LEGENDA PUTRI HIJAU PADA MASYARAKAT SEBERAYA KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO.
LEGENDA PUTRI HIJAU PADA MASYARAKAT SEBERAYA KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
NIM. 071233210052 ARNOLD PURBA
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
i ABSTRAK
Arnold Purba, NIM. 071233210052. Legenda Putri Hijau Pada Masyarakat Seberaya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan 1. Untuk mengetahui cerita Putri Hijau menurut masyarakat Desa Seberaya; 2. Untuk mengetahui apa saja peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya; 3. Untuk mengetahui Fungsi peninggalan Putri Hijau di desa Seberaya; 4. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Seberaya terhadap Putri Hijau.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yakni Heuristik dengan pendekatan studi pustaka (Library Research ) dan penelitian lapangan (Field Research) yang di lakukan di Desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Data penelitian ini dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan tehknik studi pustaka, observasi langsung di Desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah dan wawancara dengan masyarakat Desa seberaya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo.
Hasil penelitian menunjukkan: 1. Menurut cerita masyarakat Seberaya, Putri Hijau berasal dari kampung mereka. Hal itu dikuatkan oleh banyaknya peninggalan Putri Hijau yang dianggap oleh warga di sana sebagai awal dari cerita Putri Hijau serta banyak nama tempat di sana yang diyakini warga bermula dari Seberaya; 2. Peninggalan-peninggalan dari Putri Hijau di Seberaya adalah Gua (Lubang) Putri Hijau yang dipercayai masyarakat disana sebagai tempat lahir Putri Hijau dan kedua saudaranya, Lau Pirik ini merupakan tempat Putri Hijau sering membersihkan tubuhnya, rumah Putri Hijau yang merupakan tempat Putri Hijau sering bermain saat dia kecil; 3. Peninggalan-peninggalan Putri Hijau banyak digunakan masyarakat sebagai tempat meminta sesuatu seperti rejeki, petunjuk hidup, nomor togel, kesehatan dan lain sebagainya dengan memberikan cibal-cibal (persembahan) berupa rokok, sirih, minyak wangi dan lain-lain ; 4. Menurut masyarakat Seberaya Putri Hijau bukanlah aib bagi masyarakat Seberaya seperti yang banyak dibicarakan orang, mereka menganggap Putri Hijau merupakan orang yang sakti dan menjaga kampung mereka hingga saat sekarang ini.
(5)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini dengan judul “LEGENDA PUTRI HIJAU PADA MASYARAKAT SEBERAYA KECAMATAN TIGA PANAH KABUPATEN KARO”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Skripsi ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan berbagai pihak baik secara material maupun secara moral oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si dan Pembantu Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. H. Restu, MS selaku dekan Fakuktas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah yang tanpa henti banyak membantu dan mendorong penulis untuk menyelesaikan studi.
4. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Sejarah
5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen penasehat akademik selama penulis menimba ilmu di Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan.
(6)
iii
8. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen pembanding utama dan Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si selaku dosen pemabanding bebas. 9. Ayahku U. Purba dan ibuku S br Ginting yang begitu THE BEST dalam
membimbing, mengajari, membesarkan, serta memberikan segalanya kepada peneliti sampai saat sekarang ini. Orang tua terbaik dalam hidupku orang tua yang dahsyat.
10.Buat kakakku tercinta Evy Yanti Br Purba S.Farm, Apt dan keluarga, abangku Roni Asmadi Purba, Amd yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan dan motivasi dalam doa serta segala-galanya sampai saat sekarang ini.
11.Emya Datita Munthe (sidono), yang telah banyak membantu, mendukung serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Bapak Segel Karo Sekali, Kepala Desa Seberaya, serta masyarakat desa Seberaya, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo yang telah banyak membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
13.Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah terutama stambuk 2007 Reguler terutama Supri, Richa,ajir, wilda, Asroy, Devi Afri, Jefta, Irma Sari, Maliki, Nupung, Ivensius dan Exs 2007 dan adik stambuk kana, arif, karsa, albert, edu, arif, mora.
14.Teman-teman dekatku Dedy Riski, Eddy, Paul, Nando, Jayanta, Ediwin, Dedy, Robin, Dara, Seba, Rolando, Jesiska, Denis, Eika, Bayu, zepta tarigan dan lain-lain.
15.Keluarga Frengki di Desa Seberaya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16.Teman-teman PPLT SMAN 1 BABALAN yakni Febri, Diana, Dila, Lela, Iliyas, Ayu, Alimudin, Rahman, Mrs Siska, Pajri, Saroha.
17.Semua pihak yang banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
(7)
iv
Hanya doa yang penulis panjatkan kiranya Tuhan yang membalas segala kebaikan yang telah diberikan semua pihak kepada penulis sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan bagi kemajuan pendidikan, terima kasih.
Medan, Agustus 2012 Penulis
Arnold Purba NIM. 071233210052
(8)
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1
B. Identifikasi Masalah ... ... 4
C. Rumusan Masalah ... ... 5
D. Tujuan Penelitian .... ... 5
E. Manfaat Penelitian . ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Kajian Pustaka A.Konsep Legenda . ... 7
B.Konsep Peninggalan ... 9
C.Putri Hijau. ... 11
D.Konsep Persepsi. ... 16
E. Konsep Mitos... ... 17
F. Konsep Gua ... 18
2. Kerangka Teori... 19
(9)
vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Sumber Data ... 24
C. Lokasi Penelitian ... 24
D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 25
E. Tekhnik Analisis Data ... 26
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Wilayah Penelitian 1. Letak Wilayah Penelitian ... 27
2. Keadaan Penduduk ... 29
3. Mata Pencaharian Penduduk ... 29
4. Pola Perkampungan ... 31
5. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 32
6. Sarana dan Prasarana ... 33
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Legenda Putri Hijau Pada Masyarakat Seberaya ... 35
2. Peninggalan-peninggalan Yang Berkaitan Dengan Putri Hijau ... 50
a. Gua/ Lubang Putri Hijau ... 50
b. Lau Pirik ... 52
c. Rumah Putri Hijau ... 53
3. Fungsi peninggalan Putri Hijau di Seberaya ... 55
(10)
vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA
(11)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin...29
Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...30
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ...32
Tabel 4. Komposisi Sarana dan Prasarana ...34
(12)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Gua/ Lubang Putri Hijau ... 48
Gambar 2 Lau Pirik ... 50
Gambar 3 Rumah Putri Hijau ... 51
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah pada mulanya disampaikan dengan cara lisan (dari mulut kemulut) secara turun-temurun. Setelah manusia mengenal tulisan maka penyampaian sejarah itu berubah seiring perjalanan waktu. Sejarah banyak ditulisakan dalam berbagai bentuk benda, seperti logam, kulit kayu dan kulit hewan serta pada benda lainnya. Penulisan pada benda tersebut memiliki banyak kekurangan yang menyebabkan alur sejarah tidak lengkap. Sering kali kita lihat cerita mengenai sejarah yang memiliki banyak versi berbeda yang menyebabkan pengaruh langsung pada keaslian sejarah itu sendiri. Kemunculan historiografi dalam penulisan sejarah banyak memberi dampak positif dalam penulisan sejarah. Nilai positif yang tampak dalam pemahaman akan sebuah cerita sejarah serta penilaian antara satu cerita dengan cerita lainnya, apakah terdapat kemungkinan alur kesamaan cerita pada cerita sejarah yang berbeda tersebut.
Bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak tradisi sejarah lisan (cerita sejarah) yang melengkapi perjalanan bangsa Indonesia. Mulai dari sejarah nasional sampai dengan sejarah daerah. Cerita sejarah yang bersifat
(14)
kedaerahan (cerita rakyat) memiliki nilai penting bagi kekayaan budaya bangsa dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan peneliti mengingat kehidupan masyarakat Indonesia pada masa awal banyak dipengaruhi oleh alam sekitar serta lingkungan sekitarnya tempat masyarakat tersebut menetap. Tanpa disadari banyak menciptakan cerita-cerita sejarah yang memiliki kegaiban tentang cerita sejarah tadi (di luar akal manusia). Kegaiban tersebutlah yang membuat banyak cerita yang berbeda-beda dalam setiap cerita sejarah, hal ini mungkin saja karena diceritakan dari mulut-kemulut yang membuat banyak perbedaan disetiap cerita. Perlu juga kita melihat kegaiban tersebut menimbulkan cerita mitos yang berkembang pada masyarakat sampai saat sekarang ini.
Di Sumatra Utara cerita-cerita mitos banyak yang disajikan menjadi cerita sejarah, keberadaan budaya Hindu dan Budha turut serta dalam mempengaruhi proses terbentuknya mitos dalam masyarakat Indonesia. Dalam penulisan sejarah tadi masih ada terdapat cerita yang bercirikan mitologi/cerita mitos. Dari hal ini peneliti berpendapat bahwa mitos dan bentuk-bentuk lainnya sangat sukar dihilangkan dari historiografi Indonesia, dan akan tetap berpengaruh di dalamnya.
Salah satu cerita yang memiliki banyak versi ataupun mitos di Sumatera Utara adalah cerita tentang Putri Hijau. Secara umum kisah tentang Putri Hijau yang dikenal oleh masyarakat adalah cerita Putri Hijau versi Melayu Deli.
(15)
Selain cerita Putri Hijau versi Melayu diatas di Tanah Karo juga terdapat cerita mengenai Putri Hijau. Di Tanah karo sangat sering dibicarakan mengenai Putri Hijau karena di Tanah Karo terdapat banyak peninggalan dari cerita Putri Hijau itu sendiri.
Contoh yang dapat diteliti berkaitan dengan mitos dan fakta sejarah
Putri Hijau adalah mengenai “Legenda Putri Hijau Pada Masyarakat di Desa
Seberaya”. Orang gugung atau masyarakat karo yang tinggal di dataran tinggi
Karo, secara khusus mereka yang tinggal di daerah Seberaya sangat akrab dengan cerita tentang Putri Hijau. Dalam sejarah yang beredar di masyarakat Karo di daerah Seberaya inilah tempat lahir dari Nini Biring yaitu Putri Hijau Beru Sembiring.
Di daerah Seberaya juga terdapat sebuah sapo (pondok) persinggahan yang dipercayai masyarakat sekitar sebagai tempat persinggahan Putri Hijau. Sama halnya dengan pecahan meriam di Suka Nalu yang menjadikan cerita Putri Hijau menjadi bagian dari sejarah karena menjadi bukti peninggalan dari cerita Putri Hijau dimasyarakat Karo. Pondok yang dipercayai masyarakat Seberaya sebagai tempat persinggahan Putri Hijau di Seberaya tersebut merupakan peninggalan dari cerita Putri Hijau yang menjadikan cerita itu memiliki nilai sejarah sendiri dalam masyarakat Karo. Masyarakat Karo di Seberaya percaya akan pondok tersebut memiliki kekuatan gaib sehingga masyarakat yang berada di Seberaya secara khusus masih tetap memujanya.
(16)
Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Legenda Putri Hijau Pada Masyarakat Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan bagaian dari peran peneliti sebagai mahasiswa jurusan sejarah, yang menitik beratkan penelitian dalam bidang penulisan sejarah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari pemahaman diatas, maka peneliti merumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :.
1. Terdapat cerita Putri Hijau versi masyarakat Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
2. Terdapat situs peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
3. Adanya Fungsi Peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
4. Persepsi masyarakat Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo terhadap cerita Putri Hijau.
(17)
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah, menuntun, mencari sesuatu dalam rangka perumusan akademik seseorang, menjawab keingintahuan seseorang dalam suatu hal yang baru dan menyediakan sesuatu yang bermanfaat (Moh.Nazir, 1983: 133). Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana cerita Putri Hijau menurut masyarakat Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo?
2. Apa saja peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo?
3. Bagaimana fungsi peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo?
4. Bagaimana persepsi masyarakat di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo terhadap cerita Putri Hijau?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang ingin kita cari atau ingin kita tentukan (Suharsini, 1989: 49). Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui cerita Putri Hijau menurut masyarakat Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
(18)
2. Untuk mengetahui apa saja peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
3. Untuk mengetahui fungsi peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
4. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo terhadap cerita Putri Hijau.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh setelah melaksanakan penelitian ini adalah:
1. Sebagai referensi tambahan terhadap penelitian-penelitian mengenai peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya.
2. Sebagai bahan masukan terhadap lembaga-lembaga pendidikan secara khusus kepada Universitas Negeri Medan.
3. Menambah wawasan masyarakat Karo secara Khusus mengenai Putri Hijau di Seberaya.
(19)
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan analisis yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Cerita Putri Hijau menurut masyarakat Seberaya berasal dari Seberaya dan bukan dari yang lain. Putri Hijau dilahirkan oleh beru Milala, dia dilahirkan di gua/lubang yang berada didekat Seberaya. Dia dilahirkan 3 bersaudara yang pertama adalah Nini Naga, kedua adalah Putri Hijau dan yang ketiga adalah Nini Meriam. Putri Hijau bagi masyarakat Seberaya bukanlah sebuah aib seperti yang banyak diceritakan masyarakat diluar. Putri Hijau dianggap sakti oleh masyarakat Seberaya dan dikeramatkan oleh masyarakat disana.
2. Peninggalan-peninggalan Putri Hijau di Seberaya ada 3 yang pertama adalah Gua/lubang Putri Hijau, tempat ini diyakini adalah tempat lahir dari Putri Hijau dan kedua saudaranya Nini Naga dan Nini Meriam. Yang kedua adalah Lau Pirik, tempat ini berjarak sekitar 20-30 m dengan Gua/lubang Putri Hijau ditempat ini Putri Hijau sering membasuh tubuhnya. Yang ketiga adalah Rumah Putri Hijau, ditempat ini adalah tempat Putri Hijau menetap di Seberaya.
(20)
2
3. Fungsi dari peninggalan-peninggalan Putri Hijau di Seberaya adalah Gua/lubang Putri Hijau dan Rumah Putri Hijau dijadikan masyarakat sebagai tempat untuk memberikan persembahan/cibal-cibal berupa rokok, sirih, buah-buahan, minuman mineral, minyak wangi dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan sebagai tempat meminta kesehatan, rejeki, nomor togel, petunjuk hidup dan lain sebagainya. Sedangkan Lau Pirik difungsikan oleh masyarakat sebagai tempat membasuh/ membersihkan tubuh sebelum mengunjungi Gua/ lubang Putri Hijau
4. Masyarakat Seberaya beranggapan bahwa Putri Hijau merupakan orang yang sakti. Putri Hijau dikeramatkan oleh masyarakat Seberaya sebagai penjaga/ Sinjaga kuta Seberaya. Menurut masyarakat Seberaya Putri Hijau bukanlah aib bagi warga mereka karena mereka mempercayai bahwa Putri Hijau masih menjaga dan melindungi desa mereka.
B. Saran
1. Memperkenalkan kepada masyarakat Karo khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya bahwa sebenarnya Putri Hijau Bukanlah aib bagi masyarakat Karo dan sebaiknya cerita Putri Hijau dituliskan kedalam sebuah buku agar masyarakat Karo memiliki pegangan terhadap cerita Putri Hijau.
(21)
3
2. Mengajak masyarakat Karo khususnya dan pemerintah umumnya untuk lebih menjaga dan melestarikan warisan-warisan budaya sebagai identitas etnis dan juga bangsa yang berharga, atau juga digunakan untuk kepentingan yang lebih luas seperti pariwisata dan muatan lokal anak sekolah.
3. Banyaknya masyarakat yang kurang mengerti bahwa adanya percampuran mitos dengan fakta sejarah yang terdapat dalam legenda pada cerita yang turun temurun dalam menceritakan kisah Putri Hijau ini. Maka dari itu diharapkan dalam menerima kisah yang berasal dari tradisi lisan sebaiknya harus lebih tanggap membedakan mitos dan fakta sejarah yang telah ditulis oleh sejarawan.
(22)
4
DAFTAR PUSTAKA
Danandjaja, James. 1986. Foklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan lain-lain. Jakarta: Grafiti Press.
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Depkebudpar. 2009. Putri Hijau Kompilasi Kemajemukan Kisah Putri Hijau di Sumatra Utara Berdasarkan Versi Melayu, Karo, Aceh, Simalungun, Serta penulis A. Rahman, Burhan AS, Haris M. Nasution, Tuanku Said Efendi, Silvana Sinar, Razali Kasim dan M.O. Parlindungan. Medan.
Gottschalk, Louis, Nugroho Notosutanto (pentrj). 2006. MengertiSejarah. Jakarta: UI press.
Koentjaraningrat, 2007. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta : UI-Press
Martinus, S. 2001. Kamus Kata Serapan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Moh Nazir. 1983. Metode Penelitia. Jakarta :Ghalia Indonesia.
PaEni, Muklis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia Arsitektur. Jakarta: PT. Raja Gravindo Pesada.
Parlindungan, MO. 2007. Tuanku Rao. Jogjakarta. LKiS.
(23)
5
Putra, Hermansyah. 2010. Cerita Rakyat Putri Hijau Versi Masyarakat Karo di Suka Nalu. Medan : Unimed.
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Suharsimi Arikanto. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.
Thoha, Mifah .1999. Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: CV. Rajawali.
Tim DosenUnimed. 2011. PedomanPenulisanSkripsi. Medan: Unimed.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
Wiradnyana, Ketut,2005. Gua Umang, Kubur Dinding Batu di Tanah Karo: Indikasi
Tradisi Megalitik”, dalam Sangkhala No 16. Medan: Balai Arkiologi Medan
Wirawan, Sarlito.1995. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press.
Syahru, alief. 2012. Pengertian Mitos Legenda dan cerita.
http://aliefsyahru.blogspot.com/2012/03/pengertian-mitos-legenda-dan-cerita.html#!/2012/03/pengertian-mitos-legenda-dan-cerita.html diakses pada senin 30 april 2012
(1)
2. Untuk mengetahui apa saja peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
3. Untuk mengetahui fungsi peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
4. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo terhadap cerita Putri Hijau.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh setelah melaksanakan penelitian ini adalah:
1. Sebagai referensi tambahan terhadap penelitian-penelitian mengenai peninggalan Putri Hijau di Desa Seberaya.
2. Sebagai bahan masukan terhadap lembaga-lembaga pendidikan secara khusus kepada Universitas Negeri Medan.
3. Menambah wawasan masyarakat Karo secara Khusus mengenai Putri Hijau di Seberaya.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan analisis yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Cerita Putri Hijau menurut masyarakat Seberaya berasal dari Seberaya dan bukan dari yang lain. Putri Hijau dilahirkan oleh beru Milala, dia dilahirkan di gua/lubang yang berada didekat Seberaya. Dia dilahirkan 3 bersaudara yang pertama adalah Nini Naga, kedua adalah Putri Hijau dan yang ketiga adalah Nini Meriam. Putri Hijau bagi masyarakat Seberaya bukanlah sebuah aib seperti yang banyak diceritakan masyarakat diluar. Putri Hijau dianggap sakti oleh masyarakat Seberaya dan dikeramatkan oleh masyarakat disana.
2. Peninggalan-peninggalan Putri Hijau di Seberaya ada 3 yang pertama adalah Gua/lubang Putri Hijau, tempat ini diyakini adalah tempat lahir dari Putri Hijau dan kedua saudaranya Nini Naga dan Nini Meriam. Yang kedua adalah Lau Pirik, tempat ini berjarak sekitar 20-30 m dengan Gua/lubang Putri Hijau ditempat ini Putri Hijau sering membasuh tubuhnya. Yang ketiga adalah Rumah Putri Hijau, ditempat ini adalah tempat Putri Hijau menetap di Seberaya.
(3)
3. Fungsi dari peninggalan-peninggalan Putri Hijau di Seberaya adalah Gua/lubang Putri Hijau dan Rumah Putri Hijau dijadikan masyarakat sebagai tempat untuk memberikan persembahan/cibal-cibal berupa rokok, sirih, buah-buahan, minuman mineral, minyak wangi dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan sebagai tempat meminta kesehatan, rejeki, nomor togel, petunjuk hidup dan lain sebagainya. Sedangkan Lau Pirik difungsikan oleh masyarakat sebagai tempat membasuh/ membersihkan tubuh sebelum mengunjungi Gua/ lubang Putri Hijau
4. Masyarakat Seberaya beranggapan bahwa Putri Hijau merupakan orang yang sakti. Putri Hijau dikeramatkan oleh masyarakat Seberaya sebagai penjaga/ Sinjaga kuta Seberaya. Menurut masyarakat Seberaya Putri Hijau bukanlah aib bagi warga mereka karena mereka mempercayai bahwa Putri Hijau masih menjaga dan melindungi desa mereka.
B. Saran
1. Memperkenalkan kepada masyarakat Karo khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya bahwa sebenarnya Putri Hijau Bukanlah aib bagi masyarakat Karo dan sebaiknya cerita Putri Hijau dituliskan kedalam sebuah buku agar masyarakat Karo memiliki pegangan terhadap cerita Putri Hijau.
(4)
2. Mengajak masyarakat Karo khususnya dan pemerintah umumnya untuk lebih menjaga dan melestarikan warisan-warisan budaya sebagai identitas etnis dan juga bangsa yang berharga, atau juga digunakan untuk kepentingan yang lebih luas seperti pariwisata dan muatan lokal anak sekolah.
3. Banyaknya masyarakat yang kurang mengerti bahwa adanya percampuran mitos dengan fakta sejarah yang terdapat dalam legenda pada cerita yang turun temurun dalam menceritakan kisah Putri Hijau ini. Maka dari itu diharapkan dalam menerima kisah yang berasal dari tradisi lisan sebaiknya harus lebih tanggap membedakan mitos dan fakta sejarah yang telah ditulis oleh sejarawan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Danandjaja, James. 1986. Foklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan lain-lain. Jakarta: Grafiti Press.
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Depkebudpar. 2009. Putri Hijau Kompilasi Kemajemukan Kisah Putri Hijau di
Sumatra Utara Berdasarkan Versi Melayu, Karo, Aceh, Simalungun, Serta penulis A. Rahman, Burhan AS, Haris M. Nasution, Tuanku Said Efendi, Silvana Sinar, Razali Kasim dan M.O. Parlindungan. Medan.
Gottschalk, Louis, Nugroho Notosutanto (pentrj). 2006. MengertiSejarah. Jakarta: UI press.
Koentjaraningrat, 2007. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta : UI-Press
Martinus, S. 2001. Kamus Kata Serapan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Moh Nazir. 1983. Metode Penelitia. Jakarta :Ghalia Indonesia.
PaEni, Muklis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia Arsitektur. Jakarta: PT. Raja Gravindo Pesada.
Parlindungan, MO. 2007. Tuanku Rao. Jogjakarta. LKiS.
(6)
Putra, Hermansyah. 2010. Cerita Rakyat Putri Hijau Versi Masyarakat Karo di Suka
Nalu. Medan : Unimed.
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Suharsimi Arikanto. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.
Thoha, Mifah .1999. Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: CV. Rajawali.
Tim DosenUnimed. 2011. PedomanPenulisanSkripsi. Medan: Unimed.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
Wiradnyana, Ketut,2005. Gua Umang, Kubur Dinding Batu di Tanah Karo: Indikasi
Tradisi Megalitik”, dalam Sangkhala No 16. Medan: Balai Arkiologi Medan
Wirawan, Sarlito.1995. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press.
Syahru, alief. 2012. Pengertian Mitos Legenda dan cerita.
http://aliefsyahru.blogspot.com/2012/03/pengertian-mitos-legenda-dan-cerita.html#!/2012/03/pengertian-mitos-legenda-dan-cerita.html diakses pada senin 30 april 2012