PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan "De Clean Priority" di Surabaya).


 

PENEERAPAN PEENCATATA
AN KEUANGAN 
PA
ADA INDUSSTRI KECILL RUMAHA
AN 
(Stu
udi pada penggusaha laund
dry kiloan “De
e Clean Prioriity“ di Surabaaya) 
SKRIPSI 
 
Diajukan Untuk Memenuhi Seb
bagian Persyaratan  
daalam Memperroleh Gelar Saarjana Ekonomi  
Jurrusan Akuntansi 

 
D

Diajukan Oleh
h : 

Meryyssa Julita Sari 
0713
3010119/FE/EA 
Kepada
FAKU
ULTAS EKONOMI  
UNIVERSSITAS PEMBA
ANGUNAN NA
ASIONAL “VEETERAN” 
J
JAWA TIMUR

2011 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



 
USULAN PENELITIAN 
 
PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN 
PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN   
 (Studi kasus pada pengusaha laundry pakaian “De Clean Priority” di Surabaya) 
 
Yang Diajukan 
 
Meryssa Julita Sari 
0713010119/FE/EA 
 
telah disetujui untuk diseminarkan oleh 
 
Pembimbing Utama 
 
 
Drs. Ec. H. Muslimin, Msi 


 

 

Tanggal : ........................... 

 
 
Mengetahui 
Kaprogdi Akuntansi 
 
 
Dr. Sri Trisnaningsih, MSI  
NIP.1965092919922032001 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillahi Robbil Alamin, dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul :
“PENERAPAN

PENCATATAN

KEUANGAN

PADA

INDUSTRI

KECIL

RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan “De Clean Priority” di
Surabaya)”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala rasa hormat dan
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP , selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

3.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.

Bapak Drs. Ec. H. Muslimin, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan

saran,

bimbingan,

dan

dukungan

kepada

peneliti


dalam

menyelesaikan skripsi ini.
5.

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

6.

Andika Bintang, selaku pendamping UKM usaha Laundry kiloan, seorang
Mahasiswa angkatan tahun 2009 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

7.

Kepada Ibu Ery dan Ibu Wiji, selaku pemilik dan pengelola usaha laundry kiloan
“De Clean Priority” yang menjadi objek penelitian ini, karena atas bantuannya
mereka peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


8.

Kedua orang tuaku Bapak Soekamto dan Ibu Sri Astutik, terima kasih atas segala
kasih sayang, doa, dan nasihat serta dukungan moril dan materiil yang telah
diberikan dengan tulus dan ikhlas selama hingga terselesaikan nya skripsi ini.

9.

Saudaraku Deny, Deddy, dan keluarga baruku Nur Azizah dan Wina yang telah
memberikan dorongan dan doa kepada penulis.

10.

Sahabatku Ratna, Kartika, Fanty, Lukman, Vievy, Gandi, Redy, serta teman –
teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
kebersamaan kita selama ini di bangku kuliah dan kerja, serta semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajukan masih banyak kekurangan,

untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan keterbatasan yang penulis miliki, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, Juni 2011

Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… ix
ABSTRAKSI …………………………………………………………………… x
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah………………………………...

1

1.2. Fokus Penelitian …………………………………… ……...

7

1.3. Perumusan Masalah…………………………………..…

8


1.4. Tujuan Penelitian………………………………………...

8

1.4. Manfaat Penelitian……………………………………....

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu…………………………..

10

2.2. Landasan Teori……………………………………………

12

2.2.1. Pengertian Akuntansi ……………………………

12

2.2.2. Proses Akuntansi ………………………………....

14

2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi ……...………………...

14

2.2.4. Pengertian Industri Kecil …………………………...

17

2.2.5. Perlakuan Akuntansi Untuk Perusahaan

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Industri kecil………………………………………,..,

20

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.

Jenis Penelitian …………………………………………..…..

27

3.2.

Alasan Ketertarikan Peneliti ………………………………....

31

3.3.

Informan ……………………………………………………

33

3.4.

Lokus Penelitian …………………………………………….

33

3.5.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data …………….....

34

3.6.

Teknik Analisis ………………………………………………

36

3.7.

Pengujian Kredibilitas Data …………………………………

38

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
4.1.

Pendahuluan …………………………………………………

40

4.2.

Sejarah Laundry kiloan ………………………………………

41

4.3.

Perkembangan usaha laundry kiloan …………………………

42

4.4.

Permasalahan yang terjadi pada usaha laundry kiloan ……….

43

4.5.

Pencatatan Keuangan Usaha ………………………………….

45

4.6.

Penentuan tarif laundry kiloan yang ditawarkan ……………...

47

BAB V HASIL PENELITIAN
5.1.

Pemahaman Pengusaha Laundry kiloan mengenai
Pencatatan Keuangan usaha ……………………………………

50

5.2.

Bentuk atau Model Pencatatan Keuangan ……………………..

52

5.3.

Pencatatan Keuangan Sebagai Bentuk Fungsi

5.4.

Kontrol Keuangan Perusahaan ………………………………….

53

Menjaga Relasi dengan pelanggan ……………………………..

54

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.5.

Pengelolaan kembali modal usaha …………………………….

56

5.6.

Jenis Transaksi di laundry kiloan ………………………………

57

5.7.

Pemeriksaan terhadap transaksi ………………………………...

58

5.8.

Promosi yang digunakan untuk menarik pelanggan …………….

59

5.9.

Keterbatasan Penelitian ………………………………..………..

61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.

Kesimpulan …………………………………………………….

62

6.2.

Saran ……………………………………………………………

64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

………………………………………………………………………

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

: Main Research Question ………………………………………………

Tabel 2

: Tabel Desain Studi …………………………………………………….

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

: Hubungan Data dan Informasi …………………………………

14

Gambar 2.2

: Siklus Akuntansi ……………………………………………….

14

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Mini Research

Lampiran 2

Surat Pernyataan

Lampiran 3

Surat Ijin Penelitian dari Universitas

Lampiran 4

Dokumentasi Penelitian

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN
PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN
(Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan “De Clean Priority” di Surabaya)
MERYSSA JULITA SARI
Abstraksi
Usaha laundry kiloan semakin tahun semakin banyak diminati sebagai pilihan
usaha yang menguntungkan kondisi ini terlihat dari perkembangan semakin maraknya
penggunaan jasa laundry kiloan, untuk memudahkan dalam menyelesaikan tugas
rumahan yaitu salah satunya dengan menyerahkan cucian ke jasa laundry adalah
adanya kecenderungan gaya hidup praktis. Saat ini banyak sekali usaha laundry kiloan
yang bangkrut. Hal ini disebabkan banyaknya persaingan yang terjadi dalam usaha
tersebut serta pelayanan dan sistem pengelolaan keuangan yang kurang baik.
Berdasarkan fenomena di lapangan menunjukkan bahwa pelaku pengusaha jasa
laundry kiloan belum memahami tentang pencatatan akuntansi yang baik dan benar,
mereka menganggap pencatatan tersebut terlalu rumit untuk dilaksanakan dan hanya
melakukan pencatatan yang sangat sederhana dan melakukan perhitungan secara
kasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pencatatan keuangan pada
industri kecil rumahan dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman
pengusaha laundry kiloan terhadap akuntansi. Metode yang digunakan adalah metode
Kualitatif untuk menggali dan menjelaskan penerapan pencatatan keuangan pada
industri kecil rumahan.
Berdasarkan observasi bahwa ditemukan adalah pengusaha dapat melakukan
pencatatan keuangan tersebut sesuai dengan pengetahuannya dan pemahamannya
sendiri. Pengusaha membuat catatan laporan keuangan usahanya tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan, hal tersebut dilakukan karena mereka berfikir
bagaimana usaha mereka bertahan dan untuk berkembang serta menambah
pendapatan mereka.

Keywords : akuntansi, industri kecil rumahan, laundry kiloan

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

THE APPLICATION OF FINANCIAL REPORT
AT HOM E INDUSTRY
(Study at Entrepreneur Laundry Kiloan “De Clean Priority” in Surabaya)

M eryssa Julita Sari

Abstract

The Objective of this research was to meansure managements performance by
applying Financial Report at home industry. business laundry kiloan increased every
years and in demand more as a lucrative business option. This condition is seen in the
development of a growing number of entrepreneurs laundry. for ease in completing the
task of housing one hand washing the laundry, the tendency of practical lifestyle. Now,
Entrepreneurs who bankrupt, this is caused the number of competitors in the laundry
business, as well as service and financial systems are badless management. Based on
the phenomenon in the field indicates that entrepreneurs laundry are less understand
about financial accounting better and good. Entrepreneurs do this bussiness laundry just
simple recording and do a rough calculation.
This study aims to determine the application of financial records in home
industry, and to determine the extent of employers understanding of accounting laundry.
Method used is qualitative methods to explore and explain the application of financial
records in home industry.
Based on observations found employers can make the financial in accordance
with their own knowledge and understanding. Entrepreneurs make their business
records of financial statements in accordance needs and capabilities its done because
they think how their efforts to survive and to thrive and increase their incomes.

Keywords : Accounting, Home industry, Laundry kiloan

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Perekonomian 2010 akan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik.
Pemberlakuan ACFTA menjadi ancaman yang sangat serius bagi perilaku usaha dan
akan berpengaruh kepada seberapa besar prospek dari setiap peluang usaha yang akan
menjadi primadona di masa yang akan datang. Dengan melihat kondisi ini maka akan
banyak bermunculan peluang usaha baru yang akan menandai kebangkitan pasar lokal,
dengan syarat kreatif memanfaatkan kesempatan yang ada.
Peranan Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) mempunyai peranan yang
cukup penting bagi Indonesia. Pemerintah juga tidak menyampingkan peran IKRT sebagai
salah satu penggerak kegiatan ekonomi di Indonesia. Sebaliknya, pemerintah harus turut
berperan

serta

dalam

memberdayakan

IKRT

diantaranya

dengan

menciptakan

kebijaksanaan yang berpihak pada IKRT. Usaha pemerintah dalam memberdayakan IKRT
sebagai salah satu pondasi perekonomian Indonesia sudah sepantasnya tidak hanya
dikonsentrasikan di pulau Jawa, tetapi selayaknya juga menumbuhkembangkan IKRT di
luar jawa. Hal ini sangatlah penting dalam rangka mengurangi tingkat ketimpangan
ekonomi antar propinsi. Beberapa penelitian tentang ketimpangan ekonomi daerah di
Indonesia menunjukkan adanya tendensi peningkatan disparitas yang terus menerus sejak
awal dekade 1970-an sampai 1997 (Syafrizal dalam Kuncoro dan Supomo, 2003).
Serta harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak
dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbanding linear

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


 

dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi.
Oleh sebab itu semua pihak harus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi
kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan.
Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran.
Sedangkan pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat
kritis khususnya di Negara Indonesia termasuk di daerah – daerah pelosok nusantara.
Salah satunya adalah dengan mengembangkan keterampilan menjadi usaha mandiri yang
akan mendatangkan berkah bagi orang lain yang direkrut sebagai karyawan ataupun
buruh pada usaha yang dirintisnya.
Pemerintah juga menyelenggarakan kegiatan untuk melatih kewirausahaan
masyarakat. PKMP mandiri adalah salah satu contoh sebagai sarana untuk melatih warga
Indonesia agar dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dengan cara diberi modal
pinjaman agar dapat mempunyai usaha sendiri sehingga secara tidak langsung mendidik
masyarakat untuk menjadi wirausahawan. Menjadi wirausahawan sangatlah diperlukan,
tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk mengabdi kepada bangsa
dan Negara dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Indonesia merupakan Negara berkembang, meskipun demikian, tidak menutup
kemungkinan masuknya berbagai teknologi, seperti kemudahan dalam menyelesaikan
tugas rumahan sehari-hari yang dahulu merupakan tanggung jawab tiap individu dalam
menyelesaikan rutinitas sehari-hari, kini rutinitas tersebut bergeser saat ini pada trend
menggunakan jasa laundry juga sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Hal ini dipicu
adanya alasan Selain karena perubahan gaya hidup juga karena tuntutan kesibukan yang
memakan waktu dan tenaga, biasanya terjadi pada karyawan, mahasiswa, dan bahkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


 

sampai ibu rumah tangga, yang merasa tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian, dan
energi mereka sudah digunakan untuk aktifitas mereka yang padat, sehingga lebih
memilih menyerahkannya pada usaha laundry pakaian.
Semakin maraknya penggunaan jasa laundry,

untuk memudahkan dalam

menyelesaikan tugas rumahan yaitu salah satunya dengan menyerahkan cucian ke jasa
laundry adalah adanya kecenderungan gaya hidup praktis.
Jasa laundry pakaian merupakan salah satu contoh industri kecil rumah tangga
yang jenis usahanya adalah menawarkan jasa cuci pakaian saja, setrika pakaian saja, cuci
kering saja, sampai cuci kering setrika sebagai gaya hidup praktis, dan tarif yang di
tawarkan sangat bervariatif sesuai dengan permintaan pelanggan.Yang sering disebut
dengan Laundry kiloan, mengapa dinamakan laundry kiloan karena perhitungan tarifnya
dihitung sesuai dengan jumlah berat pakaian yang akan di cuci. Rata-rata minimal 1-2
kilo per cuci.
Dalam perkembangannya bisnis ini telah menjadi tren di kalangan pebisnis.
Persaingan untuk bisnis ini pun sudah terbilang cukup tinggi. Tak lagi hanya sebagai
pengelola, bahkan saat ini tak jarang bisnis ini ditekuni oleh para karyawan yang merasa
yakin dengan target pasar yang dicari. Mereka mengandalkan promosi dari mulut ke
mulut di daerah sekitar, dan adapula yang lebih kreatif dengan menyebarkan brosur.
Banyak yang menyebut, laundry kiloan ini tumbuh pertama kali di kota
Yogyakarta. Bahkan, disana terbentuk asosiasi khusus yang bernama Asosiasi Laundry
Kilo-an Jogja (Alkijo), yang dibentuk Aditya J. Trituranta bersama 30 teman pebisnis
laundry kiloan lain di Jogja. Bisnis ini kemudian ikut menjamur di kota-kota lain yang
terkenal dengan pendidikan, seperti Bandung dan Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


 

Melihat kondisi saat ini, perkembangan usaha UKM sangat berkembang pesat.
dengan adanya perluasan laundry pakaian yang bermunculan dimana-mana, maka hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan manusia akan jasa laundry pakaian karena bisa
membantu meringankan pekerjaan harian menjadi lebih praktis.
Laundry pakaian merupakan peluang bisnis yang menjanjikan karena hanya
dengan modal mesin cuci, sabun, dan pewangi, cukup mudah. dan hasil yang dihasilkan
sangatlah lumayan. Faktor – faktor yang menjadi alasan mengapa banyak sebagian dari
kita beralih menyerahkan tugas rumahan pada jasa laundry, sebagian besar karena lebih
praktis dengan harga yang terjangkau. Tidak sedikit yang memanfaatkan jasa tersebut,
yang biasa memakai jasa ini mulai dari mahasiswa, karyawan, sampai ibu rumah tangga
dengan

berbagai permintaan masing – masing,
Saat ini banyak sekali usaha laundry pakaian yang bangkrut. Hal ini disebabkan

banyaknya persaingan yang terjadi dalam usaha tersebut serta pelayanan dan sistem
pengelolaan keuangan yang kurang baik.
Berdasarkan fenomena di lapangan menunjukkan bahwa pelaku pengusaha
laundry pakaian belum memahami tentang pencatatan akuntansi yang baik dan benar,
mereka menganggap pencatatan tersebut terlalu rumit untuk dilaksanakan dan hanya
melakukan pencatatan yang sangat sederhana dan melakukan perhitungan secara kasar.
Adanya pencampuran antara pencatatan keuangan usaha laundry pakaian dengan usaha
lainnya. Pelaku Usaha Kecil dan menengah (UKM) identik dengan masih kurangnya
kesadaran untuk menjalankan pembukuan dengan baik dalam dunia bisnis. Dengan
kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan
kegiatan pembukuan keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


 

Sementara minimnya pengetahuan pebisnis UKM dalam pembukuan juga
seringkali tidak disertai dengan pemenuhan sumber daya untuk menjalankan kegiatan
akuntansi bisnis. Kesadaran akan pentingnya pembukuan justru sering timbul ketika
mereka harus berhadapan denga institusi atau pihak lain yang mensyaratkan adanya
laporan keuangan atau istilah modernnya akuntansi, untuk kegiatan tertentu. Misalnya,
untuk kepentingan meminjam modal ke bank. Salah seorang manajer klinik usaha kecil
dan koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), (Idrus, 2000 dalam Pinasti 2007),
menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan
banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan
bagi kelangsungan usaha.
Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk
diterapkan. Dalam menjalankan aktivitas usaha seringkali orang merasa kesulitan dalam
melakukan pencatatan terhadap apa yang terjadi di perusahaan. Kesulitan itu menyangkut
aktivitas dan penilaian atas hasil yang dicapai oleh setiap usaha. Apalagi kalau harus
dilakukan pengukuran dan penilaian atas aktivitas yang terjadi dalam kegiatan usaha.
Pencatatan dilakukan hanya dengan melihat berapa uang yang masuk diselisihkan
dengan uang yang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi
kegiatan usaha ataupun non usaha, seringkali dalam skala usaha kecil menengah hasil
usaha dikatakan bagus jika pendapatan sekarang lebih tinggi disbanding dengan
pendapatan sebelumnya. Padahal indikator dari keberhasilan tidak hanya diukur dari
pendapatan saja. Perlu pengukuran atas transaksi atau kegiatan yang terjadi, perlu
pengelompokkan serta perlu pengikhtisaran transaksi-transaksi tersebut. Dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


 

demikian setiap aktivitas yang berhubungan denga usaha perusahaan dapat dicatat dan
dilaporkan dengan benar.
Menurut Sutojo, (1994 : 20) industri kecil masih menghadapi berbagai masalah
antara lain :
a.

Tidak adanya atau kurang akuratnya perencanaan penganggaran tahunan,
terutama kas.

b.

Tidak sedikit dari mereka yang tidak memiliki catatan harga pokok produksi yang
baik.

c.

Perhitungan yang dilakukan secara kasar dalam penentuan harga jual, misalnya
hanya mencatat pengeluaran untuk bahan baku dan tenaga kerja.

d.

Banyak diantara mereka yang tidak atau belum mengerti tentang pencatatan
keuangan atau akuntansi.
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian

keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Magginson et al., 2000 dalam Pinasti
2007). Informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan data akuntansi atas transaksitransaksi dari suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang usaha jasa, dagang,
maupun usaha industri, agar informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Hal-hal diatas yang berhubungan dengan seharusnya profesi akuntan tersebut
tidak terlaksana, dan bahkan beberapa dari pengusaha kecil melakukan usaha tersebut
dengan seadanya karena adanya anggapan kegiatan tersebut terlalu menyulitkan. Jika
mereka mengerti pencatatan dan pengikhtisaran transaksi sesuai dengan ketentuan dan
penafsiran suatu transaksi maka mereka dapat bertindak sesuai dengan ketentuan atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


 

aturan dalam mengukur, prosedur, mengumpulkan, dan melaporkan informasi yang
berguna tentang kegiatan dan tujuan yang menyangkut keuangan dalam suatu organisasi
(Sumadji dalam Widyanto, 2009)
Dari uraian diatas jelas bahwa pengusaha kecil masih banyak mengalami
kesulitan dalam memahami informasi keuangan dengan baik. Semakin ketatnya
persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki
berbagai keunggulan kompetitif yang mampu memenangkan persaingan. Oleh karena itu,
peneliti mengangkat tema tentang industri kecil rumah tangga pada laundry pakaian agar
para pengusaha kecil dapat menangani permasalahan yang berkaitan dengan pencatatan
keuangan yang sesuai dengan ketentuan akuntansi sehingga usaha mereka dapat bertahan
dan terus berkembang yang tentunya hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian
rakyat Indonesia.

1.2.

Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, hal-hal yang menjadi fokus
penelitian sebagai berikut :
1.

Pemahaman mengenai pencatatan keuangan pada laundry pakaian de clean priority

2.

Jenis transaksi di laundry pakaian de clean priority

3.

Biaya Promosi yang dilakukan untuk menarik pelanggan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10 
 

1.3.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan. Maka perumusan masalah yang
dapat dibuat, yaitu : Bagaimana penerapan pencatatan keuangan dalam industri kecil
rumahan pada laundry pakaian “De Clean Priority”?
Untuk lebih detail memecahkan permasalahan peneliti diatas, peneliti
menampilkan dalam beberapa pertanyaan pendukung pada tabel 1.1. Main Research
Question

1.4.

Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pencatatan
keuangan pada industri kecil rumahan dan untuk mengetahui sampai sejauh mana
pemahaman pengusaha laundry pakaian “De Clean Priority” terhadap akuntansi.

1.5.

Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini di harapkan dapat digunakan :
1.

Bagi Industri Kecil Rumahan
Penerapan akuntansi yang dilakukan dengan baik, maka akan bermanfaat untuk
mendatangkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang
ditawarkan, dan diharapkan pengelola dapat mengelola unit usaha menjadi lebih
professional.

2.

Bagi Akademisi
Memperbanyak kasanah ilmiah pada perpustakaan UPN “VETERAN” JATIM
sehingga dapat digunakan referensi bagi mahasiswa lain yang sedang melakukan
penelitian dengan topik yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11 
 

3.

Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu
akuntansi terutama aspek pencatatan transaksi di industri kecil rumahan serta
meningkatkan semangat kewirausahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12 
 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka di dukung oleh penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian ini. Penulis :
1.

Margani Pinasti (2007)
“Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap
Persepsi Pengusaha kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu Riset Eksperimen”
a.

Permasalahan
Apakah

penyelenggaraan

dan

penggunaan

informasi

akuntansi

berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi?
b.

Tujuan
Untuk menguji pengaruh penyelenggaraan dan pengunaan informasi
akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi
melalui metode eksperimen.

c.

Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini
mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi.

2.

Herri dan Irda (2005)
“Sifat Kewirausahaan dan Prestasi Usaha Kecil dan Menengah Sumatera Barat”
a.

Permasalahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13 
 

1.

Adakah pengaruh karakteristik entrepreneurial dan perusahaan
terhadap prestasi UKM Sumatera Barat?

2.

Adakah UKM yang prestasi tinggi memiliki karakteristik
entrepreneurial UKM yang berbeda dibanding UKM yang
berprestasi rendah?

b.

Tujuan
1.

Untuk mengetahui secara empiris karakteristik jiwa kewirausahaan
manajer/ pemilik dan karakteristik UKM di Sumatera Barat.

2.

Untuk

mengidentifikasi

hubungan

antara

karakteristik

entrepreneurial dan perusahaan terhadap prestasi UKM.
3.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik antara
UKM yang berprestasi dengan yang berprestasi rendah.

2.2.
2.2.1.

Landasan teori
Pengertian Akuntansi
Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan beberapa
lembaga terkait, menurut Yadiati (2007 : 1) definisi tersebut antara lain :
1.

Accounting Principle Board (APB) dalam statement No. 4 disebut :
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa (service activity) fungsinya adalah
untuk memberikan informasi kualitatif, terutama yang bersifat finansial,
tentang

entitas-entitas

ekonomi

yang

dianggap

berguna

dalam

pengambilan keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan logis diantara
tindakan alternatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14 
 

2.

American Institude Of certified Public Accountats (AICPA) dalam
Accountants terminology Bulletin No.1 tahun 1953, menyatakan :
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran
dengan cara yang berarti atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat
keuangan, serta penafsiran hasil-hasilnya.

3.

Paul Grady dalam ARS No. 7 AISPA, 1965, mendefinisikan :
Akuntansi merupakan suatu Body Of Knowledge serta fungsi organisasi
secara sistematik, orisinil dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan,
memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterprestasikan seluruh
transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi
entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti
dibutuhkan oleh manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas
kepercayaan yang diterima.

4.

Kieso and Weygandt, menyatakan :
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,
mencatat dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi
kepada pihak yang berkepentingan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa definisi yang pertama

akuntansi sebagai alat untuk penyediaan informasi. Definisi kedua sebagai seni
untuk mencatat, mengelompokkan, dan mengikhtisarkan, sampai pada seni
menafsirkan hasil dari transaksi keuangan. Yang ketiga sebagai body of
knowledge. Yang keempat sebagai sebuah sistem yang mengolah input berupa
kejadian-kejadian ekonomi dari kesatuan usaha.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15 
 

2.2.2.

Sistem Informasi Akuntansi
a.

Pengertian Sistem
Menurut Widjajanto (1989 : 1) sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 2) Suatu sistem pada
dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu
dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya dengan maksud untukmencapai
tujuan.

b.

Pengertian Informasi
Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data. Menurut Cushing
(1989 : 11), data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima
sebagai input terhadap suatu sistem informasi disimpan serta diolah.
Informasi diartikan sebagai output pengelolaan data yang terorganisir dan
berguna bagi orang yang menerimanya. Sedangkan menurut Wilkinson
(1993 : 3), data adalah fakta, angka, bahkan symbol mentah. Secara
bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi.
Sebaliknya, terdiri dari data yang telah ditransformasikan adalah
pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16 
 

Jadi informasi merupakan kumpulan dari data yang telah diolah
sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Biasanya, data belum dapat
digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen. Sehingga agar dapat berguna bagi pemakainya data harus
diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.
c.

Sifat – sifat Informasi
Menurut Wilkinson (1993 : 121) sifat-sifat informasi yang penting
meliputi hal-hal berikut :
1.

Relevansi
Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan
sasaran perusahaan.

2.

Kuantifiabilitas
Sejauhmana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam
bentuk numerik)

3.

Akurasi
Keandalan dan kepresisian informasi

4.

Kepadatan
Sejauh mana informasi diringkas atau dipadatkan.

5.

Ketepatan waktu
Keyakinan informasi

6.

Cakupan
Rentang yang dicakup oleh informasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17 
 

d.

Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai
pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang
menyelenggarakan akuntansi tersebut.
Secara garis besar (Weygandt, et al., 2007 : 6) pihak-pihak tersebut adalah :
1.

Pengguna

internal,

yaitu

manajer

yang

merencanakan,

mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis.
2.

Pengguna eksternal, yaitu :
a)

Investor, menggunakan informasi akuntansi guna membuat
keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya.

b)

Kreditor, seperti pemasok dan banker menggunakan informasi
akuntansiguna mengevaluasi risiko pemberian kredit atau
pinjaman.

c)

Badan Perpajakan, Amerika seperti Internal Revenue Service
(IRS), ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi
Undang-undang perpajakan.

d)

Pelanggan, akan tertarik dengan apakah sebuah perusahaan
tetap harus menghargai jaminan dan dukungan produk atas linilini produknya.

e)

Serikat pekerja, ingin mengetahui apakah pemilik dapat
membayar kenaikan upah dan tunjangan.

f)

Perencanaan ekonomi, menggunakan informasi akuntansi
untuk meramalkan aktivitas perekonomian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18 
 

2.2.3.

Pengertian Industri Kecil
Sadli (1979) dalam Widyanto (2009), menyatakan industri merupakan
kumpulan dari perusahaaan yang memproduksi barang, sedangkan Winardi
berpendapat (1980) Industri sebagai usaha produktif terutama dalam bidang
produksi atau perusahaan-perusahaan, misalnya transportasi dan perhubungan
yang menggunakan modal tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Anonim (1984) dalam Wibowo (2005), yang dimaksud industri adalah
sebagai suatu usaha dalam proses produksi yang didalamnya ada proses bentuk
dan barang, dalam proses produksi ini faktor alam dan juga misi dari teknologi
yang dipergunakan mengarah pada misi pemerataan dan penerapan teknologi
madya atau sederhana serta bersifat padat karya.
Sesuai dengan pasal 1 dan ayat 5 Undang-undang Tentang usaha Kecil,
kini dirumuskan dan kriteria usaha kecil menjadi agak jelas sesuai dengan isi
pasal 1 ayat 1 UU.No.1/1995 disebutkan : usaha kecil adalah kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau penjualan
tahunan serta kepemilikkan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. (Marbun,
1996 : 2)
Dinas

perindustrian

dan

perdagangan

(DESPERINDAG)

mengelompokkan perusahaan industri sesuai dengan ciri khusus yang dimilikinya,
yang dapat ditinjau dari besarnya investasi, teknologi yang digunakan, dan
besarnya jumlah tenaga kerja. Adapun pengelompokkannya terdiri dari :
1.

Industri Besar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19 
 

Industri besar adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan
sebagai perusahaan besar apabila investasi/ modal untuk mesin-mesin dan
peralatan adalah Rp 500 juta keatas, sedangkan tenaga kerja yang
digunakan adalah 100 orang atau lebih dan pemiliknya adalah warga
Negara Indonesia.
2.

Industri Menengah
Industri menengah adalah perusahaan industri yang diklasifikasikan
sebagai perusahaan sedang atau menengah apabila memenuhi syarat
sebagai berikut: investasi/ modal untuk peralatan dan mesin-mesin
nilainya berkisar antara Rp 200 juta sampai Rp 500 juta. Sedangkan
tenaga kerja yang digunakan berkisar antara 20 orang sampai 99 orang dan
pemiliknya adalah Warga Indonesia.

3.

Industri kecil
Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke
dalam perusahaan kecil jika nilai investasi/ modal untuk membeli
peralatan dan mesin-mesin berkisar antara Rp 50 juta sampai Rp 200 juta
dan pemilik usaha adalah warga Negara Indonesia, sedangkan jumlah
tenaga kerja yang dipakai berkisar antara 5 orang sampai 19 orang.
4.

Industri/ Kerajinan Rumah Tangga
Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke
dalam Kerajinan Rumah Tangga jika nilai investasi/ modal yang
digunakan untuk peralatan dan mesin-mesin sama dengan jumlah atau
nilai yang digunakan industri kecil atau bahkan tidak menggunakan modal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20 
 

sama sekali dan pemilik usaha biasanya adalah kepala keluarga (Bapak
atau Ibu), sedangkan jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara satu
orang sampai lima orang dan pada umumnya adalah anggota keluarga.
Seorang pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya haruslah memiliki
semangat kewirausahaan yang berkaitan dengan mental manusia yaitu optimis,
percaya diri, determinan, dan fleksibel. Menurut Kao (2001 : 30) menyatakan
individu yang dapat mengkombinasikan resiko inovasi keahlian dan seni sehingga
menciptakan bentuk organisasi baru, sebagai tim dalam menciptakan produk dan
jasa baru, metode produksi baru, pasar-pasar baru, bahan baku baru ataupun bisnis
baru sehingga ia merupakan orang bertanggung jawab terhadap perubahan dan
inovasi bagi perusahaannya.
Semangat wirausaha yang harus dimiliki adalah dapat mnyesuaikan
perusahaan terhadap situasi yang terus berubah-ubah karena berorientasi ke
depan, bermotivasi tinggi, percaya diri, dan dapat fleksibel tehadap situasi dan
kondisi, serta mempunyai perencanaan dalam menjalankan usaha.
2.2.4.

Perlakuan Akuntansi Untuk Perusahaan Industri kecil
Perlakuan Akuntansi untuk perusahaan industri kecil sebenarnya tidak
berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya, dimana
perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan
yang disebutkan adalah penyajian yang sesuai dengan PSAK yang berlaku,
dimana menurut PSAK dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus
memenuhi komponen-komponen sebagai berikut (PSAK 2007 : 3 ), yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21 
 

1.

Neraca
Dalam neraca ini perusahaan menyajikan aktiva lancar tersisa dari
aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek, terpisah dan kewajiban
jangka panjang, kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK
khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.
Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap
aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan
sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.

2.

Laporan Laba rugi
adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan
dan biaya-biaya dari suatu usaha periode tertentu. Tujuan utama
perusahaan, adalah mendapatkan laba. Laporan laba/rugi disusun dengan
maksud untuk menggambarkan operasi perusahaan dalam suatu perioade
waktu tertentu.
Laporan Laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :
a.

Pendapatan

b.

Laba rugi usaha

c.

Beban pinjaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22 
 

d.

Bagian dari Laba/rugi perusahaan afiliasi dan assosiasi yang
diberlakukan menggunakan metode ekuitas

e.

Beban pajak

f.

Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan

g.

Pos luar biasa

h.

Hak minoritas

i.

Laba atau rugi untuk periode berjalan
Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan laporan laba rugi

apabila diwajibkan oleh pernyataan akuntansi keuangan atau apabila
penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja perusahaan secara
wajar
3.

Laporan perubahan ekuitas
Adalah Laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai
perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan pada satu periode
tertentu. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan :
a.

Laba rugi bersih periode yang bersangkutan

b.

Setiap pos pendapatan dan beban, keuangan/ kerugian beserta
jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam
ekuitas

c.

Pengaruh Kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagai mana diatur dalam
pernyataan Standar Akuntansi Keunagan terkait.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23 
 

d.

Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

e.

Saldo akumulasi laba/rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya, dan

f.

Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapakna secara terpisah setiap perubahan.

4.

Laporan Arus Kas
Laporan Arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait. Tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumah pemakaian dalam pengambilan keputusan

5.

Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus
berkaitan dengan informasi yang terdapat di dalam catatan atas laporan
keuangan.
catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
a.

Informasi tentang dasar penyususnan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa
dan transaksi yang penting.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24 
 

b.

Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi
keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

c.

Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
perusahaan dapat pula menyajikan pelaporan tambahan seperti

laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value
added

statement)

khususnya

bagi

industri

dimana

factor-faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang
memeganhg peranan penting (PSAK 2007 : 1.2), sedangkan untuk
industri yang berjenis kecil apabila belum ada pengaturan di dalam
PSAK,

maka

manajemen

menggunakan

pertimbangannya

untuk

menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan, dalam melakukan
pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan :
a.

Persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait.

b.

Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban,
penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam Kerangka dasar
Penyusunan dan penyajian laporan Keuangan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25 
 

c.

Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat oleh badan pembuat
standar lain dan praktek industri yang lazim sepanjang konsisten
dengan huruf a dan b paragraf ini.
Manajemen juga harus menetapkan kebijakkan untuk memastikan

bahwa laporan keuangan menyajikan informasi sebagai berikut :
a.

Relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan untuk mengambil
keputusan; dan

b.

Dapat diandalkan, dengan pengertian :


Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan
perusahaan



Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau
transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya.





Netral, yaitu bebas dari keberpihakkan.



Mencerminkan kehati-hatian; dan
Mencakup semua hal yang material.

Untuk pelaporan laba-rugi pada perusahaan kecil, rincian yang
pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan dalam laporan
laba rugi sesuai dengan sifatnya (contoh : penyusutan, pembelian bahan
baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban iklan) dan tidak
dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Metode ini
sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan kecil sebab tidak perlu
dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26 
 

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2008, Panduan
Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisah tugas yang terbatas harus dilakukan
khususnya dalam lingkungan pemakai komputer, dikarenakan mereka dapat
melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti :
a.

Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber

b.

Memasukkan data ke dalam sistem

c.

Menjalankan komputer

d.

Mengubah program dan data file

e.

Menjalankan / mendistribusikan keluaran; dan atau

f.

Mengubah sistem operasi
Hal-hal yang disebutkan diatas adalah bukti bahwa pemisah tugas

harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat menurunkan resiko
pengendalian.
Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil
menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2008, sebagai berikut :
a.

Konsentrasi dari pemilik dan/ atau manajemen senior

b.

Sumber Sumber pendapatan (source of revenue) dan sumber
pendanaan (source of financing) yang terbatas.

c.

Pencatatan yang tidak terlalu kompleks / rumit

d.

Pengendalian tingkat entitas yang tidak terlalu kompleks / rumit.

 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27 
 
BAB III 
METODE PENELITIAN 
 
3.1. Jenis penelitian 
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini 
bertujuan  untuk  mengetahui  pemahaman  dan  penerapan  pengelolaan  keuangan  bagi  pelaku 
usaha industri kecil counter pulsa. Dengan pendekatan ini peneliti berada dalam posisi tidak bisa 
mengontrol  objek penelitian. Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan objek 
penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas objek. 
 

 

Penelitian  kualitatif  pada  hakekatnya  adalah  mengamati  orang  dalam  lingkungan 

hidupnya, berinteraksi dengan mereka, serta berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka 
tentang dunia sekitarnya, (Sugiyono, 2005). 
 

 

Adapun ciri‐ciri penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah : 

1. Sumber  data  bersifat  ilmiah,  artinya  peneliti  harus  berusaha  memahami  fenomena  sosial 
secara langsung dalam kehidupan sehari‐hari masyarakat. 
2. Peneliti sendiri merupakan instrumen penelitian yang paling penting di dalam pengumpulan 
data dan penginterprestasian data. 
3. Penelitian  Kualitatif  bersifat  pemerian  (deskriptif),  artinya  mencatat  secara  teliti  segala 
gejala  (fenomena)  yang  dilihat  dan  didengar  serta  dibacanya  (via  wawancara  atau  bukan, 
catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi 
atau 

bukan, 

dan 

lain‐lain) 

dan 

peneliti 

harus 

membandingkan‐bandingkan, 

mengkombinasikan, mengabstraksikan, dan menarik kesimpulan. 
4. Penelitian harus digunakan untuk memahami bentuk‐bentuk tertentu (shaping), atau kasus 
(studi kasus) 
5. Analisis bersifat Induktif 
6. Di lapangan peneliti harus berperilaku seperti masyarakat yang ditelitinya. 
7. Data dan informan harus berasal dari tangan pertama. 
8. Kebenaran  data  harus  dicek  dengan  data  lain,  misalnya  dengan  dokumen,  wawancara, 
observasi mendalam, dan lain‐lain (data lisan dicek dengan data tulis) 

Hak Cipta © milik UPN "V

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan Skala Rumah Tangga di Wilayah Sememi “Ibu Mujiono Laundry” dan “Fikoris Laundry” ).

15 89 66

STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi pada Industri Kecil Rumahan ICHI Bakery).

1 1 107

STUDI PENERAPAN PENCATATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus pada Home Industry Pembuatan Spring Bed di Wilayah Kabupaten Sidoarjo).

2 10 91

APLIKASI PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus Pada Industri Tempe Di Kelurahan Kedung Baruk).

0 1 84

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PENERAPAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO ( Studi Kasus Pengusaha Laundry Kiloan di Daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo ).

6 11 115

PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus Pada Pengusaha Counter Pulsa Bedjo Cell Di Tuban).

5 13 85

PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus Pada Pengusaha Counter Pulsa Bedjo Cell Di Tuban) SKRIPSI

0 0 17

PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan "De Clean Priority" di Surabaya)

1 1 22

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PENERAPAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO ( Studi Kasus Pengusaha Laundry Kiloan di Daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo )

0 0 25

STUDI PENERAPAN PENCATATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus pada Home Industry Pembuatan Spring Bed di Wilayah Kabupaten Sidoarjo)

0 0 18