LEGAL MEMORANDUM TERHADAP PERBUATAN PEMALSUAN DATA-DATA PERSYARATAN PERMOHONAN PASPOR OLEH EDY SUTAMTO DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA.
LEGAL MEMORANDUM TERHADAP PERBUATAN PEMALSUAN
DATA-DATA PERSYARATAN PERMOHONAN PASPOR OLEH EDY
SUTAMTO DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN DI INDONESIA
ARSIH HERDYNIA JUWITA
110111100178
ABSTRAK
Edy Sutamto adalah penduduk warga negara Indonesia tepatnya
pada Desa Tumpang, Kabupaten Malang yang mengajukan permohonan
paspor pada Kantor Imigrasi Kelas I Malang dengan menggunakan
identitas Muhammad Idris. Persyaratan permohonan paspor yang
dibutuhkan adalah KTP, Kartu Keluarga, Ijasah/ Akte Kelahiran/ Akta
Nikah. Edy Sutamto menyerahkan persyaratan berupa KTP atas nama
Muhammad Idris, Kartu Keluarga atas nama Suhaemi Najib yaitu kerabat
dari Edy Sutamto, dan Kutipan Akta Kelahiran kepada petugas Kantor
Imigrasi Kelas I Malang. Pihak divisi pengawasan dan penindakan Kantor
Imigrasi Kelas I Malang kemudian memanggil Edy Sutamto untuk dimintai
keterangan sekaligus dilakukan penyidikan terhadap kasus pemalsuan data-data
untuk permohonan paspor. Legal Memorandum ini bertujuan untuk mengetahui
tindak pidana apa yang dilakukan Muhammad Idris alias Edy Sutamto dan
penerapan hukum apa yang seharusnya diberikan untuk Muhammad Idris alias
Edy Sutamto atas perbuatan yang telah dilakukannya.
Penulisan memorandum ini dikaji dari aspek hukum pidana positif
dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan pendekatan yuridis
normatif.
Berdasarkan analisis penulis, perbuatan Edy Sutamto dapat
disimpulkan dan dikualifikasikan sebagai perbuatan tindak pidana yaitu
tindak pidana membuat surat palsu dan memberikan informasi yang tidak
sah, dengan memperhatikan rumusan-rumusan delik dalam Pasal 263,
264 KUHP dan Pasal 126 huruf c Undang-Undang No.6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian. Oleh karena itu dengan mengacu pada ketentuanketentuan mengenai memberikan informasi yang tidak sah kepada pihak
Kantor Imigrasi Kelas I Malang, maka Edy Sutamto dapat dikenakan Pasal
126 huruf c Undang-undang No.6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
karena tempat kejadian perkara berada pada lingkup keimigrasian.
v
DATA-DATA PERSYARATAN PERMOHONAN PASPOR OLEH EDY
SUTAMTO DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN DI INDONESIA
ARSIH HERDYNIA JUWITA
110111100178
ABSTRAK
Edy Sutamto adalah penduduk warga negara Indonesia tepatnya
pada Desa Tumpang, Kabupaten Malang yang mengajukan permohonan
paspor pada Kantor Imigrasi Kelas I Malang dengan menggunakan
identitas Muhammad Idris. Persyaratan permohonan paspor yang
dibutuhkan adalah KTP, Kartu Keluarga, Ijasah/ Akte Kelahiran/ Akta
Nikah. Edy Sutamto menyerahkan persyaratan berupa KTP atas nama
Muhammad Idris, Kartu Keluarga atas nama Suhaemi Najib yaitu kerabat
dari Edy Sutamto, dan Kutipan Akta Kelahiran kepada petugas Kantor
Imigrasi Kelas I Malang. Pihak divisi pengawasan dan penindakan Kantor
Imigrasi Kelas I Malang kemudian memanggil Edy Sutamto untuk dimintai
keterangan sekaligus dilakukan penyidikan terhadap kasus pemalsuan data-data
untuk permohonan paspor. Legal Memorandum ini bertujuan untuk mengetahui
tindak pidana apa yang dilakukan Muhammad Idris alias Edy Sutamto dan
penerapan hukum apa yang seharusnya diberikan untuk Muhammad Idris alias
Edy Sutamto atas perbuatan yang telah dilakukannya.
Penulisan memorandum ini dikaji dari aspek hukum pidana positif
dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan pendekatan yuridis
normatif.
Berdasarkan analisis penulis, perbuatan Edy Sutamto dapat
disimpulkan dan dikualifikasikan sebagai perbuatan tindak pidana yaitu
tindak pidana membuat surat palsu dan memberikan informasi yang tidak
sah, dengan memperhatikan rumusan-rumusan delik dalam Pasal 263,
264 KUHP dan Pasal 126 huruf c Undang-Undang No.6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian. Oleh karena itu dengan mengacu pada ketentuanketentuan mengenai memberikan informasi yang tidak sah kepada pihak
Kantor Imigrasi Kelas I Malang, maka Edy Sutamto dapat dikenakan Pasal
126 huruf c Undang-undang No.6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
karena tempat kejadian perkara berada pada lingkup keimigrasian.
v