KORELASI ANTARA PENGETAHUAN MANAJEMEN KONFLIK DAN KREDIBILITAS KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAYA KERJA GURU SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA MUHAMMADIYAH DI KOTA MEDAN.
?1 ' ............
KORELASI ANTARA PENGETAHUAN MANAJEMEN KONFLIK DAN
KREDIBILITAS KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAY AKERJA GURU
SEKOLAH LANJUTAN TINGKA T PERTAMA MUHAMMADIYAH
01 KOTA MEDAN
TESIS
Oleh:
SA MIDI
NIM: 0!5030106
th of correlation between the conflict management scince and the
competence of the school principles and the of the teachers' work have the
contribution about 44.89%.
DAFTAR lSI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
111
v
DAFTARISI
DAFTAR TABEL..
BAB
BAB
I.
II.
lX
PENDAHULUAN ..
A Latar Belakang Masalah.............................................................
1
B. ldentifikasi Masalah ................................................................ .
6
C. Batasan Masalah
7
D. Rumusan Masalah ..
7
E. Tujuan Penelitian .
8
F. Manfaat Penelitian
8
KAJIAN PUST AKA
9
A Landasan Teori ..... .
9
9
1. Budaya Kerja ..................... .
a_
Pengertian .Budaya Kerja
b. Pentingnya Budaya
9
12
Ke~ja
c. Penampilan Budaya Kerja Guru
13
d. Kelcstarian Budaya Kerja
19
e. Peranan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Kerja .
........................
...................... ..
21
2. Pengetahuan Guru Tentang Manajemen Konflik KepalaSekolah .
23
3. Persepsi Guru Tcntang Kridibilitas Kepala Sekolah
33
B. Kajian/f-Iasil Penelitmn yang Relevan.
37
C. Kcrangka Konseptual .
38
a.
Hubungan Pengetahuan Manajemen Konflik dengan Buda-
v
ya Kerja Guru .................. ..................................................
38
b. Hubungan Kridibilitas Kepala Sekolah dengan Budaya Ker
ja Guru .
c.
..................................................
Pengetahuan Tenlang Manajemen Konflik dan Kridibilitas
Kepala Sekolah dengan Budaya Kerja Guru ...
llAB
Ill
40
D. Hipotesis Pcnelitian
41
METODOLOGII'ENELITIAN
43
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .
43
8
................. .
43
..................... .
46
Populasi dan Sam pel Penelitian
C. Metode Penclitian 1
D. Variabel dan Defenisi Operasi .......................... .
47
E. Instrumen Penelitian
48
!. Kisi-Kisi Instrumcn .
49
2. Uji Coba Intrumen ............... .
50
F. Teknik Analisis Data .................. .
50
50
1. Mendeskripsikan Data
2. Pengujian Persyaratan Anal isis .............
3. Pengujian Hipotesis
BAB
BAB
IV
V
39
...............
............ .....................
51
51
HASIL PENELHIAN
52
A. Deskripsi Data .
52
B. Pengujian Persyaratan Analisis ...
57
1. Uji Nonnalitas .............. .
58
2. Uji Homogenitas ......... .
59
3. Uji Linieritas .
60
C. Pengujian Hipotesis
61
D. Diskusi dan Pembahasan
69
E. Keterbatasan Penelitan
70
SIMPULAN, lMPLIKASI OAN SARAN ............... .
71
A
71
Simpulan
VI
B. Implikasi .
72
C. Saran-Saran .....
73
DAFTAR KEl'USTAKAAN
75
LAMPIRAN
77
131
DAFTAR RIWAYAT HIDlfl'.
Vll
DAFTAR TABEL
Anggaran Dasar Tentang Budaya Kerja dan Sikap Terhadap-
Tabel :
Peketjaan.
........................... .
53
Tabcl
2
Distribusi Frekuensi Skor Budaya Kerja Guru (Y) .............. .
Tabel
3
Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan manajeman Konflik(XI) ....
54
.. ..
Tabel
4
Distribusi Frekucnsi Skor Kridibilitas Kepala Sekolah (X 2)
Tabel
5
Distribusi Frekuensi Skor Rangkuman Hasil Statistik Dasar dan
Klasifikasinya .
17
.....
......................................................... .
55
57
Tabel
6 RekapitulasiHasil Analisis Normalitas ................................ ..
58
Tabel
7
Rangkuman Hasil Uji Homogfenitas Varians ................... .
59
Tabel
8
1-lasil Anal isis Linieritas Garis Regresi .
60
Tabel
9
ANA VA Untuk Uji Stgnifikansi dan Linieritas Y = 55,21 +
61
Tabc!
10 Uji Signifikansi Korelasi Antara Pengetahuan Manajeman Konfiik (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) .
Tabel
...................... ......
62
11 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi parsial Antara PengetahuanManajeman Konflik (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) dengan
dengan Mengontrol Variabel X2 ...................................................
Tabel
12 ANA VA Untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Y = 49,60 +
0,27x2··.
Tabel
.................................................
64
13 Uji Signifikansi Korelasi Antara Kridibilitas Kepala Sekolah(X 2) dengan Budaya Kerja Guru (Y) ...........................................
Tabel
63
65
14 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial Antara Kridibilitas Kepala Sekolah (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) dengan..............................................................
66
Tabel
15 ANA VA Uji Keberartian Regresi linierGanda ...........................
67
Tabel
16 Uji Signifikan Kofesien Korelasi Ganda.......................................
68
Mengontrol Variabel X 1 .
IX
BAil I
I'ENDAUliUiAN
A. Lahtr
Bchtl{:m~
Mmmlah
Keberadaan kepaln da!am lcmbaga pendidikan khususnya sekolah, mendudukl
jabatan yang tertingg1, dikatakan demikian sehab kepala sekolah tersebut sebagai
penentu dalam mengambil
segala keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
sekolah itu sendiri. Di samping itujuga kepala sekolah sebagai penanggungjawab pcnuh
terhadap segala kebijakan-kebijakan yang timbul di sekolah itu sendiri, termasuk lancar
tidaknya kegiatan belajar mengajar.
Dikatakan kepala sekolah di sebuah lembaga pendidikan bertanggw1g jawab atas
kelangsungan proses bclajar mengajar, maka kepala sekolah harus mampu tmtuk
mcningkatkan budaya kerja
para guru-f:,TLmmya. Yang dalam hal ini kepala sekolah
hendaknya menguasai manajemen secara baik dan profesional, agar tugas yang begitu
kompleks akan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Penguasaan
kepala sekolah terhadap manajemen mcrupakan hal yang tak dapat ditawar lagi,
tcrutama dalam meningkatkan budaya
ke~ja
gur~,
para
sebab guru merupakan
pengaJar yang menjadi faktor utama dalam mencapai kesuksesan setiap usaha
pendidikan.
Oleh sebab itu, setiap pembicaraan mengenai peningkatan mutu
pendidikan, pembaharuan kurikulum, pengadaan
alt~
pendidikan sampai pada
kritcna sumber daya manusta yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara
2
pada guru.
Hal
1m
membuktikan betapa pentingnya peranan guru dalam dunia
pendidikan.
Di sisi lain dapat dikatakan bahwa guru merupakan orang yang berperan penuh
dalam mencerdasakan kehidupan bcrbangsa, bernegara serta beragama, selanjutnya guru
merupakan orang tua kedua setelah ibu bapak peserta didik masing-masing. Mengmgat
begitu pentingnya peranan guru dalam dunia pendidikan, maka tidaklah berlebihan jika
media cetak baik yang terbitnya harian, maupun mingguan, memuat berita tentang guru.,
mulai dari pcningkatan profesionalismc ket:janya sampai dengan lingkungan kerja dan
kepia\vaian pimpmannya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini berarti masyarakat
punya harapan besar pada guru agar mampu rnenggerakkan dan mendayagunakan segala
potensi yang ada di sekolah supaya terciptanya proses belajar rnengajar yang baik,
"Tanpa mengabaikan peran faktor lain guru dianggap sebagai faktor tunggal yang paling
rnenentukan terhadap pemngkatannya mutu pcndidikan·'. (Tilaar; 1994; 64)
Selan.Ju1nya Suriyadi
(1992 : 2) menemukan bahwa "Guru yang bermutu
membcrikan pengaruh yang palmg tmggi terhadap mutu pendidikan". Lebih lanjut ia
menJelaskan bahwa guru yang bcrmutu dJUkur dcngan em pat faktor yaitu
1).
Kemampuan profesional terdiri dari kemampuan intelegensi, sikap, prestasi dan budaya
kerjanya.
2).
Upaya
profesional
rnerupakan
upaya
seorang
guru
dalam
mentranspormasikan kemampuan profes10nal yang dimiliki ke dalam tindakan mengaJar
yang nyata.
3).
Kesesuaian \Vaktu yang diarahkan untuk kegiatan profcsional,
3
mcnunjukkan intcnsitas waktu yang digunakan oleh seorang guru untuk melaksanakan
tugas-tugas profcsionalnya dan 4). Kcscsuaian antara keahlian dengan pekerjaannya.
Kenyataan yang ada sekarang menurut Agustin Syah Nur (1999) dalam bukunya
··Kridihi!Jtas Penghu/u !Ja!um Kepemunpma11 Adut Minung Kahau" mengtakan bahwa
banyak elemen masyarakat menuding guru tidak kompeten dan malas. Kalangan bisnis
dan industrialispun memprotes para guru karena hasil didik mereka dianggap tidak
bcrmanfaat. Apa yang discbutkan Nur di atas, tidak selamanya benar, namun tidak pula
dapat dipungkiri, yang dalam hal im perlu di dipandang dari beberapa sisi tennasuk dari
penguasaan rnanajemen kepala sekolah khususnya pengetahuan manajemen konflik dan
juga dari kridibilitasnya sebagai kepala sckolah.
Motrofin (1985 ; 15) mernandang bahwa ''Tuduhan dan protcs dari heherapa
kalangan itu te!ah mcmcrosotkan harkat dan prestisc (wibawa yang berkenaan dengan
prestasi) guru yang ada khususnya profesionalisme para guru". Kemerosotan profesional
101
diternui dalam
Muhammadiyah di
Kota Medan.
kerja guru sering diikuti kemerosotan budaya kerja guru.
pengamatan
pada sehagian guru-guru
SLTP
Hal
Kemerosotan hudaya kerja guru dapat dilihat dari pelaksanaan tugas berupa efisiensi,
keterampilan, ketepatan waktu, kerjasama, kesederhanaan, kejujuran dan sikap proaktif
_yang kurang dipcdu!ikan/d!pcrhatikan.
Akibatnya muncul sikap negatif terhadap
penyelesaian pekerjaan_ Hal ini terlihat dari sikap guru-guru yang menganggap bahwa
4
mengajar hanya sebagai pelepas kcwajiban semata, tanpa pernah berupaya bagaimana
mcncerdasakan pescrta di did1k scbagai gencrasi mendatang.
Budaya kerja guru tidak scsum dengan era globalisasi.
Untuk itu perlu
pengembangan budaya kerja scsuai dengan tuntutan zaman, terutama mcmasukt
milenium ke tiga.
Manan (1995 ; 12) menjelaskan "Seharusnya budaya kerja yang
ditampilkan guru itu adalah budaya kcrja yang kondusifbagi perubahan budaya sckolah
yang mendukung proses pengembangan sumber daya manusia yang cocok untuk era
globalisasi''.
Manan (1995 , 10) menjelaskan budaya kerja guru memasukt era
modernisasi harus tampil dengan :
Sikap menbrikuti msio ck'llam mengambil keputusan, kesediaan untuk merubah,
efisiensi, kerajinan, kerapian, sikap tepat waktu, kesederhanaan, kejujuran yang
tulus, gesit dalam mempergunakan kesempatan yang muncul, sikap bekerja
cnergik, sikap mau bek~jasm
kesediaan untuk memandang jauh ke depan,
s1 kap bcrdasarkan kepada kckuatan sendiri, sikap mcngutamakan prestasi dan
persaingan yang sehat.
Secara idiologis budaya kerja seperti ini ditemui dalam nilai idiologi negara dan
a3aran agama.
Nilat-mlal yang seyogyanya ditanamkan kepada anak didik sehingga
menjadi norma dalam bcrpikir dan bekerja nantinya. Manan (1995; 10) menjelaskan
balnva "Budaya
ke~)a
guru ini dapat dttransfcr kepeserta didiknya melalui isi pclajaran
cara mengajar dan keteladanan guru itu sendiri".
Tujuan utama mcngajar seyogyanya mengernbangkan kemarnpuan siswa untuk
secepatnya dan semudah mungkin menycsuaikan diri dengan perkembangan dunia kerja.
Kondisi ini menuntut guru harus mampu memposisikan diri sebagai rasilitator dan
5
motivator yang baik.
Metodc mcngajar yang dipakai hendaknya merangsang bagi
pengembangan segata potensi mengajar yang dipakai yang tersedia pada peserta didik,
schingga mereka menjadi sum her daya manusia yang selalu berorientasi pada prestasi,
independensi, dan semangat persaingan yang sehat. Metode mengajar yang merangsang
perkembangan budaya kerja yang dcmikian mcrupakan pra syarat bagi pengembangan
kepribadian sumber daya manusia yang bersifat global pula. Kepribadian surnber daya
manusia modern harusnya kcpribadian yang inofatit: yang dapat menciptakan
kombinasivkombinasi baik dari produk dan jasa yang dipasarkan secara kompetitif di
pasar global.
Kemerosotan budaya kerja guru disebabkan oleh adanya konflik. Konflik antara
guru dengan rnurid, antara guru dcngan guru, antara guru dengan kepala sekolah, antara
guru dengan pengelola sekolah, antara guru dengan lingkungan sekolah.
Kondisi ini
rnembuat posisi guru semakin riskan, karena konflik perbedaan pendapat, prestasi,
prilaku diantara warga sekolah yang bel urn dikelola secara baik.
Penyebab lain yang mcnyebabkan
pcnanaman
kurangnya pembinaan sikap melalui
nilai-nilai kcrja yang profesional, macetnya komunikasi diantara warga
sekolah, kurangnya penghargaan pada guru, dan toleransi dari kesalahan kurang
diperhatikan. Keadaan ini menimbulkan sifat apatis yang berlebihan dari sebagian guru
terse but.
6
Dilain sisi masih banyak kepaln sekolah yang penampilan dirinya menunjukkan
sesuatu yang kurang baik., seperti kejujuran, kecerdasan melihat peluang dan tantangan,
loyalitas akan lembaga masih sedikit, kematangan emosional belum tercapai, kerja
mengharapkan imbalan, bahkan ada dari beberapa kepala sekolah seperti ini
mernunculkan suatu prestasi negatif atas kehadiran sekolah.
Berlandaskan dari uraian-uraian di atas, maka perlu kiranya diadakan penelitian,
tentang kondisi riil budaya kerp guru dalam mengajar di lingkungan perguruan
Muhamrnadiyah, khususnya di SLTP Muhammadiyah di Kota Medan, tentang apa
penyebab rendahnya budaya kerja mercka., yang dalarn hal ini hanya rnelihat dari sudut
pengetahuan mana.iemen kontlik dan keridibilitas kepala sekolah itu sendiri, yang oleh
cal on peneliti disusunlah judul penelitian "Korclasi An tara Pengetahuan Manajemen
Konflil{ dan Kridibilitas Kepala Sekolah Dengan Budaya Kerja Guru SLTP
Muhammadiyah di Kota Medan".
R. ldentifikasi Masalah
Sebagai pengelola kelas dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
proses belajar mengajar secara profesinal, guru hendaknya mampu menunjukkan
budaya kerja yang bmk. Adapun faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi
budaya kerja guru dalam rnenjalankan tugasnya adalah: 1. Kemampuan intelektual gum,
2. Kemampuan beke1:jasama dengan guru yang lainnya, 3. Gaya kepemimpinan kepala
sekolah, 4. Penghayatan terhadap tugas dan tanggung jawab, 5. Kepribadiaan, 6.
7
Kcmampuan berkomunikasi, 7. Motivasi berprestasi, 8. Insentif atau gaji, 9.
Pengetahuan mancjcmcn kcpala sckolah dan 10. Pola kepemimpinan kepala sekolah.
C. Pcmbatasan Masalah
Dari identifikasi pennasalahan yang diutarakan di atas, maka penulis membatasi
pennasalahan yang akan diteliti agar tidak teljadi penelitian yang terlalu luas yang dapat
membawa ketidak jclasan dalam penelitian.
Jadi pada penelitian ini variabel-veriabel yang akan diteliti dibatasi hanya dua
vanabel bebas yaitu; Pengetahuan Manajemcn Konflik, sebagai variabel bebas pertama
(X 1) dan Kridibilitas Kcpala Sekolah, sebagai variabel be bas kedua (X2), serta Budaya
Kerja Guru SLTP Muhammadiyah I
KORELASI ANTARA PENGETAHUAN MANAJEMEN KONFLIK DAN
KREDIBILITAS KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAY AKERJA GURU
SEKOLAH LANJUTAN TINGKA T PERTAMA MUHAMMADIYAH
01 KOTA MEDAN
TESIS
Oleh:
SA MIDI
NIM: 0!5030106
th of correlation between the conflict management scince and the
competence of the school principles and the of the teachers' work have the
contribution about 44.89%.
DAFTAR lSI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
111
v
DAFTARISI
DAFTAR TABEL..
BAB
BAB
I.
II.
lX
PENDAHULUAN ..
A Latar Belakang Masalah.............................................................
1
B. ldentifikasi Masalah ................................................................ .
6
C. Batasan Masalah
7
D. Rumusan Masalah ..
7
E. Tujuan Penelitian .
8
F. Manfaat Penelitian
8
KAJIAN PUST AKA
9
A Landasan Teori ..... .
9
9
1. Budaya Kerja ..................... .
a_
Pengertian .Budaya Kerja
b. Pentingnya Budaya
9
12
Ke~ja
c. Penampilan Budaya Kerja Guru
13
d. Kelcstarian Budaya Kerja
19
e. Peranan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Kerja .
........................
...................... ..
21
2. Pengetahuan Guru Tentang Manajemen Konflik KepalaSekolah .
23
3. Persepsi Guru Tcntang Kridibilitas Kepala Sekolah
33
B. Kajian/f-Iasil Penelitmn yang Relevan.
37
C. Kcrangka Konseptual .
38
a.
Hubungan Pengetahuan Manajemen Konflik dengan Buda-
v
ya Kerja Guru .................. ..................................................
38
b. Hubungan Kridibilitas Kepala Sekolah dengan Budaya Ker
ja Guru .
c.
..................................................
Pengetahuan Tenlang Manajemen Konflik dan Kridibilitas
Kepala Sekolah dengan Budaya Kerja Guru ...
llAB
Ill
40
D. Hipotesis Pcnelitian
41
METODOLOGII'ENELITIAN
43
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .
43
8
................. .
43
..................... .
46
Populasi dan Sam pel Penelitian
C. Metode Penclitian 1
D. Variabel dan Defenisi Operasi .......................... .
47
E. Instrumen Penelitian
48
!. Kisi-Kisi Instrumcn .
49
2. Uji Coba Intrumen ............... .
50
F. Teknik Analisis Data .................. .
50
50
1. Mendeskripsikan Data
2. Pengujian Persyaratan Anal isis .............
3. Pengujian Hipotesis
BAB
BAB
IV
V
39
...............
............ .....................
51
51
HASIL PENELHIAN
52
A. Deskripsi Data .
52
B. Pengujian Persyaratan Analisis ...
57
1. Uji Nonnalitas .............. .
58
2. Uji Homogenitas ......... .
59
3. Uji Linieritas .
60
C. Pengujian Hipotesis
61
D. Diskusi dan Pembahasan
69
E. Keterbatasan Penelitan
70
SIMPULAN, lMPLIKASI OAN SARAN ............... .
71
A
71
Simpulan
VI
B. Implikasi .
72
C. Saran-Saran .....
73
DAFTAR KEl'USTAKAAN
75
LAMPIRAN
77
131
DAFTAR RIWAYAT HIDlfl'.
Vll
DAFTAR TABEL
Anggaran Dasar Tentang Budaya Kerja dan Sikap Terhadap-
Tabel :
Peketjaan.
........................... .
53
Tabcl
2
Distribusi Frekuensi Skor Budaya Kerja Guru (Y) .............. .
Tabel
3
Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan manajeman Konflik(XI) ....
54
.. ..
Tabel
4
Distribusi Frekucnsi Skor Kridibilitas Kepala Sekolah (X 2)
Tabel
5
Distribusi Frekuensi Skor Rangkuman Hasil Statistik Dasar dan
Klasifikasinya .
17
.....
......................................................... .
55
57
Tabel
6 RekapitulasiHasil Analisis Normalitas ................................ ..
58
Tabel
7
Rangkuman Hasil Uji Homogfenitas Varians ................... .
59
Tabel
8
1-lasil Anal isis Linieritas Garis Regresi .
60
Tabel
9
ANA VA Untuk Uji Stgnifikansi dan Linieritas Y = 55,21 +
61
Tabc!
10 Uji Signifikansi Korelasi Antara Pengetahuan Manajeman Konfiik (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) .
Tabel
...................... ......
62
11 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi parsial Antara PengetahuanManajeman Konflik (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) dengan
dengan Mengontrol Variabel X2 ...................................................
Tabel
12 ANA VA Untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Y = 49,60 +
0,27x2··.
Tabel
.................................................
64
13 Uji Signifikansi Korelasi Antara Kridibilitas Kepala Sekolah(X 2) dengan Budaya Kerja Guru (Y) ...........................................
Tabel
63
65
14 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial Antara Kridibilitas Kepala Sekolah (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) dengan..............................................................
66
Tabel
15 ANA VA Uji Keberartian Regresi linierGanda ...........................
67
Tabel
16 Uji Signifikan Kofesien Korelasi Ganda.......................................
68
Mengontrol Variabel X 1 .
IX
BAil I
I'ENDAUliUiAN
A. Lahtr
Bchtl{:m~
Mmmlah
Keberadaan kepaln da!am lcmbaga pendidikan khususnya sekolah, mendudukl
jabatan yang tertingg1, dikatakan demikian sehab kepala sekolah tersebut sebagai
penentu dalam mengambil
segala keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
sekolah itu sendiri. Di samping itujuga kepala sekolah sebagai penanggungjawab pcnuh
terhadap segala kebijakan-kebijakan yang timbul di sekolah itu sendiri, termasuk lancar
tidaknya kegiatan belajar mengajar.
Dikatakan kepala sekolah di sebuah lembaga pendidikan bertanggw1g jawab atas
kelangsungan proses bclajar mengajar, maka kepala sekolah harus mampu tmtuk
mcningkatkan budaya kerja
para guru-f:,TLmmya. Yang dalam hal ini kepala sekolah
hendaknya menguasai manajemen secara baik dan profesional, agar tugas yang begitu
kompleks akan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Penguasaan
kepala sekolah terhadap manajemen mcrupakan hal yang tak dapat ditawar lagi,
tcrutama dalam meningkatkan budaya
ke~ja
gur~,
para
sebab guru merupakan
pengaJar yang menjadi faktor utama dalam mencapai kesuksesan setiap usaha
pendidikan.
Oleh sebab itu, setiap pembicaraan mengenai peningkatan mutu
pendidikan, pembaharuan kurikulum, pengadaan
alt~
pendidikan sampai pada
kritcna sumber daya manusta yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara
2
pada guru.
Hal
1m
membuktikan betapa pentingnya peranan guru dalam dunia
pendidikan.
Di sisi lain dapat dikatakan bahwa guru merupakan orang yang berperan penuh
dalam mencerdasakan kehidupan bcrbangsa, bernegara serta beragama, selanjutnya guru
merupakan orang tua kedua setelah ibu bapak peserta didik masing-masing. Mengmgat
begitu pentingnya peranan guru dalam dunia pendidikan, maka tidaklah berlebihan jika
media cetak baik yang terbitnya harian, maupun mingguan, memuat berita tentang guru.,
mulai dari pcningkatan profesionalismc ket:janya sampai dengan lingkungan kerja dan
kepia\vaian pimpmannya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini berarti masyarakat
punya harapan besar pada guru agar mampu rnenggerakkan dan mendayagunakan segala
potensi yang ada di sekolah supaya terciptanya proses belajar rnengajar yang baik,
"Tanpa mengabaikan peran faktor lain guru dianggap sebagai faktor tunggal yang paling
rnenentukan terhadap pemngkatannya mutu pcndidikan·'. (Tilaar; 1994; 64)
Selan.Ju1nya Suriyadi
(1992 : 2) menemukan bahwa "Guru yang bermutu
membcrikan pengaruh yang palmg tmggi terhadap mutu pendidikan". Lebih lanjut ia
menJelaskan bahwa guru yang bcrmutu dJUkur dcngan em pat faktor yaitu
1).
Kemampuan profesional terdiri dari kemampuan intelegensi, sikap, prestasi dan budaya
kerjanya.
2).
Upaya
profesional
rnerupakan
upaya
seorang
guru
dalam
mentranspormasikan kemampuan profes10nal yang dimiliki ke dalam tindakan mengaJar
yang nyata.
3).
Kesesuaian \Vaktu yang diarahkan untuk kegiatan profcsional,
3
mcnunjukkan intcnsitas waktu yang digunakan oleh seorang guru untuk melaksanakan
tugas-tugas profcsionalnya dan 4). Kcscsuaian antara keahlian dengan pekerjaannya.
Kenyataan yang ada sekarang menurut Agustin Syah Nur (1999) dalam bukunya
··Kridihi!Jtas Penghu/u !Ja!um Kepemunpma11 Adut Minung Kahau" mengtakan bahwa
banyak elemen masyarakat menuding guru tidak kompeten dan malas. Kalangan bisnis
dan industrialispun memprotes para guru karena hasil didik mereka dianggap tidak
bcrmanfaat. Apa yang discbutkan Nur di atas, tidak selamanya benar, namun tidak pula
dapat dipungkiri, yang dalam hal im perlu di dipandang dari beberapa sisi tennasuk dari
penguasaan rnanajemen kepala sekolah khususnya pengetahuan manajemen konflik dan
juga dari kridibilitasnya sebagai kepala sckolah.
Motrofin (1985 ; 15) mernandang bahwa ''Tuduhan dan protcs dari heherapa
kalangan itu te!ah mcmcrosotkan harkat dan prestisc (wibawa yang berkenaan dengan
prestasi) guru yang ada khususnya profesionalisme para guru". Kemerosotan profesional
101
diternui dalam
Muhammadiyah di
Kota Medan.
kerja guru sering diikuti kemerosotan budaya kerja guru.
pengamatan
pada sehagian guru-guru
SLTP
Hal
Kemerosotan hudaya kerja guru dapat dilihat dari pelaksanaan tugas berupa efisiensi,
keterampilan, ketepatan waktu, kerjasama, kesederhanaan, kejujuran dan sikap proaktif
_yang kurang dipcdu!ikan/d!pcrhatikan.
Akibatnya muncul sikap negatif terhadap
penyelesaian pekerjaan_ Hal ini terlihat dari sikap guru-guru yang menganggap bahwa
4
mengajar hanya sebagai pelepas kcwajiban semata, tanpa pernah berupaya bagaimana
mcncerdasakan pescrta di did1k scbagai gencrasi mendatang.
Budaya kerja guru tidak scsum dengan era globalisasi.
Untuk itu perlu
pengembangan budaya kerja scsuai dengan tuntutan zaman, terutama mcmasukt
milenium ke tiga.
Manan (1995 ; 12) menjelaskan "Seharusnya budaya kerja yang
ditampilkan guru itu adalah budaya kcrja yang kondusifbagi perubahan budaya sckolah
yang mendukung proses pengembangan sumber daya manusia yang cocok untuk era
globalisasi''.
Manan (1995 , 10) menjelaskan budaya kerja guru memasukt era
modernisasi harus tampil dengan :
Sikap menbrikuti msio ck'llam mengambil keputusan, kesediaan untuk merubah,
efisiensi, kerajinan, kerapian, sikap tepat waktu, kesederhanaan, kejujuran yang
tulus, gesit dalam mempergunakan kesempatan yang muncul, sikap bekerja
cnergik, sikap mau bek~jasm
kesediaan untuk memandang jauh ke depan,
s1 kap bcrdasarkan kepada kckuatan sendiri, sikap mcngutamakan prestasi dan
persaingan yang sehat.
Secara idiologis budaya kerja seperti ini ditemui dalam nilai idiologi negara dan
a3aran agama.
Nilat-mlal yang seyogyanya ditanamkan kepada anak didik sehingga
menjadi norma dalam bcrpikir dan bekerja nantinya. Manan (1995; 10) menjelaskan
balnva "Budaya
ke~)a
guru ini dapat dttransfcr kepeserta didiknya melalui isi pclajaran
cara mengajar dan keteladanan guru itu sendiri".
Tujuan utama mcngajar seyogyanya mengernbangkan kemarnpuan siswa untuk
secepatnya dan semudah mungkin menycsuaikan diri dengan perkembangan dunia kerja.
Kondisi ini menuntut guru harus mampu memposisikan diri sebagai rasilitator dan
5
motivator yang baik.
Metodc mcngajar yang dipakai hendaknya merangsang bagi
pengembangan segata potensi mengajar yang dipakai yang tersedia pada peserta didik,
schingga mereka menjadi sum her daya manusia yang selalu berorientasi pada prestasi,
independensi, dan semangat persaingan yang sehat. Metode mengajar yang merangsang
perkembangan budaya kerja yang dcmikian mcrupakan pra syarat bagi pengembangan
kepribadian sumber daya manusia yang bersifat global pula. Kepribadian surnber daya
manusia modern harusnya kcpribadian yang inofatit: yang dapat menciptakan
kombinasivkombinasi baik dari produk dan jasa yang dipasarkan secara kompetitif di
pasar global.
Kemerosotan budaya kerja guru disebabkan oleh adanya konflik. Konflik antara
guru dengan rnurid, antara guru dcngan guru, antara guru dengan kepala sekolah, antara
guru dengan pengelola sekolah, antara guru dengan lingkungan sekolah.
Kondisi ini
rnembuat posisi guru semakin riskan, karena konflik perbedaan pendapat, prestasi,
prilaku diantara warga sekolah yang bel urn dikelola secara baik.
Penyebab lain yang mcnyebabkan
pcnanaman
kurangnya pembinaan sikap melalui
nilai-nilai kcrja yang profesional, macetnya komunikasi diantara warga
sekolah, kurangnya penghargaan pada guru, dan toleransi dari kesalahan kurang
diperhatikan. Keadaan ini menimbulkan sifat apatis yang berlebihan dari sebagian guru
terse but.
6
Dilain sisi masih banyak kepaln sekolah yang penampilan dirinya menunjukkan
sesuatu yang kurang baik., seperti kejujuran, kecerdasan melihat peluang dan tantangan,
loyalitas akan lembaga masih sedikit, kematangan emosional belum tercapai, kerja
mengharapkan imbalan, bahkan ada dari beberapa kepala sekolah seperti ini
mernunculkan suatu prestasi negatif atas kehadiran sekolah.
Berlandaskan dari uraian-uraian di atas, maka perlu kiranya diadakan penelitian,
tentang kondisi riil budaya kerp guru dalam mengajar di lingkungan perguruan
Muhamrnadiyah, khususnya di SLTP Muhammadiyah di Kota Medan, tentang apa
penyebab rendahnya budaya kerja mercka., yang dalarn hal ini hanya rnelihat dari sudut
pengetahuan mana.iemen kontlik dan keridibilitas kepala sekolah itu sendiri, yang oleh
cal on peneliti disusunlah judul penelitian "Korclasi An tara Pengetahuan Manajemen
Konflil{ dan Kridibilitas Kepala Sekolah Dengan Budaya Kerja Guru SLTP
Muhammadiyah di Kota Medan".
R. ldentifikasi Masalah
Sebagai pengelola kelas dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
proses belajar mengajar secara profesinal, guru hendaknya mampu menunjukkan
budaya kerja yang bmk. Adapun faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi
budaya kerja guru dalam rnenjalankan tugasnya adalah: 1. Kemampuan intelektual gum,
2. Kemampuan beke1:jasama dengan guru yang lainnya, 3. Gaya kepemimpinan kepala
sekolah, 4. Penghayatan terhadap tugas dan tanggung jawab, 5. Kepribadiaan, 6.
7
Kcmampuan berkomunikasi, 7. Motivasi berprestasi, 8. Insentif atau gaji, 9.
Pengetahuan mancjcmcn kcpala sckolah dan 10. Pola kepemimpinan kepala sekolah.
C. Pcmbatasan Masalah
Dari identifikasi pennasalahan yang diutarakan di atas, maka penulis membatasi
pennasalahan yang akan diteliti agar tidak teljadi penelitian yang terlalu luas yang dapat
membawa ketidak jclasan dalam penelitian.
Jadi pada penelitian ini variabel-veriabel yang akan diteliti dibatasi hanya dua
vanabel bebas yaitu; Pengetahuan Manajemcn Konflik, sebagai variabel bebas pertama
(X 1) dan Kridibilitas Kcpala Sekolah, sebagai variabel be bas kedua (X2), serta Budaya
Kerja Guru SLTP Muhammadiyah I