KONTRIBUSI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU HIDUP SEHAT.

(1)

KONTRIBUSI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU HIDUP SEHAT

(Studi Deskriptif di SMA Negeri 1 Sindang Indramayu)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

Oleh:

Bambang Sulaksono 0906918

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Kontribusi Ekstrakurikuler Bola Basket

terhadap Kecerdasan Emosional dan

Perilaku Hidup Sehat

Oleh

Bambang Sulaksono

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Bambang Sulaksono 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

BAMBANG SULAKSONO

KONTRIBUSI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILKAU HIDUP SEHAT

(STUDI DESKRIPTIF DI SMAN 1 SINDANG INDRAMAYU)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

dr. Lucky Angkawidjaja R, M. Pd. NIP 197103282000121001

Pembimbing II

Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd. NIP 197508122009121004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Mudjihartono, M. Pd. NIP 196508171990011001


(4)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi ekstrakurikuler bola basket terhadap kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa di SMAN 1 Sindang Indramayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan responden/sampel yang berjumlah 28 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau yang biasa disebut dengan angket. Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis data dihasilkan hubungan atau koefesien korelasi antara kegiatan ekstrakurikuler bola basket dengan kecerdasan emosional, dengan nilai koefesien korelasi (rhitung) sebesar 0,786 > (rtabel) 0,374 dengan nilai signifikan/probabilitas 0,00 < 0,05 (α) menunujukan bahwa hubungan tersebut signifikan/positif.

Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh nilai koefesien determinasi (KD) sebesar 62%. Diperoleh juga hubungan antara ekstrakurikuler bola basket dengan perilaku hidup sehat sebesar (rhitung) 0,698 > (rtabel) 0,374 dengan nilai signifikan/probabilitas sebesar 0,00 < 0,05 (α) menunjukan bahwa hubungan

tersebut signifikan/positif. Berasarkan hubungan tersebut diperoleh nilai koefesien determinasi (KD) sebesar 48,7%. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler bola basket berkontribusi positif terhadap kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa SMAN 1 Sindang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket.

Kata kunci: Kontribusi ekstrakurikuler bola basket, kecerdasan emosional, perilaku hidup sehat.

ABSTRACT

This study aimed to find out the significance of contribution of basketball

extra-curricular program towards SMAN 1 Sindang Indramayu students’ emotional

intellegency and healthy behavior. This study employed quantitative descriptive in which 28 students who were the members of basketball extra-curricular were selected as respondents. Questionnaire was used as an instrument to collect the data. The findings showed that correlation coefficient between basketball

extra-curricular program and students’ emotional intellegency (robtained) is 0.786 which exceeds the critical value (rcritical), 0.374, at the 0.05 significant value indicating that the correlation is significant. In addition, the determination coefficient obtained is 62%. Moreover, the correlation coefficient between basketball

extra-curricular activity and students’ healthy behavior obtained is 0.698 which

oversteps the critical value, 0.374 at the 0.05 significant value indicating the significant correlation. In conclusion, the basketball extra-curricular program gave

a positive contribution towards the students’ emotional intellegency and healthy

behavior. In addition, the determination coefficient obtained is 48,7%. The researcher suggests that the basketball extra-curricular program can be maximized and developed either by supervisors or students in order to improve the students’ emotional intellegency and healthy behavior.

Keyword: Contribution of Basketball Extra-curricular, Emotional Intellegency, healthy behavior.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Praktis ... 7

2. Manfaat Teoritis ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Kegiatan Ekstrakurikuler... 9

2. Olahraga ... 12

3. Kecerdasan Emosional ... 22

4. Perilaku Hidup Sehat ... 31

B.Kerangka Pemikiran ... 36

1. Hubungan Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kecerdasan Emosional . 36 2. Hubungan Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Perilaku Hidup Sehat .... 37


(6)

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

C. Desain Penelitian ... 40

D. Metode Penelitian ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 47

1. Uji Validitas ... 48

2. Uji Reliabilitas ... 52

G. Pengolahan Data Penelitian ... 54

1. Pemaparan Data ... 54

2. Uji Normalitas ... 55

3. Uji Regresi Linier Sederhana ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

1. Tingkat Keikutsertaan Ekstrakurikuler Bola Basket ... 57

2. Tingkat Kecerdasan Emosional... 58

3. Tingkat Perilaku Hidup Sehat ... 59

4. Hasil Uji Normalitas ... 61

5. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana... 61

B. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 70


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek perilaku hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan sendiri memiliki banyak pengertian yang berbeda, akan tetapi maksud dan tujuannya tetap tertuju pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan tidak hanya berperan dalam hal pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan saja, namun pendidikan juga berperan membentuk manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri, serta memiliki tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai bagian dari pendidikan memiliki peran yang sama dengan pendidikan itu sendiri, seperti yang disebutkan Depdiknas (2006: 648) bahwa:

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.


(8)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat terlihat bahwa tujuan pendidikan yang tertera pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, sebagian besar tercantum dalam tujuan mata pelajaran penjasorkes. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan tersebut, hendaknya dapat lebih memperhatikan dan memaksimalkan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Melalui aktivitas olahraga dan permainan yang banyak mengandung nilai-nilai positif didalamnya diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan efektif, tidak hanya kemampuan psikomotornya saja. Sesuai dengan tujuan penjasorkes dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (2006: 648)

Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut

(1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

(2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

(3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

(4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

(5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis.

(6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

(7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Begitu kompleks tujuan dari penjasorkes, tidak hanya dalam kemampuan psikomotor, kemampuan kognitif dan afektif juga tidak lepas dari tujuan tersebut. Namun, kenyataan terkadang tidak sesuai dengan harapan, tujuan yang telah


(9)

tersusun secara rapi dan sistematis masih sulit untuk dicapai. Pembelajaran penjasorkes di sekolah yang kurang maksimal dapat menjadi salah satu penyebabnya. Berdasarkan pengalaman mengajar, pertemuan yang hanya satu kali dalam seminggu menyulitkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu diperlukan jam tambahan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran agar tercapailah tujuan dari pembelajaran itu.

Dalam hal ini penjasorkes yang dalam penyampaiannya menggunakan aktivitas olahraga dan permainan, seperti atletik, permainan bola besar: sepak bola; bola basket; bola voli dan lain-lain sangat perlu untuk melakukan tambahan jam pelajaran demi tercapainya tujuan, baik tujuan penjasorkes itu sendiri maupun tujuan pendidikan nasional.

Penambahan jam tersebut dapat dilakukan di luar jam belajar mengajar melalui kegiatan ekstrakurikuler, selain sebagai tambahan jam belajar kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensi siswa. Menurut Nurdin (2009) dalam Tarmidi (2012: 83)

Pengembangan potensi siswa tidak hanya dapat dikembangkan hanya melalui pendidikan intrakurikuler, namun pendidikan melalui kegiatan ekstrakurikulerpun memiliki peranan yang besar pula, baik ekstrakurikuler yang bersifat ilmiah, keolahragaan, nasionalisme, maupun keterampilan.

Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dapat mengisi waktu luang siswa selepas pulang sekolah, waktu luang yang biasanya diisi dengan kegiatan yang kurang bermanfaat seperti nongkrong, konvoi jalanan, bahkan aktivitas yang mendekati tindak kriminal seperti kenakalan remaja, tawuran, minum-minuman keras, merokok, dan lain-lain. “Kegiatan ekstrakurikuler dapat mencegah siswa melakukan tindakan yang menjurus kepada hal-hal yang negatif” (Diastuti (2006) dalam Tarmidi, 2012: 83).

Pembelajaran penjasorkes dan ekstrakurikuler olahraga akan saling melengkapi satu sama lain. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran penjasorkes akan diperbaiki di dalam aktivitas kegiatan ekstrakurikuler, begitu juga sebaliknya. Nilai-nilai yang ada pada aktivitas olahraga dan permainan yang belum tercapai di dalam pembelajaran penjasorkes diharapkan dapat tercapai di


(10)

dalam kegiatan ekstrakurikuler. Melalui aktivitas olahraga dan permainan tersebut siswa akan belajar bekerja sama dan bersikap sportif, disiplin, tanggung jawab,

fairplay dan sebagainya. Menurut Brooks (2000) dalam Tarmidi (2012: 84) bahwa:

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga tidak hanya dapat mengembangkan keterampilan, tetapi mereka juga belajar untuk menghormati otoritas, belajar untuk menghadapi tantangan baru, dan menikmati kebersamaan dengan teman.

Salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan permainan yang dapat mewakili hal tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket merupakan kegiatan beregu, yang mampu mengembangkan bentuk kerja sama dan komunikasi, sehingga kental dengan nuansa sosial. Hal tersebut menunjukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga dalam hal ini adalah bola basket tidak hanya baik untuk mengembangkan aspek fisik saja akan tetapi baik juga untuk perkembangan aspek sosial dan emosional siswa. Tarmidi (2009: 89) mengungkapkan bahwa:

Berolahraga dapat mengurangi kecemasan dan depresi, mengurangi tekanan darah, dan meningkatkan harga diri. Anak-anak yang berolahraga lebih percaya diri, mengurangi ketidakhadiran di sekolah, dan biasanya mendapatkan nilai yang lebih baik.

Hal tersebut berkaitan dengan ranah emosional, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga seperti bola basket diharapkan siswa mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Teknik bermain bola basket yang bervariasi dan sulit untuk dikuasai, permainan bola basket yang keras, dan kompetisi merupakan salah satu bentuk dari kegiatan ekstrakurikuler bola basket untuk melatih mengendalikan emosi. Kemampuan dalam mengendalikan emosi ini biasa disebut dengan kecerdasan emosional. Hurlock (1960) dalam Nurgala

(2011: 26) menyebutkan bahwa “Permainan yang mampu mengembangkan

kecerdasan emosional adalah pola permainan yang bernuansa sosial seperti olahraga beregu karena di dalam olahraga beregu melibatkan orang lain atau


(11)

Pengalaman berlatih dan bertanding dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket secara tidak langsung akan melatih kecerdasan emosional seseorang melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada saat mengikuti kegiatan tersebut. Penelitian Mahoney (2006) dalam Tarmidi (2012: 89) pada remaja putri berumur 14 tahun yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, menunjukkan bahwa: Kecerdasan emosional remaja tersebut dapat berubah tergantung dari pengalaman yang didapatnya. Kecerdasan emosional yang rendah atau negatif ditemukan ketika remaja tersebut merasakan stres saat dia harus menguasai teknik olahraga yang sempurna (intrapersonal), saat mengikuti suatu kompetisi (situational) serta disaat mendengar penilaian yang negatif dari pembimbingnya (significant others). Tetapi kecerdasan emosional remaja tersebut dinilai mengalami peningkatan atau positif saat dia senang karena berhasil menguasai teknik yang susah (intrapersonal), menang dalam sebuah kompetisi (situational) dan mendapatkan pujian serta teman-teman baru disaat berkompetisi (significant others).

Permainan bernuansa sosial ini, yang dikemas dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket tidak hanya berperan dalam perkembangan kecerdasan emosional saja, kegiatan ekstrakurikuler bola basket yang biasanya diadakan sebanyak dua hingga tiga kali dalam seminggu ini berperan juga dalam pembentukan perilaku hidup sehat siswa yang mengikutinya. Berolahraga dapat mengurangi kecemasan dan depresi, melancarkan peredaran darah, dan meningkatkan harga diri. Anak-anak yang berolahraga lebih percaya diri, mengurangi ketidakhadiran di sekolah, dan biasanya mendapatkan nilai yang lebih baik. Hasil penelitian Blomfield (2010) dalam Tarmidi (2012: 85) yang dilakukan pada siswa-siswa di Australia menunjukkan bahwa “Keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga mengurangi tingkat penggunaan alkohol, mengurangi ketidakhadiran di sekolah, serta meningkatkan rasa kepemilikan terhadap

sekolahnya.”

Kenakalan remaja dan perilaku hidup tidak sehat yang mengakar pada kehidupan remaja saat ini, khususnya remaja Sekolah Menegah Atas (SMA), diharapkan dapat dikurangi bahkan dihilangkan melalui keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket ini. Nilai-nilai positif yang ada di dalam


(12)

permainan bola basket seperti kerja sama, tanggung jawab, disiplin, saling menghargai dan lain-lain semoga dapat menjadi bagian dari remaja saat ini agar terciptalah remaja yang berkarakter dan berkepribadian mantap sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini akan dikaji lebih lanjut mengenai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler olahraga terhadap kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa yang aktif di dalamnya. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler permainan bola basket. Oleh karena itu judul yang diambil dalam penelitian ini

adalah “Kontribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket Terhadap Kecerdasan

Emosional dan Perilaku Hidup Sehat.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah kontribusi ekstrakulikuler bola basket terhadap kecerdasan emosional?

2. Adakah kontribusi ekstrakurikuler bola basket terhadap perilaku hidup sehat? 3. Apakah terdapat nilai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler bola basket terhadap

kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat?

4. Apakah terdapat nilai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler bola basket terhadap kecerdasan emosional atau perilaku hidup sehat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Mengetahui adakah kontribusi kegiatan ekstrakurikuler bola basket terhadap kecerdasan emosional.

2. Mengetahui adakah kontribusi ekstrakurikuler bola basket terhadap perilaku hidup sehat.


(13)

3. Mengetahui nilai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler bola basket terhadap kecerdasan emosional.

4. Mengetahui nilai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler bola basket terhadap perilaku hidup.

D. Manfaat Penelitian

Sebelumnya telah penulis kemukakan uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai pada penelitian ini, maka selanjutnya penulis berharap manfaat atau kegunaan penelitian ini, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:

a. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai kontribusi kegiatan ekstrakulikuler bola basket terhadap kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa.

b. Menambah khasanah bahan pustaka baik di tingkat program, fakultas maupun universitas.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan variabel lainnya yang lebih variatif.

2. Manfaat Praktis

Dalam tatanan praktis, penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai:

a. Bahan masukan bagi sekolah untuk memaksimalkan pembinaan kepada peserta didik, baik itu pembinaan dalam hal akademik atau intrakulikuler maupun non akademik atau ekstrakulikuler.

b. Bahan masukan bagi guru, khususnya guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dalam mengembangkan dan memaksimalkan kegiatan ekstrakulikuler olahraga.


(14)

c. Informasi kepada pihak sekolah dan orang tua siswa mengenai fungsi dan manfaat kegiatan ekstrakulikuler olahraga permainan bola basket di sekolah. d. Sumbangan pemikiran untuk pihak sekolah, orang tua siswa, dan siswa

mengenai manfaat kegiatan ekstrakulikuler olahraga permainan bola basket dalam hal kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa.

e. Pedoman bagi siswa untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan memaksimalkan perilaku hidup sehat.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II: Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini memuat tinjauan teoritis mengenai kegiatan ekstrakulikuler permainan bola basket, kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat. Bab ini akan diakhiri dengan memaparkan hipotesis penelitian.

BAB III: Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional dari variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat pengumpulan data, uji validitas, dan reliabilitas alat ukur serta metode analisis data.

BAB IV: Analisa Data dan Interpretasi

Pada bab ini dijelaskan mengenai analisa dan interpretasi data yang memuat gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan interpretasi hasil penelitian utama serta analisa tambahan.

BAB V: Kesimpulan dan Saran


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 1 Sindang Indramayu, yang beralamat di Jalan Letjend. M.T. Haryono, Sindang-Indramayu. Lokasi penelitian merupakan tempat atau wilayah di mana penelitian tersebut akan dilakukan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi atau yang biasa disebut dengan universe atau universum merupakan sekelompok individu atau obyek yang memiliki karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki atau diamati. Menurut Sugiyono (2009: 117) yang dimaksud dengan populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Sindang Indramayu yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket.

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi kurang dari 100, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh bagian dari populasi itu sendiri, yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket. Hal ini sesuai dengan ketentuan pengambilan sampel menurut Arikunto (2008: 116) dalam Widhisudarta (2013) “Apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”

C. Desain Penelitian

Desain penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam proses penelitian, dengan adanya desain penelitian maka penelitian akan terarah dan terencana sehingga dapat memberikan efisiensi dan keakuratan terhadap


(16)

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hidayat (2013) bahwa:

Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang suatu pengumpulan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.

(Sumber [online]. http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/ 2013/01 /DESAIN-PENELITIAN.doc. diakses tanggal 7 Desember 2013) Adapun desain penelitian yang dibuat untuk lebih memudahkan proses penelitian dalam mencapai tujuan secara optimal, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X = Ekstrakurikuler Bola Basket. Y1 = Kecerdasan Emosional.

Y2 = Perilaku Hidup Sehat.

Terdapat tiga variabel dalam proses penelitian ini yaitu, variabel bebas (variabel X) adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket dan dua variabel terikat yaitu kecerdasan emosional (Y1), serta perilaku hidup

sehat (Y2). Dimana variabel bebas sebagai variabel yang mempengaruhi variabel

terikat.

D. Metode Penelitian

Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang objektif.

X

Y

1


(17)

Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 6), bahwa:

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, dan mengantisipasi masalah dalam penelitian.

Dengan kata lain, metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mencari jawaban atau kebenaran dari masalah dan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel lain” (Siregar dalam Wardhani, 2013: 31). Sedangkan menurut Ali dalam Rizki (2013: 42) menyebutkan bahwa:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan masalah atau menjawab masalah yang sedang dihadapi pada saat sekarang. Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis atau pengolahan data serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah cara untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada saat sekarang dengan melakukan pengumpulan dan pengolahan data untuk menggambarkan dan menjelaskan keadaan atau situasi yang sebenarnya. Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kontribusi kegiatan ekstrakurikuler bola basket terhadap kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa SMA N 1 Sindang Indramayu yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang berbentuk angka kemudian data tersebut dianalisis dan hasilnya akan dideskripsikan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Oleh karena itu, penelitian ini disebut penelitian deskriptif kuantitatif.


(18)

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses penelitian, maka diperlukan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Sugiyono (2009: 199) angket adalah:

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Angket digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, karena penelitian ini terdiri dari tiga variabel, maka dalam penelitian ini terdapat tiga jenis angket, yaitu (1) angket untuk mengukur kontribusi ekstrakurikuler bola basket, (2) angket untuk mengukur kecerdasan emosional, dan (3) angket untuk mengukur perilaku hidup sehat. “Agar instrumen dapat menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus memiliki skala” (Sugiyono, 2009: 133).

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert ini, maka variabel-variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi beberapa indikator, kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun kisi-kisi angket kemudian dikembangkan menjadi butir pertanyaan atau pernyataan dalam angket tersebut.

Untuk penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia maka dibuatlah kisi-kisi angket.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Angket Kontribusi Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket (Menurut Krathwohl dalam Suhendar 2011: 41) SUB.

KOMPONEN INDIKATOR

ITEM SOAL (+) (-)

1. Kesadaran. a. Kesadaran akan manfaat. b. Kesadaran akan kebutuhan.

33 20

30 5


(19)

2. Kehendak untuk Menerima.

a. Kegiatan yang menyenangkan. b. Menghilangkan kejenuhan.

7 13 41 1 3. Pengendalian atau Pemilihan Perhatian.

a. Pilihan yang tepat.

b. Terdapat dampak yang positif. c. Terdapat kelebihan.

11 40 22 2 21 17 4. Menerima Tanggapan.

a. Mau melakukan karena ada saran. b. Tertarik setelah mengetahui bentuk

kegiatannya. 14 27 25 26 5. Kehendak untuk Menanggapi.

a. Adanya Kesadaran Sendiri. b. Menyadari pentingnya kegiatan.

34 42 15 23 6. Kepuasan Dalam Menanggapi.

a. Merasa yakin akan manfaat. b. Merasa puas melakukan kegiatan. c. Merasa puas karena menyehatkan.

31 6 35 18 3 10 7. Menerima Suatu Nilai.

a. Mendatangkan kebahagiaan. b. Menambah pengalaman. c. Menyehatkan. 4 36 37 29 16 28 8. Menyadari Suatu Nilai.

a. Melakukan dengan sungguh-sungguh. b. Aktif. c. Teratur. 12 8 39 24 19 32 Tabel 3.3

Kisi-Kisi Angket Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional Berdasarkan Teori Daniel Golemen

Pada Siswa SMA

KOMPONEN INDIKATOR ITEM SOAL

(+) (-)

1. Mengenali Emosi Diri.

a. Mengenal dan merasakan emosi diri. b. Memahami penyebab perasaan yang

timbul.

c. Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan. 14 18,47 43,3 11,6 31 15 2. Mengelola Emosi Diri.

a. Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah secara lebih baik.

b. Lebih mampu mengungkapkan amarah lebih tepat tanpa berkelahi. c. Dapat mengendalikan perilaku yang

agresif yang merusak diri sendiri dan orang lain.

d. Memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri, sekolah dan

30 26,7 25 1 13 23,33


(20)

keluarga.

e. Memiliki kemampuan untuk

mengatasi ketegangan jiwa (stress). f. Dapat mengurangi perasaan kesepian

dan cemas dalam pergaulan.

42,32 21 49 48 9 17 3. Memotivasi Diri Sendiri

a. Mampu mengendalikan diri. b. Memiliki kemampuan untuk

mengatasi stres.

c. Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan.

40 12,24 20 50 2 52,44 4. Mengenali Emosi Orang Lain.

a. Mampu menerima sudut pandang orang lain.

b. Memiliki sikap empati atau kepekaan pada orang lain.

c. Mampu mendengarkan orang lain.

56 45 55 37 53 35 5. Membina Hubungan

a. Memiliki kemampuan dan pemahaman untuk menganalisis hubungan dengan orang lain.

b. Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain.

c. Memiliki kemampuan berkomunikasi.

d. Memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul dengan teman sebaya.

e. Memiliki sikap tenggang rasa dan perhatian terhadap orang lain. f. Memperhatikan kepentingan sosial

(senang menolong orang lain). g. Dapat hidup selaras dengan

kelompok.

h. Bersikap senang berbagi rasa dan kerja sama.

i. Bersikap demokratis dalam bergaul dengan orang lain.

5 4 34 22 8 36 41 16 19 29 10 28 51 46 38 27 54 39


(21)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Angket Penelitian Variabel Perilaku Hidup Sehat Becker dalam Notoatmodjo (2010: 137)

KOMPONEN INDIKATOR ITEM SOAL

+ -

1.Makanan Bergizi Seimbang.

a.Aktivitas makan b.Ragam makanan.

2 16

26 22 2.Kegiatan Fisik/Olahraga

Secara Teratur.

a.Latihan basket. b.Olahraga ringan.

1 14

33 11 3.Tidak Merokok Dan

Minum-Minuman Keras Serta Tidak Menggunakan Narkoba.

a.Tidak Merokok.

b.Tidak minum-minuman Keras.

c.Tidak menggunakan Narkoba. 7 10 19 13 23 29 4.Istirahat Yang Cukup. a.Frekuensi Tidur.

b.Waktu Tidur.

3 4

35 37 5.Mengendalikan Stres. a.Rekreasi Aktif

1)Jalan-Jalan 2)Olahraga 3)Belanja b.Rekreasi pasif

1)Menonton televisi 2)Mendengarkan musik

32 40 25 41 9 36 20 15 6 34 6.Perilaku/Gaya Hidup

Positif Yang Lain Untuk Kesehatan

a.Berorganisasi

b.Pemeriksaan Kesehatan c.Kegiatan Keagamaan d.Berkumpul Bersama

Keluarga

e.Perawatan diri dan lingkungan

1)Mandi 2)Gosok Gigi

3)Kebersihan lingkungan

18 38 8 30 5 21 12 42 39 31 17 24 27 28

Kisi-kisi angket tersebut kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan dan pertanyaan. Bentuk butir pertanyaan atau pernyataan di dalam angket dapat bersifat positif maupun negatif. Pertanyaan atau pernyataan tersebut kemudian dijawab oleh responden dalam bentuk pilihan kata-kata yang sudah disediakan, antara lain: Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Untuk keperluan kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat


(22)

diberikan skor nilai 5,4,3,2,1. Untuk lebih jelasnya bentuk penilaian tersebut akan disajikan dalam Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.5

Bentuk Kriteria Penilaian Jawaban Responden (Skala Likert) Sugiyono (2009: 135)

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

F. Uji Coba Angket

Setelah butir-butir pertanyaan atau pernyataan disusun, maka akan dilakukan terlebih dahulu uji coba angket, sebelum dilakukan penyebaran angket yang sebenarnya. Tujuan dari uji coba angket ini adalah untuk menghasilkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Untuk menghasilkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel, maka diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Adapun tujuan uji coba angket menurut Arikunto (2010: 210) adalah sebagai berikut:

(1) Untuk mengetahui tingkat pemahaman instrumen, apakah responden tidak menemukan kesulitan dalam menangkap maksud penelitian;

(2) Untuk mengetahui teknik yang paling efektif;

(3) Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket;

(4) Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.

Uji coba angket ini dilakukan pada dua sekolah yang berbeda yaitu, SMAN 1 Indramayu dan SMAN 1 Sliyeg. Dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebanyak 18 siswa di SMAN 1 Indramayu dan 12 Siswa di SMAN 1 Sliyeg Indramayu. Sebelum para calon responden mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai tujuan dan tata cara mengisi angket tersebut.


(23)

1. Uji Validitas Instrumen

Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, dalam hal ini alat ukur tersebut adalah angket. “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2009: 173).

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:

(1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban. (2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap

responden.

(3) Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2010: 213) sebagai berikut:

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan: xy

r

= Koefesien korelasi.

xy = Jumlah perkalian antara skor x dan skor y.

2

X = Jumlah skor x yang dikuadratkan.

2

Y = Jumlah skor y yang dikuadratkan.

(4) Perhitungan dilakukan dengan bantuan micrscoft excel.

(5) Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui

masing-masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan antara rhitung dengan rtabel, dimana rtabel yang diperoleh berdasarkan “Tabel Harga

dari r Product-Moment” (Arikunto, 2010: 402) dengan jumlah responden (n) sebanyak 30 responden adalah 0,361. Apabila rtabel lebih besar atau sama


(24)

dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya

apabila rtabel lebih kecil atau tidak sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan

butir soal tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen penelitian.

a. Uji Validitas Instrumen Keikutsertaan Ekstrakurikuler Bola Basket

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan formula pearson product-moment dalam microsoft excel diperoleh data sebagai berikut yang akan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Keikutsertaan Ekstrakurikuler Bola Basket

NO. Rhitung Keterangan NO. Rhitung Keterangan

1. 0.62 Valid 22. 0.55 Valid

2. 0.84 Valid 23. 0.79 Valid

3. 0.67 Valid 24. 0.79 Valid

4. 0.43 Valid 25. 0.49 Valid

5. 0.70 Valid 26. 0.21 Tidak Valid

6. 0.79 Valid 27. 0.15 Tidak Valid

7. 0.66 Valid 28. 0.63 Valid

8. 0.61 Valid 29. 0.51 Valid

9. 0.49 Valid 30. 0.71 Valid

10. 0.75 Valid 31. 0.72 Valid

11. 0.29 Tidak Valid 32. 0.62 Valid

12. 0.67 Valid 33. 0.79 Valid

13. 0.19 Tidak Valid 34. 0.47 Valid

14. -0.09 Tidak Valid 35. 0.35 Tidak Valid

15. 0.59 Valid 36. 0.43 Valid

16. 0.75 Valid 37. 0.44 Valid

17. 0.50 Valid 38. 0.37 Valid

18. 0.35 Tidak Valid 39. 0.58 Valid

19. 0.14 Tidak Valid 40. 0.62 Valid

20. 0.34 Tidak Valid 41. 0.58 Valid


(25)

Sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel 3.5 diatas dengan ketentuan rtabel 0,361 diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 33 butir soal,

sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 9 butir soal. Selanjutnya butir soal yang valid akan dijadikan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini.

b. Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Emosional

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan microscoft excel dengan menggunakan formula pearson product-moment dihasilkan data sebagai berikut.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional

NO. Rhitung Keterangan NO. Rhitung Keterangan

1. 0.13 Tidak Valid 29. 0.41 Valid

2. 0.24 Tidak Valid 30. 0.11 Tidak Valid

3. 0.16 Tidak Valid 31. 0.10 Tidak Valid

4. 0.40 Valid 32. 0.24 Tidak Valid

5. 0.38 Valid 33. 0.14 Tidak Valid

6. 0.41 Valid 34. 0.37 Valid

7. 0.36 Valid 35. 0.48 Valid

8. 0.43 Valid 36. 0.41 Valid

9. 0.50 Valid 37. 0.62 Valid

10. 0.39 Valid 38. 0.31 Tidak Valid

11. 0.27 Tidak Valid 39. 0.44 Valid

12. 0.39 Valid 40. 0.31 Tidak Valid

13. 0.01 Tidak Valid 41. 0.03 Tidak Valid

14. -0.27 Tidak Valid 42. 0.64 Valid

15. 0.40 Valid 43. 0.13 Tidak Valid

16. 0.57 Valid 44. -0.06 Tidak Valid

17. -0.04 Tidak Valid 45. 0.38 Valid

18. 0.52 Valid 46. 0.38 Valid

19. 0.41 Valid 47. 0.37 Valid

20. 0.48 Valid 48. 0.57 Valid

21. 0.03 Tidak Valid 49. 0.12 Tidak Valid

22. 0.45 Valid 50. 0.36 Valid

23. 0.44 Valid 51. 0.59 Valid


(26)

25. 0.37 Valid 53. 0.40 Valid

26. 0.42 Valid 54.. 0.61 Valid

27. 0.53 Valid 55. 0.51 Valid

28. 0.50 Valid 56. 0.43 Valid

Berdasarkan data dalam tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 37 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 19 butir soal.

c. Uji Validitas Instrumen Perilaku Hidup Sehat

Melalui perhitungan menggunakan formula pearson product moment

dalam microsoft excel dihasilkan data sebagai berikut.

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Perilaku Hidu.p Sehat

NO. Rhitung Keterangan NO. Rhitung Keterangan

1. 0.44 Valid 22. 0.39 Valid

2. 0.47 Valid 23. 0.48 Valid

3. 0.43 Valid 24. 0.45 Valid

4. 0.00 Tidak Valid 25. 0.47 Valid

5. 0.26 Tidak Valid 26. 0.14 Tidak Valid

6. 0.41 Valid 27. 0.45 Valid

7. 0.50 Valid 28. 0.55 Valid

8. 0.73 Valid 29. 0.18 Tidak Valid

9. 0.53 Valid 30. 0.53 Valid

10. 0.49 Valid 31. 0.58 Valid

11. 0.20 Tidak Valid 32. 0.30 Tidak Valid

12. 0.55 Valid 33. 0.54 Valid

13. 0.43 Valid 34. 0.54 Valid

14. 0.00 Tidak Valid 35. 0.02 Tidak Valid

15. 0.43 Valid 36. 0.55 Valid

16. 0.44 Valid 37. 0.46 Valid

17. 0.60 Valid 38. 0.36 Valid

18. 0.73 Valid 39. -0.24 Tidak Valid

19. 0.13 Tidak Valid 40. 0.41 Valid

20. 0.38 Valid 41. 0.43 Valid


(27)

Berdasarkan data dalam tabel 3.7 di atas dapat diketahui bahwa butir soal yang valid berjumlah 32 butir soal valid dan 10 butir soal dinyatakan tidak valid. Butir-butir soal yang valid kemudian akan dijadikan sebagai instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Pengujian instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half metod).

Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket tersebut.

(1) Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan genap. (2) Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan menjadi

variabel X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap menjadi variabel Y.

(3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor ganjil dengan genap, dengan menggunakan formula correlation pearson product moment dalam microsoft excel.

(4) Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian di sesuaikan dengan tabel interpretasi nilai.

Tabel 3.9 Interpretasi Nilai (Arikunto, 2010: 319)

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Tinggi Agak Rendah

Rendah


(28)

a. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Keikutsertaan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket

Hasil uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keikutsertaan Ekstrakurikuler Bola Basket

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0,878, nilai tersebut menunjukan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kecerdasan emosional disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional

Koefisien korelasi dalam tabel tersebut adalah 0,702 menunjukkan bahwa instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang cukup tinggi.


(29)

c. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Perilaku hidup Sehat

Berikut akan disajikan hasil perhitungan reliabilitas instrumen penelitian variabel perilaku hidup sehat dalam bentuk tabel.

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Perilaku Hidup Sehat

Koefisien korelasi yang diperoleh berdasarkan tabel di atas adalah sebesar 0,733. Nilai tersebut menunjukkan bahwa instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang cukup tinggi.

G. Pengolahan Data

Setelah memperoleh hasil uji coba angket dan mengumpulkan data dari hasil penyebaran angket yang sebenarnya selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Pemaparan Data Penelitian

Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dalam tabel, kemudian dilakukan penghitungan skor dengan menggunakan program IBS SPSS versi 21 untuk Windows untuk mencari nilai rata-rata/mean, median, modus,

simpangan baku/standar, nilai minimum dan nilai maksimum.

Setelah diperoleh hasil penghitungan data maka selanjutnya dilakukan pengkategorian skor. Hasil penghitungan data tersebut kemudian disesuaikan dengan kriteria skor yang dibuat berdasarkan nilai rata-rata dan simpangan baku. Kriteria skor tersebut adalah sebagai berikut:


(30)

Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata (M) dan Simpangan Baku (SD)

No. Kategori Skor

1. Tinggi X > (M + SD)

2. Sedang (M –SD) ≤ X ≤ (M + SD)

3. Rendah X < (M - SD)

Pemaparan data tersebut meliputi data dari ketiga variabel penelitian, yaitu variabel ekstrakurikuler bola basket, variabel kecerdasan emosional, dan variabel perilaku hidup sehat.

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan teknik uji Kolmogrof Smirnov pada program IBM SPSS Versi 21 untuk Windows.

Kriteria dari uji normalitas adalah data berdistribusi normal apabila nilai signifikan atau probabilitas > dari taraf signifikan (α = 0,05).

Uji normalitas data dilakukan pada ketiga variabel yaitu variabel ekstrakurikuler bola basket, variabel kecerdasan emosional, dan variabel perilaku hidup sehat.

3. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS versi 21 untuk Windows meliputi pengujian korelasi, koefesien determinasi, dan persamaan regresi.

Pengujian korelasi terhadap variabel X dengan Y, dengan kriteria nilai korelasi (Rhitung) > Rtabel n = 28 (0,374) dinyatakan terdapat hubungan antara

variabel X terhadap Y. Kemudian nilai koefesien korelasi tersebut disesuaikan dengan kriteria interpretasi koefesien korelasi (rhitung), kriteria tersebut adalah


(31)

Interpretasi Koefesien Korelasi (r) Riduwan (2012: 2008)

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Cukup Kuat Sangat Kuat

Kemudian dilakukan uji koefesien determinasi untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Rumus koefesien determinasi adalah sebagai berikut: KP = r2 x 100%.


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian dan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMAN 1 Sindang Indramayu berkontribusi terhadap kecerdasan emosional.

2. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMAN 1 Sindang Indramayu berkontribusi positif terhadap perilaku hidup sehat.

3. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket berkontribusi terhadap kecerdasan emosional dengan nilai kontribusi sebesar 62%.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler bola basket berkontribusi terhadap perilaku hidup sehat dengan nilai kontribusi sebesar 48,7%

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bola basket berkontribusi secara positif terhadap kecerdasan siswa SMAN 1 Sindang Indramayu.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler bola basket, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan siswa yang memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah perkembangan kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa yang telah dibuktikan dalam penelitian ini diharapkan dapat membuat pihak-pihak terkait agar lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler, khususnya ekstrakurikuler bola basket.

2. Kepada para remaja sekolah hendaknya lebih dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti kegiatan


(33)

3. Kepada pihak guru dan sekolah hendaknya tidak hanya memusatkan perhatian pada perkembangan pengetahuan atau kecerdasan intelegensi saja, namun perlu diperhatikan juga perkembangan emosional dan perilaku siswa. 4. Kepada para orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anaknya untuk aktif

dalam berbagai kegiatan yang positif seperti kegiatan ekstrakurikuler agar perkembangan anak-anak lebih maksimal.

5. Untuk penelitian selanjutnya apabila akan meneliti permasalahan yang sama hendaknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang lebih bervariasi agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arakin, W. 2013. Kegiatan Ekstrakurikuler. [Online]. Tersedia:

http://waitukanarakian.blogspot.com/2013/01/kegiatan-ekstrakurikuler.html

[27 Agustus 2013].

Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Balitbang, Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. (2009). Model Pelaksanaan ESD Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler.[online]. Tersedia:

http://litbang.kemdikbud.go.id/Data/puslitjak/laporan_hasil_penelitian/2009 /ESD2009%20-%20Model%20EXTRA%20isbn.pdf. [26 Agustus 2013]. Depdikbud. (1976). Kesehatan Pribadi. Jakarta: Rora Karya.

Depdiknas. (2003). UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [online]. Tersedia: http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf. [27 Agustus 2013].

Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjas SMA. UPI Bandung: File Kuliah.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, A. (2013). Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. [online]. Tersedia:

http://rian.hilman.web.id/?p=5. [25 Desember 2013].

Dikti. (2009). UU RI Tentang Kesehatan No. 36. [online]. Tersedia:

www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-36-2009Kesehatan.pdf. [28 Agustus 2013].

FPOK, UPI. (2010). Peraturan Resmi Bola Basket 2006/2010. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.


(35)

Giriwijoyo, Y.S. Santoso et al. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB. Goleman, D. (2005). Emotional Intelligence. Alih bahasa: Widodo, ATK. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, Syarif. (2013). Desain Penelitian. [online]. Tersedia http://dosen. narotama.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/DESAIN PENELITIAN.doc. [7 Desember 2013].

Kholid, S.F. (2009). Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses. Sumedang: Rumah Karya. Komariyah, L. dan Angkawidjadja, R.L. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung:

Prodi POR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mudjihartono. (2009). Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga Softball Terhadap Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa Sman 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian Dosen FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakart: PT.

Rineke Cipta.

Nurgala, Kania. (2011). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Kerja Sama dalam Permainan Bola Basket. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2012). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rizki, Anggi R. (2013). Kemampuan Psikomotorik Siswa Sebagai Refleksi dari Praktek Kerja Industri di SMKN 6 Garut. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Slamet, S. (2012). Teori Bermain. Bandung: Prodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.


(36)

Sucipto, et al. (2010). Permainan Bola Basket. Bandung: Prodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2009). Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhendar, N. (2011). Kontribusi Pembelajaran Futsal Terhadap Minat Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Penjas. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Sunarto, H. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud. PT. Rineke Cipta.

Sunendar, T. (2013). Kerangka dan Struktur Dasar Kurikulum. [online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/171338645/Kerangka-Dan-Struktur-Kurikulum-2013. [28 Agustus 2013].

Tarmidi, V.D. (2012). Perbedaan Kecerdasan Emosional Siswa Ditinjau Dari Jenis Kegiatan Extrakurikuler. [online]. Jurnal. Tersedia: 1352-3598-1PB.pdf= repository.usu.ac [27 Agustus 2013].

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wardhani, Widia. (2013). Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamaan Parkir di UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Widhisudarta. (2013). Metodelogi Penelitian. [online]. Tersedia http://widisu

dharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html. [7 Desember 2014]. Yusuf, S. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.


(1)

56

Bambang Sulaksono, 2014

Interpretasi Koefesien Korelasi (r) Riduwan (2012: 2008)

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Cukup Kuat Sangat Kuat

Kemudian dilakukan uji koefesien determinasi untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Rumus koefesien determinasi adalah sebagai berikut: KP = r2 x 100%.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian dan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMAN 1 Sindang Indramayu berkontribusi terhadap kecerdasan emosional.

2. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMAN 1 Sindang Indramayu berkontribusi positif terhadap perilaku hidup sehat.

3. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket berkontribusi terhadap kecerdasan emosional dengan nilai kontribusi sebesar 62%.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler bola basket berkontribusi terhadap perilaku hidup sehat dengan nilai kontribusi sebesar 48,7%

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bola basket berkontribusi secara positif terhadap kecerdasan siswa SMAN 1 Sindang Indramayu.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler bola basket, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan siswa yang memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah perkembangan kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa yang telah dibuktikan dalam penelitian ini diharapkan dapat membuat pihak-pihak terkait agar lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler, khususnya ekstrakurikuler bola basket.

2. Kepada para remaja sekolah hendaknya lebih dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti kegiatan ekstrakurikuler.


(3)

67

Bambang Sulaksono, 2014

3. Kepada pihak guru dan sekolah hendaknya tidak hanya memusatkan perhatian pada perkembangan pengetahuan atau kecerdasan intelegensi saja, namun perlu diperhatikan juga perkembangan emosional dan perilaku siswa. 4. Kepada para orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anaknya untuk aktif

dalam berbagai kegiatan yang positif seperti kegiatan ekstrakurikuler agar perkembangan anak-anak lebih maksimal.

5. Untuk penelitian selanjutnya apabila akan meneliti permasalahan yang sama hendaknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang lebih bervariasi agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arakin, W. 2013. Kegiatan Ekstrakurikuler. [Online]. Tersedia: http://waitukanarakian.blogspot.com/2013/01/kegiatan-ekstrakurikuler.html [27 Agustus 2013].

Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Balitbang, Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. (2009). Model Pelaksanaan ESD Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler.[online]. Tersedia: http://litbang.kemdikbud.go.id/Data/puslitjak/laporan_hasil_penelitian/2009

/ESD2009%20-%20Model%20EXTRA%20isbn.pdf. [26 Agustus 2013].

Depdikbud. (1976). Kesehatan Pribadi. Jakarta: Rora Karya.

Depdiknas. (2003). UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [online]. Tersedia:

http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf. [27 Agustus 2013].

Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjas SMA. UPI Bandung: File Kuliah.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, A. (2013). Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. [online]. Tersedia:

http://rian.hilman.web.id/?p=5. [25 Desember 2013].

Dikti. (2009). UU RI Tentang Kesehatan No. 36. [online]. Tersedia:

www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-36-2009Kesehatan.pdf. [28 Agustus

2013].

FPOK, UPI. (2010). Peraturan Resmi Bola Basket 2006/2010. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

69

Bambang Sulaksono, 2014

Giriwijoyo, Y.S. Santoso et al. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB. Goleman, D. (2005). Emotional Intelligence. Alih bahasa: Widodo, ATK. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, Syarif. (2013). Desain Penelitian. [online]. Tersedia http://dosen.

narotama.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/DESAIN PENELITIAN.doc. [7

Desember 2013].

Kholid, S.F. (2009). Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses. Sumedang: Rumah Karya. Komariyah, L. dan Angkawidjadja, R.L. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung:

Prodi POR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mudjihartono. (2009). Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga Softball Terhadap Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa Sman 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian Dosen FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakart: PT.

Rineke Cipta.

Nurgala, Kania. (2011). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Kerja Sama dalam Permainan Bola Basket. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2012). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rizki, Anggi R. (2013). Kemampuan Psikomotorik Siswa Sebagai Refleksi dari Praktek Kerja Industri di SMKN 6 Garut. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Slamet, S. (2012). Teori Bermain. Bandung: Prodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Sucipto, et al. (2010). Permainan Bola Basket. Bandung: Prodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2009). Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhendar, N. (2011). Kontribusi Pembelajaran Futsal Terhadap Minat Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Penjas. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Sunarto, H. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud. PT. Rineke Cipta.

Sunendar, T. (2013). Kerangka dan Struktur Dasar Kurikulum. [online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/171338645/Kerangka-Dan-Struktur-Kurikulum-2013. [28 Agustus 2013].

Tarmidi, V.D. (2012). Perbedaan Kecerdasan Emosional Siswa Ditinjau Dari Jenis Kegiatan Extrakurikuler. [online]. Jurnal. Tersedia:

1352-3598-1PB.pdf= repository.usu.ac [27 Agustus 2013].

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wardhani, Widia. (2013). Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamaan Parkir di UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Widhisudarta. (2013). Metodelogi Penelitian. [online]. Tersedia http://widisu

dharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html. [7 Desember 2014].

Yusuf, S. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.