Upaya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Pasien Kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep
Pada bab ini akan dibahas tentang kerangka konsep, yaitu suatu diagram
sederhana, kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan hasil wawancara
dengan pasien kemoterapi di RSU. Dr. Pringadi Medan sebagai berikut:

Upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi:
-

Upaya memenuhi asupan makanan
Upaya memenuhi kebutuhan zat gizi
Motivasi diri dan keluarga untuk membantu pasien dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi

Skema 3.1. Kerangka Konsep Upaya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Pasien
Kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

Universitas Sumatera Utara


3.2. Defenisi Operasional
No Variabel
1. Upaya
memenuhi
asupan
makanan
2. Upaya
memenuhi
kebutuhan
zat-zat gizi

3

Motivasi diri
dan keluarga
untuk
membantu
pasien dalam
memenuhi
kebutuhan

nutrisi

Defenisi operasional
Alat ukur
- Cara pasien dalam Panduan
memenuhi
asupan wawancara
makanan
-

Hasil ukur
Persentase dan hasil
wawancara

Panduan
wawancara

Persentase dan hasil
wawancara


-

Kebutuhan
karbohidrat
Kebutuhan protein
Kebutuhan mineral
Kebutuhan vitamin

-

Motivasi diri sendiri
Motivasi keluarga

Panduan
wawancara

Persentase dan hasil
wawancara

Universitas Sumatera Utara


BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana upaya pasien kemoterapi
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.
4.2. Populasi, Sampel, dan Teknik sampling
4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoadmojo, 2012). Dalam hal ini populasi yang digunakan adalah pasien
kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan. Berdasarkan data dari penelitian yang
dilakukan dari tanggal 22 April sampai 10 Mei 2017 diperoleh data penderita
kemoterapi 10 pasien.
4.2.2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoadmojo, 2012). Sampel pada penelitian adalah pasien yang menjalani
kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.
4.2.3. Teknik Sampling


Universitas Sumatera Utara

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
accidental sampling. Pengambilan data secara accidental ini dilakukan dengan
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
sesuai konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012).
4.3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
4.3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSU. Dr. Pirngadi Medan.
4.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari mengajukan judul proposal dibulan September
2016, dan seminar proposal pada bulan Februari 2017, dan dilanjutkan dengan
pengumpulan data dimulai dari 22 April 2017 sampai 10 Mei 2017.
4.4. Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat
ethical clearance oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, setelah disetujui penulis mengajukan izin penelitian
kepada institusi Fakultas Keperawatan Universitas Universitas Sumatera Utara.
Setelah proses ini selesai selanjutnya peneliti mengajukan permohonan izin

penelitian ke RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Setelah mendapatkan persetujuan,
peneliti melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik.
Polit & Beck (2012) menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian
perlu diperhatikan prinsip etik penelitian yaitu : beneficence, non-maleficence,

Universitas Sumatera Utara

anonimity, confidentiality, dan informed concent. Beneficene, penelitian harus
memberikan keuntungan bagi responden dengan cara memperhatikan hak
responden untuk bebas dari kerugian dan ketidaknyamanan serta memperhatikan
hak responden untuk mendapatkan perlindungan dari eksploitasi dengan cara
memberikan informasi kepada responden bahwa informasi yang mereka berikan
hanya akan digunakan pada penelitian ilmu keperawatan. Non- maleficence
penelitian ini tidak menimbulkan bahaya bagi responden. Automomy, penelitian
ini memberikan kebebasan bagi responden menentukan keputusan sendiri bersedia
ikut atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitianini tanpa adanya unsur
paksaan atau pengaruh dari peneliti atau siapapun. Anonimity, demi menjaga
kerahasiaan penelitian tidak akan mencantumkan nama responden tetapi diganti
dengan no responden. Confidentiality, peneliti memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya dengan cara

menggunakan responden. Informed concert, bentuk persetujuan antara responden
dan peneliti dengan memberikan lembar persetujuan, setelah responden
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian, peneliti memberikan sebuah
surat persetujuan yang akan ditandatangani oleh responden sebagai bukti bahwa
mereka berpartisipasi dalam penelitian.
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2010). Untuk memperoleh informasi dari responden, penulis
menggunakan alat untuk mengumpulkan data berupa data demografi meliputi:
usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku, lama kemoterapi, perasaan setelah

Universitas Sumatera Utara

menjalani kemoterapi, perubahan fisik setelah menjalani kemoterapi dan efek
samping setelah menjalani kemoterapi.
Bagian kedua instrumen penelitian adalah panduan wawancara. Panduan
wawancara ini berisi pertanyaan yang diajukan kepada responden, dimana
pertanyaan tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Panduan wawancara ini berisi
lima, berupa karakteristik responden setelah menjalani kemoterapi seperti
perasaan dan pengalaman setelah menjalani kemoterapi, perubahan fisik setelah

menjalani kemoterapi, dan upaya pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Pertanyaan diajukan seputar upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.
4.6. Validitas
Validitas merupakan sejauh mana suatu instrumen mengukur apa yang
harus diukur (Polit & Back, 2012).panduan wawancvara ini telah divalidasi oleh
salah satu dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang expert
dalam bidang kemoterapi dan nutrisi. Hasil dari validasi pertanyaan yang dibuat
telah clear, credible, dan relevant dengan judul penelitian.
4.7. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara pada
responden dengan. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dengan cara
mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh
ethical clearence dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan surat permohonan penelitian
di RSU.Dr.Pirngadi Medan. Setelah mendapatkan izin kemudian melaksanakan

pengumpulan data penelitian kepada
tujuan

dan

responden

manfaat
untuk

penelitian,

menjadi

calon responden dijelaskan
selanjutnya meminta

responden

mengenai


persetujuan

dengan menandatangani

calon

informed

consent (surat persetujuan). Setelah mendapatkan persetujuan responden, peneliti
melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara
terhadap responden. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk
dianalisa.
4.8. Rencana pengolahan data dan Analisa data
4.8.1. Pengolahan data
Setelah dilakukan penelitian dan data sudah terkumpul, makan peneliti
melakukan pengolahan data dan analisa data. Tahap pengolahan data tahap
pertama editing dengan memeriksa kelengkapan identitas responden dan
memeriksa semua pertanyaan telah diisi sesuai dengan petunjuk, kedua coding
yaitu memberikan kode dengan menggunakan angka tertentu pada kuesioner

untuk mempermudah tabulasi dan analisa data, ketiga processing yaitu
memasukkan data dari kuesioner yang sudah dikoding ke dalam program
komputer dengan menggunakan sistem komputerisasi untuk pengolahan data,
keempat cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk
mengetahui ada tidaknya kesalahan, tahap akhir saving menyimpan data dan data
siap dianalisa

Universitas Sumatera Utara

4.8.2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif (univariat) yaitu suatu prosedur untuk menganalisa data dari suatu
variabel yang bertujuan mendeskripsikan suatu nilai penelitian (Polit & Hungler,
1999). Deskriptif univariat digunakan untuk menganalisa upaya pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan
menggunakan bantuan komputerisasi.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang
diperoleh dari pengumpulan data terhadap 10 orang pasien kemoterapi di RSU.
Dr. Pirngadi Medan selama bulan 20 April sampai 10 Mei 2017. Hasil penelitian
ini menguraikan mengenai upaya pemenuhan nutrisi pasien kanker yang
menjalani kemterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan.
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian menguraikan upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
dilakukan pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan.
5.1.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang menjalani
kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan yang berjumlah 10 orang.

Hasil

penelitian berdasarkan karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup
usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, jumlah kemoterapi yang
dijalani. Dari data didapatkan hasil mayoritas responden berusia 56-65 tahun
sebanyak 4 (40%) orang, mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak
8 orang (80%), mayoritas pendidikan pasien adalah SMA sebanyak 8 orang
(80%), mayoritas agama pasien adalah Islam sebanyak 6 orang (60%), mayoritas
suku pasien adalah Batak sebanyak 5 orang (50%), mayoritas pekerjaan pasien
adalah ibu rumah tangga sebanyak 4 orang (40%), mayoritas responden menjalani
kemoterapi sebanyak 3 kali (30%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien yang Menjalani Kemoterapi
di RSU. Dr. Pirngadi Medan
Karakteristik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Usia
1
10%
36-45 tahun
46-55 tahun
2
20%
4
40%
56-65 tahun
>65 tahun
3
30%
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

2
8

20%
80%

Pendidikan
SD
SMP
SMA

1
1
8

10%
10%
80%

Agama
Islam
Protestan
Katholik

6
3
1

60%
30%
10%

Suku
Batak
Jawa
Melayu

5
4
1

50%
40%
10%

Pekerjaan
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Petani

3
4
3

30%
40%
30%

Jumlah Kemoterapi yang
dijalani
2 kali
3 kali
4 kali
5 kali
6 kali

1
3
2
2
2

10%
30%
20%
20%
20%

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian yang telah dilakukan, dari hasil wawancara didapat
karakteristik pasien setelah menjalani kemoterapi terjadi perubahan perasaan,
perubahan fisik, dan efek samping. Perubahan perasaan yang dialami responden
merasa lebih baik setelah menjalani kemoterapi sebanyak 6 orang (60%), mudah
lelah sebanyak 6 orang (60%), dan mengalami ketakutan sebanyak 3 orang (30%).
Perubahan fisik yang dialami responden diantaranya, terjadi perubahan warna
kuku yang menjadi hitam sebanyak 4 orang (40%), mengalami kerontokan pada
rambut sebanyak 7 orang (70%), perubahan kulit menjadi hitam sebanyak 1 orang
(10), penurunan berat badan sebanyak 2 orang (20%). Efek samping yang dialami
setelah menjalani kemoterapi diantaranya yaitu, responden yang mengalami diare
sebanyak 3 orang (30%), anoreksia sebanyak 9 orang (90%), mual muntah
sebanyak 10 orang (100%), demam sebanyak 3 orang (30%), bibir pecah-pecah
sebanyak 3 orang (30%) tenggorokan kering sebanyak 2 orang (20%), kesemutan
pada kaki sebanyak 1 orang (10%)
Tabel 5.2 Frekuensi dan persentase yang dialami

pasien setelah menjalani

kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan
Efek yang dialami pasien

Frekuensi

Persentase (%)

Merasa lebih baik

6

60%

Mudah lelah

6

60%

Ketakutan

3

30%

Perubahan perasaan

Universitas Sumatera Utara

Perubahan fisik
Kuku menjadi hitam

4

40%

Rambut rontok

7

70%

Perubahan warna kulit

1

10%

2

20%

Diare

3

30%

Anoreksi

9

90%

Mual muntah

10

100%

Demam

3

30%

Bibir pecah-pecah

3

30%

Tenggorokan kering

2

20%

Kesemutan pada kaki

1

10%

menjadi hitam
Berat badan menurun
Efek samping

5.1.2 Upaya Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makanan
Hasil penelitian yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien
kanker yang menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan, didapatkan hasil
pasien yang mengatakan memaksa untuk tetap makan sebanyak 5 orang (50%),
yang mengatakan mengkonsumsi makanan sesuai selera sebanyak 3 orang (30%),
yang mengatakan makan sedikit tapi sering sebanyak 2 orang (20%), yang
mengatakan tidak memilih-milih makanan sebanyak 3 orang (30%), yang
mengatakan mengikuti saran tambahan dari sesama pasien kanker sebanyak 3

Universitas Sumatera Utara

orang (30%), yang mengatakan mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah
sebanyak 2 orang (20%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Upaya Memenuhi Asupan Makanan Pasien Kanker yang Menjalani
Kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan
Upaya Pemenuhan Kebutuhan Asupan

Frekuensi

Persentase

Memaksa tetap makan

5

50%

Mengkonsumsi makanan sesuai selera

3

30%

Makan sedikit tapi sering

3

30%

Tidak memilih-milih makanan

3

30%

Mengikuti saran tambahan dari sesama

3

30%

2

20%

1

10%

4

40%

Makan

pasien kemoterapi
Mengkonsumsi makanan yang dimasak di
rumah
Merangsang selera makan dengan minum
usirup trecetate
Memilih

makanan

tertentu

untuk

dikonsumsi

Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat- Zat Gizi
Kebutuhan zat-zat gizi yang harus dipenuhi oleh pasien kanker yang
menjalani kemoterapi antara lain kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral. Dari hasil wawancara didapatkan pasien yang sudah memenuhi
kebutuhan karbohidrat seperti mengkonsumsi

nasi sebanyak 4 orang (40%),

mengkonsumsi roti 4 orang (40%), dan mengkonsumsi nasi tim sebanyak 1 orang
(1%). Memenuhi kebutuhan protein seperti mengkonsumsi susu sebanyak 8 orang
(80%), mengkonsumsi ikan sebanyak 7 orang (70%), mengkonsumsi putih telur
sebanyak 5 orang (50%), mengkonsumsi kacang hijau sebanyak 1 orang (10%),
mengkonsumsi daging sebanyak 3 orang (30%). Pasien yang memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral antara lain, mengkonsumsi jus dan makan buah
sebanyak 9 orang (90%), mengkonsumsi sayuran sebanyak 7 orang (70%). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat-Zat Gizi pada Pasien Kanker yang
Menjalani Kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan
Frekuensi

Persentase

Nasi

4

40%

Roti

4

40%

Bubur tim

1

10%

Upaya memenuhi kebutuhan zatzat gizi
Karbohidrat

Protein dan Kalori

Universitas Sumatera Utara

Minum susu

8

80%

Ikan

7

70%

Putih telur

5

50%

Kacang hijau

1

10%

Daging

3

30%

Jus dan mengkonsumsi buah

9

90%

Sayuran

7

70%

Vitamin dan mineral

5.1.4 Motivasi Diri Dan Keluarga Untuk Membantu Pasien Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi
Motivasi dari diri sendiri dan keluarga sangat diperlukan dalam proses pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Dari hasil
wawancara didapatkan hasil, pasien yang memiliki motivasi dari diri sendiri
sebanyak 4 orang (40%). Sedangkan pasien yang memiliki motivasi dari keluarga
sebanyak 4 orang (40%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Motivasi Diri Dan Keluarga Untuk Membantu Pasien Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Motivasi

Frekuensi

Persentase

Motivasi dari diri sendiri

4

40%

Motivasi dari keluarga

4

40%

Universitas Sumatera Utara

5.2 Pembahasan
5.2.1. Karakteristik Demografi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 10 responden
didapatkan gambaran karakteristik umum responden sebagian besar berumur 5665 tahun sebanyak 4 orang (40%). Menurut Haryati, dkk (2013) peningkatan
umur menyebabkan penurunan imunitas, penurunan perbaikan DNA dan
menyebabkan hilangnya sel yang memfasilitasi terjadinya karsigonesis dalam
tubuh. Karakteristik jenis kelamin didapatkan mayoritas adalah perempuan
sebanyak 8 rang (80%). Hal ini sejalan dengan penelitian Dina (2010) yang
menunjukkan bahwa sebagian besar penderita kanker berjenis kelamin perempuan
(60%). Menurut Riskesdas (2013) prevelensi kanker pada perempuan cenderung
lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Mayoritas pendidikan pasien adalah
SMA sebanyak 8 orang (80%), mayoritas agama pasien adalah Islam sebanyak 6
orang (60%), mayoritas suku pasien adalah Batak sebanyak 5 orang (50%),
mayoritas pekerjaan pasien adalah ibu rumah tangga sebanyak 4 orang (40%),
mayoritas responden menjalani kemoterapi sebanyak 3 kali (30%). Menurut
Hardiano (2015) pasien yang menerima tiga kali siklus kemoterapi lebih beresiko
terkena kejadian malnutrisi daripada yang menerima tujuh kali siklus atau lebih.
5.2.2. Karakteristik efek setelah menjalani kemoterapi
Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa bahwa terjadi
peubahan perasaan setelah menjalani kemoterapi seperti kondisi kesehatan terasa
lebih baik, mudah lelah setelah menjalani kemoterapi dan ketakutan. Pada saat
menjalani kemoterapi sebagian besar pasien mengalami anemia. Kurangnya

Universitas Sumatera Utara

asupan makanan saat menjalani kemoterapi dapat mengakibatkan anemia. Anemia
dapat menyebabkan seseorang menjadi lemah, mudah lelah dan tampak pucat
(Farid Aziz., dkk 2006). Perubahan fisik yang dialami responden setelah
menjalani kemoterapi diantaranya perubahan warna kulit dan kuku menjadi hitam,
mengalami kerontokan rambut, mengalami penurunan berat badan. Hal ini sejalan
dengan penelitian Wahyuni Dewi., dkk (2015) perubahan fisik yang dialami
pasien setelah menjalani kemoterapi adalah kebotakan, badan kurus, serta kulit
dan kuku menghitam. Sesuai dengan penyataan Smeltzer dan Bare (2006) bahwa
pasien penderita kanker yang mendapati kemoterapi lebih dari satu tahun akan
mengalami peubahan fisik setelah menjalani kemoterapi. Beberapa efek samping
yang ditimbulkan dari kemoterapi adalah diare, mual muntah, anoreksia, demam,
bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, dan kesemutan pada kaki. Dari hasil
penelitian mayoritas efek samping yang dialami responden setelah menjalani
kemoterapi adalah mual muntah dan anoreksia. Mual muntah juga akan
mempengaruhi asupan makanan apabila

tidak ditangani dengan cepat akan

menyebabkan malnutrisi. Anoreksia merupakan faktor utama dalam terjadinya
malnutrisi sehingga terjadi penurunan berat badan (Hardiano, 2015).
5.2.3. Upaya Pemenuhan Asupan Makanan
Dari hasil wawancara peneliti dengan responden , responden menyatakan
bahwa mereka melakukan banyak cara agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi, cara
yang dilakukan partisipan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu, memaksakan
untuk tetap makan, mengkonsumsi makanan sesuai selera, makan sedikit tapi
sering, tidak memilih-milih makanan, mengikuti saran tambahan, mengkonsumsi

Universitas Sumatera Utara

makanan yang dimasak di rumah, merangsang makan dengan minum sirup
trecetate, dan memilih makanan tertentu untuk dikonsumsi. Kebutuhan gizi
menurut Almatsier (2005) adalah banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan
seseorang untuk mencapai dan mempertahankan status gizi adekuat. Jadi,
kebutuhan gizi adalah proses/cara/perbuatan dalam memenuhi banyaknya zat-zat
gizi yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai dan mempertahankan status gizi.
Responden menyatakan bahwa mereka tetap memaksakan untuk tetap
mengkonsumsi makanan, seperti langsung menelan makanan, makan dipaksa
pakai air, dipaksakan dengan menutup mata. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Ambarwati (2015), upaya untuk mengatasi penurunan berat badan dengan
memaksa dirinya untuk makan dengan mengatasi mual dan muntah. Upaya
memaksa dirinya untuk makan adalah sebagai bentuk upaya atau ihtiar bahwa
manusia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperoleh hal yang diinginkan.
Responden lainnnya menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi makanan sesuai
sesuai selera dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Hal ni sesuai dengan pernyataan
Ambarwati (2015), bahwa upaya untuk meningkatkan nafsu makan dengan
memberikan makanan yang disukai pasien .
Cara lain yang diungkapkan responden dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
yaitu makan sedikit tapi sering. Responden mengatakan hal ini dilakukan karena
efek samping yang partisipan alami setelah menjalani kemoterapi seperti
mualmuntah, bibir pecah-pecah, anoreksia, diare. Hal ini sejalan dengan Sutandyo
(2007) bahwa manajemen nutrisi pada efek akibat kemoterapi diantaranya adalah

Universitas Sumatera Utara

makan makanan porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering dengan tujuan
untuk mengurangi anoreksia setelah menjalani kemoterapi.
Responden lainnya

mengatakan bahwa mereka tidak memilih-milih

makanan yang akan dikonsumsi. Menurut American Cancer Society (2015), salah
satu tips makanan sehat pada pasien kanker adalah memilih berbagai makanan
dari semua kelompok makanan. Responden yang menjadi objek penelitian juga
mengatakan bahwa mereka mencari informasi, dari sesama pasien kemoterapi dan
mengikuti saran dalam hal apa saja yang bisa di konsumsi responden setelah
mejalani kemoterapi. Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan Lestari (2016)
bahwa pemberian informasi yang memadai membuat penderita kanker mampu
mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjalani pengobatan sehingga
mendukung proses penyembuhan.
Responden juga mengatakan bahwa mereka memilih makanan tertentu
untuk di konsumsi seperti makanan yang dibakar, responden mengatakan bahwa
mereka tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat kimia seperti
pengawet. Hal ini sejalan dengan Rahayu (2011), pantangan-pantangan yang
harus dihindari penderita kanker yang menjalani kemoterapi makanan yang
dipanggang, dibakar, dan digoreng dengan minyak jelantah atau psampai gosong.
Makanan serta minuman yang mengandung zat pengawet, pewarna, perasa, dan
zat-zat kimia buatan yang memicu timbulnya kanker.

Universitas Sumatera Utara

5.2.4. Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat-Zat Gizi
Karbohidrat berfungsi sebagai energi utama bagi tubuh, karbohidrat juga
memberikan rasa manis pada makanan. Karbohidrat juga berperan dalam
menghemat penggunaan protein, mencegah terjadinya oksidasi lemak yangg tidak
sempurna (Astuti, 2010). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden
mengkonsumsi nasi, bubur dan roti. Responden menyatakan bahwa mereka
mengkonsumsi buah setiap hari baik di makan langsung dan minum jus,
responden juga menyatakan sebelum dan sesudah menjalani kemoterapi
responden rutin mengkonsumsi buah dengan berbagai macam jenisnya seperti
buah jambu merah, wortel, apel, pisang, pepaya, tomat kuini, naga, bit, tomat, pir,
terungbelanda dan buah sirsak. Responden juga menyatakan bahwa setiap hari
mereka mengkonsumsi jus asli tanpa tambahan

gula. Buah-buahan yang

dikonsumsi partisipan merupakan sumber vitamin (Wilkes, 2000). Selain
mengkonsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin, responden lainnya
menyatakan bahwa mereka juga mengkonsumsi sayuran sebagai makanan
pendamping. Jenis-jenis sayuran yang dikonsumsi partisipan yaitu, sawi manis,
brokoli, daun ubi, kangkung, dan wortel. Sayuran merupakan sumber vitamin dan
mineral yang sangat baik, terutama vitamin A dan C. Sayuran sebagai antioksidan
bermanfaat untuk mencegah sembelit yang kerap dialami pasien kanker. Buahbuahan diperlukan bagi pasien kanker sebagai sumber zat pengatur, yaitu vitamin
dan mineral yang dapat melancarkan metabolisme dalam pencernaan makanan. Di
samping kaya vitamin dan mineral buah segar juga mengandung banyak cairan

Universitas Sumatera Utara

untuk melarutkan sisa metabolisme obat sel-sel kanker yang rusak atau mati
akibat pengobatan (Uripi, 2002).
Responden yang menjadi objek penelitian mengatakan bahwa salah satu
upaya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama menjalani kemoterapi yaitu
dengan minum susu. Mengkonsumsi susu rutin setiap hari sebelum dan sesudah
menjalani kemoterapi dengan tujuan sebagai sumber energi dan sumber protein.
Hal ini sejalan dengan Nurhidayah (2009), pasien yang memperoleh penanganan
medis, seperti pembedahan, berisiko mengalami kekurangan nutrisi sehingga
dapat diatasi dengan pemberian diet berupa makanan tinggi kalori dan tinggi
protein. Produk susu termasuk makanan tinggi kalori dan protein yang dapat
digunakan sebagai sumber energi bagi pasien kanker. Protein dan kalori penting
untuk proses pemuli
han, pencegahan infeksi, dan sebagai sumber energi. Kurangnya asupan nutrisi
mengakibatkan pasien lemas, lesu, dan rentan terhadap terjadinya infeksi.
Responden juga mengatakan bahwa upaya yang mereka lakukan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu dengan mengkonsumsi ikan sebagai lauk, dan
empat responden mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi putih telur.
Responden mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi telur bebek, dan telur ayam
kampung. Ikan dan telur yang dikonsumsi responden merupakan protein hewani
(Nurachmah, 2001). Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Uripi
(2002) bahwa protein hewani dibutuhkan tubuh untuk proses penyembuhan,
menggantikan jaringan yang rusak, dan membentuk sistem pertahanan tubuh.
Daging dan olahannya mengandung protein yang berfungsi sebagai zat

Universitas Sumatera Utara

pembangun bagi pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak akibat
terapi, proses penyembuhan, pengatur kelangsungan proses dalam tubuh, serta
sebagai pemberi tenaga jika keadaan energi kurang tercukupi oleh karbohidrat dan
lemak.
Zat-zat gizi yang dikonsumsi responden dalam penelitian ini adalah
vitamin, mineral, protein, kalori, dan karbohidrat dengan berbagai variasi
makanan Hal ini sejalan dengan

Depkes, RI (2005) bahwa pasien kanker

memerlukan asupan dari beraneka ragam makanan dari karena zat gizi tertentu
yang tidak terkandung dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi dari
bahan makanan lain. Asupan nutrisi yang cukup nutrien sangat dibutuhkan oleh
pasien kanker yang mendapat kemoterapi dan radioterapi, seperti karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Pemenuhan zat-zat gizi menjadi sesuatu
yang penting untuk mendukung keadaan pasien menjadi lebih optimal sehingga
dapat mempengaruhi keberhasilan terapi dan meningkatkan respon terapi
(Sutandyo, 2007).
5.2.5. Motivasi Diri dan Dukungan Keluarga Untuk Membantu Pasien dalam
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Hasil penelitian didapatkan setelah melakukan wawancara dengan
reponden menunjukkan bahwa responden mengatakan bahwa mereka memotivasi
diri sendiri, tetap semangat, dan mendapatkan dukungan dari keluarga dalam
memenuhi kebutuhan makanan untuk mengkonsumsi makanan supaya mereka
tetap bisa melanjutkan kemoterapi ke siklus berikutnya. Sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni Dwi (2015) mendapatkan hasil bahwa

Universitas Sumatera Utara

dalam mengatasi masalah psikologis pada penderita kanker adalah dengan cara
mengingat keluarga, kegiatan spiritual dan distraksi.
Keluarga merupakan aspek yang sangat penting dalam pengobatan
kemoterapi. Keluarga harus menyadari pentingnya pemberian motivasi pada
penderita kanker untuk mengkonsumsi makanan yang mampu diterimanya, karena
persoalan makan dan gizi merupakan masalah yang berkaitan dengan emosi dalam
keadaan anoreksia (Wilkes, 2000). Hasil penelitian Huda (2012) menunjukkan
bahwa dari sisi keluarga, makanan merupakan salah satu bentuk kasih sayang
yang dapat diberikan kepada penderita kanker, sehingga keluarga akan mengawasi
intake makanan penderita agar tidak terjadi penurunan berat badan yang dianggap
akan semakin parah penyakitnya. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa
keluarga mendukung responden dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang
dilakukan keluarga adalah menyediakan makanan, men
gawasi makan, dan memberikan dukungan dan motivasi.
Dukungan keluarga adalah suatu proses hubungan berupa sikap, tindakan,
dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya yang bersifat mendukung dan
memberikan pertolongan kepada anggotanya (Friedman, 2010). Dukungan
keluarga merupakan faktor yang sangat penting untuk memotivasi dan
meningkatkan semangat hidup penderita kanker (Sari, 2012).

Universitas Sumatera Utara

5.3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan
diantaranya yaitu:
1. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama peneliti dalam melakukan
penelitian deskriptif eksploratif dengan metode wawancara. Pada pelaksanaan
pengambilan data di lapangan peneliti kadang menemukan kesulitan dalam
melakukan wawancara dan menggali informasi dari partisipan sehingga data yang
terkumpul belum optimal.
2. Dalam penelitian ini juga tidak dibahas berapa orang yang mengalami
malnutrisi dan tidak membahas IMT.
3. Dalam penelitian ini juga sampel yang dibutuhkan masih kurang sehingga data
yang terkumpul kurang memadai .
4. Peneliti juga mengalami keterbatasan dalam menemukan referensi jurnal
mengenai kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap sepuluh responden,
maka penelitian ini menemukan bahwa upaya yang dilakukan pasien kemoterapi
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi adalah pasien tetap memaksakan untuk
makan, mengkonsumsi makanan sesuai selera, makan sedikit tapi sering, tidak
memilih-milih makanan, mengikuti saran tambahan dari sesama penderita pasien
kemoterapi, mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah, merangsang selera
makan dengan minum sirup trecetate, memilih makanan tertentu untuk
dikonsumsi, berupaya untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi seperti karbohidrat,
protein, kalori, vitamin dan mineral serta memotivasi diri sendiri dan
mendapatkan dukungan dari keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada sepuluh partisipan terdapat
banyak persamaan antara teoritis dan penelitian sebelumnya dengan hasil
penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa sepuluh partisipan dalam penelitian ini
tetap mengupayakan mengkosumsi makanan dan melakukan berbagai macam cara
agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi dan bisa melanjutkan pengobatan
kemoterapi.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan, peneliti
memiliki beberapa saran sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

6.2.1. Bagi Institut Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan konsep bagi
perkembangan ilmu keperawatan dan informasi tentang yang dialami pasien
kemoterapi

sehingga

mahasiswa

keperawatan

dapat

meningkatkan

pembelajarannya dan mendukung pemberian asuhan keperawatan yang lebih
efektif.
6.2.2. Bagi Pelayanan Rumah Sakit
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi, acuan dan pertimbangan
bagi tenaga medis di rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai
dengan kebutuhan pasien kemoterapi khususnya dalam pemberian nutrisi yang
sesuai bagi penderita kemoterapi, dan diharapkan agar dilakukannya pendidikan
kesehatan makanan-makanan apa saja yang boleh dikonsumsi pasien kemoterapi.
6.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sebagai
referensi dan dasar bagi pengembangan penelitian keperawatan selanjutnya yang
berhubungan dengan pasien kemoterapi dan nutrisi.

Universitas Sumatera Utara