Penerapan Teknik Clustering Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen : penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMAN 24 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
PENERAPAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 24 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Nining Warningsih NIM 1102482
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
PENERAPAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMAN 24 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
oleh
Nining Warningsih
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
© Nining Warningsih Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
(3)
NINING WARNINGSIH
Penerapan Teknik Clustering dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 24 Bandung
Tahun Ajaran 2014/2015)
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Drs. H. Ma’mur Saadie, M.Pd. NIP 195812301989011001
Pembimbing II,
Halimah, M.Pd. NIP 198104252005012003
diketahui oleh
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002
(4)
PENERAPAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
NINING WARNINGSIH (1102482)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek. Menulis cerpen masih dianggap sulit bagi sebagian besar siswa terutama kesulitan dalam mencari dan mengembangkan topik menjadi rangkaian cerita yang utuh, apalagi dengan adanya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk terampil menulis teks. Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan strategi, metode, ataupun teknik yang membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Oleh karena itu peneliti memilih teknik clustering untuk diujicobakan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas XI. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) bagaimana kemampuan siswa kelas XI dalam menulis cerpen
sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan teknik clustering di kelas
eksperimen; 2) bagaimana kemampuan siswa kelas XI dalam menulis cerpen
sebelum sesudah pembelajaran yang tidak menggunakan teknik clustering di kelas
kontrol; 3) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang tercantum dalam rumusan masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Desain ini menggunakan dua kelas. Kelas pertama merupakan kelas eksperimen dan kelas kedua merupakan kelas kontrol sebagai pembanding. Kedua kelas ini akan
mendapatkan pretest dan posttest. Namun perbedaannya kelas eksperimen
mendapatkan perlakuan berupa teknik yang diujicobakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh hasil thitung
(5,58) > ttabel (2,0021) pada taraf signifikansi 0,05 dan db 58. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest terbukti signifikan karena thitung > ttabel sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka, hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik clustering terbukti efektif
(5)
CLUSTERING TECHNIQUE APPLICATION IN LEARNING WRITING SHORT STORY
NINING WARNINGSIH (1102482)
ABSTRACT
This research is motivated by the problem of low ability of the students in writing short stories. Writing short stories is still considered difficult for most students, especially the difficulty in finding and developing a series of topics into the whole story, especially with the new curriculum is the curriculum in 2013 that requires students to skilled writing. Based on these problems, it takes strategy, methods, or techniques that help facilitate students in learning to write short stories. Because the researchers chose clustering technique to be tested in learning to write short stories in class XI. The formulation of the problem in this study include: 1) how the class XI student's ability to write short stories before and after the learning using clustering techniques in experimental class; 2) how the class XI student's ability to write short stories before after learning that do not use clustering techniques in class control; 3) whether there is a significant difference between the ability to write short stories in class XI students in the experimental class and control class. The purpose of this study was to describe things that are listed in the formulation of the problem. The method used in this study is a quasi experimental research design with nonequivalent control group. This design uses two classes. First class is an experimental class and the second class is a class of controls for comparison. Both of these classes will get a pretest and posttest. But the difference of treatment in the form of an experimental class get tested technique in learning to write short stories. Based on the calculation results of hypothesis testing, the result thitung (5.58) > ttable (2.0021) at a significance level of 0.05 and db
58. It can be concluded that the difference in the average value of pretest and posttest proved significant because thitung > ttabel so H0 rejected and Ha accepted.
This is a significant difference between the experimental class and control class. So, the results from this study indicate that the clustering technique proved to be effectively applied in learning to write short stories in class XI.
(6)
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR HAK CIPTA LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR DIAGRAM...
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian... B.Identifikasi Masalah... C.Rumusan Masalah... D.Tujuan Penelitian... E. Manfaat Penelitian... F. Struktur Organisasi...
BAB II TEKNIK CLUSTERING DAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
A.Metode Quantum Learning... B.Pengertian Teknik Clustering...
1. Keunggulan Teknik Clustering... 2. Kelemahan Teknik Clustering... C.Ihwal Menulis... D.Ihwal Menulis Cerpen...
1. Menulis Cerpen... 2. Pengertian Cerpen...
i ii iii iv vi ix xi xii 1 4 5 5 5 6 8 9 9 10 10 11 11 12
(7)
3. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen... 4. Langkah-langkah Menulis Cerpen... E. Anggapan Dasar... F. Hipotesis...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian... B.Desain Penelitian... C.Sumber Data Penelitian... 1. Populasi... 2. Sampel... D.Instrumen Penelitian...
1. Instrumen Tes... 2. Instrumen Penilaian... 3. Instrumen Perlakuan... E. Teknik Pengumpulan Data... F. Teknik Analisis Data...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Proses Penelitian... B.Deskripsi Hasil Data Penelitian...
1. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen... 2. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... C.Analisis Pengolahan Data...
1. Uji Reliabilitas Antarpenimbang... a. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Eksperimen... b. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Eksperimen.. c. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Kontrol... d. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Kontrol... 2. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest...
a. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen... b. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen...
12 15 16 17 18 18 20 20 20 21 21 22 24 44 44 51 54 54 55 57 57 57 61 64 68 71 71 77
(8)
c. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol... d. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol... 3. Uji Homogenitas...
a. Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen... b. Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... 4. Uji Hipotesis... D.Deskripsi Analisis Data...
1. Deskripsi Analisis Data Kelas Eksperimen... a. Deskripsi Analisis Data Pretest... b. Deskripsi Analisis Data Posttest... 2. Deskripsi Analisis Data Kelas Kontrol... a. Deskripsi Analisis Data Pretest... b. Deskripsi Analisis Data Posttest... E. Pembahasan Hasil Penelitian...
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan... B.Saran... DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
82 87 92 92 93 94 97 97 98 104 111 112 118 124
128 129
(9)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahasa. Maka dari itu pembelajaran bahasa sudah seharusnya mendapatkan perhatian tersendiri. Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang masih mendapatkan banyak kendala dan dirasa masih sukar dalam mempelajarinya. Berbeda dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan menulis tidak hanya harus dipelajari secara terus-menerus agar dapat dikuasai, namun dalam pembelajaran menulis dibutuhkan ide kreatif untuk menghasilkan sebuah tulisan yang berkualitas. Menulis sebagai suatu rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan mengungkapkan melalui bahasa tulis kepada pembaca, untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang (Moeliono, dalam Kusumaningsih, 1998, hlm. 390).
Selaras dengan pernyataan tersebut, sebuah tulisan tidak bisa hanya berbentuk guratan tanpa makna saja, tetapi didalamnya pasti mengandung maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Agar maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca tersampaikan dengan baik, maka diperlukan sebuah teknik menulis yang memudahkan pengarang atau penulis untuk menyampaikan semua ide yang ada dalam pikirannya kedalam sebuah tulisan. Begitu juga dalam pembelajaran menulis di sekolah. Siswa masih merasa kesulitan untuk menghasilkan sebuah tulisan. Hal ini dikarenakan ketika kegiatan pembelajaran, kompetensi siswa dalam menulis jarang digali dengan baik. Siswa hanya dijejali dengan teks dan teori tentang pembelajaran menulis tanpa memproduksi sebuah tulisan atau teks yang telah dipelajari. Kurangnya pembiasaan dalam kegiatan pembelajaran membuat siswa menjadi buta menulis dan merasa kesulitan untuk membuat sebuah tulisan. Selain
(10)
kurangnya pembiasaan menulis siswa, kurangnya minat siswa dalam menulis menjadi kendala besar. Ketika siswa diarahkan untuk membuat sebuah tulisan, keluhan yang muncul dari siswa adalah mereka kebingungan ketika hendak memulai membuat sebuah tulisan. Mereka kebingungan mengenai ide dan isi tulisan yang akan mereka buat. Hal inilah yang menghambat keterampilan menulis di sekolah. Begitu juga dengan keterampilan menulis cerita pendek yang dipelajari siswa kelas XI.
Dalam Kurikulum 2013, keterampilan menulis cerpen menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dipenuhi bagi siswa kelas XI. Kesulitan untuk memproduksi sebuah tulisan juga terjadi pada kompetensi dasar (KD) tersebut. Menulis cerpen merupakan kegiatan menulis yang di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang saling berangkaian dan tidak dapat dipisah-pisahkan secara tegas karena selalu ada kaitan antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut adalah menentukan tema, memulai karangan, merangkaikan peristiwa, membangun konflik dan mengakhiri cerita (Sumiyadi & Memen, 2014, hlm. 61) Cerpen sendiri adalah cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata (E. Kosasih, 2014, hlm. 111). Kesulitan yang dialami siswa dalam menulis cerpen ialah ketika membuat tulisan, siswa masih merasa sulit untuk menemukan inspirasi atau objek karena tidak ada yang memicu siswa untuk berpikir kreatif dan kritis. Selain sulit mendapatkan objek yang akan ditulis, siswa sulit menumpahkan isi pikiran dan ide menjadi sebuah tulisan. Terkadang siswa juga merasa dibatasi dengan cerita yang tersaji dalam buku pelajaran yang digunakan ketika kegiatan pembelajaran dan hanya terpaku dengan tema-tema yang sejenis dengan cerita yang telah disajikan dalam buku pelajaran. Selain masih sulit menemukan ide dalam menulis, biasanya siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan ide pokok atau inti dari sebuah tulisan. Hal ini dikarenakan ide atau gagasan yang muncul dalam pikiran siswa masih bersifat umum dan meluas. Selain itu, kesulitan yang seringkali dialami siswa adalah ketika memulai sebuah tulisan. Ide atau gagasan yang sudah ada dalam pikiran masih sulit dituangkan menjadi sebuah tulisan karena keterbatasan pengolahan teknik menulis dan cara
(11)
merangkaikan ide atau gagasan menjadi sebuah teks yang padu. Apalagi dengan adanya kurikulum baru yang menuntut siswa untuk dapat menulis berbagai jenis teks termasuk teks cerita pendek. Teknik pembelajaran yang disajikan pun harus benar-benar efektif dan memicu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang kemampuan menulis cerpen dengan memilih teknik
clustering (pengelompokkan ide) terhadap siswa kelas XI SMAN 24 Bandung yang bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik tersebut.
Teknik clustering sendiri merupakan turunan dari metode Quantum
Learning. Quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik
pemercepatan belajar, dan neurolinguistik (NLP) . Prinsipnya adalah quantum
learning dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar (DePorter & Hernacki, 2005, hlm. 14). Begitupun dengan teknik clustering, teknik ini memberikan alternatif bagi pembelajaran menulis cerpen melalui penuangan ide-ide secara langsung (DePorter & Hernacki, 2005, hlm. 14). Teknik
clustering juga memudahkan siswa untuk menulis karena dengan teknik ini siswa dapat mempersempit topik atau tema yang masih umum dengan cara mengelompokkan beberapa kata yang masih memiliki relasi dan kedekatan hubungan dengan topik tersebut. Teknik tersebut juga dapat membuat siswa memiliki keinginan menulis yang tak terbendung karena dalam langkah kegiatan nya siswa membuat pengelompokkan kata-kata yang berelasi untuk dijadikan kerangka tulisan. Ketika pengelompokkan kata sudah selesai dibuat, siswa akan memiliki gambaran tentang tulisan yang akan mereka buat.
Sebelumnya sudah dilakukan penelitian menggunakan teknik clustering
oleh Yulia (2014) yaitu pada pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi dengan judul “Penerapan Teknik Clustering (Pengelompokkan)
dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi” (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun
(12)
digunakan untuk menulis teks laporan hasil observasi. Dalam menulis teks
laporan hasil observasi, teknik clustering membantu siswa untuk
mengelompokkan bagian khusus dari bagian umum yang akan di deskripsikan lebih lanjut dalam teks. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah terjadi peningkatan dalam kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan
teknik clustering. Teknik clustering dapat membiasakan siswa belajar
nyaman dan menyenangkan karena proses yang dijalani sama dengan proses berpikir pada otak. Sedangkan dalam menulis cerpen, teknik clustering
membantu siswa lebih leluasa menuangkan gagasan atau ide yang ada dalam pikirannya, karena teknik clustering memicu siswa berpikir kreatif.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, teknik clustering terbukti
berpengaruh dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Untuk
memperkuat bukti mengenai efektivitas teknik clustering, dilakukan
penelitian sejenis yang diterapkan pada kelas XI. Perbedaan antara penelitian kali ini dengan penelitian sebelumnya yaitu jika penelitian sebelumnya teknik tersebut diterapkan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi, sedangkan dalam penelitian kali ini peneliti akan mengujicobakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Peneliti melaksanakan penelitian di SMAN 24 Bandung dengan judul “Penerapan Teknik Clustering dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 24 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah, yakni:
1. Siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis
khususnya dalam memproduksi sebuah tulisan.
2. Kegiatan pembelajaran menulis yang digunakan kurang efektif dan
kurang menggali kemampuan menulis siswa.
3. Pembiasaan memproduksi sebuah tulisan yang minim dilakukan dalam
(13)
4. Kurangnya pemicu siswa untuk berpikir kritis dalam membuat sebuah tulisan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah untuk penelitian yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung dalam
menulis cerpen sebelum dan sesudah menggunakan teknik clustering di kelas eksperimen?
2. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung dalam
menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran yang tidak menggunakan teknik clustering di kelas kontrol?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis
cerpen siswa kelas XI SMAN 24 Bandung di kelas eksperimen dan di kelas kontrol?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini antara lain, untuk mendeskripsikan:
1. kemampuan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung dalam menulis cerpen
sebelum dan sesudah menggunakan teknik clustering di kelas
eksperimen;
2. kemampuan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung dalam menulis cerpen
sebelum dan sesudah pembelajaran yang tidak menggunakan teknik
clustering di kelas kontrol;
3. perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas
XI SMAN 24 Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
(14)
1. Manfaat Teoretis
Penelitian yang dilakukan akan menghasilkan pengetahuan tentang menulis dan teknik yang tepat untuk pembelajaran menulis siswa terutama menulis cerpen. Selain digunakan dalam pembelajaran menulis
cerpen, teknik clustering juga dapat digunakan dalam pembelajaran
menulis laporan, esai, proposal, cerita hingga puisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian yang dilakukan akan menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam kegiatan pembelajaran dan mengetahui teknik atau model pembelajaran yang cocok dalam mengajarkan suatu materi. Guru juga dapat mengeksplorasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran yang lebih variatif sehingga siswa tidak merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Bagi Siswa
Teknik yang digunakan dalam penelitian diharapkan membuat siswa lebih menguasai materi atau kompetensi dasar (KD) yang ingin dicapai. Penelitian ini juga memudahkan siswa untuk menemukan cara pembelajaran yang cocok dan dirasa cukup efektif dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
c. Bagi Peneliti Lain
Manfaat untuk peneliti lain yaitu penelitian ini bisa menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya serta menjadi sebuah pembanding untuk penelitian yang sejenis lainnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi gambaran penelitian untuk para peneliti selanjutnya.
F. Struktur Organisasi
Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam skripsi ini, peneliti membuat struktur organisasi skripsi. Bagian ini berisi rincian isi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Skripsi ini secara keseluruhan terdiri atas lima bab.
(15)
Pada bab I dalam skripsi ini berisi pendahuluan yang memuat alasan peneliti melakukan penelitian. Adapun bab I itu di dalamnya memuat pemaparan latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Pada bab II skripsi ini memuat kajian pustaka mengenai teknik clustering
dan pembelajaran menulis cerpen. Dalam bab ini dijelaskan secara teoretis tentang kedua variabel yang dijadikan sebagai dasar penelitian dalam skripsi ini.
Bab III memuat metodologi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini. Pembahasannya mencakup jenis penelitian yang dilakukan meliputi teknik pengumpulan data, pengolahan data, serta instrumen yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam skripsi.
Pada bab IV memuat pembahasan data peneltian. Data yang telah diperoleh akan diolah menggunakan teknik pengolahan yang telah dirumuskan. Data hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan disajikan dalam bentuk statistik yang dideskripsikan.
Bab V memuat simpulan dan saran. Simpulan berisi pembahasan dari data yang telah terkumpul pada bab IV. Sedangkan saran merupakan hal-hal penting yang perlu disampaikan peneliti kepada pembaca.
(16)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Dasar dari sebuah penelitian adalah adanya suatu masalah yang timbul. Dari masalah tersebut peneliti harus mencari sebuah cara untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang ada. Maka dari itu, sebuah penelitian tentu saja membutuhkan suatu metode. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 3). Hal ini berarti suatu masalah yang timbul akan terselesaikan apabila menggunakan metode yang tepat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu atau eksperimen kuasi. Metode penelitian ini dipilih untuk mengujicobakan sebuah teknik dalam pembelajaran menulis cerpen.
Dalam penelitian ini teknik clustering akan digunakan dalam
pembelajaran menulis cerpen kelas XI SMAN 24 Bandung agar diketahui perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik tersebut.
B. Desain Penelitian
Bentuk eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent control group design. Dalam
desain ini peneliti memilih dua kelas secara non acak untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan agar dapat terlihat perbedaan antara kelas yang diberikan perlakuan atau stimulus dengan kelas yang tidak.
Metode ini digunakan untuk mengetahui perbedaan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMAN 24 Bandung sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran menggunakan teknik clustering dan menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah pola penelitian yang dapat digambarkan dari desain yang digunakan.
(17)
Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
E : Kelompok/kelas eksperimen K : Kelompok/kelas kontrol
O1: Pretest pada kelompok/kelas eksperimen
O2: Postest pada kelompok/kelas eksperimen
X : Perlakuan/pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan teknik
clustering.
O3: Pretest pada kelompok/kelas kontrol
O4: Postest pada kelompok/kelas kontrol
Desain nonequivalent control group design yang digunakan dalam
penelitian ini hampir sama dengan dengan pretest-posttest control group design. Perbedaannya peneliti dapat memilih kelompok eksperimen dan kelas kontrol secara bebas namun harus tetap bersifat homogen. Dalam desain nonequivalent control group design kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013, hlm. 116).
Dalam desain nonequivalent control group design, setelah dipilih dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dari keseluruhan kelas XI SMAN 24 Bandung secara non acak, kedua kelas tersebut diberikan pretest (tes awal). Pretest ini diberikan untuk mengetahui kemampuan awal menulis cerpen siswa pada kedua kelas tersebut sebelum teknik clustering diujicobakan pada kelas eksperimen. Selanjutnya kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment)
yaitu pembelajaran menggunakan teknik clustering, sedangkan pada kelas kontrol,
pembelajaran menulis cerpen dilaksanakan tanpa menggunakan teknik clustering.
O1 X O2 E (Eksperimen)
(18)
Kemudian setelah itu diberikan posttest (tes akhir) kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk membandingkannya dengan hasil pretest. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran menggunakan teknik clustering.
C. Sumber Data Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 24 Bandung. Populasi tersebar dari kelas XI MIA 1 hingga kelas XI IIS 2. Berikut ini adalah data sebaran kelas XI SMAN 24 Bandung tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Populasi Jumlah Jumlah
Keseluruhan Laki-laki Perempuan
Siswa Kelas X MIA 1 12 18 30
Siswa Kelas X MIA 2 14 22 36
Siswa Kelas X MIA 3 15 19 34
Siswa Kelas X MIA 4 19 16 35
Siswa Kelas X MIA 5 23 15 38
Siswa Kelas X MIA 6 22 12 34
Siswa Kelas X MIA 7 12 18 30
Siswa Kelas X MIA 8 14 16 30
Siswa Kelas X IIS 1 18 14 32
Siswa Kelas X IIS 2 15 20 35
2. Sampel
Penelitian ini mengambil sampel secara non acak yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan yang ditentukan sendiri oleh peneliti karena sampel sudah memiliki karakteristik tertentu. Setelah berkonsultasi dengan guru yang bersangkutan, maka sampel yang
(19)
digunakan pada penelitian ini adalah kelas XI MIA 7 dan kelas XI MIA 8 SMAN 24 Bandung. Kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan yang sama sehingga sampel bersifat homogen.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Sampel Jumlah Jumlah
Keseluruhan Laki-laki Perempuan
Kelas XI MIA 7 12 18 30
Kelas XI MIA 8 14 16 30
Jumlah Keseluruhan 26 34 60
D. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006, hlm. 163) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Maka dari itu dalam penelitian ini peneliti merancang beberapa instrumen sebagai berikut.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk ketika melakukan pretest dan
posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis yang ditujukan kepada kedua kelas penelitian yaitu kelas XI MIA 8 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 7 sebagai kelas kontrol SMAN 24 Bandung. Soal yang dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Buatlah sebuah cerpen dengan tema sesuai pilihanmu masing-masing dengan memperhatikan aspek-aspek berikut ini!
a. Kelengkapan unsur intrinsik (tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, gaya
bahasa, dan amanat).
b. Teknik penulisan dan ejaan.
(20)
2. Instrumen Penilaian (kriteria penilaian cerpen) Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Menulis Cerita Pendek
No Aspek Kriteria dan Skor
25-21 20-14 15-11 10
1. Kelengkapan
aspek formal cerpen Bobot: 1 Memuat 1) Judul; 2) nama pengarang; 3) dialog, dan 4) narasi. Hanya memuat tiga subaspek Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
2. Kelengkapan
unsur intrinsik cerpen
Bobot: 3
Memuat
1) fakta cerita (plot, tokoh, dan latar); 2) sarana cerita
(sudut pandang, pencitraan,
dan gaya
bahasa), dan
3) pengembang
an tema
yang relevan dengan judul. Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
3. Keterpaduan
unsur dan
struktur cerpen
Struktur disusun
dengan
memperhatikan
1) kaidah plot
(kelogisan, Memuat tiga subaspek, namun tidak Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
(21)
Bobot: 4
rasa ingin
tahu, kejutan dan
keutuhan) dan
penahapan
plot (awal,
tengah, akhir);
2) dimensi
tokoh dan
penggambar
an tokoh
(psikologis dan
sosiologis), dan
3) dimensi latar (tempat,wak
tu, dan
sosial).
lengkap
4.
Kesesuaian penggunaan
ejaan dan
bahasa cerpen Menggunakan: 1) kaidah EYD; 2) konsistensi penulisan, dan 3) ragam
bahasa yang disesuaikan dengan dimensi Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
(22)
Bobot: 2
tokoh dan
latar.
Kriteria penilaian di atas berdasarkan Kriteria Penilaian Menulis Cerita pendek menurut Sumiyadi (2010) dan telah dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian di lapangan. Skor yang diperoleh siswa dikonversi langsung menjadi nilai dengan menggunakan rumus:
Ʃ(Skor per Aspek X Bobot)
2,5
Tabel 3.4
Penilaian PAN Skala Empat
Skala Nilai Kategori
85-100 Sangat Baik
75-84 Baik
60-74 Cukup
40-59 Kurang
Sumber: Nurgiyantoro, 2013, hlm.253
3. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya berisi rangkaian
pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik clustering sebagai
(23)
a. Perlakuan 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 24 BANDUNG Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 45 menit x 2 JP
A. KOMPETENSI INTI
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
B. KOMPETENSI DASAR
4.2 Memproduksi teks cerita pendek yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
C. INDIKATOR
1. Menelaah unsur intrinsik cerpen.
2. Menentukan topik untuk memproduksi cerpen.
(24)
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
2. Siswa dapat menentukan topik dan tema cerpen yang akan ditulis
menggunakan teknik clustering.
3. Siswa dapat membuat cerpen yang memiliki unsur intrinsik yang
lengkap.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Unsur intrinsik cerpen (tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat).
2. Teknik clustering
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Metode : Quantum Learning
(25)
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Tabel 3.5
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Mengajak semua siswa berdoa menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran).
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3. Guru mengecek kesiapan siswa belajar baik
secara fisik maupun psikologis.
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang akan dicapai.
5. Guru menyampaikan garis besar cakupan
materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan
latihan-latihan dan tugas dalam
pembelajaran.
10 menit
Inti
Mengamati
1. Membaca cerpen yang diberikan oleh guru.
Menanya
2. Mempertanyakan unsur intrinsik cerpen.
3. Mempertanyakan topik pengalaman,
peristiwa/kejadian yang digali. Mengeksplorasi
4. Menelaah unsur intrinsik cerpen.
5. Siswa menggunakan teknik clustering
(26)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu melakukan kegiatan sebagai berikut untuk
membuat sebuah cerpen.
a. menuliskan sebuah gagasan atau ide
berupa sebuah kata/frasa sebagai gagasan utama/kata primer dan melingkarinya;
b. guru menyuruh siswa menuliskan
kata yang pertama kali timbul dalam
pikiran siswa ketika
melihat/mendengar kata primer
yang telah dituliskan sebelumnya;
c. meneruskan hubungan-hubungan
dari kata-kata sekunder dan
melingkarinya. Kemudian
mengulanginya sampai terbentuk beberapa rantai pengelompokkan kata;
d. memperhatikan rantai yang sudah
terbentuk dan mencoret gagasan yang dianggap tidak berhubungan.
Kemudian menemukan “AHA”
(desakan untuk menulis), dan
e. mengembangkan gagasan menjadi
tulisan cerpen. Menalar
6. Menemukan unsur intrinsik cerpen.
Mengomunikasikan
(27)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu telah dibaca secara lisan.
8. Mengutarakan cerpen yang telah ditulis.
Penutup
1. Guru bersama-sama dengan siswa atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
2. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3. Memberikan tugas, baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa.
5 menit
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Contoh cerpen
2. Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas XI (wajib).
I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Tabel 3.6
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk
Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Penilaian Pengetahuan Lembar Penilaian Pengetahuan
(28)
2. Instrumen Penilaian a. Pengamatan Sikap
Tabel 3.7
Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama
Siswa Religius Jujur
Tanggung
jawab Santun Jumlah 1.
2. 3. 4.
Tabel 3.8
Rubrik Penilaian Sikap
Rubrik Skor
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
2
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
3
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
(29)
Nilai Sikap = (Jml skor diperoleh : 16) x 4 b. Penilaian Pengetahuan
Tabel 3.9
Kriteria Penilaian Menulis Cerpen Siswa
No Aspek Kriteria dan Skor
25-21 20-14 15-11 10
1. Kelengkapan
aspek formal
cerpen Bobot: 1 Memuat 1) Judul; 2) nama pengarang ; 3) dialog, dan 4) narasi. Hanya memuat tiga subaspek Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
2. Kelengkapan
unsur intrinsik cerpen
Memuat:
1) fakta
cerita (plot, tokoh, dan latar); 2) sarana cerita (sudut pandang, pencitraan gaya bahasa), dan 3) pengemba
ngan tema yang relevan Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
(30)
Bobot: 3
dengan judul.
3. Keterpaduan
unsur/struktur cerpen
Bobot: 4
Struktur disusun dengan
memperhatikan:
1) kaidah
plot (kelogisan
, rasa
ingin tahu, kejutan dan keutuhan) dan penahapan plot (awal, tengah, akhir); 2) dimensi
tokoh dan penggamb aran tokoh (psikologi
s dan
sosiologis) , dan 3) dimensi latar (tempat, waktu, dan sosial). Memuat tiga subaspek, namun tidak lengkap Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
(31)
4. Kesesuaian penggunaan
ejaan dan
bahasa cerpen
Bobot: 2
Menggunakan:
1) kaidah
EYD;
2) konsistens
i
penulisan, dan
3) ragam
bahasa yang disesuaika n dengan dimensi tokoh dan latar.
Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap
Hanya memuat dua subaspek
Hanya memuat satu subaspek
(Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Menulis Cerita pendek dan telah dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian di lapangan). Skor yang diperoleh siswa dikonversi langsung menjadi nilai dengan menggunakan rumus:
Ʃ(Skor per Aspek X Bobot)
2,5
c. Penilaian Keterampilan
Tabel 3.10
(32)
No. Nama
Keterampilan yang dinilai
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan Mengolah
Argumen
Keterampilan Menanggapi
1. 2. 3. 4. Kriteria:
1 = sangat baik 3 = cukup
2 = baik 4 = kurang
b. Perlakuan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 24 BANDUNG Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
(33)
A. KOMPETENSI INTI
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
B. KOMPETENSI DASAR
4.2 Memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.
C. INDIKATOR
1. Menelaah struktur cerpen.
2. Menganalisis kesalahan ejaan kaidah kebahasaan cerpen.
3. Membuat cerpen yang sesuai dengan struktur dan kaidah yang benar.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
2. Siswa dapat membuat cerpen sesuai dengan struktur dan kaidah
(34)
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Struktur teks cerpen (abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda).
2. Teknik clustering
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Quantum Learning
Teknik : Clustering
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tabel 3.11 Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Mengajak semua siswa berdoa menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan
pembelajaran)
2. Melakukan komunikasi tentang
kehadiran siswa
3. Guru mengecek kesiapan siswa belajar
baik secara fisik maupun psikologis.
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang akan dicapai.
5. Siswa menerima informasi tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
(35)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
6. Guru menyampaikan garis besar
cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan latihan-latihan dan tugas dalam pembelajaran.
Inti
Mengamati
1. Membaca cerpen yang telah dibuat
pada pertemuan sebelumnya.
Menanya
2. Mempertanyakan struktur dan kaidah
kebahasaan cerpen.
3. Mempertanyakan topik pengalaman,
peristiwa/kejadian yang digali. Mengeksplorasi
4. Menelaah struktur dan kaidah
kebahasaan cerpen.
5. Siswa menggunakan teknik clustering
melakukan kegiatan sebagai berikut untuk membuat sebuah cerpen.
a. menuliskan sebuah gagasan
atau ide berupa sebuah
kata/frasa sebagai gagasan
utama/kata primer dan
melingkarinya;
b. guru menyuruh siswa
(36)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu menuliskan kata yang pertama
kali timbul dalam pikiran siswa ketika melihat/mendengar kata primer yang telah dituliskan sebelumnya;
c. meneruskan
hubungan-hubungan dari kata-kata
sekunder dan melingkarinya.
Kemudian mengulanginya
sampai terbentuk beberapa
rantai pengelompokkan kata;
d. memperhatikan rantai yamg
sudah terbentuk dan mencoret gagasan yang dianggap tidak berhubungan dan menemukan
“AHA” (desakan untuk
menulis); dan
e. mengembangkan gagasan
menjadi tulisan teks cerita pendek.
Menalar
6. Menemukan struktur dan kaidah
kebahasaan teks cerita pendek yang benar.
Mengomunikasikan
7. Mengutarakan struktur dan unsur
intrinsik teks cerita pendek yang telah dibaca secara lisan.
(37)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
8. Mengutarakan teks cerita pendek yang
telah ditulis.
Penutup
1. Guru bersama-sama dengan siswa atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Melakukan penilaian dan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3. Memberikan tugas, baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa.
5 menit
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Teks cerpen yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.
2. Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas XI (wajib).
I. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Tabel 3.12
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk
Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
(38)
Tes Unjuk Kerja Lembar Penilaian Performansi
2. Instrumen Penilaian a. Pengamatan Sikap
Tabel 3.13
Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama
Siswa Religius Jujur
Tanggung
jawab Santun Jumlah 1.
2. 3. 4.
Tabel 3.14 Rubrik Penilaian Sikap
Rubrik Skor
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
2
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
3
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan
(39)
ajeg/konsisten
Nilai Sikap = (Jml skor diperoleh : 16) x 4
b. Penilaian Pengetahuan Tabel 3.15
Kriteria Penilaian Menulis Cerpen Siswa
No Aspek Kriteria dan Skor
25-21 20-16 15-11 10
1. Kelengkapan
aspek formal cerpen Bobot: 1 Memuat 1) Judul; 2) nama pengarang; 3) dialog, dan 4) narasi. Hanya memuat tiga subaspek Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
2. Kelengkapan
unsur intrinsik cerpen
Bobot: 3
Memuat
1) fakta cerita (plot, tokoh, dan latar); 2) sarana cerita
(sudut pandang, pencitraan, gaya bahasa), dan 3) pengembang
an tema
yang relevan dengan judul. Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
(40)
unsur/struktu r cerpen
Bobot: 4
dengan
memperhatikan
1) kaidah plot
(kelogisan,
rasa ingin
tahu, kejutan dan
keutuhan) dan
penahapan
plot (awal,
tengah, akhir);
2) dimensi
tokoh dan
penggambar
an tokoh
(psikologis dan
sosiologis), dan
3) dimensi latar (tempat,wak
tu, dan
sosial). tiga subaspek, namun tidak lengkap memuat dua subaspek memuat satu subaspek
4. Kesesuaian
penggunaan
ejaan dan
bahasa cerpen Menggunakan: 1) kaidah EYD; 2) konsistensi penulisan, dan 3) ragam Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek
(41)
Bobot: 2
bahasa yang disesuaikan dengan dimensi
tokoh dan
latar.
(Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Menulis Cerita pendek dan telah dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian di lapangan). Skor yang diperoleh siswa dikonversi langsung menjadi nilai dengan menggunakan rumus:
Ʃ(Skor per Aspek X Bobot)
2,5 c. Penilaian Keterampilan
Tabel 3.16
Penilaian Keterampilan
No. Nama
Keterampilan yang dinilai Keterampilan
Berbahasa
Keterampilan Mengolah
Argumen
Keterampilan Menanggapi
1. 2. 3. 4.
Kriteria:
1 = sangat baik 3 = cukup
(42)
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Pada tahap awal penelitian, peneliti melakukan pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap ini siswa diminta menulis cerpen untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum mengikuti
pembelajaran menggunakan teknik clustering.
b. Pada tahap kedua, peneliti memberikan perlakuan/treatment pada kelas
eksperimen yaitu pembelajaran menggunakan teknik clustering.
Sedangkan teknik kontrol diberi pembelajaran menulis cerpen tanpa menggunakan teknik clustering.
c. Pada tahap akhir, peneliti memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap ini siswa diminta menulis cerpen untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam menulis cerpen setelah
mengikuti pembelajaran menggunkan teknik clustering.
F. Teknik Analisis Data
Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Data diolah secara kuantitatif menggunakan rumus statistik. Adapun langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut.
a. Membaca dan menilai hasil pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
b. Menganalisis dan mendeskripsikan beberapa hasil pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Hasil tes awal dan akhir akan yang telah dinilai oleh ketiga penilai akan dirata-ratakan dengan penghitungan sebagai berikut.
Nilai akhir = P1 + P2 + P3 3 d. Uji Reliabilitas Tes
Untuk menguji penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang penimbang untuk setiap penampilan apresiasi, maka uji reliabilitas dilakukan dengan mencari nilai reliabilitas dengan rumus:
(43)
� = ∑x ,�
1) Jumlah kuadrat siswa(testi)
�� ∑�� = ∑��� − ∑� ,�
2) Jumlah kuadrat penguji
�� ∑�� = ∑� − ∑��
3) Jumlah kuadrat total
�� ∑�� � = ∑� − ∑��
4) Jumlah kuadrat kekeliruan
�� ∑� �� = ∑� � − ∑�� − ∑�
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus:
Tabel 3.17 Format ANAVA Sumber
Variasi
SS Dk (N-1) Varians
Siswa SSt∑�� N – 1 SSt∑��
N − 1
Penguji SSp∑� p K – 1 *
Kekeliruan SSk∑� kk (N–1) (K–1) SSk∑� kk
N– 1 – K– 1
(44)
� = �� − �����
Keterangan:
rn : Reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi
Vkk : Variansi dari kekeliruan
Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.18 Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,80-1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60-0,80 Reliabilitas tinggi
0,40-0,80 Reliabilitas sedang
0,20-0,40 Reliabilitas rendah
0,00-0,20 Reliabilitas sangat rendah
e. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan untuk mengetahui kenormalan penyebaran data yang telah terkumpul. Peneliti melakukan uji normalits dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menghitung mean dengan menggunakan rumus.
−
�
=
∑ )Keterangan :
−
�
=
rata-rata nilai(45)
� = jumlah siswa
2) Menghitung modus dengan rumus. = b + p
[
+
]
Keterangan :
Mo = Modus
b = batas kelas interval p = panjang kelas interval
b1 = frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya
3) Menghitung simpangan baku atau standar deviasi Sd =
√
∑ − ∑−
4) Menghitung daftar frekuensi
Rentang kelas (R) = Skor maks – Skor min
Banyak kelas (K) = 1 + 3,3log n
Panjang kelas (P) = �
�
Z untuk batas kelas = batas kelas – nilai rata-rata standar deviasi
Ei (frekuensi diharapkan) = Luas i x ∑�
Oi (frekuensi pengamatan)
5) Menggunakan rumus chi-kuadrat
� = ∑ �− ��
Keterangan :
� = nilai Chi Kuadrat
(46)
� = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis) Rumus untuk mencari frekuensi teoretis yaitu:
∑f = ∑fk x ∑fb
∑T
Keterangan :
∑f = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)
∑fk
=
jumlah frekuensi pada kolom∑fb = jumlah frekuensi pada baris
∑T = jumlah keseluruhan baris atau kolom
6) Menentukan derajat kebebasan (dk) Dk = K – 3
K = banyaknya kelas
7) Menentukan nilai X2hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2
dengan tingkat kepercayaan 95% (@= 0,05).
8) Menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagai
berikut.
Jika X2hitung < X2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.
Jika X2hitung> X2tabel maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
(Subana, 2011, hlm. 149)
f. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sifat varian sampel yang digunakan dalam penelitian. Dengan uji homogenitas, akan diketahui varian sampel dalam penelitian ini bersifat homogen (sama) atau heterogen (berbeda) yang nantinya akan dijadikan data dalam penelitian ini. Penentuan homogen atau tidaknya suatu data, berdasarkan pada kriteria berikut ini.
- Jika Fhitung< Ftabel artinya distribusi data homogen
(47)
Uji homogenitas menggunakan uji F
ℎ� =
Keterangan :
ℎ� = nilai yang dicari
Vb = standar deviasi pra kelas eksperimen Vk = standar deviasi pasca kelas eksperimen
(Subana, 2001, hlm. 161)
g. Uji Hipotesis
Setelah data terbukti normal dan homogen, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t (t-test) desain tiga. Uji t desain tiga ini digunakan oleh peneliti karena penelitian ini menggunakan kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi nilai mean. Hipotesis yang dibuat adalah sebagai berikut.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik
clustering.
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik
clustering.
Atau H1 : µE ≠ µK H0 : µE = µK
Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya perubahan yang signifikan setelah teknik clustering diujicobakan. Uji hipotesis ini menggunakan rumus uji t dengan langkah-langkah sebagai berikut.
(48)
1) Mencari Mx
Mx = ∑
2) Mencari ∑X
∑x2= ∑x2 – ∑�
3) Mencari My
My = ∑
4) Mencari ∑y2
∑y2= ∑y2 – ∑
5) Mencari thitung
thitung =
−
√[� +� −∑ + ∑ ][� +� ]
6) Menghitung derajat kebebasan (db) db = n1 + n2 – 2
7) Menentukan ttabel dengan taraf signifikan 95 % (ɑ = 0,05)
t tabel = t (1-a) (db)
Berdasarkan nilai db, mencari harga t dari tabel dengan taraf signifikan 1% dan 5%, dengan ketentuan berikut ini.
- Jika thitung > ttabel maka Ho atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau
hipotesis kerja diterima.
- Jika thitung < ttabel maka Ho atau hipotesis nol diterima dan Ha atau
hipotesis kerja ditolak
Jika �ℎ� lebih besar dari � , dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun, jika �ℎ� lebih kecil atau sama dengan � maka kedua variabel tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.
(49)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan siswa kelas XI MIA 7 dan kelas XI MIA 8 dalam pembelajaran
menulis cerpen di SMAN 24 Bandung menggunakan teknik clustering,
peneliti menarik simpulan sebagai berikut.
1. Secara umum kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis cerpen
sebelum pemberian perlakuan masih kurang. Tingkat kesalahan siswa terdapat pada relevansi judul dengan isi cerita, pengembangan cerita, penggambaran tokoh dan latar, penulisan kaidah EYD, pemilihan diksi, dan penentuan akhir cerita. Namun setelah pemberian perlakuan berupa
pembelajaran menggunakan teknik clustering, kemampuan menulis
cerpen siswa pun mengalami peningkatan yang signifikan dan kesalahan dapat diminimalisasi. Hal ini terbukti dengan melihat nilai rata-rata siswa
pada pretest sebesar 72 yang kemudian meningkat ketika posttest
diperoleh hasil sebesar 82. Dari kedua data tersebut dapat terlihat bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen naik sebanyak 10 angka.
2. Secara umum kemampuan siswa kelas kontrol dalam menulis cerpen
masih kurang. Tingkat kesalahan yang ditemui sama seperti pada kelas eksperimen yaitu relevansi judul dengan isi cerita, pengembangan cerita, penggambaran tokoh dan latar, penulisan kaidah EYD, pemilihan diksi, dan penentuan akhir cerita. Namun setelah pembelajaran menulis cerpen menggunakan metode ceramah dan diskusi, kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan dan kesalahan dapat diminimalisasi. Namun tidak seperti pada kelas eksperimen, kelas kontrol mengalami peningkatan yang tidak terlalu baik. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata siswa pada pretest sebesar 74,7 dan nilai rata-rata pada posttest
sebesar 77. Dari kedua data tersebut dapat terlihat bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas kontrol sebanyak 2,3 angka saja.
(50)
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t diperoleh ttabel ≤ thitung ≥ ttabel, yaitu 2,0021 ≤ 5,58≥ 2,0021. Hasil tersebut
mengacu pada Ha (Terdapat kemampuan yang signifikan antara
kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran menggunakan teknik clustering) dapat dibuktikan bahwa
Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga teknik clustering ini dapat
diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan simpulan yang sudah dikemukakan sebelumnya, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, di antaranya sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, teknik clustering
efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen. Teknik ini sebagai alternatif bagi guru agar pembelajaran menulis menjadi lebih menyenangkan dan membangkitkan semangat menulis siswa. Selain dalam menulis cerpen, teknik ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks lain seperti teks teks eksplanasi, teks eksposisi, ataupun teks deskripsi.
2. Dalam menerapkan teknik clustering, guru harus cermat mengatur waktu
agar lebih efisien karena menulis membutuhkan waktu yang cukup lama.
3. Pembelajaran akan lebih menyenangkan apabila guru mendukungnya
dengan menyediakan media yang bervariasi. Hal ini akan menghapuskan paradigma membosankan di benak siswa ketika belajar bahasa Indonesia.
4. Peneliti pembelajaran menulis cerpen selanjutnya diharapkan dapat
menerapkan strategi, model, teknik, dan media yang belumpernah digunakan sebelumnya agar siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang berulang dan untuk menambah minat siswa pada pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam keterampilan menulis.
(1)
� = jumlah siswa
2) Menghitung modus dengan rumus. = b + p
[
+
]
Keterangan : Mo = Modus
b = batas kelas interval p = panjang kelas interval
b1 = frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya
3) Menghitung simpangan baku atau standar deviasi Sd =
√
∑ − ∑−
4) Menghitung daftar frekuensi
Rentang kelas (R) = Skor maks – Skor min Banyak kelas (K) = 1 + 3,3log n
Panjang kelas (P) = �
�
Z untuk batas kelas = batas kelas – nilai rata-rata standar deviasi Ei (frekuensi diharapkan) = Luas i x ∑�
Oi (frekuensi pengamatan)
5) Menggunakan rumus chi-kuadrat
� = ∑ �− �� Keterangan :
� = nilai Chi Kuadrat
(2)
� = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis) Rumus untuk mencari frekuensi teoretis yaitu:
∑f = ∑fk x ∑fb
∑T
Keterangan :
∑f = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)
∑fk
= jumlah frekuensi pada kolom
∑fb = jumlah frekuensi pada baris
∑T = jumlah keseluruhan baris atau kolom
6) Menentukan derajat kebebasan (dk) Dk = K – 3
K = banyaknya kelas
7) Menentukan nilai X2hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2
dengan tingkat kepercayaan 95% (@= 0,05).
8) Menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagai berikut.
Jika X2hitung < X2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.
Jika X2hitung> X2tabel maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
(Subana, 2011, hlm. 149)
f. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sifat varian sampel yang digunakan dalam penelitian. Dengan uji homogenitas, akan diketahui varian sampel dalam penelitian ini bersifat homogen (sama) atau heterogen (berbeda) yang nantinya akan dijadikan data dalam penelitian ini. Penentuan homogen atau tidaknya suatu data, berdasarkan pada kriteria berikut ini.
- Jika Fhitung< Ftabel artinya distribusi data homogen - Jika Fhitung> Ftabel artinya distribusi data tidak homogen
(3)
Uji homogenitas menggunakan uji F
ℎ� = Keterangan :
ℎ� = nilai yang dicari
Vb = standar deviasi pra kelas eksperimen Vk = standar deviasi pasca kelas eksperimen
(Subana, 2001, hlm. 161)
g. Uji Hipotesis
Setelah data terbukti normal dan homogen, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t (t-test) desain tiga. Uji t desain tiga ini digunakan oleh peneliti karena penelitian ini menggunakan kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi nilai mean. Hipotesis yang dibuat adalah sebagai berikut.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik
clustering.
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik
clustering.
Atau H1 : µE ≠ µK H0 : µE = µK
Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya perubahan yang signifikan setelah teknik clustering diujicobakan. Uji hipotesis ini menggunakan rumus uji t dengan langkah-langkah sebagai berikut.
(4)
1) Mencari Mx Mx = ∑ 2) Mencari ∑X
∑x2= ∑x2 – ∑�
3) Mencari My My = ∑ 4) Mencari ∑y2
∑y2= ∑y2 – ∑
5) Mencari thitung
thitung =
−
√[� +� −∑ + ∑ ][� +� ]
6) Menghitung derajat kebebasan (db) db = n1 + n2 – 2
7) Menentukan ttabel dengan taraf signifikan 95 % (ɑ = 0,05)
t tabel = t (1-a) (db)
Berdasarkan nilai db, mencari harga t dari tabel dengan taraf signifikan 1% dan 5%, dengan ketentuan berikut ini.
- Jika thitung > ttabel maka Ho atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau
hipotesis kerja diterima.
- Jika thitung < ttabel maka Ho atau hipotesis nol diterima dan Ha atau
hipotesis kerja ditolak
Jika �ℎ� lebih besar dari � , dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun, jika �ℎ� lebih kecil atau sama dengan � maka kedua variabel tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.
(5)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan siswa kelas XI MIA 7 dan kelas XI MIA 8 dalam pembelajaran menulis cerpen di SMAN 24 Bandung menggunakan teknik clustering, peneliti menarik simpulan sebagai berikut.
1. Secara umum kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis cerpen sebelum pemberian perlakuan masih kurang. Tingkat kesalahan siswa terdapat pada relevansi judul dengan isi cerita, pengembangan cerita, penggambaran tokoh dan latar, penulisan kaidah EYD, pemilihan diksi, dan penentuan akhir cerita. Namun setelah pemberian perlakuan berupa pembelajaran menggunakan teknik clustering, kemampuan menulis cerpen siswa pun mengalami peningkatan yang signifikan dan kesalahan dapat diminimalisasi. Hal ini terbukti dengan melihat nilai rata-rata siswa pada pretest sebesar 72 yang kemudian meningkat ketika posttest
diperoleh hasil sebesar 82. Dari kedua data tersebut dapat terlihat bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen naik sebanyak 10 angka.
2. Secara umum kemampuan siswa kelas kontrol dalam menulis cerpen masih kurang. Tingkat kesalahan yang ditemui sama seperti pada kelas eksperimen yaitu relevansi judul dengan isi cerita, pengembangan cerita, penggambaran tokoh dan latar, penulisan kaidah EYD, pemilihan diksi, dan penentuan akhir cerita. Namun setelah pembelajaran menulis cerpen menggunakan metode ceramah dan diskusi, kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan dan kesalahan dapat diminimalisasi. Namun tidak seperti pada kelas eksperimen, kelas kontrol mengalami peningkatan yang tidak terlalu baik. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata siswa pada pretest sebesar 74,7 dan nilai rata-rata pada posttest
sebesar 77. Dari kedua data tersebut dapat terlihat bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas kontrol sebanyak 2,3 angka saja.
(6)
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t diperoleh ttabel ≤ thitung ≥ ttabel, yaitu 2,0021 ≤ 5,58≥ 2,0021. Hasil tersebut
mengacu pada Ha (Terdapat kemampuan yang signifikan antara
kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik clustering) dapat dibuktikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga teknik clustering ini dapat
diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan simpulan yang sudah dikemukakan sebelumnya, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, di antaranya sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, teknik clustering
efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen. Teknik ini sebagai alternatif bagi guru agar pembelajaran menulis menjadi lebih menyenangkan dan membangkitkan semangat menulis siswa. Selain dalam menulis cerpen, teknik ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks lain seperti teks teks eksplanasi, teks eksposisi, ataupun teks deskripsi.
2. Dalam menerapkan teknik clustering, guru harus cermat mengatur waktu agar lebih efisien karena menulis membutuhkan waktu yang cukup lama. 3. Pembelajaran akan lebih menyenangkan apabila guru mendukungnya
dengan menyediakan media yang bervariasi. Hal ini akan menghapuskan paradigma membosankan di benak siswa ketika belajar bahasa Indonesia. 4. Peneliti pembelajaran menulis cerpen selanjutnya diharapkan dapat menerapkan strategi, model, teknik, dan media yang belumpernah digunakan sebelumnya agar siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang berulang dan untuk menambah minat siswa pada pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam keterampilan menulis.