Tinjauan Yuridis Terhadap Pembatalan Sepihak Oleh Pembeli Terkait Dokumen 'Sales Order' Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia.

(1)

vi

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA ABSTRAK

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau dua pihak saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dalam perjanjian dikenal adanya perjanjian sales order. Sales dalam arti sederhana adalah Penjualan, sedangkan sales order adalah suatu perjanjian dengan syarat-syarat yang dicantumkan pada dokumen sales order. Perjanjian sales order merupakan perjanjian tidak bernama yang diatur dalam undang-undang. Permasalahan yang muncul adalah terjadinya pembatalan perjanjian sales order secara sepihak oleh pembeli.

Penulisan karya ilmiah ini berbentuk Legal Memorandum secara garis besar berisi: Pemaparan mengenai kasus posisi, permasalahan hukum, dan pemeriksaan dokumen. Setelah dilakukan pemeriksaan dokumen, kemudian tinjauan teoretik, dan selanjutnya memberikan pendapat hukum atas kasus yang terjadi, pada akhirnya memberikan kesimpulan dan rekomendasi.

Hasil penelitian dari Legal Memorandum yang penulis dapatkan antara lain adalah, bahwa pengaturan sales order di Indonesia tunduk pada, Pasal 1338 KUHPerdata mengenai asas kebebasan berkontrak dan Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat sahnya suatu perjanjian. Dimana sales order merupakan suatu pra perjanjian. TanggungJawab masing-masing pihak terkait adanya pembatalan perjanjian sales order secara sepihak oleh pembeli adalah, bahwa pihak penjual bertanggungjawab untuk melaksanakan prestasinya yaitu mengirimkan mobil. Jika pembeli telah melaksanakan kewajibannya untuk membayar pelunasan sebagaimana telah diperjanjikan. Dalam kasus ini pihak pembeli adalah pihak yang membatalkan perjanjian.Oleh karena itu, pembeli harus menerima semua konsekuensi dalam pembatalan perjanjian sales order sebagaimana tercantum dalam ketentuan perjanjian sales order. Perlindungan hukum bagi penjual atas pembatalan sepihak oleh pihak pembeli adalah, ketentuan hukum yang melindungi penjual atas pembatalan sepihak terdapat dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata yaitu, Pasal 1243, Pasal 1266, Pasal 1267 tentang Pembatalan, Pasal 1320, Pasal 1338 dan Pasal 1464 KUHPerdata tentang uang panjar tidak dapat dikembalikan. Sedangkan ketentuan hukum yang melindungi pembeli terdapat dalam Pasal 4 huruf (h) juncto Pasal 7 huruf (f) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen terhadap pembatalan perjanjian.


(2)

vii

LEGAL REVIEW AGAINST THE CANCELLATION OF AGREEMENT BY THE BUYER RELATED DOCUMENTS “SALES

ORDER” BASED ON INDONESIAN REGULATIONS ABSTRACT

Agreement is an event where two people or two parties mutually promised to pledge implement matter. In agreement known there is a deal of sales order. Sales in the simple sense is sales, while sales order is an agreement with the terms of which are listed in the document of “sales order”. Sales order agreement is agreement that is not regulated in the law. The problems that arise is the cancellation of sales order agreement by the buyer.

The writing of this scientific shaped Legal Memorandum in outline contains: An examination of cases position, legal issue, and examination of documents. After the examination of documents, next step is to review theoretic, and give a legal opinion on cases occur, eventually provide the conclusions and recommendations.

The research results of Legal Memorandum which writers get is, that the law regulation of sales order in Indonesia are subject to, Article 1338 KUHPerdata Regarding the principle of freedom of contract and Article 1320 KUHPerdata about the terms of legitimate agreement. Where the sales order is a pre-agreement. Responsibilities of each party related to the cancellation of the agreement on sales order by the buyer is, that the seller is responsible to carry out his achievements are sending a car. If the buyer has carried out its obligation to pay the settlement as already agreed. In this case the buyer is the party to cancel the agreement. Therefore, the buyer must accept all the consequences within sales order cancellation agreement as contained in the provisions of the sales order agreement. The legal provisions that protect the seller on the cancellation of agreement by the buyer is, Article 1243, Article 1266, Article 1267 about the cancellation, Article 1320, Article 1338 and Article 1464 KUHPerdata about down payment money is not refundable. While the legal provisions that protect the buyer contained in Article 4 letter (h) juncto Article 7 letter (f) of Act No. 8 year 1999 on Consumer Protection against cancellation of the agreement.


(3)

xi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING………...ii

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA SIDANG UJIAN………...iii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI...iv

MEMORANDUM HUKUM………...……….………...v

ABSTRAK………….………...………...vi

ABSTRACT………...………..………..vii

KATA PENGANTAR………..viii

DAFTAR ISI………...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Kasus Posisi………...2

B. Permasalahan Hukum………...……….8

BAB II PEMERIKSAAN DOKUMEN A. Sales Order memuat tentang……….9

BAB III TINJAUAN TEORETIK MENGENAI PERJANJIAN A. Pengertian Sales Order………13


(4)

xii

B. Pengertian Perjanjian Secara Umum………...13

C. Asas-asas Perjanjian………16

D. Teori-Teori Terjadinya Perjanjian………...20

E. Jenis-Jenis Perjanjian………...23

F. Dasar-dasar penting yang mendasar hukum perjanjian di Indonesia………..26

G. Perlindungan Hukum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen………..………...29

H. Pengertian Wanprestasi………...32

I. Bentuk-Bentuk Wanprestasi………....33

J. Pembatalan Karena Adanya Wanprestasi………....33

K. Pembatalan Perjanjian Secara Sepihak………....34

BAB IV PENDAPAT HUKUM A. Fakta-Fakta Hukum……….38

B. Analisa Hukum………....41

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………...54

B. Rekomendasi………...56 DAFTAR PUSTAKA

FORMAT PERBAIKAN UJIAN AKHIR CURRICULUM VITAE


(5)

1

KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

Manusia lahir sebagai makhluk sosial, didalam memenuhi kebutuhannya seringkali harus berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya seringkali menimbulkan perbedaan kepentingan. Salah satu cara manusia untuk memenuhi kebutuhannya adalah melakukan perjanjian. Kasus dibawah ini bermula pada adanya pemesanan barang yaitu mobil oleh Tuan B kepada PT.X.

Permasalahan yang muncul dalam kasus ini adalah terjadinya pembatalan perjanjian sales order secara sepihak oleh pihak pembeli. Pengkajian hukum ini bertujuan untuk mengetahui peraturan hukum serta undang-undang yang mengatur mengenai hukum perjanjian yang berkaitan dengan “sales order“ dan tanggung jawab antar para pihak mengenai pembatalan perjanjian sales order.

Adapun kasus posisi mengenai pembatalan secara sepihak oleh Tuan B Dan PT.X adalah sebagai berikut :


(6)

2

A. Kasus Posisi

Pada tanggal 06 Agustus 2014 PT.X menyelenggarakan sebuah program promo DP mobil murah. Bertepatan dengan adanya promo tersebut, maka PT.X mewajibkan para sales untuk mengejar target dalam setiap bulan, para sales diwajibkan mengikuti pameran yang sudah dijadwalkan oleh PT.X. Kemudian di hari yang sama sales menerima telepon dari pembeli yang bernama Tuan B untuk berkonsultasi mengenai produk-produk mobil dari PT.X dan program paket down payment (DP) murah yang sedang diadakan oleh PT.X, Tuan B memutuskan untuk membeli dan memilih salah satu unit mobil yaitu Xenia Type X Deluxe warna hitam dengan DP Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) dan angsuran sebesar Rp. 3.365.000,- (tiga juta tiga ratus enam puluh lima ribu rupiah) melalui pembayaran kredit selama 5 (lima) tahun.

Setelah menerima semua persyaratan dan penjelasan akhirnya Tuan B memutuskan akan mendatangi kantor PT.X pada tanggal 07 Agustus 2014, perihal memberikan sebuah tanda jadi pemesanan mobil Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk memesan satu unit mobil Xenia Type X deluxe warna hitam. Dalam ketentuan sebuah pemesanan mobil baru yang dibuat oleh PT.X ialah sebagai berikut:

Ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sebagian tercantum dalam Sales Order, yaitu:


(7)

1. Pesanan baru diterima setelah pelunasan uang muka atau unit. 2. Harga kendaraan tidak mengikat, tergantung pada saat

penyerahan kendaraan.

3. Bila pemesanan dibatalkan, maka uang muka yang telah dibayarkan menjadi hak PT.X

4. Sales Order dan tanda terima sementara bukan merupakan bukti pembayaran dan Tuan B diminta untuk mengambil kwitansi resmi dari PT.X

5. Minimal tanda jadi untuk mobil penumpang Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan sedangkan mobil komersil Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah).

6. Setiap pembayaran wajib dikonfirmasikan kepada pihak perusahaan.

Saat itu pada tanggal 07 Agustus 2014, Tuan B menandatangani surat tanda jadi pemesanan mobil baru, sebelum menandatangani surat pemesanan tersebut, Tuan B diwajibkan membaca seluruh ketentuan dari PT.X. Setelah menandatangani pemesanan tersebut maka Tuan B diberikan waktu dan jatuh tempo serta pelunasan DP yang kurang lebih 2 (dua) minggu semenjak tanda jadi berlangsung, peraturan ini sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh PT.X, dalam pelunasan DP harus segera dilunasi sebelum jatuh tempo yang telah diberikan PT.X. Namun, hingga saat


(8)

4

jatuh tempo yang diberikan oleh PT.X Tuan B tidak memberikan informasi apapun, perihal pernyataan yang akan menghubungi sales untuk melunasi pembayaran DP secara penuh terhadap mobil type Xenia Type X Deluxe.

Oleh karena, jatuh tempo yang sudah melebihi dari batas waktu yang ditentukan oleh PT.X, maka dari itu pihak PT.X memerintahkan agar sales (selaku sales dari Marketing Tuan B) untuk segera menghubungi Tuan B perihal membicarakan kepastian tentang pelunasan pembayaran DP secara penuh.

Tuan B menyatakan ia akan menunda pelunasan dari pembelian mobil tersebut karena ada beberapa hal yang masih perlu diselesaikan sehingga keuangannya tidak mencukupi untuk melunaskan pembayaran DP secara penuh.

Pihak PT.X mengatakan apabila Tuan B (pembeli) menunda pelunasan pada bulan Agustus, maka paket promo DP murah ini tidak mengikat dengan paket DP di bulan depan. Oleh sebab itu, Tuan B tidak menyetujui ketentuan yang dibuat oleh PT.X sehingga Tuan B mengatakan ia hanya menunda pelunasan pada bulan ini disebabkan oleh sesuatu hal tetapi Tuan B tetap menginginkan DP yang sama pada bulan depan agar Tuan B tetap dapat melanjutkan pemesanan mobil tersebut.


(9)

Tetapi, Tuan B (pembeli) tidak menyanggupi permintaan dari PT.X. Sehingga Sales memberitahukan kepada Tuan B bahwa semua yang ada dalam ketentuan surat tanda jadi pemesanan kendaraan mobil sudah menjadi aturan PT.X dan sales sudah menjelaskan ketentuan-ketentuan sebelum Tuan B menandatangani surat tanda jadi pemesanan kendaraan mobil tersebut. Oleh karena itu, tanda jadi yang Tuan B berikan pada tanggal 07 Agustus 2014 tidak dapat mengikat DP yang ada pada bulan September, dikarenakan setiap bulan mendapat kenaikan DP dan kenaikan bunga yang berbeda setiap bulan.

Tetapi, Tuan B (pembeli) tidak menerima semua ketentuan dari PT.X sehingga pada tanggal 22 agustus 2014 Tuan B memutuskan untuk membatalkan pemesanan mobil dan tanda jadi sebuah 1 (satu) unit Mobil Xenia bewarna hitam secara sepihak tanpa melihat ketentuan yang sudah disepakati bersama dari awal tanda jadi yang diberikan oleh PT.X (penjual).

Dalam ketentuan surat tanda jadi pemesanan mobil apabila terjadi pembatalan secara sepihak maka uang muka yang telah dibayarkan menjadi hak PT.X dan tidak dapat dikembalikan. Tetapi, oleh adanya kebijakan dari pihak perusahaan, maka uang tanda jadi yang Tuan B berikan sebagai tanda jadi awal pemesanan kendaraan mobil PT.X bersedia untuk dikembalikan setengah dari tanda jadi


(10)

6

Tuan B yakni ½ x Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)= Rp. 2.500.000,- (dua setengah juta rupiah).

Bahwa Tuan B selaku pembeli merasa berhak meminta kembali seluruh uang tanda jadi. Maka PT.X menjelaskan kembali apabila Tuan B sudah menandatangani surat ketentuan dan semua hal yang ada dalam ketentuan PT.X harus ditaati sepenuhnya.

Bahwa dari semua perihal penjelasan dan ketentuan tersebut Tuan B tetap menyatakan bahwa PT.X telah mengambil setengah uang tanda jadi. Hingga PT.X menghimbau agar Tuan B (pembeli) mendatangani kantor PT.X (penjual) perihal menyelesaikan kesalahpahaman dengan baik sesuai ketentuan yang sudah disepakati bersama sejak awal pemesanan kendaraan mobil oleh Tuan B dan PT.X. Namun, Tuan B tetap tidak dapat menerima semua ketentuan yang ada dan tidak ingin mendatangani kantor PT.X dengan alasan tetap menginginkan uang tanda jadi yang diberikan kepada PT.X dikembalikan sepenuhnya tanpa melihat dari ketentuan tersebut. Tuan B mengatakan ingin melaporkan semua permasalahan kasus kepada pihak yang berwajib apabila uang tanda jadi tidak dikembalikan secara penuh.

Bahwa PT.X mempersilahkan kepada Tuan B agar melaporkan kepada pihak yang berwajib. Karena PT.X sudah mempunyai ketentuan dan perlindungan hukum perusahaan serta sudah menjadi


(11)

resiko dan tanggungjawab setiap konsumen yang membatalkan pemesanan mobil secara sepihak.

Bahwa pada akhirnya Tuan B menyatakan pada pihak PT.X menyetujui segala ketentuan yang telah disepakati bersama dari awal tanda jadi pemesanan kendaraan mobil tersebut dan menerima sebagian uang tanda jadi yang telah Tuan B berikan kepada PT.X dikembalikan setengah dari tanda jadi awal. Oleh karena itu PT.X memberitahukan agar Tuan B mendatangi kantor PT.X untuk mengambil sisa pembatalan uang tanda jadi tersebut secara tunai.

Tetapi, walaupun Tuan B sudah menyetujui segala peraturan dan ketentuan dari PT.X, diluar dari pernyataan Tuan B tetap tidak bisa menerima segala aturan yang ada pada PT.X yang masih memegang sebagian uang dari tanda jadi pemesanan kendaraan mobil. Setelah Tuan B mendapatkan setengah uang tanda jadi, Tuan B tetap masih menghubungi sales agar bisa membantu Tuan B dalam mendapatkan sisa dari uang tanda jadi tersebut dikarenakan selaku sales berkewajiban untuk membantu konsumen dalam mendapatkan sebagian uangnya kembali.

Bahwa hal ini membuat sales merasa tertekan dengan atas semua kejadian tersebut, sehingga sales menjelaskan kembali kepada Tuan B itu semua sudah menjadi resiko bapak (Tuan B) karena sudah membatalkan secara sepihak. Jadi sales hanya menjalakan tugas dari


(12)

8

perusahaan sesuai dari ketentuan perjanjian tersebut dan sales tidak menangani pengembalian uang karena dari pihak perusahaan sudah memberikan kebijakan diluar dari ketentuan. Dalam kasus ini, Tuan B (pembeli) menuntut tanggung jawab kepada sales agar mengembalikan setengah dari tanda jadi yang sudah Tuan B terima dari PT.X. tetapi setelah mendapat penjelasan dari PT.X akhirnya, Tuan B tidak bisa menuntut hak atas uang tanda jadi tersebut, karena sudah terdapat dalam perjanjian baku, dapat dikatakan sales hanya menjalankan tugas dan aturan serta mematuhi segala aturan dan ketentuan yang diberikan oleh PT.X.

Berdasarkan uraian kasus diatas, penulis melakukan sebuah penelitian dalam bentuk Legal Memorandum yang berjudul (Tinjauan Yuridis Terhadap Pembatalan Sepihak Oleh Pembeli Terkait Dokumen “Sales Order” Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia).

B. Permasalahan Hukum

1. Apakah peraturan perundang-undangan di Indonesia mengakomodir pengaturan mengenai sales order ?

2. Bagaimana tanggung jawab masing-masing pihak atas pembatalan perjanjian sales order secara sepihak oleh pembeli ? 3. Bagaimana perlindungan hukum bagi penjual atas pembatalan


(13)

54

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peraturan perundang-undangan di Indonesia telah mengakomodir pengaturan mengenai sales order di Indonesia yaitu, terdapat dalam Pasal 1338 KUHPerdata mengenai asas kebebasan berkontrak yang menyebutkan bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi pembuatnya dan mengikat para pihak. Sales order merupakan sebagai pra perjanjian yang merupakan perjanjian tidak bernama dan termasuk dalam perjanjian bersyarat, yang digunakan pada perjanjian yang telah ditentukan dalam ketentuan sales order. Secara sah adalah dilihat berdasarkan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata yang menyebutkan setiap perjanjian harus memenuhi yaitu: kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu pokok persoalan tertentu dan, suatu sebab yang tidak terlarang.

2. Tanggung jawab masing-masing pihak atas pembatalan sepihak oleh pembeli adalah pihak penjual bertanggungjawab untuk melaksanakan prestasinya, yaitu mengirimkan mobil jika pihak


(14)

55

pembeli telah melaksanakan tanggungjawabuntuk membayar pelunasan yang telah ditentukan oleh para pihak. Sedangkan tanggungjawab pembeli adalah wajib memenuhi prestasinya yaitu: pihak pembeli wajib melaksanakan prestasinya yaitu, melunasi seluruh uang muka (DP). Jika terjadi pembatalan, penjual tidak bertanggung jawab dalam pengembalian uang tanda jadi dan pihak pembeli tidak dapat menuntut pengembalian seperti yang diatur dalam ketentuan sales order dan ketentuan pembatalan diatur dalam Pasal 1464, Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUHPerdata.

3. Perlindungan hukum bagi penjual atas pembatalan sepihak oleh pihak konsumen yaitu, pihak penjual telah dilindungi oleh ketentuan dalam sales order yang secara sah disepakati bersama oleh pihak penjual dan pembeli tentang hal pembatalan sepihak, jika terjadi pembatalan oleh pembeli maka penjual tidak diwajibkan untuk mengembalikan uang tanda jadi, sebagaimana yang tercantum dalam ketentuan sales order. Ketentuan hukum yang melindungi penjual atas pembatalan sepihak terdapat dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu Pasal 1243, Pasal 1266, Pasal 1267, Pasal 1338, Pasal 1320 dan Pasal 1464 KUHPerdata. Sebaliknya pihak pembeli dilindungi oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen yaitu, terdapat dalam Pasal 4 huruf (h) juncto Pasal 7 huruf (f) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen terhadap pembatalan perjanjian, jika pembeli sudah memenuhi prestasinya maka pembeli mendapat perlindungan dari Undang-Undang Perlindungan


(15)

Konsumen, tetapi dalam kasus ini pembeli belum memenuhi prestasinya dan tanggung jawab yang harus ditaati oleh pihak pembeli adalah mengikuti segala aturan yang ditentukan oleh pihak PT.X yang terdapat dalam ketentuan sales order.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas adapun, saran atau rekomendasi yang dipergunakan sebagai bahan masukkan antara lain:

1. Pembeli diharapkan lebih teliti membaca dan mengerti mengenai syarat-syarat yang diajukan oleh pihak perusahaan sebelum menandatangani suatu perjanjian, dan mengetahui hak dan kewajibannya ketika suatu perjanjian dibatalkan atau tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak

2. Pembeli diharapkan dapat mematuhi ketentuan baku perusahaan yang telah disepakati sehingga dapat mencegah terjadinya pembatalan sepihak yang dilakukan oleh pembeli dikemudian hari.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku:

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990. Djaja S. Meiliana, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum

Perikatan, Bandung: Nuansa Aulia, 2007.

Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010.

Komariah, Hukum Perdata, Malang: Universitas Muhammadiyah, 2002.

Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perikatan dalam KUH Perdata Buku ketiga, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan 1, 2015.

Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2001.

Munir Fuady, Hukum Kontrak: Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001.

M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum perjanjian, Bandung: Alumni, 1986.

P.N.H Simanjutak, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2009.

A. Qiram Syamsudin Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Yogyakarta: Liberty, 1985.

R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Citra Aditya Bhakti, 1987. R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1987.


(17)

, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2003.

Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung: Alumni, 1989.

Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bandung: Alumni, 1979.

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Jakarta; Sumur Bandung, 1981.

B. Undang-Undang:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BurgerlijkWetboek).

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan konsumen.

C. Kamus:

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi 3 - cetakan 1, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

D. RujukanElektronik:

Alannurfitra, “Wanprestasi Dalam Perjanjian”,

(https://shareshareilmu.wordpress.com/2012/02/05/wanprestasi-dalam-perjanjian/), 05 Februari 2012.

“Pengertian Sales dan Departemen Marketing Serta Tugas dan Fungsi Sales”, 2012, (http://www.sarjanaku.com/2012/09/pengertian-sales-dan-departemen.html), diunduh pada tanggal, 1 Juli 2015.


(18)

“Sales order Pesanan Penjualan”,

(http://deluxeaccounting.com/download/accurate4tutorial/Sales%20Order.pdf), diunduh pada tanggal 3 Mei 2015.


(1)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peraturan perundang-undangan di Indonesia telah mengakomodir pengaturan mengenai sales order di Indonesia yaitu, terdapat dalam Pasal 1338 KUHPerdata mengenai asas kebebasan berkontrak yang menyebutkan bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi pembuatnya dan mengikat para pihak. Sales order merupakan sebagai pra perjanjian yang merupakan perjanjian tidak bernama dan termasuk dalam perjanjian bersyarat, yang digunakan pada perjanjian yang telah ditentukan dalam ketentuan sales order. Secara sah adalah dilihat berdasarkan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata yang menyebutkan setiap perjanjian harus memenuhi yaitu: kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu pokok persoalan tertentu dan, suatu sebab yang tidak terlarang.

2. Tanggung jawab masing-masing pihak atas pembatalan sepihak oleh pembeli adalah pihak penjual bertanggungjawab untuk melaksanakan prestasinya, yaitu mengirimkan mobil jika pihak


(2)

55

pembeli telah melaksanakan tanggungjawabuntuk membayar pelunasan yang telah ditentukan oleh para pihak. Sedangkan tanggungjawab pembeli adalah wajib memenuhi prestasinya yaitu: pihak pembeli wajib melaksanakan prestasinya yaitu, melunasi seluruh uang muka (DP). Jika terjadi pembatalan, penjual tidak bertanggung jawab dalam pengembalian uang tanda jadi dan pihak pembeli tidak dapat menuntut pengembalian seperti yang diatur dalam ketentuan sales order dan ketentuan pembatalan diatur dalam Pasal 1464, Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUHPerdata.

3. Perlindungan hukum bagi penjual atas pembatalan sepihak oleh pihak konsumen yaitu, pihak penjual telah dilindungi oleh ketentuan dalam sales order yang secara sah disepakati bersama oleh pihak penjual dan pembeli tentang hal pembatalan sepihak, jika terjadi pembatalan oleh pembeli maka penjual tidak diwajibkan untuk mengembalikan uang tanda jadi, sebagaimana yang tercantum dalam ketentuan sales order. Ketentuan hukum yang melindungi penjual atas pembatalan sepihak terdapat dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu Pasal 1243, Pasal 1266, Pasal 1267, Pasal 1338, Pasal 1320 dan Pasal 1464 KUHPerdata. Sebaliknya pihak pembeli dilindungi oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen yaitu, terdapat dalam Pasal 4 huruf (h) juncto Pasal 7 huruf (f) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen terhadap pembatalan perjanjian, jika pembeli sudah memenuhi prestasinya maka pembeli mendapat perlindungan dari Undang-Undang Perlindungan


(3)

56

Konsumen, tetapi dalam kasus ini pembeli belum memenuhi prestasinya dan tanggung jawab yang harus ditaati oleh pihak pembeli adalah mengikuti segala aturan yang ditentukan oleh pihak PT.X yang terdapat dalam ketentuan sales order.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas adapun, saran atau rekomendasi yang dipergunakan sebagai bahan masukkan antara lain:

1. Pembeli diharapkan lebih teliti membaca dan mengerti mengenai syarat-syarat yang diajukan oleh pihak perusahaan sebelum menandatangani suatu perjanjian, dan mengetahui hak dan kewajibannya ketika suatu perjanjian dibatalkan atau tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak

2. Pembeli diharapkan dapat mematuhi ketentuan baku perusahaan yang telah disepakati sehingga dapat mencegah terjadinya pembatalan sepihak yang dilakukan oleh pembeli dikemudian hari.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku:

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990. Djaja S. Meiliana, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum

Perikatan, Bandung: Nuansa Aulia, 2007.

Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010.

Komariah, Hukum Perdata, Malang: Universitas Muhammadiyah, 2002.

Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perikatan dalam KUH Perdata Buku ketiga, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan 1, 2015.

Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2001.

Munir Fuady, Hukum Kontrak: Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001.

M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum perjanjian, Bandung: Alumni, 1986.

P.N.H Simanjutak, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2009.

A. Qiram Syamsudin Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Yogyakarta: Liberty, 1985.

R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Citra Aditya Bhakti, 1987. R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1987.


(5)

R. Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 1992. , Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2003.

Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung: Alumni, 1989.

Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bandung: Alumni, 1979.

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Jakarta; Sumur Bandung, 1981.

B. Undang-Undang:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BurgerlijkWetboek).

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan konsumen.

C. Kamus:

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi 3 - cetakan 1, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

D. RujukanElektronik:

Alannurfitra, “Wanprestasi Dalam Perjanjian”,

(https://shareshareilmu.wordpress.com/2012/02/05/wanprestasi-dalam-perjanjian/), 05 Februari 2012.

“Pengertian Sales dan Departemen Marketing Serta Tugas dan Fungsi Sales”, 2012, (http://www.sarjanaku.com/2012/09/pengertian-sales-dan-departemen.html), diunduh pada tanggal, 1 Juli 2015.


(6)

“Sales order Pesanan Penjualan”,

(http://deluxeaccounting.com/download/accurate4tutorial/Sales%20Order.pdf), diunduh pada tanggal 3 Mei 2015.


Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Pembatalan Penerbangan Secara Sepihak Oleh Penyedia Jasa Kepada Konsumen Jasa Penerbangan Menurut UU Perlindungan Konsumen

2 62 120

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS PEMBATALAN WAKAF OLEH NADZIR Tinjauan Yuridis Pembatalan Wakaf Oleh Nadzir (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta).

0 2 12

IKLAN ONLINE DALAM MEDIA SOSIAL (Tinjauan Yuridis Terhadap Peraturan Perundang-undangan) IKLAN ONLINE DALAM MEDIA SOSIAL (Tinjauan Yuridis Terhadap Peraturan Perundang-undangan).

0 3 18

Tinjauan Yuridis atas Teknik Fotografi dan Karya Editing (Retouch) Dihubungkan dengan Perlindungan Hukum Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

3 7 40

Tinjauan Yuridis terhadap Pengaturan Pesawat Nirawak di Indonesia dan Perlindungan Hak Privasi Ditinjau dari Peraturan Perundang-Undangan.

1 8 39

Tinjauan Yuridis Pengaturan Hukum Kepemilikan Bangunan Vertikal Bawah Tanah Dihubungkan dengan Perlindungan Hukum bagi Pemilik Bangunan Vertikal Bawah Tanah Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Terkait di Indonesia.

1 3 52

PEMBATALAN PERATURAN DAERAH OLEH PEMERINTAH DALAM KONSEP HAK MENGUJI PERUNDANG-UNDANGAN.

0 0 6

ASPEK HUKUM PEMBLOKIRAN LAMAN EDUKASI KESEHATAN OLEH PEMERINTAH INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA.

0 0 2

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN KLAUSULA AKSELERASI DALAM PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG PERBANKAN.

0 0 2

TINJAUAN YURIDIS PERALIHAN HAK ATAS TANAH MELALUI HIBAH DARI WARGA NEGARA ASING KEPADA WARGA NEGARA INDONESIA DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT.

0 0 2