HUBUNGAN ANTARA PRESTASl KERJA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN LULUSAN STM DAN SMA : Suatu studi kasus terhadap operator mesin-CNC di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara.

HUBUNGAN ANTARA PRESTASl KERJA DENGAN KEMAMPUAN

KOGNITIF, KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK DAN KEPUASAN
KERJA KARYAWAN LULUSAN STM DAN SMA
Suatu studi kasus terhadap operator mesin-CNC
di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara

T

E S

I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut
Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung untuk
memenuhi persyaratan menempuh ujian
Magister Pendidikan dalam bidang
Pengembangan Kurikulum

Oleh


TEDJO

:

NARSOYO

591/F/XVII - 9

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8

8

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PEMBIMBING:

PROF. S. NASUTION, M.A.,


Ph.D.

PEMBIMBING I

PROF.

H. ACHMAD SANUSI, S.H.,

M.P.A., Ph.D.

PEMBIMBING II

PEMBIMBING

111

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG

19 8

8

DAFTAR LSI
Halaman:

KATA PENGANTAR

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

vii
x

DAFTAR ISI

xiii


DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

xiv

BAB;
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Perumusan Masalah

3
4


1.3. Paradigma Penelitian
1.4. Analisis Masalah dan Definisi-Definisi
Operasional
1.5. Pembatasan Masalah
1.6. Manfaat Penelitian

II

1.7. Kerangka Pembahasan Masalah

20

LANDASAN TEORI MENURUT PAHAM BEHAYIORISME

22

2.1.
2.2.

Karakteristik Operator Mesin-CNC

Entry Behavior Operator Ditinjau

23

dari Kurikulum STM dan SMA

31

2.3. Hubungan antara Preatasi Kerja
dengan Kemampuan Kognitif dan
Keterampilan Psikomotorik
2.4. Hubungan antara Preatasi Kerja

37

dengan Kepuasan Kerja
2.5. Penilaian Prestasi Kerja sebagai

56


RANCANGAN PENELITIAN

68

3.1. Tujuan Penelitian

68

3.3. Hipotesis Penelitian

70

Indikator Kesesuaian Kurikulum

III

6
17
19


64

3.2. Asumsi-Asumsi Penelitian

69

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

71
71

3.5. Metode Penelitian

3.6. Data dan Pengembangan Alat Pengumpul
Data

3.7. Rancangan Pengolahan Data

72
88


xi

Halaman:

BAB:

IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
V

Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data

Interpretasi Hasil Pengolahan Data

KESIMPULAN DAN FEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

5.1. Kesimpulan Hasil Penelitian

92

92
93
95
114
121

121

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian
5.3. Implikasi Pada Pendidikan Teknologi


125

5.4. Saran-Saran

'^°

Menengah

J31

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1*1

LAMPIRAN-LAMPLRAN

144"

AF-01A
AF-01B

Test Skala Sikap (Tentatif)
Test Skala Sikap (Definitif)

144
148

AF-02C

Uji Validitas Pernyataan Test
Skala Sikap

156

AF-01C Hasil Uji-Coba Test Skala Sikap
AF-02A Uji Normalitas Pernyataan Sikap
AF-02B Uji Daya Pembeda Test Skala Sikap

AF-02D Uji Reliabilitas Skala Sikap
AF-02E Uji Reliabilitas Antar Penilai

153
154
155

157
158

C-01A
C-01B
C-01C

Test Kognitif (Tentatif)
Test Kognitif (Definitif)
Hasil Uji-Coba Test Kognitif

160
173
188

C-02B
C-02C
C-02D

Tingkat Kesukaran Soal-Soal
Uji Daya Pembeda Test Kognitif
Uji Reliabilitas Antar Penilai

191
192
194
197

C-02A

C-02E
AF-03A

AF-03B
AF-03C
C-03A

C-03B
C-03C

Analisis Indeks Keaukaran

Uji Reliabilitas Hasil Uji-Coba
Hasil Test Skala Sikap

Uji Normalitas Sebaran
Uji Homogenitas Variansi Nilai
Hasil Test Kognitif

Uji Normalitas Sebaran
Uji Homogenitas Variansi Nilai

189

198

200
202
204

207
209

xii

Halaman:

K-01A

Daftar Pembebanan Nyata Tiap

Work Center, Oktober 1987
K-01B

Psikomotorik Menurut Work Center

K-01C
PK-01A

PK-01B

Analisis Tingkat Keterampilan

Kelompok

Perhitungan Prestasi Kerja

Responden

Analisis Prestasi Kerja Kelompok

U-01A

Daftar Nomor Responden dan

U-01B

Daftar Kumpulan Klasifikasi
Kemampuan Kognitif, Keterampilan

Work Center

Psikomotorik, Prestasi Kerja dan

U-01C

211

Perhitungan Tingkat Keterampilan

Kepuasan Kerja
Perhitungan Koefisien Korelasi

212

214

216

219
221

222

dan Koefisien Alur Antarvariabel

U-01D

Penelitian
Daftar Nilai Rata-Rata Siswa

224

Operator Mesin-CNC Angkatan III

229

U-01E

Kisi-Kisi Instrumen Test Kognitif

231

Rangkuman Penelitian

232

Riwayat Hidup

242

DAFTAR TABEL

Halaman:

label:
2.01

Kesimpulan Analisis/Pembandingan
Kurikulum STM, SMA dan Pusdiklat

PT IPTN

55

2.02

Bentuk dan Sifat Kepuasan Kerja

58

3.01

Perincian Soal Test Kognitif dan
Bobot Penilaian

3.02

''

Koefisien Reliabilitas Antar Penilai
Test Kognitif

80

3.03

Contoh Analisis Normalitas Sebaran
Frekuensi Jawaban Test Skala Sikap

82

3.04

Koefisien Reliabilitas Antar Penilai
Test Skala Sikap

85

3.05 Contoh Perhitungan Indeks Keterampilan
4.01
4.02
4.03
4.04

4.05

Tabel Kontigensi Kemampuan Kognitif -

Keterampilan Psikomotorik

Tabel Kontigensi Kemampuan Kognitif -

101

Prestasi Kerja

10*

Tabel Kontigensi Keterampilan Psiko
motorik - Prestasi Kerja

105

Tabel Kontigensi Prestasi Kerja -

Kepuasan Kerja

106

Koefisien Korelasi dan Koefisien Alur
Antarvariabel Penelitian Hipotesis

Utama I

4.06

86

111

Koefisien Korelasi dan Koefisien Alur
Antarvariabel Penelitian Hipotesis
Utama II

xiii

113

DAFTAR GAMBAR
Halaman:

Gambar:

1.01

1.02

Paradigma penelitian

Grafik hasil test sumatif siswa

Operator Mesin-CNC Angkatan III

H

2.01

Karakteristik mesin-mesin produk3i

26

2.02

Jaringan-kerja perakitan pesawat

terbang

29

2.03

Model pemrosesan informasi menurut
Richard A. Schmidt

4-3

2.04 Contoh program CNC

4-4

2.05

Paradigma percobaan Fitts

4-9

2.06

Model umpanbalik menurut Schmidt

54

2.07

3.01
3.02

Pengaruh prestasi kerja terhadap

kepuasan kerja

Konsep penjabaran isi alat pengumpul
data

Model hipotesis analisis alur antar

variabel penelitian

62
75

90

4.01

Model hipotesis utama (1)

110

4.02

Model hipotesis utama (2)

112

4.03 Koefisien alur antarvariabel

penelitian (hipotesis utama 1)

4.04

5.01

5.02

Koefisien alur antaravarlabel

penelitian (hipotesis utama 2)
Model alur yang signifikan untuk

118
119

hipotesis utama pertama

123

Model alur yang signifikan untuk
hipotesis utama kedua

•«•

5.03 Kurva performansi operator mesin-CNC
xiv

128

BAB I

PERMASALAHAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Industri pesawat terbang merupakan suatu industri

yang sangat peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Persyaratan mutu dan ketelitian yang makin ting-

gi perlu diimbangi dengan penggunaan mesin-mesin produksi

yang canggih, di antaranya adalah mesin-CNC (computer
numerically controlled).

Mesin-CNC mempunyai ciri-ciri kecepatan yang lebih

tinggi daripada mesin konvensional, sedangkan ragam produk
yang dapat dibuat dengan mesin-CNC lebih banyak. Hal ini
dimungkinkan karena bentuk-bentuk yang kompleks, yang semu-

la tergantung pada keterampilan operator, pada mesin-CNC

dimanipulasi ke dalam program komputer langsung dari gambar
rancangbangun (desain). Di samping itu mesin-CNC dapat dirancang dengan sumbu-sumbu penggerak lebih dari tiga macam
1

yang merupakan jurnlah maksimum pada mesin konvensional.
Dengan latar belakang kecanggihan itu, maka penggunaan me
sin-CNC telah menimbulkan permasalahan penetapan kualifikasi calon karyawan yang tepat untuk dijadikan operator
mesin-CNC.

Prasyarat pendidikan bagi suatu pekerjaan ditentukan
berdasarkan karakteristik pekerjaan. Bila ditinjau dari se-

gi rancangbangun mesin-CNC di mana bentuk dan ketelitian
produk telah dimanipulasi ke dalam program komputer, maka
persyaratan keterampilan psikomotorik diperkirakan lebih
rendah daripada persyaratan untuk operator mesin konvensio

nal; sebaliknya persyaratan kemampuan kognitif lebih tinggi
karena operator mesin-CNC harus mampu menginterpretasi program-CNC ke dalam bentuk, gerak dan kecepatan proses pro
duksi. Di samping itu pemahaman karakteristik bahan baku

dan perkakas potong turut dipertimbangkan dalam menentukan
prasyarat pendidikan.

Ada dua alternatif prasyarat pendidikan, yakni lulus
an STM atau

cd

63

u

62
cfl

61

T

60

II
Semester

Gambar 1.02: Grafik hasil test sumatif siswa

operator mesin-CNC, Angkatan ke

III.

torik (pelajaran praktek) sementara dalam pelajaran teori

tidak ada peningkatan yang berarti. Sebaliknya calon ope
rator lulusan STM cenderung mengutamakan peningkatan kemam

puan kognitif (pelajaran teori), sedangkan dalam pelajaran

15

praktek praktis tidak ada peningkatan. Gambaran tersebut di
atas akan lebih teliti bila didasarkan pada hasil test for-

matif, tetapi hal itu tidak memungkinkan karena Pusdiklat
IPTN belum menyelenggarakan test formatif. Gejala-gejala

sikap yang ditunjukkan oleh grafik (Gambar 1.02) itu selain menarik untuk diteliti, juga memperkuat praduga adanya

perbedaan karakteristik prestasi kerja antara lulusan STM
dan SMA, yang diharapkan dapat diungkapkan melalui peneli
tian ini.

1.4.4. Definisi-Definisi Operasional
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, berikut

ini dirumuskan beberapa pengertian dan definisi-definisi

operasional dari variabel-variabel penelitian.
1. Operator.

Dalam penelitian ini yang dimaksudkan

dengan operator adalah operator mesin-CNC, yakni karyawan

produksi dengan tugas sehari-hari membuat bagian-bagian pesawat terbang dengan menggtmakan mesin-CNC.
2. Kemampuan Kognitif.

Kemampuan kognitif operator

didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah-masalah

pekerjaan berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dikuasai,
baik yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman.
Karena kemampuan kognitif merupakan proses berpikir

yang tak dapat secara langsung diamati atau diukur, maka
untuk mengetahui tinggi-rendahnya kemampuan kognitif ope
rator dapat dilakukan dengan jalan mengadakan performance:

16

test dalam bentuk paper-and-pencil test tentang aspek-aspek

pekerjaan operator mesin-CNC

dengan kisi-kisi seperti di-

uraikan pada paragraf 1.5.

3. Keterampilan Psikomotorik. Keterampilan psikomo

torik operator didefinisikan sebagai tingkat kecekatan ge
rakan-gerakan motorik dalam proses produksi yang ditunjuk
kan dalam bentuk keluwesan, kecepatan dan mutu pekerjaan.

Makin tinggi keterampilan operator, makin cepat ia

menyelesaikan tugas-tugas serta makin rendah rata-rata kegagalannya (reject rate). Dengan demikian penilaian atas

keterampilan psikomotorik dapat dilakukan dengan menganalisis kurva performansi berdasarkan tugas-tugas yang dipilih
sebagai acuan (periksa paragraf 3.6.) keterampilan.
4. Prestasi Kerja.

Prestasi kerja didefinisikan se

bagai penilaian atas kemampuan operator menyelesaikan tugas
tugas dalam kurun waktu tertentu berdasarkan suatu kriteria
atau standard kerja yang berlaku.

Makin tinggi keterampilan operator, makin besar pula
volume pekerjaan yang dapat dieslesaikan dalam kurun waktu
tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai ratio dari wak

tu pengerjaan aktual dibagi tingkat keterampilan operator,
dibagi waktu standard (periksa rumus 3.15).

5. Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja didefinisikan se
bagai ungkapan sikap operator terhadap imbalan yang diperoleh atas prestasi kerja yang dicapai.

Apabila imbalan itu sesuai dengan apa yang diharapkan

17

maka imbalan itu akan mendatangkan rasa puas;

sebalik

nya bila tidak sesuai akan menimbulkan kekecewaan. Imbalan
itu dapat pula bersifat intrinsik, artinya timbul dari ke
sadaran pribadi operator. Dalam hal ini erat hubungannya

dengan sikap atau pandangan tentang pekerjaannya. Dengan
demikian kepuasan kerja intrinsik dapat disimpulkan dari
bagaimana operator menilai isi pekerjaan berdasarkan dimensi-dimensi ragam tugas, identitas tugas, signifikansi tu

gas, otonomi dan umpanbalik yang diperoleh dari pekerjaan
itu.

1.5.

Pembata3an Masalah

Penelitian ini ditujukan kepada operator mesin-CNC

yang bekerja di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara Ban
dung, yang terdiri dari lulusan STM dan SMA. Dengan demiki
an penelitian ini bersifat studi kasus. Selain batasan-ba
tasan yang telah dikemukakan dalam paradigma penelitian,

perlu diberikan pula batasan-batasan yang menyangkut variabel-variabel penelitian yang terdiri dari kemampuan kogni
tif, keterampilan psikomotorik, prestasi kerja dan kepuas
an kerja (intrinsik).
1.5.1. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif operator yang akan diteliti ada
lah tingkat penguasaan pengetahuan tentang pekerjaan yang
meliputi permesinan, bahan dan perkakas, prosedur kerja
dan program CNC. Kemampuan itu akan diselidiki dengan

18

menyelenggarakan paper-and-pencil test. Materi test akan disusun berdasarkan tugas sehari-hari yang dijabarkan menjadi

sejumlah pertanyaan-pertanyaan sampai dengan tingkat aplikasi. Aspek-aspek yang akan diteliti untuk setiap taksonomi
tersebut adalah:

Pengetahuan

yang mencakup pengetahuan operator ten

tang terminologi-terminologi yang dipakai dalam program-CNC,
fakta-fakta spesifik tentang mesin-CNC, sekuens pengerjaan,
klasifikasi sistem permesinan dan metodologi pemesinan.

Pemahaman yang mencakup penguasaan operator dalam

menterjemahkan dan menginterpretasikan program-program CNC.
Aplikasi yang mencakup penguasaan operator dalam

menggunakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang telah
diketahui untuk memecahkan persoalan baik pada waktu pro-

gram tryout maupun pada waktu proses produksi (machining
time).
1.5.2. Keterampilan Psikomotorik

Keterampilan psikomotorik akan diselidiki dengan

menganalisis data waktu pengerjaan tugas sehari-hari sela
ma satu bulan. Analisis dilakukan dengan menggunakan meto-

de yang lazim dipakai oleh perusahaan-perusahaan industri,

yakni dengan menggunakan konsep kurva performansi (Maynard,
1971:7.102-7.114) dan hukum Fitts (Schmidt, 1982:337-343).
1.5.3. Prestasi Kerja

Prestasi kerja akan diukur berdasarkan data volume

19

pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu
bulan.

1.5.4. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja yang akan diselidiki adalah yang ber
sifat intrinsik berdasarkan dimensi-dimensi isi pekerjaan

(T1ob content) yang meliputi:
Ragam tugas, yakni variasi tugas dan keterampilan

yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas itu.
Identitas tugas yang menunjukkan tingkat keterlibat-

an operator dalam penyelesaian suatu produk atau bagian da
ri produk.

Slgnifikansi tugas yakni tingkat pengaruh pekerjaan

itu terhadap pekerjaan pihak lain serta dampaknya terhadap
produktivitas organisasi.

Otonomi yang menunjukkan tingkat kebebasan operator
dalam menentukan langkah-langkah pengerjaan dan pemecahan

persoalan-persoalan yang terjadi dalam proses produksi.
Umpanbalik yakni tingkat informasi yang diperoleh

operator tentang hasil dan kemajuan yang dicapai.
Dimensi-dimensi isi pekerjaan itu akan digunakan se

bagai pedoman penyusunan instrumen test skala sikap yang
spesifik untuk operator mesin-CNC.
1.6.

Manfaat Penelitian

Sekurang-kurangnya ada tiga macam manfaat yang di

peroleh dari hasil penelitian ini, yakni: Pertama, sebagai

20

indikator relevansi kurikulum. Secara langsung menyangkut
kurikulum Pusdiklat IPTN dan secara tidak langsung menyang

kut kurikulum pendidikan teknologi menengah (STM) jurusan
mesin. Sementara untuk SMA dapat digunakan sebagai dasar pe-

milihan jenis-jenis pelajaran keterampilan. Kedua, sebagai
umpanbalik bagi Pusdiklat atau sekolah, yang dapat diguna
kan sebagai dasar* penyempurnaan kurikulum termasuk proses

belajar mengajar. Ketiga, metode penelitian ini dapat dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan industri untuk mene
mukan karakteristik calon karyawan yang cocok untuk jenis-

jenis pekerjaan dalam perusahaan yang bersangkutan.
1.7.

Kerangka Pembahasan Masalah

Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini

didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II.
Landasan teori itu akan digunakan sebagai dasar analisis

dan interpretasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III dikemukakan rancangan pe
nelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian. Pada bab
ini dijelaskan secara terinci tujuan penelitian, asumsiasumsi, hipotesis penelitian, pengembangan instrumen pene
litian dan rancangan pengolahan data.

Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan

pada Bab IY. Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah persiapan yang bersifat administratif dan teknis, pelaksanaan
penelitian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data

21

dan interpretasi hasil pengolahan data.
Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajjikan ke-

simpulan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian,

implikasi hasil penelitian pada pendidikan teknologi mene
ngah dan diakhiri dengan saran-saran.

^'.sjij,'"-'..^:!.^ -» ~%-|

l^'-i^ff^i-- "v-V*vi>- 'Vf'

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan

dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui

penelitian ini adalah untuk menemukan sumber tenaga kerja
(STM atau SMA) yang lebih cocok untuk menjadi operator

mesin-CNC. Untuk mencapai tujuan tersebut dirumuskan empat
tujuan-antara sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kausal

antara kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik de
ngan prestasi kerja operator mesin-CNC lulusan STM dan SMA.
2. Untuik mengetahui apakah terdapat hubungan kore-

lasional yang signifikan antara prestasi kerja dengan kepu
asan kerja.

3. Untuk memperoleh gambaran pola kontribusi dari

kemampuan kognitif, keterampilan psikomotorik dan prestasi
kerja terhadap kepuasan kerja operator mesin-CNC lulusan
STM dan SMA.

68

69

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan dalam kemampuan kognitif, keterampilan psiko
motorik dan prestasi kerja antara operator lulusan STM dan
SMA.

3.2.

Asumsi-Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi merupakan landasan pemikiran yang me
nentukan batas-batas dalam keseluruhan proses penelitian

ini. Dengan demikian kesirapulan yang diturunkan sebagai ha
sil penelitian akan berada dalam batas-batas tersebut seja
uh asumsi-asumsi itu dapat dipenuhi. Adapun asumsi-asumsi
dalam penelitian ini adalah:

1. Operator lulusan STM dan SMA yang menjadi respon

den dalam penelitian ini masing-masing memperoleh pendidik
an berdasarkan Kurikulum 1976 untuk STM dan Kurikulum 1975
untuk SMA. Asumsi ini didasarkan pada kenyataan bahwa, ca

lon operator yang direkrut dalam tahun 1985, maksimal ada
lah lulusan tahun 1985 di mana Kurikulum 1984 belum diberlakukan kepada mereka.

2. Responden adalah lulusan STM tiga tahun jurusan
Mesin dan lulusan SMA bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA). Baik lulusan STM maupun SMA sebelum diterjunkan ke

dalam pekerjaan masing-masing telah mendapat pendidikan
dan latihan di Pusdiklat PT IPTN dengan kurikulum dan lama
kursus yang sama.

3. Pada waktu bekerja, responden menggunakan

70

pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Waktu standard yang tercantum dalam Perintah
Kerja (Job Cards) telah baku.
3.3.

Hipotesis Penelitian

Dengan berpegang pada pembatasan masalah dan anali
sis masalah yang akan diteliti dengan variabel-variabel

penelitian yang dipilih, maka untuk mengarahkan penelitian
ini dirumuskan dua hipotesis utama:

1. Terdapat hubungan kausal antara kemampuan kogni

tif dan keterampilan psikomotorik dengan prestasi kerja
operator

mesin-CNC lulusan STM dan SMA.

2. Terdapat hubungan kontributif antara kemampuan

kognitif, keterampilan psikomotorik dan prestasi kerja ter
hadap kepuasan kerja para operator mesin-CNC.

Untuk menguji kedua hipotesis utama tersebut di atas
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian

subhipotesis-sub-

hipotesis berikut ini:

1. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan keterampilan psikomotorik.

2. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan prestasi kerja.

3. Keterampilan psikomotorik mempunyai hubungan korelasional dengan prestasi kerja.

4. Prestasi kerja mempunyai hubungan korelasional
dengan kepuasan kerja intrinsik.

71

5. Keterampilan psikomotorik operator lulusan STM
lebih tinggi daripada lulusan SMA.

6. Kemampuan kognitif operator lulusan SMA lebih
tinggi daripada lulusan STM.

7. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam presta
si kerja antara operator lulusan STM dan SMA.
3.4.

Populasi dan Sampel Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka peneliti

an ini ditujukan pada kelompok operator mesin-CNC di PT In
dustri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Pada saat peneli
tian ini diselenggarakan, Bagian Mesin-CNC mempunyai ope

rator sebanyak 166 orang yang pernah mendapat pendidikan
dan latihan di Pusdiklat IPTN. Angkatan pertama dan kedua

sebanyak 118 orang seluruhnya terdiri dari lulusan STM.
Angkatan ketiga sebanyak 48 orang, terdiri dari 22 orang
lulusan STM dan 26 orang lulusan SMA.

Karena penelitian ini pada dasarnya adalah untuk

mengungkapkan perbedaan-perbedaan antara kelompok operator
lulusan STM dan SMA, maka sebagai responden secara purposif

dipilih operator-operator lulusan Pusdiklat Angkatan Keti
ga. Untuk penelitian iini dipilih 44 orang operator yang
terdiri dari 22 orang lulusan STM dan 22 orang lulusan SM.
3.5.

Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

72

tentang

hubungan antara prestasi kerja dengan kemampuan

kognitif, keterampilan psikomotorik dan kepuasan kerja di
kalangan operator mesin-CNC lulusan STM dan SMA. Gambaran
yang diperoleh itu akan dianalisis dan disimpulkan secara

deskriptif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan. Metode penelitian semacam ini dikategorikan seba
gai metode deskriptif-analitik. Dengan menggunakan metode
tersebut, proses penelitian diarahkan untuk menghasilkan

laporan berdasarkan hasil analisis data, serta dilengkapi
dengan kesimpulan dan saran-saran.

3.6.

Data dan Pengembangan Alat Pengumpul Data

3.6.1. Jenis Data

Untuk meng4iji hipotesis-hipotesis tersebut dalam pa
ragraf 3.3. diperlukan data sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif res

ponden, akan dilakukan dengan menyelenggrakan test perfor
mansi dalam bentuk paper-and-pencil test. Pertanyaan-per-

tanyaan disusun berdasarkan ragam tugas sehari-hari yang
dijabarkan ke dalam tiga tingkatan kognitif, yakni: penge

tahuan, pemahaman dan aplikasi. Tugas-tugas untuk bahan

test dipilih yang penguasaannya memiliki daya transfer
untuk mengerjakan tugas-tugas baru yang berada dalam ling

kup pekerjaan selaku operator mesin-CNC. Kisi-kisi intrumen test kognitif ini disajikan pada Lampiran U-01E. Data

kemampuan kognitif akan diadministrasikan dengan sandi "C".

73

2. Kepuasan kerja (ranah afektif) akan diselidiki

dengan mengadakan angket dalam bentuk skala sikap model
Likert. Aspek yang diselidiki adalah kepuasan kerja in
trinsik berdasarkan isi pekerjaan. Data ini diadministra
sikan dengan sandi "AF".

3. Untuk mengetahui tingkat keterampilan psikomo

torik, tugas-tugas yang dipilih sebagai bahan test kogni
tif itu dipraktekkan pembuatannya oleh responden. Karena
tidak mungkin mengadakan pengulangan fabrikasi dalam jangka waktu berdekatan, maka di samping tugas-tugas tersebut

di atas, juga dilakukan pengumpulan data pengerjaan tugastugas lain yang sejenis dan memiliki tingkat kesulitan

yang sama. Pemilihan ini dilakukan secara judgmental de
ngan bantuan instruktur Pusdiklat IPTN.

Berdasarkan pengamatan, responden pada umuranya te
lah memiliki "compound adaptive skills" yang ditandai de

ngan gerakan-gerakan yang luwes dalam mengkoordinasikan
beberapa gerakan baik secara bersamaan maupun sacara se-

kuensial. Berdasarkan bentuk benda kerja, responden telah

marapu mengerjakan benda-benda yang secara geometrik ditetapkan berdasarkan tiga sumbu koordinat Cartesias. Data
keterampilan diadministrasikan dengan sandi "K".
4. Prestasi kerja responden akan dinilai berdasarkan

data yang diperoleh dari perintah kerja yang dilaksanakan
dalam kurun waktu satu bulan. Prestasi kerja akan

74

diadministrasikan dengan sandi "PK".

Konsep penjabaran alat pengumpul data tersebut di
atas ditunjukkan pada Gambar 3.01. Dari penjabaran terse

but dapat diketahui bahwa, data dari keempat variabel pe
nelitian diperoleh berdasarkan aktivitas yang sama.
3.6.2. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Data keterampilan psikomotorik dan prestasi kerja

diperoleh dari hasil pengukuran langsung (Wexley & Yukl,
1977:220; Ausubel & Robinson, 1969:593) di mana validitas

data didasarkan pada hasil pemeriksaan inspektor terhadap
benda-benda yang diproduksi oleh operator. Data kemampuan

kognitif dan kepuasan kerja diperoleh melalui paper-andpencil test dan test skala sikap.

1. Alat Pengumpul Data Kemampuan Kognitif. Untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, dilakukan
dengan menyelenggarakan uji-coba. Uji-coba dilakukan de
ngan menggunakan responden sebanyak 30 operator mesin-CNC
lulusan STM dan SMA. Hasil uji-coba itu dianalisis untuk

mengetahui tingkat validitas isi (content validity) dan
reliabilitas test (test reliability) dari instrumen itu.
a. Validitas Isi. Validitas isi akan menunjukkan

tingkat kesesuaian soal-soal dengan isi pekerjaan yang
akan diukur. Untuk maksud ini dilakukan Uji Indeks Kesu
litan soal-soal dan Uji Daya Pembeda.

Uji Indeks Kesulitan. Untuk menentukan indeks

Isi pekerjaan dijabarkan ke

dalam dimensi: ragam tugas,

k Test skala si-

identitas tugas, signifikan-VBHBHHHBA kap (r. afeksi tugas, otonomi dan umpanf tif)
balik.

Dijabarkan
ke
j
dalam tiga

tingkatan kog- ^^^k Test kemampuan
rnitif: Pengeta-^^^Yk°6nitif
huan, pemahamani

"CNC-WORK CENTER"

|

w

dan aPlikasi'

Data waktu pe_

Sejumlah work sheets
k Klasifikasi ketek
k
dari tugas-tugas yang«B§rampilan: Simple Mm* PENGERJAAN M
transferable untuk
fadaptive, Compound
f
M
f
tugas-tugas lainnya.
dan Complex adaptive
I
skill.



1

ngerjaan dianalis is berdasarkan konsep kurva performansi
untuk menentukan tingkat ke
terampilan.

Produk dak Data prestasi
lam satu • • kerja: Jumlah,

bulan

Fmutu, kecepat
an.

Gambar 3.01: Konsep penjabaran isi
alat pengumpul data.

_^

w

76

kesulitan soal-soal digunakan rumus (Gronlund,.1982:102):

P = (R/T)x100

(3.01)

di mana P = indeks kesulitan soal; R • jumlah responden

yang betul jawabannya; T = jumlah responden.
P » 0 berarti tak seorang pun dapat menjawab, dan

P » 100 berarti semua responden dapat menjawab dengan be

tul. Dengan demikian dapat disimpulan, bila indeks mendekati nol menunjukkan soal sulit dan indeks mendekati ang-

ka seratus menunjukkan soal mudah. Kriteria penilaian in
deks kesulitan dalam uji-coba ini ditetapkan sebagai berikut:

P » 0.00 -

40.0

berarti soal sulit

p » 41.0 -

70.0

berarti 3oal sedang

p » 71.0 —100^0

berarti soal mudah.

Hasil analisis indeks kesulitan disajikan pada Lampiran

C-02A, sedangkan pengelorapokan berdasarkan tingkat kesur
litan ditunjukkan pada Lampiran C-02B.

Uji Daya Pembeda. Uji daya pembeda ini bertujuan

untuk mengetahui, apakah suatu soal dapat merabedakan res

ponden yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi dan
rendah. Untuk maksud tersebut nilai yang diperoleh respon

den disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai nilai
terendah. Kemudian diambil 21% nilai tertinggi dan 21% ni

lai terendah, lalu dihitung jawaban yang benar untuk tiap-

tiap soal dari kedua kelompok itu. Misalkan, jumlah jawaban

77

benar terhadap soal noraor tertentu dari Kelompok Atas

(tinggi) = RA, dan jumlah jawaban benar dari Kelompok Ba
wah (rendah) untuk soal yang sama = RB, maka daya pembeda
dari soal tersebut (Gronlund, 1982:103):

D-^

(3.02)

*T

di mana £T * jumlah sampel dari setiap kelompok (2Z% dari
jumlah seluruh responden). Di sini ditetapkan kriteria:
soal-soal memiliki daya pembeda yang baik bila D>0; so

al-soal yang memiliki daya pembeda sama dengan nol atau
negatif dibatalkan atau diperbaiki sampai memenuhi krite
ria tersebut di atas.

Hasil analisis daya pembeda ditunjukkan pada lam

piran C-02C. Dari 50 soal, 17 soal dinyatakan tidak memi
liki daya pembeda; tujuh soal di antaranya diperbaiki, dan
setelah diuji-cobakan kembali dinyatakan memenuhi syarat.
Dengan demikian jumlah soal untuk test kognitif terinci
seperti tertera pada Tabel 3.01.
Tabel 3.01: PERINCIAN S0A1 TEST KOGNITIF DAN
BOBOT PENILAIAN

Jumlah
soal

Tingkat
kognitif

Bobol; nilai
untuk; jawaban
yang benar

Pengetahuan (K)

20

2

(c)
(A)

10

3

10

3

Pemahaman

Aplikaai
Jumlah:

40

-

78

Nilai yang diperoleh seorang responden ditetapkan dengan
rumus:

NK = 2K + 3C + 3A

(3.03)

di mana NK * nilai kognitif, K = jumlah jawaban benar ter

hadap soal-soal tingkat pengetahuan, C • jumlah jawaban
benar terhadap soal-soal tingkap pemahaman, A = jumlah ja
waban benar terhadap soal-soal tingkat aplikasi.
b. Reliabilitas Perangkat Test. Reliabilitas perang-

kat test menunjukkan seberapa jauh test itu terbebas dari
variansi kekeliruan (error variances). Untuk maksud ini di

lakukan Uji Reliabilitas hasil uji-coba dan Uji-Reliabilitas Antar Penilai.

Uji Reliabilitas Hasil U.ii-Coba. Analisis ini meng

gunakan rumus yang dikembangkan oleh Kuder-Richardson. Dua
buah rumus yang banyak dipakai dalam penelitian pendidikan
adalah KR-20 dan KR-21. Rumus KR-20 dipakai untuk test yang

distandarisasi, sedangkan untuk test yang disusun sendiri

oleh peneliti menggunakan rumus KR-21, (Borg & Gall, 1983:
285). Bentuk rumus KR-21 adalah sebagai berikut (Donald Ary
1985:233):

KS2 - X(K - X)

r . _!fx
**

di mana r

i

S2(K - 1)

L

v

(3.04)

• reliabilitas seluruh perangkat test, K = jum-

lah soal, S2 » variansi jumlah jawaban yang benar, X » rerata dari jumlah jawaban yang benar.

79

Dari perhitungan yang terdapat pada Lampiran C-02E

diperoleh X=31.8, Sx =4.12, S2 =17.0 dan r^ » 0.325
pada taraf nyata 0.975. Ini berarti perangkat test yang diuji-cobakan layak dipergunakan.

Reliabilitas Antar-Penilai. Uji reliabilitas antar

penilai ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi inter
nal di antara dua atau lebih penilai. Untuk maksud ini pe

nilaian dilakukan oleh tiga orang instruktur Pusdiklat PT

IPTN yang dipandang akhli dalam seluk-beluk mesin-CNC. Hasilnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan ru

mus yang dikembangkan oleh R.L. Ebel (Guilford, 1981:395):
V_ r

V,

-2

11

(3.05a)

2-

(3.05b)

Vp+(k-1)ve
V

r,, = —2
kk

2-

-

V

v
P

di mana f^ =» reliabilitas penilaian seorang penilai,
f. . » reliabilitas penilaian oleh k orang penilai,

k » jumlah penilai, V = variansi pernyataan-pernyataan,
V » variansi galat. Perhitungan lengkap disajikan pada
e

Lampiran C-02D; hasil perhitungan itu ditunjukkan pada
Tabel 3.02.

2. Pengumpulan Data Kepuasan Kerja. Uji-coba dilaku
kan bersama-sama dengan uji-coba test kognitif dengan res

ponden yang sama. Untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas perangkat test, dilakukan Uji Normalitas

80

Sebaran, Uji Daya Pembeda, Uji Keterpaduan Pernyataan, Uji

Reliabilitas Perangkat Skala Sikap dan Uji Reliabilitas
Antar Penilai.

Tabel 3.02:

KOEFISIEN RELIABILITAS ANTAR
PENILAI,TEST KOGNITIF.

Koefisien
reliabilitas

t

Nilai

Signifi
kansi

r11

0.739

5.804

0.995

r33

0.895

10.083

0.995

Uji Normalitas Sebaran. Pengujian ini dimaksudkan un

tuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pernyataan melalui
analisis sebaran frekuensi (Edward, 1957:149-152). Langkahlangkah analisis adalah sebagai berikut:

(1) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban ba
gi setiap pernyataan. Misalnya untuk pernyataan ke-n diper
oleh:

Frekuensi jawaban Sangat Puas (SP) - fSPn

Frekuensi jawaban Puas (P) a f^
Frekuensi jawaban Tidak Puas (TP) = fTp
Frekuensi jawaban Sangat Tidak Puas (STP) = ^STpn«
(2) Menghitung proporsi setiap kategori jawaban.

Misalkan proporsi dinyatakan dengan p, maka perhitungan ini
dapat dinyatakan dengan rumus:

P - fxl/(Zfxn>

(3.06)

81

di mana f

= frekuensi jawaban untuk tiap kategori (fSPn»

fPn' fTPn dan fSTPn}'

(3) Menghitung proporsi kumulatif pk dan menentukan
titik tengah proporsi kumulatif Md. Rumus untuk menentukan
proporsi kumulatif:

Pk1 = fSPn

pk2 = pk, + f^

(3