Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Penerimaan Pajak.
ABSTRACT
The purpose of this research is to identify the affect of Sunset Policy to tax income in Subang City. The research has been held in KPP Pratama Subang that located on Jl. Ukong Sutaatmaja No.72. The main purpose of this research are a) to know how the Sunset Policy apply in KPP Pratama Subang, b) to know how much Sunset Policy affect to tax income.
This data source has been separated by primary data and secondary data. Primary data is a data that has been get directly, and secondary data, a data that get by mediator. The researcher use observation method. Observation is a process of subject, object, and systematic thing without a question from population habit quotation.
In this research I found that the Sunset Policy Had Affect the Tax income so I hope this Policy will be run again in another moment.
Keywords: Sunset Policy, tax income, data source, primary data, secondary data, observation
(2)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengidentifikasi pengaruh dari kebijakan Sunset Policy terhadap Penerimaan Pajak. Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Subang yang berlokasi di Jl. Ukong Sutaatmaja No.72. Tujuan utama dari penelitian ini adalah a) Untuk mengetahui bagaimana penerapan Kebijakan Sunset Policy di KPP Pratama Subang b) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Penerimaan Pajak.
Sumber data dalam penelitian ini dibagi atas data primer dan data sekunder, data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya, sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari mediator. Peneliti menggunakan metode observasi, observasi itu sendiri adalah merupakan pengamatan langsung di lapangan tentang objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa Kebijakan Sunset Policy
mempunyai pengaruh terhadap Penerimaan Pajak oleh karena itu penulis berharap kebijakan tersebut akan dilakukan lagi suatu saat nanti.
Kata-kata kunci: Sunset Policy, Penerimaan Pajak, sumber data, data primer, data sekunder, observasi
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRACT vii
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Penelitian 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Kegunaan Penelitian 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,
DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 7
2.1 Pajak 7
(4)
2.1.2 Dasar Hukum Pajak 9
2.1.3 Ciri Pajak 10
2.1.4 Fungsi Pajak 11
2.1.5 Syarat Pemungutan Pajak 13 2.1.6 Asas Pengenaan Pajak 15 2.1.7 Teori Pemungutan Pajak 17
2.2 Pajak Penghasilan 18
2.2.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 18 2.2.2 Pajak Penghasilan Pasal 22 24 2.2.3 Pajak Penghasilan Pasal 23 30 2.2.4 Pajak Penghasilan Pasal 26 31
2.3 Wajib Pajak 32
2.3.1 Pengertian Wajib Pajak 32 2.3.2 Kewajiban Wajib Pajak 33 2.3.3 Pembayaran dan Pelaporan 34 2.3.4 Hak Wajib Pajak 36 2.4 Surat Pemberitahuan (SPT) 38
2.4.1 Pengertian SPT 38
2.4.2 Jenis-jenis SPT 39
2.4.3 Fungsi SPT 39
2.4.4 Pengambilan dan Penyampaian SPT 40 2.4.5 Pengisian SPT 43 2.4.6 Batas Waktu Penyampaian SPT 44 2.4.7 SPT Pembetulan 46
(5)
2.4.8 Sanksi Yang Brkenaan Dengan SPT 48 2.5 Sunset Policy 50 2.5.1 Pengertian Sunset Policy 50 2.5.2 Latar Belakang Sunset Policy 50 2.5.3 Kalangan yang Dapat Memanfaatkan
Sunset Policy 51 2.5.4 Keuntungan Wajib Pajak Yang
Memanfaatkan Sunset Policy 51 2.5.5 Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan
SPT Tahunan PPh 52
2.5.6 Tata Cara Penghapusan Sanksi Administrasi 54
2.6 Perumusan Hipotesis 55
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 56
3.1 Objek Penelitian 56
3.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Direktorat
Jendral Pajak 56
3.1.1.1 Visi Direktorat Jendral Pajak 57 3.1.1.2 Misi Direktorat Jendral Pajak 57 3.1.2 Struktur Organisasi Direktorat Jendral Pajak 58 3.1.3 Sejarah Singkat KPP Pratama Subang 59 3.1.4 Wilayah Kerja KPP Pratama Subang 61 3.1.5 Struktur Organisasi 62 3.1.6 Tugas dan Wewenang Pegawai KPP
(6)
Pratama Subang 63 3.1.6.1 Sub Bagian Umum 63 3.1.6.2 Seksi Pelayanan 64 3.1.6.3 Seksi Pengolahan Data dan
Informasi 64
3.1.6.4 Seksi Penagihan 64 3.1.6.5 Seksi Ekstensifikasi 64 3.1.6.6 Seksi Pemeriksaan 65 3.1.6.7 Seksi Pengawasan dan
Konsultasi I,II 65 3.1.6.8 Kelompok Fungsional 65
3.2 Metode Penelitian 66
3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan 66 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 66 3.2.3 Operasional Variabel 68 3.2.4 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 69
3.2.4.1 Pemilihan Test Statistik dan
Perhitungan Nilai Test Statistik 69 3.2.4.2 Penetapan Hipotesis 72 3.2.4.3 Penetapan Tingkat Signifikansi 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73
4.1 Penerapan Sunset Policy di Indonesia 73
(7)
4.1.1.1 Pengklasifikasian Wajib Pajak 73 4.1.1.2 Prosedur Pendaftaran Wajib Pajak 74 4.1.2 Surat Pemberitahuan (SPT) 76 4.1.2.1 SPT Pembetulan 76 4.1.2.2 Dasar hukum SPT Pembetulan 77 4.1.2.3 Batas Waktu Pembetulan 79 4.1.2.4 Sanksi Bunga Atas Pembetulan 82
4.1.3 Sunset Policy 82
4.1.3.1 Tata Cara Penerimaan SPT Dalam Rangka Sunset Policy 83 4.1.3.2 Tata Cara Penghapusan Sanksi
Administrasi Dalam Rangka Sunset
Policy 85
4.2 Pengaruh Kebijakan Sunset Policy Terhadap
Penerimaan Pajak dari Sunset Policy 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 92
5.1 Simpulan 92
5.2 Saran 93
DAFTAR PUSTAKA 94
LAMPIRAN 95
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 PTKP PPh Pasal 21 23
Tabel 2.2 Tarif Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan 24
Tabel 2.3 Tarif PPh Pasal 22 27
Tabel 2.4 Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Masa dan
SPT Tahunan 35
Tabel 3.1 Struktur Organisasi 62
Tabel 3.2 Tabel Oprasional Variabel 68 Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Subang 76 Tabel 4.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak 86
Tabel 4.3 X dan Y 87
Tabel 4.4 X, Y, X², Y², X.Y 87
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A Sruktur Organisasi KPP Pratama Subang 96 Lampiran B Kumpulan Peraturan Tentang Sunset Policy 97
(10)
Bab I Pendahuluan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi anggaran
2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas 3. Fungsi redistribusi pendapatan
(www.wikipedia.com)
Pada umumnya negara yang memiliki administrasi pemerintahan yang modern seperti Indonesia mengandalkan penerimaan perpajakan sebagai penopang
(11)
APBN-Bab I Pendahuluan
nya. Oleh negara pajak digunakan untuk membiayai pelayanan publik dan pembangunan seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya sampai belanja untuk pembelian alat pertahanan negara. Hasil pemanfaatan dari penerimaan perpajakan dapat dinikmati oleh semua rakyat Indonesia. (www.jurnalskripsi.com)
Saat ini pajak merupakan sumber utama penerimaan negara, berbeda dengan era tahun 1970 s/d 1980-an dimana penerimaan negara yang berasal dari sumber daya alam terutama minyak bumi dan gas masih cukup signifikan. Ketergantungan penerimaan negara terhadap perpajakan semakin besar dari tahun ke tahun bahkan untuk RAPBN Tahun anggaran 2006 target penerimaan perpajakan sebesar 66,5 % dari penerimaan dalam negeri. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia semakin mandiri didalam pembiayaan APBN-nya. Semakin besar penerimaan APBN bersumber dari penerimaan perpajakan berarti semakin besar peran serta masyarakat di dalam pembangunan melalui pembayaran pajak. (www.jurnalskripsi.com)
Undang-undang perpajakan Indonesia sejak tahun 1984 menganut sistem Self Assessment yang memberi “kepercayaan penuh” kepada wajib pajak (WP) untuk melaksanakan hak dan kewajibannya, mulai dari menghitung, memungut, memotong, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak penghasilan terutang. Dalam pemberlakuan sistem ini kepatuhan WP diharapkan dapat meningkat, yang ditandai dengan pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh WP secara sukarela. Sistem ini diterapkan melalui reformasi seperangkat undang-undang perpajakan seperti Undang-undang No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dan Undang-undang No 8 Tahun 1983 tentang PPN. Reformasi selanjutnya dalam bidang
(12)
Bab I Pendahuluan
perpajakan dilakukan kembali dengan melakukan perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan Tahun 1994 yang dilanjutkan dengan reformasi ketiga pada tahun 2000. (www.pajak.go.id)
Sunset policy merupakan kebijakan penghapusan sanksi pajak berupa bunga atas keterlambatan pembayaran pajak, khususnya PPh tahunan. Adapun sanksi atas setiap keterlambatan pembayaran pajak dari waktu jatuh tempo yang ditetapkan, adalah berupa bunga 2% sebulan. Dasar hukum sunset policy adalah Pasal 37A UU No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Ada dua kondisi yang akan mendapatkan sunset policy, kondisi tersebut antara lain:
1. Bagi WP badan dan orang pribadi yang telah terdaftar sebelum 1 Januari 2008, diberikan penghapusan sanksi pajak bila membetuikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh untuk tahun pajak 2006 dan tahun-tahun sebelumnya.
2. Orang pribadi yang mendaftarkan diri sebagai WP dan memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sejak 1 Januari 2008 hingga 31 Desember 2008, diberikan penghapusan sanksi pajak bila menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2007 dan tahun-tahun sebelumnya. Ini terkait pengenaan dan terulangnya PPh sejak WP memenuhi syarat subjektif dan objektif.
(13)
Bab I Pendahuluan
Dimock (Public Administration, 1960) mengatakan, pembuatan kebijakan publik senantiasa didasari oleh keinginan masyarakat. Kebijakan publik merupakan perpaduan dan kristalisasi dari pendapat-pendapat dan keinginan-keinginan banyak orang dan golongan dalam masyarakat.
Keinginan masyarakat dalam sunset policy sudah dipenuhi pemerintah. Kini, bola kebijakan publik itu berada di tangan masyarakat. Pertanyaannya, masihkah masyarakat tidak mau melaksanakan kewajiban perpajakan melalui perpanjangan
sunset policy dengan berbagai alasan?
Dari uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai sunset policy dan melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut :
“PENGARUH KEBIJAKAN SUNSET POLICY TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK”
(14)
Bab I Pendahuluan
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimanakah penerapan Sunset Policy yang dilaksanakan di Indonesia.
2. Seberapa besar pengaruh kebijakan Sunset Policy terhadap penerimaan pajak dari Sunset Policy.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengukur sejauh mana penerapan Sunset Policy yang dilaksanakan di Indonesia.
2. Menelaah sejauh mana pengaruh kebijakan Sunset Policy
terhadap penerimaan pajak dari Sunset Policy
1.4 Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian diatas diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
(15)
Bab I Pendahuluan
Sebagai informasi dan bahan evaluasi atas penerapan kebijakan
Sunset Policy pada KPP dan sebagai pendorong agar terus ditingkatkannya pelayanan kepada wajib pajak.
2. Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai kebijakan
Sunset Policy dan untuk mengetahui pengaruh Sunset Policy terhadap penerimaan pajak.
3. Pihak Lain
Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna sebagai bahan masukan dalam memahami Sunset Policy serta agar dapat memanfaatkan kebijakan Sunset Policy tersebut sebaik mungkin.
(16)
BAB V Simpulan dan Saran
BAB V
SiMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis buat, dapat ditarik simpulan:
1. Penerapan Sunset Policy
1.2 Jumlah SPT Pembetulan yang masuk dalam rangka sunset policy pada KPP Pratama Subang pada bulan November 2007 adalah sebesar 21 SPT, pada bulan Desember 2007 adalah sebesar 15 SPT, pada bulan Januari 2008 adalah sebesar 11 SPT dan pada bulan Febuari 2008 adalah sebesar 35 SPT dengan total 82 SPT Pembetulan.
1.3 Jumlah Wajib Pajak yang mengikuti Sunset policy pada KPP Pratama Subang pada bulan November 2007 adalah sebesar 5 Wajib Pajak, pada bulan Desember 2007 adalah sebesar 7 Wajib Pajak, pada bulan Januari 2008 adalah sebesar 3 Wajib Pajak dan pada bulan Februari sebesar 11 Wajib Pajak dengan total 26 Wajib Pajak
1.4 Penerimaan Pajak dari Sunset Policy pada KPP Pratama Subang pada bulan November 2007 adalah sebesar Rp15.522.724, pada bulan Desember 2007 adalah sebesar Rp18.687.020, pada bulan Januari 2008
(17)
BAB V Simpulan dan Saran
adalah sebesar Rp10.136.642 dan pada bulan Februari 2008 adalah sebesar Rp29.788.265 dengan total sebesar Rp74.134.651
2. Pengaruh Sunset Policy Terhadap Penerimaan Pajak Dari Sunset Policy
2.1 Jumlah SPT Pembetulan dan jumlah Wajib Pajak (kebijakan Sunset Policy) mempunyai pengaruh terhadap penerimaan pajak dari Sunset Policy di KPP Pratama Subang. Hal ini dibuktian oleh hasil perhitungan secara statistik yang menunjukan thitung > t tabel yaitu 6,86 > 2,1318,
dengan koefisien determinasi (d) sebesar 92,16% pada tingkat keyakinan atau kepercayaan 95% (tingkat signifikansi 5%).
2.2 Perbandingan Jumlah Wajib Pajak yang mengikuti Sunset Policy dengan Jumlah Wajib Pajak tahun 2008 adalah sebesar 0,0012 atau 0,12%, hal ini bisa diartikan bahwa penduduk kota Subang sebagian besar sudah benar dalam pengisian SPT, sehingga tidak perlu memanfaatkan kebijakan
Sunset Policy.
5.2 Saran
1. Saran Untuk Dirjen Pajak
1.2 Salah satu hambatan yang dihadapi oleh Dirjen Pajak dalam melaksanakan kegiatan penerimaan pajak adalah Dirjen Pajak tidak mempunyai cukup informasi mengenai tempat tinggal Wajib Pajak yang baru (Wajib Pajak yang belum terdaftar di KPP) oleh karena in\tu sebaiknya ada kerjasama antara Dirjen Pajak dengan pemerintah setempat (RT/RW/Lurah/Camat) agar pemerintah setempat dapat melaporkan
(18)
BAB V Simpulan dan Saran
setiap migrasi warga sehingga Dirjen Pajak dapat memperbaharui data Wajib Pajak.
1.3 Sunset Policy mempunyai sisi positif dan sisi negatif, sisi positifnya adalah dapat meningkatkan penerimaan pajak, namun Sunset Policy juga mempunyai sisi negatif karena Wajib Pajak ada yang memanfaatkan
Sunset Policy tersebut untuk menghindari Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Pajak berupa bunga. Oleh karena itu sebaiknya kebijakan Sunset Policy
tidak diterapkan setiap tahun.
1.4 Apabila Dirjen Pajak hendak mengeluarkan suatu kebijakan yang baru yang berhubungan dengan pajak dan Wajib Pajak , hendaknya kebijakan tersebut disosialisasikan secara menyeluruh baik itu melalui media masa maupun media elektronik agar seluruh Wajib Pajak dapat mengetahui kebijakan tersebut.
2. Saran untuk peneliti selanjutnya
Apabila ada peneliti lain yang ingin meneliti tentang Sunset Policy, saya selaku peneliti ingin menyarankan agar peneliti selanjutnya menggunakan metode-metode yang lebih kompleks dengan harapan bahwa hasil dari penelitian yang dilakukan akan lebih representatif.
(19)
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo,Prof, Dr, MBA, Ak. (2009), Perpajakan. Edisi Revisi 2009, Andi: Yogyakarta.
Ilyas, Wirawan B. dan Richard Burton (2004), Hukum Pajak, Salemba Empat: Jakarta.
Zain, H.M. (2007). Manajemen Pajak. Edisi Ketiga. Salemba Empat: Jakarta. Erly Suandi, 2005, Perencanaan Pajak, Salemba Empat: Jakarta.
Sugiono, 2009, Statitiska untuk Penelitian, ALFABETA: Bandung.
Sugiono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, ALFABETA: Bandung. Hartono, M, Jogiyabto. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Revisi 2009, BPFE:
Yogyakarta.
WEBSITE
http://www.wikipedia.com http://www.jurnalskripsi.com http://www.pajak.go.id
UNDANG-UNDANG
Undang-undang No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Undang-undang No 8 Tahun 1983 tentang PPN.
Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak no SE-33/PJ/2008 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan PPh.
(1)
Bab I Pendahuluan
5
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimanakah penerapan Sunset Policy yang dilaksanakan di Indonesia.
2. Seberapa besar pengaruh kebijakan Sunset Policy terhadap penerimaan pajak dari Sunset Policy.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengukur sejauh mana penerapan Sunset Policy yang
dilaksanakan di Indonesia.
2. Menelaah sejauh mana pengaruh kebijakan Sunset Policy terhadap penerimaan pajak dari Sunset Policy
1.4 Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian diatas diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
(2)
6
Sebagai informasi dan bahan evaluasi atas penerapan kebijakan Sunset Policy pada KPP dan sebagai pendorong agar terus ditingkatkannya pelayanan kepada wajib pajak.
2. Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai kebijakan Sunset Policy dan untuk mengetahui pengaruh Sunset Policy terhadap penerimaan pajak.
3. Pihak Lain
Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna sebagai bahan
masukan dalam memahami Sunset Policy serta agar dapat
(3)
BAB V Simpulan dan Saran
92
BAB V
SiMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis buat, dapat ditarik simpulan:
1. Penerapan Sunset Policy
1.2Jumlah SPT Pembetulan yang masuk dalam rangka sunset policy pada KPP Pratama Subang pada bulan November 2007 adalah sebesar 21 SPT, pada bulan Desember 2007 adalah sebesar 15 SPT, pada bulan Januari 2008 adalah sebesar 11 SPT dan pada bulan Febuari 2008 adalah sebesar 35 SPT dengan total 82 SPT Pembetulan.
1.3Jumlah Wajib Pajak yang mengikuti Sunset policy pada KPP Pratama Subang pada bulan November 2007 adalah sebesar 5 Wajib Pajak, pada bulan Desember 2007 adalah sebesar 7 Wajib Pajak, pada bulan Januari 2008 adalah sebesar 3 Wajib Pajak dan pada bulan Februari sebesar 11 Wajib Pajak dengan total 26 Wajib Pajak
1.4Penerimaan Pajak dari Sunset Policy pada KPP Pratama Subang pada bulan November 2007 adalah sebesar Rp15.522.724, pada bulan Desember 2007 adalah sebesar Rp18.687.020, pada bulan Januari 2008
(4)
93
adalah sebesar Rp10.136.642 dan pada bulan Februari 2008 adalah sebesar Rp29.788.265 dengan total sebesar Rp74.134.651
2. Pengaruh Sunset Policy Terhadap Penerimaan Pajak Dari Sunset Policy 2.1Jumlah SPT Pembetulan dan jumlah Wajib Pajak (kebijakan Sunset
Policy) mempunyai pengaruh terhadap penerimaan pajak dari Sunset Policy di KPP Pratama Subang. Hal ini dibuktian oleh hasil perhitungan secara statistik yang menunjukan thitung > t tabel yaitu 6,86 > 2,1318, dengan koefisien determinasi (d) sebesar 92,16% pada tingkat keyakinan atau kepercayaan 95% (tingkat signifikansi 5%).
2.2Perbandingan Jumlah Wajib Pajak yang mengikuti Sunset Policy dengan Jumlah Wajib Pajak tahun 2008 adalah sebesar 0,0012 atau 0,12%, hal ini bisa diartikan bahwa penduduk kota Subang sebagian besar sudah benar dalam pengisian SPT, sehingga tidak perlu memanfaatkan kebijakan Sunset Policy.
5.2 Saran
1. Saran Untuk Dirjen Pajak
1.2Salah satu hambatan yang dihadapi oleh Dirjen Pajak dalam melaksanakan kegiatan penerimaan pajak adalah Dirjen Pajak tidak mempunyai cukup informasi mengenai tempat tinggal Wajib Pajak yang baru (Wajib Pajak yang belum terdaftar di KPP) oleh karena in\tu sebaiknya ada kerjasama antara Dirjen Pajak dengan pemerintah setempat (RT/RW/Lurah/Camat) agar pemerintah setempat dapat melaporkan
(5)
BAB V Simpulan dan Saran
94
setiap migrasi warga sehingga Dirjen Pajak dapat memperbaharui data Wajib Pajak.
1.3Sunset Policy mempunyai sisi positif dan sisi negatif, sisi positifnya adalah dapat meningkatkan penerimaan pajak, namun Sunset Policy juga mempunyai sisi negatif karena Wajib Pajak ada yang memanfaatkan Sunset Policy tersebut untuk menghindari Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Pajak berupa bunga. Oleh karena itu sebaiknya kebijakan Sunset Policy tidak diterapkan setiap tahun.
1.4Apabila Dirjen Pajak hendak mengeluarkan suatu kebijakan yang baru yang berhubungan dengan pajak dan Wajib Pajak , hendaknya kebijakan tersebut disosialisasikan secara menyeluruh baik itu melalui media masa maupun media elektronik agar seluruh Wajib Pajak dapat mengetahui kebijakan tersebut.
2. Saran untuk peneliti selanjutnya
Apabila ada peneliti lain yang ingin meneliti tentang Sunset Policy, saya selaku peneliti ingin menyarankan agar peneliti selanjutnya menggunakan metode-metode yang lebih kompleks dengan harapan bahwa hasil dari penelitian yang dilakukan akan lebih representatif.
(6)
94
Mardiasmo,Prof, Dr, MBA, Ak. (2009), Perpajakan. Edisi Revisi 2009, Andi: Yogyakarta.
Ilyas, Wirawan B. dan Richard Burton (2004), Hukum Pajak, Salemba Empat: Jakarta.
Zain, H.M. (2007). Manajemen Pajak. Edisi Ketiga. Salemba Empat: Jakarta. Erly Suandi, 2005, Perencanaan Pajak, Salemba Empat: Jakarta.
Sugiono, 2009, Statitiska untuk Penelitian, ALFABETA: Bandung.
Sugiono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, ALFABETA: Bandung. Hartono, M, Jogiyabto. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Revisi 2009, BPFE:
Yogyakarta.
WEBSITE
http://www.wikipedia.com http://www.jurnalskripsi.com http://www.pajak.go.id
UNDANG-UNDANG
Undang-undang No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Undang-undang No 8 Tahun 1983 tentang PPN.
Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak no SE-33/PJ/2008 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan PPh.