Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang.
No. Daftar FPIPS : 4249/UN.40.2.4 /PL/2014
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI
CAGAR ALAM PULAU DUA DI KELURAHAN SAWAH
LUHUR KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi
oleh :
Ova Rachmadani 1001312
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
No. Daftar FPIPS : 4249/UN.40.2.4 /PL/2014
Skripsi Ini Telah Diujikan Pada : Hari : Kamis, 30 Oktober 2014 Waktu : Pukul 08.00 s.d. selesai Tempat : Gedung FPIPS
Panitia Ujian Sidang Terdiri Dari : Ketua : Dekan FPIPS UPI
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001
Sekretaris : Ketua Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd
NIP. 19600121 198704 2 001
Penguji : Penguji I
Prof. Dr. Hj. Enok Matyati, MS NIP. 19600121 198503 2 001
Penguji II
Drs. H. Dadang Sungkawa M.Pd NIP. 19550210 198002
Penguji III Drs. Jupri, MT
(3)
No. Daftar FPIPS : 4249/UN.40.2.4 /PL/2014
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI
CAGAR ALAM PULAU DUA KELURAHAN SAWAHLUHUR
KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG
Ova Rachmadani
1001312
DISAJIKAN DAN DISETUJUI OLEH
PEMBIMBING I
Dr. Dede Sugandi, M.Si NIP. 19580526 198603 1 010
PEMBIMBING II
Iwan Setiawan, S.Pd, M,Si NIP. 19710604 199903 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
(4)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... ..i
ABSTRAK ... ..ii
KATA PENGANTAR ... ..iv
DAFTAR ISI ... ..vi
DAFTAR TABEL ... ..x
DAFTAR GAMBAR ... .xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... ..xiv
BAB I PENDAHULUAN ... ...1
A. Latar Belakang Penelitian ... ...1
B. Identifikasi Masalah ... ...6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... ...7
D. Tujuan Penelitian ... ...7
E. Manfaat Penelitian ... ...8
F. Struktur Organisasi Skripsi ... ...8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... ...10
A. Cagar Alam ... ...10
B. Konservasi ... ...12
C. Partisipasi Masyarakat ... ...19
1. Pengertian Partisipasi... ... ...19
2. Tangga Partisipasi ... ...20
3. Faktor yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat ... ...22
4. Tahapan Partisipasi ... ...23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ...24
A. Metode Penelitian... ...24
1. Lokasi Penelitian ... ...24
2. Desain Penelitian ... ...25
3. Metode Penelitian...26
B. Populasi dan Sampel... ...26
(5)
vii
2. Sampel...27
C. Definisi Operasional... ...29
1. Variabel Penelitian...31
D. Instrumen Penelitian... ...32
1. Definisi Instrumen...32
2. Kisi-Kisi Instrumen...33
3. Alat dan Bahan...35
E. Prosedur Penelitian... ...35
F. Teknik Pengumpulan ... ...36
G. Teknik Pengolahan Data ... ...38
H. Teknik Analisis Data ... ...39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... ...42
A. Hasil Penelitian ... ...42
1. Lokasi Penelitian ... ...42
2. Kondisi Fisik ... ...44
a. Iklim...44
b. Jenis tanah, Geologi, hidrologi...45
3. Kondisi Sosial Masyarakat ... ...47
a. Penggunaan Lahan... ...47
b. Jumlah dan Kepadatan Penduduk... 50
c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan...51
d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian...54
e. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan...56
B. Deskripsi Hasil Penelitian...57
1. Gambaran Umum Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Buah Pikiran Untuk Pelestarian Cagar Alam Pulau Dua...58
2. Gambaran Umum Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Tenaga Untuk Pelestarian Cagar Alam Pulau Dua...60 3. Gambaran Umum Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
(6)
Bentuk Harta Benda Untuk Pelestarian Cagar Alam
Pulau Dua...61
4. Gambaran Umum Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Kemahiran dan Keterampilan Untuk Pelestarian Cagar Alam Pulau Dua...63
5. Gambaran Umum Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Sosial Untuk Pelestarian Cagar Alam Pulau Dua...64
6. Pengaruh Iklim Terhadap Konservasi Cagar Alam Pulau Dua...66
7. Pengaruh Jenis Tanah,Geologi, Hidrologi Terhadap Pelestarian Cagar Alam Pulau Dua...67
8. Pengaruh Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Pelestarian CagarAlam Pulau Dua...68
9. Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Pelestarian Cagar Alam Pulau Dua...68
10. Pengaruh Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Terhadap Pelestarian Cagar Alam Pulau Dua...69
C. Pembahasan Rumusan Masalah ... ...69
1. Pengaruh Buah Pikiran Terhadap Partisipasi Masyarakat...72
2. Pengaruh Tenaga Terhadap Partisipasi Masyarakat ... ...73
3. Pengaruh Harta Benda Terhadap Partisipasi Masyarakat ... ...74
4. Pengaruh Kemahiran dan Keterampilan Terhadap Partisipasi Masyarakat... ... ...75
5. Pengaruh Sosial Terhadap Partisipasi Masyarakat...76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ...78
A. Kesimpulan ... ...78
B. Saran ... ...79
DAFTAR PUSTAKA ... ...81
(7)
ABSTRAK
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI
CAGAR ALAM PULAU DUA DI KELURAHAN SAWAH
LUHUR KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG
Oleh : Ova RachmdaniDibimbing Oleh : Dr. Dede Sugandi, M.Si dan Iwan Setiawan, S.Pd, M.Si.
Cagar Alam merupakan sebuah kawasan hutan suaka alam yang berarti terdapat perlindungan kawasan berupa kekayaan alam beserta isinya. Tujuan dari penelitian ini adalah, (1) Mengidentifikasi pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua. (2) Mengidentifikasi pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua. (3) Mengidentifikasi pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua. (4) Mengidentifikasi pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk keterampilan dan kemahiran terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua. (5) Mengidentifikasi pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk sosial terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dilakukan untuk menjabarkan hasil temuan dilapangan dengan mengambil sampel dari populasi penduduk. Hal yang dilakukan pada saat penelitian dilapangan seperti menyebar angket kepada masyarakat Kelurahan Sawah Luhur, wawancara kepada pengelola dan pemerintah setempat serta observasi lapangan melihat kondisi sebenarnya wilayah penelitian. Hasil yang didapatkan adalah bahwa buah pikiran, tenaga, kemahiran dan keterampilan, dan sosial bernilai positif artinya faktor tersebut mempengaruhi konservasi untuk konservasi Cagar Alam Pulau Dua. Namun pengaruhnya rendah. Oleh karena itu menanamkan kesadaran masyarakat akan sebuah kelestarian alam harus ditingkatkan kembali.
(8)
ABSTRACT
COMMUNITY PARTICIPATION IN THE CONSERVATION
OF NATURAL PRESERVE IN PULAU DUA KELURAHAN
SAWAH LUHUR KECAMATAN KASEMEN
KOTA SERANG
By : Ova Rachmadani
Supervised by : Dr. Dede Sugandi, M.Si dan Iwan Setiawan, S.Pd, M.Si.
Natural preserve is a forest area natural sanctuary which means there is protection areas in the form of wealth the nature and content.The aim of this research are, (1) identify the influence of public participation in the form of power to preserving the natural heritage Cagar Alam Pulau Dua (2) identify the influence of public participation in a form of fruit of the mind to preserving the natural heritage Cagar Alam Pulau Dua. (3) identify influence the participation of the people in the form of material possessions to preserving the natural heritage Cagar Alam Pulau Dua.(4) identify the influence of public participation in the form of skill and skillfulness to preserving the natural heritage Cagar Alam Pulau Dua (5) identify the influence of public participation in the form of social to preserving the natural heritage Cagar Alam Pulau Dua . This research using a descriptive of method was done to describe the result of the findings in field by taking sample of the population. A thing done at the time of research poll in field as spread to the public kelurahan Sawah Luhur, an interview to management and local government and field observation see the real condition. Result obtained is that the mind, power, skill, and social worth positive means that this factor affecting conservation of natural heritage for the preservation of the Cagar Alam Pulau Dua. But its influence low. Hence educate people will be a preserve nature must be improved back. Keywords : conservastion, public participation, Natural preserve
(9)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Nomer 28 tahun 2011 pasal 1 nomer 1 tentang pengolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestaian alam yang berbunyi
Kawsasan Suaka Alam selanjutnya disingkat KSA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik diadaratan maupu di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keaneka ragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan
Cagar lam merupakan sebuah kawasan suaka alam yang berarti terdapat perlindungan kawasan berupa kekayaan alam beserta isinya. Adanya pemeliharaan, penelitian pendidikan, wisata rehabilitasi kawasan, dan pengamanan segala yang berada di kawasan perlindungan. Di dalam cagar alam terdapat sebuah kondisi alam yang mempunyai kekhasan flora, fauna dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Secara garis besar Cagar Alam di Indonesia terbagi dalam Cagar Alam daratan baik tanah maupun pierairan darat, Cagar Alam biosfer dan Cagar Alam laut, dan di pulau jawa hanya terdapat Cagar Alam laut dan Cagar Alam saja.
Kondisi cagar alam di Indonesia semakin mengkhawatirkan seiring bertambahnya penduduk dan pembangunan. Cagar Alam adalah salah satu kawasan hutan, menurut data yang diperoleh pada tahun 2009 tercatat luas huta di Indonesia seluas 190,31 juta hektare dengan luas tutupan hutan 88,17 juta hektare atau 46,33% luas daratan di Indonesia. Namun selama rentan tahun 2001-209 laju deforestasi dan degradasi yang telah mencapai 15,15 juta hektare. Kerusakan tersebut diakibatkan dari pembalakan liar, kebakaran dan perambahan hutan kritis, pertambangan dan perkebunan. (Forest Watsh Indonesia. 2011, hlm 5)
Dalam melestarikan Cagar Alam didiperlukan dukungan dari aspek fisik dan sosial budaya. Dukungan sosial yang harus dilakuakan sebenarnya cukup
(10)
mudah dengan membiarkan cagar alam tersebut tetap lestari keberadaannya, jangan sampai ada Masyarakat yang merusak maupun mengganggu ekosistem yang berada di cagar alam tersebut. Terkadang masyarakat sering salah untuk mengartikan keberadaan Cagar Alam. Masih banyak yang beranggapan bahwa Cagar Alam merupakan tujuan wisata yang perlu dikunjungi karena keindahan yang berada di dalamnya. Namun sebenarnya semua itu salah, Cagar Alam bukan merupakan tempat tujuan wisata yang perlu di kunjungi. Dalam sebuah kriteria penerapan Cagar Alam yang benar, sesungguhnya masyarakat yang berkunjung tidak boleh beramai ramai apaligi merusak ekosistem yang berada di dalamnya dan juga masyarakat dilarang masuk kedalam kawasan Cagar Alam secara ilegal, perlu adanya pemantauan dan pengawasan dari instansi terkait agar keberadaan Cagar Alam tetep lestari dan ekosistem yang berada di dalamnya tetep terjaga.
Kota serang memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah serta potensi keunggulan nilai sosial budaya yang bergam. Dari beberapa potensi yang dimiliki Kota Serang terdapat sebuah cagar alam yaitu Cagar Alam pulau dua atau yang serinng disibut dengan Pulau Burung oleh masyarakat sekitar. Pulau Dua berada di pantai Utara Teluk Banten. Berdasarkan wilayah administratif Pemerintahan Cagar Alam Pulau Dua termasuk ke dalam Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten. Cagar Alam Pulau Dua ini ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan GB tanggal 30 juli 1937 No. 21 Stbl. 474 seluas 8 Ha. Terbentuknya tanah timbul di sekitar kawasan Cagar Alam ini menjadikan luas bertambah dan pada tahun 1978 menyatu dengan Pulau Jawa. untuk menjamin kelestarian ekosistem Pulau Dua, maka diturunkan SK Menteri Kehutanan No. 253/Kpts-II/1984 tangal 26 desember 1984 yang menetapkan bahwa tanah timbul di selatan pulau menjadi tanah Cagar Alam, sehingga luas Cagar Alam Pulau Dua menjadi 30 Ha. (Direktorat Jenderal PHKA Wilayah 1 Banten,2012)
Cagar Alam Pulau Dua merupakan tempat habitat bagi burung-burung lokal maupun imigran. Setiap tahunnya di bulan tertentu banyak sekali burung terutama burung air dari belahan dunia yang datang ke kawasan Cagar Alam pulau Dua. Menurut hasil monitoring potensi burung di Cagar Alam pulau dua
(11)
terdapat 43 jenis burung dari 19 famili Selain terdapat burung yang memberikan dayatarik kawasan, di Pulau Dua ini juga terdapat jenis flora yang menjadi daya dukung sebuah kawasan Cagar Alam Pulau Dua. Terdapat 78 jenis tumbuhan dari 43 famili di kawasan ini. (Direktorat Jenderal PHKA Wilayah 1 Banten,2012)
Cagar Alam Pulau Pua ini sekarang dikelola oleh pemerintah Kota Serang yang berarti bahwa kuasa penuh dalam konservasi ini dilakukan oleh pemerintah Kota Serang. Menurut Lurah Sawah Luhur yang di kutip dari hasil wawancara menyatakan bahwa pemerintah Kota Serang telah memberikan himbauan kepada masyarakat di Kelurahan Sawah Luruh untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian sekitar di Cagar Alam Pulau Dua. Namun pada pelaksanaannya Cagar Alam di Pulau Dua ini mengalami hambatan-hambatan yang mempengaruhi fungsi Cagar Alam dan pada penelitian ini.
Adapun faktor yang mempengaruhi berkurangnya fungsi Cagar Alam Pulau Dua ini menurut survei dari Dinas Kehutanan adalah sebagai berikut:
1. Adanya perubahan penutupan vegetasi menjadi terbuka terutama vegetasi tempat berbiak burung yaitu vegetasi bakau yang mengering diduga akibat kondisi alam atau pentakit
2. Akses ke pulau burung yang dulunya terpisah oleh pulau jawa sekarang sudah menyatu dengan pulau jawa karena adnya tanah timbul, dulunya luas pulau burung 8 ha sekarang menjadi 30 ha
3. Abrasi pantai
Kemudian ada pula sarana dan prasarana yang dibangun di kawasan Cagar Alam pulau dua hanyalah untuk mendukung berjalannya sutau kegiatan dalam pengamanan kawasan seperti sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, saat ini sarana prasarana yang ada antara lain :
(12)
Tabel 1.1 : Sarana Prasarana Cagar Alam Pulau Dua
No Jenis Fasilitas Jumlah
1 Pos Jaga 1
2 Menara Pengintai 1
3 Peta Kerja 1
4 Papan himbauan 6
5 Kendaraan roda dua 1
6 binokuler 1
Sumber : Laporan Monitoring Potensi Burung di Cagar Alam Pulau Dua, Keluraan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen, Kota Serang (2012 :8)
Dan berikut ini adalah jumlah personil yang bertugas di kawasan Cagar Alam Pulau Dua antara lain :
Tabel 1.2 : personil Resort Cagar Alam Pulau Dua
No Jenis Fasilitas Jumlah
1 Kepala Resort 1
2 Polisi Kehutanan 2
3 Pengendali Ekosistem Hutan -
Jumlah 3
Sumber : Laporan Monitoring Potensi Burung di Cagar Alam Pulau Dua, Keluraan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang (2012 :8)
Dari faktor faktor tersebut dapat dilihat bahwa pengawasan terhadap Cagar Alam Pulau Dua yang dilakukan kurang maksimal, masih bamyak kegiatan- kegiatan yang dilakukan olah manusia yang mengurangi fungsi-fungsi sebagai Cagar Alam.
Di Cagar Alam Pulau Dua ini terdapat burung-burung air yang bermigrasi dari tiga Benua yaitu Benua Asia, Afrika dan Australia dengan jumlah rata-rata populasi burung yang bermigrasi pada tahun 2012 yaitu sekitar 5.799 ekor dengan memiliki tiga jenis populasi dominan diantaranya burung
(13)
Kowak Malam 4.571 ekor, burung Kuntul Kecil 230 ekor dan jenis burung Puter sebanyak 146 ekor, namun menurut hasil investigasi burung di Cagar Pulau Dua pada tahun 1999 diperoleh data jenis burung yang mendominasi adalah Kuntul Kerbau sebanyak 16.850 ekor, Kowak Malam 2.950 ekor, dan Blekok Sawah sebanyak 2.765 ekor. Jika dijumlahkan akan menemukan angka 22.565 ekor burung yang bermigrasi ke Pulau Dua ini. Sehingga apabila dibandingkan pada tahun 2012 ini adanya penurunan populasi dan jumlah jenis yang ditemukan (Direktorat Jendral PHK Wilayah 1 Banten, 2012 : 23). Migrasinya burung-burung tersebut disebabkan oleh adanya habitat mangrove di Cagar Alam Pulau Dua dengan memiliki sebanyak 18 jenis dari 9 famili, yang terdiri dari 14 jenis pohon dan 4 jenis perdu, yang tumbuh diantara garis pasang surut (Direktorat Jenderal PHKA Wilayah I Banten ,2012 : 11). Oleh karena itu diperlukan adanya tindakan konservasi mengenai lingkungan Cagar Alam Pulau dua agar kondisi di Cagar Alam tersebut tetap lestari dan tidak mengurangi fungsi-fungsi sebagai Cagar Alam.
Dalam melestarikan Cagar Alam dibutuhkan penjagaan khusus dari pemerintah dan juga partisipasi dari masyarakat agar tidak lagi ditemukan manusia yang mengambil/menangkap burung maupun telur burung yang ada di Cagar Alam Pulau Dua ini. Kemudian semakin mudahnya akses menuju kesana menjadi alasan untuk mengambil satwa di dalamnya, sekarang ini jalur menuju Pulau Dua bisa di tempuh melalui jalur darat karena tanah yang timbul kedasar laut. Selain itu kurangnya penjagaan dari pihak perhutani membuat warga semakin leluasa. Sebenarnya penjagaan atas Pulau Dua sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang, namun dikarenakan petugas yang sangat terbatas menjadikan penjagaan kurang berfungsi. Adapun faktor lain yang menyebabkan berkurangnya populasi burung adalah berkurangnya tanaman mangrove sebagai habitat bagi para burung tersebut. Faktor tingginya abrasi menjadi penyebab berkurangnya tanaman mangrove. Karena kurangnya tindakan konservasi dari pemerintah dengan hanya melibatkan sedikit penjaga Pulau Dua dibutuhkan juga keterlibatan masyarakat sekitar agar kondisi Cagar Alam Pulau Dua tetap lestari dalam sebuah Partisipasi Masyarakat. Ada pula
(14)
upaya pemerintah dengan megadakan program-program yang berkaitan dengan masyarakat agar ikut serta dalam konsevasi Cagar Alam Pulau Dua sebagai berikit :
1. Melaksanakan penyuluhan atau anjang sono ke masyarakat dalam rangka sosialisasi Undang-undang Nomer 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya
2. Pembinaan kesadaran masyarakat melalui pengembangan ekonomi masyarakat dengan memberikan bantuan modal terhadap masyarakat sekitar hutan
Untuk melakukan partisipasi ada beberapa bentuk partisipasi menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1986:2) dibagi menjadi lima jenis partisipasi yaitu partisipasi buah pikiran, tenaga, harta benda, keterampilan dan kemahiran dan sosial. Berikut ini penulis mencoba untuk mendeskripsikan satu persatu dari kelima bentuk partisipasi sebagai berikut :
1. Partisipasi buah pikiran : partisipasi buah pikiran ini berarti memberikan sejumlah ide dan masukan-masukan mengenai segala keberlangsungan program yang direncanakan.
2. Partisipasi tenaga : partisipasi tenaga ini adalah memberikan langsung atau terjun langsung kelapangan membantu menjalankan program yang sedang dijalankan.
3. Partisipasi harta benda : memberikan sejumlah harta maupun benda yang berfungsi untuk membantu kelancaran pelaksanaan program.
4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran : diberikan orang untuk mendorong anggota masyarakat yang belum memiliki keterampilan dalam menjalankan program.
5. Partisipasi sosial : diberikan seseorang sebagai tanda paguyuban, melalui Turut dalam arisan koprasi, menghadiri kematian, dan melakukan pendekatan kepada masyarakat dalam rangka memberikan motivasi.
Dari kelima bentuk partisipasi tersebut terlihat bahwa banyak cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan sebuah partispasi yang dalam kajian ini adalah partisipasi dalam konservasi Cagar Alam Pulau Dua.
(15)
B. Identifikasi Masalah
Permaslahan pertama yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah kurangnya penjagaan dari pihak pengelola sehingga banyak masyarakat yang bisa masuk ke dalam lingkungan Cagar Alam dengan mudah. Anggapan bahwa Cagar Alam ini adalah tempat tujuan wisata juga semakin menambah masyarakat yang datang ke dalam Cagar Alam pulau dua tersebut.
Dengan banyaknya orang yang mudah memasuki kawasan Cagar Alam pasti akan mengurangi fungsi-fungsi yang terdapat dalam Kawasan Cagar Alam tersebut seperti berkurangnya populasi burung yang bermigrasi ke dalam Kawasan Cagar Alam tersebut.
C. Rumusan masalah
Untuk lebih jelas memahami permasalahan yang terdapat di penelitian ini penulis membagi permasalhan dalam lima rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua?
2. Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua?
3. Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua?
4. Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk kemahiran da keterampilan terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua?
5. Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat dalam bentuk sosial terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pengaruh pasrtisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua.
2. Menganalisis pengaruh pasrtisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua.
(16)
3. Menganalisis pengaruh pasrtisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua.
4. Menganalisis pengaruh pasrtisipasi masyarakat dalam bentuk kemahiran dan keterampilan terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua.
5. Menganalisis pengaruh pasrtisipasi masyarakat dalam bentuk sosial terhadap konservasi Cagar Alam Pulau Dua.
E. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara bentuk partisipasi
terhadap partisipasi masyarakat untuk pelesrian Cagar Alam Pulau dua. 2. Penelitian ini juga menghasilkan informasi mengenai faktor faktor apa saja
yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya partisipasi masyarakat Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota serang
3. Sebagai rekomendasi kepada pemerintah agar memperketat penjagaan terhadap Cagar Alam pulau Dua
4. Sebagai bahan/reverensi untuk penelitian selanjutnya
F. Struktur Organisasi Kripsi BAB I PENDAHULUAN
Bab 1 ini menguraikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneletian dan struktur organisasi sripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab 2 ini menguraikan mengenai teori teori yang mendukun peneletian imi. Teori teori tersebut diadopsi dari berbagai ahli yang mengemukakan teori menunjang dalam penelitian ini agar membabtu dalam menjawab permasalahan. Hal hal yang dijabarka dalam bab dua ini adalah teori partisipasi masyarakat, konservasi dan cagar alam.
(17)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab 3 ini menguraikan mengenai lokasi penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data dan alur pemikiran penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 ini membahas mengenai pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan penemuan yang berkaitan dengan pengaruh partisipasi masyarakat dalam konservasi cagar alam pulau dua di Desa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 5 ini membahas menenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil yang di dapat dari penelitian ini dan saran yang diharapkan berguna bagi keberlangsungan wilayah tersebut.
(18)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kotamadya Serang, Propinsi Banten. Letak geografis lokasi penelitian menurut peta RBI 25.000 lembar 1109-634 Serang tersebut terletak pada 106°11’ BT dan 6°03’ LS. Kelurahan Sawah Luhur berbatasan langsung dengan laut Jawa. Desa ini juga berbatasan langsung dengan tiga kelurahan lainnya yaitu :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kelurahan Kilasah Sebelah Barat : Kelurahan Margaluyu Sebelah Timur : Kecamatan Pontang
Luas Keluran Sawah Luhur 1.897,00 ha yang didalamnya terdapat Cagar Alam Pulau dua. Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kehutanan Nomer : 253/Kpts-II-1984 tanggal 26 Desember 1984, menetapkan perluasan kawasan Cagar Alam Pulau Dua menjadi 30ha.
Menurut wilayah pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua termasuk wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I berkududukan di Serang, Bidang KSDA Wilayah I Bogor, Balai Besar KSDA Jawa Barat.
Akses menuju Kelurahan Sawah Luhur ditempuh dengan jalur darat yang bisa ditempuh selama 30 – 60 menit dari Pusat Kota Serang atau sekitar 3 jam dari ibu Kota Jakarta. Kemudian menuju Cagar Alam pulau dua bisa ditemuh dengan berjalan kaki dari perumahan warga di Kelurahan Sawah Luhur. Karena kondisi pulau yang telah menyatu dengan pulau Jawa
2. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara menumpul, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitan
(19)
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuan (Pabundu Tika,2005, hlm 12). Desain penelitian ini ditunjukan pada gambar 3.1
3. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif yaitu sebuah metode yang bertujuan untuk menemukan sebuah gambaran dalam suatu kelompok kecil maupun besar. Penelitian dalam Metode ini lebih mengarah kepada penggungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.
Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode survey. Menurut Hasan (2004, hlm. 8) metode survey adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gejala-gejala atau fakta-fakta yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baiktentang instituti sosial ekonomi, ataupun politik suatu kelompok ataupun daerah. teknik ini digunakan untuk pengumpulan data mengenai partisipasi masyarakat terhadap kelestarian cagar alam pulau dua.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sumaatmadja (1988, hlm. 112) yang mengatakan bahwa keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang diteliti, yang ada di daerah penelitian menjadi objek penelitian geografi.dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalalah wilayah dan penduduk :
a. Populasi wilayah yaitu meliputi kawasan Kelurahan Sawah Luhur b. Populasi penduduk yaitu seluruh Masyarakat Kelurahan Sawah Luhur
Berikut ini adalah Jumlah populasi penduduk diatas 17 tahun yang berada di Kelurahan Sawah Luhur :
(20)
Gambar 3.1 Desain Penelitian Cagar alam Pulau Dua
Konservasi
Partisipasi Masyarakat
Pengelola Cagar Alam
Survey
Peta
Peraturan atauUndang-Undang
Tenaga Buah Pikiran Harta Benda Keterampila n kemahiran
Sosial
Upaya
Kelestarian
(21)
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Kelurahan Sawah Luhur di Per RW 2012
No. RW Jumlah
Laki-Laki Perempuan L+P
1 1 561 571 1132
2 2 535 526 1061
3 3 685 684 1369
4 4 446 465 913
5 5 433 479 912
6 6 454 469 923
7 7 391 384 775
Jumlah 7085
Sumber : Monografi Kelurahan Sawah Luhur 2010
2. Sampel
Menurut supangat (2010, hlm. 4) menjelaskan sampel sebagai berikut: sampel yaitu bagian dari populiasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaah dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (representatif) terhadap populasinya.
Menurut Arikunto (2009) Proportional sampling adalah cara menentukan anggota sampel dengan mengambil wakil-wakil dari tiap-tiap kelompok yang ada dalam populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anggota subjek yang ada di dalam masing-masing kelompok tersebut.
untuk menentukan jumlah dari responden masyarakat Kelurahan Sawah Luhur, maka digunakan perhitungan seperti berikut :
n = Ukuran sampel
(22)
e = Tingkat kesalahan yang masih bisa ditolerir (10%) dan tingkat
Kepercayaan 90%
Dengan tingkat kesalahan 10%, maka sampel dari desa tersebut dapat diperoleh dengan contoh sebagai berikut :
=
100 masyarakat Untuk menetukan sampel peneliti membagi dari jumlah masyarakat di setiap Rukun Warga (RW) dengan perhitungan sebagai berikut :
RW 1 =
RW 2 =
RW 3 =
RW 4 =
RW 5 =
RW 6 =
RW 7 =
Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
random sampling. Menurut Sugiono (2022:57) Random sampling adalah
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dari pernyataan tersebut penulis membagi sampel kedalam wilayah RW di Kelurahan Sawah Luhur. Berikut ini adalah penarikan sampel yang dapat dilihat dalam tabel 3.2.
(23)
Tabel 3.2
Penarikan Sampel Responden
No. Wilayah Sampel
1 RW 1 16
2 RW 2 15
3 RW 3 19
4 RW 4 13
5 RW 5 13
6 RW 6 13
7 RW 7 11
JUMLAH 100
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pembaca dalam menafsirkan penelitian yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Cagar Alam
Pulau Dua Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang”
maka berikut ini adalah definisi operasional dari judul diatas :
Partisipasi adalah kesedian individu dalam mengikuti sebuah rancangan maupun progam yang sedang berjalan tanpa mementingkan kepentingan sendir. Menurut Sastropoetro (1988:52) mengatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan spontan dengan kesadaran disertai tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai keuntungan bersama. Dalam arti sesungguhnya bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif seseorang, atau kelompok masyarakat secara sadar berkontribusi sukarela dalam program-program pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring bahkan sampai tahap evaluasi
a. Tenaga : Tenaga dalam arti luas adalah kekuatan atau daya yang dapat menggerakkan sesuatu. Tenaga pada dasarnya bisa dimiliki oleh makhluk hidup atau benda mati. tanpa tenaga berarti tidak ada kekuatan maupun daya untuk berberak atau menggerakkan. Namun dalam penelitian ini yang
(24)
dimaksud dengan tenaga dalam sebuah partisipasi adalah memberikan dorongan secara langsung aatu terjun langsung kelapangan untuk membantu menjalankan program yang sedang berjalan.
b. Buah Pikiran : buah pikiran bila diartikan sama dengan ide. Ide muncul dari pemikiran seseorang berupa gagasan atau pendapat. Buah pikiran dalam partisipasi yaitu suatu pemikiran yang muncul dari masyarakat baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan untuk mengembangkan kegiatan yang sedang diikutinya. c. Harta benda : harta benda bisa berupa uang maupun barang milik pribadi.
Harta benda bisa di pindah tangankan dengan keinginginan pemiliknya. Harta benda dalam sebuah partisipsi adalah sumbangan yang berwujud nyata berupa uang maupun benda yang dimiliki seseorang untuk membantu proses berjalannya suatu program.
d. Kemahiran dan Keterampilan : keterampilan dan kemahiran dalam partisipasi yaitu kemampuan masyarakat untuk meggunakan akal, pikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
e. Sosial : sosial dalam konteks partisipasi bisa berupa ajakan atau larangan seseorang kepada anggota masyarakat lain. Dengan perilaku tersebut akan timbul keselaran dalam masyarakat yang bisa memicu hubungan baik sesama anggota masyarakat yang akan membantu proses berjalannya suatu program yang sedang dijalankan.
f. Konservasi Cagar Alam :.Pelestarian adalah bagian dari konservasi yang artinya Perlindungan atau Pengawetan. Bentuk kegiatan konservasi dapat dilakukan seperti menanam pohon, mengadakan sosialisasi, mengdakan kegitan acara lingkungan atau bersih-bersih lingkungan. Kemudian Secara
umum, konservasi, mempunyai arti pelestarian yaitu melestarikan/mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan
(25)
DYP Sugiharto (ed), 2010). Dalam penelitian ini yang dimaksud Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi adalah melihat bagaimana kesedian masyarakat untuk melestarikan Cagar Alam.
1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang bervariasi dan akan menjadi objek penelitian. Menurut Sanafiah Faisal dan Mulyadi Guntur Waseso (1982, hlm. 82) , yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah “ kondisi – kondisi atau karakteristik – karakteristik yang oleh peneliti dikontrol, diobservasi untuk tujuan penelitian. Pada prinsipnya penelitian ditujukan untuk membahas dan memecahkan permasalahan yang ditimbulkan dari gejala yang berbeda atau bervariasi. Dalam penelitian ini terdapat juga dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. yang dimaksud dari variabel X yaitu variabel terikat dan varibel Y yaitu variabel bebas.
Variabel terikat (X).
Buah pikiran (x1)
Tenaga (x2)
Harta Benda (x3)
Keterampilan dan Kemahiran (x4)
Sosial (x5) Variabel bebas (Y).
Konservasi Cagar Alam Pulau Dua (y)
Dari kelima unsur tersebut mempengaruhi sikap dan prilaku masyarakat dalam partisispasi. Oleh karena itu unsur partisipasi seperti Buah Pikiran, Tenaga, Harta Benda, Keterampilan dan Kemahiran, dan Sosial disebut variabel terikat (X). Kemudian yang mempengaruhi konservasi Cagar Alam Pulau Dua disebut variabel bebas (Y). Adapun maksud dari variabel (y) yaitu konservasi adalah melihat tigkat yang dilakukan masyarakat untuk melakukan konservasi Cagar Alam Pulau Dua sebagai bukti konservasi. Dari pernyataan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
(26)
Nilai dari pengaruh x1 terhadap Y dinyatakan oleh p yx1 Nilai dari pengaruh x2 terhadap Y dinyatakan oleh p yx2 Nilai dari pengaruh x3 terhadap Y dinyatakan oleh p yx3 Nilai dari pengaruh x4 terhadap Y dinyatakan oleh p yx4 Nilai dari pengaruh x5 terhadap Y dinyatakan oleh p yx5
D. Instrumen Penelitian 1. Definisi instrumen
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 349) mengatakan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat yang akan digunakan dalam mengkaji fenomena alam maupun fenomena sosial obyek kajian yang akan diamati. Instrumen peneletian sangat dibutuhkan oleh peneliti untuk memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan secara terstruktur. Di dalam Instrumen penelitian terdapat pedoman observasi dan pedoman wawancara. Pedoman observasi berfungsi untuk melihat suatu karakteristik objek pada suatu kawasan atau daerah dan pedoman wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan membantu peneliti untuk mendapakan data atau jawaban dari penelitian tersebut.
Y
X1
X2
X3
X4
X5
p yx1
p yx5 p yx2
p yx3
p yx4
(27)
33
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
2. Alat dan Bahan
a. Kamera, untuk mengambil gambar – gambar dari objek penelitian b. Quesioner, untuk mencari hasil dari responden yang akan dilibatkan
dalam sebuah penelitian c. Pedoman observasi,
d. Peta RBI 25.000 lembar 1109-634 Serang, untuk mengetahui jenis penggunaan lahan dan batas administratif
e. Peta Geologi 100.000 lembar 1109-6 Serang, untuk mengetahui jenis batuan di lokasi Peneltian
f. Laptop, untuk mengolah semua data yang telah didapatkan g. Softwere mapinfo
h. Softwere Spss 20.0
E. Prosedur Penelitian
Penelitain dilakukan menggunakan cara maupun tekhnik tertentu secara sistematis, oleh karena itu dibutuhkan sebuah raingkaian dalam sebuah penelitain tersebut agar penelitian tersebut dapat sesuai dengan rencana dan terstruktur. Prosedur penelitian yang disusun oleh penulis memiliki pemikiran penelitan dari mulai permasalahn yang terjadi pada kajian sampai hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut. Jika mengakji dari penelitian ini artiya penusil mengarahkan penelitian mulai dari permasalah yang terjadi pada Cagar Alam Pulau dua kemudian bagaimana peran pemerintah atau pengelola dalam melestarikan Cagar Alam Pulau dua dan keikut sertaan masyarakat dalam melestarikan Cagar Alam tersebut, kemudian aspek yang dibutuhkan masyarakat dalam sebuah penelitian tersebut dan yang terakhir mengetahui seberapa besar masyarakat mempengaruhi sebuah Kelestarian Cagar Alam Pulau dua.
(28)
34
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
F. Teknik Pengumpulan
Untuk mengumpulkan data dan mengukur data dibutuhkan sebuah langakah atau cara agar data dapat terkumpul. Cara tersebut dilakukan peneliti dengan cara observasi kelapangan dimana disitu merupakan lokasi dalam peniltian ini. Kemudian ada juga menyebar angket kepada masyarakat yang dijakan pengkuran oleh peneliti dan juga wawancara kepada pihak pengelola. Dengan dilakukannya ketiga teknik pengumpulan data tersebut peniliti dapat mengolahnya untuk mendapatkan nilai maupun hasil yang diinginkan. Berikut ini adalah penajabaran dari teknik pengumpulan data :
1. Observasi :
Observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek baik secara langsung mau pun tidak langsung disebut pengamatan atau observasi adapun Jenis observasi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Observasi langsung merupakan pengamatan terhadap perilaku dan kondisi lingkungan yang tersedia di lokasi penelitian untuk diteliti. Dalam penelitian ini peneliti bersifat pasif sebagai pengamat.
b. Observasi berperan merupakan pengamatan dengan cara khusus dimana peneliti tidak bersifat pasif sebagai pengamat namun memainkan peran yang mungkin dalam berbagai situasi bahkan berperan menggairahkan peristiwa yang sedang dipelajari.
Kelebihan observasi : a. Derajat kepercayaan tinggi
b. Konteks sosial yang diamati belum dipengaruhi faktor lain (natural) c. Tidak terbatas hanya pada manusia
(29)
35
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Kelemahan observasi :
a. Memerlukan waktu yang lama
b. Kurang efektif mengamati gejala pada individu seperti sikap, motivasi, pandangan dan sebagainya
c. Tidak dapat mengamati gejala yang peka / rahasia d. Tidak dapat mengamati gejala masa lampau
Pada kesempatan kali ini, kami mempergunakan jenis observasi langsung, dimana kami secara langsung turun ke lapangan dan mengidentifikasi segala fenomena yang terjadi.
2. Wawancara / Interview :
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Yang paling utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi (interviewer atau information hunter) dengan sumber informasi (interviewed). Jenis interview diantaranya yaitu :
a. Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
b. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.
c. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.
Jenis interview yang penulis gunakan adalah interview bebas dan terpimpin dimana setiap wawancara yang dilakukan, mengacu pada instrumen yang tersedia dan menanyakan apa saja yang berkaitan dengan kajian penelitian. Interview dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pengelolaan Cagar Alam kepada pengelola setempat. 3. Angket :
(30)
36
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Angket yaitu sebuah alat pengumpulan data yang disediakan dan dibuat oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya akan di isi oleh responden. Angket digunakan untuk menegtahui partisipasi masyarakat, angket dalam penelitian ini berbentuk angket tertutup.
G. Teknik Pengolahan Data 1. Tahap Persiapan
ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan data yang telah didapatkan di lapangan untuk di olah lebih lanjut. Pengecekan kembali data merupakan langkah awal dalam tahap persiapan. Setelah dilakukan pengecekan ulang, selanjutnya menyusun data-data dengan rapi sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memilih data yang akan digunakan.
2. Editing
Langkah ini dilakukan untuk memilahkan serta memisahkan mana data yang dianggap relavan dengan masalah penelitian yang sedang dilakukan atau tidak relevan. Tujuan lain dari editing yaitu untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada administratif di lapangan serta bersifat evaluasi dan koreksi.
3. Coding
Langkah ini dilakukan setelah tahap editing. Coding lebih bersifat mengklasifikasikan jawaban dari para responden yang telah diambil maupun informasi yang didapatkan berdasarkan berbagai kategori untuk dilakukannya proses analisis.
4. Skoring
Skoring merupakan langkah dalam proses penentuan skor atas setiap
jawaban dari setiap responden yang dijadikan sampel dari penelitian serta dilakukan dengan membuat beberapa klasifikasi yang cocok tergantung terhadap pemahaman dari responden.
(31)
37
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
5. Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan langkah yang dilakukan setelah tahap editing serta coding. Tabulasi data dilakukan dengan melakukan penyusunan data dan analisis data ke dalam bentuk Tabel dengan kategori yang telah ditentukan. Skala Likert merupakan salah sati metode analisis data yang digunakan dalam melakukan tabulasi data.
6. Interpretasi Data
Langkah ini dilakukan dalam rangka mendeskripsikan data yang telah diperoleh yang telah melalui beberapa tahap seperti tahap editing, coding,
scoring untuk pada akhirnya di tabulasikan serta di analisis untuk memberikan
gambaran terhadap data atau informasi yang didapat dari para responden yang dijadikan sampel penelitian.
Data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, maka langkah selanjutnya yaitu dianalisis. Pengolahan data yang dimaksudkan yaitu mengubah data yang bersifat mentah menjadi data yang lebih halus sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Lamgkah-lvangkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah data-data didapatkan oleh peneliti adalah menganalisis data dengan tujuan penelitian ini akan segera tercapai. Menganalisis data yaitu mengubah atau mengolah data yang bersifat mentah dan sukar dimengerti menjadi data yang halus dan dapat dimengerti oleh pembaca. Penelitian ini menggunakan teknik presentase menurut azwar (2000, hlm. 129) sebagai berikut:
Keterangan :
(32)
38
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
P = Hasil presentase
F = Frekwensi hasil jawaban N = Jumlah Responden
Kemudian juga dalam penelitian ini yang digunakan adalah teknik analisis jalur atau analisis regresi linier berganda. Analisis regresi merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen x dan dependen y. Berikut ini rumus analisis regresi linier berganda menurut Sugiono (2009, hlm. 277) sebagai berikut :
Ŷ = (a + bX1) + (a + bX2) + (a + bX3) + (a + bX4) + (a + bX5) Keterangan:
Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Konstanta (nilai Y’ Apabila X = 0)
b = Slope of the line ialah ngka arah atau koefisien regresi, yang
menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nila tertentu.
Y
X1
X2
X3
X4
X5
p yx1
p yx5 p yx2
p yx3
p yx4
(33)
39
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Setelah data diolah menggunkan SPSS versi 16 kemudian dapat dilihat hasil nilai korelasi koefisien yang ditunjukan dengan nilai r. Ketentuan nilai r tidak lebih dari haraga (-1 ≤ 1 ≤ + 1). Berikut ini adalah tabel yang menunjukan harga r.
Tabel 3.2. Interpretasi Koefisisen Korelasi Nilar r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sasngat Rendah Rendah
Cukup Kuat Kuat
Sangat Kuat Sumber : (Sugiono : 2009, hlm. 231)
Namun kali ini penulis memilki opsi lain dalam teknik analisis data yaitu dengan menggunakan Sperman Rank. Teknik anilisi data tersebut digunakan jika data yang dimiliki tidak berdistribusi normal karena teknik analsisi regresi harus maenggunakan data yang berdistribusi normal. Dalam menggunakan korelasi Sperman Rank akan mendapatkan nilai dari hubungan variabel x dan y dengan rumus sebagai berikut :
(34)
40
Ova Rachmadani, 2014
(35)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kotamadya Serang, Propinsi Banten. Letak geografis lokasi penelitian menurut peta RBI 25.000 lembar 1109-634 Serang tersebut terletak
pada 106°11’ BT dan 6°03’ LS. Kelurahan Sawah Luhur berbatasan langsung
dengan laut Jawa. Desa ini juga berbatasan langsung dengan tiga kelurahan lainnya yaitu :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kelurahan Kilasah Sebelah Barat : Kelurahan Margaluyu Sebelah Timur : Kecamatan Pontang
Luas Keluran Sawah Luhur 1.897,00 ha yang didalamnya terdapat Cagar Alam Pulau dua. Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kehutanan Nomer : 253/Kpts-II-1984 tanggal 26 Desember 1984, menetapkan perluasan kawasan Cagar Alam Pulau Dua menjadi 30ha.
Menurut wilayah pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua termasuk wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I berkududukan di Serang, Bidang KSDA Wilayah I Bogor, Balai Besar KSDA Jawa Barat.
Akses menuju Kelurahan Sawah Luhur ditempuh dengan jalur darat yang bisa ditempuh selama 30 – 60 menit dari Pusat Kota Serang atau sekitar 3 jam dari ibu Kota Jakarta. Kemudian menuju Cagar Alam pulau dua bisa ditemuh dengan berjalan kaki dari perumahan warga di Kelurahan Sawah Luhur. Karena kondisi pulau yang telah menyatu dengan pulau Jawa.
(36)
41
(37)
42
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
2. Kondisi Fisik a. Iklim
Untuk Menentukan Iklim di Kelurahan Sawah Luhur dapat menggunakan beberapa metode, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan klasifikasi junghun. Klasifikasi ini digunakan untuk daerah tropika. Cara yang digunakan dalam klasifikasi ini yaitu dengan melihat ketinggian di wilayah tersebut dan penurunan suhu yang berarah vertikal. Berikut adalah zona dalam klasifikasi junghun.
1. Daerah Panas
Ketinggian wilayah antara 0 – 600 meter dari permukaan laut. Suhu antara 26,3° - 22°C. Tanaman yang cocok dalam klasifikasi ini yaitu padi, kopi, jagung, tebu, tembakau, karet, kelapa dan coklat
2. Daerah Sedang
Ketinggian wilayah antara 600 – 1500 meter dari permukaan laut. Suhu antara 22° - 27,1°C. Tanaman yang cocok dalam klasifikasi ini yaitu teh, kopi, coklat, kina, dan sayur-sayuran
3. Daerah Sejuk
Ketinggian wilayah antara 1500 – 2500 meter dari permukaan laut. Suhu antara 17,1° - 11,1°C. Tanaman yang cocok dalam klasifikasi ini yaitu kopi, kina, dan sayur-sayuran
4. Daerah Dingin
Ketinggian wilayah antara lebih dari 2500 meter dari permukaan laut. Suhu antara 11,1° - 6,2°C. Tanaman di wilayah ini tidak cocok untuk dibudi daya kecuai lumut
Menurut data Kecamatan Kasemen dalam angka kelurahan sawah luhur memiliki ketinggian <500 Mdpl dengan suhu 26,3° - 22°C., oleh karena itu kelurahan sawah luhur masuk kedalam klasifikasi Iklim Panas.
Kemudian ada pula curah hujan di Kelurahan Sawahluhur menurut data Kecamatan Kasemen dalam angka yang dapat dilihat di tabel berikut.
(38)
43
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Tabel 4.1
Tabel Jumlah Harian Hujan dan Rata-rata Hujan di Kecamatan Kasemen 2012
Bulan Harian hujan Rata – rata Curah Hujan (mm)
Januari 26 12
Februari 20 10
Maret 17 5
April 17 11
Mei 14 7
Juni 18 2
Juli 2 8
Agustus 3 0*)
September 3 2
Oktober 10 13
November 18 3
Desember 23 4
*) Ada hujan tapi tak terukur
Sumber : Kecamatan Kasemen Dalam Angka
Dari data tersebut dapat dilihat bulan dengan hujan harian terbanyak ada dalam bulan januari dengan intensitas hujan hampir setiap hari dalam satu bulan tersebut yaitu 26 hari. kemudian terjadinya rentan hujan terbanyak berada di awal bulan dan akhir bulan. Kemudian curah hujan terbanyak terjadi di bulan Oktober dengan 13 (mm).
b. Jenis Tanah, Geologi, dan Hidrologi
Menurut peta geologi 100.000 lembar 1109-6 Serang di daerah penelitian ini yaitu di Kelurahan Sawahluhur hanya memiliki satu jenis tanah yaitu aluviaum. Jenis tanah ini terbentuk dari hasil erosi yang diendapkan
(39)
44
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
didataran rendah seperti daerah penelitian yang merupakan daerah pesisir pantai utara tersebut memiliki ketinggian yang rendah. Jenis tanah aluvium terdiri atas pasir, kerakal, lempung dan kerikil. Ciri-ciri tanah aluvium adalah
(40)
45
(41)
46
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
berwarna kelabu dan subur sangat cocok untuk ditanami padi, palawija, tebu, kelapa, tembakau dan buah-buahan. Tanah aluvium memang banyak terdapat di bagian timur sumatra, kalimantan bagian barat dan selatan, utara dan selatan papua dan tentunya utara pulau jawa. Kelurahan Sawahluhur merupakan daerah yang subur, lahan di Kelurahan Sawahluhur sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang memang cocok karena tanah di kawasan ini memiliki jenis aluvium.
Kemudian Kondisi hidrologi Menurut peta RBI 25.000 lembar 1109-634 Serang lokasi penelitain Kelurahan Sawahluhur memiliki 9 sungai yang mengalari di daerah tersebut yaitu sungai asin, blokpung, genong, asem, weraga, bendungan, kramat, kepuh dan perumpung namun hanya satu sungai yang mengaliri kawsan pemukiman yaitu sungai blokpung. Sungai di Kelurahan Sawahluhur sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian
Kota Serang merupakan wilayah yang terletak di utara Pulau Jawa, oleh karena itu wilayah Kota Serang khususnya di bagian utara Kota Serang merupakan dataran rendah. Kelurahan Sawah Luhur adalah Wilayah yang berada di bagian utara Kota Serang dengan karakteristik wilayahnya adalah pesisir dengan ketinggian 0-8 m dibawah permukaan laut. Sebagian besar wilayah kelurahan Sawah Luhur berupa persawahan dan lahan tambak.
3. Kondisi Sosial Masyarakat a. Penggunaan Lahan
Lahan merupakan aspek penting dalam kehidupan maupun aktivitas makhluk hidup di bumi. Oleh karena itu manusia memanfaatkan lahan yang dimiliki dengan berbagai bentuk sesuai kriteria yang bisa digunakan. Menurut Profil Kelurahan Sawah Luhur tahun 2010 luas Kelurahan Sawah Luhur adalah 1.897,00 ha. Pemanfaatan lahan di Desa Sawah Luhur saat ini banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perikanan air payau. Sebagaimana dijelaskan pada Perda No.6 Tahun 2011 mengenai tata ruang Kota Serang disebutkan bahwa Kecamatan Kasemen, khusunya Kelurahan
(42)
47
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Sawah Luhur sebagai kawasan pertanian, perikanan air payau, kawasan perlindungan setempat yang merupakan sempadan sungai dan Cagar Alam Pulau Dua atau hutan mangrove. Dapat dilihat juga pada tabel 4.2 bahwa penggunaan yang paling banyak yaitu lahan pertanian dengan luah 900 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel dibawah ini.
Tabel 4.2
Penggunaan Lahan Kelurahan Sawah Luhur No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) %
1 Daratan 452 ha (23,82%)
2 Pertanian 900 ha (47,44%)
3 Perikanan 515 ha (27,15%)
4 Kehutanan 30 ha (1,58%)
Jumlah 1.897,00 100%
Sumber : Monografi Kelurahan Sawah Luhur
Berdasarkan tabel di atas Kelurahan Sawah Luhur memiliki luas 1.897,00 ha dengan wilayah yang paling luas yaitu, kemudian penggunaan lahan sebagai perikanan, pemukinan dan yang meliki luas paling sedikit yaitu kehutanan.
Namun kepemilikan lahan di desa sawah luhur sebagian besar milik orang luar kota Serang, dan pemerintah daerah Kota Serang. Untuk pemukiman, sebagian merupakan milik pribadi, dan sebagian merupakan lahan pemerintah daerah, yang luasan keseluruhan untuk pemukiman kurang lebih 2% dari luas wilayah desa Sawahluhur. Untuk lebih jelas melihat perbandingan penggunaan lahan dapat melihat grafik 4.3
(43)
48
Ova Rachmadani, 2014
(44)
49
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
0 200 400 600 800 1000
Daratan Pertanian Perikanan Kehutanan
Penggunaan Lahan
Grafik 4.1
Grafik Penggunaan Lahan Kelurahan Sawah Luhur b. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Di setiap wilayah memiliki jumlah maupun kepadatan penduduk yang berbeda. Fenomena tersebut dapat tercipta karena faktor demografi kelahiran dan kematian maupun migrasi ke daerah lain.
Dari data yang didapatkan dapat dihitung bagaimana kepadatang penduduk menggunakan rumus perhitungan kepadatan penduduk. Kelurahan Sawah Luhur memiliki Luas 1.894,00 Ha atau 1,894 Km² dengan jumlah penduduk 10.334. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk mengetahui kepadatan penduduk di Kelurahan Sawah Luhur.
= 5.456 Orang Per Km²
Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa kepadatan penduduk di Kelurahan Sawah Luhur 5.456 orang Per Km². Undang-undang Nomor 56 Tahun 1960 menetapkan empat kriteria kepadatan penduduk, dengan perhitungan sebagai berikut :
a. 0-50 jiwa/Km² = wilayah tidak padat b. 51-250 jiwa/Km² = wilayah kurang padat
(45)
50
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
c. 251-400 jiwa/Km² = wilayah cukup padat d. >400 jiwa/Km² = wilayah sangat padat
Jika melihat kriteria diatas dapat disimpulkan bahawa kelurahan Sawah Luhur merupakan wilayah padat.
c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Kelurahan Sawah Luhur memiliki jumlak kepala keluarga sebanyanyak 2.827 pada tahun 2010 dengan jumlah populasi masyarakat sebanyak 10.334, terdiri dari jiwa perempuan 5.207 dan Laki-Laki 5.127. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan jenis kelamin atau sex ratio di Keluaran Sawah Luhur dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
= 98,46
= 98 (dibulatkan)
Dari hasil yang dipatkan bahwa perbandingan jenis kelamin di Kelurahan Sawah Luhur masih terbilang seimbang dengan maksud setiap 98 laki-laki terdapat 102 perempuan. Meskipum didapatkan hasil lebih banyak perbandingan jumlah perempuan, namun hasil yang didapatkan tidak begitu jauh berbeda jadi masih tergolonh seimbang. Berikut ini adalah grafik yang menunjukan perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
(46)
51
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Grafik 425
Grafik Komposisi Penduduk Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan
Kemudian untuk melihat komposisi penduduk yang produktif dan non produktif dapat melihat pula komposisi penduduk berdasarkan usia yang didapatkan dari monografi Kelurahan Sawah Luhur. Berikut ini adalah tabel komposisi penduduk berdasarkan usia di Kelurahan Sawah Luhur.
Tabel 4.3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin No Komposisi
Pendudk
Jenis Kelamin
Jumlah
L P
1 0-6 672 (50,33%) 663 (49,67%) 1335
(100%)
2 7-12 712 (49,21%) 735 (50,8%) 1447
(100%)
3 13-15 592 (49,09%) 614 (50,91%) 1206
(100%)
4 16-18 441 (49,88%) 443 (50,11%) 884
(100%)
5 19-25 410 (4,17%) 441 (51,81%) 851
(100%)
6 26-30 380 (50,13%) 378 (49,86%) 758
5.080 5.100 5.120 5.140 5.160 5.180 5.200 5.220
Laki-laki Perempuan
Perbandingan Komposisi Laki-laki dan Perempuan
(47)
52
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
No Komposisi Pendudk
Jenis Kelamin
Jumlah
L P
(100%)
7 31-35 378 (49,56%) 380 (50,13%) 758
(100%)
8 36-40 315 (49,84%) 317 (49,52%) 632
(100%)
9 41-45 347 (49,92%) 348 (50,07%) 695
(100%)
10 46-50 252 (49,9%) 253 (50,1%) 505
(100%) 11 51-55 215 (45,84%) 254 (54,15%) 469(100%)
12 56-60 220 (49,77%) 222 (50,22%) 442
(100%)
13 >61 157 (49,68%) 159 (50,31%) 316
(100%) Jumlah 5.127 (49,61%) 5.207 (50,38%) 10.334
(100%)
Suber : monografi Kelurahan Sawah Luhur 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat komposisi penduduk yang terbanyak adalah usia 7-12 tahun dengan jumlah jiwa 1447 yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 712 dan perempuan 735 . Kemudian semakin bertambah usia jumlah penduduk semakin menurun dengan jumlah di usia 13-15 tahun 1206 jiwa dengan perbandingan laki-laki 592 dan 614. Usia >60 tahun merupakan usia yang memiliki komposisi dengan jumlah paling sedikit, hal ini dirasa wajar karena di usia tersebut banyak faktor-faktor yang dapat mengurangi berkurangnya jumlah penduduk.
0 100 200 300 400 500 600 700 800 Laki-laki Perempuan
(48)
53
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Grafik 4.3 Grafik Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia harus bekerja mencari nafkah, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk memenuhi kebutuhan keluarga dsb. Oleh karena itu manusia harus bekerja maka mereka telah memiliki mata pencaharian dalam kehipannya. Mata pencaharian masyarakat di Indonesia sangat beragam bentuknya, begitu pula yang terjadi di lokasi penelitian ini yaitu di Kelurahan Sawah luhur. Masyarakat Kelurahan Sawah Luhur memiliki mata pencaharian yang cukup beragam untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan masyarakat di bagi atas tiga bagian yaitu kebutuhan premier, sekunder dan tersier. Berikut ini adalah komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian yang ditunjukan dalam tabel 4.4
Tabel 4.4
Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah Orang %
1 Pertanian Tanaman Pangan 708 11,2 %
2 Perkebunan 30 0,5 %
3 Jasa 147 2,3 %
4 Industri 275 4,3 %
5 Perdagangan 476 7,5 %
6 Perikanan 175 2,8 %
7 Peternakan 45 0,7 %
8 Lainnya 4.343 68,4 %
9 Pertanian Lainnya 127 2,0 %
10 Angkutan 20 0,3 %
(49)
54
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur Sumber : Monografi Kelurahan Sawah Luhur 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat mata pencahaian mana yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat yang berada di Kelurahan Sawah Luhur. Mata pencaharian selain pertanian tanaman pangan, perkebunan, jasa, industri, perdagangan, perikanan, peternakan, pertanian lainnya dan angkutan yang tergolong dalam lainnya memiliki jumlah yang paling tinggi dengan jumlah orang 4.343 atau 68,4 %. Kemudian Pertanian Tanaman Pangan yang memiliki jumlah terbanyak kedua dengan 708 orang atau 11,2 %. Perdagangan dengan jumlah orang 476 atau 7,5 %. Perikanan dengan jumlah 175 orang atau 2,8 %. Pertanian lainnya dengan jumlah 127 orang atau 2,0 %. Peternakan dengan jumlah 45 atau 0,7 %. Perkebunan dengan jumlah 30 orang atau 0,5 % dan yang bekerja sebagai penarik angkutan umum memiliki jumlah terenda dengan 20 orang atau 0,3 %. Untuk lebih detail dapat melihat grafik pada gambar 4.7.
Grafik 4.4
Grafik Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian e. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Masayarakat di Kelurahan Sawahluhur memilki tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Menurut monografi Kelurahan Sawahluhur sebagian besar tingkat pendidikan yang paling banyak adalah berpendidikan Sekolah
Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan
Jasa Industri Perdagangan Perikanan Peternakan Lainnya
(50)
55
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur 200
400 600 800 1000 1200 1400 1600
Tingkat Pendidikan
Menengah Pertama (SMP), artinya sebagian besar masyarakat disini sudah memenuhi wajib belajar selama sembilan tahun yang dianjurkan oleh pemerintah. Namun sebenarnya di saat ini pendidikan tingkat SMP belum cukup untuk bersaing dengan oarang lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel 4.5.
Tabel 4.5
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang %
1 SD 759 28,7 %
2 SMP 1.381 52,3 %
3 SMA/SMK 416 15,7 %
4 AK/PT 85 3,2 %
Jumlah 2641 100 %
Sumber : Kasemen Dalam Angka 2011
Berdasarkan tabel 4.5 komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan berjumlah 2641 jiwa. tingikat pendidikan yang paling banyak adalah Sekolah Menengah Pertama dengan jumlah 1.381 jiwa atau 52,3 %, kemudian tingkat Sekolah Dasar sebesar 759 jiwa atau 28,7 %, SMA/SMK sebanyak 416 jiwa atau 15,7 % dan AK/PT dengan jumlah 85 atau 3,2 %. Berikut ini adalah grafik komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan.
(51)
56
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Grafik 4.5
Grafik Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jika melihat jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Sawahluhur, penduduk yang mengenyam pendidikan lebih sedikit dari penduduk yang tidak mengenyam pendidikan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui sebaran kuisioner yang telah valid mengenai partisipasi masyarakat terhadap sampel sebanyak 103 penduduk di Kelurahan Sawah Luhur, berikut adalah hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 20.0.
1. Karateristik Responden
Karakteristik responden dikelompokan berdasarkan usia, jenis kelamin, umur tingkat pendidikan dan pekerjaan. Berikut ini merupakan data hasil yang diperoleh dari Penelitian 2014.
Tabel 4.6 Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden %
1 Laki-laki 73 71%
2 Perempuan 30 29%
Jumlah 103 100%
Sumber : Penelitian 2014
Dari tabel diatas terlihat bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki, hal tersebut sangat berhubungan dengan tindkan untuk melakukan konservasi terhadap Cagar Alam Pulau Dua. laki-laki biasanya memilik kemampuan yang lebih atau pun tenaga yang lebih besar dalam hal konservasi.
(52)
57
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Respondem %
1 PT 21 21
2 SMA 38 37
3 SMP 23 22
4 SD 21 21
Jumlah 103 100%
Sumber : Penelitian 2014
Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah pendidikan tertinggi yang dimiliki responden adalah Sekolah Menengah Atas dengan jumlah 23 namun demikian jika melihat jumlah pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan sekolah dasar jika diakumulasi mendapat hasi 44 orang. Hal tersebut menggambarkan bahwa responden yang mengenyam pendidikan yang tingi dan rendah masih tergolong seimbang.
Tabel 4.8 Mata Pencaharian
No Pekerjaan Jumlah Responden %
1 Swasta 11 10,67
2 Nelayan 11 10.67
3 Petani 41 39,8
(53)
58
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
PNS 22 21,35
Jumlah 103 100
Sumber : Penelitian 2014
Tabel diatas menggambarkan bahawa mata pencaharian yang dimiliki responden sebagian besar Petani dengan jumlah responden 41 orang atau 39,8%. Hal tersebut dikarenakan penggunaan lahan terluas dikelurahan Sawah Luhur merupakan persawahan.
2. Gambaran Umum Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Cagar Alam Pulau Dua
Dalam melihat atau mengetahui masyarakat dalam melestarikan Cagar alam Pulau dua, perlu diketahui terlebih dahulu apakah masyarakat tersebut mengetahui tentang Cagar Alam tersebut. Oleh karena itu kalini penulis mencoba untuk menjabarkan hasil dari pengetahuan masyarakat tersebut dengan melihat tabel 4.6 berikut ini.
Tebel 4.9
Pengetahuan Masyarakat Tentang Cagar Alam
No Pengetahuan Cagar Alam Jumlah Responden %
1 Ya 14 13,60
2 Tidak 89 86,40
Jumlah 103 100
Sumber : penelitain 2014
Dari tabel diatas terlihat bahawa 13,60% atau 14 responden menjawab tidak tahu apa itu Cagar Alam dan 86,40% menjawab tahu tentang cagar alam. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian dari responden mengetahui tentang Cagar Alam tersebut dan menjadi modal penting untuk melakukan sebauh konservasi terhadap Cagar Alam Tersebut.
3. Gambaran Umum Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Buah Pikiran
(54)
59
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur
Gambaran umum partisipasi masyarakatdalam bentuk buah pikiran diperoleh dari kategorisasi data variabel buah pikiran( ) berdasarkan distribusi frekuensi relatif 5 kategori: Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi. Berikut diperoleh kategorisasi sesuai yang telah dijelaskan pada Bab III serta gambaran umum partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiranberdasarkan kategori tersebut.
Tabel 4.10
Gambaran Umum Variabel Buah Pikiran Interval Nilai Kategori f %
5 – 5 Sangat rendah 10 9,71% 6 – 9 Rendah 16 15,53% 10 – 13 Sedang 51 49,51% 14 – 17 Tinggi 19 18,45% 18 - 20 Sangat tinggi 7 6,80%
Total 103 100,00%
Sumber: Penelitian 2014
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kebanyakan pendudukdi Kelurahan Sawah Luhur cenderung memiliki partisipasi dalam bentuk buah pikiran dengan kategori sedang yaitu sebesar 49,51%. Banyaknya penduduk yang memiliki partisipasi dalam bentuk buah pikiran yang tinggi yaitu sebesar 18,45% dan jika ditambahkan banyak Masyarakat yang memiliki kategori sangat tinggi yaitu sebesar 6,8%, maka diperoleh total persentase 25,25%. Sedangkan untuk penduduk yang memiliki partisipasi yang rendah dan sangat rendah berturut-turut hanya sebanyak 9,71% dan 15,53%. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kelurahan Sawah Luhur memiliki partisipasi dalam bentuk buah pikiran pada kategori sedang hingga sangat tinggi.
(1)
73
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tinggal. Faktor-faktor tersebut yang akan di paparkan dalam penelitian ini untuk menunjang hasil paengaruh antara variabel x dan y.
1. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Buah Pikiran Terhadap Konservasi Cagar Alam Pulau Dua
Dalam penelitian ini pengaruh antara partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran dengan konservasi Cagar Alam Pulau dua menunjukan hasil yang positif dengan maksud semakin besar buah pikiran atau ide yang dimiliki maka semakin meningkat pula tingkat partisipasi masyarakat. Karena masyarakat memilikin sebuah gagasan yang bisa melestarikan Cagar Alam Pulau dua.
Dari hasi tabel 4.8 Menunjukan bahawa nilai sig buah pikiran (x1) adalah 0,021 yang kemudian akan diuji apakah mendapatkan hasil yang signifikan atau tidak terdapat pengaruh secara signifikan. Nilai sig buah pikiran (x1) adalah 0,021 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau (0,021 < 0,05). Jika nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh secara signifikan buah pikiran terhadap Konservasi atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak.
Nilai correlatian coefficeint dari buah pikiran (x1) adalah 0,227. Jika ingin melihat hasil koefisien korelasi nilai r, variabel buah pikiran (x1) berada di interval 0,20-0,339 yang artinya buah pikiran memiliki tingkat pengaruh yang rendah. Kemudian untuk melihat seberapa persen pengaruh buah pikiran (x1) terhadap partisipasi masyarakat (y) dapat menggungunakan perhitungan (0,227² x 100 %) yang kemudian mendapatkan hasil sebesar 5,15 %. Dengan maksud partisipasi masyarakat untuk melestarikan Cagar Alam Pulau Dua yang dipengaruhi oleh buah pikiran (x1) sebesar 5,15 % dan 94,85 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Menurut Hasil Penelitian 2014 tingkat buah pikiran masyarakat Kelurahan Sawahluhur mendapatkan hasil sedang, artinya buah pikiran atau ide yang dimiliki masyarakat Kelurahan Sawah Luhur tidak cukup tingi untuk mempengaruhi konservasi Cagar Alam Pulau Dua. Kemudian adapula karakteristik masyarakat di Kelurahan Sawah Luhur memmiliki tingkat
(2)
74
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan yang rendah yaitu hanya sebagian masyarakat yang mengenyam bangku pendidikan wajib belajar sembilan tahun dengan jumlah 2641 jiwa dari total jumlah penduduk sebesar 10.334 jiwa. Dengan ini dapat dilihat bahwa untuk mengeluarkan buah pikiran atau ide yang baik untuk konservasi Cagar Alam sangat terbatas karena tingkat pendidikan yang rendah.
2. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Tenaga Terhadap Konservasi Cagar Alam Pulau Dua
Dalam penelitian ini pengaruh antara partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga dengan konservasi Cagar Alam Pulau dua menunjukan hasil yang positif dengan maksud semakin besar buah tenaga yang diberikan maka semakin meningkat pula tingkat partisipasi masyarakat. Karena masyarakat memilikin sebuah tenaga yang bisa melestarikan Cagar Alam Pulau dua.
Dari hasi tabel 4.8 Menunjukan bahawa nilai sig tenaga (x2) adalah 0,000 yang kemudian akan diuji apakah mendapatkan hasil yang signifikan atau tidak terdapat pengaruh secara signifikan. Nilai sig tenaga (x2) adalah 0,021 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau (0,000 < 0,05). Jika nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh secara signifikan buah pikiran terhadap Konservasi atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak.
Nilai correlatian coefficeint dari tenga (x2) adalah 0,395. Jika ingin melihat hasil hasil koefisien korelasi nilai r, variabel tenaga (x2) berada di interval 0,20-0,339 yang artinya tenaga memiliki tingkat pengaruh yang rendah. Kemudian untuk melihat seberapa persen pengaruh tenaga (x2) terhadap konservasi (y) dapat menggungunakan perhitungan (0,395² x 100 %) yang kemudian mendapatkan hasil sebesar 15.6 %. Dengan maksud partisipasi masyarakat untuk melestarikan Cagar Alam Pulau Dua yang dipengaruhi oleh tenaga (x2) sebesesar 15,6 % dan 84,4 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Menurut Hasil Penelitian 2014 tingkat tenaga masyarakat Kelurahan Sawahluhur mendapatkan hasil sedang, artinya tenaga yang dimiliki masyarakat Kelurahan Sawah Luhur tidak cukup tingi untuk mempengaruhi
(3)
75
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konservasi Cagar Alam Pulau Dua. Kemudian dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian yang mendapatkan hasil sebanyak 6.346 jiwa merupakan penduduk yang bekerja dan menurut komposisi penduduk berdasarkan usia sebesar 2427 jiwa adalah usia yang tidak produktif. Hal ini merupakan faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk melestarikan Cagar Alam Pulau dua. Masyarakat yang bekerja akan sibuk melakukan aktifitas mereka untuk mencari penghasilan untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.
3. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Harta Benda Terhadap Konservasi Cagar Alam Pulau Dua
Dalam penelitian ini pengaruh antara partisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda dengan konservasi Cagar Alam Pulau dua menunjukan hasil yang negartif dengan maksud semakin besar harta benda yang dimiliki maka semakin menurun pula tingkat partisipasi masyarakat.
Dari hasil tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai sig harta benda (x3) adalah 0,510 yang kemudian akan diuji apakah mendapatkan hasil yang signifikan atau tidak terdapat pengaruh secara signifikan. Nilai sig harta benda (x3) adalah 0,510 yang berarti lebih besar dari 0,05 atau (0,510 > 0,05). Jika nilai sig lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh secara tidak signifikan harta benda terhadap Konservasi atau dengan kata lain Ha gagal diterima dan Ho gagal ditolak.
Nilai correlatian coefficeint dari harta benda (x3) adalah -0,066. Jika ingin melihat hasil hasil koefisien korelasi nilai r, variabel harta benda (x3) berada di interval 0,20-0,339 yang artinya harta benda memiliki tingkat pengaruh yang sangat rendah. Kemudian untuk melihat seberapa persen pengaruh harta benda (x3) terhadap konservasi (y) dapat menggungunakan perhitungan (-0,066² x 100 %) yang kemudian mendapatkan hasil sebesar 0,43 %. Dengan maksud partisipasi masyarakat untuk konservasi Cagar Alam Pulau Dua yang dipengaruhi oleh harta benda (x3) sebesesar 0,43 % dan 99,47 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
(4)
76
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Penelitian 2014 tingkat tenaga masyarakat Kelurahan Sawahluhur mendapatkan hasil rendah, artinya Harta benda yang dimiliki masyarakat Kelurahan Sawah Luhur tidak cukup tingi untuk mempengaruhi konservasi Cagar Alam Pulau Dua. Kemudian menurut hasil penelitian 2014 karakteristik responden dengan jumlah pendapatan pokok dalam satu bulan sangat minim sekali. Lebih dari 50 % penduduk memiliki tingkat penghasilan <1.000.000 Rp dan banyak juga yang hanya memiliki penghasilan <500.000 Rp. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi partisipasi masyarakat adalam bentuk tenaga karena untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sangat lah terbatas dengan penghasilan yang dibawah upah minimum regional Kota Serang.
4. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Kemahiran dan Keterampilan Terhadap Konservasi Cagar Alam Pulau Dua
Dalam penelitian ini pengaruh antara partisipasi masyarakat dalam bentuk kemahiran dan keterampilan dengan konservasi Cagar Alam Pulau Dua menunjukan hasil yang positif dengan maksud semakin besar Keterampilah dan kemahiran yang dimiliki maka semakin meningkat pula tingkat partisipasi masyarakat. Oleh karena itu masyarakat memiliki sebuah keterampilan dan kemahiran untuk melestarikan Cagar Alam Pulau dua.
Dari hasi tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai sig kemahiran dan keterampilan (x4) adalah 0,002 yang kemudian akan diuji apakah mendapatkan hasil yang signifikan atau tidak terdapat pengaruh secara signifikan. Nilai sig keterampilan dan kemahiran (x4) adalah 0,002 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau (0,002 < 0,05). Jika nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh secara signifikan buah pikiran terhadap Konservasi atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak.
Nilai correlatian coefficeint dari kemahiran dan keterampilan (x4) adalah 0,303. Jika ingin melihat hasil koefisien korelasi nilai r, variabel kemahiran dan keterampilan (x4) berada di interval 0,20-0,339 yang artinya keterampilan dan kemahiran memiliki tingkat pengaruh yang rendah.
(5)
77
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian untuk melihat seberapa persen pengaruh keterampilan dan kemahiran (x4) terhadap konservasi (y) dapat menggungunakan perhitungan (0,303² x 100 %) yang kemudian mendapatkan hasil sebesar 9,18 %. Dengan maksud partisipasi masyarakat untuk konsrvasi Cagar Alam Pulau Dua yang dipengaruhi oleh kemahiran dan keterampilan (x4) sebesesar 9,18 % dan 90,92 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Hasil Penelitian 2014 tingkat keterampilan dan kemahiran masyarakat Kelurahan Sawahluhur mendapatkan hasil taerbanyak tergolong dalam kategori rendah, artinya Harta benda yang dimiliki masyarakat Kelurahan Sawah Luhur tidak cukup tingi untuk mempengaruhi konservasi Cagar Alam Pulau Dua. Kemudian adapula karakteristik masyarakat di Kelurahan Sawah Luhur memmiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu hanya sebagian masyarakat yang mengenyam bangku pendidikan wajib belajar sembilan tahun dengan jumlah 2641 jiwa dari total jumlah penduduk sebesar 10.334 jiwa. Dengan ini dapat dilihat bahwa untuk melakukan atau menaylurkan kemahiran dan keterampilan yang dimiliki untuk konservasi Cagar Alam sangat terbatas karena tingkat pendidikan yang rendah.
5. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Sosial terhadap Konservasi Cagar Alam Pulau Dua
Dalam penelitian ini pengaruh antara partisipasi masyarakat dalam bentuk sosial dengan konservasi Cagar Alam Pulau dua menunjukan hasil yang positif dengan maksud semakin besar jiwa sosialis masyarakat yang dimiliki maka semakin meningkat pula tingkat partisipasi masyarakat. Oleh karena itu masyarakat memiliki sebuah Jiwa sosial untuk melestarikan Cagar Alam Pulau dua.
Dari hasi tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai sig sosial (x5) adalah 0,000 yang kemudian akan diuji apakah mendapatkan hasil yang signifikan atau tidak terdapat pengaruh secara signifikan. Nilai sig sosial (x5) adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau (0,000 < 0,05). Jika nilai sig lebih kecil dari
(6)
78
Ova Rachmadani, 2014
Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Cagar Alam Pulau Dua Di Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,05 maka terdapat pengaruh secara signifikan buah pikiran terhadap Konservasi atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak.
Nilai correlatian coefficeint dari sosial (x5) adalah 0,562. Jika ingin melihat hasil koefisien korelasi nilai r, variabel sosial (x5) berada di interval 0,40-0,599 yang artinya sosial memiliki tingkat pengaruh yang cukup kuat. Kemudian untuk melihat seberapa persen pengaruh sosial (x5) terhadap konservasi (y) dapat menggungunakan perhitungan (0,562² x 100 %) yang kemudian mendapatkan hasil sebesar 31,92 %. Dengan maksud partisipasi masyarakat untuk konservasi Cagar Alam Pulau Dua yang dipengaruhi oleh sosial (x5) sebesesar 31,92 % dan 68,8 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Dari kelima variabel tersebut sosial (x5) memiliki nilai pengaruh yang paling tinggi. Artinya masyarakat sering mengajak masyarakat lain untuk melestarikan Cagar Alam Pulau dua dan juga ikut mentaati peraturan pemerintah tentang larangan masuk tanpa izin kedalam area Cagar Alam pulau dua.