Kontribusi Wisata Perairan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Sungai
Air merupakan sumberdaya alam yang makin langka dan kritis akibat
berbagai tekanan kehidupan. Di dunia diperkirakan ada 1,4 km3 air, 97,3%
merupakan air laut dan 2,7% merupakan air di permukaan bumi. Dari 2,7% air di
permukaan bumi, 77,3% merupakan salju dan geyser; 22,4% air tanah dan resapan
(itupun yang dapat dijangkau hanya 0,79%); air rawa dan danau 0,0035%; uap air
0,004%; dan air sungai 0,00001%.Sungai atau daerah aliran sungai merupakan
suatu sumber daya air yang memiliki karakteristik yang khas dan sifat yang
berbeda dengan sumberdaya lainnya. Keberadaan sungai dengan sifatnya yang
mengalir dari hulu ke hilir memiliki potensi opportunity valuedan externality
effect antara hulu-hilir atau di sepanjang aliran sungai (Raharja, 2009).
Habitat-habitat perairan dibagi dalam tiga kategori utama, yaitu sistem air
tawar,estuarin dan lautan. Walaupun habitat air tawar menempati sebagian kecil
dari permukaanbumi bila dibandingkan dengan habitat lainnya, namun
mempunyai arti yang sangatpenting. Sebagai pelarut yang baik, air mengandung
zat-zat kimia yang terlarut didalamnya. Penggunaan senyawa ini dalam aktivitas
metabolik tumbuhan dan hewanperairan menyebabkan perubuhan susunan
kimiawi air, dengan demikian pengetahuan. mengenai keadaan ini penting untuk
memahami hubungan yang


rumit

antara komponenkomponenbiotik dan

abiotik.Badan air tawar dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu air diam seperti
kolam,danau, situ, rawa, telaga dan waduk serta air mengalir (sungai). Air diam
digolongkansebagai sistem lentiksedangkan air mengalir disebut sistem lotik
(Satino, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Perairan sungai merupakan salah satu ekosistem yang menjadi salah satu
komponen utama dari lingkungan. Kondisi perairan sungai secara tidak langsung
dapat menunjukkan kondisi lingkungan . Pesatnya pembangunan suatu kawasan di
satu sisi membawa dampak positif berupa produk yang bermanfaat bagi
masyarakat, akan tetapi di sisi lain juga menghasilkan limbah yang apabila tidak
ditangani dengan tepat dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Efek jangka
panjang dari degradasi kualitas lingkungan dimungkinkan menjadi efek domino
negative


bagi sektor lain

diantaranya kesehatan,

sosial dan ekonomi

(Indrowati dkk., 2012).
Ekositem lotik/sungai terbagi menjadi beberapa zona dimulai dengan zona
krenal (mata air) yang umumnya terdapat di daerah hulu. Zona krenal dibagi
menjadi rheokrenal, yaitu mata air yang berbentuk air terjun biasanya terdapat
pada tebing-tebing yang curam, limnokrenal, yaitu mata air yang membentuk
genangan air yang selanjutnya membentuk aliran sungai kecil dan helokrenal,
yaitu mata air yang membentuk rawa-rawa. Berdasarkan keberadaan air, sungai
dapat disebut sebagai sungai permanen, yaitu sungai yang berair sepanjang tahun,
sungai intermiten,yaitu sungai yang berair di musim hujan dan kering di musim
kemarau, sungai episodik, yaitu sungai yang berair pada saat terjadi hujan saja
(Barus, 2004).
Ekowisata
Wisata adalah perjalanan atau sebagai dari kegiatan tersebut yang

dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata. Ekowista merupakan konsep dan istilah yang menghubungkan
pariwisata dengan konservasi, ekowisata sering dipahami sebagai pariwisata
berwawasan lingkungan, jenis wisata ini merupakan salah bentuk pariwisata

Universitas Sumatera Utara

alternatif

yang

menonjolkan

tanggungjawab

terhadap

lingkungan

(Adi dkk., 2013).

Ekowisata merupakan salah satu usaha yang memprioritaskan berbagai
produk-produk pariwisata berdasarkan sumberdaya alam, pengelolaan ekowisata
untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan hidup, pendidikan yang
berasaskan lingkungan hidup, sumbangan kepada upaya konservasi dan
meningkatkan

kesejahteraan

untuk

masyarakat

local

(Fahriansyah dan Yoswaty, 2012).
Adnyana dkk (2014) menguraikan bahwa komponen ekowisata adalah
sebagai berikut:
1. Dapat memberi sumbangan pada konservasi biodiversitas
2. Dapat menopang kesejahteraan masyarakat local
3. Mengamalkan pengalamanpengalaman (yang diperoleh dalam ekowisata

pada kehidupan kesehariannya)
4. Melibatkan tanggungjawab

wisatawan

dan

industri pariwisata (pada

lingkungan dan budaya lokal yang ada
5. Dilakukan oleh sekelompok kecil wisatawan oleh pebisnis yang juga
berskala kecil
6. Mewajibkan konsumsi yang rendah dari sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui (dalam perjalanan ekowisata)
7. Menekankan pada partisipasi lokal, baik kepemilikan maupun kesempatan
berusaha, terutama masyarakat di sekitar areal lokasi ekowisata.
Parameter Kualitas Air
Fisika

Universitas Sumatera Utara


Suhu
Suhu air mempunyai pengaruhyang nyata terhadap proses pertukaran atau
metabolisme makhluk hidup. Selain mempengaruhiproses pertukaran zat, suhu
jugaberpengaruh terhadap kadar oksigen yangterlarut

adalam air,

juga

berpengaruh terhadappertumbuhan dan nafsu makan ikan.Dalam berbagai hal
suhu berfungsi sebagaisyarat rangsangan alam yang menentukanbeberapa proses
seperti migrasi, bertelur,metabolisme, dan lain sebagainya. Diperairanlokasi
budidaya ikan sistem karambamempunyai kisaran suhu antara 27 - 30°C. Ikan
dapat tumbuh dengan baik pada kisaransuhu 25- 32°C, tetapi dengan
perubahansuhu yang mendadak dapat membuatikan stress (Pujiastuti dkk., 2013).
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian
dari permukaan(altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan
aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses
fisika, kimia, biologi dan badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan

kondisi ekosistem perairan. Peningkatan suhu disertai dengan penurunan oksigen
terlarut sehingga keberadaan oksigen sering kali tidak mampu memenuhi
kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik untuk dapat melakukan proses
metabolisme dan respirasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya
peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kisaran optimum bagi
pertumbuhan organisme di perairan adalah 20o C -30o C (Effendi, 2003).
Arus
Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik
pada perairan lotik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan
penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air.

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh arus terhadap organisme air yang sangat penting adalah ancaman bagi
organism tersebut dihanyutkan oleh arus yang deras. Dalam konteks ini kecepatan
arus menjadi masalah bagi organisme. Untuk itu maka organisme harus
mempunyai adaptasi morfologis yang spesifik untuk dapat bertahan hidup pada
habitat yang berarus (Barus, 2004).
Kecepatan arus yang tinggi dapat mengakibatkan pengikisan tebing sungai
yang selanjutnya dapat mempengaruhi nilai kecerahan dan faktor fisika kimia air

lainnya. Arus perairan yang cukup deras memungkinkan tambahan oksigen dari
udara akibat adanya gerakan air/arus. Nilai oksigen terlarut ini dapat mendukung
kehidupan ikan. Beberapa jenis ikan mampu bertahan hidup pada perairan dengan
kelarutan oksigen sebesar 3 mg/l. Ikan dapat hidup dan berkembang biak pada
perairan yang kondisi airnya jernih, nilai pH mendekati normal dan kandungan
oksigen terlarut lebih besar dari 4 mg/l (Wahyuningsih dan Supriharti, 2004).
Kecerahan
Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukan kemampuan
cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami
kecerahan sangant penting karena erat kaitannya dengan aktivitas fotosintesis.
Kecerahan merupakan factor penting bagi proses fotosintesis dan produktifitas
primer dalam suatu perairan. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan.
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual
dengan menggunakan secchi disk (Nuriya dkk., 2010).
Kecerahan merupakan ukurantransparansi perairan yang ditentukan secara
visual menggunakan Secchi disk. Kekeruhan digunakan untuk menyatakanderajat
kegelapan

di


dalam

air

yang

disebabkanoleh

bahan-bahan

yang

Universitas Sumatera Utara

melayang.Kekeruhan mempengaruhi penetrasi cahayamatahari yang masuk ke
badan perairan,sehingga dapat menghalangi prosesfotosintesis dan produksi
primer perairan.Kekeruhan biasanya terdiri dari partikelanorganik yang berasal
dari erosi dari DASdan resuspensi sedimen di dasar waduk.Kekeruhan memiliki
korelasi positif denganpadatan tersuspensi, yaitu semakintinggi nilai kekeruhan
maka semakin tinggipula nilai padatan. Kecerahan perairansangat dipengaruhi

oleh keberadaan padatantersuspensi, zat-zat terlarut, partikel-partikel dan warna
air (Pujiastuti dkk., 2013).
Kedalaman
Kedalaman perairan berhubungan dengan intensitas cahaya yang masuk
kedalam kolom perairan. Intensitas cahaya yang masuk kedalam kolom air
semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman perairan (Effendi, 2003).
Kimia
Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) menggambarkan konsentrasi ion hidrogen
merupak ukuran dari tingkat keasaman dan basa dengan skala pengukuran antara
0-14, dimana nilai pH sebesar 7 adalah skala normal. Perairan alami yang
memiliki nilai pH kurang dari 7 bersifat asam dan pH lebih dari 7 disebut basa.
Pada umumnya perairan alami memiliki nilai pH 6,5-9. Pada kondisi lingkungan
yang alami, nilai pH dipermukaan air berkisar antara 5,0 sampai 8,6 dengan
pengecualian kisaran nilai yang lebih luas pada beberapa kasus (Gayatrie, 2002).
Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan,
didefinisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion hidrogen dan secara
matematis dinyatakan sebagai pH = log 1/H+, dimana H+ adalah banyaknya ion

Universitas Sumatera Utara


hidrogen dalam mol perlarutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan
sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam
atau basa (Barus, 2004).
Oksigen Terlarut (Dissolved oxygen)
Oksigen adalah salah satu gas yang ditemukan terlarut pada perairan. Kadar
oksigen terlarut diperairan bergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan
tekanan atmosfer. Kadar oksigen berkurang dengan semakin meningkatnya suhu,
ketinggian, dan berkurangnya tekanan atmosfer. DO adalah jumlah gas oksigen
yang terlarut dalam satu liter air, yang dapat berasaldari fotosintesis oleh
fitoplankton atau tanaman air lainnya, serta difusi udara (Gayatrie, 2002).
Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar
oksigen yang terlarut diperairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas,
turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian (altitude)
serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil. Kadar
oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung
pada percampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas
fotosintesa, respirasi, dan limbah yang masuk kebadan air (Effendi, 2003).

Daya Dukung Kawasan
Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung
kehidupan untuk manusia. Berkurangnya daya dukung alam akan berakibatkan
pula terhadap kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Oleh
karena itu daya dukung alam harus di jaga agar tetap dapat memberikan

Universitas Sumatera Utara

dukungannya bagi kehidupan manusia. Daya dukung alam perlu dijaga karena
daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berputarnya
waktu dan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri
(Wardhana, 2004).
Daya dukung lingkungan tergantung pada kebutuhan dan nilai yang
didefinisikan sendiri oleh masyarakat. Penentuan daya dukung juga tergantung
pada berbagai penilaian mengenai tingkat daya tampung pada berbagai penilaian
mengenai tingkat daya tampung kawasan yang rusak akibat wisatawan
(Khair, 2006).
Indeks Kesesuaian Wisata
Analisis kesesuaian wisata merupakan analisis yang dimaksudkan untuk
mengetahui kesesuian wisata pada suatu kawasan dalam penggunaan lahan pada
kawasan tersebut. Analisis ini juga digunakan dalam potensi ekowisata Bukit
Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Menurut Yulianda (2007)

setiap parameter memiliki bobot dan skor,

dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter
terhadap perencanaan kawasan wisata. Kriteria untuk masing-masing pembobotan
adalah sebagai berikut :
1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
sangat diperlukan atau parameter kunci.
2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.

Universitas Sumatera Utara

3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau
parameter ini tidak penting.
Setiap kegiatan wisata memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan
lingkungan yang sesuai dengan kawasan objek wisata yang akan dikembangkan.
Masing-masing jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang
berbeda-beda antara kegiatan wisata yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang
lainnya (Yulianda, 2007).

Universitas Sumatera Utara