PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON.
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII
PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Fisika
Oleh
ARIP NURAHMAN 0703717
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Fisika Berorientasi Penemuan Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMP Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Hukum Newton” ini karya saya. Tidak ada
bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya lain dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko yang diberikan apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 2014
(3)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP KELAS VIII PADA POKOK
BAHASAN HUKUM NEWTON
Oleh Arip Nurahman NIM: 0703717
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,
Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si. NIP. 195010051976031003
Pembimbing II,
Dra. Hj. Heni Rusnayati, M. Si. NIP. 196102021989012001
Mengetahui, Ketua Jurusan
Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP 195904011986011001
(4)
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu i
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII
PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Arip Nurahman NIM. 0703717
Pembimbing I : Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si Pembimbing II : Dra. Hj. Heni Rusnayati, M.Si.
Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif melalui penerapan model pembelajaran fisika berbasis penemuan yang dikhususkan pada konsep Hukum Newton. Pendekatan berbasis penemuan diharapkan dan dipercaya dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berbagai aspek salah satunya prestasi belajar yang menunjukkan tingkat penguasaan materi fisika yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Peneliti melakukan studi mengenai proses pembelajaran fisika berorientasi penemuan bagi siswa SMP pada materi Hukum Newton dengan desain one group pretest-posttest. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B pada semester genap tahun ajaran 2013-2014 di salah satu SMP negeri di Kota Bandung sebanyak 34 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menginformasikan bahwa skor rata-rata pretest 69,56 dan skor rata-rata posttest sebesar 80,29 serta nilai rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,35 dengan kategori sedang. Peneliti menyimpulkan pembelajaran ini dapat dikatakan memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa yang menunjukkan bahwa siswa mampu mengorganisir dan membangun pengetahuan dengan baik.
(5)
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8
A. Pendekatan Pembelajaran ... 8
B. Pembelajaran Berorientasi Discovery... 10
C. Prestasi Belajar... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Metode dan Desain Penelitian ... 23
B. Subyek Penelitian ... 23
(6)
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu vi
D. Prosedur dan Alur Penelitian ... 25
E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 26
F. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 30
G. Teknik Pengolahan Data... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Hasil Penelitian... 35
B. Pembahasan ... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
A. Kesimpulan ... 42
B. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
(7)
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu fisika merupakan salah satu dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang fenomena alam sehingga dalam pembelajarannya diperlukan kegiatan yang dapat mengarahkan peserta didik untuk memahami fenomena alam. Kegiatan tersebut bisa berupa percobaan, video simulasi dan lain-lain. Pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2008) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap kondisi tertentu. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Sains adalah tubuh pengetahuan yang menggambarkan urutan dalam alam dan penyebab urutan itu. Sains adalah aktivitas manusia yang berkelanjutan yang merupakan upaya kolektif, temuan, dan kebijaksanaan dari umat manusia, suatu kegiatan yang didedikasikan untuk mengumpulkan pengetahuan tentang dunia dan mengaturnya menjadi hukum dan teori-teori yang teruji.
Selain itu, fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga proses pembelajarannya bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
(8)
2
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa proses pembelajaran IPA ditandai oleh munculnya metode ilmiah yang terwujud melalui serangkaian kerja ilmiah, nilai dan sikap ilmiah. Dalam hal ini peserta didik harus mampu mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, menyusun dan mengajukan hipotesis, merancang eksperimen, menguji hipotesis melalui eksperimen, mengumpulkan data, mengolah dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen. Dengan proses pembelajaran tersebut diharapkan hasil belajar peserta didik dapat memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan (Depdiknas, 2007).
Namun, berdasarkan hasil observasi penulis di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung menunjukkan bahwa proses belajar mengajar fisika di kelas lebih dominan kepada proses menghafalkan fakta, prinsip atau teori. Selain itu, peserta didik lebih banyak mempelajari suatu konsep dengan cara mendengar informasi tanpa disertai dengan melakukan sendiri. Akhir-akhir ini pembelajaran baik di sekolah menengah tingkat pertama SMP maupun di sekolah menengah tingkat atas SMA hanya mengejar nilai Ujian Nasional setinggi mungkin tanpa memperhatikan aspek-aspek pembelajaran yang benar. Sebagian mata pelajaran dan aspek-aspek pembelajaran diabaikan dan hanya diarahkan pada penyelesaian soal-soal “secara paksa”, atau dengan kata lain para peserta didik di “drill” (Kardiawarman:1999). Di samping itu laboratorium IPA sering difungsikan untuk membuktikan rumus-rumus atau persamaan-persamaan yang terlebih dahulu telah diajarkan melalui ceramah di kelas. Akibatnya, para guru merasa terbebani dengan harus adanya kegiatan praktikum IPA di Sekolah dan proses penerapan pola berpikir yang baik tidak pernah terjadi.
Selain itu berdasarkan pengalaman peneliti yang telah melakukan studi pendahuluan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung melalui wawancara terhadap beberapa peserta didik ditemukan bahwa tidak semua peserta didik menyukai perhitungan, sehingga banyak peserta didik yang tidak bisa mengikuti
(9)
3
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dengan baik dan fisika dipandang sebagai mata pelajaran yang menakutkan dan sulit. Selain itu dalam pembelajarannya peserta didik tidak pernah melakukan eksperimen untuk mencari kebenaran konsep fisika sehingga peserta didik tidak terlatih mentalnya untuk menemukan konsep fisika dari percobaan.
Oleh karena itu, perlu pendekatan lain yang bisa memberikan sudut pandang bahwa fisika itu bermakna dalam hidup. Kebermaknaan belajar tergantung bagaimana cara belajar (Madnesen, 1983). Jika belajar hanya dengan membaca kebermaknaan bisa mencapai 10%, dari mendengar 20%, dari melihat 30%, mendengar dan melihat 50%, mengatakan-komunikasi mencapai 70%, dan belajar dengan melakukan dan mengkomunikasikan bisa mencapai 90% dari materi pembelajaran yang guru sampaikan.
Berdasarkan kondisi di atas, maka diperlukan pendekatan yang lebih aplikatif bagi peserta didik, yang bisa menjadikan peserta didik memiliki kemampuan ber-sains. Pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) diharapkan dan dipercaya bisa menjadi jawaban bagi permasalahan di atas, guna memberikan sudut pandang lain bagi peserta didik bahwa fisika bukanlah matematika. Fisika adalah suatu fenomena yang ada dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan mereka bisa ber-sains dalam kehidupannya untuk merasakan kebermaknaan dalam hidup.
Pada Discovery Learning, peserta didik belajar memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005: hal 43). Penemuan konsep terjadi bila konsep tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan dengan model discovery learning peserta didik mampu mengorganisasi sendiri konsep yang diterimanya. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter. Hal tersebut terjadi bila peserta didik terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery bisa dilakukan dengan beberapa cara yakni: observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan
(10)
4
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Sund dalam Malik, 2001: hal 219).
Selain itu, discovery learning merupakan salah satu pendekatan sainstifik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Dengan kata lain, proses pembelajaran yang berorientasi penemuan (discovery learning) merupakan ruh pada proses pembelajaran kurikulum 2013 yang diharapkan dan dipercaya dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berbagai aspek keterampilan dan hasil belajar, salah satunya prestasi belajar.
Prestasi belajar menjadi salah satu aspek kemampuan yang harus dicapai peserta didik karena prestasi belajar menunjukkan tingkat penguasaan materi fisika yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti sangat tertarik untuk meneliti proses pembelajaran fisika berorientasi penemuan dan dampaknya terhadap prestasi belajar peserta didik. Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Fisika Berorientasi Penemuan Terhadap Prestasi Belajar Fisika Peserta Didik SMP Kelas VIII Pada Topik Hukum Newton”.
(11)
5
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana prestasi belajar peserta didik SMP setelah diterapkan pembelajaran fisika berorientasi penemuan pada materi Hukum Newton?”
C. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada aspek kognitif menurut Benjamin S. Bloom, yang meliputi mengingat (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah memperoleh informasi terkait prestasi belajar peserta didik setelah diterapkan Pembelajaran Fisika Berorientasi Penemuan.
E. MANFAAT PENELITIAN
Bagi Guru, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pembelajaran yang tepat agar hasil belajar peserta didik lebih baik dan mampu memahami konsep fisika. Bagi Peserta didik, penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep fisika dan menumbuhkan jiwa ilmiah dengan dilatihnya peserta didik untuk bisa menemukan konsep fisika sendiri serta menunjukan bahwa fisika ada dalam keseharian. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melaksanakan proses pembelajaran berorientasi penemuan.
(12)
6
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan skripsi pada bagian ini akan dikemukakan sistematika penulisan yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh para mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Urutan yang tercantum dalam sistematika di bawah ini merupakan keterangan minimal yang harus dibahas. Dengan kata lain, suatu bab dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, misalnya bab tentang hasil-hasil penelitian yang relevan diuraikan berdasarkan sub topik yang diteliti.
Sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II merupakan kajian pustaka yang berisikan konsep-konsep mengenai pendekatan pembelajaran, pembelajaran berorientasi penemuan, langkah persiapan pembelajaran berorientasi penemuan, tahapan pembelajaran berorientasi penemuan, pendapat para pakar mengenai pembelajaran berorientasi penemuan, kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran berorientasi penemuan, prestasi belajar, taksonomi Bloom dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Bab III merupakan metode penelitian yang berisikan metode dan desain penelitian, subyek penelitian, instrument penelitian dan teknik pengumpulan data, prosedur penelitian dan alur penelitian, teknik analisis instrument penelitian, hasil uji coba instrument tes prestasi belajar, serta teknik pengolahan data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan sedangkan Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran.
(13)
7
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Sistematika penulisan karya ilmiah ini dibuat untuk memberi gambaran perihal susunan dan rencana isi tiap bab yang akan disusun. Hal ini dikarenakan bab I (pendahuluan) merupakan bab awal yang harus diajukan ke ujian proposal sebelum bab yang lain dibuat. Dengan demikian, dosen yang memeriksa/menguji kelayakan rencana penelitian akan lebih jelas “melihat” arah penelitian. Dan biasanya, walaupun karya ilmiah telah selesai dilakukan dan diujikan sub bab ini tetap ada di mana isinya disesuaikan dengan perkembangan penulisan penelitian.
Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi maka akan dijelaskan beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian ini, definisi operasional variabel penelitian yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Fisika yaitu rancangan suatu tahapan pembelajaran sebagai acuan bagi guru dalam mengajar yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini berbasis pada pendekatan discovery atau penemuan. Sehingga dalam model pembelajaran ini peserta didik melakukan percobaan mengenai Hukum Newton.
2. Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar peserta didik pada ranah kognitif yang diukur melalui pretest dan posttest berbentuk pilihan ganda terhadap pokok bahasan yang dipelajari, meliputi jenjang mengingat (Recall/C1), pemahaman (Comprehension/C2), dan penerapan (Application/C3).
(14)
23 Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasy eksperimental). Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Desain ini digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
T1 X T2
(Sukmadinata, 2011: hal 208)
Keterangan : T1 = tes awal (pretest)
X = perlakuan (treatment) dengan pembelajaran berorientasi penemuan T2 = tes akhir (posttest)
Dalam penelitian ini, sampel penelitian akan diberi perlakuan (treatment) yaitu berupa pembelajaran berbasis penemuan sebanyak dua kali. Pada setiap pembelajaran, sampel penelitian akan diberi tes awal (pretest), kemudian dilanjutkan dengan treatment dengan dan berakhir dengan pemberian tes akhir (posttest). Instrumen soal yang digunakan untuk pretest dan posttest pada penelitian ini adalah soal yang sama untuk mengukur prestasi belajar.
(15)
24
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIB semester 2 tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa di salah satu SMP Negeri di Bandung.
C. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: hal 160). Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes prestasi belajar
Tes prestasi belajar dengan menggunakan instrumen berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan. Dalam penelitian ini aspek kognitif yang diukur berdasarkan taksonomi Bloom yang meliputi aspek mengingat dinyatakan dengan C1, pemahaman dinyatakan dengan C2, dan aspek aplikasi dinyatakan dengan C3.
2. Observasi
Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Sudjana, 2006: hal 156). Observasi yang dilakukan meliputi observasi kegiatan selama proses pembelajaran yang menyangkut aktivitas siswa dan guru. Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi berbentuk rating scale, observer hanya memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi. Selain itu, instrumen ini memuat kolom keterangan atau saran-saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran. Lembar observasi yang telah dibuat dikoordinasikan kepada observer yang akan mengikuti dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap lembar observasi tersebut.
(16)
25
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan Tanya-jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap Nara sumber atau sumber data (Arikunto, 2006). Wawancara pada penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan setelah proses pembelajaran yang menyangkut aktivitas pembelajaran berorientasi penemuan pada siswa. Wawancara dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar wawancara berbentuk beberapa pertanyaan terbuka yang bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berorientasi penemuan.
D. Prosedur Penelitian dan Alur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Telaah kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang melandasi penelitian yaitu mengenai pembelajaran penemuan dan prestasi belajar. c. Melakukan studi pendahuluan dengan tujuan agar memperoleh gambaran
mengenai kondisi tempat penelitian. d. Menentukan sampel penelitian. e. Menyusun perangkat pembelajaran.
f. Membuat dan menyusun instrumen penelitian. g. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ialah menerapkan metode demonstrasi selama tiga kali pembelajaran. Setiap pembelajaran meliputi:
a. Memberikan tes awal (pretest). b. Memberikan perlakuan (treatment)
(17)
26
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Selama pembelajaran, observer melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran.
d. Memberikan tes akhir (posttest).
3. Tahap Pengolahan Data dan Pelaporan
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian. b. Membahas hasil penelitian.
c. Menarik kesimpulan dan saran.
Alur penelitian dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini: Tahap
Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pengolahan Data dan Pelaporan
Telaah Kurikulum Studi Literatur Studi Pendahuluan
Menentukan Sampel Penelitian Menyusun Perangkat Pembelajaran Menyusun Instrumen Penelitian
Melakukan Uji Coba dan Analisis Instrumen Penelitian
Mengolah dan Menganalisis Data Hasil Penelitian
Membahas Hasil Penelitian
Menarik Kesimpulan dan Saran
Tes Awal Prestasi Belajar Treatment
Observasi
(18)
27
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diuji coba di salah satu kelas yang berada di sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan supaya data yang diperoleh adalah data yang benar sehingga dapat menggambarkan kemampuan subyek penelitian dengan tepat. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian dianalisis dengan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran untuk memperoleh keterangan layak atau tidaknya soal digunakan dalam penelitian.
1. Analisis Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu tes. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk moment. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ( ∑ ∑ ) ………. (3.1)
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan. X = skor tiap butir soal.
Y = skor total tiap butir soal. N = jumlah siswa.
Kategori validitas dari setiap butir soal yang telah diujicobakan dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi validitas butir soal pada Tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2.
(19)
28
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Nilai rxy Kriteria
1,00 Sempurna
0,80-0,99 Sangat Tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat Rendah
(Arikunto, 2010: hal 75)
2. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau tidak berubah-ubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda (Syambasri Munaf, 2001: hal 59). Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus K-R 20 karena jumlah soal ganjil. Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :
∑ ………….. (3.2)
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) (Arikunto, 2010: hal 100-101)
Tabel 3.3
(20)
29
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 11
r Kriteria reliabilitas
0,81 r11 1,00 Sangat Tinggi 0,61 r11 0,80 Tinggi 0,41 r11 0,60 Cukup 0,21 r11 0,40 Rendah 0,00 r11 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2010: hal 75)
3. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. (Arikunto, 2010: hal 211)
Daya pembeda butir soal dapat ditentukan dengan rumusan sebagai berikut.
……… (3.3) Keterangan:
D = Daya pembeda butir soal
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kategori daya pembeda butir soal yang telah diujicobakan dapat ditentukan berdasarkan interpretasi daya pembeda butir soal pada Tabel 3.4 di bawah ini.
(21)
30
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4.
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
Negatif Soal dibuang
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
0,70-1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2010: hal 218)
4. Analisis Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran suatu butir soal merupakan gambaran mengenai sukar atau tidaknya suatu butir soal. Tingkat kesukaran dapat juga disebut sebagai taraf kemudahan. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :
……….. (3.4) Keterangan :
TK = F = Tingkat Kesukaran atau Taraf Kemudahan
Nt = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas Nr = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah N = Jumlah siswa pada kelompok atas ditambah jumlah siswa pada
kelompok bawah
Kategori tingkat kesukaran butir soal yang telah diujicobakan dapat ditentukan berdasarkan kategori validitas butir soal pada Tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.5.
Kategori Tingkat Kesukaran
(22)
31
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
0,00-0,25 Sukar
0,26-0,75 Sedang
0,76-1,00 Mudah
(Arikunto, 2010: hal 210)
F. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar
Sebelum instrumen tes prestasi belajar digunakan dalam penelitian, instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan di sekolah yang sama dengan tempat penelitian. Data hasil uji coba instrumen tes kemudian dianalisis untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes dipakai dalam penelitian. Data hasil uji coba instrumen penelitian yang telah dianalisis validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6
Analisis Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Nomor
Soal
Validitas Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0,497 Cukup 0,27 Cukup 0,67 Sedang Dapat
Digunakan
2 0,576 Cukup 0,33 Cukup 0,70 Sedang Dapat
digunakan
3 0,486 Cukup 0,47 Baik 0,30 Sedang Dapat
digunakan
4 0,423 Cukup 0,33 Cukup 0,17 Sukar Dapat
digunakan
5 0,566 Cukup 0,60 Baik 0,57 Sedang Digunakan
6 0,459 Cukup 0,40 Cukup 0,33 Sedang Digunakan
7 0,359 Rendah 0,40 Cukup 0,73 Sedang Digunakan
8 0,216 Rendah 0,07 Jelek 0,03 Sukar Dibuang
9 0,631 Tinggi 0,67 Baik 0,67 Sedang Digunakan
(23)
32
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
11 0,743 Tinggi 0,80 Baik
Sekali 0,60 Sedang Digunakan
12 0,333 Rendah 0,20 Cukup 0,90 Mudah Digunakan
13 0,486 Cukup 0,47 Baik 0,30 Sedang Dapat
digunakan
14 0,430 Cukup 0,27 Cukup 0,13 Sukar Digunakan
15 0,536 Cukup 0,27 Cukup 0,13 Sukar Digunakan
16 0,366 Rendah 0,13 Jelek 0,87 Mudah Dibuang
17 0,297 Rendah 0,27 Cukup 0,13 Sukar Digunakan
18 Tidak
ada - 0 Dibuang 0 Sukar Dibuang
19 0,387 Rendah 0,07 Jelek 0,97 Baik
sekali Dibuang
20 0,359 Rendah 0,40 Cukup 0,73 Sedang Digunakan
21 0,162 Sangat
Rendah 0,20 Cukup 0,43 Sedang Digunakan
22 0,576 Cukup 0,33 Cukup 0,70 Sedang Dapat
digunakan
23 0,333 Rendah 0,20 Cukup 0,90 Mudah Digunakan
24 0,380 Rendah 0,33 Cukup 0,43 Sedang Digunakan
25 -0,083 Sangat
Rendah -0,20 Dibuang 0,23 Sukar Dibuang
Adapun hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20 diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,72 yang termasuk kategori tinggi. Artinya instrumen ini sudah menghasilkan skor yang ajeg yaitu dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten walaupun diujikan pada kondisi yang berbeda.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 3.6 tampak bahwa dari 25 item soal yang diujicobakan, 20 soal dapat digunakan sebagai instrumen penelitian dan 5 soal dibuang karena nilai validitas tedapat pada kategori rendah atau sangat rendah serta daya pembedanya terdapat pada kategori jelek atau dibuang.
G. Teknik Pengolahan Data 1. Tes prestasi belajar siswa
(24)
33
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Skor setiap siswa ditentukan oleh jumlah jawaban yang benar, dengan metode penskoran berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan ketentuan:
S = Σ R …………. (3.4)
atau, Skor = jumlah jawaban yang benar (Munaf, 2001: hal 44).
b. Menentukan nilai gain
Gain adalah selisih antara skor tes awal dan skor tes akhir. Nilai gain dapat ditentukan dengan rumusan sebagai berikut:
…………. (3.5) Keterangan :
G = gain
Sf = skor tes awal Si = skor tes akhir
c. Menentukan nilai gain ternormalisasi
Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa (Hake, 1997). Untuk perhitungan nilai gain ternormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut :
1.) Gain ternormalisasi setiap siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
i
i f S S S g % % 100 % % …………. (3.6) Keterangan :
g = gain ternormalisasi Sf = skor tes awal Si = skor tes akhir
f i
(25)
34
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2.) Rata-rata gain ternormalisasi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
i
i f S S S g % % 100 % % …………. (3.7) Keterangan :
<g> = rata-rata gain ternormalisasi Sf = rata-rata skor tes awal Si = rata-rata skor tes akhir
Nilai <g> yang diperoleh kemudian diinterpretasikan pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7.
Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Nilai <g> Kriteria
0,00 < h ≤ 0,30 Rendah 0,30 < h ≤ 0,70 Sedang 0,70 < h ≤1,00 Tinggi
(Hake, 1997)
2. Analisis lembar observasi keterlaksanaan pendekatan pembelajaran
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keutuhan pelaksanaan semua kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk menganalisis hal-hal yang mempengaruhi prestasi siswa setelah pembelajaran. Data lembar observasi diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Secara kuantitatif data tersebut diolah sebagai berikut.
a. Menghitung jumlah kegiatan pembelajaran setiap pertemuan dan jumlah kegiatan pembelajaran yang terlaksana pada lembar observasi pembelajaran b. Menghitung persentase jumlah kegiatan guru atau respon siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan persamaan
(26)
35
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Menginterpretasikan persentase keterlaksanaan pendekatan pembelajaran yang diperoleh pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8.
Interpretasi Keterlaksanaan Pendekatan Pembelajaran
Presentase (%) Interpretasi
80-100 Sangat baik
60-79 Baik
40-59 Cukup
21-39 Kurang
0-20 Sangat kurang
(Ridwan, 2000: hal 13)
Persentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Selain itu, menjadi bahan analisis terkait prestasi belajar yang dicapai siswa setelah pembelajaran.
(27)
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung kelas VIII semester II mengenai pembelajaran fisika berorientasi penemuan, diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa setelah pembelajaran meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor rata-rata pretest 69,56 dan skor rata-rata posttest sebesar 80,29 serta Nilai rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,35 dengan kategori sedang.
B. Saran
1. Pada penelitian ini didapatkan peningkatan kemampuan prestasi belajar yang tidak terlalu signifikan, maka perlu ada perbaikan dari segi pelaksanaan pembelajarannya agar peningkatannya menjadi lebih signifikan dan dicoba untuk materi lain untuk mengetahui konsistensi peningkatannya. Peneliti juga diharapkan lebih memperbaiki kualitas percobaan dan demontrasi yang dilakukan di dalam kelas.
2. Sebaiknya siswa diobservasi secara berkelompok sehingga observer siswa lebih fokus dan bisa memberikan banyak feed back yang bagus untuk ke depannya dan. Selain itu, agar dampak dari setiap kegiatan pembelajaran bagi setiap siswa dapat diamati dan dicermati sehingga setiap siswa dapat terfasilitasi dengan baik pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
(28)
43 Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Clark, Donald. (2000). Learning Domain or Bloom’s Taxonomy [On line]. Tersedia: http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.html [20 Juli 2014] Depdiknas. (2006). Kurikulum 2004: Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Fisika,
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hake, Richard. R. (1997). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Courses. Tersedia : http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf, accessed on. [20 Juli 2014]
Martawijaya, Agus, dkk. (2010). Discovery dalam pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Makasar: Makasar.
Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung.
Panggabean, Luhut .P. (2001). Statistika Dasar. Jurusan Pendidikan Fisika – Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – Universitas Pendidikan Indonesia.
Ridwan, Sa’adah. (2000). Identifikasi dan Penanggulangan Kesulitan Belajar Siswa dalam Mempelajari Konsep Cahaya di Kelas II G SLTPN 12 Bandung. Tesis pada Program Pasca Sarjana UPI: Tidak diterbitkan.
(29)
44 Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Syaodih-Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
(1)
33
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Skor setiap siswa ditentukan oleh jumlah jawaban yang benar, dengan metode penskoran berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan ketentuan:
S = Σ R …………. (3.4)
atau, Skor = jumlah jawaban yang benar (Munaf, 2001: hal 44).
b. Menentukan nilai gain
Gain adalah selisih antara skor tes awal dan skor tes akhir. Nilai gain dapat ditentukan dengan rumusan sebagai berikut:
…………. (3.5)
Keterangan : G = gain
Sf = skor tes awal
Si = skor tes akhir
c. Menentukan nilai gain ternormalisasi
Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa (Hake, 1997). Untuk perhitungan nilai gain ternormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut :
1.) Gain ternormalisasi setiap siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
i
i f S S S g % % 100 % % …………. (3.6)
Keterangan :
g = gain ternormalisasi Sf = skor tes awal
Si = skor tes akhir
f i
(2)
34
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2.) Rata-rata gain ternormalisasi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
i
i f S S S g % % 100 % % …………. (3.7)
Keterangan :
<g> = rata-rata gain ternormalisasi Sf = rata-rata skor tes awal
Si = rata-rata skor tes akhir
Nilai <g> yang diperoleh kemudian diinterpretasikan pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7.
Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Nilai <g> Kriteria 0,00 < h ≤ 0,30 Rendah
0,30 < h ≤ 0,70 Sedang
0,70 < h ≤1,00 Tinggi
(Hake, 1997)
2. Analisis lembar observasi keterlaksanaan pendekatan pembelajaran
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keutuhan pelaksanaan semua kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk menganalisis hal-hal yang mempengaruhi prestasi siswa setelah pembelajaran. Data lembar observasi diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Secara kuantitatif data tersebut diolah sebagai berikut.
a. Menghitung jumlah kegiatan pembelajaran setiap pertemuan dan jumlah kegiatan pembelajaran yang terlaksana pada lembar observasi pembelajaran b. Menghitung persentase jumlah kegiatan guru atau respon siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan persamaan
(3)
35
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Menginterpretasikan persentase keterlaksanaan pendekatan pembelajaran yang diperoleh pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8.
Interpretasi Keterlaksanaan Pendekatan Pembelajaran
Presentase (%) Interpretasi
80-100 Sangat baik
60-79 Baik
40-59 Cukup
21-39 Kurang
0-20 Sangat kurang
(Ridwan, 2000: hal 13)
Persentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Selain itu, menjadi bahan analisis terkait prestasi belajar yang dicapai siswa setelah pembelajaran.
(4)
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung kelas VIII semester II mengenai pembelajaran fisika berorientasi penemuan, diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa setelah pembelajaran meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor rata-rata pretest 69,56 dan skor rata-rata posttest sebesar 80,29 serta Nilai rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,35 dengan kategori sedang.
B. Saran
1. Pada penelitian ini didapatkan peningkatan kemampuan prestasi belajar yang tidak terlalu signifikan, maka perlu ada perbaikan dari segi pelaksanaan pembelajarannya agar peningkatannya menjadi lebih signifikan dan dicoba untuk materi lain untuk mengetahui konsistensi peningkatannya. Peneliti juga diharapkan lebih memperbaiki kualitas percobaan dan demontrasi yang dilakukan di dalam kelas.
2. Sebaiknya siswa diobservasi secara berkelompok sehingga observer siswa lebih fokus dan bisa memberikan banyak feed back yang bagus untuk ke depannya dan. Selain itu, agar dampak dari setiap kegiatan pembelajaran bagi setiap siswa dapat diamati dan dicermati sehingga setiap siswa dapat terfasilitasi dengan baik pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
(5)
43
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Clark, Donald. (2000). Learning Domain or Bloom’s Taxonomy [On line]. Tersedia: http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.html [20 Juli 2014] Depdiknas. (2006). Kurikulum 2004: Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Fisika,
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hake, Richard. R. (1997). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Courses. Tersedia : http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf, accessed on. [20 Juli 2014]
Martawijaya, Agus, dkk. (2010). Discovery dalam pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Makasar: Makasar.
Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung.
Panggabean, Luhut .P. (2001). Statistika Dasar. Jurusan Pendidikan Fisika – Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – Universitas Pendidikan Indonesia.
Ridwan, Sa’adah. (2000). Identifikasi dan Penanggulangan Kesulitan Belajar Siswa dalam Mempelajari Konsep Cahaya di Kelas II G SLTPN 12 Bandung. Tesis pada Program Pasca Sarjana UPI: Tidak diterbitkan.
(6)
44
Arip Nurahman, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Syaodih-Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya