Studi Evaluasi: Pelaksanaan Terapi Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013-2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Batu saluran kemih adalah masalah kesehatan yang cukup sering ditemui

di dunia dan pengobatannya telah banyak mengalami perubahan dalam beberapa
dekade belakangan ini, terapinya juga masih dalam perdebatan. Terapi untuk
mengobati keluhan pasien batu saluran kemih ini masih tergantung kepada kondisi
pasien, pengalaman klinisi, dan teknologi yang tersedia (Awad et al., 2014).
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) atau yang sering disebut

“Terapi Gelombang Kejut”, pertama kali diperkenalkan sebagai terapi klinis untuk
batu ginjal oleh Chaussy di kota Munich pada tahun 1980 dengan mesin pertama
yang dinamai The Dornier HM1. Namun mesin pertama yang dipakai luas di
Amerika Serikat adalah The Dornier HM3 pada bulan Februari 1984 yang
kemudian diikuti dengan penggunaan mesin tersebut secara global sebagai

teknologi non-invasif untuk terapi alternatif batu ginjal dan batu ureter di Amerika
Serikat (Glickman, 2009).
ESWL merupakan terapi dengan prosedur yang sederhana, aman dan noninvasif untuk batu saluran kemih yang umumnya tidak memerlukan anestesi umum.
Gelombang kejut akan diberikan dari luar tubuh dan ditransmisikan kedalam tubuh
yang difokuskan pada batu di ginjal maupun di ureter, jika batu ini terus
dibombardir dengan gelombang kejut maka batu ini akan terpecah dan
terdisintegrasi menjadi pecahan-pecahan yang akan secara spontan keluar bersama
urin (Joshi et al., 2014).
Angka keberhasilan dari pemecahan batu dan pengeluaran batu dalam
suatu studi yang dilakukan oleh Awad et al. (2014), di salah satu rumah sakit di
Arab Saudi menunjukkan angka yang cukup tinggi, yakni 96,6%. Namun untuk
faktor lokasi dan jumlah batu yang terbentuk, tidak menunjukkan angka yang
signifikan sebagai faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap keberhasilan
pemecahan dan pengeluaran batu.

Universitas Sumatera Utara

2

Sedangkan pada penelitian lain di Malaysia, yang dilakukan oleh Izamin

et al. (2009), keberhasilan dalam pemecahan batu dengan ukuran batu dibawah 1

cm sebesar 81,8% dan untuk ukuran lebih dari 1 cm sebesar 36,8%, keberhasilan
terapi ini diobservasi setelah 6 minggu sejak terapi pertama.
Namun di Indonesia sendiri, masih tidak begitu tinggi angka keberhasilan
dari ESWL pada pemecahan batu hingga tuntas. Pada penelitian yang dilakukan
Rusydi dan Rahardjo (2009) di RS Pusat Pertamina Jakarta, angka keberhasilan
rata-rata ESWL sebesar 66,7% untuk batu yang terbentuk di ureter. Di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, Ridha dan Soebadi (2014) mendapatkan angka keberhasilan
sesudah terapi ESWL adalah sebesar 65,5% pada penelitian dengan rentang waktu
Mei 2011 hingga Februari 2012.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan di negara lain maupun di
Indonesia tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana pelaksanaan
serta mengetahui angka keberhasilan terapi ESWL di Medan, terutama di RSUP H.
Adam Malik Medan.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan


pertanyaan peneliti sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan terapi Extracorporeal
Shock Wave Lithotripsy di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2013-2014?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi tentang pelaksanaan terapi ESWL yang

dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2013-2014.
1.3.2

Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut,

antara lain:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan terapi ESWL di RSUP H.
Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

3

2. Untuk memberikan informasi tentang jumlah pasien yang menjalani
terapi ESWL di RSUP H. Adam Malik Medan.
3. Untuk memberikan informasi mengenai angka keberhasilan dari terapi
ESWL di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai bahan evaluasi mengenai pelaksanaan terapi ESWL di Indonesia,


terutama bagi RSUP H. Adam Malik Medan.
1.4.2

Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pelaksanaan terapi ESWL di RSUP H.

Adam Malik Medan.
1.4.3

Bagi Peneliti
Adapun manfaat bagi peneliti adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang pelaksanaan terapi
ESWL.
2. Dapat meningkatkan kemampuan menelaah dalam penulisan suatu
karya tulis ilmiah.
3. Dapat meningkatkan kemampuan dalam penulisan suatu karya tulis
ilmiah.

Universitas Sumatera Utara