PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS : Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMAN 1 Lembang Tahun Pelajaran 2014/2015.

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI MIA SMAN 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Upy Raudotul Jannah 1100817

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Upy Raudotul Jannah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI MIA SMAN 1 Lembang

Tahun Ajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I,

Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986031004

Pembimbing II,

Drs. Encep Kusumah, M.Pd. NIP 196502101991121001

diketahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadang S.Ansori, M.Si. NIP 197204031993032003


(3)

LEMBAR HAK CIPTA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI MIA SMAN 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Upy Raudotul Jannah 1100817

diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

©Upy Raudotul Jannah Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang,

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(4)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMAN 1 Lembang Tahun Pelajaran 2014/2015)

Upy Raudotul Jannah 1100817

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks, khususnya kesulitan dalam menemukan ide atau gagasan untuk menulis teks eksplanasi kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran berbasis masalahterhadap kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Pada desain ini,

kelas eksperimen maupun kontroltidak dipilih secara random. Data hasil penelitian didapat dari hasil wawancara, angket,tes awal,dan tes akhir.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalahterbukti efektif dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Pemanfaataan masalah yang ada disekitar siswa sebagai ide awal untuk menulis teks eksplanasi kompleks dapat memudahkan siswa untuk menuangkan ide-idenya kedalam sebuah tulisan. Selain itu, proses pemecahan masalah secara berkelompok dapat memudahkan siswa untuk mendapatkan solusi yang terbaik.


(5)

APLICATION METHODS PROBLEM BASED LEARNING IN WRITING COMPLEX EXPLANATION

(writing quasi experiemental in XI MIA SMAN 1 Lembang academic year 2014/2015)

Upy Raudotul Jannah 1100817

This study was driven by the difficulty students in writing complex explanatory text, in particular the difficulty in finding an idea or ideas for writing complex explanatory text. This study aims to determine the effect of problem-based learning method to the ability to write complex explanatory text. The method used in this study is the experimental method to design Nonequivalent Control Group Design. On this design, the experimental class and the comparison is not selected random. Data research results obtained from interviews, questionnaires, tests Based on the initial and final test results showed that problem-based learning proved to be effective in learning to write complex explanatory text. The use of problems that exist around the students as the initial idea to write explanatory text can be easier for students to understand the complex making it easier for students to pour his ideas into an article. In addition, the process of problem solving in groups can be easier for students to get the best solutions.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II IHWAL METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN IHWAL KETERAMPILAN MENULIS,TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS A.Ihwal Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... 8

1.Konsep Dasar Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... 8

2.Karakteristik Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... 10

3.Tahapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... 11

4.Keunggulan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... 12

B.Ihwal Keterampilan Menulis ... 13

1.Pengertian Kemampuan Menulis ... 13

2.Tujuan Menulis ... 14

C.Ihwal Teks Eksplanasi Kompleks ... 15

1.Pengertian Teks Eksplanasi Kompleks ... 15


(7)

3. Struktur dan Kaidah Teks Eksplanasi Kompleks ... 17

1)Struktur Teks Eksplanasi Kompleks ... 17

2)Kaidah Teks Eksplanasi Kompleks ... 20

D. Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

1. Populasi Penelitian ... 24

2. Sampel penelitian ... 25

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 25

D. Teknik Penelitian ... 26

1. Teknik Pengumpulan Data ... 26

2. Teknik Pengolahan Data ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 31

1. Instrumen Tes ... 32

1) Tes Awal ... 32

2) Tes Akhir ... 32

2. Instrumen Non Tes ... 33

1) Pedoman Wawancara ... 33

2) Lembar Angket ... 35

3. Instrumen Perlakuan ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Kemampuan Awal Menulis Teks Eksplanasi kompleks Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lembang ... 45

1. Profil Kemampuan Awal Siswa dalam Menulis Teks Eksplanasi Kompleks Pada Kelas Eksperimen ... 45

1) Uji Realibilitas Tes Awal Kelas Eksperimen ... 48


(8)

2.Profil Kemampuan Awal Siswa dalam Menulis Teks Eksplanasi Kompleks

Pada Kelas Kontrol ... 62

1) Uji Realibilitas Tes Awal Kelas Kontrol ... 64

2) Analisis Data Tes Awal Kelas Kontrol ... 69

B. Rancangan Menulis Teks Eksplanasi dengan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... 78

1. Skenario Pembelajaran ... 78

1) Tes Awal ... 78

2) Tes Akhir ... 81

C. Proses Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Kompleks dengan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ... 81

D. Profil Kemampuan Akhir Menulis Teks Eksplanasi Kompleks Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lembang ... 83

1.Profil Kemampuan Akhir Siswa dalam Menulis Teks Eksplanasi Kompleks pada Kelas Eksperimen ... 83

1) Uji Realibilitas Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 85

2) Analisis Data Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 90

3) Analisis Indeks Gain Kelas Eksperimen ... 97

2.Profil Kemampuan Akhir Siswa dalam Menulis Teks Eksplanasi Kompleks pada Kelas Kontrol ... 100

1) Uji Realibilitas Tes Akhir Kelas Kontrol ... 100

2) Analisis Data Tes Akhir Kelas Kontrol... 107

3) Analisis Indeks Gain KelasKontrol ... 115

E. Analisis Angket Siswa dan Hasil Wawancara Guru Berkaitan dengan Profil Awal dan Akhir pada Kelas Eksperimen dan Kontrol. ... 117

F. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol. ... 122


(9)

1. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 122 2. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelas kontrol ... 123 G. Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 125 H. Pembahasan Hasil Penelitian ... 126

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 128 B. Implikasi dan Rekomendasi ... 129 DaftarPustaka ... 130 Lampiran


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Menurut Cahyani (2012, hlm. 154) pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek penting keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai oleh siswa. Aspek keterampilan berbahasa tersebut meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang ditujukan untuk menuangkan sebuah ide atau gagasan serta berkaitan erat dengan proses berpikir kreatif, kritis, logis, dan sistematis. Menurut Rusyana (1988, hlm. 91) menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan sangat erat kaitanya dengan aktivitas berpikir. Selanjutnya, menurut Tarigan (2008, hlm. 3) keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung dan tidak langsung. Hal tersebut menjelaskan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan


(11)

berbahasa yang harus dikuasai sebagai sarana pengungkapan segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis dengan menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebut pembaca dapat memahami apa yang ingin dikomunikasikan oleh penulis.

Berbagai manfaat dapat diperoleh dari kegiatan menulis. Akhadiah mengemukakan (1992, hlm. 2) bahwa menguasai keterampilan menulis menjadikan seseorang dapat mengenali potensi diri, mengembangkan gagasan, menguasai informasi, mengorganisasikan gagasan, menilai gagasan secara objektif, mendorong seseorang belajar aktif, serta membiasakan berpikir dan berbahasa secara tertib. Sehubungan dengan hal tersebut, prinsip dasar Kurikulum 2013 menekankan siswa untuk dapat berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Menguasai keterampilan menulis dapat membantu siswa dalam mengorganisasikan pikiran sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Menurut Cahyani (2012, hlm. 65), kemampuan menulis selain tinggi penggunaannya juga dapat memberikan kontribusi bagi siswa baik dalam pengembangan potensi diri maupun bagi pemerolehan komersial. Dengan kata, lain menguasai keterampilan menulis dirasa sangat diperlukan.

Akhadiah (1992, hlm. 2) mengemukakan bahwa dalam menulis karangan sederhana sekalipun, kita dituntut untuk memenuhi persyaratan dasar sama halnya ketika menulis karangan yang rumit. Anggapan tersebut mengisyaratkan bahwa dalam menulis tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus ada aturan-aturan yang dipenuhi. Kita harus tetap memilih topik, membatasi topik, mengembangkan gagasan, serta menyajikanya dalam kalimat dan paragraf yang baik. Selanjutnya, Sumadiraja (1977, hlm. 68) mengemukakan seorang penulis harus menguasai lima komponen tulisan, yaitu: 1) isi (materi) tulisan; 2) organisasi tulisan; 3) kebahasaan (kaidah bahasa tulis); 4) gaya penulisan; dan 5) mekanisme tulisan.

Berbagai penelitian mengenai pembelajaran menulis telah dilakukan. Berbagai cara pun telah dilakukan agar siswa mempunyai kemampuan menulis


(12)

yang baik. Namun, kenyataanya masih banyak siswa yang kurang mampu dalam menulis. Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya kemampuan siswa dalam menulis. Menurut Cahyani (2012, hlm. 63) pada umumnya siswa kurang mampu dalam hal mengorganisasikan ide, menata bahasa secara efektif, dan menempatkan kosakata yang tepat, serta menggunakan mekanisme tulisan. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Herlina (2012) rendahnya kemampuan menulis disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1) rendahnya minat baca siswa; 2) kurangnya pelatihan menulis bagi siswa; 3) tidak tersedianya contoh dari guru; serta 4) rendahnya kualitas pembelajaran menulis.

Dalam Kurikulum 2013 terdapat beberapa teks baru yang belum dikenali

oleh siswa. Salah satunya ialah teks eksplanasi kompleks. Karena „keasinganya‟

tersebut, fakta di lapangan menunjukan bahwa masih banyak siswa dan guru yang merasa kesulitan dalam memahami jenis teks ini. Sehingga dalam proses pembelajaranya masih banyak siswa yang mengeluh kesulitan untuk menulis teks eksplanasi kompleks. Selain itu, penerapan metode pengajaran yang kurang kreatif menambah kesulitan siswa untuk dapat terampil menulis teks eksplanasi

kompleks. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk

mengujicobakan sebuah metode pembelajaran sebagai alternatif pemecahan masalah dari berbagai kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks. Metode pembelajaran yang peneliti ajukan adalah metode

pembelajaran berbasis masalah.

Metode pembelajaran berbasis masalah (PBM) mengedepankan pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Siswa belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi pada saat konsep diterapkan. Pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan serta mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Selain itu PBM juga dapat


(13)

meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai metode pembelajaran

berbasis masalah. Herman (2007) pernah meneliti tentang “Pembelajaran

Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat

Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Dalam penelitian tersebut dipaparkan

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terbuka dan PBM terstruktur secara signifikan lebih baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dibanding pembelajaran konvensional (biasa). Namun, antara PBM terbuka dan PBM terstruktur tidak ditemukan adanya perbedaan yang berarti untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa.

Hutahaen (2014) pernah mengujicobakan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan judul “Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap

kemampuan menulis anekdot siswa kelas X SMAN Air Putih tahun ajaran

2013/2014” Metode pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang

signifikan. Adanya peningkatan yang signifikan dalam penerapan metode pembelajaran berbasis masalah ini adalah disebabkan karena pembelajaran menjadi lebih menarik sebab lingkungan sebagai media nyata dapat meningkatkan perhatian anak untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena teknik menulis teks anekdot langsung. diajarkan guru berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan tempat tinggal sehari-hari. Pembelajaran dengan metode ini juga dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa sebab siswa diperintahkan oleh guru untuk menganalisis masalah yang ada di lingkungan tempat tinggal sehari-hari yang dituangkan dalam sebuah teks anekdot.

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian tersebut adalah penelitian

yang dilakukan oleh Gultom (2013) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VII SMP Santo Ignasius Medan Tahun


(14)

Pembelajaran 2013/2014” Penerapan model pembelajaran berbasis masalah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menulis teks eksplanasi. Siswa mampu berpikir kritis dan lebih aktif dalam memecahkan masalah sehingga mampu menuangkan ide atau gagasannya melalui pengalaman-pengalaman belajar yang beragam dan kelompok dalam menulis teks eksplanasi. Penerapan model berbasis masalah mampu meningkatkan pengetahuan siswa tentang apa yang dipelajari dan menerapkannya dalam kehidupan nyata dan lebih kreatif dalam menulis khususnya menulis teks eksplanasi.

Penelitian yang peneliti lakukan berbeda dengan penelitian lainnya yang menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis. Penelitian ini menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah yang dikhususkan dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Selain itu, objek dari penelitian ini adalah siswa SMA. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk menyelenggarakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode

Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi

Kompleks” (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas XI MIA SMAN 1

Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).

B. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian ini dirumuskan dalam beberapa hal berikut.

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas eksperimen di SMAN 1 Lembang

dalam menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas kontrol di SMAN 1 Lembang dalam

menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa

kelas eksperimen dan kontrol di SMAN 1 Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks?


(15)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

1. memaparkan bagaimana kemampuan siswa kelas eksperimen di SMAN 1

Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah;

2. memaparkan bagaimana kemampuan siswa kelas kontrol di SMAN 1

Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional;

3. memaparkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

kemampuan siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMAN 1 Lembang dalam menulis teks eksplanasi kompleks.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, 1) pendidik dapat menerapkan metode

pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi

kompleks; 2) peserta didik mendapatkan pengajaran yang baik dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks; dan 3) pembaca mendapatkan pengalaman tentang pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks melalui metode pembelajaran berbasis masalah.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri atas lima bab, bab kesatu pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab kedua landasan teori berisi hakikat metode pembelajaran berbasis masalah dan hakikat menulis teks eksplanasi kompleks. Bab ketiga metodologi penelitian berisi metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, dan


(16)

teknik penelitian. Bab kempat hasil penelitian dan pembahasan. Bab kelima berisi simpulan dan saran. Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi

experimental). Metode penelitian ini merupakan sebuah rancangan ideal. Metode penelitian ini menggunakan pokok persoalan dan berbagai investigasi yang berhubungan dengan penelitian sehingga memperlihatkan keterkaitan antar variabel. (Syamsudin dan Vismaia, 2011 hlm. 162). Penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan suatau metode dalam pembelajaran. Penelitian ini menguji keefektifan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Bentuk penelitian ini adalah bentuk nonequivalent control group design. Bentuk ini melibatkan dua kelas, kelas petama berperan sebagai kelas eksperimen (kelas yang diberikan perlakuan) dan kelas kedua berperan sebagai kelas kontrol. Peneliti menggunakan bentuk ini agar perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat terlihat dengan jelas. Kelas kontrol berguna sebagai pembanding serta dapat melihat hasil penelitian secara akurat.

Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah desain, pretest postest control

group design. Desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi tes awal untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil tes awal yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signitifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4– O3)

Gambaran secara umum dari desain penelitian ini adalah sebagai berikut.

(Sugiyono, 2009, hlm. 116)

R O1 X O2


(18)

Keterangan:

O1 : Hasil tes awal kelas eksperimen

X :Perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran

berbasis masalah

O2 :Hasil tes akhir kelas eksperimen menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah

O3 :Hasil tes awal kelas kontrol

O4 :Hasil akhir kelas kontrol (tanpa menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah)

Perbedaan O1-O2 diasumsikan sebagai efek dari perlakuan atau X pada kelas eksperimen, sedangkan O3-O4 diasumsikan sebagai efek dalam kelas kontrol. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut:

1. melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam

menulis teks eksplanasi kompleks sebelum dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen O1 dan kelas kontrol O3;

2. melakukan perlakuan pada kelas eksperimen X dalam proses belajar

mengajar menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks dan perlakuan pada kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks;

3. melakukan tes akhir untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan

perlakuan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks pada kelas eksperimen O2 dan melakukan tes akhir untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan tanpa menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks pada kelas kontrol O4;dan


(19)

4. membandingkan antara O1-O2 pada kelas eksperimen dan O3-O4 pada kelas kontrol untuk mengetahui perbedaan yang ditimbulkan akibat perlakuan X pada kelas kontrol.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Bagian ini menjelaskan populasi dan sampel yang digunakan dalam pengambilan data penelitian. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2009 hlm. 117). Sejalan dengan itu Fathoni (2006, hlm. 103) mengemukakan popuasi adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Lembang sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas XI yang terdaftar di sekolah tersebut pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Tabel 3.1 Populasi

No. Populasi Jumlah Populasi Jumlah

Perempuan Laki-laki

1. XI MIA 1 23 16 39

2. XI MIA 2 19 20 39

3. XI MIA 3 24 15 37

4. XI MIA 4 19 21 40

5. XI MIA 5 23 17 40

6. XI IIS 1 19 13 32

7. XI IIS 2 18 14 32

8. XI IIS 3 19 12 31


(20)

10. XI IIS 5 23 8 31

Jumlah 206 149 355

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2009, hlm. 117). Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat mewakili hasil penelitian. Sampel diambil secara acak dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas untuk mengisi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 2 dan XI MIA 4 SMAN 1 Lembang tahun ajaran 2014/2015.

Tabel 3.2 Sampel

Sampel Jumlah Jumlah

Keseluruhan Perempuan Laki-laki

Kelas Ekperimen 19 21 40

Kelas Kontrol 19 20 39

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) melakukan kajian secara induktif yang terkait dengan pembelajaran menulis

teks eksplanasi kompleks dengan metode pembelajaran berbasis masalah;

2) mengidentifikasi dan mendefinisikan kesulitan siswa menulis teks eksplanasi

kompleks;

3) melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan,

memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional;

4) membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan ;

a. memilih rancangan penelitian yang akan digunakan, yaitu menngunakan

metode eksperimen semu dengan menggunakan nonequivalent control


(21)

b. menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili siswa di SMAN 1 Lembang, yaitu seluruh siswa di SMAN 1 Lembang sebagai populasi dan sampel dari penelitian ini seluruh siswa kelas XI MIA 2 dan XI MIA 4 ;

c. membagi sumber data penelitian menjadi kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, yaitu kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 4 sebagai kelas kontrol;

d. membuat instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh

instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; dan

e. mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.

5) melaksanakan eksperimen, dengan melakukan wawancara, tes awal, tiga kali

perlakuan, tes akhir serta menyebarkan angket;

6) mengumpulkan data dari hasil angket, wawancara, tes awal, dan tes akhir;

7) mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang

telah ditentukan;

8) menganalisis data dan melakukan tes uji reabilitas, normalitas, homogenitas,

dan uji hipotesis; dan

9) menginterpretasi hasil, perumusan simpulan, dan pembahasan.

D. Teknik Penelitian

Berikut dipaparkan teknik penelitian yang terdiri dari teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data pada penelitian ini.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data-data untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes, wawancara, lembar observasi, lembar angket, dan instrumen perlakuan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan siswa menulis teks eksplanasi kompleks dengan format tes uraian bebas. Format uraian tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen digunakan untuk mengetahui rata-rata kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi


(22)

kompleks sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah.

2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul dan selanjutnya, data akan diolah menggunakan rumus statistik. Data yang dimaksud adalah data tes awal dan tes akhir kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian antara lain sebagai berikut.

1) menilai dan menganalisis hasil tes awal dan tes akhir kemampuan siswa

dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pedoman Penskoran Penilaian Keterampilan

SKOR KRITERIA

ISI 4 Sangat Baik = isi relevan dengan

topik yang dibahas.

3 Baik = isi relevan dengan topik yang dibahas tetapi penjelasanya kurang terperinci.

2 Cukup = isi relevan dengan topik yang dibahas tetapi pengembangan terbatas.

1 Kurang = isi tidak relevan dengan topik yang dibahas.

STRUKTUR TEKS

4 Sangat Baik = struktur teks lengkap dan berurutan

(pernyataan umum, deret penjelas, interpretasi)


(23)

tidak berurutan .

2 Cukup = struktur teks tidak lengkap tetapi berurutan.

1 Kurang = struktur teks tidak lengkap dan tidak berurutan.

KOSAKATA 4 Sangat Baik = pemilihan kata tepat. 3 Baik = pemilihan kata baik tetapi

terdapat kesalahan yang tidak

menggangu.

2 Cukup = pemilihan kata baik tetapi terdapat kata yang membingungkan. 1 Kurang = pemilihan kata tidak tepat.

KALIMAT 4 Sangat Baik = pembentukan kalimat

tepat.

3 Baik = terjadi sejumlah kesalahan

penggunaan bahasa dalam

pembentukan kalimat.

2 Cukup = terjadi kesalahan serius dalam pembentukan kalimat.

1 Kurang = terdapat banyak kesalahan dalam pembentukan kalimat.

MEKANIK 4 Sangat Baik = menguasai aturan

penulisan.

3 Baik = masih terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan.

2 Cukup = sering terjadi kesalahan dalam penulisan.

1 Kurang = tidak menguasai aturan penulisan

(diadaptasi dari Kemdikbud,2013) kemudian menentukan nilai dengan rumus:


(24)

Nilai skor =

2) uji realiabilitas antarpenimbang yang dilakukan oleh tiga orang penimbang.Uji

realiabilitas dilakukan untuk menghindari penilaian secara subjektif;

a. menghitung realibilitas dengan rumus sebagai berikut:

∑dt2

= Sigma determinan

SSt∑dt2

= jumlah kuadrat siswa

SSp∑d2

p= jumlah kuadrat penguji/penimbang

SStot∑p2

t = jumlah kuadrat total

SSkk∑d2

kk = jumlah kuadrat kekeliruan

b. langkah selanjutnya, yaitu memasukkan asil data-dat ke dalam format

ANAVA. Uji reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan rumus berikut:

Tabel 3.4

Tingkat Korelasi Guiltford

Interval Koefisien Tingkat Korelasi

˂ 0,20 tidak ada korelasi


(25)

0,40 – 0,60 korelasi sedang

0,60 – 0,80 korelasi tinggi

0,80 – 0,90 korelasi tinggi sekali

1,00 korelasi sempurna

(Subana, dkk, 2005 : 104)

3) melakukan uji normalitas nilai tes awal dan tes akhir menulis teks ekplanasi

kompleks siswa. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi nilai tes awal dan tes akhir. Uji normalitas dicari

menggunakan rumus Chi kuadrat (x2) dengan kriteria distribusi nilai normal

apabila x2 hitung < x2tabel.. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah uji normalitas menggunakan rumus Chi kuadrat (Sugiyono, 2013, hlm. 241).

a. merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya;

b. menentukan jumlah kelas interval;

c. menentukan panjang kelas interval (p), dengan rumus (data terbesar – data

terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval;

d. menyusun ke dalam distribusi tabel frekuensi, sekaligus merupakan tabel

penolong untuk menghitung harga Chi kuadrat;

e. menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

presentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel; dan

f. memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo - fh) dan kemudian menjumlahkannya. Harga

adalah harga Chi Kuadrat (x

2 ). Keterangan:

fo = Frekuensi observasi atau pengamatan

fh = Frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

4) melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

homogenitas variasi populasi sampel. Dapat dihitung dengan rumus:

F =

Keterangan:


(26)

Vb = varian terbesar

Vk = varian terkecil

Jika Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan variasi homogen, namun apabila

Fhitung > Ftabel, maka variasi tidak homogen.

5) melakukan uji hipotesis. Apabila skor tes awal dan skor tes akhir berdistribusi

normal dan homogen, digunakan statistik parametrik dengan uji-t. Uji hipotesis dilakukan dengan rumus-rumus berikut:

Dsg =

Keterangan:

Dsg = deviasi standar gabungan

n1 = banyaknya data kelompok 1

n2 = banyaknya data kelompok 2

V1 = varians data kelompok 1

V2 = varians data kelompok 2

t = √ Keterangan:

�1= rata-rata data kelompok 1

�2= rata-rata data kelompok 2

pengujian statistik uji-t digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh dari

masing-masing variabel. Hipotesis diuji pada taraf nyata ɑ = 0,05 dengan dk = n1

+ n2 – 2. Dengan kriteria pengujian: thitung < ttabel maka Ha ditolak atau H0

diterima, thitung > ttabel maka Ha diterima atau H0 ditolak. (Subana dkk., 2005, hlm.

171-172)

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen tes, pedoman wawancara, lembar observasi, lembar angket, dan instrumen perlakuan. Peneliti menggunakan instrumen perlakuan yang di dalamnya terdapat langkah-langkah perlakuan pada kelas eksperimen yang diberikan kepada siswa dalam pembelajaran menulis teks


(27)

eksplanasi kompleks dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah. Berikut dipaparkan instrumen penelitian, yang terdiri dari instrumen tes, pedoman wawancara, lembar observasi, lembar angket, dan instrumen perlakuan.

1. Instrumen Tes

Tes kemampuan siswa dilakukan dua kali, yaitu tes awal dan tes akhir.

Kedua tes tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks.

1) Tes Awal

Tes awal menurut Nurgiyantoro (2011, hlm. 112) bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa yang berkaitan dengan kompetensi atau bahan ajar yang akan dipelajarinya. Tes awal dilakukan sebelum siswa mengalami proses pembelajaran di kelas. Tes awal diberikan untuk memperoleh data mengenai kemampuan awal siswa dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Hasilnya kemudian dapat digunakan untuk menilai keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

2) Tes Akhir

Tes akhir dilakukan setelah siswa mengalami proses pembelajaran. Tes

akhir diberikan untuk memeroleh data mengenai kemampuan siswa setelah menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Tes akhir dilaksanakan pada kedua kelas. Pada kelas eksperimen, tes akhir bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapat perlakuan. Setelah itu, hasil tes akhir pada kelas eksperimen akan dibandingkan dengan hasil tes akhir kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan.

Tes yang akan diberikan kepada siswa berbentuk soal uraian. Menurut Nurgiyantoro (2011, hlm. 117) tes uraian menuntut siswa berpikir menggunakan pengetahuan yang siswa miliki berkenaan dengan pertanyaan yang ditanyakan


(28)

dalam tes. Berikut ini adalah lembar tes awal dan tes akhir kemampuan siswa menulis teks eksplanasi kompleks.

Tabel 3.5

Instrumen Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Petunjuk:

1. Tulislah nama lengkap, nomor absen, dan kelas di bagian kanan atas pada

kertas yang sudah disediakan!

2. Waktu mengerjakan selama 30 menit!

Soal:

Tulislah sebuah teks eksplanasi kompleks dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Pilihlah salah satu tema diantara tema berikut:

a. fenomena sosial; b. fenomena Alam.

2. Panjang teks eksplanasi kompleks minimal tiga paragraf; 3. Penilaian meliputi aspek:

a. kewacanaan teks eksplanasi kompleks (relevansi isi dengan tema teks eksplanasi kompleks);

b. tata bahasa dan keefektifan kalimat (penggunaan kalimat majemuk, Repetisi, konjungsi kronologis, pronomina, kata modalitas, kata-kata teknis yang tepat, dan kalimat efektif);

c. struktur teks eksplanasi kompleks (pernyataan umum,deretan penjelas, dan interpetasi );

d. Ketepatan diksi; dan

e. Ketepatan ejaan dan tanda baca.

2. Instrumen Non Tes

Instrument non tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan angket. Berikut dipaparkan mengenai instrument non tes.


(29)

1) Pedoman Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk dimintai pendapatnya tentang suatu hasil. Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari siswa, guru, atau orang yang diwawancarai. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada seorang guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Lembang dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal dan berbagai permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran teks eksplanasi kompleks. Berikut ini tabel pedoman wawancara yang digunakan kepada guru bahasa Indonesia di SMAN 1 Lembang untuk penggalian data.

Tabel 3.6

Pedoman Wawancara Guru

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana profil kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks?

2. Apa saja yang menjadi kendala siswa dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks?

3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?

4. Pendekatan/metode/teknik apa yang Anda sering gunakan dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks di kelas?

5. Bagaimana seharusnya pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks diterapkan kepada siswa dalam pembelajaran?

6. Pernahkah Anda menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks? jika pernah, bagaimana hasilnya? 7. Bagaimana memotivasi siswa untuk menyukai


(30)

kompleks?

2) Lembar Angket

Lembar angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah. Menurut Nurgiyantoro (2013, hlm. 91) angket adalah serangkaian daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada siswa mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari siswa. Lembar angket digunakan setelah peneliti menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah. Berikut ini adalah format angket yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.7

Lembar Angket Siswa Kelas Eksperimen

NAMA :

KELAS :

TANGGAL :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah bagi kamu menulis teks eksplanasi

kompleks itu sulit?

A.Ya

B.Tidak

2.

Apakah kamu memahami langkah-langkah yang tepat dalam menulis teks eksplanasi kompleks?

A.Ya

B.Tidak

3.

Apakah pembelajaran menulis teks

eksplanasi kompleks dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah itu menyenangkan?

A.Ya

B.Tidak

4.

Apakah peran metode yang diterapkan dapat mempermudahmu untuk memahami pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks?

A.Ya


(31)

5.

Apakah penggunaan metode pembelajaran

berbasis masalah dapat mengatasi

kesulitan-kesulitanmu dalam menulis teks eksplanasi kompleks?

A.Ya

B.Tidak

Tabel 3.8

Lembar Angket Siswa Kelas Kontrol

NAMA :

KELAS :

TANGGAL :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu tahu teks eksplanasi itu apa? A. Ya

B. Tidak

2. Apakah bagi kamu menulis teks eksplanasi

kompleks itu sulit?

A. Ya

B. Tidak

3.

Apakah kamu memahami langkah-langkah yang tepat dalam menulis teks eksplanasi kompleks?

A. Ya

B. Tidak

4.

Apakah peran metode yang diterapkan dapat mempermudahmu untuk memahami pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks?

A. Ya

B. Tidak

3. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan berisi skenario pembelajaran yang di dalamnya terdapat langkah-langkah perlakuan metode pembelajaran berbasis masalah. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rinci mengenai penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini berjumlah tiga kali perlakuan. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut.


(32)

Kelas/Semester : XI/Genap

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Eksplanasi Kompleks Alokasi Waktu : 6x45 menit (tiga pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

4.2 Memproduksi teks eksplanasi kompleks yang koheren sesuai dengan karakterikstik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

C.Indikator Pencapaian Kompetensi

4.2.1 Mampu memproduksi teks eksplanasi kompleks sesuai dengan strukturnya baik secara lisan maupun tulisan.

4.2.2 Mampu memproduksi teks eksplanasi kompleks sesuai dengan kaidah kebahasaan baik secara lisan maupun tulisan


(33)

4.2.3 Mampu memproduksi teks eksplanasi kompleks berdasarkan tema yang telah ditentukan sesuai dengan struktur dan kaidah teks prosedur kompleks yang baik dan benar.

D.Materi Pembelajaran

Fakta: Berbagai contoh teks eksplanasi kompleks dari koran, internet, dan media cetak lainnya.

Konsep: 1. Pengertian teks eksplanasi kompleks

2. Struktur teks eksplanasi kompleks

a. Pernyataan umum b. Urutan sebab c. urutan akibat

3. Kaidah teks eksplanasi kompleks

a. Konjungsi Eksternal b. Konjungsi Internal

Prinsip: Karakteristik teks eksplanasi kompleks Prosedur: 1. Jenis-jenis teks eksplanasi kompleks

2. Langkah-langkah penulisan teks eksplanasi kompleks sesuai struktur dan kaidahnya.

E.Metode Pembelajaran

a. Metode Pembelajaran berbasis Masalah

b. Tanya jawab

c. Diskusi

d. Penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar

1. Media:

a. video tentang fenomena alam dan fenomena sosial

b. contoh teks eksplanasi kompleks berjudul “Pertumbuhan pada

kacang tanah” dan “banjir”


(34)

Kemdikbud. (2014). Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik Kelas XI. Jakarta: Kemdikbud.

Kosasih, E. (2014). Jenis-Jenis Teks: Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta

Langkah Penulisannya dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.

G.Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Pendidik mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar (berdo’a, mengucapkan salam, menyapa peserta didik, dan

mengecek kehadiran peserta didik).

2. Peserta didik menyimak penjelasan

pendidik tentang tujuan

pembelajaran dalam pertemuan ini.

3. Peserta didik menyimak penjelasan

pendidik tentang teknis

pembelajaran dalam pertemuan ini.

10 menit

Inti 1. Peserta didik membaca teks eksplanasi kompleks berjudul “Pertumbuhan pada Kacang Tanah”

2. Peserta didik bertanya jawab

mengenai struktur teks eksplanasi

kompleks berjudul “Pertumbuhan

pada Kacang Tanah”

3. Peserta didik bertanya jawab

mengenai kaidah kebahasaan teks eksplanasi kompleks berjudul “Pertumbuhan pada Kacang Tanah”


(35)

4. Peserta didik diminta membentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan 4- 5 siswa.

5. Peserta didik berdiskusi membuat

kalimat untuk membuat teks eksplansi kompleks, dikaitkan dengan contoh teks eksplanasi kompleks yang telah mereka baca.Masing-masing kelompok diminta mengumpulkan 5 pilihan kalimat

6. Perwakilan kelompok menuliskan 5

pilihan kata terpilih di papan tulis.

7. Peserta didik dibimbing dan

diarahkan untuk membuat teks eksplanasi kompleks sesuai dengan struktur dan kaidah

8. Peserta didik saling menginformasi

dan menanggapi teks eksplanasi yang telah dibuat dengan jujur dan menggunakan bahasa yang santun Penutup 1. Pendidik memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya atau mengemukakan pengalamnnya ketika mengikuti proses belajar mengajar.

2. Pendidik dan peserta didik

memberikan refleksi tentang simpulan topik pembelajaran atau merangkum hasil pembelajaran.

3. Pendidik menutup kegiatan belajar


(36)

Pertemuan kedua

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Pesera didik menjawab sapaan pendidik, berdoa, dan

mengondisikan diri siap belajar

2. Pendidik mengecek kehadiran

peserta didik.

3. Pendidik menyampaikann tujuan

pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat menguasai pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks serta langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

10 menit

Inti 1. Peserta didik mengamati berbagai

gambar fenomena alam serta

fenomena sosial sebagai gambaran awal pembelajaran.

2. Peserta didik membaca teks

eksplanasi kompleks berjudul “banjir”

3. Peserta didik bertanya jawab

tentang masalah yang disajikan melalui gambar fenomena alam dan fenomena sosial.

4. Peserta didik bertanya jawab

mengenai struktur dan kaidah teks

70 menit informasi materi yang akan

disampaikan pada pertemuan berikutnya.


(37)

eksplanasi kompleks “banjir”

5.Peserta didik dikondisikan menjadi

beberapa kelompok yang

beranngotakan 2-3 orang untuk memilih permasalahan yang akan dijadikan ide pokok penulisan teks eksplanasi kompleks

6. Peserta didik berdiskusi untuk

menentukan masalah yang akan dijadikan ide pokok penulisan teks eksplanasi kompleks

7. Peserta didik mengumpulkan

informasi tentang masalah yang akan diangkat dari berbagai sumber dan literatur

8. Peserta didik membuat kerangka

berpikir berdasarkan informasi

yang telah diperoleh

9.Peserta didik membacakan kerangka

berpikir yang telah dibuat

10. Peserta didik menanggapi saran

dari teman atau guru tentang

kerangka berpikir berdasarkan

informasi yang telah diperoleh. Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dipelajari.

2. Pendidik merefleksi penguasaan

materi dengan membuat catatan kecil penguasaan materi.

3. Pendidik meminta peserta didik

untuk mencari data untuk

pertemuan berikutnya, yaitu data


(38)

yang berkaitan dengan fenomena alam dan fenomena sosial

4. Pendidik menutup kegiatan belajar

dan menyampaikan informasi

materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Ketiga

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.

2. pendidik mengecek kehadiran siswa

3. Pendidik dan siswa bertanya jawab

berkaitan dengan materi teks

eksplanasi kompleks.

4. Pendidik menyampaikan indikator

pencapaian kompetensi.

5. Pendidik menyampaikan

pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran.

10 Menit

Inti 1. Peserta didik menyimak tayangan video tentang peristiwa alam

2. Peserta didik bertanya jawab tentang masalah yang disajikan melalui video tentang fenomena alam dan fenomena sosial.

3. Peserta didik bertanya jawab

mengenai tema menulis teks

eksplanasi kompleks dari video yang disajikan oleh guru.


(39)

4.Peserta didik menyusun gagasan dari informasi yang telah diperoleh pada pertemuan yang lalu.

5. Peserta didik menulis teks

eksplanasi kompleks secara

individu sesuai berdasarkan

kerangka yang telah dibuat

6. Peserta didik menulis teks

eksplanasi kompleks dengan

struktur dan kaidah teks eksplanasi kompleks di kertas yang telah disediakan.

7. Peserta didik membacakan teks

eksplanasi kompleks yang telah dibuat satu persatu secara lisan di depan kelas.

8.Peserta didik menanggapi saran dari

teman atau guru tentang hasil pemetaan konsep teks prosedur kompleks yang disusun oleh siswa. Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dipelajari.

2. Pendidik merefleksi penguasaan

materi dengan membuat catatan kecil penguasaan materi.

3. Peserta didik diberi pekerjaan

rumah atau tugas ko-kurikuler.

4. Pendidik menutup kegiatan belajar

dan menyampaikan informasi materi

yang akan disampaikan pada

pertemuan berikutnya.


(40)

(41)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMAN 1 Lembang serta pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan awal siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks masih

terbilang rendah. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil tes awal siswa rendah.

2. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensioanal, kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks mengalami peningkatan namun peningkatan yang terjadi tidak secara signifikan. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil tes akhir siswa, hasil angket siswa serta hasil indeks gain yang menunjukkan peningkatan pada kriteria rendah.

3. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

berbasis masalah, kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil tes akhir menulis teks eksplanasi kompleks siswa, lembar angket siswa, dan indeks gain yang menunjukkan peningkatan hasil kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks yang signifikan.

4. Peneliti menemukan perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks

siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran konvnsional dengan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran yang

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah. Hal tersebut terbukti

berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi kelas yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah lebih kecil dibandingkan


(42)

dengan kelas yang menggunakan metode konvensioanal. Oleh karena itu, metode pembelajaran berbasis masalah signifikan dibandingkan dengan metode inkuiri.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan beberapa implikasi dan rekomendasi sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa kemampuan menulis teks

eksplanasi kompleks dapat diajarkan dengan metode yang variatif. Oleh karena itu, metode pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan sebagai salah satu alternative metode pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks.

2. Pedoman penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil

adaptasi dari pedoman penelitian terdahulu yang mungkin tidak akan sesuai dengan kurikulum dan pembelajaran yang berlaku di masa yang akan datang. Penelitian yang akan datang disarankan membuat sendiri pedoman penelitian yang sesuai dengan kurikulum dan pendekatan pembelajaran yang berlaku.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abas, S. (2006). Pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif di sekolah dasar.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

Akhadiah, S dkk (1992). Membaca sebagai keterampilan. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Amir, T. (2015). Inovasi pendidikan melalui problem based learning

(bagaimana pendidik memberdayakan pemelajar di era pengetahuan). Jakarta: Prenadamedia

Cahyani, I. (2012). Pembelajaran menulis berbasis karakter dengan

pendekatan experiential learning. Bandung: Program Studi Pendidikan Dasar SPS UPI.

Fahrurazi, (2011). Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa. Diakses dari http://fahrurazi-penerapan-pembeajaran-berbasis-masalah-untuk-meningkatkan-kemampun-berpikir-kritis.

Fathoni, A. (2006). Manajemen sumber daya manusia. Bandung :Rineka Cipta

Fathurohman. (2013). Pembelajaran berbasis masalah. Yogyakarta: DIKDAS

UNY

Herlina. (2012). Suatu keharusan mengapa guru menulis. Diakses dari :

http://herlinapoetriluqman.blogspot.com/2012/06/suatu-keharusan-mengapa-guru- menulis.html?m=1

Herman, T. (2007). Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa sekolah menengah pertama. Diakses dari http://tatang-herman-pembelajaran-berbasis-masalah-untuk-meningkatkan-kemampuan-berpikir-kritis


(44)

Hutahaen, F. (2014). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun ajaran 2013/2014: Artikel Jurnal. hlm. 2

Gie, T.L. (2002). Terampil mengarang .Yogyakarta:Pusat Kemajuan Studi

Gultom, P. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VII SMP Santo Ignasius Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Artikel Jurnal. hlm.2

Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis teks: analisis fungsi,struktur,dan kaidah serta

langkah penulisanya. Bandung Yrama Widya Kementrian pendidikan dan kebudayaan. (2013).

Maryanto dkk. (2014).Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik. Jakarta:

KEMDIKBUD

Munariswati dkk. (2014).Bahasa Indonesia. Jakarta : KEMDIKBUD

Nur, M. (2006). Model pembelajaran berdasarkan masalah.Surabaya. LPMP

Dirjen PMPTK Depdiknas.

Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian pembelajaran berbahasa berbasis

kompetensi. Yogyakarta:BPFE

Rusmono. (2014). strategi pembelajaran dengan problem based learning itu

perlu: untuk meningkatkan profesionalitas guru. Bogor. Ghalia Indonesia

Rusyana, Y. (1988). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung:

CV. Diponegoro.

Sanjaya,W. (2014). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses


(45)

Subana, M. dkk. (2005). Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: CV Pustaka Pelajar.

Sugiono. (2009). Metode penelitian kuantitatif,kualitatif,dan R&D. Bandung

:Alfa Beta

Sumadiria, H. (2005). Jurnalistik Indonesia: menulis berita future paduan

praktis jurnalis professional. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Suparno, & Yunus. (2008). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Suriamiharja, A. (1997). Petunjuk praktis menulis. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Syamsuddin, & Vismaia. (2011).Metode penelitian pendidikan bahasa.

Bandung. Rosda

Tarigan, H. G. (2008).Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa.


(1)

(2)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMAN 1 Lembang serta pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan awal siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks masih terbilang rendah. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil tes awal siswa rendah. 2. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensioanal, kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks mengalami peningkatan namun peningkatan yang terjadi tidak secara signifikan. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil tes akhir siswa, hasil angket siswa serta hasil indeks gain yang menunjukkan peningkatan pada kriteria rendah.

3. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah, kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi kompleks mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil tes akhir menulis teks eksplanasi kompleks siswa, lembar angket siswa, dan indeks gain yang menunjukkan peningkatan hasil kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks yang signifikan.

4. Peneliti menemukan perbedaan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran konvnsional dengan kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi kelas yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah lebih kecil dibandingkan


(3)

129

dengan kelas yang menggunakan metode konvensioanal. Oleh karena itu, metode pembelajaran berbasis masalah signifikan dibandingkan dengan metode inkuiri.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan beberapa implikasi dan rekomendasi sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi kompleks dapat diajarkan dengan metode yang variatif. Oleh karena itu, metode pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan sebagai salah satu alternative metode pembelajaran menulis teks eksplanasi kompleks.

2. Pedoman penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil adaptasi dari pedoman penelitian terdahulu yang mungkin tidak akan sesuai dengan kurikulum dan pembelajaran yang berlaku di masa yang akan datang. Penelitian yang akan datang disarankan membuat sendiri pedoman penelitian yang sesuai dengan kurikulum dan pendekatan pembelajaran yang berlaku.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abas, S. (2006). Pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif di sekolah dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

Akhadiah, S dkk (1992). Membaca sebagai keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Amir, T. (2015). Inovasi pendidikan melalui problem based learning

(bagaimana pendidik memberdayakan pemelajar di era pengetahuan). Jakarta: Prenadamedia

Cahyani, I. (2012). Pembelajaran menulis berbasis karakter dengan pendekatan experiential learning. Bandung: Program Studi Pendidikan Dasar SPS UPI.

Fahrurazi, (2011). Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa. Diakses dari http://fahrurazi-penerapan-pembeajaran-berbasis-masalah-untuk-meningkatkan-kemampun-berpikir-kritis.

Fathoni, A. (2006). Manajemen sumber daya manusia. Bandung :Rineka Cipta Fathurohman. (2013). Pembelajaran berbasis masalah. Yogyakarta: DIKDAS

UNY

Herlina. (2012). Suatu keharusan mengapa guru menulis. Diakses dari :

http://herlinapoetriluqman.blogspot.com/2012/06/suatu-keharusan-mengapa-guru- menulis.html?m=1

Herman, T. (2007). Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa sekolah menengah pertama. Diakses dari http://tatang-herman-pembelajaran-berbasis-masalah-untuk-meningkatkan-kemampuan-berpikir-kritis


(5)

131

Hutahaen, F. (2014). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun ajaran 2013/2014: Artikel Jurnal. hlm. 2

Gie, T.L. (2002). Terampil mengarang .Yogyakarta:Pusat Kemajuan Studi Gultom, P. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VII SMP Santo Ignasius Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Artikel Jurnal. hlm.2

Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis teks: analisis fungsi,struktur,dan kaidah serta langkah penulisanya. Bandung Yrama Widya

Kementrian pendidikan dan kebudayaan. (2013).

Maryanto dkk. (2014).Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik. Jakarta: KEMDIKBUD

Munariswati dkk. (2014).Bahasa Indonesia. Jakarta : KEMDIKBUD

Nur, M. (2006). Model pembelajaran berdasarkan masalah.Surabaya. LPMP Dirjen PMPTK Depdiknas.

Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian pembelajaran berbahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta:BPFE

Rusmono. (2014). strategi pembelajaran dengan problem based learning itu perlu: untuk meningkatkan profesionalitas guru. Bogor. Ghalia Indonesia Rusyana, Y. (1988). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung:

CV. Diponegoro.

Sanjaya,W. (2014). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta:kencana


(6)

Subana, M. dkk. (2005). Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: CV Pustaka Pelajar.

Sugiono. (2009). Metode penelitian kuantitatif,kualitatif,dan R&D. Bandung :Alfa Beta

Sumadiria, H. (2005). Jurnalistik Indonesia: menulis berita future paduan praktis jurnalis professional. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. Suparno, & Yunus. (2008). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Suriamiharja, A. (1997). Petunjuk praktis menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syamsuddin, & Vismaia. (2011).Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung. Rosda

Tarigan, H. G. (2008).Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa