PERANCANGAN BUKU VISUAL BATIK JETISAN SIDOARJO.

LAPORAN PRAKTEK PROFESI

PERANCANGAN BUKU VISUAL
BATIK JETISAN SIDOARJO

OLEH :
NARENDRA NORMANSYAH FASLA
(0851010002)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERAN CAN GAN BU K U V I SU AL
BAT I K JET I SAN SI DOARJ O


TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Teknik (S-1)

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Diajukan oleh :
N AREN DRA N ORM AN SY AH FASLA
0851010002

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
JAWA TIMUR
2010

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERAN CAN GAN BU K U V I SU AL
BAT I K JET I SAN SI DOARJ O


TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Teknik (S-1)

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Diajukan oleh :

N AREN DRA N ORM AN SY AH FASLA
NPM :
0851010002

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
JAWA TIMUR
2010

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


TUGAS AKHIR
PERAN CAN GAN BU K U V I SUAL
BAT I K JET I SAN SI DOARJ O
Dipersiapkan dan disusun oleh

N AREN DRA N ORM AN SY AH FASLA
NPM:
0851010002

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji
Pada tanggal :
Pembimbing Utama

Penguji I

Aryo Bayu Wibisono, ST
NPTY. 383121003041

Tri Handoko, S.Sn, M.Hum

NIP. 19750123 200801 1 008

Pembimbing Pendamping

Penguji II

Hendro Aryanto, S.Sn, M.Si
NIP. 19750213 200801 1 008

Rahmatsyam Lakoro, S.Sn, MT
NIP. 19760907 200112 1 001
Penguji III

Hendro Aryanto, S.Sn, M.Si
NIP. 19750213 200801 1 008
Ketua Jurusan

Koordinator Tugas Akhir

Heru Subiyantoro ST, MT

NPTY. 3 7102 96 0061 1

Ami Arfianti, ST, MT
NPTY. 3 6911 97 0158 1

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)
Tanggal : ………………….. di isi petugas TU
Dekan Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni Jar, M.Kes.
NIP. 19590729 198603 2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kar ya ini akan saya per sembahakan kepada :

Kedua Or ang Tua Saya, Ayah dan Ibu
Untuk saudara-saudar aku dan
seseor ang yang selalu mendukungku ser ta

Sahabat dan Teman-teman DKV UPN ”VETERAN” J ATIM.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat-Mu ya Allah, atas segala
limpahan rahmat dan berkah-Nya, sehingga atas izin-Nya, laporan Tugas Akhir
ini dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Tugas
Akhir ini disusun berdasakan kegiatan Tugas Akhir yang penulis lakukan selama
satu semester dengan judul ”Perancangan Buku Visual Batik J etisan
Sidoarjo”. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak menerima bantuan baik
moril maupun materiil yang tidak lepas dengan adanya dukungan dari berbagai
pihak, atas bantuan dan dukungan tersebut penulis benar-benar mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir. Naniek Ratni Jar., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil &
Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Heru Subiyantoro, ST, MT., selaku KaProgdi Desain Komunikasi
Visual UPN “Veteran” dan juga menjadi Dosen Pembimbing.

3. Untuk seluruh Dosen DKV UPN “VETERAN” dan staff pengajar yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di
UPN “VETERAN” JATIM.
4. Dosen Pembimbing yang memberikan banyak saran dan kritik yang
membangun karya Tugas Akhir ini.
5. Teman-teman seperjuangan di Desain Komunikasi Visual.
6. Ayah yang selalu membimbing dalam setiap project desain yang ada.
7. Ibu yang selalu memberi semangat dengan doa yang selalu membantu dalam
pengerjaan project ini.
8. Saudara-saudaraku yang selalu support.
9. Dan seorang yang spesial, yang selalu membuat saya semangat dalam setiap
pengerjaan.
Seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak, begitu pula penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Laporan

Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 14 Desember 2011
Penyusun

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................

i

Daftar Isi ......................................................................................................

iii

Daftar Gambar .............................................................................................


vi

Daftar Tabel..................................................................................................

vii

Bab I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ......................................................................

1

1.1.1 Definisi Judul ................................................................

1

1.1.2 Pengertian Buku dengan kategori sebagai Buku Koleksi
...............................................................................................


2

1.1.3 Batik Sebagai Warisan Budaya dan Sekilas Sejarah Batik
...............................................................................................

3

1.1.4 Sekilas Tentang Batik Jetisan ........................................

4

1.2. Identifikasi Masalah ..............................................................

7

1.3. Rumusan Masalah .................................................................

8


1.4. Batasan Masalah ...................................................................

8

1.5. Tujuan ...................................................................................

8

1.6. Manfaat .................................................................................

9

Bab II Tinjauan Pustaka
2.1. Kajian Tentang Batik serta Kajian Layout .............................

10

2.1.1 Kajian Tentang Batik ....................................................

10

2.1.2 Sejarah Batik ................................................................

11

2.1.3 Sejarah Batik Sidoarjo ..................................................

12

2.1.3.1 Asal Mula Batik Sidoarjo ..................................

12

2.1.3.1 Punah Perlahan .................................................

12

2.1.4 Batik Sidoarjo : Jetisan dan Kenongo ............................

13

2.2. Kajian Tentang Buku ............................................................

16

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1 Pengertian Desain dan Desain Grafis .............................

16

2.2.2 Elemen Penting Dalam Layout Buku ............................

17

2.2.2.1 Margin ..............................................................

18

2.2.2.2 Grid ..................................................................

18

2.2.2.3 Tipografi atau Font ...........................................

18

2.3. Prinsip Dasar Desain .............................................................

19

2.4. Kajian Tentang Layout yang Efektif .......................................

21

2.4.1 Konsep Desain Layout ..................................................

21

2.4.2 Prinsip Layout yang Baik .............................................

21

2.4.2.1 Proporsi ............................................................

22

2.4.2.2 Keseimbangan ..................................................

22

2.4.2.3 Kontras .............................................................

22

2.4.2.4 Irama ................................................................

23

2.4.2.5 Kesatuan ...........................................................

23

2.5. Studi Eksisting .......................................................................

24

2.5.1 Buku Komparator : Buku Batikku karangan Ani Yudhoyono
..............................................................................................

24

2.5.2 Buku Kompetitor : Buku Batik Tulis Tradisional, Solo
..............................................................................................

26

Bab III Metode Penelitian
3.1. Definisi Judul dan Sub Judul .................................................

29

3.1.1 Definisi Judul ...............................................................

29

3.1.2 Definisi Batik ...............................................................

29

3.1.3 Definisi Promosi ...........................................................

30

3.2. Teknik Sampling ...................................................................

30

3.2.1 Target Audiens .............................................................

30

3.2.2 Demografi Target Audiens ...........................................

31

3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................

32

3.4. Metode Penelitian ..................................................................

33

3.5. Kerangka Berpikir .................................................................

34

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Bab IV Konsep Desain
4.1 Penelusuran Masalah .................................................................

35

4.2 Identifikasi Masalah .................................................................

35

4.3 Kuisioner ..................................................................................

37

4.4 Unique Selling Preposition .......................................................

39

4.5 Bagan Konsep ..........................................................................

40

4.6 Definisi Konsep Keyword .........................................................

41

4.7 Visualisasi Konsep ...................................................................

41

4.7.1 Poin-Poin Isi Buku ............................................................

41

4.7.2 Poin Tiap Bab ...................................................................

42

4.8 Strategi Komunikasi .................................................................

43

4.9 Strategi Visual ..........................................................................

44

4.9.1 Fotografi ...........................................................................

44

4.9.2 Ornamen ...........................................................................

44

4.9.3 Grid Sistem dan Layout .....................................................

45

4.9.3.1 Grid Sistem ......................................................

45

4.9.3.2 Konsep Layout .................................................

45

4.9.4 Warna ...............................................................................

45

4.9.5 Ukuran Media Buku ..........................................................

45

4.9.6 Tone Manner .....................................................................

46

4.10 Proses Desain .........................................................................

46

4.10.1 Tahap Sketsa Layout .......................................................

46

4.10.2 Tahapan Rough Desain ...................................................

48

4.10.3 Alternatif Layout .............................................................

49

4.10.4 Alternatif Cover ..............................................................

50

4.11 Desain Terpilih .......................................................................

53

4.11.1 Cover ..............................................................................

53

4.11.2 Layout .............................................................................

53

4.12 Sistem Produksi Buku .............................................................

53

4.12.1 Spesifikasi Buku .............................................................

53

4.12.2 Estimasi Harga Buku .......................................................

54

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.13 Analisa Media ........................................................................

55

4.13.1 Media Primer ..................................................................

55

4.13.2 Media Sekunder ..............................................................

56

Bab V Implementasi Desain
5.1 Tipografi ..................................................................................

57

5.1.1 Untuk Judul Awal Bab dan Nomor ....................................

57

5.1.2 Untuk Narasi dan Keterangan Gambar ..............................

57

5.1.3 Untuk Cover .....................................................................

57

5.2 Sistem Page Number dan Judul Bab .........................................

58

5.2.1 Page Number ....................................................................

58

5.2.2 Judul Bab ..........................................................................

58

5.3 Grid ..........................................................................................

58

5.4 Anatomi Buku ..........................................................................

59

5.5 Desain Buku .............................................................................

60

5.5.1 Desain Cover ....................................................................

60

5.5.2 Fotografi sebagai Elemen Visual Pendukung .....................

61

5.5.3 Pembabagan ......................................................................

62

5.5.4 Bagian Introducing ............................................................

65

5.5.5 Daftar Isi ...........................................................................

66

5.5.6 Bab-Bab Buku Batik Jetisan Sidoarjo ................................

66

5.5.6.1 Bab Pertama – Sekilas Tentang Sidoarjo ...........

66

5.5.6.2 Bab Kedua – Masjid Baitul Abror .....................

67

5.5.6.3 Bab Ketiga – Jalan Pasar Jetis ...........................

68

5.5.6.4 Bab Keempat – Berjalan Ke Kampung Batik ....

68

5.5.6.5 Bab Kelima – Gerai Batik yang “Ramai” akan Warna
dan Makna Batik ..........................................................

71

5.5.6.6 Bab Keenam – Mereka yang Menghadirkan Makna
dan Warna ....................................................................

72

5.5.6.7 Bab Ketujuh – Batik Jetisan yang Penuh Warna dan
Makna ..........................................................................
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

74

5.5.6.8 Bab Kedelapan – Menghadirkan makna dan Warna
Batik ............................................................................

76

5.6 Banner Promosi dan Poster .......................................................

77

5.7 Gimmick ..................................................................................

78

5.7.1 Pembatas Buku dan Pin .....................................................

78

Bab VI Implementasi Desain
5.1 Kesimpulan ..............................................................................

80

5.2 Saran ........................................................................................

81

Daftar Pustaka ..............................................................................................

82

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batik Jetisan .............................................................................

13

Gambar 2.2 Motif Batik Kenongo ................................................................

14

Gambar 2.3 Motif Batik Kenongo ................................................................

15

Gambar 2.4 Cover Buku Komparator ...........................................................

24

Gambar 2.5 Layout Buku Komparator .........................................................

25

Gambar 2.6 Cover Buku Kempetitor .............................................................

26

Gambar 2.7 Layout Buku Kempetitor ..........................................................

27

Gambar 4.1 Bagan Konsep Keyword ...........................................................

28

Gambar 4.2 Alternative Layout 1 .................................................................

46

Gambar 4.3 Alternative Layout 2 ..................................................................

47

Gambar 4.4 Alternative Rough Desain .........................................................

48

Gambar 4.5 Alternative Desain Layout 1 .....................................................

49

Gambar 4.6 Alternative Desain Layout 2 .....................................................

49

Gambar 4.7 Alternative Desain Layout 3 .....................................................

50

Gambar 4.8 Alternative Desain Layout 4 ......................................................

50

Gambar 4.9 Alternative Desain Cover 1 .......................................................

50

Gambar 4.10 Alternative Desain Cover 2 ......................................................

51

Gambar 4.11 Alternative Desain Cover 3 ......................................................

51

Gambar 4.12 Alternative Desain Cover 4 ......................................................

51

Gambar 4.13 Alternative Desain Cover 5 ......................................................

52

Gambar 4.14 Alternative Desain Cover 6 ......................................................

52

Gambar 4.15 Alternative Desain Cover 7 ......................................................

52

Gambar 4.16 Desain Cover Terpilih .............................................................

53

Gambar 4.17 Alternative Layout Terpilih .....................................................

53

Gambar 5.1 Grid dalam layout Buku Batik Jetisan .......................................

58

Gambar 5.2 Anatomi Pembabagan atau Awal Bab .......................................

59

Gambar 5.3 Anatomi Isi Buku.......................................................................

60

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 5.4 Cover Terpilih ..........................................................................

60

Gambar 5.5 Fotografi dalam Buku Batik Jetisan ..........................................

62

Gambar 5.6 Pembabagan Sejarah dan Sekilas Tentang Sidoarjo ...................

62

Gambar 5.7 Pembabagan Masjid Baitul Abror .............................................

63

Gambar 5.8 Pembabagan Jalan Pasar Jetis ....................................................

63

Gambar 5.9 Pembabagan Berjalan Ke Kampung Batik .................................

63

Gambar 5.10 Pembabagan Gerai Batik yang “Ramai” akan Warna dan Makna
Batik ......................................................................................

64

Gambar 5.11 Pembabagan Mereka Yang Menghadirkan Makna dan
Warna ...................................................................................

64

Gambar 5.12 Pembabagan Batik Jetisan Yang Penuh Warna dan Makna ......

64

Gambar 5.13 Pembabagan Menghadirkan Makna dan Warna Batik ..............

65

Gambar 5.14 Bagian Introducing .................................................................

65

Gambar 5.15 Daftar Isi .................................................................................

66

Gambar 5.16 Bab Sejarah dan Sekilas Tentang Sidoarjo ..............................

67

Gambar 5.17 Bab Masjid Baitul Abror .........................................................

67

Gambar 5.18 Bab Jalan Pasar Jetis ...............................................................

68

Gambar 5.19 Bab Berjalan Ke Kampung Batik ............................................

70

Gambar 5.20 Bab Gerai Batik yang “Ramai” akan Warna Dan Makna
Batik .....................................................................................

72

Gambar 5.21 Bab Mereka Yang Menghadirkan Makna dan Warna ..............

74

Gambar 5.22 Bab Batik JetisanYang Penuh Warna dan Makna Batik ...........

75

Gambar 5.23 Bab Menghadirkan Makna dan Warna Batik ...........................

76

Gambar 5.24 Desain X Banner Promosi .......................................................

77

Gambar 5.25 Desain Poster Promosi ............................................................

78

Gambar 5.26 Pembatas Buku .......................................................................

78

Gambar 5.27 Pin Promosi ............................................................................

79

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diagram Struktur Organisasi ........................................................

9

Tabel 2.2 Alur Project ..................................................................................

10

Tabel 2.3 Beberapa Project yang Pernah Dikerjakan .....................................

12

Tabel 3.1 Sifat Media Iklan ...........................................................................

13

Tabel 3.2 Sifat Media Iklan ...........................................................................

21

Tabel 3.3 Gambar Metodelogi Pencarian Ide ................................................

22

Tabel 3.4 Tabel Alur Kerja ...........................................................................

22

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.1.1 Definisi J udul
Tugas Akhir berjudul Perancangan Buku Visual Batik Jetisan Sidoarjo ini adalah
perancangan sebuah buku yang berisi tentang potret sejarah umum batik Sidoarjo yaitu batik
Jetisan dengan mengangkat beberapa outlet batik terbaik di Jetis yang diulas dalam buku
visual nantinya, yang didalamnya membahas dari mulai pembuatan batik hingga
pengaplikasian kain batik Jetisan Sidoarjo pada era modern saat ini, dengan tujuan
memperkenalkan serta secara langsung mempromosikan batik Sidoarjo melalui buku.
Batik Jetisan di daerah Jetis merupakan aset bangsa khususnya aset Sidoarjo untuk
mempromosikan kota serta memelihara dan menjaga warisan budaya yang sudah ada sejak
jaman sebelum kemerdekaan.
Menurut wawancara dengan salah satu pemilik outlet batik terkenal di Jetis,
Sidoarjo, bahwa batik di Sidoarjo mempunyai potensi yang tinggi untuk bersaing dengan
batik luar Sidoarjo, misalnya bersaing dengan batik Madura, karena batik Madura
merupakan batik yang mempunyai kemiripan dengan batik Sidoarjo dalam warna ataupun
coraknya. Akan tetapi, promosi yang mempromosikan batik keluar kota Sidoarjo
mempunyai banyak permasalahan, salah satunya adalah kurangnya peduli dari pemerintah
kota untuk membuat batik Sidoarjo ini menjadi primadona kota selain kerajinan yang lain
yang ada di kota Sidoarjo, serta kurangnya peduli tentang mempromosikan lewat media
yang lebih segmented misalnya melalui media buku tentang batik Sidoarjo.1

1.1.2 Pengertian Buku dengan kategori sebagai buku Koleksi
Buku Koleksi adalah dengan topik tertentu sebagai peristiwa penting seperti sejarah
ataupun suatu budaya yang valuable untuk diketahui oleh masyarakat dan juga difungsikan
sebagai buku untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.2

1
2

Depth Interview Bu Azizah, pengusaha batik Azizah, Jetis, Sidoarjo
Depth Interview JP Books

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Salah satu manfaat dari buku adalah dapat menceritakan pada kita tentang masa lalu.
Buku juga dapat mengajarkan penemuan-penemuan yang dilakukan oleh ahli-ahli di masa
lampau.3. Menurut Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra M.A, untuk upaya-upaya pelestarian
budaya atau sejarah, langkah awal dalam usaha pelestarian dengan melakukan
pendokumentasian. Ada empat cara pendokumentasian yang kita kenal yaitu dengan
menggunakan film, video, foto dan tulisan. Tiga cara pertama yaitu melalui film, video, dan
foto merupakan cara yang memerlukan biaya cukup besar dan penyimpananannya juga
memerlukan perhatian yang tersendiri agar foto, video dan film itu tidak rusak, selain itu
untuk menyaksikan kembali rekaman yang telah dihasilkan juga diperlukan alat tertentu.
Cara yang terakhir adalah cara yang paling murah, mudah dan praktis yaitu melalui tulisan.4
Kriteria buku koleksi adalah memiliki ukuran yang cukup besar minimal ukuran A4
dan bisa lebih besar, dengan jilid hardcover karena buku koleksi biasanya memiliki
ketebalan halaman minimal 100 halaman, dan arena sebagai buku untuk dikoleksi dan
disimpan, ataupun sebagai hadiah kepada seseorang yang spesial sehingga diperlukan jilid
yang kuat dan tahan lama seperti hardcover.5
Sebuah buku yang memberikan wawasan tentang budaya atau sejarah bukan
dititikberatkan pada tulisan saja, namun perlu dilengkapi dengan elemen pendukung visual
berupa fotografi yang dapat menggambarkan cerita atau isi buku. Kekuatan terbesar
fotografi adalah krediblitasnya atau kemampuannya untuk memberikan kesan sebagai “yang
dapat dipercaya”.6 Dan buku adalah kegiatan menulis dan menyimpan dan buku itu
memiliki nilai yang istimewa dibandingkan media lain karena buku bersifat everlasting,
tahan lama tidak termakan zaman.7
Menurut ibu Mila anak dari ibu Azizah, salah satu pemilik outlet batik Jetis,
berpendapat bahwa buku yang mengangkat tentang batik Jetis sangat relevan. Karena, batik
Jetis perlu diperkenalkan kepada masyarakat luar Sidoarjo karena batik Jetis merupakan
salah satu produk budaya unggulan yang ada di Sidoarjo sejak tahun 1920an. Selama ini
kurang adanya buku tentang batik yang membahas dan memperkenalkan profil batik di
Sidoarjo.
3

2006. Jendela yang Dapat Menembus Ruang dan Waktu. URL :http://www.ukhuwah.or.id/html
Permainan Tradisional Jawa, Sukirman Dharmamulya, Yogyakarta 2008, hlm. 7
5
Layout dan Dasar Penerapannya, Surianto Rustan, S.Sn, Gramedia Pustaka Utama, 2008
6
Layout dan Dasar Penerapannya, Surianto Rustan, S.Sn, Gramedia Pustaka Utama, 2008
7
Kutipan interview dengan Pak Hwie, pengusaha Perpustakaan Medayu Agung dan pengkoleksi Buku
Langkah.
4

2
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.1.3 Batik Sebagai Warisan Budaya dan Sekilas Sejarah Batik
Banyak sumber yang menyatakan batik sudah mulai muncul sejak tahun 1920- an.
Ada juga yang menyatakan batik sudah ada sejak tahun 1922- an. Tidak ada petunjuk yang
menegaskan kapan kegiatan perbatikan mulai di Sidoarjo. Namun yang jelas kegiatan
perbatikan di Sidoarjo memang ada dan sudah ada sejak jaman kemerdekaan. Hal ini
ditegaskan dengan keberadaan sentra batik yang ada di wilayah Sidoarjo. Antara lain Desa
Kedungcangkring Kecamatan Jabon, Desa Sekardangan Kecamatan Sidoarjo, dan Kampung
Jetis Pekauman Kecamatan Sidoarjo.
Batik Indonesia adalah praktik sosial karena makna, ragam hias, dan fungsinya yang
melembagakan peran-peran dan struktur hubungan sosial. 8 Sehingga semua makna budaya
pada batik khususnya diciptakan dengan menggunakan simbol-simbol.
Simbol mengacu pada pendapat Spradley,9 adalah objek atau peristiwa apapun yang
menunjuk pada sesuatu. Semua simbol melibatkan tiga unsur: Pertama, simbol itu sendiri.
Kedua, satu rujukan atau lebih. Ketiga, hubungan antar simbol dengan rujukan.
Kerajinan batik memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya
Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.10 Di dalam kain batik terdapat kisah ataupun arti
dari setiap motif ataupun coletan.
Pada mulanya batik mempunyai corak dan warna yang terbatas, serta beberapa corak
hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Akan tetapi, ada batik pesisir yang menyerap
berbagai pengaruh dari luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya para
penjajah. Sehingga warna-warna cerah, misal warna merah yang telah dipopulerkan oleh
orang Tionghoa dan serta mereka (orang Tionghoa) mempopulerkan juga corak burung
phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah
corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda
yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan
mereka seperti warna biru.

8

Ani Yudhoyono, Batikku, 2010 : 111
Spradley (1997: 121)
10
Aep S. Hamidin, “Batik Warisan Budaya Asli Indonesia” , hlm. 7
9

3
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacaraupacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki arti dan makna pada setiap
corak kain batik.

1.1.4 Sekilas Tentang Batik J etisan Sidoarjo
Di Sidoarjo tak hanya terkenal semburan lumpur panas Lapindo. Berbagai kerajinan
banyak terdapat di kota delta ini, batik tulis Jetis misalnya. Terkenal sejak tahun 1975
sebagai batik yang memiliki ciri khas warna berani seperti merah, kuning, hijau dan biru.
Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta berwarna coklat atau sogan. Perajin batik tulis
Jetis Sidoarjo kebanjiran pesanan sejak dua tahun terakhir. Terutama setelah Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya Persatuan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengakui
batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.
Dalam kutipan depth Interview kami, " banyak instansi yang memesan batik tulis di
outlet kami."11 kata pemilik Batik Azizah di Kampung Batik Jetis, ibu Mila. Dinamakan
batik Jetis karena berada di jalan Jetis, batik tulis Sidoarjo ini berkembang sejak 1930an,
serta mencapai masa keemasan pada 1975. Dahulu perajin memproduksi sarung dan jarik
untuk memenuhi pesanan warga Madura. Namun, belakangan pesanan berkurang setelah
Madura berhasil mengembangkan batik di daerahnya. Lantaran tak ada inovasi lain, pada
1990 an banyak perajin yang gulung tikar.
Pesanan batik juga berdatangan dari berbagai daerah seperti Surabaya, Bandung,
Ujung Pandang, dan beberapa kota di Indonesia. Batik Jetis Sidoarjo khas sentuhan motif
burung merak yang mengembangkan ekor panjang yang indah. Selain itu dipenuhi warna
cerah seperti biru, kuning dan hijau. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta berwarna
coklat dan hanya memakai motif dua warna.
Setiap bulan, rata-rata setiap harinya mampu menghasilkan empat lembar kain batik.
Setiap lembar kain batik dijual antara 100 ribu- 400 ribu. Sedangkan, batik berbahan kain
sutera dijual hingga Rp 2 juta per lembar.
Motif batik Jetis Sidoarjo sudah terkenal sejak tahun 1920an. Hal ini diakui sejumlah
kolektor batik yang berkunjung ke kampung batik Jetis. Bahkan, para kolektor memiliki

11

Interview dengan ibu Mila, pemilik studio batik Azizah – Kampung Batik Jetis - Sidoarjo

4
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

batik Jetis yang berumur 80-100 tahun. Kekhasan batik Sidoarjo terletak pada pewarnaan
yang berani seperti hijau, kuning dan merah.
Demikian pula dengan coraknya yang tak bisa lepas dari gambar burung merak atau
burung cipret yang menjadi ciri khas batik klasik Sidoarjo. Tapi, yang beda dengan produk
batik lainnya, jika kain batik di daerah lain digunakan sebagai baju, maka tidak demikian
halnya dengan batik bagi etnis Madura. Batik, rata-rata digunakan sebagai sarung, jarit,
selendang bayi. 12
Setelah batik mendapat pengakuan luas, sekitar satu atau dua tahun belakangan ini,
istri Bupati Sidoarjo saat itu (istri Bpk. Win Hendrarso) mencanangkan sebutan batik
Sidoarjo, tanpa embel-embel kata Madura. Dengan sebutan baru itu, para perajin juga mulai
melakukan improvisasi soal corak dan warna sesuai dengan kebutuhan dan tren masyarakat.
Penggunaannya pun tidak sekedar dibuat jarit, atau selendang bayi, tapi juga dibuat baju
pria, wanita dan juga keperluan lainnya.13
Namun, nama Sidoarjo itu tidak pernah muncul sebab hampir semua batik karya
perajin Sidoarjo dipakai oleh orang Madura, sehingga disebut dengan istilah batik Madura.
Padahal, sebutan batik Madura itu berlaku untuk motif saja. Sedangkan pembuatnya adalah
perajin Sidoarjo. “Baru sekitar pada tahun 2008 setelah peresmian oleh bupati pada saat itu
saja sebutannya diganti dengan sebutan batik Sidoarjo biar lebih populer,” kata ibu Mila,
salah seorang pemilik studio batik Azizah di Jetis, Sidoarjo.14
Batik merupakan inisial sebuah budaya yang struktural dan memiliki nilai sejarah
kebudayaan Jawa, maka sejarah Sidoarjo sendiri akan mempunyai arti tersendiri di dalam
batik ini dan menjadi nilai promosi bagi kota Sidoarjo. Menurut Levi-Strauss15, bahwa
strukturalisme dan sejarah merupakan aktivitas yang saling melengkapi.
Pada era saat ini, batik juga bisa disebut sebagai desain industri. Desain industrial
adalah proses penciptaan, penemuan, dan definisi yang terpisah dari cara-cara produksi,
yang menyertakan sintesis antara faktor-faktor yang kontributif dan sering konfliktual ke
dalam konsep bentuk tiga dimensi, dan realitas materialnya, yang sanggup melakukan
reproduksi berulang-ulang secara mekanis.16 Oleh karena itu, Sidoarjo sekarang tidak hanya
12

Interview dengan ibu Mila, pemilik studio batik Azizah – Kampung Batik Jetis - Sidoarjo
URL : http://id.indonesian-craft.com/article/49/tahun/2008/bulan/06/tanggal/04/id/296/
14
Interview dengan ibu Mila, pemilik studio batik Azizah – Kampung Batik Jetis - Sidoarjo
15
Struktural Anthropology, C.Levi-Strauss, 1963
16
Industrial Design, J.Heskett, 1982, hlm. 10
13

5
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dikenal dengan sebutan kota penghasil aneka sari laut saja, tetapi juga berpredikat sebagai
sentra perajin dan industri batik.
Oleh karena itu, batik Sidoarjo merupakan warisan budaya yang kurang dikenal oleh
masyarakat luas dan tidak adanya kepedulian dari pemerintah untuk mempromosikan batik
ini dan belum adanya “action” dari pemerintah kota sendiri. Dengan beberapa latar belakang
fenomena dan fakta diatas maka media untuk mengangkat atau membahas tentang batik
Sidoarjo sangat dibutuhkan terutama buku. Karena buku mempunyai sifat yang kuat dalam
penyampaian pesan dan cerita kepada masyarakat terutama pembahasan tentang budaya
nasional yang harus tetap terjaga.

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.2

Identifikasi Masalah
Dari data kuantitatif atau kuisioner yang kami bagikan kepada 45 responden, dapat

kami simpulkan adalah :
1. Perlu promosi untuk mempromosikan batik Sidoarjo ini dengan urgensitas yaitu
sebagai berikut:
Dat a Kuant it at if Urgensitas Diperlukannya Promosi

Tidak Set uju unt uk
dipromosikan
8%

Set uju unt uk
dipromosikan
92%

-

Sebanyak 4 orang tidak tahu tentang batik Sidoarjo.

-

Sebanyak 46 orang yang tahu tentang batik Sidoarjo.

-

Sebanyak 46 orang setuju bahwa batik Sidoarjo untuk dipromosikan.

-

Sebanyak 4 orang setuju bahwa batik Sidoarjo tidak harus untuk
dipromosikan.

2. Perlu dibuatkan sebuah buku batik tentang Batik Sidoarjo, dengan tingkat
urgensitas sebagai berikut :

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dat a Kuantitas Urgensit as Dibuat kannya Buku Promosi Bat ik Sidoarjo
Tidak Perlu
dibuatkan buku
14%

Perlu dibuatkan
buku
86%

-

Sebanyak 43 orang mengatakan perlu dibuatkan buku tentang batik Sidoarjo

-

Sebanyak 7 orang mengatakan tidak perlu dibuatkan buku tentang batik
Sidoarjo

1.3

Rumusan Masalah
Bagaimana merancang sebuah Buku Visual Batik Jetisan Sidoarjo ?

1.4

Batasan Masalah
Batasan masalah dari output tugas akhir ini adalah :
1. Merancang sebuah buku visual batik Jetisan Sidoarjo.
2. Merancang output pendukung, antara lain :

1.5

-

Gimmick : Pembatas buku dan pin.

-

Banner : Banner Promosi yang diletakkan di toko-toko buku.

Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penyusunan laporan tugas

akhir ini adalah :
1. Dengan Pembuatan karya TA ini tujuannya adalah penulis ingin menyampaikan
bahwa batik Jetisan Sidoarjo itu ada dan mempunyai ciri khas dari Sidoarjo.
2. Menjelaskan tentang kampoeng Batik Jetis Sidoarjo, sekilas sejarah batik
Sidoarjo, jenis batik Sidoarjo dalam outlet-outlet batik yang ada di Jetis serta
pembahasan .

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.6

Manfaat
Adapun manfaat yang hendak dicapai dengan dilakukannya penyusunan laporan

tugas akhir ini adalah :
1. Agar bagi setiap pembaca mengetahui bahwa Sidoarjo mempunyai batik yang
khas dan mempunyai kekhasan kota.
2. Agar bagi batik Sidoarjo sendiri dapat dikenal oleh masyarakat luar kota
Sidoarjo, mulai dari sejarah batik Sidoarjo, jenis batik Sidoarjo, cara pembuatan
batik Sidoarjo, serta pengaplikasiannya pada era modern saat ini.

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Kajian Tentang Batik serta Kajian Layout

2.1.1 Kajian Tentang Batik
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan
“titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam”
(wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye),
atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.
Ragam corak dan warna Batik sangat dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Pada mulanya batik mempunyai corak dan warna yang terbatas, serta beberapa corak hanya
boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Semula bahan batik terbuat dari bahan kain berwarna
putih. Bahan ini dibuat dari kapas yang dinamakan kain mori. 17 Akan tetapi, pada
perkembangannya, batik dibuat juga dengan bahan lain, seperti sutra, polyester, rayon, dan
bahan sintetis lainnya.
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan
sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari
bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India.
Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India,
Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua
Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal
dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga
kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif
batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik
tadisional hanya dipakai oleh keluarga keratonYogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini
masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto,
yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. 18

17
18

Aep S. Hamidin, “Batik Warisan Budaya Asli Indonesia” , hlm. 63
URL :http://cantingbatik.wordpress.com/category/pengertian-batik.

10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.2 Sejarah Batik
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan
Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan,
pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada
masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan
terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya
kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah
akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik
tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis
atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerahdaerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi
alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian
Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi
salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para
pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka
kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masingmasing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas
menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.
Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian
rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu
itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan19 asli
Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan
bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

19

Aep S. Hamidin, “Batik Warisan Budaya Asli Indonesia” , hlm. 66

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Jaman Majapahit, batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, dapat
ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat
hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada
hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit
berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat
digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung
yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo,
yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama
Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati
Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang
bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan
Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama
Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.

2.1.3 Sejarah Batik Sidoarjo
2.1.3.1 Asal Mula Batik Sidoarjo
Banyak sumber yang menyatakan batik sudah mulai muncul sejak tahun 1920- an.
Ada juga yang menyatakan batik sudah ada sejak tahun 1922- an. Tidak ada petunjuk yang
menegaskan kapan kegiatan perbatikan mulai di Sidoarjo. Namun yang jelas kegiatan
perbatikan di Sidoarjo memang ada dan sudah ada sejak jaman kemerdekaan. Hal ini
ditegaskan dengan keberadaan sentra batik yang ada di wilayah Sidoarjo. Antara lain Desa
Kedungcangkring Kecamatan Jabon, Desa Sekardangan Kecamatan Sidoarjo, dan Kampung
Jetis Pekauman Kecamatan Sidoarjo.

2.1.3.2 Punah Per lahan
Namun seiring dengan perkembangan jaman, sentra – sentra tersebut satu persatu
mulai hilang. Hal ini dikarenakan sebagian besar pekerja batik mulai beralih bekerja sebagai
karyawan di pabrik dan perusahaan. Dari tiga sentra batik di atas saat ini hanya tinggal
12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kampung Jetis yang masih menunjukkan aktivitas perbatikan. Sedangkan yang lain sudah
hilang.
Pada tahun 1970-an, industri batik Sidoarjo menjadi salah satu tiang penopang
ekonomi utama dari hampir seluruh rumah tangga di Kampung Jetis. Sebagai gambaran,
sesuai dengan informasi yang diperoleh diperkirakan sebagian besar (sekitar 90%) dari
penduduk di Jetis, khususnya kaum perempuan, bekerja sebagai perajin, pengusaha atau
pekerjaan lain yang terkait dengan batik. Namun demikian, pada masa sekarang
diperkirakan kurang dari 10% penduduk perempuan yang masih bekerja sebagai pembatik.
Hal ini diakibatkan oleh banyaknya penutupan usaha yang mengancam kelestarian usaha
dan budaya batik Sidoarjo.

2.1.4 Batik Sidoarjo: J etisan dan Kenongo
Batik Sidoarjo memiliki dua daerah yang menjadi trademark batik Sidoarjo, yaitu
batik Jetisan dari Jetis dan batik Kenongo dari Tulangan. Perbedaan mereka adalah terletak
pada motif, warna20 dan sejarahnya. Batik Jetisan memiliki motif yang klasik dan hanya
sedikit modifikasi. Sedangkan untuk batik Kenongo merupakan hasil karya desainer. Warna
batik Jetisan lebih full colour sedang batik Kenongo hanya maksimal tiga warna. Batik
Jetisan telah ada sejak 1975 sedang batik Kenongo dikembangkan mulai 1974.

Gambar . 2.1 Batik J etisan

Batik Kenongo merupakan batik tertua dari batik desa Tulangan. Bermula dari
seorang pensiunan militer Pak Usman, yang kembali ke daerah asalnya Sidoarjo dari Jakarta
20

Interview dengan ibu Mila, pemilik studio batik Azizah – Kampung Batik Jetis - Sidoarjo

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tempatnya selama berdinas. Beliau kemudian membina pembatik-pembatik di daerah
Tulangan. Namun mereka tidak lagi membatik dengan cara yang konvensional tetapi dengan
cara membuatkan desain batik untuk motif.
Dengan mengusung dan mempertahankan ciri khas dari batik Kenongo maka dapat
bertahan dalam persaingan batik yang makin ketat. Namun bagi Tito Herlambang (seorang
penerus batik kenongo yang merupakan generasi kedua, putra kedua dari Pak Usman sang
Pelopor) mengatakan, “Tidak pernah merasa takut dengan persaingan batik yang ada, karena
batik kenongo memiliki kekhasan tersendiri yang dicintai oleh pembelinya”.
Persaingan antara perajin batik itu ada tetapi tidak ada ketakutan pada setiap
pengrajin batik, meski pada dasarnya motif-motif batik ini masih belum dipatenkan. Namun
batik itu merupakan karya seni jadi akan sulit menirunya dengan setepat-tepatnya. Apalagi
dalam membuatnya hanya satu atau dua potong dan pelanggan sudah sangat hafal dengan
produk dari batik ini. Kekhasan dan ciri khas dari desain motif yang dibuat hanya satu atau
dua potong saja tiap motif menjadikan pembatik Kenongo percaya batik Kenongo akan terus
bertahan. Batik kenongo memang tidak terlalu ramai dengan warna. Dengan menggunakan
warna dua atau tiga warna21, telah dapat menciptakan sebuah batik yang indah dan anggun.

Gambar . 2.2 Motif Batik Kenongo

Motif-motif batik kenongo yang cenderung kontemporer dengan bentuk tumbuh-tumbuhan
didesain oleh desainer batik kenongo sendiri yang merupakan banyak perpaduan dari
berbagai bentuk. Seperti bentuk kembang bayem, daun yang menjulur dan bentuk sulur.
21

Interview dengan ibu Mila, pemilik studio batik Azizah – Kampung Batik Jetis – Sidoarjo

14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Batik kenongo berusaha terus berinovasi dalam motif tanpa meninggalkan ciri
khasnya. Pada saat ini dimana seluruh instansi mulai menggalakkan penggunaan batik,
diperlukan inovasi desain untuk masing-masing instansi atau perusahaan. Kondisi ini sangat
menguntungkan dalam hitungan diatas kertas maka tidak akan berhenti para pembatik
melayani pembeli. Hal ini merupakan peluang pasar yang harus dimanfaatkan untuk
meningkatkan taraf ekonomi dari pembatik itu sendiri.
Dengan adanya kebijakan mengenakan batik sebagai pakaian kerja, para perajin
batik yakin tidak akan kehabisan pasar. Di daerah Sidoarjo saja pasar ini tak akan habis.
Pada pengerjaan batiknya menggunakan pewarnaan sintesis dengan pemikiran ekonomis.
Dengan proses yang cepat akan dihasilkan lebih banyak karya batik tulis. Sehingga perajin
batik itu sendiri akan cepat mendapatkan upahnya. Dengan adanya hubungan sinergi antara
pasar dan perajin maka diharapkan perajin tidak lagi merasa upahnya terlalu rendah jika
dibanding bekerja dalam profesi lain. Hal ini tentunya akan berdampak semakin banyaknya
perajin yang mau kembali membatik. Sekaligus juga akan mengurangi kecemasan mulai
berkurangnya para pembatik.

Gambar . 2.3 Motif Batik Kenongo

Untuk meningkatkan SDM dan juga melestarikan batik, para pengrajin batik ini
berpikir untuk membuat sekolah batik. Bekerja sama dengan berbagai pihak yang peduli
dengan masa