PARTISIPASI MASYARAKAT PENDATANG DALAM PELESTARIAN BUDAYA BETAWI DI PERKAMPUNGAN SETU BABAKAN KELURAHAN SRENGSENG SAWAH KECAMATAN JAGAKARSA KOTA JAKARTA.

(1)

No. Daftar FPIPS:1572/UN.40.2.4/PL/2013

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan PARTISIPASI MASYARAKAT PENDATANG DALAM PELESTARIAN

BUDAYA BETAWI DI PERKAMPUNGAN SETU BABAKAN KELURAHAN SRENGSENG SAWAH KECAMATAN JAGAKARSA

KOTA JAKARTA SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh :

Ika Yanuarizki

0905997

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan PARTISIPASI MASYARAKAT PENDATANG DALAM PELESTARIAN

BUDAYA BETAWI DI PERKAMPUNGAN SETU BABAKAN KELURAHAN SRENGSENG SAWAH KECAMATAN JAGAKARSA

KOTA JAKARTA

Oleh Ika Yanuarizki

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengentahuan Sosial

© Ika Yanuarizki 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan IKA YANUARIZKI

PARTISIPASI MASYARAKAT PENDATANG DALAM PELESTARIAN BUDAYA BETAWI DI PERKAMPUNGAN SETU BABAKAN KELURAHAN SRENGSENG SAWAH KECAMATAN JAGAKARSA

KOTA JAKARTA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. Darsiharjo, M.S. NIP. 19620921 198603 1 005

Pembimbing II

Drs.H.Wahyu Eridiana, M.Si NIP. 19550505 198601 1 001

Mengetahui

Ketua jurusan pendidikan Geografi FPIPS

Dr.Hj. Epon Ningrum M.Pd. 19620304 198704 2 001


(4)

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan ABSTRAK

PARTISIPASI MASYARAKAT PENDATANG DALAM PELESTARIAN BUDAYA BETAWI DI PERKAMPUNGAN SETU BABAKAN KELURAHAN SRENGSENG SAWAH KECAMATAN JAGAKARSA

KOTA JAKARTA

OLEH : IKA YANUARIZKI (0905997)

Keberadaan budaya Betawi sebagai budaya lokal yang ada di Jakarta pada saat ini dirasakan mengalami kemunduran dan sudah mulai tidak terlihat lagi, hal tersebut disebabkan oleh urbanisasi yang menyebabkan masuknya suku dan budaya lain ke Jakarta. Agar budaya Betawi tidak hilang dari ciri khas kota Jakarta. Pemda Jakarta dan masyarakat Betawi mengusulkan agar dibangun suatu kawasan untuk melestarikan budaya Betawi yaitu Perkampungan Setu Babakan. Untuk mengindari kegagalan Condet, maka diperlukan partisipasi dari masyarakat yang tidak hanya berasal dari suku Betawi saja mengingat penduduk kota Jakarta yang heterogen. Partisipasi yang dilakukan untuk pelestarian budaya yaitu dilihat dari rumah adat, sistem organisasi masyarakat Betawi, kesenian, bahasa serta makanan dan minuman khas Betawi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam pelestarian rumah adat, mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam mengikuti sistem organisasi masyarakat Betawi, mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan kesenian, mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan bahasa Betawi dan mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan makanan dan minuman khas Betawi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 jiwa, yang diambil dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode prosentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi dalam pelestarian rumah adat Betawi yaitu partisipasi harta benda, sosial, dan ide, dengan tingkat partisipasi yang rendah. Partisipasi yang dilakukan dalam berorganisasi yaitu dalam bentuk sosial dan ide dengan tingkat partisipasi yang rendah. Bentuk partisipasi dalam kesenian Betawi yaitu partisipasi keterampilan dengan tingkat partisipasi yang rendah. Bentuk partisipasi dalam bahasa yaitu partisipasi sosial dengan tingkat partisipasi yang tinggi. Dan bentuk partisipasi dalam melestarikan makanan dan minuman Betawi yaitu partisipasi sosial dengan tingkat partisipasi yang rendah. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah bagi pemerintah sebaiknya menseragamkan pemukiman yang ada di Perkampungan Budaya Betawi menjadi rumah adat tradisional Betawi . Selain itu masyarakat pendatang harus turut serta dalam segala hal tentang budaya Betawi karena mereka tinggal di kawasan cagar budaya Betawi.


(5)

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan ABSTRACT

MIGRANT COMMUNITY'S PARTICIPATION IN CONSERVING BETAWI CULTURE IN SETU BABAKAN CULTURAL VILLAGE,

SRENGSENG SAWAH VILLAGE ADMINISTRATIVE UNIT, JAGAKARSA SUB-DISTRICT, JAKARTA CITY

BY: IKA YANUARIZKI (0905997)

The existence of Betawi as a local culture in Jakarta is currently perceived to experience a decline and to have gradually disappeared. This is caused by urbanization that has triggered the influx of other ethnic groups and cultures to Jakarta. In order for Betawi culture, as the special characteristic of Jakarta City, not to disappear, the regional Government of Jakarta and Betawi society have suggested to build an area that serves to conserve Betawi culture, namely Setu Babakan Cultural Village. To prevent the recurring failure that has happened to Condet, participation from not only native Betawi people is required, considering the heterogeneity of Jakarta. The kind of participation in the cultural conservation can be in the forms of traditional house, Betawi social organization

system, art, language, and Betawi’s traditional food and beverage. The research

aimed to identify the participation of the migrant community in conserving the traditional house, following Betawi social organization system, conserving the

art, conserving the language, and conserving Betawi’s traditional food and

beverage.

The method employed in this research was descriptive method with a number of sample as many as 72 people, taken with simple random sampling. The research used single variable with techniques of data collection consisting of field observations, interviews, literary studies, and documentary studies. Data analysis in this research was done through the percentage method.

The results showed that the forms of participation in the conservation of Betawi traditional house consisted of material participation, social participation, and contribution of ideas with a low level of participation. Meanwhile, the participation in the organization was in the forms of social participation and contribution of ideas with a low level of participation. The form of participation in the conservation of Betawi art is skill participation, which was also low. The form of participation in language was social participation with a high level of participation. Finally, the form of participation in the conservation of Betawi traditional food and beverage was social participation, with a low level of participation. Thus, the research recommends that the government uniform the existing residential homes in Betawi Cultural Village in the form of Betawi traditional house. In addition, the incoming community should actively participate in all aspects of Betawi culture because they live in Betawi cultural conservation area.


(6)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR, BAGAN DAN PETA ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Partisipasi ... 10

1. Pengertian Partisipasi Masyarakat ... 10

2. Jenis dan Bentuk Partisipasi ... 11

3. Tingkat Partisipasi ... 12

4. Tipologi Partisipasi Masyarakat ... 13

5. Sifat dan Ciri-Ciri Partisipasi Masyarakat ... 14

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat ... 15

B. Kebudayaan ... 16

1. Pengertian Kebudayaan ... 16

2. Kajian Geografi Terhadap Kebudayaan ... 19

3. Pelestarian Kebudayaan ... 22

C. Kebudayaan Betawi ... 24

1. Suku Betawi... 24

2. Wilayah Budaya Betawi ... 25

3. Budaya Betawi... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 35

C. Metode Penelitian... 38

D. Variabel Penelitian ... 38

E. Definisi Operasional... 39

F. Instrumen Penelitian... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 42


(7)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 46

1. Letak dan Luas ... 46

2. Hidrologi ... 49

3. Penggunaan Lahan ... 49

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 50

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 50

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 51

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 54

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 55

5. Transportasi dan Komunikasi ... 57

6. Sarana dan Prasarana... 57

C. Partisipasi Masyarakat non-Betawi dalam Pelestarian Budaya Lokal di Perkampungan Budaya Betawi ... 59

1. Karakteristik Responden ... 59

a. Usia dan Jenis Kelamin Responden ... 59

b. Mata Pencaharian dan Tingkat Pendidikan ... 60

c. Mata Pencaharian dan Pendapatan ... 62

d. Lama Tinggal di Perkampungan Budaya Betawi ... 64

e. Asal Suku Bangsa ... 65

2. Gambaran Umum Perkampungan Budaya Betawi ... 67

a. Sejarah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ... 67

b. Visi Perkampungan Budaya Betawi... 68

c. Misi Perkampungan Budaya Betawi ... 68

d. Konsep Perkampungan Budaya Betawi ... 69

e. Program Perkampungan Budaya Betawi ... 70

f. Fungsi dan Tujuan Perkampungan Budaya Betawi ... 70

g. Struktur Organisasi Lembaga Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ... 71

3. Hasil dan Pembahasan... 74

a. Rumah Adat Betawi ... 75

1) Partisipasi Masyarakat Pendatang dalam Melestarikan Rumah Adat Betawi ... 77

a) Partisipasi Masyarakat Pendatang dalam Membangun Rumah Adat Betawi ... 78

b) Partisipasi Masyarakat Pendatang dalam Pemeliharaan Rumah Adat ... 82

c) Partisipasi Masyarakat Pendatang dalam Mengikuti Rapat ... 84


(8)

viii

1) Partisipasi Masyarakat Pendatang dalam Mengikuti Sistem Organisasi Kemasyarakatan

Betawi ... 88

c. Kesenian Betawi... 94

1) Partisipasi Masyarakat Pendatang dalam Melestarikan Kesenian Betawi ... 94

d. Bahasa Betawi ... 96

1) Partisipasi Masyarakat Pendatang dalam Melestarikan Bahasa Betawi ... 96

e. Makanan dan Minuman khas Betawi ... 98

1) Partisipasi Masyarakat Pendatang dalam Melestarikan Makanan dan Minuman Khas Betawi ... 98

D. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Geografi di Sekolah ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 107 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

1 Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata dan kebudayaan juga merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai-nilai budaya dari berbagai penjuru dunia. Akibat dari pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk serta terbatasnya lahan di Jakarta, menyebabkan beban tugas di sektor kebudayaan menjadi sangat kompleks dan dikhawatirkan lambat laun akan memusnahkan adat istiadat tradisional budaya warganya terutama masyarakat Betawi sebagai inti warga Jakarta

Suku Betawi adalah penduduk asli di Kota Jakarta, keberadaanya sedikit berbeda dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Perbedaan yang paling mencolok adalah suku Betawi berada di Ibukota Jakarta dimana beragam suku, latar belakang budaya yang berbeda mendiami Kota Jakarta. Masyarakat Betawi terus berkembang dengan ciri-ciri budaya yang khas dan mudah dibedakan dengan suku-suku lainnya terutama dari bentuk-bentuk kesenian, bahasa pergaulan, pakaian serta ragam hiasnya. Karena arus urbanisasi yang membawa suku dan budaya lain masuk ke Jakarta, menyebabkan suku Betawi telah termajinalkan oleh budaya dan suku lain dari Indonesia maupun luar. Keberadaan budaya Betawi pada saat ini dirasakan mengalami kemunduran atau tidak terlihat lagi, mengingat semakin besar arus urbanisasi serta pembangunan kota tanpa berlandaskan wawasan lingkungan dan budaya yang terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta. Apabila masyarakat DKI Jakarta berdiam diri saja, kebudayaan Betawi lambat laun akan menurun eksistensinya. Keberadaan budaya Betawi di tengah-tengah berbagai macam kultur, agama dan adat istiadat, seyogyanya dapat memberikan suatu manfaat atau nilai positif untuk berkembangnya budaya Betawi mengikuti perkembangan zaman yang ada.


(10)

2

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Kota Jakarta memiliki jumlah Penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya. Berikut ini Tabel 1.1 adalah jumlah penduduk DKI Jakarta.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk DKI Jakarta

Tahun Jumlah Penduduk

1961 2.906.533

1971 4.576.018

1980 6.480.645

1990 8.227.746

2000 8.347.083

2010 9.607.787

Sumber : Badan Pusat Statistik Jakarta 2012

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat pertumbuhan penduduk Jakarta dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Penduduk DKI Jakarta terdiri dari berbagai macam suku bangsa.Terdapat lima besar etnis yang paling banyak berada di DKI Jakarta. Berikut ini adalah Tabel 1.2 yaitu Data penduduk berdasarkan suku bangsa di DKI Jakarta pada tahun 2010.

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk DKI Jakarta menurut Suku Bangsa

Suku Bangsa Jumlah

Jawa 3.453.453

Betawi 2.700.722

Sunda 1.395.025

Tionghoa 632.372

Batak 326.645

Sumber : Badan Pusat Statistik Jakarta 2012

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa suku yang paling banyak menghuni kota Jakarta adalah Suku Jawa sedangkan suku Betawi menempati urutan kedua sebagai suku terbesar yang menghuni Kota Jakarta. Jumlah suku


(11)

3

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Betawi di Jakarta masih terlihat lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah suku Jawa yang berada di DKI Jakarta. Seiring dengan arus modernisasi dan maraknya pembangunan di Jakarta. Pada saat ini agak kesulitan dalam menemukan identitas dan kebudayaan suku Betawi tersebut. Maraknya pembangunan fisik di Jakarta membuat suku Betawi harus tergusur dari tanah kelahirannya dan pindah ke daerah pinggiran Jakarta. Walaupun demikian, sesungguhnya suku Betawi masih ada dan terus hidup menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Karena itu untuk melestarikan budaya Betawi maka perlu dibangun suatu kawasan untuk melestarikan seni dan budaya Betawi. Atas desakan masyarakat Betawi, maka pada tahun 1975, oleh Gubernur DKI Jakarta didirikanlah Cagar Budaya Betawi di daerah Condet. Cagar Budaya Condet adalah suatu tempat dimana bisa ditemukan dan dinikmati kehidupan bernuansa Betawi. Namun seiring dengan perkembangannya Condet telah dianggap gagal dalam memfungsikannya sebagai Cagar Budaya Betawi.

Penyebab kegagalan Condet sebagai Cagar Budaya Betawi menurut Ridwan Saidi dalam Febrianty (2002:36) salah satunya adalah pemerintah tidak pernah mengembangkan potensi Condet menjadi sesuatu yang menarik bagi wisatawan. Selain itu penyebab kegagalan Condet sebagai Cagar Budaya adalah pembangunan dan modernisasi yang terjadi di daerah Condet. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Marzali ( 1989:39) yang berpendapat bahwa

“Pertumbuhan kota Jakarta secara umum dan urbanisasi merupakan faktor

yang juga ikut mempengaruhi kegagalan Cagar Budaya Condet. Akibat banyaknya pendatang baru ke wilayah Condet, maka terjadilah perubahan pola pemanfaatan tanah dari pertanian menjadi urban utility dan perubahan struktur

sosial”

Walaupun Condet telah dianggap gagal, tetapi Pemda DKI beserta tokoh-tokoh Betawi tetap menganggap perlunya suatu tempat untuk pelestarian dan pengembangan Budaya Betawi dan juga suatu tempat dimana bisa ditemukan gambaran umum budaya Betawi secara lengkap Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan membuat kebijakan pariwisata budaya yaitu dengan membuat Perkampungan Budaya Betawi. Berdasarkan Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 92 Tahun


(12)

4

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan 2000 tentang Penataan Lingkungan Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan. Srengseng Sawah dipilih sebagai Perkampungan Budaya Betawi karena kawasan tersebut merupakan wilayah utama komunitas Betawi yang masih bertahan dengan lingkungannya yang masih alami dan juga Srengseng Sawah dinilai telah memiliki nuansa yang asri. Nantinya diharapkan Srengseng Sawah menjadi suatu kawasan yang memiliki karakter Betawi yang asli.

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sendiri merupakan suatu kawasan di Jakarta Selatan dengan komunitas yang ditumbuh kembangkan budaya yang meliputi seluruh hasil gagasan dan karya baik fisik maupun non fisik yaitu : kesenian, adat istiadat, foklor, sastra, kuliner, pakaian serta arsitektur yang bercirikan kebetawian.

Mengenai tujuan, sasaran dan fungsi Perkampungan Budaya Betawi tercantum di dalam Bab III Perda Provinsi DKI Jakarta No.3 Tahun 2005. Adapun tujuan penetapan Perkampungan Budaya Betawi di dalam Pasal 4 adalah untuk membina dan melindungi secara sungguh-sungguh dan terus menerus tata kehidupan serta nilai-nilai budaya Betawi, menciptakan dan menumbuhkembangkan nilai-nilai seni budaya Betawi sesuai dengan akar budayanya, menata dan memanfaatkan potensi lingkungan fisik baik alami maupun buatan yang bernuansa Betawi, mengendalikan pemanfaatan lingkungan fisik dan non fisik sehingga saling bersinergi untuk mempertahankan ciri khas Betawi (Sumlang, 2012).

Perkampungan Budaya Betawi yang merupakan salah satu wisata budaya yang berada di Kota Administrasi Jakarta Selatan, telah menarik sejumlah wisatawan untuk mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata salah satunya menurut Yoeti (1982: 7) yaitu ingin mengetahui lebih mendalam tata cara hidup, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat serta mempelajari seluk beluk adat istiadat itu sendiri. Sehingga wisatawan yang berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi dapat menyaksikan dari dekat budaya masyarakat betawi. Hal inilah yang membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi Perkampungan


(13)

5

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Budaya Betawi. Berikut ini Tabel 1.3 adalah kunjungan wisatawan Perkampungan Budaya Betawi dari tahun ke tahun.

Tabel 1.3

Data Kunjungan Wisatawan

Ke Perkampungan Budaya Betawi Tahun 2001-2011

Sumber : Pengelola Perkampungan Budaya Betawi tahun 2012

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat kunjungan wisatawan cukup mengalami peningkatan. Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi dari tahun ke tahun terus ditingkatkan hal tersebut dilakukan untuk menarik sejumlah wisatawan untuk berkunjung.

Pemerintah menjadikan Perkampungan Budaya Betawi sebagai upaya dalam pelestarian budaya Betawi. Perkampungan Budaya Betawi tersebut di bangun pada tanggal 20 Januari 2001. Masyarakat Betawi menyambut dengan antusias mengenai kawasan mereka yang dijadikan Perkampungan Budaya Betawi Segala bentuk partisipasi dilakukan oleh masyarakat Betawi disana. Di dalam Perkampungan Budaya Betawi terdapat pemukiman penduduk yang mayoritas adalah suku betawi, tetapi pada kenyataannya ada pula suku lain yang bermukim di perkampungan budaya betawi. Sehingga masyarakat

Tahun Wisnus Wisman Jumlah

2001 10.230 - 10.230

2002 49302 73 49378

2003 46531 12 46543

2004 51.416 - 51416

2005 89.716 199 89915

2006 89.482 231 98713

2007 99.110 72 99182

2008 115.500 90 115590

2009 102.739 273 103.012

2010 125018 50 125068


(14)

6

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan perkampungan budaya Betawi merupakan masyarakat yang heterogen. Berikut ini Tabel 1.4 adalah jumlah penduduk Perkampungan Budaya Betawi

Tabel 1.4

Jumlah Penduduk Perkampungan Budaya Betawi

No Penduduk Jumlah Jumlah KK

1 Betawi 3220 842

2 Pendatang 2564 743

Jumlah 5784 1585

Sumber : Hasil Pendataan RW 08 Kel.Srengsengsawah 2012

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat perbandingan jumlah penduduk di perkampungan budaya Betawi antara suku Betawi dan pendatang berdasarkan pendataan oleh RW 08 Kelurahan Srengsengsawah tidak jauh berbeda hampir seimbang.

Karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masyarakat pendatang yang tinggal di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Sebagai masyarakat pendatang yang tinggal di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan mau tidak mau mereka harus mengikuti aturan yang berlaku yaitu harus ikut menjaga kelestarian budaya Betawi walaupun mereka bukan suku Betawi. Dari sinilah timbul pertanyaan bagaimana partisipasi masyarakat pendatang yang tinggal di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dan seperti apa saja masyarakat pendatang dalam menjaga budaya Betawi. Dalam hal pelestarian kebudayaan Betawi, penulis melihat dari konsep 7 unsur kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1974:12) yaitu sistem religi atau upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi atau peralatan hidup suku Betawi. Tetapi hanya dipilih beberapa unsur dari 7 unsur kebudayaan tersebut yang dianggap mempunyai ciri khas suku Betawi.

Dari latar belakang yang dijelaskan tersebut maka penulis bermaksud


(15)

7

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Pelestarian Budaya Betawi di Perkampungan Setu Babakan Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Bagaimana partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan rumah adat Betawi?

2. Bagaimana partisipasi masyarakat pendatang dalam mengikuti sistem organisasi kemasyarakatan Betawi?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan kesenian Betawi?

4. Bagaimana partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan Bahasa Betawi?

5. Bagaimana partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan makanan dan minuman khas Betawi?

6. Bagaimana sumbangan penelitian ini terhadap pendidikan geografi? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini diantaranya :

1. Mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan rumah adat Betawi

2. Mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam mengikuti sistem organisasi kemasyarakatan Betawi

3. Mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan kesenian Betawi

4. Mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan bahasa Betawi

5. Mengidentifikasi partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan makanan dan minuman khas Betawi


(16)

8

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi masyarakat perkampungan budaya betawi berkaitan dengan pentingnya partisipasi mereka dalam pelestarian budaya betawi

2. Sebagai bahan rekomendasi kepada instansi yang terkait lainnya yang ada di dalam kawasan Perkampungan Budaya Betawi

3. Sebagai refrensi bagi peneliti berikutnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan berbagai kajian teori yang terkait dengan permasalahan yang diambil, meliputi pengertian mengenai partisipasi masyarakat, jenis dan bentuk partisipasi, tingkat partisipasi, tipologi partisipasi masyarakat, sifat dan ciri-ciri partisipasi masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, pengertian kebudayaan, kajian geografi terhadap kebudayaan, pelestarian kebudayaan, dan kebudayaan Betawi.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang ditempuh dalam penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut bab ini meliputi beberapa penjelasan mengenai lokasi penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.


(17)

9

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan partisipasi masyarakat pendatang dalam pelestarian budaya lokal Jakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan penafsiran dan makna peneliti terhadap analisis temuan penelitian dan saran yang diberikan dari hasil penelitian.


(18)

35

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Faktor lokasi merupakan salah satu bagian penting yang perlu dibahas dalam penelitian geografi dalam hal ini lokasi penelitian yaitu Perkampungan Setu Babakan yang terletak di kelurahan Srengsengsawah Kecamatan Jagakarsa Kotamadya Jakarta Selatan . Perkampungan Setu Babakan sendiri tepatnya berada di RW 08, jadi tidak semua wilayah di Kelurahan Srengseng Sawah merupakan Perkampungan Setu Babakan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sumaatmadja (1988:112) “populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti atas semua individu dan gejala yang ada di dalam penelitian”. Jadi peneliti berkesimpulan bahwa populasi yaitu semua kasus, individu dan gejala yang ada di daerah penelitian disebut populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu populasi wilayah dan populasi manusia.

a. Populasi Wilayah adalah Perkampungan Setu Babakan yang terletak di kelurahan Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, kota Jakarta

b. Populasi Manusia yaitu masyarakat pendatang yang bermukim di perkampungan Setu Babakan dengan jumlah penduduk 2564 jiwa dan jumlah KK 743

2. Sampel

Dalam meneliti sebagian dari populasi digunakan sampel, Arikunto (2006:131) mengatakan “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti”. Sedangkan menurut Soenarto (1987:2) sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Sampel dalam penelitian ini ada dua yaitu :


(19)

36

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan 1) Sampel Wilayah adalah RW.08 Kelurahan Srengseng Sawah dimana di

RW tersebut terdapat Perkampungan Setu Babakan di Kotamadya Jakarta Selatan.

2) Sampel Manusia dalam penelitian yaitu sampel penduduk pendatang yang bermukim di perkampungan Setu Babakan.

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan dijadikan sampel, digunakan rumus Dixon dan B.Leach yaitu

a) Persentase karakteristik Rumus (1)

b) Variabilitas Rumus (2)

c) Jumlah sampel Rumus (3)

Keterangan :

P = Persentase karakteristik yang dianggap benar n = jumlah sampel

Z = confidence level, nilai konfiden 95% adalah 1,96 V = variabel yag dapat diperoleh dengan rumus

C = Batas kepercayaan dalam penelitian ini diambil 10% d) Jumlah Sampel yang telah dikoreksi

Rumus (4)

n

= {

}

P

=

V =

=

[ ]


(20)

37

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Keterangan :

= Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = Jumlah sampel yang dihitung dengan rumus (3) N = Jumlah populasi kepala keluarga

Dengan perhitungan yaitu sebagai berikut:

Rumus (1)

P =

= 28,97%

Rumus (2)

= √ = 45,36

Rumus (3) n { }

n

{

}

n = { } n = 79,04

Rumus (4)

=

[ ]

P =


(21)

38

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan

=

[ ]

=

=

71,85 dibulatkan menjadi 72

Dilihat dari perhitungan diatas didapatkan 72 KK yang akan dijadikan sampel penduduk dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel di lapangan yaitu dengan teknik sampel acak sederhana atau simple random sampling. Menurut Pabundu (1996:40) sampel acak sederhana adalah cara pengambilan sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.

C. Metode Penelitian

Pada suatu penelitian diperlukan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui prosedur yang akan digunakan dalam penelitian tersebut sampai selesai. Hasan (2002:20) menyatakan bahwa “metode penelitian merupakan cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, dan memiliki langkah-langkah yang sistematis”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nawawi (1993:63) metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

D. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:118) Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal.


(22)

39

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Nawawi (1992:45) menyatakan variabel tunggal adalah “variabel yang hanya mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam

setiap gejala yang termasuk variabel tersebut”. Berikut ini adalah penggambaran

variabel tunggal tersebut.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Indikator

Partisipasi Masyarakat Pendatang 1. Bentuk Partisipasi

a. Tenaga

b. Buah pikiran/ide c. Keterampilan d. Sosial

e. Harta Benda

Budaya Betawi

 Rumah Adat Betawi  Sistem dan organisasi

kemasyarakatan  Kesenian  Bahasa

 Makanan dan Minuman Khas

Sumber : Penelitian 2013 E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam membaca dan menafsirkan istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka adapun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :

1. Partisipasi

Partisipasi adalah suatu keterlibatan secara sukarela membantu baik berupa tenaga, materil dll dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian.

2. Bentuk Partisipasi

Dalam partisipasi ada beberapa bentuk yang dapat diberikan masyarakat yaitu dalam bentuk partisipasi buah pikiran, partisipasi uang, partisipasi keterampilan, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, dan juga partisipasi sosial.


(23)

40

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan 3. Masyarakat pendatang

Masyarakat sendiri mempunyai pengertian suatu kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi satu sama lain, jadi dalam hal ini masyarakat pendatang adalah suatu kesatuan hidup manusia yang tinggal di suatu tempat yang bukan daerah asalnya.

4. Perkampungan Setu Babakan

Adalah suatu pemukiman reka cipta yang bertujuan untuk menyelamatkan budaya Betawi dan juga merupakan suatu tempat ditumbuh kembangkannya keasrian alam, tradisi Betawi yang meliputi kebudayaan dan kesenian Betawi

5. Pelestarian

Pelestarian adalah upaya untuk membuat sesuatu tetap selama-lamanya tidak berubah. Bisa pula didefinisikan sebagai upaya untuk mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana adanya.

6. Budaya Lokal

Budaya lokal adalah suatu kebudayaan khas sebuah daerah yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya, pengertian budaya lokal juga bisa diartikan sebagai hal-hal yang merupakan hasil cipta, karsa dan rasa yang tumbuh dan berkembang di dalam suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Budaya lokal juga merupakan benteng pertahanan dari gempuran budaya asing. Budaya lokal dapat berupa hasil seni tradisi, pola pikir atau hukum adat.

F. Instrumen Penelitian

Alat dan Bahan yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian adalah sebagai berikut:

1. Alat

a) Netbook HP intel (R) atom (ATM) CPU N570 @1.66GHz 1.67 GHz, memori 2 GB

b) Alat tulis yang digunakan untuk mencatat hasil penelitian lapangan c) Kamera digital untuk mendokumentasikan kegiatan pada saat di lapangan


(24)

41

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan d) Pedoman wawancara sebagai pedoman dalam melakukan wawancara

dengan responden 2. Bahan

a) Peta rupa Bumi Pasar Minggu lembar 1209-423 skala 1:25000 b) Data monografi kelurahan Srengseng Sawah

c) Data penduduk provinsi DKI Jakarta G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, Pengumpulan data dari penelitian dimaksudkan untuk pencatatan sebagian atau seluruh elemen penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standarisasi data yang sudah ditetapkan. Dalam penelitian ini teknik dan instrumen penelitian dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :

1. Observasi(pengamatan)

adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung kondisi penelitian sebagai data awal.

2. Wawancara

Menurut Koentjaraningrat (1977:162),bahwa “wawancara mencangkup cara yang dipergunakan seseorang untuk tujuan tertentu yang digunakan untuk

mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden”. Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan responden yang sudah dipilih melalui daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya sebagai pedoman wawancara. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan pada masyarakat pendatang yang tinggal di Perkampungan Setu Babakan.

3. Studi Literatur

Adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi konsep maupun teori-teori yang berhubungan dengan masalah penelitian yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat pendatang


(25)

42

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan dalam pelestarian budaya di perkampungan Setu Babakan. Data juga dapat diperoleh melalui internet, surat kabar, maupun buku-buku yang terkait dengan penelitian ini.

4. Studi Dokumentasi,

Menurut Sumaatmadja (1988:109), studi dokumentasi adalah “informasi dari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan obyek yang

dipelajari”. Teknik pengumpulan data ini didapatkan dari hasil catatan pada masa lalu yaitu berupa peta, tabel, serta dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam hal ini data monografi kelurahan Srengseng sawah, data kependudukan dari Badan Pusat Statistik Jakarta. Studi dokumentasi juga dibutuhkan untuk pengambilan bukti berupa gambar daerah penelitian.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian diharuskan melakukan analisis data dimana tujuan dari analisis data tersebut adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan untuk selanjutnya dianalisis untuk mencari makna yang lebih luas dan implikasi dari hasil-hasil analisis. Adapun teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Validasi Data

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas responden.

b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, memeriksa isi instrument pengumpulan data.

c. Mengecek macam-macam isian data.

d. Kegiatan ini merupakan tahap awal dalam mengolah data. Validasi data ini digunakan untuk menyortir data yang layak diolah dan data yang tidak layak untuk diolah.

2. Tabulasi

Semua data yang terkumpul kemudian di tabulasi dengan menggunakan data yang kemudian dikelompokkan tiap butir pertanyaan yang ada pada pedoman wawancara. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan


(26)

43

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan kode dari setiap jenis instrumen pengumpul data yang selanjutnya dimasukkan kedalam bentuk data grafik atau tabel.

3. Penyajian data tersusun

Dalam mengetahui partisipasi masyarakat, penulis akan melihat frekuensi kegiatan yang melibatkan masyarakat. Untuk jawaban pada tingkatan partisipasi yaitu sering, jarang, dan tidak pernah, dan setiap jawaban tersebut diberikan skor yaitu sebagai berikut:

a. Sering = 70-100% tinggi b. Jarang = 69-40% sedang c. Tidak Pernah = 39-0% rendah 4. Analisis Prosentase

Analisis prosentase digunakan untuk mengetahui seberapa kecenderungan frekuensi jawaban responden dengan menggunakan rumus :

Keterangan : P = Prosentase

= Frekuensi dari setiap jawaban

=

jumlah responden

100 = Konstanta

Sumber : Suharto (2003:179) P :


(27)

44

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Setelah dilakukan perhitungan maka hasil persentase tersebut akan memudahkan penulis dalam menafsirkan data yang akan dikaji selanjutnya. Hasil persentase selanjutnya akan diklasifikasikan dengan kategori menurut Suharto (2003:181) yang akan disajikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Persentase Hasil Penelitian

No Persentase Keterangan

1 0 % Tidak ada

2 1%-24% Sebagian kecil

3 25% -49% Hampir setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51%-74% Lebih dari Setengahnya

6 75%-99% Sebagian besar

7 100% Seluruhnya


(28)

45

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan I. Desain Penelitian

Kesimpulan dan Saran

Data Sekunder

- Monografi Kelurahan - Laporan Pengelola PBB -Data BPS DKI Jakarta Data Primer

- Bentuk dan Tingkat Partisipasi Masyarakat non-Betawi

 Rumah Adat Betawi  Sistem dan organisasi

kemasyarakatan  Kesenian  Bahasa

 Makanan dan Minuman Analisis Data Judul Penelitian

Latar Belakang Rumusan Masalah Variabel Penelitian

Variabel Indikator

Partisipasi Masyarakat Non Betawi

1. Bentuk Partisipasi a. Tenaga

b. Buah pikiran/ide c. Keterampilan d. Sosial

2. Tingkat Partisipasi -Tinggi

- Sedang -Rendah

Budaya Betawi

 Rumah Adat Betawi  Sistem dan

organisasi kemasyarakatan  Kesenian  Bahasa  Makanan dan

Minuman Khas


(29)

106

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi mengenai “Partisipasi Masyarakat Pendatang Dalam Pelestarian Budaya Betawi di Perkampungan Setu Babakan Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta” sebagai bab akhir dari penulisan skripsi ini, maka selanjutnya akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. A.Kesimpulan

1. Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat pendatang dalam pelestarian rumah adat Betawi diantaranya yaitu partisipasi dalam bentuk uang yaitu dengan membangun rumah menjadi rumah adat Betawi, partisipasi dalam bentuk tenaga seperti ikut perawatan rumah adat Betawi, partisipasi dalam bentuk sosial seperti ikut dalam rapat mengenai pembuatan rumah adat Betawi dan partisipasi dalam bentuk ide/buah pikiran yaitu dengan menyumbangkan ide pada saat rapat. Tingkat partisipasi masyarakat pendatang masih rendah dalam pelestarian rumah adat Betawi baik dalam bentuk harta benda, sosial, dan ide/buah pikiran.

2. Partisipasi masyarakat pendatang dalam mengikuti organisasi masyarakat Betawi termasuk dalam bentuk partisipasi sosial yaitu dengan mengikuti rapat, partisipasi dalam bentuk ide seperti memberikan ide atau pemikiran pada saat rapat. Tingkat partisipasi masyarakat pendatang masih rendah dalam mengikuti sistem organisasi masyarakat Betawi baik dalam bentuk sosial dan ide/buah pikiran. Kedudukan masyarakat pendatang yang mengikuti organisasi masyarakat Betawi semuanya sebagai anggota.

3. Bentuk partisipasi masyarakat pendatang dalam kesenian Betawi yaitu partisipasi keterampilan yakni dengan mengikuti sanggar Betawi yang ada dan juga tampil dalam pementasan kesenian Betawi. Tingkat partisipasi dari masyarakat pendatang masih rendah dalam pelestarian kesenian Betawi


(30)

107

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan 4. Bentuk partisipasi dari masyarakat pendatang dalam pelestaraian bahasa

Betawi yaitu termasuk dalam partisipasi sosial, dengan tingkat partisipasi tinggi dalam pelestarian bahasa Betawi karena mereka tinggal sudah cukup lama di Jakarta.

5. Bentuk partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan makanan dan minuman khas Betawi yaitu dengan ikut membuat makanan khas Betawi dan juga bentuk sosial yakni mengikuti penyuluhan mengenai cara membuat makanan dan minuman khas Betawi. Tingkat partisipasi dari masyarakat pendatang masih rendah dalam pelestarian makanan dan minuman khas Betawi.

B.Saran

Adapun saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini harus dapat segera menseragamkan pemukiman yang ada di Perkampungan Setu Babakan menjadi rumah adat tradisional Betawi, dan jika ditemukan masih ada warga yang tidak mau rumahnya diubah menjadi rumah adat Betawi agar diberikan sanksi. Pemerintah juga harus memberikan dana yang cukup pada warga yang kurang mampu untuk merubah rumahnya menjadi rumah adat Betawi.

2. Masyarakat Pendatang

Masyarakat pendatang walaupun bukan berasal dari suku Betawi harusnya turut serta dalam segala hal tentang kebudayaan Betawi karena mereka tinggal di kawasan yang ditujukan sebagai cagar budaya Betawi. Sekecil apapun partisipasi masyarakat pendatang akan sangat membantu dalam pelestarian budaya Betawi jika dilakukan dengan bersama-sama dengan masyarakat lainnya.


(31)

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistika. (2012). Kota Jakarta dalam angka.Kota Jakarta

Bamus Betawi. (1998). Proposal Pembangunan Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan Srengseng Sawah-Jakarta Selatan: Tidak diterbitkan

Castle, L. (2007). Profil Etnik Jakarta. Jakarta: Komunitas Bambu Daldjoni, N. (1991). Pengantar Geografi. Salatiga: Alumni.

Febrianty, D. (2002). Respon Orang Betawi Terhadap Pembangunan Perkampungan Budaya Betawi. Skripsi S1 jurusan antropologi FISIP UI:Tidak diterbitkan.

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Isbandi, A. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: Dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.

Kelurahan Srengseng Sawah. (2012). Data Monografi Kelurahan Srengseng Sawah tahun 2012. Kota Jakarta

Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan,Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

(1977). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Kusnendi dan Suryadi, E. (2005). Panduan Operasional Metode Penelitian Ilmiah. Bandung: UPI.

Mantra. (1976). Geografi Budaya Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Balai Pustaka. Meitasari, A. (2012). Partisipasi Masyarakat dalam Pengendalian Penduduk melalui program KB di kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Skripsi Sarjana S1 jurusan pendidikan geografi FPIPS UPI :Tidak Diterbitkan.

Mikkelsen, B. (2003). Metode Penelitian Parsipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.


(32)

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Muhadjir,dkk. (1986). Peta Seni Budaya Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI

Jakarta.

Mutakin, A. (2006). Hand-out Pengantar Antropologi. Bandung: UPI.

Nawawi, H. (1992). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

. (1993). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Oramahi. (2010). Pengaruh Public Relations Yang Dilakukan Oleh Stakeholders Eksternal Terhadap Pembentukan Citra Perkampungan Budaya Betawi Sebagai Daerah Pelestarian Budaya : Survei Terhadap Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan . Skripsi Sarjana S1 jurusan menejemen pemasaran pariwisata FPIPS UPI: Tidak diterbitkan.

Pabundu, M. (1996). Metode Peneitian Geografi. Jakarta: Gramedia.

Pasya, K.Gurniwan. (2006). Geografi Pemahaman Konsep Dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara.

Pasya, K.Gurniwan dan Mutakin.A (2006). Geografi Budaya..Bandung: Buana Nusantara.

Peursen, C. (1988). Strategi Kebudayaan.. Yogyakarta: Kanisius. Prayogo. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Ranjabar, J. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. Ross, M. G. (1967). Community Organization: theory, principles and practice.

New York: Harper & Row Publishers.

Saidi,R. (1997). Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya. Jakarta: Gunara Kata

Saidi,R dkk. (2002). Ragam Budaya Betawi Kelas Enam Sekolah Dasar Dan Sederajatnya. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan Permusemuman.

Sastropoetro, S. (1988). Partisipasi,Komunikasi,Persuasi,dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.


(33)

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Soekanto, S. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sucipto, T. d. (2006). Profil Budaya Betawi. Bandung: Balai kajian sejarah dan nilai tradisional.

Suharto, Ign. Dkk . (2003). Perekayasaan Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Andi

Sumaatmadja. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

. (1997). Metode Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Sungkawa, D. (2004). Meningkatkan Partisipasi Warga Masyarakat Dalam Pembangunan. Jurnal Geografi GEA , 4(7), 81-84.

Suwondo, B. (1978). Sejarah Daerah DKI Jakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Waluya, B. (2009). Memahami Geografi SMA/MA Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Yoeti. (1982). Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata. Jakarta: Angkasa. Yunus, H. (2008). Konsep dan Pendekatan Geografi Memaknai Hakekat

Keilmuannya. Yogyakarta: Tidak diterbitkan. Sumber lain:

Andriana, D. (2010). Pelestarian Budaya Lokal [Online]. Tersedia di http://goyangkarawang.com/2010/03/pelestarian-budaya-lokal/.(18

Februari 2013)

Anonim. (2012). Rumah Tradisional Betawi [Online]. Tersedia di

http://rumahnusa.blogspot.com/2012/08/rumah-tradisional-betawi.html.(3 April 2013)

Firmansyah, S. (2009). Partisipasi Masyarakat [Online]. Tersedia di http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/. (16 Februari 2013)

Fitrin, I. (2011). Kebudayaan memiliki Ciri-Ciri Adaptif,Integratif,dan Dinamis [Online]. Tersedia di http://atterkesy.blogspot.com/2011/09/kebudayaan-memiliki-ciri-ciri-adaptif.html. (17 Februari 2013)


(34)

Ika Yanuarizki, 2013

Partisipasi Masyarakat Pendatang Pada Pelestarian Budaya Betawi Di Perkampungan Setu Babakan Kurniawan. (2008). Pengertian Ekologi Budaya [Online]. Tersedia di

http://awan80.blogspot.com/2008/07/pengertian-ekologi-budaya oleh.html. (30 Juni 2013)

Oxlay. (2011). Ciri-ciri kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional [Online]. Tersedia di http://id.shvoong.com/social-sciences/2177401-ciri-ciri-kebudayaan-daerah-dan. (17 Februari 2013)

Raika, T. (2012). Pakaian Adat Betawi dan Keterangannya [Online]. Tersedia di http://inforingankita.blogspot.com/2012/04/pakaian-adat-betawi-dan-keterangannya.html. (14 Februari 2013)

Sumlang. (2012) sekilas-tentang-perkampungan-budaya-betawi-situ-babakan-bag-i [Online]. Tersedia di http://wisata.kompasiana.com/jalan- jalan/2012/03/02/sekilas-tentang- perkampungan-budaya-betawi-situ-babakan-bag-i/. (20 Maret 2012)


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi mengenai “Partisipasi Masyarakat Pendatang Dalam Pelestarian Budaya Betawi di Perkampungan Setu Babakan Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta” sebagai bab akhir dari penulisan skripsi ini, maka selanjutnya akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. A.Kesimpulan

1. Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat pendatang dalam pelestarian rumah adat Betawi diantaranya yaitu partisipasi dalam bentuk uang yaitu dengan membangun rumah menjadi rumah adat Betawi, partisipasi dalam bentuk tenaga seperti ikut perawatan rumah adat Betawi, partisipasi dalam bentuk sosial seperti ikut dalam rapat mengenai pembuatan rumah adat Betawi dan partisipasi dalam bentuk ide/buah pikiran yaitu dengan menyumbangkan ide pada saat rapat. Tingkat partisipasi masyarakat pendatang masih rendah dalam pelestarian rumah adat Betawi baik dalam bentuk harta benda, sosial, dan ide/buah pikiran.

2. Partisipasi masyarakat pendatang dalam mengikuti organisasi masyarakat Betawi termasuk dalam bentuk partisipasi sosial yaitu dengan mengikuti rapat, partisipasi dalam bentuk ide seperti memberikan ide atau pemikiran pada saat rapat. Tingkat partisipasi masyarakat pendatang masih rendah dalam mengikuti sistem organisasi masyarakat Betawi baik dalam bentuk sosial dan ide/buah pikiran. Kedudukan masyarakat pendatang yang mengikuti organisasi masyarakat Betawi semuanya sebagai anggota.

3. Bentuk partisipasi masyarakat pendatang dalam kesenian Betawi yaitu partisipasi keterampilan yakni dengan mengikuti sanggar Betawi yang ada dan juga tampil dalam pementasan kesenian Betawi. Tingkat partisipasi dari masyarakat pendatang masih rendah dalam pelestarian kesenian Betawi


(2)

107

4. Bentuk partisipasi dari masyarakat pendatang dalam pelestaraian bahasa Betawi yaitu termasuk dalam partisipasi sosial, dengan tingkat partisipasi tinggi dalam pelestarian bahasa Betawi karena mereka tinggal sudah cukup lama di Jakarta.

5. Bentuk partisipasi masyarakat pendatang dalam melestarikan makanan dan minuman khas Betawi yaitu dengan ikut membuat makanan khas Betawi dan juga bentuk sosial yakni mengikuti penyuluhan mengenai cara membuat makanan dan minuman khas Betawi. Tingkat partisipasi dari masyarakat pendatang masih rendah dalam pelestarian makanan dan minuman khas Betawi.

B.Saran

Adapun saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini harus dapat segera menseragamkan pemukiman yang ada di Perkampungan Setu Babakan menjadi rumah adat tradisional Betawi, dan jika ditemukan masih ada warga yang tidak mau rumahnya diubah menjadi rumah adat Betawi agar diberikan sanksi. Pemerintah juga harus memberikan dana yang cukup pada warga yang kurang mampu untuk merubah rumahnya menjadi rumah adat Betawi.

2. Masyarakat Pendatang

Masyarakat pendatang walaupun bukan berasal dari suku Betawi harusnya turut serta dalam segala hal tentang kebudayaan Betawi karena mereka tinggal di kawasan yang ditujukan sebagai cagar budaya Betawi. Sekecil apapun partisipasi masyarakat pendatang akan sangat membantu dalam pelestarian budaya Betawi jika dilakukan dengan bersama-sama dengan masyarakat lainnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistika. (2012). Kota Jakarta dalam angka.Kota Jakarta

Bamus Betawi. (1998). Proposal Pembangunan Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan Srengseng Sawah-Jakarta Selatan: Tidak diterbitkan

Castle, L. (2007). Profil Etnik Jakarta. Jakarta: Komunitas Bambu Daldjoni, N. (1991). Pengantar Geografi. Salatiga: Alumni.

Febrianty, D. (2002). Respon Orang Betawi Terhadap Pembangunan Perkampungan Budaya Betawi. Skripsi S1 jurusan antropologi FISIP UI:Tidak diterbitkan.

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Isbandi, A. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: Dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.

Kelurahan Srengseng Sawah. (2012). Data Monografi Kelurahan Srengseng Sawah tahun 2012. Kota Jakarta

Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan,Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

(1977). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Kusnendi dan Suryadi, E. (2005). Panduan Operasional Metode Penelitian Ilmiah. Bandung: UPI.

Mantra. (1976). Geografi Budaya Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Balai Pustaka. Meitasari, A. (2012). Partisipasi Masyarakat dalam Pengendalian Penduduk melalui program KB di kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Skripsi Sarjana S1 jurusan pendidikan geografi FPIPS UPI :Tidak Diterbitkan.

Mikkelsen, B. (2003). Metode Penelitian Parsipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.


(4)

Muhadjir,dkk. (1986). Peta Seni Budaya Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Mutakin, A. (2006). Hand-out Pengantar Antropologi. Bandung: UPI.

Nawawi, H. (1992). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

. (1993). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Oramahi. (2010). Pengaruh Public Relations Yang Dilakukan Oleh Stakeholders Eksternal Terhadap Pembentukan Citra Perkampungan Budaya Betawi Sebagai Daerah Pelestarian Budaya : Survei Terhadap Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan . Skripsi Sarjana S1 jurusan menejemen pemasaran pariwisata FPIPS UPI: Tidak diterbitkan.

Pabundu, M. (1996). Metode Peneitian Geografi. Jakarta: Gramedia.

Pasya, K.Gurniwan. (2006). Geografi Pemahaman Konsep Dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara.

Pasya, K.Gurniwan dan Mutakin.A (2006). Geografi Budaya..Bandung: Buana Nusantara.

Peursen, C. (1988). Strategi Kebudayaan.. Yogyakarta: Kanisius. Prayogo. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Ranjabar, J. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. Ross, M. G. (1967). Community Organization: theory, principles and practice.

New York: Harper & Row Publishers.

Saidi,R. (1997). Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya. Jakarta: Gunara Kata

Saidi,R dkk. (2002). Ragam Budaya Betawi Kelas Enam Sekolah Dasar Dan Sederajatnya. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan Permusemuman.

Sastropoetro, S. (1988). Partisipasi,Komunikasi,Persuasi,dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.


(5)

Soekanto, S. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sucipto, T. d. (2006). Profil Budaya Betawi. Bandung: Balai kajian sejarah dan nilai tradisional.

Suharto, Ign. Dkk . (2003). Perekayasaan Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Andi

Sumaatmadja. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

. (1997). Metode Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Sungkawa, D. (2004). Meningkatkan Partisipasi Warga Masyarakat Dalam Pembangunan. Jurnal Geografi GEA , 4(7), 81-84.

Suwondo, B. (1978). Sejarah Daerah DKI Jakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Waluya, B. (2009). Memahami Geografi SMA/MA Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Yoeti. (1982). Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata. Jakarta: Angkasa. Yunus, H. (2008). Konsep dan Pendekatan Geografi Memaknai Hakekat

Keilmuannya. Yogyakarta: Tidak diterbitkan. Sumber lain:

Andriana, D. (2010). Pelestarian Budaya Lokal [Online]. Tersedia di http://goyangkarawang.com/2010/03/pelestarian-budaya-lokal/.(18

Februari 2013)

Anonim. (2012). Rumah Tradisional Betawi [Online]. Tersedia di

http://rumahnusa.blogspot.com/2012/08/rumah-tradisional-betawi.html.(3 April 2013)

Firmansyah, S. (2009). Partisipasi Masyarakat [Online]. Tersedia di http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/. (16 Februari 2013)

Fitrin, I. (2011). Kebudayaan memiliki Ciri-Ciri Adaptif,Integratif,dan Dinamis [Online]. Tersedia di http://atterkesy.blogspot.com/2011/09/kebudayaan-memiliki-ciri-ciri-adaptif.html. (17 Februari 2013)


(6)

Kurniawan. (2008). Pengertian Ekologi Budaya [Online]. Tersedia di http://awan80.blogspot.com/2008/07/pengertian-ekologi-budaya

oleh.html. (30 Juni 2013)

Oxlay. (2011). Ciri-ciri kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional [Online]. Tersedia di http://id.shvoong.com/social-sciences/2177401-ciri-ciri-kebudayaan-daerah-dan. (17 Februari 2013)

Raika, T. (2012). Pakaian Adat Betawi dan Keterangannya [Online]. Tersedia di http://inforingankita.blogspot.com/2012/04/pakaian-adat-betawi-dan-keterangannya.html. (14 Februari 2013)

Sumlang. (2012) sekilas-tentang-perkampungan-budaya-betawi-situ-babakan-bag-i [Online]. Tersedia di http://wisata.kompasiana.com/jalan- jalan/2012/03/02/sekilas-tentang- perkampungan-budaya-betawi-situ-babakan-bag-i/. (20 Maret 2012)