Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaan Pajak Daerah Khususnya Pajak Hiburan di Kota Bandung (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung).

(1)

ABSTRACT

The revenue of Entertainment Tax in Bandung is increasing every year, within the last seven years, the increase occurred from 2007 to 2013 along with the economic growth and inflation rate in Bandung. This study was intended to determine the significant influence simultaneously and parcially.

The variables that used in this study were the independent variables which was the iflation rate and economic growth,whereas the dependent variable was the entertainment tax revenue. The method which used was descriptive statistical method by using case study. And this study used multiple linear regression through the first basic assumption.

The test result by using F test simultaneously with a significance level (α) of 5%, indicates the inflation rate and the economic growth, but did not show significant effect on the revenue of entertainment tax. Partially by using T test with significance level (α) of 5%, indicates that both of the inflation rate and the economic growth of the independent variables have a significant influence, but not to the revenue of the entertainment tax in Bandung.


(2)

ABSTRAK

Penerimaan Pajak Hiburan di Kota Bandung meningkat setiap tahunnya, dalam tujuh tahun terakhir peningkatan terjadi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 seiring dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di Kota Bandung. Penelitian ini, dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh signifikan secara simultan dan parsal.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen, yaitu tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel dependennya adalah penerimaan pajak hiburan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Dan penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan melaui uji asumsi dasar terlebih dahulu.

Hasil pengujian secara simultan menggunakan uji F dengan tingkat signifikansi (α) 5 % menunjukkan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh namun tidak signifikan terhadap penerimaan pajak hiburan. Secara parsial dengan uji t dengan tingkat signifikansi (α) 5 % menunjukkan bahwa tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi kedua variabel independen tersebut memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7

2.1 Pajak ... 7

2.1.1 Pengertian dan Unsur pajak ... 7


(4)

2.1.3 Pengelompokan Pajak ... 9

2.1.4 Sistem pemungutan Pajak ... 12

2.2 Pajak Daerah ... 13

2.2.1 Pengertian Pajak Daerah ... 13

2.2.2 Sumber-sumber pendapatan Pajak Daerah ... 14

2.3 Pajak Hiburan ... 21

2.3.1 Pengertian Pajak Hiburan ... 21

2.3.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hiburan ... 21

2.3.3 Objek dan Bukan Objek Pajak Hiburan ... 22

2.3.3.1 Objek Pajak Hiburan ... 22

2.3.3.2 Bukan Objek Pajak Hiburan ... 23

2.3.4 Subjek Pajak Hiburan ... 23

2.3.5 Dasar pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungna Pajak ... 23

2.3.6 Perhitungan Pajak Hiburan ... 25

2.4 Inflasi ... 25

2.4.1 Definisi dan Unsur Inflasi ... 25

2.4.2 Penggolongan Inflasi ... 25

2.4.3 Penyebab Infalasi ... 26

2.4.4 Dampak Inflasi ... 27

2.5 Pertumbuhan Ekonomi ... 28

2.6 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi ... 30

2.7 Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Hiburan ... 31


(5)

2.9 Kerangka Pemikiran ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Objek Penelitian ... 37

3.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan Daerah ... 39

3.1.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas ... 39

3.1.3 Tujuan dan Sasaran ... 40

3.1.3.1 Tujuan ... 40

3.1.3.2 Sasara ... 40

3.1.3.3 Cara untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran ... 41

3.1.4 Visi, Misi dan Moto Dinas Pendapatan Daerah ... 44

3.1.5 Susunan Organisasi ... 46

3.2 Metode Penelitian ... 49

3.2.1 Operasi Variabel ... 49

3.2.2 Penetapan Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

3.2.2.1 Populasi ... 51

3.2.2.2 Sampel ... 51

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.2.4 Rencana Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 53

3.2.5 Penetapan Tes Statistik dan Pengujian Hasil Statistik ... 54

3.2.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 55

3.2.5.2 Persamaan Regresi LinearBerganda ... 58

3.2.6 Penetapan Tingkat Signifiakan ... 62


(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Pajak Hiburan di Kota Bandung ... 64

4.1.1 Data Tingkat Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Pajak Hiburan ... 64

4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 66

4.1.3 Regresi Linear Berganda ... 67

4.1.3.1 Uji Asumsi dasar ... 67

4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.1.4 Regresi Linear Berganda ... 70

4.1.4.1 Persamaan Regresi Linear Berganda ... 71

4.1.4.2 Analisis Korelasi Pearson Product Moment ... 72

4.1.4.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 73

4.1.5 Pengujian Hipotesis ... 75

4.1.6 Uji Simultan (Uji t) ... 75

4.2 Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Secara Parsia Terhadap Penerimaan Pajak Hiburan di Kota Bandung ... 76

4.2.1 Pengujian Hipotesis ... 76

4.2.1.1 Uji Parsial (Uji t) ... 75

4.3 Pembahasan ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.2 Kesimpulan ... 83


(7)

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN ... 88 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 35 Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 48 Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 70 Gambar 4.2 Kurva Pengujian hipotesis parsial variabel Tingkat Inflasi .... 78 Gambar 4.2 Kurva Pengujian Hipotesis parsial variabel Pertumbuhan


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3.1 Operasi variabel ... 50

Tabel 4.1 Tingkat Inflasi Kota Bandung Tahun 2008-20 ... 64

Tabel 4.2 Laju Perumbuhan Ekonomi Kota Bandung Tahun 2008-2013 65

Tabel 4.3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kota Bandung Tahun 2008-2013 ... 65

Tabel 4.4 Penerimaan Pajak Hiburan, Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2013 ... 66

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif ... 66

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.7 Nilai VIF Uji Multikolinieritas ... 69

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ... 71

Tabel 4.9 Nilai Koefisien Korelasi Pearson Product Moment ... 72

Tabel 4.10 Koefisien Korelasi dan Taksirannya ... 73

Tabel 4.11 Analisis Koefisien Determinasi ... 74

Tabel 4.12 Coefficients ... 74

Tabel 4.13 Pengujian Hipotesi Simultan (Uji F) ... 76


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Data Variabel Penelitan ... 88

Lampiran B Uji Asumsi Dasar ... 89

Lampiran C Uji Asumsi Klasik ... 90

Lampiran D Uji Regresi Linear Berganda ... 91


(11)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sumber pendapatan Negara Republik Indonesia pada prinsipnya dibagi menjadi dua, yaitu Penerimaan Dalam Negeri dan Hibah. Sumber penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan Internasional, sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) adalah semua penerimaan yang diterima oleh negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara, serta penerimaan negara bukan pajak lainnya yang bersifat sangat tidak stabil dengan besarnya ketergantungan penerimaan-penerimaan tersebut terhadap faktor eksternal, oleh karena itu penerimaan perpajakan merupakan salah satu sumber pembiayaan pemerintah dan pembangunan yang terbesar dan terdapat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (https://dearmandoo.wordpress.com).

Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran dari hasil kerja pemerintah dalam mensejahtrakan masyarakat. Stabilitas ekonomi makro merupakan salah satu syarat penting untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi (sustainable growth) dan pencapaian sasaran pembangunan. Terjaganya laju inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah merupakan komponen penting yang akan mempengaruhi stabilitas perekonomian dan peningkatan kinerja sumber pertumbuhan ekonomi seperti investor, ekspor, dan konsumsi domestik (Departemen keuangan RI, 2008).


(12)

BAB I PENDAHULUAN

Menurut (Latief, 2002), Banyak ekonom mengatakan bahwa tingkat inflasi akan memberikan semacam indikator kemampuan pemerintah dalam mengelola perekonomian. Inflasi ini biasanya ditandai dengan adanya kenaikan harga-harga. Naik turunnya inflasi akan berpengaruh terhadap sumber penghasilan perusahaan dan sumber pendapatan masyarakat. Inflasi berperan penting dalam menentukan kondisi perekonomian, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai kalangan khususnya otoritas moneter yang bertanggung jawab mengendalikan inflasi. Inflasi mempengaruhi keputusan-keputusan ekonom seperti penetapan harga dan upah, konsumsi dan investasi. Melalui keputuasn-keputusan tersebut, inflasi secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perekonomian. Apabila masyarakat mempersepsikan inflasi tinggi maka akan berpengaruh terhadap perekonomian secara keseluruhan (Dyahrini dan Rachman, 2012:1).

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung saat ini sudah bagus. Bandung merupakan kota metropolitan, sebagai kota metropolitan, basis pertumbuhan ekonomi berada pada sektor perdagangan. Hal ini berbeda dengan Jawa Barat umumnya yang berbasis pada industri dan pertanian. Karena itu, pemerintah pusat, provinsi, maupun BI bisa membantu untuk mengendalikan inflasi agar daya beli masyarakat tidak turun. Sebab, jika daya beli masyarakat turun, otomatis akan berpengaruh terhadap sektor perdagangan yang akan akan berpengaruh pula terhadap sektor hiburan yang menjadi andalan Kota Bandung (http://www.kompas.com).

Pertumbuhan ekonomi yang menjadi salah satu indikator peningkatan kesejahtraan penduduk suatu daerah atau negara sedangkan pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional pada hakekatnya adalah upaya


(13)

BAB I PENDAHULUAN

meningkatkan kapasitas pertumbuhan daerah sehingga mampu menjalankan pemerintahan dengan baik. Pembangunan daerah dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan Sentralisasi b. Pendekatan Desentralisasi

Otonomi daerah merupakan pembangunan dengan pendekatan desentralisasi yang erat kaitannya dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu tujuan utama desentralisasi adalah menciptakan kemandirian daerah. Dalam perspektif ini, pemerintah provinsi (pemprov) diharapkan mampu menggali sumber-sumber keuangan lokal, khususnya melalui Pendapatan Asli Daerah (Sidik, 2002).

Dalam Undang-undang daerah No. 25 Tahun 1999 dijelaskan bahwa sumber- sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi adalah:

1. Pendapatan Asli Daerah 2. Dana Perimbangan 3. Pinjaman daerah

4. Lain-lain pendapatan daerah sah

Yang dimaksud dengan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1999 adalah:

a. Hasil Pajak Daerah b. Hasil Retribusi Daerah

c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lain

yang dipisahkan


(14)

BAB I PENDAHULUAN

Pendapatan asli daerah idealnya menjadi sumber utama pendapatan lokal. Sumber pendapatan lain relatif fluktuatif dan cenderung diluar kontrol (kewenangan) pemerintah provinsi (Sidik, 2002; Bappenas 2003).

Peranan pajak sangatlah penting bagi penerimaan kas negara oleh karena itu Pemerintah terus berusaha meningkatkan dan menggali setiap potensi yang ada. Demikian juga potensi yang ada di daerah dimana usaha tersebut tidak lepas dari peran serta dan kontribusi Pemerintah Daerah yang lebih mengetahui akan kebutuhan dan kondisi serta potensi yang ada di daerahnya untuk digali dan dioptimalkan. Pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah, karena menurut Suparmoko (1992), salah satu penerimaan daerah yang memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap penerimaan daerah adalah pajak daerah dan retribusi daerah, karena penerimaan ini sekitar 90% dari pendapatan rutin yang diterima oleh daerah.

Salah satu pajak daerah yang memiliki andil dalam meningkatkan pendapatan asli daerah adalah pajak hiburan. Sebagaimana telah diketahui bahwa pajak hiburan menurut Peraturan Daerah Kota Bandung No. 08 Tahun 2010 adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan yaitu semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran yang diselenggarakan oleh orang pribadi atau badan yang bertindak baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungnnya dalam penyelenggaraan suatu hiburan (Peraturan Daerah No. 08 Tahun 2010).

Pemerintah Daerah Kota Bandung nampaknya sudah mulai bergerak untuk mencari dan menggali potensi sumber pendapatan daerah yang memang potensial.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan jumlah hiburan di Kota Bandung ini seharusnya menjadi potensi yang sangat bagus bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka mengurangi ketergantungan fiskal. Untuk itu pemerintah perlu berupaya meningkatkan penerimaan pajak hiburan, agar penerimaan pemerintah terus meningkat sehingga dapat memperlancar pembangunan. Untuk mencapai ini pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola secara efektif dan efesien. Dengan dasar pertimbangan ini, maka pemerintah Daerah Kota Bandung sebagai pelaksana pemerintahan di daerah secara aktif melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah pajak hiburan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH KHUSUSNYA PAJAK HIBURAN DI KOTA BANDUNG” (Studi Kasus : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas masa masalah yang dapat diidentifikasi :

1. Bagaimana tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara simultan terhadap pajak hiburan di Kota Bandung ?

2. Bagaimana tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung?


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara simultan terhadap pajak hiburan di Kota Bandung ?

2. Untuk mengetahui pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara parsial terhadap penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung?

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang akurat dan valid, disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya:

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat mengimplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan seperti kemampuan teknis dan analis dalam melakukan pendekatan terhadap suatu masalah dan menambah wawasan tentang analisis pengaruh pelaksanaan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak hiburan.

2. Bagi Dinas Pendapatan Daerah

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang analisis pengaruh pelaksanaan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak hiburan yang dapat dijadikan sebagai masukan yang berguna untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi dunia akademik

Sebagai sumber informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang terkait dengan topik sejenis serta dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung mengenai Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Khususnya Pajak Hiburan di Kota Bandung pada Tahun 2008-2013, yaitu :

Hasil analisa perhitungan yang telah dilakukan tentang “Pengaruh Tingkat Inflasi (X1) dan Pertumbuhan Ekonomi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Pajak Hiburan (Y)”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara simultan, Tingkat Inflasi (X1) dan Pertumbuhan Ekonomi (X2), berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Pajak Hiburan (Y), dengan total persentase pengaruh sebesar 55,2%, sedangkan sisanya sebesar 44,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

2. Secara parsial, Tingkat Inflasi (X1) berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Pajak Hiburan (Y), dengan persentase pengaruh sebesar 35,2%; Pertumbuhan Ekonomi (X2) berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Pajak Hiburan (Y), dengan persentase pengaruh sebesar 20,0%.

5.2 Saran

1. Untuk Dinas Pendapatan Daerah

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflsi regional Kota Bandung secara simultan hanya berpengaruh sebesar


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

55,2% terhadap realisasi penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung. Oleh karena itu Dinas Pendapatan daerah sebaiknya bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung beserta jajaran terkait untuk dapat mengeluarkan kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan mengendalikan laju inflasi regional Kota Bandung seperi mendorong para pelaku bisnis dibidang hiburan diKota Bandung untuk meningkatkan Penerimaan Daerah khususnya pajak hiburan diKota Bandung..

2. Untuk Peneliti Lain

Secara parsial tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh namun tidak signifikan terhadap pajak hiburan masing-masing 35,2% dan 20,0%, kepada peneliti selanjutnya disarankan agar dapat menilai faktor-faktor lainnya tersebut yang dapat mempengaruhi realisasi penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung serta dapat menambah variabel lain, atau mengubah salah satu variabel agar tidak hanya terbatas dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi saja yang menjadi salah satu faktor realisasi penerimaan pajak hiburan dan dapat menambah jumlah Sampel yang lebih banyak.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S., dan Trisnawati, E. (2013). Akuntansi Perpajakan. Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Baswir, Revrisond. (1995). Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Edisi 3, Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Brotodihardjo, R. Santoso. (2003). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Edisi Keempat, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Case, E. Karl., dan Fair, C. Ray. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi. Edisi Delapan, Jilid Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. Edisi Pertama, Penerbit BPFE-Yogyakarta,

Yogyakarta.

Manik, H. Rotuahman. (2012). Analisis Pengaruh Inflasi, Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Sumber Penghasilan Perusahaan dan Sumber Pendapatan Masyarakat Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan DiKota Medan (Analisis Jalur). Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Mardiasmo. (2006). Perpajakan. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Murni, Asfia. (2009). Ekonomi Makro. Edisi Kedua, Penerbit Repika Aditama. Bandung.

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Prasetyo, P. Eko. (2009). Fundamental Makro Ekonomi; sebuah Pengetahuan Tingkat Dasar dan menengah serta Advance untuk Ilmu Ekonomi makro. Edisi Pertama, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta.

Resmi, Siti. (2012). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Enam, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Suandy, Erly. (2002). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Waluyo dan Wirawan. (2002). Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.


(20)

Widjajanti, Endang.(1998). Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hiburan di DKI Jakarta. Tesis ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas Indonesia, Jakarta.

Wijaya, D.M.A. (2013). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi Regional Terhadap PPn DN diBali. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.

Wulansari, Safitri. (2010). Analisis Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Hiburan. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN:

Undang-undang No. 08 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 02 tahun 2010 tentang pajak reklame. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 03 tahun 2001 tentang pajak air tanah. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 05 tahun 2004 tentang pajak parker.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 16 tahun 2008 tentang pajak penerangan jalan. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 27 Tahun 2009 tentang pajak hotel.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 28 tahun 2009 tentang pajak restoran.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 28 tahun 2011 tentang pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 8 tahun 2010 tentang pajak hiburan.

INTERNET :

http://bandungkota.bps.go.ida diakses November 2014 http://www.academia.edu diakses Oktober 2014

http://www.bandung.go.id/index.php?fa=dilemtek.detail&id=17 diakses Oktober 2014

http://www.bandung.go.id/index.php?fa=sitedownload.category&id=39 diakses Oktober 2014


(21)

http://www.dprd-bandungkota.go.id/beranda/index.php?option=com_content&view=article&id =435 diakses Oktober 2014

http://www.kompas.com diakses Oktober 2014 http://www.news.binis.com diakses Oktober 2014


(1)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 6 1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara

simultan terhadap pajak hiburan di Kota Bandung ?

2. Untuk mengetahui pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara parsial

terhadap penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung?

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang akurat dan valid, disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya:

1. Bagi penulis

Diharapkan dapat mengimplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan seperti kemampuan teknis dan analis dalam melakukan pendekatan terhadap suatu masalah dan menambah wawasan tentang analisis pengaruh pelaksanaan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak hiburan.

2. Bagi Dinas Pendapatan Daerah

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang analisis pengaruh pelaksanaan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak hiburan yang dapat dijadikan sebagai masukan yang berguna untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi dunia akademik

Sebagai sumber informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang terkait dengan topik sejenis serta dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 83

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung mengenai Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Khususnya Pajak Hiburan di Kota Bandung pada Tahun 2008-2013, yaitu :

Hasil analisa perhitungan yang telah dilakukan tentang “Pengaruh Tingkat Inflasi (X1) dan Pertumbuhan Ekonomi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Pajak Hiburan (Y)”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara simultan, Tingkat Inflasi (X1) dan Pertumbuhan Ekonomi (X2), berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Pajak Hiburan (Y), dengan total persentase pengaruh sebesar 55,2%, sedangkan sisanya sebesar 44,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

2. Secara parsial, Tingkat Inflasi (X1) berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Pajak Hiburan (Y), dengan persentase pengaruh sebesar 35,2%; Pertumbuhan Ekonomi (X2) berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Pajak Hiburan (Y), dengan persentase pengaruh sebesar 20,0%.

5.2 Saran

1. Untuk Dinas Pendapatan Daerah

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflsi regional Kota Bandung secara simultan hanya berpengaruh sebesar


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 84 55,2% terhadap realisasi penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung. Oleh karena itu Dinas Pendapatan daerah sebaiknya bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung beserta jajaran terkait untuk dapat mengeluarkan kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan mengendalikan laju inflasi regional Kota Bandung seperi mendorong para pelaku bisnis dibidang hiburan diKota Bandung untuk meningkatkan Penerimaan Daerah khususnya pajak hiburan diKota Bandung..

2. Untuk Peneliti Lain

Secara parsial tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh namun tidak signifikan terhadap pajak hiburan masing-masing 35,2% dan 20,0%, kepada peneliti selanjutnya disarankan agar dapat menilai faktor-faktor lainnya tersebut yang dapat mempengaruhi realisasi penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung serta dapat menambah variabel lain, atau mengubah salah satu variabel agar tidak hanya terbatas dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi saja yang menjadi salah satu faktor realisasi penerimaan pajak hiburan dan dapat menambah jumlah Sampel yang lebih banyak.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 85

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S., dan Trisnawati, E. (2013). Akuntansi Perpajakan. Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Baswir, Revrisond. (1995). Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Edisi 3, Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Brotodihardjo, R. Santoso. (2003). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Edisi Keempat, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Case, E. Karl., dan Fair, C. Ray. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi. Edisi Delapan, Jilid Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi Pertama, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Manik, H. Rotuahman. (2012). Analisis Pengaruh Inflasi, Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Sumber Penghasilan Perusahaan dan Sumber Pendapatan Masyarakat Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan DiKota Medan (Analisis Jalur). Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Mardiasmo. (2006). Perpajakan. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Murni, Asfia. (2009). Ekonomi Makro. Edisi Kedua, Penerbit Repika Aditama. Bandung.

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Prasetyo, P. Eko. (2009). Fundamental Makro Ekonomi; sebuah Pengetahuan Tingkat Dasar dan menengah serta Advance untuk Ilmu Ekonomi makro. Edisi Pertama, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta.

Resmi, Siti. (2012). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Enam, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Suandy, Erly. (2002). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Waluyo dan Wirawan. (2002). Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 86 Widjajanti, Endang.(1998). Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak

hiburan di DKI Jakarta. Tesis ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas Indonesia, Jakarta.

Wijaya, D.M.A. (2013). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi Regional Terhadap PPn DN diBali. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.

Wulansari, Safitri. (2010). Analisis Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Hiburan. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN:

Undang-undang No. 08 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 02 tahun 2010 tentang pajak reklame. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 03 tahun 2001 tentang pajak air tanah. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 05 tahun 2004 tentang pajak parker.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 16 tahun 2008 tentang pajak penerangan jalan. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 27 Tahun 2009 tentang pajak hotel.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 28 tahun 2009 tentang pajak restoran.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 28 tahun 2011 tentang pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 8 tahun 2010 tentang pajak hiburan.

INTERNET :

http://bandungkota.bps.go.ida diakses November 2014 http://www.academia.edu diakses Oktober 2014

http://www.bandung.go.id/index.php?fa=dilemtek.detail&id=17 diakses Oktober 2014

http://www.bandung.go.id/index.php?fa=sitedownload.category&id=39 diakses Oktober 2014


(6)

Universitas Kristen Maranatha 87

http://www.dprd-bandungkota.go.id/beranda/index.php?option=com_content&view=article&id =435 diakses Oktober 2014

http://www.kompas.com diakses Oktober 2014 http://www.news.binis.com diakses Oktober 2014