STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi pada Industri Kecil Rumahan ICHI Bakery).

STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA
INDUSTRI KECIL RUMAHAN
(Studi pada Industri Kecil Rumahan ICHI Bakery)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Meiz Tiaramada
1013010164/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA
INDUSTRI KECIL RUMAHAN
(Studi pada Industri Kecil Rumahan ICHI Bakery)


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Persyar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh :
Meiz Tiaramada
1013010164/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA

INDUSTRI KECIL RUMAHAN
(Studi pada Industri Kecil Rumahan ICHI Baker y)
Yang diajukan

Meiz Tiar amada
1013010164/FE/AK

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh :

PembimbingUtama

Tanggal : …………………...

Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM
NIP. 19630524 198803 1001
Mengetahui
Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Drs. Ec. R. A. Suwaidi, MS

NIP. 19600330 198603 1003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA
INDUSTRI KECIL RUMAHAN
(Studi pada Industri Kecil Rumahan ICHI Bakery)
Disusun Oleh :
MEIZ TIARAMADA
1013010164/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 28 Maret 2014

Pembimbing :


Tim Penguji :

Pembimbing Utama

Ketua

Dr s. Ec. Tamadoy Thamrin, MM
NIP.19630524 198803 1001

Prof. Dr. Soepar lan Pranoto, Ak, MM, CA
Sekretaris

Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM
Anggota

Tantina Haryati, SE. M.Aks

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP.196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga penulis berkesempatan
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN
PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi
pada Industri Kecil Rumahan ICHI BAKery)”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki,
tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa
pihak maka skripsi ini tidak akan dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.

Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4.

Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si. Ak, CA selaku Ketua Progdi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5.

Bapak Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM selaku Dosen Pembimbing yang
dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk
yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6.

Bapak Drs. Sjarief Hidajat, EC,M.Si selaku Dosen Wali yang telah memberi
bantuan dan nasehat.

7.


Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuan secara moril

maupun materiil yang telah diberikan selama ini

sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studi.
8.

Para dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.

9.

Saudara dan teman-teman yang selalu memberikan doa dan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi
ini, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan
di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat
bagi pembaca.

Surabaya, Maret 2014

Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……...………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………...……..…iv

Daftar Gambar ……………………………………………………………..……..viii
Daftar Lampiran…………………………………………………………………..ix
Abstraksi

BAB I. Pendahuluan………………………………………………………..…........1
1.1.

Latar Belakang………………………………………….…………...1

1.2.

Rumusan Masalah………………………………………...................5

1.3.

Tujuan Penelitian…………………….……………………………...5

1.4.

Manfaat Penelitian ………………………………………………….5


BAB II. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………7
2.1. Penelitian Terdahulu…………………………………….........................7
2.2. Landasan Teori………………………………………………………….13
2.2.1. Pengertian Akutansi……………………….………………….13
2.2.2. Pengertian Sistem Akuntansi………………………………...14

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3. Siklus Akuntansi………………………………………..……16
2.2.4. Laporan Keuangan…….……………………….....................22
2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan……………………..22
2.2.4.2. Bentuk-bentuk laporan keuangan…………………..25
2.2.4.3. Tujuan laporan keuangan……………………...…...32
2.2.4.4. Karakteristik laporan keuangan…...…………….....33
2.2.4.5. Pemakai lapoarn keuangan……………………...…35
2.2.5. Industri Kecil……………………………...………………....36
2.2.6. Kewirausahaan………………………………...………….....38
2.2.7. Siklus Pengolahan Data…………………………………......39
2.2.8. Perlakuan Akunatnsi untuk perusahaan indsustri kecil….......40

BAB III. Metodologi Penelitian…………………………………………………..47
3.1. Jenis Penelitian………………………………………………………...47
3.2. Alasan Ketertarikan Peneliti (Acknowledge)…………………………52
3.3. Objek Penelitian………………………………………………….……53
3.4. Fokus Penelitian……………………………………………….………54
3.5. Informan…………………………………………………….…….......54
3.6. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data…………….…………..55

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.7. Teknik Analisis ………………………………………….………….58
3.8. Keabsahan Data……………………………………….…………….59

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….....63
4.1. Deskripsi objek penelitian……………………………………….….63
4.1.2. Profil objek penelitian……………………………….…....64
4.2. Deskripsi hasil penelitian…………………………………….……..66
4.2.1. Pencatatan keuangan bagi industri kecil………….……....66
4.2.1.1. Bentuk atau model pencatatan keuangan
pada ICHI Bakery…………………….…………66
4.2.1.2. Proses pencatatan keuangan pada ICI Bakery….69
4.2.2. Pentingnya pencatatan keuangan bagi industri
kecil rumahan ICHI Bakery……………………………..72
4.2.3. Pemahaman pencatatan keuangan bagi industri
Rumahan ICHI Bakery………………………………….75
4.2.4. Pengetahuan mengenai pencatatan keuangan…………...77
4.3. Pembahasan hasil penelitian………………………………………80

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….88
5.1. Kesimpulan……………………………………………………….88
5.2. Saran……………………………………………………………...89
5.3. Keterbatasan penelitian…………………………………………..90

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data…………………………………….39
Gambar 4.2. Denah Lokasi……………………………………………….65

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 2 : Main Research Question
Lampiarn 3 : Surat Perijinan Penelitian
Lampiarn 4 : Hasil wawancara

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA
INDUSTRI KECIL RUMAHAN
(Studi pada Industri Kecil Rumahan ICHI Bakery di Surabaya)
MEIZ TIARAMADA

ABSTRAKSI

Industri kecil merupakan industri yang memiliki peranan sangat penting
dalam perekonomian di Indonesia terutama dalam aspek-aspek seperti kesempatan
kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi dan lain-lain. Namun industri
kecil yang di dominasi oleh usaha-usaha berskala kecil (usaha mikro) dihadapkan
dengan masalah keterbasan sumber daya manusia (SDM). Di dalam industri rumahan
juga diperlukan adanya laporan keuangan yang turut menentukan hasil penilaian
terhadap besarnya jumlah perolehan laba yang diperoleh dimana perolehan laba
merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pencatatan keuangan
pada industri kecil rumahan dan pengaruhnya terhadap perkembangan industri
tersebut serta untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha terhadap
akuntansi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif untuk menggali dan
menjelaskan penerapan pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemahaman akan pentingnya
pencatatan keuangan oleh industri ICHI Bakery pada umumnya disadari oleh
pemiliknya untuk mengontrol pemasukan serta pengeluaran namun pelaku industri
masih menggunakan pencatatan secara sederhana sesuai dengan pengetahuan,
kemampuan, dan pemahaman pengusaha itu sendiri, yang bertujuan untuk
mengontrol pendapatan dan pengeluaran dalam menjalankan unit industri tersebut.

Kata Kunci: akuntansi, industr i kecil r umahan, pemahaman pencatatan
keuangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia dewasa ini dirasakan sangat
memprihatinkan. Industrialisasi dan urbanisasi di daerah perkotaan seringkali
disertai

dengan

kemiskinan.

Sementara

itu

krisis

ekonomi

yang

berkepanjangan telah menyebabkan pendapatan rendah, daya beli masyarakat
rendah, harga barang-barang dan kebutuhan pokok mengalami kenaikan,
kemampuan berproduksi menurun, pemutusan hubungan kerja (PHK)
meningkat, dan bertambahnya penduduk miskin. Kehadiran para usaha kecil
ternyata sangat membantu masyarakat dalam memenuhi keperluannya seharihari, mengurangi tingkat pengangguran. Banyak dari mereka yang bertahan
bertahun-tahun dalam menjalankan kegiatan usaha ini, sehingga usaha kecil
dapat tumbuh dan berkembang di masa krisis ekonomi ini

(Waspada,

2003:1).
Banyak yang berpendapat bahwa rendahnya produktivitas industri
kecil disebabkan oleh kurang pengetahuan dalam teknologi produksi, kendala
dalam ketercukupan sumber daya (manusia dan finansial) lemahnya
kemampuan manajemen menurut Tambunan dalam Chrismardani dan
Setiyarini (2008 : 1). Adapun beberapa potensi industri kecil yang sebagian
besar masih dikelola secara sederhana sebagai elemen kekuatan dan potensi
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

perekonomian nasional, dapat dijabarkan sebagai berikut: pertama, jumlah
industri kecil dalam perekonomian nasional terhitung sangat besar, baik
sebagai produsen, distributor, maupun konsumen (Purnama, 2010 : 178).
Kedua, kegiatan produksi dan distribusi dalam industri kecil menampung
sebagian besar angkatan kerja. Pada masa mendatang, tersedianya jumlah
tenaga kerja ini diharapkan mampu menopang industri kecil mewujudkan
produk unggulan. Hal ini tentunya tanpa mengabaikan prinsip pembuatan
produk yang berdaya saing (competitive advantage) dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang memadai (Purnama, 2010 : 178). Ketiga,
produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasar internasional. Kecuali
menggunakan tenaga kerja yang murah, local content produk industri kecil
cukup tinggi, sehingga tidak terlalu terpengaruh terhadap naik turunnya nilai
dolar. Hal ini membuka peluang pasar barang-barang hasil industri kecil
sebagai produk ekspor. Apabila jika ekonomi di negara-negara tujuan ekspor
mengalami pertumbuhan yang cukup baik (Purnama, 2010 : 178). Keempat,
jarang terjadi perselisihan pekerja/ friksi perburuhan, sehingga produksi tetap
berjalan lancar. Karena tenaga kerja yang mereka gunakan kebanyakan adalah
keluarga, kerabat dekat, atau paling jauh tetangga dekat. Rasa saling
pengertian antara pekerja dengan usaha juga mendukung perkembangan
industri kecil. Kelima, karena sifatnya yang kecil, maka usaha rakyat relatif
tahan terhadap berbagai perubahan yang cepat. Kelenturan ini tidak dimiliki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

oleh usaha besar (Purnama, 2010 : 178). Yang dimaksud industri kecil dalam
hal ini adalah IKRT (industri kecil rumah tangga).
Peranan Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) mempunyai
peranan yang cukup penting bagi Indonesia. Pemerintah juga tidak
menyampingkan peran IKRT sebagai salah satu penggerak kegiatan ekonomi
di Indonesia. Sebaliknya, pemerintah harus turut berperan serta

dalam

memberdayakan IKRT di antaranya dengan menciptakan kebijaksanaan yang
berpihak pada IKRT. Usaha pemerintah dalam memberdayakan IKRT sebagai
salah satu pondasi perekonomian Indonesia sudah sepantasnya tidak hanya
dikonsentrasikan

di

pulau

Jawa,

tetapi

selayaknya

juga

menumbuhkembangkan IKRT di luar Jawa. Hal ini sangatlah penting dalam
rangka mengurangi tingkat ketimpangan ekonomi antar propinsi. Beberapa
penelitian tentang ketimpangan ekonomi daerah di Indonesia menunjukkan
adanya tendensi peningkatan disparitas yang terus menerus sejak awal dekade
1970-an sampai 1997 (Syafrizal dalam Kuncoro dan Supomo, 2010).
Di dalam industri rumahan juga diperlukan adanya laporan keuangan
yang turut menentukan hasil penilaian terhadap besarnya jumlah perolehan
laba yang diperoleh dimana perolehan laba merupakan gambaran kemampuan
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Menurut Munawir (2004:2)
pengertian laporan keungan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan Menurut Sawir (2005:2)
laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang
dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan
akhir disajikan dalam nilai uang. Transaksi yang tidak dapat dicatat dengan
nilai uang, tidak akan terlihat dalam laporan keuangan. Maka dari itu hal-hal
yang belum terjadi dan masih berupa potensi, tidak tercatat dalam laporan
keuangan.
Masalah utama dalam pengembangan industri kecil rumahan yaitu
mengenai pengelolaan keuangan dalam usahanya tersebut, karena pengelola
yang baik memerlukan keterampilan akuntansi yang baik pula oleh pelaku
bisnis industri kecil rumahan. Padahal dengan adanya laporan keuangan akan
memungkinkan pemilik memperoleh data dan informasi yang tersusun secara
sistematis. Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting
bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi industri kecil rumahan.
Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal

bagi pengambilan

keputusan-keputusan dalam pengelolaan industri kecil rumahan antara lain
keputusan pengembangan pasar, pengembangan harga dan lain-lain.

Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan

diberbagai

industri rumahan ditemukan fakta bahwa sebagian besar persoalan pengusaha
kecil tidak didukung oleh adanya dokumen dan sistem pencatatan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

memadai, kebanyakan dari pengusaha kecil hanya sekedar mencatat sesuai
pemahamannya sendiri.
Dengan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul: Studi
Tentang Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Industri Kecil Rumahan (Studi
pada Indutri Rumahan Bakery di Surabaya).

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka perumusan
masalah yang dapat dibuat, yaitu : Bagaimana penerapan pencatatan keuangan
dalam industri rumahan bakery di Surabaya.

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan dan pengaruhnya terhadap
perkembangan industri tersebut serta untuk mengetahui sampai sejauh mana
pemahaman pengusaha terhadap akuntansi.

1.4.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.

Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

industri ichi bakery untuk keberlangsungan industri yang dikelola dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

harapan mendatangkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan laba usaha
tersebut, dengan kata lain peneliti berharap pengelola dapat mengelola unit
usaha menjadi lebih baik sehingga usaha yang dikelola akan mengalami
kemajuan yang signifikan.
2.

Bagi Peneliti
Peneliti berharap dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

wawasan serta sumbangan pemikiran untuk dapat melakukan penelitian lebih
lanjut terhadap industri kecil dalam melakukan pencatatan keuangan dengan
baik.
3.

Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pada

pengembangan teori khususnya yang berkaitan dengan penerapan pencatatan
keuangan pada industri kecil rumahan sehingga dapat meningkatkan semangat
kewirausahaan di masyarakat serta sebagai bahan masukan dan sumber acuan
bagi bagi pembaca atau peneliti lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil
penelitian terdahulu, antara lain:
1.

Margani Pinasti (2007)

a.

Judul Penelitian
“Pengar uh

Akuntansi

Penyelenggar aan

Terhadap

Persepsi

dan

Pengusaha

Penggunaan
Kecil

Informasi

Atas

Informasi

menguji

pengaruh

Akuntansi: Suatu Riset Eksper imen”.
b.

Kesimpulan
Simpulan

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terhadap persepsi
pengusaha kecil atas informasi akuntansi, melalui metode eksperimen. Desain
eksperimen yang digunakan adalah two-group posttest-only design. Hipotesis
penelitian diuji dengan membandingkan persepsi (setelah pemberian stimulus)
subyek eksperimen kelompok I dengan persepsi subyek kelompok II melalui

7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

uji t perbedaan dua mean. Ekuivalensi kelompok I dan kelompok II sebelum
eksperimen diuji dengan ANOVA terhadap data karakteristik subyek. Jumlah
subyek penelitian dalam riset eksperimen ini adalah 46 usaha kecil di wilayah
Propinsi Jawa Tengah, yang diperoleh melalui purposive sampling. Subyek
penelitian tersebut dibagi ke dalam kelompok I (kelompok eksperimen) dan
kelompok II (kelompok kontrol), masing-masing sejumlah 23 usaha kecil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini
mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi. Hal ini dinyatakan oleh hasil uji t yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan secara statistis atas persepsi (setelah pemberian
stimulus) subyek kelompok I dan persepsi subyek kelompok II terhadap
informasi akuntansi. Perbedaan ini disebabkan oleh stimulus penyelenggaraan
dan penggunaan informasi akuntansi, dan bukan disebabkan oleh faktor
perbedaan awal kedua kelompok. Hal ini telah dibuktikan oleh uji ekuivalensi
melalui ANOVA karakteristik subyek kedua kelompok, yang menunjukkan
hasil tidak adanya perbedaan awal yang signifikan antara kedua kelompok.
Hasil analisis diskriminan menunjukkan bahwa pengaruh penyelenggaraan
dan penggunaan informasi akuntansi ini lebih besar daripada pengaruh
perbedaan karakteristik individual terhadap persepsi subyek penelitian atas
informasi akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2.

Dewi Saptantinah P.A (2010)

a.

Judul Penelitian

“Per lunya Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah”.
b.

Kesimpulan
Bengkel accessories goro profesional adalah perusahaan yang sudah

cukup berkembang, karena transaksinya sudah bertambah banyak maka
perusahaan tersebut perlu menerapkan sistem akuntansi, dalam praktiknya
maka perusahaan tersebut, pencatatan manual sudah dilaksanakan, hanya
belum sesuai dengan standar akuntansi, dan laporan keuangan juga belum
pernah disusun, hal ini karena kurangnya sumber daya manusia yang
memadai.
3.

I Made Narsa, Agus Widodo, dan Sigit Kurnianto (2012)

a.

Judul Penelitian
“Mengungkap Kesiapan UMKM dalam Implementasi Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)
untuk Meningkatkan Akses Modal Per bankan”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b.

Rumusan Masalah
1.

Bagaimanakah implementasi akuntansi keuangan pada usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) ?

2.

Bagaimana pemahaman usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) terhadap implementasi standar akuntansi entitas
akuntabilitas publik (SAK-ETAP) ?

3.

Bagaimana model implementasi (SAK-ETAP) pada usaha
mikro,kecil dan menengah (UMKM) yang sesuai ?

c.

Kesimpulan
Bisnis dalam skala apapun, laporan keuangan beperan sangat penting,

disamping sebagai acuan bagi pemilik usaha dalam pengambilan keputusan,
juga terutama untuk memperoleh gambaran kondisi kinerja keuangan
perusahaan, untung atau rugi. Begitu juga pada skala usaha mikro kecil dan
menengah, catatan yang baik dan tertib akan membantu seorang pelaku usaha
mengetahui transaksi apasaja yang telah dilakukan usahanya selama periode
tertentu. Dengan mengetahui transaksi apa yang telah dilakukan, pelaku usaha
dapat memperkirakan berapa uang yang telah dan akan dipakai untuk
mengembangkan usahanya kedepan. Untuk itulah perlu dilakukan standarisasi
laporan keuangan bagi UMKM. Disamping itu, dengan laporan keuangan
standar dan dapat dipahami, diharapkan nantinya para pelaku UMKM tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

mengalami kesulitan dalam mengakses lembaga-lembaga keuangan untuk
mendapatkan kredit usaha. Tentu saja laporan keuangan untuk UMKM harus
diformulasikan dengan sederhana sehingga dapat dipahami, meski sederhana
namun juga harus memenuhi unsur reabilitas, realtime, serta akuntabel.
Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa kendalakendala UMKM tidak mempunyai laporan keuangan sesuai dengan standar
SAK-ETAP ialah sebagai berikut:
1.

Tidak adanya catatan transaksi yang baik dan tertib.

2.

Ketiadaan catatan transaksi tersebut karena sebagaian besar pelaku
UMKM tidak memahami bentuk catatan transaksi keuangan itu seperti
apa.

3.

Karena kekurangpahaman tersebut maka memunculkan persepsi
bahwa catatan keuagan suatu hal yang rumit dan sulit diterapkan pada
usaha mereka.

4.

Adanya persepsi bahwa tanpa laporan keuangan pun, usaha tetap
berjalan dan memberi penghasilan.
Dari penelitian juga didapatkan bahwa ternyata UMKM yang

mempunyai catatan keuangan yang baik mempunyai perkembangan yang
lebih pesat dibanding UMKM lainnya meskipun usia pendiriannya sama,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

bahkan lebih muda dari beberapa UMKM yang lainnya. Salah satu yang
mendorong kemajuan UMKM tersebut adalah kemampuan mengakses kredit
dari perbankan, sehingga masalah kesulitan permodalan dapat diatasi, bahkan
omset pada tahun 2010 mencapai lebih dari 800 juta rupiah, dengan
keuntungan bersih setelah dikurangi biaya operasional dan biaya lainnya
mencapai lebih dari 100 jura rupiah.
4.

Ermalian (2013)

a.

Judul Penelitian
“Implementasi Pencatatan Keuangan Oleh Pengusaha Mikro-

Kecil di Kecamatan Ciputat”
b.

Kesimpulan
Dalam pencatatan keuangan usaha, para pelaku usaha mikro dan kecil

(UMK) dikecamatan ciputat menganggap penting untuk dilakukan. Namun
dalam tataran teknis, mereka sering mengabaikannya. Hal ini dikarenakan
kesulitan dan merasa tidak penting untuk melakukannya karena mereka
menganggap tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usahanya. Disamping
itu mereka tidak tahu tentang cara melakukan pencatatan keuangan usaha, hal
ini dipengaruhi oleh tingakt pendidikan para pelaku usaha mikro dan kecil
(UMK) yang rendah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Karena pencatatan keuangan usaha merupakan aktivitas yang penting
dilakukan, agar usaha dalam skala kecil maju, maka diperlukan dorongan dan
perhatian berbagai pihak. Seperti instansi pemerintah, institusi pendidikan,
LSM, dan lain-lain. Untu ikut membantu para pelaku usaha mikro dan kecil
(UMK) dalam hal melakukan pencatatan keuangan terhadap usahanya.

2.2.

Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Akuntansi
Menurut Suwaldiman (2005:12) produk akuntansi adalah informasi
keuangan yang menjembatani kepentingan pihak pemakai laporan keuangan
dengan aktifitas suatu unit usaha. Keindahan sebagai hasil produk seni sama
sekali tidak terdapat dalam akuntansi. Laporan keuangan yang disajikan
secara rapi bukanlah suatu seni, akan tetapi agar pemakai laporan tersebut
lebih mudah untuk membaca dan memahami. Akuntansi tidak menitik
beratkan keindahan, tetapi yang lebih penting adalah kelayakan dan keandalan
informasi keuangan dihasilkannya.
Menurut Belkaoni (1987:7) akuntansi senantiasa dipandang sebagai
suatu sistem informasi. Akuntansi dianggap sebagai suatu proses yang
menjalin sumber informasi atau pemancar/ transmitter (biasanya adalah
akuntan), saluran komunikasi, dan seperangkat penerima/ receivers (pemakai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

eksternal). Keunggulan citra akuntansi sebagai suatu sistem informasi adalah
sistem akuntansi alternative, tidak perlu lagi dinilai dalam hal kemampuannya
untuk menghasilkan “laba yang sebenarnya” atau keandalannya untuk
menyajikan sejarah. Selama para pemakai yang berbeda mendapatkan bahwa
informasi tu berguna, maka kegunaan sistem itu dapat ditentukan. Sedangkan
menurut Suwardjono (2010:10) akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan
yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan
kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan
cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
ekonomik.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi di
selenggarakan dalam suatu perusahaan. Informasi yang dihasilkan sangat
penting bagi kelangsungan usaha.
2.2.2. Penger tian Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur
yang dibuat untuk pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Menurut Hall (2007:6), sistem adalah sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan (Subsistem-subsistem yang
bersatu untuk mencapai tujuan yang sama).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan
atau rangkaian komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah diterapkan oleh perusahaan.
Sistem Akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mencatat dan
melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu
organisasi bisnis. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan besar
sangat kompleks. Kompleksitas sistem tersebut disebabkan oleh kekhususan
dari sistem yang dirancang untuk suatu organisasi bisnis sebagai akibat dari
adanya perbedaan kebutuhan akan informasi oleh manajer, bentuk dan jalan
transaksi laporan keuangan. Sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti
transaksi, alat-alat pencatatan, laporan dan prosedur yang digunakan
perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilnya.
Operasi suatu sistem akuntansi meliputi tiga tahapan :
1.

Harus mengenal dokumen bukti transaksi yang digunakan oleh
perusahaan, baik mengenai jumlah fisik maupun jumlah
rupiahnya serta data penting lainnya yang berkaitan dengan
transaksi perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.

Harus mengelompokkan dan mencatat data yang tercantum
dalam dokumen bentuk transaksi ke dalam catatan-catatan
akuntansi.

3.

Harus meringkas informasi yang tercantum dalam catatan
akntansi menjadi laporan-laporan untuk manajemen dan pihakpihak

lain

yang

berkepentingan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_akuntansi)
2.2.3. Siklus Akuntansi
Pengertian siklus akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap (2003:16)
dalam bukunya teori akuntansi bahwa “proses akuntansi adalah proses
pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki
bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data
atau bukti ini, maka di input ke proses pengolahan data sehingga
menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan”.
Siklus akuntansi memiliki tahap-tahap proses pengolahan data yang
saling berurutan sehingga menghasilkan informasi laporan keuangan. Menurut
Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009) dalam bukunya “Akuntansi
Keuangan” menjelaskan sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

A.

Tahap Pencatatan

1.

Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
Tujuan pembuatan bukti transaksi sebagai rujukan bila terjadi masalah

dikemudian hari dan memastikan keabsahan transaksi yang dicatat. Ada dua
jenis bukti transaksi, yaitu bukti intern yang dibuat oleh perusahaan dan bukti
ekstern yang dibuat oleh pihak luar
2.

Pencatatan dalam jurnal (Buku Harian)
Transaksi pada awalnya dimasukkan ke suatu catatan yang di sebut

jurnal. Proses pencatatan transaksi disebut sebagai penjurnalan. Bentuk
pencatatan transaksi di sebut ayat jurnal.
3.

Pemindahbukuan ke buku besar
Setelah bukti transaksi dicatat dalam jurnal, tahap selanjutnya adalah

memindahkan data yang terdapat dalam jurnal kedalam perkiraan-perkiraan
yang bersangkutan dibuku besar, tahap ini disebut pemindahbukuan (posting)
ke buku besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

B.

Tahap Pengikhtisaran

1.

Pembuatan neraca saldo (trial balance)
Neraca saldo merupakan titik awal yang baik untuk penyusunan

laporan keuangan, banyak dari jumlah yang dicantumkan didalamnya dapat
langsung disajikan dalam neraca, perhitungan rugi laba dan laporan perubahan
modal. Tetapi kebenaran jumlah dalam neraca saldo tidak berlaku untuk
semua perkiraan, ada beberapa perkiraan tidak mencerminkan keadaan
sebenarnya, salah satu penyebabnya adalah belum dibuatnya dokumen pada
akhir periode, sehingga transaksi belum dicatat.
2.

Jurnal penyesuaian

Terdiri dari dua macam keadaan dalam pembuatan jurnal penyesuaian :
a.

Keadaan dimana suatu transaksi telah terjadi, tetapi belum
dicatat kedalam perkiraan.

b.

Keadaan suatu transaksi telah dicatat dalam perkiraan tetapi
saldonya perlu di koreksi untuk mencerminkan keadaan
sebenarnya.

3.

Neraca saldo disesuaikan
Neraca saldo disesuaikan merupakan suatu kolom yang menunjukkan

neraca saldo yang telah disesuaikan dengan jurnal penyesuaian, saldonya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

sudah mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Saldo perkiraanperkiraan yang tidak dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, langsung
dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan (adjusted trial balance).
4.

Perhitungan rugi laba dan neraca
Neraca lajur diselesaikan dengan meneruskan jumlah-jumlah pada

neraca saldo yang disesuaikan ke kolom-kolom laporan laba rugi dan neraca.
Jumlah-jumlah untuk pendapatan dan beban diteruskan ke kolom laporan laba
rugi. Jumlah-jumlah untuk asset, kewajiban, modal pemilik, dan penarikan
diteruskan ke kolom neraca.
5.

Penyusunan laporan keuangan

Hasil akhir siklus akuntansi adalah laporan keuangan, yang terdiri atas :

6.

a.

Neraca

b.

Perhitungan rugi laba

c.

Laporan perubahan modal / laporan laba ditahan.

Jurnal Penutup
Pada akhir periode akuntansi, buku besar perusahaan akan terdiri dari

6 jenis perkiraan, yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

a.

Perkiraan aktiva

b.

Perkiraan kewajiban

c.

Perkiraan modal

d.

Perkiraan prive

e.

Perkiraan pendapatan

f.

Perkiraan biaya

Selanjutnya ada empat tahap yang diperlukan untuk melakuan jurnal penutup :
1.

Semua perkiraan biaya didebet sebesar masing-

masing

saldo akhir perkiraan-perkiraan tersebut.
2.

Selisish antara jumlah kredit dan debet pada perkiraan ikhtisar
rugi laba di pindahkan ke perkiraan modal.

3.

Semua perkiraan biaya di kredit sebesar masing-masing saldo
akhirnya dan perkiraan ikhtisar rugi laba- kredit rugi laba
didebet sebesar jumlah saldo akhir perkiraan-perkiraan
tersebut.

4.

Perkiraan prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan perkiraan
modal di debet dengan jumlah yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Setelah jurnal penutup dicatat, posisi keenam jenis perkiraan tersebut
diatas akan menjadi sebagai berikut :

7.

a.

Perkiraan aktiva bersaldo debet

b.

Perkiraan kewajiban bersaldo kredit

c.

Perkiraan modal bersaldo kredit

d.

Perkiraan prive bersaldo nol

e.

Perkiraan pendapatan bersaldo nol

f.

Perkiraan biaya bersaldo nol

Pembuatan neraca saldo penutup
Tujuan dibuatnya neraca saldo penutup adalah memastikan bahwa

buku besar telah seimbang sebelum memulai pencatatan data akuntansi
periode berikutnya, neraca saldo penutup dapat dibuat dengan mengambil
saldo-saldo perkiraan di buku besar setelah ayat jurnal penutup di bukukan.
8.

Jurnal pembalik
Ayat jurnal pembalik dapat digunakan untuk menyederhanakan

analisis dan pencatatan upah pertama dalam periode tersebut. Ayat jurnal
pembalik persis merupakan kebalikan dari ayat jurnal penyesuaian terkait.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Jumlah dan akun-akunnya sama dengan ayat jurnal penyesuaian tetapi ayat
debit dan kredit dibalik.
2.2.4. Laporan Keuangan
2.2.4.1. Pengertian Laporan Keungan
Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari
laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan singkat mengenai
laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan.
Penilaian terhadap keberhasilan suatu perusahaan dapat dilakukan melalui
analisis terhadap laporan keuangan yang disajikan. Salah satu unsur penting
dalam laporan keuangan yang turut menentukan terhadap hasil penilaian
tersebut adalah besarnya jumlah perolehan laba yang di peroleh atau karena
perolehan laba merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai definisi
laporan keuangan :
Menurut Munawir (2004:2) pengertian laporan keungan adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Menurut Sutrisno (2008:9) laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni Neraca dan
laporan Rugi Laba.
Menurut Keown dkk (2008:139) laporan keuangan pada dasarnya
merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
melihat keterkaitan antar aktivitas perusahaan, laporan keuangan menyajikan
data keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan data tersebut.
Menurut Myer, dalam Munawir (2004:5) yang dimaksud dengan
laporan keuangan adalah : “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir
periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar tersebut adalah neraca atau
posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu
akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi persoalan-persoalan untuk
menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak
dibagikan (laba yang ditahan)”.
Menurut Sawir (2005:2) laporan keuangan adalah hasil akhir proses
akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan
diolah sedemikian rupa. Laporan akhir disajikan dalam nilai uang. Transaksi
yang tidak dapat dicatat dengan nilai uang, tidak akan terlihat dalam laporan
keuangan. Maka dari itu hal-hal yang belum terjadi dan masih berupa potensi,
tidak tercatat dalam laporan keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Menurut (Asianbrain), laporan keuangan merupakan laporan mengenai
posisi kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan serta informasi lainnya
yang diperlukan oleh pemakai informasi akuntansi.
Adapun fungsi laporan keuangan antara lain :
-

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva,
kewajiban, dan ekuitas).

-

Menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akuntansi
dalam pengambilan keputusan. (http://www.anneahira.com)
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu sesuai prinsip-prinsip
akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten serta dibuat dan disajikan dalam
bentuk neraca laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik. Manajemen perlu
mengetahui bagaimana perkembangan keadaan investasi dalam perusahaan
dan hasil-hasil yang dicapai selama jangka waktu yang diamati. Pada
umummya laporan keuangan itu sendiri dari neraca dan perhitungan rugi laba
serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva,
hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

pada rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Dari beberapa pendapat ahli
ekonomi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
hasil akhir proses akuntansi yang menjelaskan atau melaporkan kegiatan
perusahaan sekaligus untuk mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan
dalam pencapaian tujuan yang ingin dicapai.
2.2.4.2. Bentuk-bentuk Lapor an Keuangan
Dalam menganalisa dan menafsirkan laporan keuangan, seorang
penganalisis harus mempunyai pengertian mengenai bentuk-bentuk maupun
prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah yang mungkin
timbul dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari
neraca, rugi laba, dan arus kas.
A.

Neraca
Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu.

Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal sendiri suatu perusahaan pada
hari terakhir periode akuntansi. Aktiva menunjukkan penggunaan dana,
hutang dan modal menunjukkan sumber dana yang diperoleh.
Menurut Warsono dkk (2003:27) menyatakan bahwa neraca adalah
laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi
pada suatu periode tertentu. Sedangkan menurut Sutrisno (2008:9), neraca

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

merupakan laporan yang menujukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
saat tertentu.
Menurut Munawir (1990:13), Neraca adalah laporan yang sistematis
tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat
tertentu. Sedangkan menurut darsono (2005:18) komponen neraca terdiri atas:
1.

Aktiva (asset)
Yaitu kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh atau

dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau
kejadian-kejadian yang lalu. Dengan demikian, maka penggolongan aktiva
dalam neraca adalah :
a.

Aktiva lancar

Dalam aktiva lancar, aktiva dikelompokkan berdasarkan urutan yang
paling lancar. Aktiva lancar disini adalah yang paling mudah dan cepat untuk
dijadikan uang atau kas.
b.

Aktiva tetap

Aktiva tetap adalah investasi pada tanah, bangunan, kendaraan dan
peralatan yang lain dilakukan oleh perusahaan. Aktiva tetap disusun
berdasarkan urutan yang paling tidak likuid (lancar).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

c.

Aktiva lain-lain

Aktiva lain-lain adalah investasi atau kekayaan lain yang dimiliki oleh
perusahaan. Isi dari pos aktiva lain-lain adalah kekayaan atau investasi yang
tidak dikelompokkan dalam aktiva tetap dan aktiva lancar.
2.

Kewajiban
Menurut Darsono (2005:19) berpendapat bahwa kewajiban adalah hak

dari pemberi hutang (kreditor) terhadap kekayaan perusahaan, sedangkan
ekuitas adalah hak pemilik atas kekayaan perusahaan. Pos-pos dalam sisi ini
dikelompokkan sesuai dengan besar kecilnya kemungkinan hak tersebut akan
dibayar. Semakin besar kemungkinan ha katas perusahaan dibayar, semakin
atas urutannya dalam neraca. Pembagian dalam sisi kewajiban dan ekuitas
dalam neraca adalah :
a.

Kewajiban jangka pendek

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban kepada kreditor yang akan
dibayarkan dalam jangka waktu satu tahun kedepan. Komponennya antara
lain adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang pajak, hutang bank yang jatuh
tempo dalam satu tahun, dan hutang-hutang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

b.

Kewajiban jangka panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang akan dibayarkan
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun.
Komponennya adalah hutang bank, hutang obligasi, hutang wesel, dan hutang
surat-surat berharga lainnya.
3.

Ekuitas
Ekuitas adalah hak pemilik atas perusahaan. Hak pemilik akan

dibayarkan hanya melalui deviden kas atau deviden likuiditas akhir.
Komponen dari ekuitas meliputi modal saham baik biasa maupun preferen,
cadangan, laba ditahan, dan laba tahun berjalan.
B.

Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah

penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode
tertentu sebagaimana halnya neraca, laporan laba rugi juga disusun tiap akhir
tahun.
Menurut Sutrisno (2008:10), laporan rugi laba adalah laporan yang
menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan menurut Warsono dkk (2003:28) menyatakan bahwa laporan laba

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil-hasil usaha yang
dicapai selama periode tertentu.
Astuti (2004:17) mengemukakan bahwa laporan laba rugi merupakan
laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan beban perusahaan selama
periode akuntansi tertentu, yang umunya setiap kuartal atau setiap tahun.
Sedangkan Darsono (2005:20) laporan laba rugi merupakan akumulasi
aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya-biaya selama periode
waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Untuk melihat periode waktu
tertentu yang dilaporkan, maka pembaca

laporan laba rugi perlu

memperhatikan kepala (heading) pada laporan tersebut.
Komponen laba rugi menurut Darsono (2005:21) adalah :
a.

Pendapatan/penjualan
Hasil penjualan produk atau jasa utama yang dihasilkan
perusahaan kepada pelanggan.

b.

Harga pokok penjualan
Merupakan biaya produksi sesungguhnya dari produk atau jasa
yang dijual pada periode tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

c.

Biaya pemasaran
Biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk dan jasa
yang dihasilkan pada periode tersebut, misalnya biaya iklan,
biaya salesman, dan biaya promosi.

d.

Biaya administrasi dan umum
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan administrasi dan
umum perusahaan. Contohnya adalah biaya gaji direksi, biaya
penyusutan, biaya perlengkapan kantor, dan biaya telepon.

e.

Pendapatan luar usaha
Pendapatan yang diperoleh bukan dari bisnis utama perusahaan
misalnya keuntungan penjualan aktiva tetap, bunga bank bagi
perusahaan non bank, dan lain-lain.

f.

Biaya luar usaha
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
laporan laba rugi merupakan suatu daftar perusahaan dimana
didalamnya didasarkan atas semua pendapatan dan biaya-biaya
sedemikian rupa yang terjadi pada periode tertentu yang
disusun secara sistematis sehingga dengan mudah dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

diketahui apakah suatu perusahaan itu memperoleh laba atau
rugi.
C.

Laporan arus kas
Laporan ini menggambarkan tentang perputaran uang (kas dan bank)

selama periode tertentu, misalnya bulanan dan tahunan. Laporan arus kas
terdiri dari kas untuk kegiatan operasional dan kas untuk kegiatan pendanaan.
D.

Laporan perubahan ekuitas
Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak pemilik yang

melekat pada perusahaan. Istilah ditahan sering berkonotasi negative, dalam
hal ini artinya masih belum dibagi.
E.

Catatan atas laporan keungan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan s