GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK 45 LEMBANG.

(1)

GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK 45

LEMBANG

(Studi Deskriptif pada Siswi SMK 45 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh : Ela Silfiana

0907426

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Gambaran Gangguan Menstruasi

pada Partisipasi Siswa dalam

Pembelajaran Penjas di SMK 45

Lembang

Oleh Ela Silfiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ela Silfiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ELA SILFIANA 0907426

GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK

45 LEMBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd NIP. 195906281989012001

Pembimbing II

dr. Kurnia Eka Wijayanti NIP. 198203222008012006

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(4)

ABSTRACT

Ela Silfiana 090726. The Description about Menstruation Disruption towards Students Participation on Physical Education Learning at SMK 45 Lembang. Supervisor I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Supervisor II dr. Kurnia Eka Wijayanti.

This research describes menstruation disruption toward students participation in physic learning on SMK 45 Lembang. The purpose of the researche is to know the description of menstruation disruption toward students participation on physic learning that include motivationn, contribution, and attendance. Besides that, the method that used in the researche is descriptive method. Meanwhile the techniqueof collecting the data is by using questionnaires. Moreover, the result invention from 65 female students as the respondents, is founded by the researcher throught spreading questionnaires toward three sub variable that was mentioned, these are motivation, contribution, attendance is 16,44% students whose their motivation are very lack. 33,13% students whose their motivation is lack. 37,04% student whose their motivation are good, and 13,37% students whose their motivation are very good. 10,05% students whose their contribution are very lack, 36,30% students whose their contribution are lack. 46,46% students whose their contribution are good, and 7,17% whose their contribution are very good. 7,03% students whose their attendance are very lack. 39,23% students whose attendance are lack, and 35,71% students whose their attendance are good, and the last 18,02% students whose their attendance are very good. From the result of this researche, it is necessary to held researche deeply about this case, that is the qualitatif analitic researche to confirm data the result of the researche that is founded before.


(5)

ABSTRAK

Ela Silfiana. 0907426. Gambaran Gangguan Menstruasi Pada Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMK 45 Lembang. Pembimbing I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Pembimbing II dr. Kurnia Eka Wijayanti.

Penelitian ini menggambarkan gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas di SMK 45 Lembang. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas yang meliputi motivasi, kontribusi, dan kehadiran. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner (angket). Hasil temuan dari 65 siswi sebagai responden, ditemukan oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner terhadap tiga subvariabel yang telah ditentukan yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran adalah 16,44% siswa yang motivasinya kurang sekali, 33,13% siswa yang motivasinya kurang, 37,04% siswa yang motivasinya baik, dan 13,37% siswa yang motivasinya baik sekali; 10,05% siswa yang kontribusinya kurang sekali, 36,30% siswa yang kontribusinya kurang, 46,46% siswa yang kontribusinya baik, dan 7,17% siswa yang kontribusinya baik sekali; 7,03% siswa yang kehadirannya kurang sekali, 39,23% siswa yang kehadirannya kurang, 35,71% siswa yang kehadirannya baik, dan 18,02% siswa yang kehadirannya baik sekali. Dari hasil penelitian tersebut maka perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai kajian ini yaitu penelitian kuantitatif analitik untuk mengkonfirmasi data hasil penelitian yang telah ditemukan.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Menstruasi ...7

B. Gangguan Menstruasi ...12

C. Partisipasi Belajar ...17

D. Kerangka Berpikir ...20


(7)

BAB III METODE PENELITIAN ...22

A. Lokasi dan Subjek ...22

B. Populasi atau Sampel ...22

C. Desain Penelitian ...23

D. Metode Penelitian ...25

E. Definisi Operasional ...25

F. Instrumen Penelitian ...26

G. Proses Pengembangan Instrumen ...30

H. Teknik Pengumpulan Data ...42

I. Analisis Data ...44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...45

A. Analisis Data ...45

B. Pembahasan ...57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...59

A. Kesimpulan ...59

B. Saran ...59

DAFTAR PUSTAKA ...60


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kaum perempuan adalah mahluk yang diciptakan dengan sejumlah identitas tertentu yang menjadi khasnya, diantaranya dapat dilihat secara kasat mata. Dalam hal biologis, sudah tampak begitu jelas perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Seorang perempuan memiliki pematangan payudara, ovarium, dan rahim yang tidak dimiliki seorang laki-laki. Sedangkan seorang laki-laki memiliki jakun yang juga tidak dimiliki oleh seorang perempuan. Selanjutnya seorang laki-laki akan memasuki masa baligh ditandai dengan mimpi basah, sedangkan seorang perempuan akan dimulai masa balighnya setelah mengalami menstruasi yang menjadi kodratnya.

Seorang perempuan setelah memasuki masa menstruasi akan beranjak dewasa dan menikah. Perempuan juga akan diberi kemampuan untuk dapat hamil dan melahirkan, lalu diberi kemampuan juga untuk menyusui dan pada akhirnya akan mengalami menopause. Sungguh luar biasa keunikan seorang perempuan. Mulai dari sifat, perilaku, bahkan siklus metabolisme yang terjadi pada diri seorang perempuan seperti menstruasi yang menjadi tamu rutin bagi para perempuan. Menstruasi menjadi hal yang wajar terjadi pada seorang perempuan, dan ini merupakan salah satu tanda bahwa seorang perempuan telah memasuki masa pubertas.

Menstruasi atau yang kita kenal dengan istilah haid adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena terlepasnya lapisan endometrium uterus. Hal ini terjadi biasanya setiap bulan dengan siklus setiap orang berbeda. Selama mentruasi darah dan lapisan yang terbentuk pada dinding rahim mengalir keluar lewat vagina, termasuk juga sel telur yang mati karena tidak dibuahi oleh sperma. Sebanyak apapun darah haid keluar tidak akan menyebabkan anemia (Andira, 2010:30).


(9)

Perempuan dapat mengalami berbagai masalah dengan menstruasi mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi atau menstruasi berkepanjangan. Siklus menstruasi setiap perempuan berbeda-beda, ada yang mengalami menstruasi tidak teratur, dan ada pula yang relatif teratur. Ketidak teraturan menstruasi dapat disebabkan oleh adanya gangguan hormon ataupun faktor psikis seperti stress, depresi, dan lain-lain.

Saat Islam di sebarkan oleh Rasulallah saw., istri-istri sahabat bertanya kepada Rasulallah saw. Perihal wanita yang haid, lalu turunlah ayat 222 dari surat al-Baqarah:

Dan mereka bertanya kepadamu dari hal haid. Katakanlah: ia itu adalah suatu gangguan, sebab itu hendaklah Anda menjauhi wanita-wanita saat haid.... (QS. Al-Baqarah :222)

Senada dengan ayat tersebut Nabi Muhammad saw menjelaskan tentang perempuan yang sedang mengalami menstruasi, diluar hubungan suami istri segalanya boleh dilakukan. Dalam sabdanya:

Lakukanlah segala sesuatu kecuali bersetubuh (HR. Muslim)

Ketika menafsir ayat ini, Ustadz Hamka (Harits dan Supandi, 2007:52) menjelaskan seperti berikut: haid dikatakan gangguan, karena di hari-hari wanita sedang berhaid, terganggulah keadaannya yang biasa atau kotorlah keadaannya waktu itu. Menjauhi wanita haid maksudnya menghindari pergaulan suami istri (jima). Al-Qur’an selalu menggunakan kata-kata yang halus berkenaan dengan jima ini. Jadi bukan menjauhi dalam pengertian sebenarnya.

Berdasarkan tafsiran ayat tersebut pada dasarnya saat seorang perempuan mengalami menstruasi maka keadaannya akan berbeda dengan biasanya, dan sebagian perempuan akan mengalami gangguan-gangguan menstruasi. Darah yang keluar bukanlah kotor dalam arti yang sebenarnya, darah menstruasi tidak kotor karena itu penyebab dari sel telur yang tidak dibuahi. Namun apabila terkontaminasi oleh bakteri-bakteri akan tidak sehat untuk melakukan hubungan suami istri, oleh karena itu hubungan suami istri pada saat seorang perempuannya


(10)

sedang menstruasi harus dihindari. Pemahaman ini harus diluruskan agar tidak beranggapan bahwa darah menstruasi adalah kotor dan perempuan yang sedang menstruasi harus dihindari. Karena bahasa didalam Al-qur’an sangat indah dan banyak menggunakan makna kiasan. Sejarah menstruasi sama tuanya dengan sejarah umat manusia, namun sampai saat ini masih terus menjadi topik pembicaraan yang sangat menarik minat sebagian kalangan wanita karena setiap bulannya wanita mengalami menstruasi dan tak jarang mengalami nyeri.

Harits dan Supandi (2007:21) mengemukakan bahwa “gangguan menstruasi merupakan keluhan-keluhan yang biasa terjadi menjelang menstruasi, namun ada pula yang merasakan keluhan tersebut meskipun sudah datangnya menstruasi bahkan ada yang berlangsung terus sampai haid berhenti.” Sebagian wanita merasa terganggu bahkan tersiksa pada saat menstruasi akibat dari gangguan-gangguan yang muncul menjelang menstruasi yang sering disebut dengan PMS.

PMS adalah berbagai gejala fisik dan nonfisik yang dialami seorang perempuan, akibat reaksi tubuh terhadap fluktuasi kadar hormon yang terjadi menjelang menstruasi. Secara medis, hingga kini dilaporkan sekitar 100 gejala PMS, tetapi yang paling sering dialami adalah: nyeri dan kram perut, payudara kencang dan nyeri, kecanduan makanan tertentu, perubahan mood, mudah marah dan tersinggung, merasa depresi, perubahan nafsu makan, sakit kepala ringan, sulit berkonsentrasi,gangguan jerawat pada wajah bahkan gampang lelah dan susah tidur. (sumber [online]. http://menstruasi.com/node/21. diakses tanggal 10 Juni 2013)

Selain PMS, keluhan yang dapat dirasakan oleh perempuan pada saat mengalami gangguan menstruasi adalah dismenore. Dismenore adalah kram perut yang dirasakan saat menstruasi. Gangguan ini biasanya mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya pendarahan menstruasi dan dapat terasa selama 24 – 26 jam. Kram tersebut dirasakan didaerah perut bagian bawah dan menjalar ke punggung atau ke punggung atau permukaan dalam paha. Pada kasus dismenore berat nyeri kram dapat disertai kram dan diare (Andira, 2010:39).

Angka kejadian dismenore didunia sangat besar, dan menurut Abidi (Paramita 2010:2), “dari hasil penelitian di Amerika persentase kejadian dismenore sekitar 60%, Swedia 72% dan Indonesia 55%. Penelitian di Amerika


(11)

Serikat menyebutkan bahwa dismenore dialami oleh 30%-50% wanita usia reproduksi dan 10%-15%”.

Berdasarkan angka kejadian dismenore di Indonesia berarti setengah dari wanita di Indonesia mengalami dismenore. Dari berbagai gangguan yang terjadi pada perempuan saat mengalami menstruasi mereka juga disisi lain harus beraktivitas sama seperti perempuan yang tidak sedang mengalami menstruasi. Begitu pula pada siswa perempuan yang masih duduk di bangku sekolah merekapun harus tetap mengikuti pembelajaran di sekolah, salah satunya adalah mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang menuntutnya untuk aktif berpartisipasi melalui aktivitas-aktivitas jasmani yang telah direncanakan oleh guru.

Menurut Davis (Komariyah, 2004:63) “Ada dua jenis partisipasi, yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif”. Senada dengan pernyataan tersebut menurut Komariyah (2004:63) menjelaskan Partisipasi aktif adalah orang yang menerima dengan tegas dan bahkan aktif mengajak orang lain untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan hasil dari program yang telah direncanakan, karena hasilnya dapat dirasakan bersama-sama. Sedangkan partisipasi pasif memiliki makna orang yang tidak menolak maupun menerima program yang diajukan.

Dalam konteks penelitian ini, partisipasi yang dimaksud dalam pembelajaran penjas adalah partisipasi aktif yaitu diantaranya adalah kehadiran mengikuti pembelajaran penjas dan keaktifan dalam melakukan tugas gerak yang diberikan guru. Karena mata pelajaran penjas menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk mendidiknya, jadi partisipasi aktif adalah peran penting bagi siswa yang mengikuti mata pelajaran penjas. Begitu pula dengan siswa perempuan yang sedang mengalami menstruasi juga harus mengikuti pembelajaran sebagaimana mestinya.

Pada dasarnya aktivitas olahraga sangat baik untuk tubuh kita, karena pada saat olahraga tubuh akan memproduksi hormon endorfin yang berfungsi mempengaruhi persepsi rasa nyeri, suhu tubuh, pernapasan, nafsu makan, tekanan darah, ingatan, serta tingkah laku seksual. Menurut UUSPN No 20 Tahun 2003,


(12)

“pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi.” Jadi pembelajaran harus dipersiapkan dengan matang untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan dan melalui proses yang sistematis mulai dari persiapan yaitu sebelum berlangsungnya proses belajar mengajar, pelaksanaan yaitu proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Menurut William (Abduljabar, 2010:3) “pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.”

Pendidikan jasmani yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah formal tidak akan lepas dari kendala-kendala yang dihadapai baik oleh siswa ataupun guru pendidikan jasmani tersebut. Kendala tersebut dapat muncul dari keadaan fisiologi siswa, khususnya pada siswa perempuan yang sedang mengalami gangguan menstruasi. Rasa nyeri pada gangguan menstruasi yang ia rasakan akan berkaitan erat dengan partisipasi aktifnya dalam pembelajaran penjas, karena rasa nyeri bersifat subjektif. Orang yang paling mengetahui tingkat nyerinya adalah dirinya sendiri, dan yang dapat mendeskripsikan apa yang sedang dirasakannya juga dirinya sendiri.

Maka penulis mencoba mengungkap gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi, sebagai upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran penjas.

Dilihat dari latar belakang diatas maka penulis mengambil judul Gambaran Gangguan Menstruasi pada Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan variabel-variabel penelitiannya yaitu gangguan menstruasi dan partisipasi belajar. Masalah yang akan muncul diantaranya adalah penurunan partisipasi belajar siswa pada saat


(13)

mengalami gangguan menstruasi, penanganan gangguan menstruasi yang dialami oleh siswa, serta kreativitas guru untuk mendesain pembelajaran agar dapat menaikkan partisipasi belajar yang sedang menurun.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka permasalahan dapat diidentifikasi adalah bagaimana gambaran gangguan menstruasi terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang meliputi motivasi, kontribusi, dan kehadiran?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran gangguan menstruasi terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang meliputi motivasi, kontribusi, dan kehadiran.

E. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan bahan memperluas ilmu mengenai gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru terhadap gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan menjadi tempat peneliti melakukan penelitian yaitu di SMK 45 Lembang (Jalan Barulaksana No 186 Jayagiri Lembang Kab. Bandung Barat). Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan aktivitas peneliti yang melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di sekolah tersebut, sehingga peneliti melakukan proses pengajaran dan sudah relatif mengenal dengan siswa-siswi sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan peneliti yaitu siswi SMK 45 Lembang kelas X (Sepuluh) Program keahlian Akomodasi Perhotelan, hal ini dikarenakan jenjang kelas tersebut melakukan pembelajaran penjas dengan peneliti, sehingga untuk pengambilan data diharapkan dapat berjalan dengan lancar.

B. Populasi atau Sampel 1. Populasi

Populasi dan sampel keberadaannya adalah hal yang penting untuk menunjang keberhasilan proses penelitian. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:80)

yang tertulis dalam bukunya menyebutkan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari atas: objek/subjek yang kuantitas dan kualitas tertentu yang di terapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian tarik

kesimpulan.”

Populasi yang digunakan adalah siswi SMK 45 Lembang yang termasuk ke dalam kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria inklusi tersebut adalah perempuan yang sudah pernah mengalami menstruasi, usia 16 sampai 17 tahun, sekolah di SMK 45 Lembang program keahlian akomodasi perhotelan. Berdasarkan kriteria inklusi tersebut maka jumlah populasi yang


(15)

digunakan adalah 65 orang. Penentuan populasi yang digunakan berdasarkan tempat pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilakukan di sekolah tersebut, sehingga peneliti dapat melangsungkan penelitian pada saat pelaksanaan pengajaran dengan siswi program keahlian akomodasi perhotelan. 2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:81) menyebutkan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Penentuan sampel harus representatif (mewakili) dari populasi yang digunakan, karena hal yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti yaitu sampling jenuh,

menurut Sugiyono (2009:85) menyebutkan bahwa “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Jadi

dalam hal ini sampel yang digunakan yaitu semua anggota populasi yang berjumlah 65 orang, dikarenakan peneliti ingin mengetahui gambaran keseluruhan dari populasi tersebut dan ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah LR Gay, educational research; Competenciesnfor Analysis and Aplication; New Jersey; Prentice Hall Inc. 1996, pp.91-96. Prosedur dilakukan agar penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan proses penelitian dapat berjalan dengan sistematis, teratur, dan terencana. Adapun langkah-langkah pengambilan dan pengolahan data penelitian yang penulis lakukan dapat diperhatikan dalam bentuk bagan dibawah ini:


(16)

Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data Penelitian dari Sumber; LR Gay, educational research; Competenciesnfor Analysis and Aplication; New Jersey; Prentice Hall Inc. 1996, pp.91-96

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Penelusuran permasalahan real di lapangan, sehingga memunculkan beragam masalah penelitian (Selection and definition of problem)

Penelusuran beragam data empirik dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berkaitan dengan masalah penelitian (Review of related literature)

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan: sampel, instrumen, desain, dan prosedur penelitian (Method: subject, instrument, design & procedure)

Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian Analisis dan interpretasi data (Data analysis)

Perumusan hipotesis dengan mengacu pada kerangka berpikir dan kajian empirik dan teoritik


(17)

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif menggambarkan apa yang ada sekarang, menyebutkan pertanyaan penelitian yang didasarkan pada status keadaan sekarang dan menghasilkan data kuantitatif dan kualitatif. Penelitian seperti ini dapat menghasilkan pengetahuan baru selain subjek atau elemen spesifik studi. Penelitian deskriptif menggambarkan frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan, memiliki ciri-ciri gambaran fenomena dijabarkan dengan menekankan pada kondisi faktual atau apa adanya sesuai dengan hasil pengamatan; membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan; fenomena digambarkan tanpa ada perlakuan terhadap variabel dan tanpa perlu menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi; tidak memerlukan suatu hipotesis; biasanya menguraikan satu variabel saja, jika ada beberapa variabel diuraikan satu persatu; hasil penelitian deskriptif sering digunakan untuk dilanjutkan pada penelitian analitik; cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan. Hubungan antar varabel diidentifikasi untuk menggambarkan secara keseluruhan suatu peristiwa yang sedang diteliti, tetapi bukan merupakan tujuan utama dari suatu penelitian deskriptif.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dikembangkan sebagai suatu variabel yang dapat diukur dan dimanipulasi kedalam situasi sesungguhnya akan meningkatkan pemahaman dari konsep variabel. Lebih jelasnya mengenai definisi operasional dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini beserta indikator-indikator dari setiap variabel yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(18)

Tabel 3.1

Defenisi dan indikator variabel penelitian

Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator

Partisipasi Menurut Suryosubroto (2002: 279) dalam bukunya Proses Belajar Mengajar di Sekolah, menjelaskan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya.

Motivasi, kontribusi,

kehadiran.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 219) adalah “alat bantu yang

digunakan dalam mengumpulkan data.” Sedangkan menurut Sugiyono (2009:102), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Keberhasilan penelitian

banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah).

Alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengukur partisipasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket. Salahsatu cara untuk mengumpulkan data secara empiris di lapangan adalah dengan menyebarkan anget yang memuat kuesioner untuk mengetahui tingkat partisipasi para sampel penelitian. Adapun aspek-aspek yang dijaring lewat angket partisipasi yaitu berdasarkan definisi konseptual dari variabel partisipasi yang diantaranya adalah motivasi, kontribusi, dan kehadiran.

Berdasarkan definisi konseptual dari variabel partisipasi disusunlah bentuk kisi-kisi yang selanjutnya dijabarkan dalam sejumlah pernyataan yang disebut angket penelitian. Kisi-kisi yang digunakan sebagai rujukan pembuatan


(19)

pernyataan dalam angket dapat dilihat pada tabel 3.2. Alternatif jawaban yang disediakan pada angket partisipasi terdiri dari 4 (empat) alternatif, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Skala alternatif jawaban tersebut merupakan skala sikap, dengan merujuk pada konsep pengukuran sikap yang dikembangkan Likert (1984).

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.


(20)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Penelitian

Variabel Defenisi

Konseptual Sub-variabel

Nomor Pernyataan dalam Angket

+ - Jml

Partisipasi Kegiatan mental/ pikiran dan emosi/ perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong untuk berkontribusi dalam usaha mencapai tujuan kelompok serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

1. Motivasi 3, 4,

5, 10, 11, 13, 20, 21, 25, 26, 28, 33, 42. 15, 22, 50. 16

2. Kontribusi 2, 14,

17, 18, 19, 29, 30, 34, 36, 39, 41. 6, 8, 16, 23, 31, 32. 17

3. Kehadiran 1, 7,

9, 24, 12, 27, 35,


(21)

49. 37, 38, 40, 43, 44, 45, 46, 47, 48.

Jumlah pernyataan 50

Contoh butir angket partisipasi yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini sesuai dengan alternatif jawaban yang mengacu pada skala Likert dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Contoh Angket Partisipasi Belajar Penjas

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1 Saya akan tetap mengikuti pembelajaran penjas meskipun sedang mengalami nyeri gangguan menstruasi karena saya menyukai matapelajaran penjas

2 Saya akan merasa kurang optimal mengikuti pembelajaran penjas apabila saya sedang


(22)

mengalami nyeri gangguan menstruasi

3 Saya akan izin tidak mengikuti pembelajaran penjas apabila saya sedang mengalami nyeri gangguan menstruasi

4 Sebaiknya guru berkreativitas untuk menciptakan suasana belajar agar lebih menarik partisipasi saya pada saat sedang mengalami nyeri gangguan menstruasi

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban tersebut dapat diberi skor untuk pernyataan positif (+) maka pemberian skor berlaku SS=4, S=3, TS=2, dan STS=1. Sedangkan untuk pernyataan negatif (-) maka pemberian skor berlaku SS=1, S=2, TS=3, dan STS=4.

G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Pengujian Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Sugiyono (2009:122) menyebutkan bahwa “pada dasarnya terdapat

dua instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur prestasi

belajar dan instrumen nontes untuk mengukur sikap.” Untuk pengukuran

partisipasi siswa dalam pembelajaran maka instrumen yang digunakan adalah nontes. Instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi. Dalam hal ini Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2009: 123)


(23)

menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran

dengan alatukur yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang

valid.”

Alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengukur partisipasi yaitu angket yang dibuat oleh peneliti dan telah disesuaikan dengan definisi konseptual dari partisipasi, serta penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan tidak menyebabkan kekeliruan arti kata. Maka atas dasar pernyataan yang dikatakan oleh Sutrisno Hadi tersebut angket partisipasi sudah dapat dikatakan valid. Namun untuk lebih baiknya peneliti tetap melakukan uji coba validitas dari instrumen tersebut dengan pengujian tiga faktor variabel dalam partisipasi yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran.

a. Data Faktor 1 (motivasi)

Didalam angket uji coba terdapat 50 pernyataan yang didalamnya menyangkut kedalam tiga faktor yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran. Lalu pernyataan-pernyataan tersebut dirandom. Khusus untuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan motivasi sesuai dengan kisi-kisi angket dalam tabel 3.2 berjumlah 16 item. Terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif berjumlah 13 item, dan negatif 3 item. Setelah diuji cobakan kepada 10 orang responden maka diperoleh hasil seperti pada tabel 3.4 dibawah ini.


(24)

Data Partisipasi Siswa saat Nyeri Menstruasi (Faktor 1)

No. Res.

Skor Motivasi untuk Butir No: Jml 1

(X1)

3 4 5 10 11 13 15 20 21 22 25 26 28 33 42 50

1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 45

2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 37

3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47

4 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 25

5 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 53

6 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 35

7 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

8 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46

9 1 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 2 33

10 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 43

b. Data Faktor 2 (kontribusi)

Didalam angket uji coba terdapat 50 pernyataan yang didalamnya menyangkut kedalam tiga faktor yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran. Lalu pernyataan-pernyataan tersebut dirandom. Khusus untuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kontribusi sesuai dengan kisi-kisi angket dalam tabel 3.2 berjumlah 17 item. Terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif berjumlah 11 item, dan negatif 6 item. Setelah diuji cobakan kepada 10 orang responden maka diperoleh hasil seperti pada tabel 3.5 dibawah ini.


(25)

Data Partisipasi Siswa saat Nyeri Menstruasi (Faktor 2)

No. Res.

Skor Kontribusi untuk Butir No: Jml 2

(X2)

2 6 8 14 16 17 18 19 23 29 30 31 32 34 36 39 41

1 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 44 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 49 4 2 2 1 1 2 1 1 4 1 1 2 1 1 3 3 2 1 29 5 3 1 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 60 6 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 40 7 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 44 8 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 43 9 2 2 1 3 3 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 1 39 10 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 46

c. Data Faktor 3 (kehadiran)

Didalam angket uji coba terdapat 50 pernyataan yang didalamnya menyangkut kedalam tiga faktor yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran. Lalu pernyataan-pernyataan tersebut dirandom. Khusus untuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kehadiran sesuai dengan kisi-kisi angket dalam tabel 3.2 berjumlah 17 item. Terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif berjumlah 5 item, dan negatif 12 item. Setelah diuji cobakan kepada 10 orang responden maka diperoleh hasil seperti pada tabel 3.6 dibawah ini.


(26)

Data Partisipasi Siswa saat Nyeri Menstruasi (Faktor 3)

No. Res.

Skor Kehadiran untuk Butir No: Jml 3

1 7 9 12 24 27 35 37 38 40 43 45 46 47 48 49 (X3)

1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 44

2 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 1 44

3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 51

4 1 1 4 2 4 1 1 4 2 2 3 2 3 1 2 2 35

5 4 3 2 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 55

6 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 43

7 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 45

8 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 46

9 2 1 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 34

10 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 40

Berdasarkan data ketiga faktor dalam partisipasi maka diambil jumlah dari masing-masing itemnya untuk dikorelasikan satu-persatu. Kelompok data yang ada di masing-masing faktor dikorelasikan dengan jumlah total data dari ketiga item tersebut.

Pemilihan uji validitas dengan menggunakan uji korelasi karena akan menghasilkan koefisien korelasi yang hasilnya dapat untuk menentukan instrumen tersebut valid atau tidak. Lalu uji korelasi juga dapat digunakan untuk menguji validitas masing-masing item pernyataannya, agar mendapat keterangan apakan pernyataan tersebut dapat digunakan atau tidak dan dapat disimpulkan pernyataan yang baik dan tidak. Kelompok data berdasarkan faktor yang ada di dalam


(27)

partisipasi dan jumlah total data dari ketiga item tersebut diuraikan dalam tabel 3.7 dibawah ini.

Tabel 3.7

Data Jumlah Faktor Partisipasi Siswa saat Nyeri Menstruasi

X1 X2 X3 Y

45 44 44 133

37 43 44 124

47 49 51 147

25 29 35 89

53 60 55 168

35 40 43 118

45 44 45 134

46 43 46 135

33 39 34 106

43 46 40 129

Gambar 3.2

Rumus Koefisien Korelasi Product Moment

Berdasarkan tabel 3.8 dan dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment tersebut bahwa korelasi antara jumlah faktor 1 (X1)


(28)

total (Y) = 0,96, dan korelasi antara jumlah faktor 3 (X3) dengan skor total (Y) =

0,93.

Menurut Sugiyono (2009:126) menyatakan bahwa “bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,30 keatas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat, jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas

konstruksi yang baik.” Berdasarkan pernyataan tersebut karena koefisien korelasi

ketiga faktor tersebut diatas 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi, kontribusi, dan kehadiran merupakan konstruksi yang valid untuk variabel partisipasi.

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa korelasi 50 (lima puluh) butir instrumen dengan skor total ditunjukkan pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Konstruk

No. r hitung r kritis Keputusan

r1y 0,79 0,3 Valid

r2y 0,71 0,3 valid

r3y 0,76 0,3 valid

r4y 0,88 0,3 valid


(29)

r6y -0,06 0,3 tidak valid

r7y 0,68 0,3 valid

r8y 0,79 0,3 valid

r9y -0,72 0,3 tidak valid

r10y 0,9 0,3 valid

r11y 0,66 0,3 valid

r12y 0,78 0,3 valid

r13y 0,84 0,3 valid

r14y 0,67 0,3 valid

r15y 0,85 0,3 valid

r16y 0,5 0,3 valid

r17y 0,81 0,3 valid

r18y 0,84 0,3 valid

r19y -0,75 0,3 tidak valid

r20y 0,84 0,3 valid

r21y 0,8 0,3 valid

r22y 0,88 0,3 valid

r23y 0,7 0,3 valid

r24y -0,75 0,3 tidak valid

r25y 0,004 0,3 tidak valid

Tabel lanjutan

No. r hitung r kritis keputusan r26y 0,84 0,3 valid

r27y 0,73 0,3 valid

r28y 0,81 0,3 valid

r29y 0,88 0,3 valid

r30y 0,39 0,3 valid

r31y 0,71 0,3 valid


(30)

r33y 0,8 0,3 valid

r34y 0,54 0,3 valid

r35y 0,71 0,3 valid

r36y 0,65 0,3 valid

r37y -0,76 0,3 tidak valid

r38y 0,63 0,3 valid

r39y 0,8 0,3 valid

r40y 0,77 0,3 valid

r41y 0,88 0,3 valid

r42y -0,77 0,3 tidak valid

r43y 0,68 0,3 valid

r44y 0,65 0,3 valid

r45y 0,57 0,3 valid

r46y 0,55 0,3 valid

r47y 0,75 0,3 valid

r48y 0,62 0,3 valid

r49y 0,63 0,3 valid

r50y 0,84 0,3 valid

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian validitas konstruk pada tabel 3.9 tersebut maka instrumen yang dinyatakan valid berjumlah 42 item, dan tidak valid 8 item.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan cara test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal pengujian dapat dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Menurut Sugiyono (2009:131) menjelaskan bahwa:

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis


(31)

dengan menggunakan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.

Peneliti akan menggunakan pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus tertera pada gambar 3.3. Untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok tersebut disusun masing-masing. Untuk kelompok ganjil ditunjukkan pada tabel 3.9 dan kelompok genap pada tabel 3.10.

Gambar 3.3

Rumus Spearman Brown

Keterangan dari simbol-simbol yang terdapat pada rumus tersebut yaitu: ri

adalah reliabilitas seluruh instrumen; dan rb adalah korelasi product moment

antara belahan pertama dan kedua.

Peneliti memilih pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus Spearman Brown seperti yang tertea diatas karena pengujian ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen sekali saja kemudian dianalisis dengan membelah dua bagian. Artinya membagi kelompok pernyataan yang bernomor ganjil dan genap. Lalu jumlah dari masing-masing kelompok tersebut dikorelasikan kembali menggunakan rumus korelasi product moment, sehingga diperoleh koefisien korelasi dan dimasukan kedalam rumus Spearman Brown.

Penggunaan pengujian ini tidak terlalu mengeluarkan banyak waktu dan dapat digunakan dengan efektif, tidak memproduksi banyak kertas lagi untuk uji coba ulang. Pada saat peneliti melakukan penelitian kalender akademik di sekolah tidak akan efektif lagi untuk melakukan pembelajaran, karena menjelang ujian kenaikan


(32)

kelas. Sehingga peneliti membutuhkan pengujian yang praktis namun tetap memenuhi syarat dan dilakukan dengan baik.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas yang ditemukan oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner terhadap tiga subvariabel yang telah ditentukan yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran adalah 16,44% siswa yang motivasinya kurang sekali, 33,13% siswa yang motivasinya kurang, 37,04% siswa yang motivasinya baik, dan 13,37% siswa yang motivasinya baik sekali; 10,05% siswa yang kontribusinya kurang sekali, 36,30% siswa yang kontribusinya kurang, 46,46% siswa yang kontribusinya baik, dan 7,17% siswa yang kontribusinya baik sekali; 7,03% siswa yang kehadirannya kurang sekali, 39,23% siswa yang kehadirannya kurang, 35,71% siswa yang kehadirannya baik, dan 18,02% siswa yang kehadirannya baik sekali.

Jadi, lebih kurang setengah dari jumlah responden memiliki partisipasi yang baik sekali dan baik, sedangkan setengahnya lagi memiliki partisipasi yang kurang dan kurang sekali.

B.Saran

Dalam kajian pembelajaran penjas, yang mempunyai kebijakan dalam pembelajaran di kelas masing-masing adalah seorang guru. Oleh karena itu seorang guru penjas harus memahami tentang gangguan menstruasi dan upaya guru penjas diantaranya adalah mendesain pembelajaran semenarik mungkin agar dapat meningkatkan partisipasi siswa. Selanjutnya untuk pembaca diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya penelitian kuantitatif analitik untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas yang dihasilkan oleh peneliti.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.

Achsin, A. et al. (2003). Untukmu ibu tercinta. Jakarta: Prenada media

Alimul. (2009). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Angkawidjaja dan Komariyah. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa

Asep Sufyan Ramadhy. (2011). Biologi Reproduksi. Bandung: Refika Aditama

Berliana. (2011). Wanita dan Olahraga Prestasi. Bandung: Karyamanunggal Lithomas

BKKBN. (2000). Materi Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Bagi Fasilitator. Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: tidak diterbitkan.

Harits dan Supandi. (2007). Berburu Pahala Ketika Haid. Surakarta: Ziyad

Juliantine, Subroto, dan Yudiana (2010). Belajar dan Pembelajaran PENJAS. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Maryani dan Muliani. (2010). Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Patricia dan Arthur. (2002). Riset keperawatan. Jakarta: Kedokteran

Prasetyo. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Wijayanti. (2009). Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Book marks.


(35)

Sumber dari tesis dan skripsi:

Komariyah. (2004). Motivasi dan Partisipasi Lanjut Usia dalam Olahraga Kesehatan serta Kontribusinya terhadap Kebugaran Jasmani. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yusti. (2011). Pengaruh Senam Aerobik dalam Mengurangi Dismenorea . Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber-sumber dari internet :

Aini. (2011). Siklus Menstruasi Normal. [online].

http://ainicahayamata.wordpress.com/2011/03/30/siklus-menstruasi-normal/ [13 Juni 2013]

Devitaprima. (2012). Tugas Makalah. [online].

Tersedia:http://blog.ub.ac.id/devitaprima/category/tugas-kuliah/ [18 Oktober 2013]

Kesrepro. (2000). Kesehatan Reproduksi. [online]. Tersedia:http://situs.kesrepro.info/krr/materi/menstruasi.htm[5 Mei 2013]

Laurier. (2012). PMS. [online]. Tersedia:http://menstruasi.com/node/21 [10 Juni 2013]

Unnes. (2009). Usia Menarche Remaja. [online].

Tersedia:http://unnes.ac.id/ermagizi/2009/10/09/usia-menarche-remaja/ [20 April 2013]


(1)

r33y 0,8 0,3 valid

r34y 0,54 0,3 valid

r35y 0,71 0,3 valid

r36y 0,65 0,3 valid

r37y -0,76 0,3 tidak valid

r38y 0,63 0,3 valid

r39y 0,8 0,3 valid

r40y 0,77 0,3 valid

r41y 0,88 0,3 valid

r42y -0,77 0,3 tidak valid

r43y 0,68 0,3 valid

r44y 0,65 0,3 valid

r45y 0,57 0,3 valid

r46y 0,55 0,3 valid

r47y 0,75 0,3 valid

r48y 0,62 0,3 valid

r49y 0,63 0,3 valid

r50y 0,84 0,3 valid

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian validitas konstruk pada tabel 3.9 tersebut maka instrumen yang dinyatakan valid berjumlah 42 item, dan tidak valid 8 item.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan cara test-retest,

equivalent, dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal pengujian dapat

dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Menurut Sugiyono (2009:131) menjelaskan bahwa:

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis


(2)

dengan menggunakan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.

Peneliti akan menggunakan pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus tertera pada gambar 3.3. Untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok tersebut disusun masing-masing. Untuk kelompok ganjil ditunjukkan pada tabel 3.9 dan kelompok genap pada tabel 3.10.

Gambar 3.3 Rumus Spearman Brown

Keterangan dari simbol-simbol yang terdapat pada rumus tersebut yaitu: ri

adalah reliabilitas seluruh instrumen; dan rb adalah korelasi product moment

antara belahan pertama dan kedua.

Peneliti memilih pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus Spearman Brown seperti yang tertea diatas karena pengujian ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen sekali saja kemudian dianalisis dengan membelah dua bagian. Artinya membagi kelompok pernyataan yang bernomor ganjil dan genap. Lalu jumlah dari masing-masing kelompok tersebut dikorelasikan kembali menggunakan rumus korelasi product moment, sehingga diperoleh koefisien korelasi dan dimasukan kedalam rumus Spearman Brown.

Penggunaan pengujian ini tidak terlalu mengeluarkan banyak waktu dan dapat digunakan dengan efektif, tidak memproduksi banyak kertas lagi untuk uji coba ulang. Pada saat peneliti melakukan penelitian kalender akademik di sekolah tidak akan efektif lagi untuk melakukan pembelajaran, karena menjelang ujian kenaikan


(3)

kelas. Sehingga peneliti membutuhkan pengujian yang praktis namun tetap memenuhi syarat dan dilakukan dengan baik.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas yang ditemukan oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner terhadap tiga subvariabel yang telah ditentukan yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran adalah 16,44% siswa yang motivasinya kurang sekali, 33,13% siswa yang motivasinya kurang, 37,04% siswa yang motivasinya baik, dan 13,37% siswa yang motivasinya baik sekali; 10,05% siswa yang kontribusinya kurang sekali, 36,30% siswa yang kontribusinya kurang, 46,46% siswa yang kontribusinya baik, dan 7,17% siswa yang kontribusinya baik sekali; 7,03% siswa yang kehadirannya kurang sekali, 39,23% siswa yang kehadirannya kurang, 35,71% siswa yang kehadirannya baik, dan 18,02% siswa yang kehadirannya baik sekali.

Jadi, lebih kurang setengah dari jumlah responden memiliki partisipasi yang baik sekali dan baik, sedangkan setengahnya lagi memiliki partisipasi yang kurang dan kurang sekali.

B.Saran

Dalam kajian pembelajaran penjas, yang mempunyai kebijakan dalam pembelajaran di kelas masing-masing adalah seorang guru. Oleh karena itu seorang guru penjas harus memahami tentang gangguan menstruasi dan upaya guru penjas diantaranya adalah mendesain pembelajaran semenarik mungkin agar dapat meningkatkan partisipasi siswa. Selanjutnya untuk pembaca diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut khususnya penelitian kuantitatif analitik untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas yang dihasilkan oleh peneliti.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung: Rizqi Press.

Achsin, A. et al. (2003). Untukmu ibu tercinta. Jakarta: Prenada media Alimul. (2009). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Angkawidjaja dan Komariyah. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa Asep Sufyan Ramadhy. (2011). Biologi Reproduksi. Bandung: Refika Aditama Berliana. (2011). Wanita dan Olahraga Prestasi. Bandung: Karyamanunggal

Lithomas

BKKBN. (2000). Materi Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Bagi

Fasilitator. Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: tidak

diterbitkan.

Harits dan Supandi. (2007). Berburu Pahala Ketika Haid. Surakarta: Ziyad

Juliantine, Subroto, dan Yudiana (2010). Belajar dan Pembelajaran PENJAS. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Maryani dan Muliani. (2010). Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Patricia dan Arthur. (2002). Riset keperawatan. Jakarta: Kedokteran

Prasetyo. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung: tidak diterbitkan.

Wijayanti. (2009). Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Book marks.


(6)

Sumber dari tesis dan skripsi:

Komariyah. (2004). Motivasi dan Partisipasi Lanjut Usia dalam Olahraga

Kesehatan serta Kontribusinya terhadap Kebugaran Jasmani. Tesis pada

Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yusti. (2011). Pengaruh Senam Aerobik dalam Mengurangi Dismenorea . Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber-sumber dari internet :

Aini. (2011). Siklus Menstruasi Normal. [online].

http://ainicahayamata.wordpress.com/2011/03/30/siklus-menstruasi-normal/ [13 Juni 2013]

Devitaprima. (2012). Tugas Makalah. [online]. Tersedia:http://blog.ub.ac.id/devitaprima/category/tugas-kuliah/ [18 Oktober 2013]

Kesrepro. (2000). Kesehatan Reproduksi. [online]. Tersedia:http://situs.kesrepro.info/krr/materi/menstruasi.htm[5 Mei 2013] Laurier. (2012). PMS. [online]. Tersedia:http://menstruasi.com/node/21 [10 Juni

2013]

Unnes. (2009). Usia Menarche Remaja. [online]. Tersedia:http://unnes.ac.id/ermagizi/2009/10/09/usia-menarche-remaja/ [20 April 2013]