Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga T2 912012047 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Analisis karakteristik responden digunakan
untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian
ini.
Data
yang
menggambarkan
karakteristik
responden merupakan informasi tambahan untuk
memahami hasil penelitian. Di awal penelitian
direncanakan akan ada 60 orang responden yang akan
disurvei, akan tetapi terdapat 2 orang diantaranya yang
tidak dapat mengikuti jalannya penelitian dikarenakan
sakit dan meninggal dunia, sehingga total responden
dalam penelitian ini menjadi 58 orang. Ringkasan
berbagai karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel
4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden

Karakteristi
k
Gender
Total
Pangkat
Total
Golongan
Total
Jabatan

Kategori

N

Persentase

Laki-Laki
Perempuan

26

32
58
13
45
58
18
40
58
4
38
3
13

45%
55%
100%
22%
78%
100%
31%

69%
100%
7%
65%
5%
23%

58

100%

48
2
2
1
3
2

83%
3%

3%
2%
5%
3%

Penata
Pembina
Golongan III
Golongan IV
Staff
Guru
Kepala Sekolah
Kepala Seksi/Kaur/
Pengawas

Total
Unit Kerja

Disdikpora
Disdukcapil

Disperindag
Dispertankan
Persipda
Kelurahan

28

Total
Lama Bekerja
Total
Pekerjaan
Pasangan

20 - 30 tahun
31 - 40 tahun
PNS
Swasta/ Wirausaha
Bapak/ Ibu Rumah Tangga

Total

Jumlah Anak

1
2
3
4
5

anak
anak
anak
anak
anak

Total

58
20
38
58

34
13
11
58
14
35
7
1
1
58

100%
34%
66%
100%
58%
23%
19%
100%
24%

60%
12%
2%
2%
100%

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan enam variabel bebas,
yaitu Persiapan Finansial, Persiapan Fisik, Persiapan
Mental, Persiapan Kegiatan Pengganti, Program
Persiapan Pensiun, dan Manfaat Pensiun; serta satu
variabel terikat, yaituKesiapan Pensiun. Masing-masing
variabel diukur dengan menggunakan sejumlah
indikator empirik.
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan
untuk menilai ketepatan dan konsistensi data yang
telah
dikumpulkan.
Pengukuran
validitas

dan
reliabilitas menggunakan program IBM SPSS versi 20
dengan teknik corrected item to total correlation
coefficient. Hasil analisis validitas dan reliabilitas dari
masing-masing variabel tersebut disajikan dalam Tabel
4.2. berikut ini.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel

Indikator Empirik

Persiapan
Finansial

Telah mempersiapkan
tabungan/
deposito
untuk persiapan masa


29

Corrected
item-total
correlation

CronbachAlpha

0,473

0,744

Variabel

Indikator Empirik

Corrected
item-total
correlation


CronbachAlpha

pensiun.

Persiapan
Fisik

Persiapan
Mental

Telah mempersiapkan
asuransi
untuk
persiapan
masa
pensiun.

0,626

Telah mempersiapkan
investasi
dalam
bentuk
tanah/
rumah/ rumah kost
untuk persiapan masa
pensiun.

0,602

Telah mempersiapkan
investasi
berupa
emas/ saham untuk
persiapan
masa
pensiun.

0,463

Telah
menerapkan
pola
makan
sehat
untuk mempersiapkan
masa pensiun.

0,530

Telah
berolahraga
secara teratur.

0,512

Telah melakukan cek
kesehatan
secara
rutin.

0,276

Mendekatkan
diri
pada Tuhan melalui
ibadah.

0,243

Menjaga
emosi.

0,378

kestabilan

Mempersiapkan
pikiran untuk dapat
beradaptasi
dengan
kehidupan
masa
pensiun.

0,606

Telah membayangkan
masa pensiun yang
indah

0,395

0,720

0,710

30

Variabel

Persiapan
Kegiatan
Pengganti

Program
Persiapan
Pensiun

Manfaat
Pensiun

31

Indikator Empirik

Corrected
item-total
correlation

Telah mempersiapkan
kegiatan yang akan
dilakukan.

0,433

Melakukan
kegiatan
saat pensiun akan
membawa
manfaat
positif.

0,723

Merasa
senang
melakukan
kegiatan
ketika nanti pensiun.

0,514

Organisasi
tempat
kerja
menyelenggarakan
program
pelatihan
persiapan
pensiun
dengan kualitas yang
bagus.

0,658

Kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan
dari
program
persiapan
pensiun
bermanfaat bagi saya

0,706

Jumlah kegiatan yang
diselenggarakan
cukup
dapat
mempersiapkan saya
di dalam menghadapi
masa pensiun.

0,666

Secara berkala pihak
organisasi
memberikan manfaat
pensiun dengan tepat
waktu.

0,645

Jenis manfaat yang
diberikan
oleh
organisasi
sangat
bermanfaat.

0,720

Besar
manfaat
diberikan

0,685

nominal
yang
cukup

CronbachAlpha

0,725

0,820

0,826

Variabel

Indikator Empirik

Corrected
item-total
correlation

CronbachAlpha

memadai
untuk
menunjang kehidupan
setelah pensiun.

Kesiapan
Pensiun

Secara lahir telah siap
untuk pensiun.

0,410

Secara batin telah
siap untuk pensiun.

0,563

Tidak
khawatir
menghadapi pensiun.

0,563

Tidak sabar
pensiun.

0,253

untuk

0,756

Sumber: Output SPSS Reliability Test, 2014
Syarat uji validitas menurut Ghozali (2013), item
dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Nilai r tabel
didapat dari df = n – 2 = 58 – 2 = 56, sehingga nilai r
tabel = 0,2181. Hasil semua uji validitas untuk tiap
item penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung
(Corrected Item – Total Correlation) > r tabel.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan
yang dilakukan, diperoleh koefisien Alpha Cronbach.
Suatu peubah dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Alpha Cronbach di atas 0,7 (Ghozali, 2013). Pada
pengujian reliabilitas yang merupakan bagian tak
terpisahkan dengan pengujian validitas tersebut,
semua variabel mempunyai nilai CronbachAlpha > 0,70
sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel
penelitian mempunyai reliabilitas yang tinggi.

32

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian
4.3.1 Persiapan Finansial
Variabel Persiapan Finansial mempunyai empat
indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel
Persiapan Finansial ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut
ini.
Tabel 4.3
Deskripsi Variabel Persiapan Finansial
Indikator Empirik
1. Telah
mempersiapkan
tabungan/ deposito untuk
persiapan masa pensiun.
2. Telah
mempersiapkan
asuransi untuk persiapan
masa pensiun.
3. Telah
mempersiapkan
investasi
dalam
bentuk
tanah/ rumah/ rumah kost
untuk
persiapan
masa
pensiun.
4. Telah
mempersiapkan
investasi berupa emas/
saham untuk persiapan
masa pensiun.
Rata-rata Skor

Total Skor

Rata-rata
Skor

225,00

3,88

200,00

3,45

200,00

3,45

173,00

2,99
3,44

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata skor
tertinggi tampak pada indikator empirik “Telah
mempersiapkan tabungan/ deposito untuk masa
pensiun”. Hal ini menunjukkan bahwarata-rata PNS
Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun telah
mempersiapkan tabungan/ deposito sebagai bentuk
persiapan finansial ketika nanti pensiun.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah
tampak pada indikator empirik “Telah mempersiapkan
investasi berupa emas/ saham untuk persiapan masa
pensiun”. Hal ini menunjukkan bahwaPNS Pemerintah

33

Kota Salatiga rata-rata belum melihat investasi dalam
bentuk emas/ saham sebagai alternatif pilihan.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor
variabel persiapan finansialmenunjukkan bahwaratarata PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun
melihat bahwa mempersiapkan keuangan adalah hal
yang penting.
4.3.2 Persiapan Fisik
Variabel Persiapan Fisik mempunyai tiga
indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel
Persiapan Fisikditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Deskripsi Variabel Persiapan Fisik
Indikator Empirik
1. Telah
menerapkan
pola
makan
sehat
untuk mempersiapkan
masa pensiun.
2. Telah
berolahraga
secara teratur.
3. Telah melakukan cek
kesehatan
secara
rutin.
Rata-rataSkor

Total
Skor

Rata-rata Skor

261

4,50

235

4,05

235

4,05
4.20

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
Berdasarkan tabel di atas,nilai rata-rata skor
tertinggi
tampak
pada
indikator
empirik“Telah
menerapkan pola makan sehat untuk mempersiapkan
masa pensiun”.Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
PNSPemerintah Kota Salatiga yang akan menghadapi
pensiun telah menerapkan pola makan sehat sebagai
pilihan utama untuk menjaga kesehatan tubuh mereka
yang telah berusia di atas 50 tahun.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah
tampak pada indikator empirik“Telah berolahraga
secara teratur dan telah melakukan cek kesehatan
secara rutin”. Hal ini berartirata-rata PNS Pemerintah
34

Kota Salatiga yang akan pensiun telah menerapkan
gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga dan secara
rutin memeriksakan kesehatan tubuhnya sebagai
kontrol kesehatan.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor
variabel persiapan fisikmenunjukkan bahwa PNS
Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun telah
secara sadar dan serius mempersiapkan fisiknya.
4.3.3 Persiapan Mental
Variabel persiapan mental mempunyai empat
indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel
persiapan mentalditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut
ini.
Tabel 4.5
Deskripsi Variabel Persiapan Mental
Indikator Empirik
1. Mendekatkan
diri
pada
Tuhan melalui ibadah.
2. Menjaga kestabilan emosi.
3. Mempersiapkan
pikiran
untuk dapat beradaptasi
dengan kehidupan masa
pensiun.
4. Telah membayangkan masa
pensiun yang indah
Rata-rataSkor

Total
Skor

Rata-rata Skor

274
250

4,72
4,31

258

4,45

244

4,21
4,42

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwanilai rata-rata
skor tertinggi tampak pada indikator empirik
“Mendekatkan diri pada Tuhan melalui ibadah”.Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota
Salatiga yang akan menghadapi pensiunlebih berusaha
mendekatkan diri kepada Tuhan melalui ibadah
sebagai pilihan utama.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah
tampak pada indikator empirik “Telah membayangkan
masa pensiun yang indah”. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata PNS Pemerintah Kota Salatiga
35

termotivasi untuk memiliki persepsi yang positif
tentang kehidupan di masa pensiun.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor
variabel persiapan mental menunjukkan bahwa ratarata PNS di Salatigayang akan pensiun secara serius
telah mempersiapkan mentalnya.
4.3.4 Persiapan Kegiatan Pengganti
Variabel
persiapan
kegiatan
pengganti
mempunyai tiga indikator empirik yang valid. Adapun
deskripsi variabel persiapan kegiatan pengganti
ditunjukkan pada Tabel 4.6. berikut ini.
Tabel 4.6
Deskripsi Variabel Persiapan Kegiatan Pengganti
Indikator Empirik
1. Telah
mempersiapkan
kegiatan
yang
akan
dilakukan.
2. Melakukan kegiatan saat
pensiun akan membawa
manfaat positif
3. Saya
merasa
senang
melakukan kegiatan ketika
nanti pensiun.
Rata-rataSkor

Total
Skor

Rata-rata Skor

246

4,24

261

4,50

252

4,34
4,36

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
skor tertinggi tampak pada indikator empirik
“Melakukan kegiatan saat pensiun akan membawa
manfaat positif”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun
memiliki pandangan bahwa melakukan kegiatan saat
pensiun adalah suatu hal yang positif dan harus
dilakukan.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah
tampak pada indikator empirik “Telah mempersiapkan
kegiatan yang akan dilakukan”. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota Salatiga yang
36

akan pensiun menganggap perlunya mempersiapkan
kegiatan pengganti yang dapat dilakukan saat pensiun
nantinya.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor
variabel persiapan kegiatan pengganti menunjukkan
bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota Salatiga yang
akan pensiun memiliki keinginan yang tinggi untuk
mempersiapkan kegiatan pengganti sebagai aktivitas
utama saat pensiun nantinya.
4.3.5 Program Persiapan Pensiun
Variabel program persiapan pensiun mempunyai
tiga indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi
variabel program persiapan pensiun ditunjukkan pada
Tabel 4.7. berikut ini.
Tabel 4.7
Deskripsi Variabel Program Persiapan Pensiun
Indikator Empirik
1. Organisasi
tempat
kerja
menyelenggarakan
program
pelatihan
persiapan
pensiun
dengan kualitas yang bagus.
2. Kegiatan-kegiatan
yang
diselenggarakan dari program
persiapan pensiun bermanfaat
bagi saya.
3. Jumlah
kegiatan
yang
diselenggarakan cukup dapat
mempersiapkan saya di dalam
menghadapi masa pensiun.
Rata-rataSkor

Total
Skor

Rata
-rata
Skor

Kategori

232

4,00

Setuju

239

4.12

Setuju

230

3.97

Setuju

4,03

Tinggi

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai
rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik
“Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dari program
persiapan pensiun bermanfaat bagi saya”. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota
Salatiga yang akan pensiun merasa mendapatkan

37

banyak manfaat dari program persiapan pensiun yang
telah diberikan oleh organisasi.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah
tampak pada indikator empirik “Jumlah kegiatan yang
diselenggarakan cukup dapat mempersiapkan saya di
dalam
menghadapi
masa
pensiun”.
Hal
ini
menunjukkan bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota
Salatiga yang akan pensiun telah merasa bahwa
program persiapan pensiun telah cukup dapat
membantu diri mereka mempersiapkan pensiun.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor
variabel program persiapan pensiun menunjukkan
bahwa rata-rata PNSPemerintah Kota Salatiga yang
akan pensiun merasakan manfaat yang baik dari
program persiapan pensiun yang telah diberikan oleh
organisasi.
4.3.6. Manfaat Pensiun
Variabel manfaat pensiun mempunyai tiga
indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel
manfaat pensiun ditunjukkan pada Tabel 4.8. berikut
ini.
Tabel 4.8
Deskripsi Variabel Manfaat Pensiun
Indikator Empirik
1. Secara berkala pihak organisasi
memberikan manfaat pensiun
dengan tepat waktu.
2. Jenis manfaat yang diberikan
oleh
organisasi
sangat
bermanfaat.
3. Besar nominal manfaat yang
diberikan
cukup
memadai
untuk menunjang kehidupan
setelah pensiun.
Rata-rataSkor

Total
Skor

Rata-rata
Skor

226

3,90

239

4,12

219

3,78
3,93

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014

38

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwanilai
rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik
“Jenis manfaat yang diberikan oleh organisasi sangat
bermanfaat”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun
melihat jenis manfaat yang diberikan oleh organisasi
sangat bermanfaat.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah
tampak pada indikator empirik “Besar nominal manfaat
yang diberikan cukup memadai untuk menunjang
kehidupan setelah pensiun”. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata PNS Pemerintah Kota Salatiga yang
akan pensiun merasa besaran nominal yang diberikan
oleh organisasi sebagai manfaat pensiun dirasa cukup
memadai.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor
variabel manfaat pensiun menunjukkan bahwa ratarata PNS Pemerintah KotaSalatiga yang akan pensiun
memiliki pandangan yang positif tentang manfaat
pensiun yang diberikan oleh organisasi.
4.3.7. Kesiapan Pensiun
Variabel kesiapan pensiun mempunyai empat
indikator empirik yang valid. Adapun deskripsi variabel
kesiapan pensiun ditunjukkan pada Tabel 4.9. berikut
ini.
Tabel 4.9
Deskripsi Variabel Kesiapan Pensiun
Indikator Empirik
1. Secara lahir telah siap untuk
pensiun.
2. Secara batin telah siap untuk
pensiun.
3. Tidak khawatir menghadapi
pensiun.
4. Tidak sabar untuk pensiun.
Rata-rataSkor

Total
Skor

Rata-rata
Skor

274

4,72

273

4,71

266

4,59

218

3,76
4,44

Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014

39

Berdasarkan tabel di atas, terlihatnilai rata-rata
skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Secara
lahir telah siap untuk pensiun.”. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata PNS Pemerintah Salatiga yang akan
pensiun telah siap secara fisik untuk memasuki masa
pensiun.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah
tampak pada indikator empirik “Tidak sabar untuk
pensiun”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
PNSPemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun telah
siap menghadapi pensiun.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor
variabel kesiapan pensiunmenunjukkan bahwa ratarata PNS Pemerintah Kota Salatiga yang akan pensiun
memiliki tingkat kesiapan pensiun yang baik.

4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda
4.4.1

Hasil Pengujian Asumsi Klasik Regresi
Berganda
4.4.1.1 Uji Normalitas
Penggunaan analisis regresi berganda harus
memenuhi salah satu syarat yaitu bahwa dalam sebuah
model regresi, variabel pengganggu atau residual harus
memiliki distribusi normal. Untuk itu dalam penelitian
ini dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS).AdapunhasilujinormalitasdisajikanpadaTabel4.10.
berikut ini.
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig (2-tailed)

0,467
0,981

Sumber: Output SPSS Uji Normalitas, 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa angka
Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk ketujuh variabel
mempunyai nilai signifikan sebesar > 0,05 maka dapat
40

disimpulkan
normal.

bahwa

data

residualnya

berdistribusi

4.4.1.2 Uji Multikolinearitas
Identifikasi multikolinearitas diantara variabel
bebas (independent variable) dapat diketahui dengan
melihat nilai Tolerance dan VIF dari hasil output
regresi.
Hasil uji multikolinear disajikan pada Tabel 4.11berikut
ini.
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Persiapan Finansial
Persiapan Fisik
Persiapan Mental
Persiapan Kegiatan Pengganti
Program Persiapan Pensiun
Manfaat Pensiun

Tolerance
0,935
0,812
0,629
0,797
0,565
0,581

VIF
1,069
1,231
1,591
1,254
1,770
1,723

Sumber: Output SPSS Uji Multikolinearitas, 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasar pada
nilai tolerance tampak bahwa semua nilai tolerance
untuk masing-masing variabel bebas (independent
variable) > 0,10 maka tidak ada multikolinearitas
diantara variabel bebasnya. Berdasar pada nilai VIF
tampak bahwa semua nilai VIF untuk masing-masing
variabel bebas (independent variable) < 10 maka tidak
ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya.
4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Identifikasi heteroskedastisitas menggunakan uji
park. Adapun hasil uji heteroskedastisitas disajikan
pada Tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12
41

Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
Persiapan Finansial
Persiapan Fisik
Persiapan Mental
Persiapan Kegiatan Pengganti
Program Persiapan Pensiun
Manfaat Pensiun

t hitung
-0,417
-2,008
-0,454
-0,252
1,020
0,596

Sig.
0,678
0,051
0,652
0,802
0,312
0,553

Sumber: Output SPSS Uji Heteroskedastisitas, 2014
Dengan menggunakan uji park, koefisien
parameter untuk masing-masing variabel bebasnya
tidak ada yang signifikan (nilaiSig.> 0,05), sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi.
4.4.2 Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Regresi
Berganda
Pengujian hipotesis dilakukan setelah semua uji
asumsi klasik regresi telah memenuhi syarat. Untuk
mengetahui pengaruh persiapan finansial, persiapan
fisik, persiapan mental, persiapan kegiatan pengganti,
program persiapan pensiun, dan manfaat pensiun
terhadap kesiapan pensiun secaraparsial, maka
dilakukan Uji t yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel
4.13. berikut.
Tabel 4.13 Hasil Uji t Model Regresi Berganda
Variabel
Persiapan Finansial
Persiapan Fisik
Persiapan Mental
Persiapan Kegiatan Pengganti
Program Persiapan Pensiun
Manfaat Pensiun

Koef B
0,095
0,028
0,159
0,261
-0,137
0,171

t hitung
1,134
0,236
1,040
2,063
-1,123
1,436

Sig.
0,262
0,815
0,303
0,044
0,267
0,157

Sumber: Output SPSS Uji Regresi Berganda, 2014
Keterangan: t 0,05 (df = 56) = 1,673
Berdasarkan hasil analisis regresi selanjutnya
dapat ditulis model persamaan regresi sebagai berikut:
42

Y = 2,042 + 0,095X1 + 0,028X2 + 0,159X3 + 0,261X4–
0,137X5 + 0,171X6 + e
Dimana :
Y =
X1 =
X2 =
X3 =

Kesiapan Pensiun
Persiapan Finansial
Persiapan Fisik
Persiapan Mental

X4 = Persiapan
Kegiatan
Pengganti
X5 = Program
Persiapan
Pensiun
X6 = Manfaat Pensiun

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,216
yang berarti bahwa 21,6% pengaruh kesiapan
pensiundapat
dijelaskan
secara
bersama-sama
olehpersiapan finansial, persiapan fisik, persiapan
mental, persiapan kegiatan pengganti, program
persiapan pensiun, dan manfaat pensiun. Sedangkan
sebanyak 78,4% lainnya dijelaskan oleh variabel yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Secara keseluruhan hasil uji hipotesis dirangkum
dalam Tabel 4.14 di bawah ini.
Tabel 4.14
Rangkuman Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis

Pernyataan
Hipotesis

Nilai CR
dan P

Keterangan

H1

Faktor
persiapan
finansial berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
kesiapan
pensiun.
Faktor persiapan fisik
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
kesiapan
pensiun.
Faktor
persiapan
mental berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
kesiapan
pensiun.
Faktor
persiapan
kegiatan
pengganti
berpengaruh
positif

t = 1,134
p = 0,262

Ditolak

t = 0,236
p = 0,815

Ditolak

t = 1,040
p = 0,303

Ditolak

t = 2,063
p = 0,044

Diterima

H2

H3

H4

43

H5

H6

dan
signifikan
terhadap
kesiapan
pensiun.
Faktor
program
persiapan
pensiun
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
kesiapan
pensiun.
Faktor
manfaat
pensiun berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
kesiapan
pensiun.

t = -1,123
p = 0,267

Ditolak

t = 1,463
p = 0,157

Ditolak

4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh
Persiapan
Finansial
terhadap
Kesiapan Pensiun
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan
bahwa persiapan finansialtidak mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap kesiapan pensiundi
kalanganPegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga
yang akan menghadapi pensiun. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai t hitung 1.1340,05
sehingga H1 yang menyatakan bahwa persiapan
finansial mempunyai pengaruh positif terhadap
kesiapan pensiun Pegawai Negeri SipilPemerintah
Salatigaditolak. Hal ini tidak mendukung hasil
penelitian yang pernah dilakukan oleh Joo dan Pauwels
(2002), Harsey et al (2003), Berger dan Denton (2004),
Kim et al (2005), Mayer et al (2011), dan Latif dan
Alkhateeb (2012) di mana karyawan yang telah
mempersiapkan keuangannya lebih siap dalam
menghadapi pensiun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa
responden dalam penelitian ini terungkap bahwa
keseluruhan narasumber sepakat bahwa pensiun
adalah proses yang wajar dan alami. Mereka memang
telah menyiapkan dana tabungan dan bebarapa di
antaranya bahkan telah menyiapkan aset sebagai
44

tabungan masa tua, akan tetapi penghasilan dari uang
pensiun dirasa sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan finansial mereka di hari tua nantinya. Hal
ini juga didukung dengan data bahwa 81% responden
memiliki pasangan yang bekerja, baik sebagai PNS/
karyawan swasta/ wirausahwan sehingga dapat diduga
bahwa kondisi finansial mereka telah mapan dan
kebutuhan finansialnya terpenuhi.
Selain
ituterungkapbahwa
nantinya
ketika
mereka pensiun, mereka akan mendapatkan uang saku
bulanandari anak-anaknya yang mayoritas sudah
bekerja dan berkeluargapada setiap bulannya sebagai
wujud bakti terhadap orang tua yang sudah purna
tugas. Hal ini juga didukung data bahwa 100%
responden telah memiliki anak yang sudah mencapai
usia produktif sehingga dapat diduga bahwa anak-anak
mereka akan membantu kebutuhan ekonomi orang
tuanya di masa pensiun nantinya. Berdasarkan hal-hal
tersebut dapat disimpulkan bahwapersiapan finansial
dilihat tidak berpengaruh bagi pegawai yang akan
pensiun karena mereka akan mendapatkan pendapatan
yang cukup. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Hakim (2007) yang
menjelaskan bahwa uang bukan faktor penentu utama
dari kesiapan pensiun seorang pegawai, melainkan
faktor-faktor yang bersifat psikologis karena ada hal-hal
yang tidak dapat digantikan oleh uang yang
memengaruhi
kesiapan
diri
seseorang
dalam
menghadapi pensiun.
4.5.2 Pengaruh Persiapan Fisik terhadap Kesiapan
Pensiun
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan
bahwa persiapan fisik tidakmempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap kesiapan pensiun di
kalanganPegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga
yang akan menghadapi pensiun. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai t hitung 0,236< t tabel 1,673 pada selang
kepercayaan ฀ 5%, atau angka signifikan 0,815> 0,05
sehingga H2 yang menyatakan bahwa persiapan fisik
45

mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan
pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota ditolak.
Hal ini tidak mendukung hasil penelelitian yang telah
dilakukan oleh Sofro (2013) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kesehatan fisik dan kesiapan pensiun.
Berdasarkan
wawancara
dengan
beberapa
responden terungkap bahwa gaya hidup sehat
merupakan sesuatu kewajiban yang harus dilakukan
jika seseorang sudah berusia di atas 50 tahun, hal ini
dikarenakan keadaan fisik yang terus melemah seiiring
bertambahnya usia. Hal tersebut sejalan dengan data
yang menjelaskan bahwa 100% responden telah
berusia di atas 50 tahun sesuai dengan batas usia
pensiun yang ditetapkan oleh UU. Para narasumber
juga merasa bahwa keadaan fisiknya dalam kondisi
sehat dan prima, ditambah lagi dengan adanya program
Jaminan
Kesehatan
Nasional
membuat
resiko
kesehatan yang dapat terjadi di masa depan akan dapat
ditangani dengan baik. Kemudian mereka juga
memandang bahwa kondisi lingkungan Salatiga yang
sejuk dan asri dapat menurunkan resiko gangguan
kesehatan,oleh karena itu persiapan fisik dilihat tidak
berpengaruh terhadap kesiapan pensiun mereka. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sari (2010) yang mengungkapkan
bahwa faktor kesehatan merupakan faktor penentu dari
kesiapan pensiun seorang pegawai.
4.5.3 Pengaruh
Persiapan
Mental
terhadap
Kesiapan Pensiun
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan
bahwa persiapan mental tidak mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap kesiapan pensiundi
kalanganPegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga
yang akan menghadapi pensiun. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai t hitung 1,040< t tabel 1,673 pada selang
kepercayaan ฀ 5%, atau angka signifikan 0,303> 0,05
sehingga H3 yang menyatakan bahwa faktor persiapan
mental mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan
46

pensiun PNSPemerintah Kota Salatiga ditolak. Hal ini
tidak mendukung hasil penelelitian yang telah
dilakukan oleh Hamdani (2013) yang menyatakan
bahwa
kemampuan
menyesuaikan
pola
pikir
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pensiun pegawai.
Hasil
wawancara
mengungkapkan
bahwa
mayoritas PNS melihat proses pensiun adalah proses
yang alami sehingga dibiarkan mengalir secara alami
seperti air. Kesadaran akan waktu pensiun yang
semakin mendekat sebagai sebuah takdir menimbulkan
kesiapan mental alamiah dalam diri pegawai untuk
menghadapi pensiun karena telah melalui proses
selama bertahun-tahun.
Lebih lanjut para narasumber menjelaskan
bahwa mereka telah menyerahkan semua masa depan
pensiunnya di tangan Tuhan dan berserah pada
kehendak Tuhan. Apa yang mereka lakukan
merupakan suatu wujud ketaatan atas perintah agama,
mengingat bahwa mayoritas mereka telah berusia di
atas 55 tahun, usia yang sudah termasuk kategori
dewasa akhir. Salah satu ciri perilaku manusia yang
usianya telah memasuki kategori dewasa akhir – lanjut
usia adalah lebih tekun beribadah atau menjalankan
perintah agama sebagai wujud persiapan menghadapi
tutup usia (Hari, 2008). Hal ini sejalan dengan data
bahwa 41% responden memilih melakukan kegiatan
keagamaan sebagai pilihan kegiatan pengganti saat
nantinya telah menjadi pensiunan PNS. Atas dasar halhal inilah dapat dilihat bahwa persiapan mental tidak
berpengaruh
pada
kesiapan
pensiun
pegawai.
Penjelasan di atas sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahmi (2013) yang menjelaskan
bahwasikap mental tidak berpengaruh pada kesiapan
pensiun pegawai.
4.5.4 Pengaruh
Persiapan
Kegiatan
Pengganti
terhadap Kesiapan Pensiun.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan
bahwa persiapan kegiatan pengganti mempunyai
47

pengaruh positif yang signifikan terhadap kesiapan
pensiundi kalanganPegawai Negeri Sipil Pemerintah
Kota Salatiga yang akan menghadapi pensiun. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,063> t tabel 1,673
pada selang kepercayaan ฀ 5%, atau angka signifikan
0,044< 0,05 sehingga H4 yang menyatakan bahwa
faktor
persiapan
kegiatan
penggantimempunyai
pengaruh positif terhadap kesiapan pensiun Pegawai
Negeri SipilPemerintah Kota Salatiga dapat diterima.
Arah koefisien regersi yang positif menunjukkan bahwa
semakin tinggi perilaku mempersiapkan kegiatan
penggantimaka semakin tinggi juga kesiapan pensiun
dari Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga.Hal
ini mendukung hasil penelelitian yang telah dilakukan
oleh Albert (1995), Patrickson dan Hartman (1996), dan
Tasumewada
(2013)
yang
menyatakan
bahwa
mempunyai perencanaan kegiatan pengganti setelah
pensiun dapat berpengaruh terhadap kepuasan
kehidupan setelah pensiun.
Hal ini menunjukkan bahwa persiapan kegiatan
pengganti diperlukan oleh pegawai yang menghadapi
pensiun untuk mengisi kekosongan waktu pada saat
pensiun nantinya. Dari hasil penelitian yang dilakukan
tampak bahwa keseluruhan pegawai yang akan
memasuki masa pensiun telah mempersiapkan
kegiatan pengganti yang nantinya akan ditekuni ketika
pensiun tiba sebagaimana diperlihatkan oleh Tabel 4.15
berikut:

Tabel 4.15
Kegiatan Pengganti Pilihan
Karakteristi
k
Kegiatan
Pengganti
Pilihan

Kategori

N

Persentase

Kegiatan Keagamaan

24

41%

Wirausaha

22

38%

Kegiatan Sosial

10

17%

48

Olahraga

2

4%

Total Responden

58

100%

Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
mempersiapkan kegiatan pengganti ketika nanti
pensiun dirasa sebagai suatu hal utama yang benarbenar
harus
dipersiapkan.
Narasumber
juga
menjelaskan bahwa penting bagi mereka untuk terus
aktif berkegiatan meski telah pensiun agar kualitas
hidup mereka terjaga dengan baik, ada kekhawatiran
bahwa jika mereka hanya berdiam diri ketika pensiun
maka mereka akan menjadi pikun, dianggap beban oleh
keluarga dan dapat menjadi sakit-sakitan.
4.5.5 Pengaruh
Program
Persiapan
Pensiun
terhadap Kesiapan Pensiun.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan
bahwa program persiapan pensiun tidak mempunyai
pengaruh positif yang signifikan terhadap kesiapan
pensiundi kalanganPegawai Negeri Sipil di Kota Salatiga
yang akan menghadapi pensiun. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai t hitung -1,123< t tabel 1,673 pada selang
kepercayaan ฀ 5%, atau angka signifikan 0,267> 0,05
sehingga H5 yang menyatakan bahwa faktor program
persiapan mental mempunyai pengaruh positif
terhadap kesiapan pensiun PNS Pemerintah Kota
Salatiga ditolak. Hal ini tidak mendukung hasil
penelelitian yang telah dilakukan oleh Grable dan Joo
(1999), Robinson et al (2011), dan Sari (2012) yang
menyatakan bahwa dengan mengikuti program
persiapan pensiun dari organisasi mampu menurunkan
tingkat kecemasan dalam menghadapi masa pensiun.
Hal ini disebabkan karena sebagian responden
merasa program pelatihan yang diberikan oleh
pemerintah tidak cukup sering dilakukan, terungkap
bahwa program pelatihan ini baru dilakukan satu
tahun sebelum para pegawai memasuki masa pensiun
sehingga manfaatnya belum dapat dirasakan secara
langsung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
49

Rustriana (2010) menjelaskan bahwa suatu program
pelatihan akan bermanfaat secara optimal jika
dilakukan secara bertahap dengan jangka waktu
menengah, sedangkan program pelatihan yang
dilakukan dengan jangka waktu pendek dirasa kurang
bermanfaat. Santrock (2012) lebih lanjut menjelaskan
bahwa manusia yang telah memasuki kategori usia
dewasa akhir menemukan dirinya sulit belajar hal baru
karena terjadinya penurunan fungsi otak dan
kemampuan belajar. Hal ini sejalan dengan kondisi
program persiapan pensiun ini dimana subjek dari
pelatihan adalah para responden yang 100% telah
berada pada kategori usia dewasa akhir yang mungkin
cenderung mengalami kesulitan atau keengganan
belajar hal baru.
4.5.6 Pengaruh Manfaat Pensiun terhadap Kesiapan
Pensiun
Pada hipoteis terakhir, berdasarkan hasil analisis
regresi berganda diketahui bahwa manfaat pensiun
tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap kesiapan pensiun dariPegawai Negeri Sipil
Pemerintah Kota Salatiga yang akan memasuki masa
pensiun. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 1,436<
t tabel 1,673pada selang kepercayaan ฀ 5%, atau
angka signifikan 0,157> 0,05 sehingga H6 yang
menyatakan bahwa manfaat pensiun mempunyai
pengaruh positif terhadap kesiapan pensiun Pegawai
Negeri SipilPemerintah Kota Salatiga ditolak.
Berdasarkan
hasil
wawancara,
beberapa
responden mengungkapkan bahwa pemberian manfaat
berupa dana pensiun bulanan merupakan hal yang
sudah seharusnya dan sesuai aturan, dikarenakan
uang pensiun itu berasal dari tabungan dana pensiun
yang diperoleh dari pemotongan gaji selama berpuluhpuluh
tahun
ketika
mengabdi
menjadi
PNS.
Narasumber lebih lanjut juga menjelaskan bahwa
motivasi awal mereka menjadi PNS bukanlah karena
adanya uang pensiun, tetapi pada waktu itu profesi
PNS dilihat sebagai profesi yang terhormat dan mampu
50

memberikan kesejahteraan jika dibanding profesi lain.
Sejalan dengan pernyataan di atas, data menyatakan
bahwa 100% responden telah bekerja di atas 20 tahun
sehingga dapat diduga bahwa responden telah
berdedikasi tinggi. Hal ini membuat manfaat pensiun
dirasatidak berpengaruh terhadap kesiapan pensiun
mereka. Hal senada juga dijelaskan oleh hasil
penelitian Hakim (2007)bahwa uang bukan segalanya
jika dikaitkan dengan kesiapan seseorang dalam
menghadapi pensiun.

51

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Adversity dengan Kecemasan Menghadapi Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil Golongan IV di Salatiga

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga T1 162012006 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kesiapan Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil Golongan III Ditinjau dari Jenis Kelamin

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Belanja Pensiun Pegawai Negeri pada Pemerintah Pusat

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga T2 912012047 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga T2 912012047 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Salatiga

0 0 36

T0__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Akuntansi Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Dinas Sosial Kota Salatiga T0 BAB IV

0 0 22

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014 T2 BAB IV

0 0 25