Gambaran Gangguan Pra-Menstruasi Pada Perawat Wanita RSUP H.Adam Malik Medan

(1)

GAMBARAN GANGGUAN DISFORIK PRA-MENSTRUASI PADA

PERAWAT WANITA RSUP H.ADAM MALIK MEDAN

T E S I S

ALFI SYAHRI RANGKUTI 107106001

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

GAMBARAN GANGGUAN PRA-MENSTRUASI PADA PERAWAT

WANITA RSUP H.ADAM MALIK MEDAN

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa / M.Ked (KJ) pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

ALFI SYAHRI RANGKUTI 107106001 / IKJ

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012


(3)

Perawat Wanita RSUP H.Adam Malik Medan Nama Mahasiswi : Alfi Syahri Rangkuti Nomor Induk Mahasiswi : 107106001

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Ilmu Kedokteran Jiwa

Menyetujui Komisi Pembimbing :

Ketua

Dr. Elmeida Effendy, SpKJ

Ketua Program Studi Magister Ketua TKP-PPDS Kedokteran Klinik

Prof.Dr.H.Chairuddin P.Lubis,DTM&H,SpA(K) Dr.H.Zainuddin A, SpP(K) NIP: 1954062019801100


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 18 Januari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Elmeida Effendy, SpKJ ……… Anggota : 1. Prof. Dr. Bahagia Loebis, SpKJ(K) ………. 2. Prof. Dr. H.M. Joesoef Simbolon, SpKJ(K) ………. 3. Dr. Dapot P.Gultom, SpKJ, M. Kes ……….


(5)

PERNYATAAN

GAMBARAN GANGGUAN DISFORIK PRA-MENSTRUASI PADA

PERAWAT WANITARSUP H.ADAM MALIK MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar rujukan.

Medan, Januari 2012


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya maka penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti Program Magister Klinik - Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I, Ketua Program Studi MagisterKedokteran KlinikFakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp.KJ, selaku Ketua Departemen Psikiatri FK USU, sebagai guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini yang telah membimbing, mengoreksi, dan memberi masukan-masukan berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ, selaku Ketua Program Studi PPDS-I Psikiatri FK USU, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan memberi masukan-masukan yang berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.


(7)

4. (Alm) Prof. dr. H. Syamsir BS, Sp.KJ (K), sebagai guru dan pembimbingpenulis dalam penyusunan tesis ini yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing, mengarahkan, memberikan dorongan dan masukan-masukan yang berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K),selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. dr. H Harun Taher Parinduri, Sp.KJ (K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Prof. dr. H. M. Joesoef Simbolon, Sp.KJ (K) AR, selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis selama penulis mengikuti Program magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

8. dr. Vita Camelia, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku- buku bacaan yang berharga selama penulis mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

9. dr. Muhammad Surya Husada, Sp.KJ, sebagai guru dan senior yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku-buku bacaan yang berharga selama saya mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.


(8)

10. dr. Dapot Parulian Gultom, Sp.KJ, M. Kes, sebagai Direktur Badan Layanan Umum Daerah RSJ Propinsi Sumatera Utara dan guru penulis, yang telah memberikan izin, kesempatan, fasilitas, dan pengarahan kepada penulis selama mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa. 11. dr. Juskitar, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan,

pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku- buku bacaan yang berharga selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

12. dr. Herlina Ginting, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

13. dr. Mawar Gloria Taringan, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

14. dr. Freddy S. Nainggolan, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan, serta literatur-literatur yang berharga selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

15. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu Kedokteran Pencegahan FK USU dan konsultan metodologi penelitian dan statistik penulis dalam penelitian ini, yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi dengan penulis dalam penelitian ini.


(9)

16. dr. Donald F. Sitompul, Sp.KJ, dr. Hj. Sulastri Effendi, Sp.KJ, dr Rosminta Girsang, Sp.KJ, dr. Artina R. Ginting, Sp.KJ, dr. Mariati, Sp.KJ, dr. Evawati Siahaan, Sp.KJ, dr. Paskawani siregar, Sp.KJ, dr. Citra J. Taringan, Sp.KJ, dan dr. Vera RB. Marpaung, Sp.KJ, dr. Victor Eliezer P, Sp.KJ, dr. Siti Nurul Hidayati, Sp.KJ, dr. Lailan Sapinah, Sp.KJ, dr. Silvy Agustina Hasibuan, Sp.KJ sebagai senior yang telah memberikan semangat dan dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa. 17. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Direktur Rumah

Sakit Tembakau Deli, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan atas izin, kesempatan dan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti Megister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

18. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Psikiatri FK USU: dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked (KJ), dr. Mila Astari. H, M.Ked (KJ), dr. Ira Aini Dania, M.Ked (KJ), dr. Baginda Harahap, M.Ked (KJ), dr. Muhammad Yusuf, M.Ked (KJ), dr. Ricky Wijaya Tarigan, M.Ked (KJ), dr. Superida Ginting Suka, dr. Lenni Crisnawati Sihite, dr. Saulina Dumaria Simanjuntak, M.Ked (KJ), dr. Hanip Fahri, M.Ked (KJ), dr. Ferdinan Leo Sianturi, M.Ked (KJ), dr. Andreas Xaverio Bangun, dr. Dian Budianti A, dr .Tiodoris Siregar, dr. Endang Sutry Rahayu, dr. Duma M. Ratnawati, dr. Nauli Aulia Lubis, dr. Nanda Sari Nuralita, dr.Wijaya Taufik Tiji, dr. Rini Gusya Liza, dr. Agussyah Putra, dr. Gusri Girsang, dr. Dessi Wahyuni, dr. Ritha Mariati Sembiring, dr. Reny Fransiska Barus, dr. Susiati, dr. Annisa Fransiska, dr. Dessy Mawar Zalia, dr. Nazli Mahdinasari Nasution, dr. Andi


(10)

Syahputra Siregar, dr. Nining Gilang Sari, dr. Rossa Yunilda, dr. Arsusy Widyastuty, yang banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-diskusi kritis dalam berbagai pertemuan formal maupun informal, serta selalu memberikan dorongan-dorongan yang membangkitkan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

19. Para perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan yang telah bersedia membantu untuk turut serta menjadi subjek pada tesis ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

20. Para pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas selama menjalani pendidikan spesialis ini, serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

21. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi, papa H. Burhanuddin Rangkuti dan mama Hj. Nilawati Nasution yang dengan penuh kesabaran, cinta serta kasih sayangnya telah membesarkan, memberikan dorongan, dukungan dalam segala hal kepada penulis, serta doa restu sejak lahir hingga saat ini. 22. Kedua mertua, Alm. H. Diapari Siregar danAlmh. Hj. SitiAmijahRitongayang

memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

23. Seluruh saudara kandung saya, Mayor.Inf. Abdul Razak Rangkuti,S.Sos, Insan Kamil Rangkuti, SE, Khairunnisa Rangkuti, SH. Yang telah banyak memberikan


(11)

bantuan lahir, batin dan doa kepada penulis selama menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

24. Buat suami dan anak-anakku tercinta, Mayor Laut(KH), Drs. Ridwan Effendi Siregar, Nashwa Ismi Siregar dan Ghania Fayyaza Siregar, terima kasih atas segala doa dan dukungan, kesabaran dan pengertian yang mendalam serta pengorbanan atas segala waktu dan kesempatan yang tidak dapat penulis habiskan bersama-sama dalam sukacita dan keriangan selama penulis menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis dan menyelesaikan tesis ini. Tanpa semua itu, penulis tidak akan mampu menyelesaikan Program Magister Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa dan tesis ini dengan baik.

Akhirnya penulis hanya mampu berdoa dan memohon semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada seluruh keluarga, sahabat, dan handai tolan yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Desember 2011


(12)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

RSUP HAM : Rumah Sakit H. Adam Malik Medan GDPM : Gangguan Disforik Pra-Menstruasi PMDD : Premenstrual Dysphoric Disorder

DSM-IV-TR : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder- Fourth Edition- Text Revision

PMT : Premenstrual Tension PMS : Premenstrual Syndrome

DSM-III-R : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder-Tirth Edition-Revision

LLPDD : Late Luteal Phase Dysphoric Disorder HPG : Hipotalamus Hipofisis Gonad

5-HT : Serotonin

GnRH : Gonadotrophine Releasing Hormone LH : Luteinizing Hormone

FSH : Follicle Stimulating Hormone n : Jumlah Sample

Zα : Derivat baku α

P : Proporsi kategori variabel yang diteliti Q : 1 – Proporsi kategori variabel yang diteliti D : Presisi


(13)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii

Ucapan Terima Kasih ... v

Daftar Singkatan dan Lambang ... xiii

Daftar Isi ... xiv

Daftar Diagram ... xvi

Daftar Tabel ... xvii

Abstrak ... xviii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. GangguanDisforikPra-Menstruasi ... 5

2.1.1. Definisi ... 5

2.1.2. Sejarah ... 6

2.1.3. Epidemiologi ... 7

2.1.4. Etiologi... ... 9

2.1.5. Menstruasi... ... 11

2.1.6. SiklusMenstruasi ………... 12

2.1.7. Diagnosis... 14

2.1.8. Kriteria Diagnostik... 15

2.1.9. Kerangka Konseptual... 17

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Desain Penelitian ... 18

3.2. Tempatdan Waktu Penelitian ... 18

3.3. Populasi Penelitian ... 18

3.4. Sampeldan Cara PemilihanSampel ... 18

3.5. Perkiraan Besar Sampel ... 19

3.6. Kriteria Inklusidan Eksklusi... 20

3.7. Cara Kerja Penelitian ... 20

3.8. Identifikasi Variabel ... 21

3.9. Kerangka Operasional ... 21


(14)

3.12. EtikaPenelitian ... 24

3.13. Pengolahan Data ... 24

3.14. JadwalPenelitian ... 25

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 26

4.1 Karakteristik demografi subjek penelitian ………. 26

4.2. Distribusi Gangguan Disforik Pra-Menstruasi Subjek Penelitian berdasarkan karakteristik Demografi ……….. ... 28

BAB 5. PEMBAHASAN ... 30

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 32

BAB 7. RINGKASAN ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35 Lampiran

1. TabelIndukHasilPenelitian

2. LembaranPenjelasanKepada Subjek

3. LembarPersetujuanSetelahPenjelasan (Informed Concent) 4. KuisionerPenelitian

5. RiwayatHidupPeneliti


(15)

DAFTAR DIAGRAM

1. Diagram 4.1. Distribusi karakteristik demografik subjek penelitian

berdasarkan umur ………. 26

2. Diagram 4.2. Distribusi karakteristik demografik subjek penelitian berdasarkan status perkawinan……… 27

3. Diagram 4.3. Proporsi gangguan disforik pra-menstruasi pada subjek penelitian ………. 27


(16)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1. Distribusi GDPM subjek penelitian berdasarkan kelompok Umur ... 28 2. Tabel 4.4. Distribusi GDPM subjek penelitian berdasarkan status


(17)

ABSTRAK

LatarBelakang : Gangguan disforik pra-menstruasi (GDPM) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seorang wanita mengalami gangguan sebelum siklus menstruasi tiba. GDPM ini menyebabkan keluhan fisik dan emosional yang dapat mengganggu aktivitas perawat dalam melayani pasien-pasien di rumahsakit.

TujuanPenelitian :Untukmelihatproporsigangguandisforikpra-menstruasiperawat di RSUP H.Adam Malik Medan.

Metode Penelitian :Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptif longitudinal dilakukanterhadap 60 orang perawat di RSUP H.Adam Malik Medan dalamperiode 01 September 2011 s/d 31 Oktober 2011.Pemilihan sampeldilakukandengancaraprobability

sampling jeniscluster sampling.

Kriteriainklusipadapenelitianiniadalahseluruhperawatwanita RSUP H.Adam Malik

Medan yang, masihmengalamimenstruasi, kooperatifdanbersediaikutsertadalampenelitian.Kriteriaeksklusiadalahkehamilan,

menderitagangguan mental lain sepertigangguandepresi, gangguanansietas, menderita penyakit fisik berat. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi mengisi kuisioner yang berisi 12 pertanyaan berdasarkan DSM-IV-TR untuk menegakkan diagnosis GDPM

Hasil Penelitian :Dari 60 orang perawat wanita di RSUP H.Adam Malik yang mengisi kuisioner GDPM didapati 5 orang (8,33 %) yang mengalami GDPM. Distribusi sampel berdasarkan umur didapati bahwa sampel yang paling banyak adalah kelompok umur >40tahun yaitu 48 orang(80%), dan dari distribusi sampel berdasarkan status perkawinan yang paling banyak adalah dengan status kawin yaitu 57 orang (95%). Dari distribusi GD PM subjek penelitian berdasarkan kelompok umur didapati proporsi GDPM terbanyak adalah pada kelompok umur > 40 tahun yaitu 3 orang (60%), dan dari distribusi GDPM subjek penelitian berdasarkan status perkawinan didapati proporsi dengan status kawin lebih besar yaitu 3 orang (60%).

Kesimpulan :Dari hasil penelitian ini, pada 60 orang sampel perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan terdapat proporsi GDPM lebih rendah dari populasi umum.


(18)

ABSTRAK

LatarBelakang : Gangguan disforik pra-menstruasi (GDPM) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seorang wanita mengalami gangguan sebelum siklus menstruasi tiba. GDPM ini menyebabkan keluhan fisik dan emosional yang dapat mengganggu aktivitas perawat dalam melayani pasien-pasien di rumahsakit.

TujuanPenelitian :Untukmelihatproporsigangguandisforikpra-menstruasiperawat di RSUP H.Adam Malik Medan.

Metode Penelitian :Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptif longitudinal dilakukanterhadap 60 orang perawat di RSUP H.Adam Malik Medan dalamperiode 01 September 2011 s/d 31 Oktober 2011.Pemilihan sampeldilakukandengancaraprobability

sampling jeniscluster sampling.

Kriteriainklusipadapenelitianiniadalahseluruhperawatwanita RSUP H.Adam Malik

Medan yang, masihmengalamimenstruasi, kooperatifdanbersediaikutsertadalampenelitian.Kriteriaeksklusiadalahkehamilan,

menderitagangguan mental lain sepertigangguandepresi, gangguanansietas, menderita penyakit fisik berat. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi mengisi kuisioner yang berisi 12 pertanyaan berdasarkan DSM-IV-TR untuk menegakkan diagnosis GDPM

Hasil Penelitian :Dari 60 orang perawat wanita di RSUP H.Adam Malik yang mengisi kuisioner GDPM didapati 5 orang (8,33 %) yang mengalami GDPM. Distribusi sampel berdasarkan umur didapati bahwa sampel yang paling banyak adalah kelompok umur >40tahun yaitu 48 orang(80%), dan dari distribusi sampel berdasarkan status perkawinan yang paling banyak adalah dengan status kawin yaitu 57 orang (95%). Dari distribusi GD PM subjek penelitian berdasarkan kelompok umur didapati proporsi GDPM terbanyak adalah pada kelompok umur > 40 tahun yaitu 3 orang (60%), dan dari distribusi GDPM subjek penelitian berdasarkan status perkawinan didapati proporsi dengan status kawin lebih besar yaitu 3 orang (60%).

Kesimpulan :Dari hasil penelitian ini, pada 60 orang sampel perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan terdapat proporsi GDPM lebih rendah dari populasi umum.


(19)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menstruasi atau haid merupakan suatu kondisi yang dialami oleh setiap perempuan. Biasanya seorang gadis dikatakan sudah menginjak remaja bila telah mengalami haidnya yang pertama (disebut dengan menarche). Datangnya haid ini menandakan bahwa fungsi tubuh seorang perempuan berjalan dengan baik dan normal.

Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh seorang perempuan yang terjadi secara berkala dan dialami setiap bulannya secara rutin. Hal ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Otak melepaskan hormon reproduksi yang memfasilitasi indung telur untuk melepaskan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan mematangkan sel telur sehingga terjadi menstruasi atau kehamilan bila ada pembuahan.

1

Saat menjelang menstruasi, gejala yang dirasakan oleh seorang perempuan pada umumnya berbeda-beda. Ada yang mengganggu kehidupan sehari-hari, namun ada pula yang tidak terganggu sama sekali, mereka tetap bersekolah, kuliah atau bekerja seperti biasa.

1

Sindrom pra-menstruasi merupakan kondisi yang menyebabkan seorang perempuan mengalami gangguan karena gejala-gejala mengganggu yang dialami sebelum siklus menstruasi tiba. Jika gejala dialami lebih berat, disebut gangguan disforia pra-menstruasi (GDPM) atau premenstrual dysphoric disorder (PMDD).

1


(20)

GDPM disebut juga sebagai gangguan disforik fase luteal akhir. Sindrom ini umumnya melibatkan gangguan mood seperti labilitas, gangguan perilaku seperti perubahan pola makan, dan gangguan fisik seperti nyeri payudara, edema, dan sakit kepala. Gangguan ini terjadi pada waktu tertentu selama siklus menstruasi, dan akan menghilang untuk beberapa periode waktu antara siklus menstruasi.

Sehubungan dgn Motto Keperawatan 3-S : Sambut dengan senyum; Sapa dengan ramah; Sentuh dengan kasih sayang, maka sangatlah wajar diperlukan suatu kondisi yang prima dari tenaga keperawatan dalam melaksanakan tugasnya melayani pasien.

2,3,16

Kondisi yang prima pada perawat berkaitan dengan beberapa faktor, diantaranya faktor dari dalam dirinya, seperti gangguan emosi, gangguan mood, dsb. Salah satu faktor dari dalam dirinya yg bisa mempengaruhi kerja perawat adalah bila si perawat akan mengalami menstruasi.Kondisi ini bisa mempengaruhi perawat dalam melaksanakan tugasnya. Hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian sejauh mana gangguan disforik pra-menstruasi terhadap perawat berkaitan dengan tugas perawat di RSUP H.Adam Malik Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


(21)

Bagaimanakah proporsigangguan disforik pra-menstruasi terhadap perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum: Untuk mengetahui berapa proporsi gangguan pra-menstruasi pada perawat wanita di RSUP H.Adam Malik Medan.

b. Tujuan khusus: Untuk mengetahui distribusi gangguan disforik pra-menstruasi pada perawat wanita di RSUP H.Adam Malik Medan berdasarkan faktor sosiodemografik (usia dan status perkawinan).

1.4. Manfaat Penelitian

1 Dengan mengetahui proporsi gangguan disforik pra-menstruasi, maka dapat diperoleh gambaran mengenai proporsi gangguan disforik pra-menstruasi pada perawat RSUP H.Adam Malik Medan

2 Dapat memberi masukan bagi tenaga keperawatan untuk dapat mengantisipasi dan melakukan penanganan atau pengobatan pada perawat yang mengalami gangguan disforik pra-menstruasi agar tidak semakin berat sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan ke penelitian lanjutan yang sejenis atau penelitian ini dapat digunakan menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.


(22)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gangguan Disforik Pra-Menstruasi

Gangguan disforik pra-menstruasi (GDPM) merupakan gangguan mood yang dirasakan sekitar beberapa hari sebelum bahkan saat menstruasi berlangsung. Gejala ini dijumpai pada wanita sekitar usia 30 – 45 tahun.11Gangguan ini ditandai terutama dengan adanya gejala pada periode pra-menstruasi, bukan hanya terbatas pada kualitas hidup tetapi juga dapat mengganggu kegiatan mereka bekerja.12,16

Wanita yang menderita GDPM akan mengalami gangguan mood yang parah, memiliki suatu keinginan yang lebih daripada biasanya, menginginkan asupan makanan yang tertentu dan menunjukkan gangguan kinerja kognitif selama fase luteal.

GDPM dinyatakan juga sebagai paradigma psikosomatis ginekologi, yang melibatkan beberapa sistem seperti, sistem saraf, endokrin, pengaruh gizi dan faktor psikososial. Semua keluhan ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja, serta dapat juga menyebabkan masalah interpersonal, sosial dan hubungan keluarga.

12

12,19

2.1.1. Definisi

Gangguan disforik pra-menstruasi (GDPM) adalah pra-menstruasi dengan gejala yang lebih berat dan lebih mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari. GDPM dikenal sebagai gangguan mood yang ditandai oleh gejala-gejala depresi yang berat, mudah tersinggung, ketegangan yang sangat berat. Gejala-gejala tersebut memberat saat seminggu sebelum menstruasi tiba dan akan menghilang saat menstruasinya muncul.1


(23)

GDPM mempengaruhi semua aspek kehidupan seorang perempuan, termasuk hubungannya dengan keluarga, teman, serta kemampuannya dalam bekerja dan bersekolah.1,18,20

2.1.2. Sejarah

Nama GDPM relatif baru, namun sebetulnya penjelasan tentang kondisi tersebut sudah dikenal sejak zaman Hippocrates, seorang dokter bangsa Mesir yang hidup pada tahun 460-337 sebelum Masehi. Hippocrates menandai adanya pikiran bunuh diri dan beberapa gejala berat lain pada perempuan saat sebelum menstruasi. Tahun 1931 kumpulan gejala tersebut disebut sebagai Ketegangan Pra-menstruasi (Premenstrual Tension, PMT). Pada tahun 1953, Dalton dari Inggris menyebut kondisi tersebut sebagai Premenstrual Syndrome (PMS).1,4 Pada tahun yan sama Green dan Dalton juga mengajukan ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone selama fase luteal sebagai penyebab biologi, dan progesterone digunakan sebagai pilihan therapeutic. Sindrom ini merupakan kondisi yang kompleks dan mencakup hingga 200 gejala, tetapi yang paling sering antara lain adalah iritabilitas, nyeri payudara dan disforik.

Pada tahun 1987 dalam DSM-IIIR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) disebutlah istilah LLPDD (Late Luteal Phase Dysphoric Disorder atau gangguan disforik fase luteal akhir), yang kemudian pada tahun 1994 dalam DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), disebut sebagai Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) sebagai kondisi yang lebih berat dari PMS.

12,20


(24)

2.1.3. Epidemiologi

Karena tidak adanya persetujuan bersama tentang kriteria diagnostik, epidemiologi gangguan disforik premenstruasi adalah tidak diketahui dengan pasti. Satu penelitian melaporkan bahwa kira-kira 40 persen wanita mengalami sekurangnya gejala ringan dari gangguan dan bahwa 2 sampai 10 persen memenuhi kriteria diagnostik lengkap untuk gangguan.2,3

Gejala yang terjadi berulang-ulang selama fase luteal dari siklus premenstruasi diantara wanita yang berovulasi. Tingkat keparahan dan durasi dari gejala-gejala ini menentukan apakah seorang wanita memiliki sindrom klinis PMS atau GDPM.

Gejala fase luteal ditemukan diantara wanita dari segala usia, tapi secara dalam praktek klinis mayoritas pada wanita dengan usia lebih dari 30 tahun. Tidak ada perbedaan prevalensi yang ditemukan berdasarkan ras/etnis, sosial ekonomi, atau status pernikahan.

4,15

Berdasarkan studi epidemiologi cross-sectional tampak 80% atau lebih dari wanita yang berovulasi mengalami beberapa tingkat fase luteal dengan gejala yang merugikan. Mayoritas dengan gejala ringan hanya berlangsung beberapa hari dan tidak mengganggu, gejala ini disebut sebagai molimina.

4

4

Kemudian 5%-10% wanita yang berovulasi mempunyai gejala yang berat dan hampir seluruh fase luteal akhir sekitar 2 minggu persiklus, kelompok ini sekarang akan dicirikan sebagai gangguan disforik pra-menstruasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam DSM-IV-TR.

Gejala GDPM ini belum dikaitkan dengan karakteristik demografi lainnya seperti reproduksi, panjang siklus haid, volume haid, ada atau tidaknya dismenore, sebelumnya menggunakan kontrasepsi atau tidak.

4

4


(25)

premenstrual dysphoric disorder with a newdrospirenone-containing oral contraceptive formulation tahun 2005 oleh Teri dkk menunjukkan bahwa kontrasepsi oral(kontrasepsi oral)

menggantitingkatfluktuasisteroidovariumendogen

dengan tingkat hormon eksogen yang lebih stabil, mereka memiliki bukti pendukung yang telah digunakan untuk mengurangi gejala pra-menstruasi.Dalam studi acaksebelumnya, placebo-controlled yangdievaluasidiberikankontrasepsi oral selama 21hari diikuti denganpilinert untuk7hari, efek dari kontrasepsi oralinitidak lebih baik dariplasebountuk pengobatan gejala moderatsampai berat dari gangguan disforik pra-menstruasi.7

Etiologi dari PMS dan GDPM sebagian besar tidak diketahui, tetapi konsensus saat ini tampaknya bahwa fungsi ovarium yang normal (bukan ketidakseimbangan hormon) merupakan pemicu untuk siklus pra-menstruasi terkait peristiwa biokimia dalam sistem saraf pusat dan target organ lainnya. PMS dan GDPM itu bersifat biologis (bukan psikologis atau psikososial). Pandangan ini mendorong penyelidikan tentang modulasi neuroendokrin sebagai pusat neurotransmiter dan peran dari hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG) yang merupakan sumbu dari GDPM. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa, dari semua neurotransmiter dipelajari untuk saat ini, serotonin (5-HT) yang penting dalam patogenesis GDPM. GDPM juga merupakan fitur dari gangguan mooddan kecemasan yang berkaitan dengan disfungsi serotonergik.Selain itu, neurotranmiter serotonin (5-HT) yang berkurang dalam otak diperkirakan 2.1.4. Etiologi


(26)

menyebabkan kontrol impuls yang buruk, mood yang depresi, iritabilitas. Semua gangguan mood dan gejala perilaku terkait dengan GDPM. Pada studi hewan terdapat hubungan timbal balik antara tingkat fluktuasi ovarium steroid dan fungsi serotonergik, menunjukkan bahwa estrogen dan progesteron mempengaruhi aktivitas pusat saraf serotonergik. Pada hipotalamus, induksi estrogen, mengalami fluktuasi diurnal dalam 5-HT, sedangkan progesteron meningkatkan 5-HT.3,5,13

Selain itu, prostaglandin juga merupakan bahan kimia seperti hormon yangmengontrol berbagai fungsitubuh, mungkin mempunyaiperan dalam GDPM. Prostaglandindikenal dapat meningkatkankontraksiotot polos danpelebaran pembuluh darah, dimana keduanyasangat penting dalamsiklusmenstruasi normal. Penelitian telahmenunjukkan bahwaekskresiprostaglandinyangteraturpada wanitadengan PMS / GDPMdibandingkandengan wanita tanpaPMS / GDPM (Piccoli Aet al1993).22Produksi prostaglandintampaknyasecara signifikan lebih rendahpada fase lutealakhirwanita denganPMSdibandingkandengan kontrol, didasarkan pada studidari 20 wanitadengan PMSdan 12kontrol, sementara produksiprostaglandinjauh lebih tinggipada fasefolikuler danfase lutealawal (Koshikawa Netal, 1992).

Dismenore dan PMS / GDPM juga terkait dengan disfungsi prostaglandin, dan yang biasanya merespons sintesa prostaglandin baik untuk non-steroid inhibitor.

23

24

Meskipun tidak sepenuhnya dipahami, mungkin terkait dengan perubahan (fluktuasi) kadar estrogen dan progesteron dan tindakan penahan cairan dari estrogen selama siklus menstruasi. Kelebihan estrogen / defisiensi, kekurangan progresteron, kekurangan vitamin, hipoglikemia, dan retensi cairan semuanya telah dinyatakan


(27)

sebagai salah satu penyebab dari gangguan disforik pra-menstruasi. Selain itu, tingkat androgen, hormon adrenal, dan prolaktin telah dihipotesiskan menjadi penting juga sebagai penyebab dari gangguan ini. Akhirnya, peningkatan prostaglandin yang dikeluarkan oleh otot uterine telah terlibat dalam pengurangan rasa sakit pada pengobatan dengan OAINS, sehingga satu studi menyatakan bahwa prostaglandin juga merupakan penyebab potensial terhadap GDPM, tetapi ini masih dalam pertentangan.

2.1.5. Menstruasi

25

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputu psikologis, pancaindera, korteks serebri, hipofisis (ovarial aksis), dan endorgan (uterus-endometrium, dan alat seks sekunder).11

Menarke adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11 tahun.Rangsangan pancaindera diblok pubertas inhibitor (nucleus amigdale) melalui stria terminalis, menuju hipotalamus sehingga terhindar dari pubertas prekoks. Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus (endometrium) lebih matang untuk menerima rangsangan. Pada usia 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai “ovulasi” untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium dan alat seks sekunder.11

Dalam ovarium terjadi tumbuh kembang folikel primordial tanpa disertai ovulasi sehingga terdapat peningkatan “estrogen” untuk merangsang nucleus supraoptikal (praoptikus), mengeluarkan luteinizing hormone surge (tinggi), yang berperan untuk ovulasi. Menstruasi yang disertai ovulasi, terjadi selang beberapa bulan sampai dua


(28)

atau tiga tahun setelah menarke, yaitu sekitar usia 17-18 tahun. Pubertas prekoksius terjadi bila menarke terjadi di bawah usia 10 tahun.

2.1.6. Siklus Menstruasi

11

Siklusmenstruasi merupakan hasillangsung dari siklus ovarium. Setiapsiklusovariumdimulai denganpengembangankelompok ataufolikel yang salah satunya menjadidominan.Folikelterdiridarioositdikelilingi olehsel granulosa, yangdikelilingioleh sel-selteka. Perkembangan folikeldimulaioleh pelepasan hipotalamus GnRH . GnRH merangsang pelepasan gonadotropin hipofisis, luteinizing hormon (LH), dan follicle-stimulating hormone (FSH). Pada gilirannya, LH merangsang sel-sel ovarium teka untuk mensintesis dan mensekresi androgen; FSH menginduksi perkembangan sel granulosa, termasuk enzim aromatase, yang mengubah androgen menjadi estrogen yang diproduksi thecall. Sekresi LH dan FSH pada fase folikuler akan diatur terutama oleh umpan balik estradiol pada tingkat hipofisis. Konsentrasi estradiol meningkat menekan FSH, sehingga membatasi jumlah folikel yang berovulasi menjadi oosit matang.

Ketika konsentrasi estradiol meningkat untuk melebihi ambang batas kritis , yang merupakan satu pola folikel dewasa sepenuhnya dihasilkan, sebuah lonjakan LH dan ovulasi dipicu (rilis dari sel telur dari kantung folikel) terjadi kemudian sekitar 36 jam kemudian. Setelah itu, sel granulosa berubah menjadi sekresi progesteron sel luteal dan folikel ovulasi, kemudian ini disebut sebagai korpus luteum, yang mengeluarkan progesteron. Jaringan target untuk steroid ovarium meliputi endometrium, dengan urutan perkembangan yang diilustrasikan di sepanjang panel bawah, dan frekuensi generator hipotalamus GnRH, seperti kombinasi estrogen dan progesteron dikeluarkan


(29)

selama fase luteal dari postovulatory atau siklus menstruasi. Penghambatan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) ini diikuti oleh penurunan sekresi LH dan FSH sehingga perkembangan folikel baru dicegah sampai korpus luteum mengalami regresi. Penurunan konsentrasi progesteron, meningkatkan GnRH, dan gonadotropin, terutama peningkatan sekresi FSH. Fase-fase siklus menstruasi dapat disebut folikel dan luteal dalam referensi peristiwa ovarium atau proliferasi dan sekresi dalam referensi ke acara endometrium.

Secara umum diasumsikan bahwa siklus menstruasi yang teratur pada interval 25 sampai 40 hari siklus ovarium dan ovulasi, tetap, asumsi ini keliru. Sebuah fase luteal normal memiliki panjang lebih dari 11 hari dan konsentrasi sekresi progesteron midluteal yang melebihi 10 ng / mL (30 nmol / L).

6

Aktivitas ovarium dapat diperkirakan dengan menentukan konsentrasi estradiol dan progesteron mingguan dari awal salah satu episode perdarahan haid berikutnya. Aktivitas testis dapat diperkirakan dari satu atau dua penentuan acak testosteron. Penilaian ini mungkin tidak mendeteksi kompromi halus fungsi gonad yang dapat mengganggu kesuburan, bagaimanapun, dan konsultasi lebih lanjut dengan spesialis yang tepat mungkin diperlukan. Siklus haid dapat diharapkan untuk menjadi lebih teratur dengan usia lanjut ginekologi (waktu sejak menstruasi pertama) dan, dalam ketiadaan patologi, umumnya tetap teratur sampai 5 sampai 10 tahun sebelum menopause. Selama tahun-tahun perimenopause, fungsi ovarium dicirikan oleh sekresi progesteron yang lebih tinggi estradiol dan rendah. Fungsi ovarium tidak menurun secara bertahap menjadi tidak menentu melainkan dan tak terduga, dengan potensi untuk mengungkap otak dan soma fluktuasi yang besar pada konsentrasi hormon.

6


(30)

2.1.7. Diagnosis

Gejala-gejala penting dari gangguan disforik pra-menstruasi seperti menurunnya

mood secara nyata, kegelisahan tinggi, kelabilan afektif yang nyata dan menurunnya minat dalam aktivitas. Gejala-gejala ini terjadi secara rutin selama seminggu sebelum fase luteal pada siklus menstruasi selama setahun. Gejala-gejala ini mulai berkurang dalam beberapa hari sejak permulaan haid (fase folikular) dan menghilang dalam seminggu setelah menstruasi.

Untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan disforik pra-mentruasi setidaknya lima dari sebelas kemungkinan gejala-gejala harus terjadi pada fase pra-menstruasi. Gejala-gejala ini harus hilang segera setelah permulaan haid dan setidaknya satu dari lima gejala-gejala harus berupa depresi mood, ansietas, labilitas atau iritabilitas. Kriteria gangguan disforik pra-menstruasi menuntut agar fungsi peran terganggu sebagai akibat gejala-gejala pra-menstruasi. Gangguan fungsional pada wanita dengan gangguan disforik pra-menstruasi sama beratnya dengan gangguan depresif mayor dan gangguan distimik (Pearlstein, et.al, 2000). Tidak seperti gangguan fungsional yang dilaporkan pada gangguan depresif, wanita dengan gangguan disforik pra-menstruasi melaporkan gangguan lebih luas dalam hubungan mereka dan dalam peran mereka sebagai orangtua dibanding peran mereka sebagai pekerja (Cambell,et.al.1997; Hylan,et.al. 1999 ; Robinson and Windle,2000).

8,15


(31)

2.1.8. Kriteria gangguan disforik pra-menstruasi menurut DSM-IV TR:

A. Pada kebanyakan siklus menstruasi selama setahun, lima atau lebih dari gejala-gejala berikut terjadi dalam minggu terakhir dari fase luteal, dan mulai berkurang dalam beberapa hari setelah permulaan fase folikular, dan menghilang dalam seminggu setelah menstruasi, dengan sedikitnya satu dari gejala-gejala berikut:

1. suasana hati yang depresi,putus asa. 2.

atau mencela dirisendiri ditandaikecemasan, ketegangan,

3.

perasaangelisah suasana hati yang mudah berubah(seperti

4.

merasasedih ataumenangistiba-tiba atau meningkatnyasensitivitassampai padapenolakan)

5.

kemarahan atauiritabilitas yang nyata dan menetapatau meningkat konflikantarpribadi

penurunanminat pada aktivitasyang biasa(misalnya, pekerjaan, sekolah, teman

6. pera

, hobi)

7.

saansubjektifkesulitan dalamberkonsentrasi

8.

kelesuan,mudah lelah,atau kurangnyaenergi perubahan selera makan, makan berlebihan, atau 9.

mengidammakanan tertentu

10.

hipersomniaatau insomnia

11.

rasasubjektifmenjadikewalahan ataudi luar kendali

gejala fisiklainnya, seperti pembengkakan atau nyeripayudara atau, sakit kepala, nyeri sendiatauotot, sensasi"kembung", penambahan

B. Gangguan ini secara nyata mempengaruhi pekerjaan, sekolah atau pun aktivitas sosial, menurunnya produktivitas dan efisiensi ditempat kerja atau sekolah.


(32)

C. Gangguan ini bukan sekedar eksaserbasi gejala-gejala dari gangguan lain seperti depresif mayor, panik, gangguan distimik ataupun gangguan personalitas, meskipun kemungkinan itu nyata pada gangguan lain.

D. Kriteria A, B dan C dikonfirmasikan dengan rating harian prospektif sedikitnya selama dua siklus simptomatik berturut-turut.8

2.1.9. Kerangka Konseptual

Perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan

Faktor Demografik 1. Usia :

≤ 40 tahun

> 40 tahun 2. Status perkawinan :

Kawin

Belum kawin

Gangguan disforik pra-menstruasi


(33)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif longitudinal.14

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian : Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

2. Waktupenelitian : 1 September 2011 – 31 Oktober 2011

3.3. Populasi Penelitian

1. Populasitarget : Seluruh perawat wanita Rumah Sakit UmumPusat H. Adam Malik Medan 2. Populasiterjangkau : Seluruh perawat wanita Rumah Sakit

Umum Pusat H. Adam Malik Medan

selama periode 1 September 2011 – 31 Oktober 2011

3.4. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

1. Sampel penelitian : Seluruh perawat wanita Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi.

2. Cara pengambilan sampel dengan probability sampling jenis cluster sampling.


(34)

3.5. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel diukur dengan menggunakan rumus

9,14,17

N = Zα2 PQ d

Zα = nilai batas awal dari tabel Z yang besarnya tergantung

2

pada nilai α yang ditentukan; untuk nilai α = 0,05  Zα = 1,96

P = Proporsi gangguan disforik pra-menstruasipada populasi umum% = 10%

Q = 1 - P = 1 – 0,1 = 0,9

D = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir = 0,08 N = (1,96)2 .0,1 (0,9)

(0,08)

2

= 54,0225

= 55


(35)

3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteriainklusi

1. SeluruhperawatwanitaRSUP H.Adam Malik Medan yang bekerja pada periode 1 September 2011 – 31 Oktober 2011

2. Masihmengalamimenstruasi 3. Kooperatifdandapatdiwawancarai 4. Bersedia ikut serta dalam penelitian

Kriteria eksklusi 1. Kehamilan

2. Menderitagangguan mental lain sepertigangguandepresi, gangguanansietas 3. Menderita penyakit fisik berat.

3.7. Cara Kerja Penelitian

Seluruh perawat wanita Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medanyang memenuhi kriteria inklusi mengisi persetujuan secara tertulis setelah mendapatkan penjelasan yang terperinci dan jelas untuk ikut serta dalam penelitian. Selanjutnya subyek penelitian mengisi kuisioner yang berisi 12 pertanyaan berdasarkan DSM-IV-TR untuk menegakkan diagnosis GDPM, kuisioner diisi setiap hari selama 2 siklus menstruasi berturut-turutmulai dari 1 September sampai dengan 31 Oktober 2011. Diagnosis GDPM ditegakkan apabila menjawab minimal 5 dari pertanyaan 1 sampai 11 ditambah pertanyaan ke 12.


(36)

3.8. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian :karakteristikdemografi ( usia, status perkawinan) dan gangguan disforik pra-menstruasi. 3.9. Kerangka Operasional

3.10. Definisi Operasional

• Gangguan disforik pra-menstruasi (GDPM) adalah pra-menstruasi dengan gejala yang lebih berat dan lebih mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari.

Inklusi

Perawat wanita RSUP

H.Adam Malik Medan Eksklusi

Karakteristik demografi

- Usia - Status

Perkawinan Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR


(37)

• Perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan adalah perawat wanita yang bekerja di RSUP H.Adam Malik Medan.

• Status perkawinan adalah kawin, tidak kawin, janda melalui wawancara langsung.

• Usia adalah lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan tahun. Usia dibagi dalam :

- ≤ 40 tahun - > 40 tahun

• Kriteria diagnostik DSM-IV-TR untuk gangguan disforik pra-menstruasi

A. Pada kebanyakan siklus menstruasi selama setahun, lima atau lebih dari gejala-gejala berikut terjadi dalam minggu terakhir dari fase luteal,danmulaiberkurangdalambeberapaharisetelahpermulaanfasefolikular, danmenghilangdalamseminggusetelahmenstruasi,

dengansedikitnyasatudarigejala-gejalaberikut:

1. suasana hati yang depresi,putus asa. atau mencela dirisendiri 2. ditandaikecemasan, ketegangan, perasaangelisah

3. suasana hati yang mudah berubah(seperti merasasedih ataumenangistiba-tiba atau meningkatnyasensitivitassampai padapenolakan)

4. kemarahan atauiritabilitas yang nyata dan menetapatau meningkat konflikantarpribadi

5. penurunanminat pada aktivitasyang biasa(misalnya, pekerjaan, sekolah, teman, hobi)

6. perasaansubjektifkesulitan dalamberkonsentrasi 7. kelesuan,mudah lelah,atau kurangnyaenergi


(38)

8. perubahan selera makan, makan berlebihan, atau mengidammakanan tertentu 9. hipersomniaatau insomnia

10. rasasubjektifmenjadikewalahan ataudi luar kendali

11. gejala fisiklainnya, seperti pembengkakan atau nyeripayudara atau, sakit kepala, nyeri sendiatauotot, sensasi"kembung", penambahan berat badan

B. Gangguaninisecaranyatamempengaruhipekerjaan, sekolahatau pun aktivitassosial, menurunnyaproduktivitasdanefisiensidi tempatkerjaatausekolah.

C. Gangguaninibukansekedareksaserbasigejala-gejaladarigangguan lainsepertidepresif

mayor, panik, gangguandistimikataupungangguanpersonalitas, meskipunkemungkinanitunyatapadagangguan lain.

D. Kriteria A, B dan C dikonfirmasikandengan rating harianprospektif Sedikitnyaselamaduasiklussimptomatikberturut-turut

Berdasarkankuesioner diagnosis GDPM ditegakkanapabilamenjawab minimal 5 daripertanyaan ke-1 sampai ke-11 ditambahpertanyaanke 12.

3.11. Izin Subjek Penelitian

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuannya terlebih dahulu setelah diberikan penjelasan sebelum diikutsertakan sebagai subjek penelitian.

3.12. Etika Penelitian

Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etika Penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.


(39)

3.13. Pengolahan Data.

Setelah data-data dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai berikut :

10

1. Editing

Editing merupakan langkah untuk meneliti kelengkapan data yang diperoleh melalui pengisian kuisioner.Editing dilakukan setelah kuisioner diisi oleh subjek dan dikumpulkan setelah dua bulan subjek mengisi kuisioner.Peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari kuisioner yang diberikan.

2. Koding

Koding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut jenisnya.Koding dilakukan dengan memberikan tanda pada masing-masing jawaban dengan kode angka.Selanjutnya kode tersebut dimasukkan ke dalam tabel kerja untuk mempermudah dalam pembacaan.

3. Histogram

adalah kegiatan untuk memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam diagram batang berdasarkan variable yang diteliti yaitu umur, status perkawinan, dan proporsi gangguan disforik pra-menstruasi perawat wanita RSUP H. Adam Malik Medan.

4. Tabulasi

Tabulasi adalah kegiatan untuk memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel berdasarkan variable yang diteliti yaitu usia dan status


(40)

perkawinan, dan proporsi gangguan disforik pra-menstruasi perawat wanita RSUP H. Adam Malik Medan.

4.14. Jadwal Penelitian WaktuKegiatan Agustus

2011

September 2011

Oktober 2011

Nopember 2011 Persiapan

Pelaksanaan

PenyusunanLaporan Seminar Hasil


(41)

BAB 4. HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian terhadap 60 orang perawat wanita di RSUP H. Adam Malik Medan dari tanggal 1 September 2011 sampai dengan tanggal 31 November 2011.

4.1 Karakteristik demografi subjek penellitian

Karakteristik demografi subjek penelitian didapatkan:

Diagram 4.1. Distribusi karakteristik demografik subjek penelitian berdasarkan umur

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur terbanyak adalah umur> 40 tahun yaitu sebanyak 48 orang (80 %)

0 10 20 30 40 50

≤ 40 tahun > 40 tahun 12

48

≤ 40 tahun > 40 tahun (frekuensi)


(42)

Diagram 4.2. Distribusi karakteristik demografik subjek penelitian berdasarkan status perkawinan

Dari diagram diatas status perkawinan yang terbanyak adalah dengan status kawin yaitu sebanyak 57 orang (95 %).

Diagram 4.3. Proporsi gangguan disforik pra-menstruasi 0 10 20 30 40 50 60

kawin belum kawin 57 3 kawin belum kawin 0 10 20 30 40 50 60 Ya Tidak Ya Tidak (Frekuensi) (Status perkawinan) (Frekuensi)

(Gangguan Disforik Pra-Menstruasi) 5


(43)

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa subjek yang menderita GDPM adalah 5 orang (8.33 %)

4.2 Distribusi gangguan disforik pra-menstruasi subejek peneltian berdasarkan karakteristik demografi

Tabel 4.1. Distribusi GDPM subjek penelitian berdasarkan kelompok umur G D P M Total

Ya % Tidak % Jumlah % Umur ≤40 2 40 10 18.18 12 20 >40 3 60 45 81.82 48 80

Total 5 100 55 100.00 60 100

Dari tabel 4.1. diatas didapatkan proporsi GDPM terbanyak pada kelompok umur >40 tahun yaitu 3 orang (60%). Proporsi GDPM yang terkecil adalah kelompok umur ≤40 tahun yaitu 2 orang (40 %).


(44)

Tabel 4.2 Distribusi GDPM subjek penelitian berdasarkan status perkawinan

G D P M Total Ya % Tidak % Jumlah % Kawin 3 60 54 98.2 57 95 Belum Kawin 2 40 1 1.8 3 5 Total 5 100 55 100.0 60 100

Dari tabel 4.2. diatas didapatkan proporsi GDPM dengan status perkawinan yang telah kawin lebih besar yaitu 3 orang (60 %), dibandingkan dengan yang belum kawin adalah sebesar 2 orang (40 %)


(45)

BAB 5. PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif longitudinal.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat proporsi gangguan disforik pra-menstruasi perawat wanita di RSUP H.Adam Malik Medan.

Dari 60 orang perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan yang diteliti dalam periode waktu 01 September 2011 s/d 31 Oktober 2011 didapati distribusi sampel berdasarkan usia diamati bahwa sampel yang paling banyak adalah pada kelompok umur > 40 tahun yaitu 48 orang (80%), dan dari distribusi sampel berdasarkan status perkawinan yang paling banyak adalah kawin 57 orang (95 %).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi GDPM pada perawat wanita RSUP H.Adam Malik Medan adalah 5 orang (8,33%). Hal ini sesuai dengan penelitian di Asia Pasifik yang diketahui bahwa di Jepang GDPM dialami oleh wanita dewasa sebanyak 0.7% populasi wanita dewasa, di Hongkong GDPM dialami oleh 1% populasi wanita dewasa, di Pakistan GDPM dialami oleh 5% populasi dewasa, di Australia GDPM dialami oleh 9% populasi wanita dewasa.

Dari distribusi GDPM subjek penelitian berdasarkan kelompok umur didapati proporsi GDPM terbanyak pada kelompok umur > 40 tahun yaitu 3 orang (60%). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya. Dimana pada hasil survei epidemiologi sebelumnya yang telah memperkirakan bahwa sekitar 70% sampai 90% dari wanita dengan usia reproduksi telah melaporkan gejala gangguan disforik pra-menstruasi sering ditemukan pada wanita yang berusia 20-40 tahun.

1


(46)

Dalam hal ini masih belum jelas apakah GDPM dapat memburuk dengan status perkawinan dan umur . Tetapi dari survei dikatakan tidak ada perbedaan prevalensi yang telah ditemukan berdasarkan umur, ras/etnis, sosial ekonomi ataupun dengan status perkawinan ini.

Dari distribusi GDPM subjek penelitian berdasarkan status perkawinan didapati proporsi GDPM dengan status perkawinan yang telah kawin lebih besar yaitu 3 orang (60 %), dibandingkan dengan yang belum kawin adalah sebesar 2 orang (40 %).


(47)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Didapatkan proporsi gangguan disforik pra-menstruasi pada perawat wanita di RSUP H.Adam Malik Medan sebesar 8.33 %, hal ini menunjukkan bahwa proporsi gangguan disforik pra-menstruasi lebih rendah pada populasi umum. Kemungkinan ini terjadi karena perawat lebih dapat memahami tentang gejala-gejala dari GDPM. Sehingga mereka dapat mengantisipasi gejala-gejala yang akan muncul. Selain itu perawat juga lebih mengerti tentang kesehatan dan arti hidup sehat, sehingga mereka lebih cepat dapat mengatasi gejala-gejala GDPM.

6.2. Saran

Perlu dilakukannya pemeriksaan dini terhadap gejala pra-menstruasi ini, agar para perawat wanita dapat lebih cepat mengetahui gejala-gejalanya dan dapat mencegah agar tidak menjadi suatu gangguan yang lebih parah lagi, dimana gangguan ini dapat mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari, baik di rumah dengan keluarga maupun di lingkungan kerja.

Apabila gejala-gejala GDPM ini muncul, ada beberapa langkah untuk mengatasinya, seperti :

- Melakukan gaya hidup sehat seperti olahraga yang dapat berupa aerobik selama 30 menit selama 4-6 kali seminggu

- Modifikasi diet pada pola makan, seperti mengurangi kafein untuk mengurangi rasa tertekan, mudah tersinggung dan gelisah (kafein dapat menyebabkan perasaan


(48)

cemas); mengurang konsumsi garam untuk mengurangi kembung; konsumsi lebih banyak karbohidrat kompleks dan serat yang terdapat pada makanan seperti roti gandum, pasta, sereal, buah dan sayuran; sertakan sumber protein pada setiap menu makanan; konsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral atau konsumsi suplemen, vitamin dan mineral; kurangi konsumsi gula dan lemak dalam diet untuk membantu meningkatkan energi dan menstabilkan mood; kurangi atau hentikan konsumsi alkohol.1


(49)

DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira SD.Sindrom pra-menstruasi, normalkah? Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2010; h. 1-50

2. Sadock BJ, Sadock VA. Other psychotic disorders. In: Kaplan &Sadock’s Concise textbook of clinical psychiatry. Edisi ke-9. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins.2004;h. 154-207

3. Sadock BJ, Sadock VA. Mood disorders. In; Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry behaioral sciences / clinical psychiatry. Edisi ke-10. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins. 2007; h. 527-71

4. Johnson S. Premenstrual syndrome. In: Studd J.Progress in obstetrics and gynaecology, vol 15, edisi ke-1. London: Churcill Livingstone, 2003;h. 125-37 5. Steiner M. Premenstrual syndrome and premenstrual dysphoric disorder:

guidelines for management. Journal of psychiatry & neuroscience, Canadian Medical association. 2000; h. 459-68

6. Berga SL, Parry BLKolko ELM. Special areas of interest.In :Kaplan & Sadock’s Comprehensive textbook of psychiatry. Edisi ke-9. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins.2009; h.2539-2544

7. Pearlstein TB, Bachmann GA, Zacur HA, Yonker KA. Treatment of premenstrual dysphoric disorder with a new drospirenone-containing oral contraceptive formulation. Departement of Psychiatry Yale University, USA.2005; h. 414-21 8. American Psychiatry Association, Diagnostic and Statistical manual of mental

disorders, DSM-IV-TR. Edisi ke-4. Arlington V. America Psychiatry Association. 2000; h. 771-4

9. Sastroasmoro S, Ismael S, Studi cross-sectional. In: Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta, Sagung Seto. 2008; h. 113-25

10. Azhar C, Wahyuni AS. Statistika kedokteran. Bamboedoea Communication. Jakarta.2007;h. 87-101

11. Manuaba IAS, Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Buku ajar ginekologi. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2009; h. 25-40

12. Lopez FRP, Chedraui P, Roncero GP, Lopez BMT, and Lopez CJL. Premenstrual dysphoric disorder : symptoms and cluster influences. The open psychiatry journal. 2009; 3: 47-57

13. Freeman EW. Therapeutic management of premenstrual syndrome. University of Pennsylvania. Departements of obstetrics / gynaecology and psychiatry. Philadelphia. PA. USA; 2879-89

14. Dahlan MS. Membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Ed.2. Jakarta. Salemba Medika; 2011. h. 64-78

15. Tabassum S, Afridi B, Aman Z, Tabassum W, Durrani R. Premenstrual syndrome : frequency and severity in young college girls. JPMA5 2005; 55: 546

16. Pearlstein T, Steiner M. Premenstrual dysphoric disorder : burden of illness and treatment update. J Psychiatry neurosci. 2008; 33(4) : 291-301

17. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambialn sampel dalam penelitian kedokteran kesehatanMembuat proposal penelitian bidang kesehatan. Ed.3.


(50)

18. Flora SR and Sellers M. Premenstrual dysphoric disorder and premenstrual syndrome mynths. The skeptical inquirer. Academic research library. 2003; 27,3 : 37

19. Giulio GD and Reissing ED. Premenstrual dysphoric disorder prevalence diagnostic considerations and controversies. Journal of psychosomatic obstetrics and gynecology. Proquest medical library. 2006; 27,4: 201

20. Takeda T, Tasaka K, Sakata M, Murata Y. Prevalence of premenstrual syndrome and premenstrual dysphoric disorder in Japanese women. Arch womens ment health. 2006; 9 : 209-212

21. Sindroma premenstruasi. Diunduh dari :

22. Piccoli A, Modena F, et.al. Reduction in urinary prostaglandin excretion in the premenstrual syndrome. J Reprod Med. 1993; 38 (12) : h. 941-4

23. Koshikawa N, Tatsunuma T, et.al. Prostaglandin and premenstrual syndrome. Prostaglandin LeukotEssent Fatty Acids. 1992; 45 (1) : h. 33-6

24. Johnson S R. The American college of obstetricians and gynecologists. Vol. 104. Lippincott Williams & Wilkins. 2004; h. 845-59

25. Katz, Vern L, et.al. Comprehensive gynaecology. Ed. 5. Philadelphia : Mosby. Elsevier. 2007


(51)

LAMPIRAN

Lampiran 1

TABEL INDUK HASIL PENELITIAN GDPM

NO NAMA USIA

(TAHUN)

STATUS PERKAWINAN

GDPM

1 PM 45 Kawin Tidak

2 SUS 55 Kawin Tidak

3 K 46 Kawin Tidak

4 NP 43 Kawin Tidak

5 JT 44 Kawin Tidak

6 ERS 46 Kawin Tidak

7 DB 45 Kawin Tidak

8 H 48 Kawin Tidak

9 PS 55 Kawin Tidak

10 RT 47 Kawin Tidak

11 MBG 37 Kawin Tidak

12 ME 47 Kawin Tidak

13 AS 55 Kawin Tidak

14 MS 55 Kawin Ya

15 RP 42 Kawin Tidak

16 AP 44 Kawin Tidak

17 ESS 39 Kawin Tidak

18 RMS 42 Kawin Tidak

19 JS 46 Kawin Tidak

20 SK 44 Kawin Tidak

21 RPS 31 Kawin Tidak

22 RBP 35 Kawin Ya

23 B 42 Kawin Tidak

24 ABS 41 Belum Kawin Tidak

25 JBS 38 Kawin Tidak

26 RBT 44 Kawin Tidak

27 F 38 Kawin Tidak

28 JS 44 Kawin Tidak

29 RBK 46 Belum Kawin Ya

30 TSUM 46 Kawin Tidak

31 AHN 44 Kawin Tidak

32 ERS 40 Kawin Tidak

33 TSUM 46 Kawin Tidak


(52)

36 A 46 Kawin Tidak

37 EJL 42 Kawin Tidak

38 EE 45 Kawin Tidak

39 DH 32 Belum Kawin Ya

40 EBT 48 Kawin Tidak

41 RBG 36 Kawin Tidak

42 R 47 Kawin Tidak

43 RG 46 Kawin Tidak

44 TDHM 31 Kawin Tidak

45 RT 48 Kawin Ya

46 MT 38 Kawin Tidak

47 RS 44 Kawin Tidak

48 KSN 45 Kawin Tidak

49 SP 47 Kawin Tidak

50 N 46 Kawin Tidak

51 MT 44 Kawin Tidak

52 K 49 Kawin Tidak

53 NK 53 Kawin Tidak

54 SF 43 Kawin Tidak

55 TST 51 Kawin Tidak

56 J 33 Kawin Tidak

57 KK 47 Kawin Tidak

58 PD 45 Kawin Tidak

59 LM 45 Kawin Tidak


(53)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN GANGGUAN DISFORIK PRA-MENSTRUASI PADA PERAWAT WANITA RSUP H.ADAM MALIK MEDAN Ibu/Sdr/i Yth,

Saya dr.Alfi Syahri Rangkuti. Saya mahasiswi di FK-USU yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di bagian Ilmu Kedokteran Jiwa. Saat ini saya akan membuat suatu penelitian tentang gangguan disforik pra-menstruasi pada perawat wanita di RSUP H.Adam Malik Medan. Seperti kita ketahui, saat menjelang haid kita selalu merasakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Seperti nyeri tubuh, sakit kepala, mudah emosi, dan lain-lain. Perasaan ini berlangsung saat satu minggu sebelum haid dan akan menghilang saat haid datang. Tapi gejala-gejala ini dapat menjadi bertambah berat sehingga bisa mengganggu aktivitas, hubungan dengan keluarga maupun dengan teman. Untuk itu pada penelitian ini saya ingin menilai gangguan disforik pra-menstruasi di lingkungan rumah sakit ini, apakah ada gejala-gejalanya yang sampai mengganggu aktivitas pelayanan di rumah sakit ini. Untuk menilainya saya akan menggunakan suatu catatan harian, dimana ibu/saudari akan menilai gejala-gejala gangguan pra-menstruasi ini.Penilaiannya berdasarkan kriteria DSM-IV-TR, dimana ini akan dinilai setiap hari selama 2 bulan yang diawali pada saat haid hari pertama.Penilaian ini dilakukan selama 2 siklus haid berturut-turut. Karena penilaian ini dilakukan setiap hari selama 2 bulan ini, maka saya akan selalu mengingatkan ibu/saudari untuk mengisi laporan harian ini baik secara langsung maupun melalui telepon setiap 3 hari. Kemudian saya akan


(54)

Pengisian kuisioner ini dilakukan setiap hari dalam waktu 2 bulan berturut-turut, untuk itu saya akan memberikan imbalan kepada masing-masing subjek berupa uang sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebagai ungkapan terima kasih saya karena subjek telah memberikan sedikit waktu luangnya untuk mengisi kuisioner pada penelitian saya ini.

Partisipasi peserta dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan dari pihak manapun. Seandainya Ibu/Sdri menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan kehilangan hak sebagai pegawai. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Ibu/Sdri yang terpilih sebagai sukarelawan dalam penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.

Jika selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas maka Ibu/Sdri dapat menghubungi saya: dr. Alfi Syahri Rangkuti, Departemen Psikiatri FK-USU, telepon 061-8453861 atau telepon genggam 081260660665. Terima kasih.

Medan, September 2011 Hormat Saya


(55)

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN (INFORMED CONCENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Asal Instalasi :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian ”Gangguan disforik pra-menstruasi” dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, termasuk risikonya, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia menjadi peserta dalam penelitian tersebut.

Medan...2011 Yang membuat pernyataan


(56)

(57)

Lampiran 5

RIWAYAT HIDUP PENELITI Data Pribadi

Nama : dr. Alfi Syahri Rangkuti Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal lahir : Medan/ 28 September 1975

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bakti Luhur No. 61 Medan Telepon : 081260660665

Email : alfie.rangkuti@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Tahun 1981 - 1987 : SD. Negeri 060832 Medan Tahun 1987 - 1990 : SMP. Negeri I Medan Tahun 1990 - 1993 : SMA. Negeri I Medan

Tahun 1994 - 2002 : S1 Kedokteran Umum Univ. Islam Sumatera Utara Tahun 2010 - sekarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis bidang Ilmu

Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Riwayat Pekerjaan


(58)

(1)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN GANGGUAN DISFORIK PRA-MENSTRUASI PADA PERAWAT WANITA RSUP H.ADAM MALIK MEDAN

Ibu/Sdr/i Yth,

Saya dr.Alfi Syahri Rangkuti. Saya mahasiswi di FK-USU yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di bagian Ilmu Kedokteran Jiwa. Saat ini saya akan membuat suatu penelitian tentang gangguan disforik pra-menstruasi pada perawat wanita di RSUP H.Adam Malik Medan. Seperti kita ketahui, saat menjelang haid kita selalu merasakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Seperti nyeri tubuh, sakit kepala, mudah emosi, dan lain-lain. Perasaan ini berlangsung saat satu minggu sebelum haid dan akan menghilang saat haid datang. Tapi gejala-gejala ini dapat menjadi bertambah berat sehingga bisa mengganggu aktivitas, hubungan dengan keluarga maupun dengan teman. Untuk itu pada penelitian ini saya ingin menilai gangguan disforik pra-menstruasi di lingkungan rumah sakit ini, apakah ada gejala-gejalanya yang sampai mengganggu aktivitas pelayanan di rumah sakit ini. Untuk menilainya saya akan menggunakan suatu catatan harian, dimana ibu/saudari akan menilai gejala-gejala gangguan pra-menstruasi ini.Penilaiannya berdasarkan kriteria DSM-IV-TR, dimana ini akan dinilai setiap hari selama 2 bulan yang diawali pada saat haid hari pertama.Penilaian ini dilakukan selama 2 siklus haid berturut-turut. Karena penilaian ini dilakukan setiap hari selama 2 bulan ini, maka saya akan selalu mengingatkan ibu/saudari untuk mengisi laporan harian ini baik


(2)

untuk itu saya akan memberikan imbalan kepada masing-masing subjek berupa uang sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebagai ungkapan terima kasih saya karena subjek telah memberikan sedikit waktu luangnya untuk mengisi kuisioner pada penelitian saya ini.

Partisipasi peserta dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan dari pihak manapun. Seandainya Ibu/Sdri menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan kehilangan hak sebagai pegawai. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Ibu/Sdri yang terpilih sebagai sukarelawan dalam penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.

Jika selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas maka Ibu/Sdri dapat menghubungi saya: dr. Alfi Syahri Rangkuti, Departemen Psikiatri FK-USU, telepon 061-8453861 atau telepon genggam 081260660665. Terima kasih.

Medan, September 2011

Hormat Saya dr. Alfi Syahri Rangkuti


(3)

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN (INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Asal Instalasi :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian ”Gangguan disforik pra-menstruasi” dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, termasuk risikonya, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia menjadi peserta dalam penelitian tersebut.

Medan...2011 Yang membuat pernyataan


(4)

(5)

Lampiran 5

RIWAYAT HIDUP PENELITI Data Pribadi

Nama : dr. Alfi Syahri Rangkuti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal lahir : Medan/ 28 September 1975

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bakti Luhur No. 61 Medan

Telepon : 081260660665

Email : alfie.rangkuti@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Tahun 1981 - 1987 : SD. Negeri 060832 Medan Tahun 1987 - 1990 : SMP. Negeri I Medan Tahun 1990 - 1993 : SMA. Negeri I Medan

Tahun 1994 - 2002 : S1 Kedokteran Umum Univ. Islam Sumatera Utara Tahun 2010 - sekarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis bidang Ilmu

Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(6)