RELEVANSI ANTARA KOMPETENSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF DENGAN PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MIGAS CEPU TAHUN AJARAN 2014/2015
RELEVANSI ANTARA KOMPETENSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF
DENGAN PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN MIGAS CEPU TAHUN AJARAN 2014/2015
Nico Haylusi*
Email: nico.haylusi@yahoo.com
Suparmin**
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat relevansi antara kompetensi mata
pelajaran produktif yang diberikan SMK Migas Cepu dengan pekerjaan yang dilakukan siswa
dalam pelaksanaan praktik kerja industri. (2) Pekerjaan yang didapatkan siswa selama melakukan
kegiatan praktik kerja industri. (3) Intensitas pekerjaan yang dilakukan siswa dalam pelaksanaan
praktik kerja industri.
Penelitian dilaksanakan di SMK Migas Cepu dengan subjek penelitian siswa kelas XII TKR
tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 67 siswa. Pengumpulan data tentang kompetensi mata
pelajaran produktif dengan cara dokumentasi dan data tentang pekerjaan yang didapatkan siswa
menggunakan angket. Validitas butir soal diperoleh dengan perhitungan rumus Product moment.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) tingkat relevansi kompetensi
mata pelajaran produktif dalam pelaksanaan prakerin sebesar 91% (sangat relevan) dengan rincian
relevansi Dasar Kompetensi Kejuruan dengan pekerjaan sebesar 96% (sangat relevan), dan
relevansi Kompetensi Kejuruan sebesar 87% (sangat relevan). (2) pekerjaan yang dilakukan siswa
dalam pelaksanaan praktik kerja industri merupakan implementasi dari kompetensi mata pelajaran
produktif dengan rerata implementasi Dasar Kompetensi Kejuruan sebesar 3,3 (sangat tinggi) dan
rerata implementasi Kompetensi Kejuruan sebesar 2,8 (rendah). (3) Terdapat 6 pekerjaan yang
intensitasnya sangat rendah dilakukan siswa yang prakerin di bengkel Non ATPM, dan 4 pekerjaan
intensitasnya sangat rendah dilakukan siswa yang prakerin di bengkel ATPM maupun Non ATPM
Kata Kunci: Relevansi, Implementasi, Kompetensi, Praktik Kerja Industri
*Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
**Dosen Pendidikan Teknik Mesin UST Yogyakarta
532
Jurnal Taman Vokasi 3 Nomor 32 Tahun 2015
RELEVANCE BETWEEN COMPETENCY PRODUCTIVE COURSE WITH THE
JOB IN IMPLEMENTATION WORK PRACTICE IN INDUSTRY OF LEARNING
TECHNICAL ENGINERING SMK N MIGAS CEPU LESSONS YEARS 2014/2015
Nico Haylusi
Email: nico.haylusi@yahoo.com
ABSTRACT
This research was aimed to know: (1) The level of relevance between competence productive
subjects given vocational Migas Cepu with the work of the student in the implementation of
industry work practices. (2) The work of students obtained during the conduct of industrial work
practices (3) The intensity of the work of the student in the implementation of industry work
practices.
Research was conducted in SMK Migas Cepu with research subjects TKR class XII students
of the school year 2014/2015, amounting to 67 students. Data collection on subjects productive
competence in a manner of documentation and data on student employment obtained using a
questionnaire. The validity of items obtained by calculating the formula product moment. The
analysis technique used is quantitative descriptive statistical analysis with percentages.
Based on the analysis of data it can be concluded that: (1) the degree of relevance of
competence subjects prakerin productive in the implementation of 91% (very relevant) with details
of Vocational Competency Basic relevance to the work of 96% (very relevant), and the relevance of
Vocational Competency by 87% (very relevant). (2) the work of the student in the implementation
of industry work practices is the implementation of competency productive subjects with an
average Vocational Competency Basic implementations of 3.3 (very high) and the implementation
of Vocational Competency an average of 2.8 (low). (3) There are 6 very low intensity of work
performed in the workshop students prakerin Non ATPM, and 4 very low intensity work done in the
workshop students prakerin ATPM and Non ATPM.
Keywords: Relevance, Implementation, Competence, Industry Practices
A.
Investasi
PENDAHULUAN
Salah
satu
pembentukan
tujuan
negara
penting
Indonesia
dari
adalah
Sumber
Daya
Manusia
(SDM) merupakan suatu keharusan agar
pertumbuhan
ekonomi
negara
makin
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
meningkat. Semakin tinggi kualitas SDM,
Indonesia
yang
maka semakin meningkat pula efisiensi dan
mandiri, maju, adil, dan makmur. Tujuan
produktivitas suatu negara. Ali (2009: 71)
mulia tersebut tertuang dalam pembukaan
mengatakan manusia yang semakin pintar
UUD 1945 yang menyatakan dengan jelas
memiliki pengetahuan dan keterampilan
bahwa
akan berimbas pada produktivitas kerja
guna
negara
menuju
bangsa
Indonesia
memiliki
keiinginan untuk memajukan kesejahteraan
serta
umum,
mengikuti
pendidikan.
ungkapan
tersebut,
bangsa.
dan
mencerdaskan
kehidupan
peningkatan
pendapatan
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
Sejalan
maka
dengan
dengan
program
533
pendidikan yang dapat menghasilkan SDM
Rendahnya tingkat kesesuaian pendidikan
berkualitas harus diagendakan secara tepat.
dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang
Di level ASEAN daya saing SDM
menganggur (Wibawa, 2005: 45). Salah
Indonesia merosot tajam dari peringkat 44
satu faktor yang menjadi penyebab masih
pada tahun 2011 menjadi peringkat 46 pada
tingginya
2012 (Seputar-Indonesia, 2012). Kualitas
Indonesia adalah ketidaksesuaian hasil yang
SDM indonesia dapat dikatakan masih
dicapai antara pendidikan dengan lapangan
kalah dengan negara tetangga lainnya
kerja (lp3ibicara.blogspot.com, 2012).
terutama
Thailand
peringkat
ke
yang
tingkat
Berdasarkan
menduduki
pengangguran
hasil
di
wawacara
Menteri
(September, 2014) dengan Kepala Bengkel
Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Sosial
ATPM Isuzu Yogyakarta yang bertujuan
dan Ekonomi Pendidikan Teknik Hanafi
untuk
mengatakan jika IPM semakin baik, maka
harapan industri terhadap lulusan SMK.
otomatis SDM Indonesia juga semakin baik
Dengan pertanyaan singkat tentang tingkat
(Kompas, 2011).
penguasaan kompetensi lulusan SMK TKR,
39.
Staf
Ahli
mengetahui
permasalahan
dan
Upaya untuk meningkatkan kualitas
jawaban yang menarik dari Eka Susetyana,
pendidikan yang telah dilakukan antara lain
yaitu cukup untuk dapat mengikuti masa
pembangunan gedung baru dan sarana
percobaan (magang kerja). Makna dari
pendidikan, program wajib belajar 9 tahun,
jawaban
pengujian
sertifikasi
kompetensi kerja yang dimiliki oleh lulusan
profesi guru, serta tak jarang mengadakan
SMK TKR dengan waktu 3 tahun belajar
seminar yang melibatkan narasumber dari
ternyata tak cukup memadai sebagai bekal
industri. Selain itu sistem manajemen
kerja di Industri pada posisi mekanik. Lebih
pelayanan pendidikan tiap-tiap sekolah
lanjut lagi Eka Susetyana mengatakan saat
pelan tapi pasti telah tersertifikasi badan
awal masuk program prakerin saja, banyak
international for standardization (IOS atau
siswa yang masih bingung tentang apa yang
yang lebih dikenal ISO), serta pada sektor
akan dikerjakan, awam terhadap kendaraan
otomotif telah berdiri Lembaga Sertifikasi
yang akan dikerjakan baik masalah tata
Profesi Teknik Otomotif. Berbagai upaya
letak komponen maupun teknologi yang
peningkatan
digunakan pada kendaraan tersebut.
kompetensi
kualitas
guru,
pendidikan
telah
dilakukan namun hasil pendidikan di
Indonesia belum juga menggembirakan.
Pendidikan di Indonesia juga masih
mengalami masalah relevansi (kesesuaian).
534
tersebut
Munculnya
adalah
penguasaan
kesenjangan
kualitas
siswa SMK dengan kualifikasi kompetensi
yang diharapkan oleh industri menjadi isu
tentang
adanya
ketidaksesuaian
antara
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
dunia pendidikan dengan dunia industri.
Bukti kongkrit yang menunjukkan hal
B.
1.
dimiliki
siswa
dengan
Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat
tersebut adalah ketidaksesuian kompetensi
yang
LANDASAN TEORI
pengetahuan,
jenis
keterampilan,
dan
kompetensi yang dipersyaratkan untuk
perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
menangani
tertentu.
dan dikuasai dalam melaksanakan
Prakerin merupakan salah satu program
tugas profesionalnya (UU No 14
bersama anatara SMK dam industri yang
Tahun 2005). Arifin (2011: 113)
dilaksanakan di dunia industri. Program
mengatakan
tersebut diharapkan mampu menjembatani
jalinan terpadu yang unik antara
sekaligus menutup kesenjangan yang terjadi
pengetahuan, keterampilan, sikap dan
antara dunia pendidikan dengan dunia
nilai-nilai yang direfleksikan dalam
industri selama ini.
pola berfikir dan pola tindakan.
jenis
pekerjaan
kompetensi
adalah
Berdasarkan permasalahan di atas,
Kompetensi yang harus dimiliki
maka dianggap perlu untuk dilakukan
oleh lulusan SMK TKR adalah
penelitian tentang kesesuaian (relevansi)
peningkatan
antara kompetensi dalam Kurikulum 2013
pengetahuan,
dengan kebutuhan penguasaan kompetensi
profesional
kerja di industri.
perawatan dan perbaikan kendaraan
kecerdasan,
ilmu
serta
tindakan
terhadap
pekerjaan
untuk
ringan. Makna dari ungkapan tersebut
mengetahui: (1) Tingkat relevansi antara
adalah siswa harus mampu mengusai
kompetensi mata pelajaran produktif yang
kompetensi suatu pekerjaan, melalui
dinerikan
penguasaan SK dan KD yang telah
Tujuan
penelitian
SMK
Migas
adalah
Cepu
dengan
dirumuskan dalam silabus.
pekerjaan yang dilakukan siswa dalam
pelaksanaan praktik kerja industri. (2)
Pekerjaan yang didapatkan siswa selama
2.
Mata Pelajaran Produktif
Sekolah
menengah
kejuruan
melakukan kegiatan praktik kerja industri.
mempunyai kekhususan yang terletak
(3) Intensitas pekerjaan yang dilakukan
pada mata pelajaran produktif. Mata
siswa dalam pelaksanaan praktik kerja
pelajaran produktif program keahlian
industri.
TKR adalah segala mata pelajaran
yang
membekali
pengetahuan
keahlian kejuruan dalam hal ini
kompetensi tentang teknologi, cara
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
535
perawatan, dan perbaikan kendaraan
sekolah,
ringan.
industri sehingga terjadi kesesuaian
Migas yang dilaksanakan tahun ajaran
sekolah dengan
2014/2015
(Murniati,
terdapat
tujuh
dunia
mata
tuntutan
industri
108).
Prakerin
2009:
tergabung
dalam
merupakan program bersama antara
pelajaran
dasar
SMK dan industri yang harus diikuti
Sejumlah
oleh semua siswa yang bertujuan
sembilan belas mata pelajaran lainnya
mempraktikkan teori dan materi yang
tergabung dalam kelompok mata
didapat di sekolah, serta membekali
pelajaran kompetensi kejuruan. Mata
kompetensi
pelajaran
mencapai keprofesionalan kerja atau
pelajaran
kelompok
yang
mata
kompetensi
kejuruan.
kompetensi
kejuruan
merupakan dasar kompetensi dari
mata pelajaran selanjutnya atau yang
tergabung dalam kelompok
mata
pada
siswa
untuk
penguasaan kompetensi kerja.
diberikan pada siswa tingkat X yang
4.
Relevansi Kurikulum
Relevansi merupakan salah satu
kriteria terpenting dalam pengajaran.
pelajaran kompetensi kejuruan. Mata
Wibawa
pelajaran
kejuruan
mengatakan relevansi isi kurikulum
merupakan mata pelajaran lanjutan
pendidikan teknologi dan kejuruan
yang diberikan pada siswa tingkat XI
meliputi dua aspek yaitu relevansi
dan
kurikulum terhadap rendahnya mutu
XII
kompetensi
yang
bertujuan
untuk
(2005:
kerja
lowongan tenaga kerja yang tidak
dengan
kebutuhan
dan
yang
lulusan
sesuai
SMK
142)
memperoleh penguasaan kompetensi
terpenuhi
Praktik Kerja Industri
kemampuan yang dimiliki pencari
merupakan
program
diselenggarakan
yang
oleh
wajib
sekolah
karena
banyaknya
industri.
Praktik Kerja Industri (Prakerin)
536
di
antara kemampuan yang diperoleh di
Pada Kurikulim 2013 SMK TKR
3.
dipraktikkan
kerja dengan penguasaan kompetensi
pekerjaan tertentu.
Dalam
rangka
khususnya SMK dan pendidikan luar
masalah
sekolah serta wajib diikuti oleh siswa
dikembangkan
(Undang-Undang
pembelajaran
Prakerin
ketidakcocokan
mengantisipasi
tersebut
maka
program
yang
perlu
program
sesuai
untuk
Dikmenditi, 2003). Prakerin adalah
dilaksanakan di SMK. Dikembang-
kegiatan pendidikan, pelatihan, dan
kannya program tersebut bertujuan
pembelajaran yang dilaksanakan di
untuk
meningkatkan
pencapaian
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
ketuntasan
kompetensi
dalam
ini
hal
kejuruan
kompetensi
sampel penelitian. Populasi pada penelitian
mata
ini adalah siswa kelas XII program keahlian
pelajaran produktif
yang
relevan
Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK
dengan
pembangunan,
Migas yang berjumlah 96 siswa dan
tuntutan
tersebar dalam 3 kelas.
masyarakat, dan industri.
Relevansi
kesesuaian,
adalah
Pada penelitian ini metode yang
tingkat
sehingga
dapat
digunakan
untuk
mengumpulkan
disimpulkan bahwa kesesuaian yang
tentang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
produktif adalah dengan cara dokumentasi
tingkat kesesuaian antara kompetensi
sedangkan
mata pelajaran produktif yang telah
tentang pekerjaan yang dilakukan siswa
diberikan
kepada
pada pelaksanaan prakerin adalah dengan
pekerjaan
yang
siswa
dengan
dilakukan
saat
kompetensi
untuk
mata
data
pelajaran
mengumpulkan
data
angket. Untuk mengukur validitas angket
digunakan rumus product moment.
melaksanakan prakerin.
Teknik analisis data pada penelitian
C.
METODE PENELITIAN
ini analisis datanya menggunakan analisis
Jenis penelitian ini adalah penelitian
statistik
deskriptif
kuantitatif
dengan
deskriptif karena penelitian ini bertujuan
persentase dan analisis deskriptif kualitatif
untuk mengetahui tingkat relevansi antara
dengan penjelasan.
kompetensi mata pelajaran produktif yang
diberikan di SMK sebagai bekal siswa
dengan pekerjaan yang dilakukan dalam
pelaksanaan
prakerin.
Menurut
jenis
datanya penelitian ini menggunakan data
kuantitatif. Penelitian ini juga bersifat
D.
1.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data Tentang Pekerjaan
Siswa
Dalam
Pelaksanaan
Prakerin.
Berdasarkan
jawaban
yang
expost facto di mana tidak dilakukan
diperoleh diketahui rata-rata skor
kontrol
butir terendah adalah 1,8 dan rata-rata
maupun
manipulasi
variabel
skor
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
butir
Melalui
tertinggi
perhitungan
adalah
3,4.
itu
pula
Migas Cepu yang beralamat di Jalan
didapatkan nilai Mean ideal sebesar
Diponegoro No. 53, Cepu, Jawa Tengah.
2,6 dan nilai Standar Deviasi sebesar
Penelitian
0,3. Pekerjaan yang intensitasnya
ini
dapat
dikatakan
total
sampling atau penelitian populasi, karena
sangat
rendah
seluruh populasi siswa kelas XII dijadikan
sejumlah 14 pekerjaan, sejumlah 17
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
dilakukan
siswa
537
pekerjaan memiliki tingkat intensitas
pekerjaan
pekerjaan
pelaksanaan sangat tinggi.
rendah,
pekerjaan
sejumlah
intensitasnya
8
tinggi,
memiliki
intensitas
4
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Siswa pada Pelaksanaan Prakerin
No
1
2
3
4
2.
Interval
Frekuensi
Kategori
≤2,45
14
Sangat Rendah/Tidak pernah
2,45-2,75
17
Rendah/jarang
2,75-3,05
8
Tinggi/sering
≥3,05
4
Sangat Tinggi/selalu
Jumlah
43
X terendah
1,8
X tertinggi
3,4
Mean Ideal
2,6
Standar Deviasi
0,3
Deskripsi Data Tentang Pekerjaan
Kejuruan (KK) pada bidang mesin
Siswa di Bengkel ATPM dan Non
memperoleh nilai rerata 3,5 (sangat
ATPM.
tinggi), pada bidang power train dan
Berdasarkan
data
sasis sebesar 3,3 (sangat tinggi), pada
yang
bidang kelistrikan sebesar 3,2 (sangat
prakerin di bengkel ATPM sejumlah
tinggi). Sedangkan di bengkel Non
7 siswa dan di bengkel Non ATPM
ATPM implementasi DKK sebesar
sejumlah 60 siswa. Implementasi
2,9 (tinggi), KK bidang mesing
Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK)
sebesar 2,3 (sangat rendah), power
pada pekerjaan di bengkel ATPM
train dan sasis sebesar 2,4 (rendah),
memperoleh nilai rerata 3,8 (sangat
Kelistrikan sebesar 2,4 (rendah).
didapatkan
tinggi),
pengolahan
jumlah
Implementasi
siswa
Kompetensi
Tabel 2. Deskripsi Nilai Rerata
Kompetensi Produktif
Rerata
Bengkel ATPM Bengkel Non ATPM
Dasar Kompetensi Kejuruan
3,8
2,9
Kompetensi Kejuruan Mesin
3,5
2,3
Power Train&chasis
3,3
2,4
Kelistrikan
3,2
2,4
3.
Deskripsi Data Tentang Intensitas
Pekerjaan yang Dilakukan Siswa.
Sebanyak 4 atau 9% pekerjaan
yang dilakukan siswa di bengkel
ATPM
538
maupun
Non
ATPM
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
4.
intensitasnya sangat tinggi (ST), dan
Rata-rata dasar kompetensi mata
sebanyak 8 atau 19% intensitasnya
pelajaran produktif dalam pelaksa-
tinggi (T), sebanyak 17 atau 40%
naan prakerin sebesar 96% kriterian
intensitasnya rendah (R), sebanyak 14
sangat
atau 32% intensitasnya sangat rendah
kompetensi kejuruan sebesar 87% dan
(SR).
juga kriteria sangat relevan. Tingkat
Deskripsi Data Relevansi Mata
relevansi kompetensi mata pelajaran
Pelajaran
dengan
produktif dalam pelaksanaan prakerin
dalam
sebesar 91% dan terkategori sangat
Produktif
Pekerjaan
siswa
relevan.
Dan
rata-rata
relevan.
Pelaksanaan Prakerin.
Tabel 3. Tingkat Relevansi Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
No Kompetensi Mata pelajaran kelompok Produktif Persentase
1
Dasar Kompetensi kejuruan
96%
Sangat relevan
2
Kompetensi Kejuruan
87%
Sangat relevan
91%
Sangat relevan
Rerata Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
E.
Kriteria
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
PEMBAHASAN
Penelitian
relevansi
antara
pelajaran
produktif
Pekerjaan-pekerjaan tersebut memili-
dengan pekerjaan siswa dalam pelaksanaan
ki tingkat intensitas yang berbeda-
prakerin ini merupakan salah satu bentuk
beda dan dipengaruhi oleh peralatan
usaha untuk menutupi kesenjangan yang
di tempat prakerin juga keluhan
terjadi antara dunia pendidikan dengan
konsumen atau kerusakan yang terjadi
dunia industri.
pada waktu itu sehingga pekerjaan
kompetensi
1.
mata
sub
sektor
kendaraan
intensitasnya
ringan.
Pekerjaan yang Dilakukan Siswa
yang
rendah bukan
dalam Pelaksanaan Prakerin di
berarti kompetensi kerja tersebut
Industri
tidak
dibutuhkan.
Berdasarkan
Pekerjaan yang dilakukan siswa
kesimpulan tersebut dapat diketahui
SMK TKR Migas Cepu selama
bahwa siswa yang melaksanakan
melaksanakan prakerin di industri
prakerin terkadang
adalah merupakan implementasi dari
mengimplementasikan
SK dan KD mata pelajaran produktif
penguasaan
dan
karena terkendala waktu dan sarana di
merupakan
bagian
Standar
kerjanya
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
tidak
mampu
kompetensi
di
industri
539
2.
tempat prakerin khususnya di bengkel
hidroliknya, sistem suspensi beserta
Non ATPM.
komponennya. Di bidang kelistrikan
Intensitas
Pekerjaan
yang
Dilakukan
Siswa
dalam
yaitu
sistem stater, panel instrumen, sistem
penerangan dan sistem peringatan
Implementasi kompetensi kejuruan
pelaksanaan
pekerjaan
kendaraan,
di
bengkel
ATPM
Pekerjaan
memiliki
AC
maupun
yang
intensitasnya
fasilitas yang lengkap, manajemen
sangat rendah atau jarang dilakukan
yang terkontrol, serta SDM yang
siswa adalah memperbaiki sistem
berkualitas. Keadaan tersebut akan
turbo charger, spooring, balance
berbeda pada pelaksanaan pekerjaan
roda, Engine Management System.
di bengkel Non ATPM. Pekerjaan-
3.
Tingkat
Relevansi
antara
pekerjaan yang intensitasnya tinggi
Kompetensi
dilakukan siswa saat prakerin di
Produktif dengan Pekerjaan Siswa
industri antara lain mengecek maupun
dalam Pelaksanaan Prakerin
mengganti
Tingkat
Mata
Pelajaran
relevansi
antara
minyak
pelumas,
sistem
pendingin,
kompetensi mata pelajaran produktif
bensin
dalam pelaksanaan prakerin sebesar
konvensional maupun injeksi, sistem
91% dengan kriteria sangat relevan.
bahan bakar injeksi diesel, perbaikan
Rincian relevansi kompetensi mata
ringan mesin kendaraan, mengecek
pelajaran produktif adalah sebagai
emisi
berikut relevansi dasar kompetensi
memeprbaiki
sistem
bahan
gas
bakar
buang,
sistem
katup
mekanik, sistem katup otomatis.
kejuruan terhadap pekerjaan siswa
Pekerjaan bidang SPT dan sasis
sebesar 96% dengan kriteria sangat
yang intensitasnya tinggi dilakukan
relevan. Angka tersebut mengandung
antara
arti
lain
pengecekan
maupun
bahwa
kompetensi
kompetensi
perbaikan sistem kopling,
tasikan oleh sebagian siswa di tempat
sistem
kejuruan
dasar
perawatan sistem hidrolik kopling,
diimplemen-
transmisi manual, sistem transaxle,
prakerin
unit poros penggerak roda, perbaikan
kompetensi kejuruan tersebut menjadi
rem
dasar atau standar sikap kerja seluruh
sistem
540
sistem
kelistrikan EFI.
bengkel ATPM intensitasnya tinggi,
karena
pemeliharaan
baterai, perbaikan sistem pengisian,
Pelaksanaan Prakerin
pada
pengecekan,
beserta
minyak
kemudi
hidroliknya,
beserta
minyak
siswa
masing-masing.
pada
saat
Dasar
melaksanakan
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
pekerjaan
di
industri.
Rata-rata
antara
lain:
(1)
Sekolah
sebaiknya
tingkat relevansi kompetensi kejuruan
memperhatikan siswanya dengan membuat
dengan pekerjaan siswa rata-rata 87%
regulasi pelaksanaan dan penempatan siswa
yang juga termasuk kriteria sangat
saat pelaksanaan prakerin sehingga siswa
relevan.
dapat mempraktikkan kompetensi yang
dimiliki dalam pekerjaannya di tempat
SIMPULAN
prakerin. (2) Diperlukan hubungan kerja
Berdasarkan hasil analisis yang telah
sama yang lebih luas antara SMK dengan
dilakukan maka kesimpulan dari penelitian
bengkel Agen Tunggal Pemegang Merk
relevansi antara kompetensi mata pelajaran
(ATPM). (3) sekolah untuk dapat membuat
produktif
sistem
F.
dengan
pekerjaan
dalam
wajib
bagi
siswanya
untuk
program
melaksanakan prakerin di bengkel mobil.
keahlian teknik kendaraan ringan SMK
(4) Diperlukan adanya penelitian lanjutan
Migas Cepu ini adalah (1) Pekerjaan yang
mengenai program kerja sama sekolah
dilakukan
dengan industri.
pelaksanaan
prakerin
siswa
siswa
dalam
pelaksanaan
prakerin merupakan implementasi dari
kompetensi mata pelajaran SMK Migas (2)
DAFTAR PUSTAKA
Pekerjaan yang pernah dilakukan siswa
tetapi dalam penjabaran SK dan KD pada
Anonim a. Indeks Pembangunan Manusia
silabus tidak diberikan yaitu perbaikan
Indonesia. www.kompas.com. Edisi
sistem
Jum’at, 4 November 2011. Diunduh
turbo
charger
dan
perbaikan
Selasa, 09 September 2014.
kelistrikan Engine Management System
pada EFI (3) Tingkat relevansi antara
Anonim b. Jejak Daya Saing Indonesia.
kompetensi mata pelajaran produktif dalam
www.seputar-indonesia.com.
pelaksanaan prakerin sebesar 91% (sangat
Diunduh Jum’at 12 September 2014.
Anonim
relevan)
c.
Tiga
Faktor
Mendasar
Penyebab Tingginya Pengangguran
G.
SARAN
di
Indonesia.
Saran yang dapat disampaikan setelah
http://lp3ibicara.blogspot.com.
menganalisis secara ilmiah permasalahan
Diunduh Minggu 21 September
yang
2014.
terjadi
kompetensi
produktif
terkait
mata
dengan
relevansi
pelajaran
antara
kelompok
pekerjaan
pada
pelaksanaan prakerin siswa SMK Migas,
Basuki
Wibawa.
(2005).
Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan. Surabaya:
CV. Kertajaya Duta Media.
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
541
Keputusan Jendral Manajemen Pendidikan
Dasar
dan
Menengah.
251/C/KEP/MN/2008.
Spektrum
Nomor:
Tentang
Keahlian
Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Keputusan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Nomor:
323/U/1997.
Penyelenggaraan
Tentang
Sistem
Ganda
pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Mohammad Ali. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: PT Imperial
Bhakti Utama.
Murniarti
AR.
(2009).
Manajemen
Implementasi
Stratejik
Dalam
Pemberdayaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Bandung:
Citapustaka
Media Perintis.
Sugiyono.
(2010).
Statistik
Untuk
Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.
Suharsimi
Arikunto.
Penelitian
(2010).
Suatu
Prosedur
Pendekatan
Praktik. Ed. Rev., Cet 14. Jakarta:
Rineka Cipta.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Zainal Arifin. (2011). Konsep dan Model
Pengembangan
Kurikulum.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
542
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
DENGAN PEKERJAAN DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN MIGAS CEPU TAHUN AJARAN 2014/2015
Nico Haylusi*
Email: nico.haylusi@yahoo.com
Suparmin**
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat relevansi antara kompetensi mata
pelajaran produktif yang diberikan SMK Migas Cepu dengan pekerjaan yang dilakukan siswa
dalam pelaksanaan praktik kerja industri. (2) Pekerjaan yang didapatkan siswa selama melakukan
kegiatan praktik kerja industri. (3) Intensitas pekerjaan yang dilakukan siswa dalam pelaksanaan
praktik kerja industri.
Penelitian dilaksanakan di SMK Migas Cepu dengan subjek penelitian siswa kelas XII TKR
tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 67 siswa. Pengumpulan data tentang kompetensi mata
pelajaran produktif dengan cara dokumentasi dan data tentang pekerjaan yang didapatkan siswa
menggunakan angket. Validitas butir soal diperoleh dengan perhitungan rumus Product moment.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) tingkat relevansi kompetensi
mata pelajaran produktif dalam pelaksanaan prakerin sebesar 91% (sangat relevan) dengan rincian
relevansi Dasar Kompetensi Kejuruan dengan pekerjaan sebesar 96% (sangat relevan), dan
relevansi Kompetensi Kejuruan sebesar 87% (sangat relevan). (2) pekerjaan yang dilakukan siswa
dalam pelaksanaan praktik kerja industri merupakan implementasi dari kompetensi mata pelajaran
produktif dengan rerata implementasi Dasar Kompetensi Kejuruan sebesar 3,3 (sangat tinggi) dan
rerata implementasi Kompetensi Kejuruan sebesar 2,8 (rendah). (3) Terdapat 6 pekerjaan yang
intensitasnya sangat rendah dilakukan siswa yang prakerin di bengkel Non ATPM, dan 4 pekerjaan
intensitasnya sangat rendah dilakukan siswa yang prakerin di bengkel ATPM maupun Non ATPM
Kata Kunci: Relevansi, Implementasi, Kompetensi, Praktik Kerja Industri
*Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
**Dosen Pendidikan Teknik Mesin UST Yogyakarta
532
Jurnal Taman Vokasi 3 Nomor 32 Tahun 2015
RELEVANCE BETWEEN COMPETENCY PRODUCTIVE COURSE WITH THE
JOB IN IMPLEMENTATION WORK PRACTICE IN INDUSTRY OF LEARNING
TECHNICAL ENGINERING SMK N MIGAS CEPU LESSONS YEARS 2014/2015
Nico Haylusi
Email: nico.haylusi@yahoo.com
ABSTRACT
This research was aimed to know: (1) The level of relevance between competence productive
subjects given vocational Migas Cepu with the work of the student in the implementation of
industry work practices. (2) The work of students obtained during the conduct of industrial work
practices (3) The intensity of the work of the student in the implementation of industry work
practices.
Research was conducted in SMK Migas Cepu with research subjects TKR class XII students
of the school year 2014/2015, amounting to 67 students. Data collection on subjects productive
competence in a manner of documentation and data on student employment obtained using a
questionnaire. The validity of items obtained by calculating the formula product moment. The
analysis technique used is quantitative descriptive statistical analysis with percentages.
Based on the analysis of data it can be concluded that: (1) the degree of relevance of
competence subjects prakerin productive in the implementation of 91% (very relevant) with details
of Vocational Competency Basic relevance to the work of 96% (very relevant), and the relevance of
Vocational Competency by 87% (very relevant). (2) the work of the student in the implementation
of industry work practices is the implementation of competency productive subjects with an
average Vocational Competency Basic implementations of 3.3 (very high) and the implementation
of Vocational Competency an average of 2.8 (low). (3) There are 6 very low intensity of work
performed in the workshop students prakerin Non ATPM, and 4 very low intensity work done in the
workshop students prakerin ATPM and Non ATPM.
Keywords: Relevance, Implementation, Competence, Industry Practices
A.
Investasi
PENDAHULUAN
Salah
satu
pembentukan
tujuan
negara
penting
Indonesia
dari
adalah
Sumber
Daya
Manusia
(SDM) merupakan suatu keharusan agar
pertumbuhan
ekonomi
negara
makin
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
meningkat. Semakin tinggi kualitas SDM,
Indonesia
yang
maka semakin meningkat pula efisiensi dan
mandiri, maju, adil, dan makmur. Tujuan
produktivitas suatu negara. Ali (2009: 71)
mulia tersebut tertuang dalam pembukaan
mengatakan manusia yang semakin pintar
UUD 1945 yang menyatakan dengan jelas
memiliki pengetahuan dan keterampilan
bahwa
akan berimbas pada produktivitas kerja
guna
negara
menuju
bangsa
Indonesia
memiliki
keiinginan untuk memajukan kesejahteraan
serta
umum,
mengikuti
pendidikan.
ungkapan
tersebut,
bangsa.
dan
mencerdaskan
kehidupan
peningkatan
pendapatan
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
Sejalan
maka
dengan
dengan
program
533
pendidikan yang dapat menghasilkan SDM
Rendahnya tingkat kesesuaian pendidikan
berkualitas harus diagendakan secara tepat.
dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang
Di level ASEAN daya saing SDM
menganggur (Wibawa, 2005: 45). Salah
Indonesia merosot tajam dari peringkat 44
satu faktor yang menjadi penyebab masih
pada tahun 2011 menjadi peringkat 46 pada
tingginya
2012 (Seputar-Indonesia, 2012). Kualitas
Indonesia adalah ketidaksesuaian hasil yang
SDM indonesia dapat dikatakan masih
dicapai antara pendidikan dengan lapangan
kalah dengan negara tetangga lainnya
kerja (lp3ibicara.blogspot.com, 2012).
terutama
Thailand
peringkat
ke
yang
tingkat
Berdasarkan
menduduki
pengangguran
hasil
di
wawacara
Menteri
(September, 2014) dengan Kepala Bengkel
Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Sosial
ATPM Isuzu Yogyakarta yang bertujuan
dan Ekonomi Pendidikan Teknik Hanafi
untuk
mengatakan jika IPM semakin baik, maka
harapan industri terhadap lulusan SMK.
otomatis SDM Indonesia juga semakin baik
Dengan pertanyaan singkat tentang tingkat
(Kompas, 2011).
penguasaan kompetensi lulusan SMK TKR,
39.
Staf
Ahli
mengetahui
permasalahan
dan
Upaya untuk meningkatkan kualitas
jawaban yang menarik dari Eka Susetyana,
pendidikan yang telah dilakukan antara lain
yaitu cukup untuk dapat mengikuti masa
pembangunan gedung baru dan sarana
percobaan (magang kerja). Makna dari
pendidikan, program wajib belajar 9 tahun,
jawaban
pengujian
sertifikasi
kompetensi kerja yang dimiliki oleh lulusan
profesi guru, serta tak jarang mengadakan
SMK TKR dengan waktu 3 tahun belajar
seminar yang melibatkan narasumber dari
ternyata tak cukup memadai sebagai bekal
industri. Selain itu sistem manajemen
kerja di Industri pada posisi mekanik. Lebih
pelayanan pendidikan tiap-tiap sekolah
lanjut lagi Eka Susetyana mengatakan saat
pelan tapi pasti telah tersertifikasi badan
awal masuk program prakerin saja, banyak
international for standardization (IOS atau
siswa yang masih bingung tentang apa yang
yang lebih dikenal ISO), serta pada sektor
akan dikerjakan, awam terhadap kendaraan
otomotif telah berdiri Lembaga Sertifikasi
yang akan dikerjakan baik masalah tata
Profesi Teknik Otomotif. Berbagai upaya
letak komponen maupun teknologi yang
peningkatan
digunakan pada kendaraan tersebut.
kompetensi
kualitas
guru,
pendidikan
telah
dilakukan namun hasil pendidikan di
Indonesia belum juga menggembirakan.
Pendidikan di Indonesia juga masih
mengalami masalah relevansi (kesesuaian).
534
tersebut
Munculnya
adalah
penguasaan
kesenjangan
kualitas
siswa SMK dengan kualifikasi kompetensi
yang diharapkan oleh industri menjadi isu
tentang
adanya
ketidaksesuaian
antara
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
dunia pendidikan dengan dunia industri.
Bukti kongkrit yang menunjukkan hal
B.
1.
dimiliki
siswa
dengan
Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat
tersebut adalah ketidaksesuian kompetensi
yang
LANDASAN TEORI
pengetahuan,
jenis
keterampilan,
dan
kompetensi yang dipersyaratkan untuk
perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
menangani
tertentu.
dan dikuasai dalam melaksanakan
Prakerin merupakan salah satu program
tugas profesionalnya (UU No 14
bersama anatara SMK dam industri yang
Tahun 2005). Arifin (2011: 113)
dilaksanakan di dunia industri. Program
mengatakan
tersebut diharapkan mampu menjembatani
jalinan terpadu yang unik antara
sekaligus menutup kesenjangan yang terjadi
pengetahuan, keterampilan, sikap dan
antara dunia pendidikan dengan dunia
nilai-nilai yang direfleksikan dalam
industri selama ini.
pola berfikir dan pola tindakan.
jenis
pekerjaan
kompetensi
adalah
Berdasarkan permasalahan di atas,
Kompetensi yang harus dimiliki
maka dianggap perlu untuk dilakukan
oleh lulusan SMK TKR adalah
penelitian tentang kesesuaian (relevansi)
peningkatan
antara kompetensi dalam Kurikulum 2013
pengetahuan,
dengan kebutuhan penguasaan kompetensi
profesional
kerja di industri.
perawatan dan perbaikan kendaraan
kecerdasan,
ilmu
serta
tindakan
terhadap
pekerjaan
untuk
ringan. Makna dari ungkapan tersebut
mengetahui: (1) Tingkat relevansi antara
adalah siswa harus mampu mengusai
kompetensi mata pelajaran produktif yang
kompetensi suatu pekerjaan, melalui
dinerikan
penguasaan SK dan KD yang telah
Tujuan
penelitian
SMK
Migas
adalah
Cepu
dengan
dirumuskan dalam silabus.
pekerjaan yang dilakukan siswa dalam
pelaksanaan praktik kerja industri. (2)
Pekerjaan yang didapatkan siswa selama
2.
Mata Pelajaran Produktif
Sekolah
menengah
kejuruan
melakukan kegiatan praktik kerja industri.
mempunyai kekhususan yang terletak
(3) Intensitas pekerjaan yang dilakukan
pada mata pelajaran produktif. Mata
siswa dalam pelaksanaan praktik kerja
pelajaran produktif program keahlian
industri.
TKR adalah segala mata pelajaran
yang
membekali
pengetahuan
keahlian kejuruan dalam hal ini
kompetensi tentang teknologi, cara
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
535
perawatan, dan perbaikan kendaraan
sekolah,
ringan.
industri sehingga terjadi kesesuaian
Migas yang dilaksanakan tahun ajaran
sekolah dengan
2014/2015
(Murniati,
terdapat
tujuh
dunia
mata
tuntutan
industri
108).
Prakerin
2009:
tergabung
dalam
merupakan program bersama antara
pelajaran
dasar
SMK dan industri yang harus diikuti
Sejumlah
oleh semua siswa yang bertujuan
sembilan belas mata pelajaran lainnya
mempraktikkan teori dan materi yang
tergabung dalam kelompok mata
didapat di sekolah, serta membekali
pelajaran kompetensi kejuruan. Mata
kompetensi
pelajaran
mencapai keprofesionalan kerja atau
pelajaran
kelompok
yang
mata
kompetensi
kejuruan.
kompetensi
kejuruan
merupakan dasar kompetensi dari
mata pelajaran selanjutnya atau yang
tergabung dalam kelompok
mata
pada
siswa
untuk
penguasaan kompetensi kerja.
diberikan pada siswa tingkat X yang
4.
Relevansi Kurikulum
Relevansi merupakan salah satu
kriteria terpenting dalam pengajaran.
pelajaran kompetensi kejuruan. Mata
Wibawa
pelajaran
kejuruan
mengatakan relevansi isi kurikulum
merupakan mata pelajaran lanjutan
pendidikan teknologi dan kejuruan
yang diberikan pada siswa tingkat XI
meliputi dua aspek yaitu relevansi
dan
kurikulum terhadap rendahnya mutu
XII
kompetensi
yang
bertujuan
untuk
(2005:
kerja
lowongan tenaga kerja yang tidak
dengan
kebutuhan
dan
yang
lulusan
sesuai
SMK
142)
memperoleh penguasaan kompetensi
terpenuhi
Praktik Kerja Industri
kemampuan yang dimiliki pencari
merupakan
program
diselenggarakan
yang
oleh
wajib
sekolah
karena
banyaknya
industri.
Praktik Kerja Industri (Prakerin)
536
di
antara kemampuan yang diperoleh di
Pada Kurikulim 2013 SMK TKR
3.
dipraktikkan
kerja dengan penguasaan kompetensi
pekerjaan tertentu.
Dalam
rangka
khususnya SMK dan pendidikan luar
masalah
sekolah serta wajib diikuti oleh siswa
dikembangkan
(Undang-Undang
pembelajaran
Prakerin
ketidakcocokan
mengantisipasi
tersebut
maka
program
yang
perlu
program
sesuai
untuk
Dikmenditi, 2003). Prakerin adalah
dilaksanakan di SMK. Dikembang-
kegiatan pendidikan, pelatihan, dan
kannya program tersebut bertujuan
pembelajaran yang dilaksanakan di
untuk
meningkatkan
pencapaian
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
ketuntasan
kompetensi
dalam
ini
hal
kejuruan
kompetensi
sampel penelitian. Populasi pada penelitian
mata
ini adalah siswa kelas XII program keahlian
pelajaran produktif
yang
relevan
Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK
dengan
pembangunan,
Migas yang berjumlah 96 siswa dan
tuntutan
tersebar dalam 3 kelas.
masyarakat, dan industri.
Relevansi
kesesuaian,
adalah
Pada penelitian ini metode yang
tingkat
sehingga
dapat
digunakan
untuk
mengumpulkan
disimpulkan bahwa kesesuaian yang
tentang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
produktif adalah dengan cara dokumentasi
tingkat kesesuaian antara kompetensi
sedangkan
mata pelajaran produktif yang telah
tentang pekerjaan yang dilakukan siswa
diberikan
kepada
pada pelaksanaan prakerin adalah dengan
pekerjaan
yang
siswa
dengan
dilakukan
saat
kompetensi
untuk
mata
data
pelajaran
mengumpulkan
data
angket. Untuk mengukur validitas angket
digunakan rumus product moment.
melaksanakan prakerin.
Teknik analisis data pada penelitian
C.
METODE PENELITIAN
ini analisis datanya menggunakan analisis
Jenis penelitian ini adalah penelitian
statistik
deskriptif
kuantitatif
dengan
deskriptif karena penelitian ini bertujuan
persentase dan analisis deskriptif kualitatif
untuk mengetahui tingkat relevansi antara
dengan penjelasan.
kompetensi mata pelajaran produktif yang
diberikan di SMK sebagai bekal siswa
dengan pekerjaan yang dilakukan dalam
pelaksanaan
prakerin.
Menurut
jenis
datanya penelitian ini menggunakan data
kuantitatif. Penelitian ini juga bersifat
D.
1.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data Tentang Pekerjaan
Siswa
Dalam
Pelaksanaan
Prakerin.
Berdasarkan
jawaban
yang
expost facto di mana tidak dilakukan
diperoleh diketahui rata-rata skor
kontrol
butir terendah adalah 1,8 dan rata-rata
maupun
manipulasi
variabel
skor
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
butir
Melalui
tertinggi
perhitungan
adalah
3,4.
itu
pula
Migas Cepu yang beralamat di Jalan
didapatkan nilai Mean ideal sebesar
Diponegoro No. 53, Cepu, Jawa Tengah.
2,6 dan nilai Standar Deviasi sebesar
Penelitian
0,3. Pekerjaan yang intensitasnya
ini
dapat
dikatakan
total
sampling atau penelitian populasi, karena
sangat
rendah
seluruh populasi siswa kelas XII dijadikan
sejumlah 14 pekerjaan, sejumlah 17
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
dilakukan
siswa
537
pekerjaan memiliki tingkat intensitas
pekerjaan
pekerjaan
pelaksanaan sangat tinggi.
rendah,
pekerjaan
sejumlah
intensitasnya
8
tinggi,
memiliki
intensitas
4
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Siswa pada Pelaksanaan Prakerin
No
1
2
3
4
2.
Interval
Frekuensi
Kategori
≤2,45
14
Sangat Rendah/Tidak pernah
2,45-2,75
17
Rendah/jarang
2,75-3,05
8
Tinggi/sering
≥3,05
4
Sangat Tinggi/selalu
Jumlah
43
X terendah
1,8
X tertinggi
3,4
Mean Ideal
2,6
Standar Deviasi
0,3
Deskripsi Data Tentang Pekerjaan
Kejuruan (KK) pada bidang mesin
Siswa di Bengkel ATPM dan Non
memperoleh nilai rerata 3,5 (sangat
ATPM.
tinggi), pada bidang power train dan
Berdasarkan
data
sasis sebesar 3,3 (sangat tinggi), pada
yang
bidang kelistrikan sebesar 3,2 (sangat
prakerin di bengkel ATPM sejumlah
tinggi). Sedangkan di bengkel Non
7 siswa dan di bengkel Non ATPM
ATPM implementasi DKK sebesar
sejumlah 60 siswa. Implementasi
2,9 (tinggi), KK bidang mesing
Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK)
sebesar 2,3 (sangat rendah), power
pada pekerjaan di bengkel ATPM
train dan sasis sebesar 2,4 (rendah),
memperoleh nilai rerata 3,8 (sangat
Kelistrikan sebesar 2,4 (rendah).
didapatkan
tinggi),
pengolahan
jumlah
Implementasi
siswa
Kompetensi
Tabel 2. Deskripsi Nilai Rerata
Kompetensi Produktif
Rerata
Bengkel ATPM Bengkel Non ATPM
Dasar Kompetensi Kejuruan
3,8
2,9
Kompetensi Kejuruan Mesin
3,5
2,3
Power Train&chasis
3,3
2,4
Kelistrikan
3,2
2,4
3.
Deskripsi Data Tentang Intensitas
Pekerjaan yang Dilakukan Siswa.
Sebanyak 4 atau 9% pekerjaan
yang dilakukan siswa di bengkel
ATPM
538
maupun
Non
ATPM
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
4.
intensitasnya sangat tinggi (ST), dan
Rata-rata dasar kompetensi mata
sebanyak 8 atau 19% intensitasnya
pelajaran produktif dalam pelaksa-
tinggi (T), sebanyak 17 atau 40%
naan prakerin sebesar 96% kriterian
intensitasnya rendah (R), sebanyak 14
sangat
atau 32% intensitasnya sangat rendah
kompetensi kejuruan sebesar 87% dan
(SR).
juga kriteria sangat relevan. Tingkat
Deskripsi Data Relevansi Mata
relevansi kompetensi mata pelajaran
Pelajaran
dengan
produktif dalam pelaksanaan prakerin
dalam
sebesar 91% dan terkategori sangat
Produktif
Pekerjaan
siswa
relevan.
Dan
rata-rata
relevan.
Pelaksanaan Prakerin.
Tabel 3. Tingkat Relevansi Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
No Kompetensi Mata pelajaran kelompok Produktif Persentase
1
Dasar Kompetensi kejuruan
96%
Sangat relevan
2
Kompetensi Kejuruan
87%
Sangat relevan
91%
Sangat relevan
Rerata Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
E.
Kriteria
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
PEMBAHASAN
Penelitian
relevansi
antara
pelajaran
produktif
Pekerjaan-pekerjaan tersebut memili-
dengan pekerjaan siswa dalam pelaksanaan
ki tingkat intensitas yang berbeda-
prakerin ini merupakan salah satu bentuk
beda dan dipengaruhi oleh peralatan
usaha untuk menutupi kesenjangan yang
di tempat prakerin juga keluhan
terjadi antara dunia pendidikan dengan
konsumen atau kerusakan yang terjadi
dunia industri.
pada waktu itu sehingga pekerjaan
kompetensi
1.
mata
sub
sektor
kendaraan
intensitasnya
ringan.
Pekerjaan yang Dilakukan Siswa
yang
rendah bukan
dalam Pelaksanaan Prakerin di
berarti kompetensi kerja tersebut
Industri
tidak
dibutuhkan.
Berdasarkan
Pekerjaan yang dilakukan siswa
kesimpulan tersebut dapat diketahui
SMK TKR Migas Cepu selama
bahwa siswa yang melaksanakan
melaksanakan prakerin di industri
prakerin terkadang
adalah merupakan implementasi dari
mengimplementasikan
SK dan KD mata pelajaran produktif
penguasaan
dan
karena terkendala waktu dan sarana di
merupakan
bagian
Standar
kerjanya
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
tidak
mampu
kompetensi
di
industri
539
2.
tempat prakerin khususnya di bengkel
hidroliknya, sistem suspensi beserta
Non ATPM.
komponennya. Di bidang kelistrikan
Intensitas
Pekerjaan
yang
Dilakukan
Siswa
dalam
yaitu
sistem stater, panel instrumen, sistem
penerangan dan sistem peringatan
Implementasi kompetensi kejuruan
pelaksanaan
pekerjaan
kendaraan,
di
bengkel
ATPM
Pekerjaan
memiliki
AC
maupun
yang
intensitasnya
fasilitas yang lengkap, manajemen
sangat rendah atau jarang dilakukan
yang terkontrol, serta SDM yang
siswa adalah memperbaiki sistem
berkualitas. Keadaan tersebut akan
turbo charger, spooring, balance
berbeda pada pelaksanaan pekerjaan
roda, Engine Management System.
di bengkel Non ATPM. Pekerjaan-
3.
Tingkat
Relevansi
antara
pekerjaan yang intensitasnya tinggi
Kompetensi
dilakukan siswa saat prakerin di
Produktif dengan Pekerjaan Siswa
industri antara lain mengecek maupun
dalam Pelaksanaan Prakerin
mengganti
Tingkat
Mata
Pelajaran
relevansi
antara
minyak
pelumas,
sistem
pendingin,
kompetensi mata pelajaran produktif
bensin
dalam pelaksanaan prakerin sebesar
konvensional maupun injeksi, sistem
91% dengan kriteria sangat relevan.
bahan bakar injeksi diesel, perbaikan
Rincian relevansi kompetensi mata
ringan mesin kendaraan, mengecek
pelajaran produktif adalah sebagai
emisi
berikut relevansi dasar kompetensi
memeprbaiki
sistem
bahan
gas
bakar
buang,
sistem
katup
mekanik, sistem katup otomatis.
kejuruan terhadap pekerjaan siswa
Pekerjaan bidang SPT dan sasis
sebesar 96% dengan kriteria sangat
yang intensitasnya tinggi dilakukan
relevan. Angka tersebut mengandung
antara
arti
lain
pengecekan
maupun
bahwa
kompetensi
kompetensi
perbaikan sistem kopling,
tasikan oleh sebagian siswa di tempat
sistem
kejuruan
dasar
perawatan sistem hidrolik kopling,
diimplemen-
transmisi manual, sistem transaxle,
prakerin
unit poros penggerak roda, perbaikan
kompetensi kejuruan tersebut menjadi
rem
dasar atau standar sikap kerja seluruh
sistem
540
sistem
kelistrikan EFI.
bengkel ATPM intensitasnya tinggi,
karena
pemeliharaan
baterai, perbaikan sistem pengisian,
Pelaksanaan Prakerin
pada
pengecekan,
beserta
minyak
kemudi
hidroliknya,
beserta
minyak
siswa
masing-masing.
pada
saat
Dasar
melaksanakan
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
pekerjaan
di
industri.
Rata-rata
antara
lain:
(1)
Sekolah
sebaiknya
tingkat relevansi kompetensi kejuruan
memperhatikan siswanya dengan membuat
dengan pekerjaan siswa rata-rata 87%
regulasi pelaksanaan dan penempatan siswa
yang juga termasuk kriteria sangat
saat pelaksanaan prakerin sehingga siswa
relevan.
dapat mempraktikkan kompetensi yang
dimiliki dalam pekerjaannya di tempat
SIMPULAN
prakerin. (2) Diperlukan hubungan kerja
Berdasarkan hasil analisis yang telah
sama yang lebih luas antara SMK dengan
dilakukan maka kesimpulan dari penelitian
bengkel Agen Tunggal Pemegang Merk
relevansi antara kompetensi mata pelajaran
(ATPM). (3) sekolah untuk dapat membuat
produktif
sistem
F.
dengan
pekerjaan
dalam
wajib
bagi
siswanya
untuk
program
melaksanakan prakerin di bengkel mobil.
keahlian teknik kendaraan ringan SMK
(4) Diperlukan adanya penelitian lanjutan
Migas Cepu ini adalah (1) Pekerjaan yang
mengenai program kerja sama sekolah
dilakukan
dengan industri.
pelaksanaan
prakerin
siswa
siswa
dalam
pelaksanaan
prakerin merupakan implementasi dari
kompetensi mata pelajaran SMK Migas (2)
DAFTAR PUSTAKA
Pekerjaan yang pernah dilakukan siswa
tetapi dalam penjabaran SK dan KD pada
Anonim a. Indeks Pembangunan Manusia
silabus tidak diberikan yaitu perbaikan
Indonesia. www.kompas.com. Edisi
sistem
Jum’at, 4 November 2011. Diunduh
turbo
charger
dan
perbaikan
Selasa, 09 September 2014.
kelistrikan Engine Management System
pada EFI (3) Tingkat relevansi antara
Anonim b. Jejak Daya Saing Indonesia.
kompetensi mata pelajaran produktif dalam
www.seputar-indonesia.com.
pelaksanaan prakerin sebesar 91% (sangat
Diunduh Jum’at 12 September 2014.
Anonim
relevan)
c.
Tiga
Faktor
Mendasar
Penyebab Tingginya Pengangguran
G.
SARAN
di
Indonesia.
Saran yang dapat disampaikan setelah
http://lp3ibicara.blogspot.com.
menganalisis secara ilmiah permasalahan
Diunduh Minggu 21 September
yang
2014.
terjadi
kompetensi
produktif
terkait
mata
dengan
relevansi
pelajaran
antara
kelompok
pekerjaan
pada
pelaksanaan prakerin siswa SMK Migas,
Basuki
Wibawa.
(2005).
Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan. Surabaya:
CV. Kertajaya Duta Media.
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
541
Keputusan Jendral Manajemen Pendidikan
Dasar
dan
Menengah.
251/C/KEP/MN/2008.
Spektrum
Nomor:
Tentang
Keahlian
Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Keputusan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Nomor:
323/U/1997.
Penyelenggaraan
Tentang
Sistem
Ganda
pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Mohammad Ali. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: PT Imperial
Bhakti Utama.
Murniarti
AR.
(2009).
Manajemen
Implementasi
Stratejik
Dalam
Pemberdayaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Bandung:
Citapustaka
Media Perintis.
Sugiyono.
(2010).
Statistik
Untuk
Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.
Suharsimi
Arikunto.
Penelitian
(2010).
Suatu
Prosedur
Pendekatan
Praktik. Ed. Rev., Cet 14. Jakarta:
Rineka Cipta.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Zainal Arifin. (2011). Konsep dan Model
Pengembangan
Kurikulum.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
542
Relevansi Antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif