Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

BAB II
KERANGKA HUKUM (LEGAL FRAMEWORK) KERJASAMA
NEGARA-NEGARA ASEAN DALAM RANGKA MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN
A. ASEAN dalam Kerangka Hukum Internasional
1. Sejarah Terbentuknya ASEAN
Keinginan untuk membentuk suatu organisasi internasional dengan ruang
lingkup regional di kawasan asia pasifik telah mulai ada sejak terjadinya Perang
Dunia Kedua. Setelah terjadinya perang dunia kedua yang diakhiri dengan
kalahnya semua anggota Blok Poros yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang
dengan Blok Sekutu yang terdiri dari 56 Negara, dengan 4 negara terbesar di blok
sekutu ini yaitu Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet dan Tiongkok.
Penandatanganan Dokumen Kapitulasi Jepang yang dilakukan diatas kapal
USS Missouri pada tanggal 2 September 1945 secara resmi telah mengakhiri
Perang Dunia ke-II.
Akibat hal ini, pada tahun 1950-1960an banyak Negara-negara baru yang
lahir, selain itu, adanya Konferensi Asia Afrika atau Konferensi Bandung yang
diadakan pada tahun 1955 di Bandung dengan semangat Dasasila Bandung yang
intinya sangat mendukung penentuan nasib sendiri bagi wilayah bekas jajahan
juga memperkuat posisi Negara-negara baru ini dalam perspektif hukum
internasional.

Namun tentu saja Negara-negara baru di Asia Tenggara ini mengalami
tantangan yang tidak sedikit, seperti adanya ancaman pendudukan kembali dari
pihak penjajah, ketidakstabilan politik, ekonomi, dan militer yang masih sangat

Universitas Sumatera Utara

minim untuk menjaga keamanan merupakan salah satu alasan mengapa Negaranegara tersebut memutuskan untuk membuat suatu Organisasi Regional yang
beranggotakan Negara baru di lingkup Asia Tenggara.
Selain masalah nasional masing-masing Negara, masalah internasional
seperti hubungan antarnegara Asia Tenggara juga kurang baik, menyebabkan
banyaknya konflik yang menurunkan laju perkembangan Negara-negara baru
tersebut juga merupakan alasan lainnya untuk membentuk organisasi internasional
tersebut.9
Banyak juga faktor-faktor lain yang mendorong dibentuknya organisasi
internasional di wilayah Asia Tenggara ini. Faktor lainnya yang perlu
diperhatikan adalah: 10
1) Kesamaan sejarah.
Seperti yang sudah diketahui bahwa Negara-negara yang berada di kawasan
Asia Tenggara pernah mengalami masa kolonialisme dan dominasi seperti
Inggris, Belanda, Amerika serikat, dan Spanyol.

2) Persamaan sikap dan nilai-nilai kehidupan diantara Negara-negara anggota
Asia Tenggara.
Termaksud rasa hormat terhadap orang tua, atasan, orang orang yang
dituakan, rasa enggan berkonfrontasi, menghindari konflik, cinta damai, dan
lain lain.

9

Ricardo Simanjuntak, Dispute settlement mechanism under the ASEAN legal framework,
Kontan Publishing, 2015, hal 41.
10
Sukawarsini Djelantik, Asia Pasifik, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2015, hal
21.

Universitas Sumatera Utara

3) Adanya Pluralisme.
Seperti diketahui banyaknya pluralisme berpotensi menimbulkan perbedaan
pendapat/konflik, oleh karena itu Negara-negara di Asia Tenggara
mengharapkan terbentuknya organisasi regional yang dapat merangkul dan

mempererat hubungan diantara mereka agar Negara-negara anggotanya dapat
hidup dalam perbedaan/pluralisme, baik dalam segi agama, suku, ras, maupun
golongan.
Dikarenakan banyaknya pertimbangan diatas,maka atas inisiatif oleh 5
Negara Asia Tenggara (Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, dan Thailand)
dibentuklah ASEAN (Association of South East Asia Nations)
Perwujudan nyata dari terbentuknya ASEAN ini adalah dibentuknya
Deklarasi ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967 yang menyatakan:
Dewan Presidium untuk Hubungan politik/Kementerian luar negeri
indonesia,Perdana menteri Malaysia, Sekretaris hubungan luar negeri Filipina,
Dewan hubungan luar negeri Singapura, dan Dewan hubungan luar negeri
Thailand:
TAHU dengan adanya kepentingan saling menguntungkan dan masalah
yang sama diantara Negara-negara Asia Tenggara dan yakin akan kebutuhan
untuk memperkuat lebih lanjut hubungan solidaritas dan kooperasi regional yang
telah ada.
INGIN untuk menciptakan sebuah fondasi kokoh untuk melancarkan
kooperasi regional di Asia Tenggara dengan semangat keadilan dan persaudaraan
dan oleh sebab itu berkontribusi menuju kedamaian,perkembangan,dan
kemakmuran wilayah.

SADAR bahwa didalam dunia yang semakin saling membutuhkan,tujuan
yang berharga meliputi Perdamaian, Kebebasan, Keadilan Sosial dan
Kemakmuran Ekonomi paling baik dicapai dengan cara membina prinsip Good
Understanding (Saling mengerti), Good Neighborliness (Keramahtamahan), dan
kooperasi yang berarti diantara Negara-negara yang memang sudah terikat
bersama oleh ikatan sejarah dan kebudayaan;
MENGINGAT bahwa Negara-negara Asia Tenggara sama-sama
mempunyai kewajiban utama dalam memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial
daerah asia tenggara dan memastikan perkembangan Negara yang damai dan
progresif dan bahwa mereka bertekad untuk memastikan stabilitas dan
keamanannya dari pengaruh eksternal didalam segala bentuk atau manifestasi

Universitas Sumatera Utara

dalam rangka mempertahankan identitas nasional mereka berdasarkan dengan
cita-cita dan aspirasi masyarakatnya;
MENEGASKAN bahwa semua wilayah asing adalah sementara dan ada
hanya dengan persetujuan yang dinyatakan oleh Negara yang khawatir dan tidak
berniat untuk digunakan secara langsung maupun tidak langsung untuk
menumbangkan kemerdekaan nasional dan kebebasan Negara di tempat atau

mencurigai proses-proses yang sistematis dari perkembangan nasionalnya. 11
Pada Dasarnya ASEAN juga dibentuk

untuk menekan pengaruh

komunisme / ideologi komunis diantara Negara-negara anggota ASEAN.
Pada saat pembentukannya, ASEAN hanya beranggotakan 5 Negara,yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura, namun seiring dengan
berjalannya waktu, keanggotaan ASEAN bertambah. ASEAN mulai memiliki
Negara Anggota keenam pada tanggal 7 Januari 1984. Negara Anggota keenam
dan Negara anggota pertama selain Negara pemrakarsa yang masuk kedalam
ASEAN ini adalah Brunei Darussalam, brunei masuk tepat seminggu setelah ia
memperingati hari kemerdekaannya.
Sebelas tahun setelah masuknya Brunei Darussalam, ASEAN kembali
menerima anggota baru, Vietnam menjadi anggota ASEAN ketujuh pada tanggal
28 Juli 1995. Dua tahun berselang setelah Vietnam menjadi anggota ASEAN,
Laos dan Myanmar menyusul menjadi anggota ASEAN kedelapan dan
kesembilan. Mereka bergabung pada tanggal 23 Juli 1997. Kamboja resmi
menjadi anggota ASEAN kesepuluh pada tanggal 16 Desember 1998, setahun
setelah Laos dan Myanmar masuk. Sebenarnya Kamboja berniat untuk masuk

keanggotaan ASEAN bersama-sama Laos dan Myanmar, yaitu pada tanggal 23

11

ASEAN, The Asean Declaration (Bangkok Declaration) Bangkok, 8 August 1967,
Diambil dari website ASEAN: http://asean.org/the-asean-declaration-bangkok-declarationbangkok-8-august-1967/, diakses pada tanggal 3 Februari 2017 10:47.

Universitas Sumatera Utara

Juli 1997, namun rencana itu harus ditunda karena Kamboja saat itu sedang
mengalami masalah politik.
Dalam keanggotaan ASEAN juga ada Negara yang memiliki status
pemerhati (observer). Negara itu adalah Timor Leste dan Papua Nugini. Timor
Leste menjadi negara observer ASEAN bersama pada tahun 2002 bersama dengan
Papua Nugini yang telah menjadi negara observer sejak tahun 1976. Timor Leste
juga menjadi mengikuti ASEAN Regional Forum pada tahun 2005. Menurut
Ramos Horta, Menteri Luar Negeri Timor Leste dan Rekannya Xanana Gusmao
juga menyambut positif akan masuknya Timur Leste kedalam ASEAN dan Ramos
Horta mengatakan bahwa masuknya Timur Leste sebagai negara ASEAN adalah
prioritas teratas. Thailand juga menyatakan akan membantu Timor Leste dalam

masuk kedalam ASEAN, namun masuknya Timor Leste ke ASEAN memiliki
hambatan tertentu, sehingga ada kemungkinan bahwa Timor Leste akan menjadi
anggota ASEAN pada tahun 2017.12
Papua Nugini juga berniat untuk menjadi anggota ASEAN, namun negara
yang mendukungnya hanyalah Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya
tindakan kriminal yang tinggi, ketidakstabilan politik, dan tenaga kerja yang tidak
terampil.
Perkembangan keanggotaan ASEAN memang sangat cepat. Menurut
Rodolfo C. Severino Jr dibukunya, ASEAN Rise to the Challenge, ASEAN pada
saat pembentukan bukunya (Oktober 1998) menyatakan ASEAN sudah memiliki
9 anggota, dimana ASEAN masih memiliki enam anggota dua setengah tahun
yang lalu. Prediksi Rodolfo adalah ASEAN, tidak lama lagi akan menjadi asosiasi
12

Antara News, Dubes ASEAN: Timor Leste Masuk ASEAN 2017, diambil dari website
m.antaranews.com/amp/berita/562836/dubes-asean-timor-leste-masuk-asean-2017, diakses pada
tanggal 25 juni 2017.

Universitas Sumatera Utara


yang terdiri dari sepuluh Negara. Kesepuluh Negara ini bukan hanya membuat
ASEAN menjadi lebih kaya dan beragam, namun juga menjadikan ASEAN
semakin kompleks dan berbeda. Tantangannya disini adalah untuk menggunakan
secara bijak perbedaan kita dan memperkuat solidaritas satu sama lain menjadi
lebih baik, sehingga kerumitan dan perbedaan yang dimiliki oleh ASEAN tidak
menjadi penghambat bagi ASEAN itu sendiri.13
Dilihat dari perkembangan ASEAN sendiri, pendapat Rodolfo benar,
ASEAN sekarang memang beranggotakan 10 Negara, (Kamboja masuk menjadi
anggota kesepuluh setelah bukunya diselesaikan) dan memang benar masalah
terbesar ASEAN adalah tidak akurnya Negara-negara anggota, misalnya konflik
tidak langsung antara Indonesia dan Malaysia, konflik Thailand dan Kamboja
menyangkut perebutan Candi Preah Vihear, konflik Malaysia dan Singapura akan
pulau Pedra Branca, sengketa antara Indonesia dengan Malaysia mengenai Pulau
Sipadan-Ligitan, dan sengketa lainnya di dalam sejarah ASEAN ini sendiri.
Pada tanggal 20 November 2007, para pemimpin Negara ASEAN
(Perdana Menteri, Presiden, dan Sultan) mengadakan pertemuan di Singapura dan
menghasilkan ASEAN Charter, Piagam yang merupakan konstitusi dari ASEAN
sendiri.
Piagam ASEAN ini sendiri adalah salah satu perjanjian ASEAN yang
paling penting, dimana di piagam ini ditujukan sebagai Dasar/Konstitusi ASEAN,

dimana Piagam ini mengatur:
1. Legal status dari badan ASEAN.
2. Kerangka kelembagaan ASEAN.
13

Rodolfo Severino,Jr., ASEAN Rises to the Challenge, ASEAN Secretariat, Jakarta, 1998,

hal 14.

Universitas Sumatera Utara

3. Mengatur Aturan dan nilai ASEAN.
4. Mengatur Tujuan ASEAN.
5. Fondasi penting dalam mencapai Komunitas ASEAN (ASEAN Community).
Piagam ASEAN mulai berlaku sejak tanggal 15 Desember 2008, Dimana
pada hari tersebut para Menteri Luar Negeri Negara anggota ASEAN berkumpul
pada untuk memperingati saat bersejarah tersebut.14
Namun

sebelum


Piagam

ASEAN

diberlakukan,Indonesia

sudah

meratifikasinya dengan menggunakan Undang-undang nomor 38 tahun 2008
tentang pengesahan Charter of the Association of Southeast Asian Nations
(Piagam perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara).
Ratifikasi inipun tidak luput dari pro dan kontra, karena pada tanggal 5
mei 2011 itu beberapa Pasal dari Undang-undang ratifikasi Piagam ASEAN
digugat oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Pasal tersebut
adalah Pasal 1 ayat 5 dan Pasal 2 ayat 2 Piagam ASEAN yang dianggap
bertentangan dengan Pasal 33 ayat 1,2,dan 3 Undang-undang dasar Republik
Indonesia 1945.15
Menyangkut masalah ini, Mahkamah Konstitusi pada hari Selasa, tanggal
26 Februari 2013 menentukan sikap dan memutuskan untuk menolak permohonan

para pemohon untuk seluruhnya, dalam putusan ini, dua hakim konstitusi,
Hamdan Zoelva dan Maria Farida Indrati menyatakan pendapat berbeda
(dissenting opinion), mereka berpendapat bahwa UU no.38 tahun 2008 sebagai
bentuk hukum persetujuan DPR atas ASEAN Charter tidak dapat dijadikan objek
14

ASEAN, ASEAN Charter, diambil dari website http://asean.org/asean/asean-charter/
,diakses pada tanggal 3 April 2017.
15
Tribun, UU Ratifikasi Piagam ASEAN digugat ke MK, diambil dari website
http://www.tribunnews.com/nasional/2011/05/05/uu-ratifikasi-piagam-asean-digugat-ke-mk,
diakses pada tanggal 15 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

pengujian undang-undang terhadap UUD 1945 yang menjadi wewenang
Mahkamah. Karena itu, seharusnya permohonan ini tidak dapat diterima (niet
otvankelijk verklaard)16, disisi lain, Margarito Kamis, salah satu ahli yang
dihadirkan oleh Pemohon dalam perkara nomor 33/PUU-IX/2011, menegaskan
bahwa undang-undang ratifikasi atas Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara atau Piagam ASEAN adalah objek yang dapat diuji di Mahkamah
Konstitusi, karena pewadahan perjanjian internasional kedalam undang-undang
merupakan konsekuensi/akibat dari rumusan dalam pasal 11 ayat (2) UndangUndang dasar 1945, dengan sebelumnya mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.17
2.

Tujuan ASEAN
Tujuan utama ASEAN mulai dibentuk pada saat pembentukan Deklarasi

ASEAN tanggal 8 Agustus 1967. Pada saat itu telah ditentukan tujuan utama
pembentukannya yang tertuang dalam frase Deklarasi keduanya, yaitu: 18
a. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan
perkembangan kebudayaan di wilayah melalui usaha patungan dengan
semangat keadilan dan persaudaraan dalam rangka untuk memperkuat fondasi
untuk komunitas Asia Tenggara yang makmur dan damai.

16

Hukum online, Pengujian UU Ratifikasi Piagam ASEAN Kandas, diambil dari website
m.hukumonline.com/berita/baca/lt512cb1408c03e/pengujian-uu-ratifikasi-piagam-asean-kandas,
diakses pada tanggal 7 Juni 2017.
17
Mahkamah Konstitusi, Ahli Pemohon Nyatakan MK Berwenang Uji UU Ratifikasi
Piagam ASEAN, diambil dari website
www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.Berita%id=5797#.WWD9aJ8xWBY
diakses pada tanggal 7 Juni 2017.
18
ASEAN, The Asean Declaration (Bangkok Declaration) Bangkok, 8 August 1967,
Diambil dari website ASEAN: http://asean.org/the-asean-declaration-bangkok-declarationbangkok-8-august-1967/, diakses pada tanggal 3 Februari 2017 11:03.

Universitas Sumatera Utara

b. Untuk mempromosikan kedamaian dan stabilitas wilayah melalui rasa hormat
pada keadilan yang kekal dan aturan hukum dalam hubungan diantara Negaranegara di wilayah dan ketaatan dengan prinsip-prinsip di Piagam PBB.
c. Untuk

mempromosikan

kolaborasi

aktif

dan

bantuan

yang

saling

menguntungkan dalam hal tujuan yang sama dibidang ekonomi, sosial,
kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
d. Untuk menyediakan bantuan satu sama lain dalam bentuk pelatihan dan
fasilitas riset di lingkup edukasi, profesional, teknikal, dan administrasi.
e. Untuk berkolaborasi dengan lebih efektif untuk penggunaan yang lebih besar
dibidang

pertanian

dan

industri,

perluasan

perdagangan,

termaksud

pembelajaran masalah dibidang komoditi internasional, perbaikan sarana
transportasi dan komunikasi dan menaikkan standar hidup orang banyak.
f. Untuk mempromosikan bidang studi Asia Tenggara
g. Untuk mempertahankan kooperasi yang dekat dan saling menguntungkan
dengan organisasi internasional maupun regional yang telah ada yang
mempunyai tujuan dan dan maksud yang sama, dan menjelajah semua bidang
untuk mendekatkan kooperasi diantaranya.
Katja Weber, seorang peneliti dari Miami-Florida European Union Centre
menyatakan bahwa dengan menciptakan ASEAN, kelima Megara ASEAN
berharap untuk mencapai tiga objektif utama, yaitu: 19
1. Mengurangi tensi dan kompetisi diantara kelima Negara tersebut. (kelima
Negara non-komunis)

19

Ricardo Simanjuntak, Op.Cit, hal 44.

Universitas Sumatera Utara

2. Kelima Negara berharap bahwa dengan mempromosikan perkembangan
domestik dibidang sosial-ekonomi, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk
menyelesaikan masalah komunis internal dan/atau berhadapan dengan
pemberontak komunis yang disponsori pihak luar.
3. Mereka menginginkan untuk mengurangi pengaruh militer regional dari pihak
eksternal dengan cara menyatakan bahwa militer luar negeri dengan basis
regional adalah sementara sifatnya.
Kemudian dalam merealisasikan tujuan tujuan ini, dituang juga di bagian
ketiga Deklarasi ASEAN mengenai tindakan teknis yang akan dilakukan, yaitu
menyelenggarakan:
a. Meeting rutin para menteri luar negeri, yang akan dirotasi dan dinamakan
sebagai ASEAN Ministerial Meeting.
b. Sebuah Standing Commitee, dibawah para menteri luar negeri dari Negara
host atau representasinya dan membuat anggota-anggota dari perwakilan
Negara lain untuk mengerjakan pekerjaan asosiasi diantara meeting menteri
luar negeri
c. Komite Ad-Hoc dan komite permanen yang mempunyai keahlian di bidang
yang spesifik.
d. Sekretariat Nasional di tiap Negara anggota utuk mengerjakan pekerjaan
asosiasi demi Negara tersebut dan untuk men-service meeting rutin maupun
spesial dari para menteri luar negeri, standing commitee, dan komite-komite
lain yang akan diciptakan dimasa depan.
Bagian Keempat dari Deklarasi ini juga menyatakan bahwa asosiasi ini
terbuka untuk seluruh Negara di wilayah asia tenggara, oleh karena itu Negara-

Universitas Sumatera Utara

negara lain dapat masuk(dapat dilihat dari masuknya Vietnam, Laos, Kamboja,
dll).20
Sebagai tindak lanjut setelah pembentukan ASEAN ini, untuk memenuhi
bagian kedua dari Deklarasi Bangkok yang merupakan tujuan dibentuknya
ASEAN, dan untuk melaksanakan petunjuk teknis yang dijelaskan di bagian
ketiga Deklarasi Bangkok, dibentuklah Deklarasi Kuala Lumpur pada tanggal 27
November 1971. Tindak lanjut ini tercermin dari preamble Deklarasi ini yang
menyatakan:
“MENGULANGI komitmen kita pada prinsip Deklarasi Bangkok yang
membentuk ASEAN pada tahun 1967, bahwa Negara di Asia Tenggara
berbagi kewajiban utama untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial
di wilayah dan memastikan perkembangan nasionalnya secara damai dan
progresif,dan bahwa mereka bertekad untuk memastikan stabilitas dan
keamanannya dari intervensi luar dalam berbagai bentuk atau manifestasi
dalam rangka mempertahankan identitas nasionalnya sesuai dengan
aspirasi dan cita-cita masyarakatnya” 21
Dalam paragraf diatas jelaslah bahwa Deklarasi Kuala Lumpur ini
dibentuk dalam rangka memenuhi tujuan ASEAN yang telah diuraikan dalam
Deklarasi Bangkok.
Pembuatan Deklarasi Kuala Lumpur juga diciptakan dengan tujuan
sebagaimana dijelaskan di Deklarasinya, yaitu ingin mengendurkan atau
merelaksasi tensi internasional dan mencapai kedamaian berkelanjutan di Asia
Tenggara seperti yang dinyatakan didalam Deklarasinya:
“BERDEDIKASI untuk memelihara
kemerdekaan tanpa batas.”22

20

kedamaian,

kebebasan,

dan

ASEAN, The Asean Declaration (Bangkok Declaration) Bangkok, 8 August 1967,

Op.Cit.
21

ASEAN, ASEAN Documents, ASEAN National Secretariat Department of Foreign
Affairs Republic of Indonesia, hal 4.
22
Ibid, 18 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

Deklarasi Kuala Lumpur juga menyinggung beberapa perjanjian
internasional diluar lingkup ASEAN, yaitu:
1. “Declaration of the Promotion of World Peace and Cooperation” atau
Konferensi Bandung 1955.
2. “Treaty for Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America.”
3. “Lusaka Declaration.”
Kedudukan dari ketiga perjanjian internasional didalam Deklarasi Kuala
Lumpur ini adalah bahwa ASEAN SANGAT MENDUKUNG Validitas/Validasi
dari Konverensi Bandung 1955 dan bahwa ASEAN SADAR akan tren dunia
yang sekarang,yaitu tren Kawasan Bebas Nuklir, seperti yang sudah
diimplementasikan di Amerika Latin dan Afrika.
Di dalam isi dari Deklarasi ini, dinyatakan bahwa Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand bertekad untuk menggunakan segala tindakan
yang diperlukan untuk mengamankan pengakuan dan penghormatan atas “SouthEast Asia Zone of Peace” atau “Zona Damai Asia Tenggara”, kebebasan dan
netralitas, bebas dari jenis interfensi apapun dari pihak luar, juga bahwa Negaranegara Asia Tenggara harus membuat tindakan yang terpadu untuk memperluas
bidang kooperasi yang akan berkontribusi kepada kekuatan, solidaritas, dan
hubungan yang lebih dekat.23
Tujuan ASEAN dalam Deklarasi Bangkok tidaklah mempunyai timeline
yang rinci, karena tidak dinyatakan kapan tujuan tersebut akan terpenuhi, karena
itu, pada tahun 1997, diselenggarakan meeting ASEAN yang pada akhirnya
menghasilkan Visi ASEAN 2020 (ASEAN Vision 2020).

23

Ibid, hal 5, 17 Februari 2017, 12:48.

Universitas Sumatera Utara

ASEAN Vision 2020 dibuat di Kuala Lumpur pada tanggal 15 Desember
1997, mengatur mengenai tujuan ASEAN yang diperkirakan akan dicapai pada
tahun 2020, Tujuan tersebut adalah, seperti yang dinyatakan di deklarasi tersebut:
A. Dalam Lingkup Keamanan:
1. Kami memandang wilayah ASEAN dalam tahun 2020 untuk menjadi
suatu zona kedamaian, kebebasan, dan netralitas, seperti yang dinyatakan
dalam Deklarasi Kuala Lumpur 1971.
2. ASEAN dalam tahun 2020, akan menciptakan wilayah Asia Tenggara
yang aman dan stabil, dimana setiap Negara dalam situasi damai dan
sumber konflik sudah dihapuskan, melalui prinsip Abiding Respect for
Justice (saling menghormati untuk keadilan) dan Rule of law (Aturan
Hukum) dan memperkuat kemakmuran nasional dan regional.
3. Kami memandang kawasan Asia Tenggara dimana setiap masalah
diselesaikan dengan cara damai.
4. Kami memandang bahwa TAC berlaku secara penuh sebagai pengikat
untuk pemerintah dan masyarakatnya.
5. Kami memandang Asia Tenggara bebas dari senjata Nuklir, dengan
pembuatan perjanjian Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone Treaty.
6. Kami memandang sumber daya alam dan manusia kami yang
kaya,berkontribusi kepada perkembangan dan kemakmuran bersama.
7. Kami memandang bahwa ASEAN Regional Forum dapat membangun
diplomasi preventif dan untuk memajukan resolusi konflik.
8. Kami memandang Asia Tenggara dimana gunung, sungai, dan lautan tidak
lagi memisahkan kita melainkan menghubungan kita bersama dalam
ikatan persaudaraan, kooperasi, dan perdagangan.
9. Kami melihat ASEAN sebagai kekuatan efektif untuk keamanan, keadilan,
dan kesederhanaan di lingkup Asia Pasifik dan di dunia.
B. Dalam Lingkup Kerjasama dalam Perkembangan yang dinamis
1. Kami bertekad untuk menuju arah kepada tahun 2020 yang dipanggil
“ASEAN 2020:Partnership in Dynamic Development” yang akan
menempa integrase ekonomi yang lebih dekat lagi dilingkup ASEAN.
2. Kami bertekad untuk memperkuat kooperasi ekonomi melalui strategi
perngembangan ekonomi, yang sesuai dengan aspirasi masyarakat kita dan
memperkuat kemakmuran nasional dan regional.
3. Kami berjanji untuk mempertahankan performa ekonomi ASEAN yang
tinggi ini dengan cara membangun fondasi dalam usaha kooperasi kita
yang telah ada, mengkonsolidasikan pencapaian kita, memperluas usaha
kolektif dan memperkuat bantuan gotong royong.
4. Kami berkomitmen untuk maju kedepan menuju kohesi yang lebih dekat
dan integrasi ekonomi, mempersempit perbedaan dalam perkembangan
diantara Negara anggota, memastikan bahwa sistem perdagangan
multilateral tetap adil dan terbuka, dan mencapai kompetisi global.
5. Kami akan menciptakan wilayah ASEAN yang stabil, makmur, dan sangat
kompetitif dimana terdapat pasar bebas barang, jasa, dan investasi, aliran

Universitas Sumatera Utara

bebas modal, perkembangan ekonomi, dan pengurangan kemiskinan dan
kesenjangan sosial.
6. Kami memutuskan, antara lain,untuk melakukan hal-hal berikut:
1) Mempertahankan stabilitas finansial dan makroekonomi dengan cara
memajukan konsultasi yang lebih dekat lagi dibidang makroekonomi
dan kebijakan finansial.
2) Memajukan integrasi ekonomi dan kooperasi dengan melakukan
strategi berikut:Implementasi penuh AFTA dan meningkatkan
liberalisasi perdagangan disektor jasa, merealisasikan ASEAN
Investment Area pada tahun 2010, dan pasar bebas investasi pada
tahun 2020; memperkuat dan mengembangkan kooperasi sub-regional
dalam area perkembangan sub-regional yg baru maupun yang telah
ada,memperkuat sektor bisnis sebagai mesin perkembangan.
3) Memajukan Usaha kecil-menengah menjadi lebih kompetitif dan
modern di ASEAN yang akan berkontribusi dalam perkembangan
industrial dan efisiensi wilayah.
4) Mempercepat arus bebas professional dan jasa lainnya di wilayah
ASEAN.
5) Memajukan liberalisasi sektor finansial dan kooperasi yang lebih
dekat di pasar uang dan pasar modal, pajak, asuransi dan kebiasaankebiasaan juga konsultasi yang lebih dekat di kebijakan
makroekonomi dan finansial.
6) Menciptakan perjanjian bersama dibidang energy dan barang
keperluan untuk listrik, gas, dan air didalam ASEAN melalui ASEAN
Power-Grid dan Trans-ASEAN Gas Pipeline and Water Pipeline,dan
memajukan kooperasi dibidang efisiensi energi dan konservasi, juga
perkembangan di sumber daya energi yang baru dan terbarukan.
7) Memperkuat keamanan makanan dan daya saing makanan
internasional, pertanian, dan produk hutan, untuk membuat ASEAN
menjadi produser utama dalam produk ini, dan untuk memajukan
sektor kehutanan sebagai bagian dari manajemen hutan, konservasi,
dan pembangunan berkelanjutan.
8) Membangun, mengintegrasi, dan mengharmonisasi teknologi dan
informasi, transportasi, dan telekomunikasi, memfasilitasi barang
transit dan mengintegrasi jaringan telekomunikasi melalui
interkonektivitas yang lebih besar, koordinasi frekuensi, dan
pengakuan bersama di prosedur perizinan jenis peralatan.
9) Memperkuat perkembangan sumber daya manusia disemua sektor
melalui pendidikan yang berkualitas, memajukan skill dan kapabilitas
melalui pelatihan.
10) Bekerja menuju standar dunia dan system yang akan menyediakan
system yang terharmonisasi untuk memfasilitasi pasar bebas
perdagangan ASEAN dengan memenuhi standar kesehatan,
keamanan, dan lingkungan.
11) Menggunakan Fondasi ASEAN sebagai salah satu instrumen untuk
mengenal masalah dalam perkembangan ekonomi yang tidak merata,
kemiskinan, dan kesenjangan sosial.

Universitas Sumatera Utara

12) Memajukan kebiasaan kerjasama ASEAN menjadi berstandar dunia
dan perkembangan dalam efisiensi, profesionalitas, dan jasa, dan
keseragaman melalui prosedur prosedur yang terharmonisasi, untuk
memajukan perdagangan dan investasi dan untuk melindungi
kesehatan dan kemakmuran komunitas ASEAN.
13) Memperkuat perdagangan intra-ASEAN dan investasi di sektor
mineral dan untuk berkontribusi menuju ASEAN yang kompeten
dibidang teknologi melalui networking yang lebih dekat dan
pertukaran informasi di mineral dan geosains dan mengembangkan
mekanisme yang pantas untuk ini.
C. Dalam Lingkup Komunitas yang peduli satu sama lain.
1. Kami memandang dalam tahun 2020, keseluruhan Asia Tenggara sadar
akan ikatan sejarah, menyadari peninggalan sejarahnya, dan terikat dalam
identitas regional yang sama
2. Kami melihat lingkungan ASEAN yang terbuka, yang konsisten dengan
identitas nasionalnya, dimana semua orang menikmati akses pada
kesempatan untuk perkembangan manusia tanpa memperhatikan jenis
kelamin, ras, agama, bahasa, atau latar belakang sosial dan budaya.
3. Kami memandang ASEAN yang kohesif dan peduli dimana kelaparan,
malnutrisi, dan kemiskinan tidak lagi menjadi masalah, dimana keluarga
yang kuat sebagai bagian terumum dari masyarakat serta masyarakat yang
memberi perhatian lebih pada orang yang tidak beruntung, dan
terpinggirkan, dimana keadilan sosial dan aturan hukum terlaksanakan.
4. Kami melihat sebelum 2020 Asia Tenggara akan bebas dari pengaruh
narkoba, bebas dari produksi, peredaran, dan penggunaan narkoba.
5. Kami memandang ASEAN yang kompetitif secara teknologi, kompeten
dalam strategi dan teknologi yang memungkinkan, dengan banyaknya
sumber daya manusia yang berkualifikasi dan terlatih dibidang teknologi,
dan jaringan yang kuat dalam lembaga ilmiah dan teknologi dan inti dari
keunggulan.
6. Kami memandang ASEAN yang bersih dan hijau, dengan mekanisme
pembangunan berkelanjutan yang teraplikasi untuk memastikan
perlindungan dari lingkungan di wilayah ASEAN dan keberlanjutan
sumber daya alamnya, serta kualitas masyarakatnya.
7. Kami memandang evolusi Asia Tenggara disektor penyelesaian masalah
untuk menghadapi masalah yang dapat ditemukan di skala regional,
termaksud polusi lingkungan dan degradasi lingkungan, perdagangan
narkoba, perdagangan wanita dan anak, dan kejahatan lintas batas lainnya.
8. Kami memandang Negara ASEAN dipimpin dengan partisipasi tinggi dari
masyarakatnya dengan fokus kemakmuran dan martabat masyarakatnya
demi kebaikan komunitas.
9. Kami berniat untuk mengembangkan dan memperkuat Institusi dan
Mekanisme ASEAN untuk menyadari visinya dan merespon kepada
tantangan dalam abad selanjutnya. Kami juga melihat kebutuhan untuk
memperkuat sekretariat ASEAN dengan peran yang lebih kuat untuk
membantu pencapaian tujuan ASEAN.

Universitas Sumatera Utara

D. ASEAN yang memandang kedepan
1. Kami melihat bahwa ASEAN yang memandang kedepan memainkan
peran penting dalam fora internasional, dan memajukan keinginan
bersama ASEAN. Kami memandang ASEAN mempunyai relasi yang kuat
dengan partner dan organisasi regional lainnya berdasarkan kesamaan
derajat dan saling menghormati.
Kesimpulan : Kami berjanji kepada masyarakat kami, determinasi dan
komitmen kami dalam mewujudkan ASEAN Vision 2020 Ini menjadi
kenyataan.24
Kemudian pada tanggal 15 Desember 2008, tepatnya sebelas tahun setelah
Visi ASEAN 2020 dibentuk, Piagam ASEAN dibuat dan diberlakukan, dimana
dalam Piagam ASEAN ini tujuan utama ASEAN diperbaharui sesuai dengan Isi
yang diuraikan di Visi ASEAN 2020, yang dicantumkan pada Pasal pertamanya.
ASEAN sebagai Organisasi Internasional
Organisasi Internasional mulai berkembang sejak adanya suatu perjanjian
internasional yang dibuat di wina pada tahun 1815 dan dikenal dengan nama
Kongres Wina,dimana di kongres ini dihasilkan sebuah Deklarasi,yaitu:
“it was considered by its leading participant as the forerunner of a series of
regular consultations among the great powers which would serve as board
meeting for the Europeans Community of Nations.”
Deklarasi ini mengakui adanya organisasi internasional pertama yang
berkedudukan di eropa pada tahun 1816. Organisasi Internasional menurut
terminologi hukum internasional adalah suatu struktur formal dan berkelanjutan
yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota (baik pemerintah
maupun non-pemerintah) dari dua atau lebih Negara berdaulat dengan tujuan
untuk mengejar kepentingan bersama para anggotanya. Organisasi internasional
juga diartikan sebagai suatu lembaga atau struktur yang mempunyai serangkaian
aturan, anggota, jadwal, tempat, dan waktu pertemuan.25 Kemudian menurut
24
25

ASEAN, ASEAN Vision 2020, (1997).
Wagiman, Terminologi Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hal 318.

Universitas Sumatera Utara

Leroy Bennet ada pula ciri-ciri yang harus dipenuhi agar suatu organisasi dapat
dengan sah menjadi sebuah organisasi internasional,yaitu: 26
a. Sebuah organisasi yang permanen harus secara terus menerus menjalankan
fungsinya.
b. Keanggotaan dari para relawan harus pihak-pihak yang memenuhi
persyaratan
c. Instrument-instrumen dasar dalam rangka mencapai tujuannya dan menetukan
metode operasionalnya
d. Sebuah organ perwakilan dan konsultasi
e. Sekretariat yang permanen untuk secara terus-menerus melaksanakan fungsi
administrasi, penelitian, dan informasi
Organisasi Internasional dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Organisasi Internasional yang beranggotakan delegasi resmi pemerintah
Negara-negara, atau biasa disebut dengan istilah Organisasi antar Pemerintah
(Inter-governmental organization/IGO)
b. Organisasi Internasional yang anggotanya terdiri atas kelompok-kelompok
swasta di bidang-bidang tertentu, yang biasanya bergerak di bidang sosial
budaya dan tidak terdiri dari pemerintah, biasanya yang disebut dengan istilah
organisasi non pemerintah (Non-Governmental Organization/NGO).27
Organisasi Internasional yang beranggotakan delegasi resmi pemerintah
juga memiliki kriteria tertentu, seperti organisasi yang beranggotakan negara-

26

Wiwin Yulianingsih, Hukum Organisasi Internasional, Penerbit ANDI, 2014, hal 2.
Unair, Aktor Dalam Hubungan Internasional Beserta Peranannya, diambil dari website
adeyaka-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-60501pengantar%20ilmu%20Hubungan%20Internasional%20Beserta%20Peranannya.html, diakses
pada tanggal 7 Juni 2017.
27

Universitas Sumatera Utara

negara di wilayah-wilayah tertentu, yang biasanya disebut dengan organisasi
regional (seperti ASEAN), atau yang tidak terbatas pada wilayah (seperti PBB).
Menurut terminologi hukum internasional, ASEAN adalah organisasi
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang menganut asas keterbukaan bagi
anggota-anggotanya.

ASEAN

didirikan

dengan

dasar

pendirian

saling

menghormati terhadap kemerdekaan, integritas, teritorial, dan identitas semua
bangsa. ASEAN juga mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional
yang bebas dari campur tangan dan intervensi serta urusan subversi dari luar dan
tidak saling mencampuri urusan dalam negeri masing-masing anggota.
Penyelesaian sengketa dalam ruang lingkup ASEAN diusahakan melalui jalan
damai, tidak menggunakan ancaman dan kekuatan militer, dan saling menjalankan
kerjasama secara aktif.28
Berdasarkan Bab 2 Pasal 3 Piagam ASEAN, dinyatakan dengan jelas
bahwa:
“ASEAN, as an inter-governmental organisation, is hereby conferred legal
personality.”29
Berdasarkan Pasal ini, dapat diketahui bahwa ASEAN adalah sebuah Organisasi
antarpemerintah, yang artinya organisasi yang berisikan pihak pemerintah dari
Negara-negara anggota. Berdasarkan pengertian dari terminologi hukum
internasional diatas juga diketahui bahwa keanggotaan dalam organisasi ini juga
dibatasi oleh wilayah, yaitu hanya Negara yang berada di kawasan Asia Tenggara,
dengan kata lain, organisasi regional. Ruang lingkup kerjasama di ASEAN juga
sangatlah luas, meliputi segala bidang, kecuali dibidang militer.

28
29

Wagiman, Op.Cit ,hal 52.
ASEAN, The ASEAN Charter, ASEAN Secretariat, Jakarta, 2007.

Universitas Sumatera Utara

Kesimpulan dari semua uraian diatas adalah bahwa ASEAN adalah sebuah
Organisasi Regional dengan sifat keanggotaan antarpemerintah dan memiliki
ruang lingkup kerjasama yang luas, mencangkup segala bidang.
4. Perkembangan Kerjasama di Lingkungan ASEAN.
Karena pada dasarnya pembentukan ASEAN adalah untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan sosial, serta ruang lingkup kerjasama ASEAN adalah
disegala bidang kecuali dibidang militer, maka banyak pula struktur dalam badan
ASEAN ini sendiri yang dibuat untuk meningkatkan koordinasi antar Negara,
seperti ASEAN Ministerial Meeting (Sidang Tahunan para Menteri Luar Negeri
ASEAN), ASEAN Summit Meetings (Sidang para Kepala Pemerintahan Negara
anggota ASEAN), Standing Committee (Badan yang bersidang diantara dua
sidang Menteri Luar Negeri Negara ASEAN mengenai masalah-masalah yang
memerlukan keputusan para menteri), sekretariat ASEAN, dan lain lain.
Kemudian juga dalam rangka meningkatkan koordinasi antar Negara
ASEAN, dibuat juga meeting antar menteri dibidang yang bersangkutan diantara
Negara anggota ASEAN, seperti ASEAN Economic Minister Meeting, ASEAN
Minister of Education Meeting, dll.
Diperlukan juga Deklarasi-deklarasi ASEAN sebagai ketentuan dasar dan
tujuan dari hubungan antara Negara-negara ASEAN. Berikut Contoh Deklarasi
yang telah dibuat oleh ASEAN:
A. Deklarasi Bangkok (Dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967)
Deklarasi Bangkok atau sering juga dipanggil Deklarasi ASEAN adalah
Deklarasi pertama yang diciptakan oleh para Negara pendiri ASEAN.
Deklarasi ini mengatur tentang pendirian ASEAN, tujuan pendirian ASEAN,

Universitas Sumatera Utara

dan teknis umum yang perlu diciptakan/dibuat untuk mencapai tujuan
pendirian ASEAN ini.secara singkat, pendirian ASEAN bertujuan untuk
mengembangkan kondisi ekonomi Negara anggota ASEAN, memperkuat
kooperasi antar Negara ASEAN, dan mempertahankan kedamaian dan
stabilitas Negara anggota ASEAN.30
B. Deklarasi Kuala Lumpur (dibuat pada tanggal 27 November 1971)
Deklarasi Kuala Lumpur adalah Deklarasi kedua yang dibuat setelah
pembuatan Deklarasi ASEAN yang secara singkatnya mengatur tentang teknis
Negara anggota ASEAN dalam rangka mempertahankan perdamaian di
wilayah Asia Tenggara, seperti yang diatur dalam pernyataan didalamnya
“that Indonesia, Malaysia, the Philippines, Singapore, and Thailand are
determined to exert initially necessary efforts to secure the recognition of, and
respect for, South-east Asia as a zone of Peace, Freedom, and Neutrality”31
Deklarasi ini juga menyatakan bahwa ASEAN adalah organisasi yang bebas
dari segala tekanan dan/atau interfensi dari kekuatan diluar lingkup ASEAN.
3. ASEAN Declaration on Arab-Israeli Conflict (dibuat pada tanggal 26
November 1973)
Deklarasi ASEAN mengenai konflik Israel-Arab pada dasarnya dibuat untuk
menyatakan bahwa ASEAN prihatin akan kondisi di timur tengah yang dapat
mengamcam kedamaian dan kehidupan masyarakat dalam Negara-negara
berkembang secara umum, oleh karena itu ASEAN menganggap bahwa sangat
diperlukan untuk menghasilkan pernyataan berikut ini:

30
31

ASEAN Documents, Op.Cit, 18 Juni 2017.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

1. Negara Anggota ASEAN sangat percaya dan mempertegas kebutuhan
mendesak untuk mencegah semakin buruknya keadaan dan membuat
solusi yang adil dan berkelanjutan bersama dengan Piagam PBB dan
Resolusi dewan keamanan pbb 242 (1967) dan resolusi PBB yg berkaitan
lainnya.
2. Kelanjutan okupasi teritori dari konflik 1967, dan langkah-langkah
berikutnya yang diambil oleh israel untuk menkonsolidasi perbuatannya
sesuai dengan resolusi PBB.
3. Negara-negara anggota ASEAN sangat menyayangkan dan mengutuk
perbuatan ekspansi teritorial dengan kekerasan yang dengan jelas
melanggar prinsip dan norma PBB.
4. Negara-negara anggota ASEAN sangat mendesak bahwa hak palestina
yang sah dihormati dan dipulihkan kembali.
Namun deklarasi ini hanya ditandatangani oleh Negara Indonesia saja, Negara
lain

seperti

Malaysia,

Filipina,

Singapura,

dan

Thailand

tidak

menandatanganinya, oleh karena itu masih dapat dipertanyakan keabsahan
dari Deklarasi ini.32
D. Declaration of ASEAN Concord / Bali Concord (Dibuat pada tanggal 24
Februari 1976)
Pada tahun 1976, atau 9 tahun setelah Deklarasi Bangkok, anggota-anggota
ASEAN mengadakan konferensi tingkat tinggi di Denpasar, Bali, dan hasil
akhirnya disingkat dengan nama TAC (Treaty of Amity and Cooperation in

32

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

South-East Asia) atau Bali Treaty, dimana di konferensi ini diresmikan tata
cara penyelesaian sengketa secara damai.33
Berbeda dari rapat lainnya pada umumnya yang dihadiri oleh Kementerian
Luar Negeri Negara anggotanya, pada rapat pembentukan Bali Treaty ini,
semua Negara menghadirkan Presiden dan Perdana Menterinya, bukan
Kementerian Luar Negerinya.
Tujuan umum dari dibentuknya konferensi ini adalah untuk mengatur
bagaimana

hubungan

antar-negara

anggota

Asia

Tenggara

dalam

berkomunikasi demi pencapaian ASEAN itu sendiri, yaitu Kedamaian dan
hubungan yang berkelanjutan, seperti yang dijelaskan di Preamblenya:
BERUSAHA KERAS untuk menciptakan kedamaian, perkembangan, dan
kemakmuran dari masyarakat Negara anggotanya.34
Untuk berkooperasi di lingkup ASEAN, harus ada objektif tertentu yang
dituang dalam Bali Concord ini, yang menyangkut stabilitas politik,yaitu: 35
1. Stabilitas Negara-negara anggota di wilayah ASEAN adalah faktor yang
sangat penting demi mencapai keamanan dan stabilitas internasional.
Setiap Negara anggota bertekad untuk menghapuskan gangguan akibat
subversi dari stabilitasnya, lalu meningkatkan kekuatan Negara nasional
dan ASEAN.
2. Negara anggota, baik secara individual maupun kolektif, harus mengambil
langkah aktif dalam pembentukan awal dari zona kedamaian, kebebasan,
dan netralitas.

33

Ricardo Simanjuntak, Op.Cit, hal 45.
ASEAN Documents, Op.Cit, 19 Februari 2017 11:07.
35
ASEAN Documents, Op.Cit, 19 Februari 2017 11:31.
34

Universitas Sumatera Utara

3. Hapusnya kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan buta huruf adalah tujuan
utama dari Negara anggota. Mereka harus memperkuat kooperasi dibidang
perkembangan ekonomi dan sosial, khususnya dengan mempromosikan
keadilan sosial dan perkembangan standar kehidupan dari masyarakatnya.
4. Bencana alam dan force majeur lainnya dapat menurunkan laju
perkembangan dalam Negara anggota. Negara anggota harus membantu
sebisanya Negara anggota lain yang berada dalam masalah ini.
5. Negara anggota harus membuat aksi kooperatif dalam program
perkembangan nasional maupun regionalnya, memakai sumber daya yang
tersedia di ASEAN sejauh mungkin untuk memperluas kemampuan
ekonominya.
6. Negara anggota dengan semangat solidaritas ASEAN, akan bergantung
pada proses penyelesaian permasalahan dengan perdamaian apabila ada
perbedaan antar-regional/Negara.
7. Negara anggota akan berjuang, baik secara individual maupun kolektif,
untuk menciptakan kondisi yang konduktif dalam pencapaian kooperasi
seara damai diantara Negara asia tenggara dengan dasar penghormatan
bersama dan keuntungan bersama.
8. Negara anggota akan menciptakan kesadaran dari identitas regional dan
mengusahakan segala cara untuk memciptakan komunitas ASEAN yang
kuat, dihormati oleh semua Negara dan menghormati semua Negara,
dengan basis hubungan mutualisme yang saling menguntungkan dan
sesuai dengan prinsip self determination (penentuan nasib sendiri),
kesamaan, dan non interfensi dalam hubungan dalam sesama Negara.

Universitas Sumatera Utara

Point ke-6, yaitu penyelesaian sengketa secara damai diantara Negara anggota
kemudian dinamakan ASEAN WAY dan juga dijadikan lagu resmi ASEAN.
Penyelesaian sengketa dengan cara ASEAN (ASEAN WAY) dilakukan dengan
cara melakukan proses konsultasi atau negosiasi untuk mencapai hasil akhir
yang diterima semua pihak. Penyelesaian sengketa macam ini sudah sangat
lama dipraktekkan di Indonesia dan Malaysia, dan biasanya disebut dengan
proses “Musyawarah untuk Mufakat”36
Juga dalam Deklarasi Bali ini ditetapkan program teknis untuk memperkuat
kooperasi ASEAN, yaitu:
1.

Dalam bidang Politik:
A. Rapat Kepala Negara Anggota pada saat diperlukan.
B. Penandatanganan “Treaty of Amity and Cooperation in Southeast
Asia.”
C. Penyelesaian sengketa antar wilayah dengan jalan damai.
D. Konsiderasi dan langkah awal secara langsung menuju pengakuan dan
penghormatan dari zona keamanan, kebebasan, dan netralitas
dimanapun.
E. Memperkuat teknis ASEAN untuk memperkuat kooperasi politik.
F. Studi dalam bagaimana untuk mengembangkan kooperasi judisial
termaksud kemungkinan perjanjian ekstradisi ASEAN.
G. Memperkuat solidaritas politik dengan cara mengharmonisasi sudut
pandang, posisi koordinasi, dan aksi nyata apabila memungkinkan.

36

Ricardo Simanjuntak, Loc.Cit, hal 45.

Universitas Sumatera Utara

2.

Dalam bidang Ekonomi:
A. Memperkuat kooperasi dalam komoditi dasar, khususnya makanan
dan energi dengan cara membantu kebutuhan Negara anggota dan
kooperasi produksi komoditi dasar.
B. Memperkuat kooperasi dalam bidang pembagunan dibidang industri.
C. Memperkuat dan mengekspansi hubungan kerjasama/kooperasi dalam
ekspor-impor.
D. Pendekatan bersama dalam masalah Komoditas internasional dan
masalah ekonomi dunia lainnya.
E. Memperkuat teknis kooperasi ekonomi

3.

Dalam bidang Sosial:
A. Kooperasi dibidang perkembangan sosial, dengan fokus pada grup
berpendapatan

rendah

dan

populasi

desa

melalui

perluasan

kesempatan kerja.
B. Bantuan dalam semua sektor dan level di komunitas ASEAN
khususnya di wanita dan anak muda.
C. Ekspansi dan intensifikasi dari kooperasi yang telah ada mengenai
masalah pertumbuhan populasi dan pembuatan strategi baru, apabila
memungkinkan.
D. Intensifikasi dari kooperasi dibidang pencegahan dan penghapusan
narkoba dan perdagangan obat-obatan terlarang.

Universitas Sumatera Utara

D. Dalam bidang Budaya dan Informasi:
A. Memperkenalkan pembelajaran ASEAN, Negara anggotanya, dan
bahasa Negara anggotanya sebagai bagian dari kurikulum sekolah dan
institusi pembelajaran lainnya dalam Negara anggota.
B. Membantu penulis, mahasiswa(scholars), pelukis, dan representasi
media agar mereka mendapat perasaan kebersamaan.
C. mempromosikan pembelajaran di asia tenggara melalui kolaborasi
yang lebih dekat diantara instutusi nasional.
5.

Dalam bidang Keamanan:
Kelanjutan kooperasi dalam basis non-ASEAN pada Negara anggotanya
dalam hal keamanan berdasarkan dengan kebutuhan masing-masing.

E. ASEAN Declaration for Mutual Assistance on Natural Disasters. (Dibuat pada
tanggal 26 Juni 1976)
Kemudian pada bulan Juni 1976, diadakan lagi rapat oleh para anggotaanggota ASEAN yang diwakili oleh kementerian Luar Negeri Negara anggota
terkait, rapat ini diadakan di kota Manila, Filipina, Hasil dari rapat ini adalah
diresmikannya 2 (dua) Deklarasi yang salah satunya adalah ASEAN
Declaration for Mutual Assistance on Natural Disasters.
Seperti judulnya, Deklarasi ASEAN ini mengatur tentang bagaimana teknis
pemberian bantuan oleh Negara anggota pada saat terjadi bencana alam. Pada
Deklarasi ini dinyatakan bahwa Negara anggota harus: 37
A. Bekerjasama untuk saling menukar informasi, ahli, dan suplai yang
berhubungan dengan kemungkinan terjadinya bencana alam.

37

ASEAN Documents, Op.Cit, 18 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

B. Membantu Negara anggota yang meminta bantuan berhubungan dengan
bencana alam skala besar sesuai kemampuannya.
C. Negara anggota yang meminta bantuan harus membebaskan pajak, dan
kewajiban pembayaran lainnya pada Negara anggota yang memberikan
bantuan, serta memfasilitasi/membantu Negara tersebut dalam distribusi
bantuannya.
F. ASEAN Declaration of Principles to Combat the Abuse of Narcotic Drugs.
(Dibuat pada tanggal 26 Juni 1976)
Deklarasi ini adalah Deklarasi kedua yang diresmikan pada saat rapat
kementerian Luar Negeri Negara anggota ASEAN pada tanggal 26 Juni 1976
di Manila.
Deklarasi ASEAN ini mengatur tentang bagaimana teknis kerjasama Negara
anggota dalam melawan penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang.
Pada Deklarasi ini dinyatakan bahwa Negara-negara anggota harus:
1) Meningkatkan tindakan pencegahan perdagangan ilegal narkoba dengan
cara pertukaran informasi mengenai individu, kelompok, maupun sindikat
narkoba di dalam wilayah Negara anggota, melakukan tindakan untuk
menghapus pembuatan dan peredaran narkoba (khususnya opium poppy,
cannabis, dan coca bush.)
2) Meningkatkan kooperasi dalam bidang riset dan edukasi obat-obatan
terlarang.
3) Memperkokoh lembaga-lembaga nasional Negara anggota bertujuan untuk
memperkuat perlawanan melawan penyalahgunaan narkoba dan akibatnya.

Universitas Sumatera Utara

4) Kedua Deklarasi ini merupakan tindak lanjut dari Deklarasi yang telah
disepakati dalam rapat sebelumnya, yaitu Treaty of Amity and Cooperation
in Southeast Asia (TAC) / Bali Treaty. Seperti yang dapat dilihat di: 38
1. Deklarasi

keempatnya

sebagai

embrio

pembentukan

ASEAN

Declaration for Mutual Assistance on Natural Disasters.
2. Bagian

dari

program

teknis

untuk

memperkuat

kooperasi

ASEAN,lebih tepatnya di wilayah sosial.
Kemudian pada tahun 1967 mulai dibentuk rapat rutin yang dihadiri oleh
para kementerian luar negeri Negara yang bersangkutan, yaitu ASEAN
Ministerial Meetings, dan pada tahun 1976 dibentuk rapat rutin yang
dihadiri oleh para kepala Negara yang bersangkutan, yaitu ASEAN
Summit Meetings. Banyak juga meeting khusus yang dibuat untuk
membahas hal-hal tertentu, seperti Special Meeting of the ASEAN foreign
Ministers pada 24 Februari tahun 1977 untuk memperingati hari ulang
tahun bali summit meeting, dan lain-lain.
Kooperasi yang dilakukan oleh Negara anggota asean juga mencangkup
bidang yang luas, hal ini dibuktikan dengan adanya :
A. ASEAN Economic Ministers Meeting
B. ASEAN Labour Minister Meeting
C. ASEAN Minister Responsible for Social welfare Meeting
D. ASEAN Minister of Education Meeting.
E. ASEAN Minister of Agriculture and Forestry Meeting.
F. ASEAN Minister of Science and Technology Meeting

38

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

G. ASEAN Ministerial Meeting on Environment
H. Meeting of the ASEAN Economic Minister on Energy
I. ASEAN Minister Conference for Information
J. Meeting of the ASEAN Sub-Commitee on Tourism
K. Dan lain-lain
G. Bali Concord II dan III (Dibuat pada tanggal 7 Oktober 2003 dan 17
November 2011)
Sampai saat ini, sudah tiga Perjanjian Bali/Bali Concord yang dibentuk untuk
memperkuat kooperasi di bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
keamanan ASEAN, yaitu Bali Concord I, Bali Concord II, dan Bali Concord
III. Bali Concord I dibuat pada tanggal 24 Februari 1976.
Pada tanggal 7 Oktober 2003, dibuat Bali Concord II yang mengatur tentang
pembuatan program ASEAN Community beserta ketiga pilarnya. Pembuatan
Bali Concord II merupakan kelanjutan dari Bali Concord I. Dengan adanya
Bali Concord II, kooperasi di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya
menjadi semakin kuat.
Pada tanggal 17 November 2011, para pemimpin Negara anggota ASEAN
mengadakan rapat lagi di bali dan membentuk Bali Concord III yang
mengatur mengenai peningkatan kooperasi dibidang:
1. Politik dan Keamanan
2. Ekonomi
3. Sosial-budaya.

Universitas Sumatera Utara

H. Pertemuan Khusus ASEAN dengan Negara non Asia Tenggara.
Selain Kerjasama antar Negara anggota, ASEAN juga memiliki forum
kerjasama dengan Negara luar. Dimulainya dengan pendirian the ASEAN
Regional Forum pada bulan Juli 1994. ARF berfokuskan dibidang keamanan
dan dihadiri oleh 20 Negara dengan perincian 10 Negara anggota ASEAN dan
10 Negara diluar keanggotaan, yaitu Australia, Canada, Uni Eropa, India,
Jepang, Korea Selatan, Russia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Ada juga dialog khusus yang diadakan oleh ASEAN dengan Negara lain,
seperti ASEAN-Australia Forum, ASEAN-Japan Forum, ASEAN-ROK
senior officials meetings, dan lain lain.
ASEAN juga berpengaruh dalam ruang lingkup Asia Pasifik, seperti andil
ASEAN dalam Asia-Pacific Economy Cooperation Ministerial Meeting,
karena ASEAN di forum rapat itu mempunyai wakil tersendiri terpisah dari
wakil Negara anggotanya.
Selain forum khusus yang diciptakan untuk Negara-negara asia pasifik,
diciptakan juga organisasi baru untuk memperluas integrasi dari Negaranegara di wilayah Asia secara keseluruhan. Pada tahun 1997, ASEAN telah
membuat banyak rapat untuk mencapainya, dan ASEAN Plus Three adalah
yang pertama dibuat.
ASEAN Plus Three dibuat dengan tujuan untuk memajukan ikatan yang telah
ada diantara ASEAN dengan Republik Rakyat China, Jepang, dan Korea
Utara. Setelah organisasi ini dibuat diikuti pula dengan rapat yang lebih besar
lagi yang bernama “East Asia Summit” yang berisikan ASEAN Plus Three
ditambah India, Austr

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Regulasi Hukum Nasional Indonesia Sebagai Negara Anggota Asean Dalam Rangka Menghadapi Asean Economic Community 2015

2 82 130

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

4 105 139

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 10

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 2

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 21

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 7

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 1

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 13

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia Chapter III V

0 1 99

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 4