EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA MUSIKALISASI PUISI DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI : Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N. L. (2009). Panduan Apresiasi Puisi. Bandung: Rumput Merah

Amaliah, R. N. (2012). “Penerapan Teknik Loci Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Terhadap Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Angkowo, R. dan Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Damono, S. D. (1993). Sastra dan Pendidikan. Dalam Warta HISKI No 9/10 Desember 1993.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997). Sanggar Sastra. Bandung: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1984). Sosilogi Sastra, Sebuah

Pengantar Ringkas. Jakarta: Depdikbud.

Fajri, Z. (2010). “Efektivitas Penggunaan Teknik Musikalisasi Puisi Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengapresiasi Puisi (Studi Eksperimen Pada Siswa KelasVIII-D SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2009-2010”.

Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Harmer, J. 2002. The Practice of English Languange Teaching. Malaysia: Pearson Education Limited.

KPIN, A. (2008). Musikalisasi Puisi (Tuntutan dan Pembelajarannya). Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Kurniawan, E. (2012). “Penggunaan Media Tayangan Video Presentasi Multi Level Marketing (Mlm) Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Persuasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Binawarga Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Skripsi FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Mariani, M. (2008). “Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif Dengan Menggunakan Media Lirik Lagu Pada Siswa Kelas X SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008”. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(2)

Maya, I. (2000). “Keefektifan Model Musikalisasi Puisi dalam Pembelajaran Puisi

di Kelas II SMU Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 1999/2000”. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Meliyani. (2009). “Penggunaan Media Lagu Grup Vokal Sakha Dalam Menulis Pembelajaran Menulis Puisi (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009)”. Skripsi FPBS UPI. UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Mulyana, dkk. (1997). Sanggar Sastra. Bandung: Depdikbud

Nurhadi, H. A. (2008). Diktat Apresiasi Puisi. [Online]. Tersedia:http://findebookee.com/a/apresiasi sastra-puisi [22 Juli 2012]

Pradopo, R.J. (1999). Teori Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rusyana, Y. (1991). “Untuk Meningkatkan Pengajaran Sastra bagi Pengembangan Budaya Bangsa Diperlukan Pengalaman Membaca Hasil Sastra yang Bermakna”. Makalah Semnas Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta :

FPBS IKIP Yogyakarta.

Sayuti, A. (2001). “Menuju Pengajaran Sastra yang Ideal”. Makalah Workshop

Kurikulum. Malang: Fakultas Sastra Universitas Malang.

Utamaningsih, N. (2008). “Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Media VCD Lagu Padi Pada Siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008”. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung: tidak diterbitkan. Waluyo, H. J. (1995). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga

Wulan, N. S. (2006). “Model Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik Musikalisasi Puisi (Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2005/2006)”. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yusuf, K. (2007), “Makalah Teori dan Apresiasi Sastra”. [Online]. Tersedia:


(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup dua bidang keilmuan yang berintegrasi satu sama lain, diantaranya adalah bidang tata bahasa (gramatika) dan bidang tata rasa (sastra). Pengajaran sastra sebagai bagian dari sistem nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, serta dalam rangka upaya mewujudkan pendidikan nasional, Rusyana (Fajri 2009:8). Namun pada kenyataannya, penyampaian dan pembelajaran sastra di sekolah masih kurang variatif, yang menyebabkan siswa menjadi bosan dan terkesan menyepelekan. Sebagaimana Anwar (2011:121-122) menemukan beberapa penelitian, misalnya penelitian Yus Rusyana di Jawa Barat (1977/1978), J.U. Nasution dkk. di DKI (1981), dan Abdul Rahman dkk. di Jawa Timur (1981) (Amaliah, 2012:2), menegaskan bahwa kondisi pembelajaran sastra di sekolah tidak menggembirakan. Temuan pokok dari tiga penelitian tersebut antara lain: 1) tidak dapat hubungan teori dengan kemampuan apresiasi siswa; 2) guru tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti perkembangan sastra; 3) siswa tidak mampu mengaitkan nilai-nilai etis, moral, dan budaya dalam kehidupan. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru ialah aktor utama yang berpengaruh terhadap perubahan paradigma negatif tentang pengajaran sastra dengan memperhatikan cara yang efektif menyampaikannya.


(4)

Dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP), tujuan umum pengajaran sastra dinyatakan dengan rumusan “agar siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Sementara itu, tujuan khusus, dinyatakan dengan rumusan (a) siswa menguasai ciri-ciri pembentuk puisi, prosa, drama, kritik, dan esai; (b) siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan menarik manfaat membaca karya-karya sastra, (c) siswa peka lingkungan dan mampu mengungkapkan secara kreatif sesuai dengan konteks dan situasi (Depdikbud, 1993:1-3).

Bila kita pahami lebih lanjut, tujuan khusus (a) merupakan wujud dari tujuan memperoleh pengetahuan sastra (literary knowledge), yaitu mengetahui aspek teori, sejarah, dan kemasyarakatan suatu karya sastra. Pengetahuan sastra pada gilirannya akan membentuk wawasan kesastraan. Tujuan khusus (b) memiliki kesesuaian dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman sastra (literary

experience). Pengalaman berapresiasi diarahkan sebagai upaya untuk mengembangkan kepribadian dan memperluas wawasan siswa tentang kehidupan. Pada akhirnya pengalaman sastra akan membentuk siswa menjadi pribadi yang cerdas, lembut hati, tajam pikiran dan perasaan.

Pada tujuan khusus (c) berkaitan erat dengan tujuan memperoleh pengalaman ekspresi sastra. Melalui kegiatan dan latihan-latihan untuk meningkatkan kepekaan pengindraan, pemikiran, dan perasaan trans-subjektif (Sayuti, 2001). Pada akhirnya diharapkan melalui pengalaman berekspresi, siswa


(5)

terbiasa pada kondisi yang bersifat dialogis berhadapan dengan pengalaman hidup.

Dengan memperhatikan pandangan-pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karya sastra dapat dijadikan sebagai sarana mengembangkan sikap menghargai perbedaan pada diri siswa. Melalui membaca, memahami, dan mengapresiasi karya sastra tersebut siswa akan berhadapan dengan fenomena nyata yang begitu luas, dalam, dan beraneka ragam. Keluasan, kedalaman, dan keanekeragaman tersebut tentu dapat dihubungkan dengan realitas masyarakat Indonesia yang homogen. Pada akhirnya siswa akan mengambil sikap dan menjatuhkan pilihan, berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.

Puisi sebagai bagian dari karya sastra, tentunya banyak mengandung nilai dan keindahan khas yang akan terungkap jika kita mampu memahaminya dengan baik dan benar. Puisi adalah bentuk karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias atau imajinatif (Waluyo, 2002: 1). Pendapat tersebut seakan menegaskan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengandung kata kias imajinatif yang harus dikenali dengan segala keindahan yang terkandung di dalamnya, selain unsur-unsur lainnya yang membuat puisi menjadi karya sastra yang syarat dengan etika dan estetika.

Pembaca tidak akan menemukan pesan, nilai dan keindahan yang terkandung di dalam puisi, jika hanya sekedar membaca dengan tidak menggunakan teknik yang tepat untuk memahaminya. Maka, dalam memahami sebuah puisi perlu adanya tingkat konsentrasi dan pengetahuan tinggi,


(6)

pengalaman berpuisi, dan pekanya daya cipta rasa yang dinamakan proses apresiasi puisi. Pernyataan tersebut sesuai dengan pandangan Rusyana (1991:50), bagaimanapun muaranya, adanya pengajaran sastra adalah agar siswa memperoleh pengetahuan tentang sastra (literary knowledge) dan pengalaman bersastra (literary experience).

Pengetahuan tentang sastra diperoleh melalui pemahaman pengetahuan teoretis dan historis, sedangkan pengalaman bersastra diperoleh melalui kegiatan (pengalaman) berapresiasi dan berekspresi sastra. Dalam pelaksanaannya antara tujuan memperoleh pengetahuan dan pengalaman bersastra harus dilakukan secara integratif. Untuk memperoleh pengetahuan sastra, pengajaran sastra hendaknya tidak semata-mata bertumpu pada aspek teoretis, tetapi berpijak pada pengalaman berapresiasi. Begitu pula sebaliknya, kegiatan berapresiasi dan berekspresi tetap menggunakan rujukan yang berkenaan dengan aspek-aspek teoretis. Dengan demikian, pengetahuan teoretis berperan dalam menjelaskan pengalaman, khususnya pengalaman berapresiasi. Pada akhirnya pengajaran sastra tidak bersifat pasif-verbalistik, tetapi cenderung dimanis-kreatif (Sayuti, 2001).

Lebih khusus berpendapat mengenai pengalaman bersastra, menurut Nenden Lilis A. (2009) dalam proses apresiasi, seorang pembaca harus merasakan keterlibatan jiwa dengan puisi yang dibacanya, menghargai kemampuan teknis penyair dalam memberdayakan seluruh unsur puisi, dan menemukan relevansi puisi dengan kehidupan. Maka, dengan proses apresiasi diharapkan siswa mampu menikmati dan memahami puisi sebagai cara mengenal lebih dalam tentang pemaknaannya. Namun pada praktiknya, banyak faktor yang menyebabkan


(7)

kurangnya minat dan kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi, salah satunya yaitu penggunaan media pembelajaran yang kurang inovatif.

Media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Adapun arti media di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2012), adalah (1) alat/sarana komunikasi spt koran, majalah, radio,

televisi, film, poster, dan spanduk; (2) yg terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dsb): wayang bisa dipakai sebagai pendidikan; (3) perantara; penghubung; (4)… Namun, secara lebih khusus, pengertian media adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Berangkat dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan semua bentuk perantara yang dipakai untuk mengintegrasikan tujuan dan isi pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

Dalam menentukan media pembelajaran, hal yang perlu diperhatikan tidak saja hanya mengenai penggunaan alat sebagai perantara, tetapi juga kesesuaian jenis media tersebut dengan kondisi perkembangan murid. Mengutip pernyataan Robert Foust (Amaliah, 2012:3) “Poetry begin in delight and end in wisdom”, bahwa puisi itu dimulai dari keriangan dan diakhiri dengan kearifan. Maka, seharusnya pembelajaran mengapresiasi puisi dimulai dengan cara dan media


(8)

yang dapat menarik perhatian siswa. Namun, hal mendasar yang menjadi masalah yaitu tingkat minat dan selera siswa yang tentunya berbeda-beda. Harmer (2002) menyatakan bahwa dalam mengajar, guru harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu usia, perbedaan minat dan motivasi siswa. Maka, dilihat dari ketiga faktor tersebut, bahwa untuk mengetahui perbedaan minat dan motivasi siswa, dapat dilihat dari kategori usia siswa. Guru harus cermat dalam memilih apa yang harus diajarkan dan tentang bagaimana cara menyampaikan materi pada jenjang usia tertentu siswa, karena berbeda usia akan berbeda pula kebutuhan, kompetensi, dan kemampuan kognitifnya.

Mengajar anak-anak usia dini berbeda dengan mengajar remaja dan orang dewasa. Misalnya, anak-anak usia dini lebih tertarik belajar dengan menggunakan gambar dan warna, sedangkan pada usia remaja, anak lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat eksplorasi diri dan sesuatu yang berhubungan langsung dengan latar dirinya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka salah satu syarat efektif penggunaan media pembelajaran pada siswa SMA yang termasuk kedalam kategori usia remaja, yaitu dengan menggunakan media yang mengandung unsur seni dan musik.

Musik adalah sebuah cabang seni yang universal sehingga biasanya dapat mewakili perasaan yang sedang dialami seseorang, baik itu suasana sedih, gembira, haru, semangat, dll. Menurut Aristoteles (Wulan, 2006:32), musik mempunyai kemampuan untuk mendamaikan hati yang gundah, mempunyai tetap rekreatif, dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Melalui musik, sesorang dapat meluapkan emosi dan kepekaan rasa yang sedang dirasakan. Sesuai dengan


(9)

pernyataan tersebut, Sarkoro (dalam Sapardi, 1993:48) menyatakan bahwa pendidikan kesenian, termasuk seni sastra, dapat memberikan kegembiraan hidup dan mampu memberikan keseimbangan bagi pikiran, perasaan, keamanan dan ilham siswa. Melalui pendidikan kesenian siswa dihargai sebagai individu yang mandiri dengan segala ke-diri-an dan ke-ada-annya, dan tetap dihargai sebagai manusia yang bermartabat dan berbudaya.

Dengan memperhatikan pandangan-pandangan tersebut, maka salah satu cara tepat untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa SMA dalam mengenal dan memahami puisi, yaitu dengan menggabungkan unsur musik ke dalam puisi atau yang lebih dikenal dengan istilah memusikalisasi puisi. Mulyana (1997) berpendapat, bahwa musikalisasi puisi merupakan proses mengubah puisi menjadi sebuah lagu, dengan demikian antara musik dan puisi haruslah memiliki kesatuan dan keselarasan . Dalam musikalisasi puisi, aransmen musik tidak boleh mengubah jiwa puisi utuh. Melalui musik dalam puisi, diharapkan siswa mendapat stimulus positif untuk lebih komunikatif, kreatif dan secara tidak langsung dapat menghafal lirik puisi. Namun, karya musikalisasi puisi yang disajikan pun harus mempunyai kriteria yang sesuai untuk tujuan pembelajaran, yang terpenting yaitu menarik minat siswa dan meningkatkan kemampuan serta hasil belajar siswa memahami puisi. Oleh karena itu, untuk mendukung pendapat tersebut dan agar penelitian memperoleh hasil maksimal, sebelum menentukan dan menerapkan media musikalisasi puisi dalam pembelajaran apresiasi puisi, peneliti terlebih dahulu mencari referensi dan menggali informasi yang sesuai atau hampir mendekati dengan hal yang akan diteliti. Adapun hasil yang diperoleh


(10)

peneliti adalah sebagai berikut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Iis Maya yang tertuang dalam skripsinya yang berjudul “Keefektifan Model Musikalisasi

Puisi dalam Pembelajaran Puisi di Kelas II SMU Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 1999/2000”, salah satu penyebab kurangnya minat siswa mempelajari puisi yaitu tidak variatifnya teknik yang diguanakan dalam pembelajaran puisi.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Neneng Sri Wulan dengan judul

Model Pembelajaran Membaca Puisi dengan Teknik Musikalisasi Puisi (Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2005/2006). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa

dalam membaca puisi dengan menggunakan teknik musikalisasi puisi menjadi meningkat. Hal ini dapat dilihat pada uji signifikansi diperoleh t “hitung” (10,25) > dari t “tabel” (2,68) pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan 39. Adapun pertambahan (gain) nilai dari rata-rata nilai tes awal ke nilai rata-rata tes akhir adalah sebesar 10,6. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran membaca puisi sebelum menggunakan teknik musikalisasi puisi dengan hasil pembelajaran membaca puisi sesudah menggunakan teknik musikalisasi puisi.

Pada penelitian yang dilakukan Maya Mariani dengan judul

“Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif Dengan Menggunakan Media Lirik Lagu Pada Siswa Kelas X SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan media lagu menjadi meningkat. Hal ini dilihat dari perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan bahwa rata-rata


(11)

nilai pretes 50,88 dan rata-rata nilai postes 68,69 serta nilai t “hitung” t “tabel” (1,697), sehingga H “0” ditolak dan H “1” diterima. Artinya, hipotesis yang penulis rumuskan terdapat perbedaan yang berarti antara kemampuan siswa menulis karangan narasi sugestif sebelum dan sesudah diberi tindakan pembelajaran dengan menggunakan media lirik lagu dapat diterima.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Novi Utamaningsih dengan judul

Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Media VCD Lagu Padi Pada Siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan media Video Compact Dist (VCD) lagu band Padi menjadi meningkat. Hal ini dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% dari derajat kebebasan 36%, diperoleh t “tabel” 2,02 dan t “hitung”26,39. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, jika t “hitung” > t “tabel”, yaitu 26,39 > 2.02 maka H “0” ditolak dan H “1” diterima. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan sebesar 12,135 nilai rata-rata siswa dari pretes sebesar 62,108 nilai postes menjadi 74,243. Peningkatan rata-rata siswa sebesar 19,45%. Artinya, hipotesis yang penulis rumuskan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan media VCD lagu band Padi dapat diterima.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Meliyani dengan judul

“Penggunaan Media Lagu Grup Vokal Sakha Dalam Menulis Pembelajaran Menulis Puisi (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa


(12)

kemampuan siswa dalam menulis puisi meningkat. Pada penelitian Zaki Fajri yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Teknik Musikalisasi Puisi Dalam

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengapresiasi Puisi) Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII-D Smp N 19 Bandung Tahun Ajaran 2009-2010. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan meningkatnya hasil belajar siswa dengan menerapkan teknik musikalisasi puisi . Hal tersebut terbukti melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t SPSS 15.0 for Windows yaitu, karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05, meskipun nilai signifikansinya kurang, namun terdapat perbedaan diantara keduanya, dengan kata lain terdapat perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yaitu 66,7 rata-rata nilai postes kelas eksperimen dan 47,73 nilai rata-rata kelas kontrol.

Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut, penulis ingin terlibat menjadi partisipan dalam rangka mengembangkan media musikalisasi puisi di tingkat SMA, khususnya kelas X-4 SMAN 6 Bandung. Oleh karena itu, judul yang dirumuskan penulis dalam penelitian ini, yaitu “Efektifitas Media Musikalisasi

Puisi Dalam Pembelajaran Apresiasi Puisi (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas X-4 SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Namun dalam hal ini, peneliti tidak ingin menjadi plagiat dengan meniru judul, proses, dan hasil yang sama. Maka, hal yang menjadi pembeda yaitu, tentunya peneliti menggunakan puisi-puisi karya penyair besar, salah satunya Sapardi Djoko Damono, yang dimusikalisasi dan diaransmen oleh peneliti sendiri. Salah satunya musikalisasi puisi yang menjadi Juara 1 Lomba Karya Cipta Musikalisasi Puisi yang diadakan


(13)

Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2008 di kampus UPI.

Selain itu, penyajian musikalisasi puisi aransmen peneliti sendiri, diterapkan untuk menguji layak atau tidaknya karya tersebut, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, dan tentunya untuk memotivasi siswa agar percaya diri menyadari bahwa siapa saja mampu berkreasi melahirkan karya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi masalah pada penelitian ini, sebagai berikut.

1. Pengajaran karya sastra puisi hanya sebatas pengetahuan, tanpa diimbangi dengan pengalaman apresiasi puisi.

2. Pemilihan media pembelajaran apresiasi puisi kurang efektif, akibatnya siswa kurang dapat menjelaskan isi puisi

3. Cara mengapresiasi puisi kurang variatif, akibatnya siswa sering merasa bosan mempelajari puisi.

4. Musikalisasi puisi tidak sering diperkenalkan dalam pembelajaran apresiasi puisi.

1.3. Batasan Masalah

Terdapat banyak macam cara dalam mengapresiasi puisi, seperti pembacaan, dramatisasi, deklamasi dan musikalisasi puisi. Oleh karena itu, untuk membatasi masalah yang dikaji, peneliti memfokuskan pada keefektifan mengapresiasi puisi dengan menerapkan media musikalisasi puisi.


(14)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan berbagai masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi sebelum media musikalisasi puisi diterapkan?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi setelah media musikalisasi puisi diterapkan?

3. Apakah penerapan media musikalisasi puisi efektif dalam pembelajaran apresiasi puisi?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian, sebagai berikut.

1. Mengetahui kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi sebelum media musikalisasi puisi diterapkan.

2. Mengetahui kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi setelah media musikalisasi puisi diterapkan.

3. Mengetahui tingkat efektifitas penerapan media musikalisasi puisi dalam pembelajaran apresiasi puisi.

1.6. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat yang dapat diperoleh sebagai berikut.


(15)

1. Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi dalam upaya meningkatkan kemampuan memahami dan mengapresiasi puisi, serta sebagai bentuk partisipasi pemikiran untuk perkembangan dunia sastra khususnya pada tataran pembelajaran apresiasi puisi melalui musikalisasi.

2. Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Bagi Siswa

1. Siswa tidak mengalami kejenuhan saat belajar 2. Siswa lebih termotivasi mengenal puisi

3. Siswa dapat lebih memahami puisi dengan benar

4. Siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam mengapresiasi puisi 5. Siswa akan lebih cepat hafal lirik puisi

b. Bagi Guru

Guru termotivasi untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan pembelajaran apresiasi puisi.

c. Bagi Peneliti

1. Peneliti dapat mengetahui dan mengatasi masalah pembelajaran dengan solusi yang tepat.

2. Peneliti lebih peka terhadapa pentingnya menyampaikan materi dengan menggunakan media yang efektif.


(16)

1.7. Anggapan Dasar

Dalam melakukan penelitian ini, penulis berpedoman pada anggapan dasar seperti hal berikut.

1. Mengapresiasi puisi merupakan suatu kompetensi yang perlu diajarkan kepada siswa SMA kelas X.

2. Media pembelajaran apresiasi puisi yang efektif merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan hasil belajar siswa

3. Media musikalisasi puisi merupakan media yang tepat digunakan dalam pembelajaran apresiasi puisi.

1.8. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu hasil tes akhir pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan media musikalisasi puisi lebih efektif dari pada hasil tes awal tanpa menerapkan perlakuan, tentunya dengan perbedaan yang signifikan.

1.9. Definisi Operasional

Kesalahpahaman maksud dan tafsiran sering terjadi di dalam memahami karya ilmiah. Maka, untuk meminimalisir hal tersebut, peneliti menjabarkan definisi mengenai istilah di dalam penelitian ini, sebagai berikut.

1. Apresiasi puisi adalah kegiatan menikmati, memahami dan menilai sebuah puisi.

2. Musikalisasi puisi adalah salah satu cara mengapresiasi puisi dengan menggunakan unsur musik.


(17)

3. Media yang diterapkan adalah media audio dalam bentuk rekaman dan audio visual dalam bentuk live perform di depan kelas sebagai stimulus minat belajar siswa.

4. Musikalisasi puisi yang digunakan yaitu musikalisasi ciptaan dan arransmen peneliti sendiri yang diadaptasi dari puisi karya Sapardi Djoko Damono dan Irwan Bajang.

5. Penampilan musikalisasi puisi arransmen dan penampilan peneliti sendiri, diterapkan untuk menguji layak atau tidaknya karya tersebut dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, dan untuk memotivasi siswa agar percaya diri menyadari bahwa siapa saja mampu berkreasi melahirkan karya.


(18)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode eksperimen adalah penelitian yang sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian yang kemudian diteliti akibatnya. Maka eksperimen adalah mencari sebab akibat (hubungan kausal) antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi faktor lain yang menggangu (Arifin, 2011: 76).

Sugiono (Kurniawan, 2012:42) mengemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen kuasi, karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan variabel-variabel penelitian. Dapat disimpulkan bahwa eksperimen adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Perlakuan di dalam penelitian ini, yaitu penerapan media musikalisasi puisi dalam pembelajaran apresiasi puisi.


(19)

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi pretest-postest one

group desain yang berarti dilakukan tanpa adanya kelas pembanding. Dalam pretest-postest one group desain, observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu

sebelum (O1) dan sesudah (O2) eksperimen (Arikunto, 2010:124).

Tabel 3.1

Pola Control Group Pretes dan Postes

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

E O1 Xe O2

(Syamsudin dan Damaianti, 2009:157) Keterangan:

E : Kelas Eksperimen O1 : Tes Awal (Pretes)

O2 : Tes Akhir (Postes)

Xe : Perlakuan dengan menerapkan media musikalisasi puisi

Perbedaan antara O1 dan O2 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan

(treatment) atau hasil eksperimen.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Berdasarkan penelitian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 6 Bandung yang tersebar ke dalam sembilan kelas yaitu,


(20)

X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8 dan X9. Pemilihan populasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa pembelajaran apresiasi puisi terdapat di dalam kurikulum pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester genap. Adapun data populasi seluruh siswa kelas X SMAN 6 sebagai berikut.

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

No Kelas

Jumlah Populasi

Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 X-1 17 26 43

2 X-2 16 27 43

3 X-3 16 26 42

4 X-4 16 27 43

5 X-5 16 27 43

6 X-6 16 27 43

7 X-7 18 25 43

8 X-8 17 25 42

9 X-9 18 25 43

150 235 385

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau sekelompok kecil anggota populasi yang secara nyata akan diteliti dan ditarik kesimpulannya (Arikunto, 2010:173). Sampel yang merupakan sebagian dari populasi harus


(21)

benar-benar representatif. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel secara acak (random sampling). Subjek dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu cara pengambilan sampel adalah dengan mengundi subjek yang ada di dalam populasi (Arikunto, 2010: 177). Adapun data sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-4 yang berjumlah 43 siswa, sebagai berikut.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

Sampel

Jumlah Jumlah

Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

Kelas Eksperimen 17 26 43

3.4. Teknik Penelitian

Teknik penelitian ini meliputi teknik pengumpulan data dan pengolahan data. Pada tahap pengumpulan data, peneliti melaksanakan observasi dengan mengamati secara langsung pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan guru dan siswa kelas X SMAN 6 Bandung, kemudian peneliti melaksanakan penelitian melalui tes berupa pretes dan postes pada satu kelas. Adapun teknik pengolahan data dilakukan setelah peneliti memperoleh hasil pengumpulan data di lapangan, yaitu meliputi pengolahan skor, uji normalitas, dan uji hipotesis.

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (pretes dan postes). Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya


(22)

terdapat pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden (Arifin, 2011: 226). Pretes dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa yang berkenaan dengan bahan yang akan dipelajari. Hasil pretes juga akan dipergunakan untuk menilai keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan cara membandingkan nilai pretes dengan nilai postes.

Bentuk tes berupa tes tertulis menggunakan soal uraian bebas untuk menguji kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi berdasarkan metode dan hakikat puisi. Baik pretes maupun postes merupakan tes yang memiliki kesamaan soal. Soal tersebut berupa perintah kepada siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan unsur-unsur untuk menganalisis puisi. Dalam upaya mendapatkan data dan informasi lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuat seperangkat instrumen meliputi instrumen tes dan non-tes yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian.

3.4.1.1. Tes

Tes adalah suatu alat yang sudah distandarisasi untuk mengukur salah satu sifat, kecakapan, atau tingkah laku dengan cara mengukur sesuai dengan sifat, kecakapan, atau tuingkah lalu, Haditono, 1987:56 (Kurniawan, 2012:45). Instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2009:266).

Tes yang digunakan biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kognitif siswa atau penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara


(23)

kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen. Tes yang digunakan adalah tes tertulis menggunakan soal uraian bebas. Tujuannya, untuk mengetahui sejauh mana perbedaan peningkatan hasil pembelajaran siswa mengapresiasi puisi setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan media musikalisasi puisi.

Berikut adalah soal tes yang diberikan kepada siswa.

Derai-derai Cemara Karya Chairil Anwar

Cemara menderai sampai jauh Terasa hari akan jadi malam

Ada beberapa dahan di tingkap merapuh Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi Tapi dulu memang ada suatu bahan Yang bukan dasar perhitungan kini Hidup hanya menunda-nunda kekalahan Tambah terasing dari cinta dan sekolah rendah Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan Sebelum pada akhirnya kita menyerah


(24)

Intrumen Soal

Secara mandiri, analisislah puisi Derai-derai Cemara Karya Chairil Anwar berdasarkan hal-hal berikut.

a. Pokok Pikiran b. Maksud/Makna c. Perasaan d. Pesan/Amanat e. Imaji

f. Rima dan Irama g. Majas

Penilaian tes dilakukan oleh tiga orang penimbang. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi derajat validitas dan reabilitas yang baik. Penimbang penilaian tes haruslah mengetahui dan paham kriteria penilaian mengapresiasi puisi, serta mampu melakukan penilaian secara profesional.

3.4.1.2. Lembar Observasi

Lembar observasi yaitu skala penilaian yang akan diisi oleh pengamat pada saat peneliti mengadakan proses mengajar. Lembar observasi ini diisi oleh dua orang

observer, berisi penilaian sejumlah kegiatan atau aktivitas guru dan siswa. Hasil dari observasi ini menjadi bahan evaluasi dan bahan masukan bagi peneliti agar pertemuan selanjutnya menjadi lebih baik. Berikut adalah lembar observasi yang dipakai dalam penelitian.


(25)

Tabel 3.4

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Aktivitas yang diamati

Penilaian

1 2 3 4

1. Kemampuan guru membuka pelajaran

a. Menarik perhatian siswa untuk mengapresiasi puisi dalam bentuk penampilan musikalisasi live

performance di depan kelas.

b. Menarik perhatian siswa untuk mengapresiasi puisi dengan media musikalisasi puisi melalui tayangan (audio visual) pada layar proyektor. c. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang

akan diajarkan dengan media

d. Membuat kaitan bahan ajar yang lama dengan yang baru.

e. Memberikan acuan bahan materi yang akan disampaikan dengan menggunakan Power Point. 2. Sikap guru dalam proses pembelajaran

a. Kejelasan vokal

b. Antusiasme penampilan/mimik c. Mobilitas memposisikan diri

3. Proses pembelajaran

a. Kesesuaian penerapan media musikalisasi puisi dengan materi apresiasi puisi.

b. Kejelasan dalam menerangkan dan memberikan contoh

c. Antusiasme dalam menanggapi respon 4. Kemampuan menggunakan media


(26)

visual melalui Laptop dan layar proyektor b. Keterampilan dalam mengoperasikan

c. Keterampilan dalam menggunakan alat musik (gitar dan harmonika)

d. Memperhatikan penggunaan jenis media e. Ketepatan saat penggunaan

5. Evaluasi

a. Menggunakan penilaian tulisan yang relevan dengan indikator

b. Penilaian sesuai dengan yang direncanakan 6. Kemampuan menutup pembelajaran

a. Meninjau kembali

b. Memberikan kesempatan bertanya c. Menyimpulkan materi pembelajaran Menginformasikan bahan/materi sebelumnya

Keterangan: 4=Sangat Baik 3=Baik

2=Cukup 1=Kurang

3.4.1.3. Lembar Penilaian Mengapresiasi Puisi

Lembar penilaian mengapresiasi puisi digunakan sebagai pedoman dalam mengevaluasi hasil apresiasi siswa. Lembar ini berisi kriteria penilaian analisis puisi berdasarkan unsur-unsur yang dijadikan soal, meliputi metode dan hakikat. Namun dalam penelitian ini, hanya delapan unsur yang dijadikan bahan penilaian. Berikut ini merupakan format skala penilaian puisi apresiasi/analisis puisi.


(27)

Tabel 3.5

Lembar Pedoman Penilaian Kognitif

NO. KRITERIA PENILAIAN PEROLEHAN NILAI

1. Pokok Pikiran

 Menguraikan dengan tepat dan memuat lengkap 3 pokok pikiran sesuai jumlah bait

 Menguraikan dengan tepat, tetapi hanya memuat 2 pokok pikiran.

 Menguraikan dengan tepat, tetapi hanya memuat 1 pokok pikiran

 Pokok pikiran yang diuraikan tidak sesuai dengan isi puisi

20

10 5

2. Maksud/Makna

 Makna yang dijelaskan sesuai dengan isi puisi

 Makna yang dijelaskan kurang sesuai dengan isi puisi

20

10

3. Perasaan

 Perasaan yang disampaikan sesuai dengan ungkapan hati penyair

 Perasaan yang disampaikan kurang sesuai dengan ungkapan hati penyair

10

5

4. Pesan/Amanat

 Amanat yang diungkapkan sesuai dengan isi puisi

 Amanat yang diungkapkan kurang sesuai dengan isi puisi

10

5

5. Imaji/Gambaran Penginderaan

 Menyebutkan tiga macam penginderaan dengan lengkap disertai penjelasan yang tepat

 Menyebutkan 2 macam

penginderaan disertai dengan penjelasan yang tepat

 Menyebutkan satu macam

15

10


(28)

penginderaan dengan penjelasan yang tepat

6. Rima dan Irama

 Rima dan irama yang jelaskan sesuai dengan puisi

 Rima dan irama yang dijelaskan kurang sesuai dengan puisi

10

5

7. Majas

 Menyebutkan 4 sampai 5 macam majas yang terkandung di dalam puisi, dengan penjelasan yang tepat

 Menyebutkan 2 sampai 3 macam majas yang terkandung di dalam puisi, dengan penjelasan yang tepat

 Menyebutkan 1 majas yang terkandung di dalam puisi, dengan penjelasan yang tepat

15

10 5

SKOR TOTAL 100

3.4.2. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini sangat beragam sehingga harus diklasifikasikan terlebih dahulu sesuai variabel. Setelah itu, data yang telah dikumpulkan diolah berdasarkan pengklasifikasian tersebut dengan cara menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian, sebagai berikut.

3.4.2.1. Penilaian hasil tes

Hasil pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperiksa, diteliti, dan ditabulasikan.


(29)

3.4.2.2. Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha.

11 = ��−1 (1−∑�� 2 ��2 )

Kemudian, nilai dimasukkan ke dalam tabel Guliford berikut: Tabel 3.6

Tabel Koefisien Korelasi Guliford

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < � ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < � ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 <� ≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 <� ≤ 0,40 Validitas rendah

� ≤ 0,20 Validitas valid

(Subana dan Sudrajat, 2005:104)

3.4.2.3. Uji Normalitas dan Homogenitas

Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai, penguji terlebih dahulu menguji normalitas dan homogenitas pretes dan postes pada kedua kelompok, langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

Menguji normalitas data dengan langkah-langkah:

a) Menghitung rata-rata hitung skor uji pretes dan uji postes kelompok eksperimen.

� = ∑ .�


(30)

Keterangan:

� = rata-rata = titik tengah

� = frekuensi

b) Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

= fx2

� −1

c) Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi

 Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil

 Banyak kelas (Bk) = 1 + 3,3 log n

 Panjang kelas (P) =

��  Derajat kebebasan = Dk – 3

d) Menggunakan rumus chi-kuadrat untuk memeroleh thitung. 2 = � − �

2 �

Keterangan:

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan Ei = frekuensi ekspektasi

Data dinyatakan normal jika chi-kuadrat x2 hitung < chi-kuadrat tabel. Maka, harga x2 (thitung) dikonsultasikan pada tabel chi-kuadrat dengan derajat

kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval dikurangi 3 (dk = k-3). Jika diperoleh harga x2(thitung) < x2 (ttabel), pada huruf nyata α tertentu maka dapat


(31)

dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Jika x2(thitung) > x2 (ttabel) maka

dikatakan bahwa data berdistribusi tidak normal (Subana dan Sudrajat, 2005:126). Menguji uji homogenitas varian rata-rata pretes dan postes dengan menggunakan rumus:

= ��

��

Keterangan:

Fhitung = Nilai yang dicari

Vb = Varians terbesar Vk = Varians terkecil

Data dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel.

(Subana dan Sudrajat, 2005:188)

3.4.2.4. Uji hipotesis

Menguji perbedaan rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan kemampuan setelah mendapatkan perlakuan. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus t-test.

t = � ∑ 2

( −1)

(Arikunto, 2010: 349) Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest xd = deviasi masing-masing subjek (d - Md)


(32)

N = subjek pada sampel d.b. = ditentukan dengan N – 1

3.4.2.5. Analisis Data Hasil Observer

Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan oleh observer yang terdiri dari dua orang.

Berikut merupakan skala penilaian hasil observasi. A= 3,5 – 4,0

B= 2,5 – 3,4 C= 1,5 – 2,2 D= 0 -1,5

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan tes.


(33)

3.5.1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan/Sekolah : SMAN 6 BANDUNG Kelas/ Semester : X/ 2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Pokok Bahasan : Puisi

Jumlah Pertemuan : 2 x 45 menit (5x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi

Berbicara : 14. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi

B. Kompetensi Dasar

14.1. Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran dan imajinasi melalui diskusi

C. Indikator

 Menjelaskan struktur fisik puisi

 Menjelaskan struktur batin puisi

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan struktur fisik (diksi, imaji, kata kongkret, tipografi dan gaya bahasa) puisi dengan tepat.

2. Siswa dapat menjelaskan struktur batin (tema, rasa, nada, amanat) puisi dengan tepat.


(34)

E. Materi Pokok

1. Puisi

a. Struktur Batin/Hakikat (Diksi, Imaji, Kata Kongkret, Tipografi Dan Gaya Bahasa)

b. Sruktur Fisik/Metode (Tema, Perasaan, Nada dan Suasana, Makna, Amanat)

2. Apresiasi Puisi 3. Musikalisasi Puisi

1. PUISI

A. Membahas gambaran penginderaan, perasaan, dan imajinasi

puisi.

Puisi tercipta oleh seseorang yang terlatih dalam olah indera, rasa, pikiran, dan imajinasi. Sekian unsur tersebut bergerak bersama. Namun demikian, tidak semua unsur tersebut memiliki porsi atau andil yang sama dalam melukiskan sebuah puisi. Atas dasar itulah lahir beberapa puisi yang bersifat sebagai berikut.

a. Indratif (gambaran pengindraan, penglihatan, penciuman, pendengaran, dan lain-lain).

b. Sensitif emosional (gambaran kepekaan perasaan). c. Sensitif intelektual (kepekaan berpikir).


(35)

Dalam memahami (pembaca) dan untuk mencipta puisi (penyair atau penulis), harus menguasai diksi. Diksi (pilihan kata) inilah yang menuntun pembaca untuk mengetahui jenis puisi dan lebih dalam lagi makna puisi, demikian pula bagi sang penulis (Setiono, Agus dkk. 2009:149).

Adi Abdul Somad, dkk. (2007:200) menyatakan bahwa citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji (image). Adapun gambaran pikiran adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai, yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan). Jika dilihat dari fungsinya, citraan atau pengimajian lebih cenderung berfungsi untuk mengingatkan kembali apa yang telah dirasakan. Dengan demikian, citraan tidak membuat kesan baru dalam pikiran. Kita akan kesulitan menggambarkan objek atau sesuatu yang disampaikan dalam puisi jika kita belum pernah sama sekali mengalami atau mengetahuinya. Oleh karena itu, kita akan mudah memahami puisi jika memiliki simpanan imaji-imaji yang diperoleh dari pengalamannya.

Berikut ini beberapa jenis citraan yang dapat ditimbulkan puisi, yaitu:

a. Citraan Penglihatan

Citraan penglihatan ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata). Citraan ini merupakan jenis yang paling sering digunakan penyair. Citraan penglihatan mampu memberi rangsangan kepada indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.


(36)

b. Citraan Pendengaran

Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga). Citraan ini dapat dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, suara mengiang, berdentum-dentum, dan sayup-sayup.

c. Citraan Perabaan

Citraan perabaan atau citraan tactual adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indra peraba (kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang menyebabkan kita merasakan rasa nyeri, dingin, atau panas karena perubahan suhu udara.

d. Citraan Penciuman

Citraan penciuman atau pembauan disebut juga citraan olfactory. Dengan membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu. Citraan atau pengimajian melalui indra penciuman ini akan memperkuat kesan dan makna sebuah puisi.

e. Citraan Pencicipan atau Pengecapan

Citraan pencicipan disebut juga citraan gustatory, yakni citraan yang muncul dari puisi sehingga kita seakan-akan mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa asin, pahit, asam, manis, atau pedas.


(37)

f. Citraan Gerak

Dalam larik-larik puisi, kamu pun dapat menemukan citraan gerak atau kinestetik. Yang dimaksud citraan gerak adalah gerak tubuh atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan tersebut. Munculnya citraan gerak membuat gambaran puisi menjadi lebih dinamis.

B. Membahas pikiran/maksud puisi melalui diskusi

Menurut Agus Setiono, dkk. (2009:150) untuk dapat memahami tema, isi, dan pesan sebuah puisi diperlukan kegiatan perenungan (kontemplasi). Hanya melalui perenungan seseorang akan dapat memahami, menghayati, dan menilai sekaligus mengapresiasi (menghargai) puisi. Dari hasil perenungan akan muncul kemampuan interpretasi atau penafsiran arti/makna puisi. Menginterpretasi puisi adalah upaya memberi makna terhadap puisi. Dengan interpretasi akan dapat diraba tema, isi, dan pesan sebuah puisi. Berikut merupakan unsur-unsur puisi yang meliputi struktur batin dan struktur fisik puisi (Waluyo, 1995:71-97).

1. Struktur batin puisi terdiri dari.

b. Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih


(38)

banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

c. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.

d. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

e. Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca

f. Makna puisi adalah arti atau maksud yang terkandung dalam puisi yang dapat ditangkap oleh pembaca sesuai tingkat pengalaman dan pengetahuannya. Sekali lagi, makna puisi hanya dapat ditangkap melalui penafsiran/interpretasi. Karena itu, makna puisi akan berbeda-beda manakala penafsirnya tidak sama. Bahkan, bukan tidak mungkin akan bertolak belakang. Dalam penafsiran pasti


(39)

akan ada unsur subjektivitas. Kedewasaan, kemantapan pengalaman, dan pengetahuan penafsir akan menentukan mutu rumusan makna puisi. Sudah barang tentu, hanya penyairnya yang tahu makna puisi tersebut

Pada umumnya untuk dapat memberi makna pada sebuah puisi seseorang merasa perlu melalui tahap membuat parafrasa. Membuat parafrasa (puisi) adalah kegiatan mengubah pengertian dengan maksud untuk dapat menjelaskan maksud atau maknanya yang tersembunyi. Parafrasa biasanya diawali dengan menambahi atau menyelipkan kata-kata atau tanda baca dalam puisi bersangkutan. Maksudnya adalah agar kalimat-kalimat, larik-larik, dan baitbait terasa lebih lancar. Cara ini juga bertujuan menampilkan kembali kata-kata atau tandatanda baca yang semula sengaja dihilangkan oleh penyairnya. Kata-kata atau tanda-tanda baca tambahan tersebut ditempatkan dalam tanda kurung. Langkah selanjutnya mengubah puisi tersebut ke dalam bentuk prosa yang kata-kata di dalamnya sudah didominasi kata-kata atau kalimat-kalimat si pembuat parafrasa.

2. Struktur fisik puisi terdiri dari:

a. Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital


(40)

dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

b. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya, karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-kata di dalam puisi harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

c. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasseakan-akan seperti apa yang dialami penyair.

d. Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan

dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju”

melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan

kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.

e. Gaya bahasa/majas yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi


(41)

tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna (Waluyo,1995:83-86). Adapun macam-macam bahasa figuratif atau majas, antara lain.

 Metafora. Metafora adalah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan itu tidak disebutkan.

 Perbandingan (simile). Perbandingan adalah kiasan tidak langsung, artinya benda yang dikiaskan keduaduanya ada bersama pengiasannya dan digunakan kata-kata seperti, laksana, bagaikan, bagai, bak.

 Personifikasi. Personifikasi adalah keadaan atau peristiwa alam yang sering dikiaskan sebagai keadaan atau peristiwa yang dialami oleh manusia.Dalam hal ini benda mati dianggap sebagai manusia persona atau di”personifikasi”kan. Hal ini digunakan untuk memperjelas penggambaran peristiwa dan keadaan itu.

 Hiperbola. Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan. Penyair perlu melebih-lebihkan hal yang diperbandingkan agar mendapatkan perhatian yang lebih seksama dari pembaca.


(42)

 Sinekdok. Secara harfiah sinekdok berarti mengambil bersama,berbuat sesama, memahami sesuatu melalui yang lain. Sinekdok merupakan salah satu bahasa kiasan yang menyebutkan sebagian atau bagian penting untuk benda itu sendiri. Sinekdok dibagi menjadi dua yaitu pars pro toto dan totem pro parte. Pars pro toto adalah gaya bahasa dalam melukiskan suatu peristiwa dengan menyebutkan suatu bagian sedang yang dimaksud seluruhnya. Totem pro parte adalah gaya bahasa dalam melukiskan suatu peristiwa atau hal dengan menyatakan suatu keseluruhan sedang yang di maksud hanya sebagian.

 Ironi. Ironi adalah kata-kata yang bersifat berlawanan untuk memberikan sindiran.

 Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:

1. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.). 2. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi,

persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya.

3. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya


(43)

bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

2. Apresiasi Puisi

A. Proses Apresiasi Puisi

a. Kegiatan langsung

Kegiatan ini diantaranya adalah membaca puisi, deklamasi puisi, rampak puisi, musikalisasi puisi, dan menyaksikan pertunjukkan puisi

b. Kegiatan tidak langsung

Kegiatan ini meliputi pembelajaran sejarah, teori, konsep, dan ulasan tentang puisi

c. Kegiatan dokumentatif

Kegiatan ini merupakan pengumpulan hasil karya penyair baik berupa artikel, buku, kaset ataupun video tentang puisi. d. Kegiatan kreatif

Kegiatan ini merupakan upaya penciptaan/penulisan puisi dan mengaransmen puisi dengan unsur-unsur musik/memusikalisasi puisi.

Squire dan Taba (Mubarok, 2008: 3), proses apresiasi melibatkan.

1. Aspek Kognitif: keterlibatan intelek pembaca dalam memahami karya


(44)

2. Aspek Emotif : keterlibatan unsur emosi pembaca dalam menghayati karya

3. Aspek Evaluatif: kegiatan memberikan penilaian baik buruknya karya sastra secara personal oleh pembaca.

B. Syarat Apresiator

1. Kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami maupun menikmati unsur-unsur keindahan yang terdapat dalam cipta sastra

2. Pemilikan pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan dan kemanusiaan

3. Pemahaman terhadap aspek kebahasaan

4. Pemahaman terhadap unsur-unsur intrinsik cipta rasa yang berkaitan dengan telaah teori sastra.

C. Tingkatan Apresiasi

1. Tingkat Pertama

Mampu memperoleh pengalaman yang terkandung pada objek yang diapresiasi, yaitu mampu melibatkan pikiran, perasaan, dan khayal pada objek yang diapresiasi

2. Tingkat Kedua

Mampu memperoleh pengalaman yang lebih mendalam, yaitu mampu melibatkan daya intelektual dengan giat. Dengan


(45)

menggunakan pengertian teknis pada bidang yang diperoleh adalah nilai-nilai yang terdapat secara intrinsik pada bidang yang diapresiasinya

3. Tingkat Ketiga

Mampu memperoleh pengalaman yang lebih mendalam dan meluas, yaitu dengan berdasarkan pengalaman apresiasi pada tingkat sebelumnya, mampu melibatkan faktor ektrinsik yang terkait dengan bidang yang diapresiasi (Rusyana, 1979: 8-9).

Tingkatan-tingkatan tersebut sejalan dengan pendapat Akhmad (1990: 28-29), yakni.

1. Apresiasi empatik

Apresiasi ini menempatkan tahap ketika seseorang terlibat secara intelektual (mengenai ilmunya), secara imajinatif (membayangkan), dan secara emosional (ikut merasakan) karya itu.

2. Apresiasi estetik

Apresiasi ini merupakan tahap ketika seseorang sudah mampu membedakan antara karya yang baik dan kurang baik. Disamping itu, dia juga mengalami keterlibatan kritis.

3. Apresiasi kritik

Apresiasi ini merupakan tahap ketika seseorang karena penguasaannya terhadap konsep-konsep yang berhubungan dengan


(46)

suatu karya seni, dapat menjelaskan secara fasih, baik mengenai apresiasinyamaupun mengenai nilai karya tersebut.

D. Manfaat Apresiasi

1. Memberikan informasi yang berhubungan dengan pemerolehan nilai-nilai kehidupan.

2. Memperkaya pandangan kehidupan sebagai salah satu unsur yang berhubungan dengan pemberian arti mampu meningkatkan nilai kehidupan manusia itu sendiri (Aminudin, 2004: 63).

3. Musikalisasi Puisi

Musikalisasi puisi merupakan salah satu bentuk mengapresiasi puisi selain membaca, deklamasi, rampak dan dramatisasi puisi. Namun, banyak orang yang berasumsi bahwa puisi yang dimusikalisasikan adalah lirik puisi yang dilagukan secara menyeluruh. Tentu anggapan ini keliru dengan arti musikalisasi itu sendiri. Dalam puisi, istilah musikalisasi berperan untuk memberi unsur-unsur musik pada penyampaian puisi yang bersifat verbal.

Musikalisasi puisi merupakan sarana mengomunikasikan puisi kepada apresian melalui persembahan musik (nada, irama, lagu, atau nyanyian). Adapun tiga jenis musikalisasi puisi, sebagai berikut.


(47)

1. Musikalisasi Puisi Awal

Musikalisasi puisi awal adalah musikalisasi puisi yang dibawakan dengan cara pembacaan puisi yang dilatarbelakangi satu komponen musik, baik musik vokal maupun music instrumental.

2. Musikalisasi Terapan

Musikalisasi terapan adalah musikalisasi puisi yang man syair-syair puisi ditetapkan menajdi lirik lagu, sebagaimana lagu-lagu popular pada umumnya.

3. Musikalisasi Puisi Campuran

Musikalisasi puisi campuran adalah musikalisasi puisi yang ditampilkan dengan cara menyuguhkan komposisi musik yang didalamnya ada sebuah puisi yang syair-syairnya ada yang dilagukan dan dinarasikan.

Dalam memusikalisasi sebuah puisi, tidak selamanya harus menggunakan alat musik modern. Bermacam-macam alat musik dapat digunakan. Dari mulai alat musik canggih, sampai alat musik tradisional pun bisa digunakan. Hal yang penting adalah bahwa alat musik tersebut bisa mendukung dan menonjolkan karakter puisi (Mulyana, 1997:57). Dalam musikalisasi puisi, terdapat kriteria penilaian sebagai berikut.

a. Penghayatan

Penghayatan disini merupakan penghayatan puisi sebagai unsur batin yang terpenting. Melalui penghayatan akan memunculkan interpretasi terhadap vokal, penampilan, dan keserasian sebagai wujud eksplorasi lahiriah. Penyajian penghayatan meliputi tema puisi, tujuan puisi, nada, dan


(48)

rasa. Seluruh komponen tersebut adalah kesatuan utuh, sehingga eksplorasi keseluruhannya muncul dari sini

b. Vokal

Kemampuan eksplorasi vokal harus mencapai taraf keseimbangan antara suara vokal manusia dan instrumen.dalam dunia musik, vokal mencakup vokal manusia dan vokal instrumen. Indikasi tinggi rendah suara adalah penciptaan jenis suara, dan tekanan nada eksplorasi karakteristik naca.

c. Penampilan

Penampilan yang diharapkan adalah wujud berupa mimik, pantomimik dengan indikasi tema tersampaikan melalui bentuk-bentuk tersebut

d. Kesesuaian

Kesesuaian yang diharapkan adalah keserasaian berupa harmoniasasi permainan bunyi, warna bunyi, ragam musik yang disajikan selaras dengan interpretasi terhadap penghayatan menjadi standar terbaik dalam penilaian.

Alat musik yang digunakan dalam memusikalisasi puisi pun tidak terbatas dan tidak dibatasi. Pendapat ini didukung oleh Putu Fajar Arcana (Kompas, 2004)

yang mengemukakan bahwa ”selama ini musikalisasi cenderung diidentikkan

dengan minimalitas penggunaan alat musik”. Banyak yang beranggapan musikalisasi harus bernuansa sendu dan sunyi, padahal cara pengapresiasian puisi itu tidak terbatas, seperti halnya dengan nada dan suasana puisi itu sendiri. Pengetahuan dan pengalaman pembaca dalam memahami puisi berbeda-beda,


(49)

sehingga dapat menyebabkan penafsiran yang berbeda pula dalam mengartikan maksud puisi. Sifat multitafsir pada puisi inilah yang membuat proses memusikalisasi pun dapat berupa akibat dari pemaknaan yang kita rasakan saat membaca puisi, tidak selalu sendu, tetapi dapat terasa riang gembira atau bahkan patriotik dengan semangat menggebu-gebu.

F. Pendekatan Pembelajaran: konsep

G. Metode Pembelajaran:

 Performansi

 Ceramah

 Diskusi

 Penugasan

H. Model Pembelajaran : inquiri

I. Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

 Membahas isi puisi

 Memahami puisi

Isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan,

pikiran, dan imajinasi

Siswa mendiskusikan isi puisi (gambaran penginderaan, perasaan,

pikiran, dan imajinasi).


(50)

PERTEMUAN 1 (PRATES)

Langkah Kegiatan

Nilai Budaya dan Karakter

Bangsa

Waktu

KEGIATAN AWAL 25 menit

Pengondisian Siswa dikondisikan oleh ketua kelas untuk memberi

salam kepada guru. Kesopanan

5 menit Guru mengondisikan siswa dengan mengecek

kehadiran siswa, juga mengondisikan kelas dengan cara memeriksa kerapihan dan kebersihan kelas.

Kedisiplinan

Menarik Perhatian Siswa

Guru bertanya, “Siapa yang ingin mempunyai tas

baru? (Jawaban siswa). Ya, kalian beli saja sendiri!

(Guyonan/Humor). “Dalam memilih tas yang kalian

sukai, tentu kalian harus memilih, memeriksa, kemudian membeli atau membuat sendiri, ya kan? (Mengarahkan pada proses pengenalan, menyukai, dan produksi). Kemudian dihubungkan dengan materi pembelajaran puisi (apresiasi, menyukai, produksi/menulis puisi). Nah sekarang, siapa yang menyukai karya sastra khususnya puisi? (Jawaban siswa). Begitu juga puisi, agar kita menyukai dan bisa menulis sebuah puisi, kita harus mengalami proses yang dinamakan apresiasi terlebih dahulu (mengarahakan kepada proses apresiasi).

Komunikatif 10 menit

Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mengapresiasi puisi Derai-derai Cemara karya

Chairil Anwar dengan cara dibacakan, siswa lain


(51)

Motivasi menyimak.

Guru memberikan reward kepada siswa yang membaca dengan tepuk tangan dan nilai lebih.

Apersepsi

Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya mengenai mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi.

Komunikatif 5 menit Memberi Acuan

dan Motivasi

Guru membacakan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

Guru membagikan naskah puisi Derai-derai Cemara karya Chairil Anwar.

KEGIATAN INTI 55 menit

Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi

Siswa menganalisis puisi tersebut berdasarkan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, imajinasi dan maksud puisi.

Rasa Ingin

Tahu 55 menit

KEGIATAN AKHIR 10 menit

Refleksi Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya atau

memberikan pendapat mengenai KBM hari ini Aktif,

Komunikatif 10 menit Penutup Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam


(52)

PERTEMUAN KE-2 (PERLAKUAN 1)

Langkah Kegiatan

Nilai Budaya dan Karakter

Bangsa

Waktu

KEGIATAN AWAL 15 menit

Pengondisian

Siswa dikondisikan oleh ketua kelas untuk memberi

salam kepada guru. Kesopanan

5 menit Guru mengondisikan siswa dengan mengecek

kehadiran siswa, juga mengondisikan kelas dengan cara memeriksa kerapihan dan kebersihan kelas.

Kedisiplinan

Menarik Perhatian

Siswa

Guru memperkenalkan istilah musikalisasi puisi sebagai salah satu bentuk cara mengapresaisi puisi selain dibacakan.

Komunikatif 10 menit Apersepsi

Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya mengenai mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi.

Memberi Acuan dan

Motivasi

Guru membacakan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

KEGIATAN INTI 65 menit

Eksplorasi

Siswa mendiskusikan materi yang akan dibahas yaitu cara menemukan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, imajinasi dan maksud yang terkandung di dalam puisi yang ditampilkan menggunakan power

point oleh guru.

Komunikatif, Aktif Rasa Ingin

20 menit


(53)

karya Sapardi Djoko Damono yang dibagikan oleh guru

Tahu

Siswa mendengarkan sebuah musikalisasi puisi berjudul Pada Suatu Hari Nanti karya Sapardi Djoko

Damono ciptaan, arransmen dan live performance

guru dengan menggunakan alat musik gitar dan harmonika di depan kelas

Elaborasi

Siswa menganalisis puisi tersebut berdasarkan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, imajinasi dan maksud puisi.

Komunikatif Tanggung

jawab Rasa ingin tahu

35 menit Salah seorang siswa mempresentasikan hasil analisis

puisi tersebut

Konfirmasi Siswa mendiskusikan hasil analisis puisi Komunikatif 10 menit

KEGIATAN AKHIR

Penegasan Materi

Guru menyimpulkan hasil analisis siswa

Komunikatif 5 menit Refleksi Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami.


(54)

PERTEMUAN KE-3 (PERLAKUAN 2)

Langkah Kegiatan

Nilai budaya dan karakter

bangsa

Waktu

KEGIATAN AWAL 15 menit

Pengondisian

Siswa dikondisikan oleh ketua kelas untuk memberi

salam kepada guru. Kesopanan

5 menit Guru mengondisikan siswa dengan mengecek

kehadiran siswa, juga mengondisikan kelas dengan cara memeriksa kerapihan dan kebersihan kelas.

Kedisiplinan

Menarik Perhatian

Siswa

Guru memperlihatkan foto dirinya sendiri saat tampil dalam sebuah acara musikalisasi puisi, melalui slide

power point Komunikatif

10 menit Apersepsi Guru sedikit mengulas tentang materi yang dibahas

sebelumnya

Motivasi Guru membacakan tujuan pembelajaran.

KEGIATAN INTI 65 menit

Eksplorasi dan Konsolidasi

Siswa membaca naskah puisi Sonet 4 karya Sapardi

Djoko Damono yang dibagikan oleh guru

Komunikatif,

Aktif 10 menit Siswa mendengarkan rekaman musikalisasi puisi

Sonet 4 Karya Sapardi Djoko Damono yang

diciptakan dan diarransment oleh guru.

Elaborasi Siswa menganalisis puisi tersebut berdasarkan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, imajinasi

Komunikatif


(55)

dan maksud puisi. Jawab Rasa Ingin Tahu Salah seorang siswa mempresentasikan hasil analisis

puisi tersebut

Konfirmasi

Siswa mendiskusikan hasil analisis puisi

Komunikatif 20 menit Siswa menyimpulkan hasil analisis puisi

Siswa dan guru melantunkan musikalisasi puisi Sonet

4 Karya Sapardi Djoko Damono

KEGIATAN AKHIR 10 menit

Penegasan Materi

Guru menyimpulkan hasil analisis siswa

Komunikatif 10 menit Refleksi Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami.


(56)

PERTEMUAN KE-4 (PERLAKUAN 3)

Langkah Kegiatan

Nilai budaya dan karakter

bangsa

Waktu

KEGIATAN AWAL 15 menit

Pengondisian

Siswa dikondisikan oleh ketua kelas untuk memberi

salam kepada guru. Kesopanan

5 menit Guru mengondisikan siswa dengan mengecek

kehadiran siswa, juga mengondisikan kelas dengan cara memeriksa kerapihan dan kebersihan kelas.

Kedisiplinan

Menarik Perhatian

Siswa

Guru memperlihatkan foto (guru/peneliti) saat tampil dalam sebuah acara musikalisasi puisi, melalui slide

power point

Komunikatif 10 menit Apersepsi Guru sedikit mengulas tentang materi yang dibahas

sebelumnya

Motivasi Guru membacakan tujuan pembelajaran.

KEGIATAN INTI 65 menit

Eksplorasi dan Konsolidasi

Siswa membaca naskah puisi Kamar karya Irwan

Bajang yang dibagikan oleh guru

Komunikatif,

Aktif 10 menit Siswa mendengarkan rekaman musikalisasi puisi

Kamar karya Irwan Bajang yang diciptakan dan

diarransment oleh guru.

Elaborasi Siswa menganalisis puisi tersebut berdasarkan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, imajinasi

Komunikatif


(57)

dan maksud puisi. Jawab Rasa Ingin

Tahu Salah seorang siswa mempresentasikan hasil analisis

puisi tersebut

Konfirmasi

Siswa mendiskusikan hasil analisis puisi

Komunikatif 20 menit Siswa menyimpulkan hasil analisis puisi

Siswa dan guru melantunkan musikalisasi puisi

Kamar Karya Irwan Bajang

KEGIATAN AKHIR 10 menit

Penegasan Materi

Guru menyimpulkan hasil analisis siswa

Komunikatif 10 menit Refleksi Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami.


(58)

PERTEMUAN 5 (PASCATES)

Langkah Kegiatan

Nilai Budaya dan Karakter

Bangsa

Waktu

KEGIATAN AWAL 15 menit

Pengondisian Siswa dikondisikan oleh ketua kelas untuk memberi

salam kepada guru. Kesopanan

5 menit Guru mengondisikan siswa dengan mengecek

kehadiran siswa, juga mengondisikan kelas dengan cara memeriksa kerapihan dan kebersihan kelas.

Kedisiplinan

Menarik perhatian siswa

Guru membagikan naskah puisi Derai-derai

Cemara karya Chairil Anwar Komunikatif 5 menit

Apersepsi Guru mengaitkan materi yang sudah dipelajari

dengan materi yang akan dipelajari Komunikatif 5 menit Memberi acuan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

KEGIATAN INTI 70 menit

Eksplorasi, Elaborasi, Konsolidasi,

Siswa menganalisis naskah puisi yang telah dibagikan guru berdasarkan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, imajinasi dan maksud puisi.

Komunikatif 40 menit

Siswa di dalam kelas dibagi menjadi 8 kelompok

yang terdiri dari 5-6 orang. Komunikatif

10 menit Siswa membahas hasil pekerjaan individunya, secara

berkelompok

Komunikatif, Tanggungjawab Salah satu kelompok mempresentasikan hasil

diskusi. Keberanian, 15 menit


(59)

K. Sumber/ Alat/ Bahan Belajar

1. Buku Sekolah Elektronik

a. Somad, A.A, dkk. (2007). Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

b. Setiono, A, dkk. (2009). Piawai Berbahasa Cakap Bersastra

Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

2. Naskah Puisi

1. Derai-derai Cemara (Chairil Anwar)

2. Sonet 4, Pada Suatu Hari Nanti (Sapardi Djoko Damono)

3. Kamar (Irwan Bajang)

3. Buku

a. Pradopo, R.J. (1999). Teori Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

b. Waluyo, H. J. (1995). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga 4. Laptop/Power Point

5. Speaker Aktif

6. Gitar dan Harmonika

Konfirmasi Siswa menyimpulkan hasil diskusi Komunikatif 5 menit

KEGIATAN AKHIR 10 menit

Penegasan Materi

Guru menyimpulkan hasil diskusi

Aktif,

Komunikatif 5 menit Refleksi Guru mempersilahkan siswa untuk menanggapi

proses KBM yang telah berlangsung


(60)

O. Media Pembelajaran

Media Audio Visual

a. Rekaman Musikalisasi Puisi b. Live Performance

P. Penilaian

Prosedur : tes tertulis/lisan, penugasan

Penilaian Kognitif

Jenis Tagihan:

1. Penilaian Afektif : Format Pengamatan 2. Penilaian Psikomotor : Unjuk Kerja

3. Penilaian Kognitif : Uraian Bebas

1. Lembar Penilaian Afektif

No Nama siswa Kriteria / aspek Nilai

1 2 3 4 5

1. 2. 3.

NO. KRITERIA PENILAIAN NILAI

1. Kesiapan Belajar

a. Siap A

b. Kurang siap B

c. Tidak siap C

2. Kefokusan Selama Belajar

a. Fokus A

b. Kurang fokus B

c. Tidak fokus C

3. Keaktifan Berdiskusi


(61)

b. Kurang aktif B

c. Tidak aktif C

4. Kerajinan Dalam Mengerjakan Tugas

a. Tugas lengkap A

b. Tugas kurang lengkap B

c. Tugas tidak lengkap C

5. Ketepatan Waktu Dalam Mengumpulkan Tugas

a. Tepat waktu A

b. Kurang tepat waktu B

c. Tidak tepat waktu C

Pedoman Penilaian Afektif

A: Sangat Baik B: Baik

C: Kurang Baik

2. Lembar Penilaian Psikomotor

No Nama siswa Kriteria / aspek Nilai

1 2 3

1. 2. 3.

NO. KRITERIA PENILAIAN NILAI

1. Keterampilan Tata Cara Berdiskusi

a. Berpendapat 25

b. Bertanya 25

c. Menyanggah 25

d. Menghargai pendapat orang lain 25


(62)

2. Ketepatan Penggunaan Struktur Bahasa

a. Tanda baca 30

b. Ejaan 30

c. Kalimat Efektif 40

SKOR 100

3. Penampilan Mengapresiasi

Musikalisasi Puisi

a. Lagu 30

b. Musik 30

c. Penghayatan 40

SKOR TOTAL 100

NILAI

Pedoman Penilaian Psikomotor Nilai: ∑ Skor Siswa x 100:3 Skor Total

3.5.2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193)

Pemilihan instrumen tes ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi. Tes dilakukan melalui dua tahap, yaitu pretes dan postes. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa mengapresiasi puisi sebelum mendapat perlakuan musikalisasi puisi. Selanjutnya postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa mengapresiasi puisi setelah diberikan perlakuan media musikalisasi puisi.


(63)

Bentuk tes yang digunakan yaitu berupa tes mengapresiasi puisi yang berjudul Aku karya Chairil Anwar. Selain format tes, disusun pula format penilaian kemampuan mengapresiasi puisi sebagai penjelas dan tolak ukur penilaian.

Adapun lembar tes yang telah disusun yaitu sebagai berikut.

Lembar Pedoman Penilaian Kognitif

No Nama siswa Kriteria / aspek Nilai

1 2 3

1. 2. 3.

NO. KRITERIA PENILAIAN PEROLEHAN NILAI

1. Pokok Pikiran

 Menguraikan dengan tepat dan memuat lengkap 3 pokok pikiran sesuai jumlah bait

 Menguraikan dengan tepat, tetapi hanya memuat 2 pokok pikiran.

 Menguraikan dengan tepat, tetapi hanya memuat 1 pokok pikiran

20

10 5

2. Maksud/Makna

 Makna yang dijelaskan sesuai dengan isi puisi

 Makna yang dijelaskan kurang sesuai dengan isi puisi

20

10

3. Perasaan

 Perasaan yang disampaikan sesuai dengan ungkapan hati penyair, dan dijelaskan

 Perasaan yang disampaikan

10


(1)

diterima. Perbedaan terlihat dari data hasil angket dan hasil belajar siswa yang dibuktikan melalui kelengkapan dan ketepatan uraian pengungkapan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi. Tentu saja hal ini tidak lepas dari proses belajar puisi melalui media yang mengandung unsur musik berupa musikalisasi puisi yang ditampilkan peneliti dengan membawakan karya asli sendiri. Secara tidak langsung, hal tersebut mampu menarik minat, bakat, dan motivasi siswa untuk mengapresiasi puisi dari sudut pandang lain. Maka dari beberapa hasil penelitian tersebut, media musikalisasi puisi dinyatakan efektif dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses dan hasil pembelajaran mengapresiasi puisi siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dipeorleh dari nilai pascates dan angket, serta simpulan yang telah dikemukakan, maka saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut.

1. Hasil penelitian membuktikan media musikalisasi puisi efektif diterapkan dalam pembelajaran mengapresiasi puisi. Dengan demikian, media musikalisasi puisi dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa dan sastra Indonesia khususnya mata pelajaran puisi.


(2)

2. Dalam mengatasi kualitas hasil belajar siswa mengapresiasi puisi, masalah utama yang harus diatasi guru yaitu bagaimana cara meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa merasa nyaman dan semangat mengikuti proses pembelajaran. Maka, hal yang paling menentukan yaitu peran terampil guru di depan kelas dan pemilihan media yang diterapkan. Kekreatifitasan guru dan ketepatan media yang diterapkan akan memberikan stimulus positif bagi siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu secara langsung menjadi objek model pembelajaran, misalnya dengan menampilkan musikalisasi puisi di depan kelas dari hasil karya guru itu sendiri. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran yang tentunya berpengaruh baik pada hasil kerja siswa.

3. Dalam rangka meningkatkan ketertarikan dan keterampilan siswa mempelajari dan mengapresiasi puisi, peneliti berharap akan ada variasi metode, pendekatan, teknik, cara atau strategi yang diterapkan guru guna menumbuhkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….…... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 11

1.3.Batasan Masalah... 11

1.4.Rumusan Masalah ... 12

1.5.Tujuan Penelitian………... ... 12

1.6.Manfaat Penelitian………...... ... 12

1.7.Anggapan Dasar………...... ... 14

1.8.Hipotesis……….... ... 14

1.9.Definisi Operasional………... 14

BAB 2 LANDASAN TEORI……….. ... 16

2.1.Puisi………... ... 16

2.1.1.Pengertian……….... ... 16

2.1.2.Unsur-unsur………..... ... 17

2.1.2.1. Struktur Fisik………... ... 17

2.1.2.2. Struktur Batin………... ... 21

2.1.3.Jenis-jenis……….... ... 22

2.1.3.1. Puisi Lama………... ... 22

2.1.3.2. Puisi Baru………..... ... 25

2.1.3.3. Puisi Kontemporer... ... 35

2.2.Apresiasi Puisi………... ... 39

2.2.1.Pengertian………..... ... 39

2.2.2.Kegiatan ... ... 40

2.2.3.Tingkatan………...………..…... 41


(4)

2.3.Media Pembelajaran……….... ... 44

2.3.1.Pengertian………..... ... 44

2.3.2.Ciri-ciri………..... ... 45

2.3.3.Jenis-jenis………..... ... 46

2.3.4.Manfaat………..... ... 47

2.3.5.Kriteria Pemilihan………..... ... 50

2.4.Musikalisasi Puisi………... ... 56

2.4.1.Pengertian………..... ... 56

2.4.2.Manfaat………..... ... 57

2.4.3.Kriteria………..... ... 58

2.4.4.Penggunaan Alat Musik... ... 59

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN………... ... 60

3.1. Metode Penelitian……….... 60

3.2.Desain Penelitian... ... 61

3.3.Populasi dan Sampel……….... ... 61

3.3.1.Populasi... ... 61

3.3.2.Sampel... ... 62

3.4. Teknik Penelitian... ... 63

3.4.1.Teknik Pengumpulan Data... ... 63

3.4.2.Teknik Pengolahan Data,…...……... ... 70

3.5. Instrumen Penelitian………..………... 75

3.5.1.RPP... ... 77

3.5.2.Tes... ... 104

3.5.3.Observasi... ... 108

3.5.4.Angket... ... 109

3.6. Prosedur Penelitian... 111

3.6.1.Perencanaan... 112

3.6.2.Pelaksanaan ... 112


(5)

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... ... 115

4.1. Deskripsi Data... ... 115

4.2.Analisis Data Kuantitatif... ... 130

4.3.Pembahasan Hasil Penelitian ... 159

BAB 5 PENUTUP... ... 169

5.1.Simpulan ... ... 169

5.2.Rekomendasi ... ... 170

DAFTAR PUSTAKA ... 172

DAFTAR LAMPIRAN ... 174


(6)

DAFTAR TABEL

3.1. Pola Control Group Pretes dan Postes... 61

3.2. Populasi Penelitian... 62

3.3. Sampel Penelitian ... 63

3.4. Lembar Observasi Guru ... 67

3.5. Lembar Pedoman Penilaian Kognitif... 69

3.6. Koefisien Korelasi Guliford ... 71

4.1. Data Rata-Rata Penilaian Pretes Mengapresiasi Puisi ... 103

4.2. Data Rata-Rata Penilaian Postes Mengapresiasi Puisi ... 133

4.3. Tingkat Perbedaan Nilai Pretes dan Postes ... 135

4.4. Data Hasil Uji Antarpenimbang Pretes ... 138

4.5. Format Anova Pretes ... 142

4.6. Data Hasil Uji Antarpenimbang Postes ... 143

4.7. Format Anova Postes ... 147

4.8. Daftar Distribusi Mean Pretes ... 149

4.9. Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Pretes ... 150

4.10. Daftar Distribusi Mean Postes ... 152

4.11. Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Postes ... 153


Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Peluan Siswa Kelas XI IPA 5 Dan 6 SMAN 2 JEMBER Tahun Ajaran 2006/2007

0 4 72

KAJIAN PATOLOGI SOSIAL KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA RENDRA

0 5 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM ( Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 7 48

Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Animalia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

1 11 67

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DALAM MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012-2013 (Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012-2013)

0 14 106

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEGEDONG KABUPATEN MEMPAWAH

0 1 11

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PUISI

1 1 14

1 PROSES PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SISWA SMAN 1 SUNGAI RAYA

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN MEDIA LIRIK LAGU TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI ANAK SISWA SEKOLAH DASAR

1 1 9