KORELASI ANTARA PENGETAHUAN MANAJEMEN KONFLIK DAN KREDIBILITAS KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAYA KERJA GURU SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA MUHAMMADIYAH DI KOTA MEDAN.

?1 ' ............

KORELASI ANTARA PENGETAHUAN MANAJEMEN KONFLIK DAN
KREDIBILITAS KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAY AKERJA GURU
SEKOLAH LANJUTAN TINGKA T PERTAMA MUHAMMADIYAH
01 KOTA MEDAN
TESIS
Oleh:
SA MIDI
NIM: 0!5030106
th of correlation between the conflict management scince and the
competence of the school principles and the of the teachers' work have the
contribution about 44.89%.

DAFTAR lSI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR

111


v

DAFTARISI
DAFTAR TABEL..
BAB

BAB

I.

II.

lX

PENDAHULUAN ..

A Latar Belakang Masalah.............................................................

1


B. ldentifikasi Masalah ................................................................ .

6

C. Batasan Masalah

7

D. Rumusan Masalah ..

7

E. Tujuan Penelitian .

8

F. Manfaat Penelitian

8


KAJIAN PUST AKA

9

A Landasan Teori ..... .

9
9

1. Budaya Kerja ..................... .

a_

Pengertian .Budaya Kerja

b. Pentingnya Budaya

9

12

Ke~ja

c. Penampilan Budaya Kerja Guru

13

d. Kelcstarian Budaya Kerja

19

e. Peranan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Kerja .

........................

...................... ..

21

2. Pengetahuan Guru Tentang Manajemen Konflik KepalaSekolah .


23

3. Persepsi Guru Tcntang Kridibilitas Kepala Sekolah

33

B. Kajian/f-Iasil Penelitmn yang Relevan.

37

C. Kcrangka Konseptual .

38

a.

Hubungan Pengetahuan Manajemen Konflik dengan Buda-

v


ya Kerja Guru .................. ..................................................

38

b. Hubungan Kridibilitas Kepala Sekolah dengan Budaya Ker
ja Guru .
c.

..................................................

Pengetahuan Tenlang Manajemen Konflik dan Kridibilitas
Kepala Sekolah dengan Budaya Kerja Guru ...

llAB

Ill

40

D. Hipotesis Pcnelitian


41

METODOLOGII'ENELITIAN

43

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .

43

8

................. .

43

..................... .

46


Populasi dan Sam pel Penelitian

C. Metode Penclitian 1

D. Variabel dan Defenisi Operasi .......................... .

47

E. Instrumen Penelitian

48

!. Kisi-Kisi Instrumcn .

49

2. Uji Coba Intrumen ............... .

50


F. Teknik Analisis Data .................. .

50
50

1. Mendeskripsikan Data

2. Pengujian Persyaratan Anal isis .............
3. Pengujian Hipotesis
BAB

BAB

IV

V

39


...............

............ .....................

51
51

HASIL PENELHIAN

52

A. Deskripsi Data .

52

B. Pengujian Persyaratan Analisis ...

57

1. Uji Nonnalitas .............. .


58

2. Uji Homogenitas ......... .

59

3. Uji Linieritas .

60

C. Pengujian Hipotesis

61

D. Diskusi dan Pembahasan

69

E. Keterbatasan Penelitan

70

SIMPULAN, lMPLIKASI OAN SARAN ............... .

71

A

71

Simpulan

VI

B. Implikasi .

72

C. Saran-Saran .....

73

DAFTAR KEl'USTAKAAN

75

LAMPIRAN

77
131

DAFTAR RIWAYAT HIDlfl'.

Vll

DAFTAR TABEL

Anggaran Dasar Tentang Budaya Kerja dan Sikap Terhadap-

Tabel :

Peketjaan.

........................... .

53

Tabcl

2

Distribusi Frekuensi Skor Budaya Kerja Guru (Y) .............. .

Tabel

3

Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan manajeman Konflik(XI) ....

54

.. ..

Tabel

4

Distribusi Frekucnsi Skor Kridibilitas Kepala Sekolah (X 2)

Tabel

5

Distribusi Frekuensi Skor Rangkuman Hasil Statistik Dasar dan
Klasifikasinya .

17

.....

......................................................... .

55

57

Tabel

6 RekapitulasiHasil Analisis Normalitas ................................ ..

58

Tabel

7

Rangkuman Hasil Uji Homogfenitas Varians ................... .

59

Tabel

8

1-lasil Anal isis Linieritas Garis Regresi .

60

Tabel

9

ANA VA Untuk Uji Stgnifikansi dan Linieritas Y = 55,21 +
61

Tabc!

10 Uji Signifikansi Korelasi Antara Pengetahuan Manajeman Konfiik (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) .

Tabel

...................... ......

62

11 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi parsial Antara PengetahuanManajeman Konflik (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) dengan
dengan Mengontrol Variabel X2 ...................................................

Tabel

12 ANA VA Untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Y = 49,60 +
0,27x2··.

Tabel

.................................................

64

13 Uji Signifikansi Korelasi Antara Kridibilitas Kepala Sekolah(X 2) dengan Budaya Kerja Guru (Y) ...........................................

Tabel

63

65

14 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial Antara Kridibilitas Kepala Sekolah (X 1) dengan Budaya Kerja Guru (Y) dengan..............................................................

66

Tabel

15 ANA VA Uji Keberartian Regresi linierGanda ...........................

67

Tabel

16 Uji Signifikan Kofesien Korelasi Ganda.......................................

68

Mengontrol Variabel X 1 .

IX

BAil I
I'ENDAUliUiAN
A. Lahtr

Bchtl{:m~

Mmmlah

Keberadaan kepaln da!am lcmbaga pendidikan khususnya sekolah, mendudukl

jabatan yang tertingg1, dikatakan demikian sehab kepala sekolah tersebut sebagai
penentu dalam mengambil

segala keputusan-keputusan yang berhubungan dengan

sekolah itu sendiri. Di samping itujuga kepala sekolah sebagai penanggungjawab pcnuh

terhadap segala kebijakan-kebijakan yang timbul di sekolah itu sendiri, termasuk lancar
tidaknya kegiatan belajar mengajar.
Dikatakan kepala sekolah di sebuah lembaga pendidikan bertanggw1g jawab atas

kelangsungan proses bclajar mengajar, maka kepala sekolah harus mampu tmtuk
mcningkatkan budaya kerja

para guru-f:,TLmmya. Yang dalam hal ini kepala sekolah

hendaknya menguasai manajemen secara baik dan profesional, agar tugas yang begitu
kompleks akan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Penguasaan
kepala sekolah terhadap manajemen mcrupakan hal yang tak dapat ditawar lagi,
tcrutama dalam meningkatkan budaya

ke~ja

gur~,

para

sebab guru merupakan

pengaJar yang menjadi faktor utama dalam mencapai kesuksesan setiap usaha
pendidikan.

Oleh sebab itu, setiap pembicaraan mengenai peningkatan mutu

pendidikan, pembaharuan kurikulum, pengadaan

alt~

pendidikan sampai pada

kritcna sumber daya manusta yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara

2

pada guru.

Hal

1m

membuktikan betapa pentingnya peranan guru dalam dunia

pendidikan.
Di sisi lain dapat dikatakan bahwa guru merupakan orang yang berperan penuh
dalam mencerdasakan kehidupan bcrbangsa, bernegara serta beragama, selanjutnya guru
merupakan orang tua kedua setelah ibu bapak peserta didik masing-masing. Mengmgat
begitu pentingnya peranan guru dalam dunia pendidikan, maka tidaklah berlebihan jika
media cetak baik yang terbitnya harian, maupun mingguan, memuat berita tentang guru.,
mulai dari pcningkatan profesionalismc ket:janya sampai dengan lingkungan kerja dan
kepia\vaian pimpmannya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini berarti masyarakat
punya harapan besar pada guru agar mampu rnenggerakkan dan mendayagunakan segala
potensi yang ada di sekolah supaya terciptanya proses belajar rnengajar yang baik,
"Tanpa mengabaikan peran faktor lain guru dianggap sebagai faktor tunggal yang paling
rnenentukan terhadap pemngkatannya mutu pcndidikan·'. (Tilaar; 1994; 64)
Selan.Ju1nya Suriyadi

(1992 : 2) menemukan bahwa "Guru yang bermutu

membcrikan pengaruh yang palmg tmggi terhadap mutu pendidikan". Lebih lanjut ia
menJelaskan bahwa guru yang bcrmutu dJUkur dcngan em pat faktor yaitu

1).

Kemampuan profesional terdiri dari kemampuan intelegensi, sikap, prestasi dan budaya
kerjanya.

2).

Upaya

profesional

rnerupakan

upaya

seorang

guru

dalam

mentranspormasikan kemampuan profes10nal yang dimiliki ke dalam tindakan mengaJar
yang nyata.

3).

Kesesuaian \Vaktu yang diarahkan untuk kegiatan profcsional,

3

mcnunjukkan intcnsitas waktu yang digunakan oleh seorang guru untuk melaksanakan

tugas-tugas profcsionalnya dan 4). Kcscsuaian antara keahlian dengan pekerjaannya.
Kenyataan yang ada sekarang menurut Agustin Syah Nur (1999) dalam bukunya
··Kridihi!Jtas Penghu/u !Ja!um Kepemunpma11 Adut Minung Kahau" mengtakan bahwa
banyak elemen masyarakat menuding guru tidak kompeten dan malas. Kalangan bisnis
dan industrialispun memprotes para guru karena hasil didik mereka dianggap tidak
bcrmanfaat. Apa yang discbutkan Nur di atas, tidak selamanya benar, namun tidak pula
dapat dipungkiri, yang dalam hal im perlu di dipandang dari beberapa sisi tennasuk dari
penguasaan rnanajemen kepala sekolah khususnya pengetahuan manajemen konflik dan
juga dari kridibilitasnya sebagai kepala sckolah.
Motrofin (1985 ; 15) mernandang bahwa ''Tuduhan dan protcs dari heherapa
kalangan itu te!ah mcmcrosotkan harkat dan prestisc (wibawa yang berkenaan dengan
prestasi) guru yang ada khususnya profesionalisme para guru". Kemerosotan profesional
101

diternui dalam

Muhammadiyah di

Kota Medan.

kerja guru sering diikuti kemerosotan budaya kerja guru.
pengamatan

pada sehagian guru-guru

SLTP

Hal

Kemerosotan hudaya kerja guru dapat dilihat dari pelaksanaan tugas berupa efisiensi,
keterampilan, ketepatan waktu, kerjasama, kesederhanaan, kejujuran dan sikap proaktif
_yang kurang dipcdu!ikan/d!pcrhatikan.

Akibatnya muncul sikap negatif terhadap

penyelesaian pekerjaan_ Hal ini terlihat dari sikap guru-guru yang menganggap bahwa

4

mengajar hanya sebagai pelepas kcwajiban semata, tanpa pernah berupaya bagaimana
mcncerdasakan pescrta di did1k scbagai gencrasi mendatang.
Budaya kerja guru tidak scsum dengan era globalisasi.

Untuk itu perlu

pengembangan budaya kerja scsuai dengan tuntutan zaman, terutama mcmasukt
milenium ke tiga.

Manan (1995 ; 12) menjelaskan "Seharusnya budaya kerja yang

ditampilkan guru itu adalah budaya kcrja yang kondusifbagi perubahan budaya sckolah
yang mendukung proses pengembangan sumber daya manusia yang cocok untuk era
globalisasi''.

Manan (1995 , 10) menjelaskan budaya kerja guru memasukt era

modernisasi harus tampil dengan :
Sikap menbrikuti msio ck'llam mengambil keputusan, kesediaan untuk merubah,
efisiensi, kerajinan, kerapian, sikap tepat waktu, kesederhanaan, kejujuran yang
tulus, gesit dalam mempergunakan kesempatan yang muncul, sikap bekerja
cnergik, sikap mau bek~jasm
kesediaan untuk memandang jauh ke depan,
s1 kap bcrdasarkan kepada kckuatan sendiri, sikap mcngutamakan prestasi dan
persaingan yang sehat.
Secara idiologis budaya kerja seperti ini ditemui dalam nilai idiologi negara dan
a3aran agama.

Nilat-mlal yang seyogyanya ditanamkan kepada anak didik sehingga

menjadi norma dalam bcrpikir dan bekerja nantinya. Manan (1995; 10) menjelaskan
balnva "Budaya

ke~)a

guru ini dapat dttransfcr kepeserta didiknya melalui isi pclajaran

cara mengajar dan keteladanan guru itu sendiri".
Tujuan utama mcngajar seyogyanya mengernbangkan kemarnpuan siswa untuk
secepatnya dan semudah mungkin menycsuaikan diri dengan perkembangan dunia kerja.
Kondisi ini menuntut guru harus mampu memposisikan diri sebagai rasilitator dan

5

motivator yang baik.

Metodc mcngajar yang dipakai hendaknya merangsang bagi

pengembangan segata potensi mengajar yang dipakai yang tersedia pada peserta didik,
schingga mereka menjadi sum her daya manusia yang selalu berorientasi pada prestasi,
independensi, dan semangat persaingan yang sehat. Metode mengajar yang merangsang
perkembangan budaya kerja yang dcmikian mcrupakan pra syarat bagi pengembangan
kepribadian sumber daya manusia yang bersifat global pula. Kepribadian surnber daya
manusia modern harusnya kcpribadian yang inofatit: yang dapat menciptakan
kombinasivkombinasi baik dari produk dan jasa yang dipasarkan secara kompetitif di
pasar global.
Kemerosotan budaya kerja guru disebabkan oleh adanya konflik. Konflik antara
guru dengan rnurid, antara guru dcngan guru, antara guru dengan kepala sekolah, antara
guru dengan pengelola sekolah, antara guru dengan lingkungan sekolah.

Kondisi ini

rnembuat posisi guru semakin riskan, karena konflik perbedaan pendapat, prestasi,
prilaku diantara warga sekolah yang bel urn dikelola secara baik.
Penyebab lain yang mcnyebabkan
pcnanaman

kurangnya pembinaan sikap melalui

nilai-nilai kcrja yang profesional, macetnya komunikasi diantara warga

sekolah, kurangnya penghargaan pada guru, dan toleransi dari kesalahan kurang
diperhatikan. Keadaan ini menimbulkan sifat apatis yang berlebihan dari sebagian guru
terse but.

6

Dilain sisi masih banyak kepaln sekolah yang penampilan dirinya menunjukkan
sesuatu yang kurang baik., seperti kejujuran, kecerdasan melihat peluang dan tantangan,

loyalitas akan lembaga masih sedikit, kematangan emosional belum tercapai, kerja

mengharapkan imbalan, bahkan ada dari beberapa kepala sekolah seperti ini
mernunculkan suatu prestasi negatif atas kehadiran sekolah.
Berlandaskan dari uraian-uraian di atas, maka perlu kiranya diadakan penelitian,
tentang kondisi riil budaya kerp guru dalam mengajar di lingkungan perguruan
Muhamrnadiyah, khususnya di SLTP Muhammadiyah di Kota Medan, tentang apa
penyebab rendahnya budaya kerja mercka., yang dalarn hal ini hanya rnelihat dari sudut
pengetahuan mana.iemen kontlik dan keridibilitas kepala sekolah itu sendiri, yang oleh
cal on peneliti disusunlah judul penelitian "Korclasi An tara Pengetahuan Manajemen
Konflil{ dan Kridibilitas Kepala Sekolah Dengan Budaya Kerja Guru SLTP
Muhammadiyah di Kota Medan".

R. ldentifikasi Masalah
Sebagai pengelola kelas dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
proses belajar mengajar secara profesinal, guru hendaknya mampu menunjukkan
budaya kerja yang bmk. Adapun faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi
budaya kerja guru dalam rnenjalankan tugasnya adalah: 1. Kemampuan intelektual gum,
2. Kemampuan beke1:jasama dengan guru yang lainnya, 3. Gaya kepemimpinan kepala
sekolah, 4. Penghayatan terhadap tugas dan tanggung jawab, 5. Kepribadiaan, 6.

7

Kcmampuan berkomunikasi, 7. Motivasi berprestasi, 8. Insentif atau gaji, 9.
Pengetahuan mancjcmcn kcpala sckolah dan 10. Pola kepemimpinan kepala sekolah.

C. Pcmbatasan Masalah
Dari identifikasi pennasalahan yang diutarakan di atas, maka penulis membatasi
pennasalahan yang akan diteliti agar tidak teljadi penelitian yang terlalu luas yang dapat
membawa ketidak jclasan dalam penelitian.

Jadi pada penelitian ini variabel-veriabel yang akan diteliti dibatasi hanya dua
vanabel bebas yaitu; Pengetahuan Manajemcn Konflik, sebagai variabel bebas pertama
(X 1) dan Kridibilitas Kcpala Sekolah, sebagai variabel be bas kedua (X2), serta Budaya
Kerja Guru SLTP Muhammadiyah I

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF KEPALA SEKOLAH, AKTUALISASI DIRI GURU, DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KOMITNEN KERJA GURU DI SMP MUHAMMADIYAH KOTA MEDAN.

0 5 39

PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN, PENGETAHUAN MANAJEMEN PENDIDIKAN, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA MEDAN.

0 2 8

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MEDAN.

0 1 44

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD SWASTA DI KECAMATAN MEDAN PETISAH KOTA MEDAN.

1 2 30

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA SE KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG.

0 0 12

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA PADA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA SWASTA DI KABUPATEN BANDUNG.

0 3 53

EFEKTIVITAS SISTEM PENIGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA DI KOTA BOGOR.

0 5 56

KONTRIBUSI IKLIM SEKOLAH DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 1 160

Komunikasi Interpersonal Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Kerja Organisasi terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya pada Kepuasan Kerja Guru Sekolah Menengah Pertama

0 0 12

PENGETAHUAN GIZI MURID SEKOLAH DASAR (SD) DAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) DI KOTAMADYA BOGOR

0 1 8