Pengaruh Kualitas Air terhadap Tingkat Kunjungan di Kawasan Wisata Sungai Sampuren Putih Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Ekowisata
Wisata alam mencakup banyak kegiatan, dari kegiatan menikmati
pemandangan dan kehidupan liar yang relatif pasif, sampai kegiatan fisik seperti
wisata petualangan yang sering mengandung resiko.Ekowisata harus dibedakan
dari wisata alam. Wisata alam, atau berbasis alam, mencakup setiap jenis wisatawisata massal, wisata pertualangan, ekowisata yang memanfaatkan sumber daya
alam dalam bentuk yang masih lain dan alami, termasuk spesies, habitat,
bentangan alam, pemandangan dan kehidupan air laut dan air tawar. Wisata alam
adalah perjalanan wisata yang bertujuan untuk menikmati kehidupan liar atau
daerah alami yang belum dikembangkan (Yoeti, 2000).
Pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata
yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat
setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan
segala keuntungan yang diperoleh. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan
usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut
didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang
alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata,
sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis
masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di
kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola (Damanik dan

Weber, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Ekosistem Sungai
Ekosistem merupakan Interaksi dari berbagai komponen lingkungan.
Hubungan timbal balik dalam suatu ekosistem memiliki tingkat keserasian dan
tingkat keselarasan yang tinggi dalam perjalanan ruang dan waktu. Ekosistem air
tawar merupakan sumber daya air yang paling praktis dan murah untuk
kepentingan domestik maupun industri. Selain itu, ekosistem air tawar
menawarkan sistem pembuangan berbagai jenis limbah yang memadai dan paling
murah yang sering disalahgunakan manusia dengan membuang segala limbah ke
sistem perairan alami tersebut, tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu
(Barus, 2004).
Sungai merupakan salah satu sumberdaya air alami yang harus dijaga,
karena sangat rentan terhadap pengaruh masukan limbah akibat dari peningkatan
aktivitas antropogenik. Peningkatan aktivitas antropogenik di sungai telah sering
dilaporkan memberikan dampak negatif terhadap penurunan kualitas air dan bagi
kehidupan biota akuatik yang hidup di dalamnya (Sudarso dkk., 2009).
Sungai merupakan ekosistem yang sangat penting bagi manusia. Sungai

memberikan protein hewani seperti ikan dan udang. Sungai di beberapa tempat,
misalnya di Sumatera dan Kalimatan, dipergunakan penduduk sebagai prasarana
transportasi. Sungai juga menyediakan air bagi manusia baik untuk berbagai
kegiatan seperti pertanian, industri maupun domestik (Lilik dkk., 2011).

Pencemaran
Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi ataukomponen
lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkattertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut Dini

Universitas Sumatera Utara

(2011) pencemaran air adalahpenyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal.
Seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk, makasemakin meningkat
pula usaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan yangmengikutinya.Sehingga
semakin variatif pula aktivitas manusia.Salah satunya aktivitas industri. Sebab
industri-industri kecil tersebut padaumumnya membuang limbahnya langsung ke
selokan/ badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dapat menyebabkan
pencemaran airkarena dalam limbah tersebut mengandung unsur toksik yang
tinggi.

Analisis kualitas air dilakukan dengan membandingkan kualitas air sungai
Sampuren Putih hasil pengukuran dengan Bakumutu kualitas air sungai sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
danPengendalian

Pencemaran

Air.

Penentuan

status

mutu

air

dengan

menggunakan metode indeks pencemaran (pollutionindex) sesuai Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003.

Parameter Fisika dan Kimia Perairan
Arus
Kecepatan arus bervariasi di tempat-tempat yang berbeda dari aliran yang
sama (membujur atau melintang dari poros arah aliran Kecepatan arus akan
mempengaruhi jenis dan sifat organisme yang hidup di perairan tersebut.
kecepatan arus adalah faktor penting di perairan mengalir. Kecepatan arus besar
(> 5 m/detik) mengurangi jenis flora yang dapat tinggal sehingga hanya jenisjenis yang melekat saja yang tahan terhadap arus dan tidak mengalami kerusakan
fisik (Murijal, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Supartiwi (2000) mengklasifikasikan sungai berdasarkan kecepatan
arusnya yaitu :
1. Berarus sangat cepat (>100 cm/detik)
2. Berarus cepat (50-100 cm/detik)
3. Berarus sedang (25-50cm/ detik)
4. Berarus lambat (10-25 cm/detik)
5. Berarus sangat lambat (6,0

4,5 – 6,0
2,0 – 4,5