PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KETERAMPILAN MENGANYAM KERTAS TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB HIKMAT KOTA BANDUNG.

(1)

PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANK CEREBRAL PALSY SPASTIC

DI SLB HIKMAT BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

Arni Dwi Indriani 0900900

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CREBRAL PALSY SPASTIC

DI SLB HIKMAT BANDUNG

Oleh Arni Dwi Indriani

Sebuah skripsi yang dijukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Arni Dwi Indriani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak cipta dilindungi undang undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB

HIKMAT BANDUNG

ARNI DWI INDRIANI 0900900

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dra. Mimin Tjasmini, M.Pd. NIP. 19540310 198803 2 001

Pembimbing II

Dr.Juang Sunanto,M.Ed.Ph.d. NIP. 19610515 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP.19560722 198503 1 001


(4)

i

ABSTRAK

PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KETERAMPILAN MENGANYAM KERTAS TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB HIKMAT KOTA BANDUNG

(Arni Dwi Indriani 0900900)

Masalah yang dihadapi kebanyakan anak cerebral palsy spastic adalah kekakuan pada anggota tubuh, termasuk pada jari jari tangan yang berfungsi melakukan berbagai kegiatan/aktivitas sehari hari termasuk salah satunya adalah menulis. Menulis menjadi sangat penting dalam lingkup akademik siswa, sebagai alat dokumentasi dan mencatat apa yang dipelajari di sekolah. Adapun upaya untuk mengatasi masalah kekakuan dan hambatan dalam menulis permulaannya yaitu melalaui pelaksanaan latihan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas. Ketrampilan ini memberikan peranan yang penting untuk mengembangkan kemampuan menulis permulaan pada anak. Hal ini dikarenakan keterampilan menganyam kertas melibatkan penuh jari jari dalam kegiatan melipat, menggunting dan menempel. Penelitian ini dilakukan di SLB HIKMAT Bandung dan subjek penelitian adalah D anak cerebral palsy spastic. Metode penelitian yang diguakan adalah single subject research (SSR) dengan desain A-B-A dan menguunakan satuan ukur presentase. Hasil penelitian ini menjawab rumusan penelitian yang diajukan karena terjadi peningkatan terhadap subjek penelitian dalam mean level. Fase kesiapan menulis mengalami peningkatan dari fase baseline 82,1% fase intervensi 82,1% dan fase baseline 2 adalah 88,05%. Mean level subjek D dalam kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase baseline1 adalah 56,65% fase intervensi adalah 73,5% dan pada fase baseline 2 adalah 83,5%. Mean level subjek D dalam kemampuan meniru huruf dari 56,65% pada fase baseline1 dan fase intervensi 77,50% dan mengalami peningkatan pada fase baseline2 yakni 80%. Begitupun dalam aspek menjiplak, subjek D mengalami peningkatan pada aspek menjiplak huruf yakni dari fase baseline1 adalah 63,32% fase intervensi adalah 71,6% dan pada fase baseline 2 adalah 76,65%.


(5)

ii

Arni Dwi Indriani, 2014

ABSTRAK

EFFECT OF MOVEMENT IN THE FINGER ON PAPER WEAVE SKILLS WRITING SKILLS BEGINNING CHILD SPASTIC CEREBRAL PALSY IN SLB HIKMAT

BANDUNG

(Arni Dwi Indriani 0900900)

The problem faced by most children is cerebral palsy spastic stiffness of the limbs, including fingers on fingers for performing various activities / daily activities including one of which is writing. Writing became very important in the scope of students' academic, as a means of documentation and record what is learned in school. As an attempt to overcome the problem of rigidity and resistance in the beginning writing melalaui implementation finger exercises in paper weaving skills. This skill gives an important role to develop the ability to write the beginning of the child. This is because the paper weaving skills involving full finger in the activities of folding, cutting and sticking. This research was conducted in Bandung WISDOM SLB and D research subjects is spastic cerebral palsy children. The research method is a single-subject research diguakan (SSR) with ABA design and menguunakan percentage unit of measure. The results of this study answer the formulation of the proposed research because of the increasing number of research subjects in the mean level. Writing readiness phase increased 82.1% from the baseline phase of the intervention phase of 82.1% and a baseline phase 2 is 88.05%. Mean levels of subject D in bold letters increased capability also the phase is 56.65% baseline1 intervention phase was 73.5% and in the second baseline phase was 83.5%. Mean levels of subject D in the ability to mimic characters from 56.65% in the intervention phase and phase baseline1 77.50% and an increase on the 80% phase baseline2. Likewise in tracing aspect, the subject experienced improvement in the D tracing the letters of the phases is 63.32% baseline1 intervention phase was 71.6% and the baseline phase 2 is 76.65%.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GRAFIK... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Cerebral Palsy dan Karakteristik 1. Anak Cerebral palsy... 8

B. Pembelajaran Menulis Permulaan bagi anak Cerebral Palsy Spastic... 14

C. Menganyam 1. Pengertian Gerakan Tangan Dalam Menganyam... 18

2. Kaitan Menganyam Kertas Dalam Menulis Permulaan Bagi Anak Cerebral Palsy... 20

D. Kerangka Berpikir... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian... 26

B. Metode Penelitian... 27

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian... 28


(7)

Arni Dwi Indriani, 2014

2. Lokasi penelitian... 29 D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 29 E. Teknik Pengolahan Data... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 36 B. Analisis Data

1. Analisis Dalam Kondisi... 40 2. Analisis Antar Kondisi... 41 C. Pembahasan... 42

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan... 45 B. Rekomendasi ... 46

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Kisi kisi instrumen untuk Mengukur Kemampuan Menulis Permulaan 30 Anak Cerebral Palsy


(9)

Arni Dwi Indriani, 2014

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

3.1. Desain A-B-A... 28

4.1 Kemampuan menulis permulaan aspek kesiapan menulis pada Fase

Baseline-1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline-2 (A-2)... 36 4.2 Kemampuan menulis permulaan aspek menebalkan pada Fase

Baseline-1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline-2 (A-2)... 37 4.3 Kemampuan menulis permulaan aspek kesiapan menulis pada Fase

Baseline-1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline-2 (A-2)... 38 4.4 Kemampuan menulis permulaan aspek menjiplak huruf pada Fase


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1. Gerakan Membuka Kertas Lipat... 21

2.2. Gerakan Menggaris Kertas Lipat... 21

2.3. Gerakan Menggunting Kertas Lipat... 22

2.4. Gerakan Tangan Dalam Menganyam Kertas... 22

2.5. Gerakan Membubuhkan Lem Pada Kertas Lipat... 23

2.6. Hasil Anyaman Kertas... 24


(11)

Arni Dwi Indriani, 2014

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul PENGARUH GERAKAN JARI

TANGAN DALAM KEGIATAN MENGANYAM KERTAS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB HIKMAT BANDUNG ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yag merupakan flagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan denga cara cara yang tidak sesuai degan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarkat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Arni dwi Indriani 0900900


(12)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan batuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan Berkah nya dalam seluruh perjalanan hidup selama ini.

2. Orang tua tersayang. Bapak Ahmad Wahidin S.Pd yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang dan dukungannya pada penulis selama ini, Mamah Saodah (alm) semoga ini adalah salah satu hal yang membanggakan beliau.

3. Kakak tersayang Guguh Indra Kusumah dan Iis Saadah yang selalu memberi nasihat, dorongan dan semangat yang tiada henti.

4. Keluarga kiaracondong : Ibu Erry, Teh Mira, Mamah Nene, Umi Rita, Om Jujun Dude atas semangat dan dukungan nya.

5. Dra.Mimin Tjasmini,M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Juang Sunanto, Ph.d. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan seluruh ilmunya dalam mempermudah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Sunaryo M.Pd. dan Drs. Zulkifli Sidiq M.Pd. selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan pendidikan khusus.

8. Dr.Dudi Gunawan M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dari awal perkuliahan hingga akhir.

9. Bapak Erry Julianto S.Pd. dan Ibu Lili yang sebagai staff jurusan yang telah banyak membantu penulis.

10.Keluarga pertama di dunia perkuliahan ”Keluarga Cemara” : Tsania Ulfah, Khutamy Khairunnisa, Fitri Nuraini, Alvian Fathurrochman, Miftah Faridy, Nizar Nata

Kusumah, Nurlaela Hanan, Bunga Azimah Nurfadillah, Hafid raditya Gunawan . 11.Saudara seperjuangan, susah,senang, tawa, sedih, dan bahagia : Rian Ahmad Gumilar,

Ahmad Nawawi, Idhar Yunizar, Julianus Joko, Wida Widya, Asep Abdul Aziz, Bhakti Adi Nugraha, Abdul Matiin, Tri Irvan Robiansyah, M.Fahmi Salman kalian semua bukan hanya anugerah tapi kalian adalah Nikmat Tuhan yang tidak bisa didustakan.


(13)

Arni Dwi Indriani, 2014

12.Kakak kakak angkatan : kang Sonny Sonata Indrasana S.Pd.(Alm), Kang Robiansyah STU S.Pd., Kang Arif Wibawanto S.Pd., Kang Denny Cagur , Kang Dirham

Gumawang S.Pd., Kang Andri Sudiarsa dan Kang Iyus hermansyah S.Pd terima kasih atas semua ilmu organisasi yang kalian ajarkan, itu semua menjadi bekal penulis yang sangat berharga.

13.Annisa Nugraha Wahidah S.Pd. yang telah banyak mempermudah penulis dalam penyusunan skripsi ini dan sebagai rekan kerja yang paling sabar.

14.Seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Khusus , selamat berjuang, belajar, berkarya di Himpunan yang paling keren dan paling hebat. 15.Kurcaci Kurcaci kecil : Daffa M.Mirza, Nadhifa Azzahra, Dilla Suci Destiani,

Yasthika Alma, Weiana Wansya, Aisha Zalsabilla, Azmi Habib, Fakhran Mahardhika, Fhaika Namira dan Ariq Rifqi Fahrizaman terima kasih atas senyuman,tawa dan keceriaan kalian selama ini.

16.Teman teman Specialisasi Tunadaksa 2009 terima kasih atas sejarah yang pernah kita ukir sebagai specialisasi tunadaksa terbanyak.

17.Keluarga PLB 2009 atas semua kebahagiaan dan kenangan selama sama sama berjuang di dunia perkuliahan, saya sangat beruntung pernah jadi bagian dari kalian. 18.Keluarga besar KKN Sukahaji : Dini Novianti, Juwita Nujhatussholihah, Nida

Hofiyan, Hana Riana Permatasari , Walison Andri, Rully Dea Clara, Edi Sanjaya, Angga M.Iqbal, Irfan Dzihani terima kasih atas persaudaraan yang indah.

19.Kepala Sekolah, guru, siswa dan seluruh warga SLB BC HIKMAT Kota Bandung . 20.Orang tua D dan D sebagai subjek penelitian penulis yang telah banyak membantu

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Bandung, Juni 2014


(14)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang tak lelah mencurahkan keberkahan bagi setiap umatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu karya terbesar yang dalam hidup penulis. Shalawat dan salam pun semoga selalu tercurah pada baginda semesta alama Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya hingga kita selaku umat nya.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syart untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik secara moril maupun materil, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada hingga dan semoga Allah membalas semua kebaikan pihak pihak yang telah

membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari emua pihak sangat diharapkan oleh penulis demi penyempuranaan di penelitian selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini menjadi manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Bandung, Juni 2014


(15)

Arni Dwi Indriani, 2014

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Arni Dwi Indriani adalah anak kedua dari pasangan Bapak Ahmad Wahidin S.Pd. dan Ibu Saodah (Alm.). Penulis lahir di Cianjur, 21 Maret 1990. Penulis mengenyam pendidikan di

- SDN Gumuruh Utara I - SMPN 4 Bandung - SMAN 12 Bandung - PLB FIP UPI Tahun 2009.

Penulis sangat menyenangi dunia organisasi sebagai sarana pendewasaan diri dan menambah pengalaman yang tidak didapatkan di bangku kuliah.

Riwayat Organisasi Penulis sebagai:

- staff bidang kaderisasi HMJ PLB FIP UPI Tahun 2010-2011 - sekretaris bidang kaderisasi HMJ PLB FIP UPI Tahun 2011-2012 - Ketua Divisi Konsultasi DPM PLB FIP UPI 2012-2013

- Bendahara Umum II PMOI ( Perhimpunan Mahasiswa Orthopedagogik Indonesia ) Tahun 2010-2012.

Penulis juga tercatat sebagai staff pengajar di SLB BC HIKMAT BANDUNG dari tahun 2010 hingga sekarang.


(16)

Daftar Pustaka

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Assjari, M.(1995). OrtopedagogikAnak Tunadaksa. Bandung: Depdikbud Dirjen Perguruan Tinggi

Ariffudin. (2011). Peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

menganyam di kelompok b taman kanak – kanak kartika v-15 loa janan samarinda. [online]. Tersedia:

arifuddin- proposalptk.blogspot.com/2011/07/peningkatan-kemampuan-motorik-halus.html. [02 April 2013].

Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Yulia Singgih D. (1986). Psikologi Perkembangan Anak

dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Margono.S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Martono (2008). Keterampilan praktis berkreasi dengan bahan lunak dan kertas. Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Murtono, S. (2007). Seni budaya dan Keterampilan kelas 4 SD. Bogor: Yudhistira

Muslim. A dan Sugiarmin. M (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna daksa. DEPDIKBUD:

Novikasari, Meli. (2012). Seni rupa anak usia dini( kerajinan mengayam untuk anak

usia dini). [online]. Tersedia:


(17)

Arni Dwi Indriani, 2014

Oho,Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta : Depdikbud

Solich & Warsono.(2007).Seni Budaya dan Keterampilan kelas 6 SD. Jakarta: Erlangga.

Suharsaputra, Uhar (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Jakarta: Refika Aditama

Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sunanto, J. Takeuchi, Koji. Nakata, Hideo. (2006). Penelitian dengan Subjek

Tunggal. Bandung: UPI Press

Tarigan ,G. Henry (1994). Menulis sebagai keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menulis juga merupakan bagian keterampilan akademik di pendidikan dasa yang telah diperkenalkan sejak di tingkat pendidikan anak-anak berupa pembelajaran motorik halus . Dalam kegiatan menulis terjadi proses yang rumit karena melibatkan berbagai modalitas, mencakup gerakan tangan, lengan, jari, mata, koordinasi, pengalaman belajar, dan kognisi. Semua modalitas itu bekerja secara terintegrasi.

Tidak semua modalitas yang dilibatkan dalam proses menulis terdapat pada seorang anak tunadaksa terutama pada anak cerebral

palsykarena pada anak tunadaksa Cerebral palsy spastic ini mempunyai

permasalahan yang sangat rumit, karena disamping mengalami gangguan pada fungsi gerak juga pada umumnya mengalami gangguan kecerdasannya. Disamping kadang – kadang disertai juga dengan gangguan penglihatan, pendengaran dan gangguan persepsi. Oleh karena itu, permasalahan yang dialami anak cerebral palsy spastic ada kesamaan dengan anak terbelakang mental, karena pada umumnya anak

Cerebral palsy spastic bukan hanya mengalami gangguan fungsi gerak

tapi juga gangguan kecerdasan, maka proses belajar mengajar yang diikuti akan menjadi kurang efektif. Proses belajar yang harus diikuti di sekolah untuk anak tunadaksa adalah dimana anak mampu mengikuti dan focus terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Dalam proses belajar anak tunadaksa tidak pernah lepasdari yang namanya menulis .Menulis menjadi hal utama dalam pembelajaran sehari hari karena


(19)

2

Arni Dwi Indriani, 2014

setiap pelajaran yang dipelajari selalu ada unsure menulis di dalamnya. Oleh karena itu menulis harus diajarkan pada anak saat pertama kali masuk sekolah dasar (Abdurrahman, 2003:223).

Kemampuan menulis adalah hal yang sangat penting dimiliki setiap manusia sebagai bekal dalam mendokumentasikan apa yang sedang dipelajari, tidak terkecuali anak tunadaksa. Walaupun memiliki hambatan dalam fungsi dan gerak otot nya namun pada proses pembelajaran di sekolah anak tunadaksa tidak pernah lepas dari yang namanya menulis. Kegunaan menulis bagi anak tunadaksaCerebral

palsy spastic adalah untuk menyalin, mengerjakan dan mencatat tugas

tugas sekolah.Kondisi anak tunadaksa Cerebral palsy spasticyang memiliki hambatan dalam menulis bila tidak dilatih maka akan membuat perkembangan motorik anak lebih terhambat dan proses belajar pun menjadi terhambat karenanya. Ini merupakan hal yang sangat merugikan bagi anak tunadaksa tersebut. Hambatan menulis yang dialami anak tunadaksa tersebut dapat dilatih dengan cara / metode yang dapat melatih motorik halus anak dalam menulis, tentunya dengan cara yang menyenangkan dan membuat anak nyaman serta anak tidak dihadapkan pada latihan yang membuat anak bosan. Salah satunya adalah dengan melatih keterampilan menganyam kertas dengan pola garis lurus sebagai cara meningkatkan kemampuan menulis pada anak.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan adanya anak berinisial D kelas 6 SD yang mengalami hambatan menulis karena kondisi motorik halus anak yang tidak dalam kondisi seharusnya. Posisi tangan anak dalam memegang pensil masih kaku, anak belum dapat menebalkan huruf putus putus, menjiplak huruf dalam kertas ataupun meniru huruf huruf yang menjadi dasar dalam pembelajaran menulis permulaan. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba melatih kemampuan menulis permulaan anak dengan melatih gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam dengan media kertas.


(20)

3

Anak sudah dapat menulis sampai pada tahapan menebalkan garis, namun itu pun masih dalam tahap dibantu, anak belum dapat memegang pensil dengan benar. Kemampuan anak dalam persepsi auditori cukup baik, anak dapat memahami apa yang diucapkan guru dengan pemberian sedikit penjelasan terlebih dahulu. Sementara, persepsi visual anak tergolong baik karena tidak ada gangguan pada pemahaman dari apa yang anak lihat. Terdapat kekakuan pada motorik tangan dan kaki serta organ bicaranya secara fungsional sehingga anak tergolong anak tunadaksa tipe spastik. Persepsi kinestetik dan taktil anak kurang terlatih karena kekakuan pada anggota geraknya, akan tetapi dalam melakukan pekerjaannya D bersedia mengerjakan tugasnya dengan tenang hingga selesai.

Siswa D, sekarang duduk di kelas 6 SD, kemampuan menulis sangat diperlukan karena selain untuk memudahkan dalam mencatat seluruh pelajaran yang didapat juga sebagai bekal dalam menempuh kelas selanjutnya yang akan menghadapi ujian, maka dari itu dibutuhkan latihan menulis permulaan yang efektif bagi anak. Salah satu yang dapat dilakukan adalah melatih perkembangan motorik halus nya dengan gerakan dasar dalam menganyam kertas yaitu gerakan jari tangannya, ini dibutuhkan sebagai salah satu latihan yang berfungsi sebagai metode yang dapat membantu mengembangkan kemampuan menulis permulaan siswa D dengan mengajarkan beberapa aktivitas yang melibatkan gerakan tangan, bahu dan otot tangan. Gerakan jari tangan dalam menganyam kertas selain merupakan keterampilan yang mudah dilakukan oleh anak, juga media yang digunakan mudah didapat dan aman bagi anak.

Gerakan jari tangan dalam menganyam juga berfungsi untuk melatih perkembangan motorik halus pada anak, karena melibatkan banyak otot, saraf dan gerakan tangan sehingga melatih anak agar gerakan tangan tidak kaku/luwes. Keterampilan menganyam kertas juga melatih perkembangan motorik halus anak, karena menganyam kertas banyak


(21)

4

Arni Dwi Indriani, 2014

melibatkan otot otot atau syaraf tangan, jari, lenganyang diharapkan dengan meningkatnya motorik halus anak maka kemampuan menulis permulaan anak juga akan meningkat karena menulis permulaan sangat berkaitan erat dengan motorik halus. Gerakan jari tangan dalam menganyam pun membantu melenturkan tangan anak. Keterampilan menganyam ini melibatkan kedua tangan untuk bergerak dari mulai bahu, lengan, dan jari sehingga dapat membantu melenturkan motorik halus yang apabila motorik halus anak berkembang secara baik akan membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak. Keterampilan ini dapat dilakukan tidak hanya dalam pelajaran namun di luar pelajaran pun keterampilan ini dapat dilakukan sehingga akan membuat anak menarik dan tidak cepat bosan sebelum proses pembelajaran menulis dimulai.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mencoba meneliti pengaruh gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas terhadap kemampuan menulis permulaan anakCerebral palsy

spasticdalam proses belajar di SLB HIKMAT BANDUNG, jika anak

tunadaksaCerebral palsy spastic tidak dilatih kemampuan menulisnya, maka anak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang tentunya banyak melibatkan aspek menulis apalagi anak yang akan diteliti adalah anak kelas 6 yang dimana kemampuan menulis menjadi sangat penting sebagai bekal menghadapi ujian yang akan dihadapi.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam hal pembelajaran dan keilmuan, serta menjadi suatu inovasi baru yang bisa diterapkan kepada anak saat belajar, agar kemampuan menulis permulaan anak dapat terlatih dengan baik seperti yang diharapkan.


(22)

5

B. IdentifikasiMasalah

Masalah- masalah yang dapat diidentifikasi terhadap kemampuan menulis permulaan anak tunadaksa, berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis permulaanpada anak tunadaksa adalah sebagai berikut:

1. Metode pengajaran yang dipakai di dalam kelas yang cenderung lebih banyak mengedepankan teori dibanding praktek,terutama dalam hal menulis.

2. Iklim pembelajaran bahasa Indonesia kurang kondusif, hal ini terlihat dari perilaku belajar anak yang jarang menulis di kelas dikarenakan tidak ada keinginan untuk melatih kemampuan tangannya untuk menulis.

3. Belum adanya latihan khusus yang diterapkan pada anak dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.

4. Kurangnya media pembelajaran yang menarik dalam melatih kemampuan tangan anak untuk menulis, sehingga latihan seperti menganyam kertas bisa diajarkan dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.

C. BatasanMasalah

Agar penelitian tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi pada masalah pengaruh gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas untuk anak tunadaksa cerebral palsy

spastic, yang di titikberatkan pada dimensi menulis permulaan.

D. RumusanMasalah

Untuk memperjelas target behavior, penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:“apakah gerakan jari tangan dalamkegiatan menganyam kertas berpengaruh terhadap kemampuan menulis permulaan anak Cerebral Palsy Spastic di SLBHIKMAT BANDUNG?


(23)

6

Arni Dwi Indriani, 2014

E. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Penelitian Secara Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai pengaruh keterampilan menganyam dalam peningkatan kemampuan menulis permulaan pada anak Cerebral palsy spastic di SLB HIKMAT BANDUNG.

b. Tujuan Penelitian Secara Khusus

Untukmengetahuipengaruh gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyamkertas terhadap kemampuanmenulis permulaan dalam aspek kesiapan menulis, meniru huruf, menjiplak huruf dan menebalkan huruf pada anaktunadaksa

Cerebral palsy spastic sebelumdan sesudah dilakukan intervensi. 2. Kegunaan Penelitian

a. Pengembangan Ilmu

Adapun kegunaan dari dilaksanakanya penelitian ini secara teoritis yaitu dapat menambah pengetahuan dalam Pendidikan Luar Biasa terutama yang berkaitan dengan kemampuanmenulis permulaan pada anak tunadaksa Cerebral palsy spastic, selain itu juga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas yang bisa digunakan sebagai alat intervensi untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.

b. Pengembangan KBM

Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah dengan cara menerapkan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyamkertasterhadap kemampuan menulis permulaan sebagai treatment bagi anaktunadaksa


(24)

7

c. Penelitian Lebih Lanjut

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemberi wawasan pengetahuan tentang pentingnya gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas yang bisa digunakan sebagai alat intervensi untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunadaksa


(25)

26

Arni Dwi Indriani, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel yaitu batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung dalam permasalahan penelitian. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2007: 60) menyatakan: “secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang

atau obyek, yang mempunyai „variasi‟ antara satu orang dengan yang lain atau

satu obyek dengan obyek yang lain”.

Variabel yang diangkat dalam penelitian eksperimen kali ini adalah subyek yang mempunyai keterkaitan, dimana variabel yang satu dengan variabel lainnya mempunyai hubungan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel Bebas (Intervensi)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas.

Proses intervensi dimulai dengan anak membuat garis lurus pada kertas berwarna, lalu garis garis tersebut digunting untuk dijadikan sebitan kertas yang akan dimasukan pada media karton yang telah di sediakan. Setelah itu, sebitan kertas yang telah igunting dimasukan pada media karton dengan mengikuti ola anyaman berselang satu. Untuk mempeindah sisi anyaman anak diperintahkan untuk membubuhkan lem pada kertas lipat dan ditempelkan paa sisi anyaman yang telah dibuat.

2. Variabel Terikat (Target Behavior)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat atau target behavior yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu kemampuan menulis permulaan anak cerebral


(26)

27

permulaan ini, yakni aspek menjiplak, aspek menebalkan, aspek meniru dan aspek kesiapan menulis.

Menurut Sunardi (Yusuf, 2005: 180), bahwa yang termasuk menulis

permulaan atau menulis dengan tangan meliputi “memegang alat tulis,

menggerakan alat tulis, menyalin huruf, meniru, menulis kata dan kalimat”. Aspek menulis permulaan tersebut akan berkembang seiring dengan diterapkannya gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas.

Pada Baseline- 1 anak belum diberikan treatment atau perlakuan apapun. Peneliti melihat kemampuan anak dalam menulis permualan anak sebelum diberikan intervensi. Pada Tahap Intevensi barulah anak diajarkan gerakan jari tangan dalam menganyam kertas dan diberikan tes kesiapan menulis yaitu menutup dan membuka jari jari tangan, menggenggam dan melepas benda,meraih benda yang ada di hadapannya, menggunting garis lurus, meletakkan benda di tempat yang diminta.Setelah langkah tersebut selesai maka berlanjut pada latihan menulis permulaan yaitu menjiplak, menebalkan dan meniru huruf vokal kecil dengan diawali dengan latihan gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas untuk pelemasan otot tangan anak sebelum latihan menulis. Pada saat Baseline- 2, anak kembali diberikan tes menulis permulaan akan tetapi tanpa intervensi atau kondisi seperti pada Baseline-1 dimana peneliti menilai hasil kemampuan menulis permulaan siswa tanpa adanya intervensi/perlakuan apapun.

Melalui gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas proses latihan menulis permulaan anak akan dikembangkan sehingga anak memiliki kemampuan menulis yang diawali dengan kemampuan menulis dasar atau sering disebut dengan menulis permulaan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR). Sugiyono (2007: 11)

mengemukakan bahwa “Metode penelitian eksperimen merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)


(27)

28

Arni Dwi Indriani, 2014

“Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari „sesuatu‟ yang dikenakan pada

subyek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti

ada tidaknya hubungan sebab akibat.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas terhadap kemampuan menulis permulaan pada anak tunadaksa Cerebral palsy spastic di SLB HIKMAT BANDUNG, dengan mengetahui ada tidaknya sebab akibat yang terjadi antara variabel bebas dengan variable terikat sehingga pada akhir penelitian akan memunculkan perbedaan hasil sebelum diberi intervensi dan ketika diberi intervensi.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. Desain A-B-A dipilih karena peneliti merasa desain yang paling tepatdilakukan pada penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana kondisi awal anak tanpa intervensi/perlakuan apapun (A-1), lalu setelah didapat kondisi awal anak peneliti memberikan intervensi/treatment (B) dengan keterampilan menganyam, peneliti mengambil hasil dari kemampuan siswa saat dilakukan intervensi, setelah dilakukan intervensi peneliti menilai kembali kemampuan anak dalam menulis permulaan setelah intervensi itu dilakukan (A-2). Maka tampak hasil kemampuan anak dalam menulis permulaan yang dapat dilihat dari sebelum dilakukan intervensi (A-1), saat itervensi dilakukan (B) dan pada saat intervensi telah dilakukan (A-2). Tampilan desain A-B-A dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tampilan Desain A-B-A

A-1 B A-2

OOO x x x x x x x

OOOOOOO OOO

A-1 merupakan suatu kondisi awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan subjek dalam menulis permulaan sebelum diberikan perlakuan atau intervensi.


(28)

29

B merupakan fase intervensi.Subjek diberikan intervensi menulis permulaan dengan gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam.

A-2 adalah pengulangan kondisi baseline yang disebut dengan baseline 2 dan berguna untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh terhadap kemampuan menulis permulaan anak cerebral

palsy spastik.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang siswa kelas 6 SDLB di SLB HIKMAT Bandung dengan hambatan cerebral palsyspasticyang tidak mengalami hambatan intelektual.

Nama : D

Jenis Kelamin : laki-laki Tempat tanggal lahir : Bandung,

Alamat : Jalan SMPN 18 Gg.Sukamenak II no.297 Bandung

D merupakan siswacerebral palsy spastic.D mengalami kekakuan pada anggota gerak bawah dan anggota gerak atas yang ditandai dengan tangan kanan yang kaku, tangan kiri yang masih bagus untuk dilatih bahkan jari-jari tangannya lemas.Kemampuan siswa dalam menulis baru sampai menebalkan huruf dibantu dengan titik-titik.Sementara itu, kemampuan siswa dalam membaca sudah sampai pada membaca lanjutan.Hal tersebut menjadi dasar yang baik untuk melatih kemampuan menulis permulaan siswa, karena siswa sudah menguasai bacaan dan pengenalan terhadap huruf-huruf.

2. Lokasi Penelitian

Peneliti akan melaksanakan penelitian terhadap siswa Cerebral Palsy

Spastikkelas 6 SD. Penelitian dilakukan didalam mata pelajaran kesenian yang

diajarkan seminggu 2 kali di sekolah.Penelitian ini dilaksanakan di SLB HIKMAT Jalan SMPN 18 Gg.Sukamenak II No.297 Bandung.


(29)

30

Arni Dwi Indriani, 2014

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitianmerupakan alat untuk pengumpulan data-data yang nyata dilingkungan. Instrument penelitian yang digunakan berupa tes.Penggunaan instrument berupa tabel instrument yang didalamnya berisi mengenai indikator kemampuan menulis permulaan.Instrument ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menulis permulaan anak Cerebral palsy spastic.

Peneliti menggunakan instrumen berupa tes dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam kemampuan menulis permulaan yang telah dicapai subjek setelah subjek diberikan intervensi menggerakan jari tangan nya dalam kegiatan menganyam kertas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan hasil asesmen yang dilakukan pada subjek oleh peneliti dengan mengacu pada kurikulum untuk anak tunadaksa D1 tingkat dasar.

Tahapan dari penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: a. Membuat kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi tes disesuaikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan SBK yang disesuaikan dengan kemampuan subjek.Adapun kisi kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kisi kisi instrumen untuk Mengukur Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy

Variabel Aspek yang diukur Indikator Jenis

Instrumen Ket Menulis Permulaan

1. Aspek dasar

 Motorik halus

 Koordinasi mata tangan 2. Memegang alat

tulis 3. Menggerakan a. Kesiapan menulis a. Menggenggam b. Meraih

c. Menggerakan jari jari d. Menggunting kertas e. Meletakkan dan

mengambil benda dalam

Tes Perbuatan


(30)

31

Tabel 3.1

Kisi kisi Instrument Penelitian b. Membuat kriteria penilaian

Untuk menulis permulaan, anak diberikan skor dengan rentang nilai 1 sampai dengan 3 dengan ketentuan kriteria penilaian sebagai berikut:

 Nilai 1 : Bila anak tidak mampu melakukan perintah

 Nilai 2 : Bila anak mampu melakukan dengan bantuan

 Nilai 3 : Bila anak mampu sendiri/ tanpa bantuan. c. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini dilakukan di dalam jam pelajaran sekolah, yaitu pukul 09.30-10.30 dengan pembagian waktu 30 menit untuk melakukan gerakan tangan dalam kegiatan menganyam kertas dan 30 menit untuk mengetahui keterampilan menulis anak. Proses pelatihan dilakuan di sebuah ruang belajar tertutup. Subjek yang terlibat adalah subjek penelitian, dan peneliti beserta seorang rekan.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes tindakan pada fase baseline 1 (A-1), intervensi (B) dan baseline (A-2). Tes yang diberikan menggunakan soal-soal yang dibuat berdasarkan menulis permulaan.

A-1 (baseline 1) adalah kondisi kemampuan dasar dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan alami sebelum diberikan treatment apapun, kemampuan dasar tersebut adalah kemampuan menulis permulaan anak. Anak diminta untuk mengerjakan soal-soal menulis permulaan.

alat tulis

4. Menyalin huruf

5. Menyalin namanya 6. Menyalin kata

dan kalimat

b. Menjiplak

c. Menebalkan

d. Meniru

berbagai posisi

f. Menelusuri huruf vokal kecil dengan jari Menjiplak huruf vokal kecil

Menebalkan huruf vokal kecil

Menirukan huruf vokal kecil


(31)

32

Arni Dwi Indriani, 2014

B (intervensi) adalah kondisi subjek selama diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah melakukan latihan gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas

A-2 (baseline 2) yaitu pengamatan tanpa intervensi dilakukan kembali, hal ini dimaksudkan sebagai tolak ukur keberhasilan intervensi dan menjadi bahan evaluasi sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek.

1. Uji coba validitas

Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka peneliti perlu kiranya melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk menetahu layak atau tidaknya instrumen tersebut dijadikan sebagai alat tes. Data hasil uji coba selanjutnya diolah dan dianalisis,selain itu uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal berdasarkan para ahli.

Melalui proses judgementini kelayakan pengumpul alat data dapat digunakan sebagaimana mestinya. Guna mengetahui ketepatan instrumen mengenai menulis permulaan,maka digunakan validitas isi dengan teknik penilaian ahli. Validitas dengan teknik penilaian ahli dilakuan untuk

menentukan apakah instrumen yang dibuat sesuai dengan tujuan pengajaran dan sasaran yang akan dinilai. Data yang sudah terkumpul dinilai

validitasnya menggunakan presentase rumus : Persentase =

x 100%

2. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada satu subjek dengan siswa cerebral

palsyspasticlangkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Melakukan studi pendahuluan b. Melakukan observasi ke sekolah c. Menetapkan subjek penelitian d. Mengurus surat perizinan


(32)

33

 Pengurusan surat izin memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Permohonan surat pengantar dari jurusan PLB untuk pengangkatan dosen pembimbing

b. Permohonan surat keputusan dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengenai pengangkatan dosen pembimbing

c. Meneruskan surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK

d. Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) kota Bandung. e. Surat izin penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan

Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) diteruskan ke dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan syarat melakukan penelitian

f. Menyusun dan melakukan uji coba instrumen penelitian untuk menguji kevalidan instrument penelitian tersebut

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar yang telah disediakan oleh pihak sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian

b. Melakukan pendekatan kembali kepada anak

c. Mengadakan komunikasi dengan peneliti kelas mengenai jadwal penelitian

d. Melakukan tes awal pada basline (A) sebanyak 4 sesi

e. Melakukan intervensi (B) dengan melatih gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas

f. Melakukan tes akhir pada baseline 2 (A‟) anak setelah diberikan intervensi melatih gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas g. Menganalisis dan mengolah data penelitian


(33)

34

Arni Dwi Indriani, 2014

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan persentase. Setelah semua data, masing-masing data baseline-1, intervensi dan baseline-2 terkumpul. Setelah semua data terkumpul dan kemudian dianalisis ke dalam grafik A-B-A design, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kestabilan perkembangan kemampuan subjek dihitung dengan menggunakan statistik deskriptif. Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara jelas tingkat perkembangan kemampuan subjek dalam kemampuan menulis permulaan yang diperoleh dari hasil catatan selama penelitian dalam waktu yang telah ditentukan.

Analisis data dimulai dengan mengolah data di lapangan yang terdapat dalam format pencatatan data pada fase baseline 1 (A-1), intervensi (B) dan

baseline 2 (A-2), kemudian penyajian datanya diperoleh dengan menggunakan

grafik. Penyajian data dengan menggunakan analisis visual grafik ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan kemampuan menulis permulaan bagi siswa cerebral palsy. Desain SSR ini menggunakan tipe grafik garis yang sederhana (Type Simple Line Graph). Menurut Sunanto (2006:30) terdapat beberapa komponen penting dalam grafik tersebut, antara lain:

1. Absis : sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (mislanya sesi, hari dan tanggal).

2. Ordinat : sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan durasi).

3. Titik Awal : pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala.

4. Skala : garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya 0%, 25%, 50% dan 75%).

5. Label Kondisi : keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis Perubahan Kondisi : yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.


(34)

35

7. Judul Grafik : judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Perhitungan ini dilakukan dengan menganalisis data setiap kondisi dan antar kondisi. Analisis dalam kondisi memiliki komponen sebagai berikut:

1. Panjang Kondisi

Panjang kondisi atau banyaknya data dalam setiap kondisi ini tidak ada ketentuan banyaknya, tetapi data dalam tahap baseline ditentukan sampai dengan data yang didapat menunjukan stabilitas dan arah yang jelas.

2. Kecenderungan Arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi banyaknya data yang berada dibawah dan di atas garis tersebut sama banyak. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah split middle atau belah tengah, karena membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median.

3. Tingkat Stabilitas

Tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Hal ini ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean, maka data tersebut dikatakan stabil.

4. Tingkat Perubahan

Tingkat perubahan ini merupakan selisih data dalam suatu kondisi antara data pertama dengan data terakhir.

5. Jejak Data

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data yang lain dalam suatu kondisi. Jejak data ini ada tiga kemungkinan, yakni menaik, menurun, dan mendatar.


(35)

36

Arni Dwi Indriani, 2014

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir (Sunanto, 2006:12).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data yang telah diperoleh tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi perlakuan atau intervensi 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2

4. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan atau intervensi, dan kondisi baseline 2. 5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan

atau intervensi, dan pada kondisi baseline 2.

Membuat grafik dalam hal menganalisis datanya, sehingga dapat dilihat secara rinci perbedaan dan perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.


(36)

45

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan peningkatan kemampuan menulis permulaan pada subjek D setelah diberikan intervensi melalui gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas.Pada penelitian ini menulis permulaan subjek dibatasi dengan empat aspek menulis permulaan yakni aspek kesiapan menulis, aspek menebalkan huruf, aspek meniru huruf dan aspek menjiplak. Dalam aspek kesiapan menulis, menebalkan huruf, meniru huruf dan menjiplak huruf terjadi peningkatan kemampuan anak dari sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan mean level subjek D. mean level subjek D untuk kesiapan menulis mengalami peningkatan dari fase baseline 82,1% fase intervensi 82,1% dan fase baseline 2 adalah 88,05%. Mean level subjek D dalam kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase baseline1 adalah 56,65% fase intervensi adalah 73,5% dan pada fase baseline 2 adalah 83,5%. Mean level subjek D dalam kemampuan meniru huruf dari 56,65% pada fase baseline1 dan fase intervensi 77,50% dan mengalami peningkatan pada fase baseline2 yakni 80%. Begitupun dalam aspek menjiplak, subjek D mengalami peningkatan pada aspek menjiplak huruf yakni dari fase baseline1 adalah 63,32% fase intervensi adalah 71,6% dan pada fase baseline 2 adalah 76,65%.

Peningkatan yang terjadi pada aspek menjiplak subjek D.A terlihat dari kemampuan subjek dalam menguasai alat tulis, menggerakkan alat tulis serta koordinasi mata dengan tangan yang sudah baik. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam keterampilan motorik halus pada subjek D.Pada aspek menebalkan huruf terlihat peningkatan yang signifikan. Hal tersebut terlihat dari kemampuan subjek D saat menebalkan huruf dari mulai huruf yang ukurannya besar sampai pada menebalkan huruf yang ukurannya lebih kecil atau huruf normal.


(37)

46

Arni Dwi Indriani, 2014

Sementara itu, pada aspek meniru huruf subjek D.A dapat meniru huruf dari papan tulis dan mampu menulis dengan cukup baik. Subjek D.A dapat meniru huruf yang terdiri dari suku kata, kata sampai pada kalimat.Pada aspek menulis dikte, subjek D mampu menulis kalimat yang di diktekan oleh peneliti, hal tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan, karena pada awalnya subjek hanya dapat menulis dengan cara menebalkan huruf menggunakan titik-titik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak yang dipandang perlu menindaklanjuti hasil penelitian dengan menggunakan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak. Peneliti memberikan beberapa rekomendasi bagi:

1. Rekomendasi bagi para guru atau para pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan bagi siswa yang mengalami hambatan dalam menggerakkan otot-otot tangan dan jarinya untuk menulis di sekolah.

2. Rekomendasi untuk Orang Tua

Penelitian ini diharapkan menjadi panduan bagi orang tua yang mempunyai anak dengan hambatan menulis permulaan ataupun hambatan motorik halus lain. Latihan menganyam kertas merupakan latihan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan di rumah sebagai latihan atau sarana bermain bagi anak dalam melenturkan otot otot tangan dan membantu anak dalam melatih kemampuan motorik halus nya.


(38)

47

3. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada subjek yang mengalami hambatan yang berbeda yakni pada anak yang memiliki kebutuhan khusus lainnya dengan melaksanakan latihan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan.

b. Peneliti selanjutnya mengadakan penelitian mengenai penerapan latihan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas kembali dengan target behavior yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan-penemuan yang baru yang dapat melengkapi kekurangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Selain itu juga, diharapkan bagi penulis selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subjek yang mengalami hambatan yang berbeda yakni pada anak yang memiliki kebutuhan khusus lainnya dengan melaksanakan gerakan jari tangan dalam keterampilan menanyam kertas untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan.


(39)

Arni Dwi Indriani, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Assjari, M.(1995). OrtopedagogikAnak Tunadaksa. Bandung: Depdikbud Dirjen Perguruan Tinggi

Ariffudin. (2011).Peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

menganyam di kelompok b taman kanak – kanak kartika v-15 loa janan samarinda. [online]. Tersedia:

arifuddin- proposalptk.blogspot.com/2011/07/peningkatan-kemampuan-motorik-halus.html. [02 April 2013].

Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Yulia Singgih D. (1986). Psikologi Perkembangan Anak

dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Margono.S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Martono (2008). Keterampilan praktis berkreasi dengan bahan lunak dan kertas. Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Murtono, S. (2007). Seni budaya dan Keterampilan kelas 4 SD. Bogor: Yudhistira

Muslim. A dan Sugiarmin. M (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna daksa. DEPDIKBUD:

Novikasari, Meli. (2012). Seni rupa anak usia dini( kerajinan mengayam untuk anak

usia dini). [online]. Tersedia:

http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/mengayam-bagi-anak-usia-dini.html. [04 April 2013].

Oho,Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta : Depdikbud

Solich & Warsono.(2007).Seni Budaya dan Keterampilan kelas 6 SD. Jakarta: Erlangga.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Jakarta: Refika Aditama


(40)

Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sunanto, J. Takeuchi, Koji. Nakata, Hideo. (2006). Penelitian dengan Subjek

Tunggal. Bandung: UPI Press

Tarigan ,G. Henry (1994). Menulis sebagai keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa


(1)

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir (Sunanto, 2006:12).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data yang telah diperoleh tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi perlakuan atau intervensi 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2

4. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan atau intervensi, dan kondisi baseline 2. 5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan

atau intervensi, dan pada kondisi baseline 2.

Membuat grafik dalam hal menganalisis datanya, sehingga dapat dilihat secara rinci perbedaan dan perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.


(2)

45

Arni Dwi Indriani, 2014

Pengaruh Gerakan Jari Tangan Dalam Kegiatan Menganyam Kertas Terhadap Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy Spastic Di SLB Hikmat Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan peningkatan kemampuan menulis permulaan pada subjek D setelah diberikan intervensi melalui gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas.Pada penelitian ini menulis permulaan subjek dibatasi dengan empat aspek menulis permulaan yakni aspek kesiapan menulis, aspek menebalkan huruf, aspek meniru huruf dan aspek menjiplak. Dalam aspek kesiapan menulis, menebalkan huruf, meniru huruf dan menjiplak huruf terjadi peningkatan kemampuan anak dari sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan mean level subjek D. mean level subjek D untuk kesiapan menulis mengalami peningkatan dari fase baseline 82,1% fase intervensi 82,1% dan fase baseline 2 adalah 88,05%. Mean level subjek D dalam kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase baseline1 adalah 56,65% fase intervensi adalah 73,5% dan pada fase baseline 2 adalah 83,5%. Mean level subjek D dalam kemampuan meniru huruf dari 56,65% pada fase baseline1 dan fase intervensi 77,50% dan mengalami peningkatan pada fase baseline2 yakni 80%. Begitupun dalam aspek menjiplak, subjek D mengalami peningkatan pada aspek menjiplak huruf yakni dari fase baseline1 adalah 63,32% fase intervensi adalah 71,6% dan pada fase baseline 2 adalah 76,65%.

Peningkatan yang terjadi pada aspek menjiplak subjek D.A terlihat dari kemampuan subjek dalam menguasai alat tulis, menggerakkan alat tulis serta koordinasi mata dengan tangan yang sudah baik. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam keterampilan motorik halus pada subjek D.Pada aspek menebalkan huruf terlihat peningkatan yang signifikan. Hal tersebut terlihat dari kemampuan subjek D saat menebalkan huruf dari mulai huruf yang ukurannya besar sampai pada menebalkan huruf yang ukurannya lebih kecil atau huruf normal.


(3)

Sementara itu, pada aspek meniru huruf subjek D.A dapat meniru huruf dari papan tulis dan mampu menulis dengan cukup baik. Subjek D.A dapat meniru huruf yang terdiri dari suku kata, kata sampai pada kalimat.Pada aspek menulis dikte, subjek D mampu menulis kalimat yang di diktekan oleh peneliti, hal tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan, karena pada awalnya subjek hanya dapat menulis dengan cara menebalkan huruf menggunakan titik-titik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak yang dipandang perlu menindaklanjuti hasil penelitian dengan menggunakan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak. Peneliti memberikan beberapa rekomendasi bagi:

1. Rekomendasi bagi para guru atau para pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan bagi siswa yang mengalami hambatan dalam menggerakkan otot-otot tangan dan jarinya untuk menulis di sekolah.

2. Rekomendasi untuk Orang Tua

Penelitian ini diharapkan menjadi panduan bagi orang tua yang mempunyai anak dengan hambatan menulis permulaan ataupun hambatan motorik halus lain. Latihan menganyam kertas merupakan latihan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan di rumah sebagai latihan atau sarana bermain bagi anak dalam melenturkan otot otot tangan dan membantu anak dalam melatih kemampuan motorik halus nya.


(4)

47

Arni Dwi Indriani, 2014

Pengaruh Gerakan Jari Tangan Dalam Kegiatan Menganyam Kertas Terhadap Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy Spastic Di SLB Hikmat Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada subjek yang mengalami hambatan yang berbeda yakni pada anak yang memiliki kebutuhan khusus lainnya dengan melaksanakan latihan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan.

b. Peneliti selanjutnya mengadakan penelitian mengenai penerapan latihan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas kembali dengan target behavior yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan-penemuan yang baru yang dapat melengkapi kekurangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Selain itu juga, diharapkan bagi penulis selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subjek yang mengalami hambatan yang berbeda yakni pada anak yang memiliki kebutuhan khusus lainnya dengan melaksanakan gerakan jari tangan dalam keterampilan menanyam kertas untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Assjari, M.(1995). OrtopedagogikAnak Tunadaksa. Bandung: Depdikbud Dirjen Perguruan Tinggi

Ariffudin. (2011).Peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

menganyam di kelompok b taman kanak – kanak kartika v-15 loa janan samarinda. [online]. Tersedia:

arifuddin- proposalptk.blogspot.com/2011/07/peningkatan-kemampuan-motorik-halus.html. [02 April 2013].

Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Yulia Singgih D. (1986). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Margono.S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Martono (2008). Keterampilan praktis berkreasi dengan bahan lunak dan kertas. Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Murtono, S. (2007). Seni budaya dan Keterampilan kelas 4 SD. Bogor: Yudhistira

Muslim. A dan Sugiarmin. M (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna daksa. DEPDIKBUD:

Novikasari, Meli. (2012). Seni rupa anak usia dini( kerajinan mengayam untuk anak usia dini). [online]. Tersedia:

http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/mengayam-bagi-anak-usia-dini.html. [04 April 2013].

Oho,Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta : Depdikbud

Solich & Warsono.(2007).Seni Budaya dan Keterampilan kelas 6 SD. Jakarta: Erlangga.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Jakarta: Refika Aditama


(6)

Arni Dwi Indriani, 2014

Pengaruh Gerakan Jari Tangan Dalam Kegiatan Menganyam Kertas Terhadap Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy Spastic Di SLB Hikmat Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sunanto, J. Takeuchi, Koji. Nakata, Hideo. (2006). Penelitian dengan Subjek

Tunggal. Bandung: UPI Press

Tarigan ,G. Henry (1994). Menulis sebagai keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa


Dokumen yang terkait

PENATALAKSANAAN NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGIA Penatalaksanaan Neuro Development Treatment pada Cerebral Palsy Spastic Quadriplegia di Yayasan Sayap Ibu Yogyakarta.

0 0 13

PEMBELAJARAN BINA DIRI DALAM MELATIH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PEMBALUT PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG.

1 4 44

PENINGKATAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN MELALUI KETERAMPILAN KIRIGAMI PADA SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 7 41

KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG : Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG.

0 2 16

PENERAPAN LATIHAN GRAPHOMOTOR DALAM MENINGKATKAN KEMAPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSYDI SLB-D YPAC BANDUNG.

6 49 30

PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI PHOTOSCAPE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGEDIT FOTO PADA SISWA CEREBRAL PALSY DI SLB-D BANDUNG.

0 0 40

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC BANDUNG.

2 14 44

PENGARUH METODE SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 0 44

PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KETERAMPILAN MENGANYAM KERTAS TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB HIKMAT KOTA BANDUNG - repository UPI S PLB 0900900 Title

0 0 3

PENGARUH LATIHAN KOLASE BERBAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB RISANTYA BANDUNG - repository UPI S PLB 1200063 Title

0 0 3