HUBUNGAN ANTARA PRESTASl KERJA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN LULUSAN STM DAN SMA : Suatu studi kasus terhadap operator mesin-CNC di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara.
HUBUNGAN ANTARA PRESTASl KERJA DENGAN KEMAMPUAN
KOGNITIF, KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK DAN KEPUASAN
KERJA KARYAWAN LULUSAN STM DAN SMA
Suatu studi kasus terhadap operator mesin-CNC
di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara
T
E S
I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut
Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung untuk
memenuhi persyaratan menempuh ujian
Magister Pendidikan dalam bidang
Pengembangan Kurikulum
Oleh
TEDJO
:
NARSOYO
591/F/XVII - 9
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8
8
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PEMBIMBING:
PROF. S. NASUTION, M.A.,
Ph.D.
PEMBIMBING I
PROF.
H. ACHMAD SANUSI, S.H.,
M.P.A., Ph.D.
PEMBIMBING II
PEMBIMBING
111
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8
8
DAFTAR LSI
Halaman:
KATA PENGANTAR
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
vii
x
DAFTAR ISI
xiii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB;
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Perumusan Masalah
3
4
1.3. Paradigma Penelitian
1.4. Analisis Masalah dan Definisi-Definisi
Operasional
1.5. Pembatasan Masalah
1.6. Manfaat Penelitian
II
1.7. Kerangka Pembahasan Masalah
20
LANDASAN TEORI MENURUT PAHAM BEHAYIORISME
22
2.1.
2.2.
Karakteristik Operator Mesin-CNC
Entry Behavior Operator Ditinjau
23
dari Kurikulum STM dan SMA
31
2.3. Hubungan antara Preatasi Kerja
dengan Kemampuan Kognitif dan
Keterampilan Psikomotorik
2.4. Hubungan antara Preatasi Kerja
37
dengan Kepuasan Kerja
2.5. Penilaian Prestasi Kerja sebagai
56
RANCANGAN PENELITIAN
68
3.1. Tujuan Penelitian
68
3.3. Hipotesis Penelitian
70
Indikator Kesesuaian Kurikulum
III
6
17
19
64
3.2. Asumsi-Asumsi Penelitian
69
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
71
71
3.5. Metode Penelitian
3.6. Data dan Pengembangan Alat Pengumpul
Data
3.7. Rancangan Pengolahan Data
72
88
xi
Halaman:
BAB:
IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
V
Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Interpretasi Hasil Pengolahan Data
KESIMPULAN DAN FEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
5.1. Kesimpulan Hasil Penelitian
92
92
93
95
114
121
121
5.2. Pembahasan Hasil Penelitian
5.3. Implikasi Pada Pendidikan Teknologi
125
5.4. Saran-Saran
'^°
Menengah
J31
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1*1
LAMPIRAN-LAMPLRAN
144"
AF-01A
AF-01B
Test Skala Sikap (Tentatif)
Test Skala Sikap (Definitif)
144
148
AF-02C
Uji Validitas Pernyataan Test
Skala Sikap
156
AF-01C Hasil Uji-Coba Test Skala Sikap
AF-02A Uji Normalitas Pernyataan Sikap
AF-02B Uji Daya Pembeda Test Skala Sikap
AF-02D Uji Reliabilitas Skala Sikap
AF-02E Uji Reliabilitas Antar Penilai
153
154
155
157
158
C-01A
C-01B
C-01C
Test Kognitif (Tentatif)
Test Kognitif (Definitif)
Hasil Uji-Coba Test Kognitif
160
173
188
C-02B
C-02C
C-02D
Tingkat Kesukaran Soal-Soal
Uji Daya Pembeda Test Kognitif
Uji Reliabilitas Antar Penilai
191
192
194
197
C-02A
C-02E
AF-03A
AF-03B
AF-03C
C-03A
C-03B
C-03C
Analisis Indeks Keaukaran
Uji Reliabilitas Hasil Uji-Coba
Hasil Test Skala Sikap
Uji Normalitas Sebaran
Uji Homogenitas Variansi Nilai
Hasil Test Kognitif
Uji Normalitas Sebaran
Uji Homogenitas Variansi Nilai
189
198
200
202
204
207
209
xii
Halaman:
K-01A
Daftar Pembebanan Nyata Tiap
Work Center, Oktober 1987
K-01B
Psikomotorik Menurut Work Center
K-01C
PK-01A
PK-01B
Analisis Tingkat Keterampilan
Kelompok
Perhitungan Prestasi Kerja
Responden
Analisis Prestasi Kerja Kelompok
U-01A
Daftar Nomor Responden dan
U-01B
Daftar Kumpulan Klasifikasi
Kemampuan Kognitif, Keterampilan
Work Center
Psikomotorik, Prestasi Kerja dan
U-01C
211
Perhitungan Tingkat Keterampilan
Kepuasan Kerja
Perhitungan Koefisien Korelasi
212
214
216
219
221
222
dan Koefisien Alur Antarvariabel
U-01D
Penelitian
Daftar Nilai Rata-Rata Siswa
224
Operator Mesin-CNC Angkatan III
229
U-01E
Kisi-Kisi Instrumen Test Kognitif
231
Rangkuman Penelitian
232
Riwayat Hidup
242
DAFTAR TABEL
Halaman:
label:
2.01
Kesimpulan Analisis/Pembandingan
Kurikulum STM, SMA dan Pusdiklat
PT IPTN
55
2.02
Bentuk dan Sifat Kepuasan Kerja
58
3.01
Perincian Soal Test Kognitif dan
Bobot Penilaian
3.02
''
Koefisien Reliabilitas Antar Penilai
Test Kognitif
80
3.03
Contoh Analisis Normalitas Sebaran
Frekuensi Jawaban Test Skala Sikap
82
3.04
Koefisien Reliabilitas Antar Penilai
Test Skala Sikap
85
3.05 Contoh Perhitungan Indeks Keterampilan
4.01
4.02
4.03
4.04
4.05
Tabel Kontigensi Kemampuan Kognitif -
Keterampilan Psikomotorik
Tabel Kontigensi Kemampuan Kognitif -
101
Prestasi Kerja
10*
Tabel Kontigensi Keterampilan Psiko
motorik - Prestasi Kerja
105
Tabel Kontigensi Prestasi Kerja -
Kepuasan Kerja
106
Koefisien Korelasi dan Koefisien Alur
Antarvariabel Penelitian Hipotesis
Utama I
4.06
86
111
Koefisien Korelasi dan Koefisien Alur
Antarvariabel Penelitian Hipotesis
Utama II
xiii
113
DAFTAR GAMBAR
Halaman:
Gambar:
1.01
1.02
Paradigma penelitian
Grafik hasil test sumatif siswa
Operator Mesin-CNC Angkatan III
H
2.01
Karakteristik mesin-mesin produk3i
26
2.02
Jaringan-kerja perakitan pesawat
terbang
29
2.03
Model pemrosesan informasi menurut
Richard A. Schmidt
4-3
2.04 Contoh program CNC
4-4
2.05
Paradigma percobaan Fitts
4-9
2.06
Model umpanbalik menurut Schmidt
54
2.07
3.01
3.02
Pengaruh prestasi kerja terhadap
kepuasan kerja
Konsep penjabaran isi alat pengumpul
data
Model hipotesis analisis alur antar
variabel penelitian
62
75
90
4.01
Model hipotesis utama (1)
110
4.02
Model hipotesis utama (2)
112
4.03 Koefisien alur antarvariabel
penelitian (hipotesis utama 1)
4.04
5.01
5.02
Koefisien alur antaravarlabel
penelitian (hipotesis utama 2)
Model alur yang signifikan untuk
118
119
hipotesis utama pertama
123
Model alur yang signifikan untuk
hipotesis utama kedua
•«•
5.03 Kurva performansi operator mesin-CNC
xiv
128
BAB I
PERMASALAHAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Industri pesawat terbang merupakan suatu industri
yang sangat peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Persyaratan mutu dan ketelitian yang makin ting-
gi perlu diimbangi dengan penggunaan mesin-mesin produksi
yang canggih, di antaranya adalah mesin-CNC (computer
numerically controlled).
Mesin-CNC mempunyai ciri-ciri kecepatan yang lebih
tinggi daripada mesin konvensional, sedangkan ragam produk
yang dapat dibuat dengan mesin-CNC lebih banyak. Hal ini
dimungkinkan karena bentuk-bentuk yang kompleks, yang semu-
la tergantung pada keterampilan operator, pada mesin-CNC
dimanipulasi ke dalam program komputer langsung dari gambar
rancangbangun (desain). Di samping itu mesin-CNC dapat dirancang dengan sumbu-sumbu penggerak lebih dari tiga macam
1
yang merupakan jurnlah maksimum pada mesin konvensional.
Dengan latar belakang kecanggihan itu, maka penggunaan me
sin-CNC telah menimbulkan permasalahan penetapan kualifikasi calon karyawan yang tepat untuk dijadikan operator
mesin-CNC.
Prasyarat pendidikan bagi suatu pekerjaan ditentukan
berdasarkan karakteristik pekerjaan. Bila ditinjau dari se-
gi rancangbangun mesin-CNC di mana bentuk dan ketelitian
produk telah dimanipulasi ke dalam program komputer, maka
persyaratan keterampilan psikomotorik diperkirakan lebih
rendah daripada persyaratan untuk operator mesin konvensio
nal; sebaliknya persyaratan kemampuan kognitif lebih tinggi
karena operator mesin-CNC harus mampu menginterpretasi program-CNC ke dalam bentuk, gerak dan kecepatan proses pro
duksi. Di samping itu pemahaman karakteristik bahan baku
dan perkakas potong turut dipertimbangkan dalam menentukan
prasyarat pendidikan.
Ada dua alternatif prasyarat pendidikan, yakni lulus
an STM atau
cd
63
u
62
cfl
61
T
60
II
Semester
Gambar 1.02: Grafik hasil test sumatif siswa
operator mesin-CNC, Angkatan ke
III.
torik (pelajaran praktek) sementara dalam pelajaran teori
tidak ada peningkatan yang berarti. Sebaliknya calon ope
rator lulusan STM cenderung mengutamakan peningkatan kemam
puan kognitif (pelajaran teori), sedangkan dalam pelajaran
15
praktek praktis tidak ada peningkatan. Gambaran tersebut di
atas akan lebih teliti bila didasarkan pada hasil test for-
matif, tetapi hal itu tidak memungkinkan karena Pusdiklat
IPTN belum menyelenggarakan test formatif. Gejala-gejala
sikap yang ditunjukkan oleh grafik (Gambar 1.02) itu selain menarik untuk diteliti, juga memperkuat praduga adanya
perbedaan karakteristik prestasi kerja antara lulusan STM
dan SMA, yang diharapkan dapat diungkapkan melalui peneli
tian ini.
1.4.4. Definisi-Definisi Operasional
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, berikut
ini dirumuskan beberapa pengertian dan definisi-definisi
operasional dari variabel-variabel penelitian.
1. Operator.
Dalam penelitian ini yang dimaksudkan
dengan operator adalah operator mesin-CNC, yakni karyawan
produksi dengan tugas sehari-hari membuat bagian-bagian pesawat terbang dengan menggtmakan mesin-CNC.
2. Kemampuan Kognitif.
Kemampuan kognitif operator
didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah-masalah
pekerjaan berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dikuasai,
baik yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman.
Karena kemampuan kognitif merupakan proses berpikir
yang tak dapat secara langsung diamati atau diukur, maka
untuk mengetahui tinggi-rendahnya kemampuan kognitif ope
rator dapat dilakukan dengan jalan mengadakan performance:
16
test dalam bentuk paper-and-pencil test tentang aspek-aspek
pekerjaan operator mesin-CNC
dengan kisi-kisi seperti di-
uraikan pada paragraf 1.5.
3. Keterampilan Psikomotorik. Keterampilan psikomo
torik operator didefinisikan sebagai tingkat kecekatan ge
rakan-gerakan motorik dalam proses produksi yang ditunjuk
kan dalam bentuk keluwesan, kecepatan dan mutu pekerjaan.
Makin tinggi keterampilan operator, makin cepat ia
menyelesaikan tugas-tugas serta makin rendah rata-rata kegagalannya (reject rate). Dengan demikian penilaian atas
keterampilan psikomotorik dapat dilakukan dengan menganalisis kurva performansi berdasarkan tugas-tugas yang dipilih
sebagai acuan (periksa paragraf 3.6.) keterampilan.
4. Prestasi Kerja.
Prestasi kerja didefinisikan se
bagai penilaian atas kemampuan operator menyelesaikan tugas
tugas dalam kurun waktu tertentu berdasarkan suatu kriteria
atau standard kerja yang berlaku.
Makin tinggi keterampilan operator, makin besar pula
volume pekerjaan yang dapat dieslesaikan dalam kurun waktu
tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai ratio dari wak
tu pengerjaan aktual dibagi tingkat keterampilan operator,
dibagi waktu standard (periksa rumus 3.15).
5. Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja didefinisikan se
bagai ungkapan sikap operator terhadap imbalan yang diperoleh atas prestasi kerja yang dicapai.
Apabila imbalan itu sesuai dengan apa yang diharapkan
17
maka imbalan itu akan mendatangkan rasa puas;
sebalik
nya bila tidak sesuai akan menimbulkan kekecewaan. Imbalan
itu dapat pula bersifat intrinsik, artinya timbul dari ke
sadaran pribadi operator. Dalam hal ini erat hubungannya
dengan sikap atau pandangan tentang pekerjaannya. Dengan
demikian kepuasan kerja intrinsik dapat disimpulkan dari
bagaimana operator menilai isi pekerjaan berdasarkan dimensi-dimensi ragam tugas, identitas tugas, signifikansi tu
gas, otonomi dan umpanbalik yang diperoleh dari pekerjaan
itu.
1.5.
Pembata3an Masalah
Penelitian ini ditujukan kepada operator mesin-CNC
yang bekerja di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara Ban
dung, yang terdiri dari lulusan STM dan SMA. Dengan demiki
an penelitian ini bersifat studi kasus. Selain batasan-ba
tasan yang telah dikemukakan dalam paradigma penelitian,
perlu diberikan pula batasan-batasan yang menyangkut variabel-variabel penelitian yang terdiri dari kemampuan kogni
tif, keterampilan psikomotorik, prestasi kerja dan kepuas
an kerja (intrinsik).
1.5.1. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif operator yang akan diteliti ada
lah tingkat penguasaan pengetahuan tentang pekerjaan yang
meliputi permesinan, bahan dan perkakas, prosedur kerja
dan program CNC. Kemampuan itu akan diselidiki dengan
18
menyelenggarakan paper-and-pencil test. Materi test akan disusun berdasarkan tugas sehari-hari yang dijabarkan menjadi
sejumlah pertanyaan-pertanyaan sampai dengan tingkat aplikasi. Aspek-aspek yang akan diteliti untuk setiap taksonomi
tersebut adalah:
Pengetahuan
yang mencakup pengetahuan operator ten
tang terminologi-terminologi yang dipakai dalam program-CNC,
fakta-fakta spesifik tentang mesin-CNC, sekuens pengerjaan,
klasifikasi sistem permesinan dan metodologi pemesinan.
Pemahaman yang mencakup penguasaan operator dalam
menterjemahkan dan menginterpretasikan program-program CNC.
Aplikasi yang mencakup penguasaan operator dalam
menggunakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang telah
diketahui untuk memecahkan persoalan baik pada waktu pro-
gram tryout maupun pada waktu proses produksi (machining
time).
1.5.2. Keterampilan Psikomotorik
Keterampilan psikomotorik akan diselidiki dengan
menganalisis data waktu pengerjaan tugas sehari-hari sela
ma satu bulan. Analisis dilakukan dengan menggunakan meto-
de yang lazim dipakai oleh perusahaan-perusahaan industri,
yakni dengan menggunakan konsep kurva performansi (Maynard,
1971:7.102-7.114) dan hukum Fitts (Schmidt, 1982:337-343).
1.5.3. Prestasi Kerja
Prestasi kerja akan diukur berdasarkan data volume
19
pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu
bulan.
1.5.4. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja yang akan diselidiki adalah yang ber
sifat intrinsik berdasarkan dimensi-dimensi isi pekerjaan
(T1ob content) yang meliputi:
Ragam tugas, yakni variasi tugas dan keterampilan
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas itu.
Identitas tugas yang menunjukkan tingkat keterlibat-
an operator dalam penyelesaian suatu produk atau bagian da
ri produk.
Slgnifikansi tugas yakni tingkat pengaruh pekerjaan
itu terhadap pekerjaan pihak lain serta dampaknya terhadap
produktivitas organisasi.
Otonomi yang menunjukkan tingkat kebebasan operator
dalam menentukan langkah-langkah pengerjaan dan pemecahan
persoalan-persoalan yang terjadi dalam proses produksi.
Umpanbalik yakni tingkat informasi yang diperoleh
operator tentang hasil dan kemajuan yang dicapai.
Dimensi-dimensi isi pekerjaan itu akan digunakan se
bagai pedoman penyusunan instrumen test skala sikap yang
spesifik untuk operator mesin-CNC.
1.6.
Manfaat Penelitian
Sekurang-kurangnya ada tiga macam manfaat yang di
peroleh dari hasil penelitian ini, yakni: Pertama, sebagai
20
indikator relevansi kurikulum. Secara langsung menyangkut
kurikulum Pusdiklat IPTN dan secara tidak langsung menyang
kut kurikulum pendidikan teknologi menengah (STM) jurusan
mesin. Sementara untuk SMA dapat digunakan sebagai dasar pe-
milihan jenis-jenis pelajaran keterampilan. Kedua, sebagai
umpanbalik bagi Pusdiklat atau sekolah, yang dapat diguna
kan sebagai dasar* penyempurnaan kurikulum termasuk proses
belajar mengajar. Ketiga, metode penelitian ini dapat dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan industri untuk mene
mukan karakteristik calon karyawan yang cocok untuk jenis-
jenis pekerjaan dalam perusahaan yang bersangkutan.
1.7.
Kerangka Pembahasan Masalah
Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini
didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II.
Landasan teori itu akan digunakan sebagai dasar analisis
dan interpretasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III dikemukakan rancangan pe
nelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian. Pada bab
ini dijelaskan secara terinci tujuan penelitian, asumsiasumsi, hipotesis penelitian, pengembangan instrumen pene
litian dan rancangan pengolahan data.
Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan
pada Bab IY. Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah persiapan yang bersifat administratif dan teknis, pelaksanaan
penelitian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data
21
dan interpretasi hasil pengolahan data.
Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajjikan ke-
simpulan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian,
implikasi hasil penelitian pada pendidikan teknologi mene
ngah dan diakhiri dengan saran-saran.
^'.sjij,'"-'..^:!.^ -» ~%-|
l^'-i^ff^i-- "v-V*vi>- 'Vf'
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan
dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah untuk menemukan sumber tenaga kerja
(STM atau SMA) yang lebih cocok untuk menjadi operator
mesin-CNC. Untuk mencapai tujuan tersebut dirumuskan empat
tujuan-antara sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kausal
antara kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik de
ngan prestasi kerja operator mesin-CNC lulusan STM dan SMA.
2. Untuik mengetahui apakah terdapat hubungan kore-
lasional yang signifikan antara prestasi kerja dengan kepu
asan kerja.
3. Untuk memperoleh gambaran pola kontribusi dari
kemampuan kognitif, keterampilan psikomotorik dan prestasi
kerja terhadap kepuasan kerja operator mesin-CNC lulusan
STM dan SMA.
68
69
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan dalam kemampuan kognitif, keterampilan psiko
motorik dan prestasi kerja antara operator lulusan STM dan
SMA.
3.2.
Asumsi-Asumsi Penelitian
Asumsi-asumsi merupakan landasan pemikiran yang me
nentukan batas-batas dalam keseluruhan proses penelitian
ini. Dengan demikian kesirapulan yang diturunkan sebagai ha
sil penelitian akan berada dalam batas-batas tersebut seja
uh asumsi-asumsi itu dapat dipenuhi. Adapun asumsi-asumsi
dalam penelitian ini adalah:
1. Operator lulusan STM dan SMA yang menjadi respon
den dalam penelitian ini masing-masing memperoleh pendidik
an berdasarkan Kurikulum 1976 untuk STM dan Kurikulum 1975
untuk SMA. Asumsi ini didasarkan pada kenyataan bahwa, ca
lon operator yang direkrut dalam tahun 1985, maksimal ada
lah lulusan tahun 1985 di mana Kurikulum 1984 belum diberlakukan kepada mereka.
2. Responden adalah lulusan STM tiga tahun jurusan
Mesin dan lulusan SMA bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Baik lulusan STM maupun SMA sebelum diterjunkan ke
dalam pekerjaan masing-masing telah mendapat pendidikan
dan latihan di Pusdiklat PT IPTN dengan kurikulum dan lama
kursus yang sama.
3. Pada waktu bekerja, responden menggunakan
70
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Waktu standard yang tercantum dalam Perintah
Kerja (Job Cards) telah baku.
3.3.
Hipotesis Penelitian
Dengan berpegang pada pembatasan masalah dan anali
sis masalah yang akan diteliti dengan variabel-variabel
penelitian yang dipilih, maka untuk mengarahkan penelitian
ini dirumuskan dua hipotesis utama:
1. Terdapat hubungan kausal antara kemampuan kogni
tif dan keterampilan psikomotorik dengan prestasi kerja
operator
mesin-CNC lulusan STM dan SMA.
2. Terdapat hubungan kontributif antara kemampuan
kognitif, keterampilan psikomotorik dan prestasi kerja ter
hadap kepuasan kerja para operator mesin-CNC.
Untuk menguji kedua hipotesis utama tersebut di atas
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
subhipotesis-sub-
hipotesis berikut ini:
1. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan keterampilan psikomotorik.
2. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan prestasi kerja.
3. Keterampilan psikomotorik mempunyai hubungan korelasional dengan prestasi kerja.
4. Prestasi kerja mempunyai hubungan korelasional
dengan kepuasan kerja intrinsik.
71
5. Keterampilan psikomotorik operator lulusan STM
lebih tinggi daripada lulusan SMA.
6. Kemampuan kognitif operator lulusan SMA lebih
tinggi daripada lulusan STM.
7. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam presta
si kerja antara operator lulusan STM dan SMA.
3.4.
Populasi dan Sampel Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka peneliti
an ini ditujukan pada kelompok operator mesin-CNC di PT In
dustri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Pada saat peneli
tian ini diselenggarakan, Bagian Mesin-CNC mempunyai ope
rator sebanyak 166 orang yang pernah mendapat pendidikan
dan latihan di Pusdiklat IPTN. Angkatan pertama dan kedua
sebanyak 118 orang seluruhnya terdiri dari lulusan STM.
Angkatan ketiga sebanyak 48 orang, terdiri dari 22 orang
lulusan STM dan 26 orang lulusan SMA.
Karena penelitian ini pada dasarnya adalah untuk
mengungkapkan perbedaan-perbedaan antara kelompok operator
lulusan STM dan SMA, maka sebagai responden secara purposif
dipilih operator-operator lulusan Pusdiklat Angkatan Keti
ga. Untuk penelitian iini dipilih 44 orang operator yang
terdiri dari 22 orang lulusan STM dan 22 orang lulusan SM.
3.5.
Metode Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
72
tentang
hubungan antara prestasi kerja dengan kemampuan
kognitif, keterampilan psikomotorik dan kepuasan kerja di
kalangan operator mesin-CNC lulusan STM dan SMA. Gambaran
yang diperoleh itu akan dianalisis dan disimpulkan secara
deskriptif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan. Metode penelitian semacam ini dikategorikan seba
gai metode deskriptif-analitik. Dengan menggunakan metode
tersebut, proses penelitian diarahkan untuk menghasilkan
laporan berdasarkan hasil analisis data, serta dilengkapi
dengan kesimpulan dan saran-saran.
3.6.
Data dan Pengembangan Alat Pengumpul Data
3.6.1. Jenis Data
Untuk meng4iji hipotesis-hipotesis tersebut dalam pa
ragraf 3.3. diperlukan data sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif res
ponden, akan dilakukan dengan menyelenggrakan test perfor
mansi dalam bentuk paper-and-pencil test. Pertanyaan-per-
tanyaan disusun berdasarkan ragam tugas sehari-hari yang
dijabarkan ke dalam tiga tingkatan kognitif, yakni: penge
tahuan, pemahaman dan aplikasi. Tugas-tugas untuk bahan
test dipilih yang penguasaannya memiliki daya transfer
untuk mengerjakan tugas-tugas baru yang berada dalam ling
kup pekerjaan selaku operator mesin-CNC. Kisi-kisi intrumen test kognitif ini disajikan pada Lampiran U-01E. Data
kemampuan kognitif akan diadministrasikan dengan sandi "C".
73
2. Kepuasan kerja (ranah afektif) akan diselidiki
dengan mengadakan angket dalam bentuk skala sikap model
Likert. Aspek yang diselidiki adalah kepuasan kerja in
trinsik berdasarkan isi pekerjaan. Data ini diadministra
sikan dengan sandi "AF".
3. Untuk mengetahui tingkat keterampilan psikomo
torik, tugas-tugas yang dipilih sebagai bahan test kogni
tif itu dipraktekkan pembuatannya oleh responden. Karena
tidak mungkin mengadakan pengulangan fabrikasi dalam jangka waktu berdekatan, maka di samping tugas-tugas tersebut
di atas, juga dilakukan pengumpulan data pengerjaan tugastugas lain yang sejenis dan memiliki tingkat kesulitan
yang sama. Pemilihan ini dilakukan secara judgmental de
ngan bantuan instruktur Pusdiklat IPTN.
Berdasarkan pengamatan, responden pada umuranya te
lah memiliki "compound adaptive skills" yang ditandai de
ngan gerakan-gerakan yang luwes dalam mengkoordinasikan
beberapa gerakan baik secara bersamaan maupun sacara se-
kuensial. Berdasarkan bentuk benda kerja, responden telah
marapu mengerjakan benda-benda yang secara geometrik ditetapkan berdasarkan tiga sumbu koordinat Cartesias. Data
keterampilan diadministrasikan dengan sandi "K".
4. Prestasi kerja responden akan dinilai berdasarkan
data yang diperoleh dari perintah kerja yang dilaksanakan
dalam kurun waktu satu bulan. Prestasi kerja akan
74
diadministrasikan dengan sandi "PK".
Konsep penjabaran alat pengumpul data tersebut di
atas ditunjukkan pada Gambar 3.01. Dari penjabaran terse
but dapat diketahui bahwa, data dari keempat variabel pe
nelitian diperoleh berdasarkan aktivitas yang sama.
3.6.2. Pengembangan Alat Pengumpul Data
Data keterampilan psikomotorik dan prestasi kerja
diperoleh dari hasil pengukuran langsung (Wexley & Yukl,
1977:220; Ausubel & Robinson, 1969:593) di mana validitas
data didasarkan pada hasil pemeriksaan inspektor terhadap
benda-benda yang diproduksi oleh operator. Data kemampuan
kognitif dan kepuasan kerja diperoleh melalui paper-andpencil test dan test skala sikap.
1. Alat Pengumpul Data Kemampuan Kognitif. Untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, dilakukan
dengan menyelenggarakan uji-coba. Uji-coba dilakukan de
ngan menggunakan responden sebanyak 30 operator mesin-CNC
lulusan STM dan SMA. Hasil uji-coba itu dianalisis untuk
mengetahui tingkat validitas isi (content validity) dan
reliabilitas test (test reliability) dari instrumen itu.
a. Validitas Isi. Validitas isi akan menunjukkan
tingkat kesesuaian soal-soal dengan isi pekerjaan yang
akan diukur. Untuk maksud ini dilakukan Uji Indeks Kesu
litan soal-soal dan Uji Daya Pembeda.
Uji Indeks Kesulitan. Untuk menentukan indeks
Isi pekerjaan dijabarkan ke
dalam dimensi: ragam tugas,
k Test skala si-
identitas tugas, signifikan-VBHBHHHBA kap (r. afeksi tugas, otonomi dan umpanf tif)
balik.
Dijabarkan
ke
j
dalam tiga
tingkatan kog- ^^^k Test kemampuan
rnitif: Pengeta-^^^Yk°6nitif
huan, pemahamani
"CNC-WORK CENTER"
|
w
dan aPlikasi'
Data waktu pe_
Sejumlah work sheets
k Klasifikasi ketek
k
dari tugas-tugas yang«B§rampilan: Simple Mm* PENGERJAAN M
transferable untuk
fadaptive, Compound
f
M
f
tugas-tugas lainnya.
dan Complex adaptive
I
skill.
•
1
ngerjaan dianalis is berdasarkan konsep kurva performansi
untuk menentukan tingkat ke
terampilan.
Produk dak Data prestasi
lam satu • • kerja: Jumlah,
bulan
Fmutu, kecepat
an.
Gambar 3.01: Konsep penjabaran isi
alat pengumpul data.
_^
w
76
kesulitan soal-soal digunakan rumus (Gronlund,.1982:102):
P = (R/T)x100
(3.01)
di mana P = indeks kesulitan soal; R • jumlah responden
yang betul jawabannya; T = jumlah responden.
P » 0 berarti tak seorang pun dapat menjawab, dan
P » 100 berarti semua responden dapat menjawab dengan be
tul. Dengan demikian dapat disimpulan, bila indeks mendekati nol menunjukkan soal sulit dan indeks mendekati ang-
ka seratus menunjukkan soal mudah. Kriteria penilaian in
deks kesulitan dalam uji-coba ini ditetapkan sebagai berikut:
P » 0.00 -
40.0
berarti soal sulit
p » 41.0 -
70.0
berarti 3oal sedang
p » 71.0 —100^0
berarti soal mudah.
Hasil analisis indeks kesulitan disajikan pada Lampiran
C-02A, sedangkan pengelorapokan berdasarkan tingkat kesur
litan ditunjukkan pada Lampiran C-02B.
Uji Daya Pembeda. Uji daya pembeda ini bertujuan
untuk mengetahui, apakah suatu soal dapat merabedakan res
ponden yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi dan
rendah. Untuk maksud tersebut nilai yang diperoleh respon
den disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai nilai
terendah. Kemudian diambil 21% nilai tertinggi dan 21% ni
lai terendah, lalu dihitung jawaban yang benar untuk tiap-
tiap soal dari kedua kelompok itu. Misalkan, jumlah jawaban
77
benar terhadap soal noraor tertentu dari Kelompok Atas
(tinggi) = RA, dan jumlah jawaban benar dari Kelompok Ba
wah (rendah) untuk soal yang sama = RB, maka daya pembeda
dari soal tersebut (Gronlund, 1982:103):
D-^
(3.02)
*T
di mana £T * jumlah sampel dari setiap kelompok (2Z% dari
jumlah seluruh responden). Di sini ditetapkan kriteria:
soal-soal memiliki daya pembeda yang baik bila D>0; so
al-soal yang memiliki daya pembeda sama dengan nol atau
negatif dibatalkan atau diperbaiki sampai memenuhi krite
ria tersebut di atas.
Hasil analisis daya pembeda ditunjukkan pada lam
piran C-02C. Dari 50 soal, 17 soal dinyatakan tidak memi
liki daya pembeda; tujuh soal di antaranya diperbaiki, dan
setelah diuji-cobakan kembali dinyatakan memenuhi syarat.
Dengan demikian jumlah soal untuk test kognitif terinci
seperti tertera pada Tabel 3.01.
Tabel 3.01: PERINCIAN S0A1 TEST KOGNITIF DAN
BOBOT PENILAIAN
Jumlah
soal
Tingkat
kognitif
Bobol; nilai
untuk; jawaban
yang benar
Pengetahuan (K)
20
2
(c)
(A)
10
3
10
3
Pemahaman
Aplikaai
Jumlah:
40
-
78
Nilai yang diperoleh seorang responden ditetapkan dengan
rumus:
NK = 2K + 3C + 3A
(3.03)
di mana NK * nilai kognitif, K = jumlah jawaban benar ter
hadap soal-soal tingkat pengetahuan, C • jumlah jawaban
benar terhadap soal-soal tingkap pemahaman, A = jumlah ja
waban benar terhadap soal-soal tingkat aplikasi.
b. Reliabilitas Perangkat Test. Reliabilitas perang-
kat test menunjukkan seberapa jauh test itu terbebas dari
variansi kekeliruan (error variances). Untuk maksud ini di
lakukan Uji Reliabilitas hasil uji-coba dan Uji-Reliabilitas Antar Penilai.
Uji Reliabilitas Hasil U.ii-Coba. Analisis ini meng
gunakan rumus yang dikembangkan oleh Kuder-Richardson. Dua
buah rumus yang banyak dipakai dalam penelitian pendidikan
adalah KR-20 dan KR-21. Rumus KR-20 dipakai untuk test yang
distandarisasi, sedangkan untuk test yang disusun sendiri
oleh peneliti menggunakan rumus KR-21, (Borg & Gall, 1983:
285). Bentuk rumus KR-21 adalah sebagai berikut (Donald Ary
1985:233):
KS2 - X(K - X)
r . _!fx
**
di mana r
i
S2(K - 1)
L
v
(3.04)
• reliabilitas seluruh perangkat test, K = jum-
lah soal, S2 » variansi jumlah jawaban yang benar, X » rerata dari jumlah jawaban yang benar.
79
Dari perhitungan yang terdapat pada Lampiran C-02E
diperoleh X=31.8, Sx =4.12, S2 =17.0 dan r^ » 0.325
pada taraf nyata 0.975. Ini berarti perangkat test yang diuji-cobakan layak dipergunakan.
Reliabilitas Antar-Penilai. Uji reliabilitas antar
penilai ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi inter
nal di antara dua atau lebih penilai. Untuk maksud ini pe
nilaian dilakukan oleh tiga orang instruktur Pusdiklat PT
IPTN yang dipandang akhli dalam seluk-beluk mesin-CNC. Hasilnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan ru
mus yang dikembangkan oleh R.L. Ebel (Guilford, 1981:395):
V_ r
V,
-2
11
(3.05a)
2-
(3.05b)
Vp+(k-1)ve
V
r,, = —2
kk
2-
-
V
v
P
di mana f^ =» reliabilitas penilaian seorang penilai,
f. . » reliabilitas penilaian oleh k orang penilai,
k » jumlah penilai, V = variansi pernyataan-pernyataan,
V » variansi galat. Perhitungan lengkap disajikan pada
e
Lampiran C-02D; hasil perhitungan itu ditunjukkan pada
Tabel 3.02.
2. Pengumpulan Data Kepuasan Kerja. Uji-coba dilaku
kan bersama-sama dengan uji-coba test kognitif dengan res
ponden yang sama. Untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas perangkat test, dilakukan Uji Normalitas
80
Sebaran, Uji Daya Pembeda, Uji Keterpaduan Pernyataan, Uji
Reliabilitas Perangkat Skala Sikap dan Uji Reliabilitas
Antar Penilai.
Tabel 3.02:
KOEFISIEN RELIABILITAS ANTAR
PENILAI,TEST KOGNITIF.
Koefisien
reliabilitas
t
Nilai
Signifi
kansi
r11
0.739
5.804
0.995
r33
0.895
10.083
0.995
Uji Normalitas Sebaran. Pengujian ini dimaksudkan un
tuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pernyataan melalui
analisis sebaran frekuensi (Edward, 1957:149-152). Langkahlangkah analisis adalah sebagai berikut:
(1) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban ba
gi setiap pernyataan. Misalnya untuk pernyataan ke-n diper
oleh:
Frekuensi jawaban Sangat Puas (SP) - fSPn
Frekuensi jawaban Puas (P) a f^
Frekuensi jawaban Tidak Puas (TP) = fTp
Frekuensi jawaban Sangat Tidak Puas (STP) = ^STpn«
(2) Menghitung proporsi setiap kategori jawaban.
Misalkan proporsi dinyatakan dengan p, maka perhitungan ini
dapat dinyatakan dengan rumus:
P - fxl/(Zfxn>
(3.06)
81
di mana f
= frekuensi jawaban untuk tiap kategori (fSPn»
fPn' fTPn dan fSTPn}'
(3) Menghitung proporsi kumulatif pk dan menentukan
titik tengah proporsi kumulatif Md. Rumus untuk menentukan
proporsi kumulatif:
Pk1 = fSPn
pk2 = pk, + f^
(3
KOGNITIF, KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK DAN KEPUASAN
KERJA KARYAWAN LULUSAN STM DAN SMA
Suatu studi kasus terhadap operator mesin-CNC
di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara
T
E S
I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut
Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung untuk
memenuhi persyaratan menempuh ujian
Magister Pendidikan dalam bidang
Pengembangan Kurikulum
Oleh
TEDJO
:
NARSOYO
591/F/XVII - 9
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8
8
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PEMBIMBING:
PROF. S. NASUTION, M.A.,
Ph.D.
PEMBIMBING I
PROF.
H. ACHMAD SANUSI, S.H.,
M.P.A., Ph.D.
PEMBIMBING II
PEMBIMBING
111
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8
8
DAFTAR LSI
Halaman:
KATA PENGANTAR
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
vii
x
DAFTAR ISI
xiii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB;
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Perumusan Masalah
3
4
1.3. Paradigma Penelitian
1.4. Analisis Masalah dan Definisi-Definisi
Operasional
1.5. Pembatasan Masalah
1.6. Manfaat Penelitian
II
1.7. Kerangka Pembahasan Masalah
20
LANDASAN TEORI MENURUT PAHAM BEHAYIORISME
22
2.1.
2.2.
Karakteristik Operator Mesin-CNC
Entry Behavior Operator Ditinjau
23
dari Kurikulum STM dan SMA
31
2.3. Hubungan antara Preatasi Kerja
dengan Kemampuan Kognitif dan
Keterampilan Psikomotorik
2.4. Hubungan antara Preatasi Kerja
37
dengan Kepuasan Kerja
2.5. Penilaian Prestasi Kerja sebagai
56
RANCANGAN PENELITIAN
68
3.1. Tujuan Penelitian
68
3.3. Hipotesis Penelitian
70
Indikator Kesesuaian Kurikulum
III
6
17
19
64
3.2. Asumsi-Asumsi Penelitian
69
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
71
71
3.5. Metode Penelitian
3.6. Data dan Pengembangan Alat Pengumpul
Data
3.7. Rancangan Pengolahan Data
72
88
xi
Halaman:
BAB:
IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
V
Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Interpretasi Hasil Pengolahan Data
KESIMPULAN DAN FEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
5.1. Kesimpulan Hasil Penelitian
92
92
93
95
114
121
121
5.2. Pembahasan Hasil Penelitian
5.3. Implikasi Pada Pendidikan Teknologi
125
5.4. Saran-Saran
'^°
Menengah
J31
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1*1
LAMPIRAN-LAMPLRAN
144"
AF-01A
AF-01B
Test Skala Sikap (Tentatif)
Test Skala Sikap (Definitif)
144
148
AF-02C
Uji Validitas Pernyataan Test
Skala Sikap
156
AF-01C Hasil Uji-Coba Test Skala Sikap
AF-02A Uji Normalitas Pernyataan Sikap
AF-02B Uji Daya Pembeda Test Skala Sikap
AF-02D Uji Reliabilitas Skala Sikap
AF-02E Uji Reliabilitas Antar Penilai
153
154
155
157
158
C-01A
C-01B
C-01C
Test Kognitif (Tentatif)
Test Kognitif (Definitif)
Hasil Uji-Coba Test Kognitif
160
173
188
C-02B
C-02C
C-02D
Tingkat Kesukaran Soal-Soal
Uji Daya Pembeda Test Kognitif
Uji Reliabilitas Antar Penilai
191
192
194
197
C-02A
C-02E
AF-03A
AF-03B
AF-03C
C-03A
C-03B
C-03C
Analisis Indeks Keaukaran
Uji Reliabilitas Hasil Uji-Coba
Hasil Test Skala Sikap
Uji Normalitas Sebaran
Uji Homogenitas Variansi Nilai
Hasil Test Kognitif
Uji Normalitas Sebaran
Uji Homogenitas Variansi Nilai
189
198
200
202
204
207
209
xii
Halaman:
K-01A
Daftar Pembebanan Nyata Tiap
Work Center, Oktober 1987
K-01B
Psikomotorik Menurut Work Center
K-01C
PK-01A
PK-01B
Analisis Tingkat Keterampilan
Kelompok
Perhitungan Prestasi Kerja
Responden
Analisis Prestasi Kerja Kelompok
U-01A
Daftar Nomor Responden dan
U-01B
Daftar Kumpulan Klasifikasi
Kemampuan Kognitif, Keterampilan
Work Center
Psikomotorik, Prestasi Kerja dan
U-01C
211
Perhitungan Tingkat Keterampilan
Kepuasan Kerja
Perhitungan Koefisien Korelasi
212
214
216
219
221
222
dan Koefisien Alur Antarvariabel
U-01D
Penelitian
Daftar Nilai Rata-Rata Siswa
224
Operator Mesin-CNC Angkatan III
229
U-01E
Kisi-Kisi Instrumen Test Kognitif
231
Rangkuman Penelitian
232
Riwayat Hidup
242
DAFTAR TABEL
Halaman:
label:
2.01
Kesimpulan Analisis/Pembandingan
Kurikulum STM, SMA dan Pusdiklat
PT IPTN
55
2.02
Bentuk dan Sifat Kepuasan Kerja
58
3.01
Perincian Soal Test Kognitif dan
Bobot Penilaian
3.02
''
Koefisien Reliabilitas Antar Penilai
Test Kognitif
80
3.03
Contoh Analisis Normalitas Sebaran
Frekuensi Jawaban Test Skala Sikap
82
3.04
Koefisien Reliabilitas Antar Penilai
Test Skala Sikap
85
3.05 Contoh Perhitungan Indeks Keterampilan
4.01
4.02
4.03
4.04
4.05
Tabel Kontigensi Kemampuan Kognitif -
Keterampilan Psikomotorik
Tabel Kontigensi Kemampuan Kognitif -
101
Prestasi Kerja
10*
Tabel Kontigensi Keterampilan Psiko
motorik - Prestasi Kerja
105
Tabel Kontigensi Prestasi Kerja -
Kepuasan Kerja
106
Koefisien Korelasi dan Koefisien Alur
Antarvariabel Penelitian Hipotesis
Utama I
4.06
86
111
Koefisien Korelasi dan Koefisien Alur
Antarvariabel Penelitian Hipotesis
Utama II
xiii
113
DAFTAR GAMBAR
Halaman:
Gambar:
1.01
1.02
Paradigma penelitian
Grafik hasil test sumatif siswa
Operator Mesin-CNC Angkatan III
H
2.01
Karakteristik mesin-mesin produk3i
26
2.02
Jaringan-kerja perakitan pesawat
terbang
29
2.03
Model pemrosesan informasi menurut
Richard A. Schmidt
4-3
2.04 Contoh program CNC
4-4
2.05
Paradigma percobaan Fitts
4-9
2.06
Model umpanbalik menurut Schmidt
54
2.07
3.01
3.02
Pengaruh prestasi kerja terhadap
kepuasan kerja
Konsep penjabaran isi alat pengumpul
data
Model hipotesis analisis alur antar
variabel penelitian
62
75
90
4.01
Model hipotesis utama (1)
110
4.02
Model hipotesis utama (2)
112
4.03 Koefisien alur antarvariabel
penelitian (hipotesis utama 1)
4.04
5.01
5.02
Koefisien alur antaravarlabel
penelitian (hipotesis utama 2)
Model alur yang signifikan untuk
118
119
hipotesis utama pertama
123
Model alur yang signifikan untuk
hipotesis utama kedua
•«•
5.03 Kurva performansi operator mesin-CNC
xiv
128
BAB I
PERMASALAHAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Industri pesawat terbang merupakan suatu industri
yang sangat peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Persyaratan mutu dan ketelitian yang makin ting-
gi perlu diimbangi dengan penggunaan mesin-mesin produksi
yang canggih, di antaranya adalah mesin-CNC (computer
numerically controlled).
Mesin-CNC mempunyai ciri-ciri kecepatan yang lebih
tinggi daripada mesin konvensional, sedangkan ragam produk
yang dapat dibuat dengan mesin-CNC lebih banyak. Hal ini
dimungkinkan karena bentuk-bentuk yang kompleks, yang semu-
la tergantung pada keterampilan operator, pada mesin-CNC
dimanipulasi ke dalam program komputer langsung dari gambar
rancangbangun (desain). Di samping itu mesin-CNC dapat dirancang dengan sumbu-sumbu penggerak lebih dari tiga macam
1
yang merupakan jurnlah maksimum pada mesin konvensional.
Dengan latar belakang kecanggihan itu, maka penggunaan me
sin-CNC telah menimbulkan permasalahan penetapan kualifikasi calon karyawan yang tepat untuk dijadikan operator
mesin-CNC.
Prasyarat pendidikan bagi suatu pekerjaan ditentukan
berdasarkan karakteristik pekerjaan. Bila ditinjau dari se-
gi rancangbangun mesin-CNC di mana bentuk dan ketelitian
produk telah dimanipulasi ke dalam program komputer, maka
persyaratan keterampilan psikomotorik diperkirakan lebih
rendah daripada persyaratan untuk operator mesin konvensio
nal; sebaliknya persyaratan kemampuan kognitif lebih tinggi
karena operator mesin-CNC harus mampu menginterpretasi program-CNC ke dalam bentuk, gerak dan kecepatan proses pro
duksi. Di samping itu pemahaman karakteristik bahan baku
dan perkakas potong turut dipertimbangkan dalam menentukan
prasyarat pendidikan.
Ada dua alternatif prasyarat pendidikan, yakni lulus
an STM atau
cd
63
u
62
cfl
61
T
60
II
Semester
Gambar 1.02: Grafik hasil test sumatif siswa
operator mesin-CNC, Angkatan ke
III.
torik (pelajaran praktek) sementara dalam pelajaran teori
tidak ada peningkatan yang berarti. Sebaliknya calon ope
rator lulusan STM cenderung mengutamakan peningkatan kemam
puan kognitif (pelajaran teori), sedangkan dalam pelajaran
15
praktek praktis tidak ada peningkatan. Gambaran tersebut di
atas akan lebih teliti bila didasarkan pada hasil test for-
matif, tetapi hal itu tidak memungkinkan karena Pusdiklat
IPTN belum menyelenggarakan test formatif. Gejala-gejala
sikap yang ditunjukkan oleh grafik (Gambar 1.02) itu selain menarik untuk diteliti, juga memperkuat praduga adanya
perbedaan karakteristik prestasi kerja antara lulusan STM
dan SMA, yang diharapkan dapat diungkapkan melalui peneli
tian ini.
1.4.4. Definisi-Definisi Operasional
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, berikut
ini dirumuskan beberapa pengertian dan definisi-definisi
operasional dari variabel-variabel penelitian.
1. Operator.
Dalam penelitian ini yang dimaksudkan
dengan operator adalah operator mesin-CNC, yakni karyawan
produksi dengan tugas sehari-hari membuat bagian-bagian pesawat terbang dengan menggtmakan mesin-CNC.
2. Kemampuan Kognitif.
Kemampuan kognitif operator
didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah-masalah
pekerjaan berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dikuasai,
baik yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman.
Karena kemampuan kognitif merupakan proses berpikir
yang tak dapat secara langsung diamati atau diukur, maka
untuk mengetahui tinggi-rendahnya kemampuan kognitif ope
rator dapat dilakukan dengan jalan mengadakan performance:
16
test dalam bentuk paper-and-pencil test tentang aspek-aspek
pekerjaan operator mesin-CNC
dengan kisi-kisi seperti di-
uraikan pada paragraf 1.5.
3. Keterampilan Psikomotorik. Keterampilan psikomo
torik operator didefinisikan sebagai tingkat kecekatan ge
rakan-gerakan motorik dalam proses produksi yang ditunjuk
kan dalam bentuk keluwesan, kecepatan dan mutu pekerjaan.
Makin tinggi keterampilan operator, makin cepat ia
menyelesaikan tugas-tugas serta makin rendah rata-rata kegagalannya (reject rate). Dengan demikian penilaian atas
keterampilan psikomotorik dapat dilakukan dengan menganalisis kurva performansi berdasarkan tugas-tugas yang dipilih
sebagai acuan (periksa paragraf 3.6.) keterampilan.
4. Prestasi Kerja.
Prestasi kerja didefinisikan se
bagai penilaian atas kemampuan operator menyelesaikan tugas
tugas dalam kurun waktu tertentu berdasarkan suatu kriteria
atau standard kerja yang berlaku.
Makin tinggi keterampilan operator, makin besar pula
volume pekerjaan yang dapat dieslesaikan dalam kurun waktu
tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai ratio dari wak
tu pengerjaan aktual dibagi tingkat keterampilan operator,
dibagi waktu standard (periksa rumus 3.15).
5. Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja didefinisikan se
bagai ungkapan sikap operator terhadap imbalan yang diperoleh atas prestasi kerja yang dicapai.
Apabila imbalan itu sesuai dengan apa yang diharapkan
17
maka imbalan itu akan mendatangkan rasa puas;
sebalik
nya bila tidak sesuai akan menimbulkan kekecewaan. Imbalan
itu dapat pula bersifat intrinsik, artinya timbul dari ke
sadaran pribadi operator. Dalam hal ini erat hubungannya
dengan sikap atau pandangan tentang pekerjaannya. Dengan
demikian kepuasan kerja intrinsik dapat disimpulkan dari
bagaimana operator menilai isi pekerjaan berdasarkan dimensi-dimensi ragam tugas, identitas tugas, signifikansi tu
gas, otonomi dan umpanbalik yang diperoleh dari pekerjaan
itu.
1.5.
Pembata3an Masalah
Penelitian ini ditujukan kepada operator mesin-CNC
yang bekerja di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara Ban
dung, yang terdiri dari lulusan STM dan SMA. Dengan demiki
an penelitian ini bersifat studi kasus. Selain batasan-ba
tasan yang telah dikemukakan dalam paradigma penelitian,
perlu diberikan pula batasan-batasan yang menyangkut variabel-variabel penelitian yang terdiri dari kemampuan kogni
tif, keterampilan psikomotorik, prestasi kerja dan kepuas
an kerja (intrinsik).
1.5.1. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif operator yang akan diteliti ada
lah tingkat penguasaan pengetahuan tentang pekerjaan yang
meliputi permesinan, bahan dan perkakas, prosedur kerja
dan program CNC. Kemampuan itu akan diselidiki dengan
18
menyelenggarakan paper-and-pencil test. Materi test akan disusun berdasarkan tugas sehari-hari yang dijabarkan menjadi
sejumlah pertanyaan-pertanyaan sampai dengan tingkat aplikasi. Aspek-aspek yang akan diteliti untuk setiap taksonomi
tersebut adalah:
Pengetahuan
yang mencakup pengetahuan operator ten
tang terminologi-terminologi yang dipakai dalam program-CNC,
fakta-fakta spesifik tentang mesin-CNC, sekuens pengerjaan,
klasifikasi sistem permesinan dan metodologi pemesinan.
Pemahaman yang mencakup penguasaan operator dalam
menterjemahkan dan menginterpretasikan program-program CNC.
Aplikasi yang mencakup penguasaan operator dalam
menggunakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang telah
diketahui untuk memecahkan persoalan baik pada waktu pro-
gram tryout maupun pada waktu proses produksi (machining
time).
1.5.2. Keterampilan Psikomotorik
Keterampilan psikomotorik akan diselidiki dengan
menganalisis data waktu pengerjaan tugas sehari-hari sela
ma satu bulan. Analisis dilakukan dengan menggunakan meto-
de yang lazim dipakai oleh perusahaan-perusahaan industri,
yakni dengan menggunakan konsep kurva performansi (Maynard,
1971:7.102-7.114) dan hukum Fitts (Schmidt, 1982:337-343).
1.5.3. Prestasi Kerja
Prestasi kerja akan diukur berdasarkan data volume
19
pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu
bulan.
1.5.4. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja yang akan diselidiki adalah yang ber
sifat intrinsik berdasarkan dimensi-dimensi isi pekerjaan
(T1ob content) yang meliputi:
Ragam tugas, yakni variasi tugas dan keterampilan
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas itu.
Identitas tugas yang menunjukkan tingkat keterlibat-
an operator dalam penyelesaian suatu produk atau bagian da
ri produk.
Slgnifikansi tugas yakni tingkat pengaruh pekerjaan
itu terhadap pekerjaan pihak lain serta dampaknya terhadap
produktivitas organisasi.
Otonomi yang menunjukkan tingkat kebebasan operator
dalam menentukan langkah-langkah pengerjaan dan pemecahan
persoalan-persoalan yang terjadi dalam proses produksi.
Umpanbalik yakni tingkat informasi yang diperoleh
operator tentang hasil dan kemajuan yang dicapai.
Dimensi-dimensi isi pekerjaan itu akan digunakan se
bagai pedoman penyusunan instrumen test skala sikap yang
spesifik untuk operator mesin-CNC.
1.6.
Manfaat Penelitian
Sekurang-kurangnya ada tiga macam manfaat yang di
peroleh dari hasil penelitian ini, yakni: Pertama, sebagai
20
indikator relevansi kurikulum. Secara langsung menyangkut
kurikulum Pusdiklat IPTN dan secara tidak langsung menyang
kut kurikulum pendidikan teknologi menengah (STM) jurusan
mesin. Sementara untuk SMA dapat digunakan sebagai dasar pe-
milihan jenis-jenis pelajaran keterampilan. Kedua, sebagai
umpanbalik bagi Pusdiklat atau sekolah, yang dapat diguna
kan sebagai dasar* penyempurnaan kurikulum termasuk proses
belajar mengajar. Ketiga, metode penelitian ini dapat dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan industri untuk mene
mukan karakteristik calon karyawan yang cocok untuk jenis-
jenis pekerjaan dalam perusahaan yang bersangkutan.
1.7.
Kerangka Pembahasan Masalah
Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini
didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II.
Landasan teori itu akan digunakan sebagai dasar analisis
dan interpretasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III dikemukakan rancangan pe
nelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian. Pada bab
ini dijelaskan secara terinci tujuan penelitian, asumsiasumsi, hipotesis penelitian, pengembangan instrumen pene
litian dan rancangan pengolahan data.
Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan
pada Bab IY. Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah persiapan yang bersifat administratif dan teknis, pelaksanaan
penelitian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data
21
dan interpretasi hasil pengolahan data.
Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajjikan ke-
simpulan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian,
implikasi hasil penelitian pada pendidikan teknologi mene
ngah dan diakhiri dengan saran-saran.
^'.sjij,'"-'..^:!.^ -» ~%-|
l^'-i^ff^i-- "v-V*vi>- 'Vf'
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan
dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah untuk menemukan sumber tenaga kerja
(STM atau SMA) yang lebih cocok untuk menjadi operator
mesin-CNC. Untuk mencapai tujuan tersebut dirumuskan empat
tujuan-antara sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kausal
antara kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik de
ngan prestasi kerja operator mesin-CNC lulusan STM dan SMA.
2. Untuik mengetahui apakah terdapat hubungan kore-
lasional yang signifikan antara prestasi kerja dengan kepu
asan kerja.
3. Untuk memperoleh gambaran pola kontribusi dari
kemampuan kognitif, keterampilan psikomotorik dan prestasi
kerja terhadap kepuasan kerja operator mesin-CNC lulusan
STM dan SMA.
68
69
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan dalam kemampuan kognitif, keterampilan psiko
motorik dan prestasi kerja antara operator lulusan STM dan
SMA.
3.2.
Asumsi-Asumsi Penelitian
Asumsi-asumsi merupakan landasan pemikiran yang me
nentukan batas-batas dalam keseluruhan proses penelitian
ini. Dengan demikian kesirapulan yang diturunkan sebagai ha
sil penelitian akan berada dalam batas-batas tersebut seja
uh asumsi-asumsi itu dapat dipenuhi. Adapun asumsi-asumsi
dalam penelitian ini adalah:
1. Operator lulusan STM dan SMA yang menjadi respon
den dalam penelitian ini masing-masing memperoleh pendidik
an berdasarkan Kurikulum 1976 untuk STM dan Kurikulum 1975
untuk SMA. Asumsi ini didasarkan pada kenyataan bahwa, ca
lon operator yang direkrut dalam tahun 1985, maksimal ada
lah lulusan tahun 1985 di mana Kurikulum 1984 belum diberlakukan kepada mereka.
2. Responden adalah lulusan STM tiga tahun jurusan
Mesin dan lulusan SMA bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Baik lulusan STM maupun SMA sebelum diterjunkan ke
dalam pekerjaan masing-masing telah mendapat pendidikan
dan latihan di Pusdiklat PT IPTN dengan kurikulum dan lama
kursus yang sama.
3. Pada waktu bekerja, responden menggunakan
70
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Waktu standard yang tercantum dalam Perintah
Kerja (Job Cards) telah baku.
3.3.
Hipotesis Penelitian
Dengan berpegang pada pembatasan masalah dan anali
sis masalah yang akan diteliti dengan variabel-variabel
penelitian yang dipilih, maka untuk mengarahkan penelitian
ini dirumuskan dua hipotesis utama:
1. Terdapat hubungan kausal antara kemampuan kogni
tif dan keterampilan psikomotorik dengan prestasi kerja
operator
mesin-CNC lulusan STM dan SMA.
2. Terdapat hubungan kontributif antara kemampuan
kognitif, keterampilan psikomotorik dan prestasi kerja ter
hadap kepuasan kerja para operator mesin-CNC.
Untuk menguji kedua hipotesis utama tersebut di atas
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
subhipotesis-sub-
hipotesis berikut ini:
1. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan keterampilan psikomotorik.
2. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan prestasi kerja.
3. Keterampilan psikomotorik mempunyai hubungan korelasional dengan prestasi kerja.
4. Prestasi kerja mempunyai hubungan korelasional
dengan kepuasan kerja intrinsik.
71
5. Keterampilan psikomotorik operator lulusan STM
lebih tinggi daripada lulusan SMA.
6. Kemampuan kognitif operator lulusan SMA lebih
tinggi daripada lulusan STM.
7. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam presta
si kerja antara operator lulusan STM dan SMA.
3.4.
Populasi dan Sampel Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka peneliti
an ini ditujukan pada kelompok operator mesin-CNC di PT In
dustri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Pada saat peneli
tian ini diselenggarakan, Bagian Mesin-CNC mempunyai ope
rator sebanyak 166 orang yang pernah mendapat pendidikan
dan latihan di Pusdiklat IPTN. Angkatan pertama dan kedua
sebanyak 118 orang seluruhnya terdiri dari lulusan STM.
Angkatan ketiga sebanyak 48 orang, terdiri dari 22 orang
lulusan STM dan 26 orang lulusan SMA.
Karena penelitian ini pada dasarnya adalah untuk
mengungkapkan perbedaan-perbedaan antara kelompok operator
lulusan STM dan SMA, maka sebagai responden secara purposif
dipilih operator-operator lulusan Pusdiklat Angkatan Keti
ga. Untuk penelitian iini dipilih 44 orang operator yang
terdiri dari 22 orang lulusan STM dan 22 orang lulusan SM.
3.5.
Metode Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
72
tentang
hubungan antara prestasi kerja dengan kemampuan
kognitif, keterampilan psikomotorik dan kepuasan kerja di
kalangan operator mesin-CNC lulusan STM dan SMA. Gambaran
yang diperoleh itu akan dianalisis dan disimpulkan secara
deskriptif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan. Metode penelitian semacam ini dikategorikan seba
gai metode deskriptif-analitik. Dengan menggunakan metode
tersebut, proses penelitian diarahkan untuk menghasilkan
laporan berdasarkan hasil analisis data, serta dilengkapi
dengan kesimpulan dan saran-saran.
3.6.
Data dan Pengembangan Alat Pengumpul Data
3.6.1. Jenis Data
Untuk meng4iji hipotesis-hipotesis tersebut dalam pa
ragraf 3.3. diperlukan data sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif res
ponden, akan dilakukan dengan menyelenggrakan test perfor
mansi dalam bentuk paper-and-pencil test. Pertanyaan-per-
tanyaan disusun berdasarkan ragam tugas sehari-hari yang
dijabarkan ke dalam tiga tingkatan kognitif, yakni: penge
tahuan, pemahaman dan aplikasi. Tugas-tugas untuk bahan
test dipilih yang penguasaannya memiliki daya transfer
untuk mengerjakan tugas-tugas baru yang berada dalam ling
kup pekerjaan selaku operator mesin-CNC. Kisi-kisi intrumen test kognitif ini disajikan pada Lampiran U-01E. Data
kemampuan kognitif akan diadministrasikan dengan sandi "C".
73
2. Kepuasan kerja (ranah afektif) akan diselidiki
dengan mengadakan angket dalam bentuk skala sikap model
Likert. Aspek yang diselidiki adalah kepuasan kerja in
trinsik berdasarkan isi pekerjaan. Data ini diadministra
sikan dengan sandi "AF".
3. Untuk mengetahui tingkat keterampilan psikomo
torik, tugas-tugas yang dipilih sebagai bahan test kogni
tif itu dipraktekkan pembuatannya oleh responden. Karena
tidak mungkin mengadakan pengulangan fabrikasi dalam jangka waktu berdekatan, maka di samping tugas-tugas tersebut
di atas, juga dilakukan pengumpulan data pengerjaan tugastugas lain yang sejenis dan memiliki tingkat kesulitan
yang sama. Pemilihan ini dilakukan secara judgmental de
ngan bantuan instruktur Pusdiklat IPTN.
Berdasarkan pengamatan, responden pada umuranya te
lah memiliki "compound adaptive skills" yang ditandai de
ngan gerakan-gerakan yang luwes dalam mengkoordinasikan
beberapa gerakan baik secara bersamaan maupun sacara se-
kuensial. Berdasarkan bentuk benda kerja, responden telah
marapu mengerjakan benda-benda yang secara geometrik ditetapkan berdasarkan tiga sumbu koordinat Cartesias. Data
keterampilan diadministrasikan dengan sandi "K".
4. Prestasi kerja responden akan dinilai berdasarkan
data yang diperoleh dari perintah kerja yang dilaksanakan
dalam kurun waktu satu bulan. Prestasi kerja akan
74
diadministrasikan dengan sandi "PK".
Konsep penjabaran alat pengumpul data tersebut di
atas ditunjukkan pada Gambar 3.01. Dari penjabaran terse
but dapat diketahui bahwa, data dari keempat variabel pe
nelitian diperoleh berdasarkan aktivitas yang sama.
3.6.2. Pengembangan Alat Pengumpul Data
Data keterampilan psikomotorik dan prestasi kerja
diperoleh dari hasil pengukuran langsung (Wexley & Yukl,
1977:220; Ausubel & Robinson, 1969:593) di mana validitas
data didasarkan pada hasil pemeriksaan inspektor terhadap
benda-benda yang diproduksi oleh operator. Data kemampuan
kognitif dan kepuasan kerja diperoleh melalui paper-andpencil test dan test skala sikap.
1. Alat Pengumpul Data Kemampuan Kognitif. Untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, dilakukan
dengan menyelenggarakan uji-coba. Uji-coba dilakukan de
ngan menggunakan responden sebanyak 30 operator mesin-CNC
lulusan STM dan SMA. Hasil uji-coba itu dianalisis untuk
mengetahui tingkat validitas isi (content validity) dan
reliabilitas test (test reliability) dari instrumen itu.
a. Validitas Isi. Validitas isi akan menunjukkan
tingkat kesesuaian soal-soal dengan isi pekerjaan yang
akan diukur. Untuk maksud ini dilakukan Uji Indeks Kesu
litan soal-soal dan Uji Daya Pembeda.
Uji Indeks Kesulitan. Untuk menentukan indeks
Isi pekerjaan dijabarkan ke
dalam dimensi: ragam tugas,
k Test skala si-
identitas tugas, signifikan-VBHBHHHBA kap (r. afeksi tugas, otonomi dan umpanf tif)
balik.
Dijabarkan
ke
j
dalam tiga
tingkatan kog- ^^^k Test kemampuan
rnitif: Pengeta-^^^Yk°6nitif
huan, pemahamani
"CNC-WORK CENTER"
|
w
dan aPlikasi'
Data waktu pe_
Sejumlah work sheets
k Klasifikasi ketek
k
dari tugas-tugas yang«B§rampilan: Simple Mm* PENGERJAAN M
transferable untuk
fadaptive, Compound
f
M
f
tugas-tugas lainnya.
dan Complex adaptive
I
skill.
•
1
ngerjaan dianalis is berdasarkan konsep kurva performansi
untuk menentukan tingkat ke
terampilan.
Produk dak Data prestasi
lam satu • • kerja: Jumlah,
bulan
Fmutu, kecepat
an.
Gambar 3.01: Konsep penjabaran isi
alat pengumpul data.
_^
w
76
kesulitan soal-soal digunakan rumus (Gronlund,.1982:102):
P = (R/T)x100
(3.01)
di mana P = indeks kesulitan soal; R • jumlah responden
yang betul jawabannya; T = jumlah responden.
P » 0 berarti tak seorang pun dapat menjawab, dan
P » 100 berarti semua responden dapat menjawab dengan be
tul. Dengan demikian dapat disimpulan, bila indeks mendekati nol menunjukkan soal sulit dan indeks mendekati ang-
ka seratus menunjukkan soal mudah. Kriteria penilaian in
deks kesulitan dalam uji-coba ini ditetapkan sebagai berikut:
P » 0.00 -
40.0
berarti soal sulit
p » 41.0 -
70.0
berarti 3oal sedang
p » 71.0 —100^0
berarti soal mudah.
Hasil analisis indeks kesulitan disajikan pada Lampiran
C-02A, sedangkan pengelorapokan berdasarkan tingkat kesur
litan ditunjukkan pada Lampiran C-02B.
Uji Daya Pembeda. Uji daya pembeda ini bertujuan
untuk mengetahui, apakah suatu soal dapat merabedakan res
ponden yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi dan
rendah. Untuk maksud tersebut nilai yang diperoleh respon
den disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai nilai
terendah. Kemudian diambil 21% nilai tertinggi dan 21% ni
lai terendah, lalu dihitung jawaban yang benar untuk tiap-
tiap soal dari kedua kelompok itu. Misalkan, jumlah jawaban
77
benar terhadap soal noraor tertentu dari Kelompok Atas
(tinggi) = RA, dan jumlah jawaban benar dari Kelompok Ba
wah (rendah) untuk soal yang sama = RB, maka daya pembeda
dari soal tersebut (Gronlund, 1982:103):
D-^
(3.02)
*T
di mana £T * jumlah sampel dari setiap kelompok (2Z% dari
jumlah seluruh responden). Di sini ditetapkan kriteria:
soal-soal memiliki daya pembeda yang baik bila D>0; so
al-soal yang memiliki daya pembeda sama dengan nol atau
negatif dibatalkan atau diperbaiki sampai memenuhi krite
ria tersebut di atas.
Hasil analisis daya pembeda ditunjukkan pada lam
piran C-02C. Dari 50 soal, 17 soal dinyatakan tidak memi
liki daya pembeda; tujuh soal di antaranya diperbaiki, dan
setelah diuji-cobakan kembali dinyatakan memenuhi syarat.
Dengan demikian jumlah soal untuk test kognitif terinci
seperti tertera pada Tabel 3.01.
Tabel 3.01: PERINCIAN S0A1 TEST KOGNITIF DAN
BOBOT PENILAIAN
Jumlah
soal
Tingkat
kognitif
Bobol; nilai
untuk; jawaban
yang benar
Pengetahuan (K)
20
2
(c)
(A)
10
3
10
3
Pemahaman
Aplikaai
Jumlah:
40
-
78
Nilai yang diperoleh seorang responden ditetapkan dengan
rumus:
NK = 2K + 3C + 3A
(3.03)
di mana NK * nilai kognitif, K = jumlah jawaban benar ter
hadap soal-soal tingkat pengetahuan, C • jumlah jawaban
benar terhadap soal-soal tingkap pemahaman, A = jumlah ja
waban benar terhadap soal-soal tingkat aplikasi.
b. Reliabilitas Perangkat Test. Reliabilitas perang-
kat test menunjukkan seberapa jauh test itu terbebas dari
variansi kekeliruan (error variances). Untuk maksud ini di
lakukan Uji Reliabilitas hasil uji-coba dan Uji-Reliabilitas Antar Penilai.
Uji Reliabilitas Hasil U.ii-Coba. Analisis ini meng
gunakan rumus yang dikembangkan oleh Kuder-Richardson. Dua
buah rumus yang banyak dipakai dalam penelitian pendidikan
adalah KR-20 dan KR-21. Rumus KR-20 dipakai untuk test yang
distandarisasi, sedangkan untuk test yang disusun sendiri
oleh peneliti menggunakan rumus KR-21, (Borg & Gall, 1983:
285). Bentuk rumus KR-21 adalah sebagai berikut (Donald Ary
1985:233):
KS2 - X(K - X)
r . _!fx
**
di mana r
i
S2(K - 1)
L
v
(3.04)
• reliabilitas seluruh perangkat test, K = jum-
lah soal, S2 » variansi jumlah jawaban yang benar, X » rerata dari jumlah jawaban yang benar.
79
Dari perhitungan yang terdapat pada Lampiran C-02E
diperoleh X=31.8, Sx =4.12, S2 =17.0 dan r^ » 0.325
pada taraf nyata 0.975. Ini berarti perangkat test yang diuji-cobakan layak dipergunakan.
Reliabilitas Antar-Penilai. Uji reliabilitas antar
penilai ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi inter
nal di antara dua atau lebih penilai. Untuk maksud ini pe
nilaian dilakukan oleh tiga orang instruktur Pusdiklat PT
IPTN yang dipandang akhli dalam seluk-beluk mesin-CNC. Hasilnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan ru
mus yang dikembangkan oleh R.L. Ebel (Guilford, 1981:395):
V_ r
V,
-2
11
(3.05a)
2-
(3.05b)
Vp+(k-1)ve
V
r,, = —2
kk
2-
-
V
v
P
di mana f^ =» reliabilitas penilaian seorang penilai,
f. . » reliabilitas penilaian oleh k orang penilai,
k » jumlah penilai, V = variansi pernyataan-pernyataan,
V » variansi galat. Perhitungan lengkap disajikan pada
e
Lampiran C-02D; hasil perhitungan itu ditunjukkan pada
Tabel 3.02.
2. Pengumpulan Data Kepuasan Kerja. Uji-coba dilaku
kan bersama-sama dengan uji-coba test kognitif dengan res
ponden yang sama. Untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas perangkat test, dilakukan Uji Normalitas
80
Sebaran, Uji Daya Pembeda, Uji Keterpaduan Pernyataan, Uji
Reliabilitas Perangkat Skala Sikap dan Uji Reliabilitas
Antar Penilai.
Tabel 3.02:
KOEFISIEN RELIABILITAS ANTAR
PENILAI,TEST KOGNITIF.
Koefisien
reliabilitas
t
Nilai
Signifi
kansi
r11
0.739
5.804
0.995
r33
0.895
10.083
0.995
Uji Normalitas Sebaran. Pengujian ini dimaksudkan un
tuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pernyataan melalui
analisis sebaran frekuensi (Edward, 1957:149-152). Langkahlangkah analisis adalah sebagai berikut:
(1) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban ba
gi setiap pernyataan. Misalnya untuk pernyataan ke-n diper
oleh:
Frekuensi jawaban Sangat Puas (SP) - fSPn
Frekuensi jawaban Puas (P) a f^
Frekuensi jawaban Tidak Puas (TP) = fTp
Frekuensi jawaban Sangat Tidak Puas (STP) = ^STpn«
(2) Menghitung proporsi setiap kategori jawaban.
Misalkan proporsi dinyatakan dengan p, maka perhitungan ini
dapat dinyatakan dengan rumus:
P - fxl/(Zfxn>
(3.06)
81
di mana f
= frekuensi jawaban untuk tiap kategori (fSPn»
fPn' fTPn dan fSTPn}'
(3) Menghitung proporsi kumulatif pk dan menentukan
titik tengah proporsi kumulatif Md. Rumus untuk menentukan
proporsi kumulatif:
Pk1 = fSPn
pk2 = pk, + f^
(3