MEMORI MASYARAKAT PAKPAK TERHADAP KETOKOHAN DAN PERJUANGAN SISINGAMANGARAJA XII.

(1)

MEMORI MASYARAKAT PAKPAK TERHADAP KETOKOHAN

DAN PERJUANGAN SI SINGAMANGGARAJA XII

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

JARAHMAN TUMANGGER

NIM. 3103121034

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSOIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

Abstrak

Jarahman Tumangger. 3103121034. Memori Masyarakat Pakpak terhadap Ketokohan Dan Perjuangan Sisingamangaraja XII. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan Sisingamangaraja XII menurut teradisi lisan masyarakat Pakpak, ntuk mengetahui pengaruh Sisingamangaraja XII bagi kehidupan masyarakat Pakpak dan ntuk menjelaskan perjuangan Sisingamangaraja XII di daerah Pakpak melawan kolonialisme Belanda.

Penelitian ini dilakukan melalui metode penelitian lapangan (field research), Studi pustaka (Librari research) dan juga menggunakan teknik sejarah lisan (oral

histori) Hasil penelitian meninjukkan Diluar kontofersi kematian Sisingamangaraja XII masyarakat Pakpak pada umunya mempercayai bahwa Sisingamangaraja XII wafat bukan karena terkena tembakan dari pasukan Christofel, tapi karena terkena darah dari puterinya Lopian yang terluka akibat terkena tembakan dari pasukan Christofel, karena darah merupakan anti dari kesaktian beliau, begitu beliau terkena darah dari Lopian seketika beliau terkapar jatuh dan wafat bersama kedua puteranya Patuan Anggi dan Patuan Nagari dan beserta panglima dan perajuritnya yang lain, kejadian itu terjadi di Si Ennm Koden tepatnya di lembah Sindeas pada tangal 17 Juni 1907 dan sampai sekarang seluruh jasat beliau masih terkubur disana.


(6)

KATA PENGANTAR Asalamu’ alaikum Wr. Wb

Alhamdulilahi rabil’alamin, puji dan syukur saya panjatlkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-nya kepada seluruh mahluk ciptaanya serta salawat beriring salam kepada nabi besar Muhamad SAW yang telah membawa kehidupan manusia dari zaman kegelapan sampai pada zaman yang penuh dengan cahaya dan pendidikan saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “MEMORI MASYARAKAT PAKPAK TERHADAP KETOKOHAN DAN PERJUANGAN

SISINGAMANGARAJA XII”

Penulis menyadari bahwa dalam prosese penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kendala. Penulis sudah berusaha semaksimal miungkin didialam menyelesaikan skripsi ini walaupun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan keritik, masukan dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini.

Dalam penelitian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan moril maupun materil. Peneliti juga menyadari banyak hambatan dan kesulitan yang di alami dalam menyusun skripsi ini. Namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tepat waktu. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajaranya.

2. Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta jajaranya.

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan Ibu Dra. Hafnita S.D Lubis, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.


(7)

4. Ibu Dra. Lukitanigsih, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) dan dan penguji utama yang telah banyak membimbing dan memberi masukan kepada penulis selama mengikuti studi.

5. Bapak Dr.Phil Ichwan Azhari,M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi (PS), yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi saran dan masukan kepada penulis.

6. Para penguji Ibu Hafnita S.D Lubis, M.Si dan Bapak Pristi Suhendro, S.Hum,M.Si yang telah banyak memberisaran dan masukan dalam memperbaiki penyusunan perbaikan skripsi, serta seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED yang telah membuka cakrawala pengetahuan sekaligus mendikasi melalui peroses belajar mengajar selama beberapa tahun.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terima kasih atas semua ilmu yang di berikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Kepada seluruh informan, penulis mengucapkan terima kasih memberikan banyak informasi-informasi penting kepada penulis. 9. Kepada orang tua penulis, Bapa enggket Inang, terimakasih untuk

Do’a yang dipanjatkan, didikan, dukungan dan curahan kasih sayang yang tidak terhingga dan tidak terbatas. Skripsi ini special penulis persembahkan untuk orang tua penulis.

10.Seluruh keluarga besar penulis haturkan terima kasih juga untuk perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan.

11.Kepada sahabat-sahabat saya, Agus, Rio, Yosef, Evan, Nelly dan semua sahabat-sahabat saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Kepada seluruh kawan-kawan A-Reguler 2010 Pendidikan Sejarah yang telah bersama-sama menjalani perkuliahan dan semua


(8)

pengalaman yang kita alami takkan pernah terlupakan dan suskses buat kita semua.

13.Kepada semua sahabat dan saudara-saudara saya Kos Empung 32 yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan moril maupun marteril kepada penulis .

Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak bisa penulis sebutkan, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kehilafan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkanya.

Medan, September 2014

Penulis ,

JARAHMAN TUMANGGER NIM : 3103121034


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………..……….…………...i

KATA PENGANTAR………...ii

DAFTAR ISI...1

BAB I PENDAHULUAN ………....3

A. Latar Belakang ……….3

B. Identifikasi Masalah………. ... ..5

C. Pembatasan Masalah………..….. ... ..5

D. Rumusan Masalah…….... ... ..5

E. Tujuan Penelitian……… ... ..6

F. Manfaat Penelitian……… ... ..6

BAB I KAJIAN PUSTAKA………...7

A. ... Tinjauan Pustaka………..7

B. ... Kerangka Konseptual………...8

C. ... Kerangka Berpikir………..……...11

BAB III METODE PENELITIAN………...13

A. ... Metode Penelitian………...13

B. ... Lokasi Penelitian………....14

C. ... Sumber Data………...………...14

D. ... Teknik Pengumpulan Data………14

E. ... Teknik Analisis Data……….15


(10)

BAB IV PEMBAHA………...16

A. Gamb

aran Umum Lokasi Penelitian………...16

1. Kead

aan Geogerafis………16

2. G

ambaran Umum Masyarakat Pakpak………...19 B. HasilPenelitian………...23

1. Kehidupan

Sisingamangaraja XII Menurut Teradisi

Lisan Masyarakat Pakpak………...23 a. Sosok Patuan Bosar Sinambela (Sisingamangaraja XII)……..23 2. Pengaruh Sisingamangaraja XII Bagi Masyarakat Pakpak………….26 a. Konteks Sistem Sosial………...26 b. Konteks Politik………..29 c. Konteks Religi………...32 3. Perjuangan Patuan Bosar Sinambela (Sisingamangaraja XII)...…….33

a.Perjuangan Sisingamangaraja XII Di Daerah Pakpak……...33 b. Perjuangan Sisingamangaraja XII Di Si Enem Koden……...34 c.Pejuang Pakpak Yang Turut Serta Pada Masa

perang Sisingamangaraja XII………...52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...57

A.Kesimpulan………..57

B. S

aran………59 DAFTAR PUSTAKA………...60 LAMPIRAN………...62


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro Toha, dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Buana Adi. 1982. Lopian Putri Sisingamangaraja XII. Jakarta: CV Yasaguna.

Buzan Tony. 1999. Gunakan Kepala Anda.Jakarta: Pustaka Delapratasa.

Danandjaja James. 1997. Foklor Indonesia Ilmu Gosip, Dogeng, Dan Lain Lain. Jakarta: Pustaka Utama Gerafit

Gens G Malau, Payaman J. Simanjuntak, APU. 1997. Gadis Pejuang Dari Tanah

Batak Lopian Boro Sinambela. Jakarta: Yayasan “Taotoba Nusabudaya”

Bersama Partukkoan Dalihan Natolu

Gultom Ibrahim. 2010. Agama Malim Di Tanah Batak.Jakarta:Bumi Aksara

Kozok Uli.2009. Utusan Damai Di Kemelut Perang. Medan

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Lumbantobing Adniel. 1967. Si Singamangaraja I-XII. Medan.

Lim Pui Huen. P,dkk. 2000. Sejarah Lisan Di Asia Tenggara Teori Dan Metode. Jakarta: Pustaka LP3ES

Manik Mansehat. 2010. Silsilah. Medan: Mitra

Manik Mansehat. 2010. Mpu Bada. Medan: Mitra

Manik Mansehat. 2010. Musik Tradisonal Pakpak. Medan: Mitra

Makmur mariana dan berutu lister. 2013. Sistem Gontong Royong Pada

Masyarakat Pakapak Di Sumatera Utara. Medan: Monoratama

Napitupulu O.L. 1971. Perang Batak Perang Sisingamangaraja. Jakarta: Yayasan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja..


(12)

Said Muhamad. 1961. Dari halaman-halaman terlepas dalam tjatetan tentang

tokoh singa mangaradja XII. Medan: Waspada

Sibarani A. 1979. Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII. Jakarta: C.V.Everi Ready Ltd.

Sidjabat Bonar. 1982. Ahu Si Singamangaraja. Jakarta: Sinar Harapan.

Sjamsuddin Helius. 2012. Metodologi sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Siagian Robinson. 1992. Pahlawan Kemerdekaan Nasional Raja Sisingamangaraja XII. Jakarta: Yayasan Dinamika Pers.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap perjalanan suatu bangsa tidak terlepas dengan adanya arus pergolakan hingga terciptanya bangsa yang berkedaulatan. Kemudian dari pergolakan pergolakan yang terjadi akan menjadi suatu keadaan yang mendorong lahirnya kesadaran pada masyarakat, dalam peroses kesadaran tersebut akan melahirkan sosok-sosok yang menjadi subjek dalam masyarakat. Dalam hal ini subjek tersebut adalah sosok yang berbeda dan memiliki pengakuan dari masyarakat atas pengaruhnya.

Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar pada hari ini, tidaklah muncul begitu saja melainkan lahir dari sebuah proses yang cukup panjang, sehingga menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Peroses-peroses tersebut terjadi pada beberapa dimensi waktu dan tempat yang berbeda. Meskipun tidak di rencanakan secara sistematis, setiap tempat dan waktu yang berbeda menghasilkan masing-masing keadaan yang mendorong terciptanya sebuah kesadaran menuju kedaulatan bangsa ini.

Sebagian dari pergolakan bangsa ini terjadi di tanah Batak. Batak sebagai salah satu etnis dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) saat ini mengalami pergolakan pada masa kolonialisme Belanda. Pergolakan di tanah Batak terjadi untuk melawan dan menundukkan penindasan dan penjajahan kolonialisme Belanda yang berujung pada perang yang di lakukan masyarakat Batak. Perang yang terjadi di tanah Batak dalam rentang tahun 1878-1907, sebagai sebuah kondisi yang melahirkan sosok-sosok pemimpin di tanah Batak.

Sisingamangaraja XII dengan nama kecil Patuan Bosar Sinambela adalah sosok pemimpin di tanah Batak yang lahir dari keadaan penindasan yang di lakukan kolonialisme Belanda. Beliau merupakan penerus dari dinasti Sisingamangaraja I hingga Sisingamangaraja XII (Patuan Bosar Sinambela)


(14)

dimana dinasti kepemimpinanya dimulai sejak tahun 1500-an yang berpusat di Bakkara, dinasti Sisingamangaraja mendapat pengakuan di tanah Batak karena kebijaksanaan-kebijaksanaan yang di lakukan oleh Sisingamangaraja terdahulu.

Patuan Besar Sinambela merupakan subjek dalam masyarakat Batak yang kemudian menjadi sosok pemimpin pada masanya dan menjadi tokoh besar yang di kagumi dan di hormati masyarakat Batak pada masa sekarang. Beliau menjadi seorang raja yang di lahirkan dari keadaan masyarakat Batak yang kemudian memimpin perjuangan masyarakat Batak melawan kolonialisme Belanda.

Sebelum memimpin perjuangan melawan kolonialisme Belanda, raja-raja dinansti Sisingamangaraja sudah memiliki pengaruh dalam masyarakat. Begitu pun dengan Patuan Bosar Sinambela,

Seperti ditulis oleh lumbantobing (1967:82)

“Perkelahian antar kampung dengan kampung mesti di berhenti, apabila baginda datang ke tempat itu sedang orang-orang yang di pasung harus di lepaskan. Bukan hanya orang-orang yang di pasung harus di bebaskan, bahkan burung-burung mesti di lepaskan dari sangkarnya jikalau baginda melintasi daerah tempat itu”.

Demikianlah Patuan Bosar (Sisingamangaraja XII ) dan pengakuan masyarakat terhadap beliau. Seorang pemimpin memiliki latar belakang kehidupan yang menjadi unsur pembentuk dan katalis yang mendorong kepada terciptanya kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam berbagai tindakan dan keadaan, begitupun dengan Sisingamangaraja XII, latar belakang kehidupanya menjadi unsur yang membentuk sosok beliau, bagai mana Patuan Bosar setelah menjadi raja, bagaimana pengarauhnya dalam sistem sosial, politik, religi dan apa sebenarnya yang di perjuangkan beliau sampai beliau ahirnya gugur dalam serbuan tentara Marsose yang di pimpin oleh Christofel di Pea Raja,Dairi.

Beranjak dari pemaparan di atas menjadi dasar pemikiran peneliti untuk membuat sebuah penelitian guna melihat bagai mana sosok Sisingamangaraja XII di hadapan masyarakat luas khususnya bagi masyarakat Pakpak, mengingat perjalanan perang Batak sendiri pernah terjadi di daerah Pakpak dan daerah Pea


(15)

Raja sebagai benteng terakhir perjuangan Sisinagamangaraja XII merupakan daerah Pakpak yang masuk dalam Suak Kelasen. Untuk itu lah skripsi ini Memori Masyarakat Pakpak Terhadap Ketokohan dan Perjuangan Sisingamangaraja XII” menurut peneliti menarik untuk di teliti, dengan mengenag kembali memeori kolektif masyarakat tentang sosok Sisingamangaraja XII melalui teradisi lisan masyarakat Pakpak. Kiranya sosok, kepemimpinan dan cita-cita beliau bisa di jadikan teladan bagi pembaca dan seluruh masyarakat dalam menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara saat ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Kehidupan Sisingamangaraja XII menurut teradisi lisan masyarakat Pakpak

2. Pengaruh Sisingamangaraja XII bagi kehidupan masyarakat Pakpak

3. Perjuangan Sisingamangaraja XII di daerah Pakpak C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi pembatasan

masalah adalah “Memori Masyarakat Pakpak Terhadap Ketokohan Dan

Perjuangan Sisingamangaraja XII”. D. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan lebih mempermudah peneliti merumuskan masalah yang objektif, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kehidupan Sisingamangaraja XII menurut teradisi lisan masyarakat Pakpak ?


(16)

2. Bagaimana pengaruh Sisingamangaraja XII bagi kehidupan masyarakat Pakpak ?

3. Bagaimana perjuangan Sisingamangaraja XII di daerah Pakpak ?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kehidupan Sisingamangaraja XII menurut teradisi lisan masyarakat Pakpak

2. Untuk mengetahui pengaruh Sisingamangaraja XII bagi kehidupan masyarakat Pakpak

3. Untuk menjelaskan perjuangan Sisingamangaraja XII di daerah Pakpak melawan kolonialisme Belanda

A. Manfaat penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan penelitian ini memeliki beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan mengenai Patuan Bosar Sinambela (Sisingamangaraja XII)

2. Sebagai penembah wawasan bagi peneliti dan pembaca tentang kearifan lokal melalui penelitian ini

3. Sebagai bahan memperkaya ilmu pengetahuan bagi pembaca di Universitas Negeri Medan

4. Bagi masyarakat dan pemerintah, di harapkan dengan adanya penelitian ini bisa menjadi masukan dalam mengisi kemerdekaan yang telah di perjuangkan para Pahlawan-pahlawan kita


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Patuan Bosar Sinambela atau Sisingamangaraja XII adalah Raja dari Bakkara namun begitu dihormati dan di cintai oleh Masyarakat Pakpak, karena kebijaksanaan dan hubungan baik beliau dengan masarakat dan raja-raja Pakpak.

2. Masyarakat Pakpak Kurang mengetahui bagai mana kehidupan dan sosok Sisingamangaraja XII semasa kecil sebelum di tabalkan menjadi Sisingamangaraja XII.

3. Sisingamangarja XII memiliki perawakan tubuh yang tinggi dan besar, berdeda dengan tubuh masarakat Batak pada umumnya, beliau mempunyai tubuh yang kekar serta badanya kemerah merahan disebabkan oleh cahaya matahari yang sepanjang hari menyinari tubuh beliau.

4. Patuan Bosar Sinambela atau Sisingamangaraja XII mempunyai Kekuatan atau kemampun batin atau kesaktian-kesaktian yang ada sejak beliau kecil, seperti; mampu menyembuhkan penyakit-pentyakit seperti penyakit campak dan penyakit lain, mampu menghilang dengan tiba-tiba, mampu memunculkan mata air dan beliau juga bisa melipat gandakan hasil panen dengan kesaktian-kesaktian beliau serta kesaktian-kesaktian lain, sehingga pihak Belanda kewalahan menagkap beliau.

5. Dalam kehidupan sosial selama Sisingamangaraja XII berada di daerah Pakpak beliau sangat menghormati dan menerapkan sistem sosial masyarakat Pakpak Sulang Silima dalam membina hubungan baik dengan masyarakat dan raja-raja (Pertaki) yang ada di daerah Pakpak dan beliau menjadikan Sistem Sulang Silima menjadi basis kekuatan beliau melawan kolonialisme Belanda karena beliau sudah masuk kedalam bagian Sulang Silima Marga Berutu melalui perkawinan


(18)

beliau dengan Tenna Berutu puteri dari Pertaki dari Penggegen (daerah Pakpak Bharat).

6. Sisingamangaraja XII adalah raja dari daerah Bakkara yang bergerylia melawa kolonial Belanda di daerah Pakpak, para raja-raja (Pertaki) yang ada di daerah Pakpak menghormati dan mencintai beliau sebagai raja dari daerah Bakakra, namun bukan berarti raja-raja (Pertaki) yang ada didaerah Pekpak tunduk dan menjadi bagian dari kerajaan beliau sebagai mana didaerah Toba, tapi beliau Sisingamangarja XII berhubungan baik dan bekerjasama dengan raja-raja (Pertaki) Pakpak melawan Belanda.

7. Sisingamangaraja XII bergerilya didaerah Pakpak selama lebih dari 20 tahun sejak 1887 sampai beliau wafat di Sindeas, Si Ennem Koden, beliau membina hubungan baik dengan seluruh masyarakat dan Raja-raja Pakpak Silima Suak dan menjadikan rakyat Pakpak sebagai basis kekeuatan beliau melawan Kolonial Belanda.

8. Sisingamanaraja XII memilih daerah Pakpak Sebagai daerah Bergereliyanya karena kesetiaaan masyarakat Pakpak kepada beliau dan juga kegigihan tekat seluruh masyarakat Pakpak mengusir para penjajah Belanda serta keadaan geogerafis daerah Pakpak yang menguntungkan untuk Bergerilya.

9. Selama Sisingamangaraja XII Berda didaerah Pakpak beliau berpindah-pindah tempat dari suatu tempat ketempat lain untuk menghindari perburuan Belanda dan menjadikan daerah Pea Raja, Si Ennm Koden sebagai pusat dari markas perjuangan beliau melawan Belanda.

10.Diluar kontofersi kematian Sisingamangaraja XII masyarakat Pakpak pada umunya mempercayai bahwa Sisingamangaraja XII wafat bukan karena terkena tembakan dari pasukan Christofel, tapi karena terkena darah dari puterinya Lopian yang terluka akibat terkena tembakan dari pasukan Christofel, karena darah merupakan anti dari kesaktian beliau, begitu beliau terkena darah dari Lopian seketika beliau terkapar jatuh


(19)

dan wafat bersama kedua puteranya Patuan Anggi dan Patuan Nagari dan beserta panglima dan perajuritnya yang lain, kejadian itu terjadi di Si Ennm Koden tepatnya di lembah Sindeas pada tangal 17 Juni 1907 dan sampai sekarang seluruh jasat beliau masih terkubur disana.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dan teliti terhadap Sosok Patuan Bosar Sinambela. Masih banyak hal yang perlu diteliti dari sosok yang lebih di kenal sebagai pahlawan nasisonal Sisingamangaraja XII. Beberapa hal yang perlu diteliti lebih mendalam dan teliti yakni mengenai kelahiran beliau yang banyak memuai pendapat berbeda oleh para ahli serta bagaimana sebenarnya kematian beliau yang sampai saat ini memuai pendapat beragam dan masih kontrofersial.

2. Sebagai generasi muda, sosok Patuan Bosar Sinambela (Sisingamangaraja XII) hendaklah di jadikan teladan. Banyak nilai-nilai yang dapat diteladani dari kegigihan perjuangan beliau dalam menentang kolonialisme Belanda.

3. Bangsa yang besar, adalah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa para pahlawanyan. Dan hendaklsah kita menghormatinya jasa-jasa dari raja Sisingamangaraja XII. Dal artian bahwa, perjuangaan sisingamagaraja XII dahulu harus di teruskan oleh generasi muda. Jika dahulu beliau mengusir penjajah, maka generasi penerus haruslah meneruskan pembangunan untuk menuju Indonesia yang lebih baik.


(1)

dimana dinasti kepemimpinanya dimulai sejak tahun 1500-an yang berpusat di Bakkara, dinasti Sisingamangaraja mendapat pengakuan di tanah Batak karena kebijaksanaan-kebijaksanaan yang di lakukan oleh Sisingamangaraja terdahulu.

Patuan Besar Sinambela merupakan subjek dalam masyarakat Batak yang kemudian menjadi sosok pemimpin pada masanya dan menjadi tokoh besar yang di kagumi dan di hormati masyarakat Batak pada masa sekarang. Beliau menjadi seorang raja yang di lahirkan dari keadaan masyarakat Batak yang kemudian memimpin perjuangan masyarakat Batak melawan kolonialisme Belanda.

Sebelum memimpin perjuangan melawan kolonialisme Belanda, raja-raja dinansti Sisingamangaraja sudah memiliki pengaruh dalam masyarakat. Begitu pun dengan Patuan Bosar Sinambela,

Seperti ditulis oleh lumbantobing (1967:82)

“Perkelahian antar kampung dengan kampung mesti di berhenti, apabila baginda datang ke tempat itu sedang orang-orang yang di pasung harus di lepaskan. Bukan hanya orang-orang yang di pasung harus di bebaskan, bahkan burung-burung mesti di lepaskan dari sangkarnya jikalau baginda melintasi daerah tempat itu”.

Demikianlah Patuan Bosar (Sisingamangaraja XII ) dan pengakuan masyarakat terhadap beliau. Seorang pemimpin memiliki latar belakang kehidupan yang menjadi unsur pembentuk dan katalis yang mendorong kepada terciptanya kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam berbagai tindakan dan keadaan, begitupun dengan Sisingamangaraja XII, latar belakang kehidupanya menjadi unsur yang membentuk sosok beliau, bagai mana Patuan Bosar setelah menjadi raja, bagaimana pengarauhnya dalam sistem sosial, politik, religi dan apa sebenarnya yang di perjuangkan beliau sampai beliau ahirnya gugur dalam serbuan tentara Marsose yang di pimpin oleh Christofel di Pea Raja,Dairi.

Beranjak dari pemaparan di atas menjadi dasar pemikiran peneliti untuk membuat sebuah penelitian guna melihat bagai mana sosok Sisingamangaraja XII di hadapan masyarakat luas khususnya bagi masyarakat Pakpak, mengingat perjalanan perang Batak sendiri pernah terjadi di daerah Pakpak dan daerah Pea


(2)

Raja sebagai benteng terakhir perjuangan Sisinagamangaraja XII merupakan daerah Pakpak yang masuk dalam Suak Kelasen. Untuk itu lah skripsi ini Memori Masyarakat Pakpak Terhadap Ketokohan dan Perjuangan Sisingamangaraja XII” menurut peneliti menarik untuk di teliti, dengan mengenag kembali memeori kolektif masyarakat tentang sosok Sisingamangaraja XII melalui teradisi lisan masyarakat Pakpak. Kiranya sosok, kepemimpinan dan cita-cita beliau bisa di jadikan teladan bagi pembaca dan seluruh masyarakat dalam menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara saat ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Kehidupan Sisingamangaraja XII menurut teradisi lisan masyarakat Pakpak

2. Pengaruh Sisingamangaraja XII bagi kehidupan masyarakat Pakpak

3. Perjuangan Sisingamangaraja XII di daerah Pakpak C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi pembatasan masalah adalah “Memori Masyarakat Pakpak Terhadap Ketokohan Dan Perjuangan Sisingamangaraja XII”.

D. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan lebih mempermudah peneliti merumuskan masalah yang objektif, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kehidupan Sisingamangaraja XII menurut teradisi lisan masyarakat Pakpak ?


(3)

2. Bagaimana pengaruh Sisingamangaraja XII bagi kehidupan masyarakat Pakpak ?

3. Bagaimana perjuangan Sisingamangaraja XII di daerah Pakpak ?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kehidupan Sisingamangaraja XII menurut teradisi lisan masyarakat Pakpak

2. Untuk mengetahui pengaruh Sisingamangaraja XII bagi kehidupan masyarakat Pakpak

3. Untuk menjelaskan perjuangan Sisingamangaraja XII di daerah Pakpak melawan kolonialisme Belanda

A. Manfaat penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan penelitian ini memeliki beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan mengenai Patuan Bosar Sinambela (Sisingamangaraja XII)

2. Sebagai penembah wawasan bagi peneliti dan pembaca tentang kearifan lokal melalui penelitian ini

3. Sebagai bahan memperkaya ilmu pengetahuan bagi pembaca di Universitas Negeri Medan

4. Bagi masyarakat dan pemerintah, di harapkan dengan adanya penelitian ini bisa menjadi masukan dalam mengisi kemerdekaan yang telah di perjuangkan para Pahlawan-pahlawan kita


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Patuan Bosar Sinambela atau Sisingamangaraja XII adalah Raja dari Bakkara namun begitu dihormati dan di cintai oleh Masyarakat Pakpak, karena kebijaksanaan dan hubungan baik beliau dengan masarakat dan raja-raja Pakpak.

2. Masyarakat Pakpak Kurang mengetahui bagai mana kehidupan dan sosok Sisingamangaraja XII semasa kecil sebelum di tabalkan menjadi Sisingamangaraja XII.

3. Sisingamangarja XII memiliki perawakan tubuh yang tinggi dan besar, berdeda dengan tubuh masarakat Batak pada umumnya, beliau mempunyai tubuh yang kekar serta badanya kemerah merahan disebabkan oleh cahaya matahari yang sepanjang hari menyinari tubuh beliau.

4. Patuan Bosar Sinambela atau Sisingamangaraja XII mempunyai Kekuatan atau kemampun batin atau kesaktian-kesaktian yang ada sejak beliau kecil, seperti; mampu menyembuhkan penyakit-pentyakit seperti penyakit campak dan penyakit lain, mampu menghilang dengan tiba-tiba, mampu memunculkan mata air dan beliau juga bisa melipat gandakan hasil panen dengan kesaktian-kesaktian beliau serta kesaktian-kesaktian lain, sehingga pihak Belanda kewalahan menagkap beliau.

5. Dalam kehidupan sosial selama Sisingamangaraja XII berada di daerah Pakpak beliau sangat menghormati dan menerapkan sistem sosial masyarakat Pakpak Sulang Silima dalam membina hubungan baik dengan masyarakat dan raja-raja (Pertaki) yang ada di daerah Pakpak dan beliau menjadikan Sistem Sulang Silima menjadi basis kekuatan beliau melawan kolonialisme Belanda karena beliau sudah masuk kedalam bagian Sulang Silima Marga Berutu melalui perkawinan


(5)

beliau dengan Tenna Berutu puteri dari Pertaki dari Penggegen (daerah Pakpak Bharat).

6. Sisingamangaraja XII adalah raja dari daerah Bakkara yang bergerylia melawa kolonial Belanda di daerah Pakpak, para raja-raja (Pertaki) yang ada di daerah Pakpak menghormati dan mencintai beliau sebagai raja dari daerah Bakakra, namun bukan berarti raja-raja (Pertaki) yang ada didaerah Pekpak tunduk dan menjadi bagian dari kerajaan beliau sebagai mana didaerah Toba, tapi beliau Sisingamangarja XII berhubungan baik dan bekerjasama dengan raja-raja (Pertaki) Pakpak melawan Belanda.

7. Sisingamangaraja XII bergerilya didaerah Pakpak selama lebih dari 20 tahun sejak 1887 sampai beliau wafat di Sindeas, Si Ennem Koden, beliau membina hubungan baik dengan seluruh masyarakat dan Raja-raja Pakpak Silima Suak dan menjadikan rakyat Pakpak sebagai basis kekeuatan beliau melawan Kolonial Belanda.

8. Sisingamanaraja XII memilih daerah Pakpak Sebagai daerah Bergereliyanya karena kesetiaaan masyarakat Pakpak kepada beliau dan juga kegigihan tekat seluruh masyarakat Pakpak mengusir para penjajah Belanda serta keadaan geogerafis daerah Pakpak yang menguntungkan untuk Bergerilya.

9. Selama Sisingamangaraja XII Berda didaerah Pakpak beliau berpindah-pindah tempat dari suatu tempat ketempat lain untuk menghindari perburuan Belanda dan menjadikan daerah Pea Raja, Si Ennm Koden sebagai pusat dari markas perjuangan beliau melawan Belanda.

10.Diluar kontofersi kematian Sisingamangaraja XII masyarakat Pakpak pada umunya mempercayai bahwa Sisingamangaraja XII wafat bukan karena terkena tembakan dari pasukan Christofel, tapi karena terkena darah dari puterinya Lopian yang terluka akibat terkena tembakan dari pasukan Christofel, karena darah merupakan anti dari kesaktian beliau, begitu beliau terkena darah dari Lopian seketika beliau terkapar jatuh


(6)

dan wafat bersama kedua puteranya Patuan Anggi dan Patuan Nagari dan beserta panglima dan perajuritnya yang lain, kejadian itu terjadi di Si Ennm Koden tepatnya di lembah Sindeas pada tangal 17 Juni 1907 dan sampai sekarang seluruh jasat beliau masih terkubur disana.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dan teliti terhadap Sosok Patuan Bosar Sinambela. Masih banyak hal yang perlu diteliti dari sosok yang lebih di kenal sebagai pahlawan nasisonal Sisingamangaraja XII. Beberapa hal yang perlu diteliti lebih mendalam dan teliti yakni mengenai kelahiran beliau yang banyak memuai pendapat berbeda oleh para ahli serta bagaimana sebenarnya kematian beliau yang sampai saat ini memuai pendapat beragam dan masih kontrofersial.

2. Sebagai generasi muda, sosok Patuan Bosar Sinambela (Sisingamangaraja XII) hendaklah di jadikan teladan. Banyak nilai-nilai yang dapat diteladani dari kegigihan perjuangan beliau dalam menentang kolonialisme Belanda.

3. Bangsa yang besar, adalah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa para pahlawanyan. Dan hendaklsah kita menghormatinya jasa-jasa dari raja Sisingamangaraja XII. Dal artian bahwa, perjuangaan sisingamagaraja XII dahulu harus di teruskan oleh generasi muda. Jika dahulu beliau mengusir penjajah, maka generasi penerus haruslah meneruskan pembangunan untuk menuju Indonesia yang lebih baik.