UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP

CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP

(Penelitian Tindakan Kelas Ini Dilaksanakan Pada Siswa Kelas III SDN Arjasari I Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Ai Nunung 1007711

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP

Oleh

Ai Nunung

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ai Nunung2014

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP

Penelitian Tindakan Kelas di SDN Arjasari I Kelas III Semester I Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Oleh:

Ai Nunung 1007711

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Wahyu Sopandi, M.A.

NIP. 19660525 199001 1 001

Pembimbing II,

Dra. Hj. Effy Mulyasari, M.Pd.

NIP. 19680118 200812 2 003

Diketahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,

Drs. Nana Djumhana, M.Pd.


(4)

(5)

iii

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP

Oleh: Ai Nunung NIM. 1007711

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menghilangkan kebiasaan siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan ketika ada materi pelajaran yang tidak dimengerti oleh mereka dan juga kebiasaan belajar yang hanya bersifat hapalan saja. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, dan penelitian dengan pendekatan interaktif. Maka, diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran IPA dengan materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup di kelas III di SD Negeri Arjasari I. PTK ini dilaksanakan untuk menjawab atau menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul selama proses pembelajaran. Dimulai dari bagaimana merencanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan interaktif pada mata pelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Kemudian cara menerapkan pendekatan interaktif dalam pembelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri kebutuhan makhluk hidup, juga melihat hasil yang dicapai setelah melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan interaktif ini. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus dengan subyek penelitian sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan pedoman tes tertulis, lembar observasi, catatan lapangan, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kamera. Dari hasil penelitian pada siklus I siswa terlihat kurang aktif karena guru hanya menggunakan media gambar sehingga nilai rata-rata siswa pun hanya 73,9 dengan ketuntasan mencapai 78,57%, dari refleksi siklus I terdapat kekurangan dalam menggunakan media sehingga pelitian pada siklus II menggunakan media langsung berupa makhluk hidup dan makhluk tak hidup sehingga nilai rata-rata yang diperoleh siswa pun mengalami peningkatan menjadi 80,3 dengan ketuntasan mencapai 83,33%, hasil dari refleksi siklus II peneliti ingin melihat siswa lebih interaktif dalam pembelajaran maka peneliti menggunakan permainan scrable dalam menyampaikan materi tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup sehingga nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 84,3 dengan ketuntasan mencapai 93,3%. Dari data awal siswa yang yang mencapai rata-rata nilai 64 dengan ketuntasan belajarnya mencapai 43,33% mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 84,3 dengan ketuntasan mencapai 93,3%. Sehingga kenaikan tersebut dapat dipresentasikan sekitar 50%.

Kata kunci : hasil belajar, pendekatan interaktif, Ilmu Pengetahuan Alam, ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.


(6)

ABSTRACT

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES

APPROACH THROUGH APPLICATION OF INTERACTIVE LEARNING ABOUT NATURAL SCIENCES CONCEPT AND CHARACTERISTICS OF LIVING THINGS NEED

by: Ai Nunung NIM 1007711

This research was conducted with the aim to eliminate the habit of students who lacked the courage to question when there is subject matter that is not understood by them as well as study habits merely memorizing it. The learning method used is the method of lectures, discussion , and research with an interactive approach. Thus, held Classroom Action Research (CAR) in learning science with material characteristics and needs of living things in the third grade in Elementary School Arjasari I. Tod is implemented to address or resolve issues that arise during the learning process. Starting from how to plan lessons with an interactive approach to teaching science concepts of the characteristics and needs of living things. Then I apply an interactive approach to learning science concepts of the characteristics of living things needs, also seeing the results achieved after learning using the interactive approach. The study consisted of 3 cycles by as many as 30 students study subjects. Research data collection techniques performed using guidelines written tests, observation sheets, field notes, student worksheet (LKS) and the camera. From the results of the research in the first cycle students were less active as a teacher only using media images so that the average value was only 73,9 students to achieve mastery 78,57, from the first cycle there is a lack of reflection in the use of media so research the second cycle using media directly in the form of living beings and non-living beings so that the average value obtained by the students was increased to 80,3 to the completeness reaches 83,33 %, results of the second cycle of reflection researchers wanted to see more students in the interactive learning games scrable the researchers used in conveying material about the characteristics and needs of living things so that the average value obtained with 84,3 students achieve mastery reached 93,3%. From the preliminary data of students who achieve an average of 64 with mastery learning value reaches 43,33% experienced a significant increase to 84,3 with 93,3% achieving mastery. So that the increase can be presented approximately 50%.

Keywords : learning, interactive approach, Natural Sciences, the characteristics and needs of living things .


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis Tindakan ... 5

D. Tujuan Penilitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Hasil Belajar ... 8

B. Pendekatan Interaktif ... 11

C. Ilmu Pengetahuan Alam di SD ... 12

D. Ciri-ciri dan Kebutuhan Mahluk Hidup ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. Metode Penelitian ... 16

B. Model Penelitian ... 16

C. Subjek Penelitian ... 18

D. Prosedur Penelitian ... 19

E. Instrumen Penelitian ... 25


(8)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil ... 32

B. Pembahasan ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Simpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Contoh Perangkat Pembelajaran 2. Intrumen Penelitian

3. Surat Ijin Penelitian

4. Bukti Lain Pelaksanaan Penelitian


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 3.1 Alur PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart ... 18

2. Gambar 4.1 Diagram Prosentase Aktivitas Siswa Setiap Siklus ... 48

3. Gambar 4.2 Grafik Nilai Rata-rata per Siklus ... 49

DAFTAR TABEL Halaman 4. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 23

5. Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 29

6. Tabel 4.1 Hasil Tes Akhir Siklus I ... 34

7. Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir Siklus II ... 39


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi manusia dihadapkan pada berbagai tantangan hidup yang semakin konpetitif, dituntut untuk dapat menghadapi segala perubahan yang terjadi agar tidak tersisihkan dari persaingan. Dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki manusia akan mampu berperan dalam kehidupan masyarakatnya. Baik masyarakat sekarang maupun masyarakat yang akan datang. Pendidikan merupakan wahana yang tepat untuk manusia dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan hidup dan mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Margaretha S.Y (2004:27) bahwa:

“Pendidikan adalah suatu proses menanamkan nilai-nilai memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan pada diri peserta didik sehingga dapat berperan di dalam masyarakatnya, di masa sekarang maupun di masyarakat yang akan datang.”

Pendidikan di SD akan mampu mengembangkan kemampuan yang ada dalam setiap peserta didik dan akan membentuk anak menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan bermartabat, yang akan mampu membawa mereka pada kehidupan yang lebih lagi.

Berdasarkan pendapat di atas maka pendidikan diharapkan akan mampu mencetak peserta didik sebagai berikut:

1. Manusia yang berkualitas tinggi yang mampu mempunyai pengetahuan, keterampilan dan intelektual yang tinggi.

2. Manusia yang mempunyai kredibilitas yang tinggi.

3. Manusia yang mampu merespon segala perubahan yang terjadi di lingkungan.


(11)

2

5. Manusia yang bermartabat tinggi yang mampu menyejajarkan diri dengan bangsa lain.

Berdasarkan pengamatan, peneliti mempunyai alasan mengapa IPA harus diajarkan di SD, yaitu:

1. IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajari. Hal tersebut memberikan pengalaman bagi anak yang akan mengantarkan mereka pada pembelajaran bermakna. 2. IPA merupakan mata pelajaran yang erat kaitannya dengan teknologi. 3. IPA mengajarkan kepada anak menyingkap berbagai rahasia alam.

4. IPA mengajarkan anak untuk memiliki berbagai keterampilan hidup yang akan bermanfaat untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan.

Menurut Samatowa (2006:3) ada beberapa alasan IPA diajarkan di SD, antara lain:

1. IPA berfaedah bagi suatu bangsa.

2. IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada manusia untuk berpikir kritis.

3. IPA tidak merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka, karena dalam IPA dibelajarkan melalui percobaan-percobaan.

4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan.

Adapun tujuan pelajaran IPA menurut Standar isi (2006:142), antara lain: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan kebenaran, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuandan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat ditetapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.


(12)

3

4. Mengembangkan keterampilan proses menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputuasan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Apabila siswa dibiasakan untuk mengajukan pertanyaan, maka pola pikir dan daya pikir mereka akan dapat dikembangkan sehingga akan lahirlah manusia yang kreatif dan kritis. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Samatowa (2006:5).

“Bahwa dalam setiap pembelajaran IPA kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian penting. Bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran. Melalui kegiatan bertanya, anak akan berlatih menyampaikan gagasan dan memberi respon yang relevan terhadap suatu masalah yang dimunculkan. Bertanya merupakan ciri dalam pembelajaran IPA, dengan berbagai pertanyaan diajukan IPA dapat dikembangkan, oleh karena itu IPA memiliki peran penting dalam upaya membangun pengetahuan selama pembelajaran. Semakin baik dan terarah pertanyaan yang diajukan selama proses pembelajaran, maka semakin memberikan peluang kepada siswa untuk membangun pengetahuan baru.”

Berdasarkan pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa, keterampilan proses, keterampilan menyelidiki dan keterampilan bertanya, akan membantu anak untuk menjadikannya pribadi yang kreatif, bermartabat dan mandiri. Dengan demikian anak akan mampu menghadapi dan merespon berbagai tantangan yang datang. Keterampilan bertanya melatih anak untuk mengembangkan pola pikir dan daya pikirnya, sehingga anak akan lebih berkembang dan dapat menghadapi segala perubahan yang terjadi di lingkungan akibat daya perubahan zaman.

Akan tetapi pada kenyataannya proses pembelajaran IPA di kelas III SDN Arjasari I jauh dari yang diharapkan. Dalam kegiatan pembelajaran masih banyak siswa yang tidak mampu dalam mengungkapkan pertanyaan


(13)

4

ketika ada materi pelajaran yang tidak dimengerti oleh mereka. Siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi kurang interaktif antara guru dengan siswa. Selain itu permasalahan lain yang sering terjadi adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanyalah bersifat hapalan belaka. Meskipun konsep IPA tersampaikan kepada siswa namun keterampilan-keterampilan IPA seperti penyelidikan dan mengajukan pertanyaan jarang dilakukan oleh guru. Hal inilah yang menyebabkan pembelajaran IPA di kelas III SDN Arjasari I kurang berhasil karena nilai yang diperolah siswa rata-rata di bawah KKM kelas yakni 67.

Oleh karena itu sebagai alternatif dalam pemecahan masalah kurang berhasilnya pembelajaran IPA di SDN Arjasari I, maka dalam penelitian ini

penulis mengambil judul “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui

penerapan pendakatan interaktif dalam pembelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan interaktif pada mata pelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan interaktif pada mata pelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan interaktif pada mata pelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup?


(14)

5

C. Hipotesis Tindakan

Melalui penerapan pendekatan interaktif dalam pembelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan mahkluk hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menerapakan pendekatan interaktif pada mata pelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan interaktif pada mata pelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.

3. Mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan pendekatan interaktif pada mata pelajaran IPA tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, dan sekolah.

1. Bagi Guru

a. Memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat untuk memahami materi konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.

b. Membuat pembelajaran menyenangkan dengan pendekatan yang tepat dengan materi pokok.

c. Penerapan pendekatan interaktif menjadi masukan bagi guru dalam menyusun strategi pengajaran dengan lebih memperhatikan


(15)

6

perbedaan individual terutama perbedaan peserta didik dalam menyelesaikan kesulitan belajar.

2. Bagi Siswa

a. Membantu peserta didik untuk menyukai mata pelajaran IPA.

b. Melatih peserta didik untuk menyampaikan ide-ide yang dimilikinya sehingga berani dalam mengemukakan pendapat di depan banyak orang.

c. Melatih kecakapan peserta didik untuk lebih menyadari bahwa IPA sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

d. Dengan pendekatan interaktif dapat melatih peserta didik dalam memecahkan masalah, menambah motivasi dan kreatifitas dalam belajar IPA, dan peserta didik diharapkan mampu terbiasa dan terbiasa dapat menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. 3. Bagi Sekolah

a. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap definisi operasional maka perlu dirumuskan pengertiannya. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima atau mengalami pengalaman belajar yang berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diwujudkan dalam bentuk nilai. Hasil belajar diperoleh setelah siswa melakukan evaluasi. Hasil belajar


(16)

7

dapat mengembangkan kemampuan yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pendekatan Interaktif

Pendekatan interaktif adalah suatu pendekatan yang merujuk pada pandangan konstruktivisme, pendekatan ini merupakan salah satu alternatif pendekatan yang dapat membantu siswa agar berani mengungkapkan keingintahuannya dan ketidaktahuannya terhadap konsep yang sedang dipelajari. Pendekatan interaktif dikenal sebagai pendekatan pertanyaan siswa dimana guru berusaha untuk menggali pertanyaan siswa.


(17)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus dilaksanakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Dengan demikian guru akan lebih mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktek pembelajaran secara reflektif. Manfaat yang dapat diperoleh guru jika mau dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas adalah (1) inovasi pembelajaran; (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas; (3) peningkatan profesionalisme guru.

B. Model Penelitian

PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis. Model Kemmis dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart tahun 1988. Mereka menggunakan empat komponen penelitian tindakan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi) dalam suatu sistem spiral yang saling terkait. Menurut kedua pakar ini, setelah satu siklus selesai, khususnya setelah adanya refleksi, kemudian dilanjutkan dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart dapat digambarkan sebagai berikut:


(18)

18

Gambar 3.1

Alur PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang akan diambil oleh peneliti adalah siswa-siswi kelas III B Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 30 orang, terdiri dari 13 perempuan dan 17 laki-laki. Penelitian tindakan kelas ini akan di laksanakan di SDN Arjasari I Desa Arjasari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.


(19)

19

D. Prosedur Penelitan

Pelaksanaan PTK akan dilaksanakan dalam tiga siklus. Apa bila dalam tiga siklus yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya, hingga tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tentang konsep ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup agar siswa dapat mencapai nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Sebelum dilaksanakan tindakan dalam penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi dan perumusan masalah melalui observasi awal kemudian melakukan refleksi untuk menentukan cara dan tindakan pemecahan masalah yang akan ditempuh pada siklus pertama. Hasil dari pelaksanaan siklus pertama akan direfleksikan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus kedua, dan begitu pula dengan siklus-siklus selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan pratindakan, maka peneliti berdiskusi dengan rekan guru di SDN Arjasari I untuk menerapkan suatu pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Bisa meningkatkan hasil belajar, agar seluruh siswa dapat meraih nilai di atas KKM dan dapat menghadirkan kebersamaan dan kolaburasi untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam kerjasama. Salah satu alternatif yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki proses KBM ialah menggunakan pendekatan interaktif yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki proses KBM ialah menggunakan pendekatan interaktif.


(20)

20

B

Gambar 3.2 Alur Penelitian

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian, kemudian ditindaklanjuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kegiatan ini merupakan kegiatan pendahuluan yang tujuannya untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan fakta yang terjadi di kelas. Berdasarkan temuan tersebut peneliti merencanakan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran berikutnya. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dirancang menjadi tiga siklus dan setiap siklusnya terdiri dari satu tindakan. Untuk lebih rincinya berikut rencana pembelajaran untuk setiap tindakan pada setiap siklusnya.


(21)

21

Siklus I Materi

Ciri-ciri Makhluk Hidup

Indikator

IPA

Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup dan tak hidup Bahasa Indonesia

Memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap suatu masalah Matematika

Mengurutkan bilangan

Media

Kucing, bunga, cacing, batu dan meja.

Metode

Tanya jawab, pengamatan, percobaan.

Siklus II Materi

Kebutuhan Makhluk Hidup

Indikator

IPA

Membuktikan bahwa makhluk hidup memerlukan udara, air, dan makanan, cahaya matahari, tempat tinggal.

IPS


(22)

22

Bahasa Indonesia

Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar

Media

Nasi, cahaya matahari, udara dan lingkungan sekitar.

Metode

Ceramah, Pengamatan, Tanya Jawab, dan Penugasan

Siklus III Materi

Perubahan pada makhluk hidup

Indikator

IPA

Siswa dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada manusia, hewan dan tumbuhan

Matematika

Melakukan operasi penjumlahan tanpa menyimpan Bahasa Indonesia

Memberikan tanggapan sederhana terhadap suatu peristiwa

Media

Kacang hijau, kucing, bunga, cacing, batu, meja, nasi, cahaya matahari, udara dan lingkungan sekitar.

Metode


(23)

23

2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses pembelajaran, evaluasi dan refleksi yang dilakukan dalam setiap tindakan. Adapun pelaksanaannya dilakukan dalam III siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari 3 tindakan.

Pada pelaksanaannya, tindakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Secara garis besar, jadwal pelaksanaan kegiatan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

Siklus Tanggal

I 5 November 2012

II 12 November 2012

III 19 November 2012

3. Tahap Observasi

Salah satu tahap yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi (pengamatan), observasi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pengumpulan data melalui pengamatan langsung. Hal-hal yang diamati adalah pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun melalui rencana pembelajaran dari waktu ke waktu dan bagaimana dampaknya terhadap proses dan hasil belajar. Kegiatan observasi dilaksanakan dengan tujuan membandingkan hubungan indikator keberhasilan yang telah dirancang dengan pembelajaran yang diamati. Pengamatan ini pada hakikatnya dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTK yang dirancangkan.

Berdasarkan tujuan observasi, maka diharapkan adanya suatu perubahan yang bersifat positif dari suatu pelaksanaan tindakan. Sehingga dapat


(24)

24

memperbaiki proses dan hasil belajar. Data yang terkumpul dari hasil observasi dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, yaitu perubahan pada kinerja guru, hasil prestasi siswa, perubahan kinerja siswa dan perubahan suasana kelas. Apabila kenyataan dalam pelaksanaan tindakan terjadi perubahan di luar perencanaan, maka perubahan tersebut mutlak dicatat dan dicermati penyebabnya serta ditentukan langkah-langkah perbaikannya.

Dalam rangka melaksanakan kegiatan observasi peneliti menyusun lembar observasi, selain itu peneliti akan dibantu seorang observer yang mengamati pelaksanaan tindakan dan mencatatnya pada lembar observasi tadi. Catatan-catatan yang dituangkan observer dalam lembar observasi tersebut meliputi tanggapan-tanggapan mengenai kinerja siswa atau guru dan hal-hal di luar perencanaan. Selanjutnya, catatan-catatan yang telah terkumpul akan dianalisis keabsahannya melalui teknik triangulasi.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah tahap penting lainnya dalam penelitian tindakan kelas, yang dimaksudkan untuk mengkaji tindakan yang telah dilakukan secara keseluruhan berdasarkan data yang terkumpul serta melakukan evaluasi guna penyempurnaan tindakan selanjutnya.

Tahap refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan setelah peneliti selesai melakukan satu tindakan yang difokuskan kepada berbagai aspek antara lain: minat dan aktivitas siswa selama pembelajaran, kendala-kendala yang dihadapi guru, pendekatan, metode, penggunaan alat peraga, evaluasi dan hasil catatan lapangan. Refleksi dilakukan setelah peneliti dan observer berdiskusi dalam menganalisa data-data yang terkumpul. Berdasarkan analisa data peneliti mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar untuk membuat rencana pembelajaran pada tindakan selanjutnya.


(25)

25

E. Instrumen Penelitian

Agar data yang diperoleh sesuai dengan permasalahan penelitian ini maka digunakan instrumen penelitian sebagai berikut :

1. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui, merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan pembelajaran IPA yang berlangsung di kelas. Observasi ini dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan baik terhadap aktivitas siswa sehingga penampilan guru dan penampilan siswa dalam melaksanakan tahapan-tahapan pendekatan interaktif dapat diketahui.

Selain mengobservasi kegiatan guru dan siswa, observasi juga dilakukan pada komponen-komponen pembelajaran yang lainnya guna mengetahui situasi dan kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga perbaikan-perbaikan untuk pertemuan berikutnya dapat dilaksanakan.

Lembar observasi digunakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang terkait ke tindakan berikutnya dalam pembelajaran IPA pada materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan pendekatan interaktif, sehingga kekurangan-kekurangan yang terjadi pada tindakan terdahulu dapat diperbaharui pada tindakan selanjutnya.


(26)

26

Contoh lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini

LEMBAR OBSERVASI

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : ………

Kelas/Semester : III/1

Hari/Tanggal : ……….

Siklus/Tindakan : ……….

A. Kegiatan Siswa

No Tahap Hal yang diobservasi Ya Tidak Catatan

1. Eksplorasi 1. Menanggapi pertanyaan guru

2. Keberanian mengemukaka pendapat.

3. Melakukan interaksi dalamkelompok. 4. Memanfaatkan alat peraga.

2. Penjelasan Konsep

1. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

2. Menanggapi hasil diskusi kelompok lain.

3. Mengajukan pertanyaan. 4. Menyimpulkan hasil diskusi.

3. Penerapan

Konsep

Mengaplikasikan konsep

B. Kegiatan Guru

No Tahap Hal yang diobservasi Ya Tidak Catatan

1. Eksplorasi 1. Mengungkapkan konsepsi awal yang

dimiliki siswa.

2. Menggunakan alat peraga 3. Membimbing siswa dalam kerja

kelompok.

4. Menanggapi pertanyaan siswa selama diskusi kelompok.

2. Penjelasan Konsep

1. Memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

2. Menanggapi hasil diskusi yang dipresentasikan.

3. Membimbing dalam membuat

kesimpulan materi.

3. Penerapan

Konsep Mengembangkan materi. Peneliti Ai nunung NIM 1007711 Bandung, ……….. Observer ………..…


(27)

27

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang terjadi, apa yang didengar, apa yang dirasakan. Cacatan lapangan sangat cocok untuk mencatat data kualitatif, seperti kasus-kasus istimewa, atau untuk melukiskan suatu proses. Dari catatan lapangan ini diperoleh gambaran tentang kegiatan yang dilakukan dan dampak suatu tindakan, sehingga aktivitas dan interaksi siswa dalam kelompok dapat diketahui.

CATATAN LAPANGAN

Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : III/1

Hari/Tanggal : ………..

Siklus : ………..

MATERI TAHAP TEMUAN ESSENSIAL

Ekplorasi

Penjelasan konsep

Penerapan konsep

……….……… ……….……….…….. ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

Bandung, …………

Peneliti Ai Nunung


(28)

28

3. LKS

LKS adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil kerja siswa dalam kelompoknya. LKS digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam membuktikan konsepsinya dengan cara melakukan percobaan, pengamatan, dan berdiskusi kelompok dengan panduan LKS.

LKS Tabel Pengamatan

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup Kelas/Semester : III/1

Nama Siswa :

Hari/Tanggal :

Kegiatan 1

Tujuan : Siswa dapat membedakan antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup Alat dan Bahan : kucing, cacing, batu, bunga, dan meja.

Petunjuk : Amatilah benda-benda di bawah ini!

No Nama Benda Makhluk hidup Makhluk tak Hidup 1.

2. 3. 4. 5.

Kucing Cacing Meja Batu Bunga


(29)

29

4. Tes tertulis

Tes kemampuan dilaksanakan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum. Tes kemampuan diberikan pada akhir pembelajaran. Tes disusun sesuai dengan indikator yang ingin dicapai pada setiap tindakannya. Jenis tes yang digunakan dalam setiap tindakan adalah tes tertulis yang berbentuk uraian dan pilihan ganda

5. Kamera foto

Untuk memperoleh gambaran nyata tentang kegiatan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dalam materi ciri-ciri dan kebutuhan Makhluk Hidup, maka diperlukan alat yang dapat diandalkan. Alat yang tepat untuk mendokumentasikan kegiatan tersebut adalah kamera foto. Kamera foto ini digunakan karena mudah diperoleh juga mudah diproses. Sebagai alat yang cukup efektif dan efisien, kamera digunakan untuk memotret situasi proses pembelajaran yang hasilnya dapat dilampirkan dalam penelitian sebagai bukti bahwa pembelajaran dalam penelitian ini benar-benar dilaksanakan.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah teknik observasi, wawancara dan tes tertulis. Agar lebih jelas, teknik pengumpulan data ini dapat diuraikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis data Metode

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

interaktif

Wawancara dengan observer tentang kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan langkah-langkah pendekatan interaktif


(30)

30

2. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa dalam melaksanakan tahap-tahap pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan interaktif.

Observasi, catatan lapangan.

3. Pemahaman siswa setelah

mengalami pembelajaran ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan menggunakan pendekatan interaktif.

Tes tertulis bentuk uraian terbatas.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Kegiatan analisis data ini dilakukan sejak awal penelitian dilaksanakan sampai berakhirnya kegiatan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekripstif kualitatif. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Analisis terhadap perencanaan pembelajaran berdasarkan

langkah-langkah pendekatan interaktif, yaitu tanya jawab, ceramah, demonstrasi, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya.

2. Analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran meliputi aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan langkah-langkah pendekatan interaktif yang meliputi yaitu tanya jawab, ceramah, demonstrasi, pemodelan,refleksi, dan penilaian sebenarnya.

3. Analisis terhadap hasil pembelajaran siswa setelah mengalami pembelajaran dengan pendekatan interaktifl diproses dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan, dirata-ratakan, serta dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai siswa dan mencari rata-rata kelas adalah sebagai berikut:


(31)

31

a. Rumus menghitung nilai siswa

(Jumlah Skor : Jumlah Skor Maksimal) X 100 b. Perhitungan rata-rata

X = Keterangan

X = nilai rata-rata kelas

∑n = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa

c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa TB = x 100

Keterangan

TB = Ketuntasan Belajar

∑n = total nilai yang diperoleh siswa

∑n ≥ 67 = banyak siswa yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 67

100% = bilangan tetap

Setelah selesai menganalisis data, maka langkah selanjutnya adalah pemberian makna terhadap hasil analisis, sehingga peneliti dapat merefleksikan apa yang terjadi, dan merencanakan kembali pembelajaran selanjutnya dengan lebih baik.


(32)

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh pada penelitian ini hanya berlaku di SD Negeri Arjasari I Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan secara rinci dalam Bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik yang dirancang dengan sebaik-baiknya, mulai dari menentukan tema dan mengaitkannya dengan mata pelajaran lain yang sesuai dengan tema yang akan diberikan. Kesiapan alat yang akan digunakan, dan langkah-langkah pembelajarannya sehingga dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan interaktif dapat melibatkan siswa secara langsung. Siswa mengamati langsung media atau alat peraga yang digunakan dan mencatatkan hasil pengamatannya. Pada pembelajaran siklus I guru mengajukan pertanyaan tetapi siswa masih kebingungan, namun siswa terlihat antusias saat guru memperlihatkan alat peraga berupa gambar yang dibawanya. Pada iklus II dengan menggunakan pendekatan interaktif pada proses pembelajaran sehingga penggunaan alat peraga media langsung berupa benda hidup dan benda tak hidup sehingga cukup membuat siswa lebih semangat dalam belajar. Maka terlihat hamper semua siswa bisa menjawab pertanyaan dari guru. Demikian pada siklus III proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) semakin aktif karena ditambah dengan permainan

scrable, sehingga jawaban-jawaban yang dikemukakan siswa tentang

materi pelajaran semakin terarah.

3. Penggunaan pendekatan interaktif pada pembelajaran IPA membuktikan bahwa media yang digunakan dapat mengonkretkan objek yang abstrak kepada siswa, sehingga hasil belajar siswa meningkat pada setiap


(33)

52

siklusnya. Dari 78,57% siswa yang mencapai KKM pada siklus I meningkat menjadi 83,33% pada siklus II dan 93,33% pada siklus III. Dengan rata-rata 8,4. Dari data awal siswa yang yang mencapai rata-rata nilai 64 dengan ketuntasan belajarnya mencapai 43,33% mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 84,3 dengan ketuntasan mencapai 93,3%. Sehingga kenaikan tersebut dapat dipresentasikan sekitar 50%

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan pembelajaran, serta meningkatkan berbagai aspek pembelajaran, baik dalam proses maupun hasil pembelajaran. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.Dengan hasil tersebut, maka beberapa saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan pendekatan interaktif hendaknya dapat dijadikanal ternatif pilihan penggunaan pendekatan pembelajaran.

2. Kreatifitas dan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapat atau bertanya dapat memberikan pengalaman baru bagi guru. 3. Sebaiknya dilakukan penelitian berbeda mengenai penggunaan

pendekatan interaktif untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah yang lebih luas, dengan materi dan jenjang yang berbeda.

4. Sebaiknya siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan kemampuan bertanya atau memecahkan masalah dalam proses pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan konten IPA untuk dapat menjelaskan konsep dan mempersingkat waktu sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata

Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Fatmawati, T. (2006). Penerapan Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan

hasil belajar siswa di Kelas III SDN Cibeber I Cimahi. Skripsi: Tidak

diterbitkan.

Faturrohman, P dan Sutikno, M. S. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Hermawan, Ruswandi, Dkk. (2007). Model Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Iskandar. (1997). Model-model Pembelajaran IPA Pendidikan dan Pelatihan

Profesi Guru. Bandung: UPI PRESS.

Karli, Hilda. dkk. (2002) Implementasi Kurikulum Berbasis kompetensi

(Model-model Pembelajaran). Bandung: Bina Media Informasi.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Komara, E. (2006). ”Peran Pembelajaran CTL, Dalam Mengimplementasikan

Pembelajaran Interaktif”. Suara Daerah. (April 2006).

Koswara, Udin. (1993). Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah untuk Angka Kredit

Guru SD. Bandung: PT. Bandung Intermediary Utama.

Mahmudin. (2007). Karakter Kreatif dan Produktif. [Online]. Tersedia: http://mahmudin.wordpress.com.membentuk-karakter-kreatif-dan-produktif-melalui-siklus-belajar/. [14 Maret 2008].

Mackenzie, N. et al. (1976). Teaching and Learning An Introduction to New

Methods and Resources In Higher Educatioan. Paris: The UNESCO Press

and The International Association of Universities.

Putra, Winata. dkk. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Samatoa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.


(35)

Sujana, Nana (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.

Susanah, Herma. (2008). Penerapan Model Learning Cycle (Siklus Belajar) pada

Pembelajaran Sifat Benda Di Kelas III SD (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Sukakarya Kecamatan Arcamanik Kota Bandung). Skripsi: Tidak Diterbitkan.

Syamsu,Yusuf. (2004) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Psikologi Perkembangan Anak.

Tim Bina Karya Guru. (2006). Sains untuk Sekolah Dasar kelas III. Jakarta: Erlangga.

Wiriatmaja, Rochayati, (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk

Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Yuliatianingsih, M. S. dan Dede Margo. (2008). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar

2. Bandung: UPI.

[Online]. Tersedia : (http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html)

[Online]. Tersedia: (juprimalino.blogspot.com › pendidikan) [Online]. Tersedia:

(repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0708175_chapter2x.pdf) [Online]. Tersedia:


(1)

2. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa dalam melaksanakan tahap-tahap pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan interaktif.

Observasi, catatan lapangan.

3. Pemahaman siswa setelah

mengalami pembelajaran ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan menggunakan pendekatan interaktif.

Tes tertulis bentuk uraian terbatas.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Kegiatan analisis data ini dilakukan sejak awal penelitian dilaksanakan sampai berakhirnya kegiatan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekripstif kualitatif. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Analisis terhadap perencanaan pembelajaran berdasarkan

langkah-langkah pendekatan interaktif, yaitu tanya jawab, ceramah, demonstrasi, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya.

2. Analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran meliputi aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan langkah-langkah pendekatan interaktif yang meliputi yaitu tanya jawab, ceramah, demonstrasi, pemodelan,refleksi, dan penilaian sebenarnya.

3. Analisis terhadap hasil pembelajaran siswa setelah mengalami pembelajaran dengan pendekatan interaktifl diproses dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan, dirata-ratakan, serta dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai siswa dan mencari rata-rata kelas adalah sebagai berikut:


(2)

31

a. Rumus menghitung nilai siswa

(Jumlah Skor : Jumlah Skor Maksimal) X 100 b. Perhitungan rata-rata

X = Keterangan

X = nilai rata-rata kelas

∑n = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa

c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa TB = x 100

Keterangan

TB = Ketuntasan Belajar

∑n = total nilai yang diperoleh siswa

∑n ≥ 67 = banyak siswa yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 67

100% = bilangan tetap

Setelah selesai menganalisis data, maka langkah selanjutnya adalah pemberian makna terhadap hasil analisis, sehingga peneliti dapat merefleksikan apa yang terjadi, dan merencanakan kembali pembelajaran selanjutnya dengan lebih baik.


(3)

51

Simpulan yang diperoleh pada penelitian ini hanya berlaku di SD Negeri Arjasari I Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan secara rinci dalam Bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik yang dirancang dengan sebaik-baiknya, mulai dari menentukan tema dan mengaitkannya dengan mata pelajaran lain yang sesuai dengan tema yang akan diberikan. Kesiapan alat yang akan digunakan, dan langkah-langkah pembelajarannya sehingga dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan interaktif dapat melibatkan siswa secara langsung. Siswa mengamati langsung media atau alat peraga yang digunakan dan mencatatkan hasil pengamatannya. Pada pembelajaran siklus I guru mengajukan pertanyaan tetapi siswa masih kebingungan, namun siswa terlihat antusias saat guru memperlihatkan alat peraga berupa gambar yang dibawanya. Pada iklus II dengan menggunakan pendekatan interaktif pada proses pembelajaran sehingga penggunaan alat peraga media langsung berupa benda hidup dan benda tak hidup sehingga cukup membuat siswa lebih semangat dalam belajar. Maka terlihat hamper semua siswa bisa menjawab pertanyaan dari guru. Demikian pada siklus III proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) semakin aktif karena ditambah dengan permainan

scrable, sehingga jawaban-jawaban yang dikemukakan siswa tentang

materi pelajaran semakin terarah.

3. Penggunaan pendekatan interaktif pada pembelajaran IPA membuktikan bahwa media yang digunakan dapat mengonkretkan objek yang abstrak kepada siswa, sehingga hasil belajar siswa meningkat pada setiap


(4)

52

siklusnya. Dari 78,57% siswa yang mencapai KKM pada siklus I meningkat menjadi 83,33% pada siklus II dan 93,33% pada siklus III. Dengan rata-rata 8,4. Dari data awal siswa yang yang mencapai rata-rata nilai 64 dengan ketuntasan belajarnya mencapai 43,33% mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 84,3 dengan ketuntasan mencapai 93,3%. Sehingga kenaikan tersebut dapat dipresentasikan sekitar 50%

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan pembelajaran, serta meningkatkan berbagai aspek pembelajaran, baik dalam proses maupun hasil pembelajaran. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.Dengan hasil tersebut, maka beberapa saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan pendekatan interaktif hendaknya dapat dijadikanal ternatif pilihan penggunaan pendekatan pembelajaran.

2. Kreatifitas dan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapat atau bertanya dapat memberikan pengalaman baru bagi guru. 3. Sebaiknya dilakukan penelitian berbeda mengenai penggunaan

pendekatan interaktif untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah yang lebih luas, dengan materi dan jenjang yang berbeda.

4. Sebaiknya siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan kemampuan bertanya atau memecahkan masalah dalam proses pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan konten IPA untuk dapat menjelaskan konsep dan mempersingkat waktu sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Fatmawati, T. (2006). Penerapan Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan

hasil belajar siswa di Kelas III SDN Cibeber I Cimahi. Skripsi: Tidak

diterbitkan.

Faturrohman, P dan Sutikno, M. S. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Hermawan, Ruswandi, Dkk. (2007). Model Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Iskandar. (1997). Model-model Pembelajaran IPA Pendidikan dan Pelatihan

Profesi Guru. Bandung: UPI PRESS.

Karli, Hilda. dkk. (2002) Implementasi Kurikulum Berbasis kompetensi

(Model-model Pembelajaran). Bandung: Bina Media Informasi.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Komara, E. (2006). ”Peran Pembelajaran CTL, Dalam Mengimplementasikan

Pembelajaran Interaktif”. Suara Daerah. (April 2006).

Koswara, Udin. (1993). Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah untuk Angka Kredit

Guru SD. Bandung: PT. Bandung Intermediary Utama.

Mahmudin. (2007). Karakter Kreatif dan Produktif. [Online]. Tersedia: http://mahmudin.wordpress.com.membentuk-karakter-kreatif-dan-produktif-melalui-siklus-belajar/. [14 Maret 2008].

Mackenzie, N. et al. (1976). Teaching and Learning An Introduction to New

Methods and Resources In Higher Educatioan. Paris: The UNESCO Press

and The International Association of Universities.

Putra, Winata. dkk. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Samatoa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.


(6)

Sujana, Nana (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.

Susanah, Herma. (2008). Penerapan Model Learning Cycle (Siklus Belajar) pada

Pembelajaran Sifat Benda Di Kelas III SD (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Sukakarya Kecamatan Arcamanik Kota Bandung). Skripsi: Tidak Diterbitkan.

Syamsu,Yusuf. (2004) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Psikologi Perkembangan Anak.

Tim Bina Karya Guru. (2006). Sains untuk Sekolah Dasar kelas III. Jakarta: Erlangga.

Wiriatmaja, Rochayati, (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk

Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Yuliatianingsih, M. S. dan Dede Margo. (2008). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar

2. Bandung: UPI.

[Online]. Tersedia : (http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html)

[Online]. Tersedia: (juprimalino.blogspot.com › pendidikan) [Online]. Tersedia:

(repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0708175_chapter2x.pdf) [Online]. Tersedia: