Budaya Tionghoa pilar Jogja Istimewa.
i'
I
y', *^r, Ktiwon,lo
Februari
2olo
WACANA
NO O7OTH KE-70
HARIAN BERNAS
]-
BudayaTionghoaPilar Jogia Istime\rya
I TAHUN Baru Imlek 2567
ptutrpaOaanggal 8 Februari20 I 6.
Untuk memeriahkannya,beberapa
lota besar menyelenggarakan
lerbagai kegiatan yang dapat
linikmati oleh masyarakatumum.
hrlekdi lndonesiasudahlebih dari
ltu dekade ini dirayakan secara
hftufa, Sebelumnya pada masa
harus
Drde Banr,budayaTio.nghoa
i berbagai tantangan
n upaya genosida kultural.
suki eraReformasi,euforia
tidak hanya dinikmati oleh
Tonghoa saja namun juga
luas.
Oleh:HendraKurniawan
Dalamrangkamemeriahkanlmlek,sebagaikota budaya,
Yogyakartasetiaptahunnyamenyelenggarakankegiatanbertajuk
Pekan BudayaTionghoaYogyakarta(PBTY).Penyelenggaraan
PBTY menjadibukti nyata bahwa budayaTionghoatelah menyatu
dan menjadibagiandari masyarakat.Yogyakartasebagai
barometerbudaya Jawa tidak menafikanlmlek secara meriah.
merupakan suatu keniscayaan yang
tidak terelakkan atau sunatullah.
positif darimasyaraPenerimaanyang
kat luas terhadap perayaan Imlek di
berbagai daerah menunjukkan telah
wu- tumbuhnya kesadaran multikultural
Kenyaaanini merupakan
pengharyaan
tethadapbudaya dalam masyarakat.
Multikultural
yangkita miliki sebagai
Immemeriahkan
Dalam
rangka
raiemuk. Keberadaan
be- lek, sebagaikota budaya,Yogyakarta
sajamelainkanharusditerima setiap tahunnya menyelenggarakan
lapangdadasebagaibagian kegiatan bertajuk Pekan Budaya
(PBTY). Penyebangsaini. Budayamerupakan TionghoaYogyakarta
nyata
lenggaraan
PBTYmenjadibukti
yang
hidup
ensi
bermasyarakat
tOlah
menyatu
bahwabudayaJionghoa
sekat. Budaya merupakan
dariTuhanyangmenjadi dan menjadibagian dari masyarakat.
Yogyakartasebagaibarometerbudaya
adaban manusia. Maka
r budaya Tionghoa akan Jawatidak menafikanperayaanImlek
memperkaya khazanah secarameriah.
Tahun ini menjadi tahun ke-ll
bangsa.
penyelenggaraan
PBTY. Kegiatan
mencatat bahwa mayangdigelardalamPBTY 20 16 begitu
Tionghoa telah hidup
di bumi Nusantarasejak benagamdari Jogja Dragon Festival,
silam. K.H. Abdur- karnaval dan parade kebudayaan,
Wahid (Gus Dur), pernah festival tari, lomba karaoke mandabahwa keragaman rin, lomba bahasamandarin, lomba
a dalam sebuah bangsa fotografi , pertunjukanwayangp-gtehi,
hingga bazzarkuliner dan shopping.
Berbagaikegiatanini diharapkandapat
diikuti oleh siapasajadanmenjadisimbol keluwesanmasyarakatYogyaka*a
dalam menerima keragamanbudaya.
Festival naga atau liong yang
biasanya tampil bersama barongsai
menjadi roh dari perayaan Imlek
khususnyaketika CapGo Meh sebagai
penandapenutupanImlek. Kegiatanini
biasanyapaling menyedotperhatian
para penontonyang selalu be{ubel.
Menarik lagi karena para pemainnya
jugamaybritasbukanberasal
darietnis
Tionghoa. Ini menunjukkan bahwa
masyarakat luas begitu antusias dan
mendukungpelestarianbudayaTionghoayangtelahmenjadimilikbersama.
PenyelenggaraanPBTY yang
selama ini disambut baikoleh masyarakat Yogyakarta dapat menjadi
simbol kerukunan.Bahkan pada banyak dimensimemperlihatkanadanya
akulturasi budaya Tionghoa-Jawa.
Selainliong dan barongsai,pertunjukan wayangpotehijuga menjadi bukti
kedekatanbudaya karenamasyarakat
Jawa juga mengenalwayang. Salai
satuakulturasiwayangyangh anya ada
di a/ogyakartaialahWayangCina-Jawa
(Wacinwa).
Wacinwa menjadi wujud akulturasi budaya Tionghoa-Jawayang
begitu erat. Wayang ini diciptakan
padatahunI 925olehGanThwanSing
(1895-1967),seorangTionghoaasal
Klaten. Wacinwamengadopsiceritacerita Tionghoa namun dimainkan
dengan cara Jawa diiringi gamelan
dan sinden dengan gaya pakeliran
klasikYogyakarta.DalamPBTY yang
dipusatkan di Kampung Ketandan,
biasanya juga dipamerkankoleks
Wacinwadari Museum SonobudoYo
Semarak PBTY menjadi semaraknya Yogyakarta karena selain
menarik wisataw4n, juga semakin
menegaskan Yogyakarta sebagai
multicultural city. Kesadaranmultikultural merupakan modal pentingbagi
terciptanyahidupyangharmonis.Masyarakatmultikultural memberi ruang
ataskeberadaansatu samalain.demi
kedamaian bangsa. Maka kegiatan
sepertiini perlu dikembangkanagarlak
sekedarmenjadi kemasanpariwisata
tahunan untuk memeriahkan Imlek.
Dengan demikian nyatalah bahwa
budayaTionghoajuga menjadi salah
satu pilar yang menguatkan tag!i19
"Jogjalstimewa".GongXi FaCai! ** *
Ilendra Kurniawan, M.Pd.'
Dosen Pendidikan Seiarah
USD Yogtakart a, menekuiti
kaiian Sejarah Tionghoa
I
y', *^r, Ktiwon,lo
Februari
2olo
WACANA
NO O7OTH KE-70
HARIAN BERNAS
]-
BudayaTionghoaPilar Jogia Istime\rya
I TAHUN Baru Imlek 2567
ptutrpaOaanggal 8 Februari20 I 6.
Untuk memeriahkannya,beberapa
lota besar menyelenggarakan
lerbagai kegiatan yang dapat
linikmati oleh masyarakatumum.
hrlekdi lndonesiasudahlebih dari
ltu dekade ini dirayakan secara
hftufa, Sebelumnya pada masa
harus
Drde Banr,budayaTio.nghoa
i berbagai tantangan
n upaya genosida kultural.
suki eraReformasi,euforia
tidak hanya dinikmati oleh
Tonghoa saja namun juga
luas.
Oleh:HendraKurniawan
Dalamrangkamemeriahkanlmlek,sebagaikota budaya,
Yogyakartasetiaptahunnyamenyelenggarakankegiatanbertajuk
Pekan BudayaTionghoaYogyakarta(PBTY).Penyelenggaraan
PBTY menjadibukti nyata bahwa budayaTionghoatelah menyatu
dan menjadibagiandari masyarakat.Yogyakartasebagai
barometerbudaya Jawa tidak menafikanlmlek secara meriah.
merupakan suatu keniscayaan yang
tidak terelakkan atau sunatullah.
positif darimasyaraPenerimaanyang
kat luas terhadap perayaan Imlek di
berbagai daerah menunjukkan telah
wu- tumbuhnya kesadaran multikultural
Kenyaaanini merupakan
pengharyaan
tethadapbudaya dalam masyarakat.
Multikultural
yangkita miliki sebagai
Immemeriahkan
Dalam
rangka
raiemuk. Keberadaan
be- lek, sebagaikota budaya,Yogyakarta
sajamelainkanharusditerima setiap tahunnya menyelenggarakan
lapangdadasebagaibagian kegiatan bertajuk Pekan Budaya
(PBTY). Penyebangsaini. Budayamerupakan TionghoaYogyakarta
nyata
lenggaraan
PBTYmenjadibukti
yang
hidup
ensi
bermasyarakat
tOlah
menyatu
bahwabudayaJionghoa
sekat. Budaya merupakan
dariTuhanyangmenjadi dan menjadibagian dari masyarakat.
Yogyakartasebagaibarometerbudaya
adaban manusia. Maka
r budaya Tionghoa akan Jawatidak menafikanperayaanImlek
memperkaya khazanah secarameriah.
Tahun ini menjadi tahun ke-ll
bangsa.
penyelenggaraan
PBTY. Kegiatan
mencatat bahwa mayangdigelardalamPBTY 20 16 begitu
Tionghoa telah hidup
di bumi Nusantarasejak benagamdari Jogja Dragon Festival,
silam. K.H. Abdur- karnaval dan parade kebudayaan,
Wahid (Gus Dur), pernah festival tari, lomba karaoke mandabahwa keragaman rin, lomba bahasamandarin, lomba
a dalam sebuah bangsa fotografi , pertunjukanwayangp-gtehi,
hingga bazzarkuliner dan shopping.
Berbagaikegiatanini diharapkandapat
diikuti oleh siapasajadanmenjadisimbol keluwesanmasyarakatYogyaka*a
dalam menerima keragamanbudaya.
Festival naga atau liong yang
biasanya tampil bersama barongsai
menjadi roh dari perayaan Imlek
khususnyaketika CapGo Meh sebagai
penandapenutupanImlek. Kegiatanini
biasanyapaling menyedotperhatian
para penontonyang selalu be{ubel.
Menarik lagi karena para pemainnya
jugamaybritasbukanberasal
darietnis
Tionghoa. Ini menunjukkan bahwa
masyarakat luas begitu antusias dan
mendukungpelestarianbudayaTionghoayangtelahmenjadimilikbersama.
PenyelenggaraanPBTY yang
selama ini disambut baikoleh masyarakat Yogyakarta dapat menjadi
simbol kerukunan.Bahkan pada banyak dimensimemperlihatkanadanya
akulturasi budaya Tionghoa-Jawa.
Selainliong dan barongsai,pertunjukan wayangpotehijuga menjadi bukti
kedekatanbudaya karenamasyarakat
Jawa juga mengenalwayang. Salai
satuakulturasiwayangyangh anya ada
di a/ogyakartaialahWayangCina-Jawa
(Wacinwa).
Wacinwa menjadi wujud akulturasi budaya Tionghoa-Jawayang
begitu erat. Wayang ini diciptakan
padatahunI 925olehGanThwanSing
(1895-1967),seorangTionghoaasal
Klaten. Wacinwamengadopsiceritacerita Tionghoa namun dimainkan
dengan cara Jawa diiringi gamelan
dan sinden dengan gaya pakeliran
klasikYogyakarta.DalamPBTY yang
dipusatkan di Kampung Ketandan,
biasanya juga dipamerkankoleks
Wacinwadari Museum SonobudoYo
Semarak PBTY menjadi semaraknya Yogyakarta karena selain
menarik wisataw4n, juga semakin
menegaskan Yogyakarta sebagai
multicultural city. Kesadaranmultikultural merupakan modal pentingbagi
terciptanyahidupyangharmonis.Masyarakatmultikultural memberi ruang
ataskeberadaansatu samalain.demi
kedamaian bangsa. Maka kegiatan
sepertiini perlu dikembangkanagarlak
sekedarmenjadi kemasanpariwisata
tahunan untuk memeriahkan Imlek.
Dengan demikian nyatalah bahwa
budayaTionghoajuga menjadi salah
satu pilar yang menguatkan tag!i19
"Jogjalstimewa".GongXi FaCai! ** *
Ilendra Kurniawan, M.Pd.'
Dosen Pendidikan Seiarah
USD Yogtakart a, menekuiti
kaiian Sejarah Tionghoa