Pengaruh Kualitas Air terhadap Tingkat Kunjungan di Kawasan Wisata Sungai Sampuren Putih Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Chapter III IV

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2016 di sungai
Sempuran PutihKecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Kuisoner
dilakukan kepada setiap pengunjung di Kawasan wisata Sungai Sampuran Putih
Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Pengukuran sampel parameter
Kualitas Air dilakukan di Laboratorium Kementrian Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) Kelas I Medan.
Rencana kegiatan penelitian dapat dilihat Lampiran 1.

Gambar 2. Peta okasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, botol zat,
alat tulis, GPS (Global Positioning System), meteran, Kamera Digital, kertas
label, termometer, pH Meter dan ember. Bahan yang digunakan adalah Aquadest,
Alkohol 70 %, Amilum, MnSO4,KOH-KI, H2SO4, NA2S2O3.Rincian biaya

penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.
Prosedur Penelitian
Pengumpulan Data
Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan
maupun hasil dari laboratorium untuk data analisis air.Data yang nilainya
langsung didapat dari lapangan meliputi nilai temperatur, pH, arus, kecerahan,
kedalaman, oksigen terlarut, serta hasil kuisioner terhadap pengunjung dan
penduduk sekitar. Data lain seperti BOD5 diperoleh melalui analisis laboratorium.

Pengunjung
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode
purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan
cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang
ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang
berkunjung ke kawasan Sungai Sampuren Putih dalam waktu satu bulan.
Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria
cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu berkomuniaksi
dengan baik. Menurut Sumanto (1990) dalam Melyana (2011) jika subjek
penelitian atau wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya


Universitas Sumatera Utara

sebagai sampel dan jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil
antara 10%- 15% sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha
(2007)

Keterangan:

�=

n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = tingkat kesalahan yang ditoleransi yaitu 10%

Persepsi Pengunjung dan Respons Masyarakat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persepsi pengunjung tentang
keindahan dan kenyaman serta respon masyarakat terhadap objek wisata di Sungai
Sampuren Putih yang disusun berdasarkan kajian kondisi objek wisata. Kuisioner
pengelola dan pengunjung dapat dilihat pada Lampiran.


Parameter Fisika Kimia Perairan
Pengukuran faktor fisika kimia perairan Sungai Sempuran Putih
dilakukan di setiap stasiun penelitian.

Arus
Pengukuran arus dilakukan dengan menggunakan bola duga. Disediakan
beberapa buah bola duga, stopwatch, kemudian dilempar ke badan sungai dan
dihitung berapa keceptan arus perdetiknya kemudian dicatat.

Universitas Sumatera Utara

Kedalaman
Pengukuran kedalaman yang dilakukan adalah dengan menggunakan kayu
yang sudah diberi ukuran. Dilakukan pengukuran kedalaman di beberapa tempat
kemudian dicatat.

Suhu (oC)
Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan alat termometer secara
langsung pada perairan kemudian masukkan sampel air ke dalam botol sampel,
lalu dibaca skala dari termometer tersebut dan kemudian dicatat.


Kecerahan
kecerahan dilakukan dengan menggunakan sechi disk yang diikat dengan
benang, dimasukkan ke badan sungai dan dilihat berapa kedalaman keping sechi
yang tidak nampak, ukur panjang yang tidak nampak kemudian diangkat perlahan
sampai keeping sechi nampak, ukur yang nampak lalu dijumlahkan dan dibagi
dua lalu dicatat.

TSS (Total Suspended Solid)
Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak mengendap langsung. Cara
pengukurannya adalah disediakan alat yang akan digunakan yakni botol air
mineral, kemudian isi botol dengan sampel air secukupnya lalu bawa sampel air
tersebut ke Balai Standarisasi Industri Medan untuk diuji.

Universitas Sumatera Utara

pH (Potential Hydrogen)
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sebelumnya
dikalibrasikan dulu pH meter dengan aquades hingga netral (pH 7), dimasukkan

pH meter ke badan sungai, lalu dibaca nilainya dan kemudian dicatat.

BOD (Biochemical Oxygen Demand (mg/L)
Pengukuran BOD5 dilakukan dengan menggunakan metode Winkler.
Sampel air yang diambil dari permukaan Sungai Sibiru-biru dimasukkan ke dalam
botol Winkler. Diinkubasi selama 5 hari dalam suhu 20oC. Kemudian pengukuran
nilainya seperti yang ditunjukkan pada bagan kerja pengukuran DO. Bagan kerja
BOD5 dapat dilihat pada Lampiran 4.

DO (Dissolved Oxygen) (mg/L)
Dissolved Oxygen (DO) diukur menggunakan metode Winkler.Pengukuran
DO dilakukan setiap pengambilan sampel di lapangan.Sampel air diambil dari
permukaan perairan dan dimasukkan ke dalam botol Winkler, kemudian
dilakukan pengukuran Dissolved Oxygen (DO).Bagan kerja pengukuran DO
(Dissolved Oxygen). Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan
Oksigen (DO) dapat dilihat pada Lampiran 3.

Indeks Pencemaran
Analisis pencemaran bahan organik berpedoman pada Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Penentuan Status Mutu Air

dengan Metode Indeks Pencemaran. Rumus Indeks Pencemaran berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 adalah sebagai
berikut :

PIj =
Keterangan :
Pij
= Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j)
Ci
= Konsentrasi parameter kualitas air hasil pengukuran
Lij
= Konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam
baku mutu peruntukan air (j)
(Cij/Lij)M
= Nilai Cij/Lij maksimum
(Cij/Lij)R
=Nilai Cij/Lij rata-rata

Hubungan Indeks Pencemaran dengan mutu perairan disajikan sebagai
berikut :
0 ≤ Pij ≤ 1,0
1,0 ≤ Pij ≤ 5,0
5,0 ≤ Pij ≤ 10
Pij > 10

= memenuhi baku mutu (kondisi baik)
= tercemar ringan
= tercemar sedang
= tercemar berat

Pengelolaan sumberdaya air mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air.
Sedangkan Pengelolaan Kulaitas Air berpacu pada PP. No. 82 Tahun 2001.
Berikut tabel faktor fisika kimia pada PP. No. 82 Tahun 2001 dengan ketetapan
angka yang telah ditetapkan :
Tabel 2. Faktor Fisika Kimia PP. No. 82 Tahun 2001
Parameter


Satuan
I

Fisika
Suhu
TSS
Kimia
DO
PH
BOD5

0

C

II

deviasi 3 deviasi 3
mg/l
50

50

mg/l
mg/l

6
6-9
2

4
6-9
3

III

IV

deviasi 3 deviasi 5
400
400


3
6-9
6

0
5-9
12

Sumber : PP. No. 82 Tahun 2001

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Parameter Fisika Kimia Perairan Sampuren Putih
Hasil dari pengukuran Faktor Fisika Kimia Sungai Sampuren Putih adalah
sebagai berikut.
Arus

Arus yang diperoleh pada stasiun I lebih tinggi daripada stasiun II dan
Stasiun III. Hasil dari pengukuran arus pada setiap stasiun dapat dilihat dari grafik
berikut.

Gambar 3. Grafik Pengukuran Arus
Kedalaman
Stasiun II lebih dangkal daripada Stasiun I dan Stasiun III. Hasil dari
pengukuran kedalaman pada setiap stasiun dapat dilihat dari grafik berikut.

Gambar 4. Hasil Pengukuran Kedalaman

Universitas Sumatera Utara

Suhu
Dari hasil pengukuran, suhu Stasiun I lebih rendah daripada Stasiun II dan
Stasiun III. Hasil dari pengukuran suhu pada setiap stasiun dapat dilihat dari
grafik berikut.

Gamb
ar 5. Grafik Pengukuran Suhu
Kecerahan
Kecerahan pada Stasiun II lebih tinggi daripada Stasiun I dan Stasiun III.
Hasil dari pengukuran kecerahan pada setiap stasiun dapat dilihat dari grafik
berikut.
Kecerahan

Gambar 6. Grafik Pengukuran Kecerahan

Universitas Sumatera Utara

Total Dissolved Solid (TDS)
TDS Stasiun I 168,77 mg/l, Stasiun II 122,11 mg/l, dan Stasiun III 105,88
mg/l. Hasil dari pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) pada setiap stasiun
dapat dilihat dari grafik berikut.

Gambar 7. Grafik Pengukuran TDS

Potential Hydrogen
Hasil dari pengukuran Potential Hydrogen (PH) pada setiap stasiun dapat
dilihat dari Tabel 3.
Tabel 3. Tabel pengukuran pH
Stasiun

Potetial Hydrogen

1

7.3-7.5

2

7.2-7.4

3

7.4-7.5

Universitas Sumatera Utara

Biochemical Oxygen Demand
BOD Stasiun I 3,9 mg/l, Stasiun II 3,6 mg/l dan Stasiun III 3,5 mg/l. Hasil
dari pengukuran Biochemical Oxygen Demand (BOD) pada setiap stasiun dapat
dilihat dari grafik berikut.

Gambar 8. Grafik Pengukuran BOD

Dissoved Oxygen
DO Stasiun I 6,9 mg/l, Stasiun II 6,7 mg/l dan Stasiun III 6,6 mg/l. Hasil
dari pengukuran Dissolved Oxygen (DO) pada setiap stasiun dapat dilihat dari
grafik berikut.

Gambar 9. Grafik Pengukuran DO

Universitas Sumatera Utara

Faktor Fisika Kimia Sungai Sampuren Putih
Parameter yang diukur pada saat pengamatan meliputi Arus,
kedalaman, suhu, kecerahan, TDS, pH, BOD5, DO. Pengukuran parameter
kualitas air dapat dilihat pada Lampiran . Berdasarkan hasil penelitian dan
pengamatan kondisi perairan Sungai Sampuren Putih diperoleh nilai faktor fisikakimia dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Parameter Fisika-Kimia Perairan
Parameter

Fisika-Kimia

Stasiun

Satuan

I

Arus
m/s
3,4
Kedalaman
m
0,6
Suhu
°C
20,66
Kecerahan
m
0,35
TDS
mg/L
168,77
pH
7,3-7,5
BOD5
mg/L
3,9
DO
mg/L
6,9
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001

II

III

1,36
0,5
25,66
0,5
122,11
7,2-7,4
3,6
6,7

1,06
0,53
26,5
0,3
105,88
7,4-7,5
3,5
6,6

Baku
Mutu Air
Kelas II
Deviasi 3

100
6,0-9,0
3
4

Persepsi Pengunjung Terhadap Sungai Sampuren Putih
Data tingkat Potensi wisata dari pengunjung, yakni sebesar

9,64%

menyatakan cukup dengan keadaan obyek wisata sungai Sampuren Putih saat
ini,sedangkan 74,70% menyatakan baik, dan 15,67% menyatakan sangat baik.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 10. Persepsi Potensi Wisata
Hasil data yang diperoleh, 39,76% menyatakan bahwa daya tarik dari
sungai Sampuren Putih ini terletak di Pemandangan, 65,06% menyatakan daya
tarik sungai karena sungai yang berbatu dan 7,23% menyatakan sungai Sampuren
Putih ini menjadi lokasi pemancingan. Daya tarik sumberdaya sungai Sampuren
Putih dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Daya Tarik Sumber Sumberdaya Wisata Sungai Sampuren Putih
Hasil data yang diperoleh selama penelitian, diketahui nilai tingkat
kenyamanan pengunjung mempunyai persentase sebesar 90% menyatakan obyek
wisata sungai Sampuren Putih nyaman, 10% menyatakan cukup nyaman. Persepsi
kenyamanan pengunjung dapat dilihat pada Gambar 12.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 12. Tingkat Kenyamana Pengunjung
Hasil data yang diperoleh, diketahui nilai kesadaran masyarakat
mempunyai persentase sebesar 80% menyatakan kesadaran masyarakat sekitar
baik, 20% menyatakan cukup. Kesadaran masyarakat sekitar dapat dilihat pada
Gambar 13.

Gambar 13. Kesadaran Masyarakat Sekitar
Pembahasan
Parameter Fisika Kimia Perairan Sampuren Putih
Arus
Sungai Sampuren Putih memiliki kecepatan arus berkisar antara 1,06-3,4
m/s atau 106-304 cm/detik yaitu kategori sangat cepat. Menurut Supartiwi (2000)
mengklasifikasikan sungai berdasarkan kecepatan arusnya yaitu berarus sangat
cepat (>100 cm/detik), berarus cepat (50-100 cm/detik), berarus sedang (2550cm/ detik), berarus lambat (10-25 cm/detik) dan berarus sangat lambat
(