PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL : penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMAN 1 Rancaekek tahun ajaran 2014-2015.
SKRIPSI
Oleh:
Maya Desmia Pamungkas 1104799
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning) dengan Media Komik Strip dalam Pembelajaran Menulis Artikel
(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2015-2016)
Oleh
Maya Desmia Pamungkas 1104799
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Maya Desmia Pamungkas 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2015-2016)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Pd NIP 19720403199903
Pembimbing II,
Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd NIP 196601081990021001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Dadang S. Anshori, M.Pd NIP 19720403199903
(4)
ABSTRACT
The Implementation of Prolem Based Learning with komik strip media in Learning Writing the Text of articel.
Rancekek, Academic Year of 2015/2016 Maya Desmia Pamungkas
1104799
The purposes of this study are to obtain the representation the student’s ability to write the text of observation reports before and after used Problem
Based Learning models, as well as to examine the significant differences between the student’s ability to write the text of articel with the student’s ability to write the text of articel used discussion technique.
The populations in this study were tenth grade students of SMA Negeri 1 Rancaekek academic year of 2014/2015. The samples in this study were two classes that determined ofsampling purposive technic with regarding the strata of the populations. The class that is used in this study is XI IPS 4 as experiment class and XI IPS 3 as control class. This study used an experimental research design with group of pretest-posttest research. Based on the acquired data, the average pretest score of experimental class is 67,25and the average posttest score is 83,64, while the average posttest score of control class is 66,78 and the average posttest score is 68,78. Based on the calculation of hypothesis testing that calculated by t-test the result is ttabel ≤ thitung ≥ ttabelor 2,0063≤ 4,88≥ 2,0063. This means that H0 is
rejected H1 is accepted. This study proved that problem based learning models is
effectively implemented in learning writing especially in learning writing the text of aricle.
Therefore, the writer hope that the teachers use problem based learning with komik strip media as an alternative model fatherly teaching of writing to improve the ability to write the text ofarticel.
Keyword: Writing, The text of articel, problem based learning models, komik strip media
(5)
(Penelitian Eksperimen kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2014-2015)
Maya Desmia Pamungkas 1104799
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas dari metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komiks strip dalam penulisan teks artikel siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode berbasis masalah
(problem based learning) dengan media komik strip, serta mengkaji ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks artikel siswa yang menggunakan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip dengan kemampuan menulis teks artikel siswa yang menggunakan metode dan media yang biasa digunakan guru di sekolah tempat penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang ditentukan dengan teknik sampling purposive dengan memerhatikan strata dalam populasi tersebut. Kelas yang digunakan adalah kelas XI IIS 4 Sebagai kelas eksperimen dan XI IIS 3 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian group
pretes-postes.Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata di kelas eksperimen pada
pelaksanaan prates mencapai 67,25 dan prates 83,64. Sedangkan, di kelas kontrol rata-rata kemampuan menulis teks artikel siswa pada pelaksanaan prates mencapai 66,78 dan pascates mencapai 68,78. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis yang dilakukan dengan penghitungan uji-t, hasilnya ttabel ≤ thitung ≥ ttabel , yaitu 2,0063 ≤
4,88 ≥ 2,0063. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Penelitian ini
membuktikan bahwa metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip efektif digunakan dalam pembelajaran menulis khususnya dalam pembelajaran menulis teks artikel.
Kata Kunci: Menulis, Teks artikel, Metode pembelajaran berbasis masalah
(6)
(7)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ……….. i
ABSTRAK ………. ii
KATA PENGANTAR ………. iii
UCAPAN TERIMAKASIH ………. iv
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR TABEL ………. ix
DAFTAR GAMBAR……….. xi
DAFTAR DIAGRAM………... xii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian... ….. 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... ….. 5
C. Tujuan Penelitian ... ….. 5
D. Manfaat Penelitian ……… 6
E. Definisi Operasional………...6
BAB II METODE PROBLEM BASED LEARNING, MEDIA KOMIK STRIP, TEKS ARTIKEL A. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... ….. 7
1. Pengertian metode ..……….………... 7
2. Pengertian metode pembelajaran berbasis masalah ...7
3. Ciri-ciri metode pembelajaran berbasis masalah …..………...8
4. Tahapan-tahapan metode pembelajaran berbasis masalah …..………9
5. Merencanakan pelajaran untuk pembelajaran berbasis masalah ………...……….. 11
B. Media Komik Strip ... .... 11
(8)
2. Jenis-jenis media ……….………..…. 12
3. Fungsi dan manfaat media pembelajaran …..……… 13 4. Komik strip ……...……….………. 14
C. Teks artikel ……….….………. ..14
1. Pengertian teks artikel …..………...14
2. Ciri-ciri artikel ... … 15
3. Jenis artikel ………... … 16
4. Langkah menulis artikel………...18
5. Anatomi artikelik ………...…… 19
D. Hipotesis………...……….. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... … 21
B. Desain Penelitian ... … 21
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... … 22
D. Prosedur Penelitian... … 23
E. Instrumen Penelitian... … 25
F. Analisis Data ... … 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ………59
B. Deskripsi Data Penelitian ... … 61
1) Deskripsi Data Kelas Eksperiman ... … 61
2) Deskripsi Data Kelas Kontrol ... … 63
3) Analisis Data Penelitian ... … 65
4) Uji Realibilitas Antar Penimbang Data Prates dan Pascates Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... .. 100
5) Uji Normalitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 112 6) Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen
(9)
Dan Kelas Kontrol ... 129
C. Uji Hipotesis ... 131
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... .. 139
B. Saran ... .. 140
DAFTAR PUSTAKA ... .. 141
RIWAYAT HIDUP ... .. 143 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian Control group Pretes-postes design……… 22
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ..……..……….. 24
Tabel 3.3 Format Penilaian ……….. 47
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran ………. 50
Tabel 3.5 Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Empat ………... 53
Tabel 3.6 Tabel ANAVA ………. 55
Tabel 3.7 Tabel Guilford ……….… 55
Tabel 4.1 Skor Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen……… 61
Tabel 4.2 Skor Nilai Prates dan Pascates Kelas Kontrol …..………... 63
Tabel 4.3 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Prates Kelas Eksperimen ... 68 Tabel 4.4 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Eksperimen ... 70
Tabel 4.5 Penilaian Teks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Eksperimen ..… 73
Tabel 4.6 PenilaianTeks Artikel Kategori Rendah Prates Kelas Kontrol …….... 76
Tabel 4.7 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol …...…. 78
Tabel 4.8 PenilaianTeks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol………... 81
Tabel 4.9 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Pascates Kelas Eksperimen ………..…. 84
Tabel 4.10 Penilaian Teks Artikel Kategori Sedang Pascates Kelas Eksperimen ………...……… 87
Tabel 4.11 Penilaian Teks Artikel Kategori Tinggi Pascates Kelas Eksperimen ………...……… 90
Tabel 4.12 Penilaian Teks Artikel Kategori Rendah Pascates Kelas Kontrol ………... 93
Tabel 4.13 PenilaianTeks Artikel Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol …...… 96
Tabel 4.14 PenilaianTeks Artikel Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol …..… 100
(11)
Tabel 4.16 Format ANAVA Data Prates Kelas Eksperimen ……… 103
Tabel 4.17 Data Skor Uji antar penimbang Hasil Pascates Kelas Eksperimen ……….… 103
Tabel 4.18 Format ANAVA Data Pascates Kelas Eksperimen ………. 106
Tabel 4.19 Data Skor Uji antarpenimbang Hasil Prates Kelas Kontrol ……... 106
Tabel 4.20 Format ANAVA Data Prates Kelas Kontrol ……… 109
Tabel 4.21 Data Skor Uji antar penimbang Hasil Pascates Kelas Kontrol ……..………... 109
Tabel 4.22 Format ANAVA Data Pascates Kelas Kontrol ……… 112
Tabel 4.23 Distribusi Data PratesKelas Eksperimen ………..………... 113
Tabel 4.24 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Prates Kelas Eksperimen ………...………..……… 115
Tabel 4.25 Distribusi Data Prates Kelas Kontrol ………..……….... 116
Tabel 4.26 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Prates KelasKontrol ... 117
Tabel 4.27 Distribusi Data PascatesKelas Eksperimen ...………... 119
Tabel 4.28 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Pascates Kelas Eksperimen ……….……….... 120
Tabel 4.29 Distribusi Data Pascates Kelas Kontrol ….……….………. 121
Tabel 4.30 Tabel Distribusi Mean Prates Kelas Kontrol …..………. 123
Tabel 4.31 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat Pascates Kelas Kontrol ……….……… 125
Tabel 4.32 Distribusi Data Pascates Kelas Kontrol ………... 126
Tabel 3.33 Tabel Distribusi Mean pascatesKelas Kontrol ... 128
Tabel 3.34 Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat pascatesKelas Kontrol ………. 129
Tabel 4.35 Perbedaan Nilai Pratesdan Pascates Kelas Eksperimen dan Kontrol ………. 133
Perbedaan Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kontrol ……… 113
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Teks Prates Terendah Kelas Eksperimen………...68
Gambar 4.2 Teks Prates Kategori Sedang Kelas Eksperimen…………...……....71
Gambar 4.3 Teks Kategori Tinggi Prates Kelas Eksperimen...……… 74
Gambar 4.4 TeksKategori Rendah Prates KelasKontrol………77
Gambar 4.5 Teks Kategori Sedang Prates Kelas Kontrol………..79
Gambar 4.6 Teks Kategori Tinggi Prates Kelas Kontrol……….……..82
Gambar 4.7 Sambungan Teks Tinggi Prates Kelas Kontrol……….….…..82
Gambar 4.8 Teks Kategori Terendah Pascates Kelas Eksperimen………85
Gambar 4.9 TeksKategori SedangPascates Kelas Eksperimen………..88
Gambar 4.10Teks Kategori Tertinggi PascatesKelas Eksperimen……….. 92
Gambar 4.11 Teks Kategori Tertinggi PascatesKelas Eksperimen……….……. 92
Gambar 4.12 Kategori Terendah PascatesKelas Kontrol………..94
Gambar 4.13 Sambungan Kategori Terendah PascatesKelas Kontrol ……….... 94
Gambar 4.14 Kategori Sedang PascatesKelas Kontrol………..97
Gambar 4.15 Kategori Tertinggi PascatesKelas Kontrol………100
Gambar 4.16 Sambungan Kategori Tertinggi Pasca tes Kelas Kontrol………...101
(13)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Peningkatan Nilai Rata-RataPrates danPascates KemampuanMenulis
TeksEksposisi Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
(14)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Sebagai salah satu bentuk keterampilan berbahasa, maka keterampilan menulis perlu untuk dilatih. Dalam konteks ini, menurut Tarigan (1980,hlm.1) melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir. Berpijak dari apa yang dinyatakannya, maka menjadi mutlak bagi setiap orang yang hendak memiliki keterampilan dalam menulis untuk terampil juga dalam berfikir.
Manusia pada umumnya memiliki bakat untuk menulis. Bahkan, secara tidak disadari, menulis sudah menjadi budaya yang dilakukan oleh banyak orang. Misalnya, budaya menulis surat singkat atau chatting kepada keluarga, sanak saudara atau sahabat. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kuncoro (2009,hlm.4), bahwa sebenarnya semua orang memiliki bakat menulis. Hanya saja orang-orang perlu berlatih dan meningkatkan keterampilan menulis untuk berbagai kebutuhan.
Namun sayangnya, minat menulis tak diimbangi dengan tingginya kemampuan menuangkannya secara apik dalam bentuk tulisan yang baik, sehingga tulisan yang dibuat bukan sekedar tulisan biasa. Tulisan yang didalamnya termuat ide, gagasan dan pengetahuan yang kebermanfaatannya dapat dirasakan masyarakat luas. Hingga tak heran bila kemudian salah seorang penyair Indonesia, Taufik Ismail, dalam sebuah seminar menyatakan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang “rabun membaca dan lumpuh menulis”.
Dalam konteks peserta didik, Wardana dan Ardinto (dalam Kuncoro, 2009, hlm.6), menyatakan ada dua faktor penghambat dalam menulis.Pertama; faktor internal, yaitu faktor penghambat yang berasal dalam diri sendiri, Kedua;faktor eksternal, yaitu faktor penghambat yang berasal dari luar pribadi tiap-tiap individu.
Faktor internal berasal dari motivasi individu untuk menulis. Disinilah letak pentingnya menumbuhkan motivasi siswa dalam menulis. Faktanya, peserta didik kerap belum mengetahui tujuan dari sebuah menulis. Terkait hal ini, Solihin (dalam Kuncoro,
(15)
2009, hlm.4) mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memupuk motivasi dalam menulis. Pertama, memosisikan bahwa menulis sebagai ibadah untuk mencerdaskan masyarakat. Kedua, menulis adalah sebuah perjuangan. Perjuangan tidak selalu identik dengan mengangkat senjata. Menyadari kegiatan menulis bagian dari perjuangan akan memberikan tenaga tambahan untuk menulis dan tetap menulis untuk dilawan dengan tulisan terhadap kedzaliman dan kerusakan yang terjadi.
Adapun faktor eksternal berasal dari pengguna model dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini, seringkali model dan media pembelajaran yang digunakan cenderung monoton dan membosankan, sehingga guru seharusnya dapat memberikan situasi proses belajar mengajar dengan efektif, inovatif dan menyenangkan dalam pemilihan model dan media pembelajaran yang digunakan. Hal ini dapat menjadi satu kesatuan yang dapat melengkapi satu sama lain.
Satu diantara bebagai jenis teks yang memiliki kebermanfaatan tinggi adalah teks artikel. Teks ini merupakan teks populer dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Menurut KBT (K’13), artikel adalah karya tulis lengkapyang umumnya muncul di majalah, surat kabar dan sebagainya. Suprijadi (2002, hlm. 4), menyatakan bahwa tulisan semacam artikel tidak terikat gaya bahasa ataupun format tulisan. Akan tetapi untuk mendapatkan respon penulis artikel harus mengungkapkan gaya tulisannya agar tidak membosankan. Penulisan artikel di media massa (surat kabar atau majalah), tidak harus dilakukan oleh wartawannya sendiri, orang luar pun bisa menyumbangkan artikelnya. Dalam prakteknya penulisan artikel pada surat kabar/majalah kebanyakan dari luar.
Sudarman (2008, hlm. 139), mengungkapkan artikel ditulis pada umumnya karena adanya fenomena yang terjadi dan kemudian direspons oleh penulisnya dengan gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikirannya, yang dituangkan kedalam sebuah tulisan. Di dalamnya terdapat sejumlah fakta yang dapat memperluas wawasan, pengetahuan dan keyakinan para pembaca atau pendengarnya
Setelah memutuskan teks artikel sebagai teks hendak dijadikan variabel terikat dalam penelitian ini, penulis mencoba merumuskan bagaimana cara yang baik dalam memproduksinya. Berpijak pada tujuan penulisannya, teks artikel menuntut daya
(16)
analitis siswa terhadap fenomena yang hendak ditulisnya. Lebih lanjut, karena teks ini bersifat faktual, maka isinya mesti mengandung fakta dan gagasan yang dapat memperluas pengetahuan. Berkenaan dengan itu, penulis menemukan sebuah sebuah model pembelajaran yang diasumsikan sejalan dengan pembelajaran menulis teks artikel, yakni model Problem Based Learning (PBL). Dalam konsepsinya, model pembelajaran ini menggunakaan pemasalahan dalam kehidupan untuk mengasah keterampilan memecahkan masalah, serta dapat memperoleh pengetahuan. dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran.
Dalam upaya menunjang penelitian ini, pemanfaatan media komik strip dalam surat kabar, diharapkan dapat memunculkan situasi menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran menulis artikel. Mengingat, media ini terkategori media visual yang disenangi oleh berbagai kalangan. Komik strip, menurut Boneff (1998,hlm.9-10) adalah komik bersambung. Komik strip (comic strips) berbeda dengan buku komik (comic
books) yang diterbitkan dalam bentuk buku. Komik strip memiliki tempat yang berbeda.
Publikasi komik strip terdapat di surat kabar dan biasa dikoleksi orang dan didepositkan. Secara khusus, penulis memilih konten komik strip dengan tema-temakritik sosial.Hal ini dimaksudkan agar nalar kritis peserta didik dapat terasah. Meskipun disisi lain, penggunaan media komik strip tetap dimaksudkan untuk mendekatkan media dengan konteks situasi siswa yang masih lebih gandrung dengan dunia visual.
Halliday (dalam Emilia, 2011, hlm.5-6) menyatakan bahwa konteks situasi ini merupakan unsur paling kuat dampaknya terhadap penggunaan bahasa, yang terdiri dari tiga aspek , yakni field, mode, dan tenor. Field mengacu pada topik atau kegiatan yang sedang berlangsung atau yang sedang diceritakan dalam teks, apa yang terjadi. Mode mengacu pada pertimbangan apakah bahasa yang dipakai lisan atau tulisan, jarak antara orang yang berkomunkasi dalam ruang dan waktu, apakah bertemu muka atau terpisahkan ruang dan waktu. Tenor mengacu pada perangkat simbolik yang berfungsi menunjukan atau menyiratkan hubungan penulis dengan pembacanya atau pembicara dengan pendengarannya.
(17)
Sebelumnya penerapan metode problem based learning sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Diantaranya dalam skripsi Nurdyaningsih (2008) hasil penelitiannya bahwa problem based learning mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat pembaca. Demikian halnya pada skripsi Laviani (2012) juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dan dalam jurnal Yahyanto etc (2013) hasil penelitiannya bahwa problem based learning mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Mengenai media komik strip yang digunakan dalam penelitian ini, beberapa penelitian sebelumnya sudah membuktikan keefektifan penggunaannya. Berdasarkan skripsi dari Wahyudin (2014), penggunaan media strip mampu meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot siswa dari kegiatan pretest ke postes. Akan tetapi yang menjadi pembeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penggunaan model problem
based learning dengan komik strip dalam penulisan teks artikel.
Dengan berbagai hal yang telah disampaikan di muka, maka penulis memutuskan untuk melakukan sebuah penelitan dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Media komik strip dalam penulisan teks artikel” (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 1
Rancekek Tahun Ajaran 2014-2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Bagaimana keefektifan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) dengan media komik strip dalam penulisan teks artikel pada siswa kelas
XI di SMA Negeri 1 Rancaekek sebelum dan sesudah diberikan perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol?
(2) Bagaimana proses pembelajaran menulis teks artikel dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek?
(18)
(3) Bagaimana perbedaan hasil kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks artikel yang terdapatdi kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarakan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan berbagai hal berikut
(1) Mengujicobakan keefektifan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip dalam menulis teks artikel pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek sebelum dan sesudah diberikan perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol;
(2) Proses pembelajaran menulis teks artikel dengan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek;
(3) Perbedaan hasil kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan dalam pembelajaran menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
D. Manfaat Penelitian
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, antara lain sebagai berikut.
1) Bagi pembelajar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru agar siswa lebih menggemari pembelajaran menulis teks artikel. 2) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi sarana belajar untuk jadi seorang
pendidik yang profesional dengan tujuan supaya siswa mampu mengembangkan kemampuan menulisnya secara maksimal dan sesuai dengan capaian yang diharapkan sekolah ataupun kurikulum. Serta mengetahui efektivitas dari
(19)
penggunaan model problem based learning dan media komik strip dalam pembelajaran menulis teks artikel.
3) Bagi sekolah, model problem based learning dengan media komik strip dapat menjadi bahan masukan guna meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam mecapai target yang diharapkan dalam pembelajaran menulis.
E. Definisi Operasional
Agar terjalin penafsiran dan pemahaman yang utuh mengenai penelitian ini, maka peneliti menguraikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Pembelajaran menulis teks artikel adalah sebuah tulisan yang bersifat pandangan (views) dari penulisnya dan bersifat faktual (non fiksi), tentang suatu fenomena yang terjadi, yang panjangnya tidak ditentukan,untuk dimuat di surat kabar, majalah, buletin dan sebagainya, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan masalah, atau menghibur
b. Metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah metode menggunakan permasalahan dalam nyata, pembelajaran ini dipusatkan pada penyelseaian masalah dengan tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa , dan guru berperan sebagai fasilitator.
c. Media komik strip adalah suatu komik kartun bersambung yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam ururtan yang erat, dihubungkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam ururtan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca dan memuat kritik sosial.
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi
experimental). Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan metode problem based learning dengan komik strip dalam pembelajaran menulis teks artikel. Bentuk
penelitian ini adalah bentuk control group pretes-postes design. Bentuk ini melibatkan dua kelas, kelas petama berperan sebagai kelas eksperimen (kelas yang diberikan perlakuan) dan kelas kedua berperan sebagai kelas kontrol. Bentuk ini digunakan oleh peneliti agar perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat terlihat dengan jelas. Adanya kelas kontrol sebagai pembanding dapat membuat hasil penelitian lebih akurat.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan desain penelitian eksperimen murni. Peneliti hendak mengujicobakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan komik strip dalam pembelajaran, yaitu menulis teks artikel. Desain penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut.
Table 3.1 Desain penelitian Control group Pretes-postes design.
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
E O1 X O2
K O3 X O4
Sumber ( Arikunto 2010: 125) Keterangan :
(21)
O2 : tes akhir kelas eksperimen
X : perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) dengan media video bertemakan “kenakalan remaja masa kini”.
O 3 : tes awal terhadap kontrol
O4 : tes akhir kelas kontrol
Dalam desain ini, kedua kelompok diberikan tes awal dengan tes yang sama (O1 dan O3). Kemudian kelompok E sebagai kelompok eksperimen diberikan
perlakuan khusus berupa pembelajaran dengan menggunakan metode problem based
learning dan komik strip. Sedangkan kelompok K sebagai kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan khusus tetapi hanya dikenai perlakuan pembelajaran seperti biasa. Setelah itu, kedua kelompok diberikan lagi tes yang sama sebagai tes akhir (O2
dan O4). Hasil keduanya kemudian dibandingkan atau diuji perbedaanya. Perbedaan
yang dihasilkan dari tes akhir pada kedua kelompok menunjukan pengaruh terhadap perlakuan yang diberikan.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kelas XI semester 2 di SMAN 1 Rancaekek tahun ajaran 2015/2016.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian
No
Kelas
(22)
1 XI MIA 1 46
2 XI MIA 2 47
3 XI MIA 3 48
4 XI MIA 4 48
5 XI MIA 5 45
6 XI IIS 1 37
7 XI IIS 2 36
8 XI IIS 3 36
9 XI IIS 4 35
JUMLAH 378
2. Sampel
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dua kelompok, yaitu satu kelompok untuk dijadikan kelas eksperimen dan satu lagi untuk dijadikan kelas kontrol. Penentuan kelas ekperimen dan satu lagi dijadikan kelas kontrol. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ini ditentukan secara sengaja atau peneliti sendiri yang menentukan kelas mana yang dijadikan objek penelitian. Oleh karena itu, peneliti memilih sampel dengan teknik sampling purposive. Teknik ini dilakukan dengan menentukan sendiri sampel yang akan diambil karena adanya pertimbangan tertentu. Peneliti memilih kelas XI IIS 4 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen. Alasan peneliti memilih kedua kelas tersebut karena peneliti melihat kemampuan menulis siswa kelas tersebut masih kurang. Hal tersebut selaras dengan apa yang dinyatakan oleh guru dari kedua kelas tersebut.
D. Prosedur penelitian
Penelitian di SMA Negeri 1 Rancaekek dilaksanakan dari 21 Mei 2015 sampai 4 Juni 2015. Penelitian dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang
(23)
seluruh kegiatan selama penelitian berlangsung.
1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dengan alokasi 2 X 45 menit dilakukan tes awal (pretes) menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan pretes, peserta didik ditugaskan untuk mencari tema dan materi yang dijadikan bahan tulisan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks artikel sebelum diberikan perlakuan metode pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) dengan komik strip untuk kelas eksperimen dan metode
ceramah untuk kelas kontrol.
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua, peneliti mulai memberikan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan komik strip di kelas eksperimen. Pertama, peserta didik mengamati dan menemukan informasi-informasi yang mendukung untuk bahasan tulisan sesuai tema komik strip yang telah disediakan, serta menemukan cara memproduksi atau menulis teks artikel dengan mengunakan metode pembelajaran berbasis masalah sabagai berikut.
Langkah pertama, yaitu merumuskan masalah terkait masalah yang akan dipecahkan.
Langkah kedua, menganalisis masalah terhadap langkah siswa untuk meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
Langkah ketiga, yaitu merumuskan hipotesis pada setiap langkah siswa dalam berbagai kemungkinanan pemecahan masalah.
Langkah keempat, yaitu mengumpulkan data dalam mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
Langkah kelima, pengujian hipotesis dalam mengambil atau merumuskan kesimpulan sesaui dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
Langkah keenam, yaitu merumuskan rekomendasi pemecahan masalah yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
(24)
Perlakuan terhadap kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen hanya saja model yang diberikan berbeda, yaitu metodeceramah yang biasanya guru lakukan dalam pelajaran menulis teks artikel.
3. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dengan alokasi 2 X 45 menit dilakukan tes akhir (postes) menulis teks artikel di kelas eksperimen dan kelas kontrol tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi setelah diberikan perlakuan model problem based learning untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol.
E. Instrumen penelitian
Instumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kejadian yang terjadi selama peroses penelitian. Lebih lanjut penjelasan mengenai instrumen dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan digunakan sebagai alat untuk memberikan perlakuan dalam penelitian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sebagai acuan penelitian dalam proses belajar mengajar. Adapun RPP kelas Eksperimen dan kelas Kontrol adalah sebagai berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMANegeri1Rancaekek Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi Pokok : Teks artikel Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
(25)
Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat:
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana memahami, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui artikel
1. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami teks artikel
2. Mengidentifikasi struktur teks artikel secara proaktif. 3. Menjelaskan struktur teks artikel secara bertanggung jawab. 4. Membedakan teks artikel dengan jenis teks yang lain
5. Menyusun langkah-langkah membuat teks artikel dengan bertanggung jawab B.Materi Pembelajaran
Fakta : Teks artikel.
Konsep : Kaidah dan struktur isi teks artikel.
Prosedur : Mengidentifikasi fenomena factual, menyusun teks artikel berdasarkan fakta.
Prinsip : Kerangka teks artikel dikembangkan berdasarkan data otentik dengan memberikan contoh atau bukti konkrit ; Teks artikel disajikan secara santun, bersifat memberi informasi.
C. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran berbasis masalah Metode : Diskusi, dan penugasan
D. Alat/bahan/sumber
Media : Gambar komik strip
Alat : LCD, Laptop
(26)
E. Kegiatan Pembelajaran Jenis
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pe
n
d
ah
u
lu
an
1. Peserta didik menjawab salam dari guru, berdoa, dan mengondisikan siap belajar.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memberikan pen-jelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran teks eksplanasi kompleks serta langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
(27)
28
Maya Desmia Pamungkas, 2015
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN
In
ti kegiatan
disediakan oleh guru
2.Peserta didik bertanya jawab tentang peserta didik bertanya dengan bahasa yang santun mengenai hal-hal yang berhubungan dengan komik strip tersebut.
3.Peserta didik bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan struktur teks artikel secara
proaktif
4.Peserta didik bertanya jawab tentang kaidah kebahasaan teks artikel secara proaktif.
5.Secara cermat peserta didik mengamati dan menemukan fakta-fakta yang sesuai tema komik strip tersebut beserta dengan pemecahan masalahnya.
6.Siswa dibagi menjadi empat kelompok, secara berdiskusi peserta didik mengumpulkan informasi secara bertanggung jawab mengenai fakta-fakta yang didapat dari komik strip tersebut.
7.Guru meminta siswa untuk berdiskusi untuk merumuskan masalah terkait masalah yang akan dipecahkan.
8.Guru membimbing siswa menganalisis masalah terhadap langkah siswa untuk meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang
9.Guru mencoba membantu merumuskan hipotesis pada setiap langkah siswa dalam berbagai kemungkinanan pemecahan masalah
10.Guru mengumpulkan data dalam mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
(28)
Pe
n
u
tup
1. Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran dan guru memberikan penguatan materi.
2. Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
3. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran pertemuan selanjutnya.
5’
D. Penilaian
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1. Mampu
mengidentifikasi ciri-ciri struktur teks artikel
Tes Tertulis
Tes Uraian
1. Pilihlah salah satu tema komik strip
yang telah
disediakan!
2. Buatlah teks artikel berdasarkan tema komiks strip yang telah dipilih! 3. Cermati komik strip yang telah disediakan!
2. Peserta didik dapat membedakan teks artikel dengan jenis teks yang lain 3. Mampu menulis teks
(29)
E. Format Penilaian
Format Penilaian Aspek yang
Dinilai
Skor Kriteria Komentar
Isi gagasan dan fakta yang dikemukakan
27 - 30 Sangat baik – sempurna: menguasai topik tulisan; substantif identifikasi masalah relevan
22 – 26 Cukup – baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; relevan, tetapi kurang terinci; 17 – 21 Sedang – cukup: penguasaan
permasalahan terbatas; subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.
13 – 16 Sangat kurang – kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan
Organisasi isi
18 – 20 Sangat baik – sempurna: tertata dengan baik; urutan judul, lead, prolog, isi dan anti klimaks; kohesif.
14 – 17 a. Sangat baik – sempurna: Ekspresi lancar, gagasan diekspresikan dengan lancar, tertata dengan baik; urutan judul, lead, prolog, isi dan anti klimaks; kohesif.
yang telah dipilih!
(30)
10 – 13 b. Cukup – baik: kurang lancar;kurang lancar, kurang terorganisir, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; urutan logis, tetapi tidak lengkap.
7 – 9 c. Sedang – cukup: tidak lancar; gagasan kacau/ tidak terkait; urutan dan
pengembangan kurang logis.
Kosakata
18 – 20 Sangat baik – sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat tetapi tidak mengganggu.
14 – 17 Cukup – baik: pemanfaatan kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu 10 – 13 Sedang – cukup: pemanfaatan
potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna.
7 – 9 Sangat kurang –
kurangpemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah
(31)
Pengembangan bahasa
terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi).Terdapat kohesi dan koherensi antarkalimat dalam paragraf namun ada yang tidak sesuai pada kalimat-kalimat tertentu
18 – 21 Cukup – baik: kontruksi
sederhana tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/ urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetpi makna cukup jelas.
11 – 17 Sedang – cukup: terjadi
kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat, fragmen, pelesapan; makna membingungkan/ kabur.
5 – 10 Sangat – kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf
(32)
kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca
Mekanik
5 Sangat baik – sempurna: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf. 4 Cukup – baik: kadang-kadang
terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna. 3 Sedang – cukup: sering terjadi
kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna
membingungkan / kabur.
3 Sangat kurang – kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca
Diadaptasi dari Nurgyantoro (2010, hlm 442)
Pedoman Penskoran
(33)
a. Sangat baik – sempurna: menguasai topik tulisan; substantif identifikasi masalah relevan
b. Cukup – baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; relevan, tetapi kurang terinci;
c. Sedang – cukup: penguasaan permasalahan terbatas; subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai. d. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan.
27 – 30 22 – 26 17 – 21
13 – 16
2. Organisasi isi
a. Sangat baik – sempurna: Ekspresi lancar, gagasan diekspresikan dengan lancar, tertata dengan baik; urutan judul, lead, prolog, isi dan anti klimaks; kohesif.
b. Cukup – baik: kurang lancar;kurang lancar, kurang terorganisir, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; urutan logis, tetapi tidak lengkap.
c. Sedang – cukup: tidak lancar; gagasan kacau/ tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis. d. Sangat kurang – kurang: tidak komunikatif; tidak
terorganisas.
18 – 20 14 – 17 10 – 13 7 - 9
3. Kosakata
a. Sangat baik – sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat tetapi tidak mengganggu.
b. Cukup – baik: pemanfaatan kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu.
c. Sedang – cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat
18 – 20
14 – 17
10 – 13
(34)
merusak makna.
d. Sangat kurang – kurangpemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah.
4. Pengembangan bahasa
a. Sangat baik – sempurna: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi).Terdapat kohesi dan koherensi antarkalimat dalam paragraf namun ada yang tidak sesuai pada kalimat-kalimat tertentu
b. Cukup – baik: kontruksi sederhana tetapi efektif;
terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/ urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetpi makna cukup jelas.
c. Sedang – cukup: terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat, fragmen, pelesapan; makna membingungkan/ kabur.
d. Sangat – kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca.
22 - 25
18 – 21
11 - 17
(35)
a. Sangat baik – sempurna: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf. b. Cukup – baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna.
c. Sedang – cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan / kabur.
d. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca.
5
4
3
2
(36)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Rancaekek Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Artikel Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A.Tujuan Pembelajaran.
Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat: 1. Menjelaskanciri-ciri dari teka artikel dengan proaktif;
2. Menyusun langkah-langkah membuat teks artikekl dengan
bertanggungjawab;
3. Menghasilkan teks artikeln yang koheren dengan topik
bertanggungjawab. B.Materi Pembelajaran
Fakta : Contoh teks artikel berjudul “Cantik yang beracun berbalut madu”
dan “antara semangat dan motivasi guru”
Konsep : Kaidah dan struktur isi teks artikel
Prinsip : Mengidentifikasi fenomena faktual; Menyusun teks eksplanasi kompleks berdasarkan peristiwa faktual
Prosedur : Mengidentifikasi dua teks artikel
C.Pendekatan dan Metode Pembelajaran
(37)
a. Ceramah Plus b. Inkuiri
c. Tanya jawab d. Penugasan
D.Kegiatan Pembelajaran (Langkah – langkah Pembelajaran)
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik, berdoa, dan
mengondisikan diri siap belajar. 2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan manfaat penjelasan tentang manfaat menguasai materi pemebelajaran.
10 menit
Inti Mengamati
1. Peserta didik membaca dua artikel dengan peduli.
Menanya
1. Peserta didik mempertanyakan isi kedua teks artikel yang dibaca dengan proaktif.
2. Peserta didik mempertanyakan topik teks artikel dengan proaktif.
Mencoba
1. Peserta didik mengidentifikasi persamaan struktur isi beberapa teks artikel yang dibaca dengan
bertanggungjawab.
2. Peserta didik mengidentifikasi persamaan ciri bahasa beberapa teks artikel yang dibaca dengan
bertanggungjawab.
3. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan struktur
(38)
isi beberapa teks artikel yang dibaca dengan
bertanggungjawab.
4. Peserta didik menentukan topik teks artikel dengan
peduli.
5. Peserta didik membuat teks artikel sesuai dengan struktur isi teks artikel dan ciri bahasa dengan
peduli. Menalar
1. Peserta didik mendiskusikan dan meyimpulkan persamaan dan perbedaan beberapa teks artikel dalam diskusi kelas.
2. Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan teks artikel yang dibuat.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik menjelaskan persamaan dan perbedaan beberapa teks artikel hasil diskusi kelas. 2. Peserta didik membacakan teks film/drama dengan
intonasi dan ekspresi yang tepat.
Penutup 1. Pendidik dan peserta didik bersama – sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
2. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
E. Media dan Sumber Belajar
1. Detik.com, 2. Republika.com,
F. Penilaian
1. Jenis/Teknik Penilaian
(39)
dalam proses pembelajaran)
struktur beberapa teks ulasan.
2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan kaidah bebrapa teks ulasan.
3. Menjelaskan topic/tema dalam teks ulasan. 4. Membuat teks Ulasan.
1. Instrumen
a. Penilaian Pengetahuan
No Butir-butir Soal
Bacalah teks ulasan berjudul berjudul “cantik yang beracun berbalut madu” dan
“antara semangat dan motivasi guru”, kemudian tentukanlah
1. Tuliskan struktur kedua teks artikel tersebut dengan tepat!
2. Tuliskan 4 kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam kedua teks artikel tersebut!
3. Simpulkan persamaan dan perbedaan dalam kedua teks ulasan tersebut! Rubrik:
1. Menjelaskan Struktur teks ulasan yang dibaca
Indikator Skor
1. Dapat menuliskan struktur teks artikel yang mencakup 4 unsur, yakni (lead– pernyataan – isi – anti klimaks)
2. Kurang lengkap menuliskan struktur teks ulasan yang hanya mencakup 3 unsur.
3. Tidak secara lengkap menuliskan struktur teks ulasan yang mencakup 2 unsur.
4. Tidak benar menyebutkan struktur teks ulasan yang mencakup unsur (lead– pernyataan – isi – anti klimaks)
4 3
2 1
(40)
Indikator Skor
1. Dapat secara lengkap menjelaskan minimal 4 kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam teks artikel yang dibaca.
2. Dapat menjelaskan minimal 3 kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam teks artikel yang dibaca.
3. Dapat menjelaskan minimal 2 kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam teks artikel yang dibaca.
4. Dapat atau tidak dapat menjelaskan minimal 1 kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam teks artikel yang dibaca.
4 3 2 1
3. Menjelaskan makna atau maksud isi teks artikel
Indikator Skor
1. Dapat secara tepat dan benar menyimpulkan persamaan dan perbedaan teks artikel yang dibaca
2. Kurang tepat namun benar menyimpulkan persamaan dan perbedaan teks artikel yang dibaca
3. Kurang tepat dan kurang benar menyimpulkan persamaan dan perbedaan teks artikel yang dibaca
4. Tidak tepat dan tidak benar menyimpulkan persamaan dan perbedaan teks artikel yang dibaca
4 3 2 1
b. Instrumen Penilaian Keterampilan
No Indikator Skor
1. Argumentatif dan dapat menjelaskan secara runtut dan benar 4 2. Argumentatif namun kurang dapat menjelaskan secara runtut
dan benar
3
3. Kurang argumentatif dan kurang dapat menjelaskan secara runtut dan benar
2
(41)
Soal
1. Pilihlah salah satu tema komik strip yang telah disediakan! 2. Buatlah teks artikel berdasarkan tema yang telah dipilih! b). Lembar tes kemampuan menulis teks artikel
LAMPIRAN 1
CONTOH ARTIKEL 1
Cantik yang Beracun Berbalut Madu
Oleh: Maya Desmia Pamungkas (Mahasiswa UPI Bandung)
Apakah ada seorang wanita yang tak ingin cantik? Nampaknya fenomena yang sangat langka, jika seorang wanita tak ingin menjadi wanita cantik, karena menjadi sosok wanita cantik adalah impian pada setiap wanita dan sudah menjadi fitrahnya seorang wanita menyukai kecantikan dan keindahan.kata cantik tersebutpun dalam KBBI adlah elok rupa, molek, dan cantik tersebut bersifat relatif artinya, cantik menurut si A, belum tentu cantik menurut si B, dimana cantik itu lebih relatif dekat dengan para wanita, namun sayang pergerseran yang terjadi saat ini banyaknya yang beranggapan cantik itu adalah seorang yang selalu berkulit putih, behidung mancung, mempunyai tubuh tinggi semampai, badan yang langsing dan seksi, dan modis dalam berpakaian, Oleh karena itu banyaknya wanita khususnya kaum remaja yang rela mengocek uang yang tak sedikit dan rela melakukan
ritual-ritual yang seringkali menyakiti tubuh sendiri demi “citra cantik” dalam ukuran mereka seperti diet ketat hingga fobia terhadap makanan, dan yang sangat booming di negara Barat
adalah melakukan operasi baik itu pebaikan tubuh maupun pembedahan. “warga Amerika terbanyak menjalani operasi perbaikan tubuh itu. Sementara warga Korea Selatan terbesar dari sisi rasio populasi, yaitu satu dari 77 orang yang dibedah” (viva.co.id,2/3/13).
(42)
Wajar di zaman dalam kungkungan kapitalisme ini kecantikan menjadi ajang bisnis sang pemilik modal.kini memandang kecantikan itu hanya berasal dari fisik saja tanpa memerhatikan ketakwaannya terhadap tuhan sang penciptanya yaitu Allah swt, sehingga menjadi peluang besar bagi para kapitalisme menyuguhkan produk kecantikan yang membuat para wanita tertarik untuk memakainya sehingga wanita seperti etalase berjalan mempromosikan produk-produknya melalui berbagai iklan dan ajang kecantikan yang sangat menarik dan serba menampakan aurat, sehingga banyaknya wanita yang menjadi korban pengeksploitasian para kapitalis.
Di dalam pandangan islam bukan berarti tidak diperbolehkan wanita berpenampilan cantik dan berhias,justru diperbolehkan, tapi hanya untuk dideapan suaminya saja, di dalam pandangan islam kecantikan yang hakiki itu haruslah berkorelasi dengan keimanan kepada Allah swt dalam ketundukan dan kepatuhan apa-apa yang diperintahkan Allah swt, oleh karena itu kecantikan yang hakiki bukan di lihat dari aspek fisiklynya saja yang
mengesampingkan syari’at islam yang telah mengaturnya sebgai umat muslim.
Rasulullah Saw pun pernah menyebutkan pentingnya kecantikan hati dalam sabdanya. Dari Abu Huraiah, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik kalian dan rupa kalian, tetapi Allah melihat hati kalian.” (HR Muslim)
Maka dari itu kita sebgai umat muslim haruslah mengubah pradigama anggapan masyarakat kecantikan itu menjadi kecantikan yang hakiki. Cantik akan keimannnya bukan dari fisiknya saja.
Wallahu’alam bi ash-showab
Sumber: www.detik.com
CONTOH TEKS ARTIKEL 2
Mempertanyakan Kembali Tujuan Pendidikan
Oleh: Farhan Akbar Muttaqi, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung
“Setelah kuliah, mau kerja dimana?”
Ini adalah pertanyaan yang biasa terngiang dalam kepala mahasiswa tingkat akhir. Diujung masa sarjananya, sambil berupaya menuntaskan studi dengan mengerjakan skripsi atau tugas akhir, tersemat pertanyaan yang seringkali membuat dahi berkerut. Maklum, bila selepas
(43)
mungkin sebelum lulus kuliah sudah tergambar dimana ia akan bekerja.
Namun, bila memahami ulang apa yang telah ditetapkan sebagai tujuan pendidikan nasional, sesungguhnya pertanyaan tersebut bukanlah satu-satunya yang penting dipertanyakan pada kepala mahasiswa. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional,
tertulis “Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”
Bertolak pada isi undang-undang tersebut, dapat dikatakan, bekerjanya mahasiswa setelah lulus kuliah hanya menunjukan bahwa pendidikan telah berhasil mencapai satu atau dua indikator saja seperti mandiri, kreatif, atau keduanya. Padahal sejatinya, banyak hal lain yang mesti dituju oleh mahasiswa sebagai seorang pembelajar. Secara reflektif, yang dipertanyakan idealnya bukan hanya bekerja atau tidak. Lebih dari itu, apakah pendidikan yang selama ini dijalaninya berhasil menjadikan dirinya manusia yang juga beriman dan bertakwa pada Tuhan YME? berakhlak mulia? Sehat? Berilmu dan cakap? Semuanya adalah hal-hal yang juga penting.
Pengabaian terhadap berbagai indikator tersebut sangatlah berbahaya. Karena bila mahasiswa hanya berfikir soal kemestiannya bekerja seraya mengabaikan indikator yang lain, ia justru berpotensi menambah masalah yang sudah sedemikian pelik di Negeri ini. Manusia yang memiliki pekerjaan, namun tak dibangun diatas obyektif-obyektif lain sebagaimana yang termuat dalam tujuan pendidikan nasional malah akan menjadi racun yang menambah pelik masalah ditengah masyarakat.
Tengoklah, berapa banyak mereka yang bekerja menjadi kepala daerah terjerat korupsi? Berapa banyak yang bekerja menjadi hakim ketahuan selingkuh? Berapa banyak yang bekerja menjadi anggota dewan bertindak indisipliner? Berapa banyak PNS yang kerjanya malas? Berapa banyak yang bekerja menjadi pengusaha namun berlaku curang? Berbagai pertanyaan retoris diatas, bukanlah bentuk penyudutan atas pekerjaan-pekerjaan tertentu. Itu semua hanya sebuah renungan yang penting untuk diperhitungkan. Dimana kesimpulannya, Negeri ini tak hanya butuh orang-orang yang hanya bisa bekerja dan menghasilkan uang dengan modal kreatifitas atau kemandirian.
(44)
Barangkali, inilah efek dari Globalisasi yang melanggengkan nilai-nilai Kapitalistik kepada para punggawa Negeri ini. Sehingga pendidikan mengalami disorientasi. Tujuan pendidikan yang sejatinya mesti mampu mencetak generasi dengan karakter yang lengkap akhirnya hanya sebatas deretan kata tanpa implementasi. Pendidikan mereduksi dirinya hingga batas-batas yang sempit dan mengaburkan hakikatnya. Hingga ia hanya dimaknai sebagai sebuah proses yang hanya melahirkan manusia-manusia yang mampu berkontribusi pada dunia industri saja. Tidak lebih.
Mahasiswa tentunya tak elok memiliki paradigma yang demikian. Patut diingat, Sarjana, sebagaimana dalam KBBI, adalah orang yang pandai akan ilmu pengetahuan. Maka seyogyanya terjunnyaia dalam gelanggang kehidupan selepas lulus kuliah, bukan hanya untuk menjadi pekerja yang sekedar mencari uang dalam rangka menghidupi diri dan keluarganya saja. Ia punya tanggungjawab lain untuk menjadi rujukan ditengah-tengah masyarakat. Mencerdaskan dan mengantarkannya menuju kebangkitan,[]
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 23 Maret 2015
2. Instrumen Tes
Tes biasanya digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Penelitian tes yang dilakukan adalah test awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sebelum menggunakan model prblem based learning dengan komik strip. Sedangkan tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan siswa setelah menggunakan model problem based learning dan komik strip, pada penulisan teks artikel hasil dari tes awal dan tes akhir akan memberikan kesimpulan dari suatu model yang diterapkan dalam proses pembelajaran efektif atau tidak.
Soal
1. Pilihlah salah satu tema komik strip yang telah disediakan! 2. Cermati komik strip yang telah disediakan!
(45)
Tabel 3.3 Format Penilaian Aspek yang
Dinilai
Skor Kriteria Komentar
Isi gagasan dan fakta yang dikemukakan
27 – 30 Sangat baik – sempurna:
menguasai topik tulisan; substantif identifikasi masalah relevan
22 – 26 Cukup – baik: cukup menguasai
permasalahan; cukup memadai; relevan, tetapi kurang terinci;
17 – 21 Sedang – cukup: penguasaan
permasalahan terbatas; subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.
13 – 16 Sangat kurang – kurang: tidak
menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan
Organisasi isi
18 – 20 Sangat baik – sempurna: tertata
dengan baik; urutan judul,lead, prolog, isi dan anti klimaks; kohesif. 14 – 17 d. Sangat baik – sempurna:
Ekspresi lancar, gagasan diekspresikan dengan lancar, tertata dengan baik; urutan judul, lead, prolog, isi dan anti klimaks; kohesif.
10 – 13 e. Cukup – baik: kurang lancar;kurang lancar, kurang terorganisir, tetapi ide utama
(46)
ternyatakan; pendukung terbatas; urutan logis, tetapi tidak lengkap.
7 – 9 f. Sedang – cukup: tidak lancar;
gagasan kacau/ tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis.
Kosakata
18 – 20 a. Sangat baik – sempurna:
pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat tetapi tidak mengganggu.
14 – 17 b. Cukup – baik: pemanfaatan
kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu
10 – 13 c. Sedang – cukup:
pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna.
7 – 9 Sangat kurang –
kurangpemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah
22 – 25 Sangat baik – sempurna:
konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi
(47)
Pengembangan bahasa
18 – 21 Cukup – baik: kontruksi sederhana
tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan
penggunaan bahasa (fungsi/ urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetpi makna cukup jelas.
11 – 17 Sedang – cukup: terjadi kesalahan
serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat, fragmen, pelesapan; makna membingungkan/ kabur.
5 – 10 Sangat – kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca
Mekanik
5 a. Sangat baik – sempurna:
menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.
4 b. Cukup – baik: kadang-kadang
terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf,
(48)
tetapi tidak mengaburkan makna.
3 c. Sedang – cukup: sering terjadi
kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan / kabur.
3 Sangat kurang – kurang: tidak
menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran
No. Aspek Skor
1. Isi gagasan dan fakta yang dikemukakan
a. Sangat baik – sempurna: menguasai topik tulisan; substantif identifikasi masalah relevan
b. Cukup – baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; relevan, tetapi kurang terinci;
c. Sedang – cukup: penguasaan permasalahan terbatas; subtansi kurang; pengembangan topik tidak memadai. d. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan.
27 – 30 22 – 26 17 – 21
13 – 16
2. Organisasi isi
a. Sangat baik – sempurna: Ekspresi lancar, gagasan diekspresikan dengan lancar, tertata dengan baik; urutan
(49)
b. Cukup – baik: kurang lancar;kurang lancar, kurang terorganisir, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; urutan logis, tetapi tidak lengkap.
c. Sedang – cukup: tidak lancar; gagasan kacau/ tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis. d. Sangat kurang – kurang: tidak komunikatif; tidak
terorganisas.
10 – 13 7 - 9
3. Kosakata
d. Sangat baik – sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat tetapi tidak mengganggu.
e. Cukup – baik: pemanfaatan kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu
f. Sedang – cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna.
g. Sangat kurang – kurang pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah.
18 – 20
14 – 17
10 – 13
7 – 9
4. Pengembangan bahasa
a. Sangat baik – sempurna: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi).Terdapat kohesi dan koherensi antarkalimat dalam paragraf namun ada yang tidak sesuai pada kalimat-kalimat tertentu
b. Cukup – baik: kontruksi sederhana tetapi efektif; terdapat
kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi
22 - 25
18 – 21
(50)
sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/ urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetpi makna cukup jelas.
c. Sedang – cukup: terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/ fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat, fragmen, pelesapan; makna
membingungkan/ kabur.
d. Sangat – kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak
terbaca.
5 -10
6. Mekanik
d. Sangat baik – sempurna: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.
e. Cukup – baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna.
f. Sedang – cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan / kabur. g. Sangat kurang – kurang: tidak menguasai aturan
penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca.
5
4
3
(51)
Setelah melakukan penskoran pada hasil tes awal dan tes akhir, data tersebut kemudian diolah dengan rumus sebagai berikut.
∑ skor siswa ∑ skor total
Setelah itu nilai hasil tes siswa ditetapkan dengan menggunakan skala penilaian, dalam hal ini skala yang digunakan adalah skala empat.
Tabel 3.5
Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Empat
Interval Presentase Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan
1-4 D-A
86-100 4 4 Baik Sekali
76-85 3 3 Baik
56-75 2 2 Cukup
10-55 1 1 Kurang
(Nurgiyantoro, 2011, hlm. 253) Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Menganalisis nilai pratesdan pascates. Langkah menganalisis nilai dilakukan dengan mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Nilai = ∑∑ x 100
2) Hasil pratesdan pascatesakan dirata-ratakan dari tiga penguji dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
. Nilai =
(52)
Nilai akhir = + +
a. Uji reliabilitas antarpenimbang
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antarpenguji. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Menghitung jumlah kuadrat siswa:
SSt∑ t2 = ∑� 2
� −
∑� 2
��
2) Menghitung kuadrat penguji:
SSp∑ p2 = (∑� 2)
� −
∑�2
��
3) Menghitung kuadrat total:
SStot∑ �2t = ∑ �2 - Ʃ 2
��
4) Menghitung jumlah kekeliruan:
SSkk∑ 2kk = SStot∑ �2t - SSt∑ t2
Hasil penghitungan data penilaian di atas dimasukkan ke dalam tabel ANAVA (Analisys of Varians), yaitu sebagai berikut.
(53)
Variasi Sum of Squares (SS) DK Varians
Siswa SSt∑ t2 N-1 SSt ∑ t
− (Vt)
Penguji SSp∑ p2 K-1 -
Kekeliruan SSkk∑ 2kk (N-1) (K-1) SSkk ∑ kk
− K− (Vkk)
Selanjutnya, menggunakan rumus sebagai berikut.
rxy= −��
Keterangan:
rxy= Reliabilitas yang dicari
Vt = Varian tes
Vkk= Varian dari kekeliruan
Terakhir, hasil penilaian disesuaikan dengan tabel Guilford.
Tabel 3.7 Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,08-1,00 Korelasi Sangat Tinggi
0,60-0,80 Korelasi Tinggi
0,40-0,60 Korelasi Sedang
0,20-0,40 Korelasi Rendah
<0,20 Korelasi Sangat Rendah
b. Uji normalitas nilai pratesdan pascates
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya sampel. Pengujian diadakan dengan maksud untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
(54)
menguji normalitas data. Salah satunya adalah Chi Kuadrat. Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat, adalah sebagai berikut.
1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
2) Menentukan jumlah kelas interval atau banyak kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
K = 1 + 3,3 log n
(Subana, dkk., 2005, hlm. 39) 3) Menentukan panjang kelas interval dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
p = −
ℎ
(Sugiyono, 2011, hlm. 241) 4) Mencari rata-rata dengan rumus sebagai berikut.
X = Ʃ �
(Subana, dkk., 2005, hlm. 63)
Keterangan: Ʃfx = jumlah skor pratesatau pascates
5) Menghitung simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
σ = √Ʃ 2− Ʃ� 2�
(55)
(Akdon, 2007, hlm. 49)
Keterangan: Ʃx2
= jumlah kuadrat skor pratesatau pascates
6) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.
7) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
Ei = luas daerah X Oi.
8) Memasukan harga-harga Ei ke dalam tabel kolom Ei, sekaligus menghitung
harga-harga (Oi– Ei) dan (Oi– Ei)2 dan menjumlahkannya.
9) Menghitung menggunakan rumus Chi Kuadrat, yaitu sebagai berikut.
x2 = ∑( i – Ei)
2
Ei
(Subana, dkk. 2005. hlm. 128)
Keterangan:
Oi = frekuensi yang diobservasi atau yang diamati
Ei = frekuensi yang diharapkan
10) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
(56)
11) Menentukan nilai x2hitung dengan x2tabel dengan bantuan tabel x2 dengan tingkat
kepercayaan 95% (@ = 0,05).
12) Menentukan kriteria uji normalitas dengan ketentuan sebagai berikut. Jika x2hitung< x2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.
Jika x2hitung> x2tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal. c. Uji homogenitas varian nilai pratesdan pascates
Pengujian homogenitas varian dilakukan untuk memastikan bahwa data yang dibandingkan merupakan data yang homogen. Uji homogenitas varian dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
�ℎ � = �� ��� � ��� ��� � ��
(Subana, dkk., 2005, hlm. 171) Keterangan:
�ℎ � = Nilai yang dicari
Data dinyatakan homogen jika Fhitung< Ftabel. Jika Fhitung<Ftabel maka H1 ditolak
atau H0 diterima. Jika Fhitung>Ftabel maka H1 diterima atau H0 ditolak. d. Menguji hipotesis
Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak maka secara statistik dapat dihitung signifikansinya. Jika tingkat signifikansi 0,05 untuk menolak suatu hipotesis maka ada kemungkinan 5 persen bahwa ia membuat kesalahan dalam keputusan menolaknya. Hipotesis dinyatakan signifikan jikathitung < ttabel maka H1 ditolak atau
H0 diterima. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima. Uji hipotesis dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Mx = ∑
�
(57)
My = ∑
�
Ʃy2= Ʃy2 - Ʃ
(Akdon, 2007, hlm. 125) Keterangan:
M = Nilai rata-rata per kelas x = deviasi setiap nilai x2 dan x1
y = deviasi setiap nilai y2 dan y1
Kemudian, masukan hasil penghitungan tersebut ke dalam rumus uji-t:
= � − �
√� +� − � �Ʃ + Ʃ +
(58)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini membuktikan tentang efektivitas Penerapan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip dalam pembelajaran menulis artikel. Pernyataan tersebut dibuktikan melalui proses penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rancaekek pada kelas XI.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap. Tahapan pertama yaitu pretes, tahap kedua memberikan perlakuan, dan tahap ketiga postes. Pretes merupakan tes awal yang bertujuan untuk menjadi tolok ukur kemampuan siswa dalam menulis teks artikel sebelum diberikan perlakuan. Setelah melakukan pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah selanjutnya adalah memberikan perlakuan berupa metode berbasis masalah (problem
based learning) dengan media komik strip untuk kelas eksperimen dan
metode ceramah untuk kelas kontrol. Langkah terakhir adalah memberikan postes atau tes akhir kepada seluruh sampel penelitian.
2. Hasil yang diperoleh merupakan nilai tertinggi di kelas eksperimen. Hasil prates tertinggi yaitu 78 dan terendah yaitu 61, dengan rata-rata 67,25 yang terkategori kurang (di bawah KKM). Tetapi setelah diberikan perlakuan menggunakan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komi kstrip nilai rata-rata kelas eksperimen mengalami peningkatan menjadi 94 dan terendah yaitu 70 dengan rata-rata 83,27 yang terkategori baik dan di atas KKM. Pada kelas kontrol hasil pratestertinggi yaitu 80 dan terendah yaitu 60, dengan rata-rata 66,78 yang terkategori kurang (di bawah KKM). Sedangkan, hasil pascates tertinggi yaitu 85 dan terendah yaitu 60 dengan rata-rata 68,78 yang juga terkategori kurang (di bawah KKM) .
(59)
3. Hasil pengujian hipotesis ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara taraf kemampuan siswa menulis teks artikel sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip. Hal tersebut dapat dibuktikan dari uji hipotesis yang dilakukan dengan penghitungan uji-t. Hasilnya adalah ttabel ≤ thitung ≥ tabel , yaitu 2,0063≤ 4,88≥ 2,0063.
Dengan demikian, Ha diterima, dan Ho ditolak, dan terbukti bahwa penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah dengan media komik strip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis artikel.
B. Saran
Hasil penelitian penerapan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip terbukti efektif dalam pembelajaran menulis teks artikel. Tetapi bukan berarti tidak ada perbaikan untuk kedepannya dan peneliti memandang bahwa perlu adanya saran untuk beberapa pihak terkait.
Guru dapat memilih alternatif metode berbasis masalah ( problem based
learning) dengan media komik strip untuk digunakan dalam pembelajaran
menulis khusunya menulis teks artikel.
Peneliti berikutnya diharapkan dapat mengembangkan kembali metode berbasis masalah ( problem baase learning) dengan media komik strip dalam pelajaran menulis karena selain dapat digunakan dalam teks artikel, metode berbasis masalah (problem baase learning) dengan media komik strip dapat juga digunakan dalam pembelajaran menulis selain dari teks artikel.
(1)
57
Maya Desmia Pamungkas, 2015
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11) Menentukan nilai x2hitung dengan x2tabel dengan bantuan tabel x2 dengan tingkat kepercayaan 95% (@ = 0,05).
12) Menentukan kriteria uji normalitas dengan ketentuan sebagai berikut. Jika x2hitung< x2tabel maka data tersebut berdistribusi normal. Jika x2hitung> x2tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
c. Uji homogenitas varian nilai pratesdan pascates
Pengujian homogenitas varian dilakukan untuk memastikan bahwa data yang dibandingkan merupakan data yang homogen. Uji homogenitas varian dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
�ℎ � = �� ��� � ��� ��� � ��
(Subana, dkk., 2005, hlm. 171) Keterangan:
�ℎ � = Nilai yang dicari
Data dinyatakan homogen jika Fhitung< Ftabel. Jika Fhitung<Ftabel maka H1 ditolak atau H0 diterima. Jika Fhitung>Ftabel maka H1 diterima atau H0 ditolak.
d. Menguji hipotesis
Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak maka secara statistik dapat dihitung signifikansinya. Jika tingkat signifikansi 0,05 untuk menolak suatu hipotesis maka ada kemungkinan 5 persen bahwa ia membuat kesalahan dalam keputusan menolaknya. Hipotesis dinyatakan signifikan jikathitung < ttabel maka H1 ditolak atau H0 diterima. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima. Uji hipotesis dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Mx = ∑
�
(2)
58
Maya Desmia Pamungkas, 2015
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL
(Akdon, 2007, hlm. 125)
My = ∑
�
Ʃy2= Ʃy2 - Ʃ
(Akdon, 2007, hlm. 125) Keterangan:
M = Nilai rata-rata per kelas x = deviasi setiap nilai x2 dan x1 y = deviasi setiap nilai y2 dan y1
Kemudian, masukan hasil penghitungan tersebut ke dalam rumus uji-t:
= � − �
√� +� − � �Ʃ + Ʃ +
(3)
Maya Desmia Pamungkas, 2015
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 139
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini membuktikan tentang efektivitas Penerapan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip dalam pembelajaran menulis artikel. Pernyataan tersebut dibuktikan melalui proses penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rancaekek pada kelas XI.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap. Tahapan pertama yaitu pretes, tahap kedua memberikan perlakuan, dan tahap ketiga postes. Pretes merupakan tes awal yang bertujuan untuk menjadi tolok ukur kemampuan siswa dalam menulis teks artikel sebelum diberikan perlakuan. Setelah melakukan pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah selanjutnya adalah memberikan perlakuan berupa metode berbasis masalah (problem
based learning) dengan media komik strip untuk kelas eksperimen dan
metode ceramah untuk kelas kontrol. Langkah terakhir adalah memberikan postes atau tes akhir kepada seluruh sampel penelitian.
2. Hasil yang diperoleh merupakan nilai tertinggi di kelas eksperimen. Hasil prates tertinggi yaitu 78 dan terendah yaitu 61, dengan rata-rata 67,25 yang terkategori kurang (di bawah KKM). Tetapi setelah diberikan perlakuan menggunakan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komi kstrip nilai rata-rata kelas eksperimen mengalami peningkatan menjadi 94 dan terendah yaitu 70 dengan rata-rata 83,27 yang terkategori baik dan di atas KKM. Pada kelas kontrol hasil pratestertinggi yaitu 80 dan terendah yaitu 60, dengan rata-rata 66,78 yang terkategori kurang (di bawah KKM). Sedangkan, hasil pascates tertinggi yaitu 85 dan terendah yaitu 60 dengan rata-rata 68,78 yang juga terkategori kurang (di bawah KKM) .
(4)
Maya Desmia Pamungkas, 2015
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Hasil pengujian hipotesis ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara taraf kemampuan siswa menulis teks artikel sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip. Hal tersebut dapat dibuktikan dari uji hipotesis yang dilakukan dengan penghitungan uji-t. Hasilnya adalah ttabel ≤ thitung ≥ tabel , yaitu 2,0063≤ 4,88≥ 2,0063.
Dengan demikian, Ha diterima, dan Ho ditolak, dan terbukti bahwa penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah dengan media komik strip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis artikel.
B. Saran
Hasil penelitian penerapan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan media komik strip terbukti efektif dalam pembelajaran menulis teks artikel. Tetapi bukan berarti tidak ada perbaikan untuk kedepannya dan peneliti memandang bahwa perlu adanya saran untuk beberapa pihak terkait.
Guru dapat memilih alternatif metode berbasis masalah ( problem based
learning) dengan media komik strip untuk digunakan dalam pembelajaran
menulis khusunya menulis teks artikel.
Peneliti berikutnya diharapkan dapat mengembangkan kembali metode berbasis masalah ( problem baase learning) dengan media komik strip dalam pelajaran menulis karena selain dapat digunakan dalam teks artikel, metode berbasis masalah (problem baase learning) dengan media komik strip dapat juga digunakan dalam pembelajaran menulis selain dari teks artikel.
(5)
Maya Desmia Pamungkas, 2015
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 141
Alwasilah,A, dan Alwasilah, S.S. (2005). Pokoknya menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bonnef, Marcel. (1976). Komik indonesia. Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia.
Djuroto, T. dan Suprijadi, B. (2009). Menulis artikel dan karya ilmiah. Bandung: Rosda.
Eggen dan Kauchak (2012). Strategi dan model pembelejaran. Jakarta: Indeks.
Komala. (2006). Implementasi pembelajaran matematika berbasis masalah untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Skripsi Sarjana
FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.
Kuncoro, M. (2009) Mahir menulis: kiat jitu menulis artikel, opini, kolom, dan resensi buku. Jakarta: Erlangga.
Mariyanah, N. 2005. Efektifitas media komik dengan media gambar dalam pembelajaran
geografi pokok bahasan perhubungan dan pengangkutan (studi eksperimen pada siswa kelas ii smp n 1 pegandon kabupaten kendal (skripsi). Tidak
diterbitkan.
Masyuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi penelitian. Malang: Refika Aditama.
Nurgiantoro, Burhan. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: BPEFE-Yogyakarta.
Paulin.P, et.all. (2007). Belajar dan pembelajaran, edisi 1. Jakarta:penerbit UT. Rohani.A, (1997). Media instruksional edukatif. Jakarta: rineka cipta.
Rusmono. (2012). Strategi pembelajaran dengan problem based learning itu perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rusmono. (2014). Stategi pembelajaran dengan problem based learning itu perlu. Bogor:Ghalia pustaka.
Sadiman, A.S, dkk.(2002). Media pendidikan: pengertian, pengembangan, dan
(6)
Maya Desmia Pamungkas, 2015
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA KOMIK STRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sanjaya, W. (2014). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Subana, et.all. (2005). Statistika pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Sudarman, P. (2008). Menulis di media massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiono. (2009). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2003).Metodologi penelitian pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sumandiria, H. (2008). Jurnalistik Indonesia. Bandung: Rosdakarya.
Sumadiria, H.(2005). Menulis artikel dan tajuk rencana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Syamsuddin, et.all. (2011). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Rosda. Syamsul, A. (2009). Jurnalistik praktis untuk pemula. Bandung: Rosda
Wina, sanjaya. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: prenadamedia group.
Yahyanto (2013). Keefektifan startegi pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) dalam kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 kota
Mungkid Magelang. Tersedia di