Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern Dan Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus SKPD di Kabupaten Badung).

(1)

i

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PEMAHAMAN ATAS REGULASI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH (Studi Kasus SKPD di Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Oleh :

IDA AYU ENNY KIRANAYANTI NIM : 1215351119

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2015


(2)

i

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PEMAHAMAN ATAS REGULASI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH (Studi Kasus SKPD di Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Oleh :

IDA AYU ENNY KIRANAYANTI NIM : 1215351119

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal: 13 Januari 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Ni Made Adi Erawati, SE., Msi ……….

2. Sekretaris : ……….

3. Anggota : ……….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

(Dr.A.A.G.P Widana Putra,SE.,Msi.,Ak) NIP. 19650323 199103 1 004

Pembimbing

(Ni Made Adi Erawati.,SE.,Msi.) NIP. 19680706 199402 2 001


(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 13 Januari 2016 Mahasiswa,

Ida Ayu Enny Kiranayanti 1215351119


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern Dan Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Skpd Di Kabupaten Badung)”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE. M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4. Bapak Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE.,M.Si.,AK selaku Pembimbing

Akademis yang telah membimbing saya selama berkuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(6)

v

5. Ibu Ni Made Adi Erawati, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing telah berkenan meluangkan waktunya, memberikan bimbingan, masukan, kesabaran serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Ni Putu Sri Harta Mimba, SE..M.Si.,Ak.,Phd. selaku dosen pembahas

yang teah memberikan saran dan masukan untuk penulisan skripsi ini. 7. Segenap dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

8. Ida Ayu Yutri Indahgustari, SE., MM. serta seluruh pegawai Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung yang tidak bisa penuls sebutkan satu – persatu yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi yang diperlukan penulis dalam penelitian.

9. Keluarga, Ida Bagus Nyoman Parwata, Jero Sulasih, dan Ida Ayu Ivon Trisnayanti atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya untuk memotivasi, memberikan doa, masukan dan nasehat kepada penulis dalam studi.

10. Ida Bagus Agung Indra Parasara yang selau memberikan dukungan, motivasi, serta membantu dan memberi masukan/saran selama pembuatan skripsi ini.

11. I Made Andika Pradnyana Wistawan, SE.,M.Si.,Ak yang selalu membimbing serta memberikan masukan, kritik dan saran selama pembuatan skripsi ini.


(7)

vi

12. Sahabat, Ayunda Ratna Mentari, Tri Istri Utami, Anggi Jayastini, Ria Arista Dewi, Putri Sari Talamaosandi, Ayu Puspita Dewi, dan Ayu Pramitari yang selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis.

13. Rekan-rekan di BE SMFEB UNUD periode 2014, Winda Parascintya Bukian, Desy Mustikayani, Yanti Astika Dewi, Cokorda Istri Indah, Tangkas Pemayun, Bandem Wicitra, Herry Wiguna, Pria Juni Prasetya, Indah Kusuma, Ira Kusumawardani dan teman- teman lain yang telah memberikan banyak dukungan dan motivasi kepada penulis.

14. Seluruh Pegawai dan Staf di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, yang telah memberikan bantuan dalam proses pengadministrasian skripsi.

15. Semua piha yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini.

Denpasar, 2015


(8)

vii

Judul : Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern dan Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasi Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus SKPD di Kabupaten Badung)

Nama : Ida Ayu Enny Kiranayanti NIM : 1215351119

ABSTRAK

Otonomi daerah menuntu Pemerintah daearh untuk dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah memberikan informasi keuangan yang transparan dan akuntabel. Faktor-faktor yang sangat berpotensi dalam mempengaruhi baik buruknya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah adalak kompetensi sumber daya manusia, sistem pengendalian intern dan pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi sumber daya manusia, sistem pengendalian intern dan pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrualterhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Badung.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Badung. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Kuisioner disampaikan kepada 108 pegawai SKPD Kabupaten badung yang bekerja di bagian akuntansi/keuangan, sebanyak 108 kuisioner (100%) kembali diisi dengan lengakap dan dapat diolah. Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan program software SPSS. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia, sistem pengendalian intern, dan pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Kata kunci: kualitas laporan keuangan, kompetensi SDM, sistem pengendalian intern, pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual.


(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ……… ii

PERNYATAAN ORISINALITAS……… iii

KATA PENGANTAR ……… vi

ABSTRAK ………... vii

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………... x

DAFTAR GAMBAR ……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….... 1

1.2 Rumusan Masalah……… 8

1.3 Tujuan Penelitian ……… 9

1.4 Kegunaan Penelitian ……….. 9

1.5 Sistematika Penyajian ……… 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory ... 12

2.1.2 Laporan Keuangan ... 13

2.1.3 Kualitas Laporan keuangan ... 15

2.1.4 Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 18

2.1.5 Sistem Pengendalian Intern ... 19

2.1.6 Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual ... 21

2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya ... 23

2.3 Hipotesis Penelitian 2.3.1 Hubungan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 26

2.3.2 Hubungan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 27

2.3.3 Hubungan pemahamana atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual ……. ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian……… 30

3.2 Lokasi Penelitian ... 31

3.3 Obyek Penelitian ... 31

3.4 Identifikasi Variabel ... 31

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.6 Jenis Data... ……… 35


(10)

ix

3.8 Populasi dan Sampel... 37

3.9 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.10 Teknik Analisis Data ... 39

3.10.1 Uji Instrumen……… ... 39

3.10.2 Uji Asumsi Klasik……… ... 40

3.10.3 Analisis Regresi Linier Berganda………... 42

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung 4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung ... 44

4.1.2 Struktur Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 48

4.2 Deskripsi Responden ... 48

4.3 Karakteristik Responden……… 50

4.4 Hasil Penelitian ... 52

4.4.1 Uji Instrumen ... 52

4.4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 55

4.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 61

4.4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

4.4.1 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 69

4.4.2 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 70

4.4.3 Pengaruh Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual ... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 73

5.2 Saran…………. ... . 74

DAFTAR PUSTAKA……… 75


(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Hasil Pemeriksaan Pada Pemerintah Daerah dan BUMD……… ... 2

3.9 Penentuan Skor ... 10

4.1 Rincian Pengiriman Kuisioner ... 49

4.2 Karakteristik Responden ... . 51

4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 53

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian... 54

4.5 Klasifikasi Rata-rata Deskripsi Data Penelitian ... 55

4.6 Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Variabel Sumber Daya Manusia… ... 56

4.7 Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Variabel Sistem Pengendalian Intern………. .. 57

4.8 Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Variabel Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual………. .. 59

4.9 Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Variabel Kualitas Laporan Keuangan………. ... 60

4.10 Hasil Uji Normalitas… ... 62

4.11 Hasil Uji Multikoleniaritas… ... 63

4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 64

4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda.. ... 65

4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)… ... 67


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

1 Kuisioner………... ... 81

2 Tabulasi Data Ordinal………. 86

3 Tabulasi data Interval……… 87

4 Deskripsi Data Penelitian……….. 88

5 Hasil Uji Validitas... ... ... 99

6 Hasil Uji Reliabilitas……….. 102

7 Hasil Uji Normalitas………. ... …... 107

8 Hasil Uji Multikolinearitas………. 108

9 Hasil Uji Heterokedastisitas……… 109


(14)

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat atas kinerja pemerintah menjadi suatu tuntutan yang umum. Menguatnya tuntutan tersebut mengharuskan lembaga pemerintah memberikan informasi atas aktivitas dan kinerjanya kepada publik (Soimah, 2014). Organisasi sektor publik yang sering dihubungkan dengan pemerintah yang bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan publik untuk memenuhi kesejahteraan di berbagai bidang kehidupan. Pemerintah merupakan entitas publik yang harus mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam bentuk laporan keuangan. Pemerintah berkewajiban untuk melaksanakan pengelolaan keuangan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif dan transparan (Hariyanto, 2012). Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintah yang diatur dalam undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah adalah dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan (Yosefrinaldi, 2013).

Fenomena kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dasar pemikiran ini berasal


(16)

dari fakta bahwa terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah. Seperti tulisan dalam temuan pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2008 dimana BPK RI memberikan opini “Tidak Memberikan Pendapat”, pada tahun 2013 BPK RI member opini “Tidak Wajar” atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Badung.

Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia adalah menguatnya tuntutan atas kualitas laporan keuangan pemerintah. Laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 (Nurillah, 2014). Karakteristik kualitatif yang disyaratkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yakni relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah akan digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai (Nurillah, 2014). Informasi akan bermanfaat apabila informasi tersebut dapat mendukung pengambilan keputusan dan andal. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah wajib memperhatikan informasi yang


(17)

disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan (Husna, 2013).

Penyusunan Laporan Keuangan yang berkualitas membutuhkan SDM yang kompeten dan memahami aturan penyusunan laporan keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan. Menurut Ihsanti (2014) kompetensi SDM adalah kemampuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. SDM merupakan faktor penting demi terciptanya laporan keuangan yang berkualitas. Dalam hal ini adanya kompetensi SDM mendasari seseorang mencapai kinerja yang tinggi dalam pekerjaannya memiliki peranan yang sangat penting untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan entitas yang bersangkutan (Wati dkk, 2014).

Tingginya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah juga ditentukan oleh seberapa baik pengendalian internal yang dimiliki institusi pemerintah daerah. Pengendalian intern yang lemah menyebabkan sulitnya mendeteteksi kecurangan/ketidakakuratan proses akuntansi sehingga bukti audit yang diperoleh dari data akuntansi menjadi tidak kompeten (Winidyaningrum, 2009). Pemilihan ini dilakukan di Pemerintahan Daerah Kabupaten Badung di karenakan pada tahun 2008 BPK RI memberikan opini “Tidak memberikan pendapat”, pada tahun 2013 BPK RI memberikan opini “Tidak Wajar”. Selanjutnya pada Tahun 2014 BPK RI memberikan opini “Wajar Tanpa Pengecualian” dalam menyajikan laporan keuangan Pemerintah Daerah. Meskipun opini yang dierikan BPK tersebut baik pada Pemerintah Kabupaten Badung, namun dari pelaksanaan pemeriksaan di lapangan, BPK masih menemukan beberapa kelemahan dalam


(18)

sistem pengendalian interin dan temuan yang terkait dengan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Seperti diketahui, opini merupakan keluaran dari sebuah proses pemeriksaan laporan keuangan. Opini BPK merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atas sebuah laporan keuangan yang disajikan. Pemilihan Kabupaten Badung ini karena Kabupaten Badung sumbang pertumbuhan ekonomi Bali terbesar dimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung yang mencapai 7,3 dalam tahun 2012 disertai dengan distribusi pendapatan dengan pemerataan yang tinggi, terjadinya penurunan tingkat kemiskinan yang cukup signifikan dengan angka mencapai 2,10 dalam tahun 2013 serta terjadinya peningkatan belanja APBD dalam tahun 2014 ini tembus 3,2 T sebagai akibat meningkatnya pendapatan asli daerah yang bersumber dari pendapatan atas Pajak dan restoran sehingga hal ini juga berimplikasi terhadap peningkatan besarnya bantuan keuangan kepada provinsi dan enam kabupaten se-bali yang dalam tahun 2013 mencapai 195 Milyar lebih semntara dalam tahun 2014 di anggaran induk ini mencapai 187 M lebih. melalui peningkatan belanja ini maka pemerintah Kabupaten Badung juga dapat meningkatkan besarnya anggaran pada berbagai bidang dan sektor termasuk pada pembangunan di sektor pertanian terutama melalui pembangunan petani mandiri dan sejahtera (TANIMAS) dengan anggaran dalam tahun 2014 ini sebesar 4,3 Milyar lebih.

Dalam pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Badung tersebut di atas, BPK mempertimbangkan sistem pengendalian intern Pemerintah Kabupaten Badung untuk menentukan prosedur pemeriksaan dengan


(19)

tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan tidak ditujukan untuk memberikan keyakinan atas sistem pengendalian intern. BPK menemukan kondisi yang dapat dilaporkan berkaitan dengan sistem pengendalian intern dan operasinya. Pokok-pokok kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Badung yang ditemukan BPK adalah Pengelolaan Dana BOS Reguler yang Bersumber dari Pemerintah Pusat Belum Sepenuhnya Sesuai Ketentuan, Proses Validasi Data Piutang PBB P2 Belum Selesai Seluruhnya, Pengelolaan Uang Retribusi Tidak Sesuai Ketentuan dan Tanah Fasilitas Sosial yang Diserahkan Pengembang Belum Tercatat di Neraca per 31 Desember 2014.

Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) tersebut mendapat perhatian cukup besar belakangan ini. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal senantiasa menguji “kekuatan” SPI ini di setiap pemeriksaan yang dilakukannya untuk menentukan luas lingkup (scope) pengujian yang akan dilaksanakannya. Beberapa lembaga pemantau (watch) juga mengkritisi lemahnya SPI yang diterapkan di pemerintahan, sehingga membuka peluang yang sangat besar bagi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran (APBN/APBD).

Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pada Semester II Tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan terhadap 479 objek pemeriksaan di pemerintah daerah dan BUMD. Pemeriksaan tersebut meliputi 69 objek pemeriksaan keuangan 181 objek pemeriksaan kinerja dan 229 objek pemeriksaan dengan tujuan tertentu


(20)

(PDTT). Hasil pemeriksaan mengungkapkan 5.746 temuan yang di dalamnya terdapat 7.329 permasalahan senilai Rp 4,52 triliun. Permasalahan tersebut meliputi 1.810 kelemahan sistem pengendalian intern (SPI) dan 5.519 permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan senilai Rp 4,52 triliun (Tabel 1.1). Selain itu, BPK juga telah memberikan opini atas 68 LKPD TA 2013 dan 1 LK PDAM Tahun 2013. Jumlah kasus tiap-tiap sub kelompok temuan disajikan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah Daerah dan BUMD

(Sumber :www.bpk.go.id – IHPS II Tahun 2014)

Salah satu faktor penentu lainnya yaitu dapat menentukan tinggi rendahnya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah adalah Pemahaman Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. Definisi pemahaman regulasi adalah pemahaman anggota/pegawai mengenai peraturan, prosedur dan kebijakan tentang peraturan daerah. Peraturan yang dimaksud adalah pedoman yang harus dilakukan serta prosedur terkait dengan serangkaian strategi untuk mencapai tujuan. Dalam rangka peningkatan kualitas informasi pelaporan keuangan, pemerintah merevisi PP No. 24 Tahun 2005 dengan mengeluarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP yang berbasis akrual. Penerapan akuntansi berbasis akrual diperlukan untuk menghasilkan pengukuran kinerja yang lebih baik, serta untuk memfasilitasi manajemen keuangan/aset yang lebih transparan dan akuntabel. Perubahan regulasi akuntansi pemerintah dari basis kas ke basis akrual cukup kompleks


(21)

sehingga diperlukan pemahaman yang utuh mengenai konsep akuntansi. Jika pemahaman regulasi atas PP 71 tahun 2010 rendah maka kualitas laporan keuangan menjadi rendah. Dasar pemikirannya adalah pemahaman terhadap aturan yang tidak penuh mengindikasikan implementasi aturan cendrung menggunakan insting dibandingkan aturan yang berlaku. Rendahnya keterampilan dasar mengenai pemahaman menjadi salah satu hambatan dalam penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual di Fiji (Tickell, 2010). Sehingga, tinggi-rendahnya tingkat pemahaman regulasi akan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang disajikan (Kartikasari, 2012).

Penelitian mengenai pemahaman regulasi masih relatif terbatas dalam artian baru dilakukan oleh Kartikasari (2012), Rahayu (2014), Dora (2014) dan Hariyanto (2012). Akan tetapi, penelitian yang dilakukan belum menggunakan pemahaman regulasi terkait PP 71 tahun 2010 dan belum menguji pemahaman regulasi terhadap kualitas laporan keuangan. Berbeda dari penelitian terdahulu, dalam penelitian ini pemahaman regulasi yang digunakan adalah pemahaman regulasi mengenai PP 71 tahun 2010 yang dikaitkan dengan kualitas laporan yang disusun oleh pemerintah daerah.

Dengan ditetapkannya PP No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum dan penerapan akuntansi pemerintahan mempunyai kewajiban untuk segera menerapkan SAP berbasis akrual. Berdasarkan uraian di atas tinggi rendahnya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diindikasikan tidak lepas dari faktor-faktor kualitas sumber daya manusia, sistem pengendalian intern dan pemahaman


(22)

atas regulasi sistem akuntansi berbasis akrual (Dora, 2014). Sehingga, penelitian ini diberi judul: “Pengaruh Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern Dan Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi kasus pada SKPD di Kabupaten Badung)“.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

2) Apakah Sistem Pengendalian Intern berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

3) Apakah pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang ada diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD Kabupaten Badung.


(23)

2) Untuk mengetahui pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD Kabupaten Badung.

3) Untuk mengetahui pengaruh pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD Kabupaten Badung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut :

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, SPI, dan Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual di SKPD Kabupaten Badung. Selain itu, hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi dalam rangka pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai teori-teori tentang faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan referensi bagi SKPD di Kabupaten Badung untuk mengembangkan sumber daya manusia, sistem pengendalian intern dan pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD Kabupaten Badung.


(24)

5. Sistematika Penyajian

Secara garis besar, sistematika penyajian penelitian dibagi menjadi lima bab, yaitu.

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penyajian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraikan mengenai teori yang relevan dengan penelitian yaitu Agency Theory, Laporan Keuangan, Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Selain itu, dalam bab ini juga diuraikan mengenai pembahasan hasil penelitian sebelumnya dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yaitu desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.


(25)

Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum instansi yang terdiri dari sejarah, struktur organiasasi instansi dan uraian tugas masing-masing bagian. Selain itu dibahas pula mengenai rumusan masalah penelitian yang dikemukakan pada bab I.

Bab V Penutup

Dalam bab ini diuraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya serta saran yang dapat diberikan pada instansi dan implikasi penelitian berikutnya.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Agency Theory

Mardiasmo (2004) menjelaskan akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Yudhaningsih (2010) menyatakan adanya desentralisasi fiskal, berarti ada delegasi dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Delegasi dalam hal ini merupakan situasi dimana pemerintah daerah bertindak sebagai agen pemerintah pusat dalam mengeksekusi fungsi-fungsi pemerintah pusat yang telah didelegasikan kepada pemerintah daerah. Ini berarti pemerintah daerah lebih leluasa dalam mengatur proporsi pelayanan publik, tetapi juga harus mengikuti aturan dan permintaan pemerintah pusat. Namun pada kenyataanya pemerintah daerah terkadang berperilaku tidak sesuai dengan yang diinginkan pemerintah pusat sehingga menimbulkan konfil kepentingan. Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan principal dan agen yang berakar pada teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi dan teori organisasi.

Berkaitan dengan masalah keagenan, praktek pelaporan keuangan dalam organisasi sektor publik merupakan suatu konsep yang didasari oleh teori


(27)

keagenan. Dalam pelaporan keuangan, pemerintah yang bertindak sebagai agen mempunyai kewajiban menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna informasi keuangan pemerintah yang bertindak sebagai principal dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Dalam suatu pemerintahan demokrasi, hubungan antara pemerintah dan para pengguna informasi keuangan pemerintah dapat digambarkan sebagai suatu hubungan keagenan (agency relationship). Dalam hal ini pemerintah berfungsi sebagai agen yang diberi kewenangan untuk melaksanakan kewajiban tertentu yang ditentukan oleh para pengguna informasi keuangan pemerintah sebagai principal, baik secara langsung atau tidak langsung melalui wakil-wakilnya. Dalam hubungan keagenan, pemerintah sebagai agen harus melaksanakan apa yang menjadi kepentingan para pengguna informasi keuangan pemerintah sebagaisuatu hubungan keagenan (Rosalin, 2011).

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi yang dimana diterbitkan oleh perusahaan yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak eksternal. Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai data juga dapat dikatakan sebagai informasi. Data dapat berubah menjadi informasi kalau diubah kealam konteks yang memberikan makna (Lillrank, 2003). Menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Menurut Ihsanti (2014) laporan yang


(28)

diterbitkan harus disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan asersi dari pihak manajemen pemerintah yang menginformasikan kepada pihak lain, yaitu para pemangku kepentingan (stakeholder), tentang kondisi keuangan pemerintah. Di Indonesia, laporan keuangan pokok yang harus dibuat oleh pemerintah sebagaimana tercantum dalam pasal 30 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara meliputi: (1) Laporan Realisasi APBN/D, (2) Neraca, (3) Laporan Arus Kas, (4) Catatan atas Laporan Keuangan, dan (5) Lampiran laporan keuangan perusahaan negara/daerah (Desi dan Ertambang, 2008).

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Tujuan umum laporan keuangan yakni menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang


(29)

dihasilkan dari dan untuk operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait (Nurillah,2014).

2.1.3 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai laporan posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Dalam peraturan pemerintah No 8 Tahun 2006, tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah, menyatakan bahwa laporan keuangan adalah bentuk pertanggung jawaban pengelolaan keuangan negara dan daerah selama satu periode (Diani, 2014). Menurut peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 adalah “laporan keuangan daerah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan”(Wati dkk, 2014).

Dalam PP Nomor 71 tahun 2010, karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu:

1) Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan, apakah informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi ke-putusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan yakni:


(30)

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengkoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat Waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2) Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.


(31)

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat Diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3) Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan ke-uangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.

4) Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam lapor-an keuangan dapat dipahami oleh peng-guna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pe-mahaman para pengguna untuk mem-pelajari informasi yang dimaksud.


(32)

Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan kemampuan (ability) untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Hevesi, 2005). Kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang mencapai kinerja yang tinggi dalam pekerjaannya. Pegawai yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam bekerja akan banyak menemui hambatan yang mengakibatkan pemborosan bahan, waktu dan tenaga (Zuliarti, 2012). Dengan adanya kompetenri sumber daya manusia maka waktu pembuatan laporan keuangan akan dapat dihemat. Hal ini karena sumber daya manusia tersebut telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga laporan keuangan yang disusun dapat diselesaikan dan disajikan tepat pada waktunya. Semakin cepat laporan keuangan disajikan maka akan semakin baik dalam hal pengambilan keputusan (Wati dkk, 2014). Sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha me-wujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut (Delanno dan Deviani, 2013).

Menurut Yosefrinaldi (2013), sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat penting, oleh karena itu harus dipastikan bahwa pe-ngelolaan sumber daya manusia dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pe-ngalaman di bidang keuangan (Sagara, 2015). Sehingga untuk me-nerapkan


(33)

sistem akuntansi, sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah.

2.1.5 Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 yaitu proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Weygandt et all (2005) mengungkapkan bahwa: “Jika suatu pengendalian internal telah ditetapkan maka semua operasi, sumber daya fisik, dan dataakan dimonitor serta berada di bawahkendali, tujuan akan tercapai, risiko menjadikecil, dan informasi yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Dengan ditetapkannya pengendalian internal dalam sistem akuntansi, maka sistem akuntansi akan menghasilkan informasi akuntansi yang lebih berkualitas (tepat waktu, relevan, akurat, dan lengkap), dan dapat diaudit (Auditabel). Pengendalian intern Pengawasan intern pemerintah dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan (BPK).

Unsur Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah ini mengacu pada unsur Sistem Pengendalian Intern yang telah dipraktikkan di lingkungan pemerintah di berbagai Negara, yang meliputi:


(34)

Lingkungan Pengendalian Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat.

Penilaian risiko

Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.

Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.

Informasi dan komunikasi

Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

Pemantauan

Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti.

Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah serta keandalan data akuntansi dan mendorong kepatuhan terhadpa kebijakan manajemen yang ditentukan (Setiyawati, 2013). Wilkinson et al., (2000) menyebutkan sub komponen dari


(35)

aktivitas pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan keuangan adalah (1) perancangan yang memadai dan penggunaan dokumen-dokumen dan catatan-catatan bernomor; (2) pemisahan tugas; (3) otorisasi yang memadai atas transaksi-transaksi; (4) pemeriksaan independen atas kinerja; dan (5) penilaian yang sesuai/tepat atas jumlah yang dicatat.

2.1.6 Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis

Akrual

Pemahaman regulasi merupakan pemahaman mengenai peraturan, prosedur, dan kebijakan tentang keuangan daerah. Adanya regulasi tentang keuangan daerah ditujukan untuk membantu anggota dewan dalam melaksanakan perannya dalam hal ini yaitu melakukan pengawasan keuangan daerah. Regulasi ini berfungsi sebagai pedoman untuk memastikan apakah pelaksanaan keuangan daerah telah sesuai dengan tujuan dan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan. Pegawai yang memiliki pemahaman regulasi yang baik mengenai keuangan daerah akan mudah mengawasi apakah APBD telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkansebelumnya atau tidak dan mendeteksi terjadinya kebocoran anggaran (Kartikasari,2012). Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan dlam laporan keuangan pad saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan (Guthrie, 1998). Penggunaan basis akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan


(36)

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas (Widyastuti dkk, 2015).

Adanya PP Nomor 71 Tahun 2010 yang berbasis akrual akan meningkatkan kualitas laporan keuangan dan perwujudan good governance serta mengetahui kinerja pemerintah. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP berbasis akrual. Menurut Van Der Hoek (2005) penerapan akuntansi pemerintah berbasis akrual diberbagai negara memberi manfaat antara lain mendukung manajemen kinerja, memfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik, memperbaiki pengertian akan biaya program, memperluas dan

meningkatkan informasi alokasi sumber daya, meningkatkan pelaporan keuangan, serta memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas). PP Nomor 71 Tahun 2010 menyempurnakan jenis-jenis laporan keuangan dari semula 4 (empat) menjadi 7 (tujuh) jenis laporan keuangan, yaitu LRA, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, LAK, dan CaLK serta adanya perubahan basis dari basis kas menuju akrual

menjadi basis akrual. Dengan basis akrual dapat diketahui kinerja anggaran, kinerja operasional pemerintahan, perubahan kekayaan pemerintah, sumber-sumber penerimaan dan alokasi-alokasi pengeluaran, posisi keuangan pemerintah serta arus kas pemerintah. Dengan adanya PP Nomor 71 Tahun 2010 akan

menyempurnakan PP Nomor 24 Tahun 2005 dan menunjukkan perbedaan dengan pengelolaan keuangan pemerintahan sebelum adanya reformasi pengelolaan keuangan pemerintah (Rahayu, 2014).

2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya

Nurillah (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD), pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (studi empiris pada SKPD kota Depok). Dalam penelitian ini menunjukkan kompetensi SDM, penerapan SAK, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.


(37)

Penelitian Zuliarti (2012) dengan judul penelitian pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (studi pada pemerintah kabupaten kudus) yang mengatakan kapasitas SDM tidak berpengaruh positif signifikan, pemanfataan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan, pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah sedangkan terhadap ketepat waktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah kapasitas SDM berpengaruh positif signifikan.

Penelitian Desi Indriasari dan Ertambang Nahartyo (2008) yang berjudul “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang Dan Kabupaten Ogan Ilir)”.Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi memiliki pengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.Kapasitas SDM berpengaruh negatif. Pemanfaatan teknologi informasi, dan kapasitas SDM memiliki pengaruh positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian Yosefrinaldi (2013) yang berjudul “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Empiris Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset


(38)

Daerah Se-Sumatera Barat) menunjukkan bahwa Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian Fadila Ariesta (2013) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi informasi, dan pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Pasaman Barat, menunjukkan bahwa Kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan. Pengendalian intern akuntansi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan.

Selanjutnya penelitian Agus Yudianta dan Adi Erawati (2012) yang berjudul “Pengaruh Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan, menunjukkan Kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi pelaporan keuangan.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan, landasan teori dan kajian hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:


(39)

2.3.1 Hubungan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Sumber daya manusia adalah seseorang atau individu yang mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas. Kemampuan sumber daya manusia sangat berperan penting dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dengan hasil laporan yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkaitan langsung dengan sistem akan dituntut untuk memiliki keahlian akuntansi yang cukup memadai atau paling tidak memiliki kemauan untuk terus belajar dan menambah keahlian dibidang akuntansi. Kegagalan yang dialami oleh sumber daya manusia dalam memahami serta menerapkan ilmu akuntansi akan memiliki dampak pada laporan keuangan, seperti adanya kekeliruan laporan yang dibuat dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga kualitasnya menjadi buruk (Soimah,2014). Hal ini menunjukkan semakin baik kapasitas sumber daya manusia semakin baik kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan uraian di atas telah dilakukan oleh Nurillah (2014) yang menyatakan bahwa kompetensi SDM, penerapan SAK, pemanfaatan teknologi informasidan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Roviyantie (2011) menemukan hasil penelitian bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Daerah. Yosefrinaldi (2013) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia


(40)

berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Ariesta (2013), hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa kapsitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan. Delanno dan Deviani (2013), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan positif terhadap nilai pelaporan keuangan daerah. Semakin baik kapasitas sumber daya manusia, maka semakin baik pula kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Namun, Zuliarti (2012) mengungkapkan hal berbeda, yakni sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap nilai informasi laporan keuangan. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2.3.2 Hubungan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Tujuan sistem pengendalian internal menurut Warren et al. (2005) salah satunya adalah untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengan sistem akuntansi, risiko terjadinya kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan pemerintah daerah mengalami kekeliruan. Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun dan dapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu bagian di dalam sistem informasi akuntansi yang menunjang


(41)

kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal (internal control).

Masih ditemukannya penyimpangan dan kebocoran di dalam laporan keuangan oleh BPK, menunjukkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah belum memenuhi karakteristik/nilai informasi yang disyaratkan. Hasil audit yang dilakukan oleh BPK, BPK memberikan opini “tidak wajar dan/atau disclaimer” diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem pengendalian intern yang dimiliki oleh pemerintah daerah terkait (Badan Pemeriksa Keuangan, 2011 dalam Nurillah, 2014). Menurut Yudianta dan Erawati (2012) pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Zuliarti (2012) bahwa, pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Delanno dan Deviani (2013), dengan hasil bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh signifikan positif terhadap nilai informasi pelaporan keuanngan daerah. Desi dan Ertambang (2008) hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa pengendalian intern akuntansi memiliki pengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian Yosefrinaldi (2013) menemukan hasil bahwa, sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H2 : Sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.


(42)

2.3.3 Hubungan Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Pemahaman regulasi berkaitan dengan tingkat pemahaman suatu institusi terhadap regulasi yang diterapkan. Penelitian mengenai pemahaman regulasi dilakukan oleh Kartikasari (2012). Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa pemahaman regulasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peran anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.

Pemahaman regulasi terkait dengan penerapan akuntansi basis akrual baru diwajibkan pada tahun 2015 walaupun sudah diundangkan sejak tahun 2010. Alasan penerapan yang cukup lama ini mengindikasikan bahwa masih adanya institusi yang perlu diberikan pelatihan mengenai aturan baru. Pemahaman atas regulasi memegang pernan penting dalam kualitas laporan keuangan. Semakin tinggi tingkat pemaham institusi terhadap regulasi baru maka semakin tinggi kualitas laporan keuangan institusi tersebut. Pemahaman atas regulasi berfungsi sebagai pedoman untuk memastikan pelaksanaan pelaporan keuangan telah sesuai dengan tujuan dan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan. Institusi sektor publik yang memiliki pemahaman regulasi yang baik mengenai PP 71 2010 akan mudah menyusun laporan keuangan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

H3 : Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.


(1)

Penelitian Zuliarti (2012) dengan judul penelitian pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (studi pada pemerintah kabupaten kudus) yang mengatakan kapasitas SDM tidak berpengaruh positif signifikan, pemanfataan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan, pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah sedangkan terhadap ketepat waktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah kapasitas SDM berpengaruh positif signifikan.

Penelitian Desi Indriasari dan Ertambang Nahartyo (2008) yang berjudul “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang Dan Kabupaten Ogan Ilir)”.Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi memiliki pengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.Kapasitas SDM berpengaruh negatif. Pemanfaatan teknologi informasi, dan kapasitas SDM memiliki pengaruh positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian Yosefrinaldi (2013) yang berjudul “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Empiris Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset


(2)

Daerah Se-Sumatera Barat) menunjukkan bahwa Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian Fadila Ariesta (2013) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi informasi, dan pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Pasaman Barat, menunjukkan bahwa Kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan. Pengendalian intern akuntansi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan.

Selanjutnya penelitian Agus Yudianta dan Adi Erawati (2012) yang berjudul “Pengaruh Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan, menunjukkan Kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi pelaporan keuangan.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan, landasan teori dan kajian hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:


(3)

2.3.1 Hubungan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Sumber daya manusia adalah seseorang atau individu yang mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas. Kemampuan sumber daya manusia sangat berperan penting dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dengan hasil laporan yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkaitan langsung dengan sistem akan dituntut untuk memiliki keahlian akuntansi yang cukup memadai atau paling tidak memiliki kemauan untuk terus belajar dan menambah keahlian dibidang akuntansi. Kegagalan yang dialami oleh sumber daya manusia dalam memahami serta menerapkan ilmu akuntansi akan memiliki dampak pada laporan keuangan, seperti adanya kekeliruan laporan yang dibuat dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga kualitasnya menjadi buruk (Soimah,2014). Hal ini menunjukkan semakin baik kapasitas sumber daya manusia semakin baik kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan uraian di atas telah dilakukan oleh Nurillah (2014) yang menyatakan bahwa kompetensi SDM, penerapan SAK, pemanfaatan teknologi informasidan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Roviyantie (2011) menemukan hasil penelitian bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Daerah. Yosefrinaldi (2013) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia


(4)

berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Ariesta (2013), hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa kapsitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan. Delanno dan Deviani (2013), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan positif terhadap nilai pelaporan keuangan daerah. Semakin baik kapasitas sumber daya manusia, maka semakin baik pula kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Namun, Zuliarti (2012) mengungkapkan hal berbeda, yakni sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap nilai informasi laporan keuangan. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2.3.2 Hubungan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Tujuan sistem pengendalian internal menurut Warren et al. (2005) salah satunya adalah untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Dengan sistem akuntansi, risiko terjadinya kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan pemerintah daerah mengalami kekeliruan. Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun dan dapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu bagian di dalam sistem informasi akuntansi yang menunjang


(5)

kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal (internal control).

Masih ditemukannya penyimpangan dan kebocoran di dalam laporan keuangan oleh BPK, menunjukkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah belum memenuhi karakteristik/nilai informasi yang disyaratkan. Hasil audit yang dilakukan oleh BPK, BPK memberikan opini “tidak wajar dan/atau disclaimer” diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem pengendalian intern yang dimiliki oleh pemerintah daerah terkait (Badan Pemeriksa Keuangan, 2011 dalam Nurillah, 2014). Menurut Yudianta dan Erawati (2012) pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi akuntansi. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Zuliarti (2012) bahwa, pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Delanno dan Deviani (2013), dengan hasil bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh signifikan positif terhadap nilai informasi pelaporan keuanngan daerah. Desi dan Ertambang (2008) hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa pengendalian intern akuntansi memiliki pengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian Yosefrinaldi (2013) menemukan hasil bahwa, sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H2 : Sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.


(6)

2.3.3 Hubungan Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Pemahaman regulasi berkaitan dengan tingkat pemahaman suatu institusi terhadap regulasi yang diterapkan. Penelitian mengenai pemahaman regulasi dilakukan oleh Kartikasari (2012). Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa pemahaman regulasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peran anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.

Pemahaman regulasi terkait dengan penerapan akuntansi basis akrual baru diwajibkan pada tahun 2015 walaupun sudah diundangkan sejak tahun 2010. Alasan penerapan yang cukup lama ini mengindikasikan bahwa masih adanya institusi yang perlu diberikan pelatihan mengenai aturan baru. Pemahaman atas regulasi memegang pernan penting dalam kualitas laporan keuangan. Semakin tinggi tingkat pemaham institusi terhadap regulasi baru maka semakin tinggi kualitas laporan keuangan institusi tersebut. Pemahaman atas regulasi berfungsi sebagai pedoman untuk memastikan pelaksanaan pelaporan keuangan telah sesuai dengan tujuan dan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan. Institusi sektor publik yang memiliki pemahaman regulasi yang baik mengenai PP 71 2010 akan mudah menyusun laporan keuangan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

H3 : Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 16

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 18

PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Empiris Pada SKPD Kota Surakarta).

0 4 6

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (St

1 3 16

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN TEKNOLOGI Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Dinas

0 5 13

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN TEKNOLOGI Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Dinas

0 2 18

NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Dinas SKPD Kota Surakarta).

0 4 13

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerinta

0 6 13

PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Dinas SKPD Kota Surakarta).

0 4 8

Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi atas Persepsi Para Pengelola keuangan dan Akuntansi di lingkungan

0 0 20