PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP.
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER
PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
Oleh:
Suciati Rahayu Widyastuti 1201084
PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN PENGUKURAN PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER
PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Oleh
SUCIATI RAHAYU WIDYASTUTI
S.Pd.I IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2007
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
© Suciati Rahayu Widyastuti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
(4)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
(5)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
(6)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perbandingan Indeks Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode SHL dan Metode Donlon-Fisher pada Tes Hasil Belajar Matematika
SMP
ABSTRAK
Suciati Rahayu Widyastuti
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII. Metode penelitian kausal komparatif. Subjek penelitian ini adalah skor peserta tes, sedangkan peserta tes merupakan responden penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh skor peserta tes kelas VII di suatu SMP Negeri Bandung sebanyak 342 skor. Sampel dalam penelitian ini adalah 202 skor peserta tes kelas VII. Penetapan sampel dilakukan menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar matematika di SMP. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon untuk uji perbedaan dua rata-rata sampel yang berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII.
Kata kunci: Indeks Ketidakwajaran skor, metode SHL, dan metode Donlon-Fisher.
(7)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The Comparison of Inappropriate Score Index Using SHL Methods and Donlon-Fisher Methods on Mathematics Achievement Test Junior
High School
ABSTRACT
Suciati Rahayu Widyastuti
The purpose of this research is to know the comparison of inappropriate score Index using the SHL methods and Donlon-Fisher methods on mathematics achievement test at Junior High School. This is a comparative causal research. The subjects of the research were participants test scores, while a test participant survey respondents. The population in this study were all participants' scores on a test of class VII Junior High School Bandung as many as 342 scores. The samples in this study were 202 VII grade test scores of participants.Sampling technique for this research using random cluster sampling technique. Data collection techniques using test. The research instrument is math achievement test Junior High School. Analysis of the data using the Wilcoxon test to test the average difference of two paired samples.The result showed that there are not differences of the inappropriate score index using SHL methods Donlon-Fisher methods on mathematics achievement test at Junior High School.
Keywords: The inappropriate score index, SHL method, and Donlon-Fisher method.
(8)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
A. Kajian Teori ... 8
1 Ketidakwajaran Skor ... 8
a..Pengeritan Ketidakwajaran Skor ... 8
b..Jenis-Jenis Metode Pendeteksian Ketidakwajarn Skor ... 11
1) Metode Ghiselli ... 11
2) Metode Jacob ... 12
3) Metode Donlon-Fisher ... 12
(9)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 Tes Hasil Belajar Matematika ... 16
a..Tes ... 16
b..Tes Hasil Belajar ... 17
c.. Mata Pelajaran Matematika ... 24
B. Penelitian Terdahulu ... 27
C. Kerangka Pemikiran ... 29
D. Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32
A. Metode Penelitian ... 32
B. Subjek Penelitian ... 32
C. Variabel Penelitian ... 33
D. Definisi Operasional ... 33
E. Alur Penelitian ... 35
F. Instrumen ... 38
G. Teknik Pengumpulan Data ... 39
H. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 53
A. Hasil Uji Coba Instrumen ... 53
a. Hasil Uji Validitas Isi ... 53
1) Keterbacaan Butir Soal ... 53
2) Kecocokan Kompetensi Dasar dengan Indikator ... 53
3) Kecocokan Indikator dengan Butir Soal ... 54
b. Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 54
c. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 54
d. Hasil Perhitungan Daya Pembeda ... 55
e. Hasil Analisis Distraktor ... 55
(10)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Hasil Penelitian ... 57
a. Deskripsi Data Sebelum dilakukan Pendeteksian Ketidakwajaran Skor .. 57
1) Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Kelas VII ... 57
b. Deskripsi Data Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor ... 57
1)Deskripsi Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode SHL ... 57
2)Deskripsi Indeks Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode Donlon-Fisher ... 61
3) Perbandingan Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher ... 64
4) Transformasi Indeks Ketidakwajaran Skor ke Dalam Skor Baku T .... 65
5) Hasil Uji Normalitas ... 65
c. Pengujian Hipotesis ... 66
C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
BAB V Kesimpulan dan Saran ... 76
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 78
(11)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jawaban Peserta yang Mengerjakan sepuluh butir tes dalam penentuan
kewajaran menurut Metode Donlon-Fisher ... 12
Tabel 2.2 Klasifikasi Indeks Daya Beda Ebel... 13
Tabel 2.3 Besaran pada Indeks Kehati-hatian ... 15
Tabel 2.4 Kisi Pensekoran 5 Peserta yang Mengerjakan 10 Butir dalam Penentuan Kehati-hatian. ... 16
Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pendeteksian Ketidakwajaran Skor metode SHL dan metode Donlon-Fisher ... 32
Tabel 3.1 Pembagian Tingkat Kesukaran ... 45
Tabel 3.2 Pembagian Daya Beda Butir ... 46
Tabel 3.3 Kisi Pensekoran Peserta Tes ... 48
Tabel 3.4 Kisi Penentuan Kewajaran Skor menurut Metode Donlon-Fisher ... 49
Tabel 3.5 Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher ... 50
Tabel 4.1 Kesimpulan Analisis Soal Ujicoba ... 56
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Kelas VII ... 57
Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Indeks Kehati-hatian ... 58
Tabel 4.5 Penyebaran Peserta Tes yang dinyatakan Skornya Wajar Menggunakan Metode SHL ... 58
Tabel 4.6 Penyebaran Indeks Kehati-hatian Setiap Kelas ... 59
Tabel 4.7 Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode SHL Berdasarkan Kategori Kemampuan Peserta Tes ... 60
Tabel 4.8 Deskripsi Statistik Indeks Kewajaran ... 61
Tabel 4.9 Penyebaran Peserta Tes yang dinyatakan Skornya Wajar Menggunakan Metode Donlon-Fisher ... 62
(12)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode
Donlon-Fisher Berdasarkan Kategori Kemampuan Peserta Tes ... 64 Tabel 4.12 Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor menggunakan metode SHL
dan metode Donlon-Fisher ... 64 Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VII ... 66 Tabel 4.14 Hasil Uji Perbedaan Indeks Ketidakwajaran Skor Menggunakan
(13)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian Pertama dan Kedua pada Metode SHL ... 15 Gambar 2.2 Taksonomi Tujuan Pendidikan Kawasan Kognitif ... 25 Gambar 3.1 Alur Penelitian dan Pengambilan Data ... 39 Gambar 4.1 Diagram Batang Peserta Tes yang dinyatakan Skornya Wajar
Menggunakan Metode SHL ... 59 Gambar 4.2 Diagram Batang Penyebaran Indeks Ketidakwajaran Skor
Menggunakan Metode SHL Setiap Kelas ... 60 Gambar 4.3 Diagram Batang Peserta Tes yang dinyatakan Skornya Wajar
Menggunakan Metode Donlon-Fisher ... 62 Gambar 4.4 Diagram Batang Penyebaran Indeks Ketidakwajaran Skor
Menggunakan Metode SHL Setiap Kelas ... 63 Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran
(14)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Silabus Matematika Kelas VII Semester Genap ... 74
Kisi-Kisi Soal Matematika Sebelum Direvisi ... 100
Jugment Keterbacaan Soal ... 103
Jugment Ahli Kecocokan Kompetensi Dasar dengan Indikator ... 178
Jugment Ahli Kecocokan Indikator dengan Soal ... 198
Soal Matematika Sebelum Direvisi ... 284
Kunci Jawaban Soal Matematika Sebelum Direvisi ... 293
Kisi-Kisi Setelah Direvisi ... 294
Instrumen Setelah Direvisi ... 299
Kunci Jawaban Setelah Direvisi ... 306
Lampiran B Hasil Jugment Keterbacaan Soal (Secara Kuantitatif) ... 307
Hasil Jugment Ahli Kecocokan Kompetensi Dasar Dengan Indikator (Secara Kuantitatif) ... 309
Hasil Jugment Ahli Kecocokan Indikator Dengan Soal (Secara Kuantitatif) ... 310
Hasil Jugment Keterbacaan Soal (Secara Kualitatif) ... 311
Hasil Jugment Ahli Kecocokan Kompetensi Dasar dengan Indikator (Secara Kualitatif) ... 313
Hasil Jugment Ahli Kecocokan Indikator dengan Soal (Secara Kualitatif)... 315
Hasil Ujicoba Instrumen ... 318
Lampiran C Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas VII ... 338
Deskripsi Indeks Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode SHL ... 350 Deskripsi Indeks Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode Donlon-Fisher 373
(15)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel Distribusi Normal Baku (I) ... 388 Tabel Data Skor Baku T ... 397
Lampiran D Surat Ijin Penelitian Contoh Jawaban Siswa
(16)
1
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pengukuran pada proses pembelajaran di sekolah disebut pengukuran pendidikan. Ranah yang diukur dalam proses pendidikan menurut Binyamin S. Bloom dkk. dalam Azwar (2011:8) yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran (Mardapi, 2012:108). Dilakukannya tes dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan yang berkaitan dengan kognitif sedangkan untuk mengukur ranah selain kognitif digunakan istilah nontes atau survey (Susetyo, 2011). Hasil tes digunakan untuk menyampaikan informasi yang sesuai dengan tujuan dari pengukuran. Tes yang dibuat harus tepat mengukur apa yang ingin diukur.
Terdapat beberapa jenis tes, salah satunya adalah tes prestasi atau tes hasil belajar yang merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa (Susetyo, 2011:7). Hasil tes prestasi digunakan untuk menilai, memotivasi siswa, memberi informasi kepada siswa, administrator sekolah, dan orang tua. Hasil tes diharapkan dapat benar-benar menggambarkan kemampuan peserta tes. Namun pada kenyataannya terkadang skor hasil tes tidak dengan benar memberikan informasi yang ingin didapat dari peserta tes. Apabila terjadi seperti itu maka kita berhadapan dengan skor yang tidak benar atau tidak wajar.
Dalam psikologi perkembangan, siswa SMP kelas VII yang berusia antara 12-13 tahun merupakan masa praremaja atau remaja awal menurut Konopka dalam Yusuf (2012:184) masa yang relatif singkat ini ditandai dengan sikap negatif seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, ataupun pesimistik (Yusuf, 2012:26). Kondisi psikologi yang seperti itu terbawa pada saat pembelajaran atau pun pelaksanaan tes. Siswa cenderung pesimistik, merasa tidak siap, karena belum menguasai materi dan juga tidak tenang dalam menghadapi tes.
(17)
2
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Bidang studi matematika mempelajari konsep-konsep, struktur-struktur matematika, dan rangkaian pertanyaan-pertanyaan (sifat, teorema, dalil, prinsip). Tak jarang pula dalam mempelajari matematika peserta didik disuguhkan banyaknya simbol, rumus dan notasi yang dapat menyebabkan peserta didik merasa tidak bersemangat, enggan, bahkan takut menghadapi pelajaran matematika. Begitu pula dalam menghadapi tes matematika, siswa cenderung merasa cemas atau was-was.
Materi pada bidang studi matematika SMP kelas VII dirasa lebih kompleks dibandingkan dengan matematika ketika mereka masih duduk dibangku SD, karena masa peralihan tersebut mereka masih perlu beradaptasi dalam proses pembelajaran maupun pada saat mengadapi tes matematika. Ketika perasaan cemas dan tidak tenang yang dialami siswa dalam menghadapi tes matematika, hal ini dapat mengakibatkan siswa ceroboh menjawab butir tes, seperti salah menghitung atau salah dalam menafsirkan soal, terburu-buru menjawab soal karena waktu pengerjaan tes yang dirasa kurang bagi siswa. Terkadang siswa juga dihadapkan oleh tes hasil belajar matematika berbentuk tes objektif bentuk pilihan ganda, mereka memiliki peluang untuk menebak jawaban benar jika mereka tidak menguasai materi pada butir tes tersebut. Keadaan seperti itu dikhawatirkan dapat menghasilkan perolehan skor yang tidak dengan benar mencerminkan kemampuan dari siswa tersebut.
Jawaban siswa yang diidentifikasi terdapat ketidakwajaran skor akan terlihat sangat ganjil, keganjilan tersebut bisa dilihat pada hasil analisis soal, soal diurutkan dari yang tingkat kesukarannya rendah ke tingkat kesukarannya tinggi. Ketidakwajaran skor juga dapat terdeteksi dari terdapatnya ketidakwajaran pada skor jika peserta tes dapat menjawab dengan benar butir soal yang sulit sedangkan butir soal yang mudah tidak dijawab dengan benar. Penting dilakukan pendeteksian ketidakwajaran skor jika kita sudah tidak dapat mencegah atau menghindari ketidakwajaran skor tersebut. Tujuan pendeteksian ketidakwajaran
(18)
3
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skor adalah untuk mendeteksi skor peserta tes yang dicurigai tidak wajar. Ketidakwajaran skor dapat diantisipasi jika semua kegiatan dan langkah didalam pelaksanaan tes itu berlangsung dengan baik, selain itu kita juga akan memdapatkan gambaran kemampuan yang benar tentang peserta tes. Dari hasil pendeteksian ketidakwajaran skor tersebut dapat diambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan berikutnya terhadap peserta tes yang dideteksi skornya tidak wajar atau juga dapat menjadi bahan evaluasi pada proses pelaksanaan tes.
Kegiatan pendeteksian ketidakwajaran skor yang biasa guru lakukan dengan melihat hasil tes siswa, apabila tes tersebut berbentuk pilihan ganda tetapi disertai cara pengerjaannya pada setiap pengerjaan butir soal, kemudian ditemukan siswa yang menjawab dengan benar butir soal yang sukar namun tanpa disertai cara pengerjaannya, butir soal tersebut dianggap salah karena diduga merupakan hasil dari menebak atau mencontek, dan hasil dari tes tersebut tidak menggambarkan kemampuan peserta tes yang sebenarnya. Terdapat kendala jika tes hasil belajar berbentuk pilhan ganda namun tanpa disertai cara pengerjaan, siswa yang berhasil menjawab butir soal sukar namun tidak berhasil menjawab butir soal mudah, pada kondisi seperti ini guru merasa kebingungan apakah peserta tersebut curang atau tidak, dan skor peserta tersebut wajar atau tidak. Kemudian ada pula pendeteksian ketidakwajaran skor peserta tes yang biasa dilakukan oleh guru dengan melihat keidentikan jawaban salah satu hasil tes siswanya dengan siswa yang lainnya, yaitu skor dikatakan identik bila terjadi kesamaan letak butir soal yang benar maupun salah, menghadapi hal seperti ini guru biasanya mengambil kebijakan seperti mengurangi nilai atau teguran bagi peserta tes yang diduga mencontek untuk memberi efek jera agar tidak mengulangi hal tersebut lagi. Pendeteksian-pendeteksian yang biasa dilakukan oleh guru tersebut tidak berdasarkan suatu metode tertentu. Penggunaaan metode dalam mendeteksi ketidakwajaran skor dapat membantu mengatasi kebingungan guru dalam menentukan suatu skor peserta tes dinyatakan wajar atau tidak, dan
(19)
4
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
juga dengan penggunaan metode diharapkan pendeteksiannya dapat dilakukan secara sistematis sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk dapat mendeteksi ketidakwajaran skor adalah metode Jacob, SHL, Ghiselli, dan Donlon-Fisher. Metode-metode tersebut merupakan metode pendeteksian ketidakwajaran skor yang dalam mengestimasi skornya menggunakan teori skor klasik. Dari ke empat metode pendeteksian ketidakwajaran skor tersebut, masing-masing metode memiliki karakteristik yang tersendiri. Menurut Naga (1998) metode Ghiselli membutuhkan skor prediksi untuk dapat mendeteksi ketidakwajaran skor, dalam langkah perhitungan ketidakwajaran skornya metode ini menggunakan variabel Z untuk mendeteksi peserta tes yang memiliki skor yang tidak wajar di antara kelompok, variabel Z sangat bergantung dengan keadaan. Penggunaan skor prediksi pada metode Ghiselli juga harus benar-benar relevan dan juga harus mengukur sesuatu yang sama dengan skor yang akan dideteksi ketidakwajaran skornya.
Metode Jacob membagi butir soal menjadi lima kelompok taraf sukar, pembagian lima kelompok taraf sukar dapat menjadi kelemahan metode tersebut, karena kita kehilangan informasi taraf sukar butir bagi butir di dalam peringkat yang sama dan juga berapapun jumlah butir soal pada tes akan tetap dibagi ke dalam lima kelompok taraf sukar walaupun jumlah soal tidak kelipatan lima, akibatnya tidak sama banyak jumlah soal disetiap kelompok taraf sukar. Selain pembagian lima kelompok taraf sukar metode Jacob juga memberi bobot besar pada butir yang sukar dan memberi bobot kecil pada butir yang mudah. Adanya pemberian bobot dikhawatirkan tidak dengan optimal karena jika peserta tes menjawab lebih banyak butir dengan benar, cenderung memperoleh indeks kewajaran tinggi, semata-mata nilai indeks kewajaran tidak lagi hanya mengukur kewajaran skor, dan itu dapat menjadi kelemahan dalam perhitungan indeks ketidakwajaran skor.
(20)
5
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari keempat metode pendeteksian ketidakwajaran skor tersebut, untuk metode SHL dan metode Donlon-Fisher, keduanya tidak membutuhkan skor prediksi dan tidak ada pembagian peringkat dalam menghitung indeks ketidakwajaran skor peserta tes, dengan begitu kedua metode tersebut cocok apabila digunakan oleh guru-guru karena lebih mudah digunakan tidak perlu mencari skor prediksi yang belum tentu mengukur sesuatu yang sama seperti pada metode Ghiselli dan juga menghindari kelemahan dalam perhitungan ketidakwajaran skor dalam penggunaan metode Jacob.
Metode SHL dan metode Donlon-Fisher pada proses perhitungannya berdasarkan teori skor klasik dalam mengestimasi skornya, ini mempermudah guru dalam mendeteksi ketidakwajaran skor karena telah sesuai dengan analisis butir soal yang biasa digunakan guru di sekolah untuk menganalisis butir soal yaitu menggunakan teori skor klasik.
Dalam mendeteksi ketidakwajaran skor metode SHL dan Metode Donlon-Fisher terlebih dahulu mengurutkan butir mudah ke butir sukar, dan mengurutkan skor peserta tes dari yang tertinggi ke terendah, namun berbeda dalam menghitung kesukaran butir. Kesukaran butir pada metode SHL dinyatakan dengan jumlah jawaban benar dari setiap peserta, sedangkan kesukaran butir pada metode Donlon-Fisher dinyatakan dalam skala ∆ atau delta. Setelah itu metode SHL dan metode Donlon-Fisher membandingkan kecocokan antara skor peserta dengan skor kelompok peserta tersebut, tetapi dengan rumus yang berbeda. Perbedaan rumus dapat dilihat dari, jika pada metode SHL mendeteksi ketidakwajaran skor dengan menghitung selisih banyaknya jawaban salah pada butir mudah serta banyaknya jawaban benar pada butir sukar, kemudian bandingkan dengan indeks kehati-hatian peserta dalam bentuk proporsi terhadap jawaban benar dari seluruh peserta, sedangkan metode Donlon-Fisher menggunakan korelasi biserial untuk membandingkan pola kesukaran butir peserta dengan pola kesukaran butir kelompok peserta.
(21)
6
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada dasarnya kedua metode tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mendeteksi ketidakwajaran skor peserta tes, maka seharusnya menghasilkan indeks ketidakwajaran yang sama pula, namun pada prakteknya terdapat komponen yang berbeda seperti dijelaskan sebelumnya. Belum diketahui apakah perbedaan tersebut dapat menghasilkan indeks ketidakwajaran skor peserta tes yang berbeda pula, karena dikhawatirkan adanya perbedaan indeks ketidakwajaran skor yang dihasilkan oleh metode SHL dan metode Donlon-Fisher dapat menyebabkan guru atau pihak yang ingin mendeteksi ketidakwajaran skor menjadi bingung metode mana yang sebaiknya digunakan.
Untuk itulah penting dilakukan penelitian membandingkan indeks ketidakwajaran skor yang dideteksi menggunakan metode SHL dan yang dideteksi menggunakan metode Donlon-Fisher terhadap tes hasil belajar matematika SMP kelas VII, karena apabila telah diketahui indeks ketidakwajaran skor dengan menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher terhadap tes hasil belajar siswa, maka akan sangat membantu dalam memilih metode pendeteksian ketidakwajaran skor yang tepat, lebih sensitif atau yang lebih praktis dalam penggunaannya.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat kecemasan diduga mempengaruhi indeks ketidakwajaran skor siswa
SMP kelas VII pada mata pelajaran matematika.
2. Tingkat ketidakhati-hatian dalam mengerjakan setiap butir soal diduga mempengaruhi indeks ketidakwajaran skor siswa SMP kelas VII pada mata pelajaran matematika.
3. Sikap tidak tenang menghadapi tes diduga mengakibatkan ketidakwajaran skor siswa SMP kelas VII pada mata pelajaran matematika.
4. Guru belum dapat mendeteksi ketidakwajaran skor pada hasil tes matematika kelas VII.
(22)
7
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Membandingkan indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika di SMP kelas VII. C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas peneliti dapat mengetahui tentang masalah yang dihadapi, salah satu masalah yang akan diteliti adalah perbandingan indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang akan diteliti, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan antara metode SHL dan metode Donlon-Fisher dalam hal indeks ketidakwajaran skor pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII?
2. Bagaimana hasil analisis indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII?
3. Bagaimana hasil analisis indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui perbandingan hasil pendeteksian ketidakwajaran skor antara metode SHL dan metode Donlon dan Fisher pada mata pelajaran matematika SMP kelas VII.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher pada mata pelajaran matematika di SMP kelas VII.
2. Untuk menganalisis indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII.
(23)
8
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk menganalisis indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis dalam pelaksanaan tes.
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris perbedaan indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher pada tes hasil belajar matematika. Memberikan pula informasi kepada pembaca tidak semua hasil tes memberikan informasi yang benar tentang kemampuan peserta tes.
2. Manfaat secara praktis dari hasil penelitian ini nantinya adalah bagi pihak yang berkeinginan untuk mendeteksi ketidakwajaran skor baik guru maupun supervisor dapat memilih metode yang cocok digunakan untuk tujuan tertentu antara metode SHL ataupun metode Donlon-Fisher, karena penelitian ini tidak hanya akan menyajikan perbedaan indeks ketidakwajaran skor, tetapi juga penelitian ini hendak melihat secara deskriptif karakteristik dari metode pendeteksian ketidakwajaran skor tersebut.
(24)
32
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan studi perbandingan kausal atau penelitian kausal komparatif. Studi perbandingan kausal hakikatnya dilakukan untuk memverifikasi hubungan kausal antara dua atau lebih variabel. Verifikasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian yang menunjukkan, bahwa keberadaan variabel y
adalah sebagai akibat dari variabel x (Ali, 2011:226). Penelitian ini dinyatakan sebagai studi perbandingan kausal karena ingin memverifikasi penyebab atau alasan munculnya perbedaan indeks ketidakwajaran skor pada hasil belajar matematika siswa SMP kelas VII, apakah benar dikarenakan perbedaan dalam penggunaan metode pendeteksian ketidakwajaran skornya yaitu dengan menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah skor peserta tes, sedangkan peserta tes merupakan responden penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh skor peserta tes kelas VII di suatu SMP Negeri Bandung yang berjumlah 342. Sampel dalam penelitian ini adalah skor peserta tes kelas VII yang berjumlah 202. Penetapan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, penarikan secara random sampelnya terhadap kelompok kelas VII, yaitu antara kelas VII-A sampai VII-I. Dari penarikan secara random tersebut didapat kelas VII-C, VII-D, VII-F, VII-G, VII-H, dan VII-I. Sehingga diperoleh sebanyak 202 siswa yang dijadikan responden. Penentuan ukuran sampel menggunakan pedoman jika penelitian dengan jenis perbandingan kausal banyaknya sampel minimal 30 sampel setiap kelompoknya (Fraenkel dan Wallen:1993).
Jumlah sampel pada setiap kelas yaitu kelas VII C, D, F, G, H, dan I sebagai berikut:
(25)
33
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel. 3.1 Jumlah Sampel Pada Setiap Kelas
Dari tabel di atas dapat diketahui di kelas VII C terdapat 29 skor peserta tes, kelas VII D terdapat 28 skor peserta tes, kelas VII F terdapat 34 skor peserta tes, kelas VII G terdapat 37 skor peserta tes, kelas VII H terdapat 36 skor peserta tes, dan kelas VII I terdapat 38 skor peserta tes.
C. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pendeteksian ketidakwajaran skor, sedangkan variabel terikatnya adalah indeks ketidakwajaran skor. Variabel bebas merupakan variabel yang kemunculannya diasumsikan menjadi sebab munculnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang kemunculannya diasumsikan sebagai akibat dari adanya variabel bebas. (Ali, 2011:71).
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL
Metode SHL menyatakan kewajaran skor peserta tes dengan indeks hatian. Indeks hatian dihitung dengan menggunakan rumus indeks kehati-hatian. Komponen dari rumus tersebut adalah selisih antara indeks kehati-hatian kelompok butir mudah untuk peserta yaitu “A” dengan indeks kehati-hatian kelompok butir sukar untuk peserta yaitu “B” kemudian dibagi selisih antara
No. Kelas Jumlah
1 VII C 29
2 VII D 28
3 VII F 34
4 VII G 37
5 VII H 36
6 VII I 38
(26)
34
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
indeks kehati-hatian kelompok butir mudah untuk jawaban seluruh peserta yaitu “C” dengan indeks kehati-hatian kelompok sukar untuk jawaban seluruh peserta yaitu “D”.
Klasifikasi yang dibuat pada metode SHL pada indeks kehati-hatian adalah semakin besar indeks maka skor tersebut semakin tidak wajar dan sebaliknya semakin kecil indeks maka skor tersebut semakin wajar. Peserta yang terwajar adalah peserta yang mempunyai indeks kehati-hatian sebesar nol (0). Klasifikasi skor peserta tes yang terdeteksi wajar, indeks kehati-hatiannya dapat dipertimbangkan dari pola skor dengan kategori kehati-hatian.
2. Pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon-Fisher Metode Donlon-Fisher menggunakan korelasi biserial untuk mengkorelasikan pola kesukaran butir yang dilihat dari satu peserta dengan pola kesukaran yang dilihat dari kelompok peserta. Menyatakan korelasi biserial itu dengan kewajaran skor peserta. Komponen dari rumus indeks kewajaran skor peserta tersebut adalah selisih antara rata-rata kesukaran dalam skala delta yang terkerjakan oleh peserta tes ( dengan rata-rata kesukaran butir dalam skala delta untuk butir yang dijawab dengan benar oleh peserta tes ( yang dibagi dengan simpangan baku di dalam skala delta semua butir yang dikerjakan ( ) kemudian dikalikan dengan pembagian antara proporsi jawaban benar peserta tes ( dengan probabilitas pada distribusi probabilitas normal baku di titik yang dibagi oleh (y). Makin tinggi koefisien biserial maka makin tinggi indeks kewajaran Donlon dan Fisher, maka makin cocok skor peserta dengan skor kelompok peserta sehingga makin wajar skor peserta itu, begitu pula sebaliknya.
Pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon dan Fihser dalam perhitungannya menggunakan korelasi biserial, acuan dalam menyatakan tingginya suatu indeks kewajaran skor peserta tes dapat menggunakan indeks daya beda butir soal yang dinyatakan oleh Ebel (Susetyo, 2011:161). Penulis menyatakan indeks yang wajar berada diantara 1-0,70, karena mempertimbangkan korelasi antara pola kesukaran butir soal responden secara individu dengan pola
(27)
35
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesukaran butir soal secara kelompok, memiliki daya pembeda yang baik sekali, untuk klasifikasi setelahnya hanya dinyatakan cukup baik, cukup baik saja tidak cukup, maka pada batas indeks 0,70 terlihat adanya perbedaan butir soal yang mudah dan sukar yang baik sekali dan begitu pula apabila dilihat dari pola kesukaran butir soal responden secara individu sesuai dengan pola kesukaran butir soal secara kelompok pada klasifikasi baik sekali. Jika pada responden tidak terlihat dengan jelas antara butir mudah dan butir sukar maka dapat dinyatakan bahwa responden tersebut terdeteksi memiliki skor yang tidak wajar.
(28)
36
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
ci : indeks kehati-hatian peserta tes
: indeks kewajaran peserta tes
Dari gambar 3.1 mengenai alur penelitian dapat dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat soal matematika
(29)
37
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembuatan soal matematika yang akan dijadikan instrumen penelitian berpedoman kepada kurikulum yang berlaku pada sekolah yang siswanya akan dijadikan subjek penelitian dan berdasarkan kisi-kisi tes yang telah dirancang terlebih dahulu. Penulis memilih pokok bahasan transformasi yang dipelajarai oleh siswa kelas VII SMP. Instrumen yang dibuat penulis sebanyak 30 butir tes. Langkah-langkah penyusunan soal:
a) Menyusun spesifikasi tes mencakup kegiatan berikut ini: 1) Menentukan tujuan tes
Ditinjau dari tujuannya tes dibagi menjadi empat macam yang digunakan di lembaga pendidikan yaitu tes penempatan, tes diagnotis, tes formatif, dan tes sumatif.
2) Menyusun kisi-kisi tes
Kisi-kisi merupakan tabel matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu:
a. Menulis tujuan umum pelajaran
b. Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan c. Membuat indikator
d. Menentukan jumlah soal tiap pokok bahasan dan subpokok bahasan. 3) Memilih bentuk tes
Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa, lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajarn yang diujikan.
4) Menentukan panjang tes
Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakupan materi ujian dan kelelahan peserta tes. Penentuan panjang tes berdasarkan pengalaman saat melakukan tes. Khusus untuk tes baku penentuan waktu berdasarkan hasil uji coba. Namun tes untuk ulangan di kelas penentuan waktu berdasarkan pengalaman dari tiap tenaga pengajar.
(30)
38
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Menulis soal tes
Penulisan tes merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang dibuat. Kisi-kisi lengkap sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilihat pada Lampiran A.2 halaman 98 dan Lampiran A.8 halaman 291.
2. Uji validitas isi butir soal
Validitas isi butir soal terdiri dari uji keterbacaan butir soal, uji kecocokan kompetensi dasar dengan indikator, dan kecocokan indikator dengan butir soal. Uji keterbacaan butir soal dilakukan oleh siswa kelas VII, sedangkan uji kecocokan kompetensi dasar dengan indikator dan uji kecocokan indikator dengan butir dilakukan oleh jugment ahli yang bertujuan untuk melihat kecocokan antara kompetensi dasar dengan indikator dan juga melihat kecocokan antara indikator dengan butir soal. Perhitungan validitas isi butir soal selanjutnya menggunakan persentase kecocokan.
3. Melakukan uji coba soal
Butir soal yang telah di jugment oleh sejumlah ahli dan telah dinyatakan valid, kemudian soal tersebut diujicobakan kepada siswa yang bukan merupakan subjek penelitian.
4. Melakukan analisis butir
Setelah mendapatkan skor hasil uji coba tes, penulis melakukan analisis terhadap reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan distraktor.
5. Pengujian Soal Matematika di Kelas VII.
Butir soal yang sudah valid dan reliabel kemudian diujikan pada siswa kelas VII di suatu SMP Negeri di kota Bandung sebanyak 202 siswa.
6. Pendeteksian ketidakwajaran skor
Pengujian soal matematika pada kelas VII menghasilkan sejumlah skor peserta tes yang kemudian dilakukan pendeteksian ketidakwajaran skor terhadap semua skor
(31)
39
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta tes. Pendeteksian ketidakwajaran skor dilakukan menggunakan dua metode yaitu metode SHL dan juga metode Donlon-Fisher.
7. Melakukan perhitungan statistik deskriptif
Pada tahap ini hasil pendeteksian ketidakwajaran skor menghasilkan indeks kehati-hatian dan indeks kewajaran skor siswa. Untuk menginterpretasikan hasil perhitungan menggunakan statistika deskriptif yang meliputi mean, median, modus, standar deviasi, indeks terkecil, dan indeks terbesar, kemudian menampilkan jumlah peserta tes yang dinyatakan skornya wajar dan tidak wajar berdasarkan metode pendeteksian ketidakwajaran skor yaitu metode SHL dan metode Donlon-Fisher.
8. Mentransformasi Indeks Ketidakwajaran Skor
Sebelum membandingkan rata-rata ke dua indeks ketidakwajaran skor, terlebih dahulu semua indeks ketidakwajaran skor ditransformasikan ke dalam skor baku T.
9. Menghitung Perbandingan secara Statistik Inferensial
Setelah semua indeks ketidakwajaran skor ditransformasi ke dalam skor baku T, kemudian dilakukan pengujian perbandingan dua rata-rata sampel yang berpasangan.
F. Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar matematika SMP kelas VII semester genap. Instrumen yang digunakan dalam penelitian merupakan jenis tes formatif. Instrumen penelitian dibuat oleh peneliti sendiri. Butir soal mendeskripsikan keterwakilan dari kompetensi dasar atau materi secara proporsional dari keseluruhan materi telah dipelajari. Tes ini mencakup dimensi pengetahuan faktual, konserptual, dan prosedural sesuai dengan kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah tersebut. Selain mencakup dimensi pengetahuan pembuatan instrumen juga mencakup dimensi kemampuan berpikir matematika yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah, tingkat sedang, dan tingkat tinggi.
(32)
40
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen dan kunci jawaban lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.6, A.7, A.9, dan A.10 halaman 284, 293, dan 306.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes, karena dengan menggunakan teknik tes dapat dideteksi ketidakwajaran skor. Tahapan pengumpulan datanya sebagai berikut:
1. Bentuk tes yang dibuat untuk masing-masing pendeteksian metode adalah sama.
2. Responden menjawab soal tes yang telah disediakan.
3. Untuk setiap skor peserta tes dideteksi menggunakan dua metode pendeteksian ketidakwajaran skor yaitu metode SHL dan metode Donlon-Fisher.
4. Setelah didapat semua indeks ketidakwajaran skor pada masing-masing skor peserta tes, kemudian dihitung jumlah siswa yang teridentifikasi skornya yang wajar dan yang tidak wajar.
5. Nilai indeks ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher ditranformasikan ke dalam skor baku T.
H. Teknik Analisis Data
Teknik untuk menganalisis data memiliki beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: a) Uji Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen ini digunakan untuk kepentingan pengumpulan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas isi, kemudian setelah uji coba instrumen dilakukan uji reliabilitas dan analisis butir soal yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, dan distraktor.
a. Validitas isi
Validitas isi dihitung menggunakan perhitungan persentase butir soal yang cocok dengan indikator atau tujuan. Perhitungan kecocokan terhadap validitas isi
(33)
41
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan dengan menghitung besarnya persentase pada pernyataan cocok, yaitu ”persentase kecocokan suatu butir dengan tujuan atau indikator” berdasarkan penilaian guru/dosen atau ahli, Noer (Susetyo, 2011:92). Butir yang dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai lebih dari 50%. Rumus yang digunakan adalah:
Persentase
∑ dimana:
f = frekuensi cocok menurut penilai
∑ = jumlah penilai (Susetyo, 2011:92)
Menurut Djaali dan Puji (Susetyo, 2011:90) validitas isi adalah validitas yang akan mengecek kecocokan dinatara butir-butir tes yang dibuat dengan indikator, materi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Perhitungan dengan rumus persentase ini digunakan juga untuk menghitung persentase kecocokan pada uji keterbacaan soal dan uji kecocokan kompetensi dasar dengan indikator.
b. Reliabilitas
Suatu perangkat ukur yang dapat dipercaya adalah alat ukur yang hasilnya tidak berubah atau hasilnya relatif sama jika dilakukan pengetesan secara berulang-ulang dan alat ukur yang demikian dinamakan dengan reliabel. (Susetyo, 2011:105). Pengujian reliabilitas yang akan dilakukan terhadap instrumen menggunakan reliabilitas konsistensi internal, karena pengujian soal tersebut hanya satu kali. Reliabilitas konsistensi internal didasarkan pada skor yang diperoleh dari satu perangkat ukur dengan satu kali pengukuran pada peserta tes, dengan jenis Kuder-Richardson-20 (KR20). Penggunaan KR20 dikarenakan skor
yang akan didapat berupa skor dikotomi. Berikut persamaan yang digunakan untuk menghitung koefisien reliablitas:
[ ∑ ] dimana;
p = proporsi jawaban benar q = proporsi jawaban salah
(34)
42
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
k = jumlah butir tes
∑ = jumlah perkalian jawaban benar dengan salah = koefisien reliabilitas
= varian skor tes = jumlah responden
∑ (∑ (Susetyo, 200) c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran suatu butir soal dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan Indeks Kesukaran Butir dan disimbolkan oleh huruf p. Indeks kesukaran butir merupakan rasio antar penjawab butir dengan benar dan banyaknya penjawab butir. (Azwar, 2011:134). Formulasi indeks kesukaran butir adalah:
p = (Azwar, 2011:134) dimana:
ni = banyaknya siswa yang menjawab butir soal dengan benar
N = banyaknya siswa yang menjawab butir soal.
Interpretasi angka indeks kesukaran butir menurut Thondrike dan Hagen (Sudijono, 2009:327) mengemukakan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pembagian Tingkat Kesukaran
Rentang Tingkat Kesukaran
p < 0,30 Sukar
0,30 ≤ p ≤ 0,70 Sedang
p > 0,70 Mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda (D) butir tes adalah kemampuan butir tes untuk mengetahui seberapa besar suatu butir tes dapat membedakan (diskriminasi) antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda tiap butir soal adalah dengan acuan norma dan cara perhitungan daya beda kelompok tinggi-rendah, sebagai berikut:
(35)
43
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimana:
= frekuensi yang menjawab benar butir tes ke-i untuk kelompok tinggi = frekuensi yang menjawab benar butir tes ke-i untuk kelompok rendah
= jumlah seluruh peserta kelompok tinggi
= jumlah seluruh peserta kelompok rendad (Susetyo, 2011)
Dalam melakukan perhitungan daya beda ini, kemampuan siswa dikelompokkan menjadi kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah. Pembagiannya menggunakan cara, kelompok tinggi sebesar 27% dan kelompok rendah 27%, sisanya sedang 46%.
Pada umumnya kriteria penerimaan yang digunakan adalah D 0,2, butir dinyatakan memiliki daya beda dan dapat digunakan sebagai butir tes pada suatu perangkat ukur. (Susetyo, 2011:167)
Menurut Hopkins dalam Naga (2013, 292) pembagian daya beda sebagai berikut: Tabel 3.3 Pembagian Daya Beda Butir
Indek Daya Beda (D)
Interpretasi
0,40 atau lebih Butir memiliki daya beda sangat baik 0,30 – 0,39 Butir memiliki daya beda baik
0,11 – 0,29 Butir memiliki daya beda sedang
0,00 – 0,10 Butir memiliki daya beda kurang
negatif Butir ada kekeliruan
e. Distraktor
Analisis pengecoh atau distraktor tujuannya adalah mengetahui kemampuan responden yang sebenarnya dengan jalan memberikan pilihan alternatif yang memungkinkan untuk dipilih terutama responden yang tidak memahami butir tes tersebut. Kemiripan pilihan jawaban dapat dilihat dari penyebaran frekuensi jawaban peserta pada pilihan jawaban yang disediakan. Pengecoh yang tergolong baik adalah pengecoh yang dipilih oleh peserta tes minimum sebesar 5%. Keberadaan pengecoh digunakan untuk menjebak terutama bagi mereka yang berkemampuan rendah untuk memilih jawaban yang salah. Sedangkan mereka yang berkemampuan tinggi tidak terkecoh oleh jawaban yang salah dan mencegah
(36)
44
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta tes melakukan tebakan. Berikut merupakan rumus untuk perhitungan mengecek keberfungsian pengecoh yaitu analisis distraktor proporsi presentase:
(Budi Susetyo, 2011:171) dimana;
M = jumlah responden
= proporsi masing-masing pilihan jawaban suatu butir tes = frekuensi masing-masing jawaban suatu butir tes
b) Pengolahan Data dengan Statistik Deskriptif
Semua data yang telah terkumpul nantinya akan diolah dengan statistik deskriptif, karena untuk mengetahui perbedaan indeks ketidakwajaran skor. Sebelum dapat mendeteksi ketidakwajaran skor, terlebih dahulu dilakukan perhitungan skor setiap responden, kemudian dihitung secara deskriptif hasil perhitungan skor tersebut. Pada pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon-Fisher skor yang akan dideteksi perhitungan indeksnya menggunakan rumus korelasi biserial dengan taraf kesukaran ditransformasikan ke distribusi probabilitas normal baku serta nilai y adalah probabilitas pada distribusi probabilitas normal baku di titik yang dibagi oleh pit maka sebelumnya data yang akan dideteksi diuji normalitasnya terlebih dahulu, karena metode Donlon-Fisher akan efektif bila digunakan pada data yang berdistribusi normal. Uji normalitas juga digunakan sebagai persyaratan penggunaan statistika parametrik.
a. Deskirpsi Data Sebelum dilakukan Pendeteksian Ketidakwajaran Skor.
Berikut merupakan teknik perhitungan ketidakwajaran skor masing-masing metode:
1) Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Kelas VII
Data yang telah dikumpulkan kemudian dihitung mean, median, modus, simpangan baku, nilai terbesar dan nilai terkecilnya, yang merupakan deskripsi dari data hasil pengerjaan siswa kelas VII terhadap tes hasil belajar bidang studi matematika dengan pokok bahasan Transformasi. Perhitungan mean, median, modus, simpangan baku, nilai terbesar, dan nilai terkecil dibantu dengan SPSS.16.
(37)
45
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Deskripsi Data Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor
1) Deskripsi Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode SHL
Metode SHL menggunakan istilah indeks kehati-hatian untuk menyatakan kewajaran skor peserta tes. Dari data yang sudah didapat kemudian dihitung masing-masing indeks kehati-hatian setiap peserta tes. Berikut merupakan rumus menghitung indeks kehati-hatian:
(http://file.upi.edu) dengan
Ag =sekor jawaban salah ∑( )
Bg = sekor jawaban benar
∑ ( ) ∑ ∑
Tabel 3.4. Kisi Pensekoran Peserta Tes No.
Peserta
Nomor Butir
ft cg
1 2 3 4 ... j ... N
1 X11 X12 X13 X14 ... X1j ... X1N ft1 cg1
2 X21 X22 X23 X24 ... X2j ... X2N ft2 cg2
3 X31 X32 X33 X34 ... X3j ... X3N ft3 cg3
4 X41 X42 X43 X44 ... X4j ... X4N ft4 cg4
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
i Xi1 Xi2 Xi3 Xi4 ... Xij ... XiN fti cgi
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
M XM1 XM2 XM3 XM4 ... XMj ... XMN ftM cgM
fgi
Setelah indeks kehati-hatian semua peserta tes dihitung, dari data tersebut dapat akan dihitung mean, median, modus, standar deviasi, indeks kehati-hatian terbesar, dan indeks kehati-hatian terkecil, kemudian diklasifikasikan skor responden yang wajar dan tidak wajar, kemudian dilihat peserta yang wajar berasal dari kelas VII C, D, F, G, H, atau I. Sedangkan untuk responden yang
(38)
46
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skornya dinyatakan tidak wajar akan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu indeks ketidakwajaran skor besar, sedang, dan kecil. Untuk melihat penyebaran skor peserta tes yang dinyatakan wajar berdasarkan kategori kemampuan peserta tes maka dilakukan pengklasifikasian terhadap kemampuan peserta tes, yaitu akan dikategorikan menjadi peserta tes dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Untuk mempermudah cara menghitung indeks kehati-hatian, berikut merupakan contoh perhitungan indeks kehati-hatian yang tersaji pada tabel 3.5.
a) Langkah pertama adalah penyusunan butir dari mudah ke sukar yang dalam hal ini oleh skor butir fgi dari tinggi ke rendah. Banyaknya butir adalah N = 5.
b) Langkah kedua membuat pemisah di antara bagian pertama dan bagian kedua melalui banyaknya jawaban betul. Responden 1 dan 2 dengan 4 jawaban betul terpisah pada ft = 4. Responden 3 dan 4 dengan 3 jawaban betul dipisah pada ft
= 2. Dengan Xgi = 1 untuk jawaban betul dan Xgi = 0 untuk jawaban salah,
semua data untuk rumus 2.1. sudah tersedia sehingga indeks kehati-hatian dapat dihitung. Pada contoh ini, indeks kehati-hatian responden lainnya dapat dihitung dari data yang tersedia untuk dimasukkan ke dalam rumus.
Tabel 3.5. Kisi Pensekoran 5 Peserta yang Mengerjakan 10 Butir dalam Penentuan Kehati-hatian.
No Peserta
Nomor Butir ft
1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 0 4
2 1 1 1 0 1 4
3 1 1 1 0 0 3
4 1 1 0 1 0 3
5 1 0 0 0 1 2
fgi 5 4 3 2 2
(Naga, 2013:400)
(39)
47
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudah diurut dari besar ke kecil Jumlah butir N = 5
Responden 1 dan 2 : ft = 4
Responden 3 dan 4 : ft = 3
Responden 5 : ft = 2
c) Perhitungan indeks kehati-hatian untuk peserta tes ke-5: ∑( )
∑( )
(( ) (( )
∑ ( )
∑( )
[( ( ( ]
∑
∑ 5 + 4
∑ ∑ 2 +2 Dari perhitungan di atas didapat nilai dari:
A5 = 4 C = 9
B5 = 2 D = 4
(40)
48
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi diapat indeks kehati-hatian peserta tes ke-5 sebesar 0,40.
d) Didapat indeks kehati-hatian peserta ke-5 sebesar 0,40, ini artinya skor peserta ke-5 tidak wajar. Untuk menghitung indeks kehati-hatian peserta lainnya dapat digunakan jalan yang sama.
2) Deskripsi Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor Menggunakan Metode Donlon-Fisher
Metode Donlon-Fisher menggunakan istilah indeks kewajaran skor untuk menyatakan koefisien korelasi biserial. Dari data yang sudah didapat kemudian dihitung masing-masing indeks kewajaran skor setiap peserta tes. Berikut merupakan rumus menghitung indeks kewajaran skor:
(Naga, 1998:450) dimana:
= koefisien korelasi biserial
= rata-rata kesukaran butir dalam skala delta untuk butir yang terkerjakan oleh peserta ujites
= rata-rata kesukaran butir dalam skala delta untuk butir yang dijawab dengan benar oleh peserta ujites ke-i
= simpangan baku kesukaran butir di dalam skala delta untuk smua butir yang dikerjakan
= proporsi jawaban benar terhadap butir yang dikerjakan
= probabilitas pada distribusi probabilitas normal baku di titik yang dibagi oleh
Tabel 3.6 Kisi Penentuan Kewajaran Skor menurut Metode Donlon-Fisher Butir P Skala A B ... i ... n
1 P1 Skala X1A X1B ... X1i ... X1n
2 P2 Skala X2A X2B ... X2i ... X2n
3 P3 Skala X3A X3B ... X3i ... X3n
4 P4 Skala X4A X4B ... X4i ... X4n
5 P5 Skala X5A X5B ... X5i ... X5n
(41)
49
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
j Pj Skala XjA XjB ... Xji ... Xjn
Setelah indeks kewajaran semua peserta tes dihitung, dari data tersebut dapat akan dihitung mean, median, modus, standar deviasi, indeks kehati-hatian terbesar, dan indeks kehati-hatian terkecil, kemudian diklasifikasikan skor responden yang wajar dan tidak wajar, kemudian dilihat peserta yang wajar berasal dari kelas VII C, D, F, G, H, atau I. Sedangkan untuk responden yang skornya dinyatakan tidak wajar akan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu indeks ketidakwajaran skor besar, sedang, dan kecil. Untuk melihat penyebaran skor peserta tes yang dinyatakan wajar berdasarkan kategori kemampuan peserta tes maka dilakukan pengklasifikasian terhadap kemampuan peserta tes, yaitu akan dikategorikan menjadi peserta tes dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Untuk mempermudah cara menghitung indeks kewajaran peserta tes, berikut merupakan contoh perhitungan indeks kewajaran yang tersaji pada tabel 3.6. a) Langkah pertama adalah penyusunan proporsi jawaban benar setiap butir dari
mudah ke sukar.
b) Langkah ke dua adalah mentransformasi proporsi jawaban benar setiap butir dalam skala delta. Banyaknya butir adalah N = 10.
Tabel 3.7 Jawaban Peserta yang Mengerjakan sepuluh butir tes dalam penentuan kewajaran menurut Metode Donlon-Fisher
Butir P Skala A B
1 0,80 9,64 1 0
2 0,75 10,32 1 1 3 0,65 11,44 1 1 4 0,60 11,96 1 0 5 0,50 13,00 1 1 6 0,40 14,04 1 1 7 0,35 14,56 0 1 8 0,30 15,08 1 0
(42)
50
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9 0,25 15,68 0 1 10 0,20 16,36 0 1 (Hulin et al:1983)
dimana:
P = proporsi jawaban benar A dan B = peserta tes.
c) Perhitungan indeks kewajaran peserta A dengan metode Donlon-Fisher. Peserta A mengerjakan semua butir, sehingga rata-rata dan simpangan baku kesukaran butir di dalam skala delta untuk semua butir yang dikerjakannya, yakni dari 1 sampai 10 adalah masing-masing:
Rata-rata: = ∑ dimana:
= rata-rata kesukaran butir dalam skala delta untuk butir yang terkerjakan oleh peserta ujites
∑ = jumlah semua skala pada butir soal 1 sampai N N = banyaknya butir soal
=
Simpangan Baku:
√∑ ( ̅ dimana:
= simpangan baku kesukaran butir di dalam skala delta untuk smua butir yang dikerjakan
= nilai skala ke-i ̅ = rata-rata nilai skala
(43)
51
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
√∑ ( ̅ =
2,81
Rata-rata kesukaran butir di dalam skala delta dari butir soal yang berhasil dijawab benar oleh peserta A, yaitu 1, 2, 3, 4, 6, dan 8, serta proporsi jawaban benar adalah sebagai berikut:
= ∑
= =0,7
Pada tabel distribusi probabilitas normal baku, proporsi = 0,7 terletak pada nilai z = 0,52 sehingga dari tabel distribusi probabilitas normal baku pada Lampiran C.5 halaman 388, kita temukan:
= 0,92
Jadi diapat indeks kewajaran peserta tes A sebesar 0,92.
d) Didapat indeks kehati-hatian peserta A sebesar 0,92, ini artinya skor peserta A wajar. Untuk menghitung indeks kewajaran peserta lainnya dapat digunakan jalan yang sama.
3) Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher
Tabel 3.8 Hasil Pendeteksian Ketidakwajaran Skor menggunakan metode SHL dan metode Donlon-Fisher
(44)
52
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wajar Tidak Wajar Jumlah
SHL fw1 ftw1 n
Donlon-Fisher fw2 ftw2 n
Keterangan:
fw1 : frekuensi peserta tes yang memiliki skor wajar dideteksi dengan
menggunakan metode SHL.
fw2 : frekuensi peserta tes yang memiliki skor wajar dideteksi dengan
menggunakan metode Donlon-Fisher.
ftw1 : frekuensi peserta tes yang memiliki skor tidak wajar dideteksi dengan
menggunakan metode SHL.
ftw2 : frekuensi peserta tes yang memiliki skor tidak wajar dideteksi dengan
menggunakan metode Donlon-Fisher.
n : Jumlah seluruh siswa yang dideteksi ketidakwajarannya
4) Transformasi Indeks Ketidakwajaran Skor ke Dalam Skor Baku T
Semua indeks ketidakwajaran peserta tes yang sudah dihitung menggunakan metode SHL maupun metode Donlon-Fisher, kemudian ditransformasi ke dalam skor baku T, terlebih dahulu ditranformasikan ke dalam skor baku z. Skor z dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
̅
( (Sudjana,1995:116) dimana:
z = skor baku z
X = skor
̅ = rata-rata skor
S = simpangan baku
T = skor baku T
(45)
53
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji persyaratan digunakan untuk menentukan data yang telah didapat akan dianalsis menggunakan statistika parametrik atau statistika nonparametrik. Uji persyaratan analisis menggunakan uji normalitas saja tanpa ada uji homogenitas, karena dua kelompok data yang didapat berasal dari sampel yang sama.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk uji prasyarat. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dibantu dengan program SPSS.16 .
Pengujian normalitas pada taraf signifikansi 5% dengan pengujian hipotesis sebagai berikut:
H0 : data tidak berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi normal
Kriteria pengujian:
I. Jika P-value < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal, maka tolak H0.
II. Jika P-value≥ 0.05, maka data berdistribusi normal, maka terima H0.
3. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik: H0 : = 0
H1 : 0
Pengujian dua perbedaan rata-rata sampel yang berpasangan menggunakan teknik analisis statistika nonparametrik yaitu menggunakan uji Wilcoxon karena data tidak berdistribusi normal. Berikut merupakan rumus dari uji Wilcoxon tersebut:
T = nilai terkecil dari ∑ ∑
̅ merupakan nilai yang didapat dari perhitungan atau formula ( merupakan nilai dari formula √ ( (
merupakan nilai dari formula ̅ ES merupakan nilai dari formula | |
(46)
54
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian hipotesis menggunakan uji dua perbedaan rata-rata populasi yang berhubungan pada taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Kriteria pengujian:
i. Jika P-value 0,05 maka terima H0
(47)
76
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian:
1. Tidak terdapat perbedaan antara metode SHL dan metode Donlon-Fisher dalam hal indeks ketidakwajaran skor pada hasil belajar matematika SMP kelas VII.
2. Hasil pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL yaitu berupa indeks kehati-hatian peserta tes. Indeks kehati-hatian peserta tes hasil belajar matematika kelas VII memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,248, nilai tengah (median) sebesar 0,238, nilai terbanyak (modus) sebesar 0,056, simpangan baku adalah 0,120, indeks kehati-hatian terendah sebesar 0 dan indeks kehati-hatian tertinggi sebesar 0,726. Dari 199 skor peserta tes yang dideteksi menggunakan metode SHL terdapat 178 peserta tes memiliki skor tidak wajar dan 21 peserta tes memiliki skor yang wajar.
3. Hasil pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon-Fisher yaitu berupa indeks kewajaran peserta tes. Indeks kewajaran peserta tes hasil belajar matematika kelas VII memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,523, nilai tengah (median) sebesar 0,543, nilai terbanyak (modus) sebesar 0,056, simpangan baku indeks kewajaran adalah 0,209, indeks kewajaran terendah sebesar -0,157 dan indeks kewajaran tertinggi sebesar 0,985. Pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon-Fisher berhasil mendeteksi 159 peserta tes yang memiliki skor tidak wajar dan 40 peserta tes memiliki skor yang wajar.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dari kesimpulan di atas maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
(48)
77
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76
1. Untuk kepentingan pendeteksian ketidakwajaran skor peserta tes dengan jumlah yang tidak terlalu banyak sebaiknya menggunakan metode SHL,
karena data yang tidak terlalu banyak
dikhawatirkan data tersebut tidak berdistribusi normal, sedangkan metode SHL tidak bergantung dengan data yang berdistribusi normal atau tidak. Walaupun dalam proses perhitungannya rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi lebih sensitif dalam mendeteksi ketidakwajaran skor, sehingga lebih akurat hasil yang didapat.
2. Pendeteksian ketidakwajaran skor dengan data yang banyak dengan harapan data tersebut berdistribusi normal, hendaknya menggunakan metode Donlon-Fisher karena lebih praktis dan cepat. Metode Donlon-Donlon-Fisher akan efektif bila data yang hendak dideteksi berdistribusi normal, karena metode ini menggunakan korelasi biserial yang diharuskan skor butirnya atau kesukaran butirnya berbentuk skor kontinu berdistribusi normal.
3. Bagi guru yang ingin melakukan pendeteksian ketidakwajaran skor peserta didiknya lebih baik menggunakan metode SHL, karena jumlah peserta tes pada setiap kelas umumnya berjumlah tidak terlalu banyak yaitu 30 sampai 40.
4. Mengingat tujuan penelitian ini terbatas ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan yang antara metode SHL dan metode Donlon-Fisher dalam hal indeks ketidakwajaran skor pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII dengan pokok bahasan transformasi, maka untuk penelitian selanjutnya perlu dicoba pada kelas yang berbeda, pokok bahasan, serta pada bidang studi yang berbeda pula, agar didapat bukti empirik yang lebih luas.
(49)
78
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bamdung: Pustaka Cendekia Utama.
Anastasi, A. dan Urbina, S. (1997). Psychological Testing (Seven ed.). New Jersey: Prentice-Hall.
Anderson, Lorin. Revisi Taksonomi Bloom. [Online]. Tersedia: http://www.atcontent.com [3 Maret 2014].
Azwar, S. (2011). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi (Dua ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Corder, W.G. dan Foreman, D.I. (2009). Nonparametric Statistics for Non-Statisticians: A step by Step Approach. New Jersey: A John Wiley & Sons, Inc.
Drasgow, F et.al. (1996). Optimal Identification of Mismeasured Individuals. Applied Measurement inDeducation: Lawrence Elburn Association Inc. pp 47-64.
Furqon. (2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Fraenkel, J. & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education: 2nd ed. New York: McGraw-Hill Inc.
Ghiselli. et al. (1981). Measurement Theory for The Behavior Sciences. San Francisco: W. H Freeman and Company.
Guntaram. (2002). Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Jumlah Option pada Tes Bentuk Pilihan Ganda terhadap Ketidakwajaran Jawaban Tes Matematika di SMK Kota Bogor. Tidak diterbitkan
(1)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian:
1. Tidak terdapat perbedaan antara metode SHL dan metode Donlon-Fisher dalam hal indeks ketidakwajaran skor pada hasil belajar matematika SMP kelas VII.
2. Hasil pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode SHL yaitu berupa indeks kehati-hatian peserta tes. Indeks kehati-hatian peserta tes hasil belajar matematika kelas VII memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,248, nilai tengah (median) sebesar 0,238, nilai terbanyak (modus) sebesar 0,056, simpangan baku adalah 0,120, indeks kehati-hatian terendah sebesar 0 dan indeks kehati-hatian tertinggi sebesar 0,726. Dari 199 skor peserta tes yang dideteksi menggunakan metode SHL terdapat 178 peserta tes memiliki skor tidak wajar dan 21 peserta tes memiliki skor yang wajar.
3. Hasil pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon-Fisher yaitu berupa indeks kewajaran peserta tes. Indeks kewajaran peserta tes hasil belajar matematika kelas VII memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,523, nilai tengah (median) sebesar 0,543, nilai terbanyak (modus) sebesar 0,056, simpangan baku indeks kewajaran adalah 0,209, indeks kewajaran terendah sebesar -0,157 dan indeks kewajaran tertinggi sebesar 0,985. Pendeteksian ketidakwajaran skor menggunakan metode Donlon-Fisher berhasil mendeteksi 159 peserta tes yang memiliki skor tidak wajar dan 40 peserta tes memiliki skor yang wajar.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dari kesimpulan di atas maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
(2)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 76
1. Untuk kepentingan pendeteksian ketidakwajaran skor peserta tes dengan jumlah yang tidak terlalu banyak sebaiknya menggunakan metode SHL,
karena data yang tidak terlalu banyak
dikhawatirkan data tersebut tidak berdistribusi normal, sedangkan metode SHL tidak bergantung dengan data yang berdistribusi normal atau tidak. Walaupun dalam proses perhitungannya rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi lebih sensitif dalam mendeteksi ketidakwajaran skor, sehingga lebih akurat hasil yang didapat.
2. Pendeteksian ketidakwajaran skor dengan data yang banyak dengan harapan data tersebut berdistribusi normal, hendaknya menggunakan metode Donlon-Fisher karena lebih praktis dan cepat. Metode Donlon-Donlon-Fisher akan efektif bila data yang hendak dideteksi berdistribusi normal, karena metode ini menggunakan korelasi biserial yang diharuskan skor butirnya atau kesukaran butirnya berbentuk skor kontinu berdistribusi normal.
3. Bagi guru yang ingin melakukan pendeteksian ketidakwajaran skor peserta didiknya lebih baik menggunakan metode SHL, karena jumlah peserta tes pada setiap kelas umumnya berjumlah tidak terlalu banyak yaitu 30 sampai 40.
4. Mengingat tujuan penelitian ini terbatas ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan yang antara metode SHL dan metode Donlon-Fisher dalam hal indeks ketidakwajaran skor pada tes hasil belajar matematika SMP kelas VII dengan pokok bahasan transformasi, maka untuk penelitian selanjutnya perlu dicoba pada kelas yang berbeda, pokok bahasan, serta pada bidang studi yang berbeda pula, agar didapat bukti empirik yang lebih luas.
(3)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bamdung: Pustaka Cendekia Utama.
Anastasi, A. dan Urbina, S. (1997). Psychological Testing (Seven ed.). New Jersey: Prentice-Hall.
Anderson, Lorin. Revisi Taksonomi Bloom. [Online]. Tersedia: http://www.atcontent.com [3 Maret 2014].
Azwar, S. (2011). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi (Dua ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Corder, W.G. dan Foreman, D.I. (2009). Nonparametric Statistics for Non-Statisticians: A step by Step Approach. New Jersey: A John Wiley & Sons, Inc.
Drasgow, F et.al. (1996). Optimal Identification of Mismeasured Individuals. Applied Measurement inDeducation: Lawrence Elburn Association Inc. pp 47-64.
Furqon. (2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Fraenkel, J. & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education: 2nd ed. New York: McGraw-Hill Inc.
Ghiselli. et al. (1981). Measurement Theory for The Behavior Sciences. San Francisco: W. H Freeman and Company.
Guntaram. (2002). Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Jumlah Option pada Tes Bentuk Pilihan Ganda terhadap Ketidakwajaran Jawaban Tes Matematika di SMK Kota Bogor. Tidak diterbitkan
(4)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hamdani, A. Saepul. et al. (2008). Matematika I: Learning Assisten Program for Islamic Schools Pendidikan Buru Masrasah Ibtidaiyah. Edisi Pertama. Surabaya: LAPIS-PGMI.
Harahap, M. dan Wardhani. Pendeteksian Ketidakwajaran (Inappropriateness) Skor Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika SLTA se-Kota Medan Tahun Pelajara 2006/2007. [Online]. Tersedia: http://mapendademak.org/wp-content/uploads/2013/01/ketidakwajaran-skor.pdf. [ 9 Mei 2014].
Hullin. et al. (1983). Item Response Theory: App;ication to Psychological Measurement. Homewood, III.: Dow Jones-Irwin.
James dan James. (1976). Pengertian Matematika. [Online]. Tersedia: http://www.tematikitumudah.wordpress.com/2013/11/22/pengertian-matematika-menurut-para-ahli/. [3 April 2014]
Johnson, M. dan Rising. (1972). Pengertian Matematika Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://www.trigonalwordl.com [3 April 2014].
Koyan, I Wayan. Pengertian Ketidakwajaran Skor. [Online]. Tersedia: http://www.pasca.undiksha.ac.id. [2 Juni 2014].
Kusaeri dan Suprananto. (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kuswana, W.S. (2012). Taksnonomi Kognitif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Linn, Robert L. (1989). Educational Measurement. Third edition. New York: American Council on Education/Mcmillan Publishing Company.
Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan NonTes. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Mardapi, D. (2012). Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Lentera.
Mahuddin dan Wardhani (2006). Pendeteksian Ketidakwajaran (Inappropirateness) Skor Hasil Ujian Nasional Pelajaran Matematika
(5)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SLTA se-Kota Medan Tahun Pelajaran 2006/2007. [Online]. Tersedia:
http://www.mapendademak.org/wp-content/uploads/2013/01/ketidakwajaran-skor.pdf. [10 Juni 2014]
Mulia, F. (2013). Pengertian Matematika Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://www.trigonalworld.com/2013/04/pengertian-matematika-menurut-para-ahli.html. [29 Desember 2013].
Naga, D. (1992). Pengentar Teori Sekor: Pada Pengukuran Pendidikan. Jakarta: Gunadarma.
Naga, D. (2013). Teori Sekor pada Pengukuran Mental. Jakarta: Nagarani Citrayasa.
Naswiati, (2012). Jurnal Evaluasi Pendidikan [Online], Vol. 3 (1), 11 halaman. Tersedia: http://www.journal.ppsunj.org [2 Juni 2014].
Rasyid, H. dan Mansur. (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima.
Reynolds, C.R., Livingston, R.B, dan Wilsson, V. (2010). Measurement and Assessment in Education. New Jersey: Rearson Education, Inc.
Reise, Steven. P (1991). The Influence of Test Characteristic on The Detection of Abberant Response Patterns. Applied Psychological Measurement.Vol.15. No.3. pp. 217-226
Rudner, L.M. (1983). Individual Assessment Accuracy. Journal of Educational Measurement. Volume 20 No.3
Shafer dan Foster. (1997). Kemampuan Berpikir Matematika. [Online]. Tersedia: http://www.dosctoc.com [3 Maret 2014].
Simanungkalit, A. (1987). Hubungan Antara Sikap terhadap Matematika, Kekhawatiran Tes Matematika dan Locus of Control tentang Matematika dengan Jetidakwajaran Jawaban Siswa pada Tes Hasil Belajar Matematika pada Sekolah Menengah Atas di Wilayah DKI Jakarta. Tidak diterbitkan.
(6)
Suciati Rahayu Widyastuti, 2014
PERBANDINGAN INDEKS KETIDAKWAJARAN SKOR MENGGUNAKAN METODE SHL DAN METODE DONLON-FISHER PADA TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Surapranata, S. (2007). Panduan Penulisan Tes Tertulis: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar: Dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: Cakra.
Susetyo, B. (2014). Pendeteksian Ketidakwajaran Skor Siswa. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu. [10 Maret 2014].
Wikipedia. (2013). Matematika. [Online]. Tersedia: www.wikipedia.com. [29 Desember 2013].
Zainul, A. dan Nasoetion, N. (1993). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-PPAI.