Evaluasi Penggunaan Jembatan Penyeberangan Bagi Pejalan Kaki Di Jalan Wastu Kencana Bandung.
EVALUASI PENGGUNAAN JEMBATAN
PENYEBERANGAN BAGI PEJALAN KAKI DI JALAN
WASTU KENCANA BANDUNG
Reynold Lepong NRP: 9921070
Pembimbing: Prof. Ir. Bambang Ismanto S., M.Sc, Ph.D
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Meskipun arus kendaraan yang relatif tinggi, penggunaan fasilitas jembatan penyeberangan di jalan Wastu Kencana masih tidak efektif. Hal ini disebabkan desain konstruksi jembatan penyeberangan (JP) yang tinggi, tangga yang terjal, lokasi jembatan yang jauh dari tujuan, rasa malas dan lelah untuk mendakinya, serta penentuan fasilitas penyeberangan yang kurang tepat.
Pada Tugas Akhir ini dibahas secara awal tentang karakteristik penyeberang jalan dalam kaitan dengan volume lalu lintas. Dari hubungan tadi dicoba untuk menetapkan jenis fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki. Dari hasil analisis data diperoleh perbandingan antara waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang melalui jembatan penyeberangan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (R) = 5,9 dan perbandingan jumlah pejalan kaki yang menyeberang di jembatan penyeberangan dengan jumlah pejalan kaki yang menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (Pa/Pt) = 7,66%. Kesimpulan yang diperoleh menunjukan bahwa tipe fasilitas penyeberangan yang sesuai di jalan Wastu Kencana berdasarkan hasil studi adalah pelican, dimana pelican tersebut ditempatkan pada zona sibuk penyeberang jalan.
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ………..….……..i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ………..…………ii
ABSTRAK ………...….………..………...…...iii
PRAKATA………...………..………iv
DAFTAR ISI ……….……vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ………...viii
DAFTAR GAMBAR ……….………..xi
DAFTAR TABEL ………...…xii
DAFTAR LAMPIRAN ………..…..….xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………...…………...………….1
1.2 Tujuan………..…….……2
1.3 Pembatasan Masalah ………..…………..2
1.4 Metode Penulisan ………...………...2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fasilitas Penyeberangan ………...………...….4
2.2 Waktu Penyeberangan ………...………..….9
2.3 Kapasitas Jembatan ………..…..………11
2.4 Hubungan Jumlah Aliran Arus Penyeberangan Jalan dan Kendaraan ………...11
(3)
BAB 3 METODOLOGI SURVEI
3.1 Program Kerja ………..……...14
3.2 Jenis-jenis Survei ………..…..…16
3.3 Survei Penyeberang Jalan ………..…………..……...16
3.3.1 Menghitung Penyeberang Jalan ……….16
3.3.2 Survei Waktu Penyeberang Jalan ………...…….……...18
3.4 Survei Lalu-lintas ………...………...……18
3.5 Studi Lapangan ………...………….…19
BAB 4 PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Penyeberang jalan ………...…….…….23
4.1.1 Volume Penyeberang Jalan ………..………..………23
4.1.2 Waktu Penyeberang Jalan ………..…………..………..25
4.2 Analisis Data Lalu-lintas ……….29
4.3 Kajian Hubungan Penyeberang Jalan dan Lalu-lintas ………..…..…30
4.4 Diskusi ………...………..……35
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………..………..…….38
5.2 Saran ………...……….……39
DAFTAR PUSTAKA……….………..…..41
(4)
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
h : jumlah jam
j : jumlah jembatan JL. : Jalan
JP : Jembatan Penyeberangan
= sebuah jembatan yang berada di atas jalan yang didesain khusus untuk digunakan oleh pejalan kaki
kend. : kendaraan kend./jam : kendaraan per jam KB : Kendaraan Berat
= kendaraan yang mempunyai enam roda atau lebih KR : Kendaraan Ringan
= kendaraan yang mempunyai tiga atau empat roda
m : meter
mph : mile per hour ( 1 mile = 1,60931 kilometer) m/det : meter per detik
M : Sepeda Motor
= kendaraan yang mempunyai dua roda n : jumlah sampel
o/j : orang per jam
p : pria
P : Volume Penyeberang Jalan (orang/jam)
Pa : Jumlah pejalan kaki yang menyeberang pada jembatan penyeberangan (orang/jam)
Pb : Jumlah pejalan kaki yang menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (orang/jam)
(5)
Pb1 : Banyaknya pejalan kaki yang menyeberang pada Zona I Ph : Volume Penyeberang Jalan pada Jam ke-h (orang/jam)
Ph (VII) : Volume Penyeberang Jalan pada Jam ke - h di Zona VII (orang/jam)
Pt : Jumlah total banyaknya pejalan kaki yang menyeberang pada jembatan dan yang menyeberang di bawah jembatan (Pa + Pb) R : Perbandingan antara waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang melalui jembatan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menyeberang pada jalan ; (R = ta/tb ) s/d : sampai dengan
Sek. : Sekolah
Sigma (∑) : jumlah
ta : Waktu Penyeberangan melalui Jembatan Penyeberangan (detik)
= waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang jalan melalui jembatan penyeberangan, dari awal anak tangga pada satu sisi hingga akhir anak tangga pada sisi lainnya
taBj B: Rata-rata Waktu Penyeberangan di JP ke- j (detik) taBn B: Waktu Penyeberangan pada Sampel ke-n (detik)
tb : Waktu Penyeberangan di bawah Jembatan Penyeberangan (detik)
= total waktu yang dibutuhkan untuk menunggu di kerb (tk)
ditambah waktu untuk menyeberangi jalan itu sendiri (tm) ; (tb = tk + tm)
tbBj B: Rata-rata Waktu Penyeberangan di bawah JP ke-j (detik) tbBn B: Waktu Penyeberangan di bawah JP pada Sampel ke-n (detik) tk : Waktu Menunggu di Kerb (detik)
= waktu yang dibutuhkan untuk menunggu agar mendapatkan gap antara kendaraan, sampai pejalan kaki melangkahkan kakinya ke jalur jalan
(6)
tm : Waktu Penyeberangan di Jalan (detik)
= waktu yang dibutuhkan untuk menyeberangi jalan dari saat pejalan kaki melangkahkan kakinya ke jalur jalan sampai dia melangkah ke jalan setapak pada sisi lain
U : Utara
UKM : Universitas Kristen Maranatha
v (WK) : Kecepatan berjalan pada waktu menyeberang V : Volume Kendaraan (kendaraan/jam)
VBh B: Volume Kendaraan pada Jam ke–h jalan di daerah Wastu Kencana
(Tidak lewat jembatan) (kendaraan / jam)
w : wanita
WK : Wastu Kencana
≈ : sama dengan mendekati, pembulatan - : sampai dengan
> : lebih besar daripada < : lebih kecil daripada ≥ : lebih besar sama dengan ≤ : lebih kecil sama dengan
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Zebra Cross ………...………5
Gambar 2.2 Zebra Cross dengan Lampu Kedip ………...6
Gambar 2.3 Tombol Pengatur pada Pelican ...………...7
Gambar 2.4 Zebra Cross dengan Lampu Pengatur (Pelican) …...………….…8
Gambar 2.5 Jembatan Penyeberangan...………..9
Gambar 2.6 Grafik Penggunaan Jembatan Penyeberangan ...………...10
Gambar 2.7 Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan ………...………...13
Gambar 3.1 Bagan Kerja………..15
Gambar 3.2 Daerah Pengamatan Jembatan Penyeberangan………21
Gambar 3.3 Peta Kota dan Lokasi Jembatan Penyeberangan………..22
Gambar 4.1 Sketsa Pembagian Zona di Jalan Wastu Kencana………24
Gambar 4.2 Hubungan Antara Persentase Pejalan Kaki yang Menggunakan Jembatan Penyeberangan dan Perbandingan Waktu Penyeberangan untuk Jembatan Penyeberangan pada Waktu Sibuk………28
Gambar 4.3 Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan bagi Pejalan Kaki……….………33
Gambar 4.4 Penerapan TA/10/80 di Jalan Wastu Kencana………….………44
Gambar 4.5 Penerapan Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan bagi Pejalan Kaki Hasil Analisis di Jalan Wastu Kencana……..45
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Arus Penyeberang Jalan pada Empat Jam Sibuk
Di Jalan Wastu Kencana………..……24 Tabel 4.2 Arus Penyeberang Jalan per Jam (P)………..…….25 Tabel 4.3 Perbandingan Waktu Penyeberangan pada Waktu Sibuk….……...28 Tabel 4.4 Volume Lalu Lintas pada Empat Jam Sibuk di Jalan
Wastu Kencana……….………29 Tabel 4.5 Arus Kendaraan per Jam (V)……….………..30 Tabel 4.6 Perhitungan Tingkat Konflik Arus Penyeberang Jalan
dan Arus Kendaraan……….31 Tabel 4.7 Perhitungan Tingkat konflik Arus penyeberang Jalan
dan Arus Kendaraan pada Fasilitas Penyeberangan Sejenis……....32 Tabel 4.8 Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan bagi Pejalan Kaki……...33
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Formulir 1 : Arus Penyeberang Jalan I.…...……….……42
Lampiran 2 Formulir 1 : Arus Penyeberang Jalan II………43
Lampiran 3 Formulir 2A : Wawancara Penyeberang Jalan (Lewat Jembatan)………..……44
Lampiran 4 Formulir 2B: Wawancara Penyeberang Jalan (Tidak Lewat Jembatan)……….….…..45
Lampiran 5 Formulir 3 : Volume Lalu Lintas……….….46
Lampiran 6 Formulir 4 : Waktu Penyeberangan Pejalan Kaki………47
Lampiran 7 Foto Jembatan Penyeberangan……….48
Lampiran 8 Foto Anak Tangga………49
Lampiran 9 Kondisi Jembatan………...……….….50
Lampiran 10 Foto Zona VI…………..………..……….…...51
(10)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pejalan kaki adalah unsur lalu lintas yang sering kali dilupakan keberadaannya sebagai bagian dari pergerakan di jalan raya, oleh karena itu pejalan kaki sebagai salah satu pengguna lalu lintas sudah harus diperhatikan fasilitasnya. Dengan harapan jumlah konflik antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor dapat diturunkan, maka dirasakan perlu untuk menentukan tipe fasilitas penyeberangan yang sesuai dengan kondisi arus kendaraan dan pejalan kaki sehingga tujuan keamanan dan kenyamanan lalu-lintas dapat tercapai.
(11)
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi jumlah kecelakaan itu antara lain; dengan menyediakan fasilitas pejalan kaki, seperti trotoar jalan, maupun fasilitas-fasilitas penyeberangan jalan seperti zebra cross, pelican, penyediaan rambu dan sinyal untuk penyeberang jalan dan jembatan penyeberangan.
Sayangnya pemanfaatan dari fasilitas tersebut, khususnya jembatan penyeberangan dirasakan masih sangat kurang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki dan keberadaan jembatan penyeberang tersebut dibandingkan fasilitas penyeberangan lainnya.
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dititikberatkan penggunaan jembatan penyeberangan di daerah jalan Wastu Kencana, keberadaan jembatan penyeberangan tersebut, alasan-alasan penyeberang jalan untuk mempergunakan atau tidak, serta menentukan fasilitas penyeberangan yang sesuai dengan kondisi arus kendaraan dan pejalan kaki.
1.4 Metode Penulisan
Berdasarkan kerangka penulisan yang telah diuraikan di depan, pembahasan disajikan dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut;
(12)
BAB 1 PENDAHULUAN
Memuat hal-hal umum dari penulisan Tugas Akhir ini, berupa latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, dan metode penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan studi pustaka dari beberapa literatur yang digunakan sebagai bahan acuan dan wawasan penulisan.
BAB 3 METODOLOGI SURVEI
Menjelaskan tentang metodologi survei yang berisi tentang jenis-jenis survei dan pengadaan studi lapangan.
BAB 4 PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Dimana data yang dianalisis adalah data penyeberang jalan dan data lalu-lintas.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Menggunakan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil-hasil analisa dan saran-saran yang sesuai dengan pemahaman yang diperoleh dari penulis.
(13)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil analisis waktu penyeberang jalan di jalan Wastu Kencana diperoleh:
- Perbandingan antara waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang melalui jembatan penyeberangan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (R) = 5,9
(14)
- Perbandingan jumlah pejalan kaki yang menyeberang di jembatan penyeberangan dengan jumlah pejalan kaki yang menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (Pa/Pt) = 7,66%
Dari hasil analisis di atas, didapat harga R > 1 dan Pa/Pt < 10%, hal ini menunjukan bahwa penggunaan jembatan penyeberangan di jalan Wastu Kencana tidak efektif.
2. Tipe fasilitas penyeberangan yang sesuai di Jalan Wastu Kencana berdasarkan hasil analisis adalah zebra cross dengan lampu pengatur (pelican). Dimana Pelican ditempatkan pada zona yang paling banyak jumlah penyeberang jalannya, yaitu zona VI.
5.2 Saran
1. Perlunya dilakukan studi tentang pengukuran tingkat konflik antara arus
kendaraan dan penyeberang jalan pada setiap lokasi / jalan yang akan mempergunakan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki, dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan fasilitas penyeberangan yang sesuai di daerah tersebut.
2. Perlunya ditambah fasilitas penyeberangan di jalan Wastu Kencana berupa
zebra cross dengan lampu pengatur (pelican), dengan harapan jumlah konflik antara penyeberang jalan dan kendaraan bermotor dapat diturunkan.
(15)
3. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penggunaan jembatan penyeberangan ialah dengan memasang pagar pada tepi trotoar di kedua sisi jalan di sepanjang jalan di jalan Wastu Kencana (± 300 m) dan perlunya pengawasan serta penerapan hukum bagi pelanggar peraturan lalu lintas oleh polisi di daerah tersebut selama waktu yang tidak ditentukan, sampai masyarakat terbiasa menggunakan jembatan penyeberangan tersebut. Hal ini dapat mencegah pejalan kaki menyeberang jalan di sembarang tempat.
4. Pemeliharaan kondisi jembatan penyeberangan merupakan hal yang sangat
penting dalam penggunaannya. Oleh karena itu disarankan untuk mengadakan keamanan dan pemeliharaan yang rutin serta pembersihan jembatan penyeberangan. Untuk membangun jembatan penyeberangan, masalah lokasi dan desain sebaiknya diberi prioritas yang lebih besar.
(16)
DAFTAR PUSTAKA
1. Agah, H.R. dan Widjajanti, E. (1990), Identifikasi Kebutuhan Fasilitas
Penyeberangan Pejalan Kaki, KTTJ – 4 Himpunan Pengembangan Jalan
Indonesia, Bandung.
2. Carter, Everett. C. and Homburger, W.S. (1978), Introduction to Transportation Engineering, Institute of Transportation Engineers, Inc.
3. Department of Transport (1980), Design Considerations for Pelican and
Zebra Crossing, Department Advice Note TA/1080, Roads and Local
Transport Directorate, London.
4. Hanifah, H. (1993), Studi Effisiensi Penggunaan Jembatan
Penyeberangan di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan Asia Afrika,
Jalan Jenderal Sudirman, Tugas Akhir Kapita Selekta, Universitas
Kristen Maranatha, Bandung.
5. Hankin, B.D. and Wright, R.A. (1958), Passenger Flow in Subways, Operation Research Quarterly, Vol 9, No. 2.
6. Hunt, J.G., Griffith, J.D., Williams, J.E., Williams, S.L. (1978), The Operation of Zebra and Pelican Crossing at Sites in England and Wales, University of Wales Institute of Science and Technology.
7. Laksmono, F. (1999), Evaluasi Penggunaan Jembatan Penyeberangan
Bagi Pejalan Kaki di depan Bandung Indah Plasa, Tugas Akhir
Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
8. Road Research Laboratory (1963), Research on Road Traffic, Her Majesty’s Stationary Office, London.
9. Susilo, Budi Hartanto (1984), Factors Affecting the Use of Existing
Footbridges in Bandung, Thesis, Program Magister Sistem dan Teknik
Jalan Raya, Insititut Teknologi Bandung, Bandung.
10.Susilo, Budi Hartanto (1985), Karakteristik dan Study Lalu Lintas, Diktat Kuliah Teknik Lalu Lintas, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
11.The Institution of Highways and Transportation with the Department of Transport (1987), Roads and Traffic in Urban Areas, First edition, HMSO Publishers, London.
(1)
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi jumlah kecelakaan itu antara lain; dengan menyediakan fasilitas pejalan kaki, seperti trotoar jalan, maupun fasilitas-fasilitas penyeberangan jalan seperti zebra cross, pelican, penyediaan rambu dan sinyal untuk penyeberang jalan dan jembatan penyeberangan.
Sayangnya pemanfaatan dari fasilitas tersebut, khususnya jembatan penyeberangan dirasakan masih sangat kurang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki dan keberadaan jembatan penyeberang tersebut dibandingkan fasilitas penyeberangan lainnya.
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dititikberatkan penggunaan jembatan penyeberangan di daerah jalan Wastu Kencana, keberadaan jembatan penyeberangan tersebut, alasan-alasan penyeberang jalan untuk mempergunakan atau tidak, serta menentukan fasilitas penyeberangan yang sesuai dengan kondisi arus kendaraan dan pejalan kaki.
1.4 Metode Penulisan
Berdasarkan kerangka penulisan yang telah diuraikan di depan, pembahasan disajikan dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut;
(2)
BAB 1 PENDAHULUAN
Memuat hal-hal umum dari penulisan Tugas Akhir ini, berupa latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, dan metode penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan studi pustaka dari beberapa literatur yang digunakan sebagai bahan acuan dan wawasan penulisan.
BAB 3 METODOLOGI SURVEI
Menjelaskan tentang metodologi survei yang berisi tentang jenis-jenis survei dan pengadaan studi lapangan.
BAB 4 PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Dimana data yang dianalisis adalah data penyeberang jalan dan data lalu-lintas.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Menggunakan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil-hasil analisa dan saran-saran yang sesuai dengan pemahaman yang diperoleh dari penulis.
(3)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil analisis waktu penyeberang jalan di jalan Wastu Kencana diperoleh:
- Perbandingan antara waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang melalui jembatan penyeberangan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (R) = 5,9
(4)
- Perbandingan jumlah pejalan kaki yang menyeberang di jembatan penyeberangan dengan jumlah pejalan kaki yang menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (Pa/Pt) = 7,66%
Dari hasil analisis di atas, didapat harga R > 1 dan Pa/Pt < 10%, hal ini menunjukan bahwa penggunaan jembatan penyeberangan di jalan Wastu Kencana tidak efektif.
2. Tipe fasilitas penyeberangan yang sesuai di Jalan Wastu Kencana berdasarkan hasil analisis adalah zebra cross dengan lampu pengatur (pelican). Dimana Pelican ditempatkan pada zona yang paling banyak jumlah penyeberang jalannya, yaitu zona VI.
5.2 Saran
1. Perlunya dilakukan studi tentang pengukuran tingkat konflik antara arus kendaraan dan penyeberang jalan pada setiap lokasi / jalan yang akan mempergunakan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki, dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan fasilitas penyeberangan yang sesuai di daerah tersebut.
2. Perlunya ditambah fasilitas penyeberangan di jalan Wastu Kencana berupa zebra cross dengan lampu pengatur (pelican), dengan harapan jumlah konflik antara penyeberang jalan dan kendaraan bermotor dapat diturunkan.
(5)
3. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penggunaan jembatan penyeberangan ialah dengan memasang pagar pada tepi trotoar di kedua sisi jalan di sepanjang jalan di jalan Wastu Kencana (± 300 m) dan perlunya pengawasan serta penerapan hukum bagi pelanggar peraturan lalu lintas oleh polisi di daerah tersebut selama waktu yang tidak ditentukan, sampai masyarakat terbiasa menggunakan jembatan penyeberangan tersebut. Hal ini dapat mencegah pejalan kaki menyeberang jalan di sembarang tempat.
4. Pemeliharaan kondisi jembatan penyeberangan merupakan hal yang sangat penting dalam penggunaannya. Oleh karena itu disarankan untuk mengadakan keamanan dan pemeliharaan yang rutin serta pembersihan jembatan penyeberangan. Untuk membangun jembatan penyeberangan, masalah lokasi dan desain sebaiknya diberi prioritas yang lebih besar.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Agah, H.R. dan Widjajanti, E. (1990), Identifikasi Kebutuhan Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki, KTTJ – 4 Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia, Bandung.
2. Carter, Everett. C. and Homburger, W.S. (1978), Introduction to
Transportation Engineering, Institute of Transportation Engineers, Inc.
3. Department of Transport (1980), Design Considerations for Pelican and
Zebra Crossing, Department Advice Note TA/1080, Roads and Local Transport Directorate, London.
4. Hanifah, H. (1993), Studi Effisiensi Penggunaan Jembatan
Penyeberangan di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan Asia Afrika, Jalan Jenderal Sudirman, Tugas Akhir Kapita Selekta, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
5. Hankin, B.D. and Wright, R.A. (1958), Passenger Flow in Subways,
Operation Research Quarterly, Vol 9, No. 2.
6. Hunt, J.G., Griffith, J.D., Williams, J.E., Williams, S.L. (1978), The Operation of Zebra and Pelican Crossing at Sites in England and Wales, University of Wales Institute of Science and Technology.
7. Laksmono, F. (1999), Evaluasi Penggunaan Jembatan Penyeberangan
Bagi Pejalan Kaki di depan Bandung Indah Plasa, Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
8. Road Research Laboratory (1963), Research on Road Traffic, Her
Majesty’s Stationary Office, London.
9. Susilo, Budi Hartanto (1984), Factors Affecting the Use of Existing
Footbridges in Bandung, Thesis, Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya, Insititut Teknologi Bandung, Bandung.
10.Susilo, Budi Hartanto (1985), Karakteristik dan Study Lalu Lintas, Diktat Kuliah Teknik Lalu Lintas, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
11.The Institution of Highways and Transportation with the Department of
Transport (1987), Roads and Traffic in Urban Areas, First edition,