Bahasa Devayan di Pulau Simeulue: Kajian Vitalitas Bahasa

BAHASA DEVAYAN DI PULAU SIMEULUE:
KAJIAN VITALITAS BAHASA
ABSTRAK
Bahasa Devayan adalah salah satu bahasa asli di pulau Simeulue. Bahasa ini
termasuk salah satu bahasa minoritas di propinsi Aceh, Indonesia. Bahasa ini
dituturkan pada 7 wilayah kecamatan dari 10 kecamatan di pulau ini dengan
jumlah penduduk 59.904 jiwa, namun jumlah penutur bahasa Devayan yang
akurat belum terdata dengan baik. Seiring perkembangan jaman Simeulue menjadi
daerah terbuka dan menerima pendatang dengan baik, disamping juga banyak
penduduk yang keluar pulau dengan bersekolah atau bekerja. Dinamika sosial
tentu sangat berpengaruh terhadap kelangsungan sebuah budaya dan bahasa,
begitu juga pada bahasa Devayan yang mulai mengalami kemunduran yang laten..
Komunitas masyarakat tutur bertanggung jawab terhadap keberlangsungan bahasa
mereka sendiri, sehingga penting bagi sebuah komunitas mampu mengukur
vitalitas bahasanya. Sejauh ini tingkat vitalitas bahasa-bahasa dapat diakses
melalui Atlas of World’s Languages pada. Bahasa Devayan belum terdata dalam
atlas tersebut. Namun pada Ethnologue:Languages of World(2015),
mengkategorikan bahwa sebagian besar bahasa-bahasa daerah di Indonesia
berkategori 6a dan 6b, dan bahasa Devayan termasuk kelompok 6a yang
berkategori vigorous (kuat). Namun sejauh ini penelitian langsung terhadap
vitalitas bahasa Devayan belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan utnuk

menginvestigasi profil kedwibahasaan masyarakat tutur bahasa Devayan dan
mengetahui tingkat vitalitas bahasanya melalui kajian sosiolinguistik dengan
melibatkan karakteristik sosial pada gender, usia, dan lokasi. Pendekatan
kuantitatif dilakukan dalam penelitian ini dan diperkuat dengan beberapa metoda
kualitatif melalui FGD, wawancara, dan observasi. Temuan pada penelitian ini
adalah bahwa penggunaan bahasa Devayan pada masyarakat tuturnya bervariasi
pada ranah keluarga, tetangga, pendidikan, pemerintahan, agama, transaksi, dan
adat. Penggunaan bahasa pada empat kelompok usia G1,G2,G3, dan
G4menunjukkan perbedaan, begitu juga pada lokasi dengan nilai P-Value < 0.05
yang dihitung menggunakan uji statistik Chi Square dan Cruscall Wallis, namun
tidak ada perbedaan pada gender. Tingkat vitalitas bahasa Devayan diukur
menggunakan Diagram Jaring Laba-laba dengan rentang skala indeks variabel
ranah. Secara umum bahasa Devayan berada pada kategori stabil, namun
mengalami kemunduran.Investigasi terhadap sikap bahasa terhadap bahasanya
menunjukkan sikap positif, begitu juga sikap terhadap penuturnya. Dan
pengukuran tingkat Vitalitas bahasa juga dilakukan menggunakan skala EGIDS,
dan berdasarkan hasil-hasil penelitian ini, peneliti menentukan level penilaian
bahasa Devayan pada level 6b, berbeda dari penilaian Ethnologue.
Kata kunci: Devayan, vtalitas bahasa, kedwibahasaan, masyarakat tutur, skala
EGIDS


i

Universitas Sumatera Utara

THE DEVAYAN LANGUAGE IN SIMEULUE ISLAND:
THE STUDY ON LANGUAGE VITALITY
ABSTRACT
Devayan is one of local native languages in Simeulue island. It is also one of
minority languages in the province of Aceh, Indonesia. The areas inhabited by
59.904 people are considered as its language repertoire covering seven out of
ten subdistricts in the island. However, the real number of speakers is not yet
available.The spread of telecomunication networks and the growth in-cross
border trade and travel bring this mminority community into ever greater
contact with external influences. Social dynamics will influence the communities
with new choices and challenges for the language and culture. The language is
considered declining in use and facing a potential threat of shifting. The
community itself has the responsibility of the sustainability of their language,
therefore, it is important for the community to be able to asses the vitality of
their language. So far, the level of language vitality can be accessed at the Atlas

of World’s Languages Devayan has not been documented in the Atlas, but has
been classified as Simeulue language at Ethnologue:Languages of
World(2015),and grouped at level 6a with the categorization of 6a (vigorous).
So far, the objective research on this language has not been done. Therefore,
this research is aimed to investigate the sociolinguistic study on the profil of
Devayan and its level of language vitality. The quantitative approached
supported by some qualitative methods such as interviews, FGD, and
observation was done in the research involving the variables of society like
gender, age, and location. The findings of this research are the pattern of
language use among speakers at domains of family, neighbourhood, edication,
government, transaction, religion and culture; as well as the vitality of this
language. The language use among groups of generations of G1, G2, G3, and
G4 and between locations showed significant difference of P-Value