Studi Deskriptif Mengenai Fase Performance or Volitional Control Self-Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa Angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas "X", Bandung.

(1)

viii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran fase Performance or Volitional Control Self-Regulation pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Responden berjumlah 182 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teori yang digunakan adalah Self-Regulation dari B.Zimmerman dan D.H Schunk (1998, dalam Boekaerts, 2000). Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner fase Performance or Volitonal Control yang dibuat oleh peneliti. Validitas menggunakan Rank Spearman. Reliabilitas fase performance or volitional control self-regulation adalah 0,914.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sebanyak 52,2% mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung mampu melakukan fase performance or volitional control dan 47,8% mahasiswa lainnya kurang mampu melakukan fase performance.

Saran penelitian : melakukan penelitian terhadap mahasiswa dari karateristik fakultas atau universitas yang berbeda, melakukan penelitian korelasional mengenai pengaruh fase forethought dan fase self-reflection terhadap fase performance or volitional control pada mahasiswa. melakukan penelitian self-regulation yang berfokus pada fase forethought yang merupakan titik awal mahasiswa membuat target dan perencanaan atau fase self-reflection yang merupakan hasil evaluasi mahasiswa terhadap hasil dari performa belajar mereka.

Kata Kunci : self-regulation, fase performance or volitional control , mahasiswa, fakultas psikologi


(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research is intended to see description about Self-Regulation Performance or Volitional Control phase with 182 Psychology students from Class 2014 University “X” Bandung as the respondents. This research use descriptive method. The theory used is the Self-Regulation theory by B.Zimmerman dan D.H Schunk (1998, in Boekaerts, 2000). The measuring instrument used is a questionare of Performance or Volitonal Control phase made by researcher. Validity is determined by Rank Spearman and the reliability of Performance or Volitonal Control self-regulation phase is 0,914.

Based on the research result, 52,2% Psychology students from Class 2014

University “X” Bandung capable to do performance or volitional control while the other 47,8% not capable.

Research advices: choosing students as respondents from different faculty backgrounds or different universities, conducting a correlational study about the impacts of the forethought and self-reflection phase to the performance or

students’ volitional control phase, conducting a self-regulation study focused on forethought phase which is the early point of the students when they make a target or plan or self-refection phase which is the students’ evaluation result of their performance studies.

Keywords : self-regulation, performance or volitional control phase, university student, faculty of psychology


(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...iv

KATA PENGANTAR ... .v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR TABEL LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pikir ... .9

1.6 Asumsi ... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-Regulation ... 19

2.1.1 Pengertian Self-Regulation... 19

2.1.2 Fase-fase Self-Regulation... 20

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Regulation ... 32

2.1.4 Gangguan-Gangguan di dalam Self-Regulation...34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 37

3.2 Bagan Penelitian ... 37

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 38

3.3.1 Variabel Penelitian ... 38

3.3.2 Definisi Operasional ... 38

3.4 Alat Ukur ... 41

3.4.1 Alat Ukur fase Performance or volitional control Self-Regulation ... 41

3.4.2 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 41

3.4.3 Prosedur Pengisian Item ... 42

3.4.4 Sistem Penilaian ... 42


(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

3.4.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...44

3.4.6.1 Validitas Alat Ukur...44

3.4.6.2 Reliabilitas Alat Ukur... 45

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 45

3.5.1 Populasi Sasaran ... 45

3.5.2 Karakteristik Sampel ... 45

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 45

3.6 Teknik Analisis Data... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Data Demografis Responden ... 47

4.1.2 Data Fase Performance or Volitional Control...48

4.2 Pembahasan ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 86

DAFTAR RUJUKAN ... 87 LAMPIRAN


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur Fase dan Subproses Self-regulation ... 21 Tabel 3.1 Rancangan kuesioner Fase Performance or Volitional Control Self-

Regulation ... 39

Tabel 3.2 Bobot Penilaian Fase Performance or Volitional Control

Self-Regulation ... 40

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... Tabel 4.2 Derajat Fase Performance or Volitional Control Self-Regulation

Responden... Tabel 4.3. Derajat aspek Fase Performance or Volitional Control Self-Regulation


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Bagan Kerangka Pikir ... 17 Bagan 3.1. Bagan Rancangan Penelitian... 35


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Triadic Form of Self-regulation ... 19 Gambar 2.2 Siklus fase self-regulation ... 20


(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Letter Of Consent

Lampiran 2 Alat Ukur Fase Performance or Volitional Control Lampiran 3 Kuesioner Data Penunjang

Lampiran 4 Validitas Alat Ukur Lampiran 5 Reliabilitas Alat Ukur Lampiran 6 Kisi-Kisi Alat Ukur

Lampiran 7 Data Fase Performance or Volitional Control Lampiran 8 Tabulasi Silang


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL LAMPIRAN

Tabel 6.1 Validitas Alat Ukur Tabel 6.2 Reliabilitas Alat Ukur

Tabel 6.3 Data fase performance or volitional control


(11)

1

Universitas Kristen Maranatha

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan saat ini sudah berkembang dengan sangat cepat. Hal ini mendorong lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk menghasilkan mahasiswa yang berkualitas di dunia kerja mengikuti perubahan yang terjadi. Perguruan tinggi yang menjadi ujung tombak dalam menyiapkan seseorang untuk bekerja, di samping memberikan pengetahuan secara teoretis juga berlomba-lomba untuk membekali lulusan mereka dengan berbagai soft skill, kreativitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja yang terus meningkat. Fenomena tersebut mendorong Dinas Pendidikan untuk melakukan perubahan terhadap penyusunan kurikulum di perguruan tinggi. Menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi.

Dalam SK Mendiknas No. 045/U/2002 dilakukan pembaharuan terhadap kurikulum agar tidak terfokus pada usaha pengelompokan mata kuliah tetapi lebih ke arah pencapaian kompetensi. Kompetensi tersebut mencakup kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, dan pemahaman kaidah dalam hidup bermasyarakat sesuai dengan


(12)

2

Universitas Kristen Maranatha pilihan keahlian dalam berkarya. Dinas Pendidikan Perguruan Tinggi telah mencanangkan mengenai perubahan kurikulum bagi perguruan tinggi menjadi Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sejak tahun 2008. Dalam Kurikulum Berbasis KKNI, pencapaian kompetensi menjadi tujuan utama yang harus dicapai oleh perguruan tinggi.

Perubahan kurikulum menjadi Kurikulum Berbasis KKNI ini berkonsekuensi terhadap perubahan terhadap cara mengajar di dalam kelas. Di dalam buku Pengembangan KKNI Pendidikan Tinggi (2008) Kurikulum Berbasis KKNI menerapkan cara belajar mengajar yang lebih berfokus kepada mahasiswa yang disebut Student Centered Learning. McCombs dan Whisler (1997) mengatakan bahwa Student Centered Learning adalah metode pembelajaran yang memadukan antara fokus terhadap mahasiswa dan fokus terhadap materi pembelajaran. Dalam hal ini, pengalaman, perspektif, latar belakang, talenta, minat dan kebutuhan mahasiswa yang berbeda-beda menjadi perhatian utama. Dosen lebih berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan mahasiswa dalam mengeksplorasi materi yang diberikan.

Dengan adanya pergantian kurikulum menjadi Kurikulum Berbasis KKNI, mahasiswa akan dituntut untuk menjadi mahasiswa yang lebih mandiri dan bertanggung jawab. Metode mengajar Student Centered Learning akan membuat mahasiswa menjadi lebih banyak mengeksplorasi materi sendiri dibandingkan dengan kurikulum reguler di mana mahasiswa hanya menerima apa yang diberikan oleh dosen, ini akan mendorong mahasiswa untuk bertanggung jawab kepada dirinya sendiri untuk dapat memahami materi lebih mendalam.


(13)

3

Universitas Kristen Maranatha Fakultas Psikologi Universitas “X” adalah salah satu fakultas yang menggunakan Kurikulum Berbasis KKNI dalam proses pembelajarannya. Kurikulum ini mulai diterapkan sejak Agustus 2013. Menurut Pembantu Dekan Fakultas Psikologi “X”, Fakultas Psikologi Universitas “X” ini menjadi Fakultas Psikologi yang pertama menggunakan Kurikulum Berbasis KKNI di Jawa Barat. Dari wawancara kepada Pembantu Dekan Fakultas Psikologi Universitas “X” yang juga menjabat sebagai ketua Tim Kurikulum Berbasis KKNI di Fakultas Psikologi Universitas “X”, diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan antara Kurikulum Berbasis KKNI dengan reguler. Perbedaan tersebut antara lain metode belajar yang lebih menekankan pada metode kolaboratif atau jigsaw. Mahasiswa dituntut untuk dapat lebih mandiri dalam belajar dan peran dosen hanya sebagai fasilitator.

Tujuan dari Kurikulum Berbasis KKNI adalah menghasilkan mahasiswa yang aktif, mandiri, memiliki soft skill yang lebih baik, senang mengeksplorasi lebih jauh terhadap suatu materi atau permasalahan, kritis dan lebih aplikatif di dalam pemahaman materi serta di dalam Kurikulum Berbasis KKNI pada Fakultas Psikologi Universitas “X” ini sistem penilaian tidak menggunakan Ujian Tengah Semester (UTS) maupun Ujian Akhir Semester (UAS), melainkan menjadi sistem paket modul di mana performa mahasiswa dinilai dari nilai kuis, tugas dan keaktifan di dalam kelas. Jika belum mencapai nilai B, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengikuti remedial di setiap akhir modul. Apabila hasil remedial masih belum mencapai nilai B, mahasiswa dapat memperbaikinya dengan mengikuti remedial di akhir mata kuliah tersebut. Di samping itu, jadwal


(14)

4

Universitas Kristen Maranatha kuliah pun menjadi lebih padat sehingga membutuhkan usaha yang tepat untuk dapat mencapai nilai minimal yang telah ditentukan

Dari survei awal yang menggunakan kuesioner terhadap 30 mahasiswa progam Kurikulum Berbasis KKNI fakultas Psikologi di universitas “X”, sebanyak 76,7% mahasiswa sudah dapat menetapkan target dalam menghadapi tugas dan kuis seperti menetapkan nilai minimal, tugas harus selesai tepat waktu, dan harus mencapai nilai B agar tidak mengikuti remedial. Meskipun demikian, sebanyak 96,7% dari mahasiswa pernah mengikuti remedial. Berdasarkan hasil survei tersebut, hambatan bagi mereka dalam mengikuti program Kurikulum Berbasis KKNI adalah jam pembelajaran yang panjang sehingga mereka sulit mengatur waktu. Untuk mengatasi hambatan dan kesulitan tersebut, 43,4% mahasiswa melakukan usaha yang lebih keras, 30% mahasiswa mencoba untuk pasrah dan menjalani semuanya karena sudah terlanjur, 13,3% mahasiswa mencoba untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum Berbasis KKNI, 10% mencari hiburan atau kegiatan lain sebelum belajar dan 3,3% lainnya mencoba untuk memotivasi diri sendiri. Hal itu menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa masih belum dapat mengontrol diri mereka untuk tetap bertahan dan berusaha untuk mencapai target yang telah ditetapkan meskipun mereka menemukan hambatan.

Dari survei awal dengan wawancara terhadap 10 mahasiswa, 90% mahasiswa sudah menetapkan target yang ingin dicapai seperti nilai kuis dan IPK. Sebanyak 70% mahasiswa sudah membuat perencanaan untuk dapat mencapai target mereka. Perencanaan tersebut antara lain aktif dalam bertanya atau memberi


(15)

5

Universitas Kristen Maranatha masukkan, mencari sumber-sumber materi yang lain, belajar untuk kuis dan merencanakan kapan membuat tugas. Dalam melaksanakan perencanaan-perencanaan tersebut, 70% mahasiswa merasa kesulitan melakukan pembagian waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas terutama saat ada kegitatan organisasi. Di saat mahasiswa harus mengikuti kegiatan organisasi atau merasa sudah terlalu lelah, biasanya mahasiswa akan mengerjakan tugas sehari sebelum hari pengumpulan.

Sebanyak 60% mahasiswa dapat menolak ajakan teman untuk bermain atau melakukan kegiatan lain di saat mereka harus mengerjakan tugas atau belajar. Namun hanya 20% mahasiswa yang dapat aktif di dalam kelas, sisanya merasa kesulitan untuk memberi pertanyaan atau masukkan saat ada kegiatan presentasi. Kesulitan tersebut dikarenakan oleh tidak tahu harus bertanya apa dan memberi masukkan apa, sudah ingin cepat pulang dan merasa capai sesudah mengikuti jam kuliah yang panjang. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, 50% mahasiswa memilih untuk mencicil mengerjakan tugas di handphone, mengerjakan tugas di saat jam istirahat kelas dan belajar untuk mengatur waktu.

Setelah mahasiswa mengetahui nilai tugas atau kuis yang mereka peroleh, 70% mahasiswa membandingkan nilai tersebut dengan nilai yang diperoleh teman-temannya untuk mengetahui apakah nilai tersebut sudah cukup memuaskan. Sebanyak 60% mahasiswa akan mencari tahu apa yang menyebabkan mereka mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Hal yang menyebabkan mereka mendapatkan nilai yang kurang memuaskan antara lain


(16)

6

Universitas Kristen Maranatha perasaan malas, merasa tidak mood saat belajar atau mengerjakan tugas, dan kurang mampu membagi waktu di dalam jadwal yang padat.

Ini menggambarkan bahwa meskipun sebagian besar dari mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” sudah memiliki target yang ingin dicapai dan membuat perencanaan untuk mencapai target tersebut. Dalam pelaksanaannya mereka belum melakukan usaha yang tepat untuk mencapai target tersebut atau mengalami kesulitan untuk menjalankan hal-hal yang sudah mereka rencanakan untuk membantu mereka mencapai target tersebut. Mahasiswa juga sudah dapat melakukan evaluasi terhadap hasil belajar mereka.

Hal tersebut cukup berkaitan dengan hasil wawancara kepada Pembantu Dekan Fakultas Psikologi “X” yang mengatakan bahwa dari feedback yang beliau dapat dari mahasiswa, sebagian besar merasa kesulitan karena belum terbiasa dengan Kurikulum Berbasis KKNI yang mengharuskan mereka bekerja lebih keras dan memiliki manajemen waktu yang baik, sebagian mahasiswa menganggap sistem penilaian yang disebut rubrik masih tidak jelas, dan beberapa mengaku kesulitan untuk berkomunikasi secara lisan dan aktif di dalam kelas. Beliau juga mengatakan bahwa dengan perubahan metode belajar mengajar menjadi Student Centered Learning (SCL), mahasiswa dituntut untuk dapat mengembangkan materi yang diberikan oleh dosen secara mandiri dengan cara mencari berbagai sumber dan membacanya sendiri untuk dipresentasikan kepada teman-temannya di dalam kelas.

Setiap mahasiswa memiliki self-regulation yang merupakan kemampuan untuk mengontrol perilakunya dalam jangka panjang agar mereka dapat mencapai


(17)

7

Universitas Kristen Maranatha tujuan dan target mereka. Self-Regulation terdiri atas tiga fase yang saling berhubungan yaitu fase forethought, fase performance or volitional control dan fase self-reflection. Pada fase pertama, mahasiswa akan membuat tujuan, target dan menyusun rencana yang dapat membantu mereka untuk mencapai tujuan dan target mereka.

Kemudian pada fase performance or volitional control, mahasiswa akan berusaha untuk dapat fokus pada target yang telah ditetapkan, melaksanakan perencanaan yang telah dibuat dan berusaha untuk tetap bertahan di saat mengalami hambatan. Pada fase ini, mahasiswa diharapkan untuk mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab yang di dalamnya terdapat proses-proses pengarahan diri pada goal, pemusatan perhatian, pengorganisasian langkah-langkah perencanaan, kemampuan mengamati dan mengingat pengalaman, serta kemampuan untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru untuk mencapai target yang telah mereka tetapkan.

Kemudian fase ketiga adalah fase self-reflection di mana mahasiswa akan membandingkan apa yang sudah mereka susun pada fase forethought dan apa yang mampu dan sudah mereka lakukan yang merupakan bagian dari fase

performance or volitional control. Hasil dari perbandingan tersebut kemudian

akan mereka evaluasi. Apabila mereka merasa sudah puas dengan apa yang sudah mereka capai, mereka akan mempertahankan fase pertama mereka dan berusaha menjalankan fase kedua dengan sebaik mungkin. Namun apabila mahasiswa merasa belum puas, mereka akan mencoba untuk melakukan perubahan pada fase


(18)

8

Universitas Kristen Maranatha pertama dan fase kedua, atau mereka akan merasa bahwa diri mereka tidak mampu dan tidak berdaya sehingga cenderung menghindari segala proses belajar.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang gambaran fase performance or volitional control self-regulation pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X”.

1.2. Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang sudah diutarakan sebelumnya, maka dari penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran fase performance or volitional control self-regulation dalam bidang akademis pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X”, Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran fase

performance or volitional control self-regulation pada mahasiswa angkatan 2014

Fakultas Psikologi Universitas “X”, Bandung.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan derajat fase

performance or volitional control self-regulation pada mahasiswa angkatan 2014

Fakultas Psikologi Universitas “X”, Bandung dan kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.


(19)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan Teoretis

Memberikan informasi mengenai gambaran fase performance or

volitional control self-regulation dalam bidang ilmu Psikologi

Pendidikan.

 Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai self-regulation.

Kegunaan Praktis

 Bagi mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, memberi informasi mengenai fase performance or

volitional control self-regulation mereka sehingga mahasiswa dapat

mengetahui cara-cara meningkatkannya.

 Bagi dosen, memberi kontribusi bagi dosen, terutama untuk universitas yang menyelenggarakan Kurikulum Berbasis KKNI, yaitu memberikan informasi mengenai gambaran fase Performance

or volitional self-regulation mahasiswa.

 Bagi fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, memberikan informasi mengenai gambaran fase Performance or volitional

self-regulation mahasiswa dan apa saja hal-hal yang berpengaruh

terhadap fase Performance or volitional self-regulation mahasiswa agar dapat menciptakan program yang dapat membantu mahasiswa untuk dapat mencapai apa yang menjadi tujuan dari belajar mengajar.


(20)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pemikiran

Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang sejak tahun 2013 diterapkan di fakultas Psikologi Universtias “X” merupakan sistem kurikulum yang menitikberatkan keaktifan peserta belajar mengajar atau yang biasa disebut Student Centered Learning (SCL). Mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” merupakan angkatan kedua Kurikulum Berbasis KKNI ini. Dalam kurikulum ini, mahasiswa dituntut untuk dapat lebih mandiri, berani mengeksplorasi materi, dan lebih kritis saat berinteraksi dengan dosen yang hanya berperan sebagai fasilitator.

Di dalam kurikulum ini, fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung tidak menggunakan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) sebagai sistem penilaian. Penilaian berdasarkan rubrik nilai yang mencakup nilai kuis, nilai tugas dan nilai sikap serta keaktifan. Nilai minimal yang harus mereka capai untuk dapat lulus dari satu modul adalah B. Jika mereka belum mencapai nilai minimal ini, mereka memiliki kesempatan untuk mengikuti remedial di setiap akhir modul. Jika sesudah mengikuti remedial mereka masih belum dapat mencapai nilai minimal, maka mereka harus mengikuti remedial di akhir mata kuliah yang bersangkutan.

Oleh karena tuntutan tersebut mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” akan membutuhkan kemampuan self-regulation. Menurut Zimmerman dan Dale H. Schunk, self-regulation terbentuk dari 3 fase regulasi diri yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu perencanaan /


(21)

11

Universitas Kristen Maranatha

forethought, performa / performance or volitional control, dan refleksi diri / self-reflection (dalam Boekaerts, 2000)

Dalam fase forethought, mahasiswa akan menentukan target bagi dirinya, membuat perencanaan strategi yang mendukung untuk mencapai target tersebut, membentuk keyakinan terhadap kemampuan dirinya untuk mencapai target yang telah ditetapkan, menemukan nilai-nilai dari target yang telah ditetapkan dan mengarahkan dirinya kepada target tersebut. Pada mahasiswa angkatan 2014, kegiatan tersebut dapat terlihat dari menetapkan target seperti IPK, nilai minimal B atau lulus dalam waktu 4 tahun. Kemudian mahasiswa akan membuat perencanaan seperti jadwal belajar dan bagaimana cara belajar yang efektif serta aktif di dalam kelas. Setelah membuat target dan perencanaan tersebut, mahasiswa akan mulai membentuk keyakinan terhadap kemampuan dirinya untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Mahasiswa juga akan merasakan manfaat dan keuntungan dari kegiatan belajar yang ia lakukan seperti ilmu yang didapatkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mendorong munculnya ketertarikan mahasiswa terhadap kegiatan belajar, sehingga mahasiswa akan dapat bertahan untuk tetap berusaha mencapai target meskipun ia mengalami kegagalan.

Setelah mahasiswa angkatan 2014 mampu melewati fase forethought, fase selanjutnya yang akan mereka tempuh adalah fase performance or volitional

control. Dalam fase ini, mahasiswa akan melakukan kontrol terhadap dirinya

dalam belajar (self-control). Kontrol terhadap diri mahasiswa angkatan 2014 dapat dilakukan dengan memutuskan untuk membuat tugas secara terencana, aktif di


(22)

12

Universitas Kristen Maranatha dalam diskusi kelompok maupun saat presentasi, dan mengerjakan tugas-tugas secara lengkap dan sistematis (self-instruction). Mahasiswa juga membayangkan keberhasilan yang bisa dicapai saat ia melakukan rencana yang telah dibuat seperti membayangkan akan mendapat nilai tugas yang baik, akan aktif di dalam diskusi kelompok dan presentasi, akan membagi waktu untuk belajar dan melakukan kegiatan lain, serta mendapatkan materi kuliah yang lengkap (imagery). Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan pemusatan perhatian pada tugas belajarnya, tetap fokus pada saat ada presentasi kelompok dan berusaha untuk mengabaikan gangguan-gangguan dari lingkungan yang dapat menghambat kegiatan belajar (attention focusing). Kontrol diri juga dibantu dengan membuat strategi belajar yang efektif (task strategies), misalnya membuat catatan materi-materi yang diajarkan, mencari sumber materi di perpustakaan, mengatur jadwal kegiatan organisasi agar tidak mengganggu proses pembuatan tugas, mengikuti diskusi kelompok di luar kelas, dan mengerjakan tugas sesuai ketentuan.

Sesudah mahasiswa melakukan kontrol terhadap kegiatan belajarnya, mahasiswa angkatan 2014 dapat melakukan observasi diri (self-observation), yaitu mengamati dan mengingat performanya dalam belajar, lingkungan sekitar, dan hasil dari kegiatan belajar yang ia lakukan (self-recording). Saat mahasiswa dapat mengamati kegiatan belajar yang ia lakukan, ia dapat mengubah tingkah laku atau lingkungan yang menghambat kegiatan belajar serta mencoba melakukan cara yang baru (self-experimentation), misalnya mengganti tempat belajar atau mengerjakan tugas, mengurangi kegiatan organisasi jika menganggu kegiatan belajar mengubah cara mengerjakan tugas jika kurang efektif, dan


(23)

13

Universitas Kristen Maranatha mengurangi waktu untuk diskusi kelompok jika kurang efektif sehingga mahasiswa dapat mencapai targetnya dalam belajar.

Setelah fase performance or volitional control, mahasiswa akan masuk ke fase self-reflection. Dalam fase ini,mahasiswa akan melakukan evaluasi terhadap hasil dari fase performance or volitional control dengan target yang telah ditetapkan pada fase forethought (self-evaluation), evaluasi ini dapat dilakukan dengan melihat nilai tugas atau kuis yang diperoleh, membandingkan nilai dengan teman, mengevaluasi apakah target yang ditetapkan sudah tercapai dan meminta

feedback kepada dosen atau asisten dosen. Kemudian mahasiswa akan

menemukan hubungan mengenai apa yang sudah ia lakukan dengan apa yang ia dapatkan, apakah hasil tersebut karena usaha yang belum maksimal, batas kemampuan diri atau karena lingkungan yang kurang mendukung (causal

attribution). Setelah itu, mahasiswa akan merasa puas atau tidak puas terhadap

hasil yang ia peroleh (self-satisfaction) dan menentukan apakah ia akan membuat target, strategi dan cara belajar yang lebih sesuai atau ia akan menerima apa adanya hasil yang telah ia dapatkan meskipun ia merasa tidak puas

(adaptive-defensive).

Fase forethought, fase performance or volitional control dan fase

reflection membentuk siklus, oleh karena itu fase forethought dan fase reflection dapat mempengaruhi fase performance or volitional control self-regulation. Target yang ditetapkan, perencanaan belajar, harapan, motivasi,

keyakinan diri dan kemampuan untuk tetap bertahan dalam target (fase


(24)

14

Universitas Kristen Maranatha melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan dan fokus dalam usahanya mencapai target (fase performance or volitional control). Setelah melaksanakan perencanaan dan melakukan usaha, mahasiswa akan melakukan evaluasi terhadap hasil yang mereka peroleh. Hasil evaluasi tersebut akan mendorong mahasiswa untuk membuat target dan strategi belajar yang lebih sesuai atau melindungi dirinya dari perasaan tidak enak yang akan muncul di masa yang akan datang. Jika mahasiswa memutuskan untuk membuat target dan strategi yang lebih sesuai bagi dirinya, hal tersebut dapat meningkatkan performa dirinya di dalam menjalankan tugas sebagai seorang mahasiswa dan secara tidak langsung akan mengarahkan mahasiswa untuk membentuk pelaksanaan self-regulation termasuk fase

Performance or volitional yang baru dan secara potensial lebih baik. Sebaliknya,

jika mahasiswa memutuskan untuk melindungi dirinya dari perasaan tidak enak yang akan muncul di masa yang akan datang, hal tersebut akan membuat adaptasi mahasiswa terhambat dan cenderung mengarahkan mahasiswa kepada ketidakberdayaan, penundaan dan penghindaran terhadap tugas dan sikap apatis sehingga secara tidak langsung akan menghambat fase performance or volitional

control.

Fase Performance or volitional control self-regulation juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosial dan lingkungan berdasarkan model kognitif sosial

self-regulation (dalam Boekaerts, 2000). Faktor sosial dapat berasal dari teman

sebaya, orang tua, ataupun dosen. Mahasiswa yang memiliki orang tua, teman, dan dosen dengan standar performa yang tinggi dan mampu melakukan evaluasi diri dengan baik, biasanya akan meniru tingkah laku orang-orang tersebut dan


(25)

15

Universitas Kristen Maranatha mampu melakukan evaluasi diri dengan baik pula terhadap performa belajar mereka. Selain itu, mahasiswa yang memiliki orang tua, teman, atau dosen yang memberikan penghargaan atas prestasi yang mampu dicapainya, biasanya akan membuat mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar. Orang tua yang mampu menunjukkan ketekunan untuk mencapai tujuan dapat menjadi contoh bagi mahasiswa sehingga mereka dapat meniru dan mampu memberikan instruksi bagi dirinya untuk tekun seperti figur-figur tersebut. Selain itu, orang tua dan dosen yang dapat menghargai prestasi yang dicapai mahasiswa, juga mampu meningkatkan kemampuan self-regulation mahasiswa sehingga jika ia gagal dalam mencapai target yang ia tentukan, maka mahasiswa tetap dapat memotivasi dirinya untuk belajar lebih giat dan tidak memberikan kritik yang berlebihan terhadap diri sendiri. Faktor lingkungan merupakan tempat mahasiswa belajar dan dapat memberikan fasilitas dalam aktivitas belajarnya yang dapat mendukung atau menghambat terbentuknya self-regulation pada mahasiswa. Lingkungan yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa dan tugas akademisnya akan mendukung mahasiswa untuk mampu melakukan self-regulation. Namun, jika lingkungan tidak sesuai dengan karakteristik gaya belajar mahasiswa dan tugas akademisnya, maka lingkungan akan menjadi penghambat.

Mahasiswa angkatan 2014 yang mampu melakukan fase performance or

volitional control self-regulation dengan baik akan mampu mengontrol dirinya

dengan baik. Hal tersebut membuat mahasiswa dapat mengarahkan dirinya sendiri untuk selalu belajar dan berusaha dengan giat untuk mencapai target yang telah ditetapkan, membayangkan keberhasilan dirinya dalam mencapai target untuk


(26)

16

Universitas Kristen Maranatha mendorong dirinya agar lebih bersemangat di dalam belajar, dapat mengarahkan seluruh perhatiannya terhadap target yang telah ditetapkan sehingga dirinya tidak mudah teralihkan oleh hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan target atau menghambat dalam mencapai target serta membuat strategi belajar secara spesifik dan efektif untuk menunjang dirinya dalam mencapai target. Mahasiswa angkatan 2014 juga akan mampu mengamati dirinya dengan baik melalui proses mengingat atau mencatat cara belajar yang sudah dilakukan dan bagaimana hasilnya serta mencoba hal-hal yang baru atau yang lebih efektif untuk mendukung dirinya di dalam mencapai tujuan.

Mahasiswa angkatan 2014 kurang mampu melakukan fase performance or

volitional control self-regulation dengan baik cenderung tidak akan dapat

mengontrol dirinya dengan baik. Hal tersebut membuat mahasiswa cenderung tidak dapat memberikan perintah kepada dirinya untuk tetap belajar demi mencapai target, tidak membayangkan keberhasilan dalam mencapai target sehingga akan membuat dirinya kurang terdorong dalam melakukan usaha untuk mencapai target, mudah teralihkan oleh hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan target atau dapat menghambat dirinya dalam mencapai target dan tidak memiliki strategi belajar yang spesifik dan efektif sehingga mahasiswa cenderung tidak tahu harus melakukan apa untuk mencapai target yang telah ia tetapkan. Mahasiswa juga tidak dapat mengamati dirinya dengan baik, cenderung tidak mengingat atau mencatat cara belajar yang sudah dilakukan dan bagaimana hasilnya sehingga tidak dapat menghasilkan atau mencoba cara baru yang lebih efektif dan lebih menunjang dalam pencapaian target.


(27)

17

Universitas Kristen Maranatha Bagan Kerangka Pikir

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir Mahasiswa KKNI Fakultas Psikologi Universitas “X” Self-Regulation (Performance or Volitional Control)

1. Faktor sosial 2. Faktor lingkungan Fase-fase yang mempengaruhi: 1. Forethought 2. Self-reflection Mampu melakukan Fase Performance or

volitional control self-regulation.

Aspek-aspek: 1. Self control:

a. Self instruction

b. Imagery

c. Attention focusing

d. Task strategies

2. Self observation: a. Self-recording b. Self-experimentation Kurang mampu melakukan Fase Performance or volitional control self-regulation.


(28)

18

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

Self-Regulation mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi

Universitas “X” Bandung terdiri atas fase forethought, fase performance or volitional control dan fase self-reflection.

Untuk memasuki fase performance or volitional control, mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung telah melewati fase forethought di mana mahasiswa menetapkan target yang ingin dicapai dan membuat perencanaan atau startegi belajar untuk mencapai target tersebut.

Derajat kemampuan self-regulation fase performance or volitional

control pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi

Universitas “X” Bandung berbeda-beda, mereka dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan self-regulation maupun kurang mampu.

Self-regulation fase performance or volitional control pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu self-control dan self

observation.

Derajat self-regulation fase Performance or volitional control pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor sosial dan faktor lingkungan.


(29)

80 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai fase

performance or volitional control self regulation pada mahasiswa angkatan 2014

Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang mampu melakukan fase performance or volitional control self regulation dan yang kurang mampu melakukan fase performance or volitional control self

regulation tersebar secara hampir merata.

2. Kemampuan untuk melakukan fase performance or volitional control self

regulation didukung oleh beberapa aspek fase forethought yaitu strategic planning, self-efficacy, outcome expectation, intrinsic interest/value dan goal orientation serta beberapa aspek dari fase self-reflection yaitu self-evaluation

dan causal attribution. Sementara kekurangmampuan melakukan fase

performance or volitional control self-regulation dipengaruhi oleh tidak

menentukan goal setting, tidak membuat startegic planning, kurang

self-efficacy, tidak memiliki outcome expectation, tidak memiliki intrinsic interest/value¸ kurang goal orientation dan self-reaction yang cenderung defensive.


(30)

81

Universitas Kristen Maranatha

3. Mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang mampu melakukan self-control maupun yang kurang mampu menunjukkan penyebaran yang merata. Kemampuan untuk melakukan self-control dipengaruhi oleh strategic planning, self-efficacy, outcome expectation,

intrinsic interest/value, goal orientation, self-evaluation dan causal attribution. Sementara kekurangmampuan melakukan self-control dipengaruhi oleh tidak menentukan goal setting, tidak membuat startegic

planning, kurang self-efficacy, tidak memiliki outcome expectation, tidak

memiliki intrinsic interest/value¸ kurang goal orientation, tidak melakukan

causal attribution, tidak melakukan self-valuation dan self-reaction yang

cenderung defensive.

4. Sebagian besar mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung sudah mampu melakukan self-observation. Hal ini dipengaruhi oleh

goal setting, strategic planning, self-efficacy, outcome expectation, intrinsic interest/value, goal orientation, evaluation, causal attribution, self-satisfaction dan self-reaction yang cenderung adaptive.

5.2Saran

5.2.1 Saran Teoretis:

1. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan, hasil dari penelitian ini dapat diguanakan sebagai masukkan jika ingin melakukan penelitian terhadap mahasiswa dari karateristik fakultas atau universitas yang berbeda.


(31)

82

Universitas Kristen Maranatha 2. Peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian korelasional mengenai pengaruh fase forethought dan fase self-reflection terhadap fase performance or volitional control pada mahasiswa.

3. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian self-regulation yang berfokus pada fase forethought yang merupakan titik awal mahasiswa membuat target dan perencanaan atau fase self-reflection yang merupakan hasil evaluasi mahasiswa terhadap hasil dari performa belajar mereka.

4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian self-regulation fase

performance or volitional control, melakukan terlebih dahulu

pengambilan data fase forethought. Sesudah itu responden yang sudah mampu melakukan fase forethought, diteliti bagaimana fase

performance or volitional control mereka.

5.2.2 Saran Praktis :

1. Bagi mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

Agar mahasiswa dapat menggunakan informasi tentang fase

performance or volitional control self-regulation sebagai referensi

untuk mengerti dan memahami tentang fase performance or volitional

control self-regulation dalam meningkatkan performa belajar dan

keberhasilan mahasiswa. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami diri mereka dalam menghadapi tuntutan belajar di Fakultas


(32)

83

Universitas Kristen Maranatha Psikologi yang sudah menerapkan kurikulum KBK dan mahasiswa dapat meningkatkan performa belajar mereka, dengan cara:

 Memiliki target dan strategi atau perencanaan belajar yang efektif dan spesifik.

 Memiliki keyakinan terhadap diri sendiri yang meliputi mengetahui kelebihan, kekurangan diri sendiri, harapan dan motivasi.

 Mengarahkan tindakan dan usaha mahasiswa agar tetap fokus ke target yang telah ditetapkan.

 Mengamati dan mencatat hal-hal yang dialami untuk digunakan sebagai dasar untuk membuat strategi atau perencanaan belajar yang baru.

 Melakukan evaluasi dan mengetahui apa yang menyebabkan mahasiswa memperoleh suatu hasil.

 Menentukan target yang lebih sesuai dan strategi atau perencanaan belajar yang lebih efektif apabila sesudah berusaha secara optimal namun masih belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Bagi dosen Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung

Agar dosen dapat menggunakan informasi tentang fase performance or

volitional control self-regulation sebagai referensi untuk mengerti dan

memahami tentang fase performance or volitional control


(33)

84

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa. Sehingga diharapkan dosen dapat lebih memahami mahasiswa dalam menghadapi tuntutan belajar di Fakultas Psikologi yang sudah menerapkan kurikulum KBK dan dosen dapat membantu meningkatkan performa belajar mahasiswa, dengan cara:

 Mengarahkan mahasiswa agar selalu memiliki target dan strategi atau perencanaan di dalam belajar.

 Meminta mahasiswa untuk mencoba membuat jurnal pribadi untuk mencatat apa saja yang sudah mereka lakukan dan bagaimana hasil yang mereka peroleh.

 Memberikan penghargaan dalam bentuk pujian untuk mahasiswa yang sudah memiliki performa belajar yang tinggi agar dapat memotivasi mahasiswa untuk tetap mempertahankan performa belajarnya tersebut. Memberikan feedback kepada mahasiswa yang performa belajarnya masih rendah agar membantu mereka untuk mengetahui apa yang perlu mereka lakukan selanjutnya.

3. Bagi Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung

Agar fakultas dapat menggunakan informasi dari penelitian ini untuk dapat meningkatkan performa belajar dan keberhasilan mahasiswa dengan cara :

 Membuat program untuk dosen wali agar memastikan bahwa mahasiswa memiliki target spesifik yang ingin mereka capai di dalam perkuliahan.


(34)

85

Universitas Kristen Maranatha

 Menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung performa mahasiswa seperti memperlengkap buku-buku referensi.


(35)

86 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Boekaerts, Monique; Pintrich, Paul; Zeidner, Moshe . (2000). Handbook of

Self-Regulation. California, USA: Academic Press.

Friendenberg, Lisa. 1955. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Boston: Copyright Allyn & bacon.

McCombs, Barbara. L & Whisler, Joe Sue. 1997. The Learner-Centered

Classroom and School: Strategies For Increasing Student Motivation and Achievement, First Edition. San Francisco: Johm Wiley & Sons.

Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian, cetakan ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia


(36)

87 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Ariani, Amanda. 2014. Hubungan Antara Emotional Intelegence dengan Self-Regulated Learning Pada Siswa Kelas Akselerasi Di SMA “X” Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Bahar, Alina A. 2014. Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Akademik pada

Siswa SMAN “X” Bandung yang Aktif Berkegiatan Ekstrakurikuler Basket. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

Gandwinatan, Rita. 2012. Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Fase Performance dalam Bidang Akademik pada Siswa Kelas X SMAK “Y” di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

Intania, Maria C. 2011 Penelitian Deskriptif Mengenai Self-Regulation Dalam

Bidang Akademik Pada Mahasiswa Semester III Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Mawung, Dameria. 2014. Studi Deskriptif Mengenai Evaluasi Tentang

Pelaksanaan Student Centered Learning pada Kelas KBK oleh Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013 di Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Sinaga, Naomi F. 2011. Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Akademik

Fase Performance or Volitional Control pada Siswa Kelas IX B dan C SMP “X” Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


(1)

2. Peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian korelasional mengenai pengaruh fase forethought dan fase self-reflection terhadap fase performance or volitional control pada mahasiswa.

3. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian self-regulation yang berfokus pada fase forethought yang merupakan titik awal mahasiswa membuat target dan perencanaan atau fase self-reflection yang merupakan hasil evaluasi mahasiswa terhadap hasil dari performa belajar mereka.

4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian self-regulation fase performance or volitional control, melakukan terlebih dahulu pengambilan data fase forethought. Sesudah itu responden yang sudah mampu melakukan fase forethought, diteliti bagaimana fase performance or volitional control mereka.

5.2.2 Saran Praktis :

1. Bagi mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

Agar mahasiswa dapat menggunakan informasi tentang fase performance or volitional control self-regulation sebagai referensi untuk mengerti dan memahami tentang fase performance or volitional control self-regulation dalam meningkatkan performa belajar dan keberhasilan mahasiswa. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami diri mereka dalam menghadapi tuntutan belajar di Fakultas


(2)

83

Universitas Kristen Maranatha Psikologi yang sudah menerapkan kurikulum KBK dan mahasiswa dapat meningkatkan performa belajar mereka, dengan cara:

 Memiliki target dan strategi atau perencanaan belajar yang efektif dan spesifik.

 Memiliki keyakinan terhadap diri sendiri yang meliputi mengetahui kelebihan, kekurangan diri sendiri, harapan dan motivasi.

 Mengarahkan tindakan dan usaha mahasiswa agar tetap fokus ke target yang telah ditetapkan.

 Mengamati dan mencatat hal-hal yang dialami untuk digunakan sebagai dasar untuk membuat strategi atau perencanaan belajar yang baru.

 Melakukan evaluasi dan mengetahui apa yang menyebabkan mahasiswa memperoleh suatu hasil.

 Menentukan target yang lebih sesuai dan strategi atau perencanaan belajar yang lebih efektif apabila sesudah berusaha secara optimal namun masih belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Bagi dosen Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung

Agar dosen dapat menggunakan informasi tentang fase performance or volitional control self-regulation sebagai referensi untuk mengerti dan memahami tentang fase performance or volitional control self-regulation dalam meningkatkan performa belajar dan keberhasilan


(3)

mahasiswa. Sehingga diharapkan dosen dapat lebih memahami mahasiswa dalam menghadapi tuntutan belajar di Fakultas Psikologi yang sudah menerapkan kurikulum KBK dan dosen dapat membantu meningkatkan performa belajar mahasiswa, dengan cara:

 Mengarahkan mahasiswa agar selalu memiliki target dan strategi atau perencanaan di dalam belajar.

 Meminta mahasiswa untuk mencoba membuat jurnal pribadi untuk mencatat apa saja yang sudah mereka lakukan dan bagaimana hasil yang mereka peroleh.

 Memberikan penghargaan dalam bentuk pujian untuk mahasiswa yang sudah memiliki performa belajar yang tinggi agar dapat memotivasi mahasiswa untuk tetap mempertahankan performa belajarnya tersebut. Memberikan feedback kepada mahasiswa yang performa belajarnya masih rendah agar membantu mereka untuk mengetahui apa yang perlu mereka lakukan selanjutnya.

3. Bagi Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung

Agar fakultas dapat menggunakan informasi dari penelitian ini untuk dapat meningkatkan performa belajar dan keberhasilan mahasiswa dengan cara :

 Membuat program untuk dosen wali agar memastikan bahwa mahasiswa memiliki target spesifik yang ingin mereka capai di dalam perkuliahan.


(4)

85

Universitas Kristen Maranatha  Menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung performa mahasiswa seperti memperlengkap buku-buku referensi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Boekaerts, Monique; Pintrich, Paul; Zeidner, Moshe . (2000). Handbook of Self-Regulation. California, USA: Academic Press.

Friendenberg, Lisa. 1955. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Boston: Copyright Allyn & bacon.

McCombs, Barbara. L & Whisler, Joe Sue. 1997. The Learner-Centered Classroom and School: Strategies For Increasing Student Motivation and Achievement, First Edition. San Francisco: Johm Wiley & Sons.

Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian, cetakan ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia


(6)

87 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Ariani, Amanda. 2014. Hubungan Antara Emotional Intelegence dengan Self-Regulated Learning Pada Siswa Kelas Akselerasi Di SMA “X” Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Bahar, Alina A. 2014. Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Akademik pada

Siswa SMAN “X” Bandung yang Aktif Berkegiatan Ekstrakurikuler Basket. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Gandwinatan, Rita. 2012. Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Fase Performance dalam Bidang Akademik pada Siswa Kelas X SMAK “Y” di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Intania, Maria C. 2011 Penelitian Deskriptif Mengenai Self-Regulation Dalam Bidang Akademik Pada Mahasiswa Semester III Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Mawung, Dameria. 2014. Studi Deskriptif Mengenai Evaluasi Tentang Pelaksanaan Student Centered Learning pada Kelas KBK oleh Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013 di Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Sinaga, Naomi F. 2011. Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Akademik Fase Performance or Volitional Control pada Siswa Kelas IX B dan C SMP “X” Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif tentang Kemampuan Self-Regulation Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "Y" Angkatan 2011 Kota Bandung.

0 0 12

Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Self-Regulation pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Angkatan 2013 di Universitas "X" Bandung.

0 0 33

Studi Deskriptif mengenai Self Regulation dalam Bidang Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2003 yang Memiliki IPK<2,75 pada Universitas "X" di Bandung.

0 0 11

Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Fase Performance Dalam Bidang Akademik Pada Siswa Kelas X SMAK "Y" di Kota Bandung.

0 0 40

Penelitian Deskriptif Mengenai Self-Regulation Dalam Bidang Akademik Pada Mahasiswa Semester III Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

1 1 35

Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Fase Performance/Volitional Control Dalam Bidang Akademik Pada Siswa Kelas IX B dan C SMP "X" Bandung.

0 0 47

Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2008 Universitas "X" Bandung.

0 0 30

Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Fase Volitional Control dalam Kegiatan Membaca Buku Teks Berbahasa Indonesia (Suatu Penelitian pada Mahasiswa Angkatan 2005 Fakultas Psikologi Universitas "X" Kota Bandung).

0 0 30

Survei Mengenai Self Regulation Akademik pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2000 di Universitas "X", Bandung.

0 0 54

Hubungan Antara Tipe Self Regulation-Akademik dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2000 Universitas "X" Bandung.

0 0 107