhirnya akan dibebankan terhadap produk baju katun sehingga akan dihasilkan harga pokok produk yang lebih akutar pula. Dengan adanya ketepatan perhitungan harga pokok produk maka akan mempengaruhi ketepatan harga jual dan diharapkan akan memberikan keunggulan kompetitif terhadap perusahaan.


(6)

77 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Stout, Cokins, Chen. (2010). Cost Management: A Strategic Emphasis. 5 edition. New York : McGraw – Hill Companies, Inc.

Cooper, Robin and Robert S. Kaplan. (2009). Edisi 4. The Design of Cost Management System: Text and cases. New Jersey : Prentice – Hall.Inc.

Garisson, Ray H. and Eric W. Noreen. (2006). Managerial Accounting. Edisi 11.New York : Mc Graw Hill International.

Hammer, L.H., William K. Carter, and Miton F. Usry. (2006). Edisi 5. Cost Managemennt : Accounting. Cincinnati. Ohio : South – Western Publishing. Hansen, Don R, and Maryanne M. Mowen. (2006). Edisi 5. Cost Management :

Accounting & Control. Mason, Ohio : Thomson South – Western.

Hongren, Charles T., Stratton. (2002). Cost Accounting. Thirteenth Edition. Cincinnati Ohio : South Western Publishing.

Hongren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. (2006). Edisi 12. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. New Jersey : Pearson Prentice – Hall. Kaplan, Robert S., and Anthony A. Atkinson. (2007). Edisi 5. Advanced

Management Accounting. USA : Prentice – Hall, Inc.

Sekaran, Uma. (2003). Edisi 4. Research Methods for Business. John Willey and Sons, Inc.