IMPLEMENTASI MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN NONFORMAL: Studi Kasus di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini,Nonformal dan Informal Regional 1 Jaya Giri Bandung.

(1)

1

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN NONFORMAL

(Studi Kasus di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Regional 1 Jaya Giri Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Pesyaratan Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan

Bidang Administrasi Pendidikan

Oleh

DANI DARMAWAN 0 9 0 8 3 0 2

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN NONFORMAL

(Studi Kasus di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Regional 1 Jaya Giri Bandung)

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.A

Pembimbing II,

Dr. Nur Aedi, M.Pd

Mengetahui

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana

Univeristas Pendidikan Indonesia


(3)

ii

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis dengan judul “IMPLEMENTASI MANAJEMEN INOVASI PENDIDIKAN NONFORMAL (Studi Kasus di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Regional 1 Jaya Giri Bandung)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,

DANI DARMAWAN 0 9 0 8 3 0 2


(4)

iii

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAWW atas kekuatan yang diberikan sehingga berkesempatan untuk dapat beraktiftas sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan (Studi di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal/PP-PAUDNI Regional 1 Jaya Giri Bandung).

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu kelengkapan dalam menempuh ujian sidang sebagai salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Master (S2) Ilmu Pendidikan Bidang Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Analisis secara umum dalam Tesis ini adalah menggambarkan bagaimana model program pendidikan nonformal dapat mengatasi segala permasalahan yang ada, dapat memenuhi tuntutan layanan pendidikan nonformal sebagai esensi dari pengembangan model itu sendiri, dan bagaimana pengembangan model program tersebut dapat secara dinamis mengatasi permasalahan mengingat kopleksitas dan tujuan pendidikan nonformal berbeda dengan pendidikan formal, dengan demikian analisis tersebut mengacu pada asumsi bahwa pengembangan adalah subsistem dari manajemen dan produk dari pengembangan model adalah memiliki karakteristik yang sama dengan inovasi, sehingga upaya pengembangan model yang dibangun dalam kerangka sistem manajemen dalam perspektif inovasi pendidikan akan melahirkan solutif yang dinamis terhadap biang pendidikan nonformal, kepastian tersebut dapat dipelajari dari desain model sebagai kerangka sistem yang komprehensif, mulai dari bagaimana kebijakan diatur, diimplementasikan dan sampai pada bagaimana masalah-masalah yang muncul dapat diselesaikan secara dinamis.

Struktur penulisan Tesis ini terdiri dari Bab I mengenai latar belakang diangkatnya permasalahan pokok penelitian, perumusan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan paradigma penelitian. Bab II menjelaskan tentang kajian


(5)

iv

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teori yang dapat menjadi dasar adanya konsep, metode dan praktek manajemen dalam perspektif inovasi pendidikan pada pengembangan model program PNF manajamen secara umum, manajemen pendidikan, inovasi pendidikan, pengembangan model, konsep program, dan desain model manajemen dalam perspektif inovasi pendidikan pada pengembangan model program PNF. Bab III menjelaskan mengenai metodologi penelititan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV menyampaikan mengenai gambaran umum sumber data, temuan hasil penelitian, pembahasan temuan hasil penelitian dan desain model. Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran kepada pihak-pihak terkait dengan penelitian ini.

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis, dengan demikian besar harapan penulis atas kritik dan saran dari para pembaca agar hasil penelitian ini menjadi lebih bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Bandung, Maret 2013 Penulis,


(6)

v

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan dengan limpahan Karunia dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak dengan keikhlasan dan kebesaran hati bersabar membantu penulis baik secara moral maupun materil. Dengan demikian, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Djam’an Satori, M.Pd, selaku pembimbig I yang telah banyak memberikan masukan, pencerahan, arahan, dan bimbingan yang sangat menunjang dalam penyelesaian tesis ini, semoga ilmu yang diberikan menjadi ilmu yag bermanfaat dan semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dengan sebaik-baiknya balasan di sisi Allah SWT.

2. Dr. Nur Aedi, M.Pd, selaku pembibing II yang telah banyak memberikan motivasi, pencerahan, arahan, bimbingan dan suri tauladan yang baik kepada penulis, semoga Allah SWT mengangkat derajat kemulian Bapak disisi-Nya. 3. Prof. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Administrasi

Pendidikan yang telah banyak membantu dengan kinerja profesionalnya sehingga memudahkan kami dalam menyelesaikan studi di Jurusan Administrasi Pendidikan.

4. Kepala Pusat PP-PAUDNI Regional 1 Bandung beserta jajarannya yang telah membantu memberikan informasi, motivasi serta dukungan dalam proses penelitian sampai disusunya penyelesaian tesis ini, semoga lembaga yang


(7)

vi

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bapak pimpin semakin suskes dapat dapat membawa masyarakat pada pendidikan yang ideal khususnya pada pendidikn nonformal.

5. Kedua Orang Tua dan sekeluarga, yang telah memberikan dukungan moral, materil dan doa selama studi dan penyelesaian penyusunan tesis ini, semoga Allah SWT memberikan derajat kemulian disisi-Nya.

6. Istri dan Ananda tercinta sekeluarga, terima kasih atas dorongan dan dukungan moralnya yang sangat berarti selama studi dan penyusunan tesis ini, semoga Allah SWT mengangkat derajat kemulyaan kalian di sisi Allah SWT.

7. Teman-teman angkatan, terima kasih kepada Anda semua yang telah bersama-sama berjuang sampai pada puncaknya di tahun 2013 ini.

8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian studi di Sekolahpascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Administrasi Pendidikan.

Akhir kata semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik di sisi-Nya atas kebaikan serta keikhlasannya, Jazakumullohu Khoeron Katsiro.

Bandung, 13 Maret 2013


(8)

vii

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MANAJEMEN

INOVASI PENDIDIKAN

NONFORMAL

Oleh Dani Darmawan

ST UNIKOM Bandung, 2002

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana

Program Studi Administrasi Pendidikan

© Dani Darmawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(9)

iii

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Kualitas layanan pendidikan nonformal adalah tuntutan mutlak sebagai solusi dari bagian tujuan pendidikan nasional dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maka, kualitas dan keberdayagunaan PNF tersebut akan sangat tergantung pada peran para pihak yang diberikan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab dalam bidang tersebut. Berbagai produk hukum yang mengatur oraganisasi, tata kerja, uraian tugas, petunjuk teknis kerja telah diatur sedemikian rupa, bahkan sebagian pihak berupaya dengan mewujudkan jaminan kualitas berstandar internasional dalam rangka memberikan layanan pendidikan nonformal yang berkualitas dan berperan serta mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan nonformal, namun apabila upaya-upaya tersebut tidak didukung dengan konstruksi yang kuat maka usaha yang dilakukan hanyalah berupa gebrakan sesaat. Model program pendidikan nonformal sangat berbeda dengan pendidikan formal sehingga harus memiliki fondasi yang kokoh, dalam hal ini asumsi peneliti bahwa yang menjadi esensi dari penelitian ini adalah adanya penerapan inovasi yang dibangun pada fungsi-fungsi manajemen secara apik, sistematik dan komprehensif, dengan demikian penelitian ini adalah mengenai “Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal (Studi Kasus di PP-PAUDNI Regional 1 Jaya Giri Bandung)” sebagai judul penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) MendeTesiskan data tentang manajemen pendidikan pendidikan nonformal, (2) MendeTesiskan data tentang model manajemen innovasi pendidikan nonformal, dan (3) MendeTesiskan data tentang upaya penerapan inovasi pada fungsi-fungsi manajemen pendidikan nonformal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) metode penelitian kualitatif, (b) lokasi penelitian dilaksanakan di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional 1 Bandung Jaya Giri Lembang, (c) teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling, snowball, (d) sumber data: informan dan dokumen, (e) teknik pengumpulan data: teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi, (f) metode analisis: metode analisis data interaktif.

Manajemen pendidikan nonformal secara umum di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung telah mendapat penilaian berbasis ISO 9001: 2008 terakhir tersertifkasi tahun 2012, adapun fokus kajian dalam penelitian ini adalah manajemen inovasi pendidikan nonformal (PNF), dengan demikian hasi dalam penelitian ini dengan menggunakan indikator inovasi pendidikan yang terasimilasi dalam implementasi fungsi-fungsi manajemen sebagai kontruksi dalam pengembangan program PNF masih perlu adanya penguatan, sehingga esensi dari pengembangan model itu sendiri terbangun dengan adanya budaya organisasi yang inovatif.

Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan kajian konseptual terhadap manajemen inovasi pendidikan nonformal di PP-PAUDNI, adalah masih perlu adanya proses asimilasi inovasi pendidikan tersebut ke dalam kerangka sistem manajemen pendidikan nonformal sebagai gambaran komprehensif kebutuhan layanan pendidikan nonformal dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dinamis, bukan yang ada sekarang saja melainkan harus dapat melakukan antisipasi dan determinasi terhadap masalah agar program benar-benar muncul sebagai solusi.


(10)

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci: Manajemen Pendidikan Nonformal, Inovasi Pendidikan, Pengembangan model Program


(11)

viii

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... viii DAFTAR GAMBAR ... xi DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Fokus Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

E. Asumsi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Konsep Manajemen Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Manajemen Pendidikan ... Error! Bookmark not

defined.

2. Fungsi-fungsi Manajemen ... Error! Bookmark not defined. 3. Manajemen Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 4. Tujuan Manajemen Pendidikan . Error! Bookmark not defined. B. Inovasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Inovasi Pendidikan .. Error! Bookmark not defined. 2. Difusi Inovasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 3. Proses Adopsi Inovasi ... Error! Bookmark not defined. 4. Institusionalisasi Inovasi ... Error! Bookmark not defined. C. Konsep Program ... Error! Bookmark not defined. D. Konsep Pendidikan Nonformal ... Error! Bookmark not defined. E. Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal


(12)

ix

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. 2. Tugas Pokok dan Fungsi ... Error! Bookmark not defined. 3. Pamong Belajar ... Error! Bookmark not defined. F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan . Error! Bookmark not defined. 1. Penelitian Manajemen Pendidikan ... Error! Bookmark not

defined.

2. Penelitian Inovasi Pedidikan ... Error! Bookmark not defined. G. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. H. Premis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Metode dan Pendekatan ... Error! Bookmark not defined. 2. Langkah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3. Teknik Penggalian Data ... Error! Bookmark not defined. 4. Prosedur Pengelolaan ... Error! Bookmark not defined. C. Instrument Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Data Reduction (Reduksi data) .. Error! Bookmark not defined. 2. Data Display (Penyajian Data) .. Error! Bookmark not defined. 3. Conclusion Drawing/Verification ... Error! Bookmark not

defined.

F. Uji Keabsahan Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Kredibilitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengujian Dependability ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengujian Konfirmability ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Kebijakan Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal di

Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional 1 Bandung. ... Error! Bookmark not defined.


(13)

x

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Implementasi Fungsi Manajemen Pendidikan Nonformal di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

3. Inovasi pada Manajemen Pendidikan Nonformal di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional 1 Bandung. ... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Kebijakan Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal di

Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional 1 Bandung. ... Error! Bookmark not defined.

2. Implementasi Fungsi Manajemen Pendidikan Pendidikan

Nonformal di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

3. Inovasi pada Manajemen Pendidikan Pendidikan Nonformal di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini,

Nonformal dan informal Regional 1 Bandung Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. C. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(14)

xi

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal …….. 60

3.1 Desain Penenlitian ………. 66

3.2 Hubungan Instrumen (Peneliti) dan Pengumpulan Data (adopsi dari Djam’an Satori, 2007:13) ………. 69

3.3 Macam-Macam Teknik Observasi (Sugiyono, 2011:311) ……….. 76

3.4 Tahap Observasi (Sugiyono, 2011:230) ……….. 78

3.5 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data ……… 83

3.6 Triangulasi ”Sumber” Pengumpulan Data ……….. 84

3.7 Triangulasi Sumber Data ……….. 89

3.8 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ……… 89

3.9 Triangulangi Waktu Pengumpulan Data ………. 89

4.1 Paradigma Renstra PP-PAUDNI Regional 1 Bandung 2010:2014 ……... 100

4.2 Program Peningkatan Mutu Sumber Daya Pendidikan Nonformal dan Informal ……….. 104

4.3 Strategi Sinergi dan Inovasi PP-PAUDNI Regional 1 Bandung ……… 109

4.4 Fasilitasi, Integrasi dan Sinergi Antar lembaga 2012 ……… 124

DAFTAR TABEL

2.1 Lampiran Wilayah Kerja PP-PAUDNI ……… 52


(15)

12

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal


(16)

1

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, dengan pilar-pilar perluasan dan pemerataan akses, penigkatan mutu dan relevansi serta tata kelola dan akuntabilitas pendidikan.

Sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Nasional dibangun secara seksama melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal (pendidikan persekolahan), pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Pendidikan nonformal (PNF) merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian yang fungsional, PNF meliputi pendidikan kecakapan hidup (PKH), pendidikan usia dini (PAUD), pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan dan pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan warga belajar,


(17)

2

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adapun satuan PNF terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim serta satuan PNF


(18)

3

yang sejenis, dalam konteks PNF kursus dan lembaga pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, selanjutnya berkaitan dengan hasil PNF dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang mengacu pada standar nasional pendidikan Dilihat dari sasarannya PNF mencakup segala lapisan masyarakat yang tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan sebelumnya. Sasaran tersebut tidak hanya diprioritaskan kepada mereka yang belum pernah sekolah, putus sekolah atau mereka yang tamat sekolah serta ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi PNF juga melayani semua masyarakat tanpa kecuali termasuk mereka yang telah memiliki tingkat pendidikan tinggi dan/atau pekerjaan yang tetap sekalipun. Dengan kata lain sasaran PNF adalah mereka yang masih membutuhkan tambahan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan dirinya sesuai dengan motto pendidikan seumur hidup (long life education).

Berdasarkan paparan diatas Pendidikan nonformal berperan dalam mengembangkan kualitas manusia dalam dua dimensi yakni dimensi individu dan sosial yang dipengaruhi juga mempengaruhi aspek-aspek kehidupan manusia yang lain: ekonomi, politik, sosial, budaya, lingkungan. Program Pendidikan nonformal semestinya mencakup berbagai aspek kehidupan, yakni pendidikan bermasyarakat, pendidikan ekonomi, pendidikan politik, pendidikan budaya, pendidikan teknologi, dan pendidikan lingkungan.

Permasalahan yang sering muncul dalam penyelenggaraan PNF masih dampaknya nuansa proyek, faktor kemampuan Suber Daya Manusia (SDM) dan penghargaan yang masih rendah terhadap pendidikan nonformal menyebabkan penyelenggaraan PNF masih menghadapi banyak kendala, perlakuan terhadap pendidikan nonformal cenderung tidak proporsional. Pendidikan nonformal masih sering dipandang sebelah mata dan dianggap hanya pendidikan kelas dua?, setelah


(19)

4

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan formal, padahal sejatinya peranan pendidikan nonformal jauh lebih besar dibandingkan dengan pendidikan formal.

Pendidikan nonformal tidak hanya berperan dalam mendukung program penuntasan wajib belajar 9 tahun, akan tetapi juga dalam pemberantasan buta aksara, perluasan pendidikan anak usia dini, serta peningkatan keterampilan dan kecakapan hidup (life skill) yang mampu meningkatkan kesejahteraan hidup warga belajarnya.

Disamping itu, fleksibilitas dan keluwesan yang menjadi sifat pembelajaran pendidikan nonformal mempunyai kemampuan untuk menembus seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan nonformal dapat dijadikan sebagai pendidikan alternatif yang menawarkan solusi konstruktif dan inovatif untuk kemajuan dunia pendidikan.

Pendidikan nonformal merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan demikian program PNF memiliki nilai keberpihakan kepada kaum yang lemah (pro poor), prinsip pemberdayaan masyarakat (community empowerment), prinsip partisipasi dari masyarakat (public participation) dan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (long life education), dalam kaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, program pendidikan nonformal lebih berorientasi pada kebutuhan pasar, tanpa mengesampingkan aspek akademis.

Oleh sebab itu, seharusnya program pendidikan nonformal mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalitas, produktivitas, dan daya saing masyarakat dalam merebut peluang pasar dan peluang usaha yang pada gilirannya seharusnya mampu mengatasi solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya masalah pengangguran dan kemiskinan.

Tantangan pelaksanaan program pendidikan nonformal ke depan semakin besar, dengan demikian para pelaku pendidikan nonformal harus mampu merekonstruksi paradigma bahwa pendidikan nonformal bukanlah pendidikan kelas teri. Apalagi saat ini masyarakat cenderung memilih pendidikan yang lebih


(20)

5

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aplikatif, Pendidikan nonformal, khususnya melalui pendidikan kecakapan hidup dan lembaga kursus akan menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan untuk mendapatkan pekerjaan dan usaha mandiri maupun usaha kelompok.

Keberhasilan pendidikan pada dasarnya adalah efektifnya proses program pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dan atau lingkungan belajar, sedangkan efektifitas proses program pendidikan dicapai apabila mutu dan kinerja pendidik dapat melaksanakan dan atau mengelola semua komponen sistem pendidikan pada satuan pendidikan tersebut. Komponen sistem program pendidikan yang dimaksud adalah, kurikulum, pendidik, peserta didik, metode, materi, alat program pendidikan (media), dan evaluasi.

Mutu dan kinerja pendidik pada Pendidikan Nonformal (PNF) adalah salah satunya Pamong Belajar yang merupakan salah satu komponen penentu untuk mensukseskan program Pendidikan Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) tersebut. Untuk itu Pamong Belajar harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan fungsinya sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional. Pamong Belajar yang profesional harus menguasai tugas pokok kepamongannya sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor 15 Tahun 2010, Tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya, yakni melaksanakan Pengembangan Model Program Pendidikan Nonformal, melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan model dan percontohan program PAUDNI, dan melaksanakan penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program PAUDNI. Tugas-tugas Pamong Belajar tersebut memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya yang secara keseluruhan dapat dilihat dari kualitas model program yang dapat dikembangkannya, dengan demikian sebaiknya Pamong Belajar memiliki kompetensi yang sesuai dalam melakukan pengelolaan/manajemen program yang inovatif.


(21)

6

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permasalahan-permasalahan yang ada berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Pamong Belajar sebagaimana dijelaskan di atas menjadi masalah baru terhadap mutu pendidikan secara keseluruhan dan mutu PNF khususnya, adapun permasalahan tersebut salah satunya adalah layanan pendidikan sebagai output dari kinerja Pamong Belajar itu sendiri dalam mengembangkan model PNF dirasakan kurang mnyentuh kebutuhan dari masyarakat sasaran PNF itu sendiri, hal ini terbukti dengan adanya beberapa model program PNF yang tidak dapat ditindaklanjuti oleh lingkungan belajar atau warga belajar sebagai sasaran dari model program PNF itu sendiri.

Permasalahan selanjutnya adalah model-model program yang dibuat kurang dapat menjawab tantangan masa depan, hal ini terbukti dengan adanya beberapa model yang cepat usang atau tidak dapat diberlakukan lagi karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan ril masyarakat dan atau lingkungan belajar, masalah-masalah tersebut menunjukkan adanya kualitas model program yang kurang baik sebagai hasil atau kinerja dari Pamong Belajar yang kurang memiliki kompetensi dalam bidang tersebut, peristiwa tersebut menunjukkan pula adanya fungsi-fungsi manajemen yang tidak berdaya guna dalam proses penyusunan dan atau pengembangan program tersebut.

Adapun manajemen pendidikan adalah proses pendayagunaan seluruh komponen sistem pendidikan untuk mencapai tujuan program pendidikan, dengan kata lain keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh terlaksananya manajemen pendidikan pada setiap satuan pendidikan, lingkungan belajar dan atau program pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Manajemen pendidikan merupakan tanggung jawab pendidik dan tenaga kependidikan secara langsung, karena tingkat pemahaman dan kemampuan terhadap manajemen pendidikan yang dimiliki pendidik dan tenaga kependidikan akan berdampak langsung pada proses program pendidikan.


(22)

7

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program pendidikan sendiri merupakan sesuatu yang harus bersifat dinamis, dengan demikian pendidik, tenaga kependidikan, sumber belajar, kurikulum dan semua sub komponen dari program itu sendiri pada suatu satuan pendidikan dan atau lingkungan belajar dan atau warga belajar akan terus berubah, dan perubahan tersebut harus selalu dapat diikuti dan dievaluasi sehingga proses pendidikan akan terus berlangsung dengan baik. Karena sifat pendidikan sendiri yang dinamis maka manajemen program pendidikanpun bersifat dinamis artinya model manajemen program pendidikan akan berubah disesuaikan dengan keadaan pendidik, tenaga kependidikan, sumber belajar pada suatu satuan pendidikan dan atau lingkungan belajar.

Untuk menghasilkan program PNF yang menjawab semua unsur kebutuhan pendidikan maka, manajemen program harus benar-benar dilakukan sebagaimana fungsi-fungsinya agar dapat menggali beberapa hal berikut; 1) kesesuaian program dengan kebijakan-kebijakan umum sebagai payung hukum ataupun sebagai sub komponen dari sistem pendidikan yang ada, 2) kebutuhan-kebutuhan ideal atau nilai-nilai masyarakat sesuai dengan kondisi sosial yang ada baik nasional maupun internasional, 3) kebutuhan-kebutuhan ideal masyarakat menuju manusia ideal itu sendiri, 4) pemetaan mutu pendidikan nonformal khususnya di masyarakat, 5) terlaksananya program pendidikan nonformal yang efektif dan efisien dan tepat sasaran.

Untuk dapat memahami dan mengikuti perubahan tersebut, pendidik dan tenaga kependidikan dituntut memiliki kemampuan berinovasi, dimana ide, proses dan/atau model manajemen program pendidikan yang baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat lingkungan belajar dapat dengan dinamis berlangsung dan berkembang.

Inovasi dalam hal manajemen program pendidikan, tentunya tidak semua pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kemampuan untuk itu, sehingga sering di temui manajemen program pendidikan yang dirasa usang dan tidak mampu mencapai tujuan program pendidikan itu sendiri, atau karena manajemen


(23)

8

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program pendidikan itu tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan dan atau lingkungan belajar maka, manajemen program pendidikan itu tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

Menurut D. Sudjana (2010:17), “Implementasi manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan, dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengembangkan upaya sebagaimana dikemukakan di atas, terhadap pembaharuan atau perubahan secara inovatif”

Model manajemen program pendidikan nonformal telah banyak ditemukan, baik oleh pendidik dan tenaga kependidikan secara langsung, ataupun model-model yang ditemukan atau dikembangkan oleh lembaga-lembaga pengembangan model program pendidikan.

Model program pendidikan nonformal yang ada sekarang sangat minim sekali inovasi, atau dikembangkan dengan tidak menggunakan prinsip-prinsip proses inovasi, kondisi sosial, nilai-nilai dan keyakinan yang telah ada, ide-ide sebelumnya, serta kebutuhan masyarakat terkadang diabaikan, padahal dalam sebuah inovasi konsistensi terhadap hal-hal tersebut sangat diperlukan.

Inovasi pendidikan dalam pengembangan model program pendidikan nonformal juga dipandang sesuatu yang relatif sulit dipahami karena dengan karakteristik inovasi yaitu deliberate (disengaja) , novel (baru), spesific (spesifik) , dan direction to goal achievment (arah untuk pencapaian tujuan) dianggap sulit dilakukan atau didapat dalam pengembangan atau penerapan sebuah manajemen program pendidikan nonformal.

Pengujian terhadap model program pendidikan nonformal pun belum jelas, bagaimana proses model itu diuji, dan siapa yang menguji. Kenyataan sekarang model hanya diuji oleh pengembang, padahal dikatakan model itu sebagai sebuah inovasi harus dapat diuji oleh pihak-pihak yang akan mengadopsi model tersebut,


(24)

9

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan dan hubungan yang positif diantara pihak-pihak yang berkepentingan terhadap model program pendidikan nonformal ini.

Sosialisasi, dan penyebaran model program pendidikan nonformalpun bermasalah, dimana akses masyarakat terbatas, bahkan tidak ada sama sekali. Model program pendidikan nonformal yang berbentuk metode seharusnya dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan nonformal. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam hal manajemen program pendidikan nonformal dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi program pendidikan nonformal.

Model manajemen pendidikan nonformal, menjadi sesuatu yang harus sangat diperhatikan, mengingat posisinya dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting, dan bila dihubungkan dengan inovasi pendidikan, maka keterkaitan keduanya menjadi hal yang mendesak untuk diteliti, agar menjadi konstruksi terhadap pengembangan model program pendidikan nonformal yang selanjutnya bisa lebih baik dan menunjang bagi terselenggaranya program pendidikan nonformal yang efektif dan efisien serta bermutu.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat model manajemen program pendidikan nonformal dilihat dari sudut inovasi pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Program pendidikan yang efektif dapat dicapai apabila proses kegiatan belajar mengajar yaitu interaksi antara komponen sistem program pendidikan yaitu kurikulum, pendidik, peserta didik, metode, materi, alat program pendidikan (media), dan evaluasi ditata dengan baik dan sistematis.

1. Model program pendidikan nonformal yang ada masih belum konsisten membawa nilai-nilai di masyarakat yang telah ada, pengalaman-pengalaman


(25)

10

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masa lalu dan belum memperhatikan dengan mendalam akan kebutuhan masyarakat terhadap program pendidikan. Hal ini mengindikasikan tidak adanya proses inovasi pendidikan yang diintegrasikan dalam manajemen sebagai salah satu upaya strategi mengidentifikasi permaslahan tersebut dalam proses pengembangan model program PNF.

2. Pengembangan dan penerapan model program pendidikan nonformal seharusnya dilakukan dengan pemahaman dan kepekaan terhadap setiap perubahan kebutuhan pendidikan di masyarakat, tetapi kenyataannya pengembangan model yang dilakukan sekarang sangat minim sekali inovasi, pengembangan belum sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip inovasi, model program pendidikan seharusnya harus dikembangkan dengan perencanaan yang sistematis, sangat fokus, mencoba mencari model-model yang benar-benar baru, sangat spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam, dan dikembangkan dengan berorientasi agar tujuan pendidikan dapat dicapai melalui manajemen program pendidikan yang baik. 3. Model program pendidikan nonformal yang ada belum teruji dengan baik,

karena uji coba model dilakukan pengembang sangat terbatas, dan tidak adanya ruang untuk masyarakat atau pemangku kepentingan menguji model yang telah ada. pengujian ini juga menjadi indikator adanya hubungan positif antara setiap pemangku kepentingan dalam pengembangan dan penerapan model program pendidikan nonformal. Hal ini pula mengindikasikan tidak adanya berbagai upaya proses inovasi dalam menemukan berbagai karakteristik penerimaan dan penolakan serta alasannya masing-masing sebagai masukan dalam melakukan proses difusi inovasi model program PNF yang dikembangkan.

4. Kurang optimalnya sosialisasi dan penyebaran model program pendidikan nonformal di masyarakat.


(26)

11

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana diungkapkan diatas, model program pendidikan nonformal yang ada belum sepenuhnya menggunakan prinsip-prinsip manajemen dan inovasi pendidikan, maka berdasarkan hasil identifikasi pada rumusan permasalahan penelitian di atas maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi manajemen inovasi pendidik nonformal di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional 1 Bandung?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, secara khusus dijabarkan kedalam rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kebijakan manajemen inovasi pendidikan nonformal di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional 1 Bandung.

2. Bagaimana implementasi fungsi-fungsi manajemen pendidikan di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PAUDNI) Regional I Bandung?

3. Bagaimana inovasi pada manajemen pendidikan nonformal di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional 1 Bandung.

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data dan informasi sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman terhadap kebijakan manajemen pendidikan nonformal di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung.

b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi fungsi-fungsi manajemen pendidikan nonformal di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung.

c. Untuk mengetahui bagaimana manajemen inovasi pendidikan nonformal di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung.


(27)

12

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi tentang kebijakan manajemen inovasi pendidikan pendidikan nonformal di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung.

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan khususnya untuk pengembangan konsep manajemen inovasi pendidikan pendidikan nonformal.

c. Sebagai bahan kajian bagi pihak lain yang meneliti dan membahas permasalahan ini lebih lanjut dari dimensi lain.

d. Sebagai masukan bagi instansi/lembaga dan praktisi penyelenggara pengembang model program pendidikan nonformal di masyarakat.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi yang melandasi penelitian ini adalah:

1. Pengembangan merupakan tuntutan proses selanjutnya dari implementasi fungsi manajemen yang seharusnya merupakan pelaksanaan yang tersistematis dan terintegrasi, dimulai dari tahapan fungsi manajemen yang pertama yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pembinaan dan penilaian, sehingga kemudian fungsi pengembangan tersebut benar-benar sesuai dengan upaya memperluas atau mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar atau lebih baik, memajukan sesuatu dari yang lebih awal kepada yang lebih akhir atau dari yang sederhana kepada tahapan perubahan yang lebih kompleks dapat terwujud.

2. Pengembangan sebagaimana asumsi pertama di atas harus berangkat dari hasil serangkaian proses sehingga disebut pola lama untuk menghasilkan pola baru yang benar-benar dibutuhkan dengan mengacu pada hasil analisa setiap tahapan fungsi manajemen yang telah dilakukan, dengan demikian


(28)

prinsip-13

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prinsip inovasi harus diterapkan sebagai strategi pengembangan model program pendidikan nonformal dalam pemenuhan tuntutan nilai kebaruan yang disengaja tersebut.

3. Program pendidikan adalah serangkaian kebijakan sebagai hasil dalam proses salah satu fungsi manajemen yaitu perencanaan, sehingga dalam pelaksanaannya program yang baik adalah program yang mengacu pada prinsip-prinsip perencanaan dalam fungsi manajemen.

4. Mutu model program pendidikan nonformal yang baik adalah model program pendidikan nonformal yang dibangun atas dasar konstruksi manajemen yang dapat menjawab tuntutan tujuan manajemen pendidikan dan karakteristik inovasi pendidikan.


(29)

14

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Sistematika Penulisan

1. Judul

Judul Tesis ini adalah “Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Pendidikan Nonformal (Studi Kasus di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Regional I Jayagiri Bandung)”.

2. Halaman Pengesahan

Bagian ini merupakan lembar persetujuan penyusunan ini setelah melaksanakan bimbingan dan arahan dalam berbagai dimensi yang kemudian dapat melaksanakan ujian tesis tahap demi tahap.

3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah

Penulis telah menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Tesis ini merupakan Karya Tulis Ilmiah asli karya penulis yang merupakan hasil pemikiran penulis dengan di bimbingan oleh dosen pembimbing.

4. Kata Pengantar

Berisi kalimat-kalimat pengantar dalam Tesis. 5. Ucapan Terima Kasih

Bentuk apresiasi yang setinggi-tingginya serta ungkapan rasa syukur kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. 6. Abstrak

Uraian singkat yang termuat dalam abstrak adalah: judul, hakikat penelitian, tujuan dilakukannya penelitian, metode penelitian yang dipakai dan teknik pengumpulan datanya, serta hasil temuan, kesimpulan dan saran.

7. Daftar Isi

Memuat penyajian sistematika isi Tesis secara rinci agar bisa mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul bagian yang ingin dibaca.

8. Daftar Tabel

Menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir yang tercantum dalam Tesis.


(30)

15

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Daftar Gambar

Menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam Tesis.

10.Daftar Lampiran

Menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir yang tercantum dalam Tesis.

11.BAB I Pendahuluan

Berisi uraian tentang pendahuluan Tesis yang memuat: latar balakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

12.BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran

Berisi konsep-konsep, teori-teori, hasil penelitian terdahulu yang relevan, yang merupakan landasan penelitian secara teoritik. Serta berisi kerangka fikir peneliti dalam melakukan penelitian.

13.BAB III Metode Penelitian

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian serta komponen- komponen penelitiannya. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

14.BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Memuat pengolahan atau analisis data beserta pembahasan dan analisis hasil temuan di lapangan dengan pemaparan data dan pembahasan data.

15.BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

16.Daftar Pustaka

Berisi daftar rujukan/referensi baik berupa buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan Tesis.

17.Lampiran


(31)

67

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran model manajemen inovasi pendidikan nonformal di Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional I Bandung.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis dengan metode studi kasus, studi kasus menurut Arikunto (2009: 238) pada dasarnya peneliti mencoba menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku, yakni tingkah laku itu sendiri beserta hal yang melingkunginya, hubungan antara tingkah laku dengan riwayat timbulnya tingkah laku, demikian pula lain-lain hal yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut.

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti lebih banyak berinteraksi dan mengamati berbagai kegiatan manajemen dalam pengembangan model program pendidikan nonformal yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal. Hal ini didasari oleh pengertian penelitian kualitatif yang diungkapkan oleh Sukmadinata (2005: 60) yaitu : “ Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeTesiskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang, secara individual maupun

kelompok.”.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional I Bandung, Jalan Jayagiri No 63, Lembang Bandung.


(32)

68

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP-PAUDNII) adalah unit pelaksana teknis Departemen Pendidikan Nasional di bidang pendidikan nonformal dan informal, yang berada di bawah dan


(33)

69

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional

Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pengkajian dan pengembangan program dan model pendidikan nonformal dan informal serta fasilitasi pengembangan sumberdaya di bidang pendidikan nonfomal dan informal di wilayah kerjanya.

Berdasarkan Permendikbud RI nomor 18 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PP-PAUDNI, susunan organisasi PP-PAUDNI terdiri atas : (a) Kepala Pusat; (b) Bidang Program dan Informasi; (c) Bidang Fasilitasi Sumberdaya; (d) Subbagian Tata Usaha; dan (e) Kelompok Jabatan Fungsional yaitu diantaranya Pamong Belajar.

2. Sumber Data

Dalam penelitian penelitian kualitatif tidak mengenal istilah populasi, apalagi sampel, maka populasi atau sampel pada pendekatan kualitatif lebih tepat disebut sumber data pada situasi sosial (Social Situation) tertentu (Djam’an Satori, 2007: 2). Menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2011: 297) mengatakan bahwa Social situation atau situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Snowball sampling. Snowball sampling atau bola salju, dikatakan oleh Djam’an Satori: (2007: 6) merupakan teknik pengambilan sampel yang diawali dari jumlah sampel sedikit, satu sampai dua orang, menggelinding menjadi banyak/besar seiring dengan berkembangnya kebutuhan informasi atau data yang diperoleh dalam proses pengambilan data. Dalam penelitian ini, sumber data menggunakan sampel purposif (purposive sample) yang memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam (Nana Syaodih, 2007: 101).


(34)

70

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun yang menjadi sumber data utama dalam penelitian ini adalah semua unsur organisasi yang ada pada PP-PAUDNI termasuk kelompok jabatan fungsional sebagaimana dalam Permendikbud nomor 18 tahun 2012, tentang Organisasi dan Tata Kerja PP-PAUDNI yaitu 1). Kepala Pusat, 2) Kepala Bidang Program dan Informasi, 3) Kepala Bidang Fasilitasi dan Sumber Daya, 4) Subbagian Umum, 5) Kepala Seksi dan 6) Pamong Belajar.

1. Desain Penelitian

Desain penelitian pada penelitian kualitatif dirancang untuk mendapatkan pendalaman pemahaman terhadap situasi sosial tertentu pada sumber data penelitian, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Nana Syaodih (2007: 99)

bahwa “penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti

penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya”. Berdasarkan pada pendapat di atas tentunya sangat penting untuk menentukan rancangan penelitian sebagai pedoman atau peta dalam melakukan penelitian agar benar-benar dapat terfokus pada fenomena atau situation social yang ingin diteliti, adapun rancangan penelitian itu sendiri menurut Nana Syaodih (2007: 52) mengemukakan bahwa: rancangan penelitian menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.


(35)

71

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Desain Penelitian B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang dilakukan secara ilmiah untuk memperoleh data penelitian. Sugiyono (2011: 6) menyebutkan bahwa:

“Metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

1. Metode dan Pendekatan

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Menurut Nana Syaodih

(2007: 54) Yang dimaksud dengan metode penelitian deskriptif adalah “suatu

metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena Latar belakang:

Layanan PNF

Koordinasi antar Lembaga Kemitraan Program PNF Kinerja Pengembang Model Manajemen Pengembangan Kualitas Model PNF Inovasi Model

Kualitas Pengujian Model Kompetensi PB

Data dan Informasi Pemetaan Mutu PNF Nilai-nilai

Kondisi Sosial

Kebutuhan Masyarakat Lokal

Tantangan Globalisasi

Bagaimana kebijakan manajemen inovasi pendidikan nonformal di PP-PAUDNI

Bagaimana implementasi fungsi-fungsi manajemen pendidikan nonformal di PP-PAUDNI

Bagaimana inovasi pada manajemen pendidikan nonformal di PP-PAUDNI

Temuan Lapangan Kesimpulan Saran Penggalian Data Kajian Teoritis P P - P A U D N I ANALISIS Kajian Teoritis


(36)

72

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”. Penelitian ini

mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeTesiskan fenomena-fenomena apa adanya.

Menurut Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik. Dengan demikian pendekatan kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati, sehingga dimungkinkan data bersifat objektif dan subjektif serta lebih mendalam.

Pendekatan kualitatif dikatakan oleh Bogdan dan Taylor, 1998 (Djam’an

Satori, 2007: 1) adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati”. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat mengangkat aktualitas,

realitas dan persepsi sasaran penelitian tanpa tercemar oleh pengukuran formal atau pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya sudah terbentuk.

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan manajemen dalam perspektif inovasi pendidikan dalam pengembangan model program PNF di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung.

2. Langkah Penelitian

Dengan mengacu kepada pendapat Sugiyono, Arikunto, dan Sukmadinata, langkah-langkah penelitian yang ditempuh oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi:


(37)

73

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Orentasi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas masalah yang akan diteliti sebelum pengumpulan data, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Studi literatur sebagai bahan rujukan untuk dijadikan dasar dalam permasalahan yang dijadikan focus penelitian

b. Studi penjajagan, dimana peneliti berusaha mengenal lingkungan tempat diselenggarakannya pengembangan model manajemen program pendidikan yaitu di Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional I Bandung

c. Menyusun desain penelitian d. Mengikuti seminar penelitian e. Mengurus ijin penelitian 2) Tahap Ekplorasi

Tahap ekplorasi ini adalah kreatifitas yang dilakukan oleh peneliti di tempat penelitian, yaitu pengumpulan data melalui observasi partisipasi dan indepth interview. Kegiatan yang dilakukan peneliti meliputi:

a. mengadakan kegiatan pengumpulan data yang berkaitan dengan pengembangan model manajemen program pendidikan dan inovasi pendidikan.

b. mengadakan wawancara kepada pamong belajar, dan pejabat di lingkungan Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional I Bandung, serta Direktorat Jenderal PAUDNI.

c. mengamati kegiatan pamong dalam melaksanakan pengembangan model manajemen program pendidikan.

d. membuat catatan, komentar dan pertanyaan yang berkembang di lapangan e. membuat rangkuman dan merumuskan temuan-temuan di lapangan. 3) Tahap Member Check

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dari data dan informasi yang telah dikumpulkan agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya dan selanjutnya ditulis dalam bentuk laporan penelitian.


(38)

74

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal


(39)

75

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Teknik Penggalian Data

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu:

Gambar 3.2

Hubungan Instrumen (Peneliti) dan Pengumpulan Data

(Adopsi dari Djam’an Satori, 2007: 13)

a. Wawancara

Pada penelitian ini salah satu teknik penggalian data yang digunakan adalah wawancara. Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara menggunakan pedoman umum wawancara, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).

Instrumen

Penelitian Data

Metode pengumpulan data 1. Pengamatan 2. Indepth Interview 3. Dokumen & Artifak 4. Teknik tambahan


(40)

76

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kerlinger (dalam Hasan, 2000) menyebutkan tiga hal yang menjadi kekuatan metode wawancara:

1) Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

2) Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu. 3) Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak

dapat dilakukan. b. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari, 1998) tujuan observasi adalah mendeTesiskan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian di lihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Menurut Patton (dalam Poerwandari, 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena:

a) Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau sedang terjadi.


(41)

77

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c) Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d) Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

e) Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode penelitian kualitatif dengan menelaah data-data yang berbentuk dokumen baik itu tulisan, foto, rekaman, ataupun video sebagai sumber informasi. Seperti

diungkapkan Djam’an Satori, (2007: 90), bahwa dokumen merupakan sumber

informasi yang bukan manusia (non human resources), sedangkan studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data.

Nurul Zuriah (2005: 191) mengemukakan teknik dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum dan lain sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Studi dokumentasi merupakan usaha untuk memperoleh keterangan/ informasi melalui dokumen-dokumen baik yang berbentuk audio (rekaman), audio visual (video), ataupun tulisan-tulisan yang menggambarkan tentang manajemen dalam perspektif inovasi pendidikan dalam pengembangan pengembangan model PNF pada PP-PAUDNI untuk melengkapi hasil wawancara dan observasi lapangan.


(42)

78

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Prosedur Pengelolaan

Menurut Marshall dan Rossman (dalam Kabalmay, 2002) dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya:

a. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

b. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.


(43)

79

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.

d. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain, alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

e. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya,


(44)

80

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian. C. Instrument Penelitian

Kualitas hasil penelitian dalam penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitaif dipengaruhi oleh kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dengan demikian instrument penelitian merupakan suatu hal

yang paling krusial dalam suatu penelitian. Menurut Djam’an Satori (2007: 9)

“instrument penelitian merupakan tumpahan teori dan pengetahuan yang dimiliki

si peneliti mengenai fenomena yang diharapkan mampu mengungkap

informasi-informasi penting dari fenomena yang diteliti”. Hal ini karena instrument

penelitian merupakan acuan yang akan dijadikan sebagai guide line peneliti dalam melakukan penelitian. Semenarik apapun permasalahan yang akan diteliti, jika peneliti tidak mampu mengungkapkan apa yang terjadi dalam fenomena yang akan diteliti maka penelitian itu tidak akan ada artinya.

Adapun instrument dalam penelitian kualitatif diperankan oleh peneliti itu sendiri, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Nasution dalam Sugiyono (2011: 223) mengatakan bahwa:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat

satu-satunya yang dapat mencapainya”

Dengan demikian peneliti sebagai instrument dalam penelitian kualitatif memiliki peran penting dalam penggalian data atau mengumpulkan data, menganalisis data dengan pemahaman yang baik terhadap bidang kajian penelitian


(45)

81

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentunya dengan berbagai metode yang dapat memperdalam penggalian data. Hal

ini dikemukakan pula oleh Djam’an Satori (2007: 10) bahwa peneliti harus

mampu untuk mendapatkan berbagai informasi penting dengan menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi yang dijabarkan dari kisi-kisi penelitian yang telah dibuat sebelumnya sebagai acuan dalam mendapatkan informasi yang dicari, hal demikian atau peneliti oleh Sugiyono disebut sebagai key instrument dalam proses penelitian kualitatif.

Adapun instrumen dalam penelitian ini yang terdiri dari kisi-kisi penelitian, komponen dan indikator penelitian, pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman studi dokumentasi terdapat pada lampiran penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2011: 224) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Peneliti yang tidak mengetahui teknik pengumpulan data, tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, menurut Sugiyono (2011: 224) teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan setting diskusi dengan sumber primer atau dengan setting penelahaan terhadap sumber-sumber sekunder atau dokumen, adapun beberapa cara yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 225) bahwa cara dalam melakukan pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan ketiganya.


(46)

82

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Marshall (dalam Sugiyono, 2011: 310) menyatakan bahwa “through

observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Sedangkan menurut Nana Syaodih (2007: 220) mengatakan

bahwa “observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau

cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung”.

Teknik observasi yang bisa dilakukan oleh peneliti dalam penggalian data dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dikemukakan oleh Sanafiah Faisal (dalam Sugiyono: 226) yang mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation) dan observasi yang tak terstruktur (unstructured observation). Selanjutnya Spradley (dalam Sugiyono: 2011: 226) membagi observasi berpastisipasi menjadi empat, yaitu: passive participation, moderate participation, active participation, dan complete participation. Untuk memudahkan pemahaman tentang bermacam-macam observasi, maka dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Gambar 3.3

Macam-macam Teknik Observasi (Sugiyono, 2011: 311)

1) Observasi Partisipatif

Macam-macam observasi

Observasi Partisipatif Observasi terus terang dan tersamar

Observasi tak terstruktur

Observasi yang pasif

Observasi yang moderat

Observasi yang aktif Observasi yang lengkap


(47)

83

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2011: 311) menyatakan “In

participant observation, the researcher observes what people do, listent to what

they say, and participates in their activities” dalam observasi partisipatif, peneliti

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Dengan demikian dalam observasi ini, peneliti terlibat dapat langsung dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan atau mengalami apa yang diteliti secara langsung, sehingga secara kualitas dapat lebih dipercaya, hal lain dari sebutan teknik ini adalah melakukan internalisasi. Beberapa jenis observasi partisipatif adalah:

a) Partisipasi pasif (passive participation): means the research is present at the scene of action but does not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

b) Partisipasi moderat (moderate participation): means that the researcher maintains a balance between being insider and being outsider. Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut obseservasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.

c) Partisipasi aktif (active participation): means that the researcher generally does what others in the setting do. Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.


(48)

84

Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Partisipasi lengkap (complete participation): means researcher is a natural participant. This is the highest level of involvement. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

2) Observasi Terus Terang atau Tersamar

Kemungkinan adanya data yang disamarkan atau mungkin akan dapat dengan mudah didapat akan selalu ada karena penelitian kualitatif harus sampai pada tahap paradigma tersebut, berbeda dengan metode kuantitatif yang mengkuantifikasi angka sekalipun data tersebut tidak mewakili kejujuran dari keadaan sosial sebenarnya. Oleh karena itu observasi dapat dilakukan secara tersamar atau terus terang akan sangat tergantung pada situasi sosial tertentu pada sumber data.

3) Observasi tidak Terstruktur

Metode penelitian tidak terstruktur diperlukan untuk meneliti suatu kondisi yang belum jelas duduk permasalahannya sehingga perlu adanya penjajagan guna mengetahui kondisi sebenarnya secara langsung di lapangan, demikian pula observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2011: 315) tahapan observasi terdiri dari 1) observasi deskriptif, 2) observasi terfokus, dan 3) observasi terseleksi yang ditunjukan seperti gambar berikut:

1 2 3


(1)

155 Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mengatasi permasalahan dalam pengembangan model program pendidikan nonformal sebagaimana telah disampaikan dalampenelitian ini. 4. Pamong Belajar adalah Kelompok Jabatan Fungsional yang tanggung jawab

pemberdayaannya ada dibawah kebijakan PP-PAUDNI dengan mengacu pada kebijakan-kebijakan terkait di atasnya sehingga permasalahan Pamong Belajar, kompetensi Pamong Belajar dalam pengembangan model program pendidikan nonformal harus dapat terselesaikan dengan adanya implementasi fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan dengan kebijakan Top Manajemen. 5. Sistem Pemetaan dan penjamina mutu pendidikan nonformal sebagai tuntutan

model manajemen dalam pengembangan model program pendidikan nonformal pada PP-PAUDNI Regional 1 Bandung.

6. Sinergi program pendidikan nonformal dalam pembangunan nasional sebagai tuntutan model manajemen dalam pengembangan model program pendidikan nonformal di PP-PAUDNI Regional 1 Bandung, sehingga proses persuasi kemitraan harus banyak dilakukan.

7. Relevansi dan sinkronisasi peraturan pengembangan model program pendidikan nonformal antara lembaga yang terkait dengan pendidikan nonformal dan permasalahan-permasalahan yang sudah disadari adanya.


(2)

156 Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abor, Rahman. (1994). Kepemimpinan Pendidikan Bagi Perbaikan dan Peningkatan. Pengajaran. Yogyakarta: Nur Cahaya.

Aditya Prabhaswara, Peti Savitri (2002). Dasar Penyusunan Project Proposal, Yogyakarta: Andi

Ali, Mohamad. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: IMTIMA.

Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Jakarta. Kencana

Arikunto, Suharsini dan Safruddin, Cepi.(2004). Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bernart, UG. (2010). Penalaran dan Premis. [online]. Tersedia:

http://bernart-howtolearn.blogspot.com/. [April 2012].

Bure, Claire. (2005). “Digital Inclusion Without Social Inclusion: The Consumption of Information and Communication TECHNOLOGIes (ICTs)

within Homeless Subculture in Scotland.” The Journal of Community Informatics, Vol. 1., Iss. 2.: 116-133.

Daryanto, H.H. (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Danin, Sudarwan. (2002) Inovasi Pendidikan dalam Upaya Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Edward, Sallis, Gaspersz, V. (2008). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Engkoswara dan Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hasibuan, S.P Malayu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi revisi).

Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim.(1999). Inovasi Pendidikan. Jakarta : Balai Pustaka,

Marshall and Rossman. (2007). Designing Qualitatitative Research. London: Sage Publication.

Mattulada.(1990). Desentralisasi Pendidikan dalam Pelaksanaan Manajemen.

Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(3)

157 Dani Darmawan, 2013

Implementasi Manajemen Inovasi Pendidikan Nonformal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Munir. (2008) Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.


(4)

158

Nanang Fattah, (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Nawawi, H. (1991). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Oteng Sutisna, (1983). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2011). Universitas Pendidikan Indonesia

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Mentri Pemberdayaan Apartur Negara Nomor 15 Tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya.

Permendikbud Nomor 18 tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja PP PAUDNI

Permendikbud Nomor 39 tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya.

Purnama, Nursya’bani. (2006). Manajemen Kualitas Perspektif Global.

Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UI

Rogers, Everett M, (1995). Diffusions of Innovations, Forth Edition. New York: Tree Press.

Siagian, P Sondang. (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Sallis, Edward. (2010). Total Quality Management In Education, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: IrCisod.

Satori, Djam’an. dan Komariah, Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Sudjana (2005). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Syaodih Nana. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.


(5)

159

Tim Dosen administrasi Pendidikan. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Umberto Sihombing. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi,

Jakarta: PD Mahkota.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Husain. (2008). Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo. (2007). Manajemen Perubahan. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada.

Willborn, Walter. 1994. Global Management of Quality Assurance Sistems.

Singapore: Mc Graw Hill.


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL, DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG

0 5 96

PERAN FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PENANAMAN NILAI KEPEMIMPINAN PADA ANAK USIA DINI BAGI PTK-PAUD : Studi Pada Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP PAUDNI) Regional I Bandung.

0 1 16

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 64 Tahun 2012 TENTANG BANTUAN KEPADA SATAUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN NONFORMAL SERTA LEMBAGA DI BIDANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN NONFORMAL, DAN PENDIDIKAN INFORMAL.

0 0 5

Studi Evaluatif Implementasi E-training di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Regional I Bandung. - repositoryUPI S KTP 1100979 Title

0 0 3

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012

0 0 8

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012

0 0 10

Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

0 1 56

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

0 0 57

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

0 0 57

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

0 0 9