ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013.
Fina Lestari, 2013
ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa
oleh
Fina Lestari
0901035
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Analisis Keramik Hias Gerabah Plered
UntukPangsa
Export
Tahun 2010-2013
Oleh Fina Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Fina Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Fina Lestari, 2013
LEMBAR PENGESAHAN Fina Lestari
0901035
ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Drs. Maman Tocharman, M.Pd. NIP. 194812251974121001
Pembimbing II,
Drs. Yadi Rukmayadi, M.Pd. NIP. 196104011994031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Bandi Sobandi, M.Pd. NIP. 197206131999031001
(4)
Fina Lestari 0901035
ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013
Disetujui dan Disahkan oleh:
Penguji I,
Drs. Yaya Sukaya, M.Pd. NIP. 195403031991031001
Penguji II,
Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP. 196506181992031003
Penguji III,
Zakiah Pawitan, M.Ds. NIP. 198305052005012001
(5)
Fina Lestari, 2013
ABSTRAK
Lestari, Fina. 2013: ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013. Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, lokasi penelitian ini adalah industri keramik Jaka Perkasa yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi.
Kriya keramik yang dihasilkan industri Jaka Perkasa merupakan produk keramik untuk memenuhi kebutuhan pasar baik export maupun lokal yang dibuat oleh kriyawan keramik Plered dengan PT Joshua sebagai eksportirnya. Keberadaannya merupakan adanya perkembangan bagi kriyawan keramik Plered yang tidak hanya menghasilkan produk lokal namun ada juga produk keramik yang dihasilkan kriyawan Plered untuk skala internasional.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembentukan keramik pangsa export bahan utama yang digunakan adalah tanah liat puder yang dicampur dengan lumpur dan pasir halus yang dibentuk dengan teknik putar dengan bantuan meja putar (perbot) yang digerakan secara manual oleh tangan. Proses dekorasi yang berbeda-beda tekniknya dengan suhu pembakaran 900° Celsius. Bentuk keramik yang dibuat pengembangan dari bentuk silinder dengan pemberian motif geometris dan stilasi tumbuhan. Penggunaan warna pada keramik memperlihatkan unsur gelap terang dengan tekstur permukaan keramik ada yang halus dan kasar, tekstur kasar dapat dilihat pada permukaan benda keramik dengan proses dekorasi menggunakan teknik gosok.
(6)
ABSTRACT
The method used in this research is descriptive method with qualitative approach, this research area is the ceramic industry Jaka Perkasa at Anjun, Plered Purwakarta. Data collecting techniques used in this study include: observation, interviews, library research and documentation.
The products of Jaka Perkasa industry are crafted to meet the needs of both export and local markets which made by ceramic craftsmen Plered together with PT Joshua as an exporter and ceramic models designer. Its existence brings the development of the ceramic craftsmen in Plered who not only produce for domestic purpose but also for international scale.
The results of this study concluded that the forming process of these ceramics uses clay materials called puder mixed with mud and silt formed by rolling technique with the help of a turntable (perbot) which is moved manually by hand. The decorating techniques are vary with firing temperature up to 900°Celsius. Ceramic shapes are the development of a cylindrical shape wich has geometric and deformation of plants motifs. The color use in ceramics give the color tone and the ceramic surface texture can be smooth or rough, coarse texture can be seen on the surface of ceramic objects by the process of rubbing decorating technique.
(7)
Fina Lestari, 2013
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 8
A. Tinjauan Kriya Keramik ... 8
1. Jenis-jenis Kriya Di Indonesia ... 8
2. Konsep Kriya Keramik ... 12
B. Unsur dan Prinsip dalam Karya Seni Rupa ... 28
C. Bentuk Kriya Keramik ... 36
D. Pangsa Pasar Export ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. Waktu dan Tempat Penenelitian ... 45
B. Populasi dan Sampel ... 45
C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 46
D. Instrumen dan Sumber Data ... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ... 49
F. Teknik Pengolahan Data ... 51
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-1013 ... 54
A. Gambaran Umum Mengenai Kriya Keramik Plered ... 54
(8)
vi
2. Profil Industri Keramik Jaka Perkasa ... 56
B. Kriya Keramik Plered yang menjadi Produk Pangsa Export Industri Keramik Jaka Perkasa Tahun 2010-2013 Ditinjau Dari Segi Proses Pembuatan ... 57
1. Alat dan Bahan ... 57
2. Proses Pembuatan Kriya Keramik Pangsa Export ... 68
3. Pembakaran ... 83
4. Finishing ... 85
C. Bentuk Kriya Keramik Hias Gerabah Untuk Pangsa Export industri keramik Jaka Perkasa Antara Tahun 2010-2013 ... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 135
A. Kesimpulan ... 135
B. Saran ... 136 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(9)
1 Fina Lestari, 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keanekaragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia menjadi warisan budaya untuk mengembangkan dan membangun identitas bangsa dalam mempertahankan eksistensinya baik dalam negeri maupun luar negeri. Keberagaman budaya yang mencakup seluruh wilayah Nusantara menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan adat istiadat dan kebudayaan. Dengan banyaknya warisan budaya, keramik menjadi salah satu karya kriya yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 820), kriya adalah pekerjaan tangan atau kerajinan. Dalam kriya nilai fungsional memiliki peranan yang sangat penting tanpa meninggalkan nilai estetika. Oleh karena itu dalam pembuatan kriya pemilihan bahan, teknik pembuatan dan pembentukan harus diperhatikan secara cermat oleh kriyawan.
Keramik merupakan salah satu contoh dari kriya. Kata keramik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 742) diartikan sebagai “tanah liat yang dibakar dan dicampur dengan bahan atau barang-barang yang dibuat dari porselen”. Dilihat dari fungsinya seni kriya keramik dibedakan menjadi 2 bagian yaitu sebagai benda hias dan benda pakai, masing-masing memiliki model keramik yang berbeda-beda.
Dengan kata lain keramik adalah tanah liat yang mengalami proses pembentukan kemudian dibakar sesuai dengan suhu 800° C sampai 900° C. Menurut Ichsan (2003: 9) mengemukakan “keramik adalah tanah liat (lempung) yang dibakar pada suhu tertentu sehingga secara kimiawi telah berubah menjadi
satu bentuk yang permanen”. Artinya apabila pembakaran pada tanah liat telah melewati suhu tertentu, maka tanah liat atau lempung tersebut telah berubah menjadi suatu material baru yang tidak hancur dan rusak oleh air.
Keramik yang baik adalah keramik yang berkualitas. Penetapan kualitas suatu keramik bergantung pada tanah liat yang digunakan, teknik pembuatan, suhu
(10)
2
pembakaran yang ditetapkan dan finishing. Menurut Ichsan (2003: 9)
mengemukakan “Pada dasarnya kualitas keramik tergantung pada bahan tanah liat
dan suhu bakarnya”. Dalam proses pembakaran tersebut, tanah liat akan mengalami perubahan struktur hingga mencapai suhu matangnya. Apabila tanah liat mengalami pembakaran sesuai dengan penetapan suhu yang baik, maka ia akan memiliki kepadatan maksimal yang dapat mempengaruhi kekuatan sebuah keramik.
Kecamatan Plered adalah salah satu kecamatan di kabupaten Purwakarta. Karakteristik yang dimiliki daerah ini terbilang unik dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang ada di Purwakarta, hal ini disebabkan pengembangan pembangunan di wilayah Plered lebih ditekankan kepada peningkatan produksi industri kecil khususnya kriya keramik. Salah satu desa di kecamatan Plered yang merupakan pusat penghasil kriya keramik adalah desa Anjun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Amang Tarmedi selaku kriyawan keramik Plered, Kegiatan usaha keramik Plered telah ada sejak tahun 1904 dan terus berkembang hingga saat ini. Pada awal perkembangannya produk yang dihasilkan kriya keramik plered adalah peralatan rumah tangga seperti kekep, paso pendil, tempayan dan lain-lain yang biasa disebut dengan jenis keramik gerabah kasar.
Saat ini produk yang dihasilkan keramik Plered terbagi ke dalam dua jenis yaitu keramik tradisional dan keramik modern. Keramik tradisional adalah keramik yang tidak mengalami perubahan bentuk, hal itu disebabkan dari segi penciptaannya yang selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial. Sedangkan keramik modern ada karena disesuaikan dengan perkembangan zaman baik dalam hal bentuk maupun motif keramik. Hal tersebut guna meningkatkan harga jual di pasaran.
Pada masa perkembangannya, industri keramik Plered mengalami pasang-surut. Masa kejayaan keramik Plered dilihat dari kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Disisi lain, industri keramik Plered pun harus mengalami masa kemunduran munculnya hambatan-hambatan yang terjadi secara tidak langsung
(11)
3
Fina Lestari, 2013
mengganggu kelancaran industri keramik Plered sehingga perkembangan produksi keramik Plered sulit untuk dipertahankan, bahkan pada tahun 1965an induk keramik Plered praktis tidak berfungsi lagi. Sampai pada saat ini para pengusaha keramik Plered masih terus bertahan, meski tidak begitu ramai dikunjungi. Pada tahun 1985 industri keramik Plered mulai berupaya untuk meningkatkan keramik gerabahnya baik secara kualitas dan kuantitasnya ke industri kerajinan keramik hias ditandai dengan dianugerahkannya penghargaan dari PBB dan Presiden (UPTD Litbang, 2010: 7).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nizar sebagai kepala UPTD Litbang, pada tahun 2000 didirikan suatu lembaga pemerintah yaitu UPTD Litbang yang bertujuan untuk mempertahankan kriya keramik Plered supaya tetap berkembang. Fungsi Litbang itu sendiri selain bertujuan untuk mengembangkan keramik Plered juga memberi bantuan kepada kriyawan keramik Plered seperti memberi masukan ide dan gagasan mengenai keramik yang sesuai dengan permintaan pasar juga membantu dalam pemasarannya. Selain adanya UPTD Litbang, para kriyawan keramik Plered pun mendapatkan bantuan dari industri keramik Jaka Perkasa yang memproduksi keramik hias Plered untuk skala internasional dengan PT Joshua sebagai eksportirnya.
Menurut Bapak Aid Anwar sebagai kepala finishing industri keramik Jaka Perkasa, pengembangan pemasaran produk keramik hias Plered selain untuk memenuhi pangsa pasar lokal juga berupaya untuk memenuhi pangsa pasar dengan skala internasional. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan kriya keramik dari daerah khususnya Plered ke kancah internasional, juga untuk memperbaiki perekonomian daerah tersebut. Adapun sasaran pasar internasional dalam pengiriman produk kriya keramik meliputi Amerika Serikat, Italia, Belanda, Polandia, Jerman, Afrika, Spanyol dan Australia.
Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya penulis tertarik ingin meneliti lebih dalam mengenai keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa dari tahun 2010-2013, karena keramik yang dihasilkan menurut Bapak Aid Anwar sebagai kepala finishing
(12)
4
bervariasi dan dapat mengikuti trend. Pada tahun 2010 produk keramik yang dihasilkan memiliki beragam bentuk dengan motif dan aksen baik berupa motif geometris maupun organis, tahun 2011 walaupun masih memiliki motif namun lebih disederhanakan. Sedangkan pada tahun 2012 terjadi perubahan pada pangsa pasar khususnya export pada produk keramik dimana pasar memfokuskan produk keramik lebih elegan tidak terlalu memakai motif, tahun 2013 mengalami perkembangan dari segi bentuk yang ditampilkan walaupun masih menggunakan tema elegan. Oleh karena itu periode yang dipilih oleh penulis sebagai bahan analisis adalah kriya keramik pangsa export 2010-2013. Dengan demikian judul penelitian ini adalah “ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013”.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada bentuk dan proses pembuatan keramik hias gerabah Plered untuk pangsa export dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Sebagai sampel penelitian ini adalah industri keramik Jaka Perkasa sebagai tempat
finishing produk keramik untuk pangsa export yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah diuraikan di atas, untuk mempermudah dalam melakukan penelitian penulis merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana proses pembuatan kriya keramik hias gerabah Plered yang menjadi
produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010 sampai tahun 2013?
2. Bagaimana bentuk pada keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010 sampai tahun 2013?
(13)
5
Fina Lestari, 2013
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan hal-hal berikut.
a. Proses pembuatan keramik hias gerabah Plered yang menjadi Produk pangsa
export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010 sampai pada tahun 2013
b. Bentuk keramik hias gerabah Plered yang menjadi Produk pangsa export
industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010 sampai pada tahun 2013
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan produsan kriya keramik.
a. Bagi Penulis
1) Menambah pengetahuan mengenai keramik Plered, khususnya pada model keramik yang menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa. 2) Mengetahui proses pembuatan keramik hias gerabah Plered yang menjadi
produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010-2013. 3) Mengetahui bentuk keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk pangsa
export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010-2013.
4) Mengetahui visual keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk pangsa
export industri keramik Jaka Perkasa, meliputi unsur garis, bentuk, warna dan motif.
5) Mendapat manfaat berupa pengetahuan lebih mengenai ilmu tentang kriya keramik yang tidak hanya didapat dari kampus UPI.
b. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat terciptanya kerjasama antara jurusan pendidikan seni rupa UPI dengan produsen keramik Plered di desa Anjun. 2) Menjadikan bahan referensi atau kepustakaan tentang Kajian Visual Keramik
Hias Gerabah Plered untuk pangsa export juga sebagai bahan ajaran mengenai mata kuliah keramik.
(14)
6
c. Bagi Produsen
1) Sebagai dokumentasi untuk memperkenalkan hasil karya keramik yang menjadi pangsa pasar export produksi industri keramik Jaka Perkasa agar karyanya lebih dikenal masyarakat.
2) Mendorong produsen dalam meningkatkan kualitas baik model dan jenis keramik hias gerabah Plered serta kuantitas kriya keramik hias gerabah yang diproduksinya.
3) Mendorong motivasi bagi industri keramik Jaka Perkasa dalam mempertahankan dan meningkatkan eksistensi perusahaan khususnya dalam pangsa pasar export produk keramik hias gerabah Plered.
4) Memberikan inspirasi atau gagasan kepada mahasiswa dan seniman dalam menciptakan karya kriya keramik.
F. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN
Bagian-bagian yang dibahas dalam BAB I berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian secara garis besar beserta teknik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian.
BAB II. LANDASAN TEORI
Pada BAB II ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian, seperti: tinjauan kriya keramik, unsur dan prinsip dalam seni rupa dan bentuk kriya keramik. Selain itu juga sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis.
BAB III. METODE PENELITIAN
Seperti yang telah dijelaskan dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah (2012: 21) Uraian dalam BAB III berisi penjabaran mengenai metode penelitian metode penelitian deskriptif kualitatif, yang meliputi Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, cara pemilihan sampel serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan
(15)
7
Fina Lestari, 2013
desain penelitian itu, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya serta analisis data.
BAB IV. PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan mengenai hasil penelitian studi deskriptif tentang analisis bentuk keramik hias gerabah plered untuk pangsa export tahun 2010-2013 produksi industri keramik Jaka Perkasa diuraikan berdasarkan hasil penelitian dan berlandaskan teori pada BAB II.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab Kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
(16)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, yakni dari bulan Mei sampai bulan Juli tahun 2013.
2. Tempat
Tempat penelitian ini adalah di tempat finishing yaitu industri keramik Jaka Perkasa yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta. Mata pencaharian pokok penduduk di desa ini antara lain bertani dan menjadi kriyawan keramik mulai dari membuat genteng, bata sampai pada bentuk-bentuk keperluan rumah tangga lainnya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Masyhuri dkk, (2008: 151) mengutarakan bahwa populasi penelitian adalah:
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Dalam melakukan penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, menurut Spradley (Sugiyono, 2011: 297 ) dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas 3 elemen yaitu: Tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Populasi dalam penelitian ini yaitu beberapa kriyawan keramik Plered untuk pangsa export di Desa Anjun, diantaranya yang memproduksi produk keramik Plered untuk skala internasional yaitu industri keramik Jaka Perkasa.
2. Sampel
Menurut Masyhuri dkk, (2008: 153) sampel dimunculkan oleh peneliti pada suatu penelitian disebabkan karena:
(17)
46
Fina Lestari, 2013
a. Peneliti ingin mereduksi (memotong) obyek yang akan diteliti. Peneliti tidak melakukan penyelidikannya pada semua obyek atau gejala atau kejadian atau peristiwa tetapi hanya sebagian saja. Sebagian inilah disebut dengan sampel.
b. Peneliti ingin melakukan generalisasi dari hasil penelitiannya, artinya mengenakan kesimpulannya kepada objek, kejadian, atau peristiwa yang lebih luas.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu sampel dari beberapa kriyawan keramik plered yang menghasilkan produk keramik pangsa export yaitu industri keramik Jaka Perkasa tempat finishing pembuatan produk keramik untuk pangsa
export yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta.
C. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Dalam melakukan penelitian, manusia berperan penting pada saat penelitian berlangsung. Menurut Nasution (Sugiyono, 2011: 306) mengemukakan bahwa:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu yang masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Manusia dalam metode kualitatif menjadi faktor penting sebagai pengumpul data yang memberikan pengaruh untuk pencapaian keberhasilan proses penelitian. Peneliti harus memiliki sifat objektif dan terbuka sesuai dengan fakta yang ada, agar dalam proses pendataan dilaksanakan dengan baik dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Hal ini sependapat dengan penjelasan penelitian kualitatif menurut Masyhuri dkk, (2011: 22) bahwasannya:
Penelitian kualitatif itu berakar pada latar ilmiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari-dasar, bersifat
(18)
47
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek peneliti.
Penelitian kualitatif mengutamakan manusia sebagai instrumen atau alat penelitian. Penelitian kualitatif ini berdasarkan pada latar situasi alamiah dengan manusia sebagai alat penelitiannya yang utama serta menganalisis data secara induktif, bersifat deskriptif artinya, lebih jelas dan menyeluruh, lebih mementingkan prosesnya dibandingkan hasil yang akan dicapai, memanfaatkan metode kualitatif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak peneliti dan subjek penelitian.
Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian kualitatif menurut Moleong (1996: 85) adalah tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan dan analisis data. Dalam hal ini peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan survey lapangan ke tempat yang akan dijadikan objek penelitian, selanjutnya menyusun proposal penelitian untuk diajukan pada dewan skripsi. Proposal yang telah diperbaiki dan disahkan dosen pembimbing skripsi dengan diketahui ketua jurusan diajukan pada pihak fakultas dengan tujuan untuk mendapatkan perizinan melaksanakan penelitian (Moleong, 1996: 85).
Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan awal yang meliputi: memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan fokus penelitian, memilih pendekatan dalam metode penelitian, menentukan sistem pola yang diamati dan sumber data. Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi. Dilakukannya observasi untuk mengetahui kondisi real yang terjadi di lapangan serta sebagai pembacaan awal terhadap permasalahan yang ada pada objek penelitian. Hasil observasi ini dapat digunakan sebagi acuan untuk penyusunan proposal penelitian yang ditindaklanjuti pada pembimbing, jurusan, yang pada
(19)
48
Fina Lestari, 2013
akhirnya ditujukan untuk memperoleh SK yaitu surat syarat perizinan melaksanakan penelitian.
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Pada tahap ini penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan melihat dan meneliti fenomena yang sebenarnya, sehingga terlibat langsung dalam proses penelitian (Moleong, 1996: 85).
Tahapan ini peneliti mengumpulkan dan sekaligus mengambil data-data yang diperlukan sesuai dengan kajian yang akan diteliti dan akhirnya menyimpulkan data tersebut secara deskriptif. Pada tahap ini, penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan mengamati situasi dan meneliti kejadian atau fakta yang sebenarnya, sehingga penulis terlibat langsung dalam proses penelitian itu sendiri atau penulis sebagai instrumen.
3. Tahap Analisis Data
Tahap ini merupakan tahap setelah kegiatan lapangan berakhir. Setelah data-data diperoleh kemudian dianalisis untuk kemudian diolah dan dituangkan dalam karya tulis ilmiah (skripsi) yang terbagi dalam lima Bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, pembahasan dan kesimpulan (Moleong, 1996: 85).
Akhir dari kegiatan lapangan. Setelah data-data diperoleh kemudian dianalisis untuk kemudian diolah dan dituangkan dalam skripsi yang terbagi dalam lima Bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, pembahasan dan kesimpulan.
D. Instrumen dan Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara dengan demikian data yang diperoleh bersifat valid. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri untuk melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
Menurut Nasution (Sugiyono, 2011: 307) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(20)
49
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
6. Hanya manusia yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan, dan pelakan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.
Sumber penelitian ini adalah keramik hias gerabah Plered untuk pangsa export
produksi industri keramik Jaka Perkasa sebagai sumber utama, buku-buku reverensi, internet, observasi ke museum UPTD Litbang.
Observasi ke museum UPTD Litbang yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta untuk mengumpulkan data-data mengenai Desa Anjun itu sendiri.
Observasi ke Balai besar keramik Bandung untuk mendapatkan pengetahuan lebih tentang keramik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data menjadi bagian penting dalam proses penelitian. Pada upaya pengumpulkan data harus dilakukan secara baik dan serius agar data yang terkumpul dapat sesuai dengan hasil penelitian yang diharapkan. Apabila pada pengumpulan data ini ditemukan data yang kurang lengkap atau terdapat kesalahan maka akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil yang ingin dicapai. Proses pengumpulan data sangatlah penting hal ini seperti yang diutarakan oleh Arikunto (2006: 222) bahwa:
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi,
(21)
50
Fina Lestari, 2013
terutama apabila penelitian menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tetap. Instrumen yang sifatnya masih umum, misalnya pedoman wawancara dan pedoman pengamatan, masih mudah diinterpretasikan (mungkin salah) oleh pengumpul data. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Teknik pengamatan (Observasi)
Objek yang akan diamati adalah seni kriya keramik Plered yang menjadi pangsa export industri keramik Jaka Perkasa. Ditinjau dari segi proses pembuatan dan bentuk keramik antara tahun 2010 sampai dengan 2013.
Penulis melakukan observasi langsung ke tempat finising yaitu industri keramik Jaka Perkasa yang bertempat di Desa Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta. Observasi ke tempat lain dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi ke museum UPTD Litbang.
b. Teknik wawancara
Wawancara dilakukan untuk pengumpulan data atau informasi dengan menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan, alat bantu seperti alat tulis, alat rekaman, kamera dan alat bantu lainnya yang telah disiapkan terlebih dahulu agar mempermudah pada saat proses wawancara berlangsung. Agar informasi yang didapat jelas setiap pewawancara (Interviewer) dengan objek wawancara/responden (Interview) harus mampu menciptakan hubungan yang baik.
Objek wawancara yaitu kepala finishing industri Jaka Perkasa yang berada di desa Anjun, kecamatan Plered, kabupaten Purwakarta; Bapak Aid Anwar. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam melaksanakan wawancara adalah sebagai berikut:
1) Siapakah pemilik dari industri keramik Jaka Perkasa? 2) Berperan sebagai apa Jaka Perkasa pada PT Joshua? 3) Tahun berapakah pendirian tempat finishing Jaka Perkasa?
(22)
51
4) Bagaimanakah struktur organisasi dari Jaka Perkasa?
5) Berapakah jumlah kriyawan yang dipekerjakan pada Jaka Perkasa dari awal pembentukan hingga saat ini?
6) Bagaimana proses produksi keramik pangsa export dari mulai alat, bahan, dan teknik yang digunakan?
7) Bagaimana bentuk keramik yang menjadi pangsa export industri keramik Jaka Perkasa?
c. Teknik studi pustaka dan dokumentasi
Studi pustaka bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara teoritis serta menunjang wawasan tentang objek yang diteliti. Hal ini berkaitan dengan buku-buku sumber yang berkaitan dengan nilai aspek yang akan diteliti yaitu kriya keramik ditinjau dari segi proses pembuatan keramik dan bentuk keramik pangsa
export.
Teknik dokumentasi berupa data foto hasil dokumentasi pribadi, dokumen foto sampel industri keramik Jaka Perkasa, dokumen tertulis sesuai dengan permasalahan yang diteliti sebagai gambaran bagi pembaca serta bukti hasil penelitian yang telah dilakukan.
F. Teknik Pengolahan Data
Analisis data dilakukan setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data selesai dilakukan. Adapun menurut Arikunto, (2006: 235) bahwa dalam melakukan analisis data terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan. Langkah-langkah tersebut adalah:
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu: a. Persiapan
Dalam melakukan analisi data, langkah persiapan dilakukan untuk merapihkan data-data yang telah terkumpul, mengambil data yang dianggap penting dan merangkumnya. Seperti yang diutarakan oleh arikunto, (2006: 236) bahwa:
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih,
(23)
52
Fina Lestari, 2013
rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis (Arikunto, (2006: 236).
b. Tabulasi
Menurut Arikunto (2006: 236) bahwa kalsifikasi analisis data adalah sebagai berikut:
1) Tabulasi data (the tabulation of the data).
2) Penyimpulan data (the summarizing of the data). 3) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis. 4) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan.
Setelah data terkumpul kemudian data diklasifikasikan. Dalam hal ini menurut Arikunto (2006: 239) bahwa “Apabila datanya terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.”
Dalam peneltian ini, penulis mengklasifikasikan data yang telah terkumpul ditinjau dari segi proses pembuatan dan bentuk keramik hias gerabah Plered yang menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa antara tahun 2010-2013.
Setelah data selesai dianalisis, dapat diperoleh kesimpulan. Kesimpulan bukanlah suatu karangan yang diambil dari hasil-hasil pembicaraan atau imajinasi penulis, melainkan diperoleh dari hasil analisis data yang diteliti. Kesimpulan yang diperoleh bersifat sementara dan dapat berubah ataupun tidak berdasarkan ditemukannya data di lapangan pada saat penelitian. Seperti yang diutarakan Arikunto (2006: 342):
Menarik kesimpulan penelitian selalu harus mendasarkan diri atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti. Adalah salah besar apabila kelompok peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan menyenangkan hati pemesan, dengan cara manipulasi data.
(24)
53
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Pengolahan data yang diperoleh menggunakan aturan-aturan yang ada sesuai dengan yang diteliti. Dalam hal ini Arikunto (2006: 238) menjelaskan bahwa yang dimaksud penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian adalah:
Maksud yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.
(25)
135 Fina Lestari, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013” yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
Kecamatan Plered merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Purwakarta. Salah satu desa di kecamatan Plered yang merupakan pusat penghasil kriya keramik adalah desa Anjun. Kegiatan usaha pembuatan kriya keramik ini telah lama tumbuh dan berkembang di desa Anjun sejak tahun 1904. Dimana pada waktu itu sudah dibuat gerabah kasar untuk kebutuhan rumah tangga. Produksi keramik Plered selain untuk permintaan pasar lokal juga terdapat produk keramik Plered untuk skala internasional. Industri keramik plered yang memproduksi keramik untuk skala internasional adalah tempat produksi keramik Jaka Perkasa yang bertempat di Desa Anjun dengan PT Joshua sebagai eksportir yang memasarkan produk keramik hias Plered untuk skala internasional yang bertempat di Jakarta. Jaka Perkasa sebagai tempat finishing berdiri pada tahun 2001 ini menciptakan produk kriya keramik untuk skala internasional dengan bentuk, motif dan teknik finishing yang bervariasi. Tahun 2010-2013 produk keramik yang dihasilkan mengikuti trend sesuai perkembangan kriya keramik saat ini yang dapat bersaing dalam pangsa pasar domestik maupun pangsa pasar skala internasional. Adapun keramik pangsa export dilihat dari proses pembuatan keramik dan bentuk keramik yang menjadi pangsa export industri keramik Jaka Perkasa adalah sebagai berikut:
1. Tahan liat sebagai bahan utama dalam pembentukan keramik untuk pangsa
export ini menggunakan jenis tanah liat berkualitas sedang yaitu tanah liat
puder yang dicampur oleh lumpur dan pasir halus.
2. Proses dalam pembentukan benda keramik menggunakan teknik putar dengan alat meja putar yang digerakan secara manual oleh tangan, sehingga hasil bentuk yang diciptakan berbentuk silinder yang dikembangkan secara
(26)
136
bervariasi bentuknya, ada yang seperti seperti bentuk botol, bentuk gendang, buah-buahan dan lain-lain. Selain bentuk silinder ada juga bentuk dari geometris dengan bentuk persegi panjang.
3. Dalam proses pembakarannya menggunakan suhu rata-rata 900º Celsius. 4. Untuk proses dekorasi dilakukan dengan cara teknik tempel dan toreh. Selain
itu ada juga teknik dekorasi setelah proses finishing dilakukan, yaitu setelah keramik dicat kemudian diberi motif dengan menggunakan teknik semprot, sapuan kuas, dibakar dan digosok.
5. Untuk semua produk keramik setelah dibentuk, dibakar kemudian di finishing
tahap akhirnya adalah diberi cat melamin yang bertujuan untuk memberikan efek mengkilat terang dan melindungi warna.
Keramik antara tahun 2010-2013 yang menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa memiliki unsur visual yang meliputi garis, bentuk, tekstur, warna dan gelap terang. Penggunaan garis lurus dan lengkung dilihat dari bentuk dan motif yang terdapat pada keramik tersebut dengan bentuk keramik dari perkembangan bentuk silinder dan geometris menjadi bentuk yang bervariasi seperti bentuk yang menyerupai botol, gendang, buah-buahan dan lain-lain. Motif yang diterapkan pada keramik pangsa export adalah motif geometris dan stilasi tumbuhan dengan penggunaan warna pada keramik memperlihatkan unsur gelap terang dengan tekstur permukaan keramik ada yang halus dan kasar, tekstur kasar dapat dilihat pada permukaan benda keramik dengan proses dekorasi menggunakan teknik bakar yang digosok. Jenis keramik untuk pangsa export
industri keramik Jaka Perkasa dalam proses pembakarannya menggunakan suhu rata-rata 900º Celsius dengan demikian produk keramik yang menjadi produk pangsa export adalah jenis gerabah yang berfungsi hanya sebagai hiasan ruangan.
(27)
137
Fina Lestari, 2013
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis memberikan beberapa saran diantaranya:
1. Bagi Kriyawan
Perlu pembinaan berkelanjutan dalam rangka pengembangan kebutuhan pasar terutama dalam pengembangan kapasitas produksi baik dalam keseragaman bentuk maupun kualitas yang mampu bersaing dalam pangsa pasar domestik maupun internasional.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi kepustakaan dalam Kajian Kriya Keramik dan membuat semacam workshop untuk memperkenalkan keanekaragaman kriya keramik khususnya di daerah Plered.
3. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi dalam pengembangan inovasi baru mengenai kriya keramik baik dalam segi bentuk dan keseragaman jenis keramik yang diciptakan, serta penggunaan bahan yang sesuai dalam upaya penciptaan keramik yang berkualitas.
4. Bagi Lembaga Pemerintah Daerah
Diharapkan bagi Lembaga pemerintahan daerah setempat memberikan bantuan berupa modal usaha pada para kriyawan dalam upaya pengembangan usaha karena kriya keramik merupakan warisan budaya masyarakat yang memiliki potensi dalam mengembangkan aset dan sebagai identitas bagi daerah tersebut.
(28)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Atkin, Jacqui. (2004). Handbuilt Pottery Techniques Revealed. Singapore: Page One.
Budiyanto, dkk. (2008). Kriya Keramik (Untuk Menengah Kejuruan) Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Budiyanto, dkk. (2008). Kriya Keramik (Untuk Menengah Kejuruan) Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Chappelhow, Mary. (2002). Thrown Pottery Technique Revealed. Singapore: Page One.
Enget, dkk. (2008). Seni Kriya Kayu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Herawati, dkk. (1996). Pendidikan Kesenian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ichsan, Nurdian. (2002). Membuat Keramik. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Masyhuri dkk. (2008). Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktis dan Aplikatif).
Malang: PT Refika Aditama.
Muhajirin. (2010). Pendidikan Seni Kerajinan Bahan Ajar Apresiasi Teknik Produk Kerajinan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan.
Moleong, Lexy, J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Soedarso, SP. (1997). Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
(29)
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
(1)
53
Fina Lestari, 2013
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Pengolahan data yang diperoleh menggunakan aturan-aturan yang ada sesuai dengan yang diteliti. Dalam hal ini Arikunto (2006: 238) menjelaskan bahwa yang dimaksud penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian adalah:
Maksud yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ANALISIS KERAMIK HIAS GERABAH PLERED UNTUK PANGSA EXPORT TAHUN 2010-2013” yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
Kecamatan Plered merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Purwakarta. Salah satu desa di kecamatan Plered yang merupakan pusat penghasil kriya keramik adalah desa Anjun. Kegiatan usaha pembuatan kriya keramik ini telah lama tumbuh dan berkembang di desa Anjun sejak tahun 1904. Dimana pada waktu itu sudah dibuat gerabah kasar untuk kebutuhan rumah tangga. Produksi keramik Plered selain untuk permintaan pasar lokal juga terdapat produk keramik Plered untuk skala internasional. Industri keramik plered yang memproduksi keramik untuk skala internasional adalah tempat produksi keramik Jaka Perkasa yang bertempat di Desa Anjun dengan PT Joshua sebagai eksportir yang memasarkan produk keramik hias Plered untuk skala internasional yang bertempat di Jakarta. Jaka Perkasa sebagai tempat finishing berdiri pada tahun 2001 ini menciptakan produk kriya keramik untuk skala internasional dengan bentuk, motif dan teknik finishing yang bervariasi. Tahun 2010-2013 produk keramik yang dihasilkan mengikuti trend sesuai perkembangan kriya keramik saat ini yang dapat bersaing dalam pangsa pasar domestik maupun pangsa pasar skala internasional. Adapun keramik pangsa export dilihat dari proses pembuatan keramik dan bentuk keramik yang menjadi pangsa export industri keramik Jaka Perkasa adalah sebagai berikut:
1. Tahan liat sebagai bahan utama dalam pembentukan keramik untuk pangsa
export ini menggunakan jenis tanah liat berkualitas sedang yaitu tanah liat
puder yang dicampur oleh lumpur dan pasir halus.
2. Proses dalam pembentukan benda keramik menggunakan teknik putar dengan alat meja putar yang digerakan secara manual oleh tangan, sehingga hasil
(3)
136
Fina Lestari, 2013
bervariasi bentuknya, ada yang seperti seperti bentuk botol, bentuk gendang, buah-buahan dan lain-lain. Selain bentuk silinder ada juga bentuk dari geometris dengan bentuk persegi panjang.
3. Dalam proses pembakarannya menggunakan suhu rata-rata 900º Celsius. 4. Untuk proses dekorasi dilakukan dengan cara teknik tempel dan toreh. Selain
itu ada juga teknik dekorasi setelah proses finishing dilakukan, yaitu setelah keramik dicat kemudian diberi motif dengan menggunakan teknik semprot, sapuan kuas, dibakar dan digosok.
5. Untuk semua produk keramik setelah dibentuk, dibakar kemudian di finishing
tahap akhirnya adalah diberi cat melamin yang bertujuan untuk memberikan efek mengkilat terang dan melindungi warna.
Keramik antara tahun 2010-2013 yang menjadi produk pangsa export industri keramik Jaka Perkasa memiliki unsur visual yang meliputi garis, bentuk, tekstur, warna dan gelap terang. Penggunaan garis lurus dan lengkung dilihat dari bentuk dan motif yang terdapat pada keramik tersebut dengan bentuk keramik dari perkembangan bentuk silinder dan geometris menjadi bentuk yang bervariasi seperti bentuk yang menyerupai botol, gendang, buah-buahan dan lain-lain. Motif yang diterapkan pada keramik pangsa export adalah motif geometris dan stilasi tumbuhan dengan penggunaan warna pada keramik memperlihatkan unsur gelap terang dengan tekstur permukaan keramik ada yang halus dan kasar, tekstur kasar dapat dilihat pada permukaan benda keramik dengan proses dekorasi menggunakan teknik bakar yang digosok. Jenis keramik untuk pangsa export
industri keramik Jaka Perkasa dalam proses pembakarannya menggunakan suhu rata-rata 900º Celsius dengan demikian produk keramik yang menjadi produk pangsa export adalah jenis gerabah yang berfungsi hanya sebagai hiasan ruangan.
(4)
137
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis memberikan beberapa saran diantaranya:
1. Bagi Kriyawan
Perlu pembinaan berkelanjutan dalam rangka pengembangan kebutuhan pasar terutama dalam pengembangan kapasitas produksi baik dalam keseragaman bentuk maupun kualitas yang mampu bersaing dalam pangsa pasar domestik maupun internasional.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi kepustakaan dalam Kajian Kriya Keramik dan membuat semacam workshop untuk memperkenalkan keanekaragaman kriya keramik khususnya di daerah Plered.
3. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi dalam pengembangan inovasi baru mengenai kriya keramik baik dalam segi bentuk dan keseragaman jenis keramik yang diciptakan, serta penggunaan bahan yang sesuai dalam upaya penciptaan keramik yang berkualitas.
4. Bagi Lembaga Pemerintah Daerah
Diharapkan bagi Lembaga pemerintahan daerah setempat memberikan bantuan berupa modal usaha pada para kriyawan dalam upaya pengembangan usaha karena kriya keramik merupakan warisan budaya masyarakat yang memiliki potensi dalam mengembangkan aset dan sebagai identitas bagi daerah tersebut.
(5)
Fina Lestari, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Atkin, Jacqui. (2004). Handbuilt Pottery Techniques Revealed. Singapore: Page One.
Budiyanto, dkk. (2008). Kriya Keramik (Untuk Menengah Kejuruan) Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Budiyanto, dkk. (2008). Kriya Keramik (Untuk Menengah Kejuruan) Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Chappelhow, Mary. (2002). Thrown Pottery Technique Revealed. Singapore: Page One.
Enget, dkk. (2008). Seni Kriya Kayu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Herawati, dkk. (1996). Pendidikan Kesenian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ichsan, Nurdian. (2002). Membuat Keramik. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Masyhuri dkk. (2008). Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktis dan Aplikatif).
Malang: PT Refika Aditama.
Muhajirin. (2010). Pendidikan Seni Kerajinan Bahan Ajar Apresiasi Teknik
Produk Kerajinan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Program
Studi Pendidikan Seni Kerajinan.
Moleong, Lexy, J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Soedarso, SP. (1997). Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
(6)
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.