PENGARUH METODE SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB D YPAC BANDUNG.

(1)

Nera Insan Nurfadillah, 2013

PENGARUH METODE SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK

CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB D YPAC BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh:

NERA INSAN NURFADILLAH 0900819

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Nera Insan Nurfadillah, 2013

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH METODE SENAM OTAK

MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB-D YPAC BANDUNG ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

Nera Insan Nurfadillah 0900819


(3)

Nera Insan Nurfadillah, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK

CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB-D YPAC BANDUNG

NERA INSAN NURFADILLAH 0900819

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. Musjafak Assjari, M.Pd. NIP. 19550516 198101 1 001

Pembimbing II,

Dr. Nia Sutisna, M.Si. NIP. 19570131 198603 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

Nera Insan Nurfadillah, 2013

PENGARUH METODE SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB D

YPAC BANDUNG

Oleh

Nera Insan Nurfadillah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan di Jurusan Pendidikan Khusus

© Nera Insan Nurfadillah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(5)

(6)

i

Nera Insan Nurfadillah, 2013

ABSTRAK

PENGARUH METODE SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS

PEMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB-D YPAC BANDUNG

(Nera Insan Nurfadillah 0900819)

SKRIPSI, Jurusan Pendidikan Khusus (PKh), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Anak yang mengalami kerusakan otak pada daerah motorik salah satunya adalah anak cerebral palsy spastic. Masalah yang dihadapi kebanyakan adalah pada masalah kekakuan pada anggota tubuh, termasuk pada jari-jari tangan yang kurang berfungsi dengan baik dalam melakukan kegiatan seperti meraih, menggenggam begitupun dengan menulis. Menulis sangat penting ketika anak berada di lingkungan akademik. Adapun upaya untuk mengatasi masalah kekakuan serta hambatan dalam menulis permulaannya yaitu melalui pelaksanaan latihan senam otak melalui gerakan arm activation. Metode senam otak arm activation memberikan peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic. Hal ini dikarenakan metode senam otak arm activation melibatkan senam jari-jari tangan, bahu dan pergelangan tangan. Penelitian ini dilaksanakan di SLB-D YPAC Bandung dengan subjek penelitiannya berinisial D.A yang merupakan anak cerebral palsy spastic. Adapun penelitian yang digunakan adalah Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A dan menggunakan satuan ukur persentase. Adapun hasil penelitian ini menjawab rumusan penelitian yang diajukan karena terjadi peningkatan terhadap subjek penelitian dalam mean level. Persentase mean level untuk kemampuan subjek D.A dalam menjiplak mengalami peningkatan dari fase baseline adalah 79,425% dan fase intervensi adalah 81,937%. Mean level subjek D.A dalam kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase baseline adalah 63,35% dan fase intervensi adalah 75,825%. Mean level subjek D.A dalam kemampuan meniru huruf dari 53,325% pada fase baseline dan pada fase intervensi mengalami peningkatan yakni 81,675%. Begitupun dalam aspek menulis dikte, subjek D.A mengalami peningkatan yakni dari fase baseline adalah 25% dan fase intervensi adalah 68,325%.

Kata kunci: Cerebral Palsy Spastic, Menulis Permulaan dan Metode Senam Otak Arm Activation.


(7)

ii

Nera Insan Nurfadillah, 2013

ABSTRACT

METHODS EFFECT BRAIN GYM THROUGH MOVEMENT ARM ACTIVATION WITH THE HAND WRITING ABILITY TO INCREASE CHILD WITH SPASTIC CEREBRAL PALSY IN SLB-D YPAC BANDUNG

(NERA INSAN NURFADILLAH 0900819)

Thesis, Department of Special Education, Faculty of Education, Indonesia University of Education (UPI).

Child who suffered brain damage in motor areas one of which is children spastic cerebral palsy. Problems faced by most of the problem is the rigidity of the limbs, including the fingers are not functioning well in activities such as reaching, grasping as well as with writing. Writing is very important when children are in the academic environment. As an attempt to overcome the problem of rigidity and resistance in the beginning, namely through the implementation of the writing exercises the brain through arm activation. Arm activation method provides a very important role in developing a child's ability to write the beginning of spastic cerebral palsy. This is because the method involves the arm activation brain gym exercises fingers, shoulders and wrists. The research was conducted in Bandung SLB-D throughout the event with the initials DA research subject who is spastic cerebral palsy children. The study is a Single Subject Research (SSR) with ABA design and use measuring units percentage. The results of this study answer the formulation of the proposed research because of the increasing number of research subjects in the mean level. Percentage of the mean level for the subject's ability to trace DA increase from baseline phase is 79.425% and 81.937% is the intervention phase. Mean levels of DA in the ability of subjects to bold letters that also increased from 63.35% is the baseline phase and the intervention phase was 75.825%. Mean levels of DA in the ability to mimic the subject of letters of 53.325% in the baseline phase and the intervention phase increased the 81.675%. Likewise in writing dictation aspect, the subject of DA increased the baseline phase was 25% and the intervention phase was 68.325%.

Keywords: Spastic Cerebral Palsy, Hand Writing and Methods Brain Gym Arm Activation.


(8)

ii

Nera Insan Nurfadillah, 2013

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا ه مسب

Puji dan syukur sudah selayaknya dipanjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan inayah dan rahmat-Nya demi kebahagiaan manusia didunia dan diakhirat. Sholawat serta salam semoga selalu dicurah limpahkan kepada manusia terbaik sepanjang jaman, Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada terhingga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Juni 2013


(9)

iii

Nera Insan Nurfadillah, 2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan kali ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala bimbingan dan dukungan yang telah diberikan, yang tentu saja tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya. Rasa terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Orang tua tersayang Ibu Nurhayati, bapak Wahyu Rahmana beserta keempat adik-adikku, yang telah memberikan doa, restu, semangat dan dukungan moril maupun materil serta menjadi sumber inspirasi bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dekan beserta para Pembantu Dekan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Bapak Ketua Jurusan; Drs. Sunaryo, M.Pd. serta Sekretaris Jurusan; Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd.

4. Bapak Dr. Musjafak Assjari, M.Pd selaku Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan meluangkan waktu untuk mengarahkan dan menuntun penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Dr. Nia Sutisna, M.Si. selaku Pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Permanarian Somad, M.Pd dan bapak Dr. Sunardi, M.Pd yang telah memberikan motivasi serta dukungannya.

7. Seluruh dosen Pendidikan Khusus yang senantisa membimbing penulis selama perkuliahan.

8. Bapak E. Haeruman, S.Pd, Bapak Yanna M. Ginanjar, S.Pd, Bapak Basyariah beserta guru-guru di SLB-D YPAC Bandung yang telah memberikan ijin dan kemudahan selama pelaksanaan penelitian.

9. Ipan Nurfahmil Ulum yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat, kasih sayang, dan telah menjadi inspirator untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan yang PPL di SLB-D YPAC Bandung Ulfah, Novi, Arni, Abdul, Tressa, Nizar, Miftah, Lastarina, Nanda, Nelcy, Raniska,


(10)

iv

Nera Insan Nurfadillah, 2013

Nurfitri AF, Juni, Tri Irvan, Diella, Niki serta seluruh teman-teman PLB 2009.

11. Sahabatku tersayang Ulfah Saefatul Mustaqimah, Tressa Thursina Malika, Ahda Fania, Dewi Manik, Hanifia Arlinda serta kakak ku Rahmawati

Hasanah dan Ali Sya’ban beserta adik ku Nisa Nurmalani.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan telah berjasa dalam membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Harapan penulis, semoga kebaikan semuanya dibalas oleh Allah SWT dengan lebih dari segala kebaikan yang telah diberikan. Segala kebaikan dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT sebagai pemilik dan Pencipta kita semua. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat serta membuka jalan untuk menuju kepada cakrawala pengetahuan-Nya. Amin..

Bandung, Juni 2013


(11)

v

Nera Insan Nurfadillah, 2013

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Pernyataan Keaslian Skripsi

Abstrak ... i

Kata pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Grafik ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II PENGARUH METODE SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC ... 8

A. Konsep Dasar Senam Otak ... 8

B. Pembelajaran Menulis Permulaan ... 18

C. Konsep Dasar Cerebral Palsy Spastic ... 22

D. Penelitian yang Relevan ... 28

E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Variabel Penelitian ... 30


(12)

vi

Nera Insan Nurfadillah, 2013

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 33

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Pengolahan Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

B. Analisis Data ... 49

C. Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Rekomendasi ... 88


(13)

vii

Nera Insan Nurfadillah, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Daftar Para Ahli untuk Expert Judgement Instrumen ... 36

3.2. Hasil Validitas Instrumen ... 36

3.3. Kriteria Angka Koefisien Korelasi (r) ... 39

4.1. Perkembangan Menulis Permulaan Subjek D.A ... 45

4.2. Panjang Kondisi ... 49

4.3. Data Estimasi Kecenderungan Arah Subjek Aspek Menjiplak ... 51

4.4. Data Estimasi Kecenderungan Arah Subjek Aspek Menebalkan ... 52

4.5. Data Estimasi Kecenderungan Arah Subjek Aspek Meniru ... 53

4.6. Data Estimasi Kecenderungan Arah Subjek Aspek Menulis Dikte ... 53

4.7. Rangkuman Kondisi Kecenderungan Stabilitas Subjek D.A ... 65

4.8. Kondisi Jejak Data ... 66

4.9. Kondisi Level Stabilitas dan Rentang ... 66

4.10. Kondisi Perubahan Level ... 67

4.11. Rangkuman Hasil Analisis Perubahan dalam Kondisi Aspek Menjiplak ... 68

4.12. Rangkuman Hasil Analisis Perubahan dalam Kondisi Aspek Menebalkan ... 68

4.13. Rangkuman Hasil Analisis Perubahan dalam Kondisi Aspek Meniru ... 69

4.14. Rangkuman Hasil Analisis Perubahan dalam Kondisi Aspek Menulis Dikte ... 70

4.15. Data Jumlah Variabel yang Diubah ... 71

4.16. Data Kecenderungan Arah dan Efeknya pada Menjiplak ... 71

4.17. Data Kecenderungan Arah dan Efeknya pada Aspek Menebalkan ... 71

4.18. Data Kecenderungan Arah dan Efeknya pada Aspek Meniru ... 71

4.19. Data Kecenderungan Arah dan Efeknya pada Aspek Menulis Dikte ... 72

4.20. Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas Aspek Menjiplak ... 72


(14)

viii

Nera Insan Nurfadillah, 2013

4.22. Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas Aspek Meniru ... 73 4.23. Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas Aspek Menulis Dikte ... 74 4.24. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi D.A dalam Kemampuan

Menjiplak ... 80 4.25. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi D.A dalam Kemampuan

Menebalkan Huruf ... 81 4.26. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi D.A dalam Kemampuan

Meniru Huruf ... 82 4.27. Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi D.A dalam Kemampuan


(15)

ix

Nera Insan Nurfadillah, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Latihan Arm Activation ... 16

2.2. Gerakan Mendorong Tangan ke Depan ... 17

2.3. Gerakan Menulis Angka 8 Tidur ... 17

2.4. Gerakan Melakukan Coretan Ganda ... 17


(16)

x

Nera Insan Nurfadillah, 2013

DAFTAR GRAFIK

Grafik

3.1. Desain A-B-A ... 32

4.1. Perkembangan Kemampuan Menjiplak pada Kondisi Baseline 1 (A1), Intervensi (B), Baseline 2 (A2) ... 45

4.2. Perkembangan Kemampuan Menebalkan pada Kondisi Baseline 1 (A1), Intervensi (B), Baseline 2 (A2) ... 46

4.3. Perkembangan Kemampuan Meniru pada Kondisi Baseline 1 (A1), Intervensi (B), Baseline 2 (A2) ... 47

4.4. Perkembangan Kemampuan Menulis Dikte pada Kondisi Baseline 1 (A1), Intervensi (B), Baseline 2 (A2) ... 48

4.5. Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis Permulaan Aspek Menjiplak pada Kondisi Baseline 1, Intervensi, Baseline 2 ... 50

4.6. Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis Permulaan Aspek Menebalkan pada Kondisi Baseline 1, Intervensi, Baseline 2 ... 51

4.7. Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis Permulaan Aspek Meniru pada Kondisi Baseline 1, Intervensi, Baseline 2 ... 52

4.8. Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis Permulaan Aspek Menulis Dikte pada Kondisi Baseline 1, Intervensi, Baseline 2... 53

4.9. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menjiplak Kondisi Baseline 1 ... 54

4.10. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menebalkan Kondisi Baseline 1 ... 55

4.11. Kecenderungan Stabilitas Aspek Meniru Kondisi Baseline 1 ... 56

4.12. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menulis Dikte Kondisi Baseline 1 ... 57

4.13. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menjiplak Fase Intervensi ... 58

4.14. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menebalkan Fase Intervensi ... 59

4.15. Kecenderungan Stabilitas Aspek Meniru Fase Intervensi ... 60

4.16. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menulis Dikte Fase Intervensi ... 61

4.17. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menjiplak Fase Baseline 2 ... 62

4.18. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menebalkan Fase Baseline 2 ... 63


(17)

xi

Nera Insan Nurfadillah, 2013

4.20. Kecenderungan Stabilitas Aspek Menulis Dikte Fase Baseline 2 ... 65 4.21. Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) pada Aspek

Menjiplak ... 76 4.22. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) pada Aspek

Menjiplak ... 76 4.23. Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) pada Aspek

Menebalkan... 77 4.24. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) pada Aspek

Menebalkan... 77 4.25. Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) pada Aspek

Meniru... 78 4.26. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) pada Aspek

Meniru... 78 4.27. Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) pada Aspek

Menulis Dikte ... 79 4.28. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) pada Aspek


(18)

xii

Nera Insan Nurfadillah, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Kisi-kisi Insrumen ... Instrumen Sebelum Di Judgment ... Instrumen Pengisian ... Instrumen Setelah di Judgment ... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... Perhitungan Validitas ... Perhitungan Reliabilitas ... Perhitungan Baseline 1 (A1) ... Perhitungan Intervensi (B) ... Perhitungan Baseline 2 (A2)

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan ... Dokumentasi ... Surat-surat Perizinan Penelitian ... Riwayat Hidup ...


(19)

1

Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Kegunaan kemampuan menulis bagi anak adalah untuk menyalin, mencatat, mengerjakan sebagian tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, anak akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan ketiga tugas tersebut.

Menulis merupakan bagian keterampilan akademik di pendidikan dasar yang telah diperkenalkan sejak di tingkat pendidikan anak-anak berupa pembelajaran motorik halus. Terdapat dua jenis keterampilan menulis, yaitu menulis permulaan (hand writing) dan menulis lanjut (mengarang). Urutan menulis permulaan adalah menjiplak, menebalkan kemudian meniru. Mengarang merupakan menulis lanjutan. Kegiatan mengarang dilakukan setelah anak menulis dengan baik. Pelajaran menulis lanjut atau mengarang merupakan pelajaran yang cukup sulit karena anak dituntut untuk dapat menyatakan fikiran, gagasan, kehendak dan perasaannya secara tertulis yang dapat difahami orang pembacanya. Dalam menulis, biasanya dituntut untuk menerapkan peraturan menulis, seperti aturan menuliskan huruf besar pada setiap awal kalimat, menggunakan titik koma, cara memotong suku kata, cara menulis kata ulang dan sebagainya.

Beberapa hambatan dalam menulis diantaranya adalah masalah motorik, masalah emosional, kesalahan dalam persefsi huruf dan kata, lemah dalam memori visual, lemah dalam belajar dan kurang motivasi. Hal itu tercantum dalam Mercer (1989:446).

Cerebral palsy merupakan salah satu bagian dari tunadaksa. Namun demikian, cerebral palsy harus dibedakan dari tunadaksa lainnya. Cerebral palsy mempunyai karakteristik khusus yang membedakannya dengan tunadaksa lain.


(20)

2

Nera Insan Nurfadillah, 2013

Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah cerebral palsy ini adalah dr. Winthrop Phelp, dalam Muslim dan Sugiarmin (1996: 68), berpendapat bahwa

Cerebral palsy adalah suatu kelainan pada gerak tubuh yang ada hubungannya dengan kerusakan otak yang bersifat menetap. Akibatnya otak tidak berkembang, tetapi bukan suatu penyakit yang progresif‟.

Assjari (1995: 36), berpendapat bahwa:

Cerebral palsy merupakan suatu cacat yang disebabkan oleh adanya gangguan yang terdapat di dalam otak, dan cacatnya bersifat kekakuan pada anggota geraknya. Tetapi kenyatannya tidaklah demikian, anak cerebral palsy sering juga mengalami kelayuhan, gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi gerak, getaran-getaran ritmis, dan gangguan sensoris

Anak cerebral palsy karena mengalami kekakuan pada anggota geraknya menyebabkan anak kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, salahsatunya pada aspek belajaran menulis. Belajar, erat kaitannya dengan bagaimana anak cerebral palsy mampu mengikuti dan berkonsentrasi terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Dalam belajar, kemampuan menulis merupakan salah satu hal yang sangat penting. Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran, perasaan ke dalam lambang tulisan. Kegunaan kemampuan menulis bagi anak cerebral palsy adalah untuk menyalin, mencatat dan mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan menulis, anak cerebral palsy akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugas dari sekolah. Oleh karena itu menulis harus diajarkan pada anak saat pertama kali masuk sekolah dasar (Abdurrahman, 2003: 223).

Kondisi anak cerebral palsy yang sangat beragam terutama keadaan motorik halus dan kasar yang mengalami hambatan memungkinkan anak mengalami kesulitan dalam menulis. Akan tetapi hal tersebut sedikit demi sedikit dapat dilatihkan kepada anak melalui beberapa metode yang mempermudah anak dalam melatih otot-otot tangannya untuk menulis. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode Senam Otak melalui gerakan Arm Activation.

Pada observasi awal, diketahui bahwa kondisi motorik halus pada subjek yang berinisial D.A yang saat ini sedang duduk di kelas IV SDLB D YPAC MUSTANG mengalami cerebral palsy tipe spastic dan mengalami kesulitan


(21)

3

Nera Insan Nurfadillah, 2013

dalam menulis pada aspek menulis permulaan. Kemampuan D.A dalam menulis hanya bisa menjiplak tulisan yang berukuran besar, D.A seringkali tertinggal di kelasnya ketika ada pelajaran yang melibatkan aspek menulis dikarenakan D.A masih harus sering dibantu dengan menjiplak tulisan, itupun harus tulisan yang besar. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba melatih kemampuan menulis permulaan D.A dengan menggunakan metode senam otak melalui gerakan Arm Activation dimulai dengan melatih aspek menjiplak, menebalkan, meniru dan menulis secara dikte.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Pikologis D.A tidak termasuk anak yang mengalami hambatan intelektual. D.A sudah dapat mengerjakan hitungan model penjumlahan dengan jumlah nominal besar. Kemampuan anak dalam persepsi auditori cukup baik, anak dapat memahami apa yang diucapkan guru dengan pemberian sedikit penjelasan terlebih dahulu. Sementara, persepsi visual anak tergolong baik karena tidak ada gangguan pada pemahaman dari apa yang anak lihat.

Motorik tangan, kaki kurang kuat secara fungsional sehingga anak tergolong anak Cerebral Palsy tipe spastik. Demikian juga motorik halus yang dimiliki anak belum berkembang dengan baik. Persepsi kinestetik dan taktil anak kurang terlatih karena kekakuan pada anggota geraknya. Akan tetapi, dalam melakukan pekerjaannya D.A bersedia mengerjakan tugasnya dengan tenang hingga selesai.

Untuk kemampuan bersosialisasi D.A cenderung aktif, D.A suka apabila pembelajarannya diisi dengan berbagai permainan yang menarik. Anak mampu menyatakan perasaannya secara ekspresif. Maka dapat disimpulkan bahwa D.A akan lebih mudah memahami dan melakukan pembelajaran dengan menggunakan kata atau kalimat yang ekspresif sebagai rewards serta dibutuhkan metode Arm Activation yang berfungsi sebagai salah satu metode yang dapat membantu mengembangkan kemampuan menulis permulaan D.A dengan mengajarkan beberapa aktifitas yang melibatkan gerakan tangan, bahu dan otot tangan. Metode Arm Activation dapat melibatkan tangan untuk bergerak yang akan membuat anak menarik dan tidak cepat bosan sebelum proses pembelajaran menulis dimulai.


(22)

4

Nera Insan Nurfadillah, 2013

Kemampuan menulis D.A hanya sampai pada taraf menebalkan dengan mengguanakan titik-titik dan itupun tangannya harus dipegang oleh guru kelasnya. D.A belum mampu meniru atau menyalin tulisan dari buku begitupun dengan menulis dengan cara dikte anak belum menguasainya sama sekali, namun, kemampuan membacanya sudah sangat baik, hal tersebut ditandai dengan kemampuan D.A saat diberi tugas untuk membaca buku cerita.

Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan senam otak Arm Activation untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan subjek D.A. istilah Arm Activation berasal dari bahasa Inggris yang berarti mengaktifkan tangan. Teknisnya dengan terlebih dahulu peneliti memperagakan 15 gerakan tangan salah satunya dengan mengangkat tangan ke atas, ke depan dan ke samping. Gerakan tersebut sampai pada tahapan menggerakan tangan dengan memegang alat tulis kemudian membentuk suatu huruf yang terlebih dahulu telah diinstruksikan oleh peneliti.

Metode Senam Otak merupakan metode yang digunakan sebelum anak belajar. Senam Otak dikenal sebagai pendekatan unik dalam bidang pendidikan yang pertama kali diciptakan oleh Paul E. Dennison, Ph.D. Senam Otak adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para murid di Educational Kinesiologi (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak. Senam Otak bermanfaat pula untuk melatih fungsi keseimbangan dengan merangsang beberapa bagian otak yang mengaturnya. Seperti dijelaskan Paul E. Dennison, Ph.D, otak manusia, seperti halogram, terdiri dari tiga dimensi dengan bagian-bagian yang saling berhubungan sebagai satu kesatuan. Akan tetapi, otak manusia juga spesifik tugasnya di mana ketiga dimensi tersebut dalam aplikasi gerakan Senam Otak disebut dengan istilah dimensi Lateralitas, dimensi Pemfokusan serta dimensi Pemusatan. Fungsi gerakan Senam Otak yang terkait dengan 3 dimensi otak tersebut adalah untuk (1) menstimulasi dimensi lateralitas; (2) meringankan dimensi pemfokusan; dan (3) merelaksasikan dimensi Pemusatan (Dennison and Dennison, 2009: 2).


(23)

5

Nera Insan Nurfadillah, 2013

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mencoba meneliti pengaruh metode Senam Otak melalui gerakan Arm Activation terhadap kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic dalam proses belajar di SDLB D.

Jika anak cerebral palsy spastic tidak dilatih kemampuan menulisnya, maka anak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang tentunya banyak melibatkan aspek menulis.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam hal pembelajaran, serta menjadi suatu inovasi baru yang bisa diterapkan kepada anak saat belajar, agar kemampuan menulis permulaan anak dapat terlatih.

B. Identifikasi Masalah

Setelah melakukan studi pendahuluan di SLBD YPAC Bandung, peneliti menemukan kasus anak cerebral palsy tipe spastic yang duduk di kelas IV SDLB berinisial D.A yang mengalami kesulitan dalam menulis. Adapun identifikasi masalah pada subjek yang ditemukan adalah sebagai berikut :

1. Subjek termasuk anak cerebral palsy tipe spastic yang memiliki berbagai hambatan penyerta yang sangat mempengaruhi pada saat proses pembelajaran salahsatunya pada pembelajaran menulis permulaan.

2. Kurangnya kemampuan menulis permulaan subjek di kelas, hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar yang berada dibawah KKM pelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis.

3. Kondisi tangan subjek yang mengalami kekakuan, sehingga kesulitan dalam menggerakkan tangannya saat menulis sehingga diperlukan metode yang efektif untuk melatih kemampuan menulisnya yakni metode senam otak Arm Activation.

4. Subjek memerlukan waktu yang cukup lama dalam menulis, hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi otot tangan dan jari yang kaku sehingga subjek sering tertinggal apabila ada pembelajaran yang bersangkutan dengan menulis dengan cara menyalin dari papan tulis


(24)

6

Nera Insan Nurfadillah, 2013

C. Batasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi pada masalah pengunaan metode pembelajaran yakni metode Senam Otak melalui gerakan Arm Activation untuk anak Cerebral Palsy Spastic, yang difokuskan pada dimensi menulis permulaan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

“Apakah metode senam otak melalui gerakan Arm Activation dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis permulaan anak Cerebral Palsy Spastic?”.

E. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan hasil penelitian ini diharapkan menjadi metode alternatif yang bisa digunakan dalam belajar, untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak Cerebral Palsy Spastic. Tujuan dan kegunaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa aspek yakni:

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Senam Otak melalui gerakan Arm Activation terhadap peningkatan kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic di SLB D.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan kemampuan menulis permulaan terutama dalam aspek menjiplak, menebalkan, meniru dan menulis dikte anak cerebral palsy spastic sebelum belajar dengan menggunakan metode senam otak melalui gerakan Arm Activation.

b. Menggambaran kemampuan menulis permulaan terutama dalam aspek menjiplak, menebalkan, meniru dan menulis dikte anak cerebral palsy spastic setelah belajar dengan menggunakan metode senam otak melalui gerakan Arm Activation.


(25)

7

Nera Insan Nurfadillah, 2013

c. Mengetahui pengaruh metode senam otak melalui gerakan Arm Activation terhadap kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic.

3. Kegunaan

a. Dalam tataran teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, terutama bagi pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.

b. Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi :

1) Pendidik; dapat menjadi metode alternatif yang bisa digunakan ketika menghadapi anak yang berkebutuhan khusus, dalam hal untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaannya.

2) Lembaga; menjadi suatu program yang bisa diterapkan di lembaga, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, karena akan terjadinya interaksi antara pendidik dengan peserta didik.

3) Peneliti selanjutnya; dapat dijadikan patokan untuk meneliti hal yang baru dengan subjek yang berbeda.


(26)

30

Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel yaitu batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung dalam permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode senam otak melalui gerakan Arm Activation.

Anak Cerebral Palsy Spastic dengan kondisi motorik halusnya yang mengalami hambatan memungkinkan anak mengalami kesulitan dalam menggerakkan dan memegang benda, hal tersebut akan sangat berpengaruh pada pencapaian kemampuan saat menulis.

Penelitian ini menggunakan metode senam otak melalui gerakan Arm Activation. Senam otak Arm Activation ini terdiri dari 15 gerakan yang diadaptasi dari Dennison, 2009:33 yakni:

1. Aktifkan satu tangan terlebih dahulu dengan mengangkat tangan, sementara kepala tetap rileks (dilakukan secara bergantian)

2. Buat gerakan mendorong ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri sementara tangan yang lain menahannya

3. Gerakan bahu ke depan dan ke belakang

4. Kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu jari menahadap ke atas di depan hidung

5. Mulai menggerakan alat tulis kemudian membuat angka 8 tidur 6. Angka 8 tidur digambar dengan ukuran besar

7. Mata mengikuti gerakan 8 tidur, kepala bergerak sedikit dan leher tetap rileks

8. Gerakan tangan dimulai dari titik tengah ke arah kiri atas, melingkar ke kiri bawah, naik ke titik tengah lagi dan terus ke kanan atas, berputar ke kanan bawah dan kembali ke titik tengah

9. Lakukan kegiatan tersebut 3 kali dengan tangan kanan, 3 kali dengan tangan kiri dan 3 kali dengan kedua tangan

10. Berdiri di belakang anak, tuntun lengan dan tangannya melakukan beberapa gerakan sederhana. Katakan “ke luar, ke atas, ke dalam, dan ke bawah” saat memandu anak menggambar segi empat dengan kedua tangan


(27)

31

Nera Insan Nurfadillah, 2013

11. Biarkan anak menggambar sendiri apabila kedua tangan anak sudah bisa bergerak bersamaan dengan mudah dan bentuk yang dibuatnya mirip satu sama lain

12. Buatlah bentuk nyata dengan bentuk huruf dengan meniru dari buku

13. Membimbing anak untuk menggambar 8 tidur, lalu membentuk huruf „a‟ di bagian sebelah kiri. Kemudian apabila anak sudah bisa dilanjutkan dengan huruf berikutnya

14. Post ctivity: anak diminta untuk Menyalin atau mencontoh huruf

15. Anak diminta untuk menulis kata, atau kalimat sederhana dari buku

Gerakan-gerakan di atas diberikan sebelum menulis permulaan, karena gerakan-gerakan Arm Activation akan berpengaruh terhadap pengaliran darah ke otak, hal tersebut akan membuat kinerja otak mampu bekerja secara optimal.

2. Variabel Terikat (Target Behavior)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat atau target behavior yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic. Terdapat empat aspek yang akan dikembangkan dalam menulis permulaan ini, yakni aspek menjiplak, aspek menebalkan, aspek meniru dan aspek menulis dikte.

Menurut Sunardi (Yusuf, 2005: 180), bahwa yang termasuk menulis permulaan atau menulis dengan tangan meliputi “memegang alat tulis, menggerakan alat tulis, menyalin huruf, meniru, menulis kata dan kalimat”. Aspek menulis permulaan tersebut akan berkembang seiring dengan diterapkannya serangkaian gerak Arm Activation.

Pada Baseline- 1 anak diajarkan metode senam otak Arm Activation dan diberikan tes kesiapan menulis yaitu menutup dan membuka jari, menggenggam dan melepas benda, meremas kertas, menyentuh ujung ibu jari dengan ujung telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking. Setelah langkah tersebut selesai maka berlanjut pada latihan menulis permulaan yaitu menjiplak, menebalkan dan meniru huruf vokal kecil dengan diawali dengan latihan gerakan Arm Activation untuk pelemasan otot tangan anak sebelum latihan menulis.


(28)

32

Nera Insan Nurfadillah, 2013

Aktifitas tersebut dilakukan kembali pada saat fase intervensi, dengan diawali gerakan pelemasan otot tangan Arm activation. Pada saat Baseline- 2. Anak kembali diberikan tes menulis permulaan akan tetapi tanpa intervensi.

Melalui gerakan Arm Activation proses latihan menulis permulaan anak akan dikembangkan sehingga anak memiliki kemampuan menulis yang diawali dengan kemampuan menulis dasar atau sering disebut dengan menulis permulaan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian, hal ini berguna untuk memperoleh gambaran tentang suatu pemecahan masalah yang sedang diteliti agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Sugiyono (2011: 2), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan menggunakan rancangan Single Subject Research (SSR) atau dikenal dengan penelitian subjek tunggal. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. (Sugiyono, 2011:72)

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. A sebagai baseline 1, B untuk intervensi, sedangkan A2 merupakan baseline yang ke-2. Adapun tampilannya adalah sebagai berikut:

T

ar

ge

t behavi

or

Baseline 1 (A1) Intervensi (B) Baseline 2 (A2) Sesi


(29)

33

Nera Insan Nurfadillah, 2013

A-1 merupakan suatu kondisi awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan subjek dalam menulis permulaan sebelum diberikan perlakuan atau intervensi.

B merupakan fase intervensi. Subjek diberikan intervensi menulis permulaan dengan latihan senam otak gerakan Arm Activation.

A-2 adalah pengulangan kondisi baseline yang disebut dengan baseline 2 dan berguna untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh terhadap kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang siswa kelas D.4 SDLB di SLB-D YPAC Bandung dengan hambatan cerebral palsy spastic yang tidak mengalami hambatan intelektual.

Nama : D.A

Jenis Kelamin : laki-laki

Tempat tanggal lahir : Cianjur, 06 Juli 2000 Alamat : Warung Kondang-Cianjur

D.A merupakan siswa cerebral palsy spastic. D.A mengalami kekakuan pada anggota gerak bawah dan anggota gerak atas yang ditandai dengan tangan kanan yang kaku, tangan kiri yang masih bagus untuk dilatih bahkan jari-jari tangannya lemas. Kemampuan siswa dalam menulis baru sampai menebalkan huruf dibantu dengan titik-titik. Sementara itu, kemampuan siswa dalam membaca sudah sampai pada membaca lanjutan. Hal tersebut menjadi dasar yang baik untuk melatih kemampuan menulis permulaan siswa, karena siswa sudah menguasai bacaan dan pengenalan terhadap huruf-huruf.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB D YPAC Bandung yang beralamat di Jalan Mustang No. 46 Bandung.


(30)

34

Nera Insan Nurfadillah, 2013

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam suatu penelitian adalah instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2011:102) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Penggunaan instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menulis permulaan dengan menggunakan metode senam otak melalui gerakan Arm Activation.

Peneliti menggunakan instrumen berupa tes dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam kemampuan menulis permulaan yang telah dicapai subjek setelah subjek diberikan intervensi menggunakan metode senam otak melalui gerakan Arm Activation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan hasil asesmen yang dilakukan pada subjek oleh peneliti dengan mengacu pada kurikulum untuk anak tunadaksa D1 tingkat dasar.

Tahapan dari penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi tes disesuaikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan kemampuan subjek.

2. Membuat Lembar Kerja Siswa

Terdiri dari 15 butir soal untuk menilai kemampuan melakukan Arm Activation.

3. Membuat kriteria penilaian

Untuk menulis permulaan, anak diberikan skor dengan rentang nilai 1-3 dengan kriteria tertentu. Penilaian terhadap kemampuan menulis permulaan menjiplak kata/kalimat, menebalkan dan meniru kata/kalimat diberikan nilai 1-3. Dalam mengetahui kemampuan menulis permulaan subjek, baik sebelum intervensi, saat intervensi anak akan diberikan butir soal mengenai menulis permulaan dengan menggunakan metode senam otak melalui gerakan Arm Activation


(31)

35

Nera Insan Nurfadillah, 2013

terlebih dahulu supaya terlihat perubahan kemampuan menulis subjek setelah diterapkan Arm Activation.

4. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini dilakukan di dalam jam pelajaran sekolah, yaitu pukul 10.00-11.00 dengan pembagian waktu 30 menit untuk latihan senam otak arm activation, dan 30 menit untuk mengetahui keterampilan menulis anak. Proses pelatihan dilakuan di sebuah ruang belajar tertutup. Subjek yang terlibat adalah subjek penelitian, dan peneliti beserta seorang rekan.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes tindakan pada fase baseline 1 (A-1), intervensi (B) dan baseline (A-2). Tes yang diberikan menggunakan soal-soal yang dibuat berdasarkan menulis permulaan.

A-1 (baseline 1) adalah kondisi kemampuan dasar dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan alami sebelum diberikan treatment apapun, kemampuan dasar tersebut adalah kemampuan menulis permulaan anak. Anak diminta untuk mengerjakan soal-soal menulis permulaan.

B (intervensi) adalah kondisi subjek selama diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah melakukan senam otak dengan gerakan Arm Activation.

A-2 (baseline 2) yaitu pengamatan tanpa intervensi dilakukan kembali, hal ini dimaksudkan sebagai tolak ukur keberhasilan intervensi dan menjadi bahan evaluasi sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek.


(32)

36

Nera Insan Nurfadillah, 2013

5. Hasil pengujian persyaratan Instrumen a. Menentukan validitas instrumen penelitian

Validitas merupakan ketetapan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data. Validitas instrumen menggunakan validitas isi berupa expert judgment. Penilaian dilakukan satu orang dosen PLB dan dua orang guru SLB D YPAC Bandung beserta Guru bidang kurikulum di SLB D YPAC Bandung. Berikut adalah penilaian ahli yang menilai kelayakan instrumen yang dibuat oleh peneliti:

Tabel 3.1

Daftar para ahli untuk Expert-Judgment Instrumen

No Nama Jabatan

1. N.S Dosen PLB

2. Y.M Guru bagian kurikulum

3. U.C Guru kelas subjek

Data yang diperoleh melalui expert judgment akan dihitung dengan rumus:

Persentase = x 100%

Tabel 3.2

Hasil validitas instrumen: Butir

Soal

Daftar Penceklis

Jumlah Keterangan

NS YM UC

1 C C C X 100% = 100% Valid

2 C C C X 100% = 100% Valid

3 C C C X 100% = 100% Valid

4 C C C X 100% = 100% Valid


(33)

37

Nera Insan Nurfadillah, 2013

6 C C C X 100% = 100% Valid

7 C C C X 100% = 100% Valid

8 C C C X 100% = 100% Valid

9 C C C X 100% = 100% Valid

10 C C C X 100% = 100% Valid

11 C C C X 100% = 100% Valid

12 C C C X 100% = 100% Valid

13 C C C X 100% = 100% Valid

14 C C C X 100% = 100% Valid

15 C C C X 100% = 100% Valid

16 C C C X 100% = 100% Valid

17 C C C X 100% = 100% Valid

18 C C C X 100% = 100% Valid

19 C C C X 100% = 100% Valid

20 C C C X 100% = 100% Valid

21 C C C X 100% = 100% Valid

22 C C C X 100% = 100% Valid

23 C C C X 100% = 100% Valid

24 C C C X 100% = 100% Valid

25 C C C X 100% = 100% Valid


(34)

38

Nera Insan Nurfadillah, 2013

27 C C C X 100% = 100% Valid

28 C C C X 100% = 100% Valid

29 C C C X 100% = 100% Valid

30 C C C X 100% = 100% Valid

Berdasarkan hasil perhitungan butir soal 1-30 menghasilkan persentase 100 % hal ini menandakan bahwa instrumen dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

b. Menentukan reliabilitas Instrumen penelitian

Reliabilitas data penelitian sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Salah satu syarat agar penelitian dapat dipercaya yaitu data penelitian tersebut harus reliabel. Instrumen yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengetahui data tersebut sudah reliabel atau belum. Subjek uji coba instrumen ini tentunya harus memiliki karakteristik sama atau mendekati subjek dalam penelitian. Dalam hal ini adalah siswa cerebral palsy di SLB Total System yang memiliki kemampuan menulis permulaan yang rendah.

Instrumen yang diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (K-R.20), rumusnya adalah berikut:

=

Keterangan :

= Reliabilitas tes secara keseluruhan

p= Proporsi subjek menjawab item dengan benar

q= Proporsi subjek menjawab item dengan salah (q= 1-p) = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n= Banyaknya item

= Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varian) (Arikunto, 2009:101)


(35)

39

Nera Insan Nurfadillah, 2013

Sebelum data dimasukan keperhitungan diatas, dihitung dulu varian total dengam rumus:

=

Hasil uji reliabilitas instrumen: a. Menghitung varian

=

= = =2

= 2

b. Kemudian dimasukan kedalam rumus K-R.20 =

=

= = 1.02 x 0,55 =

Tingkat interpretasi mengenai keajegan tiap item dari kriteria menurut Arikunto ( 2009: 75) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria angka koefisien korelasi (r) menurut Soeharsono

Kriteria Interpretasi

0.00-0,200 Sangat rendah

0,200-0,400 Rendah

0,400-0,600 Cukup

0.600-0,800 Tinggi

0,800-1,00 Sangat Tinggi

Setelah perhitungan reliabilitas yang dilakukan kepada 3 orang anak diketahui koefisien korelasi 0,561 untuk menulis permulaan dengan demikian


(36)

40

Nera Insan Nurfadillah, 2013

instrumen tersebut mempunyai korelasi cukup dan instrumen dapat dikatakan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

6. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada satu subjek dengan siswa cerebral palsy spastic langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Melakukan studi pendahuluan b. Melakukan observasi ke sekolah c. Menetapkan subjek penelitian d. Mengurus surat perizinan

 Pengurusan surat izin memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Permohonan surat pengantar dari jurusan PLB untuk pengangkatan dosen pembimbing

b. Permohonan surat keputusan dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengenai pengangkatan dosen pembimbing

c. Meneruskan surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK

d. Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) kota Bandung. e. Surat izin penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan

Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) diteruskan ke dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan syarat melakukan penelitian

f. Menyusun dan melakukan uji coba instrumen penelitian untuk menguji kevalidan instrument penelitian tersebut

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar yang telah disediakan oleh pihak sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian


(37)

41

Nera Insan Nurfadillah, 2013

b. Melakukan pendekatan kembali kepada anak

c. Mengadakan komunikasi dengan peneliti kelas mengenai jadwal penelitian

d. Melakukan tes awal pada basline (A) sebanyak 4 sesi

e. Melakukan intervensi (B) dengan menggunakan metode senam otak melalui gerakan Arm Activation

f. Melakukan tes akhir pada baseline 2 (A‟) anak setelah diberikan intervensi dengan menggunakan senam otak Arm activation Baseline 2 g. Menganalisis dan mengolah data penelitain

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan persentase. Setelah semua data, masing-masing data baseline-1, intervensi dan baseline-2 terkumpul. Setelah semua data terkumpul dan kemudian dianalisis ke dalam grafik A-B-A design, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kestabilan perkembangan kemampuan subjek dihitung dengan menggunakan statistik deskriptif. Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara jelas tingkat perkembangan kemampuan subjek dalam kemampuan menulis permulaan yang diperoleh dari hasil catatan selama penelitian dalam waktu yang telah ditentukan.

Analisis data dimulai dengan mengolah data di lapangan yang terdapat dalam format pencatatan data pada fase baseline 1 (A-1), intervensi (B) dan baseline 2 (A-2), kemudian penyajian datanya diperoleh dengan menggunakan grafik. Penyajian data dengan menggunakan analisis visual grafik ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan kemampuan menulis permulaan bagi siswa cerebral palsy. Desain SSR ini menggunakan tipe grafik garis yang sederhana (Type Simple Line Graph). Menurut Sunanto (2006:30) terdapat beberapa komponen penting dalam grafik tersebut, antara lain:

1. Absis : sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (mislanya sesi, hari dan tanggal).


(38)

42

Nera Insan Nurfadillah, 2013

2. Ordinat : sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan durasi).

3. Titik Awal : pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala.

4. Skala : garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya 0%, 25%, 50% dan 75%).

5. Label Kondisi : keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis Perubahan Kondisi : yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

7. Judul Grafik : judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Perhitungan ini dilakukan dengan menganalisis data setiap kondisi dan antar kondisi. Analisis dalam kondisi memiliki komponen sebagai berikut:

1. Panjang Kondisi

Panjang kondisi atau banyaknya data dalam setiap kondisi ini tidak ada ketentuan banyaknya, tetapi data dalam tahap baseline ditentukan sampai dengan data yang didapat menunjukan stabilitas dan arah yang jelas.

2. Kecenderungan Arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi banyaknya data yang berada dibawah dan di atas garis tersebut sama banyak. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah split middle atau belah tengah, karena membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median.

3. Tingkat Stabilitas

Tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Hal ini ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada


(39)

43

Nera Insan Nurfadillah, 2013

dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean, maka data tersebut dikatakan stabil.

4. Tingkat Perubahan

Tingkat perubahan ini merupakan selisih data dalam suatu kondisi antara data pertama dengan data terakhir.

5. Jejak Data

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data yang lain dalam suatu kondisi. Jejak data ini ada tiga kemungkinan, yakni menaik, menurun, dan mendatar.

6. Rentang

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir (Sunanto, 2006:12).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data yang telah diperoleh tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi perlakuan atau intervensi 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2

4. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan atau intervensi, dan kondisi baseline 2. 5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan

atau intervensi, dan pada kondisi baseline 2.

6. Membuat grafik dalam hal menganalisis datanya, sehingga dapat dilihat secara rinci perbedaan dan perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut


(40)

88

Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan peningkatan kemampuan menulis permulaan pada subjek D.A setelah diberikan intervensi melalui metode senam otak Arm Activation. Pada penelitian ini menulis permulaan subjek dibatasi dengan empat aspek menulis permulaan yakni aspek menjiplak, aspek menebalkan huruf, aspek meniru huruf dan aspek menulis dikte.

Pada aspek menjiplak, menebalkan huruf, meniru huruf dan menulis dikte terjadi peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan mean level subjek D.A. mean level subjek D.A untuk menjiplak mengalami peningkatan dari fase baseline adalah 79,425% dan fase intervensi adalah 81,937%. Mean level subjek D.A dalam kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase baseline adalah 63,35% dan fase intervensi adalah 75,825%. Mean level subjek D.A dalam kemampuan meniru huruf dari 53,325% pada fase baseline dan pada fase intervensi mengalami peningkatan yakni 81,675%. Begitupun dalam aspek menulis dikte, subjek D.A mengalami peningkatan pada aspek menulis dikte yakni dari fase baseline adalah 25% dan fase intervensi adalah 68,325%.

Peningkatan yang terjadi pada aspek menjiplak subjek D.A terlihat dari kemampuan subjek dalam menguasai alat tulis, menggerakkan alat tulis serta koordinasi mata dengan tangan yang sudah baik. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam keterampilan motorik halus pada subjek D.A. Pada aspek menebalkan huruf terlihat peningkatan yang signifikan. Hal tersebut terlihat dari kemampuan subjek D.A saat menebalkan huruf dari mulai huruf yang ukurannya besar sampai pada menebalkan huruf yang ukurannya lebih kecil atau huruf normal.

Sementara itu, pada aspek meniru huruf subjek D.A dapat meniru huruf dari papan tulis dan mampu menulis dengan cukup baik. Subjek D.A dapat meniru


(41)

89

Nera Insan Nurfadillah, 2013

huruf yang terdiri dari suku kata, kata sampai pada kalimat. Pada aspek menulis dikte, subjek D.A mampu menulis kalimat yang di diktekan oleh peneliti, hal tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan, karena pada awalnya subjek hanya dapat menulis dengan cara menebalkan huruf menggunakan titik-titik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak yang dipandang perlu menindaklanjuti hasil penelitian dengan menggunakan metode senam otak Arm Activation ini. Seperti telah disimpulkan sebelumnya bahwa metode senam otak Arm Activation dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic subjek D.A, maka dari itu peneliti memberikan beberapa rekomendasi bagi:

1. Rekomendasi bagi para pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan metode senam otak Arm Activation dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan bagi siswa yang mengalami hambatan dalam menggerakkan otot-otot tangan dan jarinya untuk menulis di sekolah.

2. Rekomendasi bagi orangtua

Membimbing anak dalam melakukan metode senam otak Arm Activation di rumah dengan rutin agar kemampuan subjek D.A dalam menulis semakin meningkat. Selain itu juga, orang tua diharapkan turut serta membimbing anaknya untuk dapat melatih kemampuan menulis dikarenakan waktu anak berada di rumah lebih lama daripada jam pelajaran di sekolah. Orang tua dapat menggunakan metode senam otak Arm Activation saat membimbing anak dalam menulis karena metode ini mudah untuk dipraktekkan dan orang tua dapat melakukannya pada waktu khusus atau di sela-sela kebersamaan dengan anak agar anak semakin termotivasi untuk mengembangkan kemampuan menulisnya.


(42)

90

Nera Insan Nurfadillah, 2013

3. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian mengenai penerapan metode senam otak Arm Activation kembali dengan target behavior yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan-penemuan yang baru yang dapat melengkapi kekurangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Selain itu juga, diharapkan bagi penulis selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subjek yang mengalami hambatan yang berbeda yakni pada anak yang memiliki kebutuhan khusus lainnya dengan melaksanakan metode senam otak Arm Activation untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan.


(43)

91

Nera Insan Nurfadillah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

As’adi, M. (2001). Dahsyatnya Senam Otak. Jakarta: Diva Press.

Assjari, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunadaksa. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.

Dennison E. Paul, Dennison E. Gail. (2003). Edu-K for Kids. Jakarta: Grasindo

... (2009). Senam Otak. Jakarta: Gramedia

Hallahan and Kaufman. (1988). Exceptional Children to Special Education. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kadir, A. (2012). Misteri Otak Kiri Manusia. Yogyakarta: Diva Press

Kauffman, M. Agardj, A & Semmel, M. (1985). Mainstreaming Learners and Their Environtment. Cambridge: Brookline.

Kautsar. U. (2009). Macam-Macam Gerakan Senam Otak Secara Umum. [online]. Tersedia: http://ummukautsar.wordpress.com/2009/08/01/macam-macam-gerakan-brain-gym-secara-umum/[30 Mei 2012]

Lerner, Janet W. (1988). Learning Disabilities: Theories, Diagnosis, and Teaching Strategis. New Jersey: Houghton Mifflin Company.

Mercer, Cecil D. Dan Ann R. M. (1989). Teaching Student with Learning Problems. London: Merril Publishing Company A. Bell dan Howel Information Company Colombus Toronto


(44)

92

Nera Insan Nurfadillah, 2013

Muslim. A dan Sugiarmin. M. (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna daksa. DEPDIKBUD:

Rohmatika, R. (2006). Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan dengan Menggunakan Media Karton Berlubang pada Anak Cerebral Palsy Spastik di SLB D YPAC Bandung. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Ronald L. T. (1984). Assesment od Exceptional Students. Educational and Psychological Prosedures. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Stubbs, S. (2002). Inclusive Education: Where There Are Few Resources. The Atlas Alliance: Gronland, Oslo.

Sugiyartun. (2009). Penerapan Media Zigzag untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Tubagrahita Ringan Kelas 1 di SLB Bina Taruna Manisrenggo. Surakarta: Tidak diterbitkan

Sugiyono. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman, Y. (2005). Adaptasi Pembelajaran siswa Berkesulitan Belajar. Bandung: Rizqi Press

Sunanto, J. Takeuchi, Koji. Nakata, Hideo. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Yusuf, M. (2005). Pendidikan bagi Anak dengan Problema Mengajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan perguruan Tinggi.


(1)

43

dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean, maka data tersebut dikatakan stabil.

4. Tingkat Perubahan

Tingkat perubahan ini merupakan selisih data dalam suatu kondisi antara data pertama dengan data terakhir.

5. Jejak Data

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data yang lain dalam suatu kondisi. Jejak data ini ada tiga kemungkinan, yakni menaik, menurun, dan mendatar.

6. Rentang

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir (Sunanto, 2006:12).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data yang telah diperoleh tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi perlakuan atau intervensi 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2

4. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan atau intervensi, dan kondisi baseline 2. 5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, kondisi perlakuan

atau intervensi, dan pada kondisi baseline 2.

6. Membuat grafik dalam hal menganalisis datanya, sehingga dapat dilihat secara rinci perbedaan dan perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan peningkatan kemampuan menulis permulaan pada subjek D.A setelah diberikan intervensi melalui metode senam otak Arm Activation. Pada penelitian ini menulis permulaan subjek dibatasi dengan empat aspek menulis permulaan yakni aspek menjiplak, aspek menebalkan huruf, aspek meniru huruf dan aspek menulis dikte.

Pada aspek menjiplak, menebalkan huruf, meniru huruf dan menulis dikte terjadi peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan mean level subjek D.A. mean level subjek D.A untuk menjiplak mengalami peningkatan dari fase baseline adalah 79,425% dan fase intervensi adalah 81,937%. Mean level subjek D.A dalam kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase baseline adalah 63,35% dan fase intervensi adalah 75,825%. Mean level subjek D.A dalam kemampuan meniru huruf dari 53,325% pada fase baseline dan pada fase intervensi mengalami peningkatan yakni 81,675%. Begitupun dalam aspek menulis dikte, subjek D.A mengalami peningkatan pada aspek menulis dikte yakni dari fase baseline adalah 25% dan fase intervensi adalah 68,325%.

Peningkatan yang terjadi pada aspek menjiplak subjek D.A terlihat dari kemampuan subjek dalam menguasai alat tulis, menggerakkan alat tulis serta koordinasi mata dengan tangan yang sudah baik. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam keterampilan motorik halus pada subjek D.A. Pada aspek menebalkan huruf terlihat peningkatan yang signifikan. Hal tersebut terlihat dari kemampuan subjek D.A saat menebalkan huruf dari mulai huruf yang ukurannya besar sampai pada menebalkan huruf yang ukurannya lebih kecil atau huruf normal.


(3)

89

huruf yang terdiri dari suku kata, kata sampai pada kalimat. Pada aspek menulis dikte, subjek D.A mampu menulis kalimat yang di diktekan oleh peneliti, hal tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan, karena pada awalnya subjek hanya dapat menulis dengan cara menebalkan huruf menggunakan titik-titik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak yang dipandang perlu menindaklanjuti hasil penelitian dengan menggunakan metode senam otak Arm

Activation ini. Seperti telah disimpulkan sebelumnya bahwa metode senam otak Arm Activation dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic subjek D.A, maka dari itu peneliti memberikan beberapa

rekomendasi bagi:

1. Rekomendasi bagi para pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan metode senam otak Arm Activation dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan bagi siswa yang mengalami hambatan dalam menggerakkan otot-otot tangan dan jarinya untuk menulis di sekolah.

2. Rekomendasi bagi orangtua

Membimbing anak dalam melakukan metode senam otak Arm

Activation di rumah dengan rutin agar kemampuan subjek D.A dalam

menulis semakin meningkat. Selain itu juga, orang tua diharapkan turut serta membimbing anaknya untuk dapat melatih kemampuan menulis dikarenakan waktu anak berada di rumah lebih lama daripada jam pelajaran di sekolah. Orang tua dapat menggunakan metode senam otak

Arm Activation saat membimbing anak dalam menulis karena metode

ini mudah untuk dipraktekkan dan orang tua dapat melakukannya pada waktu khusus atau di sela-sela kebersamaan dengan anak agar anak semakin termotivasi untuk mengembangkan kemampuan menulisnya.


(4)

90

3. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian mengenai penerapan metode senam otak Arm Activation kembali dengan target behavior yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan-penemuan yang baru yang dapat melengkapi kekurangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Selain itu juga, diharapkan bagi penulis selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subjek yang mengalami hambatan yang berbeda yakni pada anak yang memiliki kebutuhan khusus lainnya dengan melaksanakan metode senam otak Arm Activation untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

As’adi, M. (2001). Dahsyatnya Senam Otak. Jakarta: Diva Press.

Assjari, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunadaksa. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.

Dennison E. Paul, Dennison E. Gail. (2003). Edu-K for Kids. Jakarta: Grasindo

... (2009). Senam Otak. Jakarta: Gramedia

Hallahan and Kaufman. (1988). Exceptional Children to Special Education. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kadir, A. (2012). Misteri Otak Kiri Manusia. Yogyakarta: Diva Press

Kauffman, M. Agardj, A & Semmel, M. (1985). Mainstreaming Learners and

Their Environtment. Cambridge: Brookline.

Kautsar. U. (2009). Macam-Macam Gerakan Senam Otak Secara Umum. [online]. Tersedia: http://ummukautsar.wordpress.com/2009/08/01/macam-macam-gerakan-brain-gym-secara-umum/[30 Mei 2012]

Lerner, Janet W. (1988). Learning Disabilities: Theories, Diagnosis, and

Teaching Strategis. New Jersey: Houghton Mifflin Company.

Mercer, Cecil D. Dan Ann R. M. (1989). Teaching Student with Learning

Problems. London: Merril Publishing Company A. Bell dan Howel


(6)

92

Muslim. A dan Sugiarmin. M. (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna

daksa. DEPDIKBUD:

Rohmatika, R. (2006). Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan dengan

Menggunakan Media Karton Berlubang pada Anak Cerebral Palsy Spastik di SLB D YPAC Bandung. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI. Bandung: Tidak

diterbitkan

Ronald L. T. (1984). Assesment od Exceptional Students. Educational and

Psychological Prosedures. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Stubbs, S. (2002). Inclusive Education: Where There Are Few Resources. The Atlas Alliance: Gronland, Oslo.

Sugiyartun. (2009). Penerapan Media Zigzag untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Permulaan Siswa Tubagrahita Ringan Kelas 1 di SLB Bina Taruna Manisrenggo. Surakarta: Tidak diterbitkan

Sugiyono. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman, Y. (2005). Adaptasi Pembelajaran siswa Berkesulitan Belajar. Bandung: Rizqi Press

Sunanto, J. Takeuchi, Koji. Nakata, Hideo. (2006). Penelitian dengan Subjek

Tunggal. Bandung: UPI Press

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Yusuf, M. (2005). Pendidikan bagi Anak dengan Problema Mengajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan perguruan Tinggi.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN PARALLEL BARS BAGI ANAK CEREBRAL PALSY YANG MENGALAMI HAMBATAN BERJALAN DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 3 31

PEMBELAJARAN BINA DIRI DALAM MELATIH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PEMBALUT PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG.

1 4 44

PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KETERAMPILAN MENGANYAM KERTAS TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB HIKMAT KOTA BANDUNG.

0 7 40

PENINGKATAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN MELALUI KETERAMPILAN KIRIGAMI PADA SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB D YPAC BANDUNG.

0 7 41

KEMANDIRIAN MOBILITAS ANAK CEREBRAL PALSY DALAM MENGGUNAKAN KURSI RODA DI SLB-D YPAC BANDUNG : Studi Deskriptif Kualitatif pada Anak Cerebral Palsy Tingkat SMALB di SLB-D YPAC BANDUNG.

0 2 16

PEMBELAJARAN TATA BOGA KUE SISTIK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB-D YPAC BANDUNG.

1 3 32

PENERAPAN LATIHAN GRAPHOMOTOR DALAM MENINGKATKAN KEMAPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSYDI SLB-D YPAC BANDUNG.

6 49 30

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FONDANT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG DI SLB D YPAC BANDUNG.

2 14 44

PENGARUH SENAM OTAK ARM ACTIVATION (MENGAKTIFKAN TANGAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK AUTISTIK KELAS VI DI SEKOLAH LUAR BIASA AUTISMA DIAN AMANAH YOGYAKARTA.

1 8 238

PENGARUH GERAKAN JARI TANGAN DALAM KETERAMPILAN MENGANYAM KERTAS TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DI SLB HIKMAT KOTA BANDUNG - repository UPI S PLB 0900900 Title

0 0 3