PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN AIR PADA ANAK KELOMPOK A DI BUSTANUL ATHFAL ‘AISYIYAH Pengembangan Kemampuan Sains Melalui Metode Bermain Air Pada Anak Kelompok A Di Bustanul Athfal ‘Aisyiyah Kauman Cawas Klaten Tahun Ajaran 2012/2013

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN
AIR PADA ANAK KELOMPOK A DI BUSTANUL ATHFAL ‘AISYIYAH
KAUMAN CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun oleh:
LANGGENG TUTI ALAWIYAH
A 520 070 092

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ABSTRAKSI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN AIR
PADA ANAK KELOMPOK A DI BUSTANUL ATHFAL ‘AISYIYAH KAUMAN

CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013
Langgeng Tuti Alawiyah. A 520 080 092. Program Studi Pendidikan Anak Usia
Dini. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UMS. 2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan sains anak
kelompok A dengan menggunakan metode bermain air di Bustanul Athfal Aisyiyah
Kauman Cawas Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah anak
kelompok A semester 2 di Bustanul Athfal Aisyiyah Kauman Cawas Klaten Tahun
Ajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi, catatan lapangan dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis komparatif yaitu membandingkan rata-rata
pencapaian sains persiklus dengan indikator sains setiap siklus. Berdasarkan data
penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu: Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas dan berdasarkan hasil
untuk setiap siklus yang telah dilakukan menunjukkan adannya perkembangan
kemampuan sains anak melalui metode bermain air. Dari penlitian dapat
disimpulkan bahwa dengan metode bermain air dapat mengembangkan kemampuan
sains anak kelompok A di Bustanul Athfal Aisyiyah Kauman Cawas. Hal ini dapat
dilihat dari rata- rata prosentase setiap siklus yaitu pra siklus 40,15%, siklus I
52,19%, siklus II 72,03%, siklus III 82,68%. Sesuai dengan indikator keberhasilan

yaitu 80% maka penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil mengembangkan
kemampuan sains anak. Penerapan melalui metode bermain air ini bisa maksimal
karena didukung dengan media yang nyata sehingga anak tertarik dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Kata kunci : kemampuan sains, metode bermain air

1

PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia sangat diperlukan pemberian rangsangan atau stimulus
agar dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Proses
pembelajaran yang efektif, menyenangkan, menarik, dan bermakna bagi anak akan
sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal.Dalam
pemberian pembelajaran bagi anak guru harus memahami secara utuh hakekat, sifat
dan karakteristik anak metode pembelajaran yang berpusat pada kegiatan anak,
sarana belajar anak yang memadai, tersedianya berbagai sumber belajar yang
menarik dan mendorong anak untuk belajar, dan lain-lain. Tersedianya berbagai
sumber belajar akan mendukung penciptaan kondisi belajar anak yang menarik.
Terdapat beberapa aspek yang dikembangkan bagi anak usia dini, yaitu
aspek fisik-motorik, kognitif, sosial-emosional, bahasa, serta moral dan agama.

Sekalipun aspek-aspek tersebut dibahas secara terpisah-pisah namun sebenarnya
saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kesemua aspek
tersebut sama-sama bernilai dan sangat penting. Salah satu aspek penting yang perlu
dikembangkan adalah aspek kognitif. Perkembangan aspek kognitif ini meliputi:
pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk warna ukuran dan pola, konsep
bilangan lambang bilangan dan huruf. Piaget dalam Hildayani (2007:3.3)
menyatakan bahwa “Perkembangan kognitif itu meliputi kemampuan seseorang
untuk merasakan dan mengingat, serta membuat alasan dan imajinasi”.
Kegiatan sains bagi anak dapat mendorong kemampuan kognitifnya.
Kegiatan sains yang dikemas dan dirancang dengan apik akan membuat anak
membangun pengetahuan

yang lebih bermakna. Karena sains bagi anak adalah

sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang ditemukan dan dianggap menarik serta
memberikan

pengetahuan

atau


merangsangnya

untuk

mengetahui

dan

menyelidikinya (Nugraha, 2005:14). Menurut Nugraha (2005:3) dari sudut bahasa,
sains atau science (Bahasa Inggris), berasal dari bahasa latin yaitu Scientia yang
artinya pengetahuan yang tersusunatau terorganisasi secara sistematis.
Menurut Suyanto (2005:83) pengenalan sains untuk anak TK lebih
ditekankan pada proses daripada produk. Proses sains dikenal dengan metode ilmiah,
yang secara garis besar meliputi: 1) observasi, 2) menemukan masalah, 3) melakukan

2

percobaan, 4)menganalisis data, 5) mengambil kesimpulan. Untuk anak TK
ketrampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain.

Kegiatan sains memungkinkan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai
benda, baik benda hidup maupun benda yang tidak hidup yang ada disekitarnya.
Sebagaimana anak mendapatkan lebih bayak pengalaman dari dunia
sekeliling mereka, mereka sering membutuhkan pertolongan dalam mengorganisasi
hasil belajar yang spesifik (terarah pada suatu konsep). Beaty (Aisyah, 2011:5.33)
telah mengorganisasi sejumlah pengembangan konsep yang muncul secara sistematis
melalui beberapa program pengembangan kognitif pada anak usia dini yaitu antara
lain: bentuk, warna, ukuran, pengelompokan dan pengurutan. Dari semua program
pengembangan tersebut dapat diarahkan melalui kegiatan sains.
Pengembangan kemampuan sains bagi anak usia dini dapat dilakukan dengan
berbagai metode atau cara yang tidak sulit bagi anak. Hal ini dapat diarahkan
melalui proses atau aktivitas yang bermakna. Maka dari itu pembelajaran sains dapat
dilakukan dengan metode bermain atau dengan suatu permainan. Kegiatan bermain
dapat berisi beberapa mcam situasi, di mana anak dapat menemukan dan
memecahkan masalah. Bermain menyediakan kesempatan untuk menjelajah dan
mengalami sendiri berbagai macam solusi pada masalah yang sebenarnya. Beberapa
contoh kegiatan dalam bermain antara lain: bermain balok, bermain pasir, permainan
dengan kartu, bermain air, dan lain-lain. Dari salah satu contoh bermain bagi anak
yang dapar mendorong perkembangan kognitif anak dan mengarah kepada
perkembangan sains adalah dengan bermain air. Menurut Suyanto (2005:95) bermain

dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Guru dapat mengarahkan
permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman tentang air.
Bustanul Athfal Aisyiyah Kauman Cawas merupakan salah satu lembaga
PAUD yang juga mengajarkan kemampuan sains. Penyelenggaraan pembelajaran
setiap harinya berisikan pembiasaan islami yang bertujuan untuk membentuk
kepribadian anak sejak dini mungkin, sehingga terbentuklah manusia yang berakhlaq
mulia. Selain pembelajaran Islami, Bustanul Athfal ‘Aisyiyah Kauman Cawas juga
memberikan

pembelajaran

yang

bertujuan

mengembangkan

segala

aspek


perkembangan yang meliputi perkembangan afektif, psikomotorik, dan kognitif yang
termasuk didalamnya adalah tentang sains.

3

Namun demikian di Bustanul Athfal Aisyiyah Kauman Cawas khususnya
untuk kelompok A pembelajaran sainsnya belum berkembang dengan baik, hal ini
dapat dilihat dari 20 anak kelompok A di kegiatan sains hanya beberapa anak saja
yang dapat menceritakan kembali kegiatan sains yang dilakukan. Hal ini terjadi
karena beberapa faktor, diantaranya: terbatasnya alat peraga, metode pembelajaran
yang monoton pembelajaran yang terfokus pada lembar kerja anak sehingga anak
menjadi bosan dan pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Sesuai dengan karakteristik anak usia dini, solusi yang ditawarkan melalui
permainan yaitu bermain air..

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yaitu meningkatkan
tanggungjawab melalui metode bermain air, yang dilakukan dengan bekerja sama
dengan kepala sekolah, guru kelas dan peneliti. Menurut Kuswaya dan Igak (2008:

1.15) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa berkembang. Sedangkan menurut Arikunto (2007: 58)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan anak kelompok A
semester 2 di Bustanul Athfal Aisyiyah Kauman Cawas Klaten Tahun Ajaran
2012/2013. Dengan jumlah siswa 20 anak; 10 laki-laki dan 10 perempuan.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari:
a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan (action), c) pengumpulan data
(observing), d) menganalisis data/informasi untuk memutuskan sejauh mana
kelebihan/kelemahan tindakan tersebut (reflecting).
Data yang harus ada dalam penelitian ini adalah segala sesuatu informasi
tentang kemampuan sains pada anak kelompok A, serta metode bermain yang
digunakan untuk menemukan konsep-konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari
yang terdapat dilingkungannya sehingga kemampuan sains anak kelompok A bisa
meningkat.

4


Data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan beberapa cara,
diantaranya: observasi, catatan lapangan dan dokumen.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
komparatif yaitu membandingkan hasil amatan dengan indikator pencapaian setiap
siklus, dari kondisi pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III. Untuk proses
pembelajaran analisis yang digunakan dengan cara interaktif yakni dengna
mengkroscekkan hasil observasi pembelajaran dari setiap siklus. Hasil dari setiap
siklus dijadikan pedoman untuk melakukan refleksi sehingga kekurangan dalam
proses pembelajaran diperbaiki di siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilaksanakan penelitian siklus I, peneliti telah melakukan survei
terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dilapangan sebagai
pertimbangan dalam melakukan tindakan. Berdasarkan survei peneliti menemukan
bahwa proses pembelajaran kemampuan sains anak di Bustanul Athfal Kauman
Cawas masih belum berkembang. Peneliti kemudian berkolaborasi dengan guru kelas
untuk

mengatasi


masalah

tersebut

dengan

metode

bermain

air

untuk

mengembangkan:
1) Proses Pembelajaran
Untuk mengembangkan proses pembelajaran dilaksanakan melalui 4
tahapan yaitu berupa perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi yang sesuai dengan rancangan penelitian.
Perencanaan dilakukan oleh peneliti dengan mempersiapkan diri dalam

penguasaan

materi,

menyiapkan

media

yang

akan

digunakan

dan

mengkondisikan anak dalam persiapan pembelajaran. Dalam pelaksanaan
kegiatan, peneliti terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan gambaran umum
tentangkegiatan yang akan dilakukan. Setelah iti melaksanakan keiatan sesuai
dengan RBP yang telah dibuat, observasi dilakukan untuk melihat apakah
pelaksanaan tindakan sesuai dengan yang direncanakan. Observasi ini dilakukan
dengan melakukan evaluasi hal-hal yang telah diajarkan, menjelaskan hal- hal
yang belum jelas dan memberikan kesimpulan. Pada tahap refleksi ini peneliti

5

memberikan pemahaman kepada anak dalam kemampuan sains, untuk
menentukan tindak lanjut apa agar dapat mencapai tujuan maksimal.
Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui bahwa pengembangan

pengembangan kemampuan sains anak kelompok A di Bustanul Athfal Kauman
Cawas mengalami perkembangan dari pra siklus 40,15%, siklus I 52,19%, siklus
II 72,03%, siklus III 82,68%. Hal ini berarti pengembangan kemampuan sains
anak melalui metode bermain air adalah berhasil. Adapun perbandingan
prosentase tiap siklusnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Perbandingan Hasil Pencapaian Prosentase Anak Tiap Siklus
No

Nama

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Naufal
Azizah
Kinanthi
Yasir
Kia
Intan A
Intan K
Brilli
Fadhil
Yoga
Seno
Laila
Fasrul
Rizal
Affan
Ipul
Syifa
Icha
Dila
Nindy
Rata-rata prosentase

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

34,38%
37,50%
37,50%
31,20%
34,38%
43,75%
34,38%
31,20%
31,20%
37,50%
25,00%
34,38%
37,50%
40,62%
25,00%
25,00%
34,38%
37,50%
37,50%
37,50%
40,15%

53,13%
56,25%
56,25%
43,75%
43,75%
53,13%
43,75%
46,88%
46,88%
46,88%
46,88%
43,75%
56,25%
62,50%
46,88%
46,88%
43,75%
53,13%
56,25%
56,25%
52,19 %

68,75%
71,88%
71,88%
71,88%
68,75%
68,75%
75,00%
71,88%
75,00%
75,00%
71,88%
71,88%
78,13%
78,13%
62,50%
62,50%
71,88%
75,00%
75,00%
75,00%
72,03%

81,25%
81,25%
81,25%
84,38%
84,38%
81,25%
84,38%
81,25%
81,25%
81,25%
84,38%
84,38%
87,50%
87,50%
68,75%
71,88%
81,25%
87,50%
87,50%
87,50%
82.68%

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui bawa kemampuan sains
anak tiap siklusnya mengalami perkembangan.

6

Dari hasil penelitian berdasarkan lembar perbandingan yang telah diuraikan
diatas bahwa kemampuan sains anak mengalami perkembangan dari siklus I sampai
siklus III dari 20 anak telah mencapai target dari hasil penelitian tersebut maka
membuktikan bahwa melalui metode bermain air maka akan mengembangkan
kemampuan sains anak di Bustanul Athfal Aisyiyah Kauman Cawas.
Hasil penelitian yang dahulu yang dianggap relevan adalah yang dilakukan
oleh Yeni Tri W (2011) yang menyatakan bahwa dengan metode bermain maka akan
mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal konsep- konsep
sederhana.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti, mengenai hubungan judul
dan kajian tersebut bahwa salah satuya dengan metode bermain air dapat membantu
anak dalam memahami proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran yang nyata dan bervariasi sehingga anak- anak menjadi antusias dan
bersemangat dalam bermain hingga selesai.
Teori ini mendukung dengan adanya bermain air sangat bermanfaat bagi
perkembangan kemampuan fisik, kognitif dan emosional anak. Hal ini sesuai dengan
teori Montalalu (2009:7.18) bermain air sangat bermanfaat bagi perkembangan
kemampuan fisik, kognitif dan emosional anak.

Tabel 4.2
Rincian Pelaksanaan Pengembangan Kemampuan Sains
Aspek
Pelaksanaan

Prasiklus
Pelaksanaan
pada hari
Jum’at 24 Mei
2013.
Kegiatan
pembelajaran
mengerjakan
LKA

Siklus I
Pelaksanaan pada
hari Selasa-Rabu,
28-29 Mei 2013.
Kegiatan mengenal
benda larut dalam air
dengan membuat
larutan gula, garam,
lalu menceritakan
yang telah

7

Siklus II
Pelaksanaan
pada hari
Jum’at-Sabtu, 31
Mei-1 Juni 2013.
Kegiatan
mengenal benda
yang tidak larut
dalam air dengan
melarutkan

Siklus III
Pelaksanaan
pada hari SelasaKamis, 4-6 Juni
2013.
Kegiatan
Membuat larutan
dari sirup.
Kemudian
menceritakan

dilakukan.
Kegiatan : mengisi
botol-botol bekas
dengan air dengan
berbagai macam
wadah (besar/kecil)
dan dengan berbagai
cara.

Observasi

Anak-anak
terlihat bosan
dan jenuh
mengerjakan
LKA terus

Anak-anak terlihat
antusiat bermain air,
anak keadaan ricuh
karena saling siram.
Saat anak diminta
untuk bercerita
masih bingung.

Refleksi

Guru anak
mengajak
bermain air,
dengan
berbagai media
dan benda
konkret

Peneliti memberikan
perjanjian dan cara
bermain agar teman
yang lain tidak takut
untuk mencoba.

minyak dan oli,
lalu
menceritakan
yang telah
dilakukan.
Kegiatan :
mengisi botol /
gelas bekas
dengan air
dengan gayung
dan sendok
Anak-anak
semua mau
mencoba dan
saat diminta
menceritakan
tentang kegiatan
sudah mampu
walaupun masih
sedikit dibantu
Guru harus lebih
memotivasi lagi
agar anak mau
menceritakan
kembali
pengalaman atas
kegiatan yang
telah dilakukan

kegiatan yang
telah dilakukan.
Kegiatan :
mengisi air ke
dalam botol
menggunakan
spon.

Anak-anak
mampu dan mau
menceritakan
kegiatan yang
telah dilakukan,
anak terlihat
sangat senang
dan enjoy.
Pada siklus III
pelaksanaan
pembelajaran
sudah baik.

Rata-rata
kemampuan
50%
70%
80%
sains anak
Hasil
40,15%
52,19%
72,03%
82,68%
penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Riyana Dwi Yuliastutik (2012) dengan judul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Melalui Metode Pembelajaran Eksperimen
pada Kelompok B di TK Pertiwi Sidomulyo Kaliori Rembang Tahun Ajaran
2011/2012”, menyimpulkan bahwa adanya peningkatan dalam kemampuan sains
anak didik melalui penerapan metode eksperimen yakni sebelum tindakan sebesar
54,25%, siklus I sebesar 74,31% dan siklus II sebesar 88,75%.
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Puji Hastutik (2012) dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Sains Melalui Metode Bermain Warna pada Anak
Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Jogonalan Klaten Tahun 2011/2012”,

8

menyimpulkan bahwa dengan metode bermain warna dapat meningkatkan
kemampuan sains terbukti pada siklus I sebesar 15%, siklus II 20% dan mencapai
peningkatan pada siklus III sebesar 25%.
Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Tri Wulandari dengan judul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Mengenal Konsep-konsep Sederhana
Melalui Bermain Tebak-Tebakkan (Penelitian Pada Kelompok B TK Pertiwi
Banyualeng

Kabupaten

Klaten Tahun 2011/2012)”,

menyimpulkan

bahwa

kemampuan kognitif dalam mengenal konsep-konsep sederhana dapat meningkat
dengan bermain tebak-tebakkan yang terbukti dari hasil pada siklus I sebesar
65,75%, siklus II sebesar 73,85% dan mencapai peningkatan pada siklus III sebesar
87,32%.
Dari beberapa penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan
dari setiap penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuliastutik kemampuan
sains dapat meningkatkan melalui metode eksperimen. Penelitian Hastuti bahwa
kemampuan sains dapat ditingkatkan melalui metode bermain warna. Penelitian
Wulandari mengkaji tentang kemampuan kognitif dalam mengenal konsep-konsep
sederhana melalui bermain tebak-tebakkan.
Berdasarkan dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode pembelajaran mempunyai peranna yang sangat penting untuk meningkatkan
aspek perkembangan anak. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode
bermain air untuk pengembangan kemampuan sains anak.

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti
dan guru kelas dan berdasarkan hasil untuk setiap siklus yang telah dilakukan
menunjukkan adannya perkembangan kemampuan sains anak melalui metode
bermain air. Dari penlitian dapat disimpulkan bahwa dengan bmetode bermain air
dapat mengembangkan kemampuan sains anak kelompok A di Bustanul Athfal
Aisyiyah Kauman Cawas. Hal ini dapat dilihat dari rata- rata prosentase setiap siklus
yaitu pra siklus 40,15%, siklus I 52,19%, siklus II 72,03%, siklus III 82,68%. Sesuai

9

dengan indikator keberhasilan yaitu 80% maka penelitian tindakan kelas ini dianggap
berhasil berkembang kemampuan sains anak.
Penerapan melalui metode bermain air ini bisa maksimal karena didukung
dengan media yang nyata sehingga anak tertarik dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Walaupun masih ada 2 orang anak yang
kemampuan sainsnya belum berkembang, namun tidak menjadi masalah dengan
pertimbangan bahwa setiap anak mempunyai kemampun, kecerdasan dan daya pikir
yang berbeda- beda.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut.
1. Bagi Guru
a. Media yang disediakan guru sebaiknya merupakan benda yang nyata.
b. Guru harus bervariasi dalam memberikan atau menerapkan metode
pembelajaran sehingga anak tidak menjadi bosan dan jenuh agar dapat
menstimulus dan memotivasi anak dalam meningkatkan kemampuan
intelektualnya.
c. Hendaknya dapat menerapkan metode bermain air sebagai kegiatan
pembelajaran untuk membantu mengembangakan kemampuan sains anak.
2. Bagi Orang Tua
Orang tua merupakan pendidik yang paling utama bagi anak- anaknya,
sehingga orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar dalam memberikan
dorongan dan motifasi bagi perkembangan dari segala kemamuan serta potensi
yang dimiliki anak. Sehingga anak akan merasa senang dan bersemangat dalam
mencapai apa yang diharapkannya.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya memfasilitasi sarana dan prasarana dalam menunjang
pembelajarannya agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

10

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Hastutik, Eka Puji. 2012. “Peningkatan Kemampuan Sains Melalui Metode Bermain
Warna pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Jogonalan
Klaten Tahun 2011/2012”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Hidayani, Rini. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

11

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini :
Universitas Terbuka.
Suyanto, Slamet. 2005. Pembelajaran untuk Anak TK : Universitas Terbuka.
Wardhani, Igak & Wihardit Kuswaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Wulandari, Yeni Tri. 2012. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak
Mengenal Konsep-konsep Sederhana Melalui Bermain Tebak-Tebakkan
(Penelitian Pada Kelompok B TK Pertiwi Banyualeng Kabupaten Klaten
Tahun 2011/2012)”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Yuliastutik, Riyana Dwi. 2012. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Melalui
Metode Pembelajaran Eksperimen pada Kelompok B di TK Pertiwi
Sidomulyo Kaliori Rembang Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN
AIR PADA ANAK KELOMPOK A DI BUSTANUL ATHFAL ‘AISYIYAH
KAUMAN CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

12

Pendidikan Anak Usia Dini

Di susun Oleh:
LANGGENG TUTI ALAWIYAH
A 520 080 092

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax : 715448 Surakarta 57102

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama

: Aryati Prasetyarini, M.Pd. (Pembimbing I)

NIP/NIK

: 725

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa :
Nama

: Langgeng Tuti Alawiyah

NIM

: A 520 080 092

Program Studi

: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Judul Skripsi

: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS
MELALUI METODE

BERMAIN AIR

PADA ANAK

KELOMPOK A DI BUSTANUL ATHFAL ‘AISYIYAH
KAUMAN CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta,

Oktober 2013

Pembimbing I

Aryati Prasetyarini, M.Pd
NIK. 725

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax : 715448 Surakarta 57102

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirohmanirrohim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama

:

LANGGENG TUTI ALAWIYAH

NIM/NIK/NIP

:

A 520 080 092

Fakultas / Jurusan

:

FKIP / PAUD

Jenis

:

Skripsi

Judul

:

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS
MELALUI METODE BERMAIN AIR PADA ANAK
KELOMPOK A DI BUSTANUL ATHFAL ‘AISYIYAH
KAUMAN CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah
saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/ mengalihformatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkannya
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa
perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan Pihak
Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran
hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Surakarta,

Oktober 2013

Yang Menyerahkan

LANGGENG TUTI ALAWIYAH
A 520 080 092
ii

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA (Studi Kasus di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

0 3 1

PENGENALAN HURUF HIJAIYAH MELALUI METODE UMMI PADA MURID KELOMPOK B TK ‘AISYIYAH 11 MALANG

3 49 28

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK PRASEKOLAH MELALUI METODE BERMAIN

0 15 17

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

HUBUNGAN ANTARA VARIASI BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH KELOMPOK A DI TK PGRI 01 KEDUNGKANDANG MALANG

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 20

3.2. Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI, UKURAN DAN WARNA MELALUI METODE BERMAIN PLAYDOUGH PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI TK BANGUN PUTRA TLOGO,TUNTANG SKRIPSI

0 4 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode “Role Playing” di Kelompok Bermain Fransiskus Xaverius 78 Salatiga

0 0 29