KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP INCOME GENERATING SEKOLAH PADA SD NEGERI DI KECAMATAN SUMUR BANDUNG.
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP
INCOME GENERATING SEKOLAH PADA SD NEGERI
DI KECAMATAN SUMUR BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh:
Rizqi Syaroh Amaliyah 0608971
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
(2)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2013
Halaman Hak CiptaKontribusi Peran Komite Sekolah
Terhadap Income Generating Sekolah
Pada SD Negeri Di Kecamatan Sumur
Bandung
Oleh
Rizqi Syaroh Amaliyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Rizqi Syaroh Amaliyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
(3)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP INCOME GENERATING SEKOLAH PADA SD NEGERI DI KECAMATAN SUMUR BANDUNG
Disetuji dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Drs. D. Deni Koswara, M.Pd NIP. 19610903 198601 1 001
Pembimbing II
Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd NIP. 19710609 200501 1 00 1
Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
(4)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dr. H. Endang Herawan, S.Pd NIP. 19600810 198631 1 00 1
(5)
ii
ABSTRACT
THE ROLE OF THE SCHOOL COMMITTEE TO INCOME GENERATING SCHOOL IN PRIMARY SCHOOLS IN THE SUB-DISTRICT SUMUR
BANDUNG
This Research entitled "the role of the school committee to income generating school in primary schools in the sub-district Sumur Bandung". Research method is used by using approach method descriptive terms of quantity. Data Processing using statistic parametric, namely:, Weighted means Score (WMS), analysis of correlation coefficient, multiple regression analysis, test the significance, and drag coefficient determination and help Microsoft Excel 2007.
Test result as a whole can be concluded that The role of the school committee has a positive contribution to Income generating schools especially State primary school in the sub-district Sumur Bandung.
Look at the result or above, so researchers giving a recommendation is to increase the income (income generating) schools can be done through the improvement and empowerment of the role of the school committee. Various activities can be done in order to increase the income (income generating) schools like fabric development work with funding, both donors and also did not remain, collection of funds from a variety of sources, including from sponsors, drawing up a proposal to every program of activities, and so on.
Keywords: Role of the School Committee, Income Generating Schools, School
(6)
Ii Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP INCOME GENERATING SEKOLAH PADA SD NEGERI
DI KECAMATAN SUMUR BANDUNG
Penelitian ini berkaitan dengan kontribusi peran komite sekolah terhadap income generating sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengolahan data menggunakan statistic parametric, yaitu: Weighted Means Score (WMS), analisis koefisien korelasi, uji signifikansi, analisis regresi, serta koefisien determinasi dan bantuan Microsoft excel 2007.
Hasil pengujian tersebut secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
Peran komite sekolah memiliki kontribusi yang positif terhadap Income
generating sekolah khususnya SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
Melihat hasil penelitian diatas maka peneliti memberi rekomendasi yaitu untuk meningkatkan pendapatan (income generating) sekolah dapat dilakukan melalui peningkatan dan pemberdayaan peran komite sekolah. Berbagai kegiatan dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan (income generating) sekolah seperti pengembangan jalinan kerja dengan penyandang dana, baik donatur tetap maupun tidak tetap, penggalangan dana dari berbagai sumber termasuk dari sponsor, menyusun proposal untuk setiap program kegiatan, dan sebagainya.
(7)
Ii Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kata Kunci: Peran Komite Sekolah, Income Generating Sekolah, Pembiayaan Sekolah
(8)
v
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 9
A. KAJIAN PUSTAKA………... 9
1. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah... 9
a. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah... 9
b. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah...10
c. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah ...11
d. Prinsip-Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah ... 11
2. Konsep Komite Sekolah...12
a. Pengertian Komite Sekolah ...12
b. Tujuan Komite Sekolah ... 13
c. Peranan dan Fungsi Komite Sekolah ... 14
d. Peran Komite Sekolah dalam Pembiayaan Pendidikan ... 17
e. Hubungan Sekolah dengan Komite Sekolah ... 30
f. Pemberdayaan dan Pengembangan Komite Sekolah ... 31
3. Konsep Pembiayaan Pendidikan...33
a. Pengertian Pembiayaan Pendidikan ... 33
b. Jenis dan Tingkatan Biaya Pendidikan ... 34
(9)
vi
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Pengelolaan Pembiayaan Sekolah ... 39
e. Analisis Biaya Pendidikan ... 49
B. KERANGKA PEMIKIRAN………... 53
C. HIPOTESIS PENELITIAN………. 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58
A. Lokasi, Populasi, Sampel ………. 58
1. Lokasi Penelitian ……….. 58
2. Populasi Penelitian ……… 59
3. Sampel Penelitian ………. 60
B. Desain Penelitian ……….. 60
C. Metode Penelitian ... 63
1. Metode Penelitian Deskriptif………. 63
2. Pendekatan Kuantitatif ………. 64
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 65
1. Kontribusi……….. 65
2. Peran Komite Sekolah……… 65
3. Income Generating Sekolah………... 66
E. Instrument Penelitian……….... 67
F. Proses Pengembangan Instrumen ………. 76
1. Uji Validitas Instrumen ……… 76
2. Uji Reliabilitas Instrumen ………. 80
G. Teknik Pengumpulan Data………. 82
H. Analisis Data ………. 83
1. Seleksi Angket………84
2. Klasifikasi Data……….. 84
3. Perhitungan dengan Weight Means Score (WMS)………. 85
4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel. 86 5. Uji Normalitas Distribusi Data………88
6. Pengujian Hipotesis……….... 90
a. Analisis Koefisien Korelasi……… 90
b. Uji Signifikansi………... 91
c. Analisis Regresi……….. 92
d. Koefisien Determinasi……….... 93
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 94 A. Hasil Penelitian………... 94
1. Analisis Data ………. 94
(10)
vii
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Klasifikasi Data ………... 94
2. Hasil Pengolahan Data………... 95
a. Perhitungan Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y …. 95 b. Uji Normalitas Distribusi Data ……… 102
c. Uji Hipotesis Penelitian ………107
B. Pembahasan Hasil Penelitian ………113
1. Bagaimana Peran Komite Sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung ……… 113
2. Bagaimana Gambaran Income Generating Sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung ……….118
3. Seberapa Besar Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung………125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………130
A. Kesimpulan ………...130
B. Saran ……….131
DAFTAR PUSTAKA………. 132
LAMPIRAN……….135
(11)
viii
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Penjabaran Peran Komite Sekolah Ke Dalam Fungsi Komite
Sekolah……… 16
2.2 Indikator Peran Komite Sekolah ………. 17
2.3 Jenis-Jenis Biaya Pendidikan ……….. 36
2.4 Standar Pembiayaan ……… 45
3.1 Lokasi Penelitian ………. 58
3.2 Populasi Penelitian ……….. 59
3.3 Skala Likert ………. 69
3.4 kisi-kisi Instrumen Peran Komite Sekolah dan Income Generating Sekolah ………. 70
3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X ……… 78
3.6 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y ……… 79
3.7 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ………. 86
3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ……… 91
4.1 Rekapitulasi Hasil Seleksi Angket ……….. 94
4.2 Skor Mentah Variabel X ………. 95
4.3 Skor Mentah Variabel Y ………. 95
4.4 Hasil Kecenderungan Responden Variabel X ………. 96
4.5 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ………. 97
4.6 Hasil Kecenderungan Responden Variabel Y………. 99
4.7 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ………. 100
4.8 Rata-Rata Variabel Penelitian ………. 101
(12)
ix
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel X……… 103
4.10 Harga-Harga Untuk Menguji Normalitas Distribusi Data
Variabel Y……… 105
4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ………. 106
4.12 Tabel Penolong Korelasi Person Product Moment ………… 107
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1 Kerangka Fikir Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap
Income Generating Sekolah Pada Sd Negeri Di Kecamatan
Sumur Bandung……….... 54 1.2 Paradigma Penelitian ……… 57 4.1 Diagram Penyebaran Distribusi Data Variabel X …... 104
(13)
x
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Korespondensi ... .... 135
2 Lembar Bimbingan ... .... 147
3 Kisi – Kisi Instrumen dan Angket ... .... 150
4 Hasil Perhitungan ... .... 162
(14)
1 Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kebijakan desentralisasi pendidikan yang mengacu pada undang-undang No. 32 dan 33 tahun 2004 dimana terdapat prinsip-prinsip baru dalam pengelolaan pendidikan dengan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tujuan dari kebijakan ini adalah memberikan kebijakan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah dan masyarakat agar leluasa mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat dan potensi setiap daerah.
Salah satu model pengelolaan pendidikan yang berbasis otonomi dan kemandirian sekolah adalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003, pasal 51 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “pengelolaan satuan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah” (Depdiknas RI, 2003 : 45).
MBS merupakan salah satu model manajemen pendidikan yang berbasis otonomi atas kemandirian sekolah dan pemerintah daerah dalam menentukan arah, kebijakan serta jalannya pendidikan di daerah masing-masing. MBS bertujuan memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan pemerintah daerah dalam pengelolaan pendidikan, bertujuan pula untuk mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan stake-holder pendidikan di sekolah, sehingga tercipta sense of belonging (rasa memiliki) dari mereka. Dalam konsep MBS, keterlibatan masyarakat dalam pendidikan dihimpun dalam satu wadah organisasi yang dinamakan komite sekolah.
(15)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Komite sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) No. 044/U/2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah yaitu:
Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatakan mutu, pemerataan, dan etisiensi dalam rangka pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pendidikan pra sekolah, pendidikan jalur sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Komite sekolah merupakan partner sekolah yang bertugas untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Adapun peran komite sekolah dalam Kepmendiknas No. 044/U/2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah, terbagi menjadi empat peranan yaitu sebagai badan pertimbangan (advisory agency), badan pendukung (supporting agency), badan pengontrol (controlling agency), dan badan mediator (mediator agency).
Dalam situasi sekarang ini, peranan tersebut sangat diperlukan sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2008 tentang wajib belajar. Dalam aturan tersebut, dijelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah menjamin terselenggaranya program wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Peraturan tersebut menjadi lebih jelas dengan disahkannya Peraturan Pemerintah No 17 tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan dimana pendidik, tenaga kependidikan, dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/madrasah, baik perseorangan maupun kolektif dilarang menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar, pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam disatuan pendidikan, serta dilarang memungut biaya bimbingan belajar atau les dari peserta didik atau orang tua/walinya di satuan pendidikan.
Peran komite sekolah menjadi sangat penting dengan hadirnya berbagai peraturan tersebut. Pencapaian mutu pendidikan dengan sumber pendanaan pendidikan yang minim dapat terwujud yakni salah satunya melalui pemberdayaan komite sekolah dalam membantu mengupayakan dan
(16)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
meningkatkan pendapatan (income generating) sekolah untuk mendukung
terselenggaranya kegiatan siswa yang sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan pendidikan.
Income generating sekolah pada dasarnya merupakan suatu istilah yang diartikan sebagai peningkatan pendapatan sekolah. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2009:67) menyatakan:
Income generating activity merupakan kegiatan komersial yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan, baik melalui usaha di dalam sekolah/PT (enterpreneurship) maupun usaha komersial diluar sekolah/PT yang dikelola secara profesional (interpreneurship) dan sekolah/PT hanya sebagai pemilik atau pemegang saham. Bisa juga sekolah/PT melakukan usaha komersial terpisah di luar sekolah/PT yang dikelola oleh warga/almamater sekolah/PT.
Berdasarkan uraian tersebut, melalui berbagai kegiatan komersial komite sekolah dapat membantu sekolah dalam menghimpun dan meningkatkan pendapatan sekolah untuk mendukung berjalannya proses belajar mengajar sehingga memacu peningkatan mutu pendidikan disatuan pendidikan.
Menurut Garmawandi (2012:10) mengungkapkan bahwa:
Komite sekolah sebagai stakeholder dan mitra sekolah harus mulai peka dan peduli dengan segala kekurangan yang ada disekolah, khususnya sumber pendanaan pendidikan yang minim dalam upaya membangun sekolah sebagai bentuk upaya peningkatan mutu sekolah secara competitiev advanted dan competitiev comparable.
Komite sekolah harus berupaya untuk membantu sekolah dalam penggalangan dana masyarakat sebagai bentuk partisipasi dan peran serta
masyarakat, dilakukan secara kemandirian, kerjasama, partisipatif,
keterbukaan, dan akuntabilitas sejalan dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Dalam penelitian ini, income generating sekolah diartikan sebagai peningkatan pendapatan sekolah baik yang berasal dari pemerintah, masyarakat maupun berbagai sumbangan yang sifatnya insidental, dikelola bersama komite sekolah melalui proses budgetting, accounting dan auditing
(17)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
serta dialokasikan untuk berbagai keperluan sekolah. Bray dalam Garmawandi (2012:9) mengungkapkan bahwa:
Pembiayaan pendidikan menyangkut sumber-sumber biaya baik dari pemerintah maupun masyarakat, dan alokasi belanja untuk pengajaran, termasuk pengeluaran sekolah untuk gaji dan berbagai pelayanan disetiap jenis sekolah.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada seluruh SD negeri di kecamatan Sumur Bandung menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa komite sekolah yang belum menjalankan seluruh perannya secara optimal. Pada umumnya, peran komite sekolah yang lebih dominan dijalankan adalah peran sebagai badan pertimbangan (advisory agency). Menurut beberapa sumber, faktor kesibukan dan pekerjaan lain diluar tugas sebagai komite sekolah menjadi alasan utama belum terlaksananya peran komite sekolah secara optimal disamping faktor kepribadian dari komite sekolah sendiri.
Meskipun demikian, masih terdapat komite sekolah yang dinilai sudah cukup optimal dalam menjalankan peranannya yakni salah satunya SD Negeri Banjarsari. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa kontribusi peran komite sekolah terhadap income generating sekolah sejauh ini dinilai sudah berlangsung secara optimal. Adapun kontribusi peran komite sekolah khususnya dalam usaha mendapatkan dan meningkatkan sumber biaya atau dana sekolah dari pemerintah, saat ini komite sekolah hanya berperan sebagai badan pendukung, badan pengontrol dan badan mediator. Hal ini dikarenakan seluruh sumber dana dari pemerintah sudah diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sedangkan kontribusi peran komite sekolah di SD Banjarsari menjadi dominan dalam usaha mengatasi minimnya sumber pendanaan dari pemerintah. Usaha yang dilaksanakan komite sekolah diantaranya dengan mengadakan kerja sama dengan berbagai perusahan seperti bank, Perusahaan Listrik Negara, perusahaan motor, perusahaan mobil, pemerintah kota, PT Telkom, dan sebagainya.
(18)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Didukung oleh latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa yang pada umumnya bekerja pada perusahaan-perusahan dan instansi besar, memudahkan komite sekolah untuk mencari bantuan dana dalam mendukung kelancaran kegiatan siswa terutama untuk kegiatan ekstrakurikuler dan berbagai perlombaan.
Dengan demikian, berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, maka menarik untuk diteliti dan dikaji lebih lanjut dalam bentuk penelitian. Memperhatikan kondisi tersebut maka penelitian ini memfokuskan
pembahasannya mengenai “kontribusi peran komite sekolah terhadap income
generating sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, untuk memperoleh kejelasan terhadap masalah yang akan diteliti dan tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap masalah yang diteliti, maka perlu adanya pembatasan dan perumusan masalah.
Purwanto (2004:7) menyatakan bahwa “rumusan masalah merupakan
pokok permasalahan yang menjadi inti dalam penelitian”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu “apakah peran komite sekolah mempunyai kontribusi yang signifikan
terhadap income generating sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur
Bandung?”.
Secara lebih rinci permasalahan pada penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran komite sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung?
2. Bagaimana gambaran income generating sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung?
3. Seberapa besar kontribusi peran komite sekolah terhadap income generating sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung?
(19)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Tujuan pada dasarnya adalah pedoman atau arahan mengenai apa yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilaksanakan. Sehubungan dengan hal
ini, Suharsimi Arikunto (2010:97) menyatakan bahwa “tujuan penelitian
adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang peran komite sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
2. Untuk mengetahui tentang income generating sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi peran komite sekolah
terhadap income generating sekolah pada SD Negeri di kecamatan
Sumur Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai kontribusi peran komite sekolah terhadap income generating sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teori maupun praktik. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Segi Teori
Dari segi teori diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi tentang pengembangan konsep keilmuan Administrasi Pendidikan, khususnya mengenai kontribusi peran komite sekolah terhadap income generating sekolah.
2. Segi Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk
peningkatan peran komite sekolah secara khusus.
b. Bagi lembaga, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
(20)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
meningkatkan mutu pendidikan secara berkesinambungan dan sebagai bahan evaluasi diri.
c. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan alat yang diharapkan dapat mengungkapkan masalah faktual dan
aktual tentang komite sekolah dan income generating
sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi berisi tentang rincian urutan penulisan dari setiap bab dalam skripsi ini. Adapun struktur organisasi skripsi dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sturktur Organisasi Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Definisi Operasional
E. Instrumen Penelitian
F. Proses Pengembangan Instrumen
(21)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
H. Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu:
1. Bab I skripsi berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
2. Bab II skripsi berisi kajian pustaka yang menguraikan teori-teori/ konsep-konsep/ hukum-hukum/ model-model dan turunannya dalam bidang yang dikaji; penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek, dan temuannya; serta posisi teoritik penelitian yang berkenaan dengan
masalah yang diteliti, yang diturunkan dalam subjudul “Kerangka
Pemikiran dan Hipotesis Penelitian”.
3. Bab III skripsi berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut: lokasi, populasi, dan sampel; desain penelitian; metode penelitian; definisi
operasional; instrumen penelitian; proses pengembangan
instrumen; teknik pengumpulan data; dan analisis data, yang menguraikan secara terperinci tahap analisis data.
4. Bab IV skripsi berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya yang terdiri dari dua hal, yaitu: pengolahan/ analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan
(22)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
atau analisis temuan, yang mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam bab kajian pustaka dan temuan sebelumnya.
5. Bab V skripsi merupakan bagian akhir dari skripsi, yang berisi tentang uraian kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
(23)
58
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, Sampel 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan dilakukannya penelitian. Dalam hal ini, penelitian mengambil lokasi penelitian pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
Tabel 3.1 Lokasi Penelitian
No NAMA SEKOLAH ALAMAT
1 SDN Soka 34/1 Jl. Soka no.34
2 SDN Soka 34/2 Jl. Soka no.34
3 SDN Soka 34/3 Jl. Soka no.34
4 SDN Soka 34/4 Jl. Soka no.34
5 SDN Soka 34/5 Jl. Soka no.34
6 SDN Soka 34/6 Jl. Soka no.34
7 SDN Merdeka 5/1 Jl. Merdeka No. 9
8 SDN Merdeka 5/2 (3) Jl. Merdeka No. 9
9 SDN Merdeka 5/4 Jl. Merdeka No. 9
10 SDN Merdeka5/5 Jl. Merdeka No. 9
11 SDN Merdeka5/6 Jl. Merdeka No. 9
12 SDN Banjarsari 1 Jl. Merdeka No. 22
13 SDN Banjarsari 2 Jl. Merdeka No. 22
14 SDN Banjarsari 3 Jl. Merdeka No. 22
15 SDN Banjarsari 4 Jl. Merdeka No. 22
(24)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17 SDN Embong Jl. Embong No. 6
2. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:90) populasi diartikan sebagai “wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah sekelompok objek yang dijadikan sumber data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa manusia, benda-benda, dokumen-dokumen dan sebagainya. Dari definisi populasi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala sekolah dan ketua komite sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No NAMA SEKOLAH Kepala
Sekolah
Ketua
Komite Sekolah Jumlah
1 SDN Soka 34/1 1 1 2
2 SDN Soka 34/4 3 SDN Soka 34/3 4 SDN Soka 34/5 5 SDN Soka 34/2 6 SDN Soka 34/6
7 SDN Merdeka 5/1 1 1 2 8 SDN Merdeka 5/2 (3)
9 SDN Merdeka 5/4 10 SDN Merdeka5/5 11 SDN Merdeka5/6
12 SDN Banjarsari 1 1 1 2 13 SDN Banjarsari 2
(25)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15 SDN Banjarsari 4
16 SDN Patrakomala 1 1 2
17 SDN Embong 1 1 2
JUMLAH 10
3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono
(2010:91) berpendapat bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Penentuan sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representatif. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi akan semakin kecil.
Mengingat jumlah keseluruhan populasi yang tersebar pada sekolah Dasar Negeri di kecamatan Sumur Bandung, maka penentuan sampelnya didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998:107) yaitu:
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.
Berdasarkan pendapat diatas, maka untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling total. Jadi seluruh kepala sekolah dan ketua komite sekolah yang tersebar pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung dijadikan sebagai sampel penelitian, atau dengan kata lain sebagai penelitian populasi.
B. Desain Penelitian
Nasution (2003:23) mengemukakan bahwa “Desain penelitian merupakan
rencana tentang cara mengumpulkan data dan menganalisis data agar dapat
(26)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selanjutnya dalam sumber yang sama Nasution (2003:23-24) juga menguraikan secara lebih terperinci tentang manfaat desain penelitian, yaitu:
1. Desain penelitian memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Desain penelitian merupakan syarat mutlak dalam merencanakan pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi.
2. Desain penelitian juga menentukan batas-batas penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Bila tujuan tidak dirumuskan dengan jelas, maka penelitian itu seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Desain selalu berhubungan erat dengan tujuan penelitian. Dengan tujuan yang jelas dapat pula disusun suatu desain yang menentukan batas-batas penelitian yang tegas, sehingga peneliti dapat merumuskan dan memusatkan perhatian dan usahanya ke arah tujuan yang nyata secara lebih efektif. 3. Desain penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
apa yang harus dilakukan dan juga memberikan gambaran tentang kemungkinan kesulitan yang akan dihadapi. Dengan demikian dapat dipersiapkan terlebih dahulu cara-cara untuk mengatasinya. Suharsimi Arikunto (2009:27-28) mengemukakan bahwa secara garis besar, proses penelitian pada umumnya melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari permasalahan yang pantas untuk diteliti,
2. Menelaah buku-buku untuk mencari dukungan teori dengan cara membaca buku-buku teori maupun laporan hasil penelitian.
3. Meninjau kembali rumusan serta memantapkan problematika
tersebut dan dilanjutkan dengan merumuskan tujuan dan hipotesis penelitian,
4. Menyusun instrumen pengumpul data,
5. Melaksanakan penelitian,
6. Melakukan tabulasi pengolahan data,
7. Mengambil kesimpulan, dan
8. Menyusun laporan penelitian.
Selanjutnya, lebih luas Nazir (2005) mengemukakan bahwa desain penelitian mencakup proses-proses sebagai berikut:
1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya
(27)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Menformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifkasi
dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji.
4. Membangun penyelidikan atau percobaan
5. Memilih serta definisi terhadap pengukuran variabel-variabel
6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
8. Membuat coding, serta mengadakan editing, dalam procesing data
9. Menganalisa data serta memilih prosedur statistik untuk
mengadakan generalisasi serta inferensi statistik
10.Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitan, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.
Selanjutnya Iqbal (2009:16) menguraikan secara garis besar prosedur penelitian yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Tahap perencanaan penelitian, merupakan tahap dimana sebuah
penelitian dipersiapkan. Pada tahap ini, semua hal-hal yang berhubungan dengan penelitian dipersiapkan, seperti pemilihan judul, identifikasi dan perumusan masalah, serta hipotesis penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian, merupakan tahap dimana sebuah
penelitian sedang dilakukan atau dilaksanakan. Pada tahap ini, proses pengumpulan data atau informasi, analisis data, dan penarikan keimpulan dilakukan.
3. Tahap penulisan laporan penelitian, merupakan tahap dimana
sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan. Pada tahap ini, hasil dari sebuah penelitian dibuat dan disusun dalam bentuk laporan. Proses penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Tahap I merupakan tahap awal penelitian yang dimulai dengan pemilihan dan penentuan topik penelitian. Dalam hal ini, peneliti membaca berbagai sumber dari berbagai media, begitu banyak jumlah media massa yang beredar, baik berbentuk cetak atau
elektronik (online). Dengan mempertimbangakan berbagai
problematika yang muncul dan kajian empiris atau pengetahuan lapangan kemudian membandingkannya dengan teori, peneliti
(28)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapat menentukan dan merumuskan problematika penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Prasetyo (2010:54-55) yaitu:
Pemilihan dan penentuan topik penelitian dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu: pengalaman pribadi dan kehidupan sehari-hari, masalah di media massa, pengetahuan lapangan dan membandingkannya dengan teori,...
Setelah menentukan dan merumuskan problematika
penelitian, peneliti membaca dan menelaah berbagai literatur berupa buku-buku dan penemuan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan. Tujuan dari pengkajian tersebut adalah untuk mencari dukungan teori, baik yang mendukung
(memperkuat) maupun yang menolak (memperlemah)
problematika.
Apabila hasil dari pengkajian tersebut ternyata terdapat dukungan teori yang memperkuat pentingnya masalah untuk diteliti, maka peneliti dapat melanjutkan penelitian, meninjau kembali rumusan masalah serta merumuskan hipotesis penelitian. 2. Tahap II, merupakan tahap pelaksanaan penelitian yang meliputi
proses pengumpulan data, yang dimulai dengan penentuan populasi dan sampel, penyusunan dan pengembangan instrumen pengumpul data sampai pengujian instrumen. Setelah itu dilanjutkan dengan analisis dan pengolahan data penelitian.
3. Tahap III, merupakan tahap akhir penelitian, yaitu menarik
kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan dan pembahasan hasil penelitian. Dengan demikian pada akhirnya penelitian ini akan
melahirkan feedback atau saran yang akan bermanfaat bagi
stakeholder.
(29)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Suatu penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
memerlukan langkah atau cara yang dapat dipergunakan untuk
mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data yang diperlukan menjadi suatu kesimpulan dalam rangka pemecahan masalah yang sedang diteliti. Langkah atau cara yang digunakan dalam penelitian tersebut dinamakan metode penelitian. Lebih lanjut Sugiyono (2010:1), mengungkapkan bahwa
“metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
1. Metode Penelitian Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode yang dipergunakan dalam suatu penelitian dalam rangka untuk memecahkan atau menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi pada masa sekarang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mohamad Ali (1987:120), yang menyatakan bahwa :
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.
Dengan berpedoman pada definisi mengenai metode penelitian di atas, peneliti mengasumsikan bahwa penggunaan metode deskriptif merupakan metode yang paling sesuai untuk menjawab persoalan-persoalan aktual yang dihadapi pada saat penelitian berlangsung. Dimana melalui metode ini peneliti berusaha untuk melaksnakan penelitian secara efektif dan efisien melalui berbagai prosedur/langkah-langkah mulai dari pengumpulan data, mengklasifikasikan data, sampai pada tahap menganalisisnya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan.
Selain dengan menggunakan metode deskriptif penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan
(30)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pendekatan kuantitatif disini ialah pendekatan yang dimungkinkan dilakukannya pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik.
2. Pendekatan Kuantitatif
Sugiyono (2009:8) mengemukakan bahwa:
Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumplan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian, dimana data penelitian itu berupa angka-angka dan data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini membahas tentang “kontribusi peran komite sekolah
terhadap income generating sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Sumur
Bandung”. Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap
istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul tersebut sehingga diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca.
Sesuai dengan judul penelitian menggunakan dua variabel yaitu komite sekolah (variabel X) dan income generating sekolah (variabel Y). Berdasarkan judul yang ada, definisi operasional untuk masing-masing istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kontribusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1992:345) kontibusi adalah “masukan yang sangat berarti dari satu aspek ke aspek yang lain”.
(31)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari pengertian diatas yang dimaksud kontribusi dalam penelitian ini adalah masukan yang sangat berarti dari komite sekolah (Variabel X)
terhadap income generating sekolah pada SD Negeri di Kecamatan Sumur
Bandung (Variabel Y).
2. Peran Komite Sekolah
Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi dalam rangka pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pendidikan pra sekolah, pendidikan jalur sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah)
Adapun peran komite sekolah dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.044/U/2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah, antara lain:
a. Badan pertimbangan (advisory agency)
b. Badan pendukung (supporting agency)
c. Badan pengontrol (cotrolling agency)
d. Badan mediator (mediator agency)
Dengan demikian, yang dimaksud kontribusi peran komite sekolah dalam penelitian ini adalah masukan atau sumbangan dari komite sekolah baik berupa pemberian pertimbangan, dukungan dan pengawasan serta menjadi mediator antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
3. Income Generating Sekolah
Income generating sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan pendapatan sekolah baik yang berasal dari pemerintah, masyarakat maupun berbagai sumbangan yang sifatnya insidental dialokasikan untuk berbagai keperluan sekolah.
(32)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Bray dalam Garmawandi (2010:)yaitu:
Pembiayaan pendidikan menyangkut sumber-sumber biaya baik dari pemerintah maupun masyarakat, dan alokasi belanja untuk pengajaran, termasuk pengeluaran sekolah untuk gaji dan berbagai pelayanan disetiap jenis sekolah.
Biaya dalam penelitian ini terbatas pada jenis biaya langsung (direct cost) yang sifatnya budgeter dan tidak langsung (indirect cost) terhadap PBM atau biaya yang diperoleh dan dibelanjakan oleh lembaga. Artinya, biaya-biaya yang tidak bersifat budgeter seperti yang dibelanjakan oleh siswa untuk kepentingan sendiri dan biaya kesempatan (oportunity cost) tidak termasuk dalam pengertian biaya
pendidikan dalam penelitian ini. Demikian juga biaya
penyusutan/depresiasi atas nilai bangunan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini, karena sulit diprediksi dan tidak tersedia.
Adapun tugas manajemen keuangan dapat menurut Thomas H. Jones (1985:22) dibagi kedalam tiga fase, yaitu:
a. Budgeting b. Accounting c. Auditing
Dengan demikian, yang dimaksud dengan income generating
sekolah dalam penelitian ini adalah peningkatan pendapatan sekolah yang bersifat budgeter, dikelola bersama komite sekolah melalui proses budgetting, accounting dan auditing serta dialokasikan untuk berbagai keperluan sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang tentunya ditunjang oleh studi kepustakaan yaitu kegiatan mengkaji teori-teori yang mendasari penelitian baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metodologi. Akdon dan
(33)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sahlan Hadi (2005:131) mengemukakan bahwa: “Angket adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan
respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”.
Pengumpulan data dengan menggunakan angket tertutup, akan memudahkan responden dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Selain itu, angket tertutup juga dapat menghimpun data dalam waktu yang relatif singkat, memudahkan peneliti dalam menganalisis jawaban-jawaban yang diperoleh, serta pengumpulan data akan lebih efektif dan efisien apabila ditinjau dari segi waktu, tenaga, dan biaya.
Angket merupakan alat pengumpul data yang berisikan daftar pertanyaan yang memerlukan jawaban responden. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun sedemikian rupa yang disertai dengan alternatif jawaban dengan petunjuk dan penjelasan yang diperlukan dengan maksud untuk mengarahkan responden agar memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan keadaan dan persepsinya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:162) bahwa
“angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan dari responden untuk dijawabnya”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis angket tertutup, yaitu jenis angket yang telah disediakan jawabannya dan terbatas pada jawaban yang telah disediakan. Untuk mengisi angket ini, responden tinggal memilih alternatif jawaban yang paling dianggap benar atau sesuai dengan keinginannya dengan cara membubuhkan tanda checklist ( ) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
Suharsimi Arikunto (2010:195) menjelaskan bahwa teknik
pengumpulan data dengan menggunakan angket memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
(34)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya
masing-masing, dan menurut waktu senggang responden
4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak
malu-malu menjawab
5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Peneliti memilih angket untuk dijadikan sebagai alat pengumpul data, didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
1. Pengumpulan data melalui angket lebih efisien ditinjau dari segi waktu, biaya dan tenaga.
2. Pengumpulan data melalui angket dapat dilakukan untuk
sejumlah besar responden yang menjadi sampel.
3. Responden lebih bebas dan leluasa dalam memberikan jawaban
4. Responden akan memberikan jawaban dengan tenang, karena
tidak terikat oleh cepatnya waktu.
5. Sesuai dengan sifat dan masalah yang diteliti dalam penelitian ini.
6. Data yang terkumpul akan lebih mudah dianalisis, karena
pernyataan yang diajukan kepada setiap responden sama
7. Memudahkan dalam pengelolaan data.
Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam penyusunan alat pengumpul data berupa angket adalah sebagai berikut :
1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (peran komite sekolah) dan variabel Y (income generating sekolah).
2. Menetapkan sub variabel dan indikator dari masing-masing
variabel penelitian (terlampir)
3. Menyusun kisi-kisi angket (terlampir)
4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif
jawaban berdasarkan indikator variabel
5. Menetapkan bobot skor untuk masing-masing jawaban baik
(35)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala Likert yang nilainya berkisar antara 1 sampai dengan 4. Perincian nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Skala Likert
Alternatif Jawaban Bobot/Skor
Selalu 4
Sering 3
Pernah 2
Tidak Pernah 1
Adapun kisi-kisi instrumen dari setiap variabel penelitian tergambarkan dalam tabel berikut:
(36)
70
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen
Peran komite Sekolah (Variabel X) dan Income Generating sekolah (Variabel Y)
VARIABEL DEFINISI OPERSIONAL DIMENSI INDIKATOR NO ITEM SUMBER DATA METODE Variabel X Peran Komite Sekolah
Masukan atau
sumbangan dari komite
sekolah baik berupa
pemberian
pertimbangan, dukungan dan pengawasan serta menjadi mediator antara
pemerintah dan
masyarakat dalam
rangka meningkatkan
pendapatan sekolah
1. Advisory Agency
a. Tersusunnya rencana operasional sekolah
b. Teridentifikasinya potensi sumber dana
yang dapat digali oleh sekolah
berdasarkan masukan komite sekolah
c. Diperolehnya masukan, pertimbangan dan
rekomendasi dari komite sekolah dalam penyusunan RAPBS
d. Terselenggaranya rapat untuk membahas
RAPBS antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat beserta pengurus komite sekolah
e. Disahkannya RAPBS bersama kepala
sekolah 1 2 3 4 5 Kepala sekolah, komite sekolah Angket
(37)
71
2. Supporting Agency
a. Orang tua dan masyarakat sekitar
bergerak dalam pencarian dana dan sumber daya lain yang dibutuhkan sebagai hasil sosialisasi/ajakan komite sekolah
b. Tersusunnya Renstra untuk program
pencarian dana /sumber daya lain yang dibutuhkan
c. Terselenggaranya Renstra untuk program pencarian dana/sumber daya lain yang dibutuhkan oleh komite sekolah dengan pihak sekolah
d. Adanya evaluasi setiap pelaksanaan
kegiatan penggalangan dana/ sumber daya lainnya yang telah terhimpun
e. Diperolehnya bantuan dana diluar dana dan subsidi dari pemerintah untuk penyediaan media pembelajaran dan perbaikan fasilitas sekolah
6
7
8 & 9
10
11
Kepala sekolah,
komite sekolah
(38)
72
3. Controlling Agency
a. Adanya kontrol dari komite sekolah
terhadap pelaksanaan program pencarian dana/sumber lainnya yang dibutuhkan sekolah
b. Adanya kontrol dari komite sekolah
terhadap penggunaan dan alokasi
anggaran sekolah
c. Adanya kontrol dari komite sekolah
terhadap pengambilan keputusan
mengenai pelaksanaan program pencarian dana/sumber lainnya yang dibutuhkan sekolah
d. Adanya kontrol dari komite sekolah
terhadap proses pengambilan keputusan mengenai alokasi dana dan sumber daya lain
e. Adanya evaluasi dari komite sekolah
terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah
12
13
14
15
16, 17, 18
& 19
Kepala sekolah,
komite sekolah
(39)
73 4. Mediator
Agency
a. Adanya sosialisasi dari komite sekolah
mengenai program-program
penggalangan dana/sumber daya lainnya kepada masyarakat dan orang tua
b. Adanya hasil pertanggung jawaban kepala
sekolah tentang keuangan sekolah kepada orang tua/masyarakat dan komite sekolah
c. Adanya laporan pertanggungjawaban
sekolah mengenai dana bantuan yang terhimpun dari masyarakat dan orang tua
d. Terselenggaranya usaha kerjasama
dengan dunia usaha/industri yang
difasilitasi oleh komite sekolah
e. Adanya rekomendasi dari komite sekolah
kepada pemerintah daerah untuk
menambah anggaran pendidikan bagi sekolah.
20
21
22
23
24
Kepala sekolah,
komite sekolah
(40)
74 Variabel Y
Income Generating
Sekolah
semua sumber
pembiayaan atau
pendapatan sekolah
yang bersifat budgeter, dikelola bersama komite sekolah melalui proses budgetting,
implementation, dan
evaluation serta
dialokasikan untuk
berbagai keperluan
sekolah
1. budgeting a. Ada unsur masyarakat yang berpartisipasi dalam rapat penetapan besaran pembiayaan yang harus ditanggung oleh orang tua murid
b. Besaran biaya operasi nonpersonalia
dihitung berdasarkan standar biaya per sekolah/program keahlian
c. Besaran biaya operasi nonpersonalia
dihitung berdasarkan standar biaya per rombongan belajar
d. Besaran biaya operasi nonpersonalia
dihitung berdasarkan standar biaya per peserta didik
e. Sekolah menghitung besaran persentase
minimum biaya ATS berdasarkan standar pembiayaan
f. Sekolah menghitung besaran persentase
minimum biaya BAHP berdasarkan standar pembiayaan
1, 2
3, 4
5, 6
7, 8
9, 10
11, 12
Kepala sekolah,
komite sekolah
(41)
75
g. Sekolah menghitung besaran biaya operasi selain biaya operasi non personalia, ATS dan BAHP
h. Besaran perolehan dana yang bersumber
dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,
orang tua siswa, dan masyarakat
13, 14
15, 16
2. Accounti ng
a. Pencatatan RKAS
b. Pengesahan RKAS
c. Sekolah menyusun laporan pengelolaan
pembiayaan
17 18 19, 20, 21
& 22
Kepala sekolah,
komite sekolah
Angket
3. Auditing a. Kemudahan akses terhadap laporan pengelolaan keuangan
b. Komite sekolah mengaudit laporan
keuangan sekolah
23, 24 25, 26
Kepala sekolah,
komite sekolah
(42)
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen antara lain dengan melakukan pengujian angket. Keberhasilan suatu penelitian sangat tergantung pada angket yang digunakan, hal tersebut karena data-data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis penelitian diperoleh dari angket yang digunakan tersebut. Oleh karena itu, sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu kita harus mengadakan uji coba angket yang akan digunakan kepada responden lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya.
Hal ini sangat penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terdapat dalam angket tersebut, baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban maupun maksud dalam pernyataan dan jawaban yang disediakan.
Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Dengan diketahuinya validitas dan reliabilitas alat pengumpul data, diharapkan hasil
penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas mempermasalahkan apakah instrumen yang dipakai untuk megukur suatu atribut sungguh-sungguh mengukur atribut yang dimaksud. Hasil penelitian yang valid terjadi apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang akan diteliti.
Pernyataan di atas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:211) bahwa :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti.
(43)
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur.
Melalui uji validitas dapat diketahui tingkat ketepatan suatu instrument yang disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Sebab data yang diperoleh merupakan alat pembuktian hipotesis. Dalam uji validitas ini rumus yang digunakan adalah metode analisis per item.
Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus Pearson Product Moment yang dikutip oleh Akdon dan Sahlan (2005:144) seperti berikut :
2 2
2
2
. . . . Y Y n X X n Y X XY n rhitung Dimana:
rhitung = Koefisien korelasi
Xi = Jumlah skor item
Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
n = Jumlah responden
Kaidah keputusan: Jika rhitung > rkritis berarti valid
Jika rhitung < rkritis berarti tidak valid
Kaidah tersebut didasarkan pada yang dikemukakan oleh Masrun dalam Sugiyono (2010:152) bahwa:
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r =
0,3”. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang
(44)
Berdasarkan hasil perhitungan validitas berdasarkan rumus di atas (terlampir), maka diperoleh hasil validitas item dari variabel X dan variabel Y seperti berikut :
a. Validitas Variabel X (Peran Komite Sekolah)
Hasil perhitungan (terlampir) variabel X yaitu mengenai peran komite sekolah dengan menggunakan rumus diatas diperoleh hasil validitas sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X
item r hitung r kritis Keterangan Keputusan 1 0,54 0,30 Valid Diambil 2 0,38 0,30 Valid Diambil 3 0,10 0,30 Tidak Valid Revisi 4 0,79 0,30 Valid Diambil 5 0,06 0,30 Tidak Valid Revisi 6 0,62 0,30 Valid Diambil 7 0,89 0,30 Valid Diambil 8 0,74 0,30 Valid Diambil 9 0,72 0,30 Valid Diambil 10 0,65 0,30 Valid Diambil 11 0,89 0,30 Valid Diambil 12 0,65 0,30 Valid Diambil 13 0,37 0,30 Valid Diambil 14 0,25 0,30 Tidak Valid Revisi 15 3,97 0,30 Tidak Valid Revisi 16 1,77 0,30 Valid Diambil 17 2,95 0,30 Valid Diambil 18 0,60 0,30 Valid Diambil 19 0,78 0,30 Valid Diambil 20 0,42 0,30 Valid Diambil 21 0,25 0,30 Tidak Valid Revisi 22 1,98 0,30 Valid Diambil 23 0,13 0,30 Tidak Valid Revisi 24 0,32 0,30 Valid Diambil
(45)
Dari tabel tersebut, hasil uji validitas untuk variabel X yang terdiri dari 24 item pertanyaan terdapat 6 item yang tidak valid, sehingga dilakukan revisi agar dapat digunakan untuk penelitian. b. Validitas Variabel Y ( Income Generating Sekolah )
Hasil perhitungan (terlampir) variabel Y yaitu mengenai income generating sekolah dengan menggunakan rumus diatas diperoleh hasil validitas dari semua item pertanyaan, lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y
item r hitung r kritis Keterangan Keputusan 1 0,51 0,30 Valid Diambil 2 0,38 0,30 Valid Diambil 3 0,67 0,30 Valid Diambil 4 0,67 0,30 Valid Diambil 5 0,94 0,30 Valid Diambil 6 0,55 0,30 Valid Diambil 7 0,58 0,30 Valid Diambil 8 0,58 0,30 Valid Diambil 9 0,62 0,30 Valid Diambil 10 0,58 0,30 Valid Diambil 11 0,79 0,30 Valid Diambil 12 0,79 0,30 Valid Diambil 13 0,79 0,30 Valid Diambil 14 0,79 0,30 Valid Diambil 15 1,68 0,30 Valid Diambil 16 0,66 0,30 Valid Diambil 17 0,69 0,30 Valid Diambil 18 0,39 0,30 Valid Diambil 19 0,63 0,30 Valid Diambil 20 0,35 0,30 Valid Diambil 21 0,68 0,30 Valid Diambil 22 2,95 0,30 Valid Diambil 23 0,44 0,30 Valid Diambil
(46)
24 0,48 0,30 Valid Diambil 25 -0,18 0,30 Tidak Valid Revisi 26 0,23 0,30 Tidak Valid Revisil
Dari tabel tersebut, hasil uji validitas untuk variabel Y yang terdiri dari 26 item pertanyaan terdapat 2 item yang tidak valid, sehingga dilakukan revisi agar dapat digunakan untuk penelitian.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil tetap akan sama. Seperti diungkapkan Suharsimi Arikunto (2010 : 221)
“reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik”. Maksud dari reliabel adalah
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Metode yang digunakan penulis dalam pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Split Half Method (teknik belah dua) yang dianalisis dengan rumus Spearman-Brown. Dalam menggunakan teknik ini penulis mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok butir bernomor genap sebagai belahan kedua.
Agar lebih jelas dalam menguji reliabilitas instrument ini maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengelompokan skor-skor berdasarkan item ganjil dan genap
b. Mencari nilai korelasinya dengan rumus Rank Order Correlation (Spearman) yaitu:
b 1
b . 2
r r ri
(47)
Keterangan:
r = koefisien korelasi pangkat
b = Selisih atau beda peringkat Xi dan peringkat Yi yang data aslinya yang berpasangan
1 = Angka konstanta
c. Kemudian nilai r² analisis dengan menggunakan rumus uji t untuk
menguji signifikansi koefisien antara kedua variabel yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:455) yaitu:
2
1 2 n
r t
Keterangan:
t :Nilai thitung
r :Koefisien korelasi hasil rhitung
n :Jumlah responden
d. Selanjutnya bandingkan thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan
95% dengan dk = n-2.
e. Jika thitung > ttabel maka terdapat perbedaan yang signifikan antara
skor item ganjil dengan item genap, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel. Jika thitung < ttabel maka tidak ada
perbedaan antara skor item ganjil dengan item genap, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Variabel X (Peran Komite Sekolah)
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus diatas, untuk instrumen variabel X (peran komite sekolah)
thitungsebesar 5,642. Kemudian dikonsultasikan dengan ttabel dimana
dk = n-2 = 12-2=10 pada taraf 95% adalah 1,812. Maka thitung
(48)
yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut maka data dari variabel X (peran komite sekolah) termasuk reliabel karena thitung> ttabel.
2) Variabel Y (Income Generating Sekolah)
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus diatas, untuk instrumen variabel Y (Income Generating sekolah) thitung sebesar 15,490. Kemudian dikonsultasikan dengan
ttabel dimana dk = n-2 = 12-2=10 pada taraf 95% adalah 1,812.
Maka thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini berarti
terdapat korelasi yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut maka data dari variabel Y (income generating sekolah) termasuk reliabel karena thitung> ttabel.
Artinya bahwa instrumen variabel X dan variabel Y konsisten untuk digunakan atau menunjukkan kekonsistenan respon subjek.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data atau informasi untuk menjawab permasalahan atau hipotesis penelitian.
Nazir (2005:174) mengemukakan bahwa: ”Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data“. Selanjutnya
bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan dari ketiganya. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan penyebaran angket atau kuesioner. Sugiyono (2011:199)
mengemukakan bahwa: “Kuesioner merupakan teknik pengumpul data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Selanjutnya Akdon
(2005:131) mengemukakan bahwa tujuan dari penyebaran angket adalah
“mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden
tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak
(49)
Angket atau kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari seperangkat pernyataan tentang perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan mutu sekolah. Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan angket atau kuesioner kepada ketua komite sekolah juga kepala sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
H. Analisis Data
Nazir (2005: 346) mengemukakan bahwa “analisis data merupakan
bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian”. Analisis data adalah salah satu langkah yang harus dilakukan dalam penelitian, yaitu melaporkan secara rinci tahap-tahap analisis data dan teknik yang dipakai dalam analisis data. Iqbal (2009:29) mengemukakan bahwa analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:
1. Membandingkan dua hal atau dua nilai variabel untuk mengetahui
selisihnya atau rasionya kemudian diambil kesimpulan,
2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi
bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil,
3. Memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara
kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan atau meramalkan kejadian lainnya.
Mengolah data adalah salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan melalui teknik-teknik tertentu dengan tujuan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulannya sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti. Hal itu sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Mohammad Ali (1987:151)
bahwa : “Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat penting
dalam kegiatan penelitian, terutama diinginkan generalisasi dan kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti”.
(50)
Mengolah data adalah usaha kongkrit untuk membuat data itu
“berbicara”, sebab betapa pun besarnya jumlah dan tingginya nilai data
yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam satu organisasi dan diolah menurut sistematika yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan-bahan yang membisu seribu bahasa.
Dengan demikian, pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah yang harus ditempuh oleh peneliti untuk dapat mengartikan data yang telah terkumpul menjadi sebuah kesimpulan dari masalah-masalah yang diteliti. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif, adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Seleksi Angket
Dalam kegiatan pengolahan data terlebih dahulu dilakukan seleksi angket dan klasifikasi data. Seleksi angket ini dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian data yang benar-benar akurat dan memenuhi syarat-syarat untuk diolah.
Adapun tahapannya adalah:
a. Pemeriksaan jumlah angket yang terkumpul dipastikan
mendekati jumlah angket yang benar.
b. Memeriksa keutuhan jumlah lembaran angket, dipastikan
tidak terdapat kekurangan jumlah lembar dalam tiap angket.
c. Memeriksa angket yang bisa diolah.
d. Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan
variabel yang bersangkutan, kemudian memberikan skor pada tiap alternatif jawaban.
2. Klasifikasi Data
Setelah angket yang terkumpul diseleksi, selanjutnya data diklasifikasikan yakni berdasarkan variabel-variabelnya. Dalam hal ini terdapat dua variabel, yaitu variabel X (kontribusi peran komite sekolah)
dan variabel Y (Income Generating sekolah). Kemudian dilakukan
pemberian bobot atau skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
(51)
3. Perhitungan dengan Weighted Means Score (WMS)
Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa jawaban responden, apakah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan kemudian menghitung jumlah skor.
c. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih. d. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap
pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot alternatif itu sendiri.
e. Mengukur kecenderungan umum skor responden (x) dari
masing-masing variabel dengan rumus Weighted Means Score (WMS) yaitu :
x=
N X
Dimana :
x = Rata-rata skor responden
X = Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden N = Jumlah responden
f. Mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS.
Menurut Sugiyono (2003:205) tabel konsultasi hasil perhitungan WMS sebagai berikut:
(52)
Tabel 3.7
Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
g. Mengkonsultasikan total nilai skor rata-rata dengan mencocokan hasil
perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variabel.
4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku Untuk Setiap Variabel
Sebelum mengubah skor mentah menjadi skor baku, ada beberapa hal yang harus diketahui peneliti, antara lain :
a. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil
b. Penentuan rentang skor (R), ditentukan dengan menggunakan rumus (Akhdon dan Sahlan Hadi 2005:86) sebagai berikut :
R = Skor tertinggi – Skor terendah
c. Penentuan banyaknya kelas interval (BK), ditentukan dengan
menggunakan rumus (Akhdon dan Sahlan Hadi 2005:87) sebagai berikut :
BK = 1 + 3,3 log n
d. Mencari panjang kelas (i), dengan menggunakan rumus (Akhdon dan Sahlan Hadi 2005:87) sebagai berikut :
BK R i
Rentang Kriteria Penafsiran
Variabel X Variabel Y
3,01-4,00 Sangat Baik Selalu Selalu
2,01-3,00 Baik Sering Sering
1,01-2,00 Cukup Pernah Pernah
(1)
130
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Peran komite sekolah pada SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung berada pada kategori sangat baik. Meskipun masih ada komite sekolah yang belum secara maksimal menjalankan perannya. Pekerjaan lain diluar komite sekolah, kepribadian serta sikap organisasi komite sekolah menjadi penyebab ketidakmampuan Komite sekolah untuk menempatkan diri sebagai mitra sekolah sehingga komite sekolah menjadi suatu lembaga/badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat sebagaimana tercantum dalam kepmendiknas No 004/U/2002.
Income generating sekolah pada SD Negeri di Kecamatan sumur Bandung
diukur dari fungsi pengelolaan pembiayaan sekolah berada pada kategori sangat baik. Pengelolaan ini sangat esensial dimana melalui fungsi-fungsi tersebut Komite sekolah bersama pihak sekoolah dapat mengidentifikasi berbagai jenis pengeluaran dan potensi-potensi sumber dana yang dapat digali untuk meningkatkan pendapatan sekolah guna mendukung kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
Peran komite sekolah memiliki kontribusi yang positif terhadap Income
generating sekolah khususnya SD Negeri di kecamatan Sumur Bandung.
Pendapatan sekolah meningkat seiring dengan semakin baiknya peran yang dijalankan komite sekolah. Berbagai kekurangan kebutuhan sarana prasarana maupun dana untuk kegiatan disekolah dapat dipenuhi dengan dukungan dana
(2)
131
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang diperoleh dari orang tua, masyarakat, pemerintah maupun dunia usaha/dunia industri melalui komite sekolah.
B. Rekomendasi
Baik komite sekolah, pihak sekolah maupun masyarakat harus memahami konsep keberadaan sekolah secara hakiki sebagai mitra sekolah dalam pemberdayaan dan pengembangan sekolah dalam upaya membangun dan
meningkatkian mutu pendidikan serta bukan “alat legalitas” sekolah. Sehingga komite sekolah berubah menjadi suatu badan mandiri yang berbasis profit
oriented (mencari keuntungan pribadi).
Sekolah memberi kesempatan kepada komite sekolah untuk melaksanakan tupoksinya sebagai pemberi bantuan, baik berupa pikiran bagaimana cara mengatasi problematika sekolah maupun finansial untuk mendukung manajemen di kegiatan belajar mengajar yang dibutuhkan sekolah.
Untuk meningkatkan pendapatan (income generating) sekolah dapat dilakukan melalui peningkatan dan pemberdayaan peran komite sekolah. Berbagai kegiatan dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan
(income generating) sekolah seperti pengembangan jalinan kerja dengan
penyandang dana, baik donatur tetap maupun tidak tetap, penggalangan dana dari berbagai sumber termasuk dari sponsor, menyusun proposal untuk setiap program kegiatan, dan sebagainya.
(3)
132
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu dan C. Taufani. (2011). “Manajemen Keuangan Pendidikan”, dalam
Manajemen Pendidikan. (cetakan ke-4). Bandung: Alfabeta.
Achmad Kurniadi, D. (2005). Pembiayaan Pendidikan, Ekonomi, Pendidikan dan
Ekonomi Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._
ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197106092005011DEDY_ACHMAD_KUR NIADY/Pembiayaan_pend/Pembiayaan_Pendidikan.pdf. [ 1 Desember 2012]
Akdon dan Sahlan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk.
Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.
Ali, Mohammad. (1987). Penelitian kependidikan: Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Anggun. (2012). Sumber Pendapatan Untuk Sekolah Umum. [Online]. Tersedia: http://goenable.wordpress.com/tag/sumber-pendapatan-sekolah/. [1 Desember 2012].
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik. (ed. rev). Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas RI. (2002). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 004/U/2002 Tanggal 2 April 2002 tentang Peran Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah. Jakarta: Sekjend. Depdiknas RI.
Depdiknas RI. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas RI.
Depdiknas RI. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.60 Tahun 2011 Tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan Pada Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas RI.
Depdiknas RI. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas RI.
Depdiknas RI. (2009). Income Generating Activity Sebagai Kegiatan
Kewirauasahaan. [Online]. Tersedia: http://www.docstoc.com/docs/26372696/e
(4)
133
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Depdiknas RI. (2010). Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan. Jakarta: Depdiknas RI.
Ditjen Dikdasmen Depdiknas. (2007). Indikator Kinerja Komite Sekolah. [Online]. Tersedia: http://dpjp.wordpress.com/2007/04/28/indikator-kinerja-komite-sekolah/. [1 Desember 2012].
Farid, Ismail. (2010). Analisis Kebutuhan Lembaga. [Online]. Tersedia: manhijismd.wordpress.com/…/06/analisis-kebutuhan. [1 Desember 2012].
Fattah, Nanang. (2002). Persepsi Kepala Sekolah, Guru, Dewan Sekolah dan Orang
Tua Terhadap Pelaksanaan MBS di Kota Bandung. Jurnal Administrasi
Pendidikan, volume: I No 1, 2002.
Fattah, Nanang. (2008). Pembiayaan Pendidikan: Landasan, Teori dan Studi Empiris. Jurnal Pendidikan Dasar. [Online], No.9-April 2008, 4halaman. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_9_April_ 2008/Pembiayaan_Pendidikan_Landasan_Teori_Dan_Studi_Empiris_Pdf. [1 Desember 2012].
Fattah, Nanang. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. (cetakan ke-5). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Garmawandi. (2012). Peran Komite Sekolah dalam Mendukung Sumber Pembiayaan
Pendidikan Di Tingkat Sekolah Dasar dan Menengah. [Online]. Tersedia:
www.docstoc.com/docs/129439177. [1 Desember 2012].
H. Jones, Thomas. (1985). School Finance: Technique and Social Policy. London: Collier McMillan Publisher.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1984). Balai Pustaka.
Kemendikbud RI. (2012). Draf Naskah Manual Mutu Pada Sedolah Dasar (SD) /
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jakarta: Kemendikbud.
M. Asrori Ardiansyah. (2011). Peran dan Fungsi Komite Sekolah.[Online]. Tersedia:
http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/peran-dan-fungsi-komite-sekolah.html. [1 Desember 2012].
Mulyasa, E. (2009). Manajemen Berbasis Sekolah. (cetakan ke-12). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto. (2004). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap Iklim Kerja Guru Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Di Kecamatan
(5)
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Purwakarta. Skripsi Pada Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Admnistrasi. (cetakan ke-18). Bandung: Alfabeta.
Supriadi, Dedi. (2004). Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. (cetakan ke-2). Bandung: PT: Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode Dan
Tehnik. (edisi. Kedelapan). Bandung: Tarsito.
Tim Pengembang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. (2003). Acuan
Operasional dan Indikator Kinerja Dewan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Tim Pokja School Based Management. (2001). Pedoman Implementasi MBS di Jawa
Barat. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Trimo. (2008). Peranan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/trimo80708.html. [1 Desember 2012].
Yasin. Mohammad. (2011). Komite Sekolah dalam PP No 17 Tahun 2010. [Online]. Tersedia: http//komitekdn.blogspot.com/2011/01/k-s-dalam-PP-17-tahun-2010-html. [1 Desember 2012].
(6)
135
Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Income Generating Sekolah Pada SD Negeri di Kecamatan Sumur Bandung