FAKTOR FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ANAK TIDAK SIAP MELANJUT KE PENDIDIKAN TINGGI DI KELURAHAN SEMPAKATA KECAMATAN MEDAN SELAYANG.

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ANAK

TIDAK SIAP MELANJUT KE PENDIDIKAN TINGGI DI

KELURAHAN SEMPAKATA KECAMATAN MEDAN

SELAYANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperolah

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

VRANSISCA BR BARUS

NIM. 3103131076

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

vi

ABSTRAK

Vransisca Br Barus, NIM 3103131076. Faktor-Faktor Yang

Melatarbelakangi Anak Tidak Siap Melanjut Ke Pendidikan Tinggi Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Faktor internal (minat) yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. (2) Faktor eksternal (sosial ekonomi orang tua) yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak tamatan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebanyak 430 anak. Sampel ditentukan 15% dari jumlah populasi, sehingga ada sebanyak 65 anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, yang diambil dengan acak sederhana. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah komunikasi tak langsung dengan menggunakan angket.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor internal yaitu minat anak menunjukkan persentase anak yang tidak memiliki universitas yang dituju ada sebanyak 44,62%, sedangkan ada 56,92% yang tidak pernah meminta melanjutkan pendidikan. Selanjutnya 49,23% tak pernah mencari informasi mengenai perguruan tinggi, persentase terbesar yaitu 73,85% tidak pernah mengikuti ujian masuk perguruan tingg, dan merupakan. (2) Faktor eksternal yaitu sosial ekonomi orang tua rata-rata bekerja sebagai wiraswasta, penghasilan dari kedua orang tua pun rata-rata Rp.1.500.000,00-Rp.3.000.000,00 yaitu ada 39,23% masih termasuk rendah karena anak dari orang tua dominan lebih dari 3 orang yaitu 46,15%. Dari 65 responden dalam satu keluarga ada 64,62% yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan Tinggi dan 3,08% yang melanjut lebih dari 3 orang.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Anak Tidak Siap Melanjut Ke Pendidikan Tinggi Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Adapun tujuan skripsis ini untuk memenuhi salah satu persyaratan bagai mahasiswa S1 guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak memiliki kelemahan, namun karena bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat diselesaikan , oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. H. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis.

6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Geografi 7. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberi

masukan dan saran kepada penulis

8. Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberi

masukan dan saran kepada penulis

9. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan begitu banyak pengetahuan selama di bangku perkuliahan

10. Bapak Drs. Hasan Basri, MM, selaku kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan

Kota Medan yang memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan penelitian


(7)

iv

11. Bapak Zulfakhri Ahmadi S.Sos, selaku camat Kecamatan Medan Selayang yang memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan penelitian

12. Bapak Enoh.P.Tavip, S.Sos, M.Si, selaku lurah Kelurahan Sempakata yang

memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan penelitian

13. Bapak Hajat Siagian selaku Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi yang memberikan banyak motivasi, informasi serta bantuannya

14. Kepada kedua orang tua penulis yang penulis sangat cintai, terimakasih buat motivasi, doa, dan juga semangat yang selalu diberikan untuk penulis mulai dari awal kuliah sampai akhir penulis bisa sampai di penyelesaian skripsi ini.

15. Terima kasih juga buat Teman-teman B-Reguler 2010 tersayang, Ame, Tari, Fitri,

Karo bersaudara, Tri Ade, Rika, Kala, Defa dan semuanya yang telah banyak melewati waktu bersama selama menjalani perkuliahan, dan juga yang turut memberikan dukungannya

16. Sahabat tersayang Khairun Nisya dan teman-teman PPLT Laguboti SMANSALA yang selalu memberikan dukungannya kepada penulis

17. Teristimewa buat Benhart M Napitupulu yang juga selalu membantu, memberikan

motivasi dan semangat untuk penulis

Akhir kata semoga Tuhan memberikan berkatnya kepada semua yang sudah membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat kepada pembaca, khususnya Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Agustus 2014


(8)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

B. Penelitian Relevan ... 28

C. Kerangka Berfikir ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Lokasi Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

C. Variable Penelitian dan Defenisi Operasional ... 35

D. Teknik Pengumpul Data ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 38

A. Kondisi Fisik ... 38

B. Kondisi Non Fisik ... 39


(9)

viii

A. Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

LAMPIRAN ... 86


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian hal

1. Penggunaan Lahan di Kelurahan Sempakata 2012 ... 39

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lingkungan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 40

3. Komposisi Penduduk Menurut Usia Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 42

4. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 43

5. Komposisi Penduduk Menurut Agama Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 44

6. Komposisi Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 45

7. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 46

8. Sarana Pendidikan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 47

9. Jumlah Sarana Kesehatan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 48

10. Karakteristik Responden menurut umur Di Kelurahan Sempakata 2014 .... 53

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa Di Kelurahan Sempakata 2014 ... 53

12. Universitas Yang Ingin Dituju ... 54

13. Meminta Melanjutkan Pendidikan Kepada Orang Tua... 55

14. Mencari Informasi Perguruan Tinggi ... 56

15. Mengikuti Ujian Masuk Ke Perguruan Tinggi ... 56

16. Faktor Internal (minat) ... 57

17. Tanggapan Mengenai Pendidikan ... 59

18. Pendidikan Bekal Anak Bekerja ... 59

19. Pendapat Terhadap Kelanjutan Pendidikan ... 60

20. Lulusan Perguruan Tinggi Mudah Mendapat Pekerjaan ... 60

21. Faktor Eksternal (Persepsi Orang tua) ... 61

22. Orang Tua Mengawasi Anak Belajar ... 62

23. Orang Tua Membantu Menyelesaikan Masalah Dalam Mengerjakan Tugas ... 62


(11)

x

25. Dorongan Orang Tua Untuk Melanjutkan Pendidikan ... 63

26. Faktor eksternal (Motivasi Orang tua) ... 64

27. Pendidikan Formal Terakhir Ayah ... 65

28. Pendidikan Formal Terakhir Ibu ... 65

29. Pekerjaan Ayah ... 66

30. Pekerjaan Ibu ... 67

31. Penghasilan Perbulan Orang Tua ... 68

32. Kekanyaan Lain Yang Nilainya > Rp.500.000,00 ... 68

33. Luas Tanah atau Pekarangan Orang Tua ... 69

34. Jumlah Saudara ... 69

35. Jumlah Saudara Yang Melanjut ke Perguruan Tinggi ... 70

36. Faktor Eksternal (Sosial Ekonomi Orang Tua) ... 71

37. Anak Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ... 72

38. Bergabung Dengan Anak Yang Tidak Melanjut Ke Pendidikan Tinggi ... 73

39. Lingkungan Turut Mempengaruhi Tidak Melanjutkan Pendidikan ... 73


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berfikir ...32 Gambar 2 Peta Kota Medan ...50 Gambar 3 Peta Kecamatan Medan Selayang ...51


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Penelitian ... 86 Lampiran 2. Data Responden ... 101


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Tujuan pendidikan itu adalah untuk mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani secara optimal, agar mampu meningkatkan taraf hidup serta kehidupan keluarga, dan juga masyarakat. Tidak ada manusia yang dapat hidup secara sempurna tanpai melalui proses pendidikan.

Pendidikan secara umum adalah suatu upaya atau kegiatan yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan pribadi untuk dapat berperan didalam kehidupan bermasyarakat. Nantinya seseorang yang telah mendapatkan pendidikan dapat melakukan suatu perubahan atau inovasi didalam kegiatan ekonomi, sosial, maupun pembangunan suatu bangsa.

Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu lembaga

pendidikan non formal, informal dan formal. Lembaga pendidikan nonformal atau pendidikan diluar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan


(15)

2

persekolahan. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung di tengah keluarga. Namun selain dari itu mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar misalnya perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain tanpa adanya batas waktu.( Ahmadi ,2003)

Lembaga pendidikan formal adalah tempat yang paling memungkinkan

seseorang meningkatkan pengetahuan, merupakan wadah yang tepat bagi pemerintah serta mayarakat untuk membina generasi muda.Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu diketahui dikatakan formal karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempaunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai ke PT, berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan.

Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk membentuk pribadi anak. Dengan sekolah pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli dengan bidang dan bakat yang akan dibentuk saat proses belajar disekolah, dan seiring berjalannya waktu, bakat dan bidang tersebut akan sangat berguna bagi anak tersebut di kemudian hari. Bukan hanya anak itu saja, itu juga berguna bagi nusa dan bangsa. (Pidarta ,2007)

Seorang anak mulai bisa masuk lembaga pendidikan seperti sekolah akan lebih baik bila dimulai sejak dini, yaitu saat anak tersebut sudah memasuki usia balita. Anak tersebut bisa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), setelah anak tersebut memasuki usia 6 tahun baru lah anak tersebut dapat masuk kejenjang lebih tinggi yaitu Sekolah Dasar (SD), dan selanjutnya 6 tahun di Sekolah dasar


(16)

3

anak tersebut akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian ke Sekolah Meningkat Atas (SMA). Tidak hanya cukup sampai disitu untuk bidang dan bakat yang sudah di dapat saat di sekolah, akan lebih baik jika diperdalam ke Perguruan Tinggi (PT).

Sistem pendidikan nasional Pasal 5 undang-undang pendidikan kita yang bermakna : setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di daerah terpencil, maupun yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa berlangsung sepanjang hayat. Sementara itu Pasal 6 mewajibkan warga Negara berusia 7 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau yang kita kenal dengan pendidikan wajib belajar 9 tahun.

Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah secara berjenjang dan bersinambungan, yang terurut dari PAUD, TK, pendidikan dasar 9 tahun (wajib belajar), kemudian berlanjut kepada pendidikan menengah atas selama 3 tahun yaitu yang bisa kita kenal dengan SMA/sederajat. Pendidikan sampai tingkat SMA/sederajat pada saat ini sudah merupakan pendidikan yang dianggap rendah. Hal ini terlihat dari perekrutan tenaga kerja sebagai pegawai negeri, dan juga beberapa perusahaan swasta membuka lowongan pekerjaan bagi yang sudah sarjana strata satu (S1), minimal diploma.

Bertalian dengan kebutuhan kerja di era globalisasi dan perkembangan zaman maka banyak orang yang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan merupakan suatu kewajiban, namun dizaman sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Selain itu banyak orang


(17)

4

yang masuk ke pendidikan tinggi didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga dengan demikian kerja untuk peningkatan pendapatan serta taraf hidup dapat tercapai.

Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, serta mengembangkan di dunia kerja nantinya. Karena yang diharapkan melalui perguruan tinggi ini akan banyak tenaga kerja yang profesional dan ahli dibidangnya. Bukan hanya menjadi tenaga profesional tetapi juga diharapkan dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat lainnya. (Ahmadi, 2003)

Pada umumnya harapan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki sekolah yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik. Seseorang yang sudah mengecap pendidikan yang tinggi akan memiliki status sosial yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan sementara terlihat walaupun peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin tahun semakin meningkat, namun pada kenyataan masih banyak juga anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, namun dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang berasal dari internal adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari eksternal


(18)

5

ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (Slameto, 2010)

Faktor lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Pada suatu daerah lingkungan masyarakat dimana lingkungan tersebut mayoritas orang-orang yang berpendidikan, biasanya anak-anak di daerah tersebut juga akan termotivasi untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan sampai kepada tingkat perguruan tinggi. Namun bila lingkungan masyarakat tersebut lebih banyak yang tidak berpendidikan maka anak pada lingkungan ini juga akan ikut terpengaruh. Keadaan lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi perkembangan dan cara berfikir seseorang. Hal ini akan terlihat dari pendidikan, sikapnya, interaksi sosial dan lain sebagainya.

Di sisi lain ada juga suatu realita yaitu dimana suatu keluarga yang rata-rata pendidikan anaknya dilanjutkan kepada perguruan tinggi, sedangkan orangtuanya bukanlah lulusan dari perguruan tinggi namun orangtua memiliki motivasi yang tinggi terhadap masa depan anaknya. Kenyataan yang lain juga terjadi ada orangtuanya memiliki pendidikan yang tinggi, mempunyai motivasi yang tinggi juga bagi kelanjutan pendidikan anaknya, namun anak tersebut tidak mempunyai minat untuk melanjutan pendidikannya.

Ada beberapa fenomena yang terlihat dimayarakat yaitu anak-anak yang telah lulus dari Sekolah Menengah Atas yang seharusnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun pada kenyataannya tidak seluruhnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal serupa terjadi di beberapa lingkungan di


(19)

6

Kelurahan Sempakata adalah anak lulusan SMA/sederajat tidak melanjut pendidikannya ke perguruan tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang ikut orangtuanya bekerja, ada juga yang bekerja secara tidak tetap, dan ada yang hanya menjadi pengangguran. Beberapa lingkungan anak-anak yang hanya menjadi pengangguran tersebut menjadi pembuat keonaran, dan mengganggu keamanan warga sekitar. Dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat misalnya dengan berjalan-jalan secara bergerombol, membuat kebisingan, minum-minuman keras, dan bermain judi. Menurut hasil wawancara dengan kepala lingkungan sedikitnya lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi ada sekitar 430 orang yang datanya diambil dari tahun 2010.

Bila ditinjau dari keadaan orangtua di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang ini dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi orangtua sangat beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang beragam ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, PNS/BUMN, TNI, POLRI, dokter, buruh, dan wiraswasta.

Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian di daerah tersebut untuk melihat faktor apa yang menyebabkan anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

B. Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa anak tidak siap melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi yaitu 1. Faktor-faktor yang berasal dari internal adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. 2. Faktor-faktor yang berasal dari eksternal ialah


(20)

7

faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui penyebab ketidaksiapan anak tidak siap melanjutkan pendidikan mereka ke pendidikan tinggi dengan terjun lansung ke lapangan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang? 2. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut

ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

2. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.


(21)

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat :

1. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi bagi masa depan sehingga mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikan. 2. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan

arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan tinggi.

3. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun

pembaca tentang permasalahan yang diteliti.

4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang sama di daerah yang berbeda.

Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung di tengah keluarga. Namun selain dari itu mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar misalnya perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain tanpa adanya batas waktu.( Ahmadi ,2003)

Lembaga pendidikan formal adalah tempat yang paling memungkinkan

seseorang meningkatkan pengetahuan, merupakan wadah yang tepat bagi pemerintah serta mayarakat untuk membina generasi muda.Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu diketahui dikatakan formal karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempaunyai jenjang dan dalam kurun


(22)

9

waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai ke PT, berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan.

Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk membentuk pribadi anak. Dengan sekolah pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli dengan bidang dan bakat yang akan dibentuk saat proses belajar disekolah, dan seiring berjalannya waktu, bakat dan bidang tersebut akan sangat berguna bagi anak tersebut di kemudian hari. Bukan hanya anak itu saja, itu juga berguna bagi nusa dan bangsa. (Pidarta ,2007)

Seorang anak mulai bisa masuk lembaga pendidikan seperti sekolah akan lebih baik bila dimulai sejak dini, yaitu saat anak tersebut sudah memasuki usia balita. Anak tersebut bisa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), setelah anak tersebut memasuki usia 6 tahun baru lah anak tersebut dapat masuk kejenjang lebih tinggi yaitu Sekolah Dasar (SD), dan selanjutnya 6 tahun di Sekolah dasar anak tersebut akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian ke Sekolah Meningkat Atas (SMA). Tidak hanya cukup sampai disitu untuk bidang dan bakat yang sudah di dapat saat di sekolah, akan lebih baik jika diperdalam ke Perguruan Tinggi (PT).

Sistem pendidikan nasional Pasal 5 undang-undang pendidikan kita yang bermakna : setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di daerah terpencil, maupun yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa berlangsung sepanjang hayat. Sementara itu Pasal 6 mewajibkan warga Negara


(23)

10

berusia 7 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau yang kita kenal dengan pendidikan wajib belajar 9 tahun.

Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah secara berjenjang dan bersinambungan, yang terurut dari PAUD, TK, pendidikan dasar 9 tahun (wajib belajar), kemudian berlanjut kepada pendidikan menengah atas selama 3 tahun yaitu yang bisa kita kenal dengan SMA/sederajat. Pendidikan sampai tingkat SMA/sederajat pada saat ini sudah merupakan pendidikan yang dianggap rendah. Hal ini terlihat dari perekrutan tenaga kerja sebagai pegawai negeri, dan juga beberapa perusahaan swasta membuka lowongan pekerjaan bagi yang sudah sarjana strata satu (S1), minimal diploma.

Bertalian dengan kebutuhan kerja di era globalisasi dan perkembangan zaman maka banyak orang yang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan merupakan suatu kewajiban, namun dizaman sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Selain itu banyak orang yang masuk ke pendidikan tinggi didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga dengan demikian kerja untuk peningkatan pendapatan serta taraf hidup dapat tercapai.

Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, serta mengembangkan di dunia kerja nantinya. Karena yang diharapkan melalui perguruan tinggi ini akan banyak tenaga kerja yang profesional dan ahli dibidangnya. Bukan hanya menjadi tenaga profesional tetapi


(24)

11

juga diharapkan dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat lainnya. (Ahmadi, 2003)

Pada umumnya harapan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki sekolah yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik. Seseorang yang sudah mengecap pendidikan yang tinggi akan memiliki status sosial yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan sementara terlihat walaupun peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin tahun semakin meningkat, namun pada kenyataan masih banyak juga anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, namun dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang berasal dari internal adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari eksternal ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (Slameto, 2010)

Faktor lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Pada suatu daerah lingkungan masyarakat dimana lingkungan tersebut mayoritas orang-orang yang berpendidikan, biasanya anak-anak di daerah tersebut juga akan termotivasi untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan sampai kepada tingkat perguruan tinggi. Namun bila lingkungan masyarakat tersebut lebih banyak yang


(25)

12

tidak berpendidikan maka anak pada lingkungan ini juga akan ikut terpengaruh. Keadaan lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi perkembangan dan cara berfikir seseorang. Hal ini akan terlihat dari pendidikan, sikapnya, interaksi sosial dan lain sebagainya.

Di sisi lain ada juga suatu realita yaitu dimana suatu keluarga yang rata-rata pendidikan anaknya dilanjutkan kepada perguruan tinggi, sedangkan orangtuanya bukanlah lulusan dari perguruan tinggi namun orangtua memiliki motivasi yang tinggi terhadap masa depan anaknya. Kenyataan yang lain juga terjadi ada orangtuanya memiliki pendidikan yang tinggi, mempunyai motivasi yang tinggi juga bagi kelanjutan pendidikan anaknya, namun anak tersebut tidak mempunyai minat untuk melanjutan pendidikannya.

Ada beberapa fenomena yang terlihat dimayarakat yaitu anak-anak yang telah lulus dari Sekolah Menengah Atas yang seharusnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun pada kenyataannya tidak seluruhnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal serupa terjadi di beberapa lingkungan di Kelurahan Sempakata adalah anak lulusan SMA/sederajat tidak melanjut pendidikannya ke perguruan tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang ikut orangtuanya bekerja, ada juga yang bekerja secara tidak tetap, dan ada yang hanya menjadi pengangguran. Beberapa lingkungan anak-anak yang hanya menjadi pengangguran tersebut menjadi pembuat keonaran, dan mengganggu keamanan warga sekitar. Dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat misalnya dengan berjalan-jalan secara bergerombol, membuat kebisingan, minum-minuman keras, dan bermain judi. Menurut hasil wawancara dengan kepala lingkungan sedikitnya


(26)

13

lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi ada sekitar 430 orang yang datanya diambil dari tahun 2010.

Bila ditinjau dari keadaan orangtua di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang ini dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi orangtua sangat beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang beragam ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, PNS/BUMN, TNI, POLRI, dokter, buruh, dan wiraswasta.

Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian di daerah tersebut untuk melihat faktor apa yang menyebabkan anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

G. Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa anak tidak siap melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi yaitu 1. Faktor-faktor yang berasal dari internal adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. 2. Faktor-faktor yang berasal dari eksternal ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui penyebab ketidaksiapan anak tidak siap melanjutkan pendidikan mereka ke pendidikan tinggi dengan terjun lansung ke lapangan.


(27)

14

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi.

I. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

3. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang? 4. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut

ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?

J. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

3. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

4. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

K. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat :

5. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi bagi masa depan sehingga mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikan.


(28)

15

6. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan tinggi.

7. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun

pembaca tentang permasalahan yang diteliti.

8. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang sama di daerah yang berbeda.


(29)

82

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan kesimpulan serta saran yang dapat diperoleh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anak tidak siap melanjutkan ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Faktor internal yang mempengaruhi anak tidak siap melanjutkan

pendidikannya ialah minat, ada 44,62% yang sama sekali tidak memiliki angan-angan universitas yang pernah ingin dituju dan persentase yang paling sedikit 4,62% yang menjawab dimana saja bisa kuliah, yang penting ada keinginan untuk belajar. Demikian juga ada 56,92% tidak pernah meminta melanjutkan pendidikan kepada orang tua. Hanya 1,54% yang sering meminta. Mencari informasi mengenai perguruan tinggi hanya 1,54% yang selalu membuka informasi, sedangkan 49,23% tidak pernah mencari informasi. Ada 73,85% responden tidak pernah mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Hanya 1,54% yang pernah mencoba mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi berdasarkan persentase terbesar ialah sosial ekonomi orang tua. Pendidikan orang tua laki-laki terbesar yaitu SMA/sederajat 41,54%, terkecil 9,23% tamat SD atau tidak sekolah. Orang tua perempuan terkecil yaitu 7,69% yang lulusan dari Diploma/Sarjana. Terbesar tamatan SMA/sederajat yaitu 50,77%. Pekerjaan rata-rata dari orang tua adalah wiraswasta 24,62%, yang paling


(30)

83

sedikit ialah montir yaitu 1,54%. Orang tua perempuan 26,15% yaitu wiraswasta, jumlah pekerjaan yang paling sedikit ialah PNS, sebesar 1,54%. Penghasilan rata-rata orang tua ialah sebesar Rp.1.500.000,00 – Rp. 3.000.000,00, yaitu 39,23%, yang memiliki penghasilan yang paling sedikit ialah 9,23% yaitu sebesar 0- Rp.500.000,00. Harta kekayaan yang di miliki orang tua ialah tabungan atau emas saja yaitu 7,69% selebihnya tidak memiliki harta kekayaan yaitu sebanyak 53,85%. Orang tua responden memiliki rumah sendiri kurang dari 200 meter persegi yaitu sebanyak 49,23%. Hanya 1,54% yang memiliki pekarangan seluas > 1000 meter persegi. Responden memiliki saudara lebih dari 3 adalah sebesar 46,15%, hanya 1,54% ialah anak tunggal. Sebanyak 64,62% yang tidak melanjut pendidikan ke pergurun tinggi, hanya 3,08 % yang anaknya lebih dari 3 orang yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

B. Saran

Sebagai saran dari penulis berdasrkan hasil penelitian dan kesimpulan yang di peroleh adalah sebagai berikut :

1. Bagi anak agar mencari pemahaman mengenai pendidikan, karena

pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik, dan anak semakin meningkatkan lagi keinginan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Karena hanya melalui pendidikan seseorang itu dapat memiliki kehidupan yang lebih baik lagi.

2. Bagi orang tua lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan anak dan juga

berusaha agar dapat meningkatkan pendapatan agar dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga anak dapat lulus SMA/sederajat dan kemudian melanjutkan ke pendidikan tinggi.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dkk. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ari Pratama Hutapea. 2012. Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Submateri Pokok Persebaran Fauna Di Dunia Di Kelas XI SMA Negeri Satu Gebang T.A. 2012/2013. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED. Armalinda. 2010. Persepsi Orang Tua Terhadap Pentingnya Pendidikan Bagi Anak

Di Desa Batu Menjah Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Skripsi.(tidak diterbitkan) Medan : Jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS-UNIMED. Erika Panjaitan. 2010. Faktor-faktor Penyebab Anak SMA/Sederajat Tidak

Melanjutkan Pendidikan Keperguruan Tinggi Di Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED.

Fitria . 2011. Pengaruh Sosial Ekonomi Budaya Keluarga Terhadap Pendidikan Anak Nelayan Di Desa Beringin Kecamatan Beringan Kabupaten Deli Serdang.

Skripsi.Medan. : Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.

Hardjasoemantri, Koesnadi. 2001. Perguruan Tinggi Dan Pembangunan

Berkelanjutan. Yogjakarta : Fakultas Hukum UGM.

http://dhaniquinchy.wordpress.com/2010/06/01/hubungan-status-sosial-ekonomi-orang-tua-dengan-prestasi-belajar-siswa/ http://devamelodica.com/contoh-teori-fasilitas-belajar-untuk-skripsi-pendidikan/ http://pandidikan.blogspot.com/2010/04/karakteristik-pendidikan-dasar- menengah.html http://yogiikhwan.wordpress.com/2008/03/20/wanprestasi-sanksi-ganti-kerugian-dan-keadaan-memaksa/

Huba, dkk. 2012. Analisis Faktor Penyebab Anak Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi Pada Keluarga Petani Desa Mulia Kecamatan Teluk Keramat. Jurnal. Tanggerang : Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP-UNTAN.

Milfayetty , dkk. 2011. Psikologi Pendidikan. Medan : Pps Unimed


(32)

Santrock W, John. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kharisma Putra Utama. Sirait, Dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi . Medan

: PPs Unimed

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : rineka cipta

Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta : Bumi Aksara.


(1)

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi.

I. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

3. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang? 4. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut

ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang? J. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

3. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

4. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. K. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat :

5. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi bagi masa depan sehingga mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikan.


(2)

15

6. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan tinggi.

7. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun pembaca tentang permasalahan yang diteliti.

8. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang sama di daerah yang berbeda.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan kesimpulan serta saran yang dapat diperoleh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anak tidak siap melanjutkan ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Faktor internal yang mempengaruhi anak tidak siap melanjutkan pendidikannya ialah minat, ada 44,62% yang sama sekali tidak memiliki angan-angan universitas yang pernah ingin dituju dan persentase yang paling sedikit 4,62% yang menjawab dimana saja bisa kuliah, yang penting ada keinginan untuk belajar. Demikian juga ada 56,92% tidak pernah meminta melanjutkan pendidikan kepada orang tua. Hanya 1,54% yang sering meminta. Mencari informasi mengenai perguruan tinggi hanya 1,54% yang selalu membuka informasi, sedangkan 49,23% tidak pernah mencari informasi. Ada 73,85% responden tidak pernah mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Hanya 1,54% yang pernah mencoba mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi berdasarkan persentase terbesar ialah sosial ekonomi orang tua. Pendidikan orang tua laki-laki terbesar yaitu SMA/sederajat 41,54%, terkecil 9,23% tamat SD atau tidak sekolah. Orang tua perempuan terkecil yaitu 7,69% yang lulusan dari Diploma/Sarjana. Terbesar tamatan SMA/sederajat yaitu 50,77%. Pekerjaan rata-rata dari orang tua adalah wiraswasta 24,62%, yang paling


(4)

83

sedikit ialah montir yaitu 1,54%. Orang tua perempuan 26,15% yaitu wiraswasta, jumlah pekerjaan yang paling sedikit ialah PNS, sebesar 1,54%. Penghasilan rata-rata orang tua ialah sebesar Rp.1.500.000,00 – Rp. 3.000.000,00, yaitu 39,23%, yang memiliki penghasilan yang paling sedikit ialah 9,23% yaitu sebesar 0- Rp.500.000,00. Harta kekayaan yang di miliki orang tua ialah tabungan atau emas saja yaitu 7,69% selebihnya tidak memiliki harta kekayaan yaitu sebanyak 53,85%. Orang tua responden memiliki rumah sendiri kurang dari 200 meter persegi yaitu sebanyak 49,23%. Hanya 1,54% yang memiliki pekarangan seluas > 1000 meter persegi. Responden memiliki saudara lebih dari 3 adalah sebesar 46,15%, hanya 1,54% ialah anak tunggal. Sebanyak 64,62% yang tidak melanjut pendidikan ke pergurun tinggi, hanya 3,08 % yang anaknya lebih dari 3 orang yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

B. Saran

Sebagai saran dari penulis berdasrkan hasil penelitian dan kesimpulan yang di peroleh adalah sebagai berikut :

1. Bagi anak agar mencari pemahaman mengenai pendidikan, karena pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik, dan anak semakin meningkatkan lagi keinginan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Karena hanya melalui pendidikan seseorang itu dapat memiliki kehidupan yang lebih baik lagi.

2. Bagi orang tua lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan anak dan juga berusaha agar dapat meningkatkan pendapatan agar dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga anak dapat lulus SMA/sederajat dan kemudian melanjutkan ke pendidikan tinggi.


(5)

Ahmadi, dkk. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ari Pratama Hutapea. 2012. Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Submateri Pokok Persebaran Fauna Di Dunia Di Kelas XI SMA Negeri Satu Gebang T.A. 2012/2013. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED. Armalinda. 2010. Persepsi Orang Tua Terhadap Pentingnya Pendidikan Bagi Anak

Di Desa Batu Menjah Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Skripsi.(tidak diterbitkan) Medan : Jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS-UNIMED. Erika Panjaitan. 2010. Faktor-faktor Penyebab Anak SMA/Sederajat Tidak

Melanjutkan Pendidikan Keperguruan Tinggi Di Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED.

Fitria . 2011. Pengaruh Sosial Ekonomi Budaya Keluarga Terhadap Pendidikan Anak Nelayan Di Desa Beringin Kecamatan Beringan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi.Medan. : Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.

Hardjasoemantri, Koesnadi. 2001. Perguruan Tinggi Dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogjakarta : Fakultas Hukum UGM.

http://dhaniquinchy.wordpress.com/2010/06/01/hubungan-status-sosial-ekonomi-orang-tua-dengan-prestasi-belajar-siswa/ http://devamelodica.com/contoh-teori-fasilitas-belajar-untuk-skripsi-pendidikan/ http://pandidikan.blogspot.com/2010/04/karakteristik-pendidikan-dasar- menengah.html http://yogiikhwan.wordpress.com/2008/03/20/wanprestasi-sanksi-ganti-kerugian-dan-keadaan-memaksa/

Huba, dkk. 2012. Analisis Faktor Penyebab Anak Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi Pada Keluarga Petani Desa Mulia Kecamatan Teluk Keramat. Jurnal. Tanggerang : Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP-UNTAN.

Milfayetty , dkk. 2011. Psikologi Pendidikan. Medan : Pps Unimed


(6)

Santrock W, John. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kharisma Putra Utama. Sirait, Dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi . Medan

: PPs Unimed

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : rineka cipta

Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta : Bumi Aksara.