Metode Optimum Pengoperasian Untuk Peningkatan Kerja Alat Penyemai Benih Padi Pada Sistem Dapog

TINJAUAN PUSTAKA

Padi
Padi adalah tanaman sejenis rumput-rumputan yang merupakan sumber
bahan makanan pokok untuk masyarakat indonesia. Padi merupakan tanaman
yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih dari 25 spesies,
tersebar di daerah tropis dan daerah subtropis, seperti Asia, Afrika, Amerika dan
Australia. Padi termasuk tanaman yang berumur pendek. Biasanya hanya berumur
kurang dari satu tahun dan berproduksi satu kali. Setelah tanaman padi berbuah
dan dipanen, tumbuhan padi akan langsung mati (Ina, 2007).
Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Padi
Padi termasuk dalam suku padi-padian, tanaman semusim, berakar
serabut, batang sangat pendek, buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat
dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3
mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari
disebut sekam. Sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam :
Kingdom

: Plantae

Divisio


: Spermatophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Graminales

Famili

: Graminae

Genus


: Oryza Linn

Spesies

: Oryza sativa L.

(Sulistyawati dan Nugraha, 2010).

Universitas Sumatera Utara

5

Kegiatan dalam bercocok tanam padi secara umum meliputi pembibitan,
persiapan lahan, pemindahan bibit atau tanam, pemupukan, pemeliharaan
(pengairan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit) dan panen. Di
Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan
sistem ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan hasil usahanya dengan cara
mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh
dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusahakan

didaerah sub tropika. Tanaman padi sawah memerlukan curah hujan antara 200
mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun dengan ketinggian tempat optimal 0-1500
mdpl. Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman padi 23°C. Intensitas sinar
matahari penuh tanpa naungan. Budidaya padi sawah dapat dilakukan disegala
musim. Pada musim kemarau, air harus tersedia untuk meningkatkan produksi.
Tanah yang baik untuk budidaya padi yaitu mengandung pasir, debu dan lempung
(Chairuman, 2013).

Penyemaian padi
Penyemaian padi dapat dilakukan dengan merendam benih padi selama 48
jam, hal ini dilakukan untuk mendapatkan benih padi yang unggul. Setelah itu
benih padi dapat di sebarkan dilahan secara acak tetapi usahakan lahan masih
kering. Kemudian lahan dibuat lembab dengan menyiramkan air secukupnya
kelahan yang telah di taburkan benih padi secara hati-hati. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan persemaian adalah pemilihan lokasi
persemaian meliputi luas persemaian, kebutuhan air, tenaga kerja, bahan
persemaian, benih bermutu, pelaksanaan persemaian termasuk tata waktu
penyelenggaraan persemaian dan pemeliharaan (Danu, 2012).

Universitas Sumatera Utara


6

Pemeliharaan bibit perlu dilakukan agar bibit tanaman terkontrol dalam
hal kebutuhan air ataupun dari serangan hama dan penyakit. Keadaan yang kering
atau kekurang air akan mengakibatkan bibit menjadi tercekam dan tidak dapat
tumbuh secara optimal. Para peneliti menyarankan perlunya mengurangi tingkat
pembibitan petani saat ini sebesar 149 kg/ha sampai tingkat penyemaian optimal
128 kg/ha untuk hasil yang lebih tinggi dan pengurangan biaya dalam penanaman.
Tanaman padi per tahun biasanya menghasilkan sekitar 72% dari total padi sawah
yang telah ditanam, hal ini perlu dilakukan optimasi pada penyemaian dan
penanaman padi agar hasil produksi semakin meningkat (Najim dkk., 2007).
Ada banyak macam hama yang menyerang padi pada fase penyemaian
bibit tanaman padi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan bibit menjadi
terganggu dan bahkan akan mematikan bibit. Hal ini tentunya akan dapat
minimalisasi jika lokasi semai terbebas dari hama penyakit serta di kelola oleh
petani yang mengerti dan dapat melaksanakan pembibitan padi dengan baik yang
di lengkapi sarana dan prasarana yang memadai, sehingga bibit padi yang
dihasilkan sesuai dengan kebutuhan (Auliaturridha, 2012).


Gambar 1. Benih padi

Universitas Sumatera Utara

7

Pupuk
Pemberian pupuk dilakukan pada proses penyemaian benih bertujuan
untuk mencukupi kebutuhan makanan pada benih padi sehingga akan
mempercepat proses pertumbuhan benih padi. Pupuk yang sering digunakan oleh
petani adalah pupuk alam (organik), pupuk buatan (anorganik). Jenis-jenis pupuk
organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi
bahan baku ada yang terbuat dari kotoran

hewan, hijauan atau

campuran

keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob,
bokashi, dan lainnya. Sedangkan dari sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair

maupun granul atau tablet. Pupuk organik seperti kotoran sapi dan unggas banyak
digunakan petani karena mudah untuk didapatkan (Myint dkk., 2010).
Teknologi pupuk organik sudah sangat berkembang pesat. Perkembangan
ini tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai
masalah yaitu rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah
kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena
itu, pemakaian pupuk organik sangat dianjurkan kepada petani untuk mengatasi
berbagai masalah tersebut (Daryanto, 2008).
Tanah
Tanah sawah dapat terbentuk dari tanah kering dan tanah basah atau tanah
rawa sehingga karakterisasi sawah-sawah tersebut akan sangat dipengaruhi oleh
bahan pembentuk tanahnya. Tanah sawah dari tanah kering umumnya terdapat di
daerah dataran rendah, dataran tinggi yang pada awalnya merupakan tanah kering
yang tidak pernah jenuh air, sehingga morfologinya akan sangat berbeda dengan
tanah sawah dari tanah rawa yang pada awalnya memang sudah jenuh air. Pada

Universitas Sumatera Utara

8


awalnya tanah harus diuji terlebih dahulu dengan mengambil dari beberapa
sampel agar dapat mengetahui karakteristik dan tekstur tanah sehingga cocok
untuk

penanaman

padi

dan

penggunaan

pupuk

yang

diberikan

(Yague dan Quilez, 2012).
Pengolahan tanah bertujuan untuk mengubah keadaan tanah yang akan

digunakan dengan alat tertentu sehingga memperoleh susunan tanah (struktur
tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah pada padi
diantaranya dengan pembersihan, pencangkulan, pembajakan dan penggaruan.
Sifat-sifat fisik tanah berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak
penggunaan (yang diharapkan dari tanah). Kekokohan dan kekuatan pendukung,
drainase dan kapasitas penyimpanan air, plastisitas, kemudahan ditembus akar,
aerasi, dan penyimpanan hara tanaman semuanya secara arat berkaitan dengan
kondisi fisik tanah (Prasetyo dkk., 2004).
Sistem Dapog
Pemanfaatan semai dapog adalah salah satu cara untuk agar bibit tanaman
terkontrol dalam hal kebutuhan air ataupun dari serangan hama dan penyakit,
dapat menentukan kualitas, kemampuan pertumbuhan bibit secara optimal setelah
dipindahkan ke lapangan, dan membuat pertumbuhan tanaman padi menjadi lebih
seragam. Dengan menggunakan semai dapog bibit bisa di buat kapan saja, jumlah
tidak terbatas, dan penggunaan tenaga kerja lebih sedikit. Selain itu dengan sistem
dapog dapat memudahkan pengiriman bibit untuk jarak dekat dan jauh, dengan
sistim dapog bibit yang dihasilkan lebih seragam dan baik (Vergara, 1972).
Media pembibitan padi pada sistem dapog yaitu tanah yang dipergunakan
dalam media semai padi dengan tray/dapok adalah tanah yang subur berasal dari


Universitas Sumatera Utara

9

pekarangan yang bebas dari tumpukan sampah atau tanah sawah, tanah
dikeringkan hingga kering betul selanjutnya dihancurkan sampai lembut
kemudian disaring dengan kawat saring ukuran 0,5 cm, kemudian tanah dicampur
dengan pupuk organik dengan perbandingan 4:1 (3 liter tanah/tray) terdiri dari
2,25 liter tanah + 0,75 liter pupuk organik atau Nitrogen 1gr/tray, Phosphate, 1
gr/tray Kalium, 1 gr/tray, kemudian diaduk rata. Padi yang diberikan nitrogen
akan membuat pertumbuhan padi lebih optimal namun hal ini harus sesuai dengan
kebutuhan tanaman padi itu sendiri agar hasil yang diperoleh lebih maksimal
(Moreno dkk., 2017).
Pembibitan dengan sistim dapog yaitu dapog/tray merupakan tempat
tumbuhnya bibit padi yang ditanam secara acak dengan cara ditabur pada media
tumbuh untuk disemaikan, ukuran dapog untuk mesin Jarwo Transplanter
mempunyai lebar 18,3 cm dan panjang sekitar 58 cm. Cara penyemaian dapog
dapat dilakukan langsung di lahan basah (sawah) ataupun di pekarangan rumah.
Kebutuhan benih per dapog persemaian adalah 90-100 gram. Tebal media tumbuh
untuk persemaian yaitu 2 cm - 3 cm. Umur bibit yang dapat ditanam 15 hari - 20

hari setelah semai. Tinggi bibit yang telah disarankan mencapai 15 cm - 20 cm
(BPPP Sulawesi Barat, 2016).
Untuk kotak persemaian berupa persemaian kering/kotak lalu diisi dengan
tanah setebal 1,2 cm dan ratakan. Selanjutnya taburkan benih padi ke atas tanah
sehingga total ketebalan tanah dan benih menjadi 1,5 cm, kemudian tutup dengan
tanah penutup (tanah bercampur dengan pupuk organik) setebal 0,5 cm lalu siram
dengan shower (BPPP, 2016).

Universitas Sumatera Utara

10

Pada alat sistem dapog dilakukan pemasangan scraft hal ini dilakukan agar
penyebaran tanah, benih dan pupuk merata sehingga pertumbuhan benih padi
merata dan mengurangi resiko pertumbuhan padi yang kerdil. Keseragaman yang
dilakukan pada tanaman ini akan meningkatkan produktivitas padi dan membuat
tanaman padi menjadi tanaman unggul, layak untuk ditanam pada lahan
persawahan dan hasil yang didapat akan lebih meningkat (Man dan Sami, 2009).

Gambar 2. Tray datar pada sistem dapog.


Gambar 3. Tray pada sistem dapog
Metode Optimum
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja
(sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya
untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

Universitas Sumatera Utara

11

termasuk keakuratannya. Sedangkan optimum proses untuk mencapai hasil yang
ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Jadi metode optimum yaitu
suatu kegiatan dengan melakukan penelitian terhadap suatu objek penelitian agar
hasil yang didapatkan efektif dan efisien (Nassiri dan Singh, 2009).
Metode optimum alat dilakukan pada pengujian sebelumnya kemudian
dilakukan pengujian lanjutan agar alat yang dioperasikan dapat digunakan sesuai
dengan ketentuan yang sudah ada dan hasil yang didapat lebih meningkatkan dari
pada yang sebelumnya. Produktivitas pada biaya alat dikurangi melalui
penggunaan sumber daya yang optimal yang menggunakan analisis energi. Maka
dari itu alat dirancang untuk menghemat energi manusia maupun mesin
(Muazu dkk., 2014).
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas efektif alat/ kapasitas kerja suatu alat atau mesin merupakan
kemampuan alat atau mesin untuk menghasilkan suatu produk (kg, ha, lt)
persatuan waktu (jam, menit, detik). Dari kapasitas efektif alat ini kita dapat
mengetahui dan mengatur waktu yang tepat setiap melakukan kerja dalam proses
produksi sehingga hasil produktivitas semakin meningkat. Kemampuan operator
dalam pengoperasian alat sangat di utamakan karena akan mempengaruhi nilai
kapasitas efektif alat itu sendiri (Daywin dkk, 2008).
Pulley
Pulley merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempermudah arah
gerak tali yang fungsinya untuk mengurangi gesekan (friction). Alat ini sudah
menjadi bagian dari sistem kerja suatu mesin, baik itu mesin industri maupun

Universitas Sumatera Utara

12

mesin kendaraan bermotor. Cara kerjanya sering digunakan untuk mengubah arah
dari gaya yang diberikan dan membuat gerak rotasi. Pada hal ini diameter puli
akan mempengaruhi kecepatan putaran alat sehingga penentuan puli harus
dilakukan perhitungan yang benar agar kecepatan putaran yang didapat layak
untuk pengoperasian alat. Diameter pulley dapat dinyatakan dalam :
D2=

n1 x D1
n2

...................................................................................................... (1)

keterangan :

D1 : Diameter pulley penggerak (mm)
D2 : Diameter pulley yang digerakan (mm)
n1 : Putaran pulley penggerak (rpm)
n2 : Putaran pulley yang digerakkan (rpm)
(Nur dkk., 2015)

Kecepatan putaran penjatah
Perhitungan kecepatan putaran penjatah ini dilakukan untuk melihat
peningkatan jumlah tanah, benih, dan pupuk yang jatuh ke tray agar sesuai dengan
ketentuan yang ada dengan ketebalan tanah yaitu 1,2 cm, benih sebesar 0,3 cm,
dan pupuk sebesar 0,5 cm. Kecepatan putaran penjatah dinyatakan dalam :
V=

P
T

x 60 s/menit........................................................................... (2)

Keterangan : V = Kecepatan putaran penjatah (rpm)
T = Waktu tray (s)
P = Putaran penjatah (putaran) (Sularso dan Suga, 2004).
Daya
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam
sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt. Hubungan putaran

Universitas Sumatera Utara

13

(rpm) dan daya (W) menunjukkan suatu hubungan nilai yang berbanding lurus
antara putaran (rpm) dan daya output (W).
HP =

���

5250

Keterangan

..................................................................................... (3)
HP

= Daya kuda motor (HP = 746 watt)

n

= Kecepatan putaran motor (rpm)

τ

= Torsi motor (lb ft) (Suyamto, 2009).

Daya Tumbuh Benih Padi
Benih berkualitas unggul memiliki daya tumbuh yang lebih dari 90%
dengan ketentuan-ketentuan yaitu memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan
kelangsungan pertumbuhannya, memiliki kemurnian artinya terbebas dari
kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari benih varietas lain
dan terbebas pula dari biji herba serta hama dan penyakit. Karena belum
optimalnya penggunaan sistem tanam padi maka perlu dilakukan proses penanam
menggunakan alat agar daya tumbuh padi semakin tinggi dan pertumbuhan padi
itu sendiri menjadi lebih seragam (Wangiyana dkk., 2009).

Universitas Sumatera Utara