Metode Optimum Pengoperasian Untuk Peningkatan Kerja Alat Penyemai Benih Padi Pada Sistem Dapog Chapter III V

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2017 di
Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sabuk-v (v-belt), saklar,
conveyor belt, bearing biasa, puli (pulley), besi pipa boring, besi siku, motor
listrik, benih padi, tanah, pupuk, tray, air dan plat besi.
Adapun alat-alat yang digunakan adalah alat tulis, meteran, mesin bor,
water pass, timbangan, wadah, stopwatch, kamera, gergaji besi, gerinda,
kalkulator, komputer, ember, alat las, tachometer, wattmeter, dan software
solidworks 2011.
Gambaran Umum Rancangan
Pengujian dilakukan dengan memperhatikan setiap komponen-komponen
dari alat sebelumnya agar diketahui bagian-bagian alat yang harus dioptimalkan.
Pada pengamatan awal dilihat kecepatan puli pada masing-masing sistem
penjatah, posisi tray dan bahan yang jatuh. Kemudian dilakukan perhitungan
ulang untuk mendapatkan kecepatan dan diameter puli yang tepat sehingga
jatuhnya bahan pada tray memiliki ketinggian tanah serta pupuk sesuai dengan

ukuran yang sudah ditetapkan sehingga pengoperasian alat penyemai benih padi
sistem dapog dapat dioperasikan secara optimal.

Universitas Sumatera Utara

15

Metode Penelitian
Optimalisasi kecepatan putaran penjatah
Pada penelitian ini dilakukan pengoptimuman kecepatan penjatah dengan
menggantikan ukuran diameter puli. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kinerja alat penyemai benih padi sistem dapog sebelumnya. Adapun kekurangan
dari alat sebelumnya yaitu tinggi tanah yang jatuh ke tray kurang 0,1 cm dan
pupuk yang jatuh ke tray lebih 0,1 cm. Untuk mengatur kecepatan putaran
penjatah menjadi sesuai dengan ukuran yang diinginkan maka diameter puli yang
digunakan harus diubah. Ukuran diameter puli sebelumnya yaitu pada tanah 2,5
inci, benih 8 inci dan pupuk 2,5 inci. Kemudian setelah dilakukan perhitungan
didapat ukuran diameter puli yang sesuai yaitu diameter puli tanah 2,3 inci, benih
8 inci dan pupuk 3 inci.
Mekanisme perataan media tanam

Pengoptimuman penyemai benih dengan cara penambahaan scraft yang
berguna untuk meratakan bahan yang telah jatuh dari penjatah agar merata pada
keseluruhan tray. Penambahan scraft pada penjatah tanah dan pupuk. Dimana
scraft pada tanah berukuran lebar 12 cm dengan tinggi 13 cm dan scraft pada
pupuk lebar 12 cm dan ketinggian 10,2 cm. Ukuran ini disesuaikan dengan lebar
tray dan ketinggian penjatah ke tray.
Modifikasi tray pada penyemai benih
Modifikasi tray ini dilakukan agar perataan pada tanah, benih dan pupuk
dapat dilakukan dengan baik. Bentuk tray yang awalnya berbentuk persegi
panjang kemudian dimodifikasi setiap pinggiran tray dibentuk sedikit serong
keluar agar scraft dapat meratakan tanah dan pupuk keseluruhan tray.

Universitas Sumatera Utara

16

Rancangan Fungsional
Pembuatan tiga hopper penjatah dari rangka utama yaitu sebagai tempat
pemasukan bahan-bahan penyemaian benih padi sebelum dijatuhkan ke tray yang
berjalan. Pada tiga hopper terdapat tiga sistem penjatah yang akan mengatur

proses penjatuhan bahan-bahan ke atas tray. Tiga sistem penjatah tersebut terdiri
dari sistem penjatah tanah, benih dan pupuk. Pada sistem penjatah tanah memiliki
diameter 75 mm dan panjang 140 mm dengan lebar kisi-kisi antar slip 28,10 mm
dan tinggi slip 7,50 mm. Pada sistem penjatah benih memiliki diameter 75 mm
dan panjang 140 mm dengan lebar kisi-kisi antar slip 43,56 mm dan tinggi slip 5
mm. Pada sistem penjatah pupuk memiliki diameter 75 mm dan panjang 140 mm
dengan lebar kisi-kisi antar slip 28,10 mm dan tinggi slip 2,50 mm.
Rancangan Struktural
Alat penyemai ini mempunyai beberapa komponen, yaitu:
1. Hopper
Hopper

ini

merupakan

tempat

pemasukkan


bahan-bahan

untuk

penyemaian yaitu tanah, benih padi dan pupuk. Hopper pada alat penyemai benih
padi sistem dapog berjumlah tiga buah, hopper pertama berisi tanah, hopper
kedua berisi benih padi dan hopper ketiga berisi tanah bercampur pupuk. Pada
bagian bawah hopper ini terdapat sistem penjatah yang akan digunakan sebagai
acuan untuk proses penjatuhan bahan-bahan penyemaian ke atas tray/kotak yang
bergerak. Hopper ini berbentuk segiempat terbuka dengan diameter 20,6 cm dan
tinggi 45,727 cm. Hopper ini memakai bahan dari besi, agar kerangka lebih kuat.

Universitas Sumatera Utara

17

2. Bearing
Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi
gesekan pada sistem putaran pada alat. Dimana gesekan yang terus-menerus akan
menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan menyebabkan

keausan pada komponen tersebut. Gesekan yang tidak berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen dan alat menjadi tidak bisa bekerja,
untuk menghindari hal tersebut dipakailah bearing. Pada model alat penyemai
benih padi sistem dapog memakai bearing jenis UCP 204 sebanyak 10 buah.
3. Scraft
Scraft berfungsi untuk meratakan bahan yang telah jatuh dari penjatah agar
merata pada keseluruhan tray. Penambahan scraft pada penjatah tanah dan pupuk
ini membuat penyemaian benih lebih seragam, benih dapat tumbuh dengan baik,
daya tahan tumbuh padi semakin meningkat dan pertumbuhan benih lebih
seragam. Dimana scraft berukuran 12 cm yang disesuaikan dengan ukuran lebar
tray dan tinggi bahan.
4. Gearbox
Speed reducer (gearbox) adalah jenis motor yang mempunyai sistem
reduksi yang besar. Gearbox bersinggungan langsung ke dalam motor, dan secara
bersamaan rangkaian ini mengurangi kecepatan keluaran (output speed). Pada alat
penyemai benih padi ini akan menggunakan gear box 40.
5. Conveyor Belt
Conveyor belt atau sabuk konveyor adalah pesawat pengangkut untuk
memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah
horizontal dan sabuk yang digunakan sebagai penghantar muatannya. Conveyor


Universitas Sumatera Utara

18

belt pada alat ini akan memakai jenis bahan dari karet. Conveyor belt (sabuk
konveyor) memiliki komponen utama berupa sabuk yang berada diatas rollerroller penumpu. Sabuk digerakkan oleh motor penggerak melalui suatu puli,
sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar atau miring tergantung
kepada kebutuhan dan perencanaan. Material diletakkan diatas sabuk dan bersama
sabuk

bergerak

kesatu

arah.

Pada

pengoperasiannya


sabuk

konveyor

menggunakan tenaga penggerak berupa motor listrik. Sabuk yang berada diatas
roller-roller akan bergerak melintasi roller-roller dengan kecepatan sesuai
putaran dan puli penggerak.
6. Puli (pulley)
Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari
motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke v-belt dan akan memutar poros. Puli
dibuat dari besi cor atau dari baja. Pada model alat penyemai benih padi sistem
dapog menggunakan puli 2,3 inci, 8 inci, 5 inci, dan 3 inci.
7. Motor Listrik
Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis. Spesifikasi motor listrik yang digunakan yaitu 0,5 HP atau 373 watt.
Motor ini baik untuk digunakan untuk alat penyemai benih padi karena daya yang
dihasilkan untuk menjalankan alat dibawah 373 watt yaitu sebesar 209,3 watt.
Pembuatan Alat
Adapun langkah-langkah dalam membuat alat penyemaian benih padi

sistem dapog yaitu:
1. Menggambar serta menentukan ukuran puli dan scraft.
2. Memilih bahan untuk puli dan scraft.

Universitas Sumatera Utara

19

3. Melakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.
4. Memotong bahan sesuai ukuran.
5. Membentuk dan mengelas puli pada alat.
6. Melakukan pemasangan scraft untuk meratakan tanah dan pupuk.
Pengujian alat
Adapun langkah-langkah dalam pengujian alat penyemaian benih padi
sistem dapog yaitu:
1. Masukkan bahan-bahan penyemaian benih padi ke dalam masing-masing
hopper yaitu hopper pertama berisi tanah, kedua berisi benih padi dan hopper
ketiga berisi tanah bercampur dengan pupuk.
2. Meletakkan tray kosong ke bagian bawah sistem penjatah.

3. Mengidupkan motor listrik untuk menggerakkan conveyor.
4. Mengatur dan menjaga agar tray tetap berada di jalurnya.
5. Meletakkan kembali tray selanjutnya .
6. Mengamati waktu pada proses penjatuhan masing-masing bahan dari hopper.
7. Mengamati jarak benih yang jatuh ke tray.
8. Mengisi kembali hopper yang telah kosong dengan selang waktu 15 menit
untuk setiap pengisian hopper.
9. Menghitung kecepatan putaran penjatah dan kecepatan conveyor yang berjalan.
10. Melakukan pengamatan parameter.
11. Mengulang kembali percobaan sebanyak 3 kali.

Universitas Sumatera Utara

20

Parameter Pengujian
Kapasitas efektif alat.
Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyaknya kotak
persemaian yang dapat di isi setiap satuan waktu.
KEA = Jumlah kotak persemaian/waktu yang dibutuhkan (kotak/menit) ........... (4)

Kebutuhan daya listrik
Dapat diukur dengan menggunakan alat wattmeter digital. Dimana wattmeter
ialah instrument pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam satuan KWH
dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Dengan alat wattmeter
digital ini, dapat mengetahui informasi mengenai daya yang telah digunakan
selama proses pengisian tray dan akan ditampilkan pada layar display LCD pada
wattmeter digital.
Persentasi daya tumbuh (%)
Daya tumbuh padi adalah jumlah benih yang tumbuh yang dibagi dengan
jumlah benih padi utuh yang jatuh pada tray. Benih yang ditanam akan
mempengaruhi produktivitas padi yang dihasilkan sebelumnya. Persentasi daya
tumbuh padi yaitu
% Daya Tumbuh =

Jumlah benih yang tumbuh pada tray
Jumlah benih yang utuh

..................(5)

Universitas Sumatera Utara


HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Optimum Pengoperasian Untuk Peningkatan Kerja Alat
Metode optimum pada alat penyemai benih padi sistem dapog merupakan
suatu cara yang dilakukan untuk peningkatan kerja alat yang memiliki fungsi
untuk menyemai benih padi agar dapat tumbuh menjadi bibit padi unggul dengan
menggunakan aplikasi tray/kotak. Metode optimum dalam pengoperasian untuk
peningkatan kerja alat penyemai benih padi sistem dapog ini diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dari alat sehingga alat dapat digunakan dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Menurut Nassiri dan Singh
(2009) bahwa metode optimum yaitu suatu kegiatan dengan melakukan penelitian
terhadap suatu objek penelitian agar hasil yang didapatkan efektif dan efisien.
Pada alat sebelumnya kecepatan putaran puli pada alat penyemai benih
padi masih belum optimal karena ketebalan tanah dan pupuk yang dihasilkan
adalah 1,1 cm dan 0,66 cm yang seharusnya berdasarkan standar ketebalan tanah
yaitu 1,2 cm dan pupuk 0,5 cm. Ukuran ini sesuai dengan ketentuan dari BPPP
(2016) bahwa kotak persemaian berupa persemaian kering/kotak yang berisi tanah
setebal 1,2 cm. Benih padi yang terdapat di atas tanah menyebabkan total
ketebalan tanah dan benih menjadi 1,5 cm, dengan tanah penutup (tanah
bercampur dengan pupuk organik) setebal 0,5 cm. Pada percobaan sebelumnya
kecepatan puli pada bagian penjatah tanah sangat lambat yaitu sebesar 37,62 rpm
sehingga diameter puli diubah dengan ukuran diameter puli awal 2,5 inci menjadi
2,3 inci dan setelah dilakukan pengukuran maka kecepatan puli pada tanah yaitu
sebesar 39,36 rpm sedangkan kecepatan puli pada penjatah pupuk terlalu cepat
yaitu sebesar 27,3 rpm sehingga diameter puli diperbesar ukurannya yaitu

Universitas Sumatera Utara

22

diameter puli awal 2,5 inci menjadi 3 inci dan setelah dilakukan pengujian maka
kecepatan puli pada pupuk yaitu sebesar 18,51 rpm.
Dari alat sebelumnya, tebal tanah dan pupuk masih belum seragam
sehingga dengan adanya penambahan scraft maka ketebalan tanah dan pupuk
menjadi seragam, sehingga akan berpengaruh pada daya tumbuh tanaman padi.
Karena menurut Man dan Sami (2009) bahwa keseragaman yang dilakukan pada
tanaman akan meningkatkan produktivitas padi dan membuat tanaman padi
menjadi tanaman unggul, layak untuk ditanam pada lahan persawahan dan hasil
produksi akan lebih meningkat.
Dengan mengubah ukuran conveyor belt diharapkan tray dapat berjalan
sesuai posisinya, hal ini akan mempermudah pekerjaan operator, karena pada alat
sebelumnya konveyor terlalu kecil dan tidak berada di tengah hopper jatuhnya
tanah, benih dan pupuk sehingga membuat bahan tidak jatuh ditengah tray dan
operator sulit untuk menempatkan posisi tray. Kecepatan konveyor pada alat
semakin lambat hal ini dikarenakan kecepatan penjatah pada bahan yang
diperlambat sehingga mempengaruhi kecepatan putaran puli konveyor. Tray pada
alat penyemai benih padi dibuat sedikit serong keluar hal ini berfungsi untuk
mempermudah perataan tanah dan membuat posisi tray tetap sejajar dengan tray
berikutnya.
Prinsip kerja alat penyemai benih padi sistem dapog yaitu kecepatan
putaran puli pada masing-masing penjatah harus di sesuaikan. Pada kecepatan
putaran penjatah tanah akan sedikit lebih cepat dari pupuk sedangkan pada benih
kecepatan puli sangat lambat. Kecepatan putaran puli akan mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

23

banyaknya bahan yang jatuh pada tray, mempengaruhi kapasitas efektif alat dan
daya listrik yang digunakan.
Cara kerja alat penyemai benih padi sistem dapog yaitu dengan mengisi
tanah, benih dan pupuk ke dalam masing-masing hopper. Tray kosong disiapkan
di atas konveyor dengan posisi berada dibawah lubang pengeluaran penjatah
tanah. Kemudian motor listrik dihidupkan dan tray disusun sejajar dengan tray
sebelumnya agar bahan jatuh tepat pada setiap tray dan tray bergerak secara
beriringan secara kontiniu di atas konveyor. Apabila tray sudah terisi semua
bahan atau sudah sampai ke ujung konveyor maka ditampung oleh operator
kemudian siram air dengan shower dan disimpan di rak selama 15-20 hari untuk
pertumbuhan bibit.
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas

efektif

alat

menunjukkan

produktivitas

alat

selama

pengoperasian konveyor tiap satuan waktu. Dalam hal ini kapasitas efektif alat
diukur dengan membagi jumlah kotak persemaian terhadap waktu yang
dibutuhkan selama konveyor satu kali berjalan. Hal ini sesuai dengan
Daywin dkk. (2008) yang menyatakan bahwa kapasitas efektif alat untuk
mengetahui dan mengatur waktu yang tepat setiap melakukan kerja dalam proses
produksi sehingga hasil produktivitas semakin meningkat. Pada saat pengujian
diujung konveyor diberi tanda untuk mengetahui jarak konveyor bergerak,
kemudian diletakkan tray ke alat dan dihidupkan mesin dan stopwatch untuk
mengetahui waktu tempuh konveyor berjalan.

Universitas Sumatera Utara

24

Tabel 1. Perbandingan kapasitas efektif alat sebelum dan sesudah modifikasi
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas Efektif Alat
Ulangan
Sebelum Modifikasi
Sesudah Modifikasi
(kotak/jam)
(kotak/jam)
I
360
288
II
360
288
III
360
288
Rata-rata
360
288
Tabel 1 menunjukkan kapasitas efektif alat sebelum modifikasi pada
ulangan I, ulangan II dan ulangan III sebesar 360 kotak/jam sedangkan pada
kapasitas efektif alat sesudah modifikasi pada ulangan I, ulangan II dan ulangan
III sebesar 288 kotak/jam. Sehingga rata-rata kapasitas efektif alat sebelumnya
yaitu 360 kotak/jam dan rata-rata kapasitas efektif alat sesudah modifikasi yaitu

kapasitas efektif alat
(kotak/jam)

288 kotak/jam.
400
Kapasitas Efektif Alat
(Kotak/Jam) sebelum
modifikasi

300
200

Kapasitas Efektif Alat
(Kotak/Jam) sesudah
modifikasi

100
0
Ulangan I

Ulangan II

Ulangan III

Gambar 4. Grafik kapasitas efektif alat sebelum dan sesudah modifikasi
Gambar 4 menunjukkan bahwa grafik kapasitas efektif alat sebelum dan
sesudah modifikasi memiliki perbedaan. Dimana kapasitas efektif alat sebelum
modifikasi lebih besar dari pada kapasitas efektif alat setelah dilakukan
modifikasi. Kapasitas efektif rata-rata sesudah modifikasi adalah 288 kotak/jam
sedangkan pada percobaan sebelumnya kapasitas efektif rata-rata yaitu 360
kotak/jam. Maka dari itu kapasitas efektif alat menjadi rendah, hal ini dikarenakan
alat yang dioperasikan berjalan sedikit lambat dari sebelumnya sehingga hasil
yang diperoleh lebih rendah (Lampiran 4).

Universitas Sumatera Utara

25

Kebutuhan Daya Listrik
Dalam pengukuran kebutuhan daya listrik pada alat penyemai benih padi
sistem dapog menggunakan alat yaitu wattmeter digital. Wattmeter digital
digunakan untuk mengetahui informasi mengenai daya yang masuk ke alat dan
wattmeter digital akan langsung dipasang ke arus listrik dan kabel pada alat, maka
hasilnya akan ditampilkan pada layar display LCD pada wattmeter digital.
Tabel 2. Perbandingan kebutuhan daya listrik sebelum dan sesudah modifikasi
Arus Listrik sebelum
Arus Listrik sesudah
Ulangan
modifikasi(Watt)
modifikasi (Watt)
I
240,0
210
II
238,5
209
III
234,0
209
Rata-Rata
237,5
209,3
Tabel 2 menunjukkan bahwa kebutuhan daya listrik tertinggi pada ulangan
pertama yaitu 210 watt, dan kebutuhan daya listrik terendah pada ulangan kedua
dan ketiga yaitu 209 watt, sehingga kebutuhan daya listrik rata-rata yaitu 209,3
watt. Pada percobaan sebelumnya kebutuhan daya listrik rata-rata yaitu 237,5
watt.

250
kebutuhan daya listrik (watt)

240

Kebutuhan daya listrik
(watt) sebelum
modifikasi

230
220
210

Kebutuhan daya listrik
(watt) sesudah
modifikasi

200
190
Ulangan I

Ulangan II

Ulangan III

Gambar 5. Grafik kebutuhan daya listrik sebelum dan sesudah modifikasi

Universitas Sumatera Utara

26

Gambar 5 menunjukkan bahwa grafik kebutuhan daya listrik sebelum dan
sesudah modifikasi memiliki perbedaan. Dimana kebutuhan daya listrik sesudah
modifikasi mengalami penurunan. Pada ulangan II dan ulangan III kebutuhan
daya listrik sebelum modifikasi mengalami penurunan sedangkan pada
kebutuhan daya listrik sesudah modifikasi ulangan II mengalami penurunan dan
pada ulangan III tidak ada penurunan daya listrik. Perubahan diameter puli pada
penjatah mempengaruhi kecepatan puli, semakin lambat kecepatan putaran
penjatah maka daya yang diperlukan semakin sedikit dan arus listrik yang masuk
mempengaruhi tinggi rendahnya daya listrik yang digunakan pada alat. Hal ini
sesuai dengan Suyamto (2009) yang menyatakan bahwa hubungan putaran (rpm)
dan daya (W) menunjukkan suatu hubungan nilai yang berbanding lurus antara
putaran (rpm) dan daya output (W).
Persentasi Daya Tumbuh
Benih yang berkualitas harus memiliki kulit biji secara utuh, butir biji
terisi penuh tidak ada yang kosong dan tidak terapung jika dimasukkan ke dalam
air garam. Cara mudah untuk memilih benih unggul yaitu dengan melakukan
perendaman benih selama 48 jam dengan air garam. Hal ini sesuai dengan
Wangiyana dkk. (2009) benih berkualitas unggul memiliki daya tumbuh yang
lebih dari 90% dengan ketentuan-ketentuan yaitu memiliki viabilitas atau dapat
mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya, memiliki kemurnian artinya
terbebas dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari benih
varietas lain dan terbebas dari biji herba serta hama dan penyakit. Benih yang
masuk ke hopper pada percobaan pertama, kedua dan ketiga berjumlah masingmasing 1000 butir.

Universitas Sumatera Utara

27

Tabel 3. Jumlah Benih Padi yang Jatuh di Tray
Benih yang Hilang
(butir)

Ulangan

Benih Utuh (butir)

Benih Rusak (butir)

I
II
III
Rata-rata

927
933
945

50
54
46

23
13
9

935

50

15

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada ulangan I jumlah benih utuh sebesar
927 butir, benih yang rusak 50 butir, dan benih yang hilang sebesar 23 butir. Pada
ulangan II jumlah benih utuh sebesar 933 butir, benih yang rusak 54 butir, dan
benih yang hilang sebesar 13 butir. Pada ulangan III jumlah benih utuh sebesar
945 butir, benih yang rusak 46 butir, dan benih yang hilang sebesar 9 butir.
Dengan rata-rata jumlah benih utuh padi yaitu sebesar 935 butir, rata-rata benih
yang rusak sebesar 50 butir dan rata-rata benih yang hilang sebesar 15 butir.
Benih yang rusak dan hilang pada ulangan I, II, dan III yaitu sebesar 65 butir.

1000

Benih yang jatuh di tray

900
800
Benih Utuh (butir)

700
600

Benih Rusak (butir)

500
400

Benih yang Hilang (butir)

300
200
100
0
Ulangan I

Ulangan II

Ulangan III

Gambar 6. Grafik jumlah benih yang jatuh di tray
Gambar 6 menunjukkan bahwa jumlah padi yang utuh paling sedikit
ulangan I dan jumlah benih utuh yang terbanyak pada ulangan III. Benih yang
paling banyak rusak pada ulangan II dan Benih yang paling sedikit rusak pada

Universitas Sumatera Utara

28

ulangan III. Benih yang paling banyak hilang pada ulangan I dan benih yang
hilang paling sedikit pada ulangan III.

Tabel 4. Persentasi daya tumbuh padi
Jumlah Benih yang Jumlah Benih yang
Ulangan
Utuh (butir)
Tumbuh (butir)
I
927
847
II
933
859
III
945
862
Rata-Rata
935
856

Persentasi Daya
Tumbuh (%)
91
92
91
91

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah benih padi yang banyak tumbuh pada
ulangan III yaitu sebesar 862 dan jumlah benih padi yang sedikit tumbuh pada
ulangan I yaitu sebesar 847. Persentasi daya tumbuh padi yang paling tinggi pada
ulangan II yaitu sebesar 92% dan persentasi daya tumbuh padi yang paling rendah
pada ulangan I dan ulangan III yaitu 91 %. Faktor yang mempengaruhi daya
tumbuh padi yaitu kebutuhan air pada tanaman, gangguan serangga, sedikitnya
cahaya matahari yang mengenai tanaman sehingga pertumbuhan tanaman sedikit
lambat dan membuat daun padi

menguning. Hal ini sesuai

dengan

Najim dkk (2007) yang menyatakan bahwa pemeliharaan bibit perlu dilakukan
agar bibit tanaman terkontrol dalam hal kebutuhan air ataupun dari serangan hama
dan penyakit. Keadaan tanaman yang kering atau kekurang air akan
mengakibatkan bibit menjadi tercekam dan tidak dapat tumbuh secara optimal.
Sehingga dari Tabel 4 diperoleh persentasi benih yang rusak sebesar 6,5% dan
jumlah benih yang tumbuh sebesar 91% dan 2,5% faktor lainnya (Lampiran 5).

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.

Metode optimum pada alat penyemai benih padi sistem dapog merupakan
suatu cara yang dilakukan untuk peningkatan kerja alat yang memiliki
fungsi untuk menyemai benih padi agar dapat tumbuh menjadi bibit padi
unggul dengan menggunakan aplikasi tray/kotak.

2.

Pada alat penyemai benih padi sistem dapog hal yang perlu di optimumkan
adalah kecepatan putaran penjatah, penambahan scraft, pengubahan
conveyor belt dan pengubahan bentuk pada tray.

3.

Kapasitas efektif rata-rata alat pada alat penyemai benih padi sistem dapog
menurun dari percobaan sebelumnya 360 kotak/jam menjadi 288 kotak/jam.

4.

Kebutuhan daya listrik alat penyemai benih padi sistem dapog setelah
dioptimalkan mengalami penurunan dari 237,5 watt menjadi 209,3 watt .

5.

Rata-rata jumlah benih yang utuh pada alat penyemai benih padi sistem
dapog yaitu sebesar 935 butir, rata-rata benih yang rusak yaitu sebesar 50
butir dan rata-rata benih yang hilang yaitu sebesar 15 butir.

6.

Persentasi benih yang rusak sebesar 6,5% dan jumlah benih yang tumbuh
sebesar 91% dan 2,5% faktor lainnya.

Universitas Sumatera Utara

30

Saran
1.

Pada saat pengoperasian alat penyemai benih padi sistem dapog harus
dilihat kebersihan alat agar alat dapat beroperasi secara optimal.

2.

Pada saat pengoperasian alat tray/kotak harus diletakkan sesuai pada hopper
agar bahan jatuh tepat pada tray dan tidak mengganggu jalannya tray.

3.

Pada alat penyemai benih padi sistem dapog harus menggunakan benih padi
yang utuh dan unggul agar daya tumbuh padi lebih seragam dan jatuhnya
padi menyebar disekitar tray dan tidak bertumpuk pada satu tempat.

4.

Tanah dan pupuk harus disaring terlebih dahulu dan harus kering untuk
mempermudah keseragaman dan penjatuhan bahan dari penjatah.

Universitas Sumatera Utara