Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Animalia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK KINGDOM ANIMALIA
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa
Lampung Barat Semester Genap
Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh
HUTRI PADMA DA SILVA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio
visual terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa. Desain penelitian adalah pretespostes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2
yang dipilih secara purposive sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa, diperoleh dari rata-rata
nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis menggunakan uji-t dan uji-u
dengan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa
yang diperoleh melalui observasi dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengggunaan media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dibuktikan rata-rata N-gain sebesar 25,32 ±
16,32. Peningkatan hasil belajar juga terjadi pada indikator aspek kognitif (C2,

C4) dengan rata-rata N-gain pada indikator C2 sebesar 23,15 ± 21,42; indikator

Hutri Padma Da Silva

C4 sebesar 28,49 ± 22,56. Sedangkan rata-rata aktivitas belajar siswa dalam
semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen yaitu 76,19 ± 12,43 dengan
kriteria sedang. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media audio
visual berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan
berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Kata kunci: hasil belajar, media audio visual, kingdom animalia.

iii

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK KINGDOM ANIMALIA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung
Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)


(Skripsi)

Oleh
Hutri Padma Da Silva

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Liwa 17 Agustus 1990, yang
merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan
Bapak R. Agus Sudrajat, S.Pd., dan Ibu Haryati. Tempat
tinggal penulis di Desa Pasar Liwa Rt 001 Kecamatan
Balik Bukit, Lampung. Cp (081373808488). Penulis
mengawali Pendidikan nonformal di TK Nurul Islam pada tahun (1995-1996),
kemudian melanjutkan ke pendidikan formal di SD Negeri 3 Liwa (1996-2003),

SMPN 1 Liwa (2003-2006), SMAN 1 Liwa (2006-2009). Pada tahun 2009,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur
PMDK (Penerimaan Berdasar Minat dan Kemampuan).
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa
Eksakta (Himasakta) Tahun 2009/2010. Penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Sukadana dan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Timur tepatnya di Desa Pasar Sukadana
Kecamatan Sukadana (Tahun 2012), dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1
Liwa untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2014).

vii

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat beriring salam selalu
dicurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan yang terang benderang
bagi kemaslahatan umat manusia di bumi.

Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini
untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:
Yang tercinta ibu dan bapakku, yang telah mendidik dan membesarkanku
dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu
menguatkanku, mendukung segala langkahku menuju kesuksesan dan
kebahagian.
Adik-adikku, yang selalu memotivasiku dan menyayangiku; serta keluarga
besarku di Lampung Barat yang selalu kurindukan.

Almamater tercinta Universitas Lampung.

viii

MOTTO
Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu juga sekaligus
mengutamakannya
(Umar bin Utsman Al-Maliky)
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan
engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta

terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan,
tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.
(Sayidina Ali bin Abi Thalib)
Education is the most powerful weapon we can use to change the
world
(Nelson Mandela)
Hidup sederhana dan sesuai kapasitas, karena Allah akan memberi
apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.
(Penulis)

ix

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINGDOM
ANIMALIA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung

Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,
Pembimbing II dan pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan
dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan
motivasi yang sangat berharga;

xi

6. Drs. Ansori, M.Pd., selaku Kepala SMAN 1 Liwa dan Fitriana Sari, S.Pd.,
selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian
serta motivasi yang sangat berharga;
7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X1 dan X2 SMAN 1 Liwa
atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Rekan-rekan Amniota (Asosiasi Mahasiswa Pendidkan Biologi Unila 2009),
kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan
yang kalian berikan;
9. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung,
Penulis

September 2014

Hutri Padma Da Silva

xii

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah .......................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................
Kerangka Pikir .....................................................................................
Hipotesis ...............................................................................................


1
4
4
5
6
7
8

II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.

Media Pembelajaran.............................................................................. 8
Media Audio Visual .............................................................................. 15
Metode Diskusi ..................................................................................... 18
Hasil Belajar Siswa ............................................................................... 25
Aktivitas Belajar Siswa ......................................................................... 29


III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel ............................................................................
Desain Penelitian ..................................................................................
Prosedur penelitian................................................................................
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................
Teknik Analisis Data ............................................................................

34
34
34
35

41
42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................

48
51

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ...................................................................................................

xiii

57
57

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

58

LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.

Silabus................................................................................................... 61
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 63
Lembar Kerja Siswa ............................................................................. 71
Soal Pretes dan Postes........................................................................... 139
Foto- Foto Penelitian............................................................................. 144

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Klasifikasi N-gain ................................................................................

41

2. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa.........................................

46

3. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa ............................................

47

4. Hasil uji normalitas, homogenitas, kesamaaan, dan perbedaan dua
rata-rata, nilai pretes-postes dan N-gain ..............................................

48

5. Hasil uji kesamaan dua rata-rata N-gain pada indikator kognitif
(C2,C4) pada siswa kelas eksperimen dan kontrol ..............................

49

6. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol .........................

50

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan terikat ....................

8

2. Kerucut pengalaman Edgar Dale ........................................................

11

3. Desain penelitian pretes-postes. ...........................................................

35

4. Siswa berdiskusi kelompok untuk mengerjakan LKS
dengan menggunakan video audio visual ............................................ 144
5. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS
dengan menggunakan video audio visual ............................................ 144
6. Siswa mempresentasikaan hasil diskusi kelompok
di depan kelas...................................................................................... 145
7. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS .................................................... 146
8. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS ............................ 146
9. Siswa mempresentasikaan hasil diskusi kelompok
di depan kelas...................................................................................... 147

xvi

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para
guru dituntut agar mampu meggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntunan zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat
yang tersedia, guru juga dituntut dapat mengembangkan keterampilan membuat
media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum
tersedia (Arsyad, 2013: 2).

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dijalani oleh siswa dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan di satu sisi dan sisi lain merupakan kegiatan yang
diupayakan oleh guru agar kegiatan tersebut berlangsung untuk sebesar-besarnya
bermanfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan oleh siswa. Proses pembelajaran
ini berlangsung dalam interaksi antar-komponen siswa dan guru dalam dengan
muatan tujuan pendidikan (Prayitno, 2009: 45).

Pembelajaran terdiri atas dua unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan
media pembelajaran. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan

2

belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2013:19). Namun pada
kenyataannya dalam proses pembelajaran di sekolah, sebagian besar guru belum
menciptakan suasana belajar dimana siswa aktif sehingga diperoleh hasil belajar
yang diharapkan. Dalam kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh
guru, seperti yang dinyatakan oleh Trianto (2010: 5) bahwa masalah utama
pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa
yang merupakan hasi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk
berkembang secara mandiri.

Dominasi guru pada pembelajaran juga dapat menyebabkan aktivitas belajar siswa
juga menjadi berkurang, padahal aktivitas belajar siswa ini sangatlah penting
karena pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat (learning by doing) seperti yang
diungkapkan oleh Sardiman (2012: 95). Aktivitas belajar siswa yang rendah
seringkali juga menyebabkan pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran
menjadi berkurang. Jika hal ini dibiarkan terjadi secara terus menerus maka tidak
bisa dipungkiri akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Dominasi pembelajaran oleh guru juga ditemukan di SMAN 1 Liwa. Hasil
observasi menunjukkan nilai rata-rata yang diperolah siswa kelas X untuk materi
pokok Kingdom Animalia TP 2012/2013 mencapai 7,0 atau dengan pencapaian
85% dengan ketetapan KKM 7,5. Proses pembelajaran di kelas tidak
menggunakan media sehingga mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh rendah.
Pemahaman materi dalam mata pelajaran biologi dibutuhkan suatu media yang
tepat dalam menunjang proses pembelajaran karena pada mata pelajaran biologi di

3

SMA 1 Liwa khususnya pada materi kingdom animalia tidak dapat menyajikan
secara langsung spesies-spesies yang akan dipelajari. Dengan menggunakan
media yang tepat, siswa bukan hanya dapat memahami secara teori saja namun
juga dapat benar-benar memahami proses-proses yang dijelaskan dalam materi
biologi. Khususnya pada materi kingdom animalia, terdapat suatu proses
kehidupan yaitu respirasi, reproduksi dan lain-lain yang pemahamannya tidak
dapat hanya dengan penjelasan atau ceramah saja. Pemahaman pada proses-proses
tersebut siswa harus benar-benar tahu dan mengerti bagaimana prosesnya.
Berdasarkan kondisi di atas, penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
biologi diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.

Kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran diantaranya
menurut Nugent (dalam Wardhani, 2011: 15) video merupakan media yang cocok
untuk berbagai pembelajaran, seperti kelompok, kelompok kecil, bahkan satu
siswa seorang diripun. Pada ranah efektif, video dapat memperkuat siswa dalam
merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini
tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video,
dimana ia mampu secara langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial
siswa.
Penggunaan media audio visual dapat dilakukan di sekolah yang telah memiliki
fasilitas multimedia. SMAN 1 Liwa merupakan salah satu sekolah yang telah
memiliki fasilitas multimedia sebagai sarana pembelajaran media audio visual.
Namun penggunaan saranan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.

4

Dengan digunakannya media audio visual ini diharapkan akan dapat mampu
meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 Liwa.

Penggunaan media audio visual ini didukung oleh hasil penelitian Herniza (2011:
52) dan hasil penelitian Wardhani (2010: 51). Dari hasil penelitian tersebut
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas hasil belajar siswa. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh
penggunaan media audio visual di SMAN 1 Liwa Lampung Barat terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok kingdom animalia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Kingdom Animalia di
SMAN 1 Liwa Lampung Barat?
2. Apakah media audio visual berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas
belajar siswa pada materi pokok Kingdom Animalia di SMAN 1 Liwa
Lampung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual
terhadap:
1. Hasil belajar siswa pada materi pokok Kingdom Animalia di SMAN 1 Liwa
Lampung Barat.

5

2. Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Kingdom Animalia di SMAN 1
Liwa Lampung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bagi peneliti
a. Menumbuhkan kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran
dengan media tersebut.
b. Memberikan pengalaman sebagai calon guru dalam menggunakan media
audio visual yang dikombinasikan dengan metode diskusi.
2. Bagi siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar.
b. Menumbuhkan kemampuan bekerja sama.
c. Meningkatkan keaktifan siswa untuk bertanya, menjawab dan
mengemukakan pendapatnya.
d. Meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi guru
a. Dapat menjadi media pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan di
kelas dalam upaya meningkatkan penguasaan materi.
b. Meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran.

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media audio visual. Media
audio visual berupa tayangan video yang diunduh dari situs internet dan
disimpan ke dalam flasdisk atau compact disc. Video audio visual berisi
tayangan materi kingdom animalia yaitu penjelasan mengenai karateristik dan
peranan tiap-tiap filum animalia.
2. Metode yang digunakan adalah metode diskusi. Kegiatan yang dilakukan pada
metode diskusi adalah; (1) guru mengemukakan masalah yang akan
didiskusikan; (2) siswa membentuk kelompok diskusi; (3) para siswa
melakukan diskusi di masing - masing kelompoknya; (4) tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya; (5) para siswa mencatat hasil diskusi.
3. Pengukuran terhadap hasil belajar siswa terhadap materi pokok Kingdom
Animalia berdasarkan nilai pretes dan postes dan dihitung dengan N gain.
4. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam; (1) bekerjasama dengan
teman; (2) melakukan kegiatan diskusi; (3) mempresentasikan hasil diskusi
kelompok;
5. Kompetensi Dasar dalam penelitian ini adalah “Mendeskripsikan Ciri-Ciri
Filum Dalam Dunia Hewan dan Peranannya Bagi Kehidupan”.
6. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Semester Genap SMAN 1 Liwa
Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan sampel kelas X1 sebagai
kelas eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol.

7

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran biologi merupakan proses aktif menggunakan pikiran dalam
memahami gejala-gejala alam. Oleh karena itu, guru sebagai mediator dan
fasilitator perlu menciptakan situasi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa
untuk menguasai materi pembelajaran biologi dengan lebih baik. Penggunaan
media yang kurang tepat akan kurang merangsang aktivitas siswa selama
pembelajaran dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Salah satu upaya peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi adalah melalui
media audio visual. Media audio visual adalah suatu media yang dapat
menyajikan materi dalam bentuk gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Penggunaan media audio visual dapat menciptakan suatu komunikasi yang lebih
efektif. Karena media audio visual bersifat audible yang artinya dapat didengar
dan bersifat visible yang artinya dapat dilihat, maka hal tersebut dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil
belajar siswa akan meningkat. Selain itu gambar bergerak yang disertai suara pada
media audio visual juga dapat menimbulkan suasana belajar yang cenderung tidak
membosankan sehingga dapat meningkatkan keaktivan para siswa.

Variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi dua macam yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
media audio visual sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa
terhadap materi pokok Kingdom Animalia. Hubungan antara variabel tersebut
digambarkan dalam diagram berikut ini.

8

Gambar 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
X

Y

Keterangan : X = metode diskusi dan media audio visual; Y = hasil belajar siswa
terhadap materi pokok Kingdom Animalia

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0

= Penggunaan media audio visual tidak berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok kingdom animalia

H1

= Penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok kingdom animalia

9

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan
orang tentang media. Gagne (dalam Sadiman, 1986: 6) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsanya
untuk belajar. Agak berbeda dengan itu semua adalah batasan yang diberikan oleh
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA). Dikatakan
bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual
serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan
dibaca. Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya akan
diberikan berikut ini. AECT (dalam Arsyad, 2013: 3) memberikan batasan tentang
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan

10

atau informasi. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2013: 3) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterlampilan, atau sikap. Guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengejar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektonis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Heinich, dkk (dalam Arsyad, 2013: 3-4) mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film,
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan
sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Latuheru
(dalam Arsyad, 2013: 4) memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara
yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau
pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima yang dituju.

Dale (dalam Arsyad, 2013: 13-14) menyatakan salah satu gambaran yang paling
banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses
belajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale).

11

Lambang
Kata
Lambang Visual
Gambar Diam, Rekaman
Radio
Gambar Hidup Pameran
Televisi

Karyawisata
Dramatisasi
Benda Tiruan/Pengamatan
Pengalaman Langsung

Gambar 2. Kerucut Pengalaman Dale

Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret),
kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda
tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut
semakin abstrak media penyampaian pesan itu. Dasar pengembangan kerucut
merupakan tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama
penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan
paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung
dalam pengalaman itu, oleh karena pembelajaran itu melibatkan indera penglihatan,
perasaan, penciuman, dan peraba.

12

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2013: 15-17) mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media digunakan.
1. Ciri fiksatif (fixative property) yaitu ciri yang menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan mengkonstruksi suatu peristiwa atau
objek. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang
telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan
setiap saat.
2. Ciri manipulatif (manipulative property) yaitu ciri yang dimiliki media yang dapat
memungkinkan suatu transformasi suatu kejadian atau objek. Kajian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu 2 atau 3
menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya
bagaimana proses larva menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik
rekaman fotografi tersebut.
3. Ciri distributif (distributive property) merupakan ciri dari media yang
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi
direkam dalam format media apa saja ia dapat diproduksi seberapa kalipun dan
siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan secara
berulang-berulang disuatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan
terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

13

Hamalik (dalam Arsyad, 2013: 19-20) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Berbagai
manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp &
Dayton (1985: 3-4) meskipun telah lama disadari bahwa benyak keuntungan
penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam,
program-program pengajaran berjalan lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil
penelitian yang menunjukkan dampak positif dan penggunaan media sebagai bagian
integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai
berikut:
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku
2. Pembelajaran bisa lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
5. Kualitas hasil belajar dapat meningkat
6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diingikan atau diperlukan
terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat bertambah ke arah yang lebih positif

14

Arsyad (2013: 3) menyatakan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interkasi yang lebih lansung antara
siswa dan lingkungannya
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu:
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas
dapat diganti dengan gambar, foto, slide, film, radio, atau model;
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, fil, slide atau gambar;
c. Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan
tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto slide di samping
secara verbal;
d. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan
secara konkret melalui film, slide, atau simulasi komputer;
e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan
dengan media seperti komputer, film dan video;
f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapa atau proses yang dalam
kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu
dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film,
video, slide atau simulasi komputer

15

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya

B. Media Audio Visual

Arsyad (2013: 32) mengungkapkan teknologi audio visual adalah cara menghasilkan
atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin - mesin mekanis dan
elektronik untuk menyajikan pesan - pesan audio dan visual. Pengajaran melalui
audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti
mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran
melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya
melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada
pemahan kata atau simbol - simbol yang serupa. Ciri - ciri utama teknologi media
audio visual sebagai berikut:
1. Biasanya bersifat linear
2. Biasanya menyajikan visual yang dinamis
3. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuatnya
4. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
5. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif
6. Umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid
yang rendah

16

Zain (2006: 124) mengungkapkan ada berbagai macam bentuk media pembelajaran.
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung
dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari jenisnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang
tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai),
slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual
yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film
kartun.
c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua
jenis media yang pertama dan kedua.

Media audio-visual adalah media yang audible artinya dapat di dengar dan media
yang visible artinya dapat dilihat. Media audio visual gunanya untuk membuat cara
berkomunikasi lebih efektif (Suleiman dan Hamzah, 1988: 11). Menurut beberapa
faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan yang kita ketahui, tepatnya pengetahuan
disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih. Banyak ahli berpendapat bahwa
75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya
melalui pendengaran dan indera-indera yang lain (Suleiman dan Hamzah, 1988: 12).

17

Media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media
yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997: 9798). Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap jenis media menjadi
hal yang penting. Sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang
dipilih sekaligus dapat langsung memilih berdasar kriteria yang dikehendaki.
Menurut Rohani (1997: 28-29) pemilihan dan pemanfaatan media perlu
memperhatikan kriteria berikut ini:
1. Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
2. Ketepatgunaan (validitas)
Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.
3. Keadaan peserta didik
Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya
kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.
4. Ketersediaan
Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia di sekolah/ perpustakaan
serta mudah sulitnya diperoleh.
5. Mutu Teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah
seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.

18

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran
diantaranya menurut Nugent (dalam Wardhani, 2011: 15) video merupakan media
yang cocok untuk berbagai pembelajaran, seperti kelompok, kelompok kecil, bahkan
satu siswa seorang diripun. Pada ranah efektif, video dapat memperkuat siswa dalam
merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak
dapat dilepaskan dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, dimana ia
mampu secara langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa.

C. Metode Diskusi

Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam
satu kelompok untuk untuk saling bertukar pendapat tentang satu masalah atau
bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran ata suatu
masalah. Dalam proses pembelajaran diskusi termasuk kedalam salah satu jenis
metode pembelajaran yaitu metode diskusi. Metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa
(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah. Dalam kegiatan diskusi peserta diskusi secara
otomatis akan membentuk sutu forum yang disebut forum diskusi. Forum diskusi
dapat diikuti oleh semua siswa didalam kelas dapat pula dibentuk kelompokkelompok yang lebih kecil. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah hendaknya para
siswa dapat berpartisipasi secara aktif didalam setiap forum diskusi. Semakin banyak

19

siswa terlibat dan menyubangkan pikirannya, semakin banyak pula yang dapat
mereka pelajari (Suryusubroto, 2002: 179-180).

Suryosubroto (2002: 180) menyatakan diskusi dapat dilakukan dalam bermacammacam bentuk (tipe) dan dengan bermacam-macam tujuan, sebagai berikut:
a. The social problema meeting
Para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial dikelasnya atau
disekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa “terpanggil” untuk
mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti
dengan guru atau personel sekolah lainnya, peraturan-peraturan dikelas atau
disekolah, hak-hak dan kewajiban siswa dan sebagainya.
b. The open-ended meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungn dengan
kehidupan mereka sehari-hari dengan kehidupan mereka disekolah, dengan sesuatu
yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan sebagainya.
c. The educational-diagnosis meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran dikelas dengan maksud untuk
saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya agar
masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik/benar.

Suryosubroto (2002: 181) juga menyatakan teknik diskusi sebagai metode belajar
mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendaknya:
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh para siswa.

20

b. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya
masing-masing.
c. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah
dirumuskan telah tercapai.
d. Membantu para siswa belajar berfikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata
pelajaran dan kegiatan sekolah.
e. Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri
maupun teman-temannya (orang lain).
f. Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang
di “lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah.
g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Dilakukannya hal-hal diatas, maka metode diskusi yang di terapkan dalam proses
pembelajaran akan berjalan maksimal dan akan mencapai hasil belajar sesuai dengan
harapan. Adapun langkah-langkah penggunaan metode diskusi adalah (1) guru
mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperluanya mengenai cara-cara pemecahannya; (2) dengan pimpinan guru siswa
membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris
(pencatat), pelapor (kalau perlu), mengatur tempat duduk, ruangan, sasaran, dan
sebagainya); (3) para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing,
sedangkan guru berkaliling dari satu kelompok ke kelompok lain (kalau ada lebih dari
satu kelompok); (4) tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya; (5) para siswa
mencatat hasil (hasil-hasil) diskusi.

21

Di muka telah dikemukakan bahwa ada berbagai bentuk (tipe) diskusi dengan
bermacam-macam tujuan. Sehubungan dengan itu maka peranan guru juga tidak sama
(dapat bermacam-macam) dalam diskusi yang berbeda-beda itu. Beberapa peranan
guru dalam diskusi menurut Suryosubroto (2002: 183-184) antara lain ialah :
a. Guru sebagai “ahli” (expert)
Dalam diskusi yang endak (belajar) memecahkan masalah misalnya, maka guru
dapat bertindak (berperan) sebagai seorang ahliu yang mengetahui lebih banyak
mengenai berbagai hal daripada siswanya.
b. Guru sebagai “pengawas”
Agar diskusi dalam masing-masing kelompok kecil berjalan lancar dan benar dan
mencapai tujuannya, disamping sebagai sumber informasi, maka gurupun harus
bertindak sebagai pengawas dan penilai didalam proses belajar mengajar lewat
formasi diskusi ini.
c. Guru sebagai “penghubung kemasyarakatan”
Tujuan yang telah ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa, meski
bagaimanapun dicoba dikhususkan, masih juga memiliki sangkut-paut yang luas
denga hal-hal lain salam kehidupan masyarakat.
d. Guru sebagai “pendorong” (fasilitator)
Terutama bagi siawa-siswa yang belum cukup mampu untuk mencerna
pengetahuan danpendapat orang lain maupun merumuskan serta mengeluarkan
pendapatnya sendiri, maka agar formasi diskusi dapat diselenggarakan dengan
baik, guru masih pelu membantu dan mendorong setiap (anggota) kelompok untuk

22

menciptakan dan mengembangkan kreativitas setiap siswa seoptimal mungkin.

Ada bemacam-macam faktor penghambat disalam usaha mencapai tujuan belajar
lewat formasi diskusi, baik yang ada pihak siswa maupun materi (bahan) yang
didiskusikan. Faktor-faktor penghambat dari pihak siswa sudah jelas persoalannya.
Mereka memang sedang belajar dan latar belakang mereka jelas berbeda-beda.
Adalah tugas guru untuk membimbing mereka melalui berbagai macam peranan.
Hendaknya guru tidak tergesa-gesa memberikan jawaban atau pemecahan maslah
sebelum siswa mencoba mencari dan menemukannya sendiri.

Kecuali siswa itu sendiri yang perlu mendapat perhatian guru adalah materi (bahan)
yang akan didiskusikan dan tugas apa yang harus dilakukan oleh tiap kelompok dan
atau anggota kelompok. Adanya hubungan ini maka informasi tentang materi dan
tugas yang harus dilaksanakan siswa harus jelas. Hambatan lain dalam diskusi
biasanya ialah bahwa setiap orang yang menginginkan segera dicapainya persetujuan
atau kesimpulan. Sikap seperti ini meamatikan jalan menuju terjadinya perubahan
sikap pada para siswa oleh mereka sendiri. Perubahan sikap ini lebih penting dari
pada yang lain didalam proses pembelajaran lewat formasi diskusi. Perubahan sikap
yang dimaksud antara lain ialah agar setiap siswa mau mendengarkan pendapat orang
lain, sensitif dan kritis terhadap pendapat yang berbeda, maupun ,menaggapi dan
sebagainya (Suryosbroto, 2002: 184-185).

23

Metode diskusi memiliki beberapa keuntungan yaitu:
a. Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar
b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing
c. Metode dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah
d. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan
para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri
e. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan
sikap demokratis para siswa
Selain memiliki keuntungan metode diskusi juga memiliki kelemahan yaitu:
a. Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya
sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya
b. Suatu diskusi memerlukan keterlampilan-keterlampilan tertentu yang belum
pernah dipelajari sebelumnya
c. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang
“menonjol’
d. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetap hanya hal-hal yang bersifat
problematis saja yang dapat didiskusikan
e. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak
f. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah
pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi poko permasalahnnya
g. Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya

24

h. Jumlah siswa dikelas yang terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap
siswa untuk mengemukakan pendapatnya
(Suryosubroto, 2002: 185-186)
Untuk mengatasi beberapa kelemahan tersebut Djajadisatra (dalam Suryosubroto,
2002: 186-188) mengemukakan saran menganai usaha-usaha yang dapat dilakukan
antara lain adalah:
a. Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang kecil
b. Agar tidak menimbulkan rasa “kelompok-isme” , ada baiknya bila untuk setiap
diskusi dengan topik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompok-kelompok
baru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota kelompok
c. Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat
diambil dari buku-buku pelajaran murid, dari surat-surat kabar, dari kegiatan
sehari-hari disekitar sekolah, dan kegiatan di masyarakat yang sedang menjadi
pusat perhatian penduduk setempat
d. Mengusahakan menyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan pokok
diskusi
e. Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang
tersedia disekolah maupun yang terdapat diluar sekolah
Perhatian terhadap ketentuan-ketentuan tersebut dapat mengurangi kelemahan metode
diskusi. Tentu saja, pada akhirnya berhasil atau tidaknya penggunaan metode diskusi
ini banyak bergantung pada kecakapan guru didalam membimbing muridnya
berdiskusi. Demikian pula cara atau kebiasaan mengajar guru dan kebiasaan belajar

25

murid-murid akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya penggunaan metode
diskusi.
D. Hasil Belajar Siswa

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut
pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu,
yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang
belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan; belajar
adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.

Hamalik (2013: 36) mengungkapkan sejalan dengan perumusan diatas, ada pula
tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan
dengan pengertian pertama, maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni
perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian ini
menitikberatkan pada interaksi antar individu dengan lingkungan. Didalam interaksi
inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. Dari pengertian-pengertian tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Situasi belajar harus bertujuan.
2. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.

26

3. Didalam mencapai tujuan itu, siswa senantiasa akan menemui kesulitan, rintanganrintangan dan situasi-situasi yang tidak meyenangkan.
4. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.
5. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya.
6. Kegiatan-kegitan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan
tujuan dalam situasi belajar.
7. Siswa memberikan reaksi secara keseluruhan.
8. Siswa mereaksi suatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.
Hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin
dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan
pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuankemampuan tertentu (Uno, 2011: 17 ). Pendapat lain juga dinyatakan oleh Taruh
(2003: 17) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasil
yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan
angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. Hal ini senada dengan
Rasyid (2008: 9) yang berpendapat bahwa jika di tinjau dari segi proses
pengukurannya, kemampuan seseorang dapat dinyatakan dengan angka. Hasil belajar
siswa dapat diperoleh guru dengan terlebih dahulu memberikan seperangkat tes
kepada siswa untuk menjawabnya. Hasil tes belajar siswa tersebut akan memberikan
gambaran informasi tentang kemampuan dan penguasaan kompetensi siswa pada
suatu materi pelajaran yang kemudian dikonversi dalam bentuk angka-angka. Selain
itu Usman (1994: 29) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah

27

laku yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui alat indera pandang, dan
hanya sekitar 5% diperolah melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya
Achsin (dalam Arsyad, 2013: 13). Sementara itu, Dale (dalam Arsyad, 2013: 13)
memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar
75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.

Hamalik (2013: 159) mengungkapkan evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan
kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswasetelah melakukan
kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil
belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan
indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa. Evaluasi hasil belajar
memiliki beberapa fungsi dan tujuan yaitu:
1. Fungsi diagnostik dan pengembangan hasil
2. Untuk seleksi
3. Untuk kenaikan kelas
4. Untuk penempatan

Sedangkan tujuan dari evaluasi hasil belajar antara lain:
1. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa

28

2. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan
siswa
3. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
4. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong
motivasi belajar siswa.memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku
siswa
5. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah

Selain itu, evaluasi hasil belajar juga memiliki sasaran-sasaran yaitu sebagai berikut:
1. Ranah kognitif (pengetahuan/pemahaman) yaitu penilaian terhadap pengetahuan
pada tingkat satuan pelajaran menuntut perumusan secara lebih khusus setiap
aspek pengetahuan, yang dikategorikan sebagai: konsep, prosedur, fakta, dan
prinsip.
2. Ranah afektif (sikap dan nilai) yaitu ranah yang memilki sasaran yang meliputi
aspek-aspek berikut:
a. Aspek penerimaan
b. Sambutan
c. Aspek penilaian
d. Aspek organisasi
e. Aspek karakteristik
3. Ranah keterlampilan yaitu ranah yang meilki sasaran keterlampilan produktif
sebagai berikut:

29

a. Aspek keterampilan kognitif, misalnya masalah-maslah yang familier untuk
dipecahkan
b. Aspek keterampilan psikomotorikdengan tes tindakan terdapat pelaksaan tugas
yang nyata atau disimulasikan
c. Aspek keterampilan reaktif dilaksanakan secara langsung denga pengamatan
objektif
d. Aspek keterampilan interaktif, secara langsung dengan menghitung frekuensi
kebiasaan dan cara-cara yang baik yang dipertunjukkan pada kondisi-kondisi
tertentu.

E. Aktivitas Belajar Siswa

Prinsip belajar adalah berbuat, sebab itu mengapa didalam belajar diperlukan
aktivitas. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada
belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asa
yang sangat penting didalam interkasi belajar-mengajar. Sebagai rasionalitasnya hal
ini juga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Penerapan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV di MIN 15 Bintaro

1 5 180

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILANBERPIKIR KRITIS OLEH SISWA (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 1 Rambang Dangku Tahun Pelejaran 2012/2013 Pada Materi Pokok Penc

1 20 75

Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi pada Materi Pokok Dunia Tumbuhan Kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

8 68 74

Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep oleh Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup Tahun Ajaran 2013/2014)

1 17 57

Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Animalia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

1 11 67

Pengaruh Penggunaan Media Realia terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Protista Mirip Tumbuhan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 17 70

Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Peran Manusia dalam Pengel

0 7 62

Pengaruh Media Flip Book Plus Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X-IIS SMAN 1 Mejobo Materi Trigonometri Tahun Pelajaran 20182019

0 0 11