PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI
PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Dyah Setiastuti
0902824
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
(2)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing pada Pembelajaran Ipa untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa
Oleh Dyah Setiastuti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dyah Setiastuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
(4)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI
PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Dyah Setiastuti (0902824)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada materi proses daur air. Dari 35 siswa, hanya15 orang saja atau 42,8 % yang mencapai nilai KKM yaitu 65. Motivasi belajar siswa yang rendah juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Demikian pula guru masih belum bisa membuat suasana belajar menjadi menyenangkan sehingga siswa belum termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dalam pelajaran IPA dengan pokok bahasan Proses Daur Air. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada materi Daur Air pada Kelas V SDN Sukajaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada materi Daur Air pada Kelas V SDN Sukajaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, (3) mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran ipa materi daur air pada Kelas V SDN Sukajaya dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing. Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan model Kemmis & MC Taggart dan berjumlah tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa 35 orang. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan non tes, yaitu soal pre-tes dan postes pada tiap siklus, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar sikap siswa, lembar aktivitas siswa, dan angket. Hasil penelitian dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Thowing menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, dengan rata-rata tes akhir pada siklus I 60,86, siklus II 64, dan siklus III 74,9. Pada siklus III ini 100% siswa mencapai KKM. Dalam pembelajaran didalam kelas juga terlihat siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Thowing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan daur air. Namun perlu adanya penguasaan kelas yang baik agar model pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.
(5)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD
SNOWBALL THROWING ON SCIENCE ABOUT WATER CYCLE TO
INCREASE STUDENTS' SCORE
Dyah Setiastuti (0902824)
Background of this research was minimum (low) students' Science score on chapter about water cycle. Of 35 students, only 15 students or 42,8 % who reached KKM (standard minimum score), 65. Low students' learning motivation had a significant effect to their score. Teachers also could not make fun learning situations, so that students were not encouraged to study in the classroom. This research applied Cooperative Learning Method, Snowball Throwing, to Science on chapter of water cyclic. Based on that problem, aims of this study were: (1) to describe learning preparation of Science on chapter water cycle applying cooperative learning method, Snowball Throwing to students of five grade at SDN Sukajaya to increase the students' score, (2) to describe the application of Science applying Cooperative Learning Method, Snowball Throwing, on chapter water cycle to five grade students of SDN Sukajaya to increase students' score, (3) to know the significance of Cooperative Learning Method, Snowball Throwing, to the students' score. This research applied the Class Action Research Method according to model Kemmis & MC Taggart, which had three cycles. Subjects of this research were five grade elementary school students of SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kab Bandung Barat, batch of 2012/2013, which were 35 students. This research used test and non test instruments, which are pre-test and
post-test for each cycle, students-teacher observation activity sheets, students'
attitude sheets, students' activity sheets, and questionnaire. The results of this research showed that students' score increases, with the score of final test on cycle I is 60,86, cycle II 64, dan cycle III 74,9. On cycle III, 100% or all of the students reached standard minimum score (KKM). In the classroom learning activity shows that students learn more actively. According to the result, it could be concluded that the application of Cooperative Learning Method, Snowball Throwing could help students in increasing their scores. However, a good ability in mastering class was needed. So that this learning method can be applied well. Keywords: Cooperative, Snowball Throwing, Water Cycle, Learning result.
(6)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Hipotesis Tindakan ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Pembelajaran Kooperatif ... 7
B. Model Pembelajaran Snowball Throwing ... 11
C. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar ... 14
1. Hakikat dan Tujuan Pelajaran IPA ... 14
2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA ... 16
D. Materi Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 16
1. Daur Air ... 16
2. Kegiatan manusia yang mempengaruhi Daur Air ... 19
3. Penghematan Air ... 22
E. Belajar dan Hasil Belajar ... 23
(7)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Hasil Belajar ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Metoda Penelitian ... 29
B. Model Penelitian ... 30
C. Subjek Penelitian ... 32
D. Prosedur Penelitian ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 36
F. Pengolahan dan Analisis dan Data ... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Hasil Penelitian ... 44
1. Deskripsi Awal Penelitian ... 44
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 45
a. Perencanaan ... 45
b. Pelaksanaan ... 47
c. Pengamatan ... 49
1) Aktivitas Guru ... 50
2) Aktivitas Siswa ... 52
3) Hasil Belajar ... 55
d. Refleksi ... 59
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 62
a. Perencanaan ... 62
b. Pelaksanaan ... 64
c. Pengamatan ... 67
1) Aktivitas Guru ... 67
2) Aktivitas Siswa ... 70
3) Hasil Belajar ... 73
d. Refleksi ... 78
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 80
(8)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pelaksanaan ... 81
c. Pengamatan ... 84
1) Aktivitas Guru ... 84
2) Aktivitas Siswa ... 87
3) Hasil Belajar ... 90
d. Refleksi ... 93
B. Pembahasan ... 94
1. Perencanaan Pembelajaran ... 94
2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 95
3. Hasil Belajar ... 98
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 104
A. Simpulan ... 104
B. Rekomendasi ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN
(9)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia telah diatur dalam undang-undang RI No.20 tahun 2003 pada bab II pasal 3 yang berbunyi:
"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab".
Secara garis besar pendidikan adalah upaya membentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan yang diinginkan dalam kebiasaan dan sifatnya.
Pendidikan merupakan sebuah bekal hidup di masa depan yang akan di pegang erat oleh setiap manusia. Sudjana (Marimba, 1989) menyatakan bahwa: pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Dalam upaya ini diperlukan bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Hal ini tentu dapat dilakukan oleh guru karena sebagian besar waktu peserta didik habiskan di sekolah, sehingga sekolah dapat menjadi sarana dalam pembentukan pribadi peserta didik. Dalam UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Peran guru begitu besar dalam perkembangan mental maupun fisik peserta didik.
IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan yang sangat penting guna memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat dan gejala-gejala alam, serta mengenai makhluk hidup dan proses kehidupan. Rusyan (2004) mengemukakan
(10)
2
bahwa “IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan, kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (Samatoea, 2006), IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa IPA seharusnya menjadi salah satu ajang peserta didik dalam mengeksplorasi potensi dalam diri mereka melalui percobaan dan pengamatan yang mereka lakukan secara langsung.
Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ini tentu saja sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu anak, cara anak mengkaji informasi, mengambil keputusan, dan mencari berbagai bentuk aplikasi yang paling mungkin diterapkan dalam dirinya dan masyarakatnya.
Dalam kenyataan di berbagai sekolah, sering kita jumpai dalam pembelajaran IPA guru lebih menguasai pembelajaran di dalam kelas. Padahal, seharusnya peserta didik dapat menjadi subyek pembelajaran yang seharusnya aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA. Metode pembelajaran yang guru terapkan masih sangat konvensional, yaitu dengan ceramah saja. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor paling berpengaruh dalam perolehan hasil belajar siswa di sekolah. Pembelajaran yang guru lakukan hanyalah bersifat teacher center bukan student center, sehingga siswa hanya duduk dan mendengarkan guru saja. Bila guru sudah selesai menjelaskan materi, maka siswa akan menulis materi di buku mereka. Hal ini menunjukkan seakan-akan belajar hanyalah mendengar dan menulis saja, tanpa disertai partisipasi aktif dari siswa. Padahal pembelajaran IPA harusnya menuntut adanya partisipasi aktif dari peserta didik, karena pembelajaran yang dirasakan peserta didik kurang menyenangkan, maka semangat dalam mempelajari materi-materi IPA menjadi menurun. Dengan menurunnya
(11)
3
semangat belajar peserta didik, maka menurun pula hasil belajar peserta didik di sekolah. Sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan lingkungan. Faktor lingkungan berupa sekolah menjadi hal yang sangat kuat dalam hasil belajar siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif,
kreatif, dan menyenangkan adalah menggunakan metode “pelemparan bola salju”
(Snowball Throwing). Snowball Throwing yang berarti „bola saljubergulir‟, dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dengan model pembelajaran ini diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, nilai hasil belajar siswa terbilang rendah pada materi daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhi keberadaan air. Nilai ulangan harian siswa pada materi tersebut masih banyak yang belum mencapai KKM yaitu 65. Dari 35 orang siswa, hanya 15 orang yang mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan. Berarti hanya 42,8 % siswa yang mencapai batas KKM dan selebihnya masih belum mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, baik itu dari siswa itu sendiri maupun dari guru. Rendahnya minat belajar siswa saat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan juga menjadi faktor yang tak kalah penting dalam membangkitkan semangat belajar siswa. Hal ini disebabkan guru tidak mempunyai faktor pendukung terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. Faktor lain yang diidentifikasi menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurang bervariasinya penggunaan model pembelajaran di dalam kelas. Guru hanya menggunakan model pembelajaran yang masih konvensional berupa ceramah saja. Hal ini membuat kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran secara aktif, sehingga siswa menjadi jenuh mengikuti pembelajaran di dalam kelas dan tidak mau mengikuti pembelajaran dengan baik.
(12)
4
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang sifatnya meneliti bagaimana pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru kelas. Penulis membatasi permasalahan dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Pembelajaran Ipa Materi Proses Daur Air untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sukajaya kelas V Kecamatan Lembang)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing pada materi Daur Air di Kelas V SDN Sukajaya?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing pada materi Daur Air di Kelas V SDN Sukajaya?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada pembelajaran IPA materi Daur Air di Kelas V SDN Sukajaya?
C. Hipotesis Tindakan
Jika model Snowball Throwing diterapkan pada pembelajaran IPA materi daur air maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajaya.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis hal-hal sebagai berikut:
1. mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe
(13)
5
2. mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Snowball Throwing pada materi Daur Air di Kelas V SDN Sukajaya,
3. mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada pembelajaran IPA materi Daur Air di Kelas V SDN Sukajaya.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas ini pendidik memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi Daur Air. Hal ini dapat memperbaiki proses pembelajaran, dan mengembangkan profesionalisme kependidikannya. 2. Bagi Siswa
Memberikan stimulus positif dan meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi proses daur air, sehingga hasil belajar dapat lebih baik.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengetahuan baru mengenai kemampuan peserta didik memahami tentang materi daur air pada pembelajaran IPA, sehingga dapat memunculkan inovasi pada pembelajaran IPA di SD dan peneliti dapat mengukur langsung kemampuan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD.
4. Bagi pihak lain yang berkepentingan
PTK ini merupakan sumbangan pemikiran dalam rangka mencari alternatif strategi model belajar yang akan digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
F. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan mengenai variabel penelitian, berikut batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(14)
6
1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
2. Model Snowball Throwing (Melempar Bola Salju)
Model pembelajaran Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju. Tahap-tahap dalam model pembelajaran meliputi: penjelasan materi dari guru, pembentukan kelompok dan penjelasan masing-masing ketua kelompok kepada anggota kelompoknya, diskusi kelompok mengenai pertanyaan yang akan ditulis, pelemparan bola pertanyaan kepada kelompok lain, dan evaluasi.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dalam penelitian terdiri atas aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
(15)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metoda Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Menurut Hopkins (Komalasari, 2010: 270) penelitian tindakan
kelas (PTK) dirumuskan sebagai penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan Suhardjono (Komalasari, 2010: 271) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti lainnya (atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) dikelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Kemmis menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek social atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini (Wiriaatmadja, 2012: 12).
Arikunto (2010: 03) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Senada dengan Arikunto, Suhardjono mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (2010: 59). Sedangkan Mc Niff (Arikunto, dkk, 2010: 102) dalam bukunya yang berjudul Action Research Prinsciples and Practise memandang PTK sebagai
(16)
30
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Supardi (Arikunto, 2010: 06) adalah sebagai berikut.
1. Problema yang diangkat oleh penelitian Tindakan Kelas adalah problema yang dihadapi oleh guru di kelas.
2. Adanya aksi / tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
3. Dengan Penelitian Tindakan Kelas harus menunjukkan adanya perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif.
Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Hopkin (Komalasari, 2010: 271) ini yakni:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan tindakan kelas (action)
3. Observasi (observation) dan refleksi (reflection) dalam setiap siklus.
B. Model Penelitian
Model penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian ini adalah model daur siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini mencakup empat komponen, yaitu: rencana (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Berikut ini merupakan gambar dari alur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc.Taggrart :
(17)
31
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1
Model Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Kusumah, 2010: 21) Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin, hanya saja komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama (Kusumah, 2010: 27).
Model Kemmis dan Taggart ini mencakup empat fase dalam setiap siklusnya, yaitu setelah melaksanakan observasi awal, dibuat rencana tindakan, dilakukan pelaksanaan tindakan dengan pengamatan selama proses pelaksanaan tindakan. Setelah pelaksanaan selesai, dilakukan refleksi tindakan. Setiap refleksi tindakan pada siklus dijadikan acuan dalam membuat rencana tindakan siklus berikutnya. Dalam penelitian tindakan kelas, siklus merupakan daur yang dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas. Jumlah siklus tidak ditentukan secara pasti dalam setiap penelitian tindakan kelas. Setiap siklusnya memiliki tujuan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran yang akan diteliti.
(18)
32
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat berjumlah 35 orang yang terdiri dari 25 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Tahapan setiap siklusnya mencakup empat yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observation), dan tahap refleksi (reflection). Guru yang dibantu oleh dua orang observer melakukan pengamatan pada setiap tindakan yang dilakukan setiap siklus.
a. Perencanaan
Perencaan pada penelitian ini meliputi: perizinan kepada pihak sekolah, pembuatan surat keputusan pembimbing skripsi, pembuatan surat keputusan judul skripsi, pembuatan surat keputusan dari pihak direktorat.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada penelitian ini akan diuraikan pada setiap siklusnya sebagai berikut.
1. Siklus I
a) Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti merancang pembelajaran IPA materi proses daur air dengan model pembelajaran Kooperatif tipeSnowball Throwing beserta langkah-langkah yang sesuai dengan model pembelajaran ini, yaitu penjelasan dari guru, pembentukan kelompok, pemanggilan ketua kelompok, penjelasan oleh ketua kelompok kepada anggotanya, diskusi kelompok mengenai pertanyaan, pelemparan bola salju, dan penjawaban pertanyaan dari setiap kelompok. Peneliti menyiapkan segala keperluan dalam pembelajaran
(19)
33
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
seperti media pembelajaran serta menyiapkan instrumen pembelajaran seperti RPP dan LKS serta instrumen penelitian sepertipedoman observasi, angket, lembar tes awal dan tes akhir. Selain itu dilakukan revisi pada instrumen tersebut setelah melalui tahap konsultasi dengan pembimbing.
b) Tahap Pelaksanaan (Action)
Perencanaan yang telah dirancang untuk pelaksanaan siklus I, dilakukan pada proses pembelajaran di kelas. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I yaitu saat awal pembelajaran, siswa diberikan tes awal untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai materi sebelum dilakukan proses pembelajaran. Saat memasuki tahap eksplorasi, siswa dengan bimbingan guru mengenal mengenai proses terjadinya Daur Air. Lalu masing-masing ketua kelompok dipanggil oleh guru untuk mendengarkan kembali penjelasan guru mengenai materi yang telah disampaikan. Setelah itu masing-masing ketua kelompok menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru kepada teman satu kelompoknya sehingga terjadilah diskusi kelompok. Setelah waktu habis, siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan apa yang akan mereka tulis dan lontarkan untuk kelompok lain. Setelah itu mereka akan meremas-remas kertas tersebut dan melemparkan kepada kelompok lain. Setelah mendapat pertanyaan dari kelompok lainnya, masing-masing kelompok akan menjawab pertanyaan tersebut dengan diskusi kelompok terlebih dahulu sebelumnya. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan tes akhir untuk mengukur hasil belajar siswa diakhir pembelajaran.
c) Tahap Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini dilakukan pengamatan oleh observer terhadap penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Selain itu observer juga melakukan pengamatan dengan
(20)
34
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menggunakan instrumen lembar observasi format observasi aktivitas siswa dan format observasi sikap siswa. Observer juga melakukan dokumentasi serta mencatat jalannya pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing.
d) Tahap Refleksi (Reflection)
Pada tahapan ini, peneliti melakukan refleksi serta analisis berdasarkan temuan saat melakukan pembelajaran serta hasil observasi yang dilakukan oleh observer. Peneliti menganalisis kekurangan serta kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ini. Pada tahap ini dailakukan pula evaluasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran sehingga terlihat hasil pencapaiannya. Setelah dilakukan analisis tersebut, peneliti merancang perbaikan-perbaikan sebagai tindak lanjut untuk dapat diterapkan pada siklus ke II.
2. Siklus II
a) Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti merancang pembelajaran IPA berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya. Hasil refleksi pada siklus sebelumnya dijasikan acuan dalam perbaikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siklus selanjutnya. Seperti halnya tahap perencanaan di siklus I, peneliti membuat RPP dan instrumen yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan siklus II dan melakukan konsultasi atas tindak lanjut yang telah dibuat untuk pelaksanaan di siklus ke-II.
b) Tahap Pelaksanaan (Action)
Pada tahap ini, sebelum dilakukan pembelajaran terlebih dahulu siswa mengerjakan tes awal. Setelah itu barulah dilakukan pembelajaran mengenai berbagai tindakan manusia yang dapat mempengaruhi Daur Air. Pada fase eksplorasi, siswa kembali melakukan diskusi kelompok untuk pengajuan pertanyaan untuk pelemparan pada kelompok lain. Pada fase pelemparan bola
(21)
35
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
salju siswa melakukan pelemparan kertas yang didalamnya berisi pertanyaan dan telah diremas-remas. Setelah mendapat pertanyaan dari kelompok lain, masing-masing kelompok melakukan diskusi kelompok mengenai jawaban dari pertanyaan yang mereka dapatkan. Setelah itu masing-masing perwakilan kelompok menjawab pertanyaan tersebut. Dengan bimbingan guru, diskusi kelas mengenai jawaban dari masing-masing kelompokpun dapat dilakukan dengan tertib. Setelah selesai melakukan pelemparan bola salju, masing-masing kelompok melakukan diskusi pengerjaan Lembar kerja Siswa. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tes akhir kepada siswa untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran yang telah dilakukan.
c) Tahap Pengamatan (Observation)
Sama halnya dengan pengamatan yang dilakukan pada siklus sebelumnya, guru dibantu oleh wali kelas dan teman sejawat sebagai pengamat didalam kelas saat berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran IPA. Pengamat mengamati keberlangsungan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing serta mengamati aktivitas serta sikap siswa serta menuliskan saran perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.
d) Tahap Refleksi (Reflection)
Pada tahap refleksi siklus II ini guru melakukan diskusi dengan observer mengenai pembelajaran yang berlangsung serta mendiskusikan mengenai kelemahan yang masih harus diperbaiki serta keunggulan yang dapat diterapkan kembali pada siklus selanjutnya. Jika masih ada kelemahan yang belum teratasi oleh guru, maka peneliti harus memikirkan cara agar dapat menutupi kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya agar lebih baik lagi.
3. Siklus III
(22)
36
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sama halnya dengan perencanaan pada siklus I dan II, hasil refleksi dan tindak lanjut yang telah peneliti buat pada siklus sebelumnya dijasikan acuan sebagai perencanaan pelaksanaan pada siklus III. Peneliti kembali membuat instrumen pembelajaran dengan melakukan kosultasi terlebih dahulu.
b) Tahap Pelaksanaan (Action)
Pada tahap pelaksanaan siklus III ini, siswa kembali dikenalkan pada materi Pentingnya melakukan penghematan air. Pada fase eksplorasi ini, siswa melakukan diskusi kelompok mengenai pertanyaan yang akan mereka tulis di kertas dengan bimbingan guru. Setelah selesai menuliskan pertanyaan mengenai materi pentingnya menghemat penggunaan air di kertas kelompok masing-masing, dengan aba-aba guru siswa melempar kertas kepada kelompok lain. Setelah itu pembahasan masing-masing pertanyaan dan guru membagikan Lembar Kerja Siswa agar siswa dapat lebih memahami apa yang telah mereka pelajari. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan tes akhir. c) Tahap Pengamatan (Observation)
Pengamatan kembali dilakukan oleh wali kelas serta teman sejawat peneliti. Observer menuliskan apa yang mereka temukan dikelas selama pembelajaran berlangsung. Observer juga memberikan kritik serta saran atas pembelajaran yang telah peneliti lakukan didalam kelas. Observer mengamati setiap aktivitas siswa berupa lembar observasi aktivitas dan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran didalam kelas.
d) Tahap Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini kembali peneliti beserta observer melakukan analisis mengenai ketercapaian pembelajaran selama di kelas. Guru dan observer bersama-sama mendiskusikan mengenai hasil belajar siswa serta tindakan perbaikan apa yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam siklus selanjutnya.
(23)
37
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, adapun intrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode pembelajaran, skenario pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan evaluasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat per siklus dan bertujuan sebagai pedoman dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
b. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa merupakan instrumen yang digunakan ketika proses pembelajaran dan memuat berbagai kegiatan siswa agar lebih memahami pembelajaran yang telah diikuti. Lembar kerja siswa digunakan agar siswa mampu dan aktif berdiskusi dengan teman satu kelompoknya.
2. Instrumen Pengumpulan Data a. Tes
Tes merupakan metode pengumpulan data penelitian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang (Mulyatiningsih, 2011: 55). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif (hasil belajar) siswa. Tes awal diberikan pada awal pembelajaran, dan tes akhir diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
b. Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Pedoman observasi ini digunakan untuk melihat keterlaksanaan tahapan-tahapan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing oleh guru
dan siswa. Dalam pengisian lembar observasi ini dibuat kolom “ya” atau “tidak” yang dapat diisi dengan tanda checklist (√) . Selain membuat tanda
(24)
38
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
checklist (√), observer juga mengisi kolom keterangan untuk memuat saran-saran observer atau kekurangan-kekurangan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan refleksi pada akhir pembelajaran.
c. Pedoman Observasi Kemampuan Afektif (sikap) dan Psikomotor (aktivitas) Siswa
Pedoman observasi sikap dan aktivitas siswa digunakan untuk mengukur ketercapaian ranah afektif dan psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung terutama ketika siswa melakukan diskusi. Masing-masing ranah memuat empat aspek yang akan diobservasi.
d. Angket
Angket atau kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh subjek penelitian (Mulyatiningsih, 2011: 60). Kuesioner atau angket dapat mengungkap banyak hal sehingga dalam waktu singkat diperoleh banyak data/keterangan. Pada penelitian ini, angket atau kuesioner dibuat dalam bentuk pernyataan untuk menggali informasi dan kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pmodel pembelajaran Kooperatif tipe Snowball throwing. Objek yang mengisi pernyataan dalam angket atau kuesioner adalah siswa didalam kelas dimana dilakukan penelitian.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui teknik pengolahan data berdasarkan perolehan dari hasil penelitian sesuai dengan penggunaan instrumennya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif, diantaranya yaitu:
(25)
39
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gain (G)= skor post test - skor pre test
Analisis data yang dilakukan pada data hasil tes yaitu dengan analisis kuantitatif. Adapun pengolahan data tes tersebut dilakukan dengan beberapa teknik, diantaranya :
a. Penskoran
Untuk menghindari unsur subjektivitas, penskoran dilakukan dengan berdasarkan pada ketentuan standar nilai untuk setiap soal. Soal yang digunakan berupa uraian dengan masing-masing soal memiliki bobot yang sama atau berbeda, tergantung pada tingkat kesulitan soal. Masing-masing soal memiliki kriteria penskoran yang berbeda.
b. Menghitung Rata-rata
Skor rata-rata tes awal dan tes akhir dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
(Rahayu, 2011)
Keterangan : x = rata-rata hitung
∑ = jumlah skor keseluruhan
N = jumlah siswa atau banyaknya data
c. Menghitung Gain Skor Pretest dan Posttest
Gain antara skor pretest dan posttest dapat dihitungdengan
menggunakan rumus:
(Rahayu, 2011) d. Menghitung Gain Yang Dinormalisasi
̅ ∑
< g > =
(26)
40
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(
(Kristiana, 2012)
Tabel 3.1
Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi Nilai <g> Kriteria
‹g› ≥ 0,7 Tinggi
0,7 > ‹g› ≥0,3 Sedang
‹g› < 0,3 Rendah
(Hake,1998 dalam Kristiana, 2012)
e. Menghitung Persentase Jumlah Siswa Tuntas
Untuk menghitung persentase jumlah siswa yang tuntas atau telah memenuhi nilai KKM pada mata pelajaran IPA yaitu 65, diformulasikan sebagai berikut :
2. Hasil Observasi
Melalui observasi, peneliti menumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan guru untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dengan
Presentase Siswa Tuntas = ∑
(27)
41
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwingdan kemampuan siswa dalam ranah afektif dan psikomotor. Analisis data yang dilakukan pada hasil observasi ini adalah analisis data kualitatif yang disertai dengan perhitungan persentase pencapaiannya.
a. Menghitung Keterlaksanaan Pembelajaran
Adapun cara untuk menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan rumus :
(Yuliati, 2011)
Kemudian untuk menginterpretasikan keterlaksanaannya dapat ditentukan berdasarkan kategori pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Persentase (%) Interpretasi
80 – 100 Sangat Baik
60 – 79 Baik
40 – 59 Cukup
21 – 39 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
(Syah dalam Yuliati, 2011)
b. Menghitung Kemampuan Afektif Siswa
% Keterlaksanaan Pembelajaran = ∑
(28)
42
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data hasil belajar afektif siswa diolah dengan menghitung skor total hasil belajar afektif setiap jenjangnya dan menghitung presentase ketercapaian hasil belajar afektif siswa dengan persamaan rumus :
Tabel 3.3
Tabel 3.3
Interpretasi Hasil Belajar Afektif Siswa Persentase (%) Interpretasi
80 – 100 Sangat Baik
60 – 79 Baik
40 – 59 Cukup
21 – 39 Rendah
0 – 20 Sangat Rendah
(Ridwan, S 2000:13 dalam Kristriana, 2012) c. Menghitung Kemampuan Psikomotor Siswa
Data hasil belajar psikomotor siswa diolah dengan menghitung skor total hasil belajar psikomotor untuk setiap jenjangnya dan menghitung presentase ketercapaian hasil belajar psikomotor siswa dengan persamaan rumus :
% aspek afektif =
% aspek psikomotor =
(29)
43
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4
Interpretasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa Persentase (%) Interpretasi
90 – 100 Sangat Terampil
75 – 89 Terampil
55 – 74 Cukup Terampil
31 – 54 Kurang Terampil
0 – 30 Sangat Kurang Terampil
(Panggabean, 1996 dalam Kristriana, 2012)
3. Angket
Angket dilakukan untuk memperoleh data atau informasi berupa tanggapan dari siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing yang diterapkan selama pembelajaran didalam kelas.
Dalam hal ini, siswa dapat mengungkapkan pendapat mereka mengenai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing menurut mereka sendiri. Pengisian angket dilakukan
setelah siswa mengerjakan tes akhir. Hasil angket dijadikan sebagai bahan refleksi pada pembelajaran yang dijabarkan secara deskriptif.
(30)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SDN
Sukajaya mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Materi Proses Daur Air Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa” maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing mencakup pembuatan RPP yang diawali dengan pemilihan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kemudian dikembangkan menjadi indikator dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran mengacu kepada tahap-tahap pembelajaran berdasar model pembelajaran tipe
Snowball Throwing. Pada akhir pembelajaran, siswa dan guru menyimpulkan
pembelajaran dan siswa mengerjakan tes akhir.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing membuat suasana belajar siswa menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat berperan aktif baik dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran mencapai taraf yang baik. Pencapaian persentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 80%, siklus II 94% dan siklus III 100%. Sedangkan persentase pencapaian aktivitas siswa pada siklus I 81,2%, siklus II 93,7 %, dan siklus III 100%. Hal ini dikarenakan perlakuan yang telah guru berikan selama pembelajaran sebagian besar dapat direspon oleh siswa dengan baik.
3. Hasil belajar siswa pada setiap aspek mengalami peningkatan disetiap siklus. Pada aspek kognitif, pencapaian rata-rata skor tes akhir siswa mencapai 60,8 dengan persentase 65, 7% siswa mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata skor tes akhir siswa meningkat menjadi 64 dengan persentase 77,1% siswa mencapai KKM. Sedangkan pada siklus III skor rata-rata siswa mencapai 74,9 dengan persentase 100% siswa mencapai KKM. Pada aspek afektif mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada siklus I mencapai rata-rata 74%, siklus II mencapai 81,5% dan di siklus III mencapai 88,1%. Pada aspek
(31)
105
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
psikomotorik siklus I rata-ratanya mencapai 80,6%, pada siklus II rata-rata mencapai 86,2% dan pada siklus III rata-rata mencapai 88,6%.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang diajukan, yaitu:
1. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat dijadikan sebuah alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA di dalam kelas. Namun diharapkan guru dapat lebih kreatif dalam mengembangkan scenario pembelajaran. Guru juga harus lebih meningkatkan pengelolaan kelas sehingga model yang diterapkan dapat berjalan dengan baik dan dapat meminimalisir kegaduhan didalam kelas.
2. Bagi sekolah, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan kurikulum sehingga model ini dapat digunakan dalam pembelajaran, baik itu pembelajaran IPA maupun pada pelajaran lainnya. 3. Bagi peneliti selanjutnya, model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing dapat digunakan dalam penelitian lainnya yang berbeda untuk
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dengan subjek yang lebih luas dan jenjang yang berbeda pula.
(32)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama
Kosasih, E. (2010). Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Bandung: Genesindo
Kusumah, W dan Dedi D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Maknun, A.S. (2006). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Mustaqim dan Wahib, A. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
(33)
107
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto, M. N. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Dewanti,Y. (2011). Model-model Pembelajaran Kooperatif. http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html [20 November 2011]
Fauzi, A. (2010). Meningkatkan kemampuan kognitif siswa dengan penerapan
model pembelajaran snowball throwing.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2011/02/skripsi-korelasi-antara-kemampuan.html [22 Oktober 2011]
Ginanjar, A. (2013). Metode Pembelajaran Snowball Throwing. [Online]. Tersedia. http://aginista.blogspot.com/2013/04/metode-pembelajaran-snowball-throwing.html [23 Maret 2013]
Safitri, D. T. (2011). Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing. [Online]. Tersedia.http://web.sdikotablitar.sch.id/index.php?option=com_content&view=ar ticle&id=77:metode[26 Oktober 2011]
(34)
108
Suyanto, H. (2011). Penggunaan Model pembelajaran Snowball Throwing pada
siswa pelajaran PKN Siswa Kelas VII. Tersedia.
http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/09/penggunaan-model-belajar-snowball.html [20 November 2011]
Yani, D. (2009). Peningkatan Kemampuan Belajar Mata Pelajaran Matematika
dengan Penerapan model Snowball Throwing.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2011/10/skripsi-ptk-peningkatan-kemampuan.html [20 November 2011]
Yusril, A. (2011). Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran. http://pendidikan-info.blogspot.com/2010/01/pendekatan-pendidikan-menurut-paham.html [20 November 2011]
(1)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4
Interpretasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa Persentase (%) Interpretasi
90 – 100 Sangat Terampil
75 – 89 Terampil
55 – 74 Cukup Terampil
31 – 54 Kurang Terampil
0 – 30 Sangat Kurang Terampil
(Panggabean, 1996 dalam Kristriana, 2012)
3. Angket
Angket dilakukan untuk memperoleh data atau informasi berupa tanggapan dari siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing yang diterapkan selama pembelajaran didalam kelas.
Dalam hal ini, siswa dapat mengungkapkan pendapat mereka mengenai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing menurut mereka sendiri. Pengisian angket dilakukan
setelah siswa mengerjakan tes akhir. Hasil angket dijadikan sebagai bahan refleksi pada pembelajaran yang dijabarkan secara deskriptif.
(2)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SDN
Sukajaya mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Materi Proses Daur Air Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa” maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing mencakup pembuatan RPP yang diawali dengan pemilihan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kemudian dikembangkan menjadi indikator dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran mengacu kepada tahap-tahap pembelajaran berdasar model pembelajaran tipe
Snowball Throwing. Pada akhir pembelajaran, siswa dan guru menyimpulkan
pembelajaran dan siswa mengerjakan tes akhir.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing membuat suasana belajar siswa menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat berperan aktif baik dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran mencapai taraf yang baik. Pencapaian persentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 80%, siklus II 94% dan siklus III 100%. Sedangkan persentase pencapaian aktivitas siswa pada siklus I 81,2%, siklus II 93,7 %, dan siklus III 100%. Hal ini dikarenakan perlakuan yang telah guru berikan selama pembelajaran sebagian besar dapat direspon oleh siswa dengan baik.
3. Hasil belajar siswa pada setiap aspek mengalami peningkatan disetiap siklus. Pada aspek kognitif, pencapaian rata-rata skor tes akhir siswa mencapai 60,8 dengan persentase 65, 7% siswa mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata skor tes akhir siswa meningkat menjadi 64 dengan persentase 77,1% siswa mencapai KKM. Sedangkan pada siklus III skor rata-rata siswa mencapai 74,9 dengan persentase 100% siswa mencapai KKM. Pada aspek afektif mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada siklus I mencapai rata-rata 74%, siklus II mencapai 81,5% dan di siklus III mencapai 88,1%. Pada aspek
(3)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
psikomotorik siklus I rata-ratanya mencapai 80,6%, pada siklus II rata-rata mencapai 86,2% dan pada siklus III rata-rata mencapai 88,6%.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang diajukan, yaitu:
1. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat dijadikan sebuah alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA di dalam kelas. Namun diharapkan guru dapat lebih kreatif dalam mengembangkan scenario pembelajaran. Guru juga harus lebih meningkatkan pengelolaan kelas sehingga model yang diterapkan dapat berjalan dengan baik dan dapat meminimalisir kegaduhan didalam kelas.
2. Bagi sekolah, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan kurikulum sehingga model ini dapat digunakan dalam pembelajaran, baik itu pembelajaran IPA maupun pada pelajaran lainnya. 3. Bagi peneliti selanjutnya, model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing dapat digunakan dalam penelitian lainnya yang berbeda untuk
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dengan subjek yang lebih luas dan jenjang yang berbeda pula.
(4)
Dyah Setiastuti, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama
Kosasih, E. (2010). Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Bandung: Genesindo
Kusumah, W dan Dedi D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Maknun, A.S. (2006). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Mustaqim dan Wahib, A. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
(5)
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto, M. N. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Dewanti,Y. (2011). Model-model Pembelajaran Kooperatif. http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html [20 November 2011]
Fauzi, A. (2010). Meningkatkan kemampuan kognitif siswa dengan penerapan
model pembelajaran snowball throwing.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2011/02/skripsi-korelasi-antara-kemampuan.html [22 Oktober 2011]
Ginanjar, A. (2013). Metode Pembelajaran Snowball Throwing. [Online]. Tersedia. http://aginista.blogspot.com/2013/04/metode-pembelajaran-snowball-throwing.html [23 Maret 2013]
Safitri, D. T. (2011). Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing. [Online]. Tersedia.http://web.sdikotablitar.sch.id/index.php?option=com_content&view=ar ticle&id=77:metode[26 Oktober 2011]
(6)
Suyanto, H. (2011). Penggunaan Model pembelajaran Snowball Throwing pada
siswa pelajaran PKN Siswa Kelas VII. Tersedia.
http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/09/penggunaan-model-belajar-snowball.html [20 November 2011]
Yani, D. (2009). Peningkatan Kemampuan Belajar Mata Pelajaran Matematika
dengan Penerapan model Snowball Throwing.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2011/10/skripsi-ptk-peningkatan-kemampuan.html [20 November 2011]
Yusril, A. (2011). Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran. http://pendidikan-info.blogspot.com/2010/01/pendekatan-pendidikan-menurut-paham.html [20 November 2011]