SNFP UM 2016 RIZAL MUSTOFA
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament
untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2
Boyolali pada Mata Pelajaran Fisika
RIZAL MUSTOFA
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta
E-mail: [email protected]
TEL: 081575901010
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa saat pembelajaran
fisika dengan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Boyolali yang
berjumlah 34 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dan
analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada peningkatan partisipasi siswa setelah
penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament. Hal ini dapat dilihat dalam
pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase rata-rata partisipasi siswa
meningkat 11 ,16 % dari 49,82 % menjadi 60,98 % dan pada siklus II meningkat 16,95 % menjadi
77,48 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Teams Games
Tournament dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Boyolali pada
mata pelajaran fisika.
Kata Kunci: Partisipasi siswa, Teams Games Tournament.
PENDAHULUAN
Fisika merupakan bagian dari scien-ce maka hakikat dari fisika sama dengan
hakikat pada science, yaitu fisika seba-gai produk, fisika sebagai proses, dan fi-sika
sebagai sikap. Dalam pembelajaran fisika di sekolah proses memiliki peranan yang
amat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran fisika. Proses yang di maksud ini
adalah ketelibatan aktif antara siswa dengan guru saat pembelajaran fisika
berlangsung.
Pembelajaran fisika yang baik ada-lah pembelajaran fisika yang berpusat pada
siswa (student centered learning). Guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber
informasi dalam proses pembe-lajaran di kelas. Guru hanya berperan sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa. Guru tidak mendominasi kegiatan belajar tetapi
menciptakan kondisi yang mendukung pembelajaran. Proses pem-belajaran fisika yang
baik dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 2 Boyolali kelas XI
IPA 3 pada mata pelajaran fisika, metode pembelajaran yang banyak digunakan adalah
metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) dengan
alasan metode ini praktis dan tidak menyita banyak waktu untuk mengajar. Akibat dari
kebiasaan tersebut parti-sipasi siswa rendah, kerja sama dalam kelompok tidak
optimal, siswa menjadi bosan dalam proses pembelajaran, kurang semangat dalam
memecahkan masalah, kegiatan mengajara tidak efektif dan efisien sehingga pada
akhirnya hasil belajar siswa rendah.
Sedangkan dari wawancara dengan beberapa siswa kelas XI IPA 3 mengatakan
bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang sulit karena banyak rumus yang harus di
hafalkan dan sulit memahami soal dengan baik. Selain itu penggunaan media jarang
digunakan dan tidak ada variasi dalam metode pembelajarannya.
Berangkat dari masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa
salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena proses belajar mengajar
masih berpusat pada guru sehingga partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sangat
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-153
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
kurang. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
partisipasi siswa. Partisipasi siswa yang meningkat akan memunculkan rasa ingin tahu
siswa tentang permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran fisika. Dari rasa
ingin tahu tersebut akan menuntut siswa itu sendiri untuk memecahkan masalah
tersebut secara individu maupun kelompok sehingga proses pembelajaran fisika di kelas
akan berlangsung dengan efektif dan efisien.
Usaha untuk meningkatkan partisi-pasi siswa dalam pembelajaran fisika kelas XI
IPA 3 SMA N 2 Boyolali salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Model pem-belajaran ini dapat
melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh, terutama dalam hal partisipasi dalam
pembe-lajaran. Model pembelajaran ini menun-tut siswa untuk aktif dalam kelompok
dan aktif dalam games berupa tourna-ments. Tournaments dalam pembe-a-jaran ini
akan memperbutkan hadiah yang telah di sediakan oleh guru.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rischa Nur Fitriyana (2010) menyimpulkan
bahwa pembelajaran menggunaan model Teams Games Tournament lebih baik daripada
meng-gunakan metode ceramah. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Anik
Sugiyarti (2010) menyimpulkan bahwa Metode TGT (Teams Games Tourna-ment) dapat
meningkatkan partisipasi siswa.
Model Pembelajaran Teams Games Tournament dikembangkan oleh David De Vries
dan Keath Edward (1995). Pada model ini terdapat kegiatan kerja sama antar kelompok
dengan mengem-bangkan kerja sama antar siswa. Metode pembelajaran ini terdapat
kegiatan permainan dalam proses pembelajaran. Permainan ini mengandung unsur
persaingan dan aturan permainan telah ditentukan sebelumnya. Permainan ini
menuntut partisipasi aktif dari setiap siswa guna bersaing dalam permainan untuk
memperoleh suatu kemenangan.
Permainan merupakan salah satu cara belajar yang paling efektif, yaitu dengan
bermain dalam kegiatan belajar mengajarnya, atau yang biasa disebut sebagai
permainan edukatif. Permainan edukatif menurut Andang Ismail (2006: 119) adalah
suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat
pendidikan yang bersifat mendidik.
Menurut Slavin (2005:163) kompo-nen-komponen model pembelajaran Teams
Games Tournament adalah tahap presentasi kelas, belajar dalam team, game,
tournament, dan penghargaan tim. Penerapan model Teams Games Tournament dalam
penelitian ini menggunakan sistem game cerdas cermat berupa soal-soal konsep dan
juga soal hitungan yang harus dijawab secara cepat oleh setiap team supaya mendapat
banyak point. Bentuk penilaian skor akhir team tidak hanya menggunakan skor dari
game cerdas cermat saja melainkan dengan mentotal jumlah point yang didapat selama
pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung terkadang guru memberikan soal dan
team yang dapat menjawab dengan benar akan mendapat point.
Aspek partisipasi yang akan ditingkatkan melalui model pembe-lajaran Teams
Games Tournament bera-cuan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 28) menyatakan
bahwa partisipasi itu mencakup kerelaan, kesediaan mem-perhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan
diatas bahwa partisipasi harus dilandasi dengan kerelaan, kesediaan untuk memperhatikan dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud ini adalah
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Berdasarkan pengertian partisipasi menurut Dimyati dan Mudjiono bahwa dalam
partisipasi terdapat aspek kesediaan memperhatikan dan aspek berpartisipasi atau
keterlibatan siswa. Indikator kesediaan memperhatikan menurut Suharsimi Arikunto
(1993: 54) adalah:
1. Siswa fokus terhadap materi pelajaran.
2. Sorot mata siswa tertuju kearah kegiatan belajar mengajar.
3. Siswa tidak melamun saat pembelajaran berlangsung.
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-154
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
4. Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau
melakukan perintah.
Sedangkan indikator berpartisipasi atau keterlibatan siswa menurut DR.H. Nana
Sudjana (1996: 21) adalah:
1. Keberanian mengemukakan permasalahan.
2. Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan
belajar.
3. Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.
4. Kemandirian belajar siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa kelas XI IPA 3
SMA N 2 Boyolali pada mata pelajaran fisika melalui model pembe-lajaran Teams
Games Tournament. Materi fisika yang dibelajarakan pada saat penelitian mengikuti
jadwal materi di sekolah pada waktu itu yaitu termodinamika.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, obser-vasi, dan refleksi. Tiap siklus
dalam penelitian ini terdiri dari dua pertemuan. Penerapan pembelajaran pada saat
penelitian digunakan tindakan berulang atau siklus dalam setiap pembelajaran, artinya
cara menerapkan model pembe-lajaran Teams Games Tournament pada pembelajaran
siklus I sama dengan yang diterapkan pada pembelajaran siklus II, hanya refleksi pada
setiap pembelajaran yang berbeda, tergantung pada data dan fakta yang diperoleh saat
pelaksanaan penelitian tiap siklusnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
Mei 2016.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Boyolali
tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 34 siswa. Sumber data berasal dari siswa.
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi. Instrument
pengambilan data menggunakan lembar observasi yang di isi oleh para observer. Jenis
observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi. Menurut Nana Sudjana (201-4:
85) Observasi partisipasi berarti bahwa pengamat harus melibatkan diri atau ikut
serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelom-pok yang diamati .
Dengan observasi partisipasi ini pengamat dapat lebih menghayati, merasakan, dan
mengalami sendiri seperti individu yang sedang diamati. Dengan demikian, hasil pengamatan akan lebih berarti, lebih objektif, sebab dilaporkan sebagaimana adanya seperti
terjadi pada diri pengamat.
Lembar observasi digunakan sebagai alat pengumpul data dalam memantau
perkembangan partisipasi siswa selama tindakan berlangsung. Pengamatan yang
dilakukan harus mengacu pada indikator yang telah tercantum dalam lembar observasi.
Validitas data yang dilakukan dengan menggunakan teknik triang-gulasi data yang
dilakukan untuk meme-riksa dan membandingkan kebenaran suatu hipotesis, konstruk
atau analisis yang dilakukan diri sendiri dengan hasil orang lain yang hadir dan
menyaksikan situasi yang sama.
Analisis data dari hasil penelitian akan diolah dan dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Sedangkan analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan
Huberman (1992: 16) yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan yaitu: reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Prosedur dan langkah yang digu-nakan dalam melaksanakan penelitian ini
mengikuti model yang dikemabngkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1997) dalam
Rochiati Wiriaatmadja (2008: 66) yang berupa model spiral. Langkah-langkah
operasional penelitian model Kemmis dan Mc Taggart dimulai dengan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah tercapainya partisipasi siswa dalam
pembelajaran sebesar 75%. Menurut Mulyasa (2006: 131) dari segi proses, pembelajaran
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-155
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian
besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data proses belajar, yang dimaksud
proses disini adalah partisipasi siswa ketika pembelajaran fisika.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan
observasi dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Pada
saat observasi terlihat siswa banyak yang kurang aktif dalam pembelajaran, siswa
kurang berpar-tisipasi, kerjasama antar siswa juga kurang. Hal ini ditunjukkan dengan
ketercapaian partisipasi siswa dalam pembelajaran hanya mencapai 49,82 %.
Pembelajaran dengan menerapkan model Teams Games Tournament dengan tujuan
memperbaiki kualitas pembe-lajaran sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa
dalam pembelajaran fisika. Materi yang dibelajarakan pada penelitian ini adalah pada
pokok bahasan termodinamika. Pelaksanaan model Teams Games Tournament
dilakukan sebagai berikut: Pertama tahap presentasi kelas, guru menyajian
menyampaikan materi kepada siswa. Siswa harus benar-benar memperha-tikan dan
memahami materi yang disam-paikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok. Sebelum guru menyampaikan materi tentunya guru
harus memberikan motivasi berupa permasalahan di kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Serta menanyakan materi prasyarat
agar dalam pembelajaran berjalan dengan lancar. Kedua, tahap team yaitu tahap
dimana siswa dikelompokkan. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa yang mewakili
seluruh bagian dari kelas. Siswa dikelompokkan secara heterogen dengan membagi rata
kemampuan akademik tiap kelompok. Sehingga diharapkan semua kemampuan kelompok berimbang, tidak ada kelompok yang paling unggul di kelas karena semua sama.
Fungsi utama team adalah memastikan bahwa semua anggota team benar-benar
belajar, dan lebih khu-susnya lagi, adalah untuk memper-siapkan anggotanya supaya
bisa menger-jakan kuis dengan baik. Selama belajar dalam tim masing-masing siswa
bertugas untuk mempelajari dan mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang
diberikan oleh guru dan saling mem-bantu apabila ada teman sekelompoknya yang
belum menguasai materi pelajaran. Setelah selasai belajar team selanjutkan perwakilan
salah satu kelompok untuk presentasi. Guru pada tahap ini mem-bantu kelompok yang
merasa kesulitan dan mengawasi keberjalan belajar dalam team. Ketiga, tahap game
yaitu guru secara langsung memimpin jalannya permainan. Permainan dilakukan dengan guru membacakan soal kemudian tiap kelompok secara berebutan secara cepat
menjawab pertanyaan tersebut. Keempat, tahap tournament yaitu sebuah struktur di
mana game berlangsung. Pada tahap ini skore team keseluruhan dihitung. Skor tidak
hanya berasal dari saat game tetapi point saat pembelajaran juga dihitung. Point ini
didapat kelompok yang dapat menjawab dengan benar ketika guru bertanya di tahap
presentasi kelas tadi. Kelima tahap penghargaan team, team yang mendapat nilai
tertinggi pada permainan adalah sebagai pemenang. Tim yang menang mendapatkan
reinforcement atau penghargaan dari guru.
Di akhir pembelajaran guru bersama murid-murid menyimpulkan materi yang
telah dipelajarai pada pertemuan hari itu, kemudian guru memberikan soal essay yang
harus dikerjakan setiap siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
mengenai pembe-lajaran pada hari itu.
Pada siklus I, pelaksanaa pembe-lajaran dilaksanakan seperti yang direncanakan,
tetapi di awal pembe-lajaran guru menjelaskan metode pembe-lajaran yang akan
digunakan. Pada pertemuan pertama siswa terlihat masih ragu-ragu dalam menjawab
pertanyaan dari guru. Guru juga memberikan arahan agar pengerjaan LKS dilakukan
secara urut sehingga pertanyaan yang ada dalam LKS dapat dijawab dengan benar.
Pada pertemuan kedua, pembe-lajaran berjalan dengan baik. Siswa mulai memahami
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-156
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
model pembelajaran yang digunakan, tetapi masih ada beberapa siswa yang canggung
dalam berdiskusi dengan kelompoknya.
Kelemahan pada siklus I, yaitu pada pemanfaatan waktu yang belum maksimal
untuk melaksanakan model Team Games Tournament. Hal tersebut dikarenakan masih
ada beberapa siswa yang belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru, siswa
juga kurang disiplin dalam pembelajaran seperti terlambat masuk kelas dan membuat
gaduh. Partisipasi siswa juga kurang kuat, terlihat ada beberapa siswa yang dalam
kegiatan kelompok hanya diam saja dan kurang berinteraksi mengemukakan
permasalahan dalam pembelajaran baik kepada
guru maupun dengan teman
sekelompoknya. Kelebihan pada siklus I, yaitu pada tahap game suasanya kelas begitu
focus pada permainan. Semua team terlihat antusias dan perhatian terpusat pada guru.
Dari hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan beberapa perbaikan
supaya partisipasi dalam pembelajaran meningkat. Hal-hal yang dilakukan adalah
memberi arahan kepada siswa agar memperlajari materi yang akan dibelajarkan,
disiplin masuk kelas, memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru. Siswa juga didorong agar tidak malu dalam mengungkapkan
setiap permasalahan yang ia temui baik kepada teman sekelompok, seluruh siswa
dikelas atau kepada guru sendiri. Model permainan juga ditambah dengan adanya
pertanyaan untuk tiap kelompok, sehingga tidak semua soal dijawab dengan berebut.
Guru juga harus lebih responsif terhadap berbagai partisipasi siswa dikelas entah itu
berupa perhatian atau partisipasi dalam tindakan. Serta lebih memperhatikan alokasi
waktu yang digunakan, agar pembelajaran lebih terorganisir.
Pelaksanaan model Teams Games Tournament pada siklus II telah sesuai dengan
rencana. Siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran Teams Games Tournament.
Siswa lebih parti-sipatif dalam pembelajaran, focus dalam pembelajaran, selalu siap
apabila di-tunjuk oleh guru, berani mengemu-kakan permasalahan ke teman kelompok
serta dihadapan kelas. Sehingga pembelajaran belangsung secara efektif dan efisien.
Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament pada penelitian ini
menunjukkan peningkatan partisipasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya
capaian rata-rata persentase indikator partisipasi dari pra siklus ke siklus I ke siklus II
pada table 1.
Sebelum menggunakan model pembelajran Teams Games Tournament partisipasi
siswa rendah, kemudian setelah diterapkan model pembelajaran Teams Games
Tournament pada siklus I partisipasi siswa naik menjadi sebesar 11,16% menjadi
60,98%. Pada siklus II partisipasi siswa naik lagi sebesar 16,95% menjadi 77,48 %. Pada
siklus I siswa baru mulai merubah pola pembelajaran dari yang semua hanya berpusat
pada guru menjadi berpusat kepada siswa dan membuat suasana pembelajaran terasa
lebih nyaman dan menyenangkan. Peningkatan persentase rata-rata partisipasi siswa
pada siklus I masih rendah karena siswa masih menyesuaikan cara belajar yang baru.
Sedangkan peningkatan persentase rata-rata partisipasi siswa pada siklus II meningkat
lebih besar karena siswa sudah nyaman dan terbiasa dengan pembelajaran Teams
Games Tournament yang diterapkan.
Tabel 1. Persentase setiap indikator pada observasi partisipasi siswa
No
1
2
3
4
5
6
7
Indikator
Siswa fokus terhadap materi pelajaran
Sorot mata siswa tertuju kearah kegiatan belajar mengajar
Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung
Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk
menjawab atau melakukan perintah
Keberanian mengemukakan permasalahannya
Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan,proses
dan kelanjutan belajar
Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
ISBN 978-602-71279-1-9
Rata-rata capaian (%)
Pra
Siklus I Siklus II
Siklus
57,35
65,44
79,78
57,35
63,97
80,51
55,88
63,97
80,15
49,26
58,82
75
50
61,4
75,37
48,53
59,93
77,6
41,18
56,99
76,1
PFMO-157
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
8
Kemandirian belajar siswa
Jumlah
Rata-rata
38,97
398,53
49,82
57,35
487,87
60,98
75,37
619,85
77,48
Dari delapan indikator yang diteliti seperti yang tertulis pada table 1 pembelajaran
pra siklus nilai terendah terdapat pada indikator nomer delapan yaitu kemandirian
belajar siswa dengan capaian sebesar 38,97 %. Kemudian indikator yang hampir
menyamai indikator nomer delapan adalah indikator nomer tujuh yaitu usaha dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan capaian 41,18%. Sedangkan nilai
tertinggi terdapat pada indikator nomer satu dan dua yaitu, siswa focus terhadap
materi pelajaran, sorot mata siswa tertuju kearah kegiatan belajar mengajar dengan
capaian sebesar 57,35 %.
Pada table 1 pembelajaran siklus I persentase rata-rata capaian tiap indikator
mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terdapat pada indikator nomer delapan
yaitu kemandirian belajar siswa, dengan peningkat sebesar 18,38 % menjadi 57,35%.
Peningkatan terendah pada indikator nomer dua yaitu sorot mata siswa tertuju kearah
kegiatan belajar mengajar, dengan peningkat sebesar 6,62% menjadi 63,97%. Secara
keselu-ruhan persentase rata-rata capaian tiap indikator pada siklus I belum mencai
angka 75% sehingga dilaksanakan siklus yang ke II. Pada siklus II peningkatan
tertinggi terdapat pada indikator nomer tujuh yaitu usaha dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran, dengan pening-katan sebesar 19,11% menjadi 76,1%. Peningkatan
terendah pada indikator nomer lima yaitu keberanian menge-mukakan permasalahan,
dengan pening-katan sebesar 13,97% menjadi 75,37%. Secara keseluruhan persentase
rata-rata capaian tiap indikator pada siklus II telah mencai batas ketuntasan 75%,
sehingga tidak perlu dilanjutkan untuk siklus selanjutnya.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian lain (Anik Sugiyarti et al
2010) menunjukkan penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat
meningkatkan partisipasi siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat kesimpulan bahwa penerapan
model pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan partisipasi siswa
kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran
fisika.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa terse-lesainkannya penelitian dan penulisan makalah ini
tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada ibu Hartini, S.Pd. selaku guru fisika SMA Negeri 2 Boyolali yang telah
mengijinkan dan membimbing penelitian ini. Serta pada ibu Dyah Fitriana M, M.Sc.
dan bapak Sukarmin, Ph.D. selaku dosen yang telah mebimbing dalam penelitian. Tak
lupa ucapan terimakasih kepada pihak penyelenggara Seminar Nasional Fisika
Universitas Negeri Malang yang telah memberikan kesempatan untuk menyajikan
makalah pada acara Seminar Nasional Fisika dan Pembelajarannya.
DAFTAR RUJUKAN
Andang I., 2006. Education Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan
Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Anik, S., 2010. Penerapan Metode TGT (Teams Games Tournament) Menggu-nakan
Scrabble untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa terhadap Proses Pembelajaran
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-158
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo. Skripsi tidak diterbitkan.
Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Dimyati dan Mudjiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Miles, B. Matthew dan A. Michael Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif, Buku
Sumber tentang Metode-metode Baru, terjemah oleh Tjetjep Rohidi. Jakarta: UI-Press.
Mulyasa, E., 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana, 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nana Sudjana, 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Rischa, N.F., 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournament) Menggu-nakan Puzzle Untuk Meningkatkan Respon Siswa Dalam
Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII C Smp Negeri 1 Mojogedang Tahun Ajaran
2009 /2010. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Robert E. Slavin, 2005. Cooperatif Learning Teori Riset Dan Praktik Terjemahan Lita.
Bandung: Nusa Media.
Rochiati Wiriaatmadja, 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas Cetakan kelima.
Bandung: Program Pasca-sarjana Universitas Pendidikan Indo-nesia dan Remaja
Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto, 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-159
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-160
Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament
untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2
Boyolali pada Mata Pelajaran Fisika
RIZAL MUSTOFA
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta
E-mail: [email protected]
TEL: 081575901010
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa saat pembelajaran
fisika dengan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Boyolali yang
berjumlah 34 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dan
analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada peningkatan partisipasi siswa setelah
penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament. Hal ini dapat dilihat dalam
pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase rata-rata partisipasi siswa
meningkat 11 ,16 % dari 49,82 % menjadi 60,98 % dan pada siklus II meningkat 16,95 % menjadi
77,48 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Teams Games
Tournament dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Boyolali pada
mata pelajaran fisika.
Kata Kunci: Partisipasi siswa, Teams Games Tournament.
PENDAHULUAN
Fisika merupakan bagian dari scien-ce maka hakikat dari fisika sama dengan
hakikat pada science, yaitu fisika seba-gai produk, fisika sebagai proses, dan fi-sika
sebagai sikap. Dalam pembelajaran fisika di sekolah proses memiliki peranan yang
amat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran fisika. Proses yang di maksud ini
adalah ketelibatan aktif antara siswa dengan guru saat pembelajaran fisika
berlangsung.
Pembelajaran fisika yang baik ada-lah pembelajaran fisika yang berpusat pada
siswa (student centered learning). Guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber
informasi dalam proses pembe-lajaran di kelas. Guru hanya berperan sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa. Guru tidak mendominasi kegiatan belajar tetapi
menciptakan kondisi yang mendukung pembelajaran. Proses pem-belajaran fisika yang
baik dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 2 Boyolali kelas XI
IPA 3 pada mata pelajaran fisika, metode pembelajaran yang banyak digunakan adalah
metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) dengan
alasan metode ini praktis dan tidak menyita banyak waktu untuk mengajar. Akibat dari
kebiasaan tersebut parti-sipasi siswa rendah, kerja sama dalam kelompok tidak
optimal, siswa menjadi bosan dalam proses pembelajaran, kurang semangat dalam
memecahkan masalah, kegiatan mengajara tidak efektif dan efisien sehingga pada
akhirnya hasil belajar siswa rendah.
Sedangkan dari wawancara dengan beberapa siswa kelas XI IPA 3 mengatakan
bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang sulit karena banyak rumus yang harus di
hafalkan dan sulit memahami soal dengan baik. Selain itu penggunaan media jarang
digunakan dan tidak ada variasi dalam metode pembelajarannya.
Berangkat dari masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa
salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena proses belajar mengajar
masih berpusat pada guru sehingga partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sangat
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-153
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
kurang. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
partisipasi siswa. Partisipasi siswa yang meningkat akan memunculkan rasa ingin tahu
siswa tentang permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran fisika. Dari rasa
ingin tahu tersebut akan menuntut siswa itu sendiri untuk memecahkan masalah
tersebut secara individu maupun kelompok sehingga proses pembelajaran fisika di kelas
akan berlangsung dengan efektif dan efisien.
Usaha untuk meningkatkan partisi-pasi siswa dalam pembelajaran fisika kelas XI
IPA 3 SMA N 2 Boyolali salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Model pem-belajaran ini dapat
melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh, terutama dalam hal partisipasi dalam
pembe-lajaran. Model pembelajaran ini menun-tut siswa untuk aktif dalam kelompok
dan aktif dalam games berupa tourna-ments. Tournaments dalam pembe-a-jaran ini
akan memperbutkan hadiah yang telah di sediakan oleh guru.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rischa Nur Fitriyana (2010) menyimpulkan
bahwa pembelajaran menggunaan model Teams Games Tournament lebih baik daripada
meng-gunakan metode ceramah. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Anik
Sugiyarti (2010) menyimpulkan bahwa Metode TGT (Teams Games Tourna-ment) dapat
meningkatkan partisipasi siswa.
Model Pembelajaran Teams Games Tournament dikembangkan oleh David De Vries
dan Keath Edward (1995). Pada model ini terdapat kegiatan kerja sama antar kelompok
dengan mengem-bangkan kerja sama antar siswa. Metode pembelajaran ini terdapat
kegiatan permainan dalam proses pembelajaran. Permainan ini mengandung unsur
persaingan dan aturan permainan telah ditentukan sebelumnya. Permainan ini
menuntut partisipasi aktif dari setiap siswa guna bersaing dalam permainan untuk
memperoleh suatu kemenangan.
Permainan merupakan salah satu cara belajar yang paling efektif, yaitu dengan
bermain dalam kegiatan belajar mengajarnya, atau yang biasa disebut sebagai
permainan edukatif. Permainan edukatif menurut Andang Ismail (2006: 119) adalah
suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat
pendidikan yang bersifat mendidik.
Menurut Slavin (2005:163) kompo-nen-komponen model pembelajaran Teams
Games Tournament adalah tahap presentasi kelas, belajar dalam team, game,
tournament, dan penghargaan tim. Penerapan model Teams Games Tournament dalam
penelitian ini menggunakan sistem game cerdas cermat berupa soal-soal konsep dan
juga soal hitungan yang harus dijawab secara cepat oleh setiap team supaya mendapat
banyak point. Bentuk penilaian skor akhir team tidak hanya menggunakan skor dari
game cerdas cermat saja melainkan dengan mentotal jumlah point yang didapat selama
pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung terkadang guru memberikan soal dan
team yang dapat menjawab dengan benar akan mendapat point.
Aspek partisipasi yang akan ditingkatkan melalui model pembe-lajaran Teams
Games Tournament bera-cuan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 28) menyatakan
bahwa partisipasi itu mencakup kerelaan, kesediaan mem-perhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan
diatas bahwa partisipasi harus dilandasi dengan kerelaan, kesediaan untuk memperhatikan dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud ini adalah
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Berdasarkan pengertian partisipasi menurut Dimyati dan Mudjiono bahwa dalam
partisipasi terdapat aspek kesediaan memperhatikan dan aspek berpartisipasi atau
keterlibatan siswa. Indikator kesediaan memperhatikan menurut Suharsimi Arikunto
(1993: 54) adalah:
1. Siswa fokus terhadap materi pelajaran.
2. Sorot mata siswa tertuju kearah kegiatan belajar mengajar.
3. Siswa tidak melamun saat pembelajaran berlangsung.
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-154
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
4. Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk menjawab atau
melakukan perintah.
Sedangkan indikator berpartisipasi atau keterlibatan siswa menurut DR.H. Nana
Sudjana (1996: 21) adalah:
1. Keberanian mengemukakan permasalahan.
2. Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan
belajar.
3. Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.
4. Kemandirian belajar siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa kelas XI IPA 3
SMA N 2 Boyolali pada mata pelajaran fisika melalui model pembe-lajaran Teams
Games Tournament. Materi fisika yang dibelajarakan pada saat penelitian mengikuti
jadwal materi di sekolah pada waktu itu yaitu termodinamika.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, obser-vasi, dan refleksi. Tiap siklus
dalam penelitian ini terdiri dari dua pertemuan. Penerapan pembelajaran pada saat
penelitian digunakan tindakan berulang atau siklus dalam setiap pembelajaran, artinya
cara menerapkan model pembe-lajaran Teams Games Tournament pada pembelajaran
siklus I sama dengan yang diterapkan pada pembelajaran siklus II, hanya refleksi pada
setiap pembelajaran yang berbeda, tergantung pada data dan fakta yang diperoleh saat
pelaksanaan penelitian tiap siklusnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
Mei 2016.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Boyolali
tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 34 siswa. Sumber data berasal dari siswa.
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi. Instrument
pengambilan data menggunakan lembar observasi yang di isi oleh para observer. Jenis
observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi. Menurut Nana Sudjana (201-4:
85) Observasi partisipasi berarti bahwa pengamat harus melibatkan diri atau ikut
serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelom-pok yang diamati .
Dengan observasi partisipasi ini pengamat dapat lebih menghayati, merasakan, dan
mengalami sendiri seperti individu yang sedang diamati. Dengan demikian, hasil pengamatan akan lebih berarti, lebih objektif, sebab dilaporkan sebagaimana adanya seperti
terjadi pada diri pengamat.
Lembar observasi digunakan sebagai alat pengumpul data dalam memantau
perkembangan partisipasi siswa selama tindakan berlangsung. Pengamatan yang
dilakukan harus mengacu pada indikator yang telah tercantum dalam lembar observasi.
Validitas data yang dilakukan dengan menggunakan teknik triang-gulasi data yang
dilakukan untuk meme-riksa dan membandingkan kebenaran suatu hipotesis, konstruk
atau analisis yang dilakukan diri sendiri dengan hasil orang lain yang hadir dan
menyaksikan situasi yang sama.
Analisis data dari hasil penelitian akan diolah dan dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Sedangkan analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan
Huberman (1992: 16) yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan yaitu: reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Prosedur dan langkah yang digu-nakan dalam melaksanakan penelitian ini
mengikuti model yang dikemabngkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1997) dalam
Rochiati Wiriaatmadja (2008: 66) yang berupa model spiral. Langkah-langkah
operasional penelitian model Kemmis dan Mc Taggart dimulai dengan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah tercapainya partisipasi siswa dalam
pembelajaran sebesar 75%. Menurut Mulyasa (2006: 131) dari segi proses, pembelajaran
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-155
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian
besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data proses belajar, yang dimaksud
proses disini adalah partisipasi siswa ketika pembelajaran fisika.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan
observasi dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Pada
saat observasi terlihat siswa banyak yang kurang aktif dalam pembelajaran, siswa
kurang berpar-tisipasi, kerjasama antar siswa juga kurang. Hal ini ditunjukkan dengan
ketercapaian partisipasi siswa dalam pembelajaran hanya mencapai 49,82 %.
Pembelajaran dengan menerapkan model Teams Games Tournament dengan tujuan
memperbaiki kualitas pembe-lajaran sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa
dalam pembelajaran fisika. Materi yang dibelajarakan pada penelitian ini adalah pada
pokok bahasan termodinamika. Pelaksanaan model Teams Games Tournament
dilakukan sebagai berikut: Pertama tahap presentasi kelas, guru menyajian
menyampaikan materi kepada siswa. Siswa harus benar-benar memperha-tikan dan
memahami materi yang disam-paikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok. Sebelum guru menyampaikan materi tentunya guru
harus memberikan motivasi berupa permasalahan di kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Serta menanyakan materi prasyarat
agar dalam pembelajaran berjalan dengan lancar. Kedua, tahap team yaitu tahap
dimana siswa dikelompokkan. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa yang mewakili
seluruh bagian dari kelas. Siswa dikelompokkan secara heterogen dengan membagi rata
kemampuan akademik tiap kelompok. Sehingga diharapkan semua kemampuan kelompok berimbang, tidak ada kelompok yang paling unggul di kelas karena semua sama.
Fungsi utama team adalah memastikan bahwa semua anggota team benar-benar
belajar, dan lebih khu-susnya lagi, adalah untuk memper-siapkan anggotanya supaya
bisa menger-jakan kuis dengan baik. Selama belajar dalam tim masing-masing siswa
bertugas untuk mempelajari dan mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang
diberikan oleh guru dan saling mem-bantu apabila ada teman sekelompoknya yang
belum menguasai materi pelajaran. Setelah selasai belajar team selanjutkan perwakilan
salah satu kelompok untuk presentasi. Guru pada tahap ini mem-bantu kelompok yang
merasa kesulitan dan mengawasi keberjalan belajar dalam team. Ketiga, tahap game
yaitu guru secara langsung memimpin jalannya permainan. Permainan dilakukan dengan guru membacakan soal kemudian tiap kelompok secara berebutan secara cepat
menjawab pertanyaan tersebut. Keempat, tahap tournament yaitu sebuah struktur di
mana game berlangsung. Pada tahap ini skore team keseluruhan dihitung. Skor tidak
hanya berasal dari saat game tetapi point saat pembelajaran juga dihitung. Point ini
didapat kelompok yang dapat menjawab dengan benar ketika guru bertanya di tahap
presentasi kelas tadi. Kelima tahap penghargaan team, team yang mendapat nilai
tertinggi pada permainan adalah sebagai pemenang. Tim yang menang mendapatkan
reinforcement atau penghargaan dari guru.
Di akhir pembelajaran guru bersama murid-murid menyimpulkan materi yang
telah dipelajarai pada pertemuan hari itu, kemudian guru memberikan soal essay yang
harus dikerjakan setiap siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
mengenai pembe-lajaran pada hari itu.
Pada siklus I, pelaksanaa pembe-lajaran dilaksanakan seperti yang direncanakan,
tetapi di awal pembe-lajaran guru menjelaskan metode pembe-lajaran yang akan
digunakan. Pada pertemuan pertama siswa terlihat masih ragu-ragu dalam menjawab
pertanyaan dari guru. Guru juga memberikan arahan agar pengerjaan LKS dilakukan
secara urut sehingga pertanyaan yang ada dalam LKS dapat dijawab dengan benar.
Pada pertemuan kedua, pembe-lajaran berjalan dengan baik. Siswa mulai memahami
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-156
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
model pembelajaran yang digunakan, tetapi masih ada beberapa siswa yang canggung
dalam berdiskusi dengan kelompoknya.
Kelemahan pada siklus I, yaitu pada pemanfaatan waktu yang belum maksimal
untuk melaksanakan model Team Games Tournament. Hal tersebut dikarenakan masih
ada beberapa siswa yang belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru, siswa
juga kurang disiplin dalam pembelajaran seperti terlambat masuk kelas dan membuat
gaduh. Partisipasi siswa juga kurang kuat, terlihat ada beberapa siswa yang dalam
kegiatan kelompok hanya diam saja dan kurang berinteraksi mengemukakan
permasalahan dalam pembelajaran baik kepada
guru maupun dengan teman
sekelompoknya. Kelebihan pada siklus I, yaitu pada tahap game suasanya kelas begitu
focus pada permainan. Semua team terlihat antusias dan perhatian terpusat pada guru.
Dari hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan beberapa perbaikan
supaya partisipasi dalam pembelajaran meningkat. Hal-hal yang dilakukan adalah
memberi arahan kepada siswa agar memperlajari materi yang akan dibelajarkan,
disiplin masuk kelas, memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru. Siswa juga didorong agar tidak malu dalam mengungkapkan
setiap permasalahan yang ia temui baik kepada teman sekelompok, seluruh siswa
dikelas atau kepada guru sendiri. Model permainan juga ditambah dengan adanya
pertanyaan untuk tiap kelompok, sehingga tidak semua soal dijawab dengan berebut.
Guru juga harus lebih responsif terhadap berbagai partisipasi siswa dikelas entah itu
berupa perhatian atau partisipasi dalam tindakan. Serta lebih memperhatikan alokasi
waktu yang digunakan, agar pembelajaran lebih terorganisir.
Pelaksanaan model Teams Games Tournament pada siklus II telah sesuai dengan
rencana. Siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran Teams Games Tournament.
Siswa lebih parti-sipatif dalam pembelajaran, focus dalam pembelajaran, selalu siap
apabila di-tunjuk oleh guru, berani mengemu-kakan permasalahan ke teman kelompok
serta dihadapan kelas. Sehingga pembelajaran belangsung secara efektif dan efisien.
Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament pada penelitian ini
menunjukkan peningkatan partisipasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya
capaian rata-rata persentase indikator partisipasi dari pra siklus ke siklus I ke siklus II
pada table 1.
Sebelum menggunakan model pembelajran Teams Games Tournament partisipasi
siswa rendah, kemudian setelah diterapkan model pembelajaran Teams Games
Tournament pada siklus I partisipasi siswa naik menjadi sebesar 11,16% menjadi
60,98%. Pada siklus II partisipasi siswa naik lagi sebesar 16,95% menjadi 77,48 %. Pada
siklus I siswa baru mulai merubah pola pembelajaran dari yang semua hanya berpusat
pada guru menjadi berpusat kepada siswa dan membuat suasana pembelajaran terasa
lebih nyaman dan menyenangkan. Peningkatan persentase rata-rata partisipasi siswa
pada siklus I masih rendah karena siswa masih menyesuaikan cara belajar yang baru.
Sedangkan peningkatan persentase rata-rata partisipasi siswa pada siklus II meningkat
lebih besar karena siswa sudah nyaman dan terbiasa dengan pembelajaran Teams
Games Tournament yang diterapkan.
Tabel 1. Persentase setiap indikator pada observasi partisipasi siswa
No
1
2
3
4
5
6
7
Indikator
Siswa fokus terhadap materi pelajaran
Sorot mata siswa tertuju kearah kegiatan belajar mengajar
Siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung
Siswa selalu siap (tidak terkejut) saat ditunjuk guru untuk
menjawab atau melakukan perintah
Keberanian mengemukakan permasalahannya
Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan,proses
dan kelanjutan belajar
Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
ISBN 978-602-71279-1-9
Rata-rata capaian (%)
Pra
Siklus I Siklus II
Siklus
57,35
65,44
79,78
57,35
63,97
80,51
55,88
63,97
80,15
49,26
58,82
75
50
61,4
75,37
48,53
59,93
77,6
41,18
56,99
76,1
PFMO-157
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
8
Kemandirian belajar siswa
Jumlah
Rata-rata
38,97
398,53
49,82
57,35
487,87
60,98
75,37
619,85
77,48
Dari delapan indikator yang diteliti seperti yang tertulis pada table 1 pembelajaran
pra siklus nilai terendah terdapat pada indikator nomer delapan yaitu kemandirian
belajar siswa dengan capaian sebesar 38,97 %. Kemudian indikator yang hampir
menyamai indikator nomer delapan adalah indikator nomer tujuh yaitu usaha dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan capaian 41,18%. Sedangkan nilai
tertinggi terdapat pada indikator nomer satu dan dua yaitu, siswa focus terhadap
materi pelajaran, sorot mata siswa tertuju kearah kegiatan belajar mengajar dengan
capaian sebesar 57,35 %.
Pada table 1 pembelajaran siklus I persentase rata-rata capaian tiap indikator
mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terdapat pada indikator nomer delapan
yaitu kemandirian belajar siswa, dengan peningkat sebesar 18,38 % menjadi 57,35%.
Peningkatan terendah pada indikator nomer dua yaitu sorot mata siswa tertuju kearah
kegiatan belajar mengajar, dengan peningkat sebesar 6,62% menjadi 63,97%. Secara
keselu-ruhan persentase rata-rata capaian tiap indikator pada siklus I belum mencai
angka 75% sehingga dilaksanakan siklus yang ke II. Pada siklus II peningkatan
tertinggi terdapat pada indikator nomer tujuh yaitu usaha dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran, dengan pening-katan sebesar 19,11% menjadi 76,1%. Peningkatan
terendah pada indikator nomer lima yaitu keberanian menge-mukakan permasalahan,
dengan pening-katan sebesar 13,97% menjadi 75,37%. Secara keseluruhan persentase
rata-rata capaian tiap indikator pada siklus II telah mencai batas ketuntasan 75%,
sehingga tidak perlu dilanjutkan untuk siklus selanjutnya.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian lain (Anik Sugiyarti et al
2010) menunjukkan penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat
meningkatkan partisipasi siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat kesimpulan bahwa penerapan
model pembelajaran Teams Games Tournament dapat meningkatkan partisipasi siswa
kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran
fisika.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa terse-lesainkannya penelitian dan penulisan makalah ini
tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada ibu Hartini, S.Pd. selaku guru fisika SMA Negeri 2 Boyolali yang telah
mengijinkan dan membimbing penelitian ini. Serta pada ibu Dyah Fitriana M, M.Sc.
dan bapak Sukarmin, Ph.D. selaku dosen yang telah mebimbing dalam penelitian. Tak
lupa ucapan terimakasih kepada pihak penyelenggara Seminar Nasional Fisika
Universitas Negeri Malang yang telah memberikan kesempatan untuk menyajikan
makalah pada acara Seminar Nasional Fisika dan Pembelajarannya.
DAFTAR RUJUKAN
Andang I., 2006. Education Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan
Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Anik, S., 2010. Penerapan Metode TGT (Teams Games Tournament) Menggu-nakan
Scrabble untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa terhadap Proses Pembelajaran
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-158
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo. Skripsi tidak diterbitkan.
Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Dimyati dan Mudjiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Miles, B. Matthew dan A. Michael Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif, Buku
Sumber tentang Metode-metode Baru, terjemah oleh Tjetjep Rohidi. Jakarta: UI-Press.
Mulyasa, E., 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana, 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nana Sudjana, 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Rischa, N.F., 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournament) Menggu-nakan Puzzle Untuk Meningkatkan Respon Siswa Dalam
Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII C Smp Negeri 1 Mojogedang Tahun Ajaran
2009 /2010. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Robert E. Slavin, 2005. Cooperatif Learning Teori Riset Dan Praktik Terjemahan Lita.
Bandung: Nusa Media.
Rochiati Wiriaatmadja, 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas Cetakan kelima.
Bandung: Program Pasca-sarjana Universitas Pendidikan Indo-nesia dan Remaja
Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto, 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-159
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-160